skripsi kinerja inspektorat dalam penegakan disiplin

101
SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KOTA MAKASSAR IRMA MUSTIKA WATY Nomor Stambuk: 10561 03652 10 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 03-Feb-2022

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

SKRIPSI

KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI

NEGERI SIPIL (PNS) DI KOTA MAKASSAR

IRMA MUSTIKA WATY

Nomor Stambuk: 10561 03652 10

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

i

KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI

NEGERI SIPIL (PNS) DI KOTA MAKASSAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh

IRMA MUSTIKA WATY

Nomor Stambuk: 10561 03652 10

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

ii

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Kinerja Inspektorat Dalam Penegakan Disiplin

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di Kota Makassar

Nama Mahasiswi : IRMA MUSTIKA WATY

Nomor Stambuk : 10561 03652 10

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Abdul Kadir Adys, SH., MM Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si

Mengetahui:

Dekan Ketua Jurusan

Fisipol Unismuh Makassar Ilmu Administrasi Negara

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si

Page 4: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

iii

PENERIMAAN TIM

Telah diterima oleh TIM Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan Surat Keputusan/undangan

menguji ujian skripsi Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Makassar,

Nomor: 0266/FSP/A.I–VIII/36/2015 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana (S.1) dalam program studi Ilmu Administrasi Negara Di Makassar

pada hari Senin tanggal 23 bulan Februari tahun 2015.

TIM PENILAI

Ketua Sekretaris

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si Drs. H. Muhammad Idris, M.Si

Penguji:

1. Drs. H. Parakkasi Tjaija, M.Si (Ketua) (.……....…………..)

2. Drs. H. Muhammad Idris, M.Si (…………………...)

3. Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si (…………………...)

4. Adnan Ma’ruf, S.Sos., M.Si (…………………...)

Page 5: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : IRMA MUSTIKA WATY

Nomor Stambuk : 10561 03652 10

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan

plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, Januari 2015

Yang menyatakan,

IRMA MUSTIKA WATY

Page 6: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

v

ABSTRAK

IRMA MUSTIKA WATY. Kinerja Inspektorat Dalam Penegakan DisiplinPegawai Negeri Sipil (PNS) Di Kota Makassar (dibimbing oleh Abdul KadirAdys dan Burhanuddin).

Kinerja dalam organisasi merupakan totalitas hasil kerja yang dicapaisuatu organisasi atau merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuanorganisasi yang telah diciptakan. Inspektorat Kota Makassar yang memiliki fungsidalam melakukan pengawasan kinerja pemerintahan daerah dalam hal ini disiplinPegawai Negeri Sipil. Dimana salah satu misi yang ingin dicapai adalah denganmencegah terjadinya Pegawai Negeri yang tidak taat pada aturan. Kemudianfungsi lainnya adalah dengan melakukan pengawasan, pemeriksaan, penilaian.Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara dalam menjalankan rodapemerintahan dituntut untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai abdinegara dan abdi masyarakat. Pegawai Negeri Sipil juga harus bisa menjunjungtinggi martabat dan citra kepegawaian demi kepentingan masyarakat dan negara.Berdasarkan hal tersebut, peneliti terdorong untuk mencoba menggambarkan danmenjelaskan Kinerja Inspektorat Dalam Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil(PNS) Di Kota Makassar.

Jenis penelitian adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan kombinasidengan kualitatif dalam mengelolah data yang telah diperoleh dari lokasipenelitian. Kemudian tipe penelitian adalah survey, dengan menjelaskan kinerjaInspektorat dan jumlah sampelnya sebanyak 50 responden. Teknik penarikansampel yang akan digunakan adalah teknik Sampling Jenuh. Hal ini seringdilakukan bila jumlah populasi relative kecil kurang lebih 30 orang, serta datadikumpulkan dengan menggunakan instrument berupa; Observasi, Kuesioner,Wawancara dan Dokumentasi. Data tersebut dianalisis secara statistik deskriptifkuantitatif dengan menggunakan tabel frekuensi secara sederhana.

Hasil menunjukkan bahwa kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplinPegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar berkualitas. Hal ini dapat dilihatdari rata-rata skor dari keempat indikator dimana pada indikator produktivitasnilai rata-rata skor 2,92 (73,75%) pada kategori baik, responsivitas dengan nilairata-rata skor 3,0 (75%) pada kategori baik, responsibilitas dengan nilai rata-rataskor 3,2 (80,16%) pada kategori baik, dan akuntabilitas dengan nilai rata-rata skor3,08 (77%) juga pada katagori baik.

Kata Kunci: Kinerja Inspektorat dalam Disiplin PNS

Page 7: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat,

Hidayah dan InayahNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Kinerja Inspektorat Dalam Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di kota Makassar”. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang ditujukan untuk

memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Skripsi ini sangatlah jauh dari kesempurnaan tanpa adanya bantuan dan

dorongan serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat Ayahanda

Abdul Kadir Adys,SH.,MM, selaku Pembimbing I dan Ayahanda Dr.

Burhanuddin,S.Sos.,M.si, selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran serta memberi dorongan, motivasi untuk memberikan

bimbingan dan arahan yang begitu berharga, baik secara teknis maupun secara

konsepsional dari awal persiapan penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi

ini.

Penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga

kepada kedua orangtua tercinta dan terkasih Ayahanda Arisang Yakubbe,Bsc

yang selalu mendukung secara moril dan materil dan Ibunda Hadrah P.Samilu

Page 8: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

vii

yang selalu memberi kasih sayang yang tak terhingga dari sejak kecil hingga

sekarang, yang menjadi tempat teduh dikala senang maupun sedih serta tidak

pernah bosan berdo’a dan tidak pernah mengeluh dalam mendidik kemudian

penulis tidak lupa juga kepada saudara-saudaraku Irfan Agung Bungiwan, Ira Sri

Wahyuni, Irdianty Arisang, M.Irwan Agil Saputra, yang selalu memberi perhatian

selama ini, serta kepada Om dan Tante-tanteku yang senantiasa menyemangati

dan menasehati.

Tak lupa penulis haturkan Do’a dan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ayahanda Dr. Burhanuddin, S.Sos, M.Si, selaku ketua Jurusan Ilmu

Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakaultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang

senantiasa meluangkan waktu untuk memberi ilmu kepada penulis selama

menempuh perkuliahan.

4. Sahabat saya, M Irsyad Wahyudin, ST. Musdalipha, Astuti Ganing, Nurlinda,

Ida Musfira, Heryanto, Sarfina Aryani Jamal S.sos., ST. Munibah Jamil, S.sos.,

Hasanudin, S.ip., yang selalu setia menemani menyemangati dan selalu ada

buat saya.

5. Seluruh teman seperjuangan di Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP

Unismuh Makassar angkatan 2010 terutama kelas C, terima kasih atas

Page 9: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

viii

kehadirannya dalam hidupku dan untuk segala bantuan dan motivasinya selama

ini.

6. Seluruh pegawai di Inspektorat Kota Makassar yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk menjadi responden dalam mengisi kuisioner dan informan

wawancara sewaktu proses penelitian, semoga selalu berada dalam lindungan

Allah SWT. Amin!

7. Bapak Anwar selaku salah satu informan wawancara dari LSM KOPEL,

semoga selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Amin!

8. Keluarga besar Desa Lekopancing Kec. Tanralili Kab. Maros yang bersedia

menerima kami untuk menjalankan kuliah kerja profesi serta seluruh rekan

KKP FISIP UNISMUH Makassar angk. VII Desa Lekopancing.

Seluruh rekan serta pihak yang penulis tidak sebutkan namanya satu persatu,

penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas bantuan dan doanya.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi

ini sangatlah jauh dari kesempurnaan karena kesempurnaan itu hanya milik Allah

SWT. Oleh karena itu saran, kritik serta umpan balik diharapkan agar skripsi ini

mendekati kesempurnaan. Semoga segala bantuan pihak, petunjuk, dorongan dan

pengorbanan yang telah diberikan memungkinkan terselesaikannya skripsi ini

bernilai ibadah dan memperoleh imbalan yang berlipat ganda diisi oleh Allah

SWT. Amin!

Makassar, Januari 2015

Penulis

Page 10: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

viiii

Page 11: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI ....................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ............................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kinerja ..................................................................... 7

a. Pengertian Kinerja ......................................................... 7

b. Indikator Kinerja ............................................................ 11

c. Pengukuran Kinerja ....................................................... 14

B. Konsep Disiplin Kerja ......................................................... 16

a. Pengertian Disiplin Kerja .............................................. 16

b. Pelaksanaan Disiplin Kerja ............................................ 18

c. Disiplin pegawai ............................................................ 19

d. Pengaturan Hukum Pelaksanaan Disiplin PNS ............. 22

C. Konsep Inspektorat .............................................. ................ 24

D. Kerangka Pikir ..................................................................... 27

E. Definisi Operasional .............................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................. 30

B. Jenis dan Tipe Penelitian .................................................... 30

Page 12: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

x

C. Populasi dan Sampel ........................................................... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 31

E. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 33

F. Teknik Analisis Data .......................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umun Lokasi Penelitian ..................................... 37

B. Karakteristik Responden........................................................ 44

C. Kinerja Inspektorat dalam penegakan displin PNS ............. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 78

B. Saran ...................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 80

LAMPIRAN

Page 13: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ................... 45

Tabel 2: Karakteristik Responden berdasarkan Umur ................................ 45

Tabel 3: Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan ........... 46

Tabel 4: Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat/

Golongan Ruang ............................................................................ 47

Tabel 5: Tanggapan responden terhadap seberapa sering Inspektorat

melakukan inspeksi mendadak ..................................................... 48

Tabel 6: Temuan kasus pelanggaran disiplin oleh Inspektorat

Kota Makassar ............................................................................... 51

Tabel 7: Tanggapanresponden terhadap sidak Inspektorat memberikan

efek jera ......................................................................................... 52

Tabel 8: Laporan sanksi hukuman dari jumlah Pegawai Negeri Sipil

indisipliner oleh Inspektorat .......................................................... 53

Tabel 9: Tanggapan responden terhadap cara yang dilakukan oleh

Inspektorat dalam pemeriksaan terhadap Pegawai Negeri Sipil

yang melakukan pelanggaran disiplin ........................................... 55

Tabel 10: Tanggapan responden terhadap pengawasan yang dilakukan

oleh auditor berkaitan dengan disiplin Pegawai Negeri Sipil

sesuai dengan jadwal yang ditetapkan .......................................... 57

Tabel 11: Rekapitulasi tanggapan responden tertang produktivitas kinerja

Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Kota Makassar ................................................................ 58

Tabel 12: Tanggapan respondenterhadap sikap auditor merespon

pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Kota Makassar ................................................................ 60

Tabel 13: Tanggapan responden terhadap sikap auditor dalam melakukan

pemeriksaan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS)

di Kota Makassar ........................................................................... 61

