skripsi pemberian massage friction dan · pdf file2.4 patofisiologi tension ... gangguan...

104
i SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN ISCHEMIC COMPRESSION TECHNIQUE LEBIH EFEKTIF DIBANDINGKAN PEMBERIAN MYOFASIAL RELEASE TECHNIQUE UNTUK MENURUNKAN NYERI TENSION HEADACHE PADA STAF PENGAJAR DI SMKN 5 DENPASAR I GEDE WISNU PRAMADITA 1202305044 KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017

Upload: duongtram

Post on 05-Feb-2018

258 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

i

SKRIPSI

PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN ISCHEMIC

COMPRESSION TECHNIQUE LEBIH EFEKTIF

DIBANDINGKAN PEMBERIAN MYOFASIAL RELEASE

TECHNIQUE UNTUK MENURUNKAN NYERI TENSION

HEADACHE PADA STAF PENGAJAR DI

SMKN 5 DENPASAR

I GEDE WISNU PRAMADITA

1202305044

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2017

Page 2: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

1

Page 3: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

2

2

Page 4: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

3

3

Page 5: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

4

4

Pemberian Massage Friction dan Ischemic Compression Technique

Lebih Efektif Dibandingkan Pemberian Myofascial Release Technique

untuk Menurunkan Nyeri Tension Headache pada Staff Pengajar di

SMKN 5 Denpasar

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah massage therapy friction dan

ICT (Ischemic Compression Technique) lebih efektif daripada myofascial release

Therapy. Dalam mengurangi nyeri kepala Tension Headache pada Staff Pengajar

di SMK Negeri 5 Denpasar. Rancangan randomized pre test and post test group

design. Kelompok pertama diberikanMassage Therapy, kelompok kedua

diberikanMyofacial Release Therapy. Teknik sampel yang digunakan adalah

purposive sampling dan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 18 orang

masing-masing kelompok berjumlah 9 orang. Skor nyeri diukur menggunakan

skala VAS. Teknik analisa data untuk membedakan skor nyeri sebelum dan

sesudah intervensi pada masing-masing kelompok dan antar kelompok dan antar

kelompok masing-masing menggunakan uji t – berpasangan dan uji t indpendent.

Hasil penelitian menunjukkan pemberian Massage Therapy Friction dan ICT

(Ischemic Compression Technique) dapat menurunkan nyeri kepala Tension

Headache pada Staff Pengajar di SMK Negeri 5 Denpasar dari rerata 4,4 menjadi

4,0 dengan nilai p=0,849. Pemberian Myofascial Release Therapy dapat

menurunkan nyeri kepala Tension Headache di SMK Negeri 5 Denpasar dari

rerata 4,3 menjadi 3,3. Massage Therapy Friction dan ICT (Ischemic

Compression Technique) lebih efektif daripada Myofascial Release Therapy

menurunkan nyeri kepala tension Headache pada Staff Pengajar di SMK Negeri 5

Denpasar.

Kata kunci: Massage Therapy Friction, ICT (Ischemic Compression

Technique), Myofascial Release Therapy, nyeri kepala Tension

Headache

Page 6: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

5

5

Giving of Massage Friction and Ischemic Compression Technique are

more Effective Than Myofascial Release Technique for Reduce

Tension Headache Pain of Teacher Staff in SMK Negeri 5 Denpasar

Abstract

This research has purpose to find out whether the massage therapy friction and

ICT (Ischemic Compression Technique) is more effective than the myofascial

release Therapy in reducing the headache of Tension Headache of Teaching

Staffs at SMK Negeri 5 Denpasar. The design is the randomized pre test and post

test group design. The first group was given the Massage Therapy and the second

group was given the Myofacial Release Therapy. Sampling technique to be used

is the purposive sampling and amount of sample used is 18 people where each of

group consists of 9 people. Pain score is measured by using the VAS scale. Data

analysis technique to differ pain score before and after the intervention on each

group and between groups and between each group is using the t-paired test and

the t-independent test. Research result shows that applying the Massage Therapy

Friction and ICT (Ischemic Compression Technique) can reduce headache of

Tension Headache to Teaching Staffs at SMK Negeri 5 Denpasar from average of

4.4 to be 4.0 with p value = 0.849. The applying of Myofascial Release Therapy

can reduce headache of Tension Headache at SMK Negeri 5 Denpasar from the

average of 4.3 to be 3.3 with p = 0.00. The Massage Therapy Friction and ICT

(Ischemic Compression Technique) is more effective than the Myofascial Release

Therapy to reduce headache of Tension Headache to Teaching Staffs of SMK

Negeri 5 Denpasar.

Keywords : Massage Therapy Friction, ICT (Ischemic Compression Technique),

Myofascial Release Therapy, headache of Tension Headache

Page 7: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

6

6

KATAPENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

atas karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal tepat waktu yang

berjudul “Pemberian Massage Friction dan Ischemic Compression Technique

Lebih Efektif Dibandingkan Pemberian Myofasial Release Technique untuk

menurunkan Nyeri Tension Headache pada Staff Pengajar di SMKN 5 Denpasar”

Proposal penelitian ini merupakan salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar sarjana Fisioterapi. Penulis menyadari bahwa keberhasilan

dalam penyusunan proposal ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang terkait dalam penulisan proposal ini, yaitu kepada:

1. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, SP.OT(K), M.Kes selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana

2. Prof. Dr.dr. I Nyoman Adiputra, PFK, M.OH selaku Ketua Program studi

Fisioterapi UniversitasUdayana

3. Ari Wibawa, Sst.Ft, M.Fis selaku pembimbing sekaligus pengajar yang

telah banyak memberikan petunjuk dan bimbingan dalam penyusunan

skripsi ini.

4. dr. I Dewa Ayu Inten Dwi Pramayanti, S.Ked, M.Biomed selaku

pembimbing sekalgus pengajar yang telah banyak memberikan petunjuk

dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

Page 8: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

7

7

5. Dr. dr. Susy Purnamawati, M.K.K.AIFO selaku penguji skripsi yang telah

memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Dosen – dosen pengajar dan staf Program Studi Fisioterapi yang telah

banyak membantu dalam penyelesaian proposal ini.

7. Orang Tua yang selalu memberikan doa dan dukungan baik dalam bentuk

materi maupun moral selama penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh teman – teman Axoplasmic yang selalu membantu dan

memberikan semangat.

9. Seluruh kerabat dan sejawat yang tidak mungkin penulis sebutkan satu

persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak

penulis sangat diharapkan..

Denpasar, 15 Mei 2017

Penulis

Page 9: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

8

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

ABSTRAK .................................................................................................... v

ABSTRACT ............................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 8

2.1 Tension Headache .................................................................... 8

2.2 Anatomi Otot Rangka dan Myofascial ..................................... 9

2.3 Teori Nyeri ............................................................................... 17

2.4 Patofisiologi Tension Headache ............................................... 33

2.5 Sikap Kerja yang Kurang Ergonomis-

Sebagai Penyebab Tension Headache ...................................... 35

Page 10: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

9

9

2.6 Trigger Point ............................................................................ 36

2.7 Massage .................................................................................... 40

2.8 Ischemic Compression Technique ........................................... 42

2.9 Myofascial Release Technique ................................................ 44

2.10 Pengukuran Nyeri dengan Skala VAS ..................................... 45

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS ............... 48

3.1 Kerangka Berpikir ....................................................................... 48

3.2 Kerangka Konsep ........................................................................ 50

3.3 Hipotesis ...................................................................................... 52

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 53

4.1 Desain Penelitian ......................................................................... 53

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 54

4.3 Populasi dan Sampel ................................................................... 54

4.3.1 Populasi ........................................................................... 52

4.3.2 Sampel ............................................................................. 53

4.3.3 Besar Sampel ................................................................... 53

4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel........................................... 54

4.4 Variabel Penelitian ...................................................................... 58

4.5 Definisi Operasional Variabel ..................................................... 58

4.6 Instrumen Penelitian.................................................................... 59

4.7 Prosedur Penelitian...................................................................... 59

4.7.1 Prosedur Pendahuluan ..................................................... 59

4.7.2 Prosedur Pelaksanaan ...................................................... 59

Page 11: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

10

10

4.8 Alur Penelitian ............................................................................ 60

4.9 Teknik Analisis Data ................................................................... 65

BAB V HASIL PENELITIAN ..................................................................... 66

5.1 Deskripsi Karakteristik Subjek ................................................ 66

5.2 Deskripsi Uji Normalitas dan Homogenitas ............................ 67

5.3 Deskripsi Uji Paired Sampel t-Test .......................................... 67

5.4 Deskripsi Uji Beda Terapi Kedua Kelompok Sesudah

Perlakuan .................................................................................. 69

BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................ 71

6.1 Kondisi Subjek ......................................................................... 71

6.2 Efek Intervensi Massage Friction dan Ischemic Compresion

Technique ................................................................................ 71

6.3 Efek Intervensi Myofacial Release Technique ....................... 73

6.4 Kelemahan Penelitian............................................................... 74

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 75

7.1 Kesimpulan .............................................................................. 75

7.2 Saran ......................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 84

LAMPIRAN……………………. ................................................................. 86

Page 12: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

11

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Organisasi Otot Rangka ............................................................ 11

Gambar 2.2 Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi Otot ................................ 13

Gambar 2.3 Otot Kepala dan Leher (Posisi Lateral) ..................................... 14

Gambar 2.4 Deep Muscles – Neck and Upper Back ..................................... 15

Gambar 2.5 Fisiologi Persepsi Nyeri ............................................................ 22

Gambar 2.6 Inhibitory Descending Pathways .............................................. 24

Gambar 2.7 Posisi duduk terlalu lama terutama dalam posisi membungkuk-

Dapat memicu ketegangan otot kepala, leher dan bahu ............ 36

Gambar 2.8 Trigger Point pada Otot Trapezius ........................................... 37

Gambar 2.9 Trigger Point pada Otot Levator Skapula ................................. 38

Gambar 2.10 Trigger Point pada Otot-otot leher bagian belakang ............... 38

Gambar 2.11 Trigger Point pada Otot Scalene ............................................. 39

Gambar 2.12 Trigger Point pada Otot Trapezius ......................................... 39

Gambar 2.13 VAS (Visual Analog Scale) ..................................................... 46

Gambar 3.1 Bagan Penelitian ........................................................................ 50

Gambar 4.1 Desain Penelitian ....................................................................... 52

Gambar 4.2 Massage friction pada Tension Headache ................................ 60

Gambar 4.3 Ischemic Compression Technique padaTension Headache ...... 61

Gambar 4.4 Myofascial Release Technique padaTension Headache............ 62

Gambar 4.5 Skema Alur Penelitian ............................................................... 63

Page 13: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

12

12

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Karakteristik Subjek Berdasarkan Umur ...................................... 74

Tabel 5.2 Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 75

Tabel 5.3 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ........................................ 75

Tabel 5.4 Hasil Uji Paired Sample T-test...................................................... 76

Tabel 5.5 Hasil Uji Independent Sample T-test ............................................ 77

Page 14: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

13

13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan zaman menyebabkan kebutuhan hidup semakin meningkat,

tuntutan pekerjaan serta beban kerja pun meningkat, sehingga dapat

menyebabkan gangguan kesehatan salah satunya adalah nyeri kepala.Tentu

nyeri kepala yang dialami jika tidak segera ditangani maka hal ini dapat

mengganggu aktivitas sehari-hari.serta dalam melakukan tugas pekerjaan.

Ada beberapa jenis nyeri kepala, migraine, nyeri kepala klaster, nyeri

kepala karena adanya gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri

kepala karena ketegangan/Tension Headache (Waldie, 2015), Tension

Headache merupakan nyeri kepala yang umum dirasakan. Tension Headache

adalah nyari kepala yang dirasakan pada kedua sisi terasa menekan serta

biasanya disebabkan karena adanya otot-otot sekitar kepala yang menegang.

Otot region kepala, leher dan bahu yang berkontraksi terus menerus saat

posisi kepala condong ke depan terutama saat duduk lama saat membaca

maupun di depan komputer dalam waktu yang lama dan berulang, sehingga

dapat menyebabkan keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan pada daerah

kepala, leher dan bahu (Gopal, 2016).

Berdasarkan Epidemiologi, di Amerika serikat sekitar 1-4% pasien

dengan keluhan nyeri kepala yang masuk ke Instalasi Rawat Darurat,namun

90% dari Nyeri Kepala tersebut merupakan Tension Headache. Kemudian

Page 15: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

14

14

Prevalensi Tension Headache di beberapa negara, dimana Prevalensi Tension

Headache di Korea sebesar 16,2% - 30,8%, di Kanada sekitar 36%, di Jerman

sebanyak 38,3%, di Brazil hanya 13%. Tension Headache dapat menyerang

segala usia, usia terbanyak adalah 25-30 tahun,namun puncak prevalensi

meningkat di usia 30-39 tahun (Priodadi, 2012). Berdasarkan Jenis Kelamin,

Tension Headache lebih banyak perempuan mengalami Tension headache

(Pragewi, 2011).dimana sekitar 93% laki-laki dan 99% perempuan (Anurogo,

2014).

Penanganan Tension Headache memang perlu perhatian khusus.

Hampir sebagian besar pegawai kantor duduk lama di depan komputer, duduk

lama sambil membaca atau mengerjakan sesuatu, namun dengan posisi yang

kurang baik (merunduk) dalam waktu yang lama, sehingga hal tersebut

menimbulkan nyeri dan ketegangan pada otot-otot kepala, leher dan bahu

sehingga salah satu akibatnya adalah mengalami Tension Headache (Maruli,

2013).

Insiden Tension Headache pada Guru-Guru di SMKN 5 Denpasar ada

18 kasus. Kemudian untuk meminimalisir Tension Headachenya, biasanya

dengan minum obat-obatan untuk meredakan Tension Headachenya, namun

tidak dapat menghilangkan secara total Tension Headachenya. Oleh karena itu,

yang semestinya mereka lakukan adalah Peregangan dan memperbaiki

ergonomisnya.

Tension Headache merupakan suatu kondisi kronis yang muncul akibat

teraktivasinya trigger point dalam serabut otot. Pada serabut otot tersebut

Page 16: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

15

15

ditemukan adanya spasme otot, tenderness yang dapat menimbulkan

ketegangan dan kelelahan otot (Pragewi, 2011). Selain itu, ada beberapa faktor

yang memicu nyeri kepala Tension Headache, seperti ketergantungan minum

kopi, cokelat, keju, dan penyedap rasa (MSG). (Akbar 2010). Kondisi ini jika

tidak segera ditangani maka akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Beberapa intervensi untuk mengurangi nyeri kepala tension headache

meliputi intervensi farmakologis dan intervensi non-farmakologis.Intervensi

Farmakologi adalah dengan obat-obatan, seperti ibuprofen, parasetamol,

ketoprofen,analgesik, NSAIDs dan Botolinum Toxin.Intervensi non-

farmakologi adalah tanpa obat-obatan seperti, latihan relaksasi, terapi relaksasi

progresif, terapi kognitif, biofeedback training, cognitive behavioral therapy,

massage friction dan myofacial release therapy (Anurogo, 2014). Dalam kasus

ini akan dibahas mengenai penangangan Tension Headache dengan massage

friction dan ICT(Ischemic Compression Technique) dan myofascial release

therapy.

Massage merupakan terapi sentuh tertua di dunia yang diakui dapat

menimbulkan rasa nyaman dan mengurangi nyeri (Graha dan Priyonoadi,

2012). Massage merupakan modalitas non-elektrik yang ketersediannya lebih

mudah dibanding dengan modalitas yang memerlukan listrik. Massage

merupakan serangkaian gerakan yang diulang-ulang, terkontrol yang

menimbulan efek relaksasi dan penguluran ringan pada otot serta pengurangan

nyeri (Graha dan Priyonoadi 2012). Massage direkomendasikan juga dalam

menurunkan nyeri myofascial, merupakan mekanisme yang melibatkan

Page 17: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

16

16

gerakan yang langsung pada otot yang bersangkutan. Massage juga

direkomendasikan utnuk meningkatkan pergerakan dan menurunkan nyeri pada

Tension Headache (Graha dan Priyonoadi, 2012).

