skripsi statcom

Upload: andreas-coas

Post on 02-Jun-2018

273 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    1/90

    ANALISA DAN SIMULASI STATIC SYNCHRONOUS

    COMPENSATOR (STATCOM) SEBAGAI

    KOMPENSATOR DAYA REAKTIFPADA INDUSTRI BAJA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

    mendapatkan gelar Sarjana Teknik

    Disusun oleh:

    Ahmad Faiz Adnan

    3332051032

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

    UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

    FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

    CILEGON

    2010

    PDF processed with CutePDF evaluation edition www.CutePDF.comPDF processed with CutePDF evaluation edition www.CutePDF.comPDF processed with CutePDF evaluation edition www.CutePDF.com

    http://www.cutepdf.com/http://www.cutepdf.com/http://www.cutepdf.com/http://www.cutepdf.com/http://www.cutepdf.com/http://www.cutepdf.com/
  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    2/90

    CARI ALLAH DULU SEBELUM

    MENCARI PERTOLONGAN MANUSIA

    HADIRKAN ALLAH SWT DALAM

    SETIAP AKTIVITAS KITA :

    DIAWAL, DITENGAH

    DAN

    DIAKHIR IKHTIAR KITA

    (UST. YUSUF MANSYUR)

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    3/90

    ii

    PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:

    ANALISA DAN SIMULASI STATIC SYNCHRONOUS COMPENSATOR

    (STATCOM) SEBAGAI KOMPENSATOR DAYA REAKTIF PADA

    INDUSTRI BAJA

    yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Teknik padaJurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

    sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi yang

    sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar

    kesarjanaan di lingkungan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa maupun di

    Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber

    informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.

    Cilegon, 7 Mei 2010

    Ahmad Faiz AdnanNPM. 3332051032

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    4/90

    iii

    PENGESAHAN PEMBIMBING

    Skripsi dengan judul :

    ANALISA DAN SIMULASI STATIC SYNCHRONOUS COMPENSATOR

    (STATCOM) SEBAGAI KOMPENSATOR DAYA REAKTIF PADA

    INDUSTRI BAJA

    dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Teknik pada

    Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dandisetujui untuk diajukan dalam sidang ujian skripsi.

    Cilegon, 7 Mei 2010

    Pembimbing I Pembimbing II

    Wahyuni Martiningsih, Ir., MT. Muhammad Otong, ST

    NIP. 196303132001122001 NIP. 197203192005011001

    Mengetahui

    Ketua Jurusan Teknik Elektro

    Ri Munarto, Ir., M.EngNIP. 195911202003121001

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    5/90

    iv

    PENGESAHAN PENGUJIAN

    Skripsi dengan judul :

    ANALISA DAN SIMULASI STATIC SYNCHRONOUS COMPENSATOR

    (STATCOM) SEBAGAI KOMPENSATOR DAYA REAKTIF PADA

    INDUSTRI BAJA

    Telah di uji dan dinyatakan lulus, pada tanggal 7 Mei 2010.

    Penguji I Penguji II Penguji III

    Ri Munarto, Ir., M.Eng. M. Sadikin, ST., MT. Supriyanto, ST.,M.Sc.

    NIP. 195911202003121001 NIP. 132282205 NIP. 197605082003121002

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    6/90

    v

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum. Wr. Wb.

    Alhamdulillahi robbil alamin, penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT,

    karena rahmat, hidayah, izin serta ridho-Nya lah sehingga penulis dapat

    menyelesaikan penulisan skripsi ini. Solawat serta salam tercurah kepada kudwah

    hasanah umat manusia - Rasululloh SAW, keluarga, sahabat serta pengikutnya

    hingga akhir zaman.

    Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan untuk menempuh Ujian S-1 Teknik

    Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Serta

    menjadi bagian dalam melengkapi mata kuliah yang ada dalam Jurusan Teknik

    Elektro.

    Penyelesaian penelitian skripsi ini tak lepas karena berkat dukungan dari

    berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

    1. Kepada Orang Tua Tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril

    maupun materil serta doa tiada henti, dan juga buat adik-adikku tercinta,

    Ratna Ardiyanti, Ahmad Faujan Rezeki, Ahmad Fauzi Hardiansyah danAhmad Farhan Ramadhan.

    2. Ibu Wahyuni Martiningsih, Ir., MT. selaku Dosen Pembimbing I yang

    telah banyak memberikan pengarahan dalam penulisan laporan skripsi ini

    ditengah kesibukan beliau menyelesaikan study S3 nya.

    3. Bapak M. Otong, ST. selaku Dosen pembimbing II yang juga telah

    bersedia membimbing ditengah banyaknya mahasiswa yang menjadi

    bimbingan beliau.

    4.

    Bapak Ri Munarto, Ir., M.Eng. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

    Untirta.

    5. Ibu Irma Saraswati, S.Si., MT. yang selalu menyemangati dan membantu

    administrasi penulis selama penyusunan skripsi.

    6. Seluruh dosen teknik elektro Untirta.

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    7/90

    vi

    7. Teh Yunita yang selalu memberikan semangat, motivasi dan tempat curhat

    selama pengerjaan skripsi. Teh Tika yang selalu menanyakan kapan

    lulus.

    8. Sahabat yang selalu menemani, Whisnu B, Jawa (Akhmad Zaeni M), Fikri

    (yang selalu menanyakan progress skripsi di setiap pagi), Mamat, Agi W,

    Eko S, Aziz E, Erpin S.

    9. Kawan-kawan seperjuangan Teknik Elektro angkatan 2005 yang selalu

    kompak,.

    10.

    Ukhti Nismah Maulida, akh Khoirul, akh Rusli, akh Waluyo dan semua

    sahabat ETOS ITS yang telah banyak membantu selama berada di ITS.

    11.

    Didin, Ukhti Zakiah Nurul Fauzi (Aulia qq), Riya Safariyah, Maya

    Anggraeni, Laili Puspitasari, Halida Windhya Setiawan, Lailatul

    Masyrifah yang selalu menyemangati untuk segera lulus.

    Penulis menyadari penelitian skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk

    itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik berbagai pihak demi

    kesempurnaan skripsi ini.

    Terima kasih.

    Wassalamualaikum Wr.Wb.

    Cilegon, 7 Mei 2010

    Penulis,

    Ahmad Faiz Adnan

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    8/90

    vii

    ABSTRAK

    Energi listrik yang digunakan dalam Electric Arc Furnace ( EAF) industri

    peleburan biji besi baja dan scrap relatif besar, dan tidak stabil sesuai dengan

    kondisi sentuhan elektroda-elektroda dengan bahan (biji besi dan scrap),

    sehingga sering menyebabkan terganggunya sistem kelistrikan.

    Dalam mengatasi permasalahan yang ditimbulkan dari busur listrik yang

    terjadi, perkembangan dibidang elektronika daya telah melahirkan teknologi

    Flexible AC Transmission System (FACTS), dimana FACTS dapat meningkatkan

    kemampuan kontrol dan menaikkan kapasitas penyaluran daya pada sistem

    transmisi daya AC dan salah satu peralatan dari FACTS adalah Static

    Synchronous Compensator (STATCOM). Dengan memanfaatkan teori aliran daya

    kompleks dimana dengan mengatur nilai tegangan untuk mengatur daya reaktifmaka STATCOM mengontrol nilai tegangan sistem sehingga dapat menyuplai

    atau menyerap daya reaktif untuk mengurangi gangguan yang terjadi pada

    sistem.

    Dengan STATCOM yang dipasang secara paralel terhadap sistem akan

    menghasilkan tegangan AC untuk mensuplai sistem. Pada kondisi tanpa

    kompensasi, daya reaktif yang mengalir di sistem adalah sebesar 43 Mvar

    kapasitif dan tegangan sistem mengalami penurunan menjadi 29.004 kV (0.9668

    pu) dari nilai referensi sebesar 30 kV, dan pada kondisi kompensator STATCOM

    diaktifkan, daya reaktif yang mengalir disistem adalah sebesar 18 Mvar kapasitif,

    dengan besar daya reaktif yang dibangkitkan oleh STATCOM adalah 25 Mvar,

    dan tegangan sistem menjadi 29.232 kV (0.9744 pu).

    Kemampuan STATCOM dalam mengkompensasi didapat dari pengontrolan

    yang terus menerus terhadap tegangan sistem, sehingga memungkinkan

    STATCOM bekerja pada kondisi induktif (menyerap daya reaktif) dan kapasitif

    (membangkitkan daya reaktif).

    Kata Kunci : EAF, FACTS, Static Synchronous Compensator (STATCOM),

    Daya Reaktif

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    9/90

    viii

    ABSTRACT

    Electrical energy used in Electric Arc Furnace (EAF) steel iron ore

    smelting industry and the scrap is relatively large, and unstable in accordance

    with the conditions of the electrodes touch with the material (iron ore and scrap),

    thus often causing disturbance in the electrical system.

    In overcoming problems caused by electrical arc occurred, developments

    in the field of power electronics technology has spawned the Flexible AC

    Transmission System (FACTS), where the FACTS can improve control and

    increase power supply capacity of the AC transmission systems and equipment

    from one of the FACTS is Static Synchronous Compensator (STATCOM). By

    utilizing the theory of complex power flow where the set value of voltage to

    regulate the STATCOM reactive power control voltage value so that the systemcan supply or absorb reactive power to reduce the disruption that occurred in the

    system.

    With STATCOM installed in parallel to the system produces an AC

    voltage for supplying the system. In conditions without compensation, reactive

    power flow in the system amounted to 43 MVar capacitive and voltage system

    decreased to 29 004 kV (0.9668 pu) from the reference value of 30 kV, and the

    condition of STATCOM compensator is activated, the reactive power that flows in

    system amounted to 18 MVar capacitive, with a large reactive power generated

    by the STATCOM is MVar 25, and 29 232 kV system voltage becomes (0.9744

    pu).

    STATCOM in compensating ability is obtained from the continuous

    control of system voltage, enabling the STATCOM in inductive conditions

    (absorbing reactive power) and capacitive (generating reactive power).

    Key word : EAF, FACTS, Static Synchronous Compensator (STATCOM),

    Daya Reaktif

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    10/90

    ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

    PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................ iii

    LEMBAR PENGUJIAN ....................................................................... iv

    KATA PENGANTAR ........................................................................... v

    ABSTRAK ............................................................................................. vii

    ABSTRACT .......................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ......................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii

    DAFTAR TABEL ................................................................................ xiv

    BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ................................................................... 1

    1.2. Rumusan Masalah .............................................................. 2

    1.3. Batasan Masalah................................................................. 2

    1.4.

    Tujuan Skripsi .................................................................... 3

    1.5. Metodologi Penelitian ............................. ............................ 3

    1.6. Sistematika Penulisan ......................................................... 4

    BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................... 6

    2.1. Kompensasi Daya Reaktif ............... ................................ ..... 6

    2.2. Aliran Daya Komplek ......................... ................................. 8

    2.3. Static Synchronous Compensator (Statcom) ........... .............. 10

    2.3.1.Prinsip Kerja STATCOM ............................................ 10

    2.3.2.Voltage Source-Converter (VSC) ................................. 15

    2.3.3.Daya Reaktif Yang Dialirkan ............... ........................ 22

    2.3.4.

    STATCOM 48 Pulsa ................... ................................. 22

    2.3.4.1.Konverter 12 Pulsa ........................................... 24

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    11/90

    x

    2.3.4.2. Analisa Sinyal Arus AC ............................ ...... 28

    2.3.4.3.Arus Kapasitor ................................................ 31

    2.3.4.4.Tegangan DC Kapasitor ................................... 34

    2.3.5.Tegangan Voltage Source Converter GTO 48 Pulsa .... . 35

    2.3.5.1. Arus Kapasitor ................................................ 37

    2.3.5.2. Tegangan Kapasitor ........................................ 37

    2.3.6.Karakteristik V-I STATCOM ...................................... 38

    2.3.7.Sistem Kontrol STATCOM ......................................... 39

    2.3.8.

