snnt nely bedah

Upload: naily-hosen

Post on 07-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    1/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Struma adalah pembesaran kelenjar tiroid yang disebabkan oleh penambahan

     jaringan kelenjar tiroid itu sendiri. Pembesaran kelenjar tiroid ini ada yang

    menyebabkan perubahan fungsi pada tubuh dan ada juga yang tidak mempengaruhi

    fungsi. Struma merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai sehari-hari, dengan

    anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti, struma dengan atau tanpa kelainan

    fungsi metabolisme dapat didiagnosis secara tepat.

    Struma nodosa atau struma adenomatosa terutama di temukan di daerah

     pegunungan karena defisiensi iodium. Struma endemik ini dapat dicegah dengan

    substitusi iodium. Di luar daerah endemik, struma nodosa ditemukan secara insidental

    atau pada keluarga tertentu. Etiologinya umumnya multifaktorial. Biasanya tiroid

    sudah membesar sejak usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada saat

    dewasa.

    Surey epidemiologi untuk struma endemik sering ditemukan di daerah

     pegunungan seperti pegunungan !lpen, "imalaya, Bukit Barisan dan daerah

     pegunungan lainnya. #ntuk struma toksika prealensinya $% kali lebih sering pada

    wanita dibanding pria. Pada wanita ditemukan &%-&' kasus dari $.%%% wanita,

    sedangkan pria $-( dari $.%%% pria.

    Struma multinodosa biasanya ditemukan pada wanita berusia lanjut, dan

     perubahan yang terdapat pada kelenjar berupa hiperplasia sampai bentuk inolusi.

    )ebanyakan struma multinodosa dapat dihambat oleh tiroksin.

    Penderita struma nodosa biasanya tidak mengalami keluhan karena tidak ada

    hipotiroidisme atau hipertiroidisme. *odul mungkin tunggal, tetapi kebanyakan

     berkembang menjadi multinoduler yang tidak berfungsi.

    Degenerasi jaringan menyebabkan kista atau adenoma. )arena

     pertumbuhannya yang sering berangsur-angsur, struma dapat menjadi besar tanpa

    gejala kecuali benjolan di leher. Sebagian penderita dengan struma nodosa dapat

    hidup dengan strumanya tanpa gangguan.

    BAB II

    1

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    2/25

    TINJAUAN PUSTAKA

     Anatomi Kelenjar Tiroid

    )elenjar tiroid merupakan satu-satunya kelenjar endokrin yang membuat

    hormon tiroid yang memegang peranan penting dalam berbagai proses metabolisme

    dan aktifitas fisiologik sistem tubuh manusia. +leh sebab itu hormon tiroid harus ada

    secara terus-menerus dan tidak mengalami gangguan sintesis maupun mekanisme

    regulasi agar dapat mempertahankan proses metabolisme dan aktifitas fisiologik 

    dalam tubuh. Daid , Sabiston., &%$$

    )elenjar tiroid terdiri dari tiga lobus, yaitu lobus de/tra, lobus sinistra dan isthmus

    yang terletak di bagian tengah. )adang-kadang dapat ditemukan bagian keempat yaitu

    lobus piramidalis yang letaknya di atas isthmus agak ke kiri dari garis tengah. 0obus

    ini merupakan sisa jaringan embrional tiroid yang masih tertinggal.

    Gambar 1. Anatomi Tiroid 

    )elenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin murni terbesar. )elenjar tiroid

    terletak di bagian bawah leher, kelenjar ini memiliki dua bagian lobus yangdihubungkan oleh ismus yang masing-masing berbetuk lonjong berukuran panjang

    &,(-( cm, lebar $,( cm, tebal $-$,( cm dan berkisar $%-&% gram. )elenjar tiroid sangat

     penting untuk mengatur metabolisme dan bertanggung jawab atas normalnya kerja

    setiap sel tubuh. )elenjar ini memproduksi hormon tiroksin 12 dan triiodotironin

    13 dan menyalurkan hormon tersebut ke dalam aliran darah. 1erdapat 2 atom

    yodium di setiap molekul 12 dan 3 atom yodium pada setiap molekul 13. "ormon

    tersebut dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid 1S" thyroid stimulating 

    hormone) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. 4odium adalah bahan

    2

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    3/25

    dasar pembentukan hormon 13 dan 12 yang diperoleh dari makanan dan minuman

    yang mengandung yodium.2 5ambar anatomi tiroid dapat dilihat di bawah ini.

    Gambar 2. Kelenjar Tiroid .

    Di bagian entral kelenjar tiroid ditutupi oleh muskulus sternotiroid dan

    sternohioid. Pada bagian posterior kelenjar tiroid terdapat sulkus trakeosefagus yang

    di dalamnya terdapat nerus laringeus rekuren. *erus ini mempersarafi otot-otot pita

    suara, sehingga pada pengangkatan kelenjar tiroid sering terjadi suara serak atau

    hilang akibat cedera pada nerus ini. Persarafan kelenjar tiroid 6

    $. Ganglion simpatis dari truncus sympaticus cericalis media dan inferior &.  Parasimpatis, yaitu *. laryngea superior dan *. laryngea recurrens cabang

     *.agus

    7askularisasi kelenjar tiroid berasal dari 6

    $. !. 1iroidea superior yang merupakan cabang dari !. arotis E/terna

    &. !. 1iroidea 8nferior yang merupakan cabang dari !. Subclaia

    3. !. 1iroidea 8ma yang merupakan cabang dari !rcus !orta

    3

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    4/25

    Gambar 3.  Perdarahan Kelenjar Tiroid 

    !rteri tiroid ima merupakan arteri yang paling sering menimbulkan resiko

     perdarahan yang berat jika arteri ini mengalami cedera. !liran darah tiroid berkisar 

    antara 2-9 ml:menit:gram. Pada keadaan hipertiroidisme aliran darah dapat meningkat

    sampai $ liter:menit sehingga pada pemeriksaan fisik dapat teraba dan pada auskultasi

    terdengar sebagai bising aliran darah di ujung bawah kelenjar bruit Daid ,

    Sabiston., &%$$.

