skripsi smi

79
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak Takraw merupakan olahraga tradisional bangsa-bangsa di Asia Tenggara termasuk juga bangsa Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia yang terlebih dahulu memainkan sepak takraw adalah Sulawesi Selatan (Makassar), Sumatera Barat (Minang Kabau), Riau, Kalimantan (Kandangan) dan Jawa Barat (Banten), semua merupakan daerah yang berada di pesisir pantai. Daerah-daerah inilah yang terlebih dahulu dan aktif memasalkan, mengembangkan, dan meningkatkan olahraga Sepak Takraw, sehingga sangatlah wajar kalau daerah Sulawesi Selatan dan Riau selalu unggul dalam prestasi dan menjadi juara pada kejuaraan-kejuaraan nasional. Dewasa ini permainan Sepak Takraw tidak lagi dimainkan dengan bola terbuat dari rotan melainkan sudah memakai bola yang terbuat dari fiber (Synthetic Fiber). Sepak Takraw yang merupakan asli Bangsa Indonesia sudah sewajarnya dapat dibanggakan karena olahraga ini kian populer dan menjadi salah satu cabang yang kerap dipertandingkan pada skala regional, nasional, maupun internasional yang pada gilirannya dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa. Olahraga sepak takraw telah banyak dikenal dan berkembang di seluruh Masyarakat Indonesia yang telah terbukti dengan 1

Upload: sirajudin-mustafa-ibrahim

Post on 01-Dec-2015

235 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Smi

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Sepak Takraw merupakan olahraga tradisional bangsa-bangsa di Asia

Tenggara termasuk juga bangsa Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia yang

terlebih dahulu memainkan sepak takraw adalah Sulawesi Selatan (Makassar),

Sumatera Barat (Minang Kabau), Riau, Kalimantan (Kandangan) dan Jawa Barat

(Banten), semua merupakan daerah yang berada di pesisir pantai. Daerah-daerah

inilah yang terlebih dahulu dan aktif memasalkan, mengembangkan, dan

meningkatkan olahraga Sepak Takraw, sehingga sangatlah wajar kalau daerah

Sulawesi Selatan dan Riau selalu unggul dalam prestasi dan menjadi juara pada

kejuaraan-kejuaraan nasional.

Dewasa ini permainan Sepak Takraw tidak lagi dimainkan dengan bola

terbuat dari rotan melainkan sudah memakai bola yang terbuat dari fiber

(Synthetic Fiber). Sepak Takraw yang merupakan asli Bangsa Indonesia sudah

sewajarnya dapat dibanggakan karena olahraga ini kian populer dan menjadi salah

satu cabang yang kerap dipertandingkan pada skala regional, nasional, maupun

internasional yang pada gilirannya dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa.

Olahraga sepak takraw telah banyak dikenal dan berkembang di seluruh

Masyarakat Indonesia yang telah terbukti dengan adanya klub-klub Sepak Takraw

dari masing-masing propinsi di Indonesia yang ikut serta dalam kejuaraan tingkat

nasional. Dalam meningkatkan prestasi optimal pada berbagai kejuaraan atau

pertandingan di tingkat regional, nasional, dan internasional perlu dilakukan

peningkatan kualitas dan kuantitas pelatih, atlet, dan penataan organisasi yang

baik. Khususnya pembinaan klub-klub atau pelajar yang merupakan aset paling

esensial dan potensial untuk digarap, apalagi sepak takraw merupakan cabang

olahraga yang sedikit unik bila dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya.

1

Page 2: Skripsi Smi

Keunikan sepak takraw yang kita ketahui dominannya unsur senam dan

gerakan akrobatik sebagai dasar keterampilan menuju kematangan prestasi dapat

digarisbawahi, bahwa tanpa pembinaan sejak usia dini akan sulit melahirkan atlet

yang berprestasi optimal. Permainan sepak takraw bukan lagi olahraga tradisional

rekreatif yang hanya dimainkan sebagian masyarakat Indonesia, tetapi sepak

takraw telah menjadi olahraga modern kompetitif yang dimainkan dan diakui

keberadaannya oleh masyarakat dunia.

Sepak takraw memiliki satu teknik untuk mematika bola yakni smesh.

Smesh merupakan serangan terakhir yang banyak menghasilkan angka, salah

satunya adalah smesh kedeng. Dapat dikemukakan bahwa untuk dapat melakukan

smesh dengan baik membutuhkan penguasaan teknik melompat, menendang serta

ketepatan mengarahkan bola pada sasaran. Penguasaan smesh tersebut dapat

dilatih dengan cara atau metode tertentu. Salah satu bentuk latihan yang dapat

meningkatkan unsur fisik dan unsur teknik tersebut adalah  latihan pliometrik.

Sesuai dengan pengamatan di lapangan masih banyak siswa yang kurang

menguasai keterampilan smesh kedeng, terkhusus pada siswa

MA.Muhammadiyah Kota Gorontalo yang berpotensi untuk melahirkan atlet-

atlet sepak takraw masa depan.

Dalam usaha meningkatkan keterampilan smesh kedeng, maka perlu

adanya kemampuan menggunakan kekuatan lompatan, kelentukan dan ketepatan

mengarahkan bola pada saat melakukan smesh kedeng.

Beranjak dari penjelasan dengan permasalahan yang telah dikemukakan,

maka perlu adanya pembuktian secara ilmiah dengan melalui penelitian. Sugiyono

(2011: 72) menyatakan bahwa : “Metode penelitian eksprimen dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Untuk itu peneliti mengangkat judul “Pengaruh latihan power otot tungkai

tehadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw pada siswa

kelas IX Ma.muhammadiya kota gorontalo”.

2

Page 3: Skripsi Smi

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat

mengidentifikasi masalah tersebut sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh yang berarti antara Power otot tungkai dengan

kemampuan smash kedeng ?

2. Apakah Smash kedeng tidak dapat dilakukan karena powaer otot tungkai

siswa Ma.Muhamadiah tidak terlatih dengan baik.?

3. Apakah bisa Smash kedeng dapat ditingkatkan dengan power otot tungkai.?

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : Apakah terdapat Pengaruh latihan power otot tungkai

tehadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw pada siswa

kelas IX Ma.muhammadiya kota gorontalo?.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini diantaranya adalah untuk

mengetahui pengaruh latihan power otot tungkai tehadap kemampuan smesh

kedeng dalam permainan sepak takraw pada siswa kelas IX Ma.muhammadiya

kota gorontalo”.

3

Page 4: Skripsi Smi

1.5.Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Agar siswa dapat mempelajari dan lebih memahami bagaimana cara

melakukan smash kedeng yang baik dan benar.

2. Berguna untuk dijadikan pedoman bagi siswa MA. Muhammadiyah Kota

Gorobtalo dalam melakukan latihan teknik smesh kedeng yang lebih baik dan

benar.

3. Menambah pengetahuan penulis pada cabang olahraga sepak takraw

4

Page 5: Skripsi Smi

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

A. Hakekat Smash Kedeng

http://tikafardina.blogspot.com/2012/10/belajar-buat-proposal-dulu-

perbedaan.html. smash adalah gerak kerja yang  terpenting dan merupakan gerak

akhir dari gerak kerja serangan kedaerah lawan.” Jenis smash pada sepak takraw

ada dua yakni smash kedeng dan smash guling, smash kedeng lebih mudah karna

gerakanya lebih simplek dibandingkan smash guling,maka pada tahap awal smash

kedeng akan diberikan terlebih dahulu.

(http://burhanbasyiruddin04.blogspot.com/2012/01/hubungan-antara-

kecepatan-reaksi-dan.html) Smash kedeng merupakan jenis smash yang sering

dilakukan pada pemain sepak takraw guna memberikan serangan pada pihak

lawan. Smash kedeng merupakan smash yang biasanya bola dipukul dengan

punggung kaki atau kaki bagian luar.

Untuk dapat mengembangkan teknik dasar smash maka harus ditunjang

dengan komponen-komponen kondisi fisik yang baik dalam melakukan

serangan smash yang  benar.Seperti ekuatan,kecepatan,keseimbangan,kelentukan,

kelincahan dan pengembangan koordinasi. Diantara komponen-komponen kondisi

fisik dalam melakukan smash,power  dan fleksibilitas tampak lebih mendominasi

dibandingkan komponen kondisi fisiklainya. Power yang utama terletak pada

power  otot tungkai.

Dalam melakukan smash kedeng dapat dibagi menjadi 3 tahapan gerakan

smash, yaitu :

1. Tolakan

Memulai tolakan dengan tumpuan salah satu kaki terlebih dahulu, kemudian

diikuti gerakan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak dalam ke

bawah, kemudian tolakan kaki tumpu ke atas bagian dalam secara eksplosif

dengan bantuan kedua tangan.

5

Page 6: Skripsi Smi

2. Sikap badan di atas (saat Smash bola di atas)

Setelah melakukan tolakan dengan tumpuan salah satu kaki secara

eksplosif, luruskan tungkai serta putar badan (pinggul, punggung, bahu) kearah

dalam. Kemudian lakukan smash dengan punggung kaki bagian luar, dibantu

dengan putaran pinggul dan punggung.