Massage akan menurunkan produk kimia akibat nyeri, meregangkan

otot sehingga didapat efek relaksasi dan penurunan nyeri. Massage dengan

teknik penekanan dan pengurutan memanjang pada otot, akan didapat efek

peregangan sarkomer sehingga mencukupi untuk memisahkan kepala myosin

dari bagian reaktin filamen aktin, yang merupakan sumber ketegangan,

sehingga didapat efek relaksasi pada otot yang dituju dan perbaikan sirkulasi

lokal (Lemburg, 2010). Teknik ini juga sangat berguna untuk mendorong sisa

metabolisme dan cairan dalam jaringan akibat inflamasi, dan melepaskan

adhesion. Mekanisme massage akan merangsang serabut saraf diameter besar

yang akan menginhibisi serabut saraf diameter kecil penghantar nyeri, yang

akan membuat tertutupnya “gate control” hingga rangsang sakit tidak dapat

diteruskan ke kortek serebral, sehingga nyeri berkurang (Sarifin, 2010).

Pada penelitian ini dipilih teknik massage berupa teknik Ischemic

Compression Technique dan friction. Ischemic Compression Technique adalah

suatu teknik terapi manual massage yang dilakukan pada daerah trigger point

untuk memulihkan spasme otot. Pada area trigger point akan dilakukan

penekanan, diharapkan agar zat-zat sisa iritan dapat keluar dan adanya

limpahan aliran darah pada adhesion yaitu sisa metabolism yang menumpuk

pada jaringan myofascial, sehingga terjadi penyerapan zat-zat iritan penyebab

nyeri yang akan menurunkan allodynia dan hiperalgesia pada sistem saraf

Page 18: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

17

17

(Anggraeni, 2013). Gejala sisa setelah pemberian kompresi yaitu adanya

peradangan baru dan sebaiknya diberikan terapi dingin untuk mencegah

inflamasi dari penekanan sebelumnya. Kemudian friction adalah satu teknik

manual terapi massage dengan sentuhan berupa gerusan pada area trigger point

pada otot, sehingga dapat menghancurkan myoglosis, yaitu timbunan dari sisa-

sisa pembakaran yang terdapat pada otot dan menyebabkan pengerasan serabut

otot dan teknik ini juga dapat membantu memisahkan perlengketan jaringan

pada otot, tendon, dan ligament yang disebabkan oleh peradangan, seperti

tendonitis (Graha dan Priyonoadi, 2012).

Metode lain yang dapat digunakan untuk menurunkan nyeri kepala

Tension Headache adalah myofascial release technique. Myofascial release

technique adalah teknik terapi yang efektif untuk mengobati nyeri kepala

Tension Headache dikarenakan menggunakan teknik sentuhan yang lembut

serta penekanan yang dalam tapi tidak melebihi toleransi pasien dan

dikombinasikan dengan penggunaan stretching untuk meningkatkan

fleksibilitas jaringan serta mengurangi nyeri (Maruli, 2013).

Pada pekerja kantoran memang memiliki kecenderungan untuk

mengalami Tension Headache, oleh karena adanya ketegangan otot setelah

mengerjakan pekerjaan. Oleh karena masih kurangnya data penelitian

mengenai massage therapy dalam upaya mengurangi nyeri pada penderita

Tension Headache, maka dilakukan penelitian berupa, “Perbedaan massage

friction dan ICT(Ischemic Compression Technique), dengan myofasial release

Page 19: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

18

18

therapy untuk menurunkan nyeri Tension Headache pada staff pengajar di

SMKN 5 Denpasar”

1.2 Rumusan masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut diatas dapat dibuat

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Pemberian massage friction dan Ischemic Compression Technique

dapat mengurangi nyeri pada Tension Headache pada staf pengajar di

SMKN 5 Denpasar?

2. Apakah Pemberianmyofascial release therapy dapat mengurangi nyeri

pada Tension Headache pada staf pengajar di SMKN 5 Denpasar?

3. Apakah ada perbedaan pemberian massage friction dan Ischemic

Compression Technique dengan pemberian myofascial release therapy

dalam mengurangi nyeri padaTension Headache pada staf pengajar di

SMKN 5 Denpasar?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh pemberian massage therapy friction dan

ICT(Ischemic Compression Technique) dan myofascial release therapy

dalam mengurangi Tension Type Headache pada Staff Pengajar di SMK

Negeri 5 Denpasar.

Page 20: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

19

19

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian massage therapy friction dan

ICT(Ischemic Compression Technique) dapat mengurangi nyeri kepala

Tension Headache pada Staff Pengajar di SMK Negeri 5 Denpasar.

2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian myofascial release therapy dapat

menurunkan nyeri kepala Tension Headache pada Staff Pengajar di SMK

Negeri 5 Denpasar.

3. Untuk mengetahui apakah massage therapy friction dan ICT(Ischemic

Compression Technique) lebih efektif daripada myofascial release

Therapy. Dalam mengurangi nyeri kepala Tension Headache pada Staff

Pengajar di SMK Negeri 5 Denpasar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Menjadi dasar penelitian dan pengembangan ilmu fisioterapi

dimasa yang akan datang mengenai massage therapy friction dan

ICT(Ischemic Compression Technique) serta myofascial release therapy

pada tension headache.

1.4.2 Manfaat Klinis

Sebagai bahan masukan kepada pembaca,masyarakat maupun

praktisi mengenai pemberian massage therapy friction dan ICT(Ischemic

Compression Technique) serta myofascial release therapy dalam

mengurangi nyeri pada tension headache.

Page 21: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

20

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tension Headache

Tension Headache merupakan nyeri kepala primer yang disebabkan

oleh gangguan atau kelainan pada unsur musculoskeletal akibat ketegangan

dan kelelahan otot di leher, bahu dan kepala (Akbar, 2010).Pada Tension

headache penyebab utamanya adalah pemakaian yang berlebihan maupun

postur yang salah sehingga mengakibatkan ketegangan dan kelelahan pada

otot kepala, leher dan bahu (Shengyuan dan Han, 2014).

Berdasarkan lama berlangsungnya, tension headache ini

diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Infrequent episodic tension type headache

Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam <1hari/bulan(atau

<12hari/tahun),nyeri kepala berakhir dalam 30menit – 7 hari

bilateral,menekan mengikat,tidak berdenyut,mild atau moderate,tidak ada

mual/muntah,mungkin ada fonofobia / fotofobia, sama sekali tidak ada

hubungannya dengan penyakit nyeri kepala yang lain.

b. Frequent episodic tension type headache

Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam 1-15 hari/bulan dalam

waktu paling tidak selama 3 bulan (atau 12 – 180 hari pertahunnya),nyeri

kepala berakhir dalam 30 menit – 7 hari, bilateral, menekan, mengikat,

tidak berdenyut, mild or moderate, tidak ada mual / muntah, mungkin ada

8

Page 22: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

21

21

fonopobia / fotopobia, sama sekali tidak ada hubungannya dengan

penyakit nyeri kepala lain.

c. Chronic Tension Type Headache

Nyeri kepala yang berasal dari ETTH yang timbul >15hari/bulannya dalam

waktu >3 bulan (atau >180 hari/tahun).(Anurogo, 2014).

Berdasarkan Epidemiologi Tension Headache di seluruh dunia, dimana

di Amerika sekitar 1-4% pasien dengan keluhan nyeri kepala yang masuk

dalam Instalasi Rawat Darurat, namun 90% dari Nyeri Kepala tersebut

merupakan Nyeri Kepala Tension Headache. Kemudian Prevalensi Tension

Headache di beberapa negara, dimana Prevalensi TensionHeadache di Korea

sebesar 16,2 % - 30,8 %, di Kanada sekitar 36 %, di Jerman sebanyak 38,8 %,

di Brazil hanya 13%. Tension Headache dapat menyerang segala usia, usia

terbanyak adalah 25-30 tahun, namun puncak prevalensi meningkat di usia

30-39 tahun, Berdasarkan jenis kelamin, lebih banyak perempuan mengalami

Tension Headache, dimana sekitar 93% laki-laki dan 99% perempuan

(Anurogo, 2014).

2.2 Anatomi Otot Rangka dan Myofasial

2.2.1 Otot Rangka

Otot rangka adalah sejenis otot yang menempel pada rangka tubuh dan

digunakan untuk pergerakan.Otot rangka memiliki banyak istilah dikarenakan

banyaknya memiliki cirri khas.Otot rangka disebut otot serat lintang

dikarenakan ada protoplasma yang mempunyai garis – garis melintang

didalamnya dan mempunyai pigmen mioglobin dan mendominasi tubuh

Page 23: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

22

22

vertebrata.Otot ini disebut otot lurik, karena pada otot ini tampak daerah

gelap (myosin) dan terang (aktin) yang berselang – seling serta bergerak

sesuai dengan kemauan kita sehingga disebut otot sadar.Ciri-cirinya adalah

berbentuk silindris, memanjang dan berinti sel banyak (multinuklei).

Otot rangka tersusun oleh serat-serat yang merupakan balok penyusun

sistem otot dan sama halnya dengan neuron yang merupakan balok penyusun

sistem saraf. Hampir seluruh otot rangka berawal dan berakhir di tendo dan

serat – serat otot rangka tersusun sejajar diantara ujung-ujung tendo sehingga

timbulnya daya kontraksi setiap unit yang bertugas untuk saling

menguatkan.Setiap serat otot merupakan satu sel otot yang berinti banyak,

memanjang, silinder dan diliputi oleh membrane sel yang dinamakan

sarkomer.Sel otot tersusun banyak myofibril yang terbuat dari miofilamen,

dimana miofilamen terdiri dari thick myofilamen (myosin) dan thin

myofilamen (aktin).Ditunjukkan dengan banyaknya terbuka titik – titik kecil

dipenampang melintang.Pada membrane serat otot yang membentuk jaringan

berlubang pada tiap fibril berfungsi untuk menghantarkan potensial aksi

dengan kecepatan tinggi dari membrane sel keseluruh fibril otot. Setiap

myofibril tersusun oleh sekitar 1500 filamen myosin yang berdekatan dan

3000 filamen aktin, yang merupakan molekul protein polimer besar yang

bertanggung jawab untuk kontraksi otot sesungguhnya (Moore, 2010).

Page 24: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

23

23

Gambar 2.1 Organisasi Otot Rangka

(Sumber : Moore, 2010)

Berdasarkan mekanisme kerja otot, kontraksi otot adalah proses

terjadinya pengikatan aktin dan miosin sehingga otot memendek. Aktin

merupakan bentuk jaring otot yang berfungsi untuk membentuk permukaan

sel, pigmen penyusun otot yang berdinding tipis, protein yang merupakan

unsur kontraksi dalam otot, sedangkan miosin adalah protein dalam otot yang

mengatur kontraksi dan relaksasi filamen penyusun otot yang berdinding

tebal. Otot memiliki beberapa karakteristik yaitu:

a. Kontraktibilitas yaitu kemampuan untuk memendek

b. Ekstensibilitas yaitu kemampuan untuk memanjang

c. Elastisitas yaitu kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah

memendek atau memanjang.

Metode pergeseran filamen dijelaskan melalui mekanisme kontraksi

pencampuran aktin dan miosin membentuk kompleks akto-miosin yang

dipengaruhi oleh ATP. Miosin merupakan produk, dan proses tersebut

Page 25: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

24

24

mempunyai ikatan dengan ATP. ATP yang terikat dengan miosin terhidrolisis

membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan aktin. Tahap

selanjutnya, tahap relaksasi konformasional kompleks aktin, miosin, dan ADP-

Pi secara bertahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan

terlepasnya aktin menghasilkan gaya fektorial (Ghanbari dan Jaberi, 2012).

Mekanisme kontraksi otot, dimulai dengan pembentukan kolin menjadi

asetilkolin yang terjadi di dalam otot. Proses itu akan diikuti dengan

penggabungan antara ion kalsium, troponium, dan tropomisin. Penggabungan

ini memacu penggabungan miosin dan aktin menjadi akto-miosin.

Terbentuknya aktin-miosin menyebabkan sel otot memendek (berkontraksi)

pada plasma sel, ion kalsium akan berpisah dari troponium sehingga aktin dan

miosin juga terpisah dan otot akan kembali relaksasi. Saat kontraksi, filamen

aktin akan meluncur atau mengerut diantara miosin ke dalam zona H (Zona H

adalah bagian terang antara 2 pita), kemudian serabut otot memendek atau

yang tetap panjang adalah pita A (pita Gelap), sedangkan pita I (pita terang)

dan zona H bertambah pendek pada saat kontraksi (Sarifin, 2010).

Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisis menjadi ADP.

Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke

miosin yang berubah ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi

ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin

membentuk jembatan silang, kemudian simpanan energi miosin dilepaskan dan

ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah pada saat ini terjadi

relaksasi.

Page 26: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

25

25

Mekanisme otot ketika berelaksasi, relaksasi terjadi jika ion-ion Ca++

dipompa lagi masuk ke dalam retikulum sarkoplasma secara transport aktif

dengan bantuan ATP, sehingga binding site aktin kembali tertutupi oleh

tropomiosin, cross bridge tidak dapat terjadi dan relaksasi terjadi.

Gambar 2.2 Mekanisme Kontraksi dan relaksasi otot

(Sumber : Moore, 2010)

Saat otot berkontraksi, impuls datang melalui neuron muskular dan

diterima di tubulus. Impuls dihantarkan kemudian melewati retikulum

sarkoplasma sehingga keluarlah ion Ca2 + akan ditangkap oleh troponim C

dalam gugus aktin. Sehingga menyebabkan miosin mengikat aktin. Aktin

bergerak karena dorongan miosin menuju pita H sehingga pita I dan zona H

menghilang.Terikatnya miosin pada aktin membutuhkan ATP sebagai energi

penggerak terus buat relaksasinya dimulai ketika ion Ca2 + terlepas dari

ikatannya dengan troponim c sehingga menyebabkan terlepasnya ikatan antara

daerah aktif pada kepala miosin dengan aktin sehingga aktin akan kembali ke

posisi semula, Panjang pita I dan zona H kembali seperti semula.

Page 27: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

26

26

Namun anatomi yang akan dibahas disini kami batasi pada anatomi

terapan yang berhubungan dengan nyeri kepala Tension Headache, yang

berorientasi pada kelainan otot karena pemakaian yang berlebihan yang

meliputi m.splenius capitis, m. temporalis, m.masseter,

m.sternocleidomastoideus, m.trapezius, m.cervicalis posterior, m.levator

scapulae, m.suboccipital, m.splenius capitis, m.splenius cervicis, m.levator

scapulae, m.upper trapezius, dan m.superior obliques (Anurogo, 2014)

Gambar 2.3: Otot Kepala dan Leher (posisi lateral)

(Sumber: Warensi, 2011)

Page 28: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

27

27

Gambar 2.4: Deep Muscles – Neck and Upper Back

(Sumber: Warenski, 2011)

2.2.2 Anatomi Miofasia

Jaringan ikat adalah jaringan yang paling meresap dalam tubuh manusia,

seperti fascia yang mengelilingi dan akan melindungi semua struktur visceral

dan somatik tubuh. Selubung fascia terjalin di dalam dan sekitar otot serta

sebagian besar perpanjangan langsung dari otot setelah peregangan bahkan

terdapat di sendi.Struktur utama yang dilindungi adalah kapsul sendi dan

jaringan ikat periarticular, sehingga jaringan ini disebut jaringan ikat

lunak.Fascia merupakan jaringan ikat yang menjadi sampul atau bungkus dari

otot dan fasikula, yang terdiri dari elastin, kolagen dan substansi dasar.

Substansi dasar adalah sebuah gel yang jika dikombinasikan dengan elastin dan

kolagen akan membentuk jaringan tubular. Fascia bertugas mendukung dan

melindungi setiap sel yang ada di tubuh (Warenski, 2011).

Tiap otot dikelilingi oleh jaringan yang merupakan selaput pembungkus

disebut perimesium atau fasia.Fasia ini selain sebagai pembungkus otot juga

Page 29: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

28

28

berfungsi untuk menahan dan melindungi otot agar jtetap pada tempatnya

(Warenski, 2011). Menurut topografi, Komponen jaringan ikat perifer batang

saraf terbagi menjadi endoneurium, perineurium dan epineurium

a) Endoneurium

Endoneurium adalah jaringan ikat ntrafasikuler yang terdiri dari beberapa

serat saraf membuat sebuah jilid utama.Endoneurial adalah struktur elastic

yang terdiri dari matriks padat dan jaringan kolagen yang memiliki nutrisi

dan fungsi pelindung.

b) Perineurium

Perineurium adalah selubung jaringan ikat yang mengelilingi beberapa

fasikula primer.Bila dikelompokkan bersama-sama, kelompok primer

fasikula sekunder.Perineurium terdiri dari 7 atau 8 lapisan yang padat

dengan sel fibroblast.