    i!iolo"i Tiroid

    )elenjar tiroid merupakan suatu kelenjar endokrin yang mensekresikan

    hormon 1iroksin atau 12, triiodotironin atau 13 dan kalsitonin. Di dalam darah

    sebagian besar 13 dan 12 terikat oleh protein plasma yaitu albumin, 1hyro/in

    Binding Pre !lbumin 1BP! dan 1hyro/in Binding 5lobulin 15B. Sebagian kecil

    13 dan 12 bebas beredar dalam darah dan berperan dalam mengatur sekresi 1S". .

    "ormon tiroid dikendalikan oleh thyroid-stimulating hormone 1S" yang

    dihasilkan lobus anterior  glandula hypofise  dan pelepasannya dipengaruhi oleh

    thyrotropine-releasing hormone 1;" . Proses yang dikenal sebagai negatie

    feedback sangat penting dalam pengeluaran hormone tiroid ke sirkulasi.   )elenjar 

    4

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    5/25

    thyroid juga mengeluarkan calcitonin dari parafolicular cell , yang dapat menurunkan

    kalsium serum berpengaruh pada tulang 5uyton < "all, &%%'.

    Gambar 4. Fisiologi Hormon Tiroid

    =ungsi hormon tiroid antara lain 6

    $ meningkatkan kecepatan metabolisme

    & efek kardiogenik 

    3 simpatogenik 

    2 pertumbuhan dan sistem saraf 

    5

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    6/25

    De#ini!i Str$ma

    Struma adalah pembesaran pada kelenjar tiroid yang biasanya terjadi karena

    folikel-folikel terisi koloid secara berlebihan. Setelah bertahun-tahun sebagian folikel

    tumbuh semakin besar dengan membentuk kista dan kelenjar tersebut menjadi

    noduler. Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara

    klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme.

    Dampak struma terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang

    dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ di sekitarnya. Di bagian posterior 

    medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus. Struma dapat mengarah ke

    dalam sehingga mendorong trakea, esophagus dan pita suara sehingga terjadi

    kesulitan bernapas dan disfagia. "al tersebut akan berdampak terhadap gangguan

     pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan dan elektrolit. Bila pembesaran keluar maka

    akan memberi bentuk leher yang besar dapat asimetris atau tidak, jarang disertai

    kesulitan bernapas dan disfagia.

    Etiolo"i

    Penyebab utama struma nodosa ialah karena kekurangan yodium Black and "awks,

    &%%>. Defisiensi yodium dapat menghambat pembentukan hormon tiroid oleh

    kelenjar. "al tersebut memungkinkan hipofisis mensekresikan 1S" dalam jumlah

    yang berlebihan. 1S" kemudian menyebabkan sel-sel tiroid mensekresikan

    tiroglobulin dalam jumlah yang besar ke dalam folikel, dan kelenjar menjadi

     bertambah besar. Penyebab lainnya karena adanya cacat genetik yang merusak 

    metabolisme yodium, konsumsi goitrogen yang tinggi yang terdapat pada obat, agen

    lingkungan, makanan, sayuran, kerusakan hormon kelenjar tiroid, gangguan

    hormonal dan riwayat radiasi pada kepala dan leher ;ehman dkk, &%%9.

    Penyebab pasti pembesaran kelenjar tiroid pada struma nodosa tidak diketahui, namun

    hal yang mendasari pertumbuhan nodul pada struma nodosa non toxic adalah respon

    dari sel-sel folikular tiroid yang heterogen dalam satu kelenjar tiroid pada tiap

    indiidu. Dalam satu kelenjar tiroid yang normal, sensitiitas sel-sel dalam folikel

    yang sama terhadap stimulus 1S" dan faktor perumbuhan lain 85= dan E5= sangat

     berariasi. 1erdapat sel-sel autonom yang dapat bereplikasi tanpa stimulasi 1S" dan

    sel-sel sangat sensitif 1S" yang lebih cepat bereplikasi. Sel- sel akan bereplikasi

    6

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    7/25

    menghasilkan sel dengan sifat yang sama. Sel-sel folikel dengan daya replikasi yang

    tinggi ini tidak tersebar merata dalam satu kelenjar tiroid sehingga akan tumbuh

    nodul-nodul.

    Kla!i#i%a!i Str$ma

    Pembesaran kelenjar tiroid kecuali keganasan ?enurut !merican society for Study

    of 5oiter membagi 6

    $. Struma *on 1o/ic Diffusa

    &. Struma *on 1o/ic *odusa

    3. Struma 1o/ic Diffusa

    2. Struma 1o/ic *odusa

    8stilah 1oksik dan *on 1oksik dipakai karena adanya perubahan dari segi fungsifisiologis kelenjar tiroid seperti hipertiroid dan hipotyroid, sedangkan istilah nodusa

    dan diffusa lebih kepada perubahan bentuk anatomi.