3. Saat Mendarat

Gerak ikutan dimulai dari tungkai, bahu dan lengan secara bersamaan

berputar ke arah luar, kemudian tungkai ditarik ke bawah dan mendarat dengan

dua kaki dalam posisi siap.

Teori yang dikemukakan disini adalah teori yang berhubungan dengan variabel

penelitian sehingga dapat melengkapi kerangka berfikir serta sebagai penjelasan

tentang masalah penelitian yang menjadi dasar dalam perumusan hipotesis

penelitian.

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Smash Kedeng

1. Kekuatan power otot tungkai

Power otot tungkai pada dasarnya adalah kemampuan otot pada saat

melakukan kontraksi. Yang terpenting dalam setiap latihan haruslah dilakukan

sedemikian rupa sehingga atlet/pemain haruslah menggunakan tenaga yang

maksimal untuk melakuka smash seperti yang dikemukakan oleh Galih Rosy

dalam postingan di http://rosy46nelli.wordpress.com/2009/12/07/daya-ledak-otot/

bahwa : “Daya ledak atau explosive power adalah kemampuan otot atau

sekelompok otot seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang

dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya atau sesingkat-singkatnya.

Unjuk kerja kekuatan maksimal yang dilakukan dalam waktu singkat ini tercermin

seperti dalam aktivitas tendangan tinggi, serta gerak lain yang bersifat eksplosif..

Kekuatan otot pada setiap cabang olahraga sangat dibutuhkan terutama pada

cabang olahraga sepak takraw khususnya saat melakukan smash kedeng dalam

permainan sepak takraw. Dalam permainan sepak takraw kekuatan otot tungkai

berperan dalam melakukan smash kedeng. Dengan demikian fungsi otot tungkai

dalam  permainan sepak takraw sangat dominan sehingga perlu terus dilatih untuk

mencapai kekuatan yang maksimal

6

Page 7: Skripsi Smi

2. Bakat/Keterampilan

Penguasaan keterampilan sepak takraw sangat diperlukan, agar permainan

dapat berjalan dengan baik, keterampilan tersebut dapat berupa keterampilan

individual dan keterampilan penguasaan pertandingan, keterampilan individual

meliputi : sepak sila, sepak badek, sepak kuda, menggunakan paha, dan

menyundul bola.

B. Hakikat Power Otot Tungkai

Power merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang dibutuhkan

hampir semua cabang olahraga, terutama cabang olahraga yang menuntut atletnya

mempunyai daya ledak otot, seperti dalam cabang atletik, bela diri, olahraga

permainan, dan sebagainya. Hal ini dijelaskan oleh Harsono (2008:200)

(http://mellstarnet.blogspot.com/2010/10/proposal-kontribusi-power-tungkai-

dan.html)

  ”Power atau daya ledak disebut juaga kekuatan eksplosif (Watson,1978,

dalam Ismariyati 2008:59)”. Dan selain itu menurut ”Wahdjoedi (2000:61)

menyebutkan bahwa daya ledak (power) adalah kemampuan tubuh yang

memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk bekerja secara eksplosif”.

     Power menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan

eksplosif serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu

yang secepat-cepatnya. ”Power merupakan hasil perkalian antara gaya (force) dan

jarak (distance) dibagi waktu (time) atau dapat juga power dinyatakan sebagai

kerja dibagi waktu (Krikendall, 1987, dalam Ismariyati 2009:59)”.

Berdasarkan pengertian dan pendapat mengenai power, maka dapat

disimpulkan bahwa power adalah perpaduan atau penggabungan antara kekuatan

dan kecepatan. Maksudanya kekuatan dapat dikatakan power apabila dilakukan

dengan sangat cepat. Dalam rangka peningkatan prestasi olahraga sepak takraw,

komponen kondisi fisik power perlu mendapatkan perhatian khusus, terutama

power tungkai. Karena untuk mencapai prestasi puncak bukan hanya kekuatan

7

Page 8: Skripsi Smi

saja yang diperlukan, tetapi diperlukan juga peningkatannya bagi komponen fisik

kekuatan ini, yaitu power. Dan kekuatan merupakan dasarnya untuk membentuk

power. Sesuai pendapat Harsono (2008:177) bahwa “strength tetap merupakan

dasar (basis) dari power dan daya tahan otot”.

Tungkai adalah anggota tubuh bagian bawah (lower body) yang tersusun

oleh tulang paha atau tungkai atas, tulang tempurung lutut, tulang kering, tulang

betis, tulang pangkal kaki, tulang tapak kaki, dan tulang jari-jari kaki. Fungsinya

sebagai penahan beban anggota tubuh bagian atas (upper body) dan segala bentuk

gerakan ambulasi. Adapun fungsi tungkai menurut Damiri (2004:5) menyatakan

bahwa: “tungkai sesuai fungsinya sebagai alat gerak, ia menahan berat badan

bagian atas, ia memindahkan tubuh (bergerak), ia dapat menggerakkan tubuh

kearah atas, dan ia adapat menendang, dan lain sebagainya”.

Berkiatan dengan hal tersebut, maka tungkai sebagai penggerak dalam

permainan sepak takraw perlu memiliki power, yaitu otot yang selain kuat juga

mampu menampilkan gerakan yang cepat. Hal ini dibutuhkan agar pemain dapat

melakukan smash dengan tepat khususnya pada smash kedeng, sehingga

diperlukan gerakan tungkai yang cepat pula. Selain itu untuk menahan beban

tubuhnya dan juga pengaruh gravitasi bumi sehingga menjadi beban ganda yang

harus diterima tungkai tersebut. Untuk itu otot tungkai dituntut memliki power.

Tidak dapat dipungkiri kenyataannya bahwa power tungkai mempunyai

keterkaitan dengan prestasi permainan sepak takraw.

Agar otot tungkai memiliki power yang tinggi, maka harus diberi latihan-

latihan yang sesuai dengan tuntutan tersebut, misalnya dalam metode latihan

pliometrik seperti latihan lompat kodok (box-to-box jump).

8

Page 9: Skripsi Smi

C. Syarat-syarat Smash Kedeng

1. Power Otot Tungkai

Power otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan

maksimum yang dikerahkan dalam waktu sepemdek-pendeknya. Dengan kata lain

berhubungan dengan sistem anaerobik dalam proses pemenuhan energinya. Daya

otot dapat disebut juga daya ledak otot (muscle power).

Latihan yang dapat melatih power otot adalah latihan yang bersifat cepat atau

berlangsung secepat mungkin. Contohnya:

1. vertical jump (meloncat ke atas), melatih daya ledak otot tungkai.

2. front jump (meloncat ke depan), melatih daya ledak otot tungkai.

3. side jump (meloncat ke samping), melatih daya ledak otot tungkai.

2. Kelentukan Togok

Kelentukan atau daya lentur (flexibility) adalah evektivitas seseorang dalam

penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas

(Sajoto,1995:9). Jadi kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan

dalam ruang gerak sendi. Kelentukan togok dalam penelitian ini adalah

kemampuan power otot tungkai melakukan smash kedeng.

Kelentukan adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala

aktivitas dengan penguluran tubuh pada bidang sendi yang luas. Kelentukan

dipengaruhi oleh elastisitas sendi dan elastisitas otot-otot serta dinyatakan dalam

satuan derajat. Harsono (1988:163) menyatakan bahwa lentuk tidaknya seseorang

ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi- sendinya. Jadi kelentukan

adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Kecuali

oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastisitas tidaknya otot-

otot, tendon, dan ligamen. Sedangkan William (1990:87) menyatakan bahwa

kelentukan sangat berguna sekali dalam tindakan preventif mengatasi cidera dan

perbaikan postur yang buruk. Harsono (1988:163) menyatakan berdasar hasil-

hasil penelitian menyatakan bahwa perbaikan dalam kelentukan akan dapat:

9

Page 10: Skripsi Smi

Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera-cedera otot dan sendi;

Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan kelincahan;

Membantu memperkembangkan prestasi;

Menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan-

gerakan; dan

Membantu memperbaiki sikap tubuh.

3. Kekuatan Otot Perut

Kekuatan dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor. Bahwa menurut mochammad satojo (1997: 108) , factor-faktor kekuatan adalah : 1), Faktor blomekanika, dari dua orang yang mmpunyai tegangan otot yang sama, akan berbeda kemampuannya mengangkat badan , 2). Faktor pengungkit, pengungkit di klasifikasikan dalam tiga kelas yaitu di bagi menurut letak sumbu pengungkit, gaya beban, dang gaya pengungkit.

Dari batasan tersebut di atas, dapat di kemukakan bahwa otot perut yang

memungkinkan mengembangkan tenaga maksimum dalam kontraksi yang

maksimum untuk mengatasi beban atau tahanan. Jadi kekuatan otot perut

merupakan sejumlah daya tegang otot perut yang di pergunakan dalam kontraksi

maksimum pada suatu aktivitas yang berat.

