sni air minum kemasan

8
Menimbang Mengingat '.10 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 69/M-IND/PER/7/2009 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMOK) SECARA WAJIB DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa dalam rangka mendorong peningkatan daya saing, menciptakan persaingan usaha yang sehat, menjamin kesehatan, keamanan, keselamatan konsumen dan melestarikan fungsi lingkungan hidup, perlu mengatur kembali ketentuan pengaturan Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Air Minum Dalam Kemasan (AMOK) Secara Wajib; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,. perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian; 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 1DO,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 34~5); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establising the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564);

Upload: rahmi-puspita-sari

Post on 20-Oct-2015

181 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

REALLY OKEEE

TRANSCRIPT

  • Menimbang

    Mengingat

    '.10

    MenteriPerindustrianRepublikIndonesia

    PERATURANMENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR: 69/M-IND/PER/7/2009

    TENTANG

    PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMOK)SECARA WAJIB

    DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

    a. bahwa dalam rangka mendorongpeningkatandaya saing,menciptakan persaingan usaha yang sehat, menjaminkesehatan, keamanan, keselamatan konsumen danmelestarikanfungsi lingkunganhidup,perlumengaturkembaliketentuan pengaturan Pemberlakuan Standar NasionalIndonesia(SNI) Air Minum Dalam Kemasan(AMOK) SecaraWajib;

    b. bahwa berdasarkanpertimbangansebagaimana dimaksudpada huruf a,. perlu dikeluarkan Peraturan MenteriPerindustrian;

    1. Undang-UndangNomor5 Tahun 1984tentangPerindustrian(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun 1984Nomor22,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3274);

    2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992tentangKesehatan(LembaranNegara Republik IndonesiaTahun 1992 Nomor1DO,TambahanLembaranNegara RepublikIndonesiaNomor34~5);

    3. Undang-UndangNomor 7 Tahun 1994 tentangPengesahanAgreement Establising the World Trade Organization(PersetujuanPembentukanOrganisasi PerdaganganDunia)(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun 1994Nomor57,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3564);

  • Peraturan Menteri PerindusJ.[i5!J;1RINemer: 69/M-IND/PE~I/2009

  • Peraturan Menteri Perindustrian RI

    Nomor: 69/M-INDjPER/7/2009

    "),12. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang

    Keamanan,MutudanGizi Pangan (LembaranNegaraRepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4424);

    13.KeputusanPresidenRepublik IndonesiaNomor 187/MTahun2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatusebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir denganKeputusanPresiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun2007;

    14.PeraturanPresidenRepublik IndonesiaNbmor9 Tahun 2005tentangKedudukan,Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi.danTata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesiasebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir denganPeraturanPresidenRepublikIndonesiaNomor94Tahun2006;

    15.PeraturanPresidenRepublikIndonesiaNomor10 Tahun2005tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I KementerianNegara RepublikIndonesiasebagaimanatelah beberapakalidiubahterakhirdenganPeraturanPresidenRepublikIndonesiaNomor17Tahun2007;

    16.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907/MENKES/SKNII/2002 tentangSyarat-SyaratDan Pengawasan PengawasanKualitasAir Minum;

    17.Keputusan Menteri Perindustriandan PerdaganganNomor634/MPP/Kep/9/2002 tentang Ketentuan dan Tata CaraPengawasanBarangdanatauJasa Yang BeredarDiPasar;

    -18. Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan Nomor705/MPP/Kep/11/2003tentangPersyaratanTeknis IndustriAirMinumDalamKemasandanPerdagangannya;

    19.PeraturanMenteriPerindustrianNomor 01/M-IND/PER/3/2005tentangOrganisasidanTata KerjaDepartemenPerindustrian;

    20.PeraturanMenteriPerindustrianNomor 19/M-IND/PER/5/2006tentangStandardisasi,Pembinaandan PengawasanStandarNasionallndonesiaBidangIndustri;

    21. Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor107/KEP/BSN/5/2006tentang Penetapan 6 (enam) StandarNasionallndonesia;

    3

  • Menetapkan

    PeraturanMenteriPerindustrianRINomor: 69/M-rnD/PER/7/2009

    '),MEMUTUSKAN:

    PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANGPEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) AIRMINUM DALAM KEMASAN (AMOK)SECARA WAJIB.