    Struma nodosa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal yaitu ;oy, &%$$6

    a. Berdasarkan jumlah nodul6 bila jumlah nodul hanya satu disebut struma

    nodosa soliter uninodosa dan bila lebih dari satu disebut struma multinodosa.

     b. Berdasarkan kemampuan menyerap yodium radioaktif, ada tiga bentuk nodul

    tiroid yaitu nodul dingin, hangat, dan panas. *odul dingin apabila penangkapan yodium tidak ada atau kurang dibandingkan dengan bagian tiroid

    sekitarnya. "al ini menunjukkan aktiitas yang rendah. *odul hangat apabila

     penangkapan yodium sama dengan sekitarnya. 8ni berarti fungsi nodul sama

    dengan bagian tiroid lainnya. Dan nodul panas bila penangkapan yodium lebih

     banyak dari sekitarnya. )eadaan ini memperlihatkan aktiitas yang berlebih.

    c. Berdasarkan konsistensinya lunak, kistik, keras dan sangat keras.

    Struma nodosa memiliki beberapa stadium, Pere@ membagi klasifikasi menjadi6

    0ewinski, &%%& 6

    $ Derajat %6 tidak teraba pada pemeriksaan

    & Derajat 86 teraba pada pemeriksaan, terlihat hanya kalau kepala ditegakkan

    3 Derajat 886 mudah terlihat pada posisi kepala normal

    2 Derajat 8886 terlihat pada jarak jauh.

    Pada keadaan tertentu derajat % dibagi menjadi6

    a Derajat %a6 tidak terlihat atau teraba tidak besar dari ukuran normal.

     b Derajat %b6 jelas teraba lebih besar dari normal, tetapi tidak terlihat bila

    kepala ditegakkan.

    7

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    8/25

    Berdasakan fisiologisnya struma dapat diklasifikasikan sebagai berikut 6

    a. E$tiroidi!me

    Eutiroidisme adalah suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan

    stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal sedangkan kelenjar hipofisis

    menghasilkan 1S" dalam jumlah yang meningkat. 5oiter atau struma semacm ini

     biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pembesaran pada leher yang jika terjadi

    secara berlebihan dapat mengakibatkan kompresi trakea.

    b. Hi&otiroidi!me

    "ipotiroidisme adalah kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid sehingga

    sintesis dari hormon tiroid menjadi berkurang. )egagalan dari kelenjar untuk 

    mempertahankan kadar plasma yang cukup dari hormon. Beberapa pasien

    hipotiroidisme mempunyai kelenjar yang mengalami atrofi atau tidak mempunyai

    kelenjar tiroid akibat pembedahan:ablasi radioisotop atau akibat destruksi oleh

    antibodi autoimun yang beredar dalam sirkulasi. 5ejala hipotiroidisme adalah

     penambahan berat badan, sensitif terhadap udara dingin, dementia, sulit

     berkonsentrasi, gerakan lamban, konstipasi, kulit kasar, rambut rontok, mensturasi

     berlebihan, pendengaran terganggu dan penurunan kemampuan bicara. 5ambar 

     penderita hipotiroidisme dapat terlihat di bawah ini.

    Gambar '. Hipotiroid 

    (. Hi&ertiroidi!me

    8

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    9/25

    Dikenal juga sebagai tirotoksikosis atau 5raes yang dapat didefenisikan sebagai

    respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang

     berlebihan. )eadaan ini dapat timbul spontan atau adanya sejenis antibodi dalam

    darah yang merangsang kelenjar tiroid, sehingga tidak hanya produksi hormon yang

     berlebihan tetapi ukuran kelenjar tiroid menjadi besar. 5ejala hipertiroidisme berupa

     berat badan menurun, nafsu makan meningkat, keringat berlebihan, kelelahan, leboh

    suka udara dingin, sesak napas. Selain itu juga terdapat gejala jantung berdebar-debar,

    tremor pada tungkai bagian atas, mata melotot eksoftalamus, diare, haid tidak 

    teratur, rambut rontok, dan atrofi otot. 5ambar penderita hipertiroidisme dapat terlihat

    di bawah ini.

    Gambar ). Hipertiroid 

    Berda!ar%an Klini!n*a

    Secara klinis pemeriksaan klinis struma toksik dapat dibedakan menjadi sebagai

     berikut 6

    a. Str$ma To%!i% 

    Struma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu struma diffusa toksik dan struma nodusa

    toksik. 8stilah diffusa dan nodusa lebih mengarah kepada perubahan bentuk anatomi

    dimana struma diffusa toksik akan menyebar luas ke jaringan lain. Aika tidak 

    diberikan tindakan medis sementara nodusa akan memperlihatkan benjolan yang

    secara klinik teraba satu atau lebih benjolan struma multinoduler toksik.

    9

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    10/25

    Struma diffusa toksik tiroktosikosis merupakan hipermetabolisme karena jaringan

    tubuh dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah. Penyebab

    tersering adalah penyakit 5rae gondok eksoftalmik:e/ophthalmic goiter, bentuk 

    tiroktosikosis yang paling banyak ditemukan diantara hipertiroidisme lainnya.

    Perjalanan penyakitnya tidak disadari oleh pasien meskipun telah diiidap selama

     berbulan-bulan. !ntibodi yang berbentuk reseptor 1S" beredar dalam sirkulasi darah,

    mengaktifkan reseptor tersebut dan menyebabkan kelenjar tiroid hiperaktif.

    ?eningkatnya kadar hormon tiroid cenderung menyebabkan peningkatan

     pembentukan antibodi sedangkan turunnya konsentrasi hormon tersebut sebagai

    hasilpengobatan penyakit ini cenderung untuk menurunkan antibodi tetapi bukan

    mencegah pembentukyna. !pabila gejala gejala hipertiroidisme bertambah berat dan

    mengancam jiwa penderita maka akan terjadi krisis tirotoksik. 5ejala klinik adanya

    rasa khawatir yang berat, mual, muntah, kulit dingin, pucat, sulit berbicara dan

    menelan, koma dan dapat meninggal.

    b. Str$ma Non To%!i% 

    Struma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi menjadi struma

    diffusa non toksik dan struma nodusa non toksik. Struma non toksik disebabkan oleh

    kekurangan yodium yang kronik. Struma ini disebut sebagai simple goiter, struma

    endemik, atau goiter koloid yang sering ditemukan di daerah yang air minumya

    kurang sekali mengandung yodium dan goitrogen yang menghambat sintesa hormone

    oleh @at kimia.