D. Hakikat Latihan

Ada beberapa definisi yang diberikan oleh para ahli olahraga tentang makna

dari latihan. Para ahli fisiologi lebih cenderung memberikan definisi tentang

latihan ini sebagai sesuatu untuk memperbaiki system organ atau alat tubuh dan

fungsinya dengan tujuan untuk mengoptimalkan penampilan atau kualitas atlet..

Menurut Tegartia, (2010:12) latihan adalah suatu proses yang sistematis

secara berulang-ulang secara tetap dengan selalu memberikan peningkatan beban.

Dikatakan sistematis dalam pengertian bahwa latihan dilaksanakan secara teratur,

berencana, sesuai jadwal menurut pola dan sistem tertentu, metodis

berkesinambungan dari yang sedehana ke arah yang lebih kompleks. Untuk

mencapai tujuan itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhaikan dalam

10

Page 11: Skripsi Smi

melakukan suatu latihan seperti : (1) latihan fisik (2) latihan teknik (3) latihan

taktik (4) latihan mental. Keempat aspek yang di setbukan tersebut, harus dilatih

dengan cara dan metode yang benar agar setiap aspek dapat berkembang

semaksimal mungkin sehingga prestasi yang dicapai juga maksimal.

Http://Al-Falaasifah.Blog.Friendster.com/2011/01/13rangk-Pembinaan-

Kondisi-Fisik-Olahraga-I. Pengertian latihan ini dapat mengandung beberapa

makna dalam bahasa inggris yaitu practise, exrcise, dan training. Dalam istilah

bahasa indonesia kata-kata tersebut mempunyai arti yang sama yaitu latihan dan

setelah diaplikasikan di lapangan memang nampak sama kegiatannya yaitu

aktivitas fisik. Pengertian latihan yang berasal dari kata:

Practise : aktivitas untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran)

berolaraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan

kebutuhan cabang olahraganya.

Exercise : perangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan

kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan

dalam penyempurnaan geraknya.

Training : suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang

berisikan materi teori dan praktek, metode, dan aturan pelaksanaan sesuai dengan

pendekatan ilmiah, memakai prinsip pendidikan yang terencana dan teratur,

sehingga tujuan dan sasaran latihan dapat tercapai tepat pada waktunya.

Latihan : proses berlatih yang dilakukan secara teratur, terencana berulang-

ulang dan semakin lama semakin bertambah bebannya, serta dimulai dari yang

sederhana ke yang lebih kompleks (sistematis dan metodis).

http://andfootball.blogspot.com/2010/hakikatpelatihan. Latihan adalah

perangkat utama dalam proses meningkatkan kualitas fungsi organ tubuh

manusia, sehingga dapat menyempurnakan gerakannya.

Lebih lanjut ditambahkan oleh Eric Batty, (2008:2) tumbuh tenaga demi

menjaga organ dan fungsi dalam keadaan sehat : kegiatan higenis seperti yang

dilakukan demi berolahraga. Pelatihan atau mempromosikan keterampilan,

11

Page 12: Skripsi Smi

kesehatan, mental, perbaikan disiplin moral, yang diberikan untuk tujuan tersebut.

Sehinggah sebuah penyelidikan, pelajaran tugas, latihan militer, atau angkatan laut,

latihan musik sebuah latihan dalam komposisi.

E. Hakikat Sepak Takraw

Olahraga ini secara resmi dikenal sebagai ‘sepak takraw’. “Sepak” adalah

bahasa Melayu untuk menendang dan “takraw” adalah kata Thai untuk bola

anyaman. Oleh karena itu sepak takraw secara harafiah berarti menendang bola.

Pemilihan nama ini untuk olahraga pada dasarnya merupakan kesepakatan antara

dua negara lokomotif sepak takraw yakni Malaysia dan Thailand. Di Indonesia,

khususnya di Sulawesi Selatan, sepak raga / takraw disebut meraga / maddaga

yang dalam bahasa Bugis yang diambil dari kata siraga-raga yang berarti saling

menghibur.

Pada tahun 2002 dikembangkan nomor Sepak Takraw baru yang disebut

Sepak Takraw Lingkaran (Circle-game), yaitu sepak takraw yang dimainkan di

lapangan berbentuk lingkaran, masing-masing regu terdiri dari 5 orang pemain,

regu tersebut memainkan bola dengan cara mengoper ke teman secara berhadapan

dengan nomor yang saling berurutan, dengan operan sesuai tingkat kesulitannya

(tingkat kesulitan tinggi nilai 3, tingkat kesulitran rendah nilai 1. Permainan ini di

batasi oleh waktu selama 10 menit untuk masing-masing babak. Regu yang

memenangkan perlombaan adalah regu yang paling banyak mengumpulkan nilai

selama waktu 10 menit tersebut. Pada tahun 2006 Sepak Takraw Lingkaran

digantikan dengan nomor baru yaitu : Hoop-Takraw, bentuk permainan nomor ini

hampir sama dengan sepak takraw Lingkaran (circle-game), tetapi pemain yang 5

orang tersebut harus memasukkan bola ke atas “Ring berdiameter 1 meter (bulatan

besi) yang dipasang dengan tali setinggi 4,50 meter untuk puetri dan 4,75 meter

untuk putera di tengah bulatan pemain. Pemain berusaha memasukkan bola ke

ring sebanyak-banyaknya dengan pukulan yang telah ditentukan dalam waktu 30

menit.Ada nomor Sepak Takraw kompetisi yang baru diperkenalkan mulai tahun

2005 yang dikenal dengan nama “Double-event”, nomor ini dimainkan oleh 2

orang dalam satu regunya. Aturan permainannya sama dengan Sepak Takraw

kompetisi, hanya pemain yang servis tidak dari daerah circle (tempat tekong biasa

12

Page 13: Skripsi Smi

servis), tetapi dari garis belakang (base-line) dengan bola dilambungkan sendiri

dan disepak melewati net.

Sepak takraw merupakan salah satu cabang olahraga yang menggunakan

aktivitas fisik untuk memperagakan keterampilan gerak dengan tujuan tertentu.

Tinjauan perilaku motorik mengungkapkan bahwa kesegaran motorik dan

kesegaran jasmani sangat besar pengaruhnya bagi aktivitas fisik dalam melakukan

keterampilan gerak. Muchammad Sajoto (1988:43) mengungkap dalam bukunya

tentang komponen motor fitness dan kesegaran jasmani seseorang antara lain :

”Kesegaran cardiovaskular, kesegaran kekuatan otot, kesegaran keseimbangan

tubuh, kesegaran kelentukan, koordinasi, keseimbangan, kecepatan dan daya

ledak”.

1. TEKNIK DAN SARANA PRASARANA

Keterangan:

a. Panjang Lapangan : 13,42

meter.

b. Lebar Lapangan : 6,10

meter.

c. Garis Batas : adalah garis

(lines) yang lebarnya+ 5 cm.

d. Lingkaran Tengah :

Ditengah sebuah lapangan

ada lingkaran yaitu tempat

melakukansepakan

bermulaan (service). dengan

garis tengah lingkaran 61 cm.

e. Garis seperempat lingkaran:

Pada penjuru tengah kedua lapangan terdapat garis seperempat lingkaran

tempat melambungkan bola kepada pemain yang melakukan sepakan permulaan

(service) dengan jari-jari 90 cm.

13

Page 14: Skripsi Smi

f. Tiang:

Dua buah tiang sebagai tempat pengikat jaring, didirikan pada sebelah luar

kedua garis samping kiri dan kanan dengan jarak 30,5 cm dari garis samping.

Tinggi tiang 1,55 meter untuk laki-laki dan 1.45 meter untuk perempuan.

g. Jaring (net):

Jaring dibuat dari bahan benang kasar, tali, atau dari nylon dengan

ukuran lubang-lubangnya 4-5 cm. Lebar jaring 72 cm dan panjangnya tidak lebih

dari 6,71 m. Pada pinggir atas, bawah dan samping dibuat pita selebar + 5 cm

yang diperkuat dengan tali yang diikatkan pada kedua ring. Tinggi jaring 1,55 m

dari tanah/lantai.

Suharno HP (1995:7) “latihan adalah suatu proses mempersiapkan

organisme atlet secara sistematis untuk mancapai mutu prestasi yang maksimal

dengan diberi beban-beban fisik dan mental yang teratur, terarah, meningkat, dan

berulang-ulang”.