Page 14: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

xii

Tabel 14: Tanggapan responden mengenai daya tanggap auditor

terhadap laporan adanya Pegawai Negeri Sipil

yang melakukan pelanggaran disiplin............................................ 63

Tabel 15: Rekapitulasi tanggapan responden tentang responsivitas kinerja

Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Kota Makassar ................................................................ 65

Tabel 16: Tanggapan responden terhadap auditor dalam melakukan

pemeriksaan disiplin mengacu pada peraturan yang

berlaku............................................................................................ 66

Tabel 17: Tanggapan responden tertang kelengkapan fasilitas

padasaat melakukan pengawasan terhadap disiplin Pegawai

Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar ............................................ 68

Tabel 18: Tanggapan respondenterhadap kelengkapan bukti sebelum

melaporkan temuan indikasi tidak disiplin Pegawai Negeri

Sipil di Kota Makassar .................................................................. 70

Tabel 19: Rekapitulasi tanggapan responden terhadap responsibilitas

kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri

Sipil (PNS) di Kota Makassar ....................................................... 71

Tabel 20: Tanggapan responden terhadap hasil kerja yang dilakukan oleh

auditor telah sesuai dengan rencana kerja Inspektorat .................. 72

Tabel 21: Tanggapan respondenterhadap Laporan Hail Pemeriksaan (LHP)

telah dibuat berdasarkan realitas lapangan..................................... 74

Tabel 22: Rekapitulasi tanggapan responden terhadap akuntabilitas

kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri

Sipil (PNS) di Kota Makassar ....................................................... 75

Tabel 23: Rata-rata presentase dari keempat pengukuran kinerja

Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil

(PNS)di Kota Makassar ................................................................. 76

Page 15: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mencapai tujuan nasional diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil

(PNS) sebagai unsur aparatur pemerintah dan abdi masayarakat yang penuh

kesetiaan dan ketaatan kepada pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah,

berdayaguna dan sadar akan tanggungjawab dalam menyelenggarakan tugasnya.

Guna lebih mengembangkan peran ini, pembangunan aparatur pemerintah

diarahkan untuk meningkatkan kualitas aparatur agar lebih bersikap arif dan

bijaksana serta berdidikasi yang tinggi terhadap pengabdian, sehingga dapat

memberikan pelayananan kepada masayarakat secara optimal sesuai tuntutan

perkembangan zaman yang berlangsung selama ini.

Hal ini ditandai oleh tuntutan bagi masyarakat, yang menginginkan

terciptanya aparatur pemerintahan yang bersih dan berwibawa, tertib dan teratur

dalam menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tuntutan bagi masyarakat itu timbul karena ada sebabnya, yaitu adanya praktek-

praktek yang tidak terpuji yang dilakukan oleh aparat pemerintah yang tidak

sesuai dengan aturan yang ada. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi

dikalangan aparat pemerintah daerah, salah satunya disebabkan oleh kurang

efektifnya pelaksanaan kinerja Pegawai Negeri Sipil dalam pengawasan yang

dilakukan oleh badan yang ada dalam tubuh pemerintah daerah itu sendiri (Victor,

1994:28)

Page 16: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

2

Perwujudan pemerintah yang bersih dan berwibawa diawali dengan

penegakan disipilin nasional di lingkungan aparatur negara khususnya Pegawai

Negeri Sipil (PNS), di Indonesia Pegawai negeri sipil pada umumnya masih

kurang mematuhi peraturan kedisiplinan pegawai sehingga dapat menghambat

kelancaran pemerintahan dan pembangunan nasional, kelancaran pembangunan

pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan tergantung dari kesempurnaan

aparatur pemerintah yang pada pokoknya juga tergantung pula pada

kesempurnaan pegawai negeri sipil (PNS). Untuk meningkatkan efisien dan

efektivitas pelaksanaan pemerintahan daerah, maka partisipasi semua pihak sangat

dibutuhkan bagi masyarakat terlebih dari aparat yang akan melaksanakan

pemerintahan. Penyelenggaran pemerintahan yang efektif merupakan kebutuhan

yang sangat mendesak, khususnya dimasa reformasi sekarang ini.

Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara dalam menjalankan

roda pemerintahan dituntut untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai abdi

negara dan abdi masyarakat. Pegawai Negeri Sipil juga harus bisa menjunjung

tinggi martabat dan citra kepegawaian demi kepentingan masyarakat dan negara

namun kenyataan di lapangan berbicara lain dimana masih banyak ditemukan

Pegawai Negeri Sipil yang tidak menyadari akan tugas dan fungsinya tersebut

sehingga seringkali timbul ketimpangan-ketimpangan dalam menjalankan

tugasnya dan tidak jarang pula menimbulkan kekecewaan yang berlebihan pada

masyarakat.

Kedisiplinan pegawai untuk mentaati peraturan jam kerja, dan pelaksanaan

tugas yang lainnya masih terkadang diremehkan. Keadaan tersebut disebabkan

Page 17: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

3

oleh kurangnya tingkat kesadaran para pegawai yang tugasnya belum maksimal,

sehingga terkadang pegawai lebih mengurus kepentingan pribadi atau

golongannya (Victor, 1994:38).

Sikap yang menyalahi tugas dan fungsi kembali ditunjukkan Pegawai

Negeri Sipil (PNS) di lingkup Pemerintah Kota Makassar yang sering terjadi yaitu

dimana dijam-jam pelayanan, pegawai justru bersantai di sejumlah warung kopi

(warkop) di pasar dan di mall. Inilah yang menjadi problem, belum lagi

keterlibatan Pegawai Negeri Sipil didalam Politik Praktis untuk memenangkan

salah satu kandidat politik, dan beberapa poin yang menjadi kewajiban Pegawai

Negeri Sipil (PNS), diantaranya masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja,

memberi pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarkat, membimbing bawahan

dalam melaksanakan tugas, dan memberi kesempatan kepada bawahan dalam

mengembang karir (http://beritakotamakassar.com)senin(10/2)-09.30.

Upaya meningkatkan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil tersebut sebenarnya

pemerintah Indonesia telah memberikan suatu regulasi dengan dikeluarkannya

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai

Negeri Sipil. Sebagai aparat pemerintah dan abdi masyarakat Pegawai Negeri

Sipil diharapkan selalu siap sedia menjalankan tugas yang telah menjadi tanggung

jawabnya dengan baik, namun realitanya sering terjadi dalam suatu instansi

pemerintah para pegawainya melakukan pelanggaran yang menimbulkan kinerja

pegawai yang bersangkutan tidak efektif.

Kusen Suseno dalam Jurnal suara karya mengatakan bahwa rendahnya

tingkat kedisiplinan dan etos kerja para Pegawai Negeri Sipil (PNS) selama ini,

Page 18: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

4

terutama karena tidak berjalannya system rewards and punishment yang membuat

PNS bermalas-malasan. Tindakan bersifat populis seperti sidak dan pengawasan,

belum menjamin penertiban para PNS yang sering mangkir/pulang kantor

sebelum waktunya bisa berjalan efektif, karena setelah sidak selesai, ternyata

banyak mereka yang kembali mangkir dari tugasnya. Sehingga masalah

penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini sudah saatnya patut mendapat

perhatian yang lebih serius.

Inspektorat Kota Makassar yang memiliki fungsi dalam melakukan

pengawasan kinerja pemerintahan daerah dalam hal ini disiplin Pegawai Negeri

Sipil. Dimana salah satu misi yang ingin dicapai adalah dengan mencegah

terjadinya Pegawai Negeri yang tidak taat pada aturan. Kemudian fungsi lainnya

adalah dengan melakukan pengawasan, pemeriksaan, penilaian dan pengusutan

atas dua azas, yaitu : Badan Pengawasan Daerah Provinsi sebagai wujud

vertikalnya, dan Bupati/Walikota sebagai sumber penerimaan tugas, sehingga

untuk menunjang pelaksanaan tenaga pengawasan maka digunakan tenaga

pengawas atau pembantu pengawasan, yang diperlukan penandatanganan dalam

surat perintah tugas pemeriksaan dan penilaian. Sedang pengusutan dilakukan

sendiri oleh Inspektorat Kota Makassar.

Namun permasalahan yang terjadi bahwa pelaksanaan kinerja Inspektorat

dalam penegakan disiplin pegawai Negeri Sipil di Kota Makassar belum efektif,

di mana masih ada pegawai negeri sipil yang tidak mentaati peraturan dan

berkeliaran diwaktu jam kerja. Pelaksanaan kinerja Inspektorat hendaknya bisa

Page 19: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

5

lebih efektif didalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil. Jangan sampai

penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil hanya sebatas konsep.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti

dengan mengangkat judul “Kinerja Inspektorat Dalam Penegakan Disiplin

Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka masalah pokok

yang diangkat oleh penulis sebagai berikut:

1. Bagaimana Produktivitas kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin

Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar?

2. Bagaimana Responsivitas kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin

Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar?

3. Bagaimana Responsibilitas kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin

Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar?

4. Bagaimana Akuntabilitas kinerja Inspektorat Dalam penegakan disiplin

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan aspek yang sangat mendasar untuk diketahui dan

dirumuskan secara spesifik dalam memudahkan pencapaian sasaran penelitian,

maka untuk mengetahui dengan jelas tujuan penelitian ini, dirumuskan sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana Produktivitas kinerja Inspektorat dalam

penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar.

Page 20: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

6

2. Untuk mengetahui bagaimana Responsivitas kinerja Inspektorat dalam

penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar.

3. Untuk mengetahui Responsibilitas kinerja Inspektorat dalam penegakan

disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar.

4. Untuk mengetahui Akuntabilitas kinerja Inspektorat dalam penegakan

disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Akademik

Sebagai bahan referensi dan menambah pengetahuan bagi Mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik maupun bagi yang berminat untuk

mengetahui atau memahami kinerja Inspektorat Kota Makassar khususnya

dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil.

2. Manfaat Ilmiah

Sebagai bahan sumbangan pikiran bagi Pemerintah Kota Makassar

mengenai kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri

Sipil (PNS) di Kota Makassar.

Page 21: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance

dalam bahasa inggris yang berartikan prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya

yang dicapai seseorang. Dalam kamus bahasa Indonesia menyatakan bahwa

kinerja merupakan sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan atas

kemampuan kerja. Kamus bahasa Indonesia lainnya dikemukakan arti kinerja

sebagai “(1) sesuatu yang dicapai; (2) prestasi yang diperlihatkan; (3) kemampuan

kerja”.

Secara etimologis, kinerja adalah sebuah kata yang dalam bahasa Indonesia

berasal dari kata dasar “kerja” yang menerjemahkan kata dari bahasa asing yaitu

prestasi, bisa pula berarti hasil kerja. Sehingga pengertian kinerja dalam

organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang

telah diciptakan. Kinerja dalam sebuah organisasi merupakan salah satu unsur

yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu lembaga organisasi, baik itu lembaga

pemerintahan maupun lembaga swasta.

Kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai

(perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja

perseorangan dalam suatu organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah

totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja

organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi

7

Page 22: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

8

tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang

digerakkan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam

upaya mencapai tujuan organisasi tersebut.

Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2009:67).

Menurut (Prawirosentono, 2001:2) “kinerja” adalah padanan kata

performance, pengertiannya adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau

kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan

tanggungjawab masing–masing dalam rangka pencapaian tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral

maupun etika. Serupa yang dikemukakan Sedarmayanti (2003:50) bahwa kinerja

merupakan terjemahan dari performance yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan

kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (dalam pasolong,

2007:175) menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Sedangkan Fattah

(1999:19) mengemukakan kinerja atau prestasi kerja diartikan sebagai “ungkapan

kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dan motivasi

dalam menghasilkan sesuatu. Lebih lanjut Rivai (2006:14) mengemukakan bahwa

“Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan

selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan

Page 23: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

9

berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria

yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama”.

Rao dalam Irawan (2000:16) memberikan pengertian kinerja sama dengan

prestasi yaitu hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugas–tugas yang dibebankan kepadanya dan dipengaruhi oleh kecakapan,

keterampilan, pengalaman dan ketanggapan pegawai yang bersangkutan. Irawan

(2000:17) menyatakan bahwa kinerja secara umum adalah perbuatan atau prestasi

atau performance. Dalam konteks khusus kinerja diartikan sebagai output seorang

pekerja, sebuah output proses manajemen atau suatu organisasi secara

keseluruhan, dimana output tersebut harus dapat ditunjukkan bukti secara kongkrit

dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah diukur).

Kaitannya dengan konsep kinerja, otley dalam Mahmudi (2005:6)

mengemukakan bahwa, kinerja mengacu pada sesuatu yang terkait dengan

kegiatan melakukan pekerjaan, dalam hal ini meliputi hasil yang dicapai kerja

tersebut. Sedangkan Stoner (2003:81) bahwa kinerja adalah kualitas dan kuantitas

pekerjaan yang diselesaikan oleh individu. Kinerja adalah perpaduan antara

motivasi yang ada pada diri seseorang dan kemampuan dalam melaksanakan

pekerjaan. Kemampuan disini sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan

pengalaman.

Sementara Simamora (2004:339) lebih tegas menyebutkan bahwa “Kinerja

atau performance mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang

membentuk sebuah pekerjaan seseorang”. Kinerja merefleksikan seberapa baik

karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan. Kinerja sering disalah

Page 24: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

10

tafsirkan sebagai upaya atau effort yang mencerminkan energi yang dikeluarkan,

kinerja diukur dari segi hasil.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah

gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi

organisasi dan hasil kerja yang dilakukan sesorang/organisasi dalam

menyelesaikan suatu tugas yang diberikan atau dibebankan untuk mencapai tujuan

organisasi. Hasil kerja yang dilakukan pegawai sangat berpengaruh pada

kemajuan suatu organisasi.

Berbagai definisi di atas, disimpulkan pula bahwa kinerja mempunyai

beberapa elemen menurut Harbani Pasolong dalam Irham fahmi (2007) yaitu:

1. Hasil kerja yang dicapai secara individual atau secara institusi yang

berarti kinerja tersebut adalah hasil akhir yang diperoleh seorang atau

kelompok.

2. Dalam melaksanakan tugas, orang atau lembaga diberikan wewenang dan

tanggung jawab, yang berarti orang atau lembaga yang diberikan hak dan

kekuasaan untuk ditindak lanjuti sehingga pekerjaannya dapat dilakukan

dengan baik.

3. Pekerjaan haruslah dilakukan secara legal, yang berarti dalam

melaksanakan tugas individu atau lembaga tentu saja harus mengikuti

aturan yang telah ditetapkan.

Page 25: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

11

4. Pekerjaan tidaklah bertentangan dengan moral atau etika artinya selain

mengikuti aturan yang telah ditetapkan, tentu saja pekerjaan tersebut

haruslah sesuai moral dan etika yang berlaku umum.

b. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan dan sasaran yang telah

ditetapkan. Indikator kinerja memberikan penjelasan, baik secara kuantitatif

maupun kualitatif mengenai apa yang diukur, untuk menentukan apakah tujuan

sudah tercapai dan merupakan aspek-aspek yang menjadi ukuran dalam menilai

kinerja. Ukuran kinerja sangat diperlukan karena akan bermanfaat untuk

mengevaluasi kemajuan dalam organisasi, berhasil atau tidaknya organisasi

pemerintah dalam mencapai hasil, dengan pendekatan akuntabilitas tersebut

sangat dipengaruhi oleh tingkat kinerja dari pegawai secara individual maupun

secara kelompok, dengan asumsi bahwa semakin baik kinerja pegawai maka

diharapkan kinerja organisasi semakin baik.

Menurut Sudarmanto (2009:11), dimensi atau indikator kinerja merupakan

aspek-aspek yang menjadi tolak ukur dalam menilai kinerja, ukuran-ukuran

dijadikan tolak ukur dalam menilai kinerja. Dimensi ataupun ukuran kinerja

sangat diperlukan karena akan bermanfaat bagi banyak pihak.

Sebuah hasil kerja atau kinerja yang dicapai oleh seorang aparatur yang

menjalankan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab dapat mempermudah

arah penataan lembaga organisasi pemerintahan, akibatnya akan tercapai

peningkatan kinerja yang efektif dan efisien. Organisasi pemerintahan

Page 26: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

12

menggunakan alat untuk mengukur kinerja birokrasi publik, Dwiyanto (1995)

menjelaskan beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi

publik, yaitu:

1. Produktivitas

Produktivitas yaitu tidak hanya mengukur tingkat efesiensi, tetapi juga

efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai

rasio antara input dan output. Produktivitas adalah suatu tingkat prestasi

organisasi dalam mencapai tujuan, artinya sejauh mana tujuan yang telah

ditetapkan dapat tercapai. Sedangkan yang dimaksud produktivitas

menurut Dewan Produktivitas Nasional, adalah suatu sikap mental yang

selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa mutu pandangan

kehidupan hari ini (harus) lebih baik dari kemarin, dan hari esok harus

lebih baik dari hari ini. Indikator Produktivitas menurut Simamora

(2004:612) yaitu; Kuantitas kinerja, Kualitas kinerja dan Ketepatan

waktu.

2. Kualitas layanan

Kualitas layanan yaitu cenderung menjadi penting dalam menjalankan

kinerja organisasi publik. Banyak pandangan yang negatif yang muncul

karena ketidak puasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang

diterima organisasi publik. Dengan demikian kepuasan masyarakat

terhadap layanan dapat dijadikan indikator kinerja organisasi publik.

Page 27: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

13

3. Responsivitas

Responsivitas yaitu kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan

masayarakat menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan

mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan

kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Sebagai salah satu indikator kinerja,

responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi

publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi

kebutuhan masayarakat. Responsivitas yang rendah ditunjukkan dengan

ketidakselarasan antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat. Hal

tersebut menunjukkan kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan

tujuan organisasi publik. Pengukuran responsivitas, Agus Dwiyanto

(2006:63) yaitu; Sikap aparat dalam merespon permsalahan-

permasalahan dan Daya tanggap serta kemampuan mengembangkan

program– program.

4. Responsibilitas

Responsibilitas yaitu menjelaskan/mengukur kesesuaian pelaksanaan

kegiatan organisasi publik yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip

administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi.

Indikator, www.bpkp.go.id/puslitbangwas/konten/938/ukuran-geg-(Lhp-

824/LB/2007) yaitu; Memiliki kebijakan pengelolaaan, Memiliki

mekanisme pertanggung jawaban, Prinsip transparansi, dan Kejelasan

tanggung jawab wewenang.

Page 28: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

14

5. Akuntabilitas

Akuntabilitas yaitu seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi

publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Dalam

konteks ini konteks akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat

seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi publik itu konsisten

dengan kehendak publik. Pengukuran akuntabilitas, Agus Dwiyanto

(2006:70) yaitu; Persesuain kinerja yang dilakukan dengan yang

diharapkan, dan Pertanggung jawaban aparat dalam menjalankan

fungsinnya.

c. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan suatu langkah yang harus dilakukan dalam

upaya meningkatkan kinerja organisasi, melalui pengukuran ini tingkat

pencapaian kinerja dapat diketahui. Keberhasilan organisasi dalam mencapai

tujuan dapat diketahui dengan menggunakan penilaian kegiatan organisasi

tersebut berdasarkan aturan, norma, etika yang berlaku.

Pada dasarnya pengukuran kinerja digunakan untuk penilaian atas

keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan, program, dan/atau kebijakan

sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka

mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja mencangkup

penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian kinerja (Harbani Pasolong,

2007).

Dalam pengukuran kinerja sangat ditentukan oleh tujuan yang ideal untuk

dicapai, sehingga dalam tahapan pengukurannya harus actual atau nyata dengan

Page 29: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

15

mengidenfikasinnya terlebih dahulu ke dalam komponen operasional. Kinerja

organisasi dapat dilihat dari visi dan misi yang ada, proses kinerja dapat dilihat

dari prosedur standar operasi, dan kinerja pegawai dapat dilihat dari petunjuk

kerja manual yang ada. Sehingga penggambaran visi dan misi dari suatu

organisasi harus mampu menjelaskan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam

suatu organisasi yang dirumuskan dalam sebuah tugas pokok dan fungsi, dan akan

menjadi satuan kerja dalam menciptakan aktivitas atau kegiatan pekerja atau

pegawai. Dengan demikian kinerja lebih diorientasikan pada pekerjaan itu sendiri

dalam memberikan hasil, dampak, dan manfaat bagi masyarakat maupun bagi

pegawai itu sendiri.

Mahmudi (2005) dalam Manajemen Kinerja Sektor Publik menyatakan

bahwa tujuan pengukuran kinerja adalah:

1. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi, penilaian kinerja

berfungi sebagai tonggak yang menunjukan tingkat ketercapaian tujuan

dan menunjukan apakah organisasi berjalan sesuai arah atau

menyimpang dari tujuan yang ditetapkan.

2. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai, penilaian kinerja merupakan

sarana untuk pembelajaran pegawai tentang bagaimana seharusnya

mereka bertindak dan memberikan dasar dalam peubahanprilaku, sikap,

keterampilan, atau pengetahuan kerja yang harus dimiliki pegawai untuk

mencapai hasil kerja terbaik.

3. Memperbaiki kinerja periode-periode berikutnya, penerapan penilaian

kerja dalam jangka panjang bertujuan untuk membentuk budaya

Page 30: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

16

berprestasi di dalam organisasi dalam menciptakan keadaan dimana

setiap orang dalam organisasi dituntut untuk berprestasi.

4. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan,

pemberian penghargaan dan hukuman.