    !pabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul, maka pembesaran ini

    disebut struma nodusa. Struma nodusa tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme dan

    hipotiroidisme disebut struma nodusa non toksik. Biasanya tiroid sudah mulai

    membesar pada usia muda dan berkembang menjadi

    multinodular pada saat dewasa. )ebanyakan penderita tidak mengalami keluhan

    karena tidak ada hipotiroidisme atau hipertiroidisme, penderita datang berobat karena

    keluhan kosmetik atau ketakutan akan keganasan. *amun sebagian pasien mengeluh

    adanya gejala mekanis yaitu penekanan pada esofagus disfagia atau trakea sesak 

    napas, biasanya tidak disertai rasa nyeri kecuali bila timbul perdarahan di dalam

    10

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    11/25

    nodul.

    Struma non toksik disebut juga dengan gondok endemik, berat ringannya endemisitas

    dinilai dari prealensi dan ekskresi yodium urin. Dalam keadaan seimbang maka

    yodium yang masuk ke dalam tubuh hampir sama dengan yang diekskresi lewat urin.

    )riteria daerah endemis gondok yang dipakai Depkes ;8 adalah endemis ringan

     prealensi gondok di atas $% -C &% , endemik sedang &% - &> dan endemik 

     berat di atas 3% .

    Pato#i!iolo"i

    4odium merupakan bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon

    tiroid. Bahan yang mengandung yodium diserap usus, masuk kedalam sirkulasi darah

    dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tiroid. Dalam kelenjar, yodium dioksida

    menjadi bentuk yang aktif yang distimulasikan oleh Tiroid Stimulating Hormon

    1S" kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel koloid.

    Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin 12 dan

    molekul triiodotironin 13. 1iroksin 12 menunjukan pengaturan umpan balik 

    negatif dari seksesi 1S" dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedangkan 13

    merupakan hormon metabolik yang tidak aktif. !kibat kekurangan yodium maka

    tidak terjadi peningkatan pembentukan 12 dan 13, ukuran folikel menjadi lebih besar 

    dan kelenjar tiroid dapat bertambah berat sekitar 3%%-(%% gram. Beberapa obat dan

    keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolisme tiroid sekaligus

    menghambat sintesis tiroksin 12 dan melalui rangsangan umpan balik negatif 

    meningkatkan pelepasan 1S" oleh kelenjar hipofisis. )eadaan ini menyebabkan

     pembesaran kelenjar tiroid. Biasanya tiroid mulai membesar pada usia muda dan

     berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa. )arena pertumbuhannya berangsur- angsur, struma dapat menjadi besar tanpa gejala kecuali benjolan di leher.

    Sebagian besar penderita dengan struma nodosa dapat hidup dengan strumanya tanpa

    keluhan. alaupun sebagian struma nodosa tidak mengganggu pernafasan karena

    menonjol kebagian depan, sebagian lain dapat menyebabkan penyempitan trakea bila

     pembesarannya bilateral.

    PATHWAYS STRUMA NODOSA NON TOKSIK (SNNT)

    Masa pertumbuhan, pubertas, menstruasi,

     11

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    12/25

    +ani#e!ta!i Klini!

    Beberapa penderita struma nodosa non toxic tidak memiliki gejala sama sekali. Aika

    struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan gangguan

     pada respirasi dan juga esofhagus tertekan sehingga terjadi gangguan menelan.

    Peningkatan seperti ini jantung menjadi berdebar-debar, gelisah, berkeringat, tidak 

    tahan cuaca dingin, dan kelelahan. Beberapa diantaranya mengeluh adanya gangguan

    menelan, gangguan pernapasan, rasa tidak nyaman di area leher, dan suara yang serak.

    Pemeriksaan fisik struma nodosa non toxic berfokus pada inspeksi dan palpasi leher 

    untuk menentukan ukuran dan bentuk nodular. 8nspeksi dilakukan oleh pemeriksayang berada di depan penderita yang berada pada posisi duduk dengan kepala sedikit

    Kebutuhan tiroksin

    iperplasi !an in"olusi

    %o!ularitas kelen#ar

    t$roi!&irkulasi !arah

    'skemia

    (e)enerasi kelen#ar t$roi! *+brosis, nekrosis,

    kalsi+kasi, pembentukan kista, per!arahan

    -bstruksi pa!a trakeaersihan #alan

    na as ti!ak

    &trumektomi/tiroi!ektomi

    ipokalsemia &araf larin)eal/nervus

    recurrent  teramputasi

     erputusn$a kontinuitas

     #arin)an

    esti )an))uan

    komunikasi

    esiko

    i!era tetani

    esti

    infeksi

    %$eri

    12

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    13/25

    fleksi atau leher sedikit terbuka. Aika terdapat pembengkakan atau nodul, perlu

    diperhatikan beberapa komponen yaitu lokasi, ukuran, jumlah nodul, bentuk diffus

    atau noduler kecil, gerakan pada saat pasien diminta untuk menelan dan pulpasi pada

     permukaan pembengkakan.

    Pada pemeriksaan status lokalis struma nodosa, dibedakan dalam hal 6

    $. Aumlah nodul satu soliter atau lebih dari satu multipel.