    Jatuh Tegangan ............................................................ 41

    2.4. Transformasi abc to dq0 ................................................. ...... 42

    2.5.Electric Arc Furnace(EAF) ..................... ............................ 42

    BAB III. PEMODELAN SISTEM STATIC

    SYNCHRONOUS COMPENSATOR .................................. 44

    3.1. Pemodelan Static Synchronous Compensator

    (STATCOM) ........................................................................ 44

    3.1.1.Sistem Pengukuran ...................................................... 46

    3.1.2.Regulator Tegangan .................... ................................. 47

    3.1.3.

    Regulator Arus ............................................................ 47

    3.1.4.Rangkaian Sinkronisasi .................... ............................ 48

    3.1.5.Rangkaian Pembangkitan Sinyal Penyalaan ................. 49

    3.2. Pemodelan Beban ................................................................ 49

    3.3. Pemodelan Sumber Tegangan dan Sistem Transmisi ........... . 50

    BAB IV. ANALISA DAN PERHITUNGAN ........................................ 53

    4.1. Analisa dan Simulasi Program Matlab ................................. 53

    4.1.1. Perhitungan Daya Reaktif ..................................... ..... 54

    4.2. Jatuh Tegangan ........................................ ............................ 65

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    12/90

    xi

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 66

    5.1. Kesimpulan ......................................... ................................. 66

    5.2. Saran ................................................................................... 67

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 68

    LAMPIRAN

    Single line Diagram Sistem Static Var Compensator MTS III ................. 70

    Data Trafo EAF & LF BSP, SSP I, SSP II .............. ................................. 71

    Data Standar Mutu Produk Listrik PT. KDL .......... ................................. 74

    Appendix 1 ............................................................................................. 75

    Appendix 2 ............................................................................................. 76

    Bagian-bagian EAF dan Tahapan .................. ................................ .......... 78

    Sistem Stabilitas Tegangan ......................................... ............................ 84

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    13/90

    xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Segitiga Daya ........................................................................... 7

    Gambar 2.2. Single Line Diagram Penyaluran Daya ..................................... 8

    Gambar 2.3. Interkoneksi Dua Sumber Tegangan ......................................... 9

    Gambar 2.4. Operasi STATCOM: (a) Operasi Induktif

    Dan (b) Operasi Kapasitif ...................... ................................. 11

    Gambar 2.5. Prinsip Kerja STATCOM ......................................... ............... 12

    Gambar 2.6. One Line Diagram STATCOM ................................................ 14

    Gambar 2.7. VSI 6 Pulsa Dengan Beban Resistif .............................. ........... 16

    Gambar 2.8. Kontrol Sinyal Penyalaan ......................................................... 17

    Gambar 2.9. Bentuk Gelombang TeganganLine-To-Line ............................. 18

    Gambar 2.10. Rangkaian Ekivalen Urutan 1-5-6 ................................ .......... 18

    Gambar 2.11. Rangkaian Ekivalen Urutan 1-2-6 ................................ .......... 18

    Gambar 2.12. Rangkaian Ekivalen Urutan 1-2-3 ................................ .......... 19

    Gambar 2.13. Bentuk Gelombang TeganganLine-To-Neutral.. .................... 21

    Gambar 2.14. STATCOM 48 Pulsa .............................................................. 23

    Gambar 2.15. (a). vab(t)12dan vabY(t)2; (b). Tegangan 12 Pulsa ..................... 26

    Gambar 2.16. TeganganLine to Neutral STATCOM 12 Pulsa ..................... 27

    Gambar 2.17. Diagram Fasor ........................................................................ 28

    Gambar 2.18. Tegangan Sistem AC dan Tegangan Fundamental

    Kompensator van(t) ................................................................ 29

    Gambar 2.19. Arus Kapasitor Konverter Pertama

    (a)Membangkitkan Daya Reaktif ................................ .......... 33

    (b)Menyerap Daya Reaktif .................................................... 33

    Gambar 2.20. Arus Kapasitor Konverter Kedua

    (a)Membangkitkan Daya Reaktif ................................ .......... 33

    (b)

    Menyerap Daya Reaktif .................................................... 33

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    14/90

    xiii

    Gambar 2.21 Tegangan 48-PulsaLine-to-Line(Biru)

    DanLine-To-Neutral (Merah) .................................................. 36

    Gambar 2.22. Karakteristik V-I STATCOM ................................................. 38

    Gambar 2.23. Sistem Kontrol STATCOM .................................................... 40

    Gambar 3.1. Rangkaian STATCOM Untuk Analisa Dinamik ............. .......... 44

    Gambar 3.2. Sistem Kontrol STATCOM .................... ................................. 45

    Gambar 3.3. Blok Sistem Pengukuran .......................................................... 46

    Gambar 3.4. Simulink Blok Regulator Tegangan .............................. ........... 47

    Gambar 3.5. Simulink Blok Regulator Arus ................................................. 48

    Gambar 3.6. Simulink Blok Sinkronisasi ...................................................... 48

    Gambar 3.7. Simulink Blok Pembangkitan Sinyal Penyalaan ....................... 49

    Gambar 3.8. Simulink blok diagram beban induktif ...................... ............... 50

    Gambar 3.9. Simulink Blok Diagram (a) Sumber Tegangan Terkontrol

    (b) Sumber Impedansi R Dan L .............. ................................. 51

    Gambar 3.10. Simulink Blok Diagram Transformator .................................. 51

    Gambar 4.1. Grafik Hasil Simulasi Sistem Tanpa Static Var

    Compensator (SVC) ................................................................ 57

    Gambar 4.2. Grafik Hasil Simulasi Sistem Terhubung Dengan Static Var

    Compensator (SVC) ................................................................ 58

    Gambar 4.3. Grafik Hasil Simulasi Sistem Tanpa Static Synchronous

    Compensator (STATCOM) ..................................................... 59

    Gambar 4.4. Grafik Hasil Simulasi Sistem dengan Static Synchronous

    Compensator (STATCOM) ..................................................... 60

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    15/90

    xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Parameter parameter Blok Simulink

    Rangkaian Pengukuran ................................................................. 46

    Tabel 3.2 Parameter-parameter Blok Simulink

    Rangkaian Regulator Tegangan .................................................... 47

    Tabel 3.3 Parameter-parameter Blok Simulink

    Rangkaian Regulator Arus ........................................................... 48

    Tabel 3.4 Parameter parameter Blok Simulink

    Rangkaian Sinkronisasi ................................................................ 49

    Tabel 3.5 Parameter-parameter Simulasi Sistem Tenaga

    dan STATCOM ........................................................................... 52

    Tabel 4.1 Nilai Transformasi Tegangan abc ke dq ........................................ 54

    Tabel 4.2 Nilai Transformasi Arus abc ke dq ................................ ............... 55

    Tabel 4.3. Nilai Daya Reaktif Yang dibangkitkan .............................. .......... 55

    Tabel 4.4. Data-data Hasil Simulasi Program Menggunakan

    Matlab Simulink ......................................... ................................. 61

    Tabel 4.5. Perubahan Nilai KI Pada Voltage Regulator Dan

    Nilai KP Pada Iq Regulator .......................................................... 63

    Tabel 4.6. Perubahan Nilai KP Pada Voltage Regulator Dan

    Nilai KI Pada Iq Regulator ........................................................... 64

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    16/90

    Waktu,merupakan sumber daya cuma-cuma, namun sangat berharga.

    Anda tidak dapat memilikinya, namun dapat menggunakannya.

    Tidak bisa menyimpannya, namun dapat menghabiskannya.Sekali membuangnya sia-sia, Anda tidak bisa mendapatkannya

    kembali

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    17/90

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Energi listrik yang digunakan dalam industri peleburan biji besi baja dan

    scrap relatif besar dan tidak stabil sesuai dengan kondisi sentuhan elektroda-

    elektroda dengan bahan (biji besi dan scrap), sehingga sering menyebabkan

    terganggunya sistem kelistrikan.

    Gangguan kelistrikan ini dapat terjadi pada dapur busur listrik (Electric

    Arc Furnace EAF). Dimana jenis dapur busur listrik ini adalah jenis dapur busur

    listrik arus bolak-balik tiga fasa (three phase alternating current electric arc

    furnace). Busur listrik terjadi karena adanya arus listrik yang lewat melalui gas-

    gas perantara yang telah terionisasi dari elektroda-elektroda ke bahan baku yang

    bersifat konduktor, pada saat elektroda dan bahan baku tersebut dipisahkan pada

    jarak tertentu.

    Pada busur listrik yang timbul, akan terjadi tegangan jatuh (drop voltage)

    atau yang lebih dikenal dengan sebutan tegangan busur (arc voltage). Tegangan

    busur merupakan tegangan yang timbul oleh arus listrik yang mengalir melalui

    tahanan busur listrik (arc resistance). Hal ini disebabkan karena terjadinya

    gerakan-gerakan material atau gejolak bahan baku di dalam dapur pada saat

    proses peleburan yang mengakibatkan tahanan busur listrik juga berubah - ubah

    (variable). Akibat tahanan busur yang berubah ubah maka akan mengakibatkan

    fluktuasi beban pada dapur busur listrik sehingga dapat menimbulkan terjadinya

    gangguan gangguan seperti harmonisa, kerlip tegangan (voltage flickers), jatuh

    tegangan, dan fluktuasi tegangan yang menyebabkan kualitas daya yang adamenurun

    [5].

    Perkembangan dibidang elektronika daya, telah melahirkan teknologi

    Flexible AC Transmission System (FACTS), dimana FACTS dapat meningkatkan

    kemampuan kontrol dan menaikkan kapasitas penyaluran daya pada system

    transmisi daya AC. Teknologi FACTS menggunakan prinsip peralatan elektronika

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    18/90

    2

    daya untuk mengontrol aliran tegangan. Dan salah satu peralatan dari FACTS

    adalah Static Synchronous Compensator (STATCOM), yang dalam

    perkembangannya banyak digunakan sebagai kompensator daya reaktif di electric

    arc furnace(EAF). Maka dengan penggunaan STATCOM sebagai kompensator

    daya rekatif ini diharapkan dapat mengurangi gangguan-gangguan yang

    ditimbulkan karena tidak stabilnya kondisi sentuhan elektroda-elektroda dengan

    bahan (biji besi dan scrap) dari dapur busur listrik.

    1.2.

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang ada, maka perumusan masalah pada

    skripsi yang akan dilakukan antara lain :

    1. Bagaimanakah hubungan antara daya reaktif yang dibangkitkan oleh Static

    Synchronous Compensator (STATCOM) dalam mengkompensasi daya

    reaktif beban terhadap parameter-parameter tegangan sistem, jatuh

    tegangan dan daya reaktif sistem?

    2. Seberapa besar daya reaktif yang dibangkitkan oleh Static Synchronous

    Compensator (STATCOM) dalam mengkompensasi daya reaktif beban

    dibandingkan dengan Static Var Compensator (SVC)?

    1.3.

    Batasan Masalah

    Batasan masalah yang diambil antara lain :

    1. Beban yang dibahas adalah dapur busur listrik (electric arc furnace/ EAF)

    di SSP II (Slab Steel Plant) PT. Krakatau Steel.

    2. Dalam simulasi beban, EAF dimodelkan sebagai sumber daya reaktif

    induktif statik.

    3. Pembahasan daya dalam simulasi ini hanya pada daya reaktifnya dan tidak

    membahas rugi-rugi yang terjadi.