5. Motivasi pegawai, dengan adanya penilaian kinerja yang dihubungkan

dengan manajemen kompensasi, maka pegawai yang berkkinerja tinggi

atau baik akan memperoleh penghargaan.

6. Menciptakan akuntabilitas publik, penilaian kinerja menunjukkan

seberapa besar kinerja manajerial dicapai yang menjadi dasar penilaian

akuntabilitas. Kinerja tersebut harus diukur dan dilaporkan dalam bentuk

laporan kinerja sebagai bahan untuk mengavaluasi kinerja organisasi dan

berguna bagi pihak internal maupun eksternal organisasi.

B. Konsep Disiplin Kerja

a. Pengertian Disiplin Kerja

Pengertian tentang disiplin yang diberikan oleh para ahli berbeda-beda satu

dengan yang lainnya. Namun pada hakekatnya memiliki pengertian yang sama

yaitu suatu tindakan yang sesuai dengan peraturan dan prosedur yang telah

ditetapkan baik oleh pemerintah secara menyeluruh maupun oleh organisasi itu

sendiri di bawah ini akan diuraikan beberapa pendapat para ahli sebagai berikut:

Dessler (200:275) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan disiplin

adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum seorang bawahan karena

melanggar aturan atau prosedur. Selanjutnya, Siagian (2002:305), memberikan

pengertian bahwa disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para

Page 31: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

17

anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan. Dengan kata lain,

pendisiplinan pegawai adalah salah satu bentuk pelatihan yang berusaha

memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga

para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan

karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya.

Prijodarminto (2001:23) mengemukakan pengertian disiplin adalah sebagai

suatu kondisi yang tercipta yang terbentuk melalui proses dari serangkaian

perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan

dan atau keterlibatan. Menurut Nitisemito (1996:118), pengertian disiplin lebih

tepat kalau diartikan sebagai suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai

dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak.

Dengan demikian, dari defenisi tentang disiplin yang dikemukakan oleh

para ahli dapat diketahui bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dalam

organisasi dimana para pegawai mengikuti segala peraturan dan prosedur yang

ada dan bilamana terdapat pegawai yang melanggarnya diberikan sanksi yang

setimpal sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Selanjutnya Hasibuan (1994:94), mengemukakan pengertian kerja adalah

sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan suatu pekerjaan. The Liang

Gie (1993:173), mengemukakan bahwa kerja merupakan keseluruhan dari

pelaksanaan aktivitas jasmania dan rohania yang dijalankan oleh manusia untuk

mencapai tujuan tertentu terutama yang berhubungan dengan kelangsungan

hidupnya.

Page 32: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

18

Berdasarkan defenisi tentang pengertian disiplin dan kerja diatas, dapat

diketahui bahwa disiplin kerja adalah suatu kondisi dimana seorang pegawai dapat

bekerja dengan baik dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dengan

berpedoman pada prosedur dan peraturan dan pemberian sanksi terhadap pegawai

yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan tersebut.

b. Pelaksanaan Disiplin Kerja

Untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang handal, profesional, dan

bermoral sebagai penyelenggara pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip

kepemerintahan yang baik atau good governance, maka Pegawai Negeri Sipil

sebagai unsur aparatur negara dituntut untuk setia kepada Pancasila, Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan

Republik Indonesia, dan Pemerintah, bersikap disiplin, jujur, adil, transparan, dan

akuntabel dalam melaksanakan tugas. Untuk menumbuhkan sikap disiplin

Pegawai Negeri Sipil, Pasal 30 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang

perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian mengamanatkan ditetapkannya peraturan pemerintah mengenai

disiplin Pegawai Negeri Sipil. Untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang

handal, profesional, dan bermoral tersebut, mutlak diperlukan peraturan disiplin

Pegawai Negeri Sipil yang dapat dijadikan pedoman dalam menegakkan disiplin,

sehingga dapat menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan

tugas serta dapat mendorong Pegawai Negeri Sipil untuk lebih produktif

berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja.

Page 33: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

19

Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri

Sipil antara lain memuat kewajiban, larangan, dan hukuman disiplin yang dapat

dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah terbukti melakukan

pelanggaran. Penjatuhan hukuman disiplin dimaksudkan untuk membina Pegawai

Negeri Sipil yang telah melakukan pelanggaran, agar yang bersangkutan

mempunyai sikap menyesal dan berusaha tidak mengulangi dan memperbaiki diri

pada masa yang akan datang. Dalam Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010

tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil secara tegas disebutkan jenis hukuman

disiplin yang dapat dijatuhkan terhadap suatu pelanggaran disiplin.

Hal ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi pejabat yang berwenang

menghukum serta memberikan kepastian dalam menjatuhkan hukuman disiplin.

Demikian juga dengan batasan kewenangan bagi pejabat yang berwenang

menghukum telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah ini. Penjatuhan

hukuman berupa jenis hukuman disiplin ringan, sedang, atau berat sesuai dengan

berat ringannya pelanggaran yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang

bersangkutan, dengan mempertimbangkan latar belakang dan dampak dari

pelanggaran yang dilakukan.

c. Disiplin Pegawai

Disiplin pegawai sudah menjadi rahasia umum Pegawai Negeri Sipil (PNS)

di Negara tercinta ini menjadi sorotan dalam masalah disiplin, masyarakat banyak

menyaksikan di televisi bagaimana PNS dikejar-kejar oleh Satuan Polisi Pamong

Praja (Satpol PP) karena meninggalkan tempat tugas dan berada di pusat

perbelanjaan tanpa izin atau sepengetahuan atasannya.

Page 34: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

20

Demikian pula ketika masyarakat menguruskan sesuatu yang berhubungan

dengan birokrasi sudah pasti merasa malas karena pelayanan yang kurang baik

dari para aparatur pemerintah, padahal kita semua tahu apabila PNS itu digaji dari

uang rakyat, dan sudah semestinya mengabdi dan menjadi pelayan masyarakat,

akan tetapi dalam pelaksanaannya PNS bekerja seolah-olah instansi tempatnya

bekerja adalah milik keluarganya sehingga kurang disiplin dalam bekerja.

Sebenarnya pemerintah juga sudah mengantisipasi berbagai keluhan masyarakat

yang berhubungan dengan disiplin, diantaranya dengan membuat banyak

peraturan yang harus ditaati oleh seluruh PNS dalam rangka menegakkan disiplin,

tetapi berbagai macam peraturan tersebut belum mampu meningkatkan disiplin

kerja PNS, bahkan pemerintah juga telah memberikan berbagai macam

penghargaan kepada PNS yang memiliki kinerja baik, tapi tetap belum mampu

secara signifikan meningkatkan disiplin dalam bekerja.

Menurut definisi disiplin pegawai adalah ketaatan pegawai atau kepatuhan

pegawai kepada peraturan (tata tertib dsb). Jadi, bila disimpulkan secara umum

disiplin merupakan bentuk ketaatan dan kepatuhan pegawai kepada sesuatu

peraturan yang telah dibuat. Demikian arti disiplin menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, sedangkan menurut Wikipedia disiplin merupakan perasaan taat dan

patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu

yang dirasakan menjadi tanggung jawab.

Beberapa pengertian yang diungkapkan di atas tampak bahwa disiplin pada

dasarnya merupakan tindakan manajemen untuk mendorong agar para anggota

Page 35: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

21

organisasi dapat memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam

suatu organisasi, yang di dalamnya mencakup:

1. Adanya tata tertib atau ketentuan-ketentuan;

2. Adanya kepatuhan para pengikut;

3. Adanya sanksi bagi pelanggar.

Salah satu kebijakan lain yang dilakukan pemerintah adalah dengan

menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin

Pegawai Negeri Sipil, peraturan tersebut merupakan pengganti dari PP Nomor 8

Tahun 1974 tentang Disiplin PNS. Namun demikian tentunya merubah sesuatu

yang sudah lama melekat terhadap perubahan yang berlaku sangat sulit diterima,

karena selama ini Pegawai Negeri Sipil sudah merasa “nyaman” dengan kondisi

yang ada, dan sudah menjadi rahasia umum dimasyarakat bahwa Pegawai Negeri

Sipil itu kurang disiplin dalam bekerja dan lambat dalam pelayanan.

Terbitnya peraturan disiplin yang baru, banyak Pegawai Negeri Sipil yang

merasa “terusik” terutama bagi mereka yang berada di lingkup jabatan fungsional,

padahal mereka juga sama Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Dan berikut ini

adalah beberapa penjelasan tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil yang tertuang

dalam PP No. 53 Tahun 2010, mudah-mudahan dapat lebih memahami dan

memaknai disiplin kerja, karena dengan adanya peraturan disiplin banyak

Pegawai Negeri Sipil yang “takut” dengan mesin daftar hadir finger print, padahal

sesuai dengan sumpah Pegawai Negeri Sipil apabila bekerja akan patuh dan taat

terhadap peraturan yang ditetapkan pemerintah.

Page 36: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

22

Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil

untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam

peraturan perundang undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak

ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Sedangkan pelanggaran disiplin

adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang tidak

menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin Pegawai

Negeri Sipil, baik yang dilakukan didalam maupun diluar jam kerja.

d. Pengaturan Hukum Pelaksanaan Disiplin PNS

Usaha memelihara kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, serta untuk

mewujudkan Pegawai Negeri Sipil sebagai Aparatur Pemerintah yang bersih dan

berwibawa diperlukan adanya suatu perangkat peraturan disiplin yang memuat

pokok-pokok kewajiban, larangan dan sanksi apabila suatu kewajiban tersebut

tidak ditaati atau adanya suatu pelanggaran-pelanggaran dalam menjalankan

tugas. Adapun yang menjadi dasar-dasar hukum pelaksanaan disiplin Pegawai

Negeri Sipil adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

(Lembaga Negara Tahun 1974 No 8, tambahan lembaran Negara No

3041).

2. Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 yaitu tentang Disiplin Pegawai

Negeri Sipil.

3. Keputusan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 02

Tahun 1999 tentang Ketentuan Pelaksanaan Pegawai Negeri Sipil yang

menjadi anggota Partai Politik.

Page 37: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

23

4. Keputusan Presiden Nomor 67 Tahun 1980 tentang Badan Pertimbangan

Kepegawaian.

5. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Nomor

23/SE/1980, tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Dasar

hukum pelaksanaan disiplin Pegawai Negeri tersebut di atas, diharapkan

memberikan dukungan atau dorongan agar supaya Pegawai Negeri Sipil

bisa melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Namun dasar hukum ini

dirasa masih kurang tanpa didukung oleh sikap dan mental dari para

pegawai itu sendiri, oleh karena itu diperlukan adanya pembinaan

para Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana telah dijelaskan di dalam

Penjelasan pasal 12 dari UU No. 43 tahun 1999 yaitu bahwa, agar

Pegawai Negeri Sipil dapat melaksanakan tugasnya secara berdaya guna

dan berhasil guna, maka perlu diatur pembinaan Pegawai Negeri Sipil

secara menyeluruh, yaitu suatu peraturan pembinaan yang berlaku baik

bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat maupun Pegawai Negeri Sipil yang ada

di Daerah.