    &. )onsistensi lunak, kistik, keras atau sangat keras

    3. *yeri pada penekanan ada atau tidak ada

    2. Perlekatan dengan sekitarnya ada atau tidak ada.

    (. Pembesaran kelenjar getah bening di sekitar tiroid 6 ada atau tidak ada.

    Pemeriksaan dengan metode palpasi dimana pasien diminta untuk duduk, leher 

    dalam posisi fleksi. Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba tiroid dengan

    menggunakan ibu jari kedua tangan pada tengkuk penderita. Struma nodosa tidak 

    termasuk kanker tiroid, tapi tujuan utama dari ealuasi klinis adalah untuk 

    meminimalkan risiko terhadap kanker tiroid.

    DIAGN,SIS

    Diagnosis struma nodosa non toksik ditegakkan berdasarkan anamnesis,

     pemeriksaan fisik, penilaian resiko keganasan, dan pemeriksaan penunjang.

    Pada umumnya struma nodosa non toksik tidak mengalami keluhan karena tidak ada

    hipo- atau hipertiroidisme. Biasanya tiroid mulai membesar pada usia muda dan

     berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa. )arena pertumbuhannya

     berangsur-angsur, struma dapat menjadi besar tanpa gejala kecuali benjolan di leher.

    Sebagian besar penderita dengan struma nodosa dapat hidup dengan strumanya tanpa

    keluhan.

    alaupun sebagian struma nodosa tidak mengganggu pernafasan karena

    menonjol ke depan, sebagian lain dapat menyebabkan penyempitan trakea bila

     pembesarannya bilateral. Struma nodosa unilateral dapat menyebabkan pendorongan

    sampai jauh ke arah kontra lateral. Pendorongan demikian mungkin tidak 

    mengakibatkan gangguan pernafasan. Penyempitan yang berarti menyebabkan

    gangguan pernafasan sampai akhirnya terjadi dispnea dengan stridor inspirator.

    )eluhan yang ada ialah rasa berat di leher. Sewaktu menelan trakea naik untuk 

    menutup laring dan epiglotis sehingga terasa berat karena terfiksasi pada trakea.

    13

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    14/25

    Pemeriksaan pasien dengan struma dilakukan dari belakang kepala penderita

    sedikit fleksi sehingga muskulus sternokleidomastoidea relaksasi, dengan demikan

    tiroid lebih mudah diealuasi dengan palpasi. 5unakan kedua tangan bersamaan

    dengan ibu jari posisi di tengkuk penderita sedang keempat jari yang lain dari arah

    lateral mengeeluasi tiroid serta mencari pole bawah kelenjar tiroid sewaktu penderita

    disuruh menelan.

    Pada struma yang besar dan masuk retrosternal tidak dapat di raba trakea dan

     pole bawah tiroid. )elenjar tiroid yang normal teraba sebagai bentukan yang lunak 

    dan ikut bergerak pada waktu menelan. Biasanya struma masih bisa digerakkan ke

    arah lateral dan susah digerakkan ke arah ertikal. Struma menjadi terfiksir apabila

    sangat besar, keganasan yang sudah menembus kapsul, tiroiditis dan sudah ada

     jaringan fibrosis setelah operasi.

    #ntuk memeriksa struma yang berasal dari satu lobus misalnya lobus kiri

     penderita, maka dilakukan dengan jari tangan kiri diletakkan di mediall di bawah

    kartilago tiroid, lalu dorong benjolan tersebut ke kanan. )emudian ibu jari tangan

    kanan diletakkan di permukaan anterior benjolan. )eempat jari lainnya diletakkan

     pada tepi belakang muskulus sternokleidomastoideus untuk meraba tepi lateral

    kelenjar tiroid tersebut.

    Pada pemeriksaan fisik nodul harus dideskripsikan6

    a. lokasi6 lobus kanan, lobos kiri, ismus

     b. ukuran6 dalam sentimeter, diameter panjang

    c. jumlah nodul6 satu uninodosa atau lebih dari satu multinodosa

    d. konsistensinya6 kistik, lunak, kenyal, keras

    e. nyeri6 ada nyeri atau tidak pada saat dilakukan palpasi

    f. mobilitas6 ada atau tidak perlekatan terhadap trakea, muskulus

    sternokleidomastoidea

    g. pembesaran kelenjar getah bening di sekitar tiroid6 ada atau tidak.

    Pada inspeksi leher dibatasi di cranial oleh tepi rahang bawah, di kaudal oleh

    kedua tulang selangka dan tepi cranial sternum, di lateral oleh pinggir depan m.

    trape@ius kiri dan kanan. )edua m. sternocleidomastoideus selalu jelas terlihat, dan

     pada garis tengah dari cranial ke kaudal terdapat tulang hyoid serta kartilago tiroid,

    krikoid, dan trakea.

    14

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    15/25

    Pada palpasi dapat dilakukan pada pasien dalam sikap duduk atau berbaring,

    dengan kepala dalam sikap fleksi ringan supaya regangan otot pita leher tidak 

    mengganggu palpasi. Pada sikap duduk dilakukan pemeriksaan dari belakang

     penderita maupun dari depan. Sedangkan pada sikap berbaring digunakan bantal tipis

    di bawah kepala. 1ulang hyoid, kartilago tiroid dan krikoid sampai cincin kedua

    trakaea biasanya mudah diraba di garis tengah. incin trakea yang lebih kaudal makin

    sukar diraba karena trakea mengarah ke dorsal. Pada gerakan menelan, seluruh trakea

     bergerak naik turun. Satu-satunya struktur lain yang turut dengan gerakan ini adalah

    kelenjar tiroid atau sesuatu yang berasal dari kelenjar tiroid.

