skripsi_hafid emb

77
METODE PENGUKURAN DAN PENGAKUAN REKENING-REKENING LAPORAN KEUANGAN UNTUK PENGHITUNGAN ZAKAT MAL PERUSAHAAN; STUDI KASUS CV. ADI KOMUNIKA ENTERPRISE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nahdlatul Ulama Jepara Disusun oleh: HAFID JUNAIDI NIM 0220000177 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NAHDLATUL ULAMA JEPARA 2006

Upload: novian-hari

Post on 01-Jul-2015

5.042 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: skripsi_HAFID EMB

METODE PENGUKURAN DAN PENGAKUANREKENING-REKENING LAPORAN KEUANGAN

UNTUK PENGHITUNGANZAKAT MAL PERUSAHAAN;

STUDI KASUS CV. ADI KOMUNIKAENTERPRISE

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syaratuntuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

pada Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu EkonomiNahdlatul Ulama Jepara

Disusun oleh:

HAFID JUNAIDINIM 0220000177

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMINAHDLATUL ULAMA

JEPARA2006

Page 2: skripsi_HAFID EMB

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

METODE PENGUKURAN DAN PENGAKUANREKENING-REKENING LAPORAN KEUANGAN

UNTUK PENGHITUNGAN ZAKAT MAL PERUSAHAAN;STUDI KASUS CV. ADI KOMUNIKA ENTERPRISE

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi pada

program S1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nahdlatul Ulama Jepara.

Nama : HAFID JUNAIDI

NIM : 0220000177

Program Studi : Akuntansi

Disetujui Oleh Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. DUL MU’ ID, M.Si, Akt A. BADARUDIN L, SE

Tgl ........................................... Tgl ..................................

Page 3: skripsi_HAFID EMB

iii

HALAMAN PENGESAHAN

METODE PENGUKURAN DAN PENGAKUANREKENING-REKENING LAPORAN KEUANGAN

UNTUK PENGHITUNGAN ZAKAT MAL PERUSAHAAN;STUDI KASUS CV. ADI KOMUNIKA ENTERPRISE

Nama Penyusun : HAFID JUNAIDI

NIM : 0220000177

Program Studi : Akuntansi

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Penguji Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Nahdlatul Ulama Jepara.

Pada hari Minggu, tanggal 16 Juli 2006

Penguji I Penguji II

Drs. DUL MU’ ID, M.Si, Akt Drs. DIDIK ARDIYANTO, M.Si, Akt

Mengesahkan

Ketua Jurusan Akuntansi

Drs. DUL MU’ ID, M.Si, Akt

Page 4: skripsi_HAFID EMB

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

xx‚‚$$ ­­ƒƒ ÎÎ))ß߉‰ çç77 ÷÷èè ttRRyy‚‚$$ ­­ƒƒ ÎÎ)) uurrÚÚúúüü ÏÏèè ttGG óó¡¡ nnSS

Thee do we worship, and Thine aid we seek.

Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanyaHanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya

kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.

Skripsi yang sederhana ini kupersembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu yang tercinta

2. Para Sahabatku yang selalu menemani

3. Seluruh umat Islam pada khususnya dan umat Manusia

pada umumnya

Page 5: skripsi_HAFID EMB

v

ABSTRAKSI

Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatukesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Diharapkan jugainformasi akuntansi berguna dalam penghitungan zakat yang benar atau sesuaisyariah. Untuk itu diperlukan adanya penyesuaian pengukuran dan pengakuansejumlah rekening-rekening pada laporan keuangan, karena tidak semua metodeakuntansi yang biasa dipakai sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Dalamskripsi ini bertujuan untuk menerapkan metode pengukuran dan penilaian rekeninguntuk penghitungan zakat mal perusahaan. Dalam studi kasus ini, peneliti mencobamenerapkannya pada CV Adi Komunika Enterprise yang merupakan perusahaandengan bentuk usaha dagang dan jasa.

Pendekatan penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode terapan ataupengembangan. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan penerapan teoriakuntansi syariah dan hukum zakat dalam rangka memecahkan masalahpenghitungan zakat mal CV Adi Komunika Enterprise. Analisis kualitatif lebihbanyak digunakan dalam skripsi ini dengan menguraikan data dengan caramemberikan pengertian, penjelasan dan penaksiran pada data yang dianalisis.Analisis ini akan digunakan dalam penentuan pengukuran dan pengakuan rekeninglaporan keuangan untuk penghitungan zakat mal dan penentuan rekening yangdimasukkan dalam penghitungan zakat mal perusahaan, yang didasarkan padalandasan teori yang digunakan penulis. Barulah setelah itu secara kuantitatifpenghitungan zakat dilakukan.

Hasil analisis dalam skripsi ini menunjukkan bahwa CV Adi KomunikaEnterprise masih menggunakan metode pengukuran dan pengakuan yangkonvensional, maka dalam penghitungan zakatnya diperlukan penyesuaian metodepengukuran dan pengakuannya. Perubahan yang terjadi terutama pada metodepengukuran persediaan perusahaan. Karena CV Adi Komunika Enterprise memakaikos historis sebagai atribut yang diukurnya dalam mengukur nilai persediaannya.Sedangkan untuk penghitungan zakat, nilai pada saat penghitungan zakat (currentvalue) merupakan atribut yang diukur sebagai penilaian aset perusahaan, lebihtepatnya menggunakan harga jual sekarang (current exit price). Dengan mengacupada aturan harta benda yang wajib dizakati, maka rekening-rekening yangberhubungan dengan penghitungan zakat pada CV Adi Komunika Enterprise secaragaris besar terdiri dari tiga golongan utama yakni; Kas, Persediaan, dan Utang. Zakatmal CV Adi Komunika Enterprise dihitung dengan cara mengurangkan utangterhadap jumlah kas dan persediaan dan mengalikannya dengan tarif zakat sebesar2,575% atas dasar periode akuntansi selama 1 (satu) tahun masehi sebagai haulnya.

Page 6: skripsi_HAFID EMB

vi

KATA PENGANTAR

Seiring dengan rasa syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ ala atas segala

rahmat, hidayah dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan, sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “’ Metode Pengukuran

dan Pengakuan Rekening-Rekening Laporan Keuangan untuk Penghitungan Zakat

Mal Perusahaan; studi kasus CV. Adi Komunika Enterprise” ini merupakan hasil

karya penulis yang merupakan tugas akhir studi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Nahdlatul Ulama (STIENU) Jepara.

Metode Pengukuran dan Pengakuan rekening menempati level kedua dalam

kerangka konseptual akuntansi. Sedangkan pada level pertama kerangka konseptual

menjelaskan tujuan pelaporan keuangan. Tentu saja hemat penulis perbedaan tujuan

pelaporan keuangan dapat menyebabkan perbedaan pada metode pengukuran dan

pengakuan rekening-rekening laporan keuangan.

Pelaporan keuangan yang bertujuan untuk mempertanggungjawabkan

muammalah kepada Sang Pemilik yang hakiki yakni Allah SWT seperti yang banyak

digariskan oleh pakar-pakar akuntansi syariah, merupakan kontruksi dari penggunaan

“metrafora amanah” dan “metafora zakat” dalam pekerjaan akuntansi yang

bernafaskan Islam. Sehingga diperlukan adanya metode pengukuran dan pengakuan

yang dapat diterima untuk tujuan tersebut.

Informasi tentang zakat merupakan salah satu informasi yang tidak dapat

dihindari oleh akuntansi syari’ ah. Disamping itu kita juga tidak dapat memungkiri

bahwa penerapan akuntansi syariah secara menyeluruh belumlah dapat dilakukan

Page 7: skripsi_HAFID EMB

vii

karena kurangnya perkembangan akuntansi syariah yang relatif dipandang baru ini.

Maka dalam skripsi ini, penulis menggunakan laporan keuangan perusahaan yang

telah tersedia yang tentu saja masih menggunakan cara-cara konvensional dan

penulis menyesuaikan metode pengukuran dan pengakuannya.

Neraca merupakan laporan keuangan yang diperlukan untuk mengetahui

besarnya zakat perusahaan. Zakat perusahaan itu sendiri besarnya adalah 2,575%

dikalikan hasil pengurangan kewajiban (utang) atas harta yang wajib dizakati (dari

hasil analisis merupakan kelompok aktiva lancar) dimana menggunakan haul 1 tahun

masehi seperti periode akuntansi konvensional. Tentu saja dalam pengukuran dan

pengakuan rekening-rekening neraca telah disesuaikan dengan aturan syariah.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis berusaha untuk mengumpulkan

landasan-landasan teori untuk dapat melakukan penerapan metode pengukuran dan

pengakuan rekening-rekening laporan keuangan untuk penghitungan zakat mal

perusahaan.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa bantuan dan bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesa-

besarnya kepada:

1. Bapak dan Ibu serta kedua adikku yang tercinta yang selalu memberi semangat

dan motivasi dalam hidup ini.

2. Bapak H. Setiyono, SE. MM. Selaku Ketua STIENU Jepara.

3. Bapak Drs. Dul Mu’ id, MSi. Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi STIENU

Jepara sekaligus sebagai Pembimbing I Skripsi ini.

Page 8: skripsi_HAFID EMB

viii

4. Bapak Badaruddin Latief, SE. Selaku dosen pembimbing selama penulis

menimba ilmu di STIENU Jepara sekaligus sebagai Pembimbing II Skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen beserta segenap karyawan STIENU Jepara atas segala

bantuan dan dorongan kepada penulis.

6. Bapak Ir. Adi Sucipto Musa selaku Direktur CV Adi Komunika Enterprise yang

telah memberikan izin riset, penjelasan serta bantuannya kepada penulis dalam

menyusun skripsi ini.

7. Bapak Rudy SH yang telah mengizinkan penulis dalam penggunaan komputer

untuk penulisan skripsi ini.

8. Segenap karyawan Eldiana yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini

dengan memberikan informasi yang penulis butuhkan.

9. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku baik yang di kampus maupun di luar yang

tak mungkin kusebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan kita.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah dengan

ikhlas, memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

penulisan skripsi ini.

Namun penulis menyadaari pula bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.

Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan.

Jepara, 1 Juni 2006

Penulis

Page 9: skripsi_HAFID EMB

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................iv

ABSTRAKSI............................................................................................................v

KATA PENGANTAR .............................................................................................vi

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................1

1.2. Ruang Lingkup Masalah .....................................................................3

1.3. Perumusan Masalah ............................................................................4

1.4. Tujuan Penelitian................................................................................4

1.5. Kegunaan Penelitian ...........................................................................5

1.6. Sistematika Penulisan .........................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................8

2.1. Pengertian Zakat ................................................................................8

2.2. Persyaratan Harta Benda yang Wajib Dizakati ...................................9

2.3. Zakat Perdagangan...........................................................................16

2.4. Zakat Perusahaan.............................................................................17

Page 10: skripsi_HAFID EMB

x

2.5. Perbedaan Zakat, Infak, Sedekah, dan Pajak ....................................19

2.6. Tujuan Akuntansi Syariah................................................................20

2.7. Asumsi Dasar Laporan Keuangan Syariah .......................................21

2.8. Prinsip Akuntansi Syariah................................................................22

2.9. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Syariah .........................24

2.10.Konsep Pengukuran dan Pengakuan Elemen Laporan Keuangan

Syariah ............................................................................................25

2.10.1. Konsep pengukuran..............................................................25

2.10.2. Konsep Pengakuan ...............................................................30

2.11.Kerangka pemikiran.........................................................................33

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................35

3.1. Pendekatan Metode Penelitian ..........................................................35

3.2. Jenis dan Sumber Data......................................................................36

3.3. Metode Pengumpulan Data ...............................................................36

3.4. Metode Analisis................................................................................37

BAB IV PEMBAHASAN .....................................................................................40

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian .................................................40

4.1.1. Sejarah dan Perkembangan...................................................40

4.1.2. Lokasi Perusahaan................................................................41

4.1.3. Bidang Usaha .......................................................................42

4.1.4. Struktur Organisasi...............................................................43

4.2. Analisis dan pembahasan .................................................................47

4.2.1. Penentuan Rekening untuk Penghitungan Zakat ...................47

Page 11: skripsi_HAFID EMB

xi

4.2.2. Pengukuran dan Pengakuan Rekening Laporan Keuangan....48

4.2.3. Penghitungan Zakat Mal Perusahaan ....................................54

BAB V PENUTUP...............................................................................................57

5.1. Kesimpulan......................................................................................57

5.2. Saran ...............................................................................................59

5.3. Keterbatasan ....................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................61

LAMPIRAN

Page 12: skripsi_HAFID EMB

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ringkasan Perbedaan Prinsip yang Melandasi Akuntansi Syari’ ah

dan Konvensional ...............................................................................23

Tabel 2.2 Analisis Tipe Kesalahan ......................................................................28

Tabel 4.1 Nilai Buku Persediaan dengan Mark Up ..............................................51

Tabel 4.2 Perhitungan Harga Jual Persediaan ......................................................53

Tabel 4.3 Data Harga Emas Bulan Desember 2005 Berdasarkan

Harga Konsumen ................................................................................55

Page 13: skripsi_HAFID EMB

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Skripsi.................................................................34

Gambar 4.1 Bagan Organisasi CV Adi Komunika Enterprise ..................................46

Page 14: skripsi_HAFID EMB

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam era dimana pertanggungjawaban merupakan titik perhatian

dalam masyarakat, kegunaan akuntansi akan semakin dirasakan. Fungsi

akuntansi menjadi semakin penting, karena tujuan utama akuntansi adalah

menyajikan informasi ekonomi dari suatu kesatuan ekonomi kepada pihak

yang berkepentingan. Informasi ekonomi yang dihasilkan akuntansi berbentuk

laporan keuangan, dimana laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan

informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

keuangan suatu organisasi bisnis yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan

bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak

menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi, karena secara umum hanya menggambarkan

pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk

menyediakan informasi nonkeuangan. Sementara itu informasi yang

dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan sangat beragam, dan hingga kini

selalu berkembang sesuai dengan kebutuhan pemakai laporan keuangan.