    4. Efek harmonisa yang terjadi akan diabaikan dalam perhitungan dan

    simulasi, sehingga penggunaan Phase Shift Transformer (PST) tidak

    dibahas.

    5. Tidak membahas mengenai sistem dari Voltage Source Converter (VSC).

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    19/90

    3

    6. Upaya untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat beroperasinya

    STATCOMdan dapur busur listrik terhadap sistem tenaga.

    1.4.Tujuan Skripsi

    Tujuan dari skripsi ini yang pertama adalah untuk menganalisa pengaruh

    penggunaan Static Synchronous Compensator (STATCOM)sebagai kompensator

    daya reaktif beban dapur busur listrik (electric arc furnace/EAF) dan keterkaitan

    antar daya reaktif yang dibangkitkan STATCOM terhadap tegangan sistem, jatuh

    tegangan dan daya reaktif sistem. Kedua adalah untuk mengetahui seberapa besar

    daya reaktif yang dapat di kompensasi oleh STATCOM terhadap

    pengkompensasian menggunakan SVC yang digunakan di PT. Krakatau Steel.

    1.5.Metodologi Penelitian

    Adapun metodologi yang akan penulis gunakan untuk menyelesaikan

    skripsi ini diantaranya adalah:

    1. Studi lapangan, pengambilan data spesifikasi sistem transmisi, serta

    spesifikasi beban pada feeder(penyulang) yang akan di analisa.

    2. Studi literatur, yaitu buku-buku yang berhubungan dengan sistem

    transmisi, elektronika daya, sistem kompensasi dan kontrol serta masalah

    - masalah yang berkaitan dengan kualitas daya.

    3. Perancangan atau simulasi sistem dengan menggunakan program matlab

    simulink 7.9.0.529 (R2009b).

    4. Pengujian program simulasi.

    5. Menganalisa hasil perhitungan serta hasil simulasi.

    6. Membuat kesimpulan dari hasil analisa yang telah dilakukan.

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    20/90

    4

    1.6.Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan tugas akhir ini dibuat dengan maksud memberi

    gambaran secara garis besar dari setiap bab dalam laporan tugas akhir ini.

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi mengenai pendahuluan, latar belakang permasalahan, perumusan

    masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metodologi penelitian

    dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini membahas mengenai teori dasar kompensasi daya reaktif,

    STATCOM, dan pengenalan mengenai beban dapur busur listrik (electric

    arc furnace/EAF) serta teori teori pendukung yang berkaitan dengan

    analisa kinerja STATCOM.

    BAB III PEMODELAN

    Meliputi rumusan penentuan jatuh tegangan yang diakibatkan

    beroperasinya beban dapur busur listrik (electric arc furnace/EAF), daya

    reaktif yang dibangkitkan atau diserap oleh STATCOM, serta

    pemodelan STATCOM dengan menggunakan program matlab simulink

    7.9.0.529 (R2009b).

    BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

    Berisi mengenai perhitungan jatuh tegangan pada bus 30 kV akibat

    perubahan daya reaktif beban dapur busur listrik (electric arc

    furnace/EAF), Simulasi STATCOM dalam mengkompensasi daya

    reaktif dan analisa sistem berdasarkan dari hasil perhitungan dan

    simulasi daya reaktif yang dibangkitkan atau diserap oleh STATCOM,

    serta perbandingan performa antara STATCOM dengan Static Var

    Compensator(SVC) .

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    21/90

    5

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Memberikan kesimpulan berdasarkan teori yang ada dengan hasil

    perhitungan dan simulasi yang telah dilakukan serta saran perbaikan

    yang harus dilakukan supaya kualitas daya berada dalam batas batas

    yang telah ditentukan.

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    22/90

    Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan

    kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut

    kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang

    Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Ditangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa

    atas segala sesuatu.

    Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke

    dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau

    keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang

    Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).

    (QS. Ali Imran: 26-27)

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    23/90

    6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Kompensasi Daya Reaktif

    Dalam sistem tenaga listrik AC dikenal daya aktif, daya reaktif dan daya

    semu. Daya aktif adalah daya yang harus dibangkitkan di sisi pembangkit dan

    disalurkan melalui saluran transmisi dan distribusi menuju konsumen, dan

    akhirnya dipakai untuk menjalankan peralatan industri dan komputer di banyak

    bangunan modern. Satuan dari daya aktif biasanya adalah watt (W), kilowatt

    (kW), atau tenaga kuda (HP). Daya reaktif adalah suatu besaran yang

    menunjukkan adanya fluktuasi daya di saluran transmisi dan distribusi akibat

    digunakannya peralatan listrik yang bersifat induktif (misal : motor listrik, trafo,

    dan las listrik) dan bersifat kapasitif. Walaupun namanya adalah daya, daya reaktif

    ini tidak nyata. Akan tetapi adanya daya reaktif menyebabkan aliran daya aktif

    tidak bisa dilakukan secara efisien dan memerlukan peralatan listrik yang

    kapasitasnya lebih besar dari daya aktif yang diperlukan. Satuan dari daya reaktif

    adalah VAR (volt-ampere-reaktif). Sedangkan daya semu dinyatakan dengan

    satuan Volt-Ampere (disingkat, VA), menyatakan kapasitas peralatan listrik,

    seperti yang tertera pada peralatan generatordan transformator.

    Untuk menunjukkan seberapa efisien daya aktif disalurkan, dalam teknik

    tenaga listrik dikenal suatu besaran yang disebut faktor-daya. Nilai maksimum

    faktor-daya adalah satu dan nilai minimumnya adalah nol. Semakin tinggi faktor-

    daya maka semakin efisien penyaluran dayanya. Semakin kecil faktor-daya maka

    semakin besar daya reaktifnya[10]

    .

    Ketiga jenis daya diatas biasanya direpresentasikan kedalam sebuah

    segitiga daya, seperti pada gambar 2.1.

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    24/90

    7

    Gambar 2.1. Segitiga Daya[2]

    dengan :

    S : Daya semu

    P : Daya aktif

    Q : Daya reaktif

    Dari segitiga daya diatas, secara matematis ketiga daya (daya aktif, daya

    reaktif dan daya semu) dapat dituliskan kedalam bentuk matematis sebagai

    berikut :

    S = P + jQ = VI (VA) (2.1)

    Q = VI Sin (Var) (2.2)

    P = VI Cos (Watt) (2.3)

    Sedangkan faktor daya (Pf/ Power factor) adalah perbandingan antara

    daya aktif (kW) dengan daya semu ( kVA), atau kosinus sudut antara daya aktif

    dan total.

    (2.4)

    Faktor daya ini selalu lebih kecil atau sama dengan satu.

    Q

    S

    P

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    25/90

    8

    2.2. Aliran Daya Komplek[8]

    Dalam saluran transmisi seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2

    dibawah ini, dimana aliran daya adalah dari terminal 1 (sisi kirim) menuju ke

    terminal 2 (sisi terima) dan mengetahui besaran dan sudut fasa tegangan-tegangan

    terminal sisi kirim dan sisi terima (VSdan VR) serta impedansi saluran transmisi,

    aliran daya aktif dan reaktif dari satu terminal ke terminal yang lain dapat

    dihitung.

    Gambar 2.2. Single Line Diagram Penyaluran Daya

    Atau dalam bentuk rangkaian listriknya seperti pada gambar 2.3 dimana

    dua sumber tegangan dianggap ideal dan terhubung dengan saluran impedansi

    , maka tegangan phasa masing-masing sumber tegangan atauterminal adalah :

    Gambar 2.3. Interkoneksi Dua Sumber Tegangan

    ||I12

    V1 V2

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    26/90

    9

    Tegangan phasa ||dan ||. Karena arah arus, I12,diasumsikan dari V1ke V2:

    || |||| ||||

    |||| (2. 5)

    Dan daya komplek yang mengalir S12diberikan pada persamaan :

    || |||| ||||

    ||

    || ||||

    || (2. 6)

    Dengan begitu, daya aktif dan daya reaktif pada akhir pengiriman

    adalah :

    |||| cos ||||

    || cos (2. 7) |||| sin

    |||||| sin (2. 8)

    Saluran transmisi sistem tenaga memiliki resistansi yang kecil

    dibandingkan dengan reaktansi. Mengasumsikan 0 .. , 90, makapersamaan diatas menjadi :

    |||| sin (2.9) || || ||cos (2.10)

    KarenaR= 0, maka tidak ada rugi-rugi pada saluran transmisi dan daya

    aktif yang terkirim sama dengan daya aktif yang diterima.

    Dari hasil diatas, untuk sebuah tipe sistem daya dengan rasio R/X yang

    kecil, maka :

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    27/90

    10

    - Dari persamaan 2.9 terlihat bahwa dengan perubahan kecil pada nilai

    atau akan mendapatkan suatu efek yang signifikan pada alirandaya aktif, akan tetapi perubahan kecil pada nilai magnitud tegangan

    tidak akan mengakibatkan efek perubahan pada aliran daya aktif.

    Oleh karena itu, aliran daya aktif pada saluran transmisi sebagian

    besar dibangkitkan oleh perbedaan sudut phasa pada tegangan

    terminal (yaitu sin ), dimana . Jika V1mendahului V2, adalah positif dan aliran daya aktif dari titik 1 ketitik 2. Jika V1tertinggal dari V2, adalah negatif dan aliran dayaaktif dari titik 2 ke titik 1.

    -

    Dari persamaan 2.10, aliran daya reaktif adalah ditentukan oleh

    perbedaan magnitud dari tegangan sisi kirim V1 dan tegangan sisi

    terima V2, (yaitu, || ||)

    2.3. Static Synchronous Compensator (STATCOM)

    2.3.1. Prinsip Kerja STATCOM

    Static Synchronous Compensator (STATCOM) adalah salah satu peralatan

    paralel dari Flexible AC Transmission Systems (FACTS) yang menggunakan

    komponen elektronika daya untuk mengontrol aliran daya dan memperbaiki

    stabilitas transien pada sistem distribusi[4]

    .

    Prinsip kerja dari STATCOM dapat di jelaskan sebagai berikut. Voltage

    source converter (VSC) yang digunakan dalam simulasi ini dibangun oleh empat

    Three Level Inverter GTO12pulsa. VSC ini membangkitkan sumber tegangan

    AC yang dapat dikontrol. Kemudian tegangan yang dihasilkan dari VSC

    dibandingkan dengan tegangan AC yang ada di sistem. Jika tegangan AC pada

    sistem lebih besar dari tegangan VSC, diperlihatkan pada gambar 2.4.a, makaSTATCOM bekerja seperti induktor didalam sistem dan menyerap daya reaktif

    dari sistem. Sebaliknya, jika tegangan VSC lebih besar dari tegangan AC sistem,

    diperlihatkan pada gambar 2.4.b, maka STATCOM bekerja seperti kapasitor

    didalam sistem dan akan membangkitkan daya reaktif. Jika tegangan VSC dan

    tegangan AC sistem sama, maka pertukaran daya reaktif adalah nol. Daya reaktif

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    28/90

    11

    yang diserap atau dibangkitkan adalah sebanding dengan perbedaan kedua

    tegangan.[6]

    Gambar. 2.4. Operasi STATCOM: (a) Operasi Induktif

    Dan (b) Operasi Kapasitif[3]

    Dengan memperhatikan gambar 2.5, maka variasi dari daya reaktif yang

    dihasilkan oleh STATCOM diatur oleh VSC. VSC sendiri terdiri dari forced

    commutated electronic devices, seperti; gate-turn-off thyristor (GTO), insulated-

    gate- bipolar transistor (IGBT) atau IGCT, untuk menghasilkan tegangan V2 dari

    sumber tegangan DC. Dalam gambar 2.5, terlihat daya aktif-reaktif mengalir

    antara V1 (tegangan sistem yang dikontrol) dan V2 (tegangan yang dibangkitkan

    oleh VSC)[4]

    .