    Sekitar ( struma nodosa mengalami keganasan. Di klinik perlu dibedakan

    nodul tiroid jinak dan nodul ganas yang memiliki karakteristik6

    $ )onsistensi keras pada beberapa bagian atau menyeluruh pada nodul dan

    sukar digerakkan, walaupun nodul ganas dapat mengalami degenerasi kistik 

    dan kemudian menjadi lunak.

    & Sebaliknya nodul dengan konsistensi lunak lebih sering jinak, walaupun

    nodul yang mengalami kalsifikasi dapat dtemukan pada hiperplasiaadenomatosa yang sudah berlangsung lama.

    3 8nfiltrasi nodul ke jaringan sekitarnya merupakan tanda keganasan,

    walaupun nodul ganas tidak selalu mengadakan infiltrasi. Aika ditemukan

     ptosis, miosis dan enoftalmus "orner syndrome merupakan tanda infiltrasi

    atau metastase ke jaringan sekitar.

    2 &% nodul soliter bersifat ganas sedangkan nodul multipel jarang yang ganas,

    tetapi nodul multipel dapat ditemukan 2% pada keganasan tiroid

    ( *odul yang muncul tiba-tiba atau cepat membesar perlu dicurgai ganas

    terutama yang tidak disertai nyeri. !tau nodul lama yang tiba-tiba membesar 

     progresif.

    9 *odul dicurigai ganas bila disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening

    regional atau perubahan suara menjadi serak.

    ' Pulsasi arteri karotis teraba dari arah tepi belakang muskulus sternokleido

    mastoidea karena desakan pembesaran nodul BerryFs sign.

    15

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    16/25

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    17/25

    Pemerikasaan laboratorium yang digunakan dalam diagnosa penyakit tiroid

    terbagi atas6

    $ Pemeriksaan untuk mengukur fungsi tiroid.

    Pemerikasaan hormon tiroid dan 1S" paling sering menggunakanradioimmuno-assay ;8! dan cara en@yme-linked immuno-assay

    E08S! dalam serum atau plasma darah. Pemeriksaan 12 total dikerjakan

     pada semua penderita penyakit tiroid, kadar normal pada orang dewasa 9%-

    $(% nmol:0 atau (%-$&% ng:d0 13 sangat membantu untuk 

    hipertiroidisme, kadar normal pada orang dewasa antara $,%-&,9 nmol:0

    atau %,9(-$,' ng:d0 1S" sangat membantu untuk mengetahui

    hipotiroidisme primer di mana basal 1S" meningkat 9 m#:0. )adang-

    kadang meningkat sampai 3 kali normal.

    & Pemeriksaan untuk menunjukkan penyebab gangguan tiroid.

    !ntibodi terhadap macam-macam antigen tiroid ditemukan pada serum

     penderita dengan penyakit tiroid autoimun.

    a antibodi tiroglobulin

     b antibodi mikrosomal

    c antibodi antigen koloid ke dua !& antibodies

    d antibodi permukaan sel cell surface antibody

    e thyroid stimulating hormone antibody 1S!

    Pemeriksaan radiologis dengan foto rontgen dapat memperjelas adanya deiasi

    trakea, atau pembesaran struma retrosternal yang pada umumnya secara klinis pun

    sudah bisa diduga, foto rontgen leher Lposisi !P dan 0ateral diperlukan untuk ealuasi

    kondisi jalan nafas sehubungan dengan intubasi anastesinya, bahkan tidak jarang

    intuk konfirmasi diagnostik tersebut sampai memelukan 1-scan leher.

    #S5 bermanfaat pada pemeriksaan tiroid untuk6

    $ Dapat menentukan jumlah nodul

    & Dapat membedakan antara lesi tiroid padat dan kistik,

    3 Dapat mengukur olume dari nodul tiroid

    2 Dapat mendeteksi adanya jaringan kanker tiroid residif yang tidak 

    menangkap iodium, yang tidak terlihat dengan sidik tiroid.

    ( Pada kehamilan di mana pemeriksaan sidik tiroid tidak dapat dilakukan,

     pemeriksaan #S5 sangat membantu mengetahui adanya pembesaran

    tiroid.

    9 #ntuk mengetahui lokasi dengan tepat benjolan tiroid yang akan dilakukan

     biopsi terarah

    17

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    18/25

    ' Dapat dipakai sebagai pengamatan lanjut hasil pengobatan.

    Pemeriksaan tiroid dengan menggunakan radio-isotop dengan memanfaatkan

    metabolisme iodium yang erat hubungannya dengan kinerja tiroid bisa

    menggambarkan aktifitas kelenjar tiroid maupun bentuk lesinya. Penilaian fungsi

    kelenjar tiroid dapat juga dilakukan karena adanya sistem transport pada membran sel

    tiroid yang menangkap iodida dan anion lain. 8odida selain mengalami proses trapping

     juga ikut dalam proses organifikasi, sedangkan ion pertechnetate hanya ikut dalam

     proses trapping. #ji tangkap tiroid ini berguna untuk menentukan fungsi dan sekaligus

    membedakan berbagaii penyebab hipertiroidisme dan juga menentukan dosis iodium

    radioaktif untuk pengobatan hipertiroidisme.

    #ji tangkap tiroid tidak selalu sejalan dengan keadaan klinik dan kadar hormon

    tiroid. Pemeriksaan dengan sidik tiroid sama dengan uji angkap tiroid, yaitu dengan

     prinsip daerah dengan fungsi yang lebih aktif akan menangkap radioaktiitas yang

    lebih tinggi.

    Pemerikasaan histopatologis dengan biopsi jarum halus fine needle aspiration

     biopsy =*!B akurasinya I%. "al ini perlu diingat agar jangan sampai menentukan

    terapi definitif hanya berdasarkan hasil =*!B saja.