Hal ini dimungkinkan terjadi karena orientasi organisasi bisnis yang

cukup berkembang, dimana pada awal perkembangannya, organisasi bisnis

Page 15: skripsi_HAFID EMB

2

hanya mementingkan keuntungannya sendiri (profit-oriented), sehingga

sebuah organisasi bisnis akan melakukan apapun untuk mencapai tingkat

keuntungan yang dapat dicapainya.

Setelah itu berkembanglah orientasi organisasi bisnis yang lain, hal

tersebut disebabkan dengan adanya tuntutan akan etika bisnis yang lebih baik.

Sehingga organisasi tidak hanya menilai prestasinya dengan mengukur tingkat

nominal laba yang dicapai, tapi lebih dari itu yakni dengan menilai hubungan

organisasi bisnis dengan pihak-pihak yang terkait (stakeholder) seperti

pelanggan, pemasok, investor, dan pihak yang lain. Organisasi bisnis seperti

ini berarti telah memiliki orientasi yang mementingkan hubungan dengan

pihak-pihak yang terkait dengan lebih baik (stakeholders-oriented).

Selain dua orientasi organisasi bisnis di atas, berkembang pula orientasi

yang lain, terutama bagi masyarakat Islam, dimana dalam menjalankan

organisasi bisnis, Islam mengharuskan untuk menjalankan syariah sebagai

pedoman yang digunakan untuk berperilaku dalam segala aspek kehidupan.

Sehingga dalam menjalankan organisasi bisnis selalu menggunakan metafora

“amanah” yang bisa diturunkan menjadi metafora zakat, atau realitas

organisasi yang dimetaforakan dengan zakat. Ini berarti bahwa organisasi

bisnis orientasinya tidak lagi profit-oriented atau stakeholders-oriented, tetapi

zakat-oriented (Muhammad : 2000).

Persoalannya sekarang adalah bagaimana kaitan antara zakat dengan

akuntansi. Tidak lain adalah kita seharusnya dapat menggunakan informasi

yang dihasilkan oleh akuntansi untuk keperluan zakat. Dimana diharapkan

Page 16: skripsi_HAFID EMB

3

informasi akuntansi berguna dalam penghitungan zakat yang benar. Untuk itu

diperlukan adanya penyesuaian pengukuran dan pengakuan sejumlah rekening-

rekening pada laporan keuangan, karena tidak semua metode akuntansi yang

biasa dipakai sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.

Meskipun banyak pembahasan tentang aturan syariah dalam

menjalankan organisasi bisnis, tetapi kebanyakan masih dalam tatanan etika

perusahaan secara global, sedikit sekali yang membahasnya dalam tingkatan

praktik. Terutama dalam pembahasan akuntansi syariah, sedikit sekali yang

membahas tentang praktik akuntansi syariah pada perusahaan secara umum,

karena perkembangan praktik akuntansi syariah sementara ini masih tertuju

pada perbankan syariah saja, sedikit sekali yang menyentuh praktik pada

organisasi bisnis yang lain.

Maka dari itu penulis mengambil judul “METODE PENGUKURAN

DAN PENGAKUAN REKENING-REKENING LAPORAN KEUANGAN

UNTUK PENGHITUNGAN ZAKAT MAL PERUSAHAAN; STUDI

KASUS CV. ADI KOMUNIKA ENTERPRISE”.

1.2. Ruang Lingkup Masalah

Agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu melebar maka perlu

pembatasan masalah yang difokuskan pada penerapan teori pengukuran dan

pengakuan rekening-rekening laporan keuangan perusahan untuk

penghitungan zakat. Pada penelitian ini akan mengambil kasus pada laporan

keuangan CV Adi Komunika Enterprise, sebuah perusahaan yang bergerak di

bidang jasa dan perdagangan, yang selanjutnya akan dilakukan penyesuaian

Page 17: skripsi_HAFID EMB

4

metode pengukuran dan pengakuan atas rekening laporan keuangannya guna

penghitungan zakat mal perusahaan tersebut.

1.3. Perumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti adalah:

1.3.1. Bagaimanakah metode pengukuran dan pengakuan rekening laporan

keuangan yang digunakan CV Adi Komunika Enterprise dalam laporan

keuangannya?

1.3.2. Bagaimanakah metode pengukuran dan pengakuan rekening laporan

keuangan CV Adi Komunika Enterprise untuk tujuan penghitungan

zakat mal?

1.3.3. Bagaimanakah metode penghitungan zakat mal pada CV Adi

Komunika Enterprise?

1.4. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang ada maka tujuan penelitian ini adalah:

1.4.1. Untuk mengetahui metode pengukuran dan pengakuan rekening-

rekening laporan keuangan CV Adi Komunika Enterprise.

1.4.2. Untuk menerapkan metode pengukuran dan pengakuan rekening-

rekening laporan keuangan yang sesuai syariah, guna penghitungan

zakat mal CV Adi Komunika Enterprise.

1.4.3. Untuk menghitung zakat mal CV Adi Komunika Enterprise.

Page 18: skripsi_HAFID EMB

5

1.5. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk pengembangan penerapan

teori akuntansi syariah yang ada pada tatanan praktik perusahaan non

perbankan, khususnya perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan dagang,

sehingga mempermudah pemahaman akan teori akuntansi syariah yang

berlaku.

Penelitian ini juga berguna untuk mempermudah pemilik CV Adi

Komunika Enterprise dalam menghitung zakat mal perusahaannya dengan

hanya menggunakan laporan keuangan yang sudah tersedia lalu menyesuaikan

metode pengukuran dan pengakuan beberapa rekening yang memang

diperlukan sesuai dengan syariah.

Penelitian ini diharapkan juga dapat menyumbangkan metode praktik

yang dapat digunakan dalam perusahaan yang sejenis dengan perusahaan yang

diteliti guna penghitungan zakat mal.

1.6. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyusunnya sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bagian ini berisi beberapa sub bab yang membahas tentang

latar belakang, ruang lingkup masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, dan kegunaan penelitian ini dilakukan.

Page 19: skripsi_HAFID EMB

6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini penulis melandaskan teori untuk penelitiannya

dengan terlebih dahulu membahas zakat, mulai dari; pengertian

zakat, harta benda yang wajib dizakati, zakat perdagangan, zakat

perusahaan, dan sedikit uraian tentang perbedaan zakat, infak,

sedekah, dan pajak. Selanjutnya penulis mulai membahas pijakan

teori dari penerapan dalam penelitian ini dengan membahas; tujuan

akuntansi syariah, Asumsi dasar laporan keuangan syariah, prinsip

akuntansi syariah, karakteristik kualitatif laporan keuangan syariah,

dan akhirnya penulis menutupnya dengan pembahasan tentang

konsep pengukuran dan pengakuan elemen laporan keuangan

syariah.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini, penulis menjelaskan pendekatan metode penelitian

yang digunakan untuk penulisan skripsi, beserta jenis dan sumber

data yang dipakai serta metode pengumpulannya. Setelah itu

penulis menjelaskan metode analisis yang digunakannya dalam

penelitian ini.

BAB IV : PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis akan mulai membahas penelitiannya dari

pengungkapan profil perusahaan, deskripsi metode pengukuran dan

Page 20: skripsi_HAFID EMB

7

pengakuan elemen laporan keuangan perusahaan, dan penerapan

metode pengukuran dan pengakuan elemen laporan keuangan yang

sesuai syariah untuk penghitungan zakat mal.

BAB V : PENUTUP

Disini akhirnya penulis membuat kesimpulan atas hasil

penelitiannya dan memberikan saran berdasarkan hasil

penelitiannya.

Page 21: skripsi_HAFID EMB

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Zakat

Pengertian zakat menurut Hafidhuddin (2002), ditinjau dari segi bahasa,

kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu ‘ keberkahan’ , an-

namaa ‘ pertumbuhan dan perkembangan’ , ath-thaharatu ‘ kesucian’ , dan ash-

shalahu ‘ kebersihan’ . Sedangkan secara istilah, meskipun para ulama

mengemukakannya dengan redaksi yang agak berbeda antara satu dengan yang

lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat itu adalah bagian

dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada

pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan

persyaratan tertentu pula.

Zakat adalah suatu rukun yang bercorak sosial-ekonomi dari lima rukun

Islam. Dengan zakat, disamping ikrar tauhid (syahadat) dan shalat, seorang

barulah sah masuk ke dalam barisan umat Islam dan diakui keislamannya,

sesuai dengan firman Allah:

Tetapi bila mereka bertaubat, mendirikan shalat, dan membayarzakat, barulah mereka saudara kalian seagama (Qur an, 9 : 11)

Menurut Qardawi (1999), sekalipun zakat dibahas di dalam pokok

bahasan “Ibadat”, karena dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari

shalat, sesungguhnya merupakan bagian sistem sosial ekonomi Islam.

Page 22: skripsi_HAFID EMB

9

2.2. Persyaratan Harta Benda yang Wajib Dizakati

Menurut Hafidhuddin (2003), harta obyek zakat dikemukakan dalam Al-

Qur’ an bersifat terinci (tafsil), juga bersifat global (ijmali). Yang bersifat

terinci seperti emas dan perak (at-Taubah: 34-35), hasil pertanian (al-An’ aam:

141), perdagangan (al-hadits), peternakan (al-hadits), rikas (al-hadits).

Sedangkan yang bersifat global adalah semua harta yang didapatkan dengan

cara yang baik dan halal (at-Taubah: 103 dan al-Baqarah: 267 dan beberapa

hadits Nabi), yang telah memenuhi persyaratan sebagai obyek zakat.

Secara umum dan global Al-Qur’ an menyatakan bahwa zakat itu diambil

dari setiap harta yang kita miliki, seperti dikemukakan dalam surat at-Taubah:

103 dan juga diambil dari setiap hasil usaha yang baik dan halal, seperti juga

digambarkan dalam surat al-Baqarah: 267. (Hafidhuddin, 2002)

Sejalan dengan ketentuan ajaran Islam yang selalu menetapkan standar

umum pada setiap kewajiban yang dibebankan kepada umatnya, maka dalam

penetapan harta menjadi objek zakat pun terdapat beberapa ketentuan yang

harus dipenuhi. Apabila harta seorang muslim tidak memenuhi salah satu

ketentuan, maka harta tersebut belum menjadi sumber atau objek yang wajib

dikeluarkan zakatnya. (Hafidhuddin: 2002)

Qardawi (1999) menguraikan syarat-syarat harta yang wajib dizakati

sebagai berikut:

2.2.1. Milik Penuh

Pemilikan berarti “menguasai dan dapat dipergunakan” sesuai

dengan pengertian yang terdapat di dalam kamus. Di dalam al-

Page 23: skripsi_HAFID EMB

10

Mu jam al-Wasith disebutkan bahwa memiliki sesuatu berarti

menguasai dan hanya ia yang dapat menggunakannya.