Perineurium berfungsi memberikan penghalang difusi untuk menjaga dari

zat asing dan memberikan perlawanan terhadap kekuatan

eksternal.Perineurium adalah jaringan lapisan ikat trakhir untuk istirahat

ketika saraf dikenakan traksi extrim.

c) Epineurium

Epineurium adalah lapisan jaringan ikat interfasikuler.Terletak di sekitar

fasikula sekunder dan bentuk selubung melingkari semua batang saraf

perifer.Secara fungsional, epineurium memiliki peran ganda yaitu

epineurium internal yang bertugas menjaga agar fasikula terpisah dan

epineurium eksternal membentuk selubung disekitar fasikula.Epineurium

Page 30: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

29

29

merupakan kelanjutan dari durameter yang meluas ke ujung saraf

perifer.Epineurium adalah kapal pengangkut yang mengandung nervorum

vasa yang merupakan microvacularization saraf (Gerwin, 2010).

2.3. Teori Nyeri

Nyeri telah menjadi masalah umum sejak dari dulu hingga saat ini dan

ada beberapa bukti yang mendukung fakta tentang masalah ini.Nyeri

merupakan suatu masalah yang merupakan penyebab penderitaan dan

ketidakmampuan yang paling umum dan dapat memperburuk kualitas hidup

jutaan orang di seluruh dunia.Meskipun ada berbagai upaya yang bermakna

telah dilakukan untuk memahami dan memanagemen nyeri yang tepat hingga

kini tetap menjadi salah satu masalah yang paling penting di masyarakat dan

dunia kedokteran pada khususnya (Kuntono, 2011).Dengan memahami nyeri

secara benar maka didapatkan reasoning clinc yang benar dalam mencari

solusi keluhan nyeri.

2.3.1 Definisi Nyeri

Ada beberapa teori untuk mendefinisikan dan menguraikan nyeri.

Pernyataan Bonika yang dikutip oleh Kuntono (2011) mendefinisikan nyeri

sebagai ‘apapun yang dikatakan oleh yang mengalaminya, ada di tempat

manapun yang dikatakan olehnya’. Definisi ini menggaris-bawahi bahwa

nyeri adalah pengalaman subyektif dan tidak memiliki parameter obyektif

untuk pengukurannya.Definisi ini juga menekankan bahwa yang lebih

mengetahui tentang nyeri adalah pasien yang mengalaminya dan bukan

dokter.Laporan pasien itu sendiri adalah indikator yang paling dapat

Page 31: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

30

30

diandalkan sebagai suatu pengalaman sensoris dan emosional yang tidak

menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan yang benar-benar ada

atau berpotensi untuk terjadi, atau dapat didiskripsikan sebagai “kerusakan”

(Flor, 2011).Definisi ini menekankan bahwa tanpa pengalaman komplek yang

memiliki beragam dimensi.Nyeri dipengaruhi oleh beragam faktor seperti

faktor fisik.Kognitif, afeksi dan lingkungan pasien tersebut.

Model biomedis menguraikan nyeri sebagai signal peringatan terjadinya

kerusakan jaringan. Teori ini memandang lintasan spesifik sebagai sumber

tunggal nyeri sehingga jika terapi konservatif gagal, teknik bedah akan

berhasil memecahkan masalah tersebut. Saat ini, ada pergeseran paradigm

managemen nyeri dari pendekatan biomedis ke pendekatan biopsikososial,

yang menawarkan platform yang lebih luas untuk memadukan masukan-

masukan dari beragam faktor seperti yang diidentifikasikan dalam definisi

IASP (Kuntono, 2011).

2.3.2 Epidemiologi Nyeri

Nyeri adalah gejala paling umum yang paling tampak pada populasi

umum dan dunia kedokteran.Di Amerika keluhan nyeri merupakan penyebab

40% kunjungan pasien berobat jalan terkait dengan gejala setiap tahunnya.

Hasil Survey Organisasi Kesehatan Dunia (World Health

Organization/WHO) memperlihatkan bahwa 26.000 pasien rawat primer di

lima benua, 22% melaporkan adanya nyeri persisten lebih dari setahun (Flor,

2011). Nyeri persisten memang telah muncul ke permukaan sebagai suatu

masalah kesehatan utama dunia, sehingga WHO meluncurkan kampanye

Page 32: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

31

31

global melawan nyeri.Nyeri persisten dapat memicu peningkatan jumlah

pembedahan serta prosedur mahal atau invasif lainnya secara bermakna, dan

juga merupakan alasan utama bagi penggunaan obat pelengkap dan

alternatif.Nyeri juga merupakan salah satu alasan yang paling sering dijumpai

untuk ketidakmampuan kerja sementara dan atau permanen.Lebih lanjut lagi,

prevalensi nyeri meningkat lebih tinggi pada pasien dengan komorbiditas

psikiatrik.Setiap tahun, beban biaya nyeri pada keuangan AS mencapai 100

juta dolar Amerika berupa perawatan kesehatan dan hilangnya

produktivitas.Obat nyeri juga merupakan jenis obat yang paling sering

diresepkan kedua. Saar ini, telah ada pertimbangan yang kuat di dunia

kedokteran untuk menjadikan nyeri sebagai tanda vital ke lima (Kuntono,

2011)

Dari beragam jenisnya, nyeri akut adalah alasan paling utama bagi

pasien untuk mencari perawatan medis.Nyeri kronis juga merupakan masalah

epidemik bila dilihat dari penderitaan pasien dan dampak ekonomi bagi

masyarakat.Lebih dari 50% kasus nyeri kronik terkait dengan nyeri otot

rangka (Flor, 2011).Studi epidemiologi tentang nyeri terbatas karena adanya

ketidaksesuaian definisi, identifikasi dan situasi.

2.3.3 Patofisiologi Nyeri: Proses dan Lintasan

Nyeri lazimnya melibatkan empat proses: transduksi, transmisi,

persepsi dan modulasi (Kuntono, 2011)

1. Transduksi adalah proses yang melibatkan konversi energi dengan

stimulus termal, mekanik atau kimia yang berbahaya menjadi impuls saraf

Page 33: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

32

32

oleh reseptor sensorik yang disebut “nosiseptor”. Nosiseptor akan lebih

sensitif terhadap trauma jaringan atau stimulus berkepanjangan yang dapat

merusak jaringan. Reseptor ini terletak di ujung bebas dari serat saraf

aferen primer yang tersebar di daerah perifer. Impuls nyeri dari nosiseptor

ini dibawa oleh dua jenis serat. Setelah terjadi kerusakan jaringan, sel ini

akan hancur dan melepaskan beragam produk sampingan dan mediator

inflamasi seperti prostaglandin, P substance, bradikinin, histamine,

serotonin, dan sitokinin. Beberapa dari zat-zat ini menstimulasi nosiseptor

(yang menghasilkan impuls saraf), sementara sebagian besar dari mereka

mensensitisasi nosiseptor (meningkatkan sifat dapat dirangsang /

excitability dan frekuensi pembuangan). Aktivitas nosiseptor secara

konstan dapat menyebabkan nyeri nosiseptif. Juga penting untuk dicatat

bahwa tidak seluruh nyeri berasal dari perifer adalah nyeri nosiseptif.

Beberapa nyeri neuropatik disebabkan oleh kerusakan atau kelainan fungsi

sistem saraf perifer, yang disebut dengan “nyeri neuropatik perifer”.

2. Transmisi adalah tahap selanjutnya dimana impuls saraf di transmisi dari

tempat transduksi (tepi/perifer) ke saraf spinal dan otak. Ini terjadi dalam

beberapa fase. Awal mulanya, sebagian besar impuls saraf sensoris

berjalan via axon dari neuron aferen primer ke tanduk dorsal (dorsal

horn/HD) dari saraf spinal. Pada tempat ini, neuron aferen primer

memperbanyak impuls saraf ke Dorsal Horn dengan asam amino eksisatori

(excitatory amono acid/EAA) seperti glutamate dan aspartat dan

neuropeptida seperti P substance pada sinaps sel. Neuron Dorsal Horn

Page 34: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

33

33

yang telah teraktivasi akan mengirim impuls nosiseptif ke otak. Dapat

diamati bahwa seluruh kejadian di dalam Dorsal Horn tidak mendukung

nosisepsi. Asam amino inhibitory seperti ϒ-amino butirat (GABA) dan

neuropeptida dilepaskan oleh interneuron spinal. Zat-zat ini terikat pada

reseptor aferen primer dan neuron Dorsal Horn dan akan menghambat

transmisi nosiseptif oleh mekanisme pra-sinaptik dan pasca sinaptik

(Baehr et al, 2010). Transmisi nosiseptif Dorsal Horn juga dimodulasi oleh

input penghambatan yang turun (descending inhibitory input) dari otak.

Jadi lalu lintas nosiseptif di dalam Dorsal Horn tidak begitu saja dikirim ke

pusat-pusat yang lebih tinggi tetapi lebih banyak dimodulasi.

Penghambatan ini adalah bagian dari system modulasi-nosiseptif alami

yang menyeimbangkan aktivitas system sinyal nosiseptif. Inilah alasan

mengapa Dorsal Horn dinyatakan sebagai “gerbang” dimana impuls nyeri

“dogerbang” atau “dimodulasi”. Begitu impuls berjalan dari perifer ke

saraf spinal, neuron proyeksi Dorsal Horn akan mengirimkan impuls ke

otak didalam bundle yang disebut ‘jaras naik’. Neuron proyeksi dari

beberapa daerah Dorsal Horn menstransmisi sinyal nosiseptif ke thalamus

melalui jaras spinotalamik (STT). Yang lainnya menstransmisi informasi

nosiseptif ke formasi reticular, mensecefalon dan hipotalamik melalui jaras

spinoretikuler, spinomesenfalik dan spinohipotalamik.

3. Persepsi adalah proses apresiasi sinyal yang telah tiba di struktur yang

lebih tinggi sebagai nyeri, penentuan pengertian dan respon perilakunya.

Hal tersebut dicirikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan dan

Page 35: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

34

34

emosi negatif yang berbeda dan dapat diuraikan sebagai suatu

ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh. Baik struktur system

kortikal maupun system limbik ikut terlibat dalam persepsi ini. Sinyal

nosiseptif dari beberapa neuron proyeksi Dorsal Horn berjalan melalui

thalamus menuju kortek somatosensori kontra lateral (Gambar 2.4).

Gambar 2.5 : Fisiologi Persepsi Nyeri

(Kuntono, 2011)

Disana, sinyal tersebut dipetakan secara somatotropik untuk mengetahui

informasi tentang lokasi, intensitas dan kualitas nyeri.Selain itu, thalamus

mengirim masukan/input nosiseptif lainnya ke system limbic. Sinyal input ini

terhubung input dari saluran spinoretikuler dan spinomesenfalik dan

memediasi aspek afektif nyeri. Persepsi nyeri dipengaruhi oleh faktor

lingkungan dan sosial di sekitarnya.Lebih lanjut lagi, pengalaman dimasa lalu

dan budaya juga memiliki pengaruh terhadap persepsi nyeri.Dengan

demikian, penyebab nyeri standar seperti pembedahan dapat menyebabkan

variasi persepsi nyeri perorangan yang bermakna.

Page 36: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

35

35

Modulasi dan Konsep Penggerbangan adalah tahap penting dimana

masukan/input berupa inhibisi dan fasilitasi dari otak mempengaruhi,

memodulasi transmisi nosiseptif pada tingkat saraf spinal. Anggapan lama

menyatakan bahwa sistem pemrosesan nyeri dianggap sebagai lintasan nyeri

yang “terprogram”, yang akan mereproduksi sensasi nyeri sesuai dengan luas

dan beratnya stimulus nyeri. Dalam perjalanannya, konsep ini mendapat

tantangan dari beragam terori, seperti “Teori Gate Control” dimana teori ini

menggabungkan aspek-aspek neurofisiologis dan psikologi serta menyatakan

bahwa transmisi impuls nyeri pada saraf spinal dimodulasi secara terus-

menerus oleh aktivitas di dalam serat kecil (A- δ dan C) dan serat besar (A-β).

Selain itu, pesan-pesan yang turun dari kortek serebri dan batang otak juga

memainkan peran vital dalam modulasi nyeri (Gambar 2.4 dan 2.5).Meskipun

demikian, teori kendali-gerbang diktirik sebagai usaha penyederhanaan yang

berlebihan.Oleh karena itu, Kemudian dirumuskan serangkaian “gerabng”

pada tingkat-tingkat yang berbeda pada saraf spinal dan di pusat-pusat yang

lebih tinggi.Model-model sistem turunnya nyeri pada saat ini mencakup baik

inhibitory maupun fasilitori descending pathways.Inhibitory descending

pathways dimodulasi oleh berbagai bagian otak.

Page 37: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

36

36

Gambar 2.6 : Inhibotory Descending Pathways

(Kuntono, 2011)

Serat saraf dan lintasan ini melepaskan zat penghambar seperti opioid

endogen, serotonin, noripenafrin dan GABA pada sinaps dengan neuron

lainnya dalam Dorsal Horn.Zat-zat ini berkaitan dengan reseptor pada neuron

aferen primer dan atau neuron Dorsal Horn sehingga menghambat transmisi

nosiseptif.Akibatnya, mekanisme modulasi endogen tersebut dapat member

kontribusi pada besarnya perbedaan nyeri diantaranya pasien dengan

kerusakan yang serupa.

Implikasi langsung pada penatalaksanaan fisioterapi dengan massage

dan myofascial release perlu pemahaman tentang modulasi tingkat local,

segmental dan sentral (Kuntono, 2011).

a. Pada Modulasi Tingkat Lokal (regional)

Aplikasi ini biasanya ditujukan untuk reaksi local pada region nyeri, akan

terjadi jaringan seperti kemerahan disekitar region nyeri/lesi (respon

nyata) atau sering disebut dengan hiperalgesi primer. Akibat lebih lanjut

akan merangsang reaksi imun yang akan memicu sel mast memproduksi

Page 38: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

37

37

histamine, gladikinin, serotonin, asetilkolin dan potasioum, mengaktivasi

serabut aferen nosiseptif dan menghasilkan nyeri. Substansia

prostaglandin (SP) beserta peptide lain ikut berperan meningkatkan

ekstravasasu dan mempengaruhi ujung saraf aferen lebih sensitif guna

transduksi informasi nosiseptif. Reaksi local ini merupakan reaksi

inflamasi kecil yang dapat mengakibatkan sintesis opiate endogen sebagai

anti nosiseptif yang dipertahankan sampai 3-4 hari setelah pemberian

massage dan myofascial release therapy (Cameron, 2010).

b. Modulasi pada tingkat segmental

Pada tingkat segmental terutama reaksi melalui 2 mekanisme yang

bersifat segemental-somatis maupun simpatis-perifer. Secara umum pada

aplikasi segemental melibatkan segmen-segemen myelotom, neurotom,

somatom, dan viserotom, aplikasi segemental somatis dengan massage

dan myofascial release mengakibatkan pelepasan peptide-peptida didalam

sumsum tulang belakang (medulla spinalis) yang memodulasi transmisi

informasi nosiseptif menuju susunan saraf pusat yang mempunyai efek

inhibisi pada interneuron di lamina V medulla spinalis. Inhibisi ini

dimediasi oleh opiate-relieving-system.Reaksi regional ini bisa

berdampak lebih luas mencapai dermatom termasuk Viscerocutaneus dan

musculovisceralis serta reflek vegetative, regangan dan polisinaptif

segemental.Stimulasi daerah somatif atau visceral baik berupa stimulus

mekanik, kimiawi atau elektris mengakibatkan perubahan aktivitas sel-sel

Page 39: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

38

38

di Dorsal Horn Medula Spinalis. Perubahan terutama berupa penurunan

persepsi nyeri (Flor, 2011)

c. Modulasi pada tingkat sentral

Aplikasi segmental simpatis dengan massage dan myofascial release akan

menunjukan stimulasi yang progresif terhadap stimulus noxius. Stimulasi

noxius dari daerah perifer (kulit yang dimassage) akan diteruskan ke

ventroposterior nucleus talamik yang selanjutnya diproyeksikan ke

korteks. Pada mid-brain ditemukan cabang-cabang kolateral menuju

periquaduktal grey matter (PAC). Selanjutnya akan diproyeksikan ke

nuleus paragigantoselularis (NRPG) di medulla oblongata. Stimulasi ini

kemudian melalui serotonergik dan neroadrenalin akan menginhibisi

aktivasi di subtantia gelatinosa. Jaras hipotalamus-hipofisis yang menjadi

aktif akibat stimulus noxus dari perifer yang mengakibatkan diskresi beta-

endorfen ke pembuluh darah dan cairan otak (CSF) menyebabkan efek

analgesia dan homostatis pada beberapa sistem termasuk sistem imun,

kardiovaskuler, respiratorik serta proses penyembuhan lesi. Hilangnya

atau berkurangnya rasa nyeri, sedasi dan eforia pada pemberian massage

dan myofascial release merupakan efek jangka panjang (Kuntono, 2011).