    Q

    XT IS

    VB VS-

    ++

    -

    VS VB

    VSVB -

    IS

    XT IS

    Q

    VB VS-

    ++

    -

    IS

    VSVB

    VB VS-

    (a)

    (b)

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    29/90

    12

    Gambar 2.5. Prinsip Kerja STATCOM

    Saat operasi steady state, tegangan V2dibangkitkan oleh VSC yang sefase

    dengan V1, sehingga hanya daya reaktif saja yang mengalir (P=0). Jika V2adalah

    lebih rendah dari V1, daya reaktif (Q) mengalir dari V1 ke V2 (STATCOM

    menyerap daya reaktif). Sebaliknya, jika V2 adalah lebih tinggi dari V1, daya

    reaktif (Q) mengalir dari V2 ke V1 (STATCOM membangkitkan daya reaktif).

    Besarnya daya reaktif dihitung dalam bentuk dq0(akan dijelaskan pada sub bab

    2.4) , yang diberikan oleh :

    Q = (Vq*Id) (Vd*Iq) (2.11)

    dengan :

    Vq : Tegangan dalam quadratur axis

    Vd : Tegangan dalam direct axis

    Iq : Arus dalam quadratur axis

    Id : Arus dalam direct axis

    Vdc

    VSC

    V2V1

    QV1

    V2

    P, QX

    Power

    System

    VSC

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    30/90

    13

    Jika STATCOM memiliki sumber DC atau penyimpan energi (energy

    storage) pada sisi DC, maka STATCOM dapat juga mensuplai daya aktif ke

    sistem. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatur sudut fasa dari STATCOM

    dan sudut fasa dari sistem AC. Jika sudut fasa sistem AC mendahului sudut fasa

    VSC, STATCOM akan menyerap daya aktif dari sistem AC. Jika sudut fasa dari

    sistem tenaga AC tertinggal dari sudut fasa VSC, STATCOM mensuplai daya

    aktif ke sistem AC[6]

    .

    Selain untuk mengkompensasi daya reaktif, ada aplikasi lain yang dapat

    dilakukan oleh STATCOM, yaitu :[6]

    Regulasi dan kontrol tegangan

    Mereduksi/ mengurangi temporary overvoltage

    Perbaikan penyaluran daya pada keadaan-tunak

    Perbaikan stabilitas transien

    Mengontrolflicker

    Perbaikan kualitas daya

    Aplikasi sistem distribusi

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    31/90

    14

    Gambar 2.6. One Line DiagramSTATCOM[6]

    Dalam gambar 2.6, diperlihatkan one line diagram dari STATCOM,

    dimana penempatan STATCOM ini adalah ditempatkan secara paralel terhadap

    sistem[6]

    .

    Kapasitor yang dihubungkan pada sisi DC dari VSC bertindak sebagai

    sumber tegangan DC. Dalam keadaan steady state fasa tegangan V2harus digeser

    sedikit dibelakang V1 untuk mengkompensasi transformator dan rugi-rugi VSC

    dan menjaga kapasitor tetap terisi (charged). Dua teknologi VSC yang dapat

    digunakan untuk VSC[4]:

    VSC berdasarkan penggunaan square-wave inverters GTO dan

    hubungan transformator spesial. Pada umumnya three-level inverter

    empat tingkat digunakan untuk membangun suatu bentuk gelombang

    tegangan 48-step. Interkoneksi special transformator digunakan untuk

    menetralkan harmonic yang terdapat didalam gelombang persegi yang

    dibangkitkan oleh individu inverter. Pada VSC jenis ini, komponen

    fundamental tegangan V2 adalah proporsional terhadap VDC.

    Olehkarena itu tegangan VDCharus bervariasi untuk mengontrol daya

    reaktif.

    DC-ACSwitching

    Converter

    I

    Vs

    Coupling

    Transformer

    System bus VAC

    VDC

    C

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    32/90

    15

    VSC berdasarkan penggunaan PWM inverter IGBT. Inverter jenis ini

    menggunakan teknik Pulse-Width Modulation (PWM) untuk

    menghasilkan bentuk gelombang sinusoidal dari sebuah sumber

    tegangan DC. Tegangan V2 divariasikan dengan mengubah indeks

    modulasi dari PWM modulator.

    VSC adalah bangunan utama dari sebuah STATCOM dan peralatan

    FACTS lainnya. Suatu VSC yang sangat sederhana menghasilkan suatu bentuk

    gelombang tegangan persegi karena men-switch langsung on dan off sumber

    tegangan. Tujuan utama dari VSC adalah untuk menghasilkan tegangan sinusoidal

    AC.

    2.3.2. Voltage Source Converter(VSC)[1]

    Tujuan utama dari VSC adalah untuk membangkitkan tegangan AC dari

    tegangan DC, sehingga VSC jenis ini adalah disebut sebagai converter DC-AC

    atau inverter. VSC harus mampu membangkitkan suatu tegangan AC dengan

    suatu magnitudo dan frekuensi yang diinginkan. Magnitudo dan frekuensi bisa

    ditetapkan atau bervariasi (sesuai dengan aplikasi yang diinginkan).

    Konfigurasi dasar tiga fasa disebut VSC 6 pulsa terdiri dari 6 peralatan

    turn off seperti GTO atau IGBT dengan diode reverse-parallel dihubungkan

    sebagai jembatan Graetz 6 pulsa. VSC 6 pulsa diperlihatkan dalam gambar 2.7.

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    33/90

    16

    Gambar 2.7. Rangkaian VSC 6 Pulsa Dengan Beban Resistif

    Sinyal kontrol penyalaan giyang diberikan ke transistor dikontrol agar tiap

    transistor konduksi selama 1800 ketika VSC dihubungkan ke beban resistif.

    Gambar 2.8, memperlihatkan sinyal control penyalaan untuk masing-masing

    transistor. VSC bisa dilihat sebagai kombinasi tiga VSC satu fasa dimana masing-

    masing kaki fasa menghasilkan sebuah keluaran yang fasanya digeser 1200

    dengan keluaran dari dua kaki yang lainnya. Sinyal kontrol penyalaan digeser 600

    satu sama lainnya.

    ia

    icibR

    R

    R

    VDC

    Q1 Q3 Q5

    Q4 Q6 Q2

    g1 g3 g5

    g4 g6 g2

    D1 D3 D5

    D4 D6 D2

    n

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    34/90

    17

    Gambar 2.8. Kontrol Sinyal Penyalaan

    Urutan penyalaan (switching) yang ditunjukkan oleh gambar 2.8

    membangkitkan tegangan line-to-line vab(t), vbc(t), dan vca(t)yang diilustrasikan

    pada gambar 2.9. Dalam gambar diperoleh bahwa tegangan line-to-linememiliki

    lebar pulsa 1200dengan magnitude tegangan puncak VDC. Untuk masing-masing

    interval 600 terdapat tiga mode operasi yang berbeda; dalam setengah siklus

    pertama urutan operasi adalah 1-5-6 (gambar 2.10), 1-2-6 (gambar 2.11) dan 1-2-3

    (gambar 2.12).

    3

    23

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    35/90

    18

    Gambar 2.9. Bentuk Gelombang TeganganLine-to-Line

    Gambar 2.10. Rangkaian Ekivalen VSC 6 Pulsa Untuk Urutan

    Penyalaan Thyristor 1-5-6 Yang ON

    R

    R

    Ra

    c

    b

    nVDC

    i1

    23

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    36/90

    19

    Gambar 2.11. Rangkaian Ekivalen VSC 6 Pulsa Untuk Urutan

    Penyalaan Thyristor 1-2-6 Yang ON

    Gambar 2.12. Rangkaian Ekivalen VSC 6 Pulsa Untuk Urutan

    Penyalaan Thyristor 1-2-3 Yang ON

    Berikut ini tegangan line to neutraldari rangkaian ekivalen urutan 1-5-6

    untuk , pada gambar 2.10.

    (2.12)

    (2.13)

    (2.14) (2.15)

    Rb

    R

    R

    c

    a

    nVDC

    i2

    R

    R

    Ra

    b

    c

    nVDC

    i3

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    37/90

    20

    dengan :

    R : Hambatan (ohm)

    Req : Hambatan total (ohm)

    i1 : Arus pada rangkaian (A)

    van : Tegangan fasa a ke netral ( V)

    vbn : Tegangan fasa b ke netral (V)

    vcn : Tegangan fasa c ke netral (V)

    VDC : Tegangan sumber DC (V)

    Berikut ini tegangan line to neutraldari rangkaian ekivalen urutan 1-2-6

    untuk , pada gambar 2.11.

    (2.16)

    (2.17)

    (2.18)

    (2.19)

    Berikut ini tegangan line to neutraldari rangkaian ekivalen urutan 1-2-3

    untuk , pada gambar 2.12.

    (2.20)

    (2.21)

    (2.22) (2.23)

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    38/90

    21

    Gambar 2.13 menggambarkan tegangan line-to-neutral van(t), vbn(t) dan

    vcn(t). Nilai tegangan puncak yang dihasilkan bergantung pada tegangan DC.

    Gambar 2.13. Bentuk Gelombang TeganganLine-to-Neutral

    Tegangan sesaat (instantaneous) line-to-line, vab dari gambar 2.9

    (tegangan sesaat VSC 6 pulsa) bisa dituliskan kedalam deret fourier, dengan vab

    digeser sebesar /6,[6]

    yaitu :

    sin (2.24)

    Tegangan vbc(t) dan vca(t) dapat dilihat pada persamaan dibawah ini

    dengan menggeser fasa vabsebesar 1200

    dan 2400

    , berturut-turut, dari vab(t)[6]

    .

    (2.25)

    cos sin

    (2.26)

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    39/90

    22

    cos (2.27)

    6 1; 0, 1, 2,

    Nilai tegangan rms line to linedidapat dengan persamaan[1]

    :

    0.8165 (2.28)

    Dan nilai tegangan line-to-neutralrms diberikan oleh persamaan[1]

    :

    0.4714 (Volt) (2.29)

    2.3.3. Daya Reaktif Yang Dialirkan

    Daya reaktif yang dialirkan antara sistem AC dengan kompensator

    dikontrol dengan cara mengatur harga komponen fundamental dari VSC diatas

    atau dibawah dari sistem AC.

    Kontrol dari kompensator dilakukan dengan perubahan kecil pada sudut

    penyalaan dari peralatan semikonduktor, sehingga harga fundamental komponen

    dari tegangan yang dihasilkan dari VSC dipaksa untuk tertinggal atau mendahului

    tegangan sistem AC beberapa derajat. Hal ini menyebabkan daya reaktif mengalir

    keluar atau kedalam VSC, mengubah tegangan dari kapasitor, dan tegangan

    minimal dari VSC sehingga resultan dari daya reaktif juga berubah.

    2.3.4. STATCOM 48 Pulsa

    Konverter 48 pulsa didapat dengan menggabungkan empat buah VSC 12

    pulsa, dengan pergeseran fasa tertentu seperti pada Gambar 2.14. Untuk

    penggunaan pada sistem tenaga berkapasitas besar konverter 48 pulsa adalah

    pilihan terbaik karena memiliki performa yang cukup baik. Konverter 48 pulsa

    menggunakan empat buah konverter 12 pulsa yang masing-masing dari

    keluarannya dihubungkan dengan transformator 12 pulsa dengan pergeseran fasa

    tertentu.