Kesimpulan yang hampir sama pula diberikan oleh Mughniyah

(2000) bahwa yang dimaksud dengan pemilikan penuh adalah orang

yang mempunyai harta itu menguasai sepenuhnya terhadap harta

bendanya, dan dapat mengeluarkannya sekehendaknya. Maka harta

yang hilang, tidak wajib dizakati. Begitu juga harta yang dirampas

dari pemiliknya, sampai harta itu kembali kepadanya.

Alasan dari penetapan syarat ini, seperti yang dikemukakan

Hafidhuddin (2002) adalah penetapan kepemilikan yang jelas

(misalnya harta kamu atau harta mereka). Misalnya dalam al-

Ma’ aarij: 24 – 25

Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagiantertentu bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidakmempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)

Alasan lain dikemukakan bahwa zakat itu pada hakikatnya

adalah pemberian kepemilikan pada para mustahik dari para muzakki.

Adalah suatu hal yang sangat tidak mungkin, apabila seseorang

(muzakki) memberikan kepemilikan kepada orang lain (mustahik)

sementara dia sendiri (muzakki) bukanlah pemilik yang sebenarnya.

Page 24: skripsi_HAFID EMB

11

Ketentuan-ketentuan lain syarat pemilikan penuh adalah sebagai

berikut:

2.2.1.1. Kekayaan yang Tidak Mempunyai Pemilik Tertentu

Berdasarkan hal-hal di atas apabila kekayaan tidak

mempunyai pemilik maka kekayaan itu tidak wajib dizakati.

2.2.1.2. Tanah Wakaf dan Sejenisnya

Demikian pula hukumnya wakaf yang diberikan kepada fakir

miskin, mesjid, pejuang, anak yatim, sekolah, dan sebagainya

yaitu bahwa zakat atasnya tidaklah wajib.

2.2.1.3. Harta Haram Tidak Wajib Zakat

Dipersyaratkannya harta milik sebagai syarat wajib zakat

membuat kekayaan yang diperoleh dengan cara yang tidak

baik dan haram tidak termasuk ke dalam wajib zakat. Begitu

pula substansi bendanya, seperti yang dikemukakan oleh

Hafidhuddin (2002), hal ini didasarkan pada firman Allah

SWT (al-Baqarah: 267)

Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (di jalanAllah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dansebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukkamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruklalu kamu nafkahkan darinya, padahal kamu sendiri tidakmau mengambilnya melainkan dengan memicingkanmata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa AllahMahakaya lagi Maha Terpuji.

2.2.1.4. Zakat Pinjaman

Persoalan yang timbul oleh karena adanya ketentuan milik

penuh mengenai zakat pinjaman ini, apakah zakatnya wajib

Page 25: skripsi_HAFID EMB

12

atas orang yang meminjamkan berdasarkan bahwa ia adalah

pemiliknya yang sebenarnya ataukah atas orang yang

meminjam berdasarkan bahwa dialah yang menggunakan dan

memperoleh keuntungan dari pinjaman itu.

Mayoritas (Jumhur) ahli fikih semenjak masa sahabat sampai

kepada seterusnya, berpendapat bahwa pinjaman itu ada dua

macam:

(a) Pinjaman yang diharapkan kembali, yaitu pinjaman yang

jelas dari orang yang berkecukupan. Dalam hal ini

zakatnya dimajukan bersama dengan kekayaan yang ada

setiap tahun.

(b) Pinjaman yang tidak diharapkan kembali lagi, yaitu

pinjaman dari orang yang tidak berkecukupan yang tidak

akan mungkin membayarnya kembali atau pinjaman dari

seseorang yang tidak mengakui hutangnya sedangkan

pemilik tidak mempunyai bukti apa pun. Dalam hal ini

terdapat beberapa pendapat. Tetapi pendapat yang

dipandang lebih kuat oleh Qardawi (1999) adalah

dikarenakan kekayaan seperti ini bukanlah pemilikan

penuh dan pemilikan yang tidak penuh bukanlah nikmat

sempurna, sedangkan zakat hanya diwajibkan untuk

kompensasi nikmat sempurna yang diterima itu.

Page 26: skripsi_HAFID EMB

13

2.2.1.5. Imbalan dan Simpanan Pegawai

Dalam kasus seperti itu zakatnya wajib dikeluarkan setiap

tahun bila jumlahnya sampai senisab dan memenuhi syarat-

syarat lain seperti bebas dari hutang dan sebagainya.

2.2.2. Berkembang

Ketentuan tentang kekayaan yang wajib dizakatkan adalah

bahwa kekayaan itu berkembang dengan sengaja atau mempunyai

potensi untuk berkembang.

Menurut ahli-ahli fikih, ‘ berkembang’ (nama ) menurut

terminologi berarti “bertambah”. Pengertian ini terbagi menjadi dua,

yakni bertambah secara konkrit dan bertambah tidak secara konkrit.

Secara konkrit berarti bertambah akibat pembiakan dan perdagangan

dan sejenisnya, yang tidak konkrit adalah kekayaan itu berpotensi

berkembang baik berada di tangannya maupun di tangan orang lain

atas namanya.

2.2.3. Cukup Mencapai Nisab

Islam tidak mewajibkan zakat atas seberapa saja besar kekayaan

yang berkembang sekalipun kecil sekali, tetapi memberi ketentuan

sendiri yaitu sejumlah tertentu yang dalam ilmu fikih disebut nisab.

Dengan kata lain nisab ialah jumlah minimal yang menyebabkan harta

terkena kewajiban zakat (Hafidhuddin, 2002)

Page 27: skripsi_HAFID EMB

14

2.2.4. Lebih dari Kebutuhan Biasa

Di antara ulama-ulama fikih ada yang menambahkan ketentuan

nisab kekayaan yang berkembang itu dengan lebihnya kekayaan itu

dari kebutuhan biasa pemiliknya, misalnya ulama-ulama Hanafi

dalam kebanyakan kitab mereka.

Tetapi ada ulama-ulama yang tidak memasukkan ketentuan itu

dalam kekayaan yang berkembang. Menurut mereka kebutuhan

merupakan persoalan pribadi yang tidak bisa dijadikan patokan. Oleh

karena juga kebutuhan manusia sesungguhnya banyak sekali yang

tidak terbatas, terutama pada masa kita sekarang yang menganggap

barang-barang mewah sebagai kebutuhan dan setiap kebutuhan berarti

primer. Oleh karena itu setiap yang diinginkan oleh manusia tidaklah

bisa disebut sebagai kebutuhan rutin.

Hal terpenting yang dapat kita lihat di sini adalah bahwa

kebutuhan rutin manusia itu berubah-rubah dan berkembang sesuai

dengan perubahan zaman, situasi, dan kondisi setempat. Maka dari itu

dalam penentuan hal ini, sebaiknya diserahkan kepada penilaian para

ahli dan ketetapan yang berwenang.

2.2.5. Bebas dari Hutang

Pemilikan sempurna yang dijadikan persyaratan wajib zakat dan

harus lebih dari kebutuhan primer di atas haruslah pula cukup senisab

yang sudah bebas dari hutang. Bila pemilik mempunyai hutang yang

Page 28: skripsi_HAFID EMB

15

menghabiskan atau mengurangi jumlah senisab itu, zakat tidaklah

wajib.

Syarat yang tidak diperselisihkan lagi adalah bahwa hutang itu

menghabiskan atau mengurangi jumlah senisab, sedangkan yang lain

tidak ada lagi untuk mengganti atau untuk mengimbalinya.

2.2.6. Berlalu Setahun

Maksud dari berlalu setahun adalah bahwa kepemilikan yang

berada di tangan si pemilik sudah berlalu masanya dua belas bulan

Qamariah. Jadi tahun yang dipakai sebagai pedoman dalam

penghitungan zakat adalah tahun Hijriyah, seperti yang dijelaskan

pula oleh Mughniyah (2000). Jadi bila menggunakan tahun Masehi,

maka besarnya zakat bukan lagi sebesar 2,5% tetapi sebesar 2,575%.

Hal ini sesuai dengan ketetapan The Accounting and Auditing

Organization for Islamic Financial Institutions (AAO-IFI) 1998, yang

dikutip Iwan Triyuwono dan Muhamad As’ udi (2001).

Persyaratan setahun ini hanya untuk ternak, uang, dan harta

benda dagang, yaitu yang dapat dimasukkan ke dalam istilah “zakat

modal”. Tetapi hasil pertanian, buah-buahan, madu, logam mulia,

harta karun, dan lain-lain yang sejenis, tidaklah dipersyaratkan satu

tahun, dan semuanya itu dapat dimasukkan ke dalam istilah “zakat

pendapatan”.

Page 29: skripsi_HAFID EMB

16

2.3. Zakat Perdagangan

Berdagang adalah kegiatan bisnis yang dilakukan dengan cara membeli

barang dagangan dan kemudian menjualnya lagi untuk mendapatkan

keuntungan. Di dalam aturan zakat perdagangan, perdagangan yang dimaksud

adalah perdagangan yang disertai dengan maksud untuk memperdagangkan,

baik itu niat maupun perbuatan.

Seperti yang diungkapkan Qardawi (1999), bahwa yang menjadi patokan

dalam niat itu adalah prinsipnya. Bila prinsipnya adalah bila barang itu untuk

dipakai dan digunakan sendiri maka keinginan untuk menjual barang itu

kembali bila menguntungkan tidaklah mengubah sifat barang itu sebagai

barang dagang. Begitu pula sebaliknya, apabila barang itu prinsipnya adalah

untuk dijual dan diperdagangkan maka penggunaan pribadi tidak mengubah

sifat barang tersebut sebagai barang dagang menjadi barang yang akan dipakai

sendiri yang tidak berkembang.

Menurut Qardawi (1999), seseorang yang memiliki kekayaan

perdagangan dan masanya sudah berlalu setahun (Qomariyah) serta nilainya

sudah sampai senisab pada akhir tahun itu maka orang itu wajib mengeluarkan

zakatnya sebesar 2,5 %, dihitung dari modal dan keuntungan, bukan dari

keuntungan saja. Sedangkan nisabnya, menurut satu nisab emas sebesar 85

gram emas.

Meskipun terdapat berbagai pendapat tentang waktu penghitungan nisab,

pendapat yang lebih kuat menurut Qardawi (1999) adalah pendapat Syafi’ i,

dimana nisab itu diperhitungkan di akhir tahun saja. Jadi apabila nisab sudah

Page 30: skripsi_HAFID EMB

17

cukup pada suatu masa, maka mulai saat itu perhitungan sudah berlaku dan

merupakan permulaan tahun perhitungan zakat bagi seorang Muslim.

Sedangkan cara pengitungan zakat adalah dengan menghitung jumlah

kekayaan: modal (baik kas maupun persediaan barang dagangan), laba,

simpanan, dan piutang yang diharapkan kembali, dikurangi hutang , dan bila

mencapai senisab dikeluarkan zakatnya 2,5%.

Sedangkan barang tak bergerak, seperti bangunan dan perabot yang ada

di toko atau sejenisnya, yang tidak diperjual belikan dengan maksud mencari

keuntungan, maka hal tersebut tidaklah dihitung sebagai harta yang wajib

dizakati. Sifatnya dalam hal seperti itu sama dengan barang untuk penggunaan

pribadi.

Sedangkan harga barang yang dipakai sebagai alat ukur persediaan,

menurut pendapat Jumhur, yaitu barang pada saat jatuh tempo dinilai

berdasarkan harga pasar waktu itu.

Sedangkan bentuk zakat yang dikeluarkan, menurut Yusuf Qardawi

dalam Hukum Zakat, pendapat yang lebih kuat adalah fatwa yang mengatakan

bahwa zakat harus dikeluarkan berupa uang bukan barang, oleh karena nisab

barang dagang dihitung berdasarkan harganya.