2.3.4 Klasifikasi dan Jenis Nyeri

Klasifikasi nyeri membantu sebagai alat pemandu untuk

pengobatan.Ada beberapa klasifikasi nyeri dimana digunakan beberapa

parameter seperti durasi nyeri (akut dan kronis), patofisiologi yang

Page 40: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

39

39

mendasarinya (nosiseptif dan neuropatik) dan komponen myofascial seperti

nyeri campuran.

a. Nyeri Nosiseptif

Nyeri nosiseptif terjadi jika ujung-ujung saraf perifer utuh (nosiseptor)

distimulasi oleh stimulus berbahaya seperti luka (akibat panas, mekanik,

atau kimia), penyakit dan peradangan. Nyeri ini terjadi karena aktivitas

terus menerus dari nosiseptor A dan C dalam merespon stimulus

berbahaya. Nyeri nosiseptif dapat diklasifikasikan terutama menjadi

nyeri viseral (nyeri yang muncul dari organ viseral) dan nyeri somatik

(Nyeri yang muncul dari jaringan seperti kulit, otot, tulang dan kapsul

sendi).Pada struktur daerah punggung bawah, nyeri nosiseptif terutama

diterima oleh ligamen longitudinal posterior dimana lebih banyak

ditemukan reseptor nosiseptif daripada ligament longitudinal anterior

dan logamen sacroiliaca (Flor, 2011).Dari aspek fisioterapi perlu

dicermati bahwa nyeri nosiseptif pada region persendian sangat potensial

menyebabkan retreksi kapsul sendi dan spasme otot pada region

persendian tersebut. Retreksi kapsul sendi akan memberikan gambaran

klinik kekakuan sendi yang spesifik atau kekakuan pola kapsuler.

Spasme otot yang terjadi pada nyeri nosiseptif kronis akan

mengakibatkan fibrosis pada otot type fasik, kekauan sendi yang spesifik

atau kekakuan pola kapsuler. Spasme otot yang terjadi pada nyeri

nosiseptif kronis akan mengakibatkan fibrosis pada otot type fasik (otot

gerich/otot gerak/otot fasich) dan akan mengakibatkan pemendekan atau

Page 41: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

40

40

kontraktur jenis otot slow twitch (Otot postural/Otot tonic). Problematik

fisioterapi selalu berkaitan dengan impairmen yang didominasi adanya

keluhan nyeri.Keluhan nyeri dapat dikontrol melalui modulasi nyeri

tingkat perifer, tingkat spinal dan tingkat sentral (Cameron, 2010).

b. Nyeri Neuropatik

Bila nyeri nosiseptif adalah hasil dari stimulasi sistem saraf, maka nyeri

neuropatik disebabkan oleh suatu luka/ lesi di dalam sistem saraf perifer

atau sistem saraf pusat / SSP. Nyeri neuropatik disebabkan karena

pemrosesan sinyal yang abnormal pada sistem saraf perifer atau SSP

akibat perlukaan atau kerusakan sistem saraf. Penyebab umum nyeri

neuropatik meliputi trauma, peradangan, penyakit metabolic (misalnya

diabetes), infeksi (misalnya herpes zoster), tumor, toksin dan penyakit

neurologis primer.Berdasarkan asalnya, nyeri neuropatik dapat

dikategorikan secara luas sebagai nyeri perifer atau pusat.Kedua kategori

tersebut dibagi lebih lanjut menjadi nyeri mononeuropati perifer dan

nyeri polineuropati yang menyakitkan, nyeri deaferensiasi, nyeri yang

dipertahankan secara simpatik dan nyeri pusat (Flor, 2011).Nyeri

neuropatik terkadang dikatakan sebagai nyeri “patologis” karena tidak

ada maknanya.Seringkali nyeri dapat menjadi kronis pada saat

perubahan patofisiologis menjadi tak ada hubungannya dengan stimulus.

Sensitisasi memainkan peran penting dalam proses ini. Meskipun

sensitisasi pusat memerlukan adanya masukan berbahaya yang

berkelanjutkan, perlukaan saraf akan memicu perubahan di daam sistem

Page 42: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

41

41

saraf pusat yang dapat menetap untuk durasi yang panjang. Dengan

demikian, sensitisasi pusat dapat menjelaskan mengapa nyeri neuropatik

seringkali tidak proporsional terhadap stimulus atau terjadi pada saat

tidak ada stimulus yang dapat teridentifikasi.Ini menjelaskan lebih lanjut

mengapa sensitisasi dapat menghasilkan hiperalgesia (dimana respon

terhadap stimulus yang menyakitkan diidentifikasikan) atau alodenia

(suatu respon terhadap stimulus yang menyakitkan yang normalnya tidak

menyakitkan) (Pragewi, 2011).Nyeri neuropatik dirasakan dalam bentuk

seperti terbakar, geli, tertusuk, tiba-tiba, seperti tersengat listrik,

benturan, pemuntiran, sakit yang dalam, kejang otot atau seperti

flu.Nyeri neuropatik bisa kontinyu atau episodic.

c. Nyeri Akut

Nyeri akut adalah respon biologis normal terhadap luka atau perlukaan

dan suatu indicator dari trauma jaringan yang sedang atau akan terjadi.

Karenanya, nyeri akut juga dinyatakan sebagai “nyeri

fisiologis”.Sebelumnya, nyeri akut dilihat dari sudut pandang durasinya,

namun kini nyeri akut didefinisikan sebagai suatu ‘pengalaman komplek

yang tidak menyenangkan baik secara emosional, kognitif, maupun

sensorik, yang terjadi sebagai respon terhadap terjadinya trauma jaringan’

(Kuntono, 2011) Kebalikannya dengan nyeri kronis, tingkat patologi nyeri

akut biasanya relative lebih tinggi.

Page 43: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

42

42

d. Nyeri Kronis

Perasaan nyeri yang berlangsung lama (lebih dari 3 bulan), bisa

bermanifestasi berupa reaksi saraf otonom, psikologis dan prilaku. Hasil

penelitian menunjukan kurang lebih 10% penderita nyeri akut akan

berakhir dengan nyeri kronis, yang apabila tidak mendapat penanganan

yang baik, berdampak pada gangguan psikologis yang disebut sebagai

penyebab gangguan tidur, rasa lelah yang berlebihan, frustasi, cemas dan

depresi. Keadaan ini bisa berakhir pada disabilitas terhadap aktivitas

sehari-hari dalam bentuk limitasi gerak dan fungsi dan bahkan

menghambat aktivitas sosial dalam masyarakat (restriction of

participation) (Flor, 2011).

Nyeri kronis dahulu diidentifikasikan sebagai nyeri yang berlanjut hingga

tigga atau enam bulan setelah onset atau hingga lebih dari satu periode

penyembuhan yang diperkirakan.Kini definisi baru berdasarkan faktor-

faktor lain yang lebih dari sekedar waktu yang digemari.IASP

mendefinisikan nyeri kronis sebagai ‘nyeri yang menetap lebih lama dari

waktu yang diharapkan untuk penyembuhan, atau nyeri yang terkait

dengan penyakit progresif yang bukan keganasan’, biasanya diasumsikan

selama 3 bulan.Nyeri kronis ini dikenali sebagai nyeri yang menetap

hingga diluar periode penyembuhan, dengan kelainan patologi yang

seringkali rendah dan tidak cukup menjelaskan kehadiran dan luasnya

nyeri.Nyeri kronis juga didefinisikan sebagai ‘nyeri menetap yang

mengganggu tidur dan kehidupan normal, tidak lagi berfungsi sebagai

Page 44: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

43

43

pelindung, dan malah menurunkan derajat kesehatan dan kemampuan

fungsional’.Dengan demikian, tidak seperti nyeri akut, nyeri kronis bekerja

tanpa tujuan adaptif (Kuntono, 2011).

Penggolongan nyeri secara klinis terdiri dari nyeri akut dan nyeri kronis

oleh beberapa peneliti masih berbeda-beda. Seperti diketahui, saraf perifer

terdiri dari akson somatik, motorik, akson otonomik dan saraf aferen

somatik sensorik visceral yang kesemuanya ini akan berkomunikasi ke

susunan saraf pusat (SSP) melalui Dorsal Horn atau tanduk depan (anterior

Horn). Lapisan pembungkus saraf perifer yang disebut dengan epineurium

berfungsi sebagai pelindung yang terdiri dari serabut saraf bebas,

pembungkus kolagen, pembuluh darah, lemak serta nervinervorum seperti

ditemukan pada saraf noradrenergic sinaptetik dan akson saraf polimodal

peptinergik.Inflamasi local terhadap nervinervorum akibat stimulasi

patologik oleh mediator inflamasi substance P (SP) dan fosfolipase A2

bisa menyebabkan terjadinya neuritis yang berefek sensitisasi terhadap

saraf perifer. Secara fisiologis, Jika terjadi kerusakan berbagai jaringan

baik kejadiannya patologik ataupun akibat stimulus massage atau

myofascial release terapi, maka ujung-ujung serabut saraf akan

melepaskan mediator kimiawi serta neurotransmitter seperti serotonin (5-

HT), Prostaglandin (PG), bradikinin, histamine, neuropeptida seperti SP,

endorphin dan ankefalin yang mengakibatkan perubahan konsentrasi K++,

Na+ dan Ca++ di neuron. Mediator ini nantinya akan berkaitan dengan

reseptor spesifik di perifer serabut saraf sensorik yang akan disampaikan

Page 45: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

44

44

oleh otak sebagai nyeri dan atau analgesik. Di samping itu,

neurotransmitter ini juga bisa bersifat adaptif terhadap jaringan yang sudah

menajdi patologis sehingga proses perbaikan jaringan bisa terjadi (Flor,

2011).

Mekanisme kerja stimulasi massage berkalu baik tingkat lokal, segmental

maupun tingkat sentral. Serabut saraf sensorik terdiri dari jenis serabut

saraf A delta yang bermielin yang berkecepatan hantar tinggi. Stimulasi

prefer terhadap serabut ini secara langsung menyebabkan rasa nyeri primer

(hiperalgesia primer). Jenis lain adalah serabut saraf sensorik C yang tidak

bermielin mempunyai kecepatan gantar lebih rendah, disebut juga sebagai

serabut nyeri sekunder. Serabut C ini terdiri dari 2 jenis dimana yang satu

bisa mensekresi peptide seperti SP dan calcitoningenerelated (CRGP)

yang peka terhadap nerve growth factor (NGF) dan yang tidak mensekresi

peptide namun peka terhadap glial-dell-derived neurothropic factor

(GDNF) atau brain-cel-derived neurothropic factor (BDNF). Sekresi dari

kedua jenis serabut C ini berperan dalam perilaku nyeri dan

mempengaruhi sebagian besar fungus saraf antara lain fungsi sensorik,

motivasi, kognitif serta mekanisme psikodinamik (Flor, 2011).

2.4. Patofisiologi Tension Headache

Ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana proses terjadinya

nyeri kepala, seperti teori vasodilatasi cranial, aktivasi trigeminal perifer,

lokalisasi dan fisiologi second order trigeminovascular neurons, cortical

spreading depression, aktivasi rostral brainstem.

Page 46: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

45

45

Rangsangan nyeri bisa disebabkan oleh adanya tekanan, traksi,

displacement maupun proses kimiawi dan inflamasi terhadap nosiseptor –

nosiseptor pada struktur peka nyeri di kepala.Jika struktur tersebut yang

terletak pada ataupun diatas tentorium serebelli dirangsang maka rasa nyeri

akan timbul terasa menjalar pada daerah didepan batas garis vertical yang

ditarik dari kedua telinga kiri dan kanan melewati puncak kepala(daerah

frontotemporal dan parietal anterior).rangsangan nyeri ditransmisi oleh saraf

trigeminus.

Pada kasus nyeri kepala Tension Headache, postur tubuh yang salah

dalam waktu yang lama dapat menyebabkan beban kerja otot yang

berlebihan, sehingga terus mengalami kontraksi berlebihan.Ketika otot

berkontraksi berlebihan, dapat membuat terjadinya ketegangan pada otot yang

menimbulkan stress mekanik seperti adanya spasme atau pemendekan otot.

Ketegangan otot sering terjadi pada jaringan myofascial sehingga dapat

merangsang nosiseptor yang terdapat di dalam otot. Saat nosiseptor sering

terangsang akan timbul aktivitas reflex yang kuat, sehingga zat – zat

metabolisme menumpuk dan kekurangan oksigen pada jaringan myofascial

serta tidak adanya serabut jaringan ikat yang membuat timbulnya iskemia

myofascial (Gerwin, 2010). Bila aliran darah menuju jaringan terhambat,

dalam waktu beberapa menit saja jaringan akan terasa nyeri.

Saat metabolism jaringan makin cepat, maka rasa nyeri timbul akan

semakin ceppat sehingga membuat terkumpulnya sejumlah besar asam laktat

dalam jaringan dan kemungkinan juga ada bahan- bahan kimia lainnya seperti

Page 47: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

46

46

bradikinin, serotonin, histamine, ion kalium, asam, asetilkolin, dan enzim

proteolitik. Selain itu prostaglandin dan subtansi P saat ketegangan otot dapat

meningkatkan sensitivitas ujung serabut saraf tapi tidak secara langsung

merangsang (Guyton and Hall, 2006).Pada saat terjadinya radang itu

dikarenakan adanya kerusakan jaringan sehingga timbul viscous circle of pain

yaitu spasme yang menimbulkan iskemik dan iskemik yang menimbulkan

nyeri sehingga terjadi spasme kembali dan begitu seterusnya.

Pada jaringan myofascial terjadi kerusakan sehingga diperlukannya

sirkulasi menstimulasi fibroblast dalam jaringan myofascial untuk

menghasilkan banyak kolagen.Kolagen tersebut mempunyai susunan yang

tidak beraturan atau crosslink sehingga terbentuk jaringan fibrous yang

kurang elastic yang disebut dengan taut band. Taut band merupakan

kontraktur otot terlokalisir atau bisa dikatakan satu bendel bagian muscle

belly yang mengalami kekakuan atau mengeras dan saat diraba akan terasa

beda dengan otot lainnya. Taut band inilah yang membuat terjadinya

penurunan fleksibilitas dan ekstensibilitas pada otot.

Saat terjadi respon nyeri, tubuh cenderung tidak menggerakkan bagian

tubuh yang nyeri sehingga terjadi proses immobilisasi yang membuat

terjadinya kontraktur jaringan sehingga timbul taut band dan trigger point. Di

dalam taut band terdapat trigger point dimana trigger point ini merupakan

sebuah spot kecil yang hiperiritasi. Trigger Point dibagi menjadi dua yaitu

aktif (nyeri timbul saat kondisi istirahat dan saat ada nyeri rujukan) dan

pasif/latent yang dapat membuat terjadinya keterbatasan gerak. Pada trigger

Page 48: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

47

47

point pasif, nyeri akan timbul saat terjadinya penekanan seperti posisi postur

yang salah dan kontraksi otot terus menerus atau ada stimulus dari luar

(Akbar, 2010).

2.5 Sikap Kerja yang Kurang Ergonomis sebagai Penyebab Tension

Headache

Pada pegawai kantoran di instansi apapun, hal ini dipicu oleh postur dan

jenis aktivitas sehari-hari yang mereka lakukan, dimana umumnya karena

kurang memperhatikan posisi ergonomis dalam bekerja. Posisi kerja terutama

duduk terlalu lama dengan posisi membungkuk terutama saat membaca buku

maupun menggunakan computer, sehingga akan memicu ketegangan otot dan

menstimulasi secara langsung perubahan kimia pada ujung-ujung saraf

nosiseptive pemicu nyeri yang terletak pada otot (Anurogo, 2014). Pada

keadaan lanjut akan terjadi fibrosis dalam otot tersebut yang akan membuat

sensitivitas nosisensorik meningkat tinggi hingga ambang rangsang

mendekati nol. Akibatnya rangsangan ringan yang bukan stimulus

noksiuspun sudah memicu sensasi nyeri (Akbar, 2010).