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    40/90

    23

    6

    C

    5

    B

    4

    A

    3

    VdcM

    2

    N

    1

    VdcP

    A+

    B+

    C+

    A-

    B-

    C-

    a3

    b3

    c3

    n

    A+

    B+

    C+

    A-

    B-

    C-

    a3

    b3

    c3

    n

    A+

    B+

    C+

    A-

    B-

    C-

    a3

    b3

    c3

    A+

    B+

    C+

    A-

    B-

    C-

    a3

    b3

    c3

    g

    A

    B

    C

    +

    N

    -

    Three-Level Bridge

    2D

    g

    A

    B

    C

    +

    N

    -

    Three-Level Bridge

    2Y

    g

    A

    B

    C

    +

    N

    -

    Three-Level Bridge

    1Y

    g

    A

    B

    C

    +

    N

    -

    Three-Level Bridge

    1D

    m 1

    Pulses

    Gambar 2.14. STATCOM 48 Pulsa[4]

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    41/90

    24

    2.3.4.1. Konverter 12 Pulsa[6]

    Untuk konverter enam pulsa keluarannya adalah tegangan line-to-line,

    vab(t), vbc(t), vca(t). vab(t)didapat dari persamaan (2.24), dalam deret fourier :

    30 5 150 7 210 11 330 1330 17 330 (2.30)

    terhubung dengan trafo Y-Y dengan perbandingan lilitan 1:1, tegangan

    line to neutral van(t) adalah :

    13 5 7 11 1317 ) (2.31)

    Dari persamaan (2.30) dan (2.31) dapat dilihat bahwa amplitudo

    tegangan line to line adalah

    3kali amplitudo tegangan line to neutral.

    Pada konverter enam pulsa yang kedua menghasilkan tegangan line to

    line yang tertinggal 300dengan konverter yang pertama dengan magnitudo yang

    sama, yaitu :

    5 7 111719 23 (2.32)

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    42/90

    25

    Jika kompensator ini terhubung dengan trafo -Y dengan turn ratio 1:3,tegangan line to neutral pada sisi Y adalah :

    13 5 7 11 1719 23 ) (2.33)

    (2.34) 6 1, 0,1,2,

    Maka tegangan line to line pada sisi Y adalah :

    30 5150 7 210 11 33013 30 17 330 (2.35)

    (2.36) 6 1, 0,1,2,

    Atau juga dapat ditulis kedalam bentuk :

    3 (2.37) 6 1, 0,1,2,

    Dua bentuk persamaan (2.24) dan (2.36) ditambahkan dengan

    menggunakan transformer summing untuk menghasilkan bentuk ketiga vab (t)12

    yang hampir mendekati bentuk gelombang sinus, yang dinamakan tegangan

    duabelas pulsa.

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    43/90

    26

    (2.38)

    (2.39)

    Maka, vab(t)12adalah tegangan line to line dari konverter duabelas pulsa.

    Bentuk gelombang ini ditunjukkan pada gambar 2.15. Dengan penggabungan dua

    konverter enam pulsa yang dihubungkan secara paralel pada bus DC yang sama,

    yang bekerja bersama sebagai VSC-STATCOM duabelas pulsa.

    Gambar 2.15. (a). vab(t)12dan vabY(t)2; (b). Tegangan 12 Pulsa

    vab(t)vabY(t)2

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    44/90

    27

    Gambar 2.16. TeganganLine to Neutral STATCOM 12 Pulsa

    Tegangan line to neutral ditunjukkan pada gambar 2.16. Tegangan

    duabelas pulsa yang diberikan oleh persamaan (2.39) dalam deret fourier adalah:

    sin (2.40) 12 1, 0,1,2,

    Dimana :

    3 3 4

    12 1, 0,1,2,

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    45/90

    28

    2.3.4.2. Analisa Sinyal Arus AC[6]

    Misalkan tegangan AC merupakan sinus murni ean= Vm sin (t), dan

    magnitudo dari arus fundamental persamaan (2.42) dan dimana van1(t) = 1.2732

    VDCsin (t), maka :

    . cos (2.41)Maka ,

    . (2.42)

    Arus fundamental akan bertindak bila Vm< 1.2732 VDC; oleh karena itukompensator akan bertindak sebagai kapasitor pada sistem dan arus akan mengalir

    dari kompensator ke sistem. Arus fundamental akan tertinggal saat Vm> 1.2732

    VDC, maka kompensator akan bertindak sebagai induktor pada sistem dan arus

    akan mengalir dari sistem AC ke kompensator. Hal ini dapat digambarkan pada

    diagram fasor diantara induktor dan arus AC pada gambar 2.17.

    Gambar 2.17. Diagram Fasor

    Untuk mendapatkan perhitungan arus AC, prosedur yang dilakukan sama

    seperti pada rangkaian untuk enam pulsa, dimana lama periode konduksi adalah

    300. Analisa dilakukan pada gambar 2.18.

    Ian Ia1Ia1

    Lagging

    Vm> 1.2732 VDC

    Leading

    Vm< 1.2732 VDC

    VL

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    46/90

    29

    Gambar 2.18. Tegangan Sistem AC dan Tegangan Fundamental

    Kompensator van(t)

    1. Interval 0 /6

    1 (2.43)

    Dimana I0adalah kondisi awal pada 0; 0

    2. Interval /6 t /3 0.9107

    .

    . (2.44)

    Dimana:

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    47/90

    30

    3. Interval /3 /2 1.2440 0.5 . . (2.45)

    Dimana:

    Pada saat kondisi steady state 0, maka pada keadaan steadystateI0dihitung dengan:

    0.5 . . . 0 . (2.46)

    . . . 0 3 . (2.47)

    1 . . (2.48)

    Substitusi persamaan (2.48) kedalam persamaan (2.43) persamaan pada

    keadaan tunak.

    .

    (2.49)

    0 /6

    . . (2.50)/6 /3

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    48/90

    31

    . . (2.51)

    /3 2/3

    . . (2.52)2/3 5/3

    . (2.53)5/6

    Pada interval 2 bentuk gelombang arus AC adalah negatifdari persamaan diatas.

    2.3.4.3. Arus Kapasitor[6]

    Arus kapasitor terdiri dari arus-arus DC yang diberikan oleh masing-

    masing konverter enam pulsa; arus kapasitor diberikan oleh:

    (2.54)

    Dengan:

    adalah arus kapasitor 12 pulsa adalah arus kapasitor kompensator pertama adalah arus kapasitor kompensator kedua

    Untuk mendapatkan perhitungan arus pada sisi DC, prosedur yang

    dilakukan sama seperti pada rangkaian untuk enam pulsa, dimana lama periodekonduksi adalah 30

    0. Arus pada kompensator 6 pulsa yang pertama pada sisi DC

    , selama 600 pertama dihitung sebagai berikut. Untuk semua waktu t,diberikan oleh,

    (2.55)

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    49/90

    32

    Mempertimbangkan bahwa interval konduksi adalah 300menghasilkan,

    . (2.56)0 /3

    Oleh karena itu, persamaan (2.56) memberikan arus kompensator 6 pulsa

    pertama pada sisi DC selama interval 600 pertama. Arus kompensator kedua

    memperlihatkan perilaku yang sama tertinggal 300. Gambar 2.19 dan 2.20menggambarkan bentuk gelombang untuk dua kasus yaitu tertinggal dan

    mendahului.

    . (2.57)/6 /2

    Substitusi persamaan (2.56) dan (2.57) kedalam persamaan (2.55)

    menghasilkan,

    1.9319

    .

    (2.58)0 /6

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    50/90

    33

    Gambar 2.19. Arus Kapasitor Konverter Pertama

    (a)Membangkitkan Daya Reaktif

    (b)Menyerap Daya Reaktif

    Gambar 2.20. Arus Kapasitor Konverter Kedua

    (a)

    Membangkitkan Daya Reaktif

    (b)Menyerap Daya Reaktif

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    51/90

    34

    2.3.4.4. Tegangan DC Kapasitor[6]

    Tegangan kapasitor pada interval konduksi 300pertama adalah :

    1.9312 1.8681 . . (2.59)

    Dimana V0adalah kondisi awal pada t = 0; 0. Kondisi awaldihitung menggunakan komponen rata-rata pada persamaan (2.59) dengan /6; oleh karena itu,

    . . (2.60)

    Menyederhanakan

    0.0418 0.0568 (2.61)

    Tegangan puncak kapasitor diberikan oleh:

    0.0220 0.0284 (2.62)

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    52/90

    35

    2.3.5. Tegangan Voltage Source Converter GTO 48 Pulsa[6]

    Konverter 48 pulsa dapat digunakan pada daya berkapasitas besar tanpa

    menggunakan filter AC dikarenakan keandalan dan harmonisa yang rendah pada

    sisi AC. Keempat output tegangan AC 12 pulsa dari 4 konverter 12 pulsa,

    ditambahkan terhubung secara seri pada lilitan sekunder dari transformator.

    Tegangan keluaran AC 12 pulsa adalah :

    8sin 30 sin47 150

    sin49 210 sin95330sin97 30 (2.63)

    secara umum dapat dituliskan sebagai berikut :

    2 sin30 (2.64) 12 1, 0, 1,2,

    Tegangan line-to-linedihubungkan dengan converter 48-pulsa diberikan

    oleh persamaan berikut ini :

    8 18,75 11,25 (2.65) 48 1, 0, 1,2,

    Tegangan line-to-neutraladalah :

    sin sin47 sin49 sin95sin97 (2.66)

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    53/90

    36

    Atau dapat ditulis :

    sin 18,75 18,75 (2.67) 48 1, 0, 1,2,

    Tegangan dan memiliki pola yang sama, kecualiberbeda fasa 120

    0dan 240

    0dari . Gambar 2.21 merupakan tegangan 48-

    pulsa line-to-linedan harmonisa yang dikandungnya.

    Gambar 2.21 Tegangan 48-PulsaLine-to-Line(Biru)

    DanLine-To-Neutral (Merah)

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    54/90

    37

    2.3.5.1. Arus Kapasitor[6]

    Arus kapasitor terdiri dari arus-arus DC yang diberikan oleh masing-

    masing konverter duabelas yang membentuk STATCOM 48 pulsa; arus kapasitor

    diberikan oleh:

    (2.68)

    Arus untuk tiap VSC 6 pulsa mengikuti;

    60; 11.25 71.25 90; 11.25 41.25 60; 0 56.25 90; 0 26.25 60; 3.75 63.75 60; 0 33.75 60; 0 48.75 60; 0 18.75

    Arus kapasitor 48 pulsa diberikan oleh persamaan (2.69),

    7.7276 75 (2.69)11.25 18.75

    2.3.5.2. Tegangan Kapasitor[6]

    Tegangan kapasitor interval konduksi 7.50 diberikan oleh persamaan

    (2.70),

    . 75 86.25 (2.70)

    11.25 5 18.75

    Dengan: ; .

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    55/90

    38

    Inisial kondisi pada 0 diberikan oleh persamaan (2.73), (2.71)

    Dengan: ; . ; .