2.4. Zakat Perusahaan

Landasan hukum kewajiban zakat pada perusahaan adalah nash-nash

yang bersifat umum. Perusahaan yang dikaitkan dengan kewajiban zakat

haruslah dengan produk yang halal dan dimiliki oleh orang-orang yang

Page 31: skripsi_HAFID EMB

18

beragama Islam, atau jika pemiliknya bermacam-macam agamanya, maka

berdasarkan kepemilikan saham dari yang beragama Islam (Hafidhuddin,

2002).

Landasan hukum zakat perusahaan dapat ditelaah pada surat al-Baqarah;

267 dan at-Taubah: 103 yang memang bersifat umum, juga merujuk kepada

sebuah hadits riwayat Imam Bukhari (hadits ke-1448 dan dikemukakan

kembali dalam hadits ke-1450 dan 1451) dari Muhammad bin Abdillah al-

Anshari dari bapaknya, ia berkata bahwa Abu Bakar r.a telah menulis sebuah

surat yang berisikan kewajiban yang diperintahkan oleh Rosulullah saw.

... Dan janganlah disatukan (dikumpulkan) harta yang mula-mulaterpisah. Sebaliknya jangan pula dipisahkan harta yang padamulanya bersatu, karena takut mengeluarkan zakat.

... Dan harta yang disatukan dari dua orang yang berkongsi, makadikembalikan kepada keduanya secara sama .

Meskipun awalnya hadits tersebut ditujukan dalam perkongsian hewan

ternak, dalam perkembangannya Jumhur ulama mempergunakannya dengan

meng-qiyas (analogi) kepada bentuk syirkah yaitu perkongsian serta kerja

sama usaha. (Hafidhuddin, 2002).

Berdasarkan hal tersebut maka keberadaan perusahaan sebagai wadah

usaha menjadi badan hukum menurut Muktamar Internasional pertama tentang

Zakat di Kuwait (29 Rajab 1404 H) menyatakan bahwa kewajiban zakat sangat

terkait dengan perusahaan, dengan catatan antara lain adanya kesepakatan

sebelumnya antara para pemegang saham, agar terjadi keridhaan.

Dalam kaitan dengan kewajiban zakat perusahaan ini, dalam Undang-

Undang No 38 Tahun 1999, tentang Pengelolaan Zakat, Bab IV pasal 11 ayat

Page 32: skripsi_HAFID EMB

19

(2) bagian (b) dikemukakan bahwa di antara objek zakat yang wajib

dikeluarkan zakatnya adalah perdagangan dan perusahaan.

Zakat perusahaan tersebut dianalogikan pula dengan zakat perdagangan

dalam penghitungannya, karena pada prinsipnya perusahaan intinya berpijak

pada kegiatan trading atau perdagangan. Pola penghitungan zakatnya

didasarkan pada laporan keuangan (neraca) dengan mengurangkan kewajiban

atas aktiva lancar. (Hafidhuddin, 2002)

2.5. Perbedaan Zakat, Infak, Sedekah, dan Pajak

Menurut Hafidhuddin (2003) perbedaan infak dan sedekah terhadap

zakat ialah tidak ada nishab yang ditentukan, tidak ada persentase, dan

penerimanya tidak terbatas.

Dipergunakannya kata tersebut (infak dan sedekah) dalam beberapa ayat

Al-Qur’ an dengan maksud zakat, dikarenakan memiliki kaitan yang sangat

kuat dengan zakat. Zakat disebut infak (at-Taubah : 34) karena hakikatnya

zakat itu adalah penyerahan harta untuk kebajikan-kebajikan yang

diperintahkan Allah SWT. Disebut sedekah (at-Taubah : 60 dan 130) karena

memang salah satu tujuan utama zakat adalah untuk mendekatkan diri

(taqarrub) kepada Allah SWT. (Hafidhuddin, 2002)

Zakat bukanlah pajak yang untuk menjamin penerimaan negara. Sebab,

distribusi hasil pengumpulan zakat harta ditujukan kepada delapan kelompok

yang telah ditentukan. Zakat merupakan sarana untuk menyucikan harta

Page 33: skripsi_HAFID EMB

20

seseorang sebagaimana disebut dalam surat at-Taubah (103). Jadi zakat tidak

sama dengan pajak, zakat memiliki unsur spiritual. (Muhammad, 2000)

Qardawi (1999) menyebutkan bahwa meskipun zakat dan pajak sama-

sama merupakan kewajiban dalam bidang harta, namun keduanya mempunyai

falsafah yang khusus, dan keduanya berbeda sifat dan asasnya, berbeda

sumbernya, sasaran, bagian serta kadarnya, disamping berbeda pula mengenai

prisip, tujuan dan jaminannya.

2.6. Tujuan Akuntansi Syariah

Menurut Adnan (2005), tujuan akuntansi dapat dibuat dalam dua

tingkatan. Yang pertama adalah tingkatan ideal, dan yang kedua adalah

tingkatan praktis. Pada tingkatan ideal maka semestinya yang menjadi tujuan

ideal laporan keuangan adalah pertanggungjawaban muammalah kepada Sang

Pemilik yang hakiki, Allah SWT. Dimana hal tersebut ditransformasikan

dalam bentuk pengamalan apa yang menjadi sunnah dan syariah-Nya. Dengan

kata lain, akuntansi harus terutama berfungsi sebagai media penghitungan

zakat karena merupakan bentuk manifestasi kepatuhan seorang hamba atas

perintah Sang Empunya. Sedangkan pada tataran pragmatis barulah diarahkan

kepada upaya untuk menyediakan informasi kepada stakeholder dalam

mengambil keputusan-keputusan ekonomi.

Menurut Syahatah, seperti yang dikutip oleh Kusmawati (2005), selain

memiliki tujuan utamanya yakni media penghitungan zakat, tujuan akuntansi

syariah dapat didampingi oleh tujuan-tujuan praktis yang tentu saja tidak

bertentangan dengan syari’ ah, diantaranya: memelihara harta; membantu

Page 34: skripsi_HAFID EMB

21

dalam pengambilan keputusan; menentukan dan menghitung hak-hak mitra

berserikat; menentukan imbalan, balasan, atau sanksi.

2.7. Asumsi Dasar Laporan Keuangan Syariah

Menurut Adnan (2005), dibandingkan dengan asumsi dasar yang dipakai

oleh Kerangka dasar penyusunan Laporan Keuangan dengan menganut kepada

apa yang dipakai oleh International Accounting Standards Committee (IASC),

maka kerangka dasar akuntansi konvensional secara eksplisit memakai dua

asumsi dasar, yakni dasar Akrual (Accrual basis) dan kelangsungan usaha

(going concern). Sedangkan asumsi dasar yang dipakai dalam kerangka dasar

versi The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial

Institutions (AAO-IFI) terdiri dari empat hal seperti yang dijelaskan

Kusmawati (2005) dengan mengutip pendapat Rosjidi (1999) yang

menjelaskan keempat konsep tersebut sebagai berikut:

2.7.1. Entitas Bisnis (The accounting unit concept)

Perusahaan dianggap sebagai entitas ekonomi dan hukum terpisah

dari pihak-pihak yang berkepentingan atau para pemiliknya secara

pribadi.

2.7.2. Kesinambungan (The going concern concept)

Berdasarkan konsep ini, suatu entitas dianggap akan berjalan terus,

apabila tidak terdapat bukti sebaliknya. Ali bin Abi Thalib juga

pernah berkata; berusahalah untuk duniamu seolah-olah kamu akan

hidup selama-lamanya dan berusahalah untuk akhiratmu seolah-olah

Page 35: skripsi_HAFID EMB

22

kamu akan mati esok hari. Tentu saja pengaplikasiannya ditujukan

untuk menghitung zakat.

2.7.3. Periode Akuntansi (The periodicity concept)

Dalam Islam, ada hubungan erat antara kewajiban membayar zakat

dengan periode akuntansi. Karena itu periode ini cukup penting

sebagai asumsi dasar laporan keuangan.

2.7.4. Stabilitas Daya Beli Unit Moneter (The stability of the purchasing

power of the monetary unit)

Mempertimbangkan bahwa uang yang biasa dipahami dalam

akuntansi konvensional rentan terhadap ketidakstabilan, maka satuan

moneter yang memenuhi syarat postulat ini adalah mata uang emas

dan perak. Tetapi hal ini tidak dapat dipenuhi dikarenakan sangat sulit

sekali menerapkan mata uang tersebut. Paling tidak sampai sekarang

penghitungan nisab zakat tetap menggunakan ukuran nisab emas

(terutama bagi yang dianalogikan dengannya, bukan untuk objek

zakat yang telah ditentukan nisabnya).

2.8. Prinsip Akuntansi Syariah

Prinsip yang melandasi Akuntansi Syariah tentu berbeda dengan

Akuntansi Konvensional dikarenakan tujuan akuntansi yang berbeda. Seperti

yang telah diterangkan sebelumnya, perbedaan ini menyebabkan adanya

perbedaan prinsip yang melandasi Akuntansi Syariah dan Konvensional seperti

yang digambarkan Adnan (2005) sebagai berikut:

Page 36: skripsi_HAFID EMB

23

Tabel 2.1 Ringkasan Perbedaan Prinsip yang Melandasi

Akuntansi Syari’ ah dan Konvensional

Akuntansi Konvensional Akuntansi Syari’ ahPostulatEntitas

Pemisahan antara bisnis danpemilik

Entitas didasarkan pada bagihasil

Postulat GoingConcern

Kelangsungan bisnis secara terusmenerus, yaitu didasarkan padarealisasi keberadaan aset

Kelangsungan usaha tergantungpada persetujuan kontrak antarakelompok yang terlibat dalamaktivitas bagi hasil

PostulatPeriodeAkuntansi

Tidak dapat menunggu sampaiakhir kehidupan perusahaandengan mengukur keberhasilanaktivitas perusahaan

Setiap tahun dikenai zakat,kecuali untuk produk pertanianyang dihitung setiap panen

Postulat UnitPengukuran

Nilai Uang Kuantitas nilai pasar digunakanuntuk menentukan zakatbinatang, hasil pertanian danemas

PrinsipPenyingkapanPenuh

Bertujuan untuk mengambilkeputusan

Menunjukkan pemenuhan hakdan kewajiban kepada Allah,masyarakat dan individu

PrinsipObyektivitas

Reliabilitas pengukurandigunakan dengan dasar biaspersonal

Berhubungan erat dengankonsep ketaqwaan, yaitupengeluaran materi maupun nonmateri untuk memenuhikewajiban

Prinsip Materi Dihubungkan dengankepentingan relatif mengenaiinformasi pembuatan keputusan

Berhubungan denganpengukuran dan pemenuhantugas/ kewajiban kepada Allah,masyarakat dan individu

PrinsipKonsistensi

Dicatat dan dilaporkan menurutpola GAAP

Dicatat dan dilaporkan secarakonsisten sesuai dengan prinsipyang dijabarkan oleh syari’ ah

PrinsipKonservatisme

Pemilihan teknik akuntansi yangsedikit pengaruhnya terhadappemilik

Pemilihan teknik akuntansidengan memperhatikan dampakbaiknya terhadap masyarakat

Sumber: M. Akhyar Adnan, Akuntansi Syariah (Arah, Prospek dan Tantangannya),(Yogyakarta: UII press, 2005) hal. 73

Page 37: skripsi_HAFID EMB

24

2.9. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Syariah

Menurut Adnan (2005), karakteristik kualitatif akuntansi syariah dengan

akuntansi konfensional, tampak ada kesamaan yang sangat menonjol.

Kalaupun ada perbedaan maka ini lebih kepada penekanan dan urutan proritas

belaka. Berikut ini Kusmawati (2005) menjelaskan masing-masing karakter:

2.9.1. Dapat dipahami (understandabilily) artinya dapat membantu atau

memberi kesempatan kepada para pemakai informasi untuk

memahami maknanya;

2.9.2. Tepat waktu (timeliness) artinya kualitas informasi yang siap

digunakan oleh para pemakainya, sebelum kehilangan makna dan

kapasitasnya;

2.9.3. Keandalan (realiability) artinya kualitas informasi yang menjamin

bahwa informasinya bebas dari kesalahan dan penyimpangan (error

dan bias) serta telah dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan

tujuannya;

2.9.4. Penyajian yang jujur (representation faithfulness) artinya kesesuaian

antara pengukuran akuntansi dengan fenomenanya, yang menentukan

bahwa pokok persoalannya harus terwakili untuk menjamin

keabsahan dan kebenaran informasinya;

2.9.5. Daya banding (comparability) artinya kualitas informasi yang

bermanfaat bagi para pemakainya untuk mengidentifikasi informasi

yang berbeda atau sejenis antara dua kesatuan entitas ekonomi;

Page 38: skripsi_HAFID EMB

25

2.9.6. Kelengkapan (completeness) artinya informasi yang disajikan

termasuk semua informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan

laporan keuangan.