Untuk bermain sepak takraw yang baik, seseorang dituntut mempunyai

kemampuan atau keterampilan dasar yang baik. Kemampuan dimaksud adalah

menyepak dengan menggunakan bagian-bagian kaki, memainkan bola dengan

kepala (main kepala), dengan dada, dengan paha (memaha), dengan bahu

(membahu), dan dengan telapak kaki. Khalim (1996:19) menyatakan ketarampilan

undividu yang mendasar dalam permainan sepak takraw adalah : “(1) cara sepak

sila, sepak kuda, sepak cungkil, sepak bedek, (2) memaha, (3) menanduk dan

mendada”. Sedang menurut Ratinus Darwis (1992:15) kemampuan dasar bermain

sepak takraw adalah : “Menyepak dengan menggunakan bahagian-bahagian kaki,

memainkan bola dengan kepala (main kepala), memainkan bola sengan dada,

memainkan bola dengan paha, memainkan bola dengan bahu (membahu)”

Lebih lanjut Oleh Ismail Tola (1988:10-11) dalam bukunya menyatakan

tentang taknik-taknik dasar dalam permainan sepak takraw adalah sebagai berikut:

1)      Sepakan

a)      Sepak sila

b)      Sepak kuda

c)      Sepak cungkil

14

Page 15: Skripsi Smi

d)     Telapak kaki

2)      Mengkop

a)      Bagian dahi

b)      Bagian kiri dan kanan

c)      Bagian belakang

3)      Menahan dengan dada

4)      Menahan dengan paha

5)      Menahan dengan bahu

Sesuai dengan penjelasan yang dikemukakan di atas maka kemampuan

untuk melakukan suatu teknik dasar permainan sepak takraw merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Tanpa

menguasai kemampuan dasar atau teknik dasar, sepak takraw tidak dapat

dimainkan dengan baik. Teknik dasar dimiliki dengan baik bila berlatih dengan

baik dan kontinyu. Namun tidak berarti bahwa prestasi sepak takraw itu hanya

ditentukan oleh pemilik teknik dasar yang baik saja. Faktor-faktor lain pun banyak

lagi yang menunjang peningkatan prestasi.

Dalam tulisan ini dibahas teknik-teknik dasar permainan sepak takraw

seperti yang telah disinggung di atas, meliputi sepakan, heading (main kepala),

mendada, memaha, membahu.

a.    Sepakan atau Menyepak

Dalam permainan sepak takraw, menyepak (sepakan) merupakan gerak

yang dominan. Dapat dikatakan bahwa keterampilan menyepak itu merupakan ibu

dari permainan sepak takraw karena bola dimainkan terbanyak dengan kaki, mulai

dari permulaan permainan sampai membuat point atau angka. Di antara

kemampuan menyepak atau teknik menyepak itu adalah

1)   Sepak Sila

Sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian

dalam. Sepak sila sering digunakan untuk menerima dan menimang bola atau

menguasai bola, mengumpan dan hantaran serta dapat menyelamatkan serangan

lawan.

15

Page 16: Skripsi Smi

2)   Sepak Kuda

Sepak kuda atau sepak kura adalah sepakan yang dilakukan dengan

menggunakan punggung kaki. Sepak kuda digunakan untuk memainkan bola yang

datangnya rendah dan kencang atau keras, menyelamatkan dari serangan lawan,

memainkan bola, mengawal atau menguasai bola dalam usaha penyelamatan bola.

3)   Sepak Cungkil

Sepak cungkil adalah sepakan atau menyepak bola dengan menggunakan

jari kaki atau ujung kaki yang digunakan untuk mengambil dan menyelamatkan

bola yang jauh dari jangkauan dan datangnya rendah.

4)   Menapak

Menapak adalah sepakan atau menyepak bola dengan menggunakan

telapak kaki. Menapak digunakan untuk smesh ke pihak lawan, menahan atau

memblok smesh pihak lawan, dan untuk menyelamatkan atau mengambil bola

dekat di atas net.

5)   Sepak Badek atau Sepak Simpuh

Sepak badek adalah menyepak bola dengan kaki bagian luar atau samping.

Sepak badek ini dapat pula disebut Sepak Simpuh. Dikatakan sepak simpuh oleh

karena menyepak bola sama seperti sikap bersimpuh. Sepak badek digunakan

untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan, menyelamatkan bola dari Smesh

lawan dan untuk mengontrol atau menguasai bola dalam usaha penyelamatan.

b.   Heading atau Menyundul

Main kepala atau heading adalah memainkan bola dengan menggunakan

kepala. Bola dipukul dengan bagian kepala misalnya dengan dahi, samping kiri

kepala, samping kanan kepala, dan bagian belakang kepala. Gunanya ada

bermacam-macam, bagian dahi untuk mengumpan pada teman, men-Smesh dan

untuk menyerang. Bagian samping kanan dan bagian samping kiri kepala untuk

16

Page 17: Skripsi Smi

men-Smesh ke pihak lawan. Bagian belakang kepala untuk menyerang pihak

lawan dengan tipuan.

c.    Mendada.

Mendada adalah memainkan bola dengan dada, digunakan untuk

mengontrol bola untuk dapat dimainkan selajutnya.

Teknik Mendada :

a)    Berdiri dengan kedua kaki, salah satu kaki berada di belakang badan dilentingkan

sedikit ke belakang, kedua lutut sedikit dibengkokkan.

b) Pandangan ke arah bola yang datang.

c)  Perkenaan bola dengan bagian tengah dada.

d)  Kedua lengan dibuka dan siku dibengkokkan. Berat badan berada pada kaki

belakang.

e)  Bola yang diterima dengan dada yang diarahkan ke atas agar mudah untuk

dikontrol.

d.   Memaha

Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol

bola dan menyelamatkan bola dari serangan lawan. Bola dikenakan pada paha di

atas lutut, agar bola yang datang dapat memantul. Bola yang dikontrol diarahkan

lurus ke atas agar dapat dikuasai lebih lanjut.

e.    Membahu

Membahu adalah memainkan bola dengan bahu dalam usaha

mempertahan bola dari serangan lawan yang mendadak, di mana pihak bertahan

dalam keadaan mendesak dan dalam posisi yang kurang baik.

3.    Teknik Khusus Sepak Takraw

Agar permainan dapat berjalan dan berlangsung dengan baik dan

sempurna  pemain dituntut untuk menguasai unsur dasar permainan yaitu teknik

dasar sepak takraw. Selain teknik dasar dalam permainan sepak takraw dimaksud

di atas seorang pemain itu harus juga memiliki kemampuan khusus. Tanpa

17

Page 18: Skripsi Smi

memiliki kemampuan khusus atau teknik khusus, permainan sepak takraw tidak

mungkin dilaksanakan dengan baik dan sempurna. Kemampuan khusus atau

teknik khusus permainan sepak takraw tidak lain adalah cara bermain sepak

takraw yang baik dan benar. Bagaimana permainan itu dimulai, setelah

permaianan itu dimulai apa yang harus dilakukan. Setelah bola dikuasai tindakan

apa yang harus dilakukan untuk membuat serangan hingga serangan itu

mendapatkan hasil yakni nilai atau point buat regunya.

Antara teknik dasar dan teknik khusus permainan sepak takraw sangat

erat sekali hubungannya sehingga sukar mengatakan mana yang paling penting.

Kedua teknik tersebut saling menunjang, jadi tidak mungkin pemain sepak takraw

hanya mampu dan mengausai teknik dasar saja, sedangkan teknik khusus tidak

dikuasai. Teknik khusus dalam permainan sepak takraw diantaranya adalah

sebagai berikut :

a)    Teknik sepak mula

b)    Teknik menerima bola

c)    Teknik mengumpan

d)   Teknik Smesh

e)    Teknik memblok atau menahan.

Unsur-unsur teknik tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat

berhubungan dan perlu dilatih secara teratur dan kontinu di bawah bimbingan

pelatih atau Pembina yang menjiwai akan tugas dan profesinya, dengan demikian

akan terciptanya pemain sepak takraw yang berkualitas untuk mencapai prestasi

yang optimal.

Dengan berkembangnya olahraga sepak takraw diharapkan para pemain

mempunyai keterampilan lebih di antara keterampilan khusus yang mereka miliki,

misalnya seorang tekong harus dapat melakukan Smesh dan umpan, dPan lebih

lengkap lagi harus dapat melakukan bloking, demikian juga oleh pemain pada

posisi dan fungsi yang lainnya. Dari kelima teknik khusus dalam permainan sepak

takraw tersebut, hanya teknik Smesh yang menjadi bahan penelitian ini. Dengan

18

Page 19: Skripsi Smi

demikian perlu adanya pembahasan yang lebih jelas dan lebih terperinci terkhusu

pada smesh kedeng agar dapat membantu memecahkan masalah yang ada.

F. Hakikat Pliometrik

Pliometrik adalah latihan-latihan atau ulangan yang bertujuan

menghubungkan gerakan kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan gerakan-

gerakan eksplosif. Istilah ini sering digunakan dalam menghubungkan gerakan

lompat yang berulang-ulang atau latihan reflek regang untuk menghasilkan

reaksi yang eksplosif. Radcliffe dan Farentinos menyatakan latihan pliometrik

adalah suatu latihan yang memiliki ciri khusus, yaitu kontraksi otot yang sangat

kuat yang merupakan respons dari pembebanan dinamik atau regangan yang

cepat dari otot-otot yang terlibat. Pliometrik juga disebut dengan reflek regangan

atau reflek miotatik atau reflek pilinan otot (Radcliffe,1985). Chu mengatakan

bahwa latihan pliometrik adalah latihan yang memungkinkan otot untuk

mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin. Istilah lain

dari latihan pliometrik adalah ’stretch-shortening cycle’. Menurut Dintiman,

Ward dan Tellez latihan pliometrik mempergunakan tenaga gravitasi untuk

menyimpan energi dalam otot dan dengan segera melepaskan energi yang

berlawanan.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa latihan

pliometrik adalah metode latihan untuk meningkatkan daya ledak otot dengan

bentuk kombinasi latihan isometrik dan isotonik (eksentrik-kosentrik) yang

mempergunakan pembebanan dinamik. Regangan yang terjadi secara mendadak

sebelum otot berkontraksi kembali atau suatu latihan yang memungkinkan otot-

otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin.