Posisi duduk terlalu lama dalam posisi membungkuk dalam waktu yang

lama maupun posture tubuh yang salah dapat menyebabkan kontraksi otot

kepala, leher dan bahu.Selain itu, Ketegangan akibat kontraksi berlebihan

pada otot kepala, leher dan bahu juga menyebabkan vasokonstriksi pembuluh

darah, sehingga aliran darah berkurang yang menyebabkan terhambatnya

oksigen dan menumpuknya metabolisme yang akhirnya menyebaban nyeri

kepala tension headache (Akbar, 2010).

Page 49: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

48

48

Gambar 2.7 : Posisi duduk terlalu lama terutama dalam posisi membungkuk

dapat memicu ketegangan otot kepala, leher dan bahu

(Sumber : Courcym 2011)

Selain karena faktor mekanik akibat duduk dalam posisi merunduk

terlalu lama, sehingga dapat menyebabkan ketegangan dan kelalahan pada

otot kepala, leher dan bahu, nyeri kepala Tension Headache juga disebabkan

oleh faktor psikis (Stress) dan Faktor hormonal (Fluktuasi hormonal) di otak,

seperti serotonin dan endorphin yang membantu dalam komunikasi saraf,

dimana proses fluktuasi ini mengaktifkan jalur nyeri terhadap otak dan

menganggu kemampuan otak untuk menekan nyeri (Akbar, 2010).

2.6. Trigger Point

2.6.1 Definisi Trigger Point

Trigger Point adalah pusat nyeri,lokasi kram otot dengan berbagai

penyebab,terutama akibat beban yang berlebih,trauma secara langsung,atau

kontraksi otot yang berlebihan(overuse).Jadi, Trigger point adalah titik pusat

nyeri pada otot dimana titik pusat nyeri itu menghasilkan nyeri nyeri yang

menjalar ke seluruh area otot( Lemburg,2010).

Page 50: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

49

49

Trigger point memiliki peran dasar dalam nyeri kronis. trigger point

diasosiasikan sebagai end-plate disorder dan meningkatkan pelepasan

asetilkolin yang mana menghasilkan iskemia local dan mengakhiri sensitisasi

pada nosiseptor.Disana meningkatkan pelepasan substansi kimia penyebab

inflamasi seperti histamine,prostaglandin,bradikinin dan serotoinpada lokasi

trigger point.Substansi tsb dapat mempengaruhi membrane pada reseptor

polimodal nosisptif dan menyebabkan sensitisasi peripheral yang dihasilkan

di pusat sensitisasi dan nyeri kronis.hal tsb membuktikan bahwa pusat

sensitisasi adalah basis pada sakit kepala primer seperti Tension Headache

.Sensitisasi pada saraf trigeminal dapat menyebabkan migren dan pusat

sensitisasi dari Trigger Point menghasilkan Tension Headache.

2.6.2 Lokasi Trigger Point Pada Tension Headache

Berdasarkan penjelasan dari Christian Lemburg, Lokasi Trigger Point

pada Tension Headache,yaitu pada Otot Upper Trapeszius,otot Levator

Scapula,Otot-otot pada leher bagian belakang,Otot Scalene dan otot

Sternocleidomastoid(SCM).

1. Lokasi Trigger Point pada otot Trapezius

Gambar 2.8 :Trigger Point pada Otot Trapezius

(Lemburg, 2010)

Page 51: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

50

50

Otot Trapezius adalah mayoritas dari sumber nyeri kepala tension

headache.kekakuan terasa di leher dan bagian belakang dari kepala sering

berasal dari trigger point di Trapezius.

2. Lokasi Trigger Point pada otot Levator Skapula

Gambar 2.9 :Trigger Point pada Otot Levator Skapula

(Lemburg, 2010)

Otot Levator scapula adalah salah satu bagian dari lokasi trigger point

pada tension headache,dimana postur yang buruk sebagai salah satu faktor

penyebab nyeri pada otot levator scapula.

3. Lokasi Trigger Point pada otot leher bagian belakang

Gambar 2.10 :Trigger Point pada Otot-otot leher bagian belakang

(Lemburg, 2010)

Page 52: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

51

51

4. Lokasi Trigger Point pada otot Scalene

Gambar 2.9 :Trigger Point pada Otot Scalene

(Lemburg, 2010)

Otot Scalene adalah tiga bagian otot yang ditemukan disebelah

leher.Pembuluh darah mensuplai darah ke otot-otot daerah lengan

melewati otot scalene.Trigger Point pada otot-otot tsb dapat menjadi

sangat bermasalah dan menyebabkan gejala yang lebih luas.

5. Trigger point pada otot Sternocleidomastoideus

Gambar 2.10 :Trigger Point pada Otot Trapezius

(Lemburg, 2010)

Page 53: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

52

52

Trigger Point pada otot Sternocleidomastoid menyebabkan nyeri menjalar

pada kepala, sternum dan leher.

Demikian adalah gambaran dari lokasi Trigger Point pada Tension

Headache (Lemburg,2010).

2.7 Massage

Massage merupakan gerakan yang bersifat menekan, menggosok dan

manipulasi pada kulit, otot, tendon dan ligament. Bisa memakai telapak

tangan, jari-jari atau siku (Graha, dan Priyonoadi, 2012).Massage merupakan

serangkaian gerakan yang diulang-ulang, dan terkontrol, yang menimbulkan

efek penguluran ringan dan relaksasi otot serta pengurangan nyeri, yang

dalam bahasa medis disebut “soft tissue techniques” (Nikita, 2010).

Sejak ratusan tahun yang lalu, massage merupakan salah satu sarana di

bidang kesehatan. Saat kita terbentur benda keras, secara reflek kita akan

mengelus atau menyentuh daerah yang terkena. Sentuhan adalah suatu reaksi

alamiah manusia untuk mengurangi nyeri dan stress (Graha dan Priyonoadi

2012). Yang kemudian berkembang dan dikembangkan secara ilmuah,

sehingga diketahui manfaat massage dan teknik-teknik yang tepat untuk

mendapatkan efek terapeutik yang diharapkan. Banyak teori tentang cara

kerja massage dalam menurunkan nyeri. Antara lain, dengan teori “gate

control”, yang menerangkan bahwa massage memberikan stimulasi yang

akan memblokir signal nyeri ke otak (Nikita, 2010). Teori lain menyebutkan

massage menstimulasi pelepasan zat kimia tertentu, seperti serotonin atau

endorphin yang menimbulkan efek positif (Fernandez, 2005). Pada kasus

Page 54: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

53

53

nyeri kepala Tension headache, ketegangan otot merupakan penyebab utama

timbulnya nyeri. Bila otot tegang dalam waktu lama, akan terjadi iskemia

daerah tersebut, karena kontraksi otot akan menjepit pembuluh darah yang

melayani otot tersebut. Karena saat terjadi kontraksi yang berkepanjangan,

maka akan dilepas subtansi P yang pada level tertentu akan memicu nyeri.

Massage dengan pengurutan memanjang akan berefek peregangan pada otot,

sehingga sarkomer memanjang dan mencukupi untuk memisahkan kepala

myosin dari bagian reaktin filament aktin, yang merupakan sumber kontraktil

pemicu ketegangan pada otot tersebut (Gerwin, 2010). Hal ini kiranya dapat

menerangkan mengapa oeregangan secara konsisten dalam mekanisme

massage akan sangat menolong dalam mengatasi tegang otot (Nikita, 2010).

2.7.1 Efek Fisik Massage

a. Memompa dan mendorong cairan dalam vena dan limpha.

Dengan gerakan Friction dan ICT (Ischemic Compressin Technic), akan

terjadi mekanisme memompa mendorong cairan dalam limpa ( pada

tekanan ringan ) dan vena ( pada tekanan sedang ). Dengan meningkatkan

tekanan pada awal gerakan friction, maka terjadi pengosongan pada area

yang dilewatinya. Ini penting terutama pada otot yang tegang, maka

gerakan ini seperti menggosok dan cairan keliar oleh tekanan, sehingga

nutrisi akan terserap masuk dan terjadi perbaikan di daerah tersebut

(Lemburg, 2010). Meningkatkan permeabilitas jaringan

Massage dengan tekanan kuat akan merangsang jaringan membrane

terbuka, membuat cairan nutrisi bisa lewat. Ini membantu pengangkutan

Page 55: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

54

54

produk-produk sisa seperti asam laktat dan memfasilitasi otot untuk

mendapat oksigen dan nutrisi yang akan mempercepat proses perbaikan

(Grahadan Priyonoadi, 2012).

b. Peregangan

Massage dapat meregangkan jaringan yang gagal diregang dengan metode

yang biasa. Massage dengan tekanan kuat dan gerakan pengurutan

memanjang akan berefek peregangan pada otot, sehingga sarkomer

memanjang dan mencukupi untuk memisahkan kepala myosin dari bagian

reaktif filament aktin, yang merupakan sumber kontraktil pemicu

ketegangan pada otot tersebut, sehingga serabut otot dapat diregang

memanjang atau melebar (Graha dan Priyonoadi, 2012).

c. Menguraikan jaringan parut

Jaringan parut terjadi karena adanya trauma pada otot, tendon atau

ligament dan akan menurunkan fleksibilitasnya. Massage dengan tekanan

kuat dan peregangan memanjang akan meningkatkan fleksibilitas jaringan

parut (Gemmel, 2008).

d. Meningkatkan elastisitas jaringan

Latihan dan kerja yang berlebihan akan mengeraskan jaringan dan

menurunkan elastisitas. Ini salah satu alasan mengapa latihan yang keras

tidak selalu membuahkan peningkatan. Massage akan membantu

mengurangi pengerasan ini dengan meregang jaringannya (Nikita, 2010).

e. .Membuka micro sirkulasi

Page 56: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

55

55

Seperti latihan, massage juga meningkatkan aliran darah ke dalam

jaringan. Selain itu juga membuat pembuluh darah mengalami dilatasi dan

dengan peregangan akan membuat nutrisi mengalir dengan lebih baik

(Maruli, 2013).

2.7.2 Efek Fisiologi Massage

a. Mengurangi rasa nyeri

Ketegangan dan sisa metabolism dalam otot akan memicu sensasi nyeri.

Massage membantu mengurangi hal-hal tersebut dengan cara membantu

pelepasan endorphin (Lemburg, 2010).

b. Relaksasi

Otot bisa relak melalui pemanasan, perbaikan sirkulasi dan peregangan.

Mekanoreseptor yang sensisitf terhadap sentuhan, tekanan dan

pemanjangan jaringan serta pemanasan akan terstimulasi dan akan

menyebabkan terjadinya reflek relaksasi (Lemburg, 2010).

2.8 Myofascial Release Technique

Myofascial releasetechnique bila digunakan dengan pengobatan

konvensional lainnya menjadi sangat efektif untuk memberikan pembebasan

nyeri untuk mengurangi nyeri tekan pada jaringan (Warenski, 2011).Metode

MRT sangat berfokus pada bagaimana kebiasaan postur, aktivitas spesifik

atau kurangnya aktivitas, kompensasi kronis setelah cedera dan gerakan yang

menghindari lingkup gerak sendi penuh yang merupakan hasil dari

pemendekan unit otot dan perlengketan diantara lapisan fascia dimana

Page 57: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

56

56

fasciamembentuk struktur pasif dari tubuh. Aplikasi myofascial release

technique ini berupa tekanan pada otot dan peregangan, yang terapkan kea

rah yang dituju, berperan untuk meregangkan atau memanjangkan struktur

fascia dan otot. Adapun tujuan myofascial release technique ini untuk

memulihkan kualitas cairan/pelumas dari jaringan fascia, mobilitas jaringan

dan fungsi normal sendi (Ghanbari dan Jaberi, 2012).

Myofascial release technique digunakan untuk mengurangi nyeri

musculoskeletal. Teori ini terdiri dari Gate Control Theory, interpersonal

attention, parasympathetic respon pada saraf otonom, dan pelepasan

serotonin (Warenski, 2011).Adanya stimulus sensoris dan peregangan yang

diberikan memfokuskan pada membebaskan keterbatasan gerak yang berasal

dari jaringan lunak tubuh.

Myofascial release technique diterapkan pada kondisi yang berkaitan

dengan kebiasaan postural yang buruk, kurangnya aktivitas, kompensasi

terhadap cedera sebelumnya akibat stress mekanik yang kronik. Fascia

membentuk struktur pasif pada jaringan tubuh, adanya adhesi menyebabkan

serabut fascia saling terikat satu sama lain secara disfungsional sehingga

harus dilakukan tekanan yang simultan dan peregangan atau elongasi (Jaberi,

2012).

2.9 Pengukuran Nyeri dengan Skala VAS

Nyeri kepala Tension Headache biasanya berupa nyeri tekan atau nyeri

regang yang dapat diukur menggunakan Visual Analog Scale (VAS).

Intensitas nyeri merupakan gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan

Page 58: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

57

57

oleh seseorang sehingga dapat ditunjukkan dengan menggunakan Visual

Analog Scale (VAS).

Visual Analog Scale adalah alat ukur seperti penggaris yang diunakan

untuk memeriksa intensitas nyeri dan secara khusus meliputi 10 cm garis, dan

pada setiap ujungnya ditandai dengan level intentsitas nyeri (ujung kiri diberi

tanda tidak nyeri dan ujung kanan diberi tanda nyeri hebat). Pasien diminta

untuk menunjukkan atau memindahkan batasan pengukur pada garis yang

dirasakan oleh pasien sesuai dengan nyeri. Kemudian jaraknya diukur dari

batas kiri sampai pada tanda yang diberi oleh pasien (ukuran mm), dan itulah

skor yang menunjukkan level intensitas nyeri. Kemudian skor tersebut dicatat

untuk melihat kemajuan terapi selanjutnya.Secara potensial, VAS lebih

sensitive terhadap intensitas nyeri daripada pengkuruan lainnya seperti VRS

(Verbal rating scale) skala 5 point karena responnya yang lebih terbatas.VAS

lebih sensitive terhadap perubahan pada nyeri kronik daripada nyeri akut

(Maruli, 2013).

Page 59: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

58

58

Gambar 2.11 : VAS (Visual Analog Scale)

(Sumber: Nikita, 2010)

Skala VAS mengukur nyeri dengan menggunakan garis lurus yang diberi

ukuran 10cm yang menggambarkan intensitas nyeri yang berbeda.

0 – 0,9 : tidak nyeri

1 – 3.9 : nyeri ringan, pasien dapat berkomunikasi dengan baik

4 – 6,9 : nyeri sedang, pasien mendesis, dapat menunjuk lokasi nyeri

dan mendeskripsikannya

7 – 9,9 : nyeri berat yang masih dapat terkontrol, pasien tidak dapat

mengikuti intruksi tetapi masih bisa merespon terhadap tindakan

10 : nyeri hebat tidak bisa di control sehingga pasien sudah tidak

dapat berkomunikasi dengan baik karena nyeri tidak tertahankan.

Page 60: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

59

59

BAB III

KERANGKA BERPIKIR,KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berpikir

Tension Type Headache adalah nyeri kepala akibat ketegangan pada

otot daerah kepala dan leher.Nyeri kepala tension type headache dapat

dipengaruhi oleh faktor psikis (Stress) dan fisik. Tension Headache yang

disebabkan oleh faktor fisik adalah sebagai akibat dari posture tubuh yang

kurang baik sehingga mengakibatkan ketegangan pada otot-otot daerah

kepala dan leher,seperti duduk terlalu lama,membaca terlalu lama,selain itu

juga karena faktor hormonal dan makanan seperti mengkonsumsi kopi

berlebihan. Dalam kasus Nyeri kepala Tension Type headache,terdapat

trigger point dimana trigger point adalah titik pusat sumber nyeri pada

Tension Type Headache dimana nyeri berawal dari suatu titik pada otot

kemudian menjalar ke seluruh region otot pada kepala dan leher, dimana jika

tidak segera ditangani, maka akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Untuk mengatasi nyeri kepala Tension Headache, dapat menggunakan teknik

manual terapi yaitu pemberian massage therapy ischemic compression

technique dan friction yang akan dibandingkan dengan myofascial release

therapy.

Ischemic compressuin technique merupakan teknik penekanan

(Kompresi) pada trigger point yang ada di otot trapezius. Pada saat

penekanan, darah disekitar otot target menyebar kesekitar area dan pada saat

47

Page 61: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

60

60

penekanan dilepaskan terjadi pelimpahan aliran darah sehingga zat-zat iritan

(sisa metabolism) dapat keluar dan direabsorbsi kembali sehingga nyeri akan

berkurang. Namun tingkat penenakanannya ditoleransikan sesuai kondisi

pasien.