2.10. Konsep Pengukuran dan Pengakuan Elemen Laporan Keuangan Syariah

2.10.1. Konsep Pengukuran

Secara umum akuntansi dipandang sebagai disiplin pengukuran

dan pengkomunikasian. Menurut Stevens, S.S, (1967) dalam Belkaoui

(2000), yang dimaksud dengan pengukuran adalah “pelekatan suatu

angka kepada objek atau peristiwa menurut aturan tertentu”.

Adnan (2005) menyatakan bahwa pengukuran memegang

peranan penting dalam kaitannya dengan peran laporan akuntansi

yang harus menyajikan data kuantitatif tentang posisi kekayaan

perusahaan dalam suatu waktu tertentu.

Belkaoui (2000) mengemukakan empat atribut yang diukur dan

dua unit ukuran yang digunakan. Empat atribut dari semua kelompok

aset dan hutang yang mungkin diukur adalah:

1. Kos historis (historical cost)

2. Kos pengganti (replacement cost)

3. Nilai buku yang dapat direalisasikan.

4. Kapitalisasi atau nilai tunai atas aliran kas harapan.

Dua unit ukuran (unit of measure) yang mungkin digunakan adalah:

1. Unit uang

2. Unit daya beli umum

Page 39: skripsi_HAFID EMB

26

Perbedaan penentuan atribut dan unit pengukuran inilah yang

menjadi penyebab timbulnya perbedaan konsep penilaian dan

pengukuran. Kombinasi empat atribut tersebut dan dua unit ukurannya

menghasilkan delapan alternatif penilaian aset dan model penentuan

laba.

Setiap alternatif tersebut menghasilkan laporan keuangan yang

berbeda, yang memberi makna dan relevansi berbeda bagi

pemakainya. Belkaoui mengevaluasi alternatif ini dengan

menggunakan contoh sederhana untuk mempertinggi kejelasan

konseptual dan komparabilitas di antara berbagai pendekatan.

Evaluasi tersebut menyoroti sifat perbedaan dan dasar perbandingan

hasil berbagai alternatif tersebut.

Belkaoui membandingkan model-model tersebut berdasarkan

kriteria:

1. Kesalahan waktu, yakni kriteria untuk menentukan apakah atribut

atau elemen-elemen laporan keuangan yang seharusnya diukur

dalam akuntansi keuangan dan pelaporan adalah jenis atribut yang

terhindar dari kesalahan waktu (timing errors). Penyebabnnya

adalah perubahan dalam nilai yang terjadi dilaporkan pada periode

tertentu tetapi dicatat dan dilaporkan pada periode lain. Atribut

yang disukai adalah atribut yang mengakui perubahan dalam nilai

pada periode yang sama dengan terjadinya perubahan. Secara

ideal, laba dapat didistribusikan pada keseluruhan aktivitas bisnis.

Page 40: skripsi_HAFID EMB

27

2. Kesalahan unit pengukuran (measuring unit errors) adalah kriteria

untuk menentukan apakah unit ukuran yang seharusnya diterapkan

untuk atribut-atribut elemen-elemen laporan keuangan seharusnya

adalah jenis unit ukuran yang menghindari kesalahan unit

pengukuran. Kesalahan unit pengukuran terjadi ketika laporan

keuangan tidak dinyatakan dalam unit daya beli umum. Unit

pengukuran yang lebih disukai adalah unit pengukuran yang

mengakui perubahan tingkat harga umum dalam laporan

keuangan.

3. Kemampuan ditafsirkan (interpretability) untuk mengevaluasi

apakah laporan keuangan yang dihasilkan seharusnya dapat

dipahami baik dari segi makna maupun penggunaan. Agar model

akuntansi dapat diinterpretasikan, model tersebut harus diletakkan

dalam laporan “jika maka ...” untuk menyampaikan kepada

pemakai pemahaman makna sebagaimana menunjukkan salah satu

kegunaannya. Karena ada dua kemungkinan unit ukuran,

interpretasi model akuntansi–menurut definisinya–, akan berupa

salah satu berikut:

a. Jika model akuntansi mengukur berbagai atribut dalam unit

uang, maka hasilnya dapat dinyatakan dalam jumlah dolar

(number of dollar atau NOD);

b. Jika model akuntansi mengukur biaya historis dalam unit daya

beli umum, maka hasilnya tetap dinyatakan dalam NOD;

Page 41: skripsi_HAFID EMB

28

c. Jika model akuntansi mengukur nilai sekarang dalam unit daya

beli umum, maka hasilnya dinyatakan dalam kemampuan

memiliki barang (command of goods atau COG)

4. Relevansi (relevance) model akuntansi. Dengan kata lain, hasil

laporan keuangan seharusnya berguna. Dari sudut pandang

normatif, COG dianggap sebagai atribut yang paling relevan

karena mengekspresikan perubahan tingkat harga umum.

Hasil evaluasi Belkaoui (2000) diringkas dalam suatu tabel yang

menampilkan enam model alternatif yang dianggap cukup untuk

mewakili delapan model yang diinterpretasikan, seperti berikut:

Tabel 2.2 Analisis Tipe Kesalahan

Kesalahan Waktu InterpretasiModel Akuntansi Laba

OperasiKeuntungan

Penyimpanan

KesalahanUnit

Pengukuran NOD COGRelevansi

Akuntansi KosHistoris Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak

Akuntansi KosPengganti Ya Ditiadakan Ya Ya (laporan

Income)Ya (figuraktiva)

Ya (figuraktiva)

Akuntansi nilaibuku yang dapatdirealisasi

Ditiadakan Ditiadakan Ya Ya (laporanIncome)

Ya (aktiva& hutangmoneter)

Ya (aktiva& hutangmoneter)

Akuntansi Koshistoris disesuaikanlevel harga umum

Ya Ya Ditiadakan Ya Ya Ya

Akuntansi biayapenggantidisesuaikan tingkatharga umum

Ya Ditiadakan Ditiadakan Ditiadakan Ya Ya

Akuntansi nilaibuku yang dapatdirealisasidisesuaikan levelharga umum

Ditiadakan Ditiadakan Ditiadakan Ditiadakan Ya Ya

Sumber: Ahmed R. Belkaoui, Teori Akuntansi (Accounting Theory) jilid 2, alih bahasaMarwata dkk., (Jakarta: Salemba Empat, 2001) hal. 198

Page 42: skripsi_HAFID EMB

29

Ringkasan di atas menunjukkan bahwa model akuntansi nilai

buku yang dapat direalisasikan disesuaikan tingkat harga umum

adalah model pengukuran yang memenuhi semua kriteria.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, dalam melakukan penilaian

harta untuk penghitungan zakat, akuntansi syariah mengakui

penggunaan nilai pada saat penghitungan zakat (current value).

Sementara itu menurut Belkaoui (2000), harga sekarang (current

value) memiliki beberapa interpretasi, yakni: nilai kapitalisasi atau

nilai tunai (present value); harga beli sekarang (current entry price);

harga jual sekarang (current exit price); dan kombinasi nilai.

Sedangkan seperti yang telah dikemukakan di muka, guna

penghitungan zakat mal, harga barang yang dipakai sebagai alat ukur

persediaan, menurut pendapat Jumhur, yaitu barang pada saat tempo

jatuh dinilai berdasarkan harga pasar waktu itu. Qardawi (1999) dan

Kusmawati (2005) menjelaskan bahwa yang digunakan dalam

penghitungan zakat adalah harga jual sekarang.

Hal ini menurut Qardawi (1999) dikarenakan zakat dikenakan

tidak hanya pada modalnya saja, tetapi juga pertumbuhannya.

Sehingga dalam pengukuran persediaan, bukan diukur atas harga

belinya (modal) saja, tetapi harga jualnya (modal ditambah

pertumbuhan).

Page 43: skripsi_HAFID EMB

30

2.10.2. Konsep Pengakuan

Konsep pengakuan memegang peranan penting sebagai

kerangka dasar dalam pelaporan keuangan. Karena pengakuan

merujuk kepada prinsip yang mengatur kapan dicatatnya transaksi

pendapatan (revenue), beban (expenses), laba (gain) dan rugi (loss).

Pada gilirannya konsep pengakuan akan banyak berperan dalam

menentukan aktiva dan pasiva, serta laba rugi operasi perusahaan.

Dalam konteks ini, ada kesan bahwa pada dasarnya The Accounting

and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAO-

IFI) memakai konsep akrual sebagai dasar pengakuan untuk semua

bentuk transaksi. Meskipun dalam prakteknya ada sejumlah

penyimpangan. Seperti pemakaian dasar kas (cash basis) dalam

pengakuan revenue dan income praktik beberapa bank syariah dengan

alasan konservatisme.

Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 5

seperti yang diungkapkan Anis Chariri dan Imam Ghozali (2003)

menyebutkan bahwa kriteria pengakuan yang digunakan untuk

mengakui elemen laporan keuangan didasarkan pada empat faktor

sebagai berikut:

1. Definisi: Pos akan diakui apabila memenuhi definisi elemen

laporan keuangan

2. Keterukuran: Pos tersebut memiliki atribut yang dapat diukur

dengan cukup handal

Page 44: skripsi_HAFID EMB

31

3. Relevan: Informasi memiliki kemampuan untuk membuat

perbedaan dalam pengambilan keputusan

4. Keandalan: Informasi menggambarkan keadaan sebenarnya secara

wajar, dapat diuji kebenarannya dan netral.

Menurut Anis Chariri dan Imam Ghozali (2003), pengakuan

merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi

elemen laporan keuangan serta kriteria pengakuan. Pengakuan

dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata

maupun dalam jumlah rupiah tertentu dan mencantumkannya dalam

neraca atau laporan rugi laba.

Kriteria pengakuan yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI) dapat dipandang lebih sederhana dari Financial

Accounting Standards Board (FASB). Dimana kriteria pengakuan

elemen laporan keuangan adalah (paragrap 83):

1. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan

pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan; dan

2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan

andal

Dalam penghitungan zakat mal perusahaan, rekening laporan

keuangan yang terlibat meliputi harta dan kewajiban. Berikut ini

penjelasan pengakuan kedua rekening tersebut menurut Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI):

Page 45: skripsi_HAFID EMB

32

2.10.2.1.Pengakuan Aktiva

Aktiva diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa

manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan

dan aktiva tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat

diukur dengan andal.

Oleh karena itu aktiva didefinisikan sebagai sumber daya

yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa

masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh perusahaan.

Dalam penghitungan zakat, aktiva yang diperhitungkan

hanyalah aktiva lancar. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

sendiri mengakui bahwa klasifikasi lancar dan tak lancar di

dalam praktek lebih berdasarkan pada konvensi dan bukan

pada suatu konsep tertentu. (Paragraf 6, PSAK No 9)

Aktiva lancar adalah aktiva yang dapat direalisasikan dalam

satu tahun atau dalam siklus normal perusahaan, mana yang

lebih lama, antara lain meliputi:

(a) Kas dan bank.

(b) Surat-surat berharga yang mudah dijual dan tidak

dimaksudkan untuk ditahan.

(c) Deposito jangka pendek.

(d) Wesel tagih yang akan jatuh tempo dalam waktu satu

tahun

Page 46: skripsi_HAFID EMB

33

(e) Piutang usaha

(f) Piutang lain-lain yang diharapkan akan direalisasikan

dalam waktu satu tahun.

(g) Persediaan

(h) Pembayaran uang muka pembelian akiva lancar

(i) Pembayaran pajak di muka

(j) Biaya dibayar dimuka yang akan menjadi beban dalam

waktu satu tahun sejak tanggal neraca.

2.10.2.2.Pengakuan Kewajiban

Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan

bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat

ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban

sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur

dengan andal.

Oleh karena itu kewajiban didefinisikan sebagai hutang

perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,

penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari

sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat

ekonomi.