Demikian peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat pusat akan

berlaku di tingkat daerah, kecuali ditentukan lain Selain itu perlu dilaksanakan

usaha penerbitan dan pembinaan Aparatur Negara yang meliputi baik struktur,

prosedur kerja, fasilitas dan sarana untuk menunjang Aparatur Negara yang bersih

dan berwibawa.

Page 38: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

24

C. Konsep Inspektorat

Dalam tata aturan pemerintahan kita kenal adanya lembaga pengawasan

pembangunan, baik pengawasan interanl maupun eksternal. Untuk tingkat

kementrian kita kenal adanya Irjen (Inspektorat Jendral) sebagai pengawas

internal. Sedang di pemerintah provinsi dan kabupaten pengawasan internal

dilakukan oleh Inspektorat Daerah yang merupakan unsur pengawas

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Inspektorat daerah dipimpin oleh

Inspektur dan dalam melaksakan tugasnya bertanggung jawab langsung terhadap

Gubernur atau Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari

Sekretariat Daerah, diangkat dan dipemberhentikan oleh Gubernur atau Bupati

sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan.

Inspektorat Daerah sebagai aparat pengawas internal pemerintah daerah

memiliki peran dan posisi yang sangat strategis baik ditinjau dari aspek fungsi-

fungsi manajemen maupun dari segi pencapaian visi, misi, dan program-program

pemerintah, Inspekorat daerah menjadi pilar yang bertugas sebagai pengawas

sekeligus pengawal dalam pelaksanaan program yang tertuang dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah.

Sebagai pengawas internal, Inspektorat Daerah yang bekerja dalam

organisasi pemerintah daerah tugas pokoknya dalam arti lain adalah menentukan

apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak atau

Kepala Daerah telah dipatuhi dan berjalan sesuai dengan rencana, menentukan

baik tidaknya pemeliharaan terhadap kekayaan daerah, menentukan efesiensi dan

evektivitas prosedur dan kegiatan pemerintah pemerintah daerah, serta yang tak

Page 39: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

25

kalah pentingnya adalah menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh

berbagai unit/satuan kerja sebagai bagian yang integral dalam organisasi

Pemerintah Daerah.

Inspektorat Daerah sebagai pengawas Internal memiliki peran yang sangat

strategis, sebagai katalisator dalam mensuksekan pembangunan daerah,

Inspektorat dibutuhkan oleh Kepala Daerah untuk membantunya dalam segala hal

yang berkaitan dengan kelancaran jalannya pemerintahan daerah, sukseskan

pembangunan, pembinaan aparatur daerah. Inspektorat mempunyai fungsi

perencanaan program pengawasan, perumusan kebijakan, dan fasilitasi

pengawasan, pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas

pengawasan, pemeriksaan serta pelaksanaan tugas lain yang diberkan oleh Bupati

di bidang pengawasan. Untuk menyelenggarakan fungsi Inspektorat mempunyai

tugas yaitu :

1. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan;

2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan perekonomian;

3. Melaksanakan Pengawasan terhadap pelaksanaan urusan kesejahteraan

sosial;

4. Melaksakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan keuangan dan

asset;

5. Melaksakan kegiatan ketatausahaan.

Berdasarkan amanat Pasal 112 ayat (2) UU No. 22 tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah dan pasal 11 PP No. 20 tahun 2001 tentang Pembinaan

Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah, maka unsur pengawasan

Page 40: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

26

pada Pemerintah Daerah yang semula dilaksanakan oleh inspektur Wilayah

Propinsi/Kota atau Kota, Inspektorat merupakan unsur penunjang Pemerintah

Daerah di Bidang Pengawasan yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris

Daerah. Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional

terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Pengelolaan Badan Usaha

Milik Daerah serta Usaha Daerah lainnya. Di samping itu Inspektorat mempunyai

fungsi yaitu:

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan fungsional;

2. Pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah oleh Perangkat Daerah dan pengelolaan Badan Usaha Milik

Daerah dan Usaha Daerah lainnya,

3. Pelaksanaan pemeriksaan, pengujian dan penilaian atas kinerja

Perangkat Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah serta Usaha Daerah

lainnya;

4. Pelaksanaan pengusutan dan penyelidikan terhadap dugaan

penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang baik berdasarkan

temuan hasil pemeriksaan maupun pengaduan atau informasi dari

berbagai pihak;

5. Pelaksanaan pemeriksaan, pengujian dan penilaian atas kinerja

Perangkat Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah serta Usaha Daerah

lainnya;

Page 41: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

27

6. Pelaksanaan pengusutan dan penyelidikan terhadap dugaan

penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang baik berdasarkan

temuan hasil pemeriksaan maupun pengaduan atau informasi dari

berbagai pihak;

7. Pelaksanaan tindakan awal sebagai pengamanan diri terhadap dugaan

penyimpangan yang dapat merugikan daerah;

8. Pelaksanaan fasilitasi dalam penyelenggaraan otonomi daerah melalui

pemberian konsultasi;

9. Pelaksanaan koordinasi tindak lanjut hasil pemeriksaan. Aparat

pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP);

10. Pelaksanaan pelayanan informasi pengawasan kepada semua pihak;

11. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan pihak yang berkompeten

dalam rangka menunjang kelan-caran tugas pengawasan;

12. Pelaporan hasil pengawasan disampaikan kepada Gubernur dengan

tembusan kepada DPRD;

13. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh Gubernur.

Inspektorat kota/daerah mempunyai kedudukan atau tugas pokok dan fungsi

yang hampir sama tapi dalam konteks kota masing-masing diatur dan ditetapkan

dengan perda masing-masing kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

D. Kerangka Pikir

Untuk mengetahui sejauhmana kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin

Pegawai Negeri Sipil di Kota Makassar, maka perlu dilaksanakan penelitian,

Page 42: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

28

untuk mendapatkan suatu hasil yang kongkrit tentang kinerja Inspektorat dalam

penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil, dengan berpedoman pada indicator

kinerja yaitu; Produktivitas, Responsivitas, Responsibilitas, Akuntabilitas.

Inspektorat Kota Makassar adalah salah satu Organisasi Satuan Perangkat

Daerah/Kota yang melaksanakan fungsi pengawasan dan pembinaan terhadap

pelaksanaan pemerintahan dan sebagai pengawas internal utamanya dalam

kegiatan yang bersentuhan dengan pembinaan disiplin Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Kota Makassar yang melakukan pelanggaran displin.

Untuk lebih memahami alur pemikiran di atas tentang Kinerja Inspektorat

Dalam Penegakkan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar, maka

peneliti menggambarkan dalam bagan kerangka pikir sebagai berikut:

Bagan Kerangka Pikir

Inspektorat

Kota Makassar

Produktivitas Responsivitas Responsibilitas Akuntabilitas

Kinerja Inspektorat

Kota Makassar

Page 43: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

29

E. Definisi Operasional

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas, maka fokus

penelitian ini adalah kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri

Sipil di Kota Makassar, dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Produktivitas adalah pengukuran hasil dari tingkat kinerja Inspektorat

apakah sudah mencapai hasil maksimal dari apa yang telah direncanakan

sebelumnya. Indikator yang digunakan yaitu; kuantitas kinerja, kualitas

kinerja, dan ketepatan waktu.

2. Responsivitas adalah kemampuan yang dimiliki aparatur Inspektorat

dalam menjalankan program–program yang telah ditetapkan. Pengukuran

yang digunakan yaitu; sikap aparat dalam merespon permsalahan–

permasalahan, dan daya tanggap serta kemampuan mengembangkan

program-program.

3. Responsibilitas adalah menjelaskan penyusaian kegiatan Inspektorat

yang dilakukan dalam menjalankan fungsinya dengan sesuai aturan yang

ada. Indikator yang digunakan yaitu; memiliki kebijakan pengelolaaan,

memiliki mekanisme pertanggung jawaban, dan kejelasan tanggung

jawab wewenang.

4. Akuntabilitas adalah rasa tanggung jawab yang dimiliki Inspektorat

terhadap apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Indikator yang

digunakan yaitu; kesesuaian kinerja yang dilakukan dengan yang

diharapkan dan pertanggung jawaban aparat dalam menjalankan

fungsinnya.

Page 44: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama kurang lebih 2 bulan pada bulan

Desember 2014 sampai Januari 2015 dan Lokasi penelitian ini dilakukan di

Kantor Inspektorat Kota Makassar, dengan menemui pegawai Inspektorat selaku

sumber data sebagai pertimbangan berkaitan dengan judul penelitian yaitu kinerja

Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota

Makassar.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif kombinasi dengan kualitatif,

namun dominan metode kuantitaf lalu didikung oleh metode kualitatif

dalam mengelolah data-data yang telah diperoleh dari lokasi penelitian.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

melakukan survey yaitu penelitian dengan mengumpulkan dan menganalisis

suatu peristiwa atau proses tertentu dengan memilih dan memperoleh data

langsung dari 50 responden dan sampel yang dianggap representative terkait

dengan Kinerja Inspektorat Dalam Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Kota Makassar.

Page 45: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

31

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Sugiyono (2013) mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang memiliki nilai kualitas dan karakterstik tertentu

yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian akan ditarik

kesimpulan dari penelitian tersebut. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

keseluruhan jumlah Pegawai Negeri Sipil yang telah mengabdi di kantor

Inspektorat Kota Makassar sebanyak 50 orang.

2. Sampel

Sugiyono (2013) mengemukakan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi kecil, maka

peneliti dapat menggunakan semua populasi dijadikan sampel. Adapun teknik

sampel yang digunakan yaitu Sampel Jenuh atau Total. Penggunaan sampel ini

mempertimbangkan jumlah populasi sebanyak 50 orang.

Informan :

1. Kepala Inspektorat = 1 Orang

2. Kepala Sub. Bagian Umum dan Administrasi = 1 Orang

3. Auditor = 2 Orang

4. LSM Kopel = 1 Orang

Jumlah Informan = 5 Orang

D. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan tujuan peneliti, maka peneliti ditujukan mengungkap berbagai

data dengan melalui beberapa tahap atau proses antara lain sebagai berikut :

Page 46: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

32

1. Observasi

Teknik ini dimaksudkan untuk melengkapi data primer dengan jalan

mengadakan pengamatan langsung di Inspektorat Kota Makassar.

2. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini dimaksud sebagai alat untuk memperoleh

data dengan memberikan atau penyebaran daftar pertanyaan/pernyataan

yang mengacu pada variabel-variabel penelitian. Diajukan secara tertulis

dan dibagikan kepada seluruh responden orang yang hasilnya akan

dikemukakan dalam bilangan persentase dan table frekuensi distribusi.