Friction adalah satu teknik manual terapi massage dengan sentuhan

berupa gerusan pada area trigger pointpada otot, sehingga dapat

menghancurkan myoglosis, yaitu timbunan dari sisa-ssa pembakaran yang

terdapat pada otot dan menyebabkan pengerasan serabut otot dan teknik ini

juga dapat membantu memisahkan perlengketan jaringan pada otot, tendon,

dan ligament yang disebabkan oleh peradangan, seperti tendonitis.

Myofascial release technique merupakan kombinasi stretching dengan

tekanan manual pada bagian otot yang ditentukan. Terapi ini lebih difokuskan

pada disfungsi sistem jaringan ikat.Myofascial release technique memiliki

efek langsung pada kolagen, elastin dan sistem siskemik sehingga metode ini

dapat digunakan untuk menurunkan nyeri sindroma Myofascial otot.

Myofascial release technique bertujuan untuk meregangkan struktur otot dan

fascia pada jaringan myofascia sehingga dapat meningkatkan ssirkulasi cairan

yang terhambat dikarenakan ketegangan otot.

Diharapkan dengan pemberian massagefriction dan Ischemic

Compression Technique dengan Myofasial Release Technique, sehingga

dapat menurunkan nyeri pada Tension Headache.

Page 62: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

61

61

Massage Friction

Trigger Point

Menggancurkan

myoglosis

Efek relaksasi

Mengurangi nyeri.

Ischemic

CompressionTechnique

Trigger Point

Reabsorbsi sisa

metabolisme

Nyeri berkurang

Myofasial Release Technique

Stretching dan tekanan

pada otot

Meregangkan otot dan

fascia,

Meningkatkan sirkulasi

darah

Mengurangi nyeri

Page 63: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

62

62

2.9 Bagan Penelitian

Gambar 3.1 Bagan Penelitian

Faktor Internal

Fluktuasi Hormonal

Umur

Jenis Kelamin

Faktor Eksternal

Postur yang tidak

ergonomi, postur yang

salah dalam waktu yang

lama, dan makanan.

Mengurangi Nyeri padaTension Type

Headache

Myofasial

Release

Technique

Massage

Friction dan

Ischemic

Compression

Technique

Tension Headache

ype Headache

Page 64: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

63

63

3.3 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konsep diatas,maka

hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Pemberian massage friction dan Ischemic Compression Technique dapat

mengurangi nyeri pada Tension Headache pada staf pengajar di SMKN 5

Denpasar

2. Pemberian myofascial release therapy dapat mengurangi nyeri pada

Tension Headache pada staf pengajar di SMKN 5 Denpasar

3. Ada perbedaan pemberian massage friction dan Ischemic Compression

Technique dengan pemberian myofascial release therapy dalam

mengurangi nyeri pada Tension Headache pada staf pengajar di SMKN 5

Denpasar.

Page 65: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

64

64

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah sebuah penelitian eksperimental dengan rancangan

randomized pre test and post test group design. Kelompok pertama

diberikanMassage Therapy, kelompok kedua diberikanMyofacial Release

Therapy.Hasil pengukuran nyeri akan dianalisis dan dibandingkan

dengankelompok sebelum dan sesudah perlakuan.

Berikut ini merupakan bagan rancangan pre test dan post test group designpada

penelitian ini:

KP1

RA

KP2

Gambar 4.1 Desain Penelitian

O2 O1

P S

O4 O3

52

Page 66: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

65

65

Keterangan:

P = Populasi sampel nyeri dengan Tension Headache

S = Sampel sampel nyeri dengan Tension Headache

RA = Random Alokasi

O1 =Pengukuran nyeri Tension Headache sebelum pemberian massage

therapy dengan skala VAS

O2 =Pengukuran nyeri Tension Headache sesudah pemberian massage

therapy dengan skala VAS

O3 = Pengukuran nyeri Tension Headache sebelum pemberian massage

therapy dengan skala VAS

O4 = Pengukuran nyeri Tension Headache sesudah pemberian massage

therapy dengan skala VAS

KP1 = Perlakuan dengan Massage Therapy

KP2 = Perlakuan dengan Myofasial Release Therapy

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMK Negeri 5 Denpasar terhitung dari bulan juni

2016, intervensi diberikan kepada responden dengan frekuensi 3 kali

dalam seminggu dan dilakukan sebanyak 6 kali atau 2 minggu.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi target dalam penelitian ini adalah guru di kota Denpasar dan

populasi terjangkau dari penelitian ini adalah guru SMK Negeri 5

Denpasar sejumlah 7 orang.

Page 67: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

66

66

4.3.2 Sampel

Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling

dengan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi:

a. Laki-Laki dan wanita yang berusia 35 – 40 tahun

b. Sampel positif menderita nyeri Tension Headache

c. Bersedia menjadi subyek penelitian dari awal sampai akhir dengan

menandatangani surat persetujuan menjadi sampel.

2.Kriteria ekslusi

Informasi untuk melakukan ekslusi dilakukan dengan anamnesis.

Berdasrkan hasil anamnesis maka sampel yang akan di ekslusi adalah

sampel dengan :

a. Adanya riwayat fraktur cervical

b. Adanya peradangan akut

c. Spondiloarthrosis cervical

d. Mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri

3.Kriteria drop out

a. Sampel tidak datang lagi saat dilakukan penelitian

b. Kondisi sampel memburuk setelah diberikan terapi

c. Sampel mengundurkan diri sebelum program selesai

4.3.3 Besar Sampel

Pada penelitian ini, besar sampel dihitung dengan rumus Pocock

(Pocock, 2008):

Page 68: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

67

67

Keterangan:

n = jumlah sampel

σ = standar deviasi

α = tingkat kesalahan I ditetapkan 1% (ditetapkan 0,01)

Interval kepercayaan (1-β) = 95% atau 0,95

β = tingkat kesalahan II ditetapkan 5% atau 0,05

µ1 = rerata nilai nyeri pada penelitian terdahulu

µ2 = rerata nilai penurunannyeri yang diharapkan

ƒ(α,β) = interval kepercayaan 17,8 ( berdasarkan tabel value of ƒ(α,β) )

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu didapatkan hasil rerata µ1 = 4,73

standar deviasi σ = 1,49 , dengan harapan pengurangan setelah deviasi

sebesar 20% sehingga rerata µ2 = 1,20

n= 2(1,49)2

(4, )2 1 ,

n=4,4402

12,4 09 1 ,

n= , 4

Dari hasil perhitungan sampel diatas, maka jumlah sampel dalam

penelitian ini ditetapkan 7 ditambah 20 % menjadi 9 sampel setiap kelompok

sehingga jumlah keseluruhan sampel pada kedua kelompok sebesar 18

responden.

),( x

22

12

2

fn

Page 69: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

68

68

4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah teknik purposive sampling.Purposive sampling adalah teknik memilih

responden berdasarkan kepada pertimbangan subyektif, bahwa responden

tersebut dapat memberikan informasi yang memadai untuk menjawab

pertanyaan penelitian (Sastroasmoro, 2002) Pemilihan sampel dengan teknik

purposive sampling diharapkan mampu mewakili populasi yang telah

ditentukan.Selain itu, digunakannya teknik purposive sampling karena

terbatasnya waktu, biaya dan kemampuan peneliti. Teknik ini dipilih

berdasarkan pertimbangan untuk mendapatkan hasil pengujian terhadap

pemberian terapi. Prosedur pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pemilihan sampel dengan melakukan assessment pada

sejumlah sampel dari seluruh populasi yang terindikasi nyeri tension

headache pada staff pengajar di SMKN 5 Denpasar, sesuai dengan

kriteria inklusi.

2. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 18 orang

3. Mengadakan pemilihan besar sampel sebanyak 18 orang secara acak

sederhana dari subjek yang terpilih tersebut (subjek yang memenuhi

kriteria inklusi dan ekslusi diberi nomor urut yang berbeda sebanyak 18

orang).

4. Melakukan pembagian kelompok menjadi dua kelompok masing0masing

berjumlah 9 orang. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara random.

Selanjutnya kelompok 1 menerima intervensi massage therapy friction

Page 70: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

69

69

dan ICT(Ischemic Compression Technique) dan kelompok 2 menerima

intervensi Myofasial Release Therapy.

4.4 Variabel Penelitian

1. Variabel bebas yang akan diteliti adalahmassage therapy friction dan

Ischemic Compression Technique dan Myofasial Release Therapy.

2. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah nyeri Tension Headache

3. Variabel kontrol penelitian ini adalah Umur, jenis kelamin

4. Variabel confounding dalam postur / sikap kerja

4.5 Definisi Operasional Variabel

1. Nyeri Tension Headache

Nyeri Tension Headache ditandai dengan adanya trigger point,

tenderness, referred pain dan spasme otot. Pengukuran nyeri menggunakan

VAS (Visual Analogue Scale) sebelum dan sesudah pemberian intervensi

pada trigger point otot upper trapezius untuk mengetahui intensitas nyeri pada

pasien.

2. Massage friction

Massage frictionmerupakan gerakan yang bersifat menekan dan

menggosok pada kulit untuk memberikan efek relaksasi pada otot,

sehingga dapat memperlancar sirkulasi pada otot sekaligus dapat

mengurangi nyeri. Intervensi ini dilakukan selama 3 kali seminggu

selama 2 minggu.

3.Ischemic compression technique

Page 71: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

70

70

Ischemic compression technique merupakan sebuah metode penekanan

(kompresi) yang dilakukan pada trigger point untuk menurunkan allodynia

dan hiperalgesia pada sistem saraf. Teknik ini diterapkan pada area trigger

point yang sudah dipalpasi sebelumnya setelah itu penekanan dilakukan

selama 30 detik dilakukan 2x seminggu selama 2 minggu.

4.Myofasial Release Therapy

Myofasial relase therapy merupakan kombinasi teknik tekanan manual

mid-belly pada otot upper trapezius dan dilakukan saat posisi kepala rotasi

ke sisi lain dan tangan diluruskan kebawah seperti teknik peregangan.

Penerapan myofasial release technique dilakukan 3x seminggu selama 2

minggu.

4.6 Instrumen Penelitian

1. Tempat duduk dan tempat tidur untuk terapi pasien

2. Baby Oil

3. Handuk

4. VAS

5. Kamera untuk mendokumentasikan kegiatan penelitian.

6. Buku dan alat tulis untuk mencatat hasil sebelum dan sesudah penerapan.

4.7 Prosedur Penelitian

4.7.1 Prosedur Pendahuluan :

a. Melakukan proses perijinan pada institusi tempat penelitian.

Page 72: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

71

71

b. Peneliti membuat surat persetujuan yang harus ditandatangani subyek,

dan disetujui oleh pengawas fisioterapi, yang isinya bahwa subyek

bersedia menjadi sampel penelitian ini sampai dengan selesai.

c. Peneliti memberikan edukasi kepada subyek yang diteliti mengenai

manfaat, tujuan, bagaimana penelitian ini dilakukan, dan pentingnya

dilakukan penelitian ini.

d. Setelah dilakukan pengisian dan penghitungan dengan Visual Analog

Scale pada Tension Headacheserta pemeriksaan, subyek

dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu kelompok 1, yaitu massage

friction dan Ischemic compression techniquedan kelompok 2, yaitu

Myofasial releasze technique.

e. Setelah pemberian intervensi dan melakukan pengukuran akhir,

peneliti sudah mendapatkan data yang lengkap, kemudian peneliti

membandingkan hasil sebelum dan sesudah intervensi pada kedua

kelompok perlakuan dan melakukan uji beda.

f. Kemudian semua data yang didapatkan diolah dengan statistik

menggunakan komputer dengan suatu perangkat lunak.

4.7.2 Prosedur Pelaksanaan :

a. Pengukuran dengan VAS

Pada pengukuran nyeri fungsional, responden diminta untuk

mengisi Modified Oswestry Tension Headache Questionnaireyang

berisi 10 bagian pertanyaan yang telah dirancang untuk memberikan

Page 73: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

72

72

informasi bagaimana nyeri pada kepala, leher dan bahu mempengaruhi

kegiatan sehari-hari.

Persiapan pasien

a. Pasien merupakan orang terpilih sesuai dengan indikasi, pasien

diminta bersiap dengan duduk senyaman mungkin dengan

posisinya.

b. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur dan tujuan dari

pemberian massage therapy friction dan ICT(Ischemic

Compression Technique) tersebut

c. Daerah yang akan diterapi harus bebas dari rambut, baju,

perhiasan atau sesuatu yang dapat mengganggu dan

menghalangi.

Persiapan Fisioterapis

a. Peneliti dibantu dengan Fisioterapi berada di samping pasien,

upayakan pasien dalam posisi rileks.

b. Fisioterapi menggunakan salah satu ibu jarinya melakukan

penekanan dengan arah postero anterior pada area trigger point

yang ditemukan dengan cara tes khusus yaitu palpasi pada

otot-otot region kepala dan leher.

Dosis

a. Frekuensi :6 kali dalam dua minggu

b. Waktu :1-3 menit

c. Pengulangan2x seminggu

Page 74: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

73

73

Gambar 4.2 :Massage friction pada Tension Headache

(Sumber : Graha 2012)

Gambar 4.3 :Ischemic Compression Technique pada Tension

Headache

(Sumber : Jyotsna et al., 2013)

Page 75: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

74

74

c. Myofasial release technique

persiapan :

a. Pasien dalam posisi tidur miring, pastikan pasien merasa

nyaman dengan posisi tersebut

b. Menjelaskan pada pasien prosedur dan tujuan pemberian

myofasial release technique

c. Daerah yang menjadi target terapi harus terlihat jelas tanpa

terhalang oleh baju maupun rambut kemudian diusapkan baby

oil.

Aplikasi :

Fisioterapi berada di belakang pasien, dengan kedua tangan terapis

bekerja secara bilateral ataupun unilateral terhadap otot-otot region

kepala dan leher.Terapi melakukan penekanan secara konsisten dan

sesuai toleransi pasien.Dan posisi pasien tidur miring dengen kepala

sudah posisi rotasi dan tangan diluruskan kebawah dalam posisi

peregangan. Aplikasi teknik myofasial release technique dilakukan

dengan frekuensi 6 kali dalam dua minggi dengan pengulangan

sebanyak 3 kali setiap terapi.

Page 76: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

75

75

Gambar 4.4 :Myofasial Release Technique pada Tension Headache

(Sumber : Warenski, 2011)

Page 77: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

76

76

4.8 Bagan/Skema

Gambar 4. 5 Skema Alur Penelitian

Populasi Tension Headache

( n = 18 orang)

Kriteria Penelitian

Inklusi dan Ekslusi

Sampel (Tension Headache)

n=18

Pre Test

( Pengukuran VAS )

Random

Alokasi

Kelompok 2, n=9 Kelompok 1, n=9

Myofasial Release

Technique Massage

Therapy

Friction

dengan ICT

Post Test

( Pengukuran VAS )

)

Analisis Data

Pelaporan

Page 78: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

77

77

4.9 Teknik Analisis Data

Dalammenganalisisdatayangdidapatdaripengukurannyeriakanterlihatperub

ahantingkatpenurunannyerisebelumdansesudahintervensidenganmenggunakanpro

gramSPSS(StatisticalProgramForSocialScience).Datayangdiperolehdianalisisdeng

anlangkah-langkahsebagaiberikut:

1. Statistikdeskriptifuntukmenganalisisumurdanjeniskelaminyangdatanyadia

mbilsebelumdilakukanintervensiawal.

2. UjiNormalitas

UjinormalitasdatamenggunakanSaphiro-

Wilktestdidapatkandistribusidatanormal.

3. UjiHomogenitas

UjihomogenitasdatadenganLevene’sTest, didapatkan homogen p>0,05.