    . 93.75 86.25 (2.72)

    . 86.25

    ;

    . 90 86.25 (2.73)

    2.3.6. Karakteristik V-I STATCOM[4]

    STATCOM dapat bekerja pada dua mode yang berbeda :

    - Voltage regulation mode (tegangan diregulasikan sesuai batasan tertentu)

    - VAR Control mode(daya reaktif output STATCOM dianggap konstan)

    Saat STATCOM bekerja pada voltage regulation mode, karakteristik V-I

    nya adalah sebagai berikut :

    Gambar 2.22. Karakteristik V-I STATCOM

    ReactiveCurrent

    VrefSlope Xs

    -Imax

    Capacitive

    -Imax

    Inductive

    V

    I

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    56/90

    39

    Selama arus reaktif berada pada kondisi minimum dan nilai arus

    minimum (-Imax, Imax) dipengaruhi rating converter, regulasi tegangan berada

    pada tegangan referensi (Vref). Drop tegangan yang digunakan antara 1% - 4%

    pada daya reaktif output maksimum. Kurva karakteristik V-I mengalami

    penurunan (slope) seperti pada gambar 2.22, berikut ini adalah persamaan yang

    menggambarkan karakteristik V-I pada mode voltage regulation:

    . (2.74)Dengan :

    V = tegangan urutan positif (pu)

    Vref = tegangan referensi

    I = arus reaktif (pu/Pnom) (I>0 : arus induktif)

    Xs = slope/ reaktansi drop (pu/Pnom)

    Pnom = daya nominal 3 fase converter

    2.3.7. Sistem Kontrol STATCOM

    Sistem kontrol yang digunakan pada STATCOM berfungsi untuk

    menaikkan atau menurunkan tegangan DC kapasitor, sehingga tegangan AC yang

    dibangkitkan mempunyai amplitudo yang sesuai untuk membangkitkan atau

    menyerap daya reaktif yang diperlukan. Sistem kontrol juga menjaga tegangan

    AC yang dibangitkan VSC, sefasa dengan tegangan sistem untuk membangkitkan

    atau menyerap daya reaktif yang diperlukan. Sistem kontrol yang digunakan

    adalah decoupled current control system yang didasarkan pada direct axis dan

    quadratur axisdari komponen arus STATCOM, dalam gambar 2.23 diperlihatkan

    sistem kontrolnya. Daya reaktif yang diinjeksikan ke dalam sistem, diperoleh dari

    perhitungan transformasi abc ke dalam dq0. Dan untuk mensinkronkan jalur

    kontrol ke sumber AC sehingga dapat beroperasi pada referensi abc ke dq0, maka

    digunakanlah Phase Locked Loop (PLL).[7]

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    57/90

    40

    Vt

    Kp+ Ki/S

    Converter

    Gain

    PaternLogic

    DC VolatgeMeasurement

    Rate Detector(t)Vdc>K

    Kp+ Ki/S

    PLL

    dqTransformation

    Iq

    STATCOM Current

    Base Voltage

    Current RegulatorVoltage Regulator

    Regulator Slope

    LimiterLimiter

    -2

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    58/90

    41

    tegangan yang terukur (Vmeas) dan tegangan referensi (Vref). Iqref ini

    kemudian digunakan oleh regulator arus (loop bagian dalam). Output

    dari regulator arus adalah sudut yang merupakan fasa pergeseran

    (phase shift) dari tegangan inverter dengan tegangan system. Sudut ini

    besarnya hampir mendekati nol.

    (Iq = arus dalam quadrature yang tugasnya mengatur aliran daya

    reaktif)

    - Pembangkit sudut penyalaan (firing pulse generator) membangkitkan

    pulsa untuk empat inverter dari output PLL (.t) dan outputregulator

    arus (sudut ).

    2.3.8. Jatuh Tegangan

    Dengan beroperasinya beban dapur busur listrik (electric arc

    furnace/EAF) kualitas tegangan bus bar 30kV menjadi menurun. Penurunan

    kualitas dari profil tegangan ini diakibatkan adanya jatuh tegangan yang bervariasi

    yang disebabkan tidak stabilnya kondisi sentuhan elektroda elektroda dengan

    bahan (biji besi dan scrap) dari dapur busur listrik (electric arc furnace/EAF).

    Besarnya jatuh tegangan yang terjadi akibat beroperasinya beban dapur busur

    listrik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

    (2.75)

    dengan :

    V = jatuh tegangan yang disebakan daya reaktif

    Sk = Kapasitas daya hubung singkat bus EAF

    Q = Perubahan daya reaktif EAF

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    59/90

    42

    2.4. Transformasi Tiga Fasaabc to dq0

    Transformasi ini digunakan untuk menghitung direct axis dan quadrature

    axis, dan komponen urutan nol dari sinyal (arus/ tegangan) tiga phasa. Bentuk

    persamaan transformasi ini dapat dilihat pada persamaan dibawah ini.

    (2.76) (2.77) (2.78)

    Persamaan transformasi diatas berlaku juga pada arus tiga fasa, yaitu

    dengan mengganti variabel Va, Vb, Vc, Vd, Vq, V0dengan variabel Ia, Ib, Ic, Id, Iq

    dan I0[4]

    .

    2.5.Electric Arc Furnace(EAF)

    Sesuai dengan namanya, EAF memanfaatkan energi listrik sebagai sumber

    panas untuk melebur bahan baku pembuatan baja. Pada pabrik SSP, jenis EAF

    yang digunakan adalah EAF arus bolak balik 3 fasa. Tiap fasa arus terhubung

    dengan satu elektroda, yang akan menghasilkan busur listrik (arc) sebagai sumber

    energi listrik untuk peleburan. Busur listrik terjadi karena adanya arus listrik yang

    lewat melalui gas-gas perantara yang telah terionisasi dari elektroda-elektroda ke

    bahan baku yang bersifat konduktor, pada saat elektroda dan bahan baku tersebut

    dipisahkan pada jarak tertentu. Penentuan jarak ini dilakukan melalui sistem

    kontrol elektroda yang menggerakkan elektroda naik dan turun secara otomatis

    sesuai dengan impedansi acuan yang ditentukan. Busur yang dihasilkan melalui

    proses ionisasi tersebut akan mengubah daya listrik aktif dalam jumlah besarmenjadi panas yang dapat mencapai suhu sekitar 4000

    0C, sehingga bahan baku

    pembuat baja tersebut dapat dilebur untuk kemudian di proses lebih lanjut untuk

    menghasilkan baja yang diinginkan[5]

    .

    Dalam proses pembuatan baja slab pada pabrik Slab Steel Plant (SSP) II

    secara umum dapat dibagi menjadi 3 tahapan proses, yaitu proses peleburan,

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    60/90

    43

    proses secondary metalurgy, dan proses pencetakan. Proses peleburan terjadi pada

    Electric Arc Furnace (EAF). Mula-mula EAF diisi dengan bahan baku pembuatan

    baja yang terdiri dari besi tua (scrap), besi spons (spons iron), batu kapur

    (limestone), dan beberapa material lainnya. Dengan menggunakan energi listrik,

    seluruh bahan baku tersebut dilebur menjadi baja cair dan kemudian dituang ke

    dalam tempat pnampungan baja cair yang disebut dengan ladle.

    Selanjutnya, dengan menggunakan crane, ladle dibawa ke ladle furnace

    dan vaccuum degassing untuk dilakukan proses secondary metalurgy. Proses ini

    adalah proses menaikkan temperatur dan pengaturan komposisi kimia agar

    dihasilkan baja yang sesuai dengan grade dan kualitas yang diinginkan. Dari ladle

    furnace cairan baja tersebut dibawa ke mesin cor kontinyu untuk dicetak menjadi

    baja slab yang sesuai dengan ukuran yang diminta.

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    61/90

    KEPUTUSASAAN KADANG MEMBUAT

    MANUSIA MENJADI GAMANG DAN

    MEMBUAT SEAKAN HIDUP TANPA RUH,

    TANPA JIWA. HILANG SEMANGAT HIDUP,

    HILANG SEMANGAT SEGALA-GALANYA..

    JANGAN PERNAH PUTUS ASA!!!

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    62/90

    44

    Q

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    63/90

    45

    1

    Pulses

    Vref Vref

    Vmeas

    Iqref

    Voltage

    Regulator

    1/z

    1/z

    1/z

    1/z

    180-7.5

    Sigma (deg)

    OpMode

    Iqref1

    -Qref1

    Vabc (pu)

    Freq

    wt

    PLL

    Vabc

    Iabc

    Freq

    wt

    Vmeas

    PQ

    Iq

    Iq_avg

    Id

    Measurement

    System

    Vmeas

    Iqref(Auto)

    Qref1

    Iqref1

    OpMode

    Id

    Iqref

    Iq Limit Computation

    and Iqref Selection

    Vdc

    alpha

    IqIqref

    PQ

    VmeasVref

    Alpha

    Sigma

    wt

    D_Alpha

    Pulses

    Firing Pulses

    Generator

    1

    Display

    Iq_avg

    +/-Vdc/2

    D_Alpha

    DC Balance

    Regulator

    Iq_Ref

    Iq

    Alpha

    Current

    Regulator

    3

    VdcPN

    2

    Iabc

    1

    Vabc

    wt

    Karena data perhitungan yang digunakan untuk perhitungan

    pengkompensasian menggunakan SVC dilapangan adalah data yang terukur di

    penyulang 30 kV dimana SVC dipasang, sehingga daya reaktif sisi trafo EAF dan

    terukurnya di sisi 30 kV adalah sama. Maka pemodelan untuk pengkompensasian

    dalam simulasi yang dilakukan menggunakan rangkaian seperti pada gambar 3.1

    diatas.

    Dan untuk rangkaian kontrol dari STATCOM diperlihatkan pada gambar

    3.2. dibawah ini.

    Gambar 3.2. Sistem Kontrol STATCOM

    Dari rangkaian sistem kontrol pada gambar 3.2, rangkaian utama dari

    sistem kontrol STATCOM terdiri dari :

    a. Sistem pengukuran (Measurement System)

    b. Regulator tegangan (Voltage Regulator)

    c.

    Regulator arus (Current Regulator)

    d. Rangkaian sinkronisasi (PLL)

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    64/90

    46

    Vabc

    Iabc

    Freq

    wt

    Vmeas

    PQ

    Iq

    Iq_avg

    Id

    Measurement

    System

    e. Rangkaian pembangkitan sinyal penyalaan (Firing Pulses Generator)

    f. Regulator DC (DC Balance Regulator)

    3.1.1. Sistem Pengukuran

    Dari measurement system, didapatkan magnitud tegangan input VSC, V.

    selanjutnya Vdibandingkan dengan tegangan referensi (Vref) yang besarnya 1 pu.

    Selisih yang didapatkan kemudian diproses melalui regulator tegangan sehingga

    didapatkan output Iqref (arus referensi) yang digunakan untuk mengatur aliran

    daya reaktif.

    Gambar 3.3. Blok Sistem Pengukuran

    Tabel 3.1. Parameter parameter Blok Simulink Rangkaian Pengukuran

    Tegangan nominal 150 kV

    Inisial Frekuensi 50 Hz

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    65/90

    47

    1

    Iqref

    1/z Droop

    Ki

    Kp

    K Ts

    z-1

    2

    Vmeas

    1

    Vref

    Err

    Iq_Ref

    3.1.2. Regulator Tegangan

    Fungsi dari regulator tegangan adalah meregulasi hasil selisih

    perbandingan tegangan yang didapat dari measurement system. Tegangan yang

    diregulasi adalah tegangan yang terukur (Vmeas) dan tegangan referensi (Vref), dan

    hasilnya adalah berupa arus reaktif referensi (Iqref).

    Gambar 3.4. Simulink Blok Regulator Tegangan

    Tabel 3.2. Parameter-parameter Blok Simulink Rangkaian Regulator Tegangan

    Proportional gain Kp Kp = 12

    Integral gain Ki Ki = 3000

    Droop (Xs) Xs = 0,03 pu

    Vref Vref = 1 pu

    3.1.3.

    Regulator Arus

    Fungsi dari regulator arus ini adalah membandingkan Iqrefdengan Iq(arus

    dalam quadrature). Keluaran dari regulator arus adalah sudut yang merupakan

    fasa pergeseran (phase shift) dari tegangan inverter dengan tegangan system.

    Sudut ini besarnya hampir mendekati nol, yang digunakan untuk membangkitkan

    atau menyerap daya reaktif.