    Berikut ini penilaian =*!B untuk nodul tiroid.

    $ Ainak negatif

    1iroid normal

     *odul koloid

    )ista

    1iroiditis subakut

    1iroiditis "ashimoto

    & uriga indeterminate

     *eoplasma sel folikuler  *eoplasma "urthle

    1emuan kecurigaan keganasan tai tidak pasti

    3 5anas positif

    )arsinoma tiroid papiler 

    )arsinoma tiroid meduler 

    )arsinoma tiroid anaplastik.(

    Pemeriksaan potong beku 7 M 7ries coupe pada operasi tiroidektomi

    diperlukan untuk meyakinkan bahwa nodul yang dioperasi tersebut suatu keganasanatau bukan. 0esi tiroid atau sisa tiroid yang dilakukan 7 dilakukan pemeriksaan

    18

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    19/25

     patologi anatomis untuk memastika n proses ganas atau jinak serta mengetahui jenis

    kelainan histopatologis dari nodul tiroid dengan parafin block.

    Penatala%!anaan

    Pilihan terapi nodul tiroid6

    a. 1erapi supresi dengan hormon leotirosin

    b. Pembedahan

    (. 8odium radioaktif 

    d. Suntikan etanol

    e. S Guided !aser Therapy

    #. +bserasi, bila yakin nodul tidak ganas.

    8ndikasi operasi pada struma adalah6

    a. struma difus toksik yang gagal dengan terapi medikamentosa

    b. struma uni atau multinodosa dengan kemungkinan keganasan

    (. struma dengan gangguan tekanan

    d. kosmetik.

    )ontraindikassi operasi pada struma6

    a struma toksika yang belum dipersiapkan sebelumnya

    b struma dengan dekompensasi kordis dan penyakit sistemik yang lain yang

     belum terkontrol

    ( struma besar yang melekat erat ke jaringan leher sehingga sulit digerakkan

    yang biasanya karena karsinoma. )arsinoma yang demikian biasanya

    sering dari tipe anaplastik yang jelek prognosanya. Perlekatan pada trakea

    ataupun laring dapat sekaligus dilakukan reseksi trakea atau laringektomi,

    tetapi perlekatan dengan jaringan lunak leher yang luas sulit dilakukan

    eksisi yang baik.

    d struma yang disertai dengan sindrom ena kaa superior. Biasanya karena

    metastase luas ke mediastinum, sukar eksisinya biarpun telah dilakukan

    sternotomi, dan bila dipaksakan akan memberikan mortalitas yang tinggi

    dan sering hasilnya tidak radikal.

    Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah nodul

    tiroid tersebut !$!&e% mali"na atau !$!&e% beni"na.

    Bila nodul tersebut  suspe" maligna  dibedakan atas apakah kasus tersebut

    o&erabel  atau ino&erabel. Bila kasus yang dihadapi inopera#el   maka dilakukan

    19

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    20/25

    tindakan bio&!i in!i!i  dengan pemeriksaan histopatologi secara blok parafin.

    Dilanjutkan dengan tindakan deb$l%in" dan radia!i e%!terna ata$

    %-emoradiotera&i.

    Bila nodul tiroid suspek maligna tersebut opera#el dilakukan tindakan

    i!t-molobe%tomi dan &emeri%!aan &oton" be%$ /0 1.

    !da ( kemungkinan hasil yang didapat 6

    $ 0esi jinak.

    ?aka tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan obserasi

    & )arsinoma papilare.

    Dibedakan atas risiko tinggi dan risiko rendah berdasarkan klasifikasi

    !?ES.

    a Bila risiko rendah tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan obserasi.

     b Bila risiko tinggi dilakukan tindakan tiroidektomi total.

    3 )arsinoma folikulare.

    Dilakukan tindakan tiroidektomi total

    2 )arsinoma medulare.

    Dilakukan tindakan tiroidektomi total

    ( )arsinoma anaplastik.

    a Bila memungkinkan dilakukan tindakan tiroidektomi total.

     b Bila tidak memungkinkan, cukup dilakukan tindakan debulking

    dilanjutkan dengan radiasi eksterna atau khemoradioterapi.

    Bila nodul tiroid secara klinis suspek benigna dilakukan tindakan NAB

    Biopsi Aarum "alus . !da & kelompok hasil yang mungkin didapat yaitu 6

    $ "asil =*!B !$!&e% mali"na  foliculare Pattern4 dan  Hurthle Cell 4.

    Dilakukan tindakan i!t-molobe%tomi den"an &emeri%!aan &oton" be%$

    seperti diatas.

    & "asil =*!B beni"na. 

    Dilakukan tera&i !$&re!i TSH dengan tablet 1hyra/ selama 9 bulankemudian diealuasi, bila nodul tersebut men"e(il diikuti dengan tindakan

    20

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    21/25

    ob!er5a!i  dan apabila nodul tersebut tida% ada &er$ba-an ata$

    bertamba- be!ar  sebaiknya dilakukan tindakan i!t-molobe%tomi

    den"an &emeri%!aan &oton" be%$ seperti diatas.

    Ba"an Penatala%!anaan Nod$l Tiroid

    Peran Pera6at Dalam Post Operative Care Pada Pa!ien Den"an Str$ma Nodo!a

     Non Toxic

    Pembedahan tiroid dapat menyebabkan komplikasi potensial yang fatal selama fase

    awal pasca operasi. Penting untuk memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk 

    mendeteksi tanda dan gejala awal dari komplikasi potensial yang mungkin terjadi dan

    21

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    22/25

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    23/25

    maka kerusakan ini akan dianggap permanen.