4. UjiHipotesis

a. Uji beda pada kelompok berpasangan (Masing-masing pada kelompok

perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2)

Menggunakan Paired Samples T-test unutk menguji adanya

perbedaan hasil sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok

perlakuan. Apabila data berdistribusi tidak normal maka menggunakan

Wilcoxon Match Pair test untuk menguji signifikansi 95% pada

kelompok perlakuan 1 dan perlakuan 2, jika p<0,05 maka hipotesis

ditolak dan jika p>0,05 hipotesis diterima.

b. Uji beda pada kelompok tidak berpasangan (pada kelompok perlakuan

1 dan kelompok perlakuan 2)

Page 79: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

78

78

BAB V

HASIL PENELITIAN

Telah dilakukan penelitian experimental pada bulan Februari 2017

terhadap 9 orang subjek pada masing-masing kelompok perlakuan 1 dan

perlakuan 2 . Perlakuan yang diterapkan pada kelompok satu adalah dengan

pemberian intervensi massage friction dan ischemic compresion technique dan

kelompok myofasial release. Data lengkap penelitian ini akan diuraikan dalam

paparan berikut ini:

5.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Sampel penelitian ini adalah staf pengajar di SMKN 5 Denpasar selama

bulan Januari tahun 2017, besar sampel yang diambil sebagai responden sebanyak

18 orang terdiri dari 9 orang kelompok perlakuan 1 dan 9 orang kelompok

perlakuan 2. Adapun karakteristik responden yang telah di teliti dan

didistribusikan ke dalam tabel distribusi adalah sebagai berikut.

1. Karakteristik responden berdasarkan umur.

Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

di SMKN 5 Denpasar

Umur Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan

F % f %

30-35 4 44,4 4 44,4

36-40 5 55,6 5 55,6

Total 9 100 9 100

66

Page 80: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

79

79

Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat diketahui dari 18 responden,

pada masing-masing kelompok didapat rentang umur 30-35 tahun

sebanyak 4 responden (44,4%), dan rentang umur 36-40 sebanyak 5

responden (55,6%).

2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada

tabel 5.2

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin

di SMKN 5 Denpasar

Jenis

Kelamin Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan

F % f %

Laki-laki 3 33,3 3 33,3

Perempaun 6 66,7 6 66,7

Total 9 100 9 100

Berdasarkan Tabel 5.4 diatas dapat diketahui dari 18 responden,

pada masing-masing kelompok didapat berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 3 responden (33,3%), dan perempuan sebanyak 6 responden

(66,7%).

5.2 Uji Normalitas dan Homogenitas

Uji normalitas dan uji homogenitas data sebelum dan sesudah

pelatihan dilakukan sebagai prasyarat untuk menentukan uji statistik

yang akan digunakan dalam penelitian ini. Uji normalitas dengan

menggunakan Shapiro Wilk Test, sedangkan uji homogenitas dengan

menggunakan Levene’s Test. Hasil dari analisis tersebut tertera pada

Tabel 5.3.

Page 81: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

80

80

Tabel 5.3

Uji Normalitas dan Homogenitas

Uji Normalitas dengan shapiro Wilk Test Uji

Kelompok Perlakuan 1 Kelompok Perlakuan 2 Homogenitas

Kelompok Rerata

Simpang

baku p Rerata

Simpang

baku p (Uji Levene)

Pre 4,47 1,25 0,136 4,378 0,91 0,505 0,344

Post 4,5 0,92 0,477 3,22 1,26 0,09 0,068

Berdasarkan Tabel 5.3 terlihat hasil uji normalitas dengan

menggunakan Shapiro Wilk Test didapatkan nilai probabilitas untuk

kelompok data pada kelompok perlakuan 1 sebelum intervensi

dimana nilai p = 0,136 (p > 0,05) dan setelah intervensi nilai p =

0,477 (p > 0,05) sedangkan pada kelompok perlakuan 2 sebelum

intervensi nilai p = 0,505 (p > 0,05) dan setelah intervensi nilai p =

0,09 (p > 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa data

keseimbangan dinamis sebelum dan sesudah intervensi pada

kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2 berdistribusi

normal.

Pada uji Homogenitas dengan menggunakan Levene’s Test

didapatkan nilai p = 0,344 (p > 0,05) untuk skor sebelum intervensi

dan untuk skor sesudah intervensi nilai p = 0,068 (p > 0,05) yang

menunjukkan bahwa data keseimbangan dinamis sebelum maupun

sesudah pelatihan merupakan data yang homogeny

Page 82: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

81

81

5.3 Pengujian Hipotesis

5.3.1 Uji Beda Rerata Skor Nyeri Sebelum dan Sesudah Perlakuan Pada Kelompok

Perlakuan 1 dan Kelompok Perlakuan 2.

Untuk menguji perbedaan antara pemberian massage therapy

friction dan ICT serta myofascial relase therapy terhadap pengurangan

rasa nyeri kepala tension headache pada staf pengajar di SMK Negeri

5 Denpasar

Tabel 5.4

Hasil Uji Paired Sampel T-test

Rerata Simpang Rerata Simpang t p

Kelompok Sebelum Baku Sesudah Baku

Perlakuan 1 4,37 0,017 3,37 1,51 4,523 0,002

Perlakuan 2 4,47 1,25 4,011 1,11 6,261 0,000

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pada kedua kelompok

mengalami penurunan nilai rata-rata tingkat nyeri. berdasarkan nilai p

value juga menunjukkan nilai < 0,05, hal ini berarti massage therapy

friction dan Ischemic Compression Technique (ICT) terbukti dapat

mengurangi nyeri kepala tension headache pada wanita di SMK Negeri

5 Denpasar.

5.3.2 Uji Beda Nyeri Kepala Tension Headache Antar Kedua Kelompok

Sebelum dan Sesudah Perlakuan.

Untuk mengetahui apakah massage therapy friction dan ischemic

compression technique lebih efektif daripada myofacial release

therapy digunakan uji t-independent tidak dilakukan uji

kompartibilitas karena yang dibandingkan adalah selisih penurunan

Page 83: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

82

82

nyeri pre dan post pada kedua kelompok perlakuan. Hasil pengujian

ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 5.6

Hasil Uji Selisih Nyeri Antar Kelompok Menggunakan Independent Sample

T-test

Rerata Rerata

Kelompok I Kelompok II t p

Pre 4,37 4,47 4,523 0,002

Post 3,37 4,01 6,621 0.000

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa Persentase Penurunan

Nyeri pada Kelompok I sebesar 77,11% dan Persentase Penurunan

Nyeri pada Kelompok II sebesar 89,7%. Sedangkan, nilai p < 0,05

yang berarti bahwa hipotesis diterima atau massage therapy friction

dan ischemic compression technique lebih efektif daripada myofacial

release therapy.

Page 84: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

83

83

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Subjek

Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan pre test and

post test group design untuk membandingkan kombinasi pemberian

intervensi massage friction dan ichemic compresion technique dengan

myofasial release technique. Populasi penelitian ini adalah staf pengajr di

SMKN 5 Denpasar pada bulan Desember 2016 – Februari 2017. Hasil

penelitian didapatkan 18 responden yang memenuhi syarat sesuai kriteria

inklusi dan eksklusi.Rentangan umur 30-35 tahun sebanyak 4 responden

(44,4%), dan rentang umur 36-40 sebanyak 5 responden (55,6%).

Kemudian responden berdasarkan jenis kelamin, dari 18 responden, pada

masing-masing kelompok didapat berjenis kelamin laki-laki sebanyak 3

responden(33,3%), dan perempuan sebanyak 6 responden (66,7%).

Dengan demikian responden di SMKN 5 Denpasar sebagian besar

berumur 36-40 tahun.Rentangan umur ini menunjukkan responden

memiliki kedewasaan berpikir dan memiliki wawasan yang luas.

6.2 Efek Intervensi Massage Friction dan Ischemic Compression

Technique terhadap Penurunan Rasa Nyeri Tension Headache

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh menunjukkan bahwa rerata keluhan

nyeri penderita nyeri tension headache pada staf pengajar di SMKN 5

Page 85: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

84

84

Denpasar, pada kelompok ini nilai rata-rata nyeri sebelum perlakuan

adalah 4,37 dan setelah perlakuan sebesar 3,37. Berdasarkan nilai rata-rata

tersebut terlihat adanya penurunan nyeri yang dirasakan oleh penderita.

Hasil rerata dipertegas oleh analisis kemaknaan dengan uji t-paired test

menunjukkan bahwa pada kelompok massage friction dan ischemti

compression technique menghasilkan penurunan keluhan nyeri tension

headche sebelum dan sesudah perlakuan berbeda secara bermakna (p<

0,05).

Massage merupakan serangkaian gerakan yang diulang-ulang, dan

terkontrol, yang menimbulkan efek penguluran ringan dan relaksasi otot

serta pengurangan nyeri, yang dalam bahasa medis disebut "soft tissue

techniques" (Nikita, 2010).

Pada kasus nyeri kepala Tension headache, ketegangan otot merupakan

penyebab utama timbulnya nyeri. Bila otot tegang dalam waktu lama, akan

terjadi iskemia daerah tersebut, karena kontraksi otot akan menjepit

pembuluh darah yang melayani otot tersebut. Karena saat terjadi kontraksi

yang berkepanjangan, maka akan dilepas subtansi P yang pada level

tertentu akan memicu nyeri. Massage dengan pengurutan memanjang akan

berefek peregangan pada otot, sehingga sarkomer memanjang dan

mencukupi untuk memisahkan kepala myosin dari bagian reaktin filament

aktin, yang merupakan sumber kontraktil pemicu ketegangan pada otot

tersebut (Gerwin, 2010). Hal ini kiranya dapat menerangkan mengapa

oeregangan secara konsisten dalam mekanisme massage akan sangat

Page 86: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

85

85

menolong dalam mengatasi tegang otot (Nikita, 2010).

Dengan gerakan Friction dan ICT (Ischemic Compressin Technic),

akan terjadi mekanisme memompa mendorong cairan dalam limpa ( pada

tekanan ringan) dan vena ( pada tekanan sedang ). Dengan meningkatkan

tekanan pada awal gerakan friction, maka terjadi pengosongan pada area

yang dilewatinya. Ini penting terutama pada otot yang tegang, maka

gerakan ini seperti menggosok dan cairan keliar oleh tekanan, sehingga

nutrisi akan terserap masuk dan terjadi perbaikan di daerah tersebut

(Lemburg, 2010). Meningkatkan permeabilitas jaringan

Massage dengan tekanan kuat akan merangsang jaringan membrane

terbuka, membuat cairan nutrisi bisa lewat. Ini membantu pengangkutan

produk-produk sisa seperti asam laktat dan memfasilitasi otot untuk

mendapat oksigen dan nutrisi yang akan mempercepat proses perbaikan

(Graha dan Priyonoadi, 2012).

Saat otot mengalami ketegangan dalam waktu yang lama, sehingga

menjepit pembuluh darang yang melayani otot-tot tersebut. Kemudian

dilepaskan “P” substance pada level tertentu yang memicu nyeri,

kemudian akibat penjepitan pada pembuluh datang yang melayani otot

tersebut, sehingga aliran datah yang membawa subtansi kimia seperti asam

laktat menumpuk dalam pembuluh darah dan menyebabkan suatu

blockade yang disebut trigger point. Jadi, Trigger Point itu adalah

blockade berupa titik-titik nyeri akibat penumpukan subtansi kimia seperti

Page 87: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

86

86

asam laktat pada area tersbut akibat ketegangan otot dalam waktu yang

lama, sehinga menimbulkan nyeri. Kemudian dengan ICT dimana dengan

melakukan penekanan pada tigger point, sehingga dapat mendorong cairan

dalam limpha(tekanan yang ringan) dan vena(pada tekanan yang dalam),

sehingga terjadi pengosongan pada area-area tersebut dan dengan massage

friction, sehingga memberikan effek penguluran, sehingga membantu

mendorong substansi kimia tersebut untuk direabsorbsi kembali dalam

darah, sehingga otot terfasilitasi untuk mendapatkan banyak oksigen dan

nutrisi untuk mempercepat proses perbaikan disamping itu massage

memberikan efek peregangan, sehingga menyebabkan sarkomer

memanjang dan memisahkan kepala myosin dari bagian reaktin filament

aktin, sehingga ketegangan otot berkurang, produksi “P” substance

berkurang dan nyeri berkurang.

6.3 Efek Intervensi Myofasial Release Technique terhadap Penurunan

Rasa Nyeri Tension Headache

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh menunjukkan bahwa rerata

keluhan nyeri penderita nyeri tension headache pada staf pengajar di

SMKN 5 Denpasar, pada kelompok ini nilai rata-rata nyeri sebelum

perlakuan adalah 4,47 dan setelah perlakuan sebesar 4,01. Berdasarkan

nilai rata-rata tersebut terlihat adanya penurunan nyeri yang dirasakan oleh

penderita. Hasil rerata dipertegas oleh analisis kemaknaan dengan uji t-

paired test menunjukkan bahwa pada kelompok myofasial release

Page 88: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

87

87

technique menghasilkan penurunan keluhan nyeri tension headche

sebelum dan sesudah perlakuan berbeda secara bermakna (p< 0,05).

Myofascial release technique bila digunakan dengan pengobatan

konvensional lainnya menjadi sangat efektif untuk memberikan

pembebasan nyeri untuk mengurangi nyeri tekan pada jaringan (Warenski,

2011). Metode MRT sangat berfokus pada bagaimana kebiasaan postur,

aktivitas spesifik atau kurangnya aktivitas, kompensasi kronis setelah

cedera dan gerakan yang menghindari lingkup gerak sendi penuh yang

merupakan hasil dari pemendekan unit otot dan perlengketan diantara

lapisanfascia dimanafascia membentuk struktur pasif dari tubuh. Aplikasi

myofascial release technique ini berupa tekanan pada otot dan peregangan,

yang terapkan kea rah yang dituju, berperan untuk meregangkan atau

memanjangkan struktur fascia dan otot. Adapun tujuan myofascial release

technique ini untuk memulihkan kualitas cairan/pelumas dari jaringan

fascia, mobilitas jaringan dan fungsi normal sendi (Ghanbari dan Jaberi,

2012).

Myofascial release technique digunakan untuk mengurangi nyeri

musculoskeletal. Teori ini terdiri dari Gate Control Theory, interpersonal

attention, parasympathetic respon pada saraf otonom, dan pelepasan

serotonin (Warenski, 2011).Adanya stimulus sensoris dan peregangan

yangdiberikan memfokuskan pada membebaskan keterbatasan gerak yang

berasal dari jaringan lunak tubuh.

Myofascial release technique diterapkan pada kondisi yang berkaitan

Page 89: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

88

88

dengan kebiasaan postural yang buruk, kurangnya aktivitas, kompensasi

terhadap cedera sebelumnya akibat stress mekanik yang kronik. Fascia

membentuk struktur pasif pada jaringan tubuh, adanya adhesi

menyebabkan serabut fascia saling terikat satu sama lain secara

disfungsional sehingga harus dilakukan tekanan yang simultan dan

peregangan atau elongasi (Jaberi, 2012).

Myofascial Release Technique adalah Tekanan pada otot dan

peregangan kea rah yang dituju pada struktur fascia dan otot, tujuannya

untuk memulihkan kualitas cairan atau pelumas dari jaringan fascia,

mobilitas jaringan dan fungsi normal sendi (Riggs & Grant, 2008).

Ketegangan otot sering terjadi pada jaringan, sehingga dapat

merangsang nosiseptor yang terdapat dalam otot, sehingga nosiseptor

terangsang akan timbul aktivitas reflex yang lewat, sehingga zat-zat

metabolism menumpuk dan kekurangan oksigen pada jaringan myofascial

serta tidak adanya jarak antar serabut jaringan ikat yang membuat

timbulnya iskemia. Dengan Intervensi Myofascial Release Technique

sehingga tujuannya melepaskan zat-zat metabolism yang menumpuk,

meningkatkan suplai oksigen, mengurangi iskemia akibat perlengketan

antar lapisan fascia, dimana myofascial release technique memobilisasi

pada jaringan lunak dan dapat mempengaruhi proses metabolisme karena

saat peningkatan aliran darah membantu membuang sisa-sia metabolisme,

sehingga terjadi penurunan nyeri sekaligus, meningkatkan suplai oksigen,

kemudian dengan myofascial release technique dapat meregangkan dan

Page 90: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

89

89

memanjangkan struktur fascia, sehingga dapat memisahkan perlengketan

antar lapisan fascia akibat adhesi.

6.5 PerbedaanMassage Friction dan Ischemic Compression Technique

dengan Myofascial Release Technique terhadap Penurunan Rasa

Nyeri Tension Headache.

Untuk mengetahui apakah massage therapy friction dan ischemic

compression technique lebih efektif daripada myofacial release therapy

digunakan uji t-independent.

Berdasarkan hasil Uji Independent Sample T-test menunjukkan

bahwa nilai p = 0,036 < 0,05 yang berarti bahwa hipotesis diterima atau

massage therapy friction dan ischemic compression technique lebih efektif

daripada myofacial release therapy.