2.11. Kerangka Pemikiran

Untuk menghitung zakat mal perusahaan, penulis menggunakan

informasi laporan keuangan perusahaan yaitu neraca sebagai dasar

Page 47: skripsi_HAFID EMB

34

penghitungannya. Dalam penghitungan zakat mal, penulis menetapkan

rekening-rekening yang berhubungan dengan penghitungan zakat mal

berdasarkan ketentuan yang berlaku. Setelah itu dilakukan penyesuaian metode

pengukuran dan pengakuan atas rekening-rekening yang diperhitungkan dalam

zakat. Dan yang terakhir penulis mengkalkulasi zakat mal perusahaan tersebut.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan di atas, maka

dalam penyusunan skripsi ini penulis dapat menggambarkannya seperti pada

bagan berikut ini:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Skripsi

Laporan KeuanganNeraca

Penentuan rekeninguntuk penghitungan

zakat mal perusahaan

Metode pengukurandan pengakuan

rekening sesuai syariah

Penghitunganzakat mal perusahaan

Page 48: skripsi_HAFID EMB

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Metode Penelitian

Pendekatan penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode Terapan

atau Pengembangan. Menurut Umar (1997) penelitian jenis ini adalah

melakukan penerapan teori dalam rangka memecahkan suatu masalah dan

melakukan pengujian teori untuk menilai kegunaan teori itu sendiri.

Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002), penelitian

terapan (Applied Research) merupakan tipe penelitian yang menekankan pada

pemecahan masalah-masalah praktis. Penelitian ini diarahkan untuk menjawab

pertanyaan spesifik dalam rangka penentuan kebijakan, tindakan atau kinerja.

Temuan penelitian ini umumnya berupa informasi yang diperlukan untuk

pembuatan keputusan dalam memecahkan masalah-masalah pragmatis.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan tersebut dengan

tujuan untuk mengembangkan ketrampilan atau pendekatan baru dalam hal ini

penggunaan metode pengukuran dan pengakuan rekening-rekening laporan

keuangan sesuai aturan syariah untuk penghitungan zakat.

Pendekatan studi kasus digunakan dalam penelitian ini karena tujuannya

melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subyek tertentu. (Nur

Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002)

Page 49: skripsi_HAFID EMB

36

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1. Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

3.2.2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari 2 macam

3.2.2.1. Internal

Data internal merupakan data yang didapat dalam perusahaan

dimana penelitian dilakukan, yaitu laporan keuangan neraca,

daftar harga barang, dan data umum mengenai perusahaan.

3.2.2.2. Eksternal

Data eksternal merupakan sumber data yang diciptakan di

luar perusahaan. Penulis menggunakan data harga emas yang

diperoleh dari BPS Jepara sebagai harga dasar penghitungan

nisab zakat mal perusahaan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara:

3.3.1. Studi Pustaka

Pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku kepustakaan,

dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek yang diteliti sebagai

dasar teori penerapan akuntansi syariah dalam penelitian ini.

Page 50: skripsi_HAFID EMB

37

3.3.2. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang

tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti

menyelidiki dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Dokumen yang

digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan dan dokumen-

dokumen pendukung lainnya.

3.4 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.4.1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif adalah analisis yang tidak memerlukan

pengujian secara matematik statistik, tetapi hanya dianalisis

berdasarkan pendapat peneliti. Peneliti menguraikan data dengan cara

memberikan pengertian, penjelasan dan penaksiran pada data yang

dianalisis. Analisis ini akan digunakan dalam penentuan pengukuran

dan pengakuan rekening laporan keuangan untuk penghitungan zakat

mal dan penentuan rekening yang dimasukkan dalam penghitungan

zakat mal perusahaan.

Analisis kualitatif juga meliputi penetapan tanggal waku

pembayaran zakat, penetapan harta dan kewajiban yang masuk dalam

penghitungan zakat, penetapan nisab sebesar 85 gram emas, serta kadar

prosentase zakat yang dibebankan.

Page 51: skripsi_HAFID EMB

38

3.4.2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis secara matematik yang

dilakukan terhadap data yang telah diperoleh. Analisis kuantitatif

dalam penelitian ini adalah penghitungan zakat mal dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Menghitung wi a zakat (tempat zakat) dengan mengurangi harta

wajib zakat (aktiva lancar) dengan kewajiban.

TZ = AL – U

Ket: TZ = Tempat Zakat

AL = Aktiva Lancar

U = Utang

b. Menghitung nisab zakat. Nisab harta perdagangan senilai 85 gram

emas untuk zakat perdagangan/ perusahaan. Lalu membandingkan

tempat zakat dengan nisab zakat. Bila tempat zakat telah mencapai

nisab maka wajib dizakati

NZ = 85 x harga emas per gram

Ket: NZ = Nisab Zakat

c. Menghitung jumlah zakat dengan mengalikan prosentase dengan

tempat zakat. Prosentase zakat sebesar 2,5% bila menggunakan

tahun Hijriyah dan 2,575% untuk penghitungan zakat yang

menggunakan tahun Masehi sebagai dasarnya. Tentu saja dalam

penelitian ini menggunakan tahun masehi karena menggunakan

Page 52: skripsi_HAFID EMB

39

Laporan Keuangan yang memiliki periode akuntansi 1 (satu) tahun

masehi.

JZ = TZ x 2,575%

Ket: JZ = Jumlah Zakat

TZ = Tempat Zakat

Page 53: skripsi_HAFID EMB

40

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan

Obyek dari penelitian ini adalah CV Adi Komunika Enterprise.

Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

perdagangan dan jasa telekomunikasi. Perusahaan ini didirikan oleh

Bapak Ir. Adi Sucipto Musa pada tahun 1992 berkedudukan di Rt 08

Rw 03 Ujungbatu Jepara. Pada 16 September 1993 perusahaan ini

membuka usaha di bidang telekomunikasi, tepatnya perusahaan ini

mendirikan wartel sebagai bentuk usaha awalnya. Wartel yang

dioperasikan memiliki nama Eldiana.

Pada awal pendirian perusahaan ini, wartel yang dioperasikan

berada di Senenan, tepatnya di antara Kalingga Jati dan Istana Perabot

pada Jalan Raya Jepara Senenan km 3,5. Pada 24 Februari 1997 CV

Adi Komunika Enterprise membuka cabang usahanya di Jepara Kota,

tepatnya di Jl Veteran No 24. Pemilihan tempat ini tidak lain karena

dipandang sangat strategis karena bisa dikatakan bahwa tempat ini

merupakan wilayah pusat kegiatan ekonomi di Jepara. Bahkan dalam

perkembangannya tempat inilah yang menjadi pusat kegiatan

perusahaan sampai sekarang.

Page 54: skripsi_HAFID EMB

41

Perkembangan usaha di bidang telekomunikasi yang semakin

menjanjikan mendorong pemilik perusahaan untuk melebarkan

usahanya lagi. Pada 18 Februari 2005 Perusahaan ini membuka

bidang usaha yang lain, yakni counter HP. Counter HP yang didirikan

sejumlah dua unit. Pertama berada di Eldiana Veteran, satu tempat

dengan wartel Eldiana, dan yang kedua ditempatkan di SCJ (Shopping

Center Jepara).

4.1.2 Lokasi Perusahaan

CV Adi Komunika Enterprise berpusat di Jl Veteran No 24

sebelah selatan swalayan SAUDARA Jepara. Unit usaha terdiri dari

wartel dan counter HP. Unit usaha wartel terdiri dari dua unit, pertama

Eldiana Jepara di Jl Veteran No 24 , dan yang kedua di Senenan jalan

raya Jepara Senenan Km 3,5. Sedangkan unit usaha counter HP juga

memiliki 2 unit, pertama juga di Jl Veteran No 24, dan yang kedua

berada di SCJ (Shopping Center Jepara) tepatnya di lantai satu pintu

sebelah selatan SCJ.

Lokasi sangatlah penting bagi perusahaan dalam mengadakan

aktivitas usaha, karena akan mempengaruhi kedudukan perusahaan

dalam menghadapi persaingan yang menentukan kelangsungan hidup

baik sekarang maupun masa datang.

Faktor utama penentuan lokasi unit usaha CV Adi Komunika

Enterprise adalah letak pasar. Di mana unit usaha milik CV Adi

Komunika Enterprise berhubungan dengan adanya kebutuhan

Page 55: skripsi_HAFID EMB

42

masyarakat. Dengan lokasi usaha yang strategis, CV Adi Komunika

Enterprise dapat melayani kebutuhan konsumen dengan cepat dan

memuaskan.

4.1.3 Bidang Usaha

Bidang usaha dari perusahaan ini adalah pelayanan jasa dan

perdagangan di bidang telekomunikasi. Hal tersebut diwujudkan

dengan usaha jasa telekomunikasi wartel dan counter HP, dimana

kedua unit tersebut memiliki produk pelayanan yang dapat

memuaskan pelanggan.

Wartel yang didirikan tidak semata-mata hanya melayani

pelanggan yang ingin berkomunikasi lewat telepon, tetapi wartel

Eldiana yang merupakan merk unit usaha CV Adi Komunika

Enterprise juga melayani pengiriman fax serta penerimaan fax. Jasa

ini sangat membantu para pelanggan Eldiana yang rata —rata

merupakan pengusaha mebel dalam menjalankan transaksi mereka,

mengingat Jepara merupakan kota industri yang cukup terkenal, salah

satunya adalah industri mebel yang telah sejak lama berorientasi

ekspor.

Selain itu wartel Eldiana dan wartel Senenan juga memanjakan

pelangggan dengan menyediakan kebutuhan ringan pelanggan, wartel

ini juga menyediakan minuman ringan dan juga rokok sebagai bentuk

servis lebih dari wartel Eldiana. Servis Eldiana ini telah mendapat

pengakuan dari PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, terbukti dengan

Page 56: skripsi_HAFID EMB

43

didapatkannya penghargaan sebagai wartel dengan performansi

terbaik pada tahun 2002.

Sedangkan counter HP melayani konsumen dalam memenuhi

kebutuhan komunikasi yang memiliki mobilitas yang sangat tinggi.

Counter HP Eldiana menyediakan HP yang ditawarkan untuk

konsumen. Selain itu juga menyediakan voucher pulsa, baik fisik

maupun non fisik. Counter HP Eldiana juga menyediakan aksesoris

HP yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat.

Selain melakukan operasi jual beli, counter HP Eldiana juga

menyediakan jasa servis HP serta download kebutuhan HP yang

semakin beragam. Lengkapnya produk Eldiana merupakan bukti

komitmennya dalam memuaskan pelanggan dalam memenuhi

kebutuhan telekomunikasi yang sekarang ini sudah menjadi

kebutuhan masyarakat.

4.1.4 Struktur Organisasi

Kebanyakan organisasi berawal sebagai usaha wiraswasta

dengan struktur sederhana yang terdiri atas pemilik atau pemilik-

pemilik dan para karyawan. Struktur sederhana itu lebih dirumuskan

secara negatif dari pada positif. Struktur sederhana itu bukan struktur

yang rumit. Yang dimaksud adalah bahwa organisasi itu mempunyai

derajat departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas,

otoritas yang terpusat di tangan satu orang, dan sedikit formalisasi.

Organisasi dengan struktur sederhana lazimnya hanya mempunyai dua

Page 57: skripsi_HAFID EMB

44

atau tiga tingkatan vertikal, sebuah pengaturan karyawan secara

informal, dan satu orang memegang wewenang mengambil keputusan.

Struktur sederhana ini paling luas digunakan oleh perusahaan

kecil di mana pemilik dan manajernya merupakan orang yang sama.

Kekuatan-kekuatan struktur sederhana itu sudah jelas: cepat, fleksibel,

dan murah untuk dipertahankan. Salah satu kelemahan utamanya ialah

bahwa sulit membuatnya menjadi sebuah struktur yang efektif selain

dalam organisasi-organisasi kecil. Struktur ini semakin lama semakin

tidak memadai sewaktu organisasi tumbuh sebab formalisasinya yang

rendah serta tingginya sentralisasi cenderung mengakibatkan

kelebihan beban informasi di puncak.