    Pasal 1

    DalamPeraturanMenteriiniyangdimaksuddengan:

    1. Air Minum DalamKemasan,yang disingkatAMOK adalahairbakuyangtelahdiproses,dikemasdanamandiminum.

    2. Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar NasionalIndonesia yang disingkat SPPT-SNI adalah Sertifikatyangdiberikankepadaprodusenyangmampumenghasilkanbarangdanataujasa sesuaidenganpersyaratanSNI.

    3. KomiteAkreditasiNasionalyangdisingkatKAN adalahLembaganon strukturalyang beradadi bawah dan bertanggungjawabkepada Presiden dan berwenang untuk mengakreditasilembaga/laboratoriumuntukmelakukankegiatansertifikasi.

    4. Lembaga Sertifikasi Produk yang disingkat LSPro adalahlembaga yang melakukan kegiatan sertifikasi produkPenggunaanTandaSNI.

    5. DirekturJenderal Pembina Industriadalah DirekturJenderalIndustriAgrodanKimia,DepartemenPerindustrian.

    6. Petugas PengawasStandar Barang dan atau Jasa di Pabrik~yang selanjutnyadisebutPPSP adalahPegawai~NegeriSipil di

    pusatataudaerahyangditunjukdengansuratpejabatpembinaindustriuntukmelakukanpengawasanbarangdan ataujasa dipabrikyangSNI-nyatelahdiberlakukansecarawajib.

    7. Kepala BPPI adalah Kepala Badan Penelitian danPengembanganIndustri,DepartemenPerindustrian.

    8. Kepala Dinas Provinsi adalah Kepala Dinas Provinsiyangmelaksanakan tugas urusan pemerintahan di bidangperindustrian.

    9. KepalaDinasKabupaten/KotaadalahKepalaDinasKabupaten/KotayangmelaksanakantLigasurusanpemerintahandi bidangperindustrian.

    4

  • Peraturan Menteri Perindustrian RINomor: 69/M-IND/PER17/2009

    '),Pasal2

    (1)MemberlakukanStandar Nasional Indonesia, SNI 01-3553-2006AMOK ataurevisinyasecarawajib,yangmeliputi:

    a. Air Mineral(Kode HS Ex 2201.10.00.00);danatau

    b. Air Oemineral(KodeHS Ex 2201.90.90.00).

    (2)Air Mineral sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf amerupakanair minum dalam kemasan yang mengandungmineraldalamjumlahtertentutanpamenall)bahkanmineral.

    (3) Air Oemineralsebagaimanadimaksudpada ayat (1) huruf bmerupakanair minumdalamkemasanyangdiperolehmelaluiproses pemurnian secara destilasi, deionisasi, reverseosmosisatau prosessetara.

    Pasal 3

    Perusahaan yang memproduksiAMOK sebagaimanadimaksuddalamPasal2 wajib:

    a. menerapkanSNI dan memiliki SPPT-SNI sesuai denganketentuanSNI AMOK;

    b. membubuhkantandaSNI AMOK padasetiapprodukkemasandanataulabel;dan

    c. membubuhkantulisan"AirMineral" atau"AirOemineral"padasetiapkemasandanataulabel.

    -- Pasal 4

    Setiap AMOK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yangdiperdagangkandi dalamnegeriyang berasaldari hasil produksidalam negeri atau impor wajib memenuhi ketentuan SNIsebagaimanadimaksuddalamPasal 3.

    Pasal 5

    (1) PenerbitanSPPT-SNI sebagaimanadimaksuddalamPasal 3hurufa, dilaksanakanoleh LSPro yang telahdiakreditasiolehKAN atauyangditunjukolehMenteriPerindustrian.

    (2) PenerbitanSPPT-SNI sebagaimanadimaksudpada ayat (1)dilakukanmelalui:

    5

  • Peraturan Menteri Perindustrian RI

    Nomor: 69/M-IND/PER/7/2009

    !'),

    a. pengujiankesesuaianmutu produk sesuai SNI 01-3553-2006 atau revisinya;dan

    b. audit penerapan sistem manajemen mutu SNI 19-9001-2001/1S0 9001:2000ataurevisinyaatausistemmanajemenmutu lainnyayang diakui.