3. Wawancara

Teknik ini dimaksudkan untuk melengkapi informasi yang belum

sempurna yang didapat dari kuesioner, juga dapat dijadikan alat kontrol

terhadap data-data yang diragukan atau samar-samar dengan jalan

melakukan wawancara secara langsung. Adapun wawancara ini di

tujukan pada Kepala Inspektorat, Kepala Sub. Bagian Umum dan

Administrasi, Auditor dan anggota LSM Kopel yang dinilai berkompeten

terhadap masalah yang diteliti.

4. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini yaitu teknik mengumpulkan

data melalui dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian sebagai

sumber data, baik dalam bentuk literatur ilmiah, jurnal, makalah,arsip,

dokumen peraturan-peraturan yang terkait dengan kinerja Inspektorat

dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kota Makassar.

Page 47: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

33

E. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka yang kemudian diolah

dan dibuatkan suatu interpretasi dalam upaya menjawab permasalah yang

ada dan data kualitatif berupa hasil wawancara terhadap informan untuk

melengkapi informasi yang belum sempurna yang didapat dari kuesioner.

b. Sumber Data

a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang

diteliti. Pengambilan data primer ini melalui observasi, kuesioner dan

wawancara langsung terhadap informan sesuai dengan objek yang

diteliti.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil kajian pustaka

melalui buku-buku, peraturan perundang-undangan, artikel dan karya-

karya ilmiah lainnya yang didapatkan dari objek peneletian dan media

elektronik yang digunakan sebagai penunjang penulisan ini.

F. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah

analisis kuantitatif. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian pada dasarnya

masih merupakan data mentah. Data tersebut merupakan hasil yang perlu diolah

kembali dengan hasilnya diuraikan secara deskriptif dengan memberikan

gambaran mengenai kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri

Sipil (PNS) di Kota Makassar. Dari data tersebut, dilakukan analisis deskriptif

melalui perhitungan presentase dan sistem skor untuk mengetahui komposisi

Page 48: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

34

jawaban responden. Adapun menurut Singararibun & Effendy dalam Hindar Jaya

(2013) analisis presentase dan rumus perhitungan skor untuk setiap item

pernyataan, yaitu := 100 %.

Keterangan :

P = Presentase

F = Frekuensi

N = Jumlah Responden

Selain tabel frekuensi, analisa data juga dilakukan dengan menggunakan

skala likert. Skala Likert dikembangkan oleh Rasis Likert (1932) yang paling

sering digunkan untuk mengukur sikap, pendapat, presepsi responden terhadap

suatu objek, Husain Usman & Purnomo Setiady (dalam Hindar Jaya 2013:43)

yaitu :

= ∑( . )NKeterangan :

X = Rata-rata skor

∑ = Jumlah

X = Skor

F = frekuensi

N = Jumlah Responden

RATA PERSEN = × 100%

Page 49: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

35

Adapun skala pengukuran yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

indeks dan skala, yang kedua-duanya merupakan adalah ukuran ordinal. Untuk

menganalisis data yang masuk guna pembuktian hipotesis, peneliti menggunakan

teknik statistik. Dalam penelitian ini dimaksudkan mencari atau mengetahui

Kinerja Inspektorat dalam Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di

Kota Makassar. Oleh karena data yang diperoleh masih merupakan data kualitatif,

maka untuk mengolah data tersebut melalui perhitungan statistik harus dilakukan

pentransformasian data tersebut menjadi data kuantitatif dengan menggunakan

simbol berupa angka untuk mendapatkan skor dari setiap jawaban responden.

Pengklasifikasikan skor masing–masing responden apakah termasuk

kategori sangat baik, baik, kurang baik, atau tidak baik harus ditentukan terlebih

dahulu intervalnya sebagaimana rumus yang dikemukakan Hadi (dalam Sumarlin

2013:44) berikut:

Interval kategori = Jarak PengukuranJumlah Inteval

= Skor Tertinggi – Skor TerendahKriteria

= 4 – 14

= 0,75

Oleh karenanya, kategori dari data yang dihasilkan akan diuraikan sebagai

berikut:

Page 50: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

36

Kategorisasi TanggapanResponden

NilaiSkor

Interval Rata-RataSkor

Interval Rata-RataPersentase

Sangat Baik 4 3, 26 - 4,00 81, 50% - 100, 00%

Baik 3 2, 51 - 3, 25 62, 75 % - 81, 25%

Kurang Baik 2 1, 76 - 2, 50 44, 00% - 62, 50%

Tidak Baik 1 1, 00 - 1, 75 25, 00% - 43, 75%

Berdasarkan dengan pemberian skor yang dinilai dari nilai tertinggi skor 4

dan yang terendah skor 1 maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Klasifikasi Skor

Klasifikasi SkorSangat sering/ sangat penting/ sangat sesuai/ sangat jera/ sangat baik/

sangat tanggap/ sangat lengkap/ sangat cepat/ sangat perlu 4

Sering/ penting/ sesuai/ jera/ baik/ tanggap/ lengkap/ cepat/ perlu 3

Kurang sering/ kurang penting/ kurang sesuai/ kurang jera/ kurang

baik/ kurang tanggap/ kurang lengkap/ kurang cepat/ kurang perlu2

Tidak sering/ tidak penting/ tidak sesuai/ tidak jera/ tidak baik/ tidak

cepat/ tidak lengkap/ tidak tanggap/ tidak perlu1

Page 51: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Gambaran Umum Inspektorat Kota Makassar

Inspektorat Kota Makassar adalah suatu badan instansi pemerintah yang

berada di daerah Kota Makassar dan terletak di Perumahan Griya Fajar Mas Jalan

Teduh Bersinar No. 07 Makassar. Inspektorat Kota Maksasar dibentuk

berdasarkan peraturan daerah Nomor 07 Tahun 2005 tentang pembentukan

susunan organisasi dan tata kerja Inspektorat Kota Makassar.

Kedudukan Inspektorat Kota Makassar yaitu Inspektorat Kota Makassar

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota dan mempunyai tugas

pokok melaksanakan kewenangan Walikota di bidang pengawasan

penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Fungsi Inspektorat Kota Makassar yaitu:

a. Penyusunan kebijaksanaan teknis pemeriksaan terhadap penyelenggaraan

pemerintahan daerah.

b. Penyusunan kebijaksanaan teknis pengusutan terhadap kebenaran

laporan/pengaduan penyimpangan wewenang pada unit kerja.

c. Pengendalian dan pelaksanaan teknis operasaional dalam rangka

pemberdayaan pengawasan daerah.

d. Pelaksanaan pelayanan teknis administratif dan fungsional.

Page 52: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

38

Adapun visi dari Inspektorat Kota Makassar adalah “Terwujudnya

penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa melalui pengawasan

yang efektif dan profesional”.

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan misi sebagai berikut:

1. Melakukan pengawasan terhadap sistem, mekanisme, peraturan yang

ditetapkan;

2. Mendorong dan memberikan kontribusi bagi terselenggaranya

pemerintahan yang baik melalui pengawasan internal/fungsional;

3. Mendorong terwujudnya aparat pemerintah yang profesional, akuntabel,

efektif, dan efisien serta responsif;

4. Meningkatkan kualitas hasil pengawasan dalam pengambilan keputusan

pimpinan untuk peningkatan kinerja aparat pemerintah;

5. Menumbuhkan sinergi antar aparat pengawasan.

b. Sruktur Organisasi Inspektorat Kota Makassar

Susunan organisasi Inspektorat Kota Makassar berdasarkan Peraturan

Walikota Makassar Nomor 15 tahun 2014 yaitu sebagai berikut:

1. Inspektur

2. Sekretaris

3. Bagian Tata Usaha, yang terdiri dari :

a. Sub bagian Administrasi Umum;

b. Sub bagian Program dan Perencanaan;

c. Sub bagian Pelaporan dan Evaluasi.

4. Inspektur Pembantu Bidang Pembangunan

Page 53: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

39

5. Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan

6. Inspektur Pembantu Bidang Kemasyarakatan

7. Inspektur Pembantu Bidang Keuangan dan Kekayaan

8. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor, terdiri atas:

a. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Pengawasan Pemerintahan dan

Pertanahan;

b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan;

c. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Pengawasan Peralatan dan

Kekayaan;

d. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Pengawasan Aparatur dan

Kesatuan Bangsa.

c. Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural pada Kantor Inspektorat

Kota Makassar

Peraturan Walikota Makassar Nomor 15 tahun 2014 tentang uraian tugas

dan fungsi jabatan struktural pada Inspektorat Kota Makassar berdasarkan

ketentuan umum dalam pasal 1, peraturan ini yang dimaksudkan dengan:

1. Daerah adalah Kota Makassar;

2. Walikota adalah Walikota Makassar;

3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kota Makassar;

4. Sekretaris Daerah Kota adalah Sekretaris Daerah Kota Makassar;

5. Inspektorat adalah Inspektorat Kota Makassar;

Page 54: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

40

6. Kepala Inspektorat selanjutnya disebut Inspektur adalah Inspektur Kota

Makassar;

7. Sekretariat adalah Sekretariat Inspektorat Kota Makassar;

8. Inspektur pembantu adalah Inspektur pembantu pada inspektorat Kota

Makassar;

9. Subbagian adalah subbagian pada Inspektorat Kota Makassar;

10. Auditor adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk

melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah;

11. Kelompok Jabatan fungsional Auditor adalah Jabatan Fungsional Auditor

pada Inspektorat.

Tugas dan fungsi jabatan pada kantor Inspektorat Kota Makassar

berdasarkan Peraturan Walikota Makassar Nomor 15 Tahun 2014, yaitu:

1. Inspektur

Tugas dan fungsi inspektur pada Pasal 7 yaitu:

a. Inspektur mempunyai tugas pokok memimpin, melaksanakan,

mengkoordinasikan dan menfasilitasi pengawasan penyelenggaraan

pemerintahan daerah.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Inspektur menyelenggarakan fungsi yaitu:

(1) Penyusunan kebijaksanaan pengawasan penyelenggaraan

pemerintahan daerah;

Page 55: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

41

(2) Pengkoordinasian perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan

kegiatan pengawasan;

(3) Pengkoordinasian tindak lanjut pengawasan;

(4) Penyusunan kebijakan teknis pengawasan penyelengaraan

pemerintah daerah;

(5) Pelaksanaan fasilitasi kerjasama kelembagaan;

(6) Pembinaan urusan kepegawaian, penyusunan program,

pengelolaan keuangan serta pelaksanaan administrasi umum dan

urusan rumahtangga inspektorat;

(7) Pembinaan kelembagaan, jabatan fungsional auditor dan

pengembangan sumber daya manusia.