Konsep latihan pliometrik menggunakan multiple box-to-box jumps, yaitu

dimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu, kemudian melakukan

lompatan kedepan dengan mendarat di atas box, kemudian lompat ke bawah lagi

dan lompat ke box dan seterusnya, dapat juga dilakukan dengan variasi lainnya

akan tetapi mendarat pada dua kaki, badan harus tetap pada garis lurus.

19

Page 20: Skripsi Smi

G. Kerangka Berfikir

Upaya meningkatkan prestasi bermain sepak takraw khususnya dalam

kemampuan melakukan smash kedeng, dimana praktek olahraga atau latihan pada

umumnya melibatkan berbagai metode latihan. Kemampuan melakukan smash

kedeng seorang pemain tergantung dari beberapa faktor seperti: Disiplin,

kemampuan penguasan teknik, persiapan mental dan kemampuan fisik.

Di antara faktor-faktor tersebut, faktor yang paling utama untuk mendukung

peningkatan prestasi adalah kemampuan tenik bermain sepak takraw. Khususnya

melakukan smash kedeng.

Melakukan smash kedeng merupakan salah satu teknik dasar dalam

permainan sepak takraw yang cukup handal untuk bisa mematikan bola pada lawan

sehingga dapat memperoleh poin.

Oleh karena itu, untuk dapat melakukan smash kedeng dengan tepat secara

teratur, maka metode kemampuan power otot tungkai sangatlah berperan aktif

untuk mempermantap kemampuan melakukan smash kedeng. Salah satu latihan

dalam permaina sepak takraw yang turut memberikan kontribusi dalam usaha

melatih power otot tungkai secara sempurna adalah pliometrik, sehingga dengan

adanya latihan yang maksimal, smash dapat di lakukan dengan baik dan terarah.

Dari uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode latihan power

otot tungkai yang baik akan mendukung kemampuan bermain sepak takraw

khususnya kemampuan melakukan smash kedeng.

H. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan pada landasan teori, kerangka berfikir yang telah dikemukakan di atas,

maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :Apakah ada

pengaruh kemampuan power otot tungkai tehadap kemampuan melakukan smash

kedeng dalam permaian sepak takraw.

20

Page 21: Skripsi Smi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan Ma.Muhamadiah.

2. Jangka waktu penelitian dilaksanakan selama 2 Bulan, dan akan

dilaksanakan setalah adanya SK penelitian.

3.2. Metode Dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

2. Desain Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ““One Group Pre-

Tes And Post-Tes Desing ”. Dalam rancangan penelitian ini observasi dilakukan

sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi

yang dilakukan sebelum eksperimen (X1) disebut Pre-Test,dan observasi yang

dilakukan sesudah eksperimen (X2) disebut Post-Test. Perbedaan antara X1 dan

X2 di asumsikan merupakan efek dari treatmen (eksperimen) atau penerapan

latihan kekuatan otot tungkai.(Suharsimi Arikunto, 2006 : 85). Secara skematis

dapat digambarkan sebagai berikut :

Pre-TestLatihan power otot

tungkai Post-Test

21

Page 22: Skripsi Smi

X1 T X2

Keterangan: X1 = Tes awal kemampuan melakukan smash Kedeng

X2 = Tes akhir kemampuan melakukan smash Kedeng

T = Perlakuan latihan power otot tungkai

3.3.Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:

1. Pengaruh pelatihan power otot tungkai sebagai variabel bebas (X)

2. kemampuan melakukan smash kedeng sebagai variabel terikat (Y).

3.4.Populasi dan Sampel

1.Populasi adalah sisiwa kelas IX Ma.Muhamadiah yang berjumlah 20

orang.

2.Berdasarkan jumlah populasi yang ada, maka populasi di atas akan

dijadikan anggota sampel secara keseluruhan, dengan kata lain penelitian

ini merupakan penelitian populasi.

22

Page 23: Skripsi Smi

3.5. Alat Dan Teaknik Pengumpulan Data

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes kemampuan

melakukan smash kedeng dengan alat-alat sebagai berikut:

a.Net

b.Bola Takraw

c.Sumpritan

d.Formulir isian data

2.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data kemampuan melakukan smash kedeng,

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

Subjek berdiri di tengah-tengah lapangan sebagai pengumpan bila yang di test.

Anak coba atau peserta berdiri rapat membelakangi net

Pengumpan melambungkan bola di atas kepala pelaku kemudian melakukan

smash kedeng menjatuhkan bola di sebelah lapangan

Para peserta tes diberikan kesempatan 5 kali melakukan smash kedeng pada

lapangan yang sudah di beri skor.

Skor di hitung pada bola takraw jatuh tepat pada garis peta sasaran, semua

nilai yang diperoleh dijumlahkan untuk digunakan sebagai data penelitian.

23

Page 24: Skripsi Smi

3.6. Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa pengaruh

latihan power otot tungkai terhadap kemampuan melakukan smash kedeng,

digunakan teknik statistik uji t pasangan observasi dengan taraf nyata α = 0,05.

Rumus yang digunakan :

Rumus :

t= Md

√∑ X 2d

n (n−1 ) ( Suharsimi Arikunto, 2006 : 86)

Keterangan : t = Observasi

Md = Rata-rata selisih antara pre-test dan post-test

ΣX2d = Jumlah kuadrat antara selisih pre-test dan post-test

n = Jumlah sampel penelitian dalam setiap kelompok

3.7. Hipotesis Statistik

a. H 0: µ1 = µ2 :tidak terdapat pengaruh latihan Power Otot Tungkai

Terhadap Kemampuan Melakukan Smash Kedeng

b. H a : µ1 ≠ µ2 : terdapat pengaruh latihan Power Otot Tungkai Terhadap

Kemampuan Melakukan Smash Kedeng

24

Page 25: Skripsi Smi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan Ma.Muhamaduah kota gorontalo.

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 2 bulan sesuai dengan

dikeluarkanya SK penelitian, dan yang menjadi subjek peneletian adalah Siswa

SMA kelas IX yang berjumlah 20 orang.

Peneletian eksperimen ini dilakukan melalui 3 tahap, yakni pre tes (tes

awal), treathment (perlakuan), dan post tes (tes ahir).

4.2. Hasil penelitian

1. Data Hasil Penelitian

Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan melakukan smash

kedeng baik pre-test dan post-test. hasilnya sebagai mana pada tabel I

TABEL I

DATA HASIL PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKKAN SMASH

KEDENG

Pre-Test

(X1)

Post-Test

(X2)

10 18

10 18

9 17

11 19

25

Page 26: Skripsi Smi

9 18

10 19

10 18

9 18

9 17

11 19

10 18

10 18

10 19

10 18

9 17

11 19

10 18

11 19

10 18

10 18

Ʃ X1= 199 Ʃ X2= 363

2. Deskripsi Hasil Peneletian X1

26

Page 27: Skripsi Smi

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X1 adalah kemampuan

melakukan smash kedeng data yang di peroleh melalui pengukuran pre- test atau

tes awal peningkatan kemampuan smash kedeng sebelum eksperimen dilakukan

atau sebelum diberikan perlakuan (threatment). Dari hasil pengetesan diperoleh

skor tertinggi yaitu 11 dan skor terendah adalah 9. Setelah dilakukan analisis

dipeoleh kemampuan melakukan smash kedeng rata-rata sebesar 9.95 , varians

0.47 ,standar deviasi sebesar 0.68.

Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik di atas dapat diartikan

bahwa peningkatan kemampuan melakukan smash kedeng pada siswa kelas IX

Ma.muhamadiah, sebelum diberikan latihan power otot tungkai, menunjukkan

kemampuan melakukan smash kkedeng, akan tetapi kemampuan melakukan

smash kedeng tersebut masih di bawah rata-rata.

3 Deskripsi hasil penelitian X2

Variabel X2 adalah kemampuan melakukan smash kedeng data yang

diperoleh melalui pengukuran post test atau tes akhir peningkatan kemampuan

melakukan smash kedeng setelah eksperimen dilakukan atau setelah diberikan

latihan power otot tungkai. Dari hasil pengetesan diperoleh skor tertinggi yaitu 19

dan skor terendah adalah 17. setelah dilakukan analisis diperoleh kemampuan

melakukann smash kedeng rata-rata sebesar 18,15 ; varians 0.45, sandar deviasi

sebesar 0.67.

Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik diatas dapat diartikan

bahwa, terdapat peningkatan kemampuan melakukan smah kedeng kearah sasaran

pada cabang olahraga sepak takraw pada siswa kelas IX ma.muhamadiah. Hal ini

dapat dilihat dari peningkatan rata-rata sebelum diberikan latihan power otot

27

Page 28: Skripsi Smi

tungkai sebesar 9.95 dan sesudah diberikan power otot tungkai sebesar 18,15.

Oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa pemberian latihan power otot tungkai,

memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan melakukan smah kedeng

pada cabang olahraga sepak takraw pada siswa kelas IX Ma. Muuhamadiah.

Dengan demikian perlu adanya pembuktian terhadap asumsi tersebut.

Untuk membuktikan hal ini dapat dilakukan dengan pengujiain analisis varians

(uji t) atau pengujian dua rata-rata.

4.3.Pengujian Persyaratan Analisis

Sebagai persyaratan dalam rangka pengujian hipotesis melalui analisis

statistika parametrik, maka pengujian homogenitas varians perlu dilakukan

dengan maksud untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berasal dari

populasi dengan varians yang homogen. Untuk menguji kesamaan varians atau

homogenitas dari populasi yang diambil menjadi sampel, digunakan rumus

sebagai berikut :

F = VariansTerbesarVarians Terkecil

Dari perhitungan di atas diperoleh nilai Fhitung (Fh) sebesar1.18 dan Ltabel (Ft) pada

α = 0,05; dk penyebut 19 dan dk pembilang 19 ditemukan nilai sebesar 2.21. Jadi

Fh lebih kecil dari Ft (Fhitung = 1.04 < Ftabel = 2.21). Pada kriteria pengujian

menyatakan bahwa jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa sampel penelitian memiliki kesamaan varians atau sampel

berasal dari populasi yang homogen.

4.4. Pengujian Hipotesis

28

Page 29: Skripsi Smi

0 1.729 79.05

Daerah Penerimaan Ho

EDY.DPD

Ha

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh

pelatihan power otot tungkai terhadap kemampuan melakukan smash kedeng pada

siswa kelas IX Ma. Muhamadiah, maka hal ini dianalisis dengan pengujian

analisis varians dua rata-rata dengan menggunakan rumus (uji t).

Hasil pengujian di peroleh thitung = 79.05. nilai ttabel pada ɑ = 0,05;

dk = n-1 (20-1 =19) di peroleh harga sebesar 1.729. Dengan demikian thitung

lebih besar dari ttable (thitung = 79.05 > ttabe l = 1.729). Berdasarkan kriteria

pengujian bahwa tolakH 0: Jika thitung > ttabel pada α = 0,05; n – 1, oleh karena

itu hipotesis alternativ atau Ha dapat di terima karena harga thitung telah berada

di luar daerah penerimaan H0. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa

terdapat pengaruh latihan power otot tungkai terhadap kemampuan

melakukan smash kedeng dalam permainan sepak takraw. Untuk jelasnya, hal

ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini.

29

Page 30: Skripsi Smi

4.5. Pembahsan

Olahraga sepak takraw dapat dilakukan oleh siapa saja untuk

mengembangkan minat dan bakat atau potensi yang ada dengan tidak

mengeluarkan biaya yang banyak. Akan tetapi untuk mengembangkan

kemampuan ataupun teknik dalam olahraga takraw diperlukan adanya proses

melatih dan berlatih yang sistematis dan terencana.

Dalam usaha untuk meningkatkan komponen-komponen kondisi fisik

yang dominan yaitu; komponen kekuatan, komponen kelentukan, kompenen

kelincahan, komponen reaksi, dan komponen ketepatan. Dalam usaha untuk

meningkatkan komponen-komponen fisik tersebut sangatlah dipengaruhi oleh

sekian banyak jenis latihan sepak takraw salah satunya latihan power otot tungkai

sehingga benar-benar diperlukan kemampuan untuk dapat mengaplikasikan

pendekatan secara ilmiah sesuai dengan disiplin ilmu.

Penelitian dengan metode eksperimen ini dimaksud untuk mengukur dan

memperoleh gambaran tentang pengaruh latihan power otot ttungkai terhadap

kemampuan melakukan smash kedeng pada siswa kelas IX Ma. Muhamadiah.

Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dianalisis dengan pengujian statistik,

menunjukan bahwa adanya peningkatan kemampuan melakukan smash kedeng

yang signifikan setelah dilakukan eksperimen atau latihan power otot tungkai

tersebut.

30

Page 31: Skripsi Smi

Hal ini dapat dilihat pada peningkatan rata-rata kemampuan melakukan

smas kedeng yaitu, Sebelum di berikan latihan power otot tungkaii rata-rata

frekwensi pukulan adalah 9.95 dan sesudah diberikan latihan memperoleh rata-

rata sebesar 18.4. Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa penerapan latihan

power otot tungkai selama 2 bulan, memberikan pengaruh terhadap kemampuan

melakukan smash kedeng. Pengaruh yang signifikan ini dapat dibuktikan dengan

pengujian dua rata-rata atau analisis varians bahwa, setelah di analisis

menunjukan harga thitung = 79.05 dan t tabel sebesar 1.729 dengan demikian harga t

hitung lebih besar dari pada harga t tabel atau harga t hitung telah berada di luar daerah

penerimaan H0.

Sehingga hipotesis H0 yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh

latihan power otot tungkai terhadap kemampuan melakukan smash kedeng pada

siswa kelas IX ma. muhamadiah, di tiolak dan menerima hipotesis HA yang

menyatakan ; Terdapat pengaruh latihan power otot tungkai terhadap

kemampuan melakukan smash kedeng pada siswa kelas IX ma. Muhamadiah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan

bahwa “terdapat pengaruh latihan latihan power tot tungkai terhadap kemampuan

melakukan smash kedeng pada siswa kelas IX ma. muhamadiah

31

Page 32: Skripsi Smi

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik penelitian yang dibahas pada

bab sebelumnya, maka hasil penelitian yang saya lakukan dapat disimpulkan

bahwa :

5.1.1. Terdapat pengaruh latihan latihan Power Otot Tungkai Terhadap

Kemampuan Melakukan Smash Kedeng Pada Siswa kelas IX Ma. Muhamadiah.

5.1.2.latihan Power otot Tungkai memberikan dampak yang signifikan terhadap

Kemampuan Melakukan Smash Kedeng.

5.2. Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian yang di kemukakan diatas, maka

peneliti dapat memberikan saran saran yang kiranya dapat dijadikan pedoman

bagi para peneliti dan mahasiswa yang ada di jurusan Penjaskes sebagai berikut :

5.2.1. Dalam rangka memacu seorang pesepak takraw guna meningkatkan

keterampilanya khususnya latihan power otot tungkai terhadap kemampuan

melakukann smash kedeng, maka sangat efektif diterapkan latihan Power Otot

tungkai.

32

Page 33: Skripsi Smi

5.2.2. Dalam merencanakan program latihan, hendaknya dikaji dengan benar

bentuk -bentuk latihan yang akan digunakan, sebab prinsip power otot tungkai

berbeda dengan melatih komponen lainya.

5.2.3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan tegnologi terlebih khusus dalam dunia olahraga.

33

Page 34: Skripsi Smi

Lampiran 1 : Analisis Data

A. Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Smash Kedeng

Analisis uji statistik deskriptif yang akan disajikan adalah pembuatan

daftar distribusi frekuensi, Histogram, perhitungan rata-rata, ( X ) .varian, (S i2) .

Standar deviasi (S), uji normalitas dan homogenitas data dari variabel terikat (Y)

yaitu kemampuan smash kedeng sebelum dan sesudah di berikan latihan dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

1. Pengujian deskripsi data pre-tes kemampuan Smash Kedeng (X1)

TABEL I

SAJIAN DATA KEMAMPUAN SMASH KEDENG

NOPre-Test

(X1)

Post-Test

(X2)

Gain

Skor (d)

1 10 18 8

2 10 18 8

3 9 17 9

4 11 19 8

5 9 18 9

6 10 19 9

7 10 18 8

8 9 18 9

9 9 17 8

34

Page 35: Skripsi Smi

10 11 19 8

11 10 18 8

12 10 18 8

13 10 19 9

14 10 18 8

15 9 17 9

16 11 19 8

17 10 18 8

18 11 19 8

19 10 18 8

20 10 18 8

Ʃ X1= 199 Ʃ X2= 363 Ʃd= 166

a. Daftar Tabel Distribusi Frekuensi data Pre-Tes Kemampuan Smash Kedeng (X1)

Sebelum dilakukan pengujian statistik deskriptif data pre-tes (X1),

maka terlebih dahulu akan disajikan daftar tabel distribusi frekuensi

dengan data tunggal sebagai berikut:

TABEL 2

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI

35

Page 36: Skripsi Smi

NOData Pre Tes Ketepatan Smash

(X1)Frekuensi (f)

1 9 5

2 10 11

3 11 4

Ʃf = 20

Berdasarkan tabel 2 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa, jumlah

total frekuensi (∑ f= 20). Frekuensi nilai tertinggi pertama, skor 10,

dengan 11 frekuensi nilai. Frekuensi tertinggi kedua dengan skor 9, dengan

5 frekuensi nilai. Frekuensi nilai tertinggi ketiga dengan skor 11, dengan 4

frekuensi nilai.

b. Perhitungan Nilai Rata-Rata Data Pre Tes Kemampuan Smash Kedeng

(X1)

Untuk kebutuhan perhitungan selanjutnya. Sesuai dengan data yang ada

pada tabel di atas, maka data tersebut berbentuk data tunggal. Rumus yang

digunakansebagaiberikut

Rumus :X1=

∑ X1

n

Selanjutnya dapat dihitung perhitungan rata-rata pre-tes kemampuan

smash kedeng (X1) sebagai berikut : diketahui∑ X1= 199 dan n = 20.