Struktur organisasi pada CV Adi Komunika Enterprise

menggunkan tipe organisasi divisional, dengan pemisahan divisi

menurut unit usaha serta wilayah operasinya. Struktur organisasi CV

Adi Komunika Enterprise terdiri dari:

a. Dewan Komisaris

Dewan komisaris merupakan pendiri sekaligus pemilik CV Adi

Komunika Enterprise. Memiliki kedudukan tertinggi dalam

struktur organisasi tetapi tidak turut mengelola perusahaan. Hanya

mengawasi kinerja manajemen perusahaan, dan mengevaluasinya.

Page 58: skripsi_HAFID EMB

45

b. Direktur

Direktur merupakan jabatan menejemen tertinggi pada

perusahaan, bertanggung jawab atas jalannya usaha CV Adi

Komunika Enterprise dengan membawahi beberapa divisi.

c. Pimpinan Divisi

Pimpinan Divisi adalah pengelola unit usaha perusahaan.

Bertanggung jawab sepenuhnya atas jalannya unit usaha yang

dipimpinnya. Unit Divisi CV Adi Komunika Enterprise dibedakan

atas unit usaha serta wilayah operasinya. Bentuk tanggung jawab

Pimpinan Divisi kepada Direktur dilaksanakan secara langsung.

d. Karyawan

Karyawan merupakan pelaksana kegiatan perusahaan pada level

terdepan dalam melayani konsumen. Karyawan CV Adi

Komunika Enterprise terdiri dari karyawan penjaga wartel,

penjaga counter, serta tenaga servis HP.

Struktur organisasi CV Adi Komunika Enterprise memiliki tipe

organisasi dengan pemisahan divisional menurut unit usaha dan

lokasinya. Struktur organisasi tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut:

Page 59: skripsi_HAFID EMB

46

Gambar 4.1 Bagan Organisasi CV Adi Komunika Enterprise

DewanKomisaris

Direktur

Pimpinan DivisiSenenan

Pimpinan DivisiVeteran

Pimpinan DivisiSCJ

Karyawan Karyawan Karyawan

Page 60: skripsi_HAFID EMB

47

4.2 Analisis dan Pembahasan

4.2.1 Penentuan Rekening untuk Penghitungan Zakat

Di dalam melakukan penerapan penghitungan zakat mal

perusahaan dengan menggunakan laporan keuangan, pendekatan

neraca digunakan dalam penyusunan skripsi ini. Sehingga dapat

dikatakan hanya rekening riil yang akan dipakai dalam penghitungan

zakat mal. Hal ini dikarenakan penulis mengikuti pendapat yang lebih

kuat diantara beberapa pendapat. Sesuai dengan pengertiannya bahwa

zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang

Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada

yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula. Harta di

dalam akuntansi dilaporkan dalam neraca terutama pada sisi aktiva.

Persyaratan harta yang wajib dizakati seperti telah dijelaskan

pada bab sebelumnya yang meliputi: milik penuh, berkembang, cukup

mencapai senisab, lebih dari kebutuhan biasa, bebas dari hutang, dan

telah berlalu setahun. Persyaratan-persyaratan tersebut membantu kita

dalam menetapkan rekening apa saja yang dapat diperhitungkan

dalam zakat mal. Rekening laporan keuangan yang diperhitungkan

dalam zakat ini terdiri dari aktiva dan utang.

Definisi aktiva sebagai sumber daya yang dikuasai oleh

perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana

manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh

Page 61: skripsi_HAFID EMB

48

perusahaan memperjelas akan kewajiban zakat atasnya, dimana syarat

harta milik penuh telah terpenuhi.

Sedangkan syarat berkembang dianalogikan pada aktiva lancar

karena aktiva lancar merupakan modal kerja perusahaan yang

berpotensi untuk berkembang. Berbeda dengan aktiva tetap yang

malah mengalami penyusutan pada umumnya.

Pada sisi pasiva, hutang yang menjadi kewajiban perusahaan

akan dijadikan sebagai pengurang harta yang dikenakan zakat. Karena

hutang bukanlah hak milik perusahaan melainkan kewajiban

perusahaan.

Setelah mempelajari neraca CV Adi Komunika Enterprise maka

dapat kita tentukan rekening apa saja yang akan diperhitungkan dalam

zakat yakni meliputi:

a. Kas

b. Persediaan

c. Utang

Untuk penghitungan zakat CV Adi Komunika Enterprise maka

pembahasan metode pengukuran dan pengakuan rekening laporan

keuangannya akan dikhususkan pada rekening-rekening di atas.

4.2.2 Pengukuran dan Pengakuan Rekening Laporan Keuangan

Metode pengukuran dan pengakuan laporan keuangan yang

diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan CV Adi Komunika

Enterprise memerlukan penyesuaian untuk pengitungan zakatnya. Hal

Page 62: skripsi_HAFID EMB

49

ini dikarenakan di dalam penghitungan zakat mal, harta yang wajib

dizakati memiliki persyaratan tertentu seperti dijelaskan sebelumnya.

Sesuai dengan pembahasan pada sub bab sebelumnya,

rekening-rekening yang berhubungan dengan penghitungan zakat

pada CV Adi Komunika Enterprise secara garis besar terdiri dari tiga

golongan utama yakni; Kas, Persediaan, dan Utang.

4.2.2.1 Kas

Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan

sebagai ukuran dalam akuntansi. Kas adalah segala sesuatu

yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat

pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.

Diterima pada nilai nominal sewaktu diuangkan merupakan

petunjuk untuk menentukan apakah suatu surat berharga

dapat dianggap sebagai kas. Kriteria lain untuk dapat

dianggap sebagai kas adalah dapat digunankan segera.

Artinya, apabila diminta dapat segera dikeluarkan.

Sesuai dengan definisinya, di neraca CV Adi Komunika

Enterprise, kas disajikan pada nilai nominalnya. Pengukuran

kas sesuai dengan nilai nominal kas. Metode pengakuan dan

pengukuran ini tidak mengalami perubahan dalam

penghitungan zakat mal perusahaan, karena tidak

bertentangan dengan aturan syariah.

Page 63: skripsi_HAFID EMB

50

Maka di dalam penghitungan zakat nanti, kas dihitung

sebesar nilai nominal yang dilaporkan dalam neraca CV Adi

Komunika Enterprise.

4.2.2.2 Persediaan

Persediaan barang dagang adalah barang-barang yang

dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Persediaan barang

dagang pada umumnya dinilai pada harga perolehannya.

Dalam hal tertentu persediaan dapat dinilai pada harga

terendah antara harga perolehan dan harga pasar atau nilai

yang dapat diharapkan dapat direalisasikan.

Apabila persediaan dinilai berdasarkan harga terendah antara

harga pokok dan harga pasar, maka harga pokok persediaan

(yang telah ditetapkan berdasarkan metode FIFO, LIFO, atau

rata-rata) dibandingkan dengan harga pasarnya. Harga yang

terendah diantara keduanya dipilih untuk penilaian dan

digunakan untuk penyajian di laporan keuangan.

Setiap persediaan yang dijual pada CV Adi Komunika

Enterprise memiliki rekening sendiri-sendiri yang merupakan

buku pembantu persediaan. Cara ini dikenal sebagai metode

buku (perpetual), di mana setiap perubahan dalam persediaan

diikuti dengan mencatat dalam rekening persediaan sehingga

jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan

melihat kolom saldo dalam rekening persediaan.

Page 64: skripsi_HAFID EMB

51

Berikut ini tabel nilai persediaan beserta mark up menurut

jenis persediaan berdasarkan data CV Adi Komunika

Enterprise:

Tabel 4.1 Nilai Buku Persediaan dengan Mark Up

Jenis Persediaan Nilai Buku/ Harga

Beli Mark up

Minuman Ringan Rp 382.000 25%

Voucher Fisik Rp 4.820.000 5%

Voucher Non Fisik Rp 2.680.000 5%

Kartu Perdana Rp 320.000 5%

Aksesoris HP Rp 1.380.000 25%

Hand Phone Rp 6.800.000 5%

Jumlah persediaan Rp 16.382.000Sumber: CV Adi Komunika Enterprise

Perlu diperhatikan juga, dalam persediaan CV Adi Komunika

Enterprise tidak diakuinya persediaan rokok sebagai milik

perusahaan. Hal ini dikarenakan rokok tersebut merupakan

barang konsinyasi (titipan). Dalam cara penjualan titipan,

barang-barang yang dititipkan untuk dijual haknya masih

tetap pada yang menitipkan sampai saat barang-barang

tersebut dijual.

Sebelum barang-barang tersebut dijual masih tetap menjadi

persediaan pihak yang menitipkan. Pihak yang menerima

titipan tidak mempunyai hak atas barang-barang tersebut

sehingga tidak mencatat barang-barang tersebut sebagai

persediaannya. Apabila barang-barang itu sudah dijual maka

Page 65: skripsi_HAFID EMB

52

yang menerima titipan membuat laporan pada yang

menitipkan. Dalam hal ini zakat atas barang konsinyasi tidak

diwajibkan kepada perusahaan karena syarat milik penuh

tidak terpenuhi.

Metode pengukuran pada CV Adi Komunika Enterprise

menggunakan kos historis sebagai atribut yang diukurnya

dalam mengukur nilai persediaannya. Sedangkan untuk

penghitungan zakat, nilai pada saat penghitungan zakat

(current value) merupakan atribut yang diukur sebagai

penilaian aset perusahaan, lebih tepatnya menggunakan harga

jual sekarang (current exit price).

Alasan pengukuran atribut harga jual sekarang dikarenakan

zakat dikenakan tidak hanya pada modalnya saja, tetapi juga

pertumbuhannya. Sehingga dalam pengukuran persediaan,

bukan diukur atas harga belinya (modal) saja, tetapi harga

jualnya (modal ditambah pertumbuhan).

Berdasarkan data nilai persediaan beserta mark up yang telah

diperoleh, maka kita dapat melakukan pengukuran persediaan

dengan atribut harga jual dengan menambahkan harga

perolehan dengan mark up yang telah dikalikan dengan harga

perolehan tersebut (laba kontribusi)

Harga jual = harga perolehan + (mak up x harga perolehan)

Page 66: skripsi_HAFID EMB

53

Tabel 4.2 Perhitungan Harga Jual Persediaan

Jenis Persediaan Mark up Nilai Buku/ HargaBeli

Nilai Realisasi/Harga Jual

Minuman Ringan 25% Rp 382.000 Rp 477.500Voucher Fisik 5% Rp 4.820.000 Rp 5.061.000Voucher Non Fisik 5% Rp 2.680.000 Rp 2.814.000Kartu Perdana 5% Rp 320.000 Rp 336.000Aksesoris HP 25% Rp 1.380.000 Rp 1.725.000Hand Phone 5% Rp 6.800.000 Rp 7.140.000

Rp 16.382.000 Rp 17.553.500Sumber: data yang telah diolah

Jadi berdasarkan perhitungan di atas, di mana persediaan

dihitung berdasarkan atribut harga pasar, maka persediaan

dinilai sebesar Rp 17.553.500 untuk penghitungan tempat

zakat.

4.2.2.3 Utang

Utang adalah pengorbanan manfaat ekonomi di masa

mendatang yang timbul akibat dari peristiwa masa lalu pada

prinsipnya utang akan dicantumkan sebesar nilai tunai dari

utang-utang tersebut, tetapi pada umumnya akan

dicantumkan dengan jumlah sebesar nilai nominalnya.

Penyimpangan ini dilakukan dengan dasar anggapan bahwa

selisih antara nilai nominal dengan nilai tunainya relatif kecil.

Dasar pengukuran hutang adalah jumlah rupiah sumber

ekonomi yang harus dikorbankan apabila pada saat penilaian

(pelaporan), hutang dilunasi. Hal ini disebabkan tujuan

Page 67: skripsi_HAFID EMB

54

penyajian hutang biasanya dikaitkan dengan masalah

likuidasi.

Utang pada neraca CV Adi Komunika Enterprise terdiri atas

utang dagang dan utang biaya. Utang dagang timbul dari

pembelian barang-barang atau jasa-jasa dan dari pinjaman

jangka pendek. Utang biaya merupakan utang yang timbul

dari pengakuan akuntansi terhadap biaya-biaya yang sudah

terjadi tetapi belum dibayar. Yang termasuk dalam kelompok

ini adalah utang yang timbul dari gaji dan upah, biaya sewa,

dan lain-lain.