2. Sekretaris

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 1

peraturan ini, sekretaris menyelenggarakan fungsi:

a. Menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan,

peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan teknis yang

berkaitan dengan urusan administrasi umum, kepegawaian, keuangan,

perencanaan, evaluasi dan pelaporan;

b. Menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi,

dan pelaporan kegiatan sekretariat;

c. Melaksanakan inventerasasi permasalahan dan upaya pemecahan

masalah di bidang urusan administrasi umum, kepegawaian,

keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan;

Page 56: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

42

d. Mengkoordinasikan upaya pemecahan masalah Inspektorat;

e. Mengkoordinasikan penyiapan bahan koordinasi dan pengendalian

rencana dan program kerja pengawasan;

f. Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi

dan pelaporan kegiatan Inspektorat;

g. Mengkoordinasikan penyelenggaraan evaluasi internal;

h. Mengkoordinasikan penyusunan standar operasional dan prosedur

pelasaksanaan kegiatan pengawasan;

i. Menyelenggarakan penghimpunan, pengelolaan, penilaian, dan

penyimpanan laporan hasil pengawasan;

j. Menyelenggarakan penyusunan bahan data alam rangka pembinaan

teknis fungsional;

k. Menyelenggarakan penyusunan inventarisasi dan pengkoordinasian

data dalam rangka penatausahaan proses penanganan pengaduan;

l. Menyelenggarakan urusan umum, kepegawaian, keuangan,

perencanaan evaluasi dan pelaporan;

m. Menyelenggarakan analisis dan pengembangan kinerja sekretariat;

n. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

3. Sub bagian Administrasi dan Umum

Subbagian administrasi dan umum mempunyai tugas melakukan

penyusunan rencana, melaksakan urusan ketata usahaan, mengelolah

administrasi kepegawaian, mengelolah administrasi keuangan dan

perlengkapan meliputi penyusunan aggaran, penggunaan anggaran,

Page 57: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

43

pembukuan, pertanggung jawaban dan merumuskan rencana kebutuhan

perlengkapan;

4. Sub bagian Perencanaan

Subbagian perencanaan mempunyai tugas mempersiapkan bahan

penyusunan dan pengendalian rencana/program kerja pengawasan,

meghimpun dan menyiapkan rancangan peraturan perundang-undangan,

dekumentasi dan pengolahan data pengawasan.

5. Sub bagian Evaluasi dan Pelaporan

Subbagian evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas menyiapkan bahan

penyusunan, menghimpun, mengelolah, menilai dan menyimpan laporan

hasil pengawasan aparat pengawasan fungsional dan melakukan

administrasi pengaduan masyarakat serta menyusun laporan kegiatan

pengawasan.

6. Inspektur Pembantu Wilayah I

Inspektur pembantu wilayah I mempunyai tugas melaksanakan

koordinasi di bidang pengawasan sesuai dengan wilayah kerjanya.

7. Inspektur Pembantu Wilayah II

Inspektur pembantu wilayah II mempunyai tugas melaksanakan

koordinasi di bidang pengawasan sesuai dengan wilayah kerjanya.

8. Inspektur Pembantu Wilayah III

Inspektur pembantu wilayah III mempunyai tugas melaksanakan

koordinasi di bidang pengawasan sesuai dengan wilayah kerjanya.

Page 58: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

44

9. Inspektur Pembantu Wilayah IV

Inspektur pembantu wilayah IV mempunyai tugas melaksanakan

koordinasi di bidang pengawasan sesuai dengan wilayah kerjanya.

10. Kelompok Jabatan Fungsional

Tugas dan fungsi Kelompok Jabatan Fungsional pada pasal 9 yaitu :

(1) Kelompok Jabatan Fungsional Auditor mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan teknis sesuai bidang keahlian yang masing-

masing dipimpin oleh seorang Ketua Kelompok dengan tugas pokok

melaksanakan, memipmpin, mengarahkan, merencanakan dan

mengkoordinasikan pelaksanaan audit/pemeriksaan serta melakukan

pengkajian dan evaluasi hasil audit.

(2) Dalam melaksankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Ketua

Kelompok Jabatan Fungsional Auditor menyelenggarkan fungsi :

a. Perumusan dan penyusunan daftar materi audit;

b. Perumusan dan penyusunan program kerja audit;

c. Perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pengendalian, dan

pelaporan kegiatan audit;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diperintahkan inspektur.

B. Karakteristik Responden

Penggambaran karakteristik 50 pegawai Inspektorat di Kota Makassar yang

menjadi responden akan dikemukakan berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat

pendidikan, dan pangkat/golongan sebagai berikut:

Page 59: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

45

1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada tabel di

bawah ini:

Tabel 1: Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)1 Laki-laki 27 54%2 Perempuan 23 46%

Jumlah 50 100%Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Data tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dari 50 pegawai di Inspektorat

yang merupakan responden dominannya adalah berjenis kelamin laki-laki yang

berjumlah 27 orang pegawai dengan persentase 54% sedangkan perempuan

sebanyak 23 orang pegawai dengan persentase 46%. Hal ini menunjukkan bahwa

dalam penelitian responden laki-laki lebih besar dibandingkan dengan responden

perempuan.

2. Karakteristik Responden berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur ditunjukkan pada tabel di bawah

ini:

Tabel 2: Karakteristik responden berdasarkan umur

No Klasifikasi Umur Frekuensi Persentase (%)1 21 - 30 8 16%2 31 - 40 18 36%3 41 - 50 14 28%4 51 - 60 10 20%

Jumlah 50 100%Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa kebanyakan responden memiliki umur

yang berkisar dari 31 - 40 tahun yang menunjukkan sebanyak 18 orang atau

Page 60: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

46

sebesar 36% dari jumlah keseluruhan responden, responden yang memiliki umur

yang berkisar dari 41 - 50 tahun memiliki posisi kedua terbanyak dari responden

dimana menunjukkan sebanyak 14 orang atau 28% dari keseluruhan responden,

dan selanjutnya responden yang memiliki umur yang berkisar 51 - 60 tahun

menunjukkan sebanyak 10 orang atau sebesar 20% dari keseluruhan responden,

sedangkan responden yang berumur 21 - 30 tahun memiliki posisi keempat dari

responden dimana menunjukkan sebanyak 8 orang atau sebesar 16%.

3. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ditunjukkan pada tabel di

bawah ini:

Tabel 3: Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)1 S2 (Magister) 10 20%2 S1 (Sarjana) 36 72%3 SLTA 4 8%

Jumlah 50 100%Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase responden pegawai Inspektorat

berdasarkan tingkat pendidikan, S1 lebih banyak dengan persentase 72%,

kemudian S2 dengan presentase 20% dan SLTA sebanyak 4 orang pegawai

dengan presentase 8%.

4. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat/Golongan Ruang

Karakteristik responden berdasarkan tingkat/golongan ruang ditunjukkan

pada tabel di bawah ini:

Page 61: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

47

Tabel 4: Karakteristik responden berdasarkan tingkat/golongan ruang

No KlasifikasiTingkat/Golongan

Frekuensi Persentase (%)

1 IV/a - IV/d 10 20%2 III/a - III/d 36 72%3 II/a - II/d 2 4%4 I/a - I/d 2 4%

Jumlah 50 100%Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa 36 responden berpangkat III/a – III/d

atau sebesar 72% dari keseluruhan responden, 10 responden berpangkat IV/a –

IV/d sebesar 20% dari keseluruhan responden, dan 2 responden berpangkat II/a –

II/d atau sebesar 4%, dan 2 orang responden yang berpangkat I/a – I/d atau

sebesar 4% dari keseluruhan responden atau pegawai di Inspektorat Kota

Makassar.

C. Kinerja Inspektorat Dalam Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Kota Makassar

Inspektorat Kota Makassar yang memiliki fungsi dan tugas dalam

melakukan pengawasan kinerja pemerintahan daerah dalam hal ini disiplin

Pegawai Negeri Sipil. Dimana salah satu misi yang ingin dicapai adalah

terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa melalui

pengawasan yang efektif dan profesionaldengan mencegah terjadinya Pegawai

Negeri Sipil (PNS) yang tidak taat pada aturan. Indikator kinerja adalah ukuran

kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan

dan sasaran yang telah ditetapkan, maka penulis memilih 4 indikator sebagai tolak

ukur kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di

Page 62: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

48

Kota Makassar yaitu produktivitas, responsivitas, responsibilitas, dan

akuntabilitas.

1. Produktivitas Inspektorat Dalam Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Kota Makassar

Produktivitas tidak hanya mengukur tingkat kuantitas kinerja, tetapi juga

kualitas kinerja dan ketetapan waktu kerja. Oleh karena itu, Inspektorat Kota

Makassar sebagai institusi pengawasan harus memiliki produktivitas yang tinggi

dalam penegakan disiplin aparatur sipil daerah. Untuk mengetahui hal tersebut

peneliti menggunakan beberapa parameter diantaranya:

a. Kuantitas inspeksi mendadak Inspektorat

Kuantitas adalah jumlah kerja, hasil kerja yang dicapai seseorang atau

oganisasi sebagai aspek mengukur produktivitas yang dihasilkan pegawai atau

sebuah organisasi. Dalam hal ini kuantitas sidak Inspektorat adalah seberapa

sering Inspektorat melakukan pengawasan langusng atau inspeksi mendadak

dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kota Makassar. Hal ini dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5: Tanggapan responden terhadap seberapa sering Inspektoratmelakukan Inspeksi mendadak

No Tanggapan Responden Skor (x) F X.F Persentase (%)1 Sangat Sering 4 11 44 22%2 Sering 3 36 108 72%3 Kurang sering 2 3 6 6%4 Tidak Pernah 1 - - -

Total 50 158 100%Rata-rata skor dan rata-rata presentase , atau 79%

Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Page 63: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

49

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap seberapa

sering Inspektorat melakukan sidak terhadap Pegawai Negeri Sipil dari 50

responden, 11 responden atau 22% yang menanggapi sangat sering, 36 responden

atau 72% menanggapi sering, 3 responden atau 6% menanggapi kurang sering dan

kategori tidak sering memperoleh tanggapan tidak ada atau 0%. Dengan melihat

rata-rata skor 3,16 atau 79% pada katagori baik, maka dapat disimpulkan bahwa

Inspektorat selalu melakukan inspeksi mendadak terhadap Pegawai Negeri Sipil di

Kota Makassar. Hasil wawancara peneliti dengan kepala sub bagian administrasi

dan umum, mengatakan bahwa:

“...Inspektorat rutin menggelar sidak dalam sebulan bisa dua kali ataupunlebih terutama saat pasca hari raya, boleh dibilang kami ini kerja tidak didalam kantor tapi di luar kantor untuk memantau kedisplinan PNS”.(Wawancara DY,15 Desember 2014)

Berdasarkan wawancara di atas menunjukkan bahwa Inspektorat rutin

melakukan sidak terhadap Pegawai Ngeri Sipil, maka kantor Inspektorat sering

terlihat sepi karena pegawai yang bertugas sebagai auditor pengawasan berkerja di

ruangan pukul 8.00 sampai 10.00 Wita selebihnya mereka berkerja di luar kantor,

hanya pegawai staff yang aktif berkerja di ruangan. Bekaitan dengan hal ini

auditor Inspektorat juga memberi penjelasan, mengatakan bahwa :