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    66/90

    48

    1

    AlphaKi

    Kp

    K Ts

    z-1

    2

    Iq

    1

    Iq_Ref

    Err

    Vabc (pu)

    Freq

    wt

    Gambar 3.5. Simulink Blok Regulator Arus

    Tabel 3.3. Parameter-parameter Blok Simulink Rangkaian Regulator Arus

    Proportional gain Kp Kp = 5

    Integral gain Ki Ki = 40

    Droop (Xs) Xs = 0,03 pu

    3.1.4.

    Rangkaian Sinkronisasi

    Fungsi dari rangkaian ini adalah mensinkronkan komponen urutan positif

    dari tegangan primer 3-fase (Vt). Keluaran dari rangkaian ini adalah (sudut

    =

    t)digunakan untuk perhitungan komponen direct-axisdan quadrature-axisdari arus

    dan tegangan AC 3 fase.

    Gambar 3.6. Simulink Blok Sinkronisasi

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    67/90

    49

    Alpha

    Sigma

    wt

    D_Alpha

    Pulses

    Tabel 3.4. Parameter parameter Blok Simulink Rangkaian Sinkronisasi

    Inisial Input Frekuensi = 50 Hz

    Proportional gain Kp Kp = 60

    Integral gain Ki Ki = 1400

    3.1.5. Rangkaian Pembangkitan Sinyal Penyalaan

    Fungsi dari blok rangkaian ini adalah untuk menghasilkan pulsa yang

    digunakan untuk mengontrol sudut penyalaan dari komponen elktronika daya

    (GTO).

    Gambar 3.7. Simulink Blok Pembangkitan Sinyal Penyalaan

    3.2. Pemodelan Beban

    Dalam melakukan pemodelan beban EAF digunakan simulink blok

    diagram beban induktif paralel yang bersifat statik. Yaitu pemodelan dengan

    beban induktif 45 MVAR, pemodelan ini diambil dengan alasan bahwa pada

    kondisi daya optimum pada tap trafo dalam proses EAF besar daya reaktif rata-

    rata adalah 45 MVAR. Simulasi dilakukan dengan memasukkan besarnya

    perubahan daya reaktif EAF perdetik secara manual melalui perubahan amplitudo

    tegangan sistem.

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    68/90

    50

    A B C

    Gambar 3.8. Simulink Blok Diagram Beban Induktif

    3.3. Pemodelan Sumber Tegangan dan Sistem Transmisi

    Sebagai sumber tegangan digunakan suatu sumber tegangan terkontrol

    dimana nilai magnitud dari tegangannya dapat diatur sesuai dengan keperluan

    simulasi. Untuk impedansi dari sistem transmisi yang terdiri dari elemen R dan L

    digunakan sumber impedansi seri dengan nilai R dan L diperoleh melalui

    perhitungan sebagai berikut[5]

    :

    dengan :

    R = Resistansi saluran (ohm)

    L = Induktansi saluran (H)

    V = Tegangan sistem (kV)

    SSC = Daya hubung singkat sistem (MVA)

    XL = Reaktansi

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    69/90

    51

    A

    B

    C

    a

    b

    c

    150/30 kV100 MVA

    N

    A

    B

    C

    Source Voltage(150 kV)

    A

    B

    C

    A

    B

    C

    Source Impedance

    7702.29MVAShort Circuit Level

    (a) (b)

    Gambar 3.9. Simulink Blok Diagram (a) Sumber Tegangan Terkontrol

    (b) Sumber Impedansi R Dan L

    Dan untuk pemodelan trafo penurun tegangan digunakan simulink blok

    diagram transformator dengan dua belitan (primer dan sekunder).

    Gambar 3.10. Simulink Blok Diagram Transformator

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    70/90

    52

    Tabel 3.5. Parameter-parameter Simulasi Sistem Tenaga dan STATCOM

    Tegangan transmisi 150 kV

    Daya hubung singkat sistem 150kV(interkoneksi PLN, PT KDL operasi duaunit pembangkit/160 MVA)

    7702,29 MVA

    Trafo penurun tegangan (step-down) 150/30 kVX = 10,4 %

    2 x 100 MVA

    STATCOM :

    - Tegangan Primer- Tegangan Sekunder

    - Daya Nominal

    - Frekuensi

    - Kapasitansi Total

    GTO :

    - Tahanan Snubber

    - Kapasitansi Snubber

    - Tahanan Internal

    - Jumlah Lengan

    150 kV15 kV

    100 MVar

    50 Hz

    2600 F

    0.1M

    Inf

    10 m

    3

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    71/90

    KUUN FAYAKUUN

    SELALU ADA HARAPAN DITENGAH

    KESULITAN

    (UST. YUSUF MANSYUR)

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    72/90

    BAB IV

    ANALISA DAN PERHITUNGAN

    4.1. Analisa dan Simulasi Program Matlab

    Dari hasil simulasi program yang dilakukan, dapat terlihat adanya

    perbedaan antara simulasi program pada saat kondisi STATCOM non-aktif

    dengan kondisi saat STATCOM di aktifkan. Kondisi dari hasil simulasi ini selain

    di bandingkan antara kondisi STATCOM saat diaktifkan dan dinon-aktifkan juga

    akan dibandingkan dengan pengkompensasian pada sistem simulasi kompensasi

    daya reaktif pada sistem jaringan listrik yang sama dengan menggunakan

    kompensator static var compensator (SVC) yang telah dilakukan oleh Praditya

    Adi Nugroho dalam skripsi yang dibuatnya dengan judul Analisa Dan Simulasi

    Static Var Compensator (SVC) Sebagai Kompensator Daya Reaktif Di Industri

    Baja PT. Krakatau Steel.

    Sistem jaringan listrik yang disimulasikan terdiri dari sumber tegangan

    terkontrol dengan daya hubung singkat sebesar 7702,29 MVA pada saluran

    transmisi 150 kV (sistem ter-interkoneksi dengan jaringan PLN dan PT. KDL

    beroperasi dengan dua unit / 160 MVA), dan daya hubung singkat sebesar

    1606,99 MVA pada saluran transmisi 30 kV dengan menggunakan dua trafo

    150/30 kV x = 10,4 % pada sistem jaringan listrik. Beban dapur busur listrik di

    modelkan sebagai sumber beban induktif yang dalam simulasi ini besarnya daya

    reaktif induktif yang diberikan adalah ketika daya reaktif induktif EAF sebesar 45

    MVar. Dan kompensator STATCOM dibangun dari 4 inverter 3 phasa-12 pulsa

    pada masing-masing inverternya.

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    73/90

    4.1.1. Perhitungan Daya Reaktif

    Perhitungan daya reaktif secara manual dilakukan dengan menggunakan

    persamaan (2.11), (2.50), dan (2.51) , yaitu dengan melakukan perhitungan

    kedalam bentuk tegangan dq.

    Persamaan untuk Transformasi abc ke dq adalah sebagai berikut :

    Berikut ini adalah tabel data hasil perhitungan dengan menggunakanprogram excel :

    Tabel 4.1. Nilai Transformasi Tegangan abc ke dq

    Time Va Vb Vc t Vd Vq

    (s) (pu) (pu) (pu) (radian) (pu) (pu)

    0.10 -0.007022 -0.8644 0.8664 6.283 0.999279 -0.00516

    0.20 -7.49e-3

    -0.8232 0.8307 6.283 0.954881 -0.00732

    0.30 -0.003168 -0.8941 0.8972 6.283 1.034208 -0.00295

    0.40 0.0002706 -0.8673 0.867 6.283 1.001299 0.000466

    0.50 0.0003086 -0.8639 0.8636 6.283 0.997373 0.000491

    0.60 0.0001439 -0.8628 0.8627 6.283 0.996218 0.000314

    0.70 0.0001583 -0.8631 0.8629 6.283 0.996507 0.000357

    0.80 0.0003101 -0.863 0.8627 6.283 0.996333 0.000491

    0.90 3.19e-4

    -0.8635 0.8631 6.283 0.996853 0.000531

    1.00 -0.001064 -0.8624 0.8634 6.283 0.996391 -0.00086

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    74/90

    Tabel 4.2. Nilai Transformasi Arus abc ke dq

    Time Ia Ib Ic t Id Iq

    (s) (pu) (pu) (pu) (radian) (pu) (pu)0.10 -8.00e

    -7 -2.11e

    -6 1.55e

    -6 6.28 2.11e

    -6 -3.5e

    -7

    0.20 2.48e-5

    -2.71e-5

    2.41e-6

    6.28 1.7e-5

    2.48 e-5

    0.30 -0.6518 0.5861 0.06565 6.283 -0.30036 -0.65184

    0.40 0.3008 -0.2186 -0.08215 6.283 0.078724 0.300798

    0.50 0.2653 -0.1497 -0.1156 6.283 0.019638 0.265304

    0.60 0.2265 -0.1538 -0.07263 6.283 0.046822 0.226485

    0.70 0.206 -0.1381 -0.06786 6.283 0.040515 0.205994

    0.80 0.215 -0.1682 -0.04683 6.283 0.070033 0.215023

    0.90 0.217 -0.1522 -0.06476 6.283 0.050443 0.216996

    1.00 0.1834 -0.1271 -0.05632 6.283 0.040831 0.183414

    Setelah didapat nilai tegangan dan arus dalam bentuk dq, maka dengan

    memasukkan nilai-nilai tersebut kedalam persamaan (2.14) maka akan didapatkan

    nilai Q (daya reaktif) yang mengalir di sistem, berikut ini adalah hasil

    komputasinya menggunakan excel:

    Q = (Vq*Id) (Vd*Iq)

    Tabel 4.3. Nilai Daya Reaktif Yang dibangkitkan

    Time Vd Vq) Id Iq Q Q

    (s) (pu) (pu) (pu) (pu) (pu) (Mvar)

    0.10 0.99928 -0.00516 0.00000 -0.00000 0.0000 0.00

    0.20 0.95488 -0.00732 0.00002 0.00002 -0.0000 0.00

    0.30 1.03421 -0.00295 -0.30036 -0.65184 0.6750 67.50

    0.40 1.00130 0.00047 0.07872 0.30080 -0.3012 -30.12

    0.50 0.99737 0.00049 0.01964 0.26530 -0.2646 -26.46

    0.60 0.99622 0.00031 0.04682 0.22649 -0.2256 -22.560.70 0.99651 0.00036 0.04051 0.20599 -0.2053 -20.53

    0.80 0.99633 0.00049 0.07003 0.21502 -0.2142 -21.42

    0.90 0.99685 0.00053 0.05044 0.21700 -0.2163 -21.63

    1.00 0.99639 -0.00086 0.04083 0.18341 -0.1828 -18.28

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    75/90

    Jika dilihat dari hasil perhitungan secara manual dengan hasil yang

    diperlihatkan pada gambar 4.4. terdapat perbedaan nilai, dimana hasil secara

    simulasi menunjukkan adanya perbaikan dari nilai secara manual, ini disebabkan

    karena pengaturan dalam rangkaian kontrol yang memungkinkan untuk

    mendapatkan hasil yang lebih baik.

    Berikut ini adalah gambar grafik hasil simulasi yang dilakukan dengan

    menggunakan program matlab simulink 7.9.0.529 (2009b). untuk hasil simulasi

    saat sistem tidak dihubungkan dengan kompensator STATCOM ditunjukkan pada

    gambar 4.3 dan hasil simulasi saat sistem dihubungkan dengan kompensator

    STATCOM ditunjukkan pada gambar 4.4.