36

Page 37: Skripsi Smi

Penyelesaian :

X1=19920

X1=9 . 95

c. Menghitung Varians S12, Standar deviasi (S) Data Pre Tes Kemampuan

Smash Kedeng (X1)

Rumus Varians S1

2=∑ (X1−X1 )

n−1

Keterangan: S12

= Varians Nilai

Χ1 = Nilai setiap data pre-tes (X1)

Χ1 = Nilai rata-rata

n = Jumlah sampel

Diketahui X1=9 . 95dan n = 20

Data pre-tes Kemampuan Smash Kedeng (X1), selanjutnya disusun dalam

suatu tabel untuk keperluan rumus.

TABEL 3

DAFTAR PERHITUNGAN VARIANS DAN STANDAR DEVIASI

37

Page 38: Skripsi Smi

PRE-TES KEMAMPUAN SMASH KEDENG (X1)

NO Pre tes (X1) ( X1−X1) ( X1−X1)2

1 10 0.05 0.0025

2 10 0.05 0.0025

3 9 -0.95 0.9025

4 11 1.05 1.1025

5 9 -0.95 0.9025

6 10 0.05 0.0025

7 10 0.05 0.0025

8 9 -0.95 0.9025

9 9 -0.95 0.9025

10 11 1.05 1.1025

11 10 0.05 0.0025

12 10 0.05 0.0025

13 10 0.05 0.0025

14 10 0.05 0.0025

15 9 -0.95 0.9025

16 11 1.05 1.1025

17 10 0.05 0.0025

18 11 1.05 1.1025

19 10 0.05 0.0025

20 10 0.05 0.0025

38

Page 39: Skripsi Smi

ƩX1 = 199 Ʃ = 8.95

Dengan demikian dapat dihitung varians (S12

)

Rumus Varians S1

2=∑ (X1−X1 )2

n−1

S12= 8. 95

20−1

S12=8. 95

19

S12=0 . 47

(Varians)

S=√0 . 47

S=0 .68 (Standar Deviasi)

Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Varians pada data pre-tes

kemampuan smash kedeng S12= 0.47 dan Standar Deviasi (S) = 0.68

d. Uji Normalitas Data Pre-Tes Kemampuan Smash Kedeng (X1)

39

Page 40: Skripsi Smi

Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors

dengan lankah-langkah sebagai berikut:

1) Langkah pertama : Menentukan hipotesis pengujian

a) H 0: µ1 ≤ 0 (Data berdistribusi normal)

b) H a : µ1 > 0 (Data tidak berdistribusi normal)

2) Langkah kedua : Menentukan criteria pengujian

a) TerimaH 0: Jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n = 20

b) Tolak H 0: Jika Lhitung > Ltabel pada α = 0,05; n = 20

3) Langkah ketiga : Menghitung Zi, F(zi), S(zi)

TABEL 4

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA PRE-TES

KEMAMPUAN SMASH KEDENG (X1)

NOPre tes

(X1)Zi F(zi) S(zi) F(zi) – S(zi)

1 9 -1.39 0.0823 0.15 0.0677

2 9 -1.39 0.0823 0.15 0.0677

3 9 -1.39 0.0823 0.15 0.0677

4 9 -1.39 0.0823 0.15 0.0677

5 9 -1.39 0.0823 0.15 0.0677

6 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221

7 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221

40

Page 41: Skripsi Smi

8 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221

9 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221

10 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221

11 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221

12 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221

13 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221

14 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221

15 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221

16 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221

17 11 1.54 0.9370 0.92 0.017

18 11 1.54 0.9370 0.92 0.017

19 11 1.54 0.9370 0.92 0.017

20 11 1.54 0.9370 0.92 0.017

41

Page 42: Skripsi Smi

4) Lalangkah keempat : kesimpulan hasil pengujian normalitas data X1

Dari perhitungan pada tebel 4 diperoleh nilai selisih (F(zi) - S(zi)) atau

Lhitung (Lh) sebesar 0.0677 danLtabel (Lt) = α 0.05; n = 20 ditemukan nilai

sebesar 0.190. Jadi Lh lebih kecil dari Lt (Lhitung =0.0677 ≤ Ltabel = 0.190).

Pada criteria pengujian menyatakan bahwa jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n

= 20, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

pre tes Kemampuan smash kedeng (X1) berdistribusi normal.

2. Pengujian deskripsi data post-tes kemampuan smash kedeng (X2)

a. Daftar Tabel Distribusi Frekuensi data Post-Tes Kemampuan smash

kedeng(X2)

Sebelum dilakukan pengujian statistik deskriptif data post-tes (X2),

maka terlebih dahulu akan disajikan daftar tabel distribusi frekuensi

dengan data tunggal sebagai berikut:

42

Page 43: Skripsi Smi

TABEL 5

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI

NOData Post Tes Ketepatan Smash

(X2)Frekuensi (f)

1 17 3

2 18 11

3 19 6

Ʃf = 20

43

Page 44: Skripsi Smi

Berdasarkan tabel 4 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa, jumlah

total frekuensi (∑ f= 20). Frekuensi nilai tertinggi pertama, skor 18,

dengan 11 frekuensi nilai. Frekuensi tertinggi kedua dengan skor 19,

dengan 6 frekuensi nilai. Frekuensi nilai tertinggi ketiga dengan skor 17,

dengan 3 frekuensi nilai.

b. Perhitungan Nilai Rata-Rata Data Post Tes Kemampuan Smash Kedeng

(X2)

Untuk kebutuhan perhitungan selanjutnya. Sesuai dengan data yang ada

pada tabel di atas, maka data tersebut berbentuk data tunggal. Rumus yang

digunakan sebagai berikut

Rumus :X 2=

∑ X2

n

Selanjutnya dapat dihitung perhitungan rata-rata pre-tes Kemampuan

Smash Kedeng (X1) sebagai berikut : diketahui∑ X2=363 dan n = 20.

Penyelesaian :

X 2=36320

X 2=18 . 15

c. Menghitung Varians S22, Standar deviasi (S) Data Post Tes Kemampuan

Smash Kedeng (X2)

44

Page 45: Skripsi Smi

Rumus Varians S2

2=∑ (X2−X 2)

n−1

Keterangan: S22

= Varians Nilai

Χ 2 = Nilai setiap data post-tes (X2)

Χ 2 = Nilai rata-rata

n = Jumlah sampel

selanjunya diketahui X 2=18 . 15dan n = 20

Data post-tes kemampuan Smash Kedeng (X2), selanjutnya disusun

dalam suatu tabel untuk keperluan rumus.

TABEL 6

DAFTAR PERHITUNGAN VARIANS DAN STANDAR DEVIASI

POST-TES KEMAMPUAN SMASH KEDENG (X2)

NO Post tes (X1) ( X2−X2) ( X2−X2)2

1 18 -0.15 0.0225

2 18 -0.15 0.0225

3 17 -1.15 1.3225

4 19 0.85 0..7225

5 18 -0.15 0.0225

45

Page 46: Skripsi Smi

6 19 0.85 0..7225

7 18 -0.15 0.0225

8 18 -0.15 0.0225

9 17 -1.15 1.3225

10 19 0.85 0..7225

11 18 -0.15 0.0225

12 18 -0.15 0.0225

13 19 0.85 0..7225

14 18 -0.15 0.0225

15 17 -1.15 1.3225

16 19 0.85 0..7225

17 18 -0.15 0.0225

18 19 0.85 0..7225

19 18 -0.15 0.0225

20 18 -0.15 0.0225

ƩX2 =363 Ʃ = 8.55

Dengan demikian dapat dihitung varians (S22

)

46

Page 47: Skripsi Smi

Rumus Varians S2

2=∑ (X2−X 2)2

n−1

S22= 8. 55

20−1

S22=8. 55

19

S22=0 . 45

(Varians)

S=√0 .45

S=0 .67 (Standar Deviasi)

Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Varians pada data pre-tes

kemampuan smash kedeng S22= 0.45 dan Standar Deviasi (S) = 0.67

d. Uji Normalitas Data Post-Tes Kemampuan Smash Kedeng (X2)

Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors

dengan lankah-langkah sebagai berikut:

1) Langkah pertama : Menentukan hipotesis pengujian

a) H 0: µ2 ≤ 0 (Data berdistribusi normal)

b) H a : µ2 > 0 (Data tidak berdistribusi normal)

2) Langkah kedua : Menentukan criteria pengujian

a) TerimaH 0: Jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n = 20

b) Tolak H 0: Jika Lhitung > Ltabel pada α = 0,05; n = 20

3) Langkah ketiga : Menghitung Zi, F(zi), S(zi)

47

Page 48: Skripsi Smi

TABEL 7

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA PRE-TES

KEMAMPUAN SMASH KEDENG (X2)

NOPre tes

(X2)Zi F(zi) S(zi) F(zi) – S(zi)

1 17 -1.72 0.0427 0.1 0.0573

2 17 -1.72 0.0427 0.1 0.0573

3 17 -1.72 0.0427 0.1 0.0573

4 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371

5 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371

6 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371

48

Page 49: Skripsi Smi

7 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371

8 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371

9 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371

10 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371

11 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371

12 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371

13 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371

14 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371

15 19 1.26 0.8962 0.875 0.0212

16 19 1.26 0.8962 0.875 0.0212

17 19 1.26 0.8962 0.875 0.0212

18 19 1.26 0.8962 0.875 0.0212

19 19 1.26 0.8962 0.875 0.0212

20 19 1.26 0.8962 0.875 0.0212

4) Langkah keempat : kesimpulan hasil pengujian normalitas data X2

Dari perhitungan pada tebel 4 diperoleh nilai selisih (F(zi) - S(zi)) atau

Lhitung (Lh) sebesar 0.0573 danLtabel (Lt) = α 0.05; n = 20 ditemukan nilai

sebesar 0.190. Jadi Lh lebih kecil dari Lt (Lhitung =0.0573 ≤ Ltabel = 0.190).

Pada criteria pengujian menyatakan bahwa jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n

49

Page 50: Skripsi Smi

= 20, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

post tes Kemampuan Smash Kedeng (X2) berdistribusi normal.

3. Pengujian Homogenitas Varians

Untuk menguji kesamaan varians atau homogenitas dari populasi yang

diambil menjadi sampel, digunakan rumus sebagai berikut :

F=VariansTerbesarVariansTerkecil

Pengujian ini dilakuskan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Langkah pertama : Menentukan Hipotesis Pengujian

1) H0 : S12 = S2

2 (Varians homogen)

2) Ha : S12 ≠ S2

2 (Varians tidak homogen)

b) Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian

1) TerimaH 0: Jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 0,05; dk penyebut n-1 (20-1 =19)

dan dk pembilang n-1 (20-1 =19)

2) TolakH 0: Jika Fhitung > Ftabel pada α = 0,05; dk penyebut 19 dan dk

pembilang 19

c) Langkah ketiga : Menguji kesemaan varians

Diketahui varians nilai antara pre-tes dan post-tes adalah:

S12 = 0.47

S22 = 0.45

Dengan diketahui nilai varians antara pre-tes dan post-tes, maka

pengujian dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

50

Page 51: Skripsi Smi

F=VariansTerbesarVariansTerkecil

F=0 . 470 . 45

F=1 .04

Dari perhitungan di atas diperoleh nilai Fhitung (Fh) sebesar1.18 dan Ltabel

(Ft) pada α = 0,05; dk penyebut 19 dan dk pembilang 19 ditemukan nilai

sebesar 2.21. Jadi Fh lebih kecil dari Ft (Fhitung = 1.04 < Ftabel = 2.21). Pada

kriteria pengujian menyatakan bahwa jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian memiliki

kesamaan varians atau sampel berasal dari populasi yang homogen.

B. Pengujian Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa,

terdapat pengaruh latihan power otot tungkai terhadap kemampuan melakukan

smash keddengdalam permainan sepak takraw.

1. Langkah Pertama : menetukan hipotesis statistik

c. H 0: µ1 = µ2 :tidak terdapat pengaruh latihan power otot tungkai

terhadap kemampuan melakukan smash kedeng dalam permainan

sepak takraw

d. .H a : µ1 ≠ µ2: terdapat pengaruh latihan power otot tungkai

terhadap kemampuan melakukan smash kedeng dalam permainan

sepak takraw

51

Page 52: Skripsi Smi

2. Langkah Kedua : menetukan criteria pengujian

a. TerimaH 0: Jika thitung = ttabel pada α = 0,05; n - 1

b. TolakH 0: Jika thitung > ttabel pada α = 0,05; n - 1

3. Langkah Ketiga : menetukan uji statistik

Untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan, di gunakan

rumus uji t pasangan observasi.

t= Md

√∑ X2dn(n−1)

4. Langkah Keempat : Pengujian data

Sebelum dilakukan pengujian dengan uji t, maka untuk keperluan rumus di

atas maka perlu di ketahui besaran-besaran statistik, seperti yang disajikan pada

tabel di bawah ini

TABEL 8

PERHITUNGAN BESARAN-BESARAN STATISTIK DATA PRE-TES

DAN POST-TES KEMAMPUAN MELAKUKAN SMASH KEDENG

NOPre-Test

(X1)

Post-Test

(X2)d

Xd

d−MdX2 d

1 10 18 8 -0.3 0.09

52

Page 53: Skripsi Smi

2 10 18 8 -0.3 0.09

3 9 17 9 0.7 0.49

4 11 19 8 -0.3 0.09

5 9 18 9 0.7 0.49

6 10 19 9 0.7 0.49

7 10 18 8 -0.3 0.09

8 9 18 9 0.7 0.49

9 9 17 8 -0.3 0.09

10 11 19 8 -0.3 0.09

11 10 18 8 -0.3 0.09

12 10 18 8 -0.3 0.09

13 10 19 9 0.7 0.49

14 10 18 8 -0.3 0.09

15 9 17 9 0.7 0.49

16 11 19 8 -0.3 0.09

17 10 18 8 -0.3 0.09

18 11 19 8 -0.3 0.09

19 10 18 8 -0.3 0.09

20 10 18 8 -0.3 0.09

Ʃ X1= 199 Ʃ X2= 363 Ʃd= 166

Ʃ X2 d = 4.2 X1=9.95 X2=18.15 Md=8.3

53

Page 54: Skripsi Smi

Setelah besaran-besaran statistic diketahui, maka dapat di lanjutkan dengan

uji t sebaga berikut :

t= Md

√∑ X2dn(n−1)

t= 8 . 3

√ 4 .220 (20−1 )

t= 8 .3

√ 4 .220 (19)

t= 8. 3

√ 4 .2380

t= 8 .3

√0.01105263

t= 8.30 .105131

t=79 . 05

5. Langkah Kelima : kesimpulan pengujian

54

Page 55: Skripsi Smi

0 1.729 79.05

Daerah Penerimaan Ho

EDY.DPD

Ha

Hasil pengujian di peroleh thitung = 79.05. nilai ttabel pada ɑ = 0,05; dk

= n-1 (20-1 =19) di peroleh harga sebesar 1.729. Dengan demikian thitung lebih

besar dari ttable (thitung = 79.05 > ttabe l = 1.729). Berdasarkan kriteria pengujian

bahwa tolakH 0: Jika thitung > ttabel pada α = 0,05; n – 1, oleh karena itu hipotesis

alternativ atau Ha dapat di terima karena harga thitung telah berada di luar

daerah penerimaan H0. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat

pengaruh latihan power otot tungkai terhadap kemampuan melakukan smash

kedeng dalam permainan sepak takraw. Untuk jelasnya, hal ini dapat dilihat

dalam gambar berikut ini.

55

Page 56: Skripsi Smi

56

Page 57: Skripsi Smi

DAFTAR PUSTAKA

http://tikafardina.blogspot.com/2012/10/belajar-buat-proposal-dulu-perbedaan.html.

(http://burhanbasyiruddin04.blogspot.com/2012/01/hubungan-antara-kecepatan-reaksi-dan.html).

http://rosy46nelli.wordpress.com/2009/12/07/daya-ledak-otot/.

Martiningsih. 2007, Metodologi Mengajar. Jakarta. Balai Pusat.

(http://mellstarnet.blogspot.com/2010/10/proposal-kontribusi-power-tungkai-dan.html)

Http://Al-Falaasifah.Blog.Friendster.com/2011/01/13rangk-Pembinaan-Kondisi-Fisik-Olahraga-I.

http://andfootball.blogspot.com/2010/hakikatpelatihan .

Suharsimi Arikunto, 2006 : 85 : Rancangan penelitian

Saenong Abbas. 2011 http://sman3polewali.wordpress.com

Shalimow Yunan. 2008 http://www.shalimow.com/sepak-bola/sejarah-sepak-

bola.html

Sujarwadi Dwisarjianto. 2010, Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk

kelas VIII SMP/MTs, Klaten Utara, PT Macana Jaya Cemerlang.

Tegartia. 2010. Manfaat-olahraga. http://duniafitnesfeatured.com

http://andfootball.blogspot.com/2010/hakikatpelatihan.

57