    (3) Pengujiansebagaimanadimaksudpadaayat(2) hurufa dapatdisubkontrakkankepada laboratoriumpenguji yang telahdiakreditasioleh KAN/ditunjuk Menteri Perindustrianataudisubkontrakkanpada laboratoriumpenguji di luar negeri,sepanjangtelah mempunyaiPerjanjian Saling Pengakuanatau Mutual RecognitionArrangement(MRA) antara KANdengan badan akrediatasinegara yang bersangkutan,sertaperjanjianbilateralatau multilateraldi bidangregulasiteknisnegarayangbersangkutandengannegaraRepublikIndonesia.

    (4) Audit penerapan sistem manajemen mutu sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b dilaksanakanberdasarkanjaminan yang dikeluarkanoleh Lembaga SertifikasiSistemMutuyangtelahdiakreditasiolehKAN ataubadanakreditasidiluarnegeriyangmemilikiPerjanjianSaling PengakuandenganKAN.

    Pasal 6

    (1) LSPro sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)melaporkan hasil sertifikasinyakepada Oirektur JenderalPembina Industri dengan tembusan kepada Kepala BPPI,Kepala Oinas Provinsi dan Kepala Oinas Kabupaten/Kota

    _tempat lokasipabrik.

    (2) LSPro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukanpengawasanpenggunaantanda SNI AMOK atas SPPT-SNIyangtelahditerbitkannya.

    Pasall

    (1) AMOK sebagaimanadimaksuddalamPasal 2 yangberasaldariimpor, yang memasuki daerah Pabean Indonesia wajibmemenuhi ketentuan SNI sebagaimana dimaksud dalamPasal 3. .

    (2) AMOK impor yang tidak memenuhiketentuansebagaimanadimaksudpada ayat (1) dilarangmasuk ke daerah PabeanIndonesiadanharusdieksporkembaliataudimusnahkan.

    6

  • Peraturan Menteri Perindustrian RI

    Nomor: 69/M-IND/PER/7/2009

    "),

    Pasal 8

    (1) PembinaandanpengawasanterhadappelaksanaanpenerapanSNI AMOK sebagaimanadimaksudpada Pasal 2 dilakukanolehOirekturJenderalPembinaIndustriyangdilaksanakanolehPPSP sekurang-kurangnya1 (satu)kalidalamsetahun.

    (2) Oalammelakukanpengawasansebagaimanadimaksudpadaayat(1),OirekturJenderalPembinaIndustridapatberkoordinasidengan Kepala Oinas Provinsi dan atau Kepala OinasKabupaten/Kota.

    (3) Kepala BPPI melaksanakanpembinaanterhadap LembagaPenilaian Kesesuaian dalam rangka penerapanSNI AMOKsecarawajibsebagaimanadimaksuddalamPasal2.

    Pasal 9

    Oirektur Jenderal PembinaIndustrimenetapkanPetunjukteknispelaksanaanPeraturanMenteriini.

    Pasal 10

    Pelaku usaha yang melakukanpelanggaranterhadapketentuandalam Peraturan Menteriini dikenakan sanksi sesuai denganketentuanperaturanperundang-undangan.

    Pasal11

    Pelaku~usahayang telah memilikiSPPT-SNI AMOK- sebelumberlakuPeraturanMenteriini, harus menyesuaikanproduksidanSPPT-SNlnya berdasarkanketentuandalamPeraturanMenteriiniselambat-Iambatnya12 (duabelas)bulansejaktanggalditetapkanPeraturanMenteriini.

    Pasal 12

    Oengan diberlakukanPeraturan Menteri ini, Surat KeputusanMenteri Perindustrian Nomor 120/M/SK/10/1990 tentangPenerapanStandarIndustriIndonesia (SII) dan PemakaianTandaSII SecaraWajib BagiAir MinumOalamKemasan(SII. 2040-90),dicabutdandinyatakantidakberlaku.

  • Peraturan Menteri Perindustrian RINomor: 69/M-IND/PER/7/2009

    '"Pasal 13

    PeraturanMenteriini mulaiberlaku6 (enam)bulansejaktanggalditetapkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri inidiundangkan dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublikIndonesia.

    Ditetapkandi Jakartapadatanggal 3 Juli 2009

    MENTERI PERINDUSTRIAN RI

    ttd

    FAHMIIDRIS

    Diundangkandi Jakartapadatanggal 3 Juli 2009

    MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA

    ttd

    ANDI MATTALATTA

    BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIATAHUN 2009NOMOR : 177-

    SalinansesuaidenganaslinyaSekretariatJenderal

    enPerindustriandanOrganisasi

    ;0