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    76/90

    Gambar 4.1. Grafik Hasil Simulasi Sistem Tanpa Static Var Compensator (SVC)

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    77/90

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    78/90

    Gambar 4.3. Grafik Hasil Simulasi Sistem Tanpa Static Synchronous Compensator(STATC

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    79/90

    Gambar 4.4. Grafik Hasil Simulasi Sistem dengan Static Synchronous Compensator(STAT

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    80/90

    Berikut ini data-data dari hasil simulasi program yang telah dilakukan

    diperlihatkan pada tabel 4.1.

    Tabel 4.4. Data-data Hasil Simulasi Program Menggunakan Matlab Simulink

    Parameter

    Simulasi Program

    SVC

    non-aktif [5]

    SVC

    Aktif [5]

    STATCOM

    non-aktif

    STATCOM

    aktif

    V (kV/pu)29,159 /

    0,9717

    30,591 /

    1.0197

    29.004 kV/

    0.9668 pu

    29.232 kV/

    0.9744

    Va Prim (Pu)149,13 kV /

    0.9942 pu

    150,51 kV /

    1,0034 pu

    148,38 kV/

    0.9892 pu

    149.25 kV/

    0.995 pu

    VaStat (Pu) - - 0 1 pu

    Ia Prim (Pu) 0.5964 pu 0.339 pu 0.6 pu 0.34 pu

    Q (MVar) 0 15 Mvar 0 25 Mvar

    Q (MVar)

    System43 Mvar 28 Mvar 43 Mvar 18 Mvar

    Vmeas

    Vref (pu)

    0.9944 pu

    1 pu

    1.0036 pu

    1 pu

    0.99 pu

    1 pu

    0.9961 pu

    1 pu

    Vdc - - 0 9.6 x 104Vdc

    Karena tujuan dari skripsi ini salah satunya adalah untuk

    membandingkan dua sistem kompensasi untuk mengkompensasi daya reaktif di

    pabrik SSP II PT. Krakatau Steel, yaitu kompensasi menggunakan SVC yang

    telah di analisa oleh Praditya Adi Nugroho dalam skripsinya dengan kompensasi

    menggunakan STATCOM, maka tegangan sistem diatur sedemikian sehingga

    mendapatkan kondisi nilai daya reaktif sebelum dikompensasi yang sama nilainya

    yaitu sebesar 43 Mvar kapasitif.

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    81/90

    Dari data yang terdapat pada tabel 4.1 diatas yang didapat dari hasil

    simulasi menunjukkan bahwa pada saat kondisi sistem tidak terhubung pada

    STATCOM daya reaktif yang mengalir pada sistem adalah sebesar 43 Mvar

    kapasitif pada saat sistem terhubung dengan beban induktif sebesar 45 Mvar.

    Sehigga menyebabkan tegangan sistem mengalami penurunan menjadi 29.004 kV

    (0.9668 pu) dari nilai referensi sebesar 30 kV pada sisi tegangan sekunder dan

    sebesar 148,38 kV (0.9892 pu) dari nilai referensi 150 kV pada sisi tegangan

    primer. Dan arus yang mengalir pada sisi primer saat sistem beroperasi pada

    beban 45 Mvar adalah sebesar (0,6 pu) atau sebesar 230.9 A dan bersifat lagging.

    Sedangkan untuk parameter yang berhubungan dengan kompensator bernilai nol,

    dan jika dibandingkan dengan hasil simulasi dengan sistem terhubung pada beban

    45 Mvar dengan kompensator SVC non-aktif, hasil yang didapat relatif sama. Hal

    ini jika dilihat dari nilai yang didapat, dimungkinkan terjadi karena tingkat

    keakuratan dalam mengambil data hasil simulasi atau perbedaan letak titik pada

    scope keluaran simulasi yang dijadikan dasar pengambilan data.

    Sedangkan untuk data yang dihasilkan dari simulasi yang kedua, dimana

    kondisi sistem pada beban induktif sebesar 45 Mvar terhubung dengan

    kompensator STATCOM diperoleh data-data dimana adanya perubahan besarnya

    daya reaktif yang mengalir pada sistem yang semula 43 Mvar kapasitif menjadi

    sebesar 18 Mvar kapasitif, hal ini menunjukkan adanya kompensasi yang

    diberikan oleh STATCOM yaitu sebesar 25 Mvar induktif. Hal ini terjadi karena

    kompensator (STATCOM) bekerja dengan menyuplai daya reaktif sejumlah 25

    Mvar induktif, bersifat induktif karena jika dilihat dari grafik sebelum

    pengkompensasian nilai daya reaktif berada pada posisi kapasitif sehingga untuk

    menjadikan daya reaktif yang mengalir pada sistem menjadi bernilai nol (0 Mvar),

    STATCOM harus bekerja pada mode induktif. Dimana mode induktif ini adalah

    mode disaat nilai tegangan sistem lebih kecil dari nilai tegangan STATCOM. Dan

    ini dapat dilihat dari nilai tegangan sistem yang bernilai 0,995 pu dan tegangan

    STATCOM bernilai 1 pu.

    Jika dibandingkan dengan pengkompensasian menggunakan SVC,

    besarnya daya reaktif yang masih mengalir pada sistem lebih besar yaitu menjadi

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    82/90

    28 Mvar kapasitif, seperti tercantum pada analisa dari skripsi Praditia Adi

    Nugroho dalam Bab IV halaman 54. Pengkompensasian menggunakan

    STATCOM lebih baik karena nilai kompensasi STATCOM menjadikan besar

    daya reaktif yang mengalir pada sistem menjadi 18 Mvar kapasitif, selisih 10

    Mvar. Hal ini bisa terjadi karena respon STATCOM lebih cepat terhadap

    perubahan tegangan sistem, STATCOM mengatur tegangan sistem secara terus-

    menerus, karena kerjanya tidak bergantung pada suatu pensaklaran, seperti hasil

    yang terdapat pada beberapa hasil penelitian.

    Nilai daya reaktif pada sistem yang ditunjukkan oleh tabel 4.1 adalah

    nilai daya reaktif dengan menggunakan nilai (pengontrolan kontrol proporional,

    KP dan kontrol integrator, KI) yang disediakan oleh Matlab Simulink.

    Pada tabel dibawah ini dilakukan perubahan nilai KP dan KI dengan cara

    trial and error. Untuk melihat perubahan daya reaktif yang tersisa di sistem.

    Tabel 4.5. Perubahan Nilai KI Pada Voltage Regulator Dan

    Nilai KP Pada Iq Regulator

    Voltage Regulator

    Gains Iq Regulator Gains

    Daya Reaktif Di

    Sistem

    KP KI KP KI MVAR

    12 3000 5 40 18

    12 4000 6 40 17.5

    12 5000 7 40 17.61

    12 6000 8 40 17.23

    12 7000 9 40 17.46

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    83/90

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    84/90

    4.2. Jatuh Tegangan

    Untuk jatuh tegangan yang terjadi pada sistem saat beban 45 Mvar, dapat

    dihitung menggunakan persamaan 2.36, yaitu :

    Sk

    QV

    =

    028,099,1606

    45==V pu

    V = 0.028 x 30 kV = 0,84 kV

    V = 30 (30 x 0,028) = 29,1599 kV

    Dan dari data yang didapat dari hasil simulasi saat STATCOM non-aktif

    nilai tegangan yang dihasilkan adalah sebesar 29.004 kV/ 0.9668 pu atau jatuh

    tegangannya sebesar :

    V = (1 0,9668) pu x 30 kV = 0,996 kV

    Sedangkan untuk data yang didapat dari hasil simulasi saat STATCOM

    aktif nilai tegangan yang dihasilkan adalah sebesar 29.232 kV/ 0.9744 pu atau

    jatuh tegangannya sebesar :

    V = (1 0,9744) pu x 30 kV = 0.768 kV

    Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa setelah dilakukan

    kompensasi (STATCOM diaktifkan) nilai jatuh tegangan yang terjadi dapat di

    kurangi menjadi 0,768 kV. Meskipun STATCOM telah diaktifkan nilai jatuh

    tegangan masih terjadi, hal ini disebabkan karena STATCOM belum secara

    optimum mengkompensasi daya reaktif yang ada pada sistem, sehingga masih

    terdapat daya reaktif yang mengalir di sistem yang menyebabkan jatuh tegangan

    terjadi meskipun tidak terlalu besar.

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    85/90

    TERUSLAH BERGERAK

    BERHENTILAH MENGELUH

    (THUFAIL AL GHIFARI)

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    86/90

    66

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Dalam simulasi yang telah dilakukan, yaitu dengan menggunakan beban

    induktif sebesar 45 Mvar dengan daya hubung singkat saluran 150 kV sebesar

    7702,29 MVA dan daya hubung singkat bus 30 kV sebesar 1606,99 MVA,

    dengan dua kondisi yang berbeda, kondisi pertama adalah kondisi simulasi tanpa

    kompensasi dan kondisi kedua adalah kondisi simulasi dengan kompensasi. Dari

    hasil simulasi tersebut didapat hasil bahwa :

    1. Pada kondisi tanpa kompensasi, daya reaktif yang mengalir di sistem

    adalah sebesar 43 Mvar kapasitif dan tegangan sistem mengalami

    penurunan menjadi 29.004 kV (0.9668 pu) dari nilai referensi sebesar

    30 kV.

    2. Sedangkan pada kondisi kompensator STATCOM diaktifkan, daya

    reaktif yang mengalir disistem adalah sebesar 18 Mvar kapasitif,

    dengan besar daya reaktif yang dibangkitkan oleh STATCOM adalah

    25 Mvar, dan tegangan sistem menjadi 29.232 kV (0.9744 pu).

    3. Dari hasil simulasi pada saat STATCOM di aktifkan, nilai besar daya

    reaktif yang mengalir disistem menjadi lebih kecil (18 Mvar

    kapasitif) jika dibandingkan dengan pengkompensasian

    menggunakan SVC yaitu sebesar 28 Mvar kapasitif, daya reaktif

    yang masih mengalir disistem. Terdapat selisih sebesar 10 Mvar.

    Sehingga pengkompensasian menggunakan STATCOM lebih baik

    daripada pengkompensasian menggunakan SVC.

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    87/90

    67

    5.2. Saran

    Untuk mendapatkan pengkompensasian daya reaktif yang diinginkan

    yaitu menjadikan daya reaktif pada sistem mendekati 0 Mvar, perlu dilakukan

    penentuan nilai tetapan integral atau proporsional yang lebih akurat lagi pada

    sistem kontrolnya, yaitu dengan menggunakan metode yang lebih khusus,

    sehingga akan menghasilkan output yang lebih baik.

    Guna memaksimalkan kinerja dari STATCOM atau melihat respon dari

    STATCOM yang dapat bekerja dengan membangkitkan atau menyerap daya

    reaktif, pemodelan dari beban EAF harus dimodelkan sesuai dengan kondisi di

    lapangan dengan pendekatan EAF yang bersifat fluktuatif.

    Penggunaan STATCOM ini pada dasarnya tidak hanya terbatas pada

    pengkompensasian daya rekatif, tetapi dapat pula untuk membangkitkan daya

    aktif serta mengurangi rugi-rugi, sehingga penelitian ini bisa dikembangkan lagi

    untuk menghasilkan kondisi sistem yang lebih baik.

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    88/90

    SAAT ANDA TAK MAMPU LAGI MENAHAN BERATNYA

    MASALAH YANG ANDA HADAPI, MAKA SEGERALAH

    BERWUDHU LALU BERSUJUDLAH DANPASRAHKANLAH SEMUA MASALAH ANDA KEPADA

    SANG PEMILIK KEMUDAHAN (ALLAH SWT)

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    89/90

  • 8/10/2019 Skripsi Statcom

    90/90

    69

    [10] Dahono, Pekik Argo. Kapasitor: Bermanfaat sekaligus berbahaya.

    Konversi.wordpress.com