Kombinasi Massage Friction dan Ischemic Compression Technique

memiliki efek yang berbeda dengan Myofascial Release Technique karena

Memompa dan mendorong cairan dalam vena dan limpha.

Dengan gerakan Friction dan ICT (Ischemic Compressin Technic),

akan terjadi mekanisme memompa mendorong cairan dalam limpa ( pada

tekanan ringan ) dan vena ( pada tekanan sedang ). Dengan meningkatkan

tekanan pada awal gerakan friction, maka terjadi pengosongan pada area

yang dilewatinya. Ini penting terutama pada otot yang tegang, maka

gerakan ini seperti menggosok dan cairan keliar oleh tekanan, sehingga

nutrisi akan terserap masuk dan terjadi perbaikan di daerah tersebut,

sehingga dapat memperbaiki permeabilitas jaringan (Lemburg, 2010).

Page 91: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

90

90

Sedangkan Myofascial Release Technique ini berupa tekanan pada otot

dan peregangan, yang terapkan kea rah yang dituju, berperan untuk

meregangkan atau memanjangkan struktur fascia dan ototm sehingga

dapat memulihkan kualitas cairan/pelumas dari jaringan fascia, mobilitas

jaringan dan fungsi normal sendi (Ghanbari dan Jaberi, 2012).

6.6 KELEMAHAN PENELITAN

Berbagai kelemahan penelitian yang dihadapi dalam penelitian ini:

1. Peneliti tidak mengikuti aktivitas luar responden selama masa

terapi.

2. Pada penelitian ini menggunakan VAS dengan rentang 0 – 10

untuk memperoleh tingkat nyeri pada pasien baik sebelum

intervensi maupun sesudah intervensi.

Page 92: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

91

91

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data penelitian yang telah dilaksanakan dapat

disimpulkan :

1. Pemberian Massage Friction dan ICT(Ischemic Compression Technique)

dapat menurunkan nyeri tension headache pada Staff Pengajar di SMK

Negeri 5 Denpasar.

2. Pemberian Myofascial Release Technique dapat menurunkan nyeri kepala

tension headache di SMK Negeri 5 Denpasar.

3. Massage Friction dan ICT(Ischemic Compression Technique) lebih efektif

daripada Myofascial Release Therapy dalam menurunkan nyeri tension

headache pada Staff Pengajar di SMK Negeri 5 Denpasar.

7.2 Saran

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan alat ukur yang

objektif dalam mengukur intensitas nyeri.

2. Penelitian dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan variasi

dosis yang lebih banyak sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat.

77

Page 93: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

92

92

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, N.C. 2013. Penerapan Myofasial Release Technique sama baik

dengan Ischemic Compression Technique dalam menurunkan nyeri pada

Sindroma Miofasial otot Upper Trapezius [Skripsi]. Universitas Udayana.

Anurogo, Dito. 2014. Tension Type Headache. Surya University, Vol. 41, No. 3.

Akbar, Muhammad. 2010. Nyeri Kepala. Universitas Hassanudin. Makasar.

Baehr, M., Frotscher M. 2010. Diagnosis Topik Neurologi DUUS, Anatomi,

Fisiologi, Tanda, Gejala. Ed. 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

.

Cameron, M. 2010. Physical Agents in Rehabilitation. W.B. Saunders Company.

Philadephia, London, Toronto, Montreal, Sydney, Tokyo.

Courcy, P. 2011. Essential Medical Massage and Wellness.Medical Sport

Pediatric Wellness.

Flor, H., Dennis, C., Turk, D. 2011. Chronic Pain: An Integrated Biobehavioral

Approach. (cited 2016 Jun. 20)

Fernandes, D.P.C and Miangolarra, J.C. 2005.Musculoskeletal disorders in

mechanical neck pain: myofascial trigger point versus cervical joint dysfunction:

A clinical study. Journal of Musculoskeletal Pain, 13(1),pp.27-35.

Flor, H., Dennis, C., Turk, D.2011. Chronic pain: An Integrated Biobehavioral

Approach. (cites 2011 Oct. 20).

Graha, dan Priyonoadi.(2012). Terapi Masase Frirage.Yogyakarta : Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Ghanbari.A, dan Jaberi. 2012. Tension TypeHeadache Treated by Positional

Release Therapy. Manual Therapy 17(2012) 456-468.

Gerwin, R.D. 2010.Muscle Pain: Diagnosis and Treatment Berlin, Heidelberg:

Springer Berlin Heidelberg. [Accessed March 31, 2014].

Guyton, A.C. and Hall, J.E. 2006.Textbook of Medical Physiology. 11th

ed, pp. 73-

83. Philadephia: Elsiver Inc.

G. Sarifin. 2010. Kontraksi Otot dan Kelelahan. Jurnal ILARA, Vol. 1, No. 2.

Gemmell, H. Miller, P. and Nordstrom, H.2008. Immediate effect of ischemic

78

Page 94: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

93

93

compression and trigger point pressure release on neck pain and upper trapezius

trigger points: A randomized controlled trial, Clinical Chiropractic, 11, pp.30-36.

Kuntono, H. P. 2011. Nyeri Secara Umum dan Osteo Arthritis Lutut Dari Aspek

Fisioterapi.Muhammadiyah University Press. Surakarta.

Lemburg, Christian. 2010. Massage Trigger Therapy. Pressure Pointer. USA.

Loder. Elizabeth. 2011. Manual Therapy Versus Usual GP Care for Chronic

Tension-type Headache. International Headache Society, 31(2) 131-132.

Moore, K., Agur, A. 2002. Anatomi Klinis Dasar. (Laksman, H. Pentj). Penerbit

Hipokrates. Jakarta.

Maruli, W.O.2013. Perbandingan Myofasial Release Technique dengan Contract

Relax Stretching terhadap penurunan nyeri pada sindroma Myofasial otot Upper

Trapezius. Universitas Udayana.

Nikita, A. V. 2010 (a).Physical Assesment.Professional Health System Inc.

Canada.

Nikita, A. V. 2010 (b).Physical Medicine.Professional Health System Inc.

Canada.

Nambi S, Gopal. 2016. Difference in effect between ischemic compression and

muscle energy technique on upper trepezius myofascial trigger points:

Comparative study.Department of Physiotherapy, C.U. Shah Physiotherapy

College,Vol. 2.

Pragewi, D. 2011. Efek penambahan Cryotherapy pada Intervensi Ischemic

Compression Technique dan Transverse Friction terhadap pengurangan nyeri

pada kasus Sindroma Nyeri Miofasial otot Upper Trapezius. Universitas Esa

Unggul.

Waldie, E Karen. 2015. Tension-Type Headache:A Life Course Review. Journal of

Headache and Paint Management, Vol. 1, No. 12.

Warenski, J.2011. The Effectiveness of Myofasial Release Technique in The

Treatment of Myofasial Pain : A Literature Review. Journal of Musculoskeletal

Pain, 23, pp. 27-35.

Yu.S, and Han. Xu. 2014. Update of Chronic Tension-Type Headache. Curr Pain

Headache. Reo 19 : 469.

Page 95: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

94

94

Page 96: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

95

95

Lampiran 2.Curriculum Vitae

Biodata (Curriculum Vitae) Peneliti

A. Identitas Diri

Nama : I Gede Wisnu Pramadita

Jenis Kelamin : Laki-Laki

NIM : 1202305044

Tempat/Tanggal Lahir :Denpasar, 13 Juli 1994

E-mail : [email protected]

Alamat Rumah : Dalung Permai, Blok NN. 23

Page 97: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

96

96

B. Riwayat Pendidikan

TK Cipta Dharma (2000)

SD Negeri 1 Kerobokan Kaja (2006)

SMP Negeri 5 Denpasar (2009)

SMA Negeri 2 Mengwi (2012)

S1 Fisioterapi Universitas Udayana (2012 – Sekarang)

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah

satu persyaratan dalam pengajuan Persetujuan Komite Etik

Denpasar, 24 Pebruari 2017

Hormat Kami

( I Gede Wisnu Pramadita )

Page 98: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

97

97

Lampiran 3. Informed Consent

(INFORMED CONSENT)

Kepada :

Yth……………………

Di tempat

Dengan Hormat,

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir Program Studi Fisioterapi FK

UNUD Denpasar, maka akan dilaksanakan penelitian pada kasus nyeri Tension

Headache. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi

fisioterapi terhadap penurunan nyeri pada kasus nyeri sindroma Tension

Headache. Penelitian ini akan dibagi menjadi dua kelompok perlakuan, kelompok

pertama akan mendapat intervensi kombinasi massage friction dan ischemic

compression technique. Sedangkan pada kelompok dua akan mendapat intervensi

myofascial release technique.

Segala hasil dari penelitian ini akan menjadi rahasia peneliti. Mohon

kesediannya untuk ikut serta dengan sukarela, dan sewaktu – waktu bisa

mengundurkan diri apabila anda tidak berkenaan.Terimakasih atas keikutsertaan

anda, dan info lebih lengkap dapat menghubungi I Gede Wisnu Pramadita,

Hp.081999179144.

Hormat Saya,

( I Gede Wisnu Pramadita )

Page 99: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

98

98

Lampiran 4. Lembar Persetujuan

LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah membaca dan mendapat

penjelasan dari peneliti tentang tujuan dan tindakan yang akan saya dapatkan

selama proses penelitian ini. Oleh karena itu saya menyatakan bersedia untuk ikut

serta dalam penelitian dan mengikuti setiap proses penelitian dalam penelitian

yang berjudul :

“Pemberian Massage Friction dan Ischemic Compression Technique

Lebih Efektif Dibandingkan Pemberian Myofascial Release Technique untuk

Menurunkan Nyeri Tension Headache Pada Staf Pengajar di SMKN 5 Denpasar”

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Peneliti, Saksi Sampel, Denpasar, Februari 2017

Page 100: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

99

99

Lampiran 5. Lembar Assessment

Daftar Pertanyaan

1. Apakah pada saat ini anda sedang mengalami nyeri kepala?

2. Apakah anda sering mengalami nyeri kepala?

3. Apakah saat ini anda menderita penyakit : paru kronis, asma bronkiale

yang sering kambuh, kanker paru, kanker payudara atau sakit jantung?

4. Sudah berapa lama anda merasakan nyeri kepala seperti ini?

5. Seperti apa nyeri yang anda rasakan

6. Pada daera mana nyeri tersebut anda rasakan?

7. Tindakan apa saya yang pernah dilakukan untuk mengurangi nyeri?

Pemeriksaan Fisik

Jenis Test Hasil Temuan

Quick test dan

gerak aktif

Cervical : fleksi ekstensi, 3 dimensi

ekstensi dan laterak fleksi neck

Adanya nyeri

regang

Gerak pasif Cervical fleksi dan lateral fleksi Adanya nyeri

regang

Gerak Isometrik Posisi stretchcervical:fleksi, ekstensi,

lateral fleksi kanan-kiri, rotasi leher

kanan-kiri

Nyeri saat

kontraksi

isometric pada

otot upper

trapezius

Test Khusus Palpasi pada delapan pasang otot dan

insersi tendon, yaitu: otot-otot masseter,

temporal, frontal, sternocleidomastoid,

trapezius, suboccipital, processus

coronoid dan mastoideus

Ditemukan nyeri

pada trigger point,

taut band, dan

tenderness

Page 101: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

100

100

Lampiran 6. Hasil Olah Data Menggunakan SPSS

T-Test

Explore

Group Statistics

9 3,2222 1,26271 ,42090

9 4,5000 ,92195 ,30732

Kelompok

Friction dan Ischemic

compression

Myof ascial release

Post

N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

Independent Samples Test

3,826 ,068 -2,452 16 ,026 -1,27778 ,52116 -2,38258 -,17297

-2,452 14,642 ,027 -1,27778 ,52116 -2,39097 -,16459

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Post

F Sig.

Levene's Test f or

Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Dif f erence

Std. Error

Dif f erence Lower Upper

95% Conf idence

Interv al of the

Dif f erence

t-test for Equality of Means

Case Processing Summary

9 100,0% 0 ,0% 9 100,0%

9 100,0% 0 ,0% 9 100,0%

9 100,0% 0 ,0% 9 100,0%

9 100,0% 0 ,0% 9 100,0%

Pre Massage Therapy

Friction dan ICT

Post Massage Therapy

Friction dan ICT

Pre My ofascial release

Post My ofacsial release

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Page 102: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

101

101

Lampiran 6. Hasil Olah Data Menggunakan SPSS

T-Test

Group Statistics

9 1,0000 ,66332 ,22111

9 ,4667 ,22361 ,07454

Kelompok

Friction dan Ischemic

compression

Myof ascial release

Selisih

N Mean Std. Dev iat ion

Std. Error

Mean

Independent Samples Test

2,301 ,061 2,286 16 ,036 ,53333 ,23333 ,03869 1,02798

2,286 9,795 ,046 ,53333 ,23333 ,01196 1,05471

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Selisih

F Sig.

Levene's Test f or

Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Dif f erence

Std. Error

Dif f erence Lower Upper

95% Conf idence

Interv al of the

Dif f erence

t-test for Equality of Means

Page 103: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

102

102

Lampiran 7. Hasil Olah Data Menggunakan SPSS

Descriptives

4,3778 ,30358

3,6777

5,0778

4,3531

4,0000

,829

,91074

3,20

6,00

2,80

1,40

,521 ,717

-,680 1,400

3,2222 ,42090

2,2516

4,1928

3,1858

2,7000

1,594

1,26271

2,00

5,10

3,10

2,40

,374 ,717

-1,941 1,400

4,4778 ,41925

3,5110

5,4446

4,4142

4,0000

1,582

1,25775

3,30

6,80

3,50

2,15

,935 ,717

-,328 1,400

4,5000 ,30732

3,7913

5,2087

4,4778

4,4000

,850

,92195

3,30

6,10

2,80

1,65

,351 ,717

-,609 1,400

Mean

Lower Bound

Upper Bound

95% Conf idence

Interv al for Mean

5% Trimmed Mean

Median

Variance

Std. Dev iat ion

Minimum

Maximum

Range

Interquart ile Range

Skewness

Kurtosis

Mean

Lower Bound

Upper Bound

95% Conf idence

Interv al for Mean

5% Trimmed Mean

Median

Variance

Std. Dev iat ion

Minimum

Maximum

Range

Interquart ile Range

Skewness

Kurtosis

Mean

Lower Bound

Upper Bound

95% Conf idence

Interv al for Mean

5% Trimmed Mean

Median

Variance

Std. Dev iat ion

Minimum

Maximum

Range

Interquart ile Range

Skewness

Kurtosis

Mean

Lower Bound

Upper Bound

95% Conf idence

Interv al for Mean

5% Trimmed Mean

Median

Variance

Std. Dev iat ion

Minimum

Maximum

Range

Interquart ile Range

Skewness

Kurtosis

Pre Massage Therapy

Friction dan ICT

Post Massage Therapy

Friction dan ICT

Pre My ofascial release

Post My ofacsial release

Stat istic Std. Error

Page 104: SKRIPSI PEMBERIAN MASSAGE FRICTION DAN · PDF file2.4 Patofisiologi Tension ... gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri ... keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan

103

103

Lampiran 6. Hasil Olah Data Menggunakan SPSS

T-Test

Independent Samples Test

,951 ,344 -,193 16 ,849 -,10000 ,51762 -1,19731 ,99731

-,193 14,580 ,849 -,10000 ,51762 -1,20606 1,00606

3,826 ,068 -2,452 16 ,026 -1,27778 ,52116 -2,38258 -,17297

-2,452 14,642 ,027 -1,27778 ,52116 -2,39097 -,16459

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Pre

Post

F Sig.

Levene's Test f or

Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Dif f erence

Std. Error

Dif f erence Lower Upper

95% Conf idence

Interv al of the

Dif f erence

t-test for Equality of Means

Tests of Normality

,216 9 ,200* ,932 9 ,505

,235 9 ,162 ,841 9 ,059

,204 9 ,200* ,874 9 ,136

,141 9 ,200* ,955 9 ,744

Pre Massage Therapy

Friction dan ICT

Post Massage Therapy

Friction dan ICT

Pre My ofascial release

Post My ofacsial release

Stat ist ic df Sig. Stat ist ic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true signif icance.*.

Lillief ors Signif icance Correctiona.

Group Statistics

9 4,3778 ,91074 ,30358

9 4,4778 1,25775 ,41925

9 3,2222 1,26271 ,42090

9 4,5000 ,92195 ,30732

Kelompok

Friction dan Ischemic

compression

Myof ascial release

Friction dan Ischemic

compression

Myof ascial release

Pre

Post

N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean