skripsi politik luar negeri amerika serikat pada masa
TRANSCRIPT
SKRIPSI
POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT PADA MASA BARACK
OBAMA TERHADAP KONFLIK SURIAH 2011-2013
TINA HERAWATI SITORUS NIM : 140906041
Dosen Pembimbing : Drs. Heri Kusmanto, MA,.Ph.D
DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2018
Universitas Sumatera Utara
1. Bahwa skripsi yang saya tulis benar merupakan tulisan saya dan bukan
hasil jiplakan dari skripsi atau karya ilmiah orang lain
SURAT PERNYATAAN BEBAS PELAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Tina Herawati Sitorus
NIM : 140906041
Judul Skripsi : POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT PADA
MASA BARACK OBAMA TERHADAP KONFLIK SURIAH
2011-2013
Dengan ini menyatakan :
2. Apabila terbukti dikemudian hari skipsi ini merupakan hasil jiplakan maka
saya siap menanggung segala akibat hukumnya
Demikian pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya tanpa ada paksan atau
tekanan dari pihak manapun
Medan, Maret 2018
Tina Herawati Sitorus
140906041
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU POLITIK
TINA HERAWATI SITORUS
POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT PADA MASA BARACK
OBAMA TERHADAP KONFLIK SURIAH 2011-2013
Abstrak
Penelitian ini mencoba menguraikan tentang politik luar negeri Amerika Serikat pada masa Barack Obama terhadap konflik di Suriah tahun 2011-2013. Konflik yang terjadi di Suriah berawal dari peristiwa Arab Spring yang lebih dulu terjadi di Tunisia, Libya, Bahrain dan akhirnya sampai ke Suriah. Revolusi yang terjadi di di tanah Arab ini mempunyai tujuan yang sama yakni menumbangkan rezim otoriter yang korup. Sebagai Negara yang memiliki power , Amerika Serikat turut terlibat dalam konflik yang terjadi di Suriah. Dan tentu saja keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik merupakan tujuan Politik Luar Negeri Amerika Serikat yaitu guna mencapai kepentingan nasional Amerika Serikat.
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan pendekatan normatif dan menggunakan analisis deskriptif analasis. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research) yang bersumber dari berbagai literatur seperti buku-buku, artikel, jurnal, dan internet. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menghimpun data yang berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan adalah berita dan informasi yang mempunyai relevansi serta berkaitan langsung dengan obyek yang dikaji. Sedangkan data sekunder dihimpun dari berbagai temuan berupa literatur, dokumen atau catatan-catatan yang berkaitan dengan penelitian ini.
Hasil penelitian ini menunukkan bahwa dalam politik luar negeri Amerika Serikat , Amerika mendapatkan keuntungan dalam mencapai kepentingan nasionalnya. Yaitu penyebaran idologi demokrasi ke negara Suriah yang menjadi tujuan Amerika Serikat dalam poltitik luar negerinya.
Universitas Sumatera Utara
FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE
DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE
TINA HERAWATI SITORUS
FOREIGN POLICY IN THE UNITED STATES BARACK OBAMA
AGAINST THE CONFLICT OF SYRIA 2011-2013
ABSTRACT
This research tries to elaborate on US foreign policy during Barack Obama's time against the conflict in Syria in 2011-2013. The conflicts that occurred in Syria originated from the Arab Spring events that first occurred in Tunisia, Libya, Bahrain and finally reached Syria. The revolution that took place in this Arab land had the same goal of overthrowing a corrupt authoritarian regime. As a power-hogging State, the United States is involved in the conflict in Syria. And of course the involvement of the United States in the conflict is a goal of US Foreign Policy that is to achieve the national interest of the United States.
The research method used in preparing this skripsis is by normative approach and using descriptive analasis analysis. Type of research in this skripsi is a research library (library research) that comes from various literature such as books, articles, journals, and the internet. Data collection method is done by collecting data in the form of primary data and secondary data. Primary data used are news and information that have relevance and directly related to the object being studied. Whereas secondary data is collected from various findings in the form of literature, documents or records related to this research.
The results of this study show that in the foreign policy of the United States, America gains in achieving its national interests. That is the spread of the ideology of democracy to the state of Syria which became the goal of the United States in its foreign polytheist.
Universitas Sumatera Utara
Halaman Pengesahan Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan panitia penguji skripsi Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Dilaksanakan pada: Hari : Jum’at Tanggal : 09 Februari 2018 Pukul : 09.00 WIB Tempat : Ruang Sidang FISIP USU Tim Penguji: Ketua : Adil Arifin,S.Sos.,MA ( ) NIP. 198302162010121003 Anggota I : Drs. Heri Kusmanto, MA,.Ph.D ( ) NIP. 196410061998031002 Anggota II : Husnul Isa Harahap,S.Sos.,M.Si ( ) NIP. 198212312010121001
Universitas Sumatera Utara
Halaman Persetujuan Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh Nama : Tina Herawati Sitorus NIM : 140906041 Departemen : Ilmu Politik Judul : Politik Luar Negeri Amerika Serikat Pada Masa Barack Obama
Terhadap Konflik Suriah 2011-2013
Menyetujui: Ketua
Departemen Ilmu Politik
Warjio,Ph.D NIP. 197408062006041003
Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca, Drs. Heri Kusmanto, MA,.Ph.D Husnul Isa Harahap,S.Sos.,M.Si NIP. 196410061998031002 NIP. 198212312010121001
Mengetahui, Dekan FISIP USU
Muryanto Amin, S.Sos., M.Si
NIP. 197409302005011002
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah, rahmat
dan karunianya yang selalu memberi kesehatan dan hikmat kepada penulis
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul :
Politik Luar negeri Amerika Serikat Pada Masa Barack Obama Terhadap Konflik
Suriah 2011-2013. Skripsi ini diajukan guna memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S 1) Departemen Ilmu Politik, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil, bantuan, bimbingan
serta saran selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ayah (Asfan Sitorus) dan Mamak (Sri Hartati) yang sudah memberikan
kesempatan kepada anaknya untuk dapat mengemban pendidikan sampai
ke perguruan tinggi. Dan selalu ada buat anaknya.
2. Kakek dan nenek yang sudah membantu mamak dan ayah untuk aku
sampai ke tahap ini.
3. Adik-adikku Yati Alfadhilah Sitorus, Alvin Alfikri Sitorus, dan Agil Ihsan
Alfikri Sitorus yang selalu support kakaknya agar cepat menyelesaikan
skripsi ini
4. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si, selaku Dekan FISIP USU
Universitas Sumatera Utara
5. Bapak Dr. Warjio, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Politik FISIP USU
6. Bapak Drs. Heri Kusmanto, MA,.Ph.D, selaku dosen pembimbing, yang
sudah begitu baik untuk memberikan saran, kritik, dan arahan-arahan,
untuk pengerjaan skripsi agar hasilnya memuaskan. Terimakasih banyak
Bapak.
7. Seluruh dosen yang ada di Departemen Ilmu Politik. Terimakasih untuk
semua ilmu yang telah diberikan kepada saya selama kuliah.
8. Bapak Burhan, yang selalu mengingatkan saya untuk cepat mengerjakan
skripsi ini biar cepat tamat . Yang selalu saya ganggu walaupun saya tidak
ada keperluan. Terimakasih banyak Pak atas bantuannya dan siap
direpotkan.
9. Dan yang juga istimewa sahabat-sahabat aku yang lucu, unik, jengkelin
KOPER PENDOSA , Tamara Ramadhini Yuzakhri, Nurhidayati, Affiah
Rizki Kusianda, Ira Dayanti, Rismawati Ginting, Wulan Handayani
Simangunsong, dan Nanda Rizka Syafriani Nasution. Thanks guyss kalian
udah selalu ada dan selalu buat tertawa.
10. Buat sahabatku tersayang Nia Adha Lubis yang selalu nanyak kapan aku
wisuda, semangat kuliahnya biar tahun depan cepat selesai skripsinya.
11. Sahabatku yang manis-manis Syarifah Madhuri Ritonga, Nur Aisyah
Azhari Harahap, Mahdalena Sihombing dan Retno Dwi Pratiwi yang dari
awal kuliah kita sama-sama kesana kemari.
Universitas Sumatera Utara
12. Dan untuk teman-teman seperjuangan di Ilmu Politik USU 2014 : Rida,
Dahlia, Inda, Delima, Ishaq, Yudha, Alvin, Cila, Cherry, Umay, Zubeir,
Dwi, Marni, Desy, Irfan, Ari, Fajar, Mimi, Monica, Adiel, John, Ridho,
Mifta, Intan, Astri, Fira, Mariani, Gita, Faradolin, Sonang, Iin, Ghifar, Ian,
Dommy, Bayu, Hizkia, Surya, William, Raka, Yusuf, Didin, Diva, Hadi,
Ari, Ardhy, Wahyudi, Raja,Reynaldo, Dody, Yurnawan, Tomy, Gary, Bg
Heri, Nugra, Fatma, Miel terimakasih teman-teman untuk waktu 3,5 tahun
dan terimakasih yang sudah pernah bantu aku selama kuliah.
13. Kakak sepupu aku Desi Rismayuli yang sudah seperti kakak kandung,
banyak membantu dan selalu support. You are the best for me.
14. Teman lawak-lawak aku dari ayunan sampai sekarang Pandi Hariansyah
Pardede, Revi Elvia Pardede, Mazlina Tri Utari, dan Tria Agustina.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Akhir kata penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Maret 2018
Tina Herawati Sitorus
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ........................................................................ iii
Halaman Persetujuan ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................ 22
1.3 Batasan Masalah ................................................................. 22
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................ 23
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................. 23
1.6 Kerangka Teori ................................................................... 23
1.6.1 Hubungan Internasional .......................................... 23
1.6.2 Politik Luar Negeri ................................................... 27
Universitas Sumatera Utara
1.6.3 Kebijakan Luar Negeri ............................................. 33
1.6.4 Konflik ..................................................................... 35
1.7 Metodologi Penelitian ....................................................... 38
1.7.1 Jenis Penelitian ........................................................ 38
1.7.2 Teknik Pengumpulan Data ...................................... 39
1.7.3 Teknik Analisis Data ............................................... 39
1.8 Sistematika Penulisan ........................................................ 40
BAB II POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT DI TIMUR
TENGAH DAN GAMBARAN UMUM NEGARA SURIAH ........ 41
2.1 Dasar Politik Luar Negeri Amerika Serikat .................... 41
2.2 Politik Luar Negeri Amerika Serikat di Timur Tengah .. 50
2.2.1 Kepentingan Ekonomi ............................................... 50
2.3 Gambaran Umum Negara Suriah .................................... 58
2.3.1 Profil Negara Suriah ................................................ 58
2.3.2 Transisi Kepemimpinan Kepada Bashar Al Assad .. 60
2.3.2 Suriah di bawah Bashar Al Assad ............................ 61
BAB III POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT PADA MASA
BARACK OBAMA TERHADAP KONLIK DI SURIAH 2011-2013
.............................................................................................................. 64
3.1 Konflik Suriah ................................................................. 64
3.1.1 Kronologis Konflik .............................................. 64
3.1.2 Aktor Yang Terlibat Dalam Konflik Suriah ........ 77
Universitas Sumatera Utara
3.2 Upaya Amerika Serikat Dalam Mencapai Kepentingan Nasional di
Suriah ..................................................................................... 79
3.2.1 Memberikan Bnatuan Kemanusiaan ......................... 80
3.2.2 Mendukung Pigak Oposisi ...................................... 82
3.3 Kepentingan Nasional Amerika Serikat Dalam Konflik Suriah
................................................................................................ 86
3.3.1 Demokratisasi ......................................................... 66
3.3.2 Kepentingan Ekonomi ............................................ 93
3.3.3 Kepentingan Politik ................................................ 97
BAB IV PENUTUP ........................................................................... 101
4.1 Kesimpulan ..................................................................... 101
4.2 Saran ............................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 103
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Daftar Negara Pengimpor Mnyak Mentah Kepada Amerika Serikat
.............................................................................................................. 35
Gambar 2 Negara Konsumen Minyak Terbesar Tahun 2012 ............. 36
Gambar 3 Peta Negara Suriah ............................................................ 58
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Politik luar negeri pada dasarnya merupakan keseluruhan sikap dan
aktivitas sebuah negara untuk menanggulangi sekaligus memetik keuntungan dari
lingkungan Internasionalnya. Dengan demikian politik luar negeri merupakan
hasil dari interaksi lingkungan domestik dan lingkungan eksternalnya. Namun
demikian, politik luar negeri suatu negara pasti ditujukan untuk mencapai
kepentingan nasionalnya. Karena itu ada dua unsur fundamental dari politik luar
negeri, yaitu tujuan nasional dan alat untuk mencapainya. Ini pula yang
mempengaruhi politik luar negeri suatu negara, termasuk Amerika Serikat.1
Politik Luar Negeri Amerika dikenal unik. Keunikan ini terjadi karena
Amerika tidak pernah konsisten dengan apa yang pernah dianut atau dijalankan
mereka selalu berubah-ubah tergantung pada berbagai aspek Sejak akhir abad ke
18 hingga Perang Dunia II Politik Luar Negeri Amerika bersifat isolationis,
walaupun pada praktiknya tidak demikian karena era Woodrow Wilson Amerika
sudah terlibat dalam Perang Dunia I. Setelah Perang Dunia II sikap politik mereka
disebut Internasionalisme. Prinsip ini dikarenakan Amerika mencoba memadukan
elemen idealisme dan humanitarianisme, realisme politik dan pertimbangan
1Wadjdi, Farid, “PolitikLuarNegeriAmerikaPasca ‘Tragedi WTC’, posted on April, 15, 2008, http://farid1924.wordpress.com/2008/04/15/politik-luarnegeri-amerika-pasca-%E2%80%98tragedi-wtc%E2%80%99/ diaksespadatanggal26 november 2017 pukul 17.02
Universitas Sumatera Utara
kekuasaan, oportunisme, diplomasi personal, dan mengantisipasi kelesuan dan
ketidakpedulian dunia di luar Amerika. Amerika juga meyakini bahwa mereka
harus bersikap selektif menangani masalah hubungan luar negeri, Maksudnya
mereka memperlakukan tiap negara secara berbeda. Misalnya, bantuan luar
Amerika terhadap negara-negara yang terancam komunisme berbeda dengan
bantuan yang diberikan kepada negara dengan kasus berbeda misalnya terhadap
Israel.2
Amerika Serikat merupakan negara superpower yang memiliki peran besar di
dunia Internasional terutama di kawasan Timur Tengah. Secara umum atau secara
global, kebijakan luar negeri Amerika Serikat dipengaruhi oleh keinginan negara
Paman Sam tersebut untuk memperluas pengaruh demokrasi mereka ke penjuru
dunia atau dengan kata lain melakukan demokratisasi secara Internasional.
3
Pergantian kepemimpinan di Amerika Serikat dari George Bush kepada
Barack Obama tahun 2009 lalu merupakan suatu fenomena yang baru pertama
kali terjadi, karena untuk pertama kalinya kandidat Presiden Amerika Serikat
yang berasal dari kulit hitam itu mampu memenangkan pemilihan umum pada
tahun 2009. Presiden George Bush merupakan Presiden yang berasal dari Partai
Republik sedangkan Barack Obama berasal dari Partai Demokrat. Untuk itu sudah
pasti kebijakan yang diambilpun berbeda. Kebijakan Presiden George Bush
dikenal sangat keras dan lebih mengedepankan militer sedangkan Barack Obama
2Albertine Minderop,2006.Pragmatisme, Sikap Hidup dan Prinsip Politik Luar Negeri Amerika,Jakarta.hlm.117 3https://www.kompasiana.com/danial_darwis/kerangka-kebijakan-luar-negeri-amerika-serikat-terhadap-timur-tengah-pasca-arab-spring_54f74d32a33311ca2e8b459c diakses 28 Feberuari 2018 Pukul 19.32
Universitas Sumatera Utara
lebih mengedepankan diplomasi.4
Sejak terpilihnya Barrack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat yang
ke 44 serta lengsernya George Bush menjadi awal baru bagi Amerika untuk
merubah arah kebijakan luar negerinya,Obama ingin mengembalikan citra AS
sebagai penjunjung tinggi HAM dan demokrasi yang sebelumnya hancur akibat
invasi AS ke Timur Tengah.Untuk menghapus citra buruk AS dimata dunia ,
Obama menjalin hubungan baik khususnya dengan negara-negara Islam, dengan
cara meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya.
Usahanya dalam memeperbaiki citra AS tidak sampai disitu saja. Di awal masa
kepemimpinannya Obama menutup penjara Guantanamo yang pada saat itu dicap
sebagai penjara yang sangat tidak berkeprimanusiaan serta tidak ada jaminan
HAM bagi para tahanannya.
Arah kebijakan luar negeri yang semula sangat
kental dengan militeristik di bawah kepemimpinan Presiden Bush, berubah drastis
menuju ke arah isu-isu kerjasama di segala bidang dalam menjalin hubungan luar
negeri dengan negara-negara lainnya di bawah kepemimpinan Obama.
5
Perubahan kebijakan politik luar negeri AS di bawah kepemimpinan
Obama sangat signifikan sekali. Kebijakan politik luar negeri AS yang semula
dikenal sangat dominan dengan unsur-unsur di bawah pimpinan Bush, secara
perlahan-lahan berubah di bawah pimpinan Obama yang lebih mengedepankan
4Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Program Pengembangan Nuklir Korea Utara Pada Masa Pemerintahan Barack Obama dalam skripsi Krisandhy Ertanto Rantung,Bandung.hlm 1 diakses 26 November 2017 pukul 19.40 5Muhammad Ardiansyah,2014. Barack Obama dalam Politik Luar Negeri AS pada Abad XXI.Jakarta.hlm.4
Universitas Sumatera Utara
soft diplomacy dalam menjalankan politik luar negerinya untuk menghapus citra
buruknya di mata dunia.6
Banyak bentuk-bentuk kerjasama yang dilakukan pemerintahan Barack
Obama di luar isu-isu keamanan.Misalnya perbaikan hubungan dengan Dunia
Muslim. Presiden Obama maupun Menteri Luar negeri Hillary Clinton sempat
berpidato di salah satu Universitas di Kairo, Mesir sebagai upaya perbaikan
hubungan AS dengan dunia muslim. Demikian pula halnya pada bulan April
2010, Obama mengundang tokoh-tokoh muslim dunia dalam konferensi untuk
memacu pertumbuhan perekonomian di negara-negara muslim dunia.
7
Pada akhir tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan Afrika Utara dan Timur
Tengah dilanda pergolakan politik yang sifatnya masif. Pergolakan ini dimotori
oleh sekelompok yang menginginkan revolusi akibat kejenuhan politik yang
mereka alami selama ini di negara mereka masing-masing. Sebut saja Tunisia,
dimana pergolakan politik ini muncul ke permukaan, kemudian diikuti oleh Mesir,
Aljazair, Yaman, Bahrain, Libya dan kemudian Suriah.Tujuan mereka sama yaitu
menginginkan revolusi yang tujuannya untuk menumbangkan rezim yang sedang
berkuasa.
8
Seperti halnya yang terjadi pada negara di sekitar Suriah di kawasan
Timur Tengah dan Afrika, masyarakat Suriah akhirnya tergerak untuk ikut
menyuarakan demokrasi dan menuntut turunnya pemerintahan yang dirasa telah
6Ibid,.hlm.5 7https://annisamardiana.wordpress.com/2012/11/10/pergeseran-arah-kebijakan-luar-negeri-amerika-serikat-kepemimpinan-george-w-bush-vs-kepemimpinan-barack-obama/ diakses 26 November 2017 pukul 20.20 8 Roby Rakhmadi, KepentinganAmerikaSerikatDalamIntervensiMiliter NATO ke Libya 2011 (19 Maret-31 Oktober)‖, skripsi, Depok, Universitas Indonesia, 2012, hlm. 1.
Universitas Sumatera Utara
berkuasa terlalu lama di negeri mereka. Mereka tentu saja mendambakan
tercapainya transisi demokrasi yang damai dan yang selama ini mereka impikan.
Pada Maret tahun 2011, dunia Internasional kembali dihebohkan dengan
tersiarnya berita demonstrasi rakyat Suriah yang menuntut mundurnya Rezim
Bashar Al Assad. Rezim Assad yang yang telah berkuasa cukup lama, dimulai
sejak Hafez Al Assad pada tahun 1970 lalu digantikan oleh anaknya, Bashar al
Assad sejak tahun 2000 hingga sekarang, menimbulkan gejolak demonstrasi
dalam negerinya. Gerakan rakyat Suriah ini merupakan bagian dari Gelombang
Arab Spring yang melanda negara-negara di Timur Tengah. Sayangnya rezim
Assad menanggapi aksi damai rakyatnya secara brutal dan membunuh para
demonstran.9
Konflik di Suriah yang yang berlangsung sejak Maret 2011 lalu telah
menelan korban lebih dari 100.000 jiwa dan membuat ribuan warga Suriah
mengungsi ke negara lain untuk menyelamatkan diri. Konflik antara pemerintah
dengan kelompok oposisi yang merupakan rakyatnya sendiri tersebut telah banyak
mendapat respon dari masyarakat Internasional karena sikap pemerintah Suriah
yang menggunakan kekerasan untuk menyerang rakyatnya sendiri. Salah satu
negara yang bereaksi atas apa yang terjadi di Suriah adalah Amerika Serikat. AS
di bawah pemerintahan Barack Obama periode kedua sejak awal mengambil sikap
Ia menjuluki para pendemo sebagai teroris karena kegiatan yang
dilakukannya dianggap sebagai konspirasi asing.
9 Dina Y. Sulaeman, PraharaSuriah: MembongkarPersekongkolanMultinasional, Depok, PustakaIIMaN 2013, hlm. 15
Universitas Sumatera Utara
yang jelas yakni tidak mendukung Bashar Al Assad untuk tetap memimpin
Suriah.10
Bagi Amerika Serikat sendiri, Suriah merupakan ‘ajang’ yang
mempertaruhkan kredibilitas mereka di mata dunia internasional, terkhusus
menyangkut permasalahan Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi. Dalam
pidatonya pada akhir Agustus 2013, Presiden AS Barrack Obama menamakan
serangan senjata kimia yang dilancarkan oleh rezim Basyar Asad pada Agustus
2013 sebagai “sebuah serangan terhadap martabat umat manusia”. “Secara total,
lebih dari 1,000 orang telah dibunuh. Ratusan dari mereka adalah anak-anak.
Anak-anak perempuan dan laki-laki yang digas hingga mati oleh pemerintah
mereka sendiri,” lanjut Obama. Selain mengancam kredibilitas AS, konflik Suriah
secara tidak langsung akan menjadi ancaman keamanan serius bagi AS di masa
mendatang. Ancaman itu akan muncul dari migrasi lebih dari 10.000 pejuang
asing yang berasal dari berbagai negara yang berjihad di Suriah.
11
Amerika Serikat sangat ingin Presiden Assad digulingkan, bergerak di luar
payung PBB untuk menekan regim penguasa Suriah. Menteri Luar Negeri AS
pada saat itu Hillary Clinton mengusulkan agar dibentuk koalisi Internasional di
luar konteks payung PBB yang terdiri dari negara-negara sahabat rakyat Suriah
untuk mendukung konsep perubahan di Suriah secara damai. Menurut Hillary
Clinton , kelompok komunikasi sahabat Suriah ini mirip dengan kelompok
10 M. Phillips, ‘Presiden Obama: “The future of Syria must be determined by its people, but Presiden Bashar al Assad is standing in their way”’, The White House Blog (online), August 18, 2011, http://www.whitehouse.gov/blog/2011/08/18/president-obama-future-syria-must-be-determined-its-peoplepresident-bashar-al-assad, diakses pada 8 Desember 2017 pukul 11.36 11http://www.voa-islam.com/read/world-analysis/2014/07/05/31401/syamina-adu-strategi-alqaidah-amerika-serikat-di-suriah/#sthash.vOPPWKGx.dpbs, diakses 5 Desember 2017 pukul 12.31
Universitas Sumatera Utara
komunikasi sahabat rakyat Libya yang berani menumbangkan regim Muammar
Khadaffi. Seruan Menlu AS tersebut mendapat dukungan penuh dari Presiden
Prancis yaitu Nicolas Sarkozy. Dukungan juga datang dari kelompok oposisi
Suriah melalui Dewan Nasional Suriah (SNC) yang menyatakan niatnya untuk
meminta majelis Umum PBB mengeluarkan keputusan Internasional yang
mendukung rakyat Suriah serta mendukung pembentukan kelompok komunikasi
Internasional untuk mendukung perjuangan rakyat Suriah serta mengucilkan
regim Bashar Al Assad.12
Utusan khusus PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan mengalami
kebuntuan untuk menghentikan pertikaian di Suriah, setelah usul enam agenda
perdamaian yang diajukannya gagal diterapkan. Dewan HAM PBB mengadakan
pertemuan pembahasan khusus membahas pelanggaran HAM di Suriah atas
permintaan negara anggotanya.Sementara Majelis Umum PBB dan Dewan
Keamanan PBB kembali bersidang dalam sebuah rapat tertutup untuk mengajukan
usul baru bagi Suriah. Sebagai langkah lanjut, Annan menyiapkan rencana baru
dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat sipil, perwakilan oposisi,
negara yang pro maupun kontra kepada Pemerintah Assad untuk duduk bersama
mencari solusi damai bagi Suriah.
13
Intensitas perang saudara di Suriah akan semakin meningkat karena
Tentara Pembebasan Suriah (FSA) telah memberi tenggat waktu kepada
12Humphrey Wangke,2012. Krisis Politik dan Konflik Kepentingan Suriah,hlm.7.Info Singkata Hubungan Internasional.Vol.IV,No.03/I/P3DI/Februari/2012 13Adirini Pujayanti,2012. Kebijakan luar negeri Indonesia,hlm.6.info singkat hubungan internasional.Vol.IV,No.11/I/P3DI/Juni?2012
Universitas Sumatera Utara
Pemerintahan Assad untuk memenuhi rencana perdamaian Internasional yang
diajukan PBB. Pemerintahan Assad mengizinkan relawan Palang Merah
Internasional masuk ke negaranya, namun menolak gencatan senjata. Presiden
Assad menegaskan, kesuksesan usulan perdamaian PBB- Liga Arab sangat
tergantung keberhasilan pemerintahannya memberantas apa yang disebutnya
sebagai aksi teroris dan peneyelundupan senjata. Pemerintahan Assad selama ini
masih mendapat dukungan dari Rusia, China, dan Iran. Kedua negara meyakini
solusi atas krisis Suriah dapat tercapai melalui cara dialog damai dalam
perundingan. Mereka tidak mendukung penjatuhan rezim Assad secara paksa
karena dikhawatirkan akan memicu gelombang balas dendam dari kaum Sunni
terhadap minoritas Alawite mendukung Assad yang kini memimpin posisi penting
di pemerintahan dan militer.14
Di lain pihak, AS mulai menyerukan intervensi militer Internasional di
Suriah. Dalam pandangan AS, jika DK PBB tidak mengambil tindakan tegas,
negara-negara anggota bisa bertindak tanpa PBB. Gerakan negara-negara Barat
yang dipimpin AS terus mengkaji opsi, diantaranya intervensi militer atas nama
masyarakat Internasional. AS telah memimpin latihan perang di Jordania dekat
perbatasan Suriah dengan melibatkan 11.000 tentara dari 19 negara. Latihan
perang bertajuk “Singa Siaga” ini menjadi persiapan untuk intervensi militer cepat
di Suriah, dan mencegah senjata kimia dan biologi di negara tersebut jatuh ke
tangan teroris jika rezim Assad tumbang.
15
14Ibid,. 15Ibid,.hlm.6
Universitas Sumatera Utara
Sikap Amerika Serikat dalam konflik di Suriah ini menarik untuk diteliti
setidaknya karena alasan, yaitu pertama minimnya dukungan publik Amerika
Serikat terhadap keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik di Suriah, apalagi
sampai mempersenjatai mereka dan melakukan serangan militer terhadap Suriah.
Berdasarkan survei pada bulan Mei 2013 yang dilakukan oleh beberapa media
ternama di Amerika Serikat seperti The New Yorks Times, menunjukkan 61%
responden berpendapat bahwa AS tidak memiliki tanggungjawab untuk terlibat
dalam konflik Suriah, 28% menyatakan punya , dan 10% menjawab tidak yakin.
Survei yang digelar Fox News menghasilkan 68% responden berpendapat bahwa
AS tidak seharusnya lebih jauh terlibat walaupun terdapat krisis kemanusiaan di
Suriah sekalipun 23% menyatakan AS untuk lebih terlibat dan 9% menjawab
tidak yakin. Terkait mempersenjatai kelompok oposisi, Huffington Post
menayangkan hasil surveinya yang menunjukkan 51% warga AS berpikir
pemerintah AS tidak seharusnya mempersenjatai kelompok oposisi, 12%
menjawab setuju, dan 37% menjawab tidak yakin.16
Alasan kedua yaitu, kelompok oposisi Suriah yang berjuang untuk
menggulingkan Presiden Bashar Al Assad memiliki latar belakang dan ideologi
perjuangan yang sangat beragam mulai dari yang moderat hingga ekstrimis.
Amerika Serikat perlu mempertimbangkan secara matang keputusannya untuk
mengirimkan senjata kepada kelompok oposisi yang diakuinya dan dinilainya
moderat, sebab perkembangan situasi di lapangan konflik sangat memungkinkan
16Huffingtonpost, Pollster Update: Polls show opposition to US military involvement in Syria (online), 14 June 2013, < http://www.huffingtonpost.com/2013/06/14/syria-polls_n_3443741.html>, diaksespada4 Desember 2017 pukul 11.01
Universitas Sumatera Utara
untuk terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan seperti kelompok
jihad merebut senjata kelompok FSA atau bahkan anggota kelompok FSA yang
membelot dan bergabung dengan kelompok Jihad.17
Sikap Amerika dalam konflik di Suriah ini tidak bisa dilepaskan dari
beberapa latar belakang seperti hubungan Amerika Serikat dengan Suriah di
bawah kepemimpinan Bashar Al Assad yang tidak baik. Hubungan keduanya
mulai memburuk saat Amerika Serikat menginvasi Afghanistan tahun 2001 dan
Iraq tahun 2003 sebagai bagian dari war on terorism. Suriah tidak mendukung
invasi tersebut dan justru membantu masyarakat Iraq loyalis Saddam Husein
untuk melawan pendudukan tentara Amerika Serikat di Iraq. Selain itu, Suriah
yang sudah masuk dalam daftar negara yang mensponsori terorisme Amerika
Serikat sejak 1979 ini juga dikategorikan dalam negara axis of evil melalui
national security council (NSC) Presidential Directive-17 yang diterbitkan pada
Desember 2002 lalu. Dengan predikat tersebut, bersama Iran, Irak, Korea Utara
dan Libya, Suriah menjadi negara yang dianggap oleh Amerika Serikat sebagai
negara yang mensponsori terorisme dan diterangai mengembangkan senjata
pemusnah massal.
18
Selain itu, juga karena hubungan Suriah yang semakin memburuk dengan
Israel, sekutu utama Amerika Serikat di Timur Tengah, pasca perang 1967 saat
Israel berhasil merebut dataran tinggi golan dari Suriah dan mendudukinya sampai
sekarang. Amerika Serikat mengalami kesulitan untuk mendamaikan keduanya
17 U.S. Department of State, US Relations with Syria (online), March 20, 2014, http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/3580.htm, diaksespada4 Desember 2017 pukul 13.20 18 A. P. Dobson & S. Marsh,2006.US Foreign Policy Since 1945, 2nd edn, Routledge, New York, hlm. 178
Universitas Sumatera Utara
karena Suriah dan Israel sama-sama memiliki persyaratan mendasar terkait
normalisasi hubungan keduanya. Suriah mengajukan prasyarat pengembalian
dataran tinggi Golan dan daerah lain yang direbut Israel dalam perang tahun 1967
utnuk mau berdamai dengan Israel, sementara Israel menolak prasyarat yang
diajukan oleh Suriah dan mengajukan prasyarat untuk Suriah agar tidak
berhubungan dengan Iran, Hezbollah, dan organisasi rakyat Palestina tertentu
terutama Hamas. Namun Suriah pun menolaknya. Perdamaian yang belum
terwujud diantara kedua negara ini membuat Amerika Serikat khawatir akan
keamanan Israel dari serangan kelompok-kelompok militan yang didukung oleh
Suriah. Hal lainnya adalah legitimasi politik Presiden Bashar Al Assad saat
memerintah Suriah yang cenderung menurun dari tahun ke tahun akibat persoalan
utama yakni otoritas, identitas, dan persamaan.19
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan sebuah pernyataan lengkap dan rinci
mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti oleh penulis. Melalui
perumusan masalah penulis akan melakukan upaya untuk melakukan penelitian
dan berusaha untuk menemukan jawaban. Sebelum penulis merumuskan
permasalahan dalam tulisan ini. Dan dengan latar belakang tersebut, saya tertarik
untuk meneliti bagaimana “Politik Luar Negeri Amerika Serikat Pada Masa
Barack Obama Terhadap Konflik Di Suriah 2011-2013” dan alasan mengapa
Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Barack Obama bersikap demikian.
19Ibid,.hlm 179
Universitas Sumatera Utara
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Tentang Politik Luar Negeri Amerika Serikat Pada Masa Barack
Obama Terhadap Konflik di Suriah 2011-2013
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan Politik Luar
Negeri Amerika Serikat Pada Masa Barack Obama Terhadap Konflik di
Suriah 2011-2013
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman
yang jelas tentang Politik Luar Negeri Amerika Serikat Pada Masa Barack
Obama Terhadap Konflik di Suriah 2011-2013.
2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
tambahan bagi mahasiswa, khususnya pada Departemen Ilmu Politik
FISIP USU.
3. Secara Praktis, penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat dalam
memahami hubungan luar negeri khususnya politik luar negeri Amerika
Serikat pada masa Barack Obama terhadap konflik di Suriah 2011-2013.
Universitas Sumatera Utara
1.6 Kerangka Teori
1.6.1 Hubungan Internasional
Hubungan Internasional merupakan kajian yang dapat dikatakan sebuah ilmu
baru. Ilmu Hubungan Internasional pada dasarnya mempelajari mengenai bentuk
interaksi antar negara dan bangsa berdaulat yang melewati batas-batas
teritorialnya. Hubungan Internasional pada awalnya hanya bentuk kontak atau
interaksi antar negara dalam masalah politik saja. Namun, seiring berkembangnya
zaman, negara maupun aktor non-negara mulai tertarik pada isu-isu internasional
yang mengalami transformasi akan isu-isu di luar isu politik, seperti isu ekonomi,
lingkungan hidup, kejahatan transnasional, hak asasi manusia, terorisme, sosial
dan kebudayaan.
Istilah Hubungan Internasional memiliki keterkaitan dengan semua bentuk
interaksi diantara masyarakat dari setiap negara, baik oleh pemerintah atau rakyat
dari negara yang bersangkutan. Dalam mengkaji ilmu Hubungan Internasional,
yang meliputi kajian politik luar negeri, serta semua segi hubungan di antara
negara-negara di dunia, yang juga meliputi kajian terhadap lembaga perdagangan
internasional, pariwisata, perdagangan internasional, transportasi, komunikasi,
dan perkembangan nilai-nilai dan etika internasional.
Menurut Holsti dalam bukunya “Politik Internasional: Suatu Kerangka
Analisis”, Hubungan Internasional dapat mengacu pada semua bentuk interaksi
antar anggota masyarakat yang berlainan, baik yang disponsori pemerintah
maupun tidak. Hubungan Internasional akan meliputi analisa kebijakan luar negeri
Universitas Sumatera Utara
atau proses politik antar bangsa, tetapi dengan memperhatikan seluruh segi
hubungan itu. 20
Hubungan Internasional didefenisikan sebagai studi tentang interaksi antar
beberapa aktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi
negara-negara, organisasi internasional, organisasi non-pemerintahan, kesatuan
sub-nasional seperti birokrasi dan pemerintahan domestik serta individu-individu.
Tujuan dasar studi Hubungan Internasional adalah mempelajari perilaku
internasional yaitu perilaku para aktor negara maupun aktor non-negara, di dalam
arena transaksi internasional. Perilaku ini bisa berwujud kerjasama, pembentukan
aliansi, perang, konflik serta interaksi dalam organisasi internasional.
Hubungan Internasional dapat dilihat dari berkurangnya peran negara sebagai
aktor dalam politik dunia dan meningkatnya peranan aktor-aktor nonnegara.
Batas-batas yang memisahkan bangsa-bangsa semakin kabur dan tidak relevan.
Bagi beberapa aktor non-negara bahkan batas-batas wilayah secara geografis tidak
dihiraukan.
21
Dalam buku Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, DR. Anak Agung
Banyu Perwita & DR. Yanyan Mochamad Yani menyatakan bahwa : "Studi
tentang Hubungan Internasional banyak diartikan sebagai suatu studi tentang
interaksi antar aktor yang melewati batas-batas negara. Terjadinya Hubungan
Internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat adanya saling
ketergantungan dan bertambah kompleksnya kehidupan manusia dalam
20KJ.Holsti,1987.Politik Internasional,Pedoman Ilmu Jaya Cetakan Pertama,hlm 29 21Muchtar Mas’oed, 1994.Ilmu Hubungan Internasional ,Jakarta.hlm 28
Universitas Sumatera Utara
masyarakat internasional sehingga interdependensi tidak memungkinkan adanya
suatu negara yang menutup diri terhadap dunia luar”.22
Dalam Hubungan Internasional juga terdapat sarana sarana yang dapat
mendukung dalam Hubungan Internasional tersebut diantaranya :
23
4) Kekuatanmiliterdanperang(show of Force): Peralatanmiliter yang
memadaidapatmenambahkeyakinandanstabilitasuntukberdiplomasi.
Diplomasitanpadukunganmiliter yang
kuatdapatmembuatsuatuNegaratidakmemiliki rasa
percayadirisehinggatakmampumenghindaritekanandanancamanNegaralainyang
dapatmengganggukepentingannasionalnya.
1) Diplomasi :seluruhkegiatanuntukmelaksanakanpolitikluarnegerisuatu Negara
dalamhubungannyadengan Negara danbangsa lain.
2) Propaganda :usahasistimatisuntukmempengaruhipikiran, emosi demi
kepentinganmasyarakatumum. Propaganda :lebihditujukankepadawarga Negara
lain daripadapemerintahannya, danuntukkepentingan Negara yang membuat
propaganda.
3)Ekonomi:Saranaekonomiumumnyadigunakansecaraluasdalamhubunganinternas
ionalbaikdalammasadamaimaupunmasaperang.
PadamasatertentusemuaNegaraharusterlibatdalamperdaganganinternasional agar
dapatmemperolehbarang yang
takdapatdiproduksidalamnegeri.,sehinggaterjadiekspordanimpor.
22Dr. AnakAgungdanYanyanMochammadYani,2005.PengantarHubunganInternasional. Jakarta. Hlm.3 23Hadi Abdul Aziz Kammis.,2011.HubunganInternasional Dan OrganisasiInternasional. . Jakarta. Hlm.2
Universitas Sumatera Utara
Makadengandemikiandemontrasisenjata,
latihanperangbersamakeraspdilaksanakanuntukmenampilkankekuatannya.Namun
yang
lebihdiutamakanbukanlahperangtetapitindakanprevetifdalamhubunganinternasion
al.
1.6.2 Politik Luar Negeri
Defenisi yang standar menyatakan bahwa politik luar negeri adalah politik
untuk mencapai tujuan nasional dengan menggunakan segala kekuasaan dan
kemampuan yang ada.24 Menurut Karl Marx Politik Luar Negeri adalah bagian
dari perkembangan sistem kapitalis atau sebagai hasil dari kekuatan ekonomi dan
dialektikanya.25
Dalam mempelajari politik luar negeri, pengertian dasar yang harus kita
ketahui yaitu politik luar negeri itu pada dasarnya merupakan action theory atau
kebijaksanaan suatu negara yang ditujukan ke negara lain untuk mencapai suatu
kepentingan tertentu. Secara pengertian umum, politik luar negeri merupakan
suatu perangkat formula nilai, sikap, arah serta saran untuk mempertahankan,
mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional di dalam percaturan dunia
Internasional. Suatu komitmen yang pada dasarnya merupakan strategi dasar
untuk mencapai suatu tujuan baik dalam konteks dalam negeri dan luar negeri
24Sufri Yusuf, 1989.HubunganInternasionaldanPolitikLuar Negeri,Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,hlm. 110 25Ibid, hlm.66
Universitas Sumatera Utara
serta sekaligus menentukan keterlibatan suatu negara di dalam isu-isu
Internasional atau lingkungan sekitarnya.26
Salah satu cara memahami konsep politik luar negeri adalah dengan jalan
memisahkannya ke dalam komponen : politik dan luar negeri. Politik adalah
seperangkat keputusan yang menjadi pedoman untuk bertindak, atau seperangkat
aksi yang bertujuan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Policy itu sendiri berakar pada konsep “pilihan (choice)”, memilih
tindakan atau membuat keputusan-keputusan untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan gagasan mengenai kedaulatan dan konsep “wilayah” akan membantu
upaya memahami konsep luar luar negeri. Kedaulatan berarti kontrol atas wilayah
(dalam) yang dimiliki oleh suatu negara. Jadi, politik luar negeri berarti
seperangkat pedoman untuk memilih tindakan yang ditujukan ke luar wilayah
suatu negara.
27
Politik luar negeri merupakan salah satu bidang kajian studi Hubungan
Internasional. Politik luar negeri merupakan suatu studi yang komplex karena
tidak saja melibatkan aspek-aspek eksternal akan tetapi juga aspek-aspek internal
suatu negara. Negara sebagai aktor yang melakukan politik luar negeri, tetap
menjadi politik utama dalam sistem hubungan internasional, meskipun aktor-aktor
26DisampaikanpadaacaraCeramahSistemPolitikLuarNegeribagiPerwiraSiswaSekolahSekolahStafdanKomandoTentaraNasional Indonesia AngkatanUdara (Sesko TNI AU) Angkatan ke-44 TP 2007, Bandung, 16 Mei 2007, dalam tulisan Yanyan Mochammad Yani (Politik Luar Negeri).hlm.1 27Ibid.hlm.2
Universitas Sumatera Utara
non negara semakin memainkan peran pentingnya dalam hubungan
internasional.28
Dalam kajian politik luar negeri sebagai suatu sistem, rangsangan dari
lingkungan eksternal dan domestik sebagai input yang mempengaruhi politik luar
negeri suatu negara dipersepsikan oleh para pembuat keputusan dalam suatu
proses konversi menjadi output. Proses konversi yang terjadi dalam perumusan
politik luar negeri suatu negara ini mengacu pada pemaknaan situasi, naik yang
berlangsung dalam lingkungan eksternal maupun internal dengan
mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai serta sarana dan kapabilitas yang
dimilikinya.
29
Tujuan politik luar negeri dapat dikatakan sebagai citra mengenai keadaan dan
kondisi di masa depan suatu negara dimana pemerintah melalui para perumus
kebijaksanaan nasional mampu meluaskan pengaruhnya kepada negara-negara
lain dengan mengubah atau mempertahankan tindakan negara lain. Ditinjau dari
sifatnya, tujuan politik luar negeri dapat bersifat konkret dan abstrak. Sedangkan
dilihat dari segi waktunya, tujuan politik luar negeri dapat bertahan lama dalam
suatu suatu periode waktu tertentu dan dapat pula bersifat sementara, berubah
sesuai dengan kondisi waktu tertentu.
30
K.J Holsti memberikan tiga kriteria untuk mengklasifikasikan tujuan-tujuan
politik luar negeri suatu negara, yaitu :
31
28Ibid,. 29Ibid,.hlm.3 30Ibid,hlm.2-5 31Ibid,hlm.6
Universitas Sumatera Utara
• Nilai (values) yang menjadi tujuan dari para pembuat keputusan
• Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain, ada tujuan jangka pendek ( shot therm),
jangka menengah ( middle therm ), dan jangka panjang (long therm)
• Tipe tuntutan yang diajukan suatu negara kepada negara lain
Konsep lain yang melekat pada tujuan politik luar negeri adalah kepentingan
nasional (national interest) yang didefenisikan sebagai konsep abstrak yang
meliputi berbagai kategori/keinginan dari suatu negara yang berdaulat.
Kepentingan nasional terbagi ke dalam beberapa jenis :32
• Core/basic/vital interest, kepentingan yang sangat tinggi nilainya sehingga
suatu negara bersedia untuk berperang dalam mencapainya. Melindungi
daerah-daerah wilayahnya, menjaga dan melestarikan nilai-nilai hidup
yang dianut suatu negara merupakan beberapa contoh dari core/basic/vital
interest
• Secondary interest, meliputi segala macam keinginan yang hendak dicapai
masing-masing negara, namun mereka tidak bersedia berperang dimana
masih terdapat kemungkinan lain untuk mencapainya melalui melalui jalan
perundingan misalnya.
Kebijakan luar negeri dapat diartikan sebagai strategi suatu negara dalam
menghadapi negara lain atau aktor Internasional lainnya. Kebijakan luar negeri
juga merupakan sebuah media dan sekaligus dikendalikan oleh negara tersebut
32Ibid,hlm.6-7
Universitas Sumatera Utara
dalam mencapai tujuan nasional yang secara spesifik dituangkan dalam
terminologi kepentingan nasional.33
Defenisi yang diberikan oleh Kegley dan Wittkopf menekankan kebijakan
luar negeri sebagai the decisions governing authorities make to realize
international goals. Selanjutnya kedua penulis juga menekankan bahwa studi
kebijakan luar negeri harus memperhatikan nilai-nilai yang mendasari perumusan
tujuan suatu negara serta alat yang digunakannya untuk mencapai tujuan
tersebut.
Mark R. Amstutz mendefenisikan kebijakan
luar negeri sebagai explicit and implicit actions of governmental officials
designed to promote national interest beyond a country’s territorial boundaries.
Dalam defenisi ini ada tiga tekanan utama yaitu tindakan atau kebijakan
pemerintah, pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan luar negeri
yang melewati batas kewilayahan suatu negara. Dengandemikian semua kebijakan
pemerintah yang membawa dampak bagi aktor-aktor lain di luar batas wilayahnya
secara konseptual merupakan bagian dari pengertian kebijakan luar negeri.
34
Kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh pemerintah suatu negara
memang bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional masyarakat yang
diperintahnya meskipun kepentingan nasional suatu bangsa pada waktu itu
ditentukan oleh siapa yang berkuasa pada waktu itu. Untuk memenuhi
kepentingan nasionalnya itu, negara- negara maupun aktor dari negara tersebut
33 Jack C. Plano dan Roy Olton, 1999, KamusHubunganInternasional, Bandung: Abardin, hlm. 5. 89 dikutipolehAmdyaMashfufahHisyam, AnalisisKebijakanLuarNegeriRusiaTerhadapSuriah‖, skripsi, UniversitasHasanuddin, Makassar 2013, hlm. 11 34Aleksius Jemadu,2008.Politik Global dalam Teori dan Praktik,Bandung.hlm.64-65
Universitas Sumatera Utara
melakukan berbagai kerjasama diantaranya kerjasama bilateral, trilateral, dan
multilateral.
Menurut Rosenau, pengertian kebijakan luar negeri yaitu upaya suatu
negara melalui keseluruhan sikap dan aktivitasnya untuk mengatasi dan
memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya. Kebijakan luar negeri
menurutnya ditujukan untuk memelihara dan mempertahankan kelangsungan
hidup suatu negara. Lebih lanjut, menurut Rosenau, apabila kita mengkaji
kebijakan luar negeri suatu negara maka kita akan memasuki fenomena yang luas
dan kompleks, meliputi kehidupan internal dan kebutuhan eksternal seperti
aspirasi, atribut nasional, kebudayaan, konflik, kapabilitas, institusi dan aktivitas
rutin yang ditujukan untuk mencapai dan memelihara identitas sosial, hukum, dan
geografi suatu negara sebagai negara bangsa.35
• Menjabarkan pertimbangan kepentingan nasional ke dalam bentuk tujuan
dan sasaran yang spesifik
Langkah pertama dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri
mencakup :
• Menetapkan faktor situational di lingkungan domestik dan Internasional
yang berkaitan dengan tujuan kebijakan luar negeri
• Menganalisis kapabilitas nasional untuk menjangkau hasil yang
dikehendaki
35Moechtar Mas’oed, Op. Cit, hlm.184
Universitas Sumatera Utara
• Mengembangkan perencanaan atau strategi untuk memakai kapabilitas
nasional dalam menanggulangi variable tertentu sehingga mencapai tujuan
yang telah ditetapkan
• Melaksanakan tindakan yang diperlukan
• Secara periodik meninjau dan melakukan evaluasi perkembangan yang
telah berlangsung dalam menjangkau tujuan atau hasil yang dikehendaki
Sementara itu menurut Holsti, lingkup kebijakan luar negeri meliputi semua
tindakan serta aktivitas negara terhadap lingkungan eksternalnya dalam upaya
memperoleh keuntungan dari lingkungan tersebut serta hirau akan berbagai
kondisi internal yang menopang formulasi tindakan tersebut.36
1.6.3 Konsep Kepentingan Nasional
Dalam kepentingan nasional peran ‘negara’ sebagai aktor yang mengambil
keputusan dan memerankan peranan penting dalam pergaulan internasional
berpengaruh bagi masyarakat dalam negerinya. Demikian pentingnya karena ini
yang akan menjadi kemaslahatan bagi masyarakat yang berkehidupan di wilayah
tersebut. Seorang ahli, Thomas Hobbes menyimpulkan bahwa negara dipandang
sebagai pelindung wilayah, penduduk, dan cara hidup yang khas dan berharga.
Demikian karena negara merupakan sesuatu yang esensial bagi kehidupan warga
negaranya. Tanpa negara dalam menjamin alat-alat maupun kondisi-kondisi
keamanan ataupun dalam memajukan kesejahteraan, kehidupan masyarakat jadi
36K.J. Holsti, Op.Cit, hlm.21
Universitas Sumatera Utara
terbatasi. Sehingga ruang gerak yang dimiliki oleh suatu bangsa menjadi kontrol
dari sebuah negara.37
Kepentingan nasional tercipta dari kebutuhan suatu negara. Kepentingan ini
dapat dilihat dari kondisi internalnya, baik dari kondisi politik-ekonomi, militer,
dan sosial-budaya. Kepentingan juga didasari akan suatu ‘power’ yang ingin
diciptakan sehingga negara dapat memberikan dampak langsung bagi
pertimbangan negara agar dapat pengakuan dunia. Peran suatu negara dalam
memberikan bahan sebagai dasar dari kepentingan nasional tidak dipungkiri akan
menjadi kacamata masyarakat internasional sebagai negara yang menjalin
hubungan yang terlampir dari kebijakan luar negerinya. Dengan demikian,
kepentingan nasional secara konseptual dipergunakan untuk menjelaskan perilaku
politik luar negeri dari suatu negara.
38
Konsep kepentingan nasional bagi Hans J. Morgenthau memuat artian
berbagai macam hal yang secara logika, kesamaan dengan isinya, konsep ini
ditentukan oleh tradisi politik dan konteks kultural dalam politik luarnegeri
kemudian diputuskan oleh negara yang bersangkutan. Hal ini dapat menjelaskan
bahwa kepentingan nasional sebuah negara bergantung dari sistem pemerintahan
yang dimiliki, negara - negara yang menjadi partnerdalam hubungan diplomatik,
hingga sejarah yang menjadikan negara tersebut menjadi seperti saat ini,
merupakan tradisi politik. Sedangkan tradisi dalam konteks kultural dapat dilihat
37Robert Jackson dan Georg Sorensen. 2009. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.hlm.89
38P.Anthonius Sitepu. 2011. Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal.163
Universitas Sumatera Utara
dari cara pandang bangsanya yang tercipta dari karakter manusianya sehingga
menghasilkan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menjadi tolak ukur negara sebelum
memutuskan menjalankan kerjasama.39
Kepentingan-kepentingan suatu negara dalam menjelaskan identitas
mereka, memiliki kegunaan-kegunaan. Hal ini dalam penjelasan kepentingan
nasional itu sendiri digambarkan oleh penjabaran James N. Rosenau yang mana
kegunanaan pertama, sebagai istilah analitis untuk menggambarkan, menjelaskan
atau mengevaluasi politik luar negeri dan yang berikutnya yaitu sebagai alat
tindakan politik yaitu sebagai sarana guna mengecam, membenarkan ataupun
mengusulkan suatu kebijakan.
40
1.6.4 Konflik
Dari demikian negara yang menjalin kerjasama
tidak akan menyesal suatu saat nanti. Kondisi ini memperjelas akan tindakan
langsung maupun tidak langsung yang dapat menjadi bahan rujukan bagi pihak-
pihak yang berencana melakukan kerjasama. Ini juga dapat dijadikan sebagai
bahan pembelajaran dan pengamatan akan kondisi internal negara yang akan
menjadi partner kerjasama.
Konflik secara etimologis adalah pertengkaran, perkelahian, perselisihan
tentang pendapat atau keinginan; atau perbedaan; pertentangan berlawanan
39Ibid,.hlm.165 40Mochtar Mas’oed. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi.Jakarta: PT. Pustaka
LP3ES.hlm.34
Universitas Sumatera Utara
dengan; atau berselisih dengan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesiakonflik
mempunyai arti percekcokan,perselisiah,dan pertentangan.41
Konflik merupakan suatu kenyataan hidup, tidak terhindarkan dan acapkali
bersifat kreatif. Konflik terjadi ketika tujuan masyarakat tidak sejalan. Konflik
lahir karena ketidakseimbangan hubungan-hubungan antarpribadi, tingkat
kelompok, organisasi, baik dalam bentuk hubungan sosial, ekonomi, dan
kekuasaan, kesenjangan status sosial, kurang meratanya kemakmuran, dan akses
yang tidak seimbang terhadap sumber daya, serta kekuasaan yang tidak seimbang
terhadap sumber daya, serta kekuasaan yang tidak seimbang yang kemudian
menimbulkan masalah-masalah, seperti diskriminasi, pengangguran, kemiskinan,
penindasan, dan kejahatan.
42
Penyebab lahirnya setiap peristiwa konflik tidak pernah tunggal, tetapi selalu
beragam. Itulah mengapa konflik seringkali tidak mudah untuk diselesaikan.
Meskipun konflik yang tengah terjadi memakan banyak korban, baik yang tewas
maupun yang kehilangan tempat tinggal dan yang mengungsi. Para pihak yang
berkonflik, pada umumnya sulit untuk diselesaikan.
43
Kesulitan penyelesaian konflik mendorong lahirnya pendekatan-pendekatan
pengelolaan konflik. Diantara pendekatan itu adalah pencegahan konflik,
penyelesaian konflik, pengelolaan konflik, resolusi konflik, dan transformasi
41Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa,2008. Hlm.746
42Simon Fisher dkk., Mengelola Konflik: Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak, alih bahasa S.N. Kartikasari dkk., dari edisi asli Working with Conflict: Skills and Strategies for Action (Jakarta: The British Council Indonesia, 2001), hlm. 4. 43Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
konflik. Dalam mengelola konflik diperlukan adanya seperangkat pengetahuan
teoritis yang dapat digunakan untuk memahami penyebab lahirnya sebuah konflik.
Diantara pengetahuan teoritis tentang konflik adalah teori hubungan masyarakat,
negosiasi prinsip, kebutuhan manusia, identitas, kesalahpahaman antar budaya,
dan transformasi konflik. Dari berbagai teori ini, kita dapat memilih mana yang
paling sesuai dan yang mungkin digunakan untuk mengelola konflik.44
Analisis konflik dapat dilakukan dengan sejumlah alat bantu dan teknik
sederhana, praktis dan sesuai. Terdapat beragam keuntungan yang diperoleh jika
kita menggunakan alat bantu analisis konflik diantaranya, (1) untuk memahami
latar belakang dan sejarah suatu situasi dan kejadian-kejadian saat ini, (2) untuk
mengidentifikasi semua kelompok yang terlibat, tidak hanya kelompok yang
menonjol saja, untuk memahami pandangan semua kelompok yang lebih
mengetahui bagaimana hubungannya satu sama lain; (3) untuk mengidentifikasi
faktor-faktor dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari konflik.
45
Dahrendorf adalah pencetus pendapat yang mengatakan bahwa masyarakat
memiliki dua wajah konflik (konflik dan konsensus) dan karena itulah teori
sosiologi harus dibagi ke dalam dua bagian, teori konflik dan teori konsensus.
Toritis konsensus harus menelaah integrasi nilai di tengah - tengah masyarakat,
sementara teoritis konflik harus menelaah konfli kepentingan dan koersi yang
menyatukan masyarakat di bawah tekanan -tekanan tersebut. Dahrendorf
mengakui bahwa masyarakat tidak mungkin ada tanpa konflik dan konsensus,
44Ibid,.hlm.4 45Ibid,.hlm.18
Universitas Sumatera Utara
yang merupakan prasyarat bagi masing -masing. Jadi kita tidak mungkin
berkonflik kecuali telah terjadi konsensus sebelumnya. Sebagai contoh, ibu rumah
tangga di Perancis cenderung tidak berkonflik dengan para pemain catur Chile
karena tidak ada kontak antar mereka, tidak ada integrasi sebelumnya yang
menjadi dasar bagi adanya konflik. Sebaliknya, konflik dapat mengarah pada
konsensus dan integrasi. Contohnya adalah aliansi antara Amerika Serikat dengan
Jepang yang berkembang setelah Perang Dunia II.46
Selanjutnya, Dahrendorf membedakan tiga tipe besar kelompok, yaitu :
47
46George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi (Bantul: Kreasi Wacana, 2014).hlm.282
47Ibid,.hlm.284
1.Kelompok semu
Sekumpulan orang yang menduduki posisi dengan kepentingan peran yang
identik.
2.Kelompok kepentingan
Kelompok yang menurut pengertian sosiologi, dan mereka adalah
agensesungguhnya dari konflik kelompok. Mereka memiliki struktur, bentuk
organisasi, program atau tujuan, dan personel anggota.
3.Kelompok konflik
Kelompok yang benar - benar terlibat dalam konflik kelompok, muncul dari
sekian banyak kelompok kepentingan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
1.7 Metode Penelitian
1.7.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat,
menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi sekarang ini yang terjadi
berdasarkan fakta dan data-data yang ada.48 Tujuan dasar penelitian deskriptif ini
adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki. Dengan menggunakan penelitian deskriptif ini nantinya akan dapat
membantu penulis dalam menjawab pernyataan-pernyataan menegenai keadaan
objek atau subjek tertentu secara rinci.49
1.7.2 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini akan mengumpulkan data dengan cara tinjauan pustaka (
library research). Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang berasal dari
buku, jurnal, artikel, maupun literatur lain yang berhubungan dengan penelitian
ini. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca, menganalisis, dan mengutip
dari sumber-sumber terkait.
1.7.3 Teknik Analisa Data
48Mardalis,1995. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal,Jakarta.hlm.26 49Sudarwan Danin,2002. Menjadi Peneliti Kualitatif : Ancangan Metodologi Presentasi dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Bidang Ilmu-ilmu Sosial,Pendidikan,dan humaniora.Bandung.hlm.41
Universitas Sumatera Utara
Teknik analisa data yag digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data kualitatif, yang menjelaskan dan menganalisis data dengan cara
menggambarkan hasil penelitian melalui sejumlah data yang berhasil
dikumpulkan penulis, kemudian menyajikan hasil dari penelitian tersebut. Dalam
penelitian kualitatif, para peneliti tidak mencari kebenaran dan moralitas tetapi
lebih kepada upaya mencari pemahaman.
1.8 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika
penulisan.
BAB II : POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT DI
TIMUR TENGAH DAN GAMBARAN UMUM NEGARA SURIAH
Bab ini akan menjelaskan Politik luar negeri Amerika Serikat di Timur Tengah
dan juga gambaran umum negara Suriah
BAB III : POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT PADA
MASA BARACK OBAMA TERHADAP KONFLIK DI SURIAH 2011-2013
Pada bab ini akan berisi pembahasan atau inti dari penelitian ini yaitu Politik luar
negeri Amerika Serikat Pada masa kepemimpinan Barack Obama Terhadap
Konflik di Suriah.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV : PENUTUP
Bab ini adalah bagian akhir dari penelitian yang berisi kesimpulan yang diperoleh
dari penelitian yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
POLITIK LUAR NEGERI AMERIKAT SERIKAT DI TIMUR TENGAH
DAN GAMBARAN UMUM NEGARA SURIAH
2.1 Dasar Politik Luar Negeri Amerika Serikat
Politik Luar negeri AS terdiri dari empat macam pola. Pola-pola tersebut
satu sama lain saling berbeda bahkan ada juga yang bertentangan. Hal ini terjadi
kaena satu sama lain secara periode berada pada tahap interval waktu yang cukup
panjang. Dalam keilmuan, sejarah perkembangan konsep-konsep dan teori-teori
hubungan Internasional dapat hilang karena termakan oleh paradigma baru atau
dengan kata lain persepsi terhadap persoalan dalam hubungan Internasional sering
mengalami anomali.50
Pola pertama adalah isolasionis,merupakan sikap yang dimunculkan oleh
para pengambil keputusan politik luar negeri AS. Mulai berlaku pada masa awal
penerapan politik luar negeri yang selanjutnya menjadi kebijaksanaan. Alasan
dasar dari kebijaksanaan ini adalah adanya politik imperialisme Eropa yang
merasa besar (great power) terhadap negara-negara lemah di luar Eropa sendiri.
51
50Repository University of Riau, Politik Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap perkembangan Islam di Turki,Riau.hlm.20
Great Power, sebagai salah satu terminologi yang melekat untuk mengemukakan
kapasitas Amerika dalam menguasai dunia saat ini dapat didefenisikan sebagai
negara yang memberi kesan dan memiliki pengaruh yang paling kuat dalam
sistem Internasional pada suatu waktu. Dalam beberapa abad terakhir ini,
setidaknya terdapat beberapa negara yang tergolong dalam kategori great power.
http://repository.unri.ac.id/ diakes 2 februari 2018 pukul 19.14 51Ibid,.hlm.20
Universitas Sumatera Utara
Namun, dalam masa-masa akhir ini Amerika tampil sebagai great power utama.
Amerika merupakan negara yang mendominasi dunia, paling tidak melalui
berbgai kebijakannya yang Pasca Perang Dingin menjadi referensi utama dalam
pembuatan kebijakan luar negeri negara-negara lain di dunia.52
Sifat isolasionis AS dikembangkan lebih lanjut oleh James Monroe pada
tahun 1823, dengan alasan mengusir persyarikatan besar. Akhirnya AS tampil
dalam bentuk Intervensi di Amerika. Tapi tujuannya untuk menolong AS dari
ancaman, karena posisi AS pada saat itu sebagai pembela Amerika. Tindakan ini
sekaligus mengumumkan doktrin Monroe yang akhirnya menjadi termashur pada
saat itu dengan semboyan ‘American for the American’.