    "ipokalsemia pasca tiroidektomi terjadi pada $ N (% pembedahan )aramanakos et

    al, &%$%. Penyebab hipokalsemia multifaktorial. Penyebab yang paling umum adalah

    kerusakan pada kelenjar paratiroid. 5ejala hipoparatiroidisme timbul pada &2 N '&

     jam pasca operasi. Pasien akan menunjukkan rendahnya kadar kalsium dalam darah

    atau hipokalsemia dan rasa kesemutan di ekstrimitas. Pengkajian 1rousseauFs dan

    hostekFs signs dilakukan untuk mengindikasikan hipokalsemia. 1rousseauFs  sign

    merupakan kejang yang disebabkan oklusi pada arterial dengan manset tekanan darah.

    Trousseau%s sign dilakukan dengan mengkompresi lengan atas dengan manset

    tensimeter,kembangkan manset tekanan darah sampai sekitar &% mm"g di atas

    tekanan sistolik dan tahan & N ( menit, dimana mula-mula timbul rasa kesemutan pada

    ujung ekstremitas, lalu timbul kejang pada jari-jari dan tangan. hostekFs  sign

    dilakukan dengan memukul ringan & cm di depan tragus telinga bagian telinga yang

    menonjol kecil di daerah pipi:jambang. hostekFs sign terdiri atas

    kedutan pada otot yang dipersarafi oleh saraf fasial ketika saraf tersebut ditekan

    sekitar & cm. hostekFs sign memiliki beberapa tingkat, yaitu 6

    • 5rade $6 kedutan di sudut bibir• 5rade &6 kedutan di hidung

    • 5rade 36 kedutan di mata

    • 5rade 26 kedutan di otot-otot wajah.

    Pemberian kalsium karbonat dosis tinggi dapat diberikan pada pasien dengan

    hipokalsemia. Pasien dengan hipokalsemia yang parah dapat diberikan interensi

    kolaborasi terapi intraena dengan $% ml $% glukonat selama lima menit kemudian

    infus lanjutan &a'l %,> dengan 3% N 2% ml dari $% kalsium glukonat per &2 jamsampai total kadar kalsium mencapai nilai normal I,9 N $%,3 mg:d0

    K,+PLIKASI

    )omplikasi yang dapat terjadi adalah perubahan kearah keganasan a tiroid

    23

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    24/25

    DATA7 PUSTAKA

    Daid , Sabiston. Buku !jar Bedah Sabiston. !hli Bahasa, Petrus !ndrianto,

    1iman 8.S. Editor Edisi Bahasa 8ndonesia, Aonatan +swari. Aakarta, E5, &%$$ 6 2$( N 

    23%.

    5race., P! < Borley., *.;. &%%'. Surgery at a glance. Edisi 3. !lih bahasa

    dr. 7idhia #mami. Aakarta 6 Erlangga ?edical Series.

    5uyton < "all. Buku !jar =isiologi )edokteran. Ed. $$ &%%'. Aakarta6 E5

    )aramanakos S*, et al. &%$%. 'omplications and ris" factorsrelated to the

    extent of surgeryin thyroidectomy( results from *+, procedures. HormonesAthens*

    5reece. >, 2, 3$I-3&(.

    )ariadi )S Sri "artini, Sumual !., Struma *odosa *on 1oksik <

    "ipertiroidisme 6 Buku !jar 8lmu Pneyakit Dalam, Edisi )eiga, Penerbit =)#8,

    Aakarta, $>>9 6 '('-''I.

    0ewinski, !. &%%&. The pro#lem of goitre /ith particular consideration of 

     goitre resulting from iodine deficiency 0)( 'lassification* diagnostics and treatment.

    Style Sheet 6 http6::www.nel.edu:&3O2:*E0&3%2%&;%2O0ewinski.htm Diakses pada

    Senin, $2 maret &%$9 pukul $I63% .

    0iberty )im ", )elenjar 1iroid 6 Buku 1eks 8lmu Bedah, Ailid Satu, Penerbit

    Binarupa !ksara, Aakarta, $>>' 6 $(-$>.

    ;. Sjamsuhidajat, et al. Buku !jar 8lmu Bedah, Edisi 1iga, Aakarta 6 E5,

    &%$%.

    ;ehman, S#., "utchison, =*., Basile, A*. &%%9. Goitre in 1lder Adults.

    Aournal of !ging "ealth. & (. I&3 N I3$. #S! 6 ?edical enter and ?edical

    #niersity of South arolina.

    ;oberts A., < =enech, 1. &%$%. 1ptimising patient management #efore and 

    24

  • 8/19/2019 Snnt Nely Bedah

    25/25

    after surgery. *ursing ?anagement. $', 9, &&-&2.

    ;oy, ". &%$$. Short text#oo" of surgery ( /ith focus on clinical s"ills. *ew

    Delhi 6 Aaypee Brothers ?edical Publishers

    idjosono, 5aritno, Sistem Endokrin 6 Buku !jar 8lmu Bedah. Editor 

    Syamsuhidayat ;.Aong B, Edisi ;eisi, E5, Aakarta, $>>' 6 >&(->(&.

    Schteingert Daid E., Penyakit )elenjar 1iroid, Patofisiologi, Edisi )eempat,

    Buku Dua, E5, Aakarta, $>>( 6 $%'$-$%'I.

    Sudoyo, dkk. &%%>. 2u"u ajar ilmu penya"it dalam. Ailid 888 Edisi 7. Aakarta 6

    8nterna Publishing.

    1onacchera, ?., Pinchera, !., < 7itty, P., &%%>. Assesment of nodular goiter.

    Aournal of best practice < research clinical endocrinology and metabolism. Pisa 6

    Elseier.