Metode pengukuran dan pengakuan utang yang ada pada

neraca CV Adi Komunika Enterprise tidak bertentangan

dengan aturan syariah maka tidak perlu dilakukan

penyesuaian guna penghitungan zakat mal perusahaan

tersebut.

4.2.3 Penghitungan Zakat Mal Perusahaan

4.2.3.1 Penghitungan Tempat Zakat

Tempat zakat terdiri dari aktiva lancar dikurangi dengan

utang. Maka tempat zakat dapat dihitung sebagai berikut:

TZ = AL – U

= (Kas + Persediaan) – Utang

= (4.156.850 + 17.553.500) – 1.322.000

= 21.710.350 – 1.322.000 = Rp 20.388.350,-

Page 68: skripsi_HAFID EMB

55

Jadi tempat zakat CV Adi Komunika Enterprise periode 31

Desember 2005 sebesar Rp 20.388.350,-

4.2.3.2 Penghitungan Nisab Zakat

Nisab zakat mal perusahaan sebesar 85 gram emas. Harga

emas yang digunakan adalah harga konsumen emas pada

waktu penghitungan zakat, hal ini sesuai dengan ukuran yang

digunakan dalam penghitungan harta perusahaan yang

menggunakan harga konsumen juga (harga jual).

Tabel 4.3 Data Harga Emas Bulan Desember 2005

Berdasarkan Harga Konsumen

Waktu Harga per gram(Rp)

Minggu I 135.000

Minggu II 137.500

Minggu III 140.000

Minggu IV 140.000Sumber BPS Kab Jepara 2006

Berdasarkan data di atas, maka besarnya nisab harta

perusahaan dapat dihitung sebagai berikut:

NZ = 85 x harga emas per gram

= 85 x 140.000 = Rp 11.900.000

Karena tempat zakat yang telah dihitung lebih besar dari

nisab zakat yang ada, berarti harta tersebut telah memenuhi

persyaratan nisab zakat. Maka harta tersebut wajib dizakati.

Page 69: skripsi_HAFID EMB

56

4.2.3.3 Penghitungan Jumlah Zakat

Zakat CV Adi Komunika Enterprise dihitung dengan

menggunakan laporan Neraca 31 Desember 2005. Hal ini

berarti haul yang digunakan dalam pengitungan zakat adalah

tahun masehi, maka besarnya prosentase jumlah zakat

sebesar 2,575% dari tempat zakat.

Maka besarnya zakat mal CV Adi Komunika Enterprise pada

31 Desember 2005 adalah sebagai berikut:

JZ = TZ x 2,575%

= Rp 20.388.350,- X 2,575%

= Rp 525.000,-

Berdasarkan perhitungan tersebut, jumlah zakat mal CV Adi

Komunika Enterprise sebesar Rp 525.000,- pada periode 31

Desember 2005 dengan haul satu tahun masehi mulai tanggal

1 Januari 2005.

Page 70: skripsi_HAFID EMB

57

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan dari hasil penelitian dan uraian bab-bab sebelumnya tentang

metode pengukuran dan pengakuan rekening-rekening laporan keuangan pada CV

Adi Komunika Enterprise maka selanjutnya dapat diambil suatu kesimpulan serta

kiranya diberikan saran-saran yang dapat membangun perusahaan sebagai suatu

pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan menetapkan kebijakan untuk masa

yang akan datang dalam mencapai tujuan perusahaan.

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil setelah pembahasan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

5.1.1. Akuntansi syariah berbeda dengan akuntansi konvensional karena

faktor tujuan. Siapapun yang bertransaksi dengan cara syariah, harus

dapat diasumsikan bahwa tujuannya adalah dalam rangka mematuhi

perintah-Nya Yang Maha Kuasa. Tentu saja berbeda dengan tujuan

yang biasanya ingin dicapai akuntansi konvensional, yang biasanya

hanya sarat dengan nilai-nilai keduniawian, tetapi kering dari nilai-

nilai ukhrowi.

5.1.2. Tujuan akuntansi syariah dapat dibuat dalam dua tingkatan. Yakni

ideal dan praktis. Secara ideal maka laporan keuangan adalah

pertanggung jawaban muammalah kepada Sang Pemilik Yang Hakiki,

Allah SWT, dengan mentransformasikan dalam bentuk pengamalan

Page 71: skripsi_HAFID EMB

58

syariah-Nya. Jadi berfungsi sebagai media penghitungan zakat, karena

itu adalah manifestasi kepatuhan kepada-Nya. Barulah dengan tujuan

pragmatis dengan upaya untuk menyediakan informasi kepada stake

holder dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi.

5.1.3. Aspek pengakuan banyak berperan dalam menentukan elemen laporan

keuangan. Sedangkan aspek pengukuran memegang peranan penting

dalam kaitannya dengan peran laporan akuntansi yang harus

menyajikan data kuantitatif tentang posisi kekayaan perusahaan dalam

suatu waktu tertentu.

5.1.4. Dalam praktek akuntansi syariah untuk penghitungan zakat mal

perusahaan, aspek pengakuan tidaklah berbeda jauh dengan praktek

konvensional, hanya terdapat perbedaan atas aspek pengukuran saja,

karena aturan syariah dalam penghitungan zakat menggunakan ukuran

harga pasar sebagai atribut pengukuran rekening laporan keuangan,

sedangkan dalam metode konvensional menggunakan biaya historis.

Sehingga menghasilkan ukuran yang berbeda atas aset perusahaan.

5.1.5. Dalam kasus CV Adi Komunika Enterprise perbedaan pengukuran

terletak pada pengukuran persediaan perusahaan, dimana secara

konvensional persediaan CV Adi Komunika Enterprise sebesar Rp

16.382.000, setelah menyesuaikan unit ukuran dengan harga pasar

maka persediaannya sebesar Rp 17.553.500.

5.1.6. Penghitungan zakat pada CV Adi Komunika Enterprise dengan

menggunakan laporan keuangan menggunakan rekening kas,

Page 72: skripsi_HAFID EMB

59

persediaan, dan utang sebagai dasar penghitungannya. Dengan

mengurangkan utang terhadap jumlah kas dan persediaan dan

mengalikannya dengan tarif zakat sebesar 2,575% atas dasar periode

akuntansi selama 1 tahun masehi sebagai haulnya, maka zakat CV Adi

Komunika Enterprise pada periode 31 Desember 2005 sebesar Rp

525.000,-.

5.2 Saran

Setelah penulis melakukan pembahasan skripsi ini maka dapat memberikan

saran-sarannya sebagai berikut:

5.2.1. Hendaknya bila perusahaan membayarkan zakat tersebut disalurkan

melalui badan amil zakat ataupun lembaga amil zakat yang telah

mendapat pengesahan pemerintah, karena sesuai UU No 38 Tahun

1999 Tentang Pengelolaan zakat, maka zakat yang dikeluarkan

tersebut dapat dikurangkan dari laba kena pajak sesuai perundang-

undangan yang berlaku.

5.2.2. Perusahaan tidak perlu melakukan perubahan atas metode pengukuran

atas persediaan untuk penyusunan laporan keuangan konvensional,

perubahan metode pengukuran atas pesediaan hanya dilakukan untuk

penghitungan zakat saja.

5.2.3. Diharapkan adanya penerapan yang lebih luas atas metode

pengukuran dan pengakuan rekening laporan keuangan untuk

penghitungan zakat mal perusahaan yang lebih kompleks.

Page 73: skripsi_HAFID EMB

60

5.3. Keterbatasan

Penulis sangat menyadari bahwa dalam melakukan penelitian tidak lepas dari

keterbatasan dan kelemahan. Keterbatasan dan kelemahan tersebut adalah

adanya pertimbangan (jugment) pribadi penulis di dalam melakukan penelitian.

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang mungkin dapat diatasi

oleh peneliti selanjutnya. Beberapa keterbatasan tersebut adalah:

5.3.1. Penelititian hanya dilakukan dengan metode studi kasus terhadap

perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan perdagangan. Maka hasil

dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan karena karakteristik

masing-masing jenis perusahaan berbeda.

5.3.2. Adanya keterbatasan konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

Dimana penulis menggunakan asumsi ditiadakannya utang jangka

panjang dalam perusahaan, karena dalam konteks perusahaan yang

islami, penulis mencoba mengasumsikan hanya ada utang jangka

pendek yang tidak berbunga (riba), karena diasumsikan utang jangka

panjang dalam perusahaan yang islami telah diganti dengan sistem

pembiayaan syariah, dan diasumsikan sifat pembiayaan tersebut tidak

sama dengan utang jangka panjang yang dipraktekkan pada

perusahaan pada umumnya, sehingga konsep ini belum bisa

diterapkan pada dunia usaha dengan sempurna.

Page 74: skripsi_HAFID EMB

61

DAFTAR PUSTAKA

Anis Chariri dan Imam Ghozali. 2003. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. BP UNDIP.Semarang.

Belkaoui, Ahmed Riahi. 2000. Teori Akuntansi (Accounting Theory, 4th ed). Buku1 dan Buku 2, edisi Pertama. Alih bahasa Marwata dkk. Salemba Empat.Jakarta.

Didin Hafidhuddin. 2002. Zakat dalam Perekonomian Modern. Gema Insani Press.Jakarta.

________________. 2003. Islam Aplikatif. Gema Insani Press. Jakarta.

Husein Umar. 1997. Riset Akuntansi. Gramedia Pustaka utama. Jakarta.

IAI. 2002. Standard Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakata.

Iwan Triyuwono dan Muhamad As’ udi. 2001. Akuntansi Syariah. Edisi Pertama.Salemba Empat. Jakarta.

Mughniyah, Muhammad Jawad. 2000. Fiqih Lima Mazhab. Alih Bahasa MasykurA.B. dkk. Lentera. Jakarta.

Muhammad. 2000. Prinsip-prinsip Akuntansi dalam Al-Qur an. UII Press.Yogyakarta.

M. Akhyar Adnan. 2005. Akuntansi Syariah: Arah, Prospek dan Tantangannya.UII Press. Yogyakarta.

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis: UntukAkuntansi & Manajemen. Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

Page 75: skripsi_HAFID EMB

62

Qardawi, Yusuf. 1999. Hukum Zakat. Alih Bahasa Salman Harun dkk. Penerbitkerjasama Lintera Antar Nusa dengan Mizan. Jakarta.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. RinekaCipta. Jakarta.

Syahatah, Husein. 2004. Akuntansi Zakat, Panduan Praktis Penghitungan ZakatKontemporer. Alih Bahasa A. Syakur, Lc. Pustaka Progressif. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat,http://www.tempointeraktif.com, diakses pada 21 April 2006.

Zaidah Kusmawati. 2005. Menghitung Laba Perusahaan, Aplikasi AkuntansiSyari ah. Magistra Insania Press. Yogyakarta.

Page 76: skripsi_HAFID EMB

63

Aktiva Lancar Utang

Kas 4.156.850Rp Utang Usaha 670.000Rp

Persediaan 16.382.000Rp Utang Gaji 652.000Rp

Aktiva Tetap Jumlah Utang 1.322.000Rp

Harga Perolehan 545.200.000Rp

Akumulasi Depresiasi 43.150.000Rp Ekuitas 521.266.850Rp

Nilai buku 502.050.000Rp522.588.850Rp 522.588.850RpPASSIVAAKTIVA

CV ADI KOMUNIKA ENTERPRISENERACA

PERIODE 31 DESEMBER 2005

AKTIVA PASSIVA

Page 77: skripsi_HAFID EMB

64

Jl Veteran No 24 Jepara 59417. Phone/ Fax (0291) 591531

SURAT KETERANGANNo: 001/AKE-Pnt/VI//2006

Yang bertanda tangan di bawah ini selaku Direktur CV Adi Komunika Enterprise

Jepara menerangkan:

Nama : HAFID JUNAIDI

NIM : 0220000177

Jurusan : Akuntansi

Alamat : Ngasem krajan rt 17/ 02 Batealit – Jepara

Bahwa mahasiswa tersebut di atas telah benar-benar melakukan penelitian di CV

Adi Komunika Enterprise dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Metode

Pengukuran dan Pengakuan Rekening-Rekening Laporan Keuangan untuk Penghitungan

Zakat Mal Perusahaan; Studi Kasus CV Adi Komunika Enterprise”.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Jepara, 27 Mei 2006

CV Adi Komunika Enterprise

Ir. Adi Sucipto MusaDirektur