53
Periode ekspansi, pola ini sangat bertolak belakang dengan pola pertama
yaitu isolasionis. Awal mula terjadinya pergeseran ini karena AS secara lambat
laun juga mengikuti arus perkembangan dari Barat yang dibawa oleh orang-orang
Eropa. AS mencoba mengembangkannya dengan cara-cara yang sesuai degan
kondisi dalam negerinya, yakni berkeinginan menguasai seluruh benua Amerika.
Keinginan tersebut terbukti dengan adanya perang AS-Meksiko.
54
Periode selanjutnya adalah netral. Timbulnya perang besar dalam sejarah
abad ke -20 telah memberi warna baru dalam konstelasi perpolitikan di Amerika
Serikat, terutama politik luar negerinya.
55
52Stephen G.Brooks dan William C. Wohlfort, Amerika dan Dunia “Keunggulan Amerika dalam Tinjauan”,Jakarta.hlm. 267 53Ibid,. 54Ibid,. 55Repository University Of Riau, Op.Cit.hlm.21
Peperangan yang terjadi pada waktu
ang mengkhawatirkan seluruh dunia, tidak memengaruhi AS agar melibatkan diri
Universitas Sumatera Utara
dalam peperangan. Dalam rangka mengantisipasi, Amerika Serikat mengambil
tindakan kebijaksanaan, yakni sikap netral yang dimanifestasikan dalam berbagai
kebijaksanaan.Pada perkembangan selanjutnya politik luar negeri Amerika Serikat
mengarah ada intervensi, yaitu kebijakan yang bersifat campur tangan dalam
berbagai urusan, baik masalah internasional, masalah regional, ataupun dalam
masalah dalam negeri. Politik ini mengakibatkan peran Amerika Serikat semakin
besar pada periode setelah PD II, bahkan pada saat sekarang ini.56
Kebijakan luar negeri Amerika Serikat sering dibicarakan dalam lingkup
ketegangan dialektik antara dua pola yang berlawanan : pragmatisme-realisme dan
legalisme-moralisme. Atau dengan kata lain, kebijakan luar negeri Amerika
Politik
intervensi ini dilakukan AS secara terang-terangan tanpa mengindahkan norma-
norma dalam negerinya, negara lain dan peradilan yang berlaku dalam hubungan
Internasional.
Politik intervensi bagi Amerika Serikat dimanfaatkan untuk mencari
keuntungan dalam bentuk nyata. Setiap tindakan yang dilakukan harus bermanfaat
bagi kepentingan nasionalnya sendiri. Amerika Serikat sering menggunakan jalan
pintas dalam mengambil kebijakan untuk mencapai kepentingan nasionalnya.
Jalan pintas ini biasanya tidak menggunakan prosedural peradilan dalam sistem
pemerintahan Amerika Serikat dan Internasional. Dalam hal ini PBB merupakan
salah satu wahana yang dijadikan legitimasi oleh Amerika Serikat untuk
melakukan apa saja yang sesuai dengan kepentingannya.
56Repository University Of Riau ,Op.Cit.hlm.22
Universitas Sumatera Utara
Serikat mondar mandir antara politik riil dan moralisme. Esensi realisme ini adlah
kepentingan nasional yang terkait erat dengan keamanan nasional. Sebaliknya,
legalisme-moralisme menunjukkan sebuah etos budaya yang lebih dalam beserta
nilai-nilainya. Nilai-nilai ini tertanam dalam gagasan inti dari kebesaran bangsa,
berdampingan dengan perjuangan kebebasan individu dan kapitalisme demokratis
di dalam dan luar negeri.57
Bila Amerika berpegang pada ajaran pragmatisme, maka non intervensi
merupakan prinsip politik luar negeri. Namun bila dihadapkan pada idealisme
Amerika untuk mendemokrasikan dunia maka non intervensi tidak mungkin
diterapkan sepenuhnya.
58 Masalahnya, pragmatisme Amerika menerjemahkan
intervensi Amerika sebagai intervensi militer, pada dasarnya bertentangan dengan
ajaran tersebut. Namun bila dihadapkan pada prinsip politik Amerika yang anti
terhadap ancaman-ancaman negara lain, misalnya ketika era komunisme, mka
kerap kali intervensi militer harus dilaksanakan. Era kini ancaman baru telah pula
menghadang Amerika, yaitu yang mereka namakan ancaman terorisme.59
Dikaitkan dengan ajaran pluralisme,ketika manusia hidup di alam semesta
yang pluralistik, dengan hakikat manusia yang juga pluralistik, maka konsistensi
kerapkali tidak mungkin dilakukan secara murni. Menurut pluralisme,manusia
bertindak dalam menjalani kehidupan atau menghadapi masalah tidak selalu
berpegang pada suatu prinsip. Cara-cara menangani masalah tergantun pada
57Ibid.,hlm.23 58Albertine Minderop,2006.Pragmatisme, Sikap Hidup dan Prinsip Politik Luar Negeri Amerika,Jakarta.hlm.117 59Ibid,.hlm.117
Universitas Sumatera Utara
situasi dan kondisi, inkonsistensi merupakan hal yang dimungkinkan, walaupun
suatu tindakan kerap kali diwarnai oleh sikap paradokal dan kontroversi. Jadi,
pluralisme dalam politik luar negeri Amerika beraneka ragam, bebas memilih, dan
tergantung pada prinsip politik mutakhir dan sistem pemerintahan yang mengacu
pada pengalaman.60
Seperti yang dijelaskan di atas, pragmatisme politik luar negeri Amerika
sangat dipengaruhi oleh tradisi dan latar belakang sejarah mereka yang hadir
melalui pengalaman. Selain itu pengaruh kebijaksanaan ideologis juga memegang
peranan dalam hal ini. Kebijakan ini menghasilkan antara lain lahirnya doktrin
Monroe, The Open Door Policy, ‘demokratisasi” Woodrow Wilson dalam proses
diplomasi, sikap penolkan Roosevelt terhadap ekspansionisme kelompok Axis,
usaha Amerika mencari dukungan untuk PBB, keyakinan pemerintahan Truman
akan bahaya komunisme bagi perdamaian dan kesejahteraan internasional,
pemerintahan Kennedy tentang bangkitnya Dunia Ketiga, komitmen Carter
mengenai pentingnya HAM di luar negeri serta perannya mendamaikan Israel-
Mesir, serta diplomasi Reagan di Amerika Tengah dan tumbangnya beberapa
negara komunis.
61
Demikianlah, hasil yang telah dicapai Amerika seperti dijelaskan di atas
terkait dengan cita-cita dan nilai-nilai ideologis bangsa. Konsep pragmatis yang
terdapat di dalam ideologi politik luar negeri Amerika menekankan cita-cita selalu
selaras dengansikap hidup Amerika. Dengan demikian, politik luar negeri
60Ibid,.hlm.118 61Ibid.,hlm.118
Universitas Sumatera Utara
Amerika harus berdasarkan standar tradisi, historis, dan ideologi. Oleh karena itu,
pergantian pimpinan negara tidak serta merta mengubah kebijakan luar negeri
Amerika. Politik luar negeri mereka sekan-akan sudah terpola walau siapapun
yang menjadi pimpinan negara. Hal ini disebabkan oleh mereka yang
menganggap ideologi demokrasi liberal yang terbaik berdasarkan pengalaman dan
sejarah bangsa. Selama ini Amerika banyak mengandalkan kekuasaan dalam
diplomasinya.62
Secara teoritis pada konteks politik luar negeri Amerika dalam menjalin
hubungan dengan negara lain di dunia untuk mencapai kepentingan nasional (
Amerika dan Dunia), terdapat empat framework utama. Empat framework itu
singkatnya dikenal sebagai kerangka kerja politik luar negeri Amerika untuk
mencapai kepentingan nasional, yang terdiri dari power, peace, prosperity, dan
principles.
63
1. Power (kekuatan)
Power adalah syarat kunci dalam merumuskan dasar tujuan Amerika
menguasai dunia, pertahanan diri, dan pemeliharaan kemerdekaan dan teritorial
nasional. Power mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya agresi dan penting
untuk menyebarkan pengaruh terhadap negara lain. Power merupakan kunci
utama untuk memelihara pertahanan yang kuat dan pencegahan yang kredibel.
Power memungkinkan aktor untuk membentuk ssesuai dengan refleksi
kepentingannya. Power juga memungkinkan Amerika untuk memelihara
62Ibid.,hlm.119 63G.John Ikenberry,2007. American Foreign Policy Theoritical Essay,New York.hlm.8
Universitas Sumatera Utara
keamanan, menangkis dan menaklukkan setiap ancaman terhadap keamanan
negara. Power bisa mendesak justifikasi penggunaan kekuatan militer. Dalam
konteks power, Amerika masih menggunakan pendekatan pandangan-pandangan
realis.
Sebagai konsekuensi dari hal ini, terdapat empat poin utama :64
1) Negara mengejar kepentingan-kepentingan, tidak untuk perdamaian
Konteks inilah yang membangun perilaku Amerika dalam
menjalankan politik luar negerinya. Amerika tidak segan untuk
mengumandangkan perang dengan pihak lain jika merasa kepentinganya
terganggu. Amerika lebih memilih untuk melakukan tindakan agresi,
perang dan tindakan koersif semacamnya dengan alasan dan seruan untuk
menciptakan perdamaian.
2) Politik dan kekuasaan militer adalah hal utama yang harus diedarkan
Bagi Amerika usaha untuk mempertahankan keamanan lebih
penting dari pada hanya sekedar upaya pemeliharaan keamanan. Artinya
Amerika lebih cenderung menggunakan strategi-strategi yang defensif
ketimbang deteren.
3) Kekuasaan ekonomi dan aspek-aspek kemakmuran lainnya menjadi nilai
penting bagi kekuasaan militer
Ekonomi Amerika telah membuat dan menjadikan Amerika kuat
sebagai pesaing utama dalam kancah global. Hal itu karena didukung oleh
64Ibid,.hlm.9
Universitas Sumatera Utara
berbagai penemuan dan inovasi teknologi. Keadaan itu telah membuat
Amerika menjadi aktor utama dalam penguasaan teknologi mutakhir
dunia. Selain itu untuk menjaga kondisi demikian, diperlukan dukungan
yang penuh dari aspek politik, dimana sebagai bentuk komitmennya
alokasi dana pertahanan di Amerika adalah yang terbesar di dunia.
4) Meskipun prinsip-prinsip seperti demokrasi dan hak asasi adalah penting,
namun tetap harus mendukung penuh eksistensi power
2. Prosperity (kemakmuran)
Politik luar negeri Amerika, utamanya dimotifasi oleh keinginan untuk
mencapai dan mempertahankan kemakmuran. Dalam motifasi ini, terdapat
beberapa kepentingan ekonomi dalam politik luar negeri Amerika, diantaranya
:
• Kebijakan-kebijakan untuk membantu menurunkan tarif impor dalam
hubungan dagangnya dengan negara lain.
• Menciptakan pertumbuhan pasar untuk produk-produk ekspor Amerika
• Penanaman investasi luar negeri yang menguntungkan bagi Amerika
• Meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik, dll.
Banyak teori yang menekankan bahwa penekanan utama politik luar
negeri Amerika adalah faktor-faktor ekonomi. Secara umum, penekanan
ekonomi dalam politik luar negeri Amerika dibagi dalam dua prinsip. Pertama,
politik luar negeri Amerika ditekankan untuk mencapai keuntungan ekonomi
Universitas Sumatera Utara
bagi Amerika. Indikatornya adalah keseimbangan perdagangan, pertumbuhan
ekonomi, dan kondisi makroekonomi yang sehat. Untuk mencapai tujuan ini,
dalam memasuki abad ke 21 politik luar negeri Amerika menekankan
efeksifitas lebaga-lembaga Internasionalyang dirancangnya untuk
meningkatkan keuntungan ekonominya (IMF,WTO, dan World Bank). Oleh
karenanya dapat dikatakan bahwa eksistensi dari ketiga lembaga iniadalah
dalam rangka untuk menjalankan politik luar negeri Amerika untuk mencapai
prosperity.
3. Peace (perdamaian)
Peace secara filosofis dilihat sebagai tujuan dalam menjawab pertanyaan
untuk apa power diamankan. Secara prinsip, Amerika memposisikan diri
sebagai penjaga keamanan dunia. Hal ini dilatarbelakangi oleh perjalanan
sejarah dan prinsip-prinsip dasar yang dipegang teguh oleh bangsa Amerika.
Untuk mewujudkan peace, Amerika tidak segan-segan untuk
mengumandangkan perang. Dalam politik luar negeri Amerika, ini lebih
dikenal dengan istilah “perang untuk mengakhiri perang”.
4. Principles (prinsip)
Tujuan politik luar negeri Amerika yang keempat adalah prinsip. Prinsip
itu meliputi nilai, idealisme, dan kepercayaan. Untuk prinsip ini, politik luar
negeri Amerika utamanya untuk menyebarkan akar-akar idealisme
demokrasinya ke seluruh dunia. Oleh para pemikir Amerika yang melahirkan
demokrasi seperti Thomas Jefferson, hanya bentuk pemerintahan republik
Universitas Sumatera Utara
yang demokratis yang menghargai hak asasi manusia, berarti demokrasi
adalah bentuk pemerintahan yang perlu dijaga dan dikembangkan di dunia.
Dalam konteks ini, tindakan politik luar negeri Amerika tidak dapat
dilepaskan dari upaya penyebarluasan prinsip-prinsip negaranya ke seluruh
dunia.65
Menurut M. Amien Rais,kawasan Timur Tengah dewasa ini menempati
kedudukan strategis dalam percaturan politik Internasional karena beberapa alasan
:
Keempat prinsip dalam tataran teoritis inilah yang menjadi
landasan bagi para pemimpin Amerika dalam menjalankan politik luar negeri
dan menjalin hubungan internasional dengan negara-negara lain di dunia.
Meskipun kebijakan yang diambil masing-masing presiden dikemas dengan
tampilan yang berbeda-beda, namun pada prinsipnya politik maupun
kebijakan luar negeri yang diterapkan tetap akan bersandar dan tidak terlepas
dari keempat prinsip tersebut.
2.2 Politik Luar Negeri Amerika Serikat Di Timur Tengah
2.2.1 Kepentingan Ekonomi
66
Pertama, kawasan ini menyimpan reserve minyak yang paling besar
dibandingkan dengan kawasan lain, sehingga dalam zaman dimana energi minyak
menjadi barang yang sangat langka, Timur tengah memegang peranan sangat
65Ibid.,hlm. 15 66Dr. Mardenis, SH, Msi.,2011.Pemberantasan Terorisme,Jakarta.hlm.213
Universitas Sumatera Utara
menentukan dalam percaturan politik dan ekonomi Internasional. Kedua, negara-
negara di Timur Tengah berkat kekayaan yang diperoleh dari rejeki minyak telah
enjadi negara-negara pengimpor senjata dari imur maupun dari Barat. Kawasan ini
sangat menarik bagi negara-negara pengekspor senjata yang dengan mudah dapat
memperoleh devisa secara sangat menguntungkan lewat lalu lintas perdagangan
senjata mereka. Amerika Serika, Uni Soviet, Inggris, Prancis beberapa negara
Eropa Timur dan sejumlah negara Amerika Latin serta Republik Rakyat Cina
adalah negara-negara yang menaruh minat besar dalam perdagangan senjata di
Timur Tengah. Ketiga, berkat bonanza minyak tersebut Timur Tengah telah
menjadi benua ekonomi yang mampu menyedot berbagai komoditas dari luar.
Negara-negara industri dari Baat maupun dari Asia, terutama Jepang, Korea
Selatan, Hongkong dan Taiwan selalu mengincar untuk berbagai produk industri
mereka. Oleh karena itu, Timur Tengah tidak saja memiliki nilai yang strategis,
tetapi juga bernilai ekonomis. Keempat, konflik antarnegara Timur Tengah,
terutama konflik antara Israel dan negara-negara Arab mempunyai dimensi
Internasional dan melibatkan campur tangan negara-negara seperkuat Amerika
Serikat dan Uni Soviet ( sekarang Rusia). Perdamaian dan keamanan Internasional
sampai batas ertentu dipengaruhi oleh konflik-konflik yang terjadi di kawasan ini.
Dengan kata lain, hampir setiap konflik besar yang terjadi di Timur Tengah
mengimbas ke kawasan lain dan ikut mengguncang stabilitas kawasan tersebut.67
67Ibid,.hlm.216
Universitas Sumatera Utara
Kelima, Timur Tengah secara geografis, geopolitis, dan gestrategis
merupakan kawasan yang selalu menjadi pusat perhatian masyarakat
Internasional, justru karena letaknya yang menghubungkan benua Eropa, Afrika
dan Asia. Beberapa negara Timur Tengah yang berbatasan langsung dengan
wilayah (ex) Uni Soviet menambah arti penting kawasan inisecara keseluruhan.
Keenam, Timur Tengah terbukti dalm sejarah telah menjadi The cradle of
civilation (asal muasal peradaban manusia). Bukan itu saja, bahkan semua agama
wahyu diturunkan di kawasan Timur Tengah. Agama-agama Yahudi, Kristiani,
dan Islam, semuanya dilahirkan di Timur Tengah.68
Penjelasan di atas menggambarkan betapa penting dan strategisnya posisi
kawasan Timur Tengah dalam percaturan politik Internasional. Karena itu, tidak
heran jika hampir setiap presiden yang berkuasa di AS (mulai dari Truman sampai
Bush) selalu menjadikan kawasan ini sebagai salah satu prioritas kebijakan politik
luar negerinya.
Bangsa-bangsa yang pernah hadir di kawasan penting ini dengan
sendirinya ikut mengukir sejarahnya. Berbagai bangsa datang dan pergi silih
berganti di kawasan ini sesuai dengan dinamika proses sejarah. Dewasa ini,
disamping bangsa Arab bangsa-bangsa lain yang ikut menghuni Timur Tengah
adalah bangsa Persia (Iran), Afghanistan, Turki serta bangsa Kurdi. Akan tetapi,
bangsa Arab merupakan jumlah terbesar dibadingkan dengan yang lain.
69
68Ibid,.hlm 216 69Ibid.,hlm 216
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa kebijakan luar
negeri suatu negara apapun bentuknya selalu bermuara pada upaya
Universitas Sumatera Utara
memperjuangkan kepentingan nasional (national interest)nya. Kepentingan
nasional AS di kawasan Timur Tengah yang paling utama adalah kepentingan
ekonomi dalam bentuk menjaga kelancaran pasokan minyak buat kelancaran
industri dalam negerinya serta mempertahankan penguasaan ekspor senjatanya ke
kawasan ini. Untuk mempertahankan kepentingannya itu, AS membutuhkan dan
mengandalkan Israel sebagai kekuatan milter utama di Timur Tengah, sekaligus
menjaga eksistensi Israel sebagai “monster”,, bagi negara-negara Arab yang
memusuhinya. Logika ekonominya dengan eksistensi Israel sebagai ancaman
terbesar bagi keamanan negara-negara Arab yang petro dolar akan selalu
membutuhkan impor impor senjata dari AS buat keamanan nasionalnya.
70
Salah satu “ senjata” yang digunakan AS dalam menjamin superioritas
Israel di Timur Tengah adalah dengan memanfaatkan hak vetonya di Dewan
Keamanan PBB, sehingga ada kalangan yang mengatakan bahwa dalam
realitasnya penggunaan hak veto AS di PBB tidak lebih dari hak AS untuk
membela kebiadaban Israel dalam “menzalimi” bangsa Arab Palestina yang lemah
dan nyaris tidak berdaya. Penggunaan hak veto oleh AS dalam membela
kebiadaban Israel, erakhir untuk tahun 2006, terjadi tgl.20/10-2006 yakni dalam
Kerangka berpikir seperti inilah yang membuat kebjakan politik luar negeri AS
di kawasan Timur Tengah selalu menggunakan standar ganda (double standart)
dan sangat diskriminatif terhadap negara/bangsa Arab yang memusuhi Israel
sekutu utamanya.
70Ibid., hlm 217
Universitas Sumatera Utara
upaya AS menggagalkan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB guna mengecam
pembantaian tentara Israel terhadap penduduk sipil Palestina. Padahal, resolusi
tersebut telah diamini mayoritas anggota tetap DK PBB. Dari 15 anggota tetap
PBB, 10 anggota menyatakan setuju, empat anggota lainnya abstein, dan satu
anggota lagi menolak yaitu AS sendiri.71
Amerika Serikat mempunyai kepentingan global untuk menguasai Timur
Tengah baik secara ekonomis,politis,maupun strategis, dan tidak ingin
kepentingannya tersebut gagal. Dengan pengaruh yang cukup besar AS melalui
Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan beberapa resolusi, mulai dari
kecaman,pengerahan pasukan multinasional, blokade ekonomi, sampai
persetujuan penggunaan militer, yang mana semua resolusi tersebut bertujuan
untuk menyelamatkan kepentingan AS di Timur Tengah.
72
Dalam menjaga kelangsungan kepentingannya di Timur Tengah, AS
berkeinginan untuk menata kembali stabilitas politik dan keamanan di kawasan
tersebut. Salah satunya adalah penyelesaian konflik Arab-Israel karena konflik ini
adalah merupakan kunci pokok bagi perdamaian dan stabilitas keamanan di Timur
Tengah. Kepentingan ekonomi AS di Timur Tengah tidak terlepas dari
kepentingan minyaknya. Pada mulanya alasan keamanan dan strategis masih
mendasari ambisi AS untuk terlibat di Timur Tengah. Namun setelah 30 tahun
71Ibid., hlm 217 72
Universitas Sumatera Utara
kemudian, pentingnya Timur Tengah bagi Amerika Serikat yang sudah menjadi
salah satu importir minyak terbesar di dunia.73
Country
Tabel 1. Daftar Negara Pengimpor Utama Minyak Mentah kepada Amerika
Serikat (data dirilis pada 29 November 2011)
Crude Oil Imports (Top 15 Countries)
(Thousand Barrels Per Day )
Sep-11 Aug-
11
YTD
2011 Sep-10
YTD-
10
Canada 2324 2240 2157 1937 1971
Saudi Arabia 1465 1075 1180 1082 1072
Mexico 1099 1150 1113 1108 1132
Venezuela 759 806 893 919 928
Russia 529 854 826 1107 1018
Nigeria 510 365 364 308 328
Colombia 403 637 473 422 464
Iraq 299 303 203 229 215
Equador 283 311 323 404 413
Angola 275 252 246 286 295
Algeria 163 213 225 177 270
Virgin Islands 145 165 164 172 204
Brazil 139 140 204 366 337
73
Universitas Sumatera Utara
Aruba 74 32 54 30 14
Kuwait 72 52 39 0 0
Note : The data in the tables above exclude oil imports into the U.S. territories.
Sumber : U.S Energy Informastion Administration74
Berikut adalah negara – negara dengan konsumen minyak tahun 2012 :
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Arab Saudi adalah negara
penyuplai minyak mentah terbanyak kedua setelah Kanada. Kemudian negara
Timur Tengah yang banyak meyuplai minyak mentah ke Amerika Serikat yaitu
Iraq dan Kuwait. Ini berarti Timur Tengah merupakan aset penting bagi Amerika
Serikat.
75
Tabel 2 Negara Konsumen Minyak Terbesar Pada Tahun 2012
1 Amerika Serikat 18.490.000
2 Cina 10.277.000
3 Jepang 4.726.000
4 India 3.622.000
5 Rusia 3.195.000
6 Arab Saudi 2.861.000
7 Brazil 2.807.000
8 Jerman 2.388.000
9 Korea Selatan 2.301.000
74http://www.eia.gov/pub/oilgas/petrolium/datapublications/companylevelimports/current/import.html diakses 02 Februari 2018 pukul 15.07 75Petrolium and other liquids,http://www.eia.gov/dnav/pet/hist/leafhandler.ashx?o=PET&s=MTTIMUSI&f=M
Universitas Sumatera Utara
10 Kanada 2.281.000
11 Meksiko 2.144.000
12 Prancis 1.740.000
13 Iran 1.709.000
14 Indonesia 1.590.000
15 Inggris 1.503.000
Sumber : U.S Energy Information Administration , 2012
Tabel di atas menunjukkan bahwa AS adalah negara dengan kebutuhan
minyak yang paling tinggi di dunia, AS membutuhkan 18.490.000 barel minyak
perhari. Dibanding jumlah produksi minyak AS yang berjumlah 11.110.000 barel
perhari, maka AS kekurangan setidaknya 7.380.000 barel minyak perhari untuk
menopang kebutuhan di negaranya.
Semakin pentingnya Timur Tengah dengan semakin tergantungnya
negara-negara sekutu AS (Eropa Barat dan Jepang) terhadap minyak di Timur
Tengah, yakni sekitar 80% dari kebutuhan minyak mereka. Pentingnya minyak
bagi negara-negara di luar kawasan, telah menyebabkan negara-negara industri
tersebut memusatkan perhatiannya untuk mendapatkan konsesi dari negara-negar
Timur Tengah. Oleh karenanya stabilitas Timur Tengah menjadi penting bagi AS
dan sekutunya untuk menjamin kelancaran lalu lintas suplai minyak dari kawasan
tersebut. Dari gejolak-gejolak yang dapat mengancam kelangsungan kepentingan
Universitas Sumatera Utara
mereka, dan cara terbaik untuk menghindari ancaman tersebut yaitu penyelesaian
bagi terwujudnya perdamaian di kawasan Timur Tengah.76
2.3 Gambaran Umum Negara Suriah
2.3.1 Profil Negara Suriah
Gambar 1. Peta Negara Suriah
Republik Arab Suriah (Arab: الجمهورية العربية السورية al-jumhūriyyaħ al-
arabiyyaħ as-sūriyyaħ; bahasa Inggris: Syria), adalah negara yang terletak di
Timur Tengah, dengan negara Turki di sebelah utara, Irak di Timur, Laut Tengah
di barat dan Yordania di selatan. Suriah beribukotaDamaskus.76F
77
Suriah merupakan salah satu pusat peradaban paling tua di muka bumi.
Penggalian oleh para arkeolog pada tahun 1975 di kota Ebila bagian Utara Suriah,
menunjukkan sebuah kerajaan Semit sempat berdiri dan menyebar dari laut Merah
76Repository University Of Riau, Op.cit,hlm.23-25 77Profil Negara Suriah di akses di https://id.wikipedia.org/wiki/Suriah pada 28 Feberuari 2018 Pukul 19.47
Universitas Sumatera Utara
ke Turki dan mesopotamia pada 2500-2400 SM. Berdasarkan sejarah, wilayah
Suriah kuno meliputi Jordan, Israel, Lebanon dan Suriah modern. Karena letaknya
yang sangat strategis di tepi pantai, maka wilayah ini menjadi pusat perdagangan
Kekaisaran Punisia, pusat Kekaisaran Romawi, Persia, Mesir, Babilonia,
Macedonia, Assiria, Bizantium dan Arab. Pada tahun 635, kaum Arab Muslim
berhasil merebut Suriah dari Kekaisaran Bizantium (Romawi Timur) dan setelah
itu pada tahun 661-750 Dinasti Umawi memerintah Suriah. Sampai akhir abad ke-
15, wilayah Suriah berkali-kali mengalami pergantian penguasa dari Arab
Muslim, Tentara Salib, Mongol serta Mamluk hingga menjadi bagian Kekaisaran
Ottoman Turki dari tahun 1516 sampai tahun 1920 termasuk wilayah Libanon
yang diserahkan kepada Perancis ketika Kekaisaran Ottoman Turki kalah dalam
Perang Dunia I hingga akhirnya Suriah merdeka pada tanggal 17 April 1946.78
Republik Arab Suriah dengan ibu kota Damaskus berada di wilayah Timur
Tengah yang sebelah Utara berbatasan dengan Turki berjarak 845 km, sebelah
Timur dengan Irak berjarak 596 km, sebelah Selatan dengan Yordania berjarak
356 km, sebelah Barat dengan Libanon berjarak 359 km, dengan Laut Tengah
berjarak 183 km dan dengan Israel berjarak 74 km. Suriah memiliki luas wilayah
185.180 km2 termasuk Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel seluas 1.295
km2. Posisi dan kondisi wilayah yang strategis ini menjadi perhatian negara-
78Zainal Abdi, Kepentingan Rusia Meningkatkan Penjualan Senjata Kepada Rezim Bashar Al-Assad Dalam Konflik Suriah Tahun 2011-2013, hlm.4.Jom Fisip Vol.2No.1-Feberuari 2015
Universitas Sumatera Utara
negara baik yang bersahabat maupun tidak, khususnya yang memiliki
kepentingan.79
Suriah merupakan negara di timur tengah yang mulai di perhitungkan
keberadaannya pada era pasca perang Teluk. Hal ini di sebabkan karena adanya
campur tangan Suriah dalam tercapainya perdamaian di Timur Tengah. Sebelum
tahun 1918, Suriah atau yang di kenal dengan nama Syam mencakup seluruh
daerah yang sekarang ini mencakup negara Suriah, Yordania, Palestina, Israel dan
Lebanon. Pada mulanya, baik orang Romawi ataupun orang Usmani, daerah
Suriah itu terbentang dari laut Tengah sampai ke sungai Eufrat, dari sungai Sinai
hingga ke daerah perbukitan di Selatan Turki. Daerah itu, terutama bagi para
pendukungnya di kenal dengan nama Suriah Raya. Akan tetapi, negara Suriah
yang di perkirakan sekarang ini memiliki daerah yang lebih kecil dari pada itu.
80
Suriah merdeka pada tahun 1946, semenjak kemerdekaannya Suriah
mempunyai satu partai politik yang paling berkuasa, yakni Partai Ba’th. Pada
tahun 1970, Hafez Al Assad berhasil mendapatkan kekuasaannya lewat
penggulingan militer yang disebut “gerakan koreksionis”. Hafez Al Assad
merupakan pemimpin yang hebat, dia mampu mengambil hati rakyat Suriah.
Kehebatannya sebagai pemimpin juga terlihat dari cara mengambil keputusan,
2.3.2 Transisi Kepemimpinan Kepada Bashar Al Assad
79Ibid,.hlm.4 80Ibid,.hlm.5
Universitas Sumatera Utara
Hafez Al Assad adalah orang yang sangat cermat dalam membuat kebijakan, juga
hati-hati dalam mengeluarkan pernyataan.81
Suriah mengklaim sebagai Negara Republik, bukan negara monarki.
Namun Hafes Al Assad sudah mempersiapkan anaknya untuk menggantikannya
demi mempertaankan rezim Assad di Suriah. Saat ia sudah merasa kesehatannya
menurun, Hafez menyiapkan Basil Al Assad anak tertuanya untuk
menggantikannya. Namun, Basil Al Assad tewas dalam kecelakaan mobil pada
tahun 1994. Saat itu Bashar Al Assad sedang mengambil studi postgraduate di
Western Eye Hospital, London, dipanggil pulang karena kecelakaan yang
menimpa kakaknya.
Hafez Al Assad berhasil mempertahankan kepemimpinannya selama 30
tahun,bahkan pada referendum 10 Februari 1999, Hafez berhasil mendapatkan
99,99 persen suara. Keberhasilan tersebut sudah pernah didapatkan sebelumnya
pada pemilu Desember 1991. Artinya pendukung Hafez Al Assad masih utuh
meskipun waktu terus berjalan. Dalam referendum tahun 1999 ada 9 juta rakyat
termasuk tentara yang berhak memberikan suara.
82
Kematian Bashil Al Assad membuat Bashar menjadi kandidat tunggal
yang akan menggantikan Hafez. Bashar mulai dilibatkan dengan kepengurusan
Partai Ba’ath, sampai diangkat menjadi Komandan Divisi Kendaran Lapis Baja
2.3.3 Suriah di bawah Bashar Al Assad
81Riza Sihbudi,1995. Profil negara-negara di Timur Tengah,Jakarta.hlm.193 82Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
Angkatan Darat Suriah. Karier Militer Bashar Al Assad melaju cepat, Bashar
masuk Akademi militer di Homs pada tahun 1994, pada tahun 1999 Bashar sudah
berpangkat kolonel. Bahkan Bashar sudah menjadi setara dengan Brigadir
Jenderal saat kematian Ayahnya pada tahun 2000. Saat posisinya di militer sudah
kuat, Bashar menyingkirkan beberapa perwira tua yang korup dan para perwira
yang menurutnya akan menjadi sandungan baginya di masa depan. 83
Selama berkuasa, rezim Assad melindungi kekuasaannya dengan
mengembangkan jaringan pengaman politik yang sangat kuat. Rezim Assad
mengintegrasikan militer ke dalam rezim, juga memperkuat kekuasaannya dengan
membangun jaringan yang loyal dan menempatkannya pada posisi-posi penting.
Pada akhirnya militer, aparat, dan para kaum elit begitu menyatu dan sangat sulit
dipisahkan dari rezim Assad.
84
Di bawah rezim Bashar AL Assad Suriah mengalami kemajuan ekonomi,
yakni Suriah memasuki transisi dan transformasi dari sistem ekonomi sentralis
menuju ekonomi pasar terbuka. Namun kemajuan ekonomi yang terjadi tidak
menjamin kebalnya Suriah atas revolusi yang tengah berlangsung. Bashar Al
Assad mentransfer perekonomian menjadi perekonomian rente yang dikuasai oleh
orang-orang yang berhubungan dengan rezim yang berkuasa. Hasilnya adalah
tradisi korup yang merajalela dan melekat pada kalangan elit politik. Hal tersebut
berakibat kepada kesulitan ekonomi yang dirasakan oleh warga Suriah.
85
83Trias Kuncahyono, 2013. Musim Semi di Suriah.hlm.55 84Ibid,. 85Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat kesulitan ekonomi yang dirasakan masyarakat Suriah dapat
diukur dari beberapa faktor, yakni indeks pertumbuhan SDM, indeks kebebasan
ekonomi, indeks bisnis, indeks ekonomi dunia dan indeks korupsi di Suriah.
Dalam indeks pertumbuhan SDM , dari hasil survei yang dilakukan UNDP
terhadap 177 negara , Suriah mendapat peringkat 107. Ukuran tersebut mencakup
3 aspek dalam kehidupan manusia, yakni kehidupan yang sehat dan panjang,
kehidupan yang berpendidikan dan mempunyai standar kehidupan yang layak.86
86United Nation Development Program UNDP, Human Development Report,2006,http://hdr.undp.org/hdr2006/statistics/counter diakses 4 Februari 2018 pukul 20.12
Universitas Sumatera Utara
BAB III
POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT PADA MASA BARACK
OBAMA TERHADAP KONFLIK SURIAH (2011-2013)
3.1 Konflik Suriah
3.1.1 Kronologis Konflik
Memanasnya politik yang terjadi di kawasan Timur Tengah memiliki
tujuan yang sama yaitu menuntut perubahan terhadap pemerintah yang berkuasa.
Perguncangan politik di sejumlah negara di kawasan Timur Tengah diberi
sebutan musim semi Arab (the Arab spring). The Arab Spring merupakan sebuah
revolusi yang menjalar cepat menggoncangkan stabilitas politik di negara-negara
Timur Tengah dengan mengharapkan sebuah pembaharuan. Revolusi ini
dilakukan oleh rakyat kepada penguasa mereka dengan membawa pesan yang
sama, yaitu menginginkan perubahan secara fundamental terhadap kekuasaan dan
mengembalikan kekuasaan kepada rakyat. Rakyat menuntut agar hasil-hasil
pembangunan tidak lagi dikuasai sekelompok orang yang berkuasa, tetapi harus
membawa kesejahteraan bagi masyarakat luas. Dengan demikian, sebuah
kehidupan masyarakat yang terbuka dapat terwujud di negara-negara tersebut.87
The Arab spring bermula dari pergolakan rakyat di Tunisia, lalu menyebar
ke Mesir, Aljazair, Yaman, Bahrain, Libya dan negara-negara lain di Timur
Tengah. Dalam revolusi tersebut, banyak pemimpin otoriter yang jatuh seperti
87Zainal Abdi, Kepentingan Rusia Meningkatkan Penjualan Senjata Kepada Rezim Bashar Al-Assad Dalam Konflik Suriah Tahun 2011-2013,hlm.1. Jom FISIP Vol.2 No.1 Februari 2015
Universitas Sumatera Utara
Moammar Khadafi, mantan presiden Tunisia Zine Abidin Ben Ali dan mantan
Presiden Hosni Mubarak.88
Begitu juga dengan Suriah, konflik yang terjadi di Suriah dapat dirunut
dari peristiwa protes yang dilakukan oleh sekelompok pelajar saat mereka menulis
slogan-slogan anti pemerintah di tembok-tembok kota.
89Slogan-slogan itu
berbunyi “Rakyat menginginkan rezim turun”. Kepolisian Pemerintah Suriah
menagkap para pelajar itu kemudian memenjarakan mereka selama satu bulan.
Selama dalam masa penahanan, para pelajar itu mengalami penyiksaan, hal itu
diketahui setelah para pelajar itu dibebaskan. Mengetahui penyiksaan yang
dilakukan oleh pihak kepolisian, tanggal 11 Maret 2011 masyarakat kemudian
melakukan aksi demonstrasi yang digelar di kota Barat Daya Daraa yang
memprotes penyiksaan yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Pasukan keamanan
berupaya membubarkan demonstrasi, namun para demonstran tak bergeming,
sampai akhirnya pasukan keamanan melepaskan tembakan ke arah para
demonstran.90
Pada 23 Maret 2011, demonstrasi kembali melanda kota Daraa, pasukan
keamanan kembali melepaskan tembakan untuk membubarkan para demonstran,
pada kasus ini 20 demonstran dikabarkan tewas. Menyusul insiden tersebut,
Presiden Bashar Al Assad, mengumumkan bahwa pemerintah sedang
mempertimbangkan untuk menerapkan reformasi politik, termasuk menghapus
88Ibid,. 89 Dina Y. Sulaeman, Op.Cit, hlm. 100. 90A.Muchaddam Fahham dan A.M. Kartaatmaja, Konflik Suriah : Akar Masalah dan Dampaknya,hlm.39. Politica Vol.5 No. 1 Juni 2014
Universitas Sumatera Utara
pembatasan partai politik dan menghapus hukum darurat Suriah yang telah
diterapkan selama 48 tahun. Namun pengumuman itu diabaikan oleh para tokoh
oposisi Suriah. Pada 25 Maret 2011, setelah sholat Jumat unjuk rasa kembali
mengemuka di kota-kota seluruh negeri. Pasukan keamanan kembali berupaya
membubarkan aksi unjuk rasa itu, namun unjuk rasa terus berjalan bahkan
bertambah intens.91
Protes dan demonstrasi yang dilakukan oleh oposisi Suriah mendapat
perlawanan rakyat Suriah pro-pemerintah, perlawanan itu ditunjukkan dengan
melakukan demonstrasi besar-besaran di kota Damaskus. Pada 29 Maret 2011
pemerintah Suriah mengumumkan pengunduran diri dari kabinet, hal ini
dilakukan untuk memenuhi tuntutan reformasi yang didengungkan oleh
demonstran. Satu hari setelah pengumuman itu, Presiden Assad tampil untuk
pertama kalinya di depan publik sejak kerusuhan melanda Suriah, dan
menyampaikan pidato di hadapan dewan legislatif untuk meredam protes para
demonstran dan mebgklaim bahwa protes itu terjadi karena konspirasi yang
dilakukan asing. Tetapi ia juga mengakui, bahwa beberapa kekhawatiran
demonstran memang patut diperhatikan. Assad menolak ajakan oposisi untuk
melakukan percepatan reformasi dan mengatakan bahwa pemerintah akan
melanjutkan rencananya untuk memperkenalkan reformasi secara bertahap.
Setelah pidatonya tersebut, media pemerintah Suriah mengumumkan bahwa
91Ibid,.hlm.40
Universitas Sumatera Utara
Assad telah membentuk sebuah komisi untuk mempelajari kemungkinan
pencabutan hukum darurat.92
Demonstrasi telah secara sporadis diseluruh negeri, pemerintah Suriah
terus menghubungkan kerusuhan kepada konspirasi asing dan ketegangan
sektarian. Pemerintah membuat beberapa konsesi yang ditujukan kepada Muslim
Suriah konservatif dan minoritas Kurdi. Pada 6 April 2011, Pemerintah Suriah
berusaha untuk menjawab keresahan muslim konservatif dengan menutup satu-
satunya kasino Suriah dan membatalkan hukum 2010 yang melarang guru
perempuan mengenakan niqab, cadar yang menutupi wajah. Pemerintah juga
mengumumkan bahwa Noruz , Festival Tahun Baru yang dirayakan oleh orang
Kurdi sebagai hari libur Nasional.
93
Namun demikian, protes terus berlanjut, dan menyebar ke kota lainnya,
yang mengakibatkan terjadinya peningkatan penggunaan kekerasan oleh pasukan
keamanan Suriah. Pada 8 April 2011, pasukan keamanan menembaki demonstran
di beberapa kota Suriah, menewaskan sedikitnya 35 orang. Menyusul sebuah
laporan bahwa jumlah korban tewas telah mencapai lebih dari 200 orang.
Muncullah kecaman internasional terhadap pemerintah Suriah. Sejumlah
organisasi pembela HAM dan para kepala negara menyerukan pemberhentian
kekerasan.
94
Pasukan keamanan terus menggunakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa
di seluruh negeri, Assad menunjuk kabinet baru dan berjanji untuk melembagakan
92Ibid,. 93Ibid,. 94Ibid,.hlm.41
Universitas Sumatera Utara
reformasi politik dan mencabut hukum darurat Suriah. Pada tanggal 19 April
kabinet mencabut undangundang darurat dan membubarkan Mahkamah Agung
Keamanan Negara Suriah. Pengadilan yang khusus digunakan untuk mengadili
pihakpihak anti-pemerintah. Namun pemerintah Suriah juga mengambil tindakan
untuk mempertahankan kekuasaannya dengan berupaya untuk meredam protes.
Pemerintah Suriah mengeluarkan peraturan yang mengharuskan masyarakat untuk
mendapatkan izin dari pemerintah sebelum melakukan demonstrasi. Menteri
dalam negeri Suriah yang baru diangkat mendesak rakyat Suriah agar tidak
melakukan demonstrasi dengan menyatakan bahwa pemerintah akan terus
menganggap demosntrasi sebagai ancaman nasional.95
Segera setelah hukum darurat, pemerintah Suriah meningkatkan
penggunaan kekerasan terhadap demonstran. Pada tanggal 22 April 2011 pasukan
keamanan menembaki demonstran yang berkumpul setelah salat Jumat,
menewaskan sekitar 75 orang, di tengah kecaman internasional yang dipicu oleh
maraknya aksi pembunuhan, pemerintah Suriah melancarkan strategi baru untuk
membungkam protes masyarakat dengan menyebarkan sejumlah besar pasukan
yang dilengkapi dengan tank dan kendaraan lapis baja ke kota-kota Daraa,
Baniyas, Homs, dan tiga lokasi yang dijadikan sebagai pusat antipemerintah. Di
beberapa daerah di negeri ini, pemerintah memberlakukan pemadaman akses
95Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
komunikasi, mematikan layanan telepon dan internet. Di Daraa, pasukan
keamanan memotong pasokan air dan listrik.96
Seiring dengan demonstrasi yang terus menyebar di Suriah, pemerintah
meningkatkan perlawanan terhadap para pengunjuk rasa dengan kekuatan militer.
Pada awal Mei, protes anti-pemerintah telah mencapai Damakus. Protes yang
terjadi di pusat kota Damaskus ditangani dengan aksi kekerasan pasukan
pemerintah Suriah juga mendirikan barikade keamanan di beberapa pinggiran kota
Damaskus upaya untuk membatasi gerakan para demonstran. Menyusul insiden
tersebut. Uni Eropa (UE) menjatuhkan sanksi berupa pelarangan perjalanan dan
pembekuan aset kepada sejumlah pejabat senior Suriah yang dianggap
bertanggungjawab dalam penanganan demonstrasi. Selain itu, UE juga
menerapkan embargo senjata untuk Suriah. Seiring dengan kekerasan yang terus
terjadi. Suriah juga semakin terisolasi dari sekutu regionalnya. Pada bulan Mei,
Recep Tayyip Edogan, Perdana Menteri Turki, mengutuk penggunaan kekerasan
terhadap warga sipil. Beberapa minggu kemudiaan, Turki memberikan dukungan
untuk pihak demonstran dengan mengadakan sebuah konferensi bagi para anggota
oposisi Suriah.
97
Pada tanggal 6 Juni Kantor berita Suriah melaporkan bahwa 120 tentara
Suriah disergap dan dibunuh oleh sekelompok orang bersenjata di kota utara Jisr
al-Shugur. Masyarakat setempat menyangsikan kebenaran berita tersebut dengan
menyatakan bahwa tentara Suriah dibunuh oleh pasukan pemerintah karena
96Ibid,.hlm.41 97 Syrian-Civil-War,” dalam www.britannica.com, diakses tanggal 4 Maret 2018 pikul 08-46
Universitas Sumatera Utara
menolak untuk menembaki demonstran. Menanggapi insiden tersebut pihak
militer Suriah meluncurkan serangan yang berat menyebabkan ribuan warga
melarikan diri dan melintasi perbatasan Turki. Rezim Assad terus menggunakan
kekerasan terhadap para pengunjuk rasa di bulan Juli dan Agustus, serta
meluncurkan serangan militer terhadap sejumlah Kota termasuk Hammah dan
Latakia. Pertumpahan darah terus menuai kecaman internasional yang
menyerukan Assad untuk mundur dari jabatannya sebagai Presiden.98
Pada awal November 2011, pejabat Suriah menyetujui inisiatif Liga Arab
yang menyerukan pemerintah Suriah untuk menghentikan kekerasan terhadap
para demontrans menarik mundur tank dan kendaraan lapis baja dari kota-kota,
dan membebaskan para tahanan politik. Beberapa pihak menilai persetujuan
pemerintah Suriah sebagai taktik untuk mengulur waktu. Satu hari kemudian
kekerasan kembali terjadi di kota Homs.
99
Di bawah tekanan internasional, pemerintah Suriah pada bulan Desember
mengizinkan kunjungan delegasi Liga Arab untuk memantau proses implementasi
dari strategi tersebut. Meskipun kekerasan terus terjadi, penilaian yang diberikan
oleh tim pemantau cenderung positif sehingga menuai kritik dari kelompok HAM
dan oposisi Suriah. Pada pertengahan Januari 2012, kredibilitas delegasi yang
telah mengundurkan diri mengklaim bahwa pasukan pemerintah Suriah telah
memberikan laporan palsu dari rekaman video yang direkayasa. Setelah beberapa
negara Arab menarik anggota tim mereka dari posisi sebagai observer Liga Arab
98Ibid,. 99
Universitas Sumatera Utara
secara resmi menangguhkan keberlanjutan misi pemantau pada 28 Januari dengan
alasan kekerasan.100
Setelah kegagalan misi pemantau dari Liga Arab kekerasan terus
meningkat. Pada awal Februari 2012, tentara Suriah melancarkan serangan kota
Homs dengan membombardir wilayah yang dikuasai oposisi selama beberapa
minggu. Pada bulan yang sama, Liga Arab dan PBB bersama-sama menunjuk
Koffi Annan, mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagai
utusan perdamaian untuk Suriah. Upaya Annan untuk penghentian kekerasan
sebagaimana dihadapi Liga Arab pada tahun 2011, digagalkan oleh keengganan
rezim Suriah untuk mematuhi perjanjian yang telah disepakati. Gencatan senjata
yang disuarakan oleh PBB berhasil mengurangi angka kekerasan pada
pertengahan April. Namun gencatan senjata hanya bertahan selama beberapa hari
sebelum konflik antara pasukan pemerintah dan oposisi kembali terjadi. PBB
menghentikan operasi pemantauan pada bulan Juni atas alasan keamanan. Akibat
peningkatan jumlah kekerasan yang terjadi selama musim panas 2012, Annan
mengundurkan diri pada bulan Agustus dan digantikan oleh diplomat Aljazir,
Lakhdar Brahimi.
101
Pada awal 2012, pengamat internasional dan anggota oposisi menganggap
bahwa Dewan Nasional Suriah yang berbasis di Instanbul masih terlalu lemah
untuk dapat mewakili kelompok oposisi Suriah. Pada bulan November, pemimpin
oposisi Suriah mengumumkan pembentukan koalisi baru yang disebut Koalisi
100 101
Universitas Sumatera Utara
Nasional untuk Revolusi Suriah dan Kekuatan Militer Oposisi Koalisi Nasional
Suriah. Dalam satu bulan koalisi mendapat pangakuan dari berbagai negara
sebagai wakil sah rakyat Suriah. Dalam satu bulan berikutnya, sejumlah negara
mengakui Koalisi Nasional Suriah sebagai pihak yang secara efektif dapat
mewakili kelompok oposisi. 102
Pada akhir tahun 2012, situasi militer tampaknya sudah mendekati jalan
buntu. Pejuang pemberontak menguasai wilayah utara Suriah namun menghadapi
kesulitan dalam penyediaan peralatan, persenjataan, dan aspek organisasi.
Sementara itu, pasukan pemerintah juga semakin lemah akibat sejumlah aparatur
yang berbalik memihak oposisi. Pertempuran masih berlanjut setiap hari di
wilayah yang diperebutkan, menyebabkan semakin tingginya korban tewan dari
masyarakat sipil.
103
Dengan minimnya perkembangan yang terjadi di Suriah, negara-negara
sekutu yang memihak pemerintah Suriah dan pemberontak sama-sama
meningkatkan dukungan mereka yang menyebabkan meningkatnya kemungkinan
perang sipil.24 Upaya Turki, Arab Saudi, dan Qatar untuk mendanai dan
mempersenjatai pihak pemberontak semakin terlihat pada akhir 2012 dan awal
2013, sementara pemerintah Suriah terus menerima senjata dari Iran dan
kelompok militan Libanon, Hizbullah. Akhir tahun 2012, Hizbullah juga mulai
102 103
Universitas Sumatera Utara
mengirim para pejuangnya sendiri ke wilayah Suriah untuk melawan para
pemberontak. 104
Babak baru yang memungkinkan penggunaan aksi militer internasional di
wilayah Suriah semakin menguat setelah adanya dugaan penggunaan senjata
kimia di pinggiran kota Damaskus oleh rezim Assad yang menewaskan ratusan
orang pada 21 Agustus 2013. Kelompok oposisi Suriah mengklaim bahwa
pasukan proAssad telah melakukan serangan tersebut. Pejabat Suriah menyangkal
penggunaan senjata kimia dan menegaskan bahwa apabila senjata kimia
dipergunakan dalam serangan maka kesalahan berada pada pasukan pemberontak.
Utusan PBB menemukan bukti senjata kimia di beberapa lokasi di Suriah.
Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis mengecam penggunaan senjata kimia oleh
rezim Assad dan berencana untuk melakukan aksi militer. Assad juga menyatakan
untuk melawan apa yang ia sebut sebagai agresi Barat.
105
Kemungkinan terjadinya intervensi militer di Suriah mulai memudar pada
akhir Agustus. Sebagian besar masyarakat Amerika dan Inggris menentang
rencana aksi militer. Upaya Inggris untuk melakukan serangan militer Suriah
digagalkan oleh Perlemen pada tanggal 29 Agustus. Voting yang diadakan di
Kongres Amerika juga diundur, pada tanggal 10 September. Sementara itu, jalur
diplomasi semakin gencar dilakukan oleh berbagai pihak yang menghasilkan
kesepakatan antara Rusia, Suriah dan Amerika Serikat pada tanggal 14 September
104 105
Universitas Sumatera Utara
untuk menempatkan semua senjata kimia yang dimiliki Suriah dibawah kontrol
internasional.106
Ada beragam pandangan yang bisa dikemukakan terkait masalah yang
menjadi sumber utama konflik Suriah. Pertama, masalah sosial, ekonomi dan
politik di dalam negeri yang dihadapi oleh Suriah. Masalah-masalah itu antara lain
berupa tingginya jumlah pengangguran, tingginya inflasi, terbatasnya kesempatan
untuk mobilitas sosial, pembatasan kebebasan politik, dan aparat keamanan yang
represif. Kedua, tuntutan sebagian penduduk Suriah agar dilakukan reformasi dan
penggatian rezim Bashar al-Assad. Sejak tahun 1963, pemerintahan Suriah
didominasi oleh Partai Baath, kemudian keluarga al-Assad, yakni Hafidz al-Assad
yang memerintah sejak tahun 1970 hingga kematiannya di tahun 2000, dan
digantikan oleh putranya, yakni Bashar al-Assad dan memerintah sejak tahun
2000 sampai dengan sekarang. Selama empat puluh tahun di bawah pemerintahan
klan Assad (Hafez al-Assad dan anaknya Bashar al-Assad) pembangunan sosial
dan ekonomi Suriah masih jauh dari memuaskan. Suriah tergolong dalam negara
berkembang berpendapatan menengah. Perekonomiannya ditopang terutama oleh
minyak dan pertanian, sejak 2004 Suriah dikenai sanksi ekonomi oleh AS yang
melarang atau membatasi ekspor-impor ke Suriah.
107
Dalam situasi seperti ini, sangat wajar bila muncul demo anti pemerintah
dan keinginan perubahan rezim. Klan Assad memang telah berkuasa terlalu lama
sehingga wajar ada kejenuhan politik. Pada Maret 2011, seiring dengan
106 107
Universitas Sumatera Utara
gelombang pemberontakan di negaranegara Arab, seperti Mesir dan Tunisia,
aksiaksi demo terjadi di Suriah. Para pengunjuk rasa menuntut reformasi,
mundurnya Presiden Bashar al-Assad, dibukanya kebebasan mendirikan partai
politik, kebebasan berbicara, dan perbaikan ekonomi. Aksi demo tersebut
ditanggapi oleh pemerintah Suriah telah memberikan beberapa konsep dan
memenuhi sebagaian tuntutan rakyat.108
Seperti telah disebutkan, pada tanggal 21 April, pemerintah bahwa secara
resmi mengumumkan pencabutan undang-undang darurat yang telah diberlakukan
sejak 1963 dengan alasan negara sedang dalam kondisi darurat karena berhadapan
dengan ancaman Israel dan kelompok-kelompok militan. Undang-undang darurat
itu dianggap melanggar HAM karena memberikan keleluasaan kepada Pemerintah
untuk melarang pertemuan politik dan menangkapi orang-orang yang dicurigai
membahayakan kestabilan negara. Namun semua upaya negosiasi yang dilakukan
Assad diabaikan oleh pihak oposisi karena tuntutan utama mereka adalah
mundurnya Assad, seperti yang terjadi di Mesir, Tunisia, dan Libya.
109
Namun pandangan bahwa faktor penyebab konflik Suriah adalah tuntutan
penggantian rezim Bashar al-Asaad sebagai dampak dari Arab spring ditolak oleh
aktivis kemanusiaan MER-C Joserizal Jurnalis. Menurutnya,27 jika tuntutan
penggantian rezim merupakan faktor penyebab konflik dan peperangan di Suriah
mengapa hal yang sama tidak terjadi di Qatar dan Arab Saudi, kedua negara itu
menurutnya tidak lebih demokratis dibandingkan dengan Suriah. Tapi mengapa
108 109
Universitas Sumatera Utara
Arab spring yang menuntut demokratisasi justru terjadi di Suriah setelah
sebelumnya terjadi di Tunisia, Mesir, dan Libya.110
Dalam pandangan Joserizal, tuntutan demokrasi di Suriah adalah pemicu
konflik dan peperangan, bukan faktor utama penyebab konflik dan peperangan itu
sendiri. Pandangan Jose ada benarnya terutama jika dikaitkan pada aktor-aktor
yang terlibat di dalam konflik. Pada awalnya yang berhadap-hadapan dalam
konflik Suriah adalah antara regim Bashar alAsaad dengan pihak oposisi, namun
dalam perkembangannya, konflik itu justru meluas eskalasinya, akibat masuknya
berbagai pejuang jihad seperti al-Qaida ke Suriah. Dalam pandangan Jose ada dua
faktor menjadi penyebab peperangan di Suriah tak kunjung selesai sampai
sekarang. Kedua faktor itu adalah pertama, Suriah adalah negara yang kuat secara
militer dan inteljen. Kedua Suriah selalu menunjukkan sikap perlawanan dengan
Israel. Kondisi Suriah yang demikian membuat negaranegara seperti Israel,
Amerika Serikat, NATO, Qatar, Arab Saudi dan Turki memberikan dukungannya
kepada oposisi yang sedang berjuang menumbangkan Assad. Konflik dan
peperangan di Suriah dengan demikian lebih disebabkan oleh faktor kepentingan
negaranegara di sekeliling Suriah, yakni Qatar, Arab Saudi, dan Israel.
111
Ketiga, faktor lain yang kerapkali dirujuk untuk menunjuk penyebab
konflik di Suriah adalah dominasi minoritas Syi’ah Alawiyah atas politik Suriah.
Dominasi itu di samping melahirkan diskriminasi terhadap mazhab Sunni dan
pembatasan gerakan kelompok Ikhawanul Muslimin, juga melahirkan penguasaan
110 111
Universitas Sumatera Utara
elit Syi’ah Alawiyah atas berbagai sektor perekonomian di Suriah.28 Faktor ini
juga acap dirujuk untuk menyebut konflik dan peperangan di Suriah sebagai
konflik dan peperangan antarpaham keagamaan dalam Islam. Suriah dipimpin
oleh Bashar al-Asaad yang bermazhab Syi’ah Alawiyah, sementara pihak
penentang Asaad berasal dari mazhab Islam Sunni. Rezim Assad disokong oleh
Iran dan Hizbullah yang bermazhab Syi’ah, sebaliknya penentang Asaad
didukung oleh Qatar, Saudi Arabia, Turki, al-Qaeda, Jabhat al-Nusro yang
bermazhab Sunni.112
Presiden Bashar al-Assad mulai menduduki jabatan Presiden Suriah tahun
2000, ia menggantikan posisi ayahnya. Di awal masa kekuasaannya, ia
memposisikan dirinya sebagai seorang reformis. Namun kritik tajam meluncur
ketika masyarakat tidak merasakan perubahan yang signifikan. Protes keras
terhadap rezim Assad muncul pada maret 2011 yang menyebabkan terjadinya
perang sipil hingga saat ini. Rezim Assad didukung oleh minoritas Alawi, Druze,
dan Ismaili, banyak kaum Kristen yang mendukung Assad karena kebijakan
sekulernya.
3.1.2 Aktor Yang Terlibat dalam Konflik Suriah
1. Presiden Bashar al-Assad dan Pendukungnya
113
Iran, Rusia dan China adalah negara yang mendukung rezim Assad, selain
didukung oleh negara tersebut, rezim Assad juga memperoleh dukungan dari
113Dina Y. Sulaeman, Loc.cit.hlm.95
Universitas Sumatera Utara
kelompok Hizbullah Lebanon. Pemimpin Hizbullah Libanon menyatakan bahwa
kelompok militan Syi’ah yang dipimpinnya tidak akan tinggal diam ketika
kelompok aliansinya di Damaskus mengalami penyerangan. Syaikh Hassan
Nasrallah bahkan menyatakan bahwa anggota Hizbullah berperang di Suriah
melawan kelompok ekstremis Islam yang membahayakan Libanon, dan
bersumpah bahwa kelompoknya tidak akan mengijinkan militan Suriah untuk
mengambil alih wilayah yang berbatasan dengan Libanon. Suriah bersama dengan
Iran, telah menjadi pendukung utama Hizbullah. Diyakini bahwa ribuan roket
yang dimiliki oleh kelompok tersebut berasal dari Suriah. 114
2. Oposisi Suriah
Ada dua kelompok oposisi yang menentang dan melakukan
pemberontakan kepada rezim Assad, yakni:
Pertama, kelompok pemberontak Suriah antara lain Free Syrian Army
(FSA), Syrian National Council (SNC) dan Syrian National Council for
Opposition and Revolutionary Forces (SNCORF) yang dibentuk atas inisitif
Amerika di Doha, Qatar koalisi ini terdiri dari 60 anggota yang berasal dari 22
mantan anggota SNC, perwakilan dari masing-masing kota besar Suriah, dan
sejumlah tokoh pemberontak Suriah yang berada di luar negeri. Amerika Serikat
dan sejumlah negara lainnya telah mengakui koalisi tersebut sebagai wakil
masyarakat Suriah. (Kanada belum memberikan keputusan). Presiden SNCORF
terpilih adalah Moaz alKhatib dari kalangan Ikhwanul Muslimin, sementara
114Ibid,.hlm.96
Universitas Sumatera Utara
Perdana Menterinya Ghassan Hitto pengusaha asal Suriah keturunan Kurdi, yang
telah selama 30 tahun terakhir menjadi AS. Namun SNCORF kemudian pecah
dan al-Khatib dan beberapa anggota SNCORF mengundurkan diri. Pada Juli
2013, pemberontak veteran Ahmad Jarba dinobatkan sebagai presiden Koalisi
pada Juli 2013. Jarba merupakan anggota etnis mayoritas yang berasal dari Suriah
bagian Timur. Jarba diyakini memiliki hubungan dekat dengan Arab Saudi.32
Kedua, Kelompok Oposisi anti-kekerasan, antisektarianisme, dan antiintervesi
asing; mereka tergabung dalam koalisi yang bernama National Coordination Body
for Democratic Change.
3. Kelompok Jihadis
Kelompok jihadis merupakan kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaida.
Pada awalnya kelompok ini membantu oposisi Suriah dalam melakukan
pemberontakan terhadap rezin Assad, namun dalam perkembangannya mereka
tidak lagi membantu para oposisi tetapi memiliki agenda tersendiri untuk
membentuk khilafah. Di antara kelompok jihadis tersebut adalah Jabha al-Nusrah,
Ahrar al-Sham kataeb, Liwa’ al-Tauhid, Ahrar Souria, Halab alShahba, al-
Harakah al-Fajr al-Islamiyah, Dar al-Ummah, Liwa Jaish Muhammad, Liwa’
alNasr, Liwa’ Dar al-Islam dan lain-lain115
3.2 Upaya Amerika Serikat dalam Mencapai Kepentingan Nasional Di
Suriah
115A.Muchaddam Fahham dan A.M. Kartaatmaja,. Loc.cit.hlm. 47
Universitas Sumatera Utara
Kepentingan Nasional atau national interest adalah interaksi yang
dilakukan negara untuk memenuhi kebutuhan yang ingin dicapai oleh negara
tersebut dengan menggunakan kekuatan sebagai bentuk perwujudannya.
Hubungan internasional digunakan sebagai wadah mencapai kepentingan nasional
negara, melalui berbagai kebijakan salah satunya foreign policy. Kebijakan luar
negeri ini seraya dapat mencapai tujuan esensi yaitu mengenai survival dan
security. Disini, national interest merupakan indicator of sovereign dimana dalam
interaksinya, negara berusaha untuk dapat terus eksis di dunia internasional.116
Pemerintah AS telah memberikan 2,9 milyar dolar untuk program bantuan
kemanusiaan dalam merespon krisis yang berlangsung di Suriah, baik melalui
Keterlibatan Amerika Serikat menjadi bagian dalam konflik yang terjadi di
Suriah merupakan proses pencapaian kepentingan nasional Amerika Serikat di
dalam Suriah. Amerika Serikat memberikan bantuan kemanusiaan berupa
program kesehatan. Keterlibatan Amerika Serikat dalam memberikan bantuan ini
mengindikasikan bahwa adanya kepentingan Amerika Serikat dalam konflik
Suriah ini. Terlihat dari kebijakan yang diambil oleh Amerika Serikat yang lebih
memilih soft power approach terhadap Suriah dibandingkan melalui hard power
approach. Berbanding terbaalik dengan keterlibatan Amerika Serikat pada
konflik-konflik sebelumnya yang lebih mengedepankan intervensi militer.
3.2.1 Memberikan Bantuan Kemanusiaan
116Kepentingan Nasional Sebagai Esensi dalam Hubungan Internasional diposting oleh ruth-mery-lucyana-fisip14 pada 30 September 2014http://ruth-mery-lucyana fisip14.web.unair.ac.id/artikel_detail-112329-SOH%20101%20%20Pengantar%20Ilmu%20Hubungan%20Internasional-Kepentingan%20Nasional%20sebagai%20Esensi%20dalam%20Hubungan%20Internasional.html diakses Pukul 3 Maret 2018 Pukul 21.45
Universitas Sumatera Utara
program USAID dan juga kepada lembaga U.N. NGOs dan bantuan ini terus
bertambah seiring berjalannya konflik. Amerika juga merupakan salah satu
pendonor terbesar dalam krisis di Suriah. USAID adalah badan pemerintah AS
yang bekerja untuk mengakhiri kemiskinan ekstrim global, memberdayakan
masyarakat, serta bertujuan untuk menyadarkan potensi yang dimiliki masyarakat
agar menjadi masyarakat yang demokratis. Pemerintah Amerika Serikat melalui
USAID memberikan bantuan kemanusiaan pada korban konflik di Suriah dan juga
para imigran asal Suriah di negara-negara tetangga.117
USAID sebagai alat kebijakan luar negeri ini memberikan bantuan pangan
darurat kepada masyarakat yang terkena dampak bencana alam seperti kekeringan
dan banjir, dan juga sebagai respon terhadap konflik. Alat respon meliputi
makanan yang dibeli AS (dalam bentuk bantuan pangan) atau makanan yang
dibeli di negara atau wilayah yang terkena dampak. Bantuan USAID ini juga bisa
berupa kupon sehingga mereka dapat langsung mengakses makanan di pasar lokal
mereka. Banyak cara yang digunakan USAID ini untuk menyalurkan bantuan
untuk para korban. Bantuan dari USAID ini tidak hanya menyentuh dari korban
konflik di Syriah saja tetapi menjangkau perbatasan Suriah. Target dari bantuan
USAID ini diperuntukkan bagi para imigran asal Suriah yang berada di negara-
negara tetangga seperti Turki,Yordania, Lebanon, Irak, dan Mesir yang berada di
kampung pengungsian. Bantuan yang diberikan kepada para korban yang berada
di dalam maupun luar Suriah berupa bantuan perawatan medis dan obat-obatan,
117U.S. Government Assistanceto Syria,”U.S state Government7 September 2013 diakses melalui http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2013/9/213927 pada 8 Feberuari 2018 Pukul 19.36
Universitas Sumatera Utara
makanan, air, tempat tinggal dan barang non makanan seperti pakaian dan
selimut.118
Bantuan makanan yang disalurkan USAID dan mitra WFP ini berbentuk
kupon makanan elektronik. Kupon adalah cara yang dapat diandalkan, tepat waktu
dan aman untuk memberikan bantuan kepada individu yang rentan dan juga
memungkinkan keluarga untuk menyesuaikan bantuan makanan untuk kebutuhan
masing-masing korban yang berada di luar pengungsian. Amerika Serikat ikut
berkontribusi dalam menanggulangi masalah kesehatan dengan cara memberikan
bantuan dibidang kesehatan baik melalui perawatan serta konseling untuk para
korban. Sejak awal konflik USAID / OFDA telah memberikan lebih dari
207.800.000 untuk mendukung intervensi kesehatan darurat di Suriah, termasuk
hampir 111.200.000 pada tahun 2014. Pada 27 Agustus dan September 2014,
mitra USAID / OFDA LSM memberikan lebih dari 44.000 perawatan trauma
kepada para korban. USAID juga telah membantu lebih dari 1000 korban yang
harus mengalami operasi serius dan 1600 operasi minor akibat dari mereka yang
terkena tembakan atau terkena ledakan.
119
Konflik yang terjadi di Suriah menjadi perhatian dunia dan Amerika
Serikat. Berdasarkan laporan PBB ada sekitar 191.000 penduduk Suriah
meninggal dunia dan lebih dari satu juta orang pergi meninggalkan Suriah. Kasus
3.2.2 Mendukung Pihak Oposisi
118Ibid,. 119Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
ini penjadi perhatian dunia karena kasus ini tak kunjung selesai.120 Dalam kasus
ini Amerika Serikat mengambil sikap untuk membantu krisis yang terjadi karena
konflik yang ditimbulkan oleh perang sipil ini. Amerika Serikat menanggapi
kasus ini sebagai pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) dimana ditemukan
pelanggaran yaitu penggunaan senjata kimia oleh rezim Bashar Al Assad kepada
para oposisi yang menginginkan rezim Bashar Al Assad turun pada perang sipil
yang terjadi. Berdasarkan data dari Office Director of National Intelligent (ODNI)
Suriah telah melakukan program pengembangan senjata kimia sejak lama dan
informasi ini berdasarkan Congress Covering 2011.121
Dalam konflik ini Amerika Serikat mengecam keras tindakan yang
dilakukan Bashar Al Assad yang menggunakan senjata kimia. Amerika Serikat
mendukung untuk menjatuhkan rezim Bashar Al Assad yang dianggap telah
melanggar HAM yang sudah berlangsung. Amerika Serikat juga mendukung
pihak oposisi untuk menjatuhkan rezim ini dengan cara mengakui SOC (Syirian
Oposition Coalition) sebagai pihak oposisi yang memiliki kekuatan legitimasi.
SOC ini dipimpin oleh Hadi Bahra yang naik menjadi presiden oposisi, SOC juga
berpartisipasi dalam Geneva II atau yang lebih dikenal sebagai pertemuan damai
Timur Tengah, pertemuan ini bertujuan untuk menggalang dukungan
Internasional terkait konflik di Suriah melalui solusi politik. Pertemuan yang
120“Corporate report : Syria – Country of Concern, “ UK.gov, 30 September 2014 di https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-of-concern/syria-country-0f-concern-latest-update-30-september-2014. Diakses pada 8 Februari 2018 Pukul 19.12 121Christoper M, Carla E, dan Mary Beth, Armed Conflict In Syria: Overview and U.S Response, Congressional Research Service,17 September 2014,hlm.5 dalam skripsi Bayu Aji Bagus Prasetyo, Bantuan Kemanusiaan Amerika Serikat Dalam Kasus Perang Sipil Suriah 2011-2014, hlm.37
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan Januari 2014 ini membicarakan tentang Pemerintahan Bashar Al
Assad.122
Amerika Serikat merespon dengan cara membantu SOC dengan
memberikan bantuan yang berupa bantuan kemanusiaan. Bantuan kemanusiaan
yang diberikan ini bertujuan untuk mendukung penuh aksi penurunan rezim
Bashar Al Assad. Amerika Serikat mendukung perjuangan rakyat Suriah untuk
menciptakan Suriah yang demokrasi.Amerika Serikat menganggap bahwa rezim
Bashar Al Assad yang otoriter ini melakukan pelanggaran HAM. Banyak rakyat
Suriah tidak bisa mendapatkan kebebasannya dalam bermasyarakat yang
semestinya diberikan oleh negara. Amerika Serikat menganggap kebebasan
berpendapat setiap warga negara merupakan nilai demokrasi. Oleh karena itu AS
memberikan respon untuk membantu masyarakat Suriah untuk mengakhiri krisis
yang terjadi.
123
Amerika Serikat juga mendukung Suriah melalui solusi Diplomatic
Support, Amerika Serikat terus berusaha untuk memajukan transisi politik di
Suriah. AS dan Inggris memprakarsai pertemuan “London 11” yang terdiri dari
Amerika dan negara kemitraan Suriah serta negara-negara lain. Tujuannya ingin
mencarikan solusi politik atau negosiasi dalam konflik Suriah agar oposisi mau
mengikuti Geneva II. Solusi ini bertujuan agar konflik ini kunjung terselesaikan
dan berakhir damai. AS juga mendukung untuk memusnahkan senjata kimia yang
digunakan Bashar Al Assad dalam konflik Suriah. AS mendukung pemusnahan
122Ibid,.hlm.37 123Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
senjata kimia seperti yang dituangkan di Resolusi Dewan Keamanan PBB 2118,
masyarakat Internasional bekerjasama untuk menghapus dan menghancurkan stok
senjata kimia di Suriah.124
Dalam konflik di Suriah ini Amerika Serikat menganggap bahwa
masyarakat Suriah ini setara dengan mereka yang berada di seluruh dunia, setara
dalam artian memiliki hak yang sama untuk hidup. Maka bantuan ini dirasa akan
cukup mengurangi penderitaan masyarakat Suriah. Keterlibatan Amerika dalam
memberikan bantuan kemanusiaan ini merupakan keikutsertaan Amerika Serikat
untuk membantu sesama manusia, terutama korban konflik. Hak untuk hidup
dalam konflik yang terjadi di Suriah ini menjadi sebuah hak yang mesti dilindungi
tanpa membedakan asal mereka.
125
Di bawah Kepemimpinan Barack Obama Amerika Serikat Terlihat
mengubah peran Amerika Serikat yang pada masa sebelumnya terlihat offensive
terhadap dunia Timur Tengah. War on Terrorpernah menjadi kebijakan politik
Suriah sebagai negara yang berdaulat sudah mengabaikan kewajibannya
untuk menjaga hak hidup masyarakatnya. Amerika Serikat sebagai komunitas
Internasional mencoba untuk memenuhi hak-hak hidup masyarakat Suriah dengan
cara memberikan bantuan kemanusiaan berupa program kesehatan. Keikutsertaan
Amerika dalam krisis yang terjadi di Suriah ini berlandaskan oleh kemanusiaan,
konflik yang telah memakan banyak korban ini menjadi keprihatinan Amerika
Serikat.
124Ibid,.hlm.38-39 125Ibid,hlm.67
Universitas Sumatera Utara
luar negeri Amerika Serikat. Namun pada masa kepemimpinan Obama , Amerika
Serikat tidak mau terlihat pada Intervensi dan lebih mengedepankan bantuan luar
negeri. Hal ini terlihat dari pidato Barack Obama yang menegaskan bahwa
Amerika Serikat tidak tidak akan menggunakan kekuatan militernya untuk
menyelesaikan konflik di Suriah seperti pada sebelumnya di perang Afghanistan
dan Iraq. Amerika Serikat membantu krisis yang terjadi di Suriah melalui bantuan
kemanusiaan, penyelesaian politik serta menjembatani kedua pihak yang
berkonflik.126
3.3 Kepentingan Nasional Amerika Serikat Dalam Konflik Suriah
Kepentingan Nasional atau National Interest, menurut Donald E.
Neuchterlin dapat diidentifikasi dalam empat kategori, yaitu security interest,
Economical interest, International management interest, dan ideological
interest.127Dalam konflik di Suriah Amerika Serikat tentu saja memiliki
kepentingan-kepentingan tersebut. Menurut Zulman Bahar (2013), dari sekian
banyak kepentingan yang bisa dicapai AS dengan bergolaknya Suriah terdapat
dua kepentingan yang sebenarnya menjadi prioritas AS di Suriah yaitu
kepentingan politik dan ekonomi.128
126Remarks by The President in Address to The Nation on Syria;Speeches and Remarks , The White House President Barack Obama , 10 September 2013.Diakses melalui
Selain itu penyebaran ideologi juga
merupakan kepentingan Amerika Serikat.
http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2013/09/108 Februari 2018 Pukul 19.42 127ruth-mery-lucyana-fisip14,.Op.Cit 128Zulman Bahar,.Op.Cit.
Universitas Sumatera Utara
Amerika Serikat bersimpati terhadap keadaan yang dialami masyarakat
Suriah, akan tetapi lebih dari pada itu banyak kepentingan yang sesungguhnya
ingin dicapai AS dengan memanfaatkan momentum terjadinya revolusi di Timur
Tengah yang juga mengguncang Suriah.
Situasi damai di Suriah belum akan tercipta jika tidak diawali dengan
konflik yang membuat banyak pelanggaran HAM. Di dalam konflik terdapat
ancaman yang dapat menghilangkan eksistensi rezim al-Assad. Dengan
menyerang sumber konflik, dalam hal ini kelompok demonstran serta melakukan
segala cara untuk mempertahankan diri (self-help) dari pasukan oposisi Negara
lain yang ingin menumbangkan rezimnya, seperti Amerika Serikat.129
Keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik di Suriah juga menambah
penjelasan bahwa HAM merupakan alat politik bagi Negara tertentu untuk
mencapai tujuannya. Keikutsertaan Amerika Serikat dan Negara yang kontra /
oposisi dengan pemerintahan Bashar al-Assad tentunya ingin menumbangkan
rezimnya. Pihak asing tersebut, khususnya Amerika Serikat memberikan hak pada
dirinya sendiri untuk menyerang Negara lain atau pihak yang dianggap sebagai
ancaman terhadapnya. Hal ini dikenal dengan istilah pre-entiv action.
130
129Umiyati Haris,2015. Pandangan Realisme terhadap Hak Asasi Manusia dalam Konflik di Suriah, di
https://himahiunhas.org/index.php/2015/10/23/pandangan-realisme-terhadap-hak-asasi-manusia-dalam-konflik-di-suriah/ diakses 4 Maret 2018 pukul 19.21
130Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
Amerika Serikat cenderung merasa takut terhadap kiprah Negara lain dan
dia akan menghadapinya dengan tindakan agresi. Dengan kata lain, ketakutan itu
dijadikan dasar untuk memerangi Negara lain. Amerika Serikat menggunakan
HAM sebagai alat kendaraanya untuk mewujudkan tindakan agresinya di Negara
Suriah. Berdasar pada pelanggaran HAM yang telah terjadi di Suriah sejak 2011,
maka AS segera mengancam Suriah atas pelanggaran HAM itu.131
Amerika Serikat memiliki kepentingan di Suriah yang tidak dicapai
karena pemerintahan al-Assad kurang mengakomodir kepentingan mereka dan
bertindak otoriter. Hal inilah yang merupakan ancaman bagi Amerika Serikat.
Dengan menumbangkan rezim al-Assad yang dianggap otoriter, maka AS
bersama dengan Negara yang memiliki kepentingan di Suriah akan dengan mudah
menyusupkan atau menempatkan orang-orang pilihannya ke dalam pemerintahan
Suriah. Hal itu bertujuan agar kepentingan mereka dengan mudah disetujui oleh
pemerintah Suriah.
132
Selama masa perang dingin, dunia dikuasai oleh dua kekuatan superpower,
yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet. Namun setelah kekalahan Uni Soviet, AS
menjadi kekuatan unipolar di dunia. Bahkan hingga saat ini, belum ada negara
yang bisa menyaingi AS. Namun kejayaan AS terganggu setelah kejayaan
runtuhnya gedung WTC pada 11 September 2001. Keamanan AS yang dipandang
3.3.1 Demokratisasi
131Ibid,. 132Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
paling kuat ternyata berhasil ditembus oleh 2 pesawat yang ditabrakkan ke
Gedung WTC. Kejadian itu disebut sebagai ulah tentara jihadis Islam, yang
otomatis AS mengubah sudut pandangnya kepada Islam.133
Semenjak kejadian 9/11 yang disebabkan oleh sekelompok teroris asuhan
Osama bin Laden, Amerika Serikat segera mengatur kebijakan politik luar
negerinya yang fokus pada upaya pemberantasan jaringan terorisme dan menyebar
perang baik di Afghanistan maupun di Irak yang diduga sebagai markas teroris
tersebut. Pasalnya, pasca 9/11, Amerika Serikat cenderung menggunakan doktrin
pre-emptive strike and defensive intervention yang berbeda dengan containment
and detterence yang dipakai selama Perang Dingin.
134
Di masa pemerintahan Presiden Barack Obama, mempromosikan
demokrasi masih menjadi politik luar negeri Amerika Serikat di Timur Tengah.
Hal ini sesuai yang disampaikan dalam pidato kenegaraannya pada bulan Mei
Kawasan Timur Tengah yang identik dengan sistem pemerintahan yang
otoriter dan hal itu bagi Amerika Serikat menjadi cikal bakal lahirnya gerakan
islam ekstrim atau terorisme serta paham radikal yang anti-Barat. Oleh sebab itu,
pemerintahan yang demokratis termasuk salah satu penekanan Amerika Serikat.
Reformasi dalam negeri harus dilakukan di tengah sistem pemerintahan yang
otoriter di kawasan. Mendukung demokratisasi, sistem perekonomian pasar bebas,
dan HAM telah menjadi sebuah elemen moral bagi politik luar negeri Amerika
Serikat.
133http://www.nytimes.com/2012/10/15/world/middleeast/jihadists-receiving-most-armssent-to-syrian-rebels.html?pagewanted=all&_r=0 134Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
2011 lalu mengenai situasi yang berkembang di Timur Tengah dan Afrika Utara,
Presiden Obama menyebutkan bahwa mempromosikan reformasi dan mendukung
transisi ke demokrasi merupakan kebijakan Amerika Serikat di kawasan
tersebut,”it will be the policy of the United States to promote reform across the
region, and to support transitions to democracy”.135
Program demokratisasi yang dijalankan oleh Amerika Serikat di Timur
Tengah dalam rangka untuk mempromosikan demokrasi ala mereka, semata-
semata dilakukan agar nantinya akan membawa dampak keamanan bagi Amerika
Serikat sendiri. Diharapkan dengan adanya demokrasi di negara-negara muslim
dapat menurunkan dan bahkan menghilangkan ancaman terorisme yang selama ini
selalu membayang-bayangi keamanan Amerika Serikat. Tidak hanya menyangkut
masalah keamanan semata tetapi program ini diharapkan mampu sekaligus
mengamankan pasokan minyak bagi Amerika Serikat agar tetap stabil dan tanpa
gangguan dari pihak luar.
136
Program demokratisasi memiliki dampak mampu memperbaiki citra
Amerika Serikat di mata negara-negara Arab. Hal ini dikarenakan kesan bahwa
Amerika Serikat selama ini selalu berpegang pada kekuatan militer akan pulih
dengan adanya demokratisasi yang diperkenalkan tersebut. Pasca Bush, Obama
135 The White House, Remarks by the President on the Middle East and North Africa (online), May 19, 2011, http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2011/05/19/remarks-president-middle-east-and-northafrica, diakses pada 9 Februari 2018 Pukul 19.23 136 Roby Rakhmadi, ―Kepentingan Amerika Serikat Dalam Intervensi Militer NATO ke Libya 2011 (19 Maret-31 Oktober)‖, skripsi, Depok, Universitas Indonesia, 2012, hlm. 28.
Universitas Sumatera Utara
kini melanjutkan program tersebut dan tetap berupaya menyebarkan nilai-nilai
demokrasi pada negara-negara Timur Tengah.137
Kenyataannya memang program demokratisasi yang dicanangkan oleh
Amerika Serikat saling terkait satu sama lain. Keseimbangan antara upaya untuk
menyebarkan paham demokrasinya sekaligus cara agar negara-negara Timur
Tengah dapat didikte agar kepentingan pribadinya akan sumber daya alam serta
ancaman terorisme dapat dihilangkan, serta komitmen untuk memastikan
keamanan sekutu abadinya, Israel, dapat terlaksana. Dengan kata lain, jika negara-
negara Timur Tengah, dalam hal ini Suriah yang menjadi target Amerika Serikat
selanjutnya, berhasil menjadi korban program promosi demokrasi ini, maka bukan
tidak mungkin Suriah akan terpaksa mengizinkan berbagai LSM dan perusahaan
asing masuk ke dalam negaranya yang pada dasarnya hanya menguntungkan
kebijakan Washington belaka.
138
Dengan berhasil menjadikan Suriah sebagai negara yang demokratis,
secara tidak langsung sistem politiknya pun akan ikut berubah, yakni menjurus
pada sistem ekonomi ke arah liberal. Pada akhirnya, Suriah akan menjadi negara
demokratis ala Amerika Serikat, bukan demokratis seperti yang diinginkan oleh
rakyat Suriah. Nampaknya hanya Amerika Serikat saja yang berhak menentukan
seperti apa negara demokratis seharusnya dan negara-negara yang pemimpinnya
terpilih melalui pemilu (itupun pemilunya telah diatur sedemikian rupa) dan yang
pro-Amerikalah yang dapat dikatakan negara demokratis. Ditambah lagi, negara
137 138
Universitas Sumatera Utara
dengan sistem demokratis diyakini Amerika Serikat tidak akan menjadi tempat
yang subur bagi lahirnya gerakan-gerakan islam radikal yang ia sebut terorisme.
Oleh karenanya, kebijakan luar negeri untuk mendemokratisasikan negara-negara
Timur Tengah, termasuk Suriah, memang merupakan kebijakan yang paling ideal.
Rezim Bashar Al Assad telah mebungkam kebebasan masyarakat yang
menginginkan demokrasi di Suriah. Pelanggaran HAM dan pembantaian warga
oleh pemimpin ini menjadi perhatian dunia. Hal ini menjadi pemicu unjuk rasa
untuk menuntut penegakan demokrasi di tanah Suriah sebagai lanjutan dari Arab
Spring yang terjadi di Timur Tengah. Penyebaran demokrasi yang terjadi pada
Arab Spring ini menjadi sebuah model bagi Amerika Serikatuntuk menanamkan
nilai-nilai demokrasi . Hal ini dikarenakan Amerika Serikat percaya bahwa sistem
demokrasi dapat menjamin setiap peristiwa kenegaraan serta perkembangan
sebuah negara di bawah demokrasi dapat diarahkan sesuai kepentingan dan
keinginan masyarakat. Demokrasi juga menyediakan lingkungan dimana
perlindungan terhadap hak warga negara yang mendasar dijamin dengan cara yga
baik. Demokrasi menawarkan dasar yang menguntungkan bagi perdamaian dan
stabilitas dalam hubungan Internasioanl.139
Unjuk rasa yang berawal damai untuk menuntut demokrasi di Suriah ini
menjadi sebuah tragedi besar. Keinginan masyarakat Suriah akan demokrasi ini
seakan ditentang oleh Bashar Al Assad sebagai pemimpin Suriah . Keingingan
masyarakat Suriah terhadap penegakan nilai demokrasi ini menjadi perhatian
139Christopher Philips, Syria’s Bloody Arab Spring”, London School of Economic and Political Science” dalam skripsi Bayu Aji Bagus Prasetyo, Bantuan Amerika Serikat dalm Konflik Suriah.hlm.65
Universitas Sumatera Utara
dunia terutama Amerika Serikat. Negara Amerika memiliki peranan penting
dalam penyebaran demokrasi. Menurut Amerika sistem demokrasi adalah sistem
terbaik maka Amerika Serikat memiliki tujuan untuk menyebarkan demokrasi
termasuk Suriah.140
Amerika Serikat menginginkan masa transisi dari Bashar Al Assad yang
otoriter menjadi demokratis. Pemerintah Amerika Serikat juga mendukung masa
transisi rezim Bashar Al Assad dan ingin menjamin bahwa masa transisi ini
mengedepankan kebebasan dan toleransi. Tujuan Amerika dalam menjamin
kebebasan dan toleransi ini merupakan respon Amerika Serikat terhadap kasus
pelanggraran HAM yang dilakukan Bashar Al Assad. Pelanggaran HAM ini
menjadi perhatian Amerika Serikat yang mana negara ini menjunjung tinggi
kebebasan serta HAM bagi warga negaranya.
141
140Ibid,. 141Ibid,.hlm 66
3.4.2 Kepentingan Ekonomi
Amerika sebagai negara kapitalis maju yang perekonomiannya berbasis
pada sektor industri telah mengharuskannya untuk menjadi pengkonsumsi bahan
bakar fosil terbesar dunia terutama minyak bumi dan gas.Dimana konsumsi energi
di seluruh dunia masih didominasi oleh negara industri besar seperti Amerika,
Cina, Rusia dan Jepang. Amerika Serikat merupakan konsumen terbesar energi
dunia yang mencapai setara 2.331,6 juta ton minyak atau memakan lebih dari
22,8% dari seluruh konsumsi energi dunia (Kamusilmiah.com).
Universitas Sumatera Utara
Sudah sejak lama AS memang selalu fokus terhadap pemenuhan energi
untuk kebutuhan dalam negerinya, hal ini terutama tergambar dalam kepentingan
AS terhadap minyak Timur Tengah yang tampak pada dokumen pada tahun 1944.
Departemen Luar Negeri AS menggambarkan semenanjung Arabia sebagai
berikut: “Suatu sumber besar bagi kekuasaan strategis dan hadiah material
terbesar dalam sejarah dunia”. Dalam pandangannya Amerika menyadari bahwa
kendali terhadap persediaan minyak di kawasan itu adalah suatu sarana untuk
mengendalikan dunia dan untuk mempertahankan peradaban mereka.142
Suriah merupakan salah satu negara yang cukup menggoda di Kawasan
Timur Tengah dengan kandungan gas alamnya yang melimpah. Menurut
Washington Institue for Near East Policy (merupakan lembaga think tank dari
organisasi lobby Zionis, AIPAC. Kepada AIPAC-lah para kandidat presiden
Amerika Serikat biasa meminta restu saat kampanye), cekungan Mediterania
mengandung cadangan gas terbesar di dunia. Itulah sebabnya Suriah memiliki
posisi yang sangat penting karena relatif Suriah merupakan satu-satunya negara
produsen minyak dan gas di antara negara-negara di pesisir Laut Mediterania.
143
Tidak hanya pesonanya akan gas alam, Suriah juga tercatat sebagai salah
satu produsen minyak dunia. Rata-rata total produksi minyak Suriah adalah
400.000 barel per hari antara tahun 2008 dan 2010. jika Suriah berhasil dikuasai
oleh Amerika Serikat, ditakutkan akan mudah baginya untuk menguasai
kandungan gas alam yang ada di Suriah. Bagi Amerika Serikat sebagai negara
142Ibid,. 143Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
industri modern, sumber-sumber daya alam yang melimpah di Timur Tengah
seperti minyak bumi dan gas alam merupakan sebuah kebutuhan dasar untuk
menggerakkan perekonomian negaranya. Oleh sebab itu, tidak heran jika Amerika
Serikat berusaha keras untuk tetap mengamankan pasokan minyak bumi dari
Timur Tengah.144
AS sebenarnya tidak secara langsung mempunyai kepentingan ekonomi
terhadap cadangan minyak Suriah yang bisa dibilang kecil dibanding negara-
negara Arab lain di kawasan Timur Tengah, tetapi tetap saja bagi negara kapitalis
seperti AS minyak tetaplah minyak, dimana dalam pemikiran para decision maker
AS selama ini bahwa minyak lebih berharga jika dibanding nyawa manusia
sekalipun. Adanya anggapan tentang membandingkan setetes minyak sama
nilainya dengan setetes darah prajurit mereka, sehingga sekecil apapun cadangan
energi suatu negara baik minyak maupun gas tetaplah berharga bagi kebutuhan
dalam negeri yang sangat tinggi akan bahan bakar penggerak industri mereka.
145
Dukungan AS terhadap kelompok oposisi benar-benar bermotif
kepentingan ekonomi dapat dibuktikan ketika konflik semakin meruncing ada
indikasi bahwa kelompok-kelompok oposisi dukungan AS, berupaya menyerang
fasilitas-fasilitas energi Suriah seperti pipa gas dan minyak. Seperti yang terjadi di
kota Homs, dimana sekelompok pemberontak atau kelompok oposisi meledakan
pipa minyak dari timur Suriah yang menuju kilang minyak di kota Homs Suriah.
Sehingga AS memandang perlu melakukan usaha untuk merubah atau mengelola
144Ibid,. 145Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
kondisi ini (sikap dan kecenderungan Suriah) menjadi lebih sesuai dengan
keinginan AS, salah satu pilihan paling logis adalah dengan mendukung
kelompok oposisi (FSA dan NSC) untuk menggantinya rezim yang berkuasa
dengan rezim baru yang lebih kooperatif terhadap AS.146
Langkah mendukung kelompok oposisi (FSA dan SNC) untuk mengganti
rezim di Suriah dipandang AS sebagai cara terbaik untuk menanamkan
pengaruhnya (kepentingan politik) di Suriah serta untuk dapat mencapai
kepentingan lainnya yaitu ekonomi. Sehingga kemudian AS mulai menunjukan
dukungannya terhadap oposisi berupa mempelopori pengembangan kebijakan
internasional untuk mengkordinasikan dan mendukung rakyat Suriah, seperti
membentuk forum “Friends of Syria”, pemberiaan bantuan non-senjata bernilai
juataan dolar AS. Selain itu, bantuan senjata dan amunisi juga disalurkan untuk
FSA oleh AS dan sekutu Arab, serta anggota-anggota FSA juga mendapat
pelatihan khusus di Yordania dari intelijen Israel dan AS. Tanggapan
internasional yang terbagi antara dukungan dan penolakan terhadap sikap AS,
sehingga sampai saat ini AS belum bisa mengukuhkan pengaruh secara penuh
terhadap Suriah untuk mencapai segala kepentingan nasional yang diperjuangkan
AS di Suriah, serta menjadi tolok ukur bahwa berbagai bantuan yang telah
disalurkan AS ke Suriah guna memback-up oposisi ternyata belum cukup efektif
untuk mengganti rezim berkuasa sesuai keinginan Amerika Serikat.
147
146Ibid,. 147Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
3.4.1 Kepentingan Politik
Kepentingan utama yang ingin dicapai oleh AS dengan mendukung FSA
dan SNC adalah untuk dapat menggulingkan rezim Assad, dimana hal ini
merupakan langkah atau seperangkat tindakan yang dilakukan AS untuk
memperoleh pengaruh di Suriah. Mengapa kemudian yang didukung oleh AS
adalah SNC dan FSA, hal ini cukup beralasan karena dari pandangan AS bahwa
keduanya dianggap sebagai kelompok yang berpotensi besar untuk mempengaruhi
kondisi perpolitikan Suriah dikarenakan mereka merupakan bagian internal dari
negara Suriah yang telah memiliki kelembagaan yang lebih terorganisir jika
dibandingkan dengan kelompok kelompok lain yang ada, serta dua kelompok
inipun membuka peluang untuk keterlibatan asing di Suriah karena sebagian besar
anggota SNC pun berdomisili di luar Suriah, sehingga dilihat dari sudut pandang
internasional keduanya tidak dapat dinilai sebagai kelompok ekstrimis ataupun
digolongkan sebagai teroris yang nantinya malah dapat membahayakan
kepentingan dan agenda AS dan Eropa di Suriah, sehingga kemungkinan peluang
untuk mendapat dukungan dari berbagai negara Eropa akan terbuka luas bagi AS,
untuk mensponsori setiap kegiatan kedua organisasi tersebut (FSA dan SNC) serta
dukungan terhadap kebijakan AS atas konflik di Suriah.148
Langkah ini diambil AS tentu dengan pemikiran bahwa unsur yang paling
dapat mempengaruhi kondisi suatu negara adalah warga negara itu sendiri.
Dimana warga negara dapat mempengaruhi arah kebijakan atau keberlangsungan
148Zulman Bahar, Dukungan Amerika Serikat Terhadap Kelompok Oposisi Suriah ( The United States Endorsment to Syirian Opposition Groups). Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa Universitas Jember
Universitas Sumatera Utara
rezim yang ada di negaranya, dan pengaruh bisa lebih kuat jika setiap kelompok
bersatu dalam kekuatan kolektif, maka dari itu kemudian SNC dan FSA beraliansi
sesuai dorongan AS, Prancis, negara- negara Arab, dan negara Eropa lainnya.149
FSA dan SNC dipandang sebagai kelompok yang potensial bagi AS
sebagai alat untuk menanamkan pengaruhnya di Suriah, sehingga nantinya AS
akan mudah untuk mecapai kepentingan lainnya di Suriah yaitu ekonomi dan
keamanan sejalan dengan yang dinyatakan Holsti bahwa pengaruh merupakan
sesuatu yang instrumental untuk mempertahankan atau menjangkau kepentingan
atau tujuan tertentu yang relatif tetap ( Holsti, 1983). Pendek kata dukungan
terhadap kelompok oposisi (FSA dan SNC) merupakan suatu instrument atau alat
untuk mencapai kepentingan politik yang ingin dicapai AS, sehingga bisa menjadi
gerbang untuk tujuan-tujuan dan Agenda AS berikutnya di Timur Tengah
Dalam konteks dukungan AS terhadap kelompok oposisi Suriah AS
melihat bahwa adanya kebutuhan dari internal Suriah yaitu kelompok oposisi
(FSA dan SNC) untuk mendapatkan negara sponsor untuk mendukung, mendanai
kegiatan mereka dan tentunya melaksanakan intervensi langsung ke Suriah agar
perlawan terhadap rezim Assad akan lebih memperlihatkan capaian yang
signifikan, disamping itu kesadaran AS akan pentingnya Suriah untuk setiap
kebijakan AS yang sedang dan akan di terapkan di Timur Tengah yang kemudian
berkorelasi dengan kapabilitas AS untuk memobilisasi kekuatan dan sumber daya
yang mereka miliki untuk di salurkan ke medan pertempuran di Suriah.
149Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
khususnya Suriah. Dimana tujuan yang relatif tetap dari setiap kebijakan yang
diambil AS terkait Timur Tengah adalah ekonomi yang berkaitan dengan sumber
daya bahan mentah, dan dari segi keamanan adalah pembendungan pengaruh Iran
serta mengantisipasi kekuatan-kekuatan yang dapat membahayakan
keberlangsungan negara Israel.150
Pilihan AS untuk mendukung FSA dan SNC (sekarang SNCORF)
merupakan perwujudan politik luar negeri AS yang dapat dikatakan sebagai suatu
tindakan untuk menanamkan pengaruh di Suriah, dimana untuk mendukung
tindakan tersebut diperlukan kemampuan untuk menyediakan sumberdaya yang di
perlukan, dan dalam hal ini AS memiliki kemampuan untuk memomilisasi semua
sumber daya yang ada. AS secara internasional merupakan kekuatan besar
memiliki kemampuan militer yang mumpuni untuk mendukung oposisi (FSA)
baik berupa senjata, amunisi, kendaraan tempur, serta segala kelengkapan perang
yang canggih yang dapat di salurkan ke FSA untuk mengimbangi kemajuan
persenjataan yang di miliki militer Assad yang di pasok Iran dan Rusia. Selain itu
dalam hal diplomasi AS juga mampu mengerahkan sumber daya untuk
mempengaruhi negara lain dengan pembentukan opini publik sehingga mampu
mendorong terbentuknya “ Friend of Syria” yang merupakan kumpulan negara-
negara yang memiliki kemampuan untuk mendukung kegiatan oposisi serta dapat
menarik oposisi yang AS inginkan untuk terlibat dalam perundingan internasional
150Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
dalam mencapai transisi politik menentukan masa depan Suriah sesuai keinginan
AS.151
151Ibid,.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
KESIMPULAN
Suriah menjadi medan pertempuran antara pihak pro Pemerintahan yang
didukung oleh Rusia, Iran dan China sedangkan oposisi didukung oleh Amerika
Serikat, Arab Saudi, dan negara Eropa lainnya. Negara-negara tersebut aktif
memberikan bantuan berupa uang, persenjataan, maupun tentaranya guna
mengalahkan satu sama lain. keterlibatan negara lain dalam konflik Suriah bukan
tanpa alasan, mereka berpartisipasi karena ada berbagai kepentingan di
dalamnya.Begitu juga dengan Amerika Serikat yang mendukung pihak oposisi
Suriah.
Dalam Politik Luar Negerinya ada kepentingan-kepentingan Amerika
Serikat di Suriah yaitu penyebaran ideologi, ekonomi, dan politik. Penyebaran
Ideologi merupakan kepentingan dari Amerika Serikat, karena Amerika Serikat
menganggap bahwa sistem demokrasi adalah sistem terbaik. Menurut AS sistem
ini sangat menjunjung tinggi HAM dan sistem demokrasi merupakan sistem
pemerintah yang sesuai karena dari rakyat untuk rakyat. Maka dari itulah Amerika
Serikat mendukung pihak oposisi Suriah, karena Amerika Serikat ingin
menjatuhkan Rezim Bashar Al Assad. Dan Obama sebagai Presiden Amerika
Serikat mengatakan sudah saatnya Bashar Al Assad turun dari
kepemimpinannya.Karena rezim Bashar yang otoriter dan telah melanggar HAM
dengan serangan senjata kimia itu telah menyebabkan banyaknya korban jiwa.
Amerika Serikat juga menjaga keamanan Israel dari ancaman terorisme. Selain itu
Universitas Sumatera Utara
juga kepentingan Amerika Serikat terhadap Suriah yaitu kepentingan untuk
mengelola dan mendominasi sumber daya alam Suriah.
SARAN
Semua negara di dunia, termasuk Indonesia, harus berhati-hati dalam
mengelola setiap konflik politik yang terjadi di dalam negeri. Keterlibatan pihak
asing dalam konflik tersebut seringkali hanya akan memperkeruh suasana, sebab
dukungan yang diberikan kepada pihak-pihak yang bertikai lebih didasarkan pada
kepentingannya. Sebaliknya, pemerintah yang otoriter juga harus menyadari
bahwa isu demokratisasi dan pluralisme telah menjadi icon perjuangan rakyat
untuk memperoleh kembali hak-haknya.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Sulaeman,Dina, 2013 Prahara Suriah: Membongkar Persekongkolan
Multinasional, Depok, Pustaka IIMaN
A.P. Dobson & S. Marsh,2006. US Foreign Policy Since 1945, 2nd edn,
Routledge, New York
Holsti,KJ,1987.Politik Internasional,Bandung : Pedoman Ilmu Jaya Cetakan
Pertama
Mas’oed,Moechtar, 1984.Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin Ilmu dan
Metodologi ,Jakarta : LP3ES
Agung Anak dan Yanyan Mochammad Yani,2005. Pengantar Hubungan
Internasional. Jakarta
Hadi Abdul Aziz Kammis.,2011.HubunganInternasional Dan
OrganisasiInternasional. . Jakarta
Sufri Yusuf, 1989.HubunganInternasionaldanPolitikLuarnegeri,
Jack C. Plano dan Roy Olton, 1999, KamusHubunganInternasional, Bandung:
Abardin, .dikutipolehAmdyaMashfufahHisyam,
AnalisisKebijakanLuarNegeriRusiaTerhadapSuriah‖, skripsi,
UniversitasHasanuddin, Makassar 2013
Aleksius Jemadu,2008.Politik Global dalam Teori dan Praktik,Bandung : Graha
Ilmu
Universitas Sumatera Utara
Mardalis,1995. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal,Jakarta
Sudarwan Danin,2002. Menjadi Peneliti Kualitatif : Ancangan Metodologi
Presentasi dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Bidang
Ilmu-ilmu Sosial,Pendidikan,dan humaniora.Bandung
Jurnal dan Kutipan Lainnya
Humphrey Wangke,2012. Krisis Politik dan Konflik Kepentingan
Suriah,hlm.7.Info Singkatan Hubungan
Internasional.Vol.IV,No.03/I/P3DI/Februari/2012
Adirini Pujayanti,2012. Kebijakan luar negeri Indonesia,hlm.6.info singkat
hubungan internasional.Vol.IV,No.11/I/P3DI/Juni?2012
Ceramah Sistem Politik Luar Negeri bagi Perwira Siswa Sekolah Sekolah Staf
dan Komando Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (Sesko TNI AU)
Angkatan ke-44 TP 2007, Bandung, 16 Mei 2007, dalam tulisan Yanyan
Mochammad Yani (Politik Luar Negeri).
Kutipan Michael C. Hudson dari A World of Nations: Problems of Political
Modernization Dankwart A. Rustow, persoalan legitimasi di Timur Tengah
merupakan hasil dari kurangnya otoritas (authority), identitas (identity), dan
persamaan (equality). Lihat M.C. Hudson, Arab Politics the search for legitimacy,
Yale University Press, New Haven and London, 1977
Huffingtonpost, Pollster Update: Polls show opposition to US military
involvement in Syria (online), 14 June 2013,
Universitas Sumatera Utara
<http://www.huffingtonpost.com/2013/06/14/syria-polls_n_3443741.html>,
diakses pada 4 Desember 2017 pukul 11.01
U.S. Department of State, US Relations with Syria (online), March 20, 2014,
http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/3580.htm, diaksespada4 Desember 2017 pukul
13.20
https://annisamardiana.wordpress.com/2012/11/10/pergeseran-arah-kebijakan-
luar-negeri-amerika-serikat-kepemimpinan-george-w-bush-vs-kepemimpinan-
barack-obama/ diakses 26 November 2017 pukul 20.20
Roby Rakhmadi, KepentinganAmerikaSerikatDalamIntervensiMiliter NATO ke
Libya 2011 (19 Maret-31 Oktober), skripsi, Depok, Universitas Indonesia, 2012,
hlm. 1.
Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Program Pengembangan Nuklir
Korea Utara Pada Masa Pemerintahan Barack Obama dalam skripsi Krisandhy
Ertanto Rantung,Bandung
Wadjdi, Farid, “PolitikLuarNegeriAmerikaPasca ‘Tragedi WTC’, posted on April,
15, 2008, http://farid1924.wordpress.com/2008/04/15/politik-luarnegeri-amerika-
pasca-%E2%80%98tragedi-wtc%E2%80%99/
Ardiansyah,Muhammad,2014. Barack Obama dalam Politik Luar Negeri AS pada
Abad XXI.Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
http://www.voa-islam.com/read/world-analysis/2014/07/05/31401/syamina-adu-
strategi-alqaidah-amerika-serikat-di-suriah/#sthash.vOPPsWKGx.dpbs
Universitas Sumatera Utara