“...Inpektorat selalu melakukan sidak, selain pada pasca hari Rayakeagamaan seperti Idul Fitri dan Natal, kami juga melakukan sidakselama pelaksanaan Bulan Ramadhan termasuk selama pelaksanaanWorld Cup atau piala dunia sepak bola dalam hal ini boleh dibilanghampir setiap hari kami melakukan sidak”. (Wawancara NS, 15Desember 2014)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Inspektorat sangat sering melakukan

sidak di setiap Instansi Pemerintahan dan di Satuan Kerja Perangkat Daerah

Page 64: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

50

(SKPD) unit kerja masing-masing Pegawai Negeri Sipili di Kota Makassar, sama

halnya dengan hasil wawancara dengan informan bahwa Inspektorat rutin

menggelar sidak dalam sebulan bisa dua kali atapun lebih terutama pasca hari

raya, untuk itu dengan adanya sidak dari Inspektorat mampu melahirkan

pengurangan jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kota Makassar.

b. Kualitas penegakan disiplin

Kualitas merupakan suatu proses dan prosedur yang ditentukan lebih awal

sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan dan merupakan ukuran terhadap

pencapaian kerja/kinerja oleh organisasi setelah melakukan suatu kegiatan. Dalam

hal ini Kualitas Penegakan disiplin yang dilakukan Inspektorat Kota Makassar

adalah bagaimana proses pengawasan yang dilakukan Inspektorat dalam

penegakan disipin Pegawai Negeri Sipil di Kota Makassar dan sidak yang

dilakukan Inspektorat memberikan efek jera terhadap Pegawai Negeri Sipil.

Pengawasan dilakukan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kepatuhan

para Pegawai Negeri Sipil dalam melaksakan wewenangnya dan memperbaiki

penyimpangan dispilin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil sehingga sikap

dan prilakunya dalam bekerja sehari-hari sesuai dengan peraturan disiplin

Pegawai Negeri Sipil yang berlaku. Inspektorat sering melakukan pengawasan

agar tidak terjadi ataupun bertambahnya Pegawai Negeri Sipil di Kota Makassar

yang tidak disiplin. Hal ini dapat dilihat dari temuan Inspektorat dalam kasus

pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil tiga tahun terakhir pada tabel berikut:

Page 65: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

51

Tabel 6: Temuan Kasus Pelanggaran Disiplin oleh Inspektorat KotaMakassar

TAHUN JUMLAH KASUS2012 127 Kasus2013 99 Kasus2014 82 Kasus

Sumber: diolah dari data sekunder, Desember 2014

Data tabel 6 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2012 terdapat 127

kasus ketidakdisiplinan Pegawai Negeri Sipil, tahun 2013 menurun dengan 99

kasus dan pada tahun 2014 juga mengalami penurunan dengan hanya 82 kasus.

Hal ini menunjukkan pengawasan yang dilakukan Inspektorat dalam penegakan

disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kota Makassar cukup berkualitas, itu dilihat

dengan menurunnya jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kota Makassar yang

melakukan pelanggaran disiplin tiap tahunnya.

Inspektorat melakukan pengawasan dalam penegakan disipil Pegawai

Negeri Sipil (PNS) di kota Makssar dalam bentuk sidak, inpeksi mendadak yang

dilakukan Inspektorat dimaksudkan untuk memberikan efek jera agar Pegawai

Negeri Sipil lebih meningkatkan disiplin kerja. Sehingga mereka bisa mematuhi

waktu jam kerja dan mematuhi aturan yang berlaku agar tidak seenaknya keluar

diwaktu jam kerja ataupun menambah libur dengan berbagai alasan. Untuk

mengetahui sidak Inspektorat dalam penegakan disiplin di Kota Makassar

membeikan efek jera, maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 66: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

52

Tabel 7: Tanggapan responden terhadap sidak inpesktorat memberikan efekjera

No Tanggapan Responden Skor (x) F X.F Persentase (%)1 Sangat Jera 4 8 32 16%2 Jera 3 23 69 46%3 Kurang Jera 2 15 30 30%4 Tidak Jera 1 4 4 8%

Total 50 135 100%

Rata-rata skor dan rata-rata presentase 2,54 atau 63,5%

Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Berdasarkan tabel 7 di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden

terhadap sidak Inspektorat dalam penegakan isiplin, memberikan efek jera kepada

Pegawai Negeri Sipil di Kota Makassar dari 50 responden, 8 responden atau 16%

yang menanggapi sangat jera, 23 responden atau 46% menanggapi Jera, 15

responden atau 30% menanggapi kurang jera, dan hanya 4 responden atau 4%

menanggapi tidak jera. Dengan melihat rata-rata skor 2,54 atau 63,5% pada

kategori baik, maka dapat disimpulkan bahwa sidak Inspektorat dalam penegakan

disiplin, memberikan efek jera kepada Pegawai Negeri Sipil di Kota Makassar.

Hasil wawancara peneliti dengan auditor Inspektorat, mengatakan bahwa:

“...kepada PNS yang tidak disiplin kita tidak beri ampun, kita langsungperiksa dan berikan laporan kepada Walikota sebagai bahan masukanoleh Walikota untuk mengambil tindakan setelah itu kami langsungmemberikan sanksi bisa berupa surat teguran, turunan pangkat bahkanpemecatan secara tidak hormat hal itu tergantung dari pelanggaranmereka masing-masing maka itu dapat membuat efek yang jerah kepadaPNS indisipliner”. (Wawancara RS, 15 Desember 2014)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sidak yang dilakukan Inspektorat

memberikan efek jera kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang kedapatan tidak

disiplin dan memberikan pelajaran buat pegawai lainnya agar taat aturan, sama

Page 67: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

53

halnya dengan hasil wawancara dengan informan bahwa Pegawai Negeri Sipil

yang kedapatan tidak disiplin kami tidak memberinya ampun dengan cepat

memproses mereka dan langsung memberikan sanksi sesuai pelanggaran mereka

masing-masing. Untuk itu dengan sikap tegas inspektorat terhadap Pegawai

Negeri Sipil yang tidak disiplin mampu memberikan efek jera kepada Pegawai

Negeri Sipil di Kota Makassar sehingga birokrasi pemerintahan dapat berjalan

dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari laporan Inspektorat mengenai jumlah

Pegawai Negeri Sipil yang telah diproses dan sanksi hukuman yang mereka terima

selama tiga tahun terakhir, sebagai berikut:

Tabel 8: Laporan sanksi hukuman dari jumlah PNS indisipliner olehInspektorat

TAHUN SANKSI JUMLAH KASUS Keterangan

2012

1. BERAT 26 Kasus Pemecatan

2. SEDANG 47 Kasus Turun Pangkat

3. RINGAN 54 Kasus Surat Teguran

TAHUN SANKSI JUMLAH KASUS Keterangan

2013

1. BERAT 13 Kasus Pemecatan

2. SEDANG 38 Kasus Turun Pangkat

3. RINGAN 48 Kasus Surat Teguran

TAHUN SANKSI JUMLAH KASUS Keterangan

2014

1. BERAT 17 Kasus Pemecatan

2. SEDANG 29 Kasus Turun Pangkat

3. RINGAN 36 Kasus Surat TeguranSumber: Diolah dari data sekunder, Desember 2014

Data tabel l8 di atas menunjukkan bahwa tahun 2012 terdapat 127 jumlah

pegawai indisipliner dengan 26 Pegawai Negeri Sipil mendapat sanksi berat yaitu

Page 68: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

54

pemecatan, 47 pegawai mendapat sanksi ringan yaitu penurunan pangkat atau

penundaan gaji berkala untuk paling lama 1 tahun, dan 54 pegawai mendapat

sanksi ringan berupa Surat Teguran. Tahun 2013 terdapat 99 jumlah pegawai

indisipliner dengan 13 Pegawai Negeri Sipil mendapat sanksi berat yaitu

pemecatan, 38 pegawai mendapat sanksi ringan dengan turun pangkat atau

penundaan gaji berkala untuk paling 1 tahun dan 48 pegawai mendapat sanksi

ringan berupa Surat Teguran. Tahun 2014 terdapat 82 jumlah pegawai indisipliner

dengan 17 Pegawai Negeri Sipil mendapat sanksi berat yaitu pemecatan, 29

pegawai mendapat sanksi ringan dengan turun pangkat dan penundaan gaji

berkala untuk paling lama 1 tahun, dan 36 pegawai mendapat sanksi ringan berupa

Surat Teguran. Berkaitan dengan hal ini informan menambahkan penjelasannya,

mengatakan bahwa:

“...pegawai yang malas masuk kerja atau tidak dispilin akan diberikansanksi seperti ketentuan PP 53 tahun 2010,misal PNS yang malas ataubolos kerja 5-10 hari tidak masuk kerja hukuman ringan, 11-20 harihukuman sedang dan 20 hari ke atas sudah hukuman berat, 45 hari sudahdipecat. Untuk memecat PNS tidak langsung dilakukan begitu saja tetapimelalui prosedur yang ada, misal peringatan sebanyak 3 kali kalausampai 3 kali tidak digubris maka bobot sanksinya bertambah (SK1)”.(Wawancara RS,15 Desember 2014)

Inspektorat mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan urusan pemerintahan daerah di bidang pengawasan yang meliputi

pemerintahan dalam hal ini termasuk kedisplinan Pegawai Negeri Sipil. Untuk

menilai cara yang dilakukan oleh Inspektorat dalam mempertanggung jawabkan

hasil pemeriksaan terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar. Hal

dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 69: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

55

Tabel 9: Tanggapan responden terhadap cara yang dilakukan olehInspektorat dalam pemeriksaan terhadap Pegawai Negeri Sipil(PNS) di Kota Makassar yang melakukan pelanggaran disiplin

No Tanggapan Responden Skor (x) F X.F Persentase (%)1 Sangat Baik 4 9 36 18%2 Baik 3 41 123 82%3 Kurang Baik 2 - - -4 Tidak Baik 1 - - -

Total 50 159 100%

Rata-rata skor dan rata-rata presentase 3,18 atau 79,5%

Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Hasil tabel 9 di atas menunjukkan tanggapan responden terhadap cara yang

dilakukan Inspektorat dalam pemeriksaan terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) di

Kota Makassar dari 50 responden, 9 responden atau 18% menanggapi sangat baik,

41 responden atau 82% menanggapi baik, tidak ada responden atau 0% yang

menanggapi kurang baik dan tidak baik. Dengan melihat rata-rata skor 3,18 atau

79,5% pada kategori baik, maka dapat disimpulkan cara pemeriksaan yang

dilakukan Inspektorat cukup baik terhadap Pegawai Negeri Sipil yang melakukan

pelanggaran disiplin. Hasil wawancara peneliti dengan auditor, mengatakan

bahwa:

“...kalau ada PNS yang tidak disiplin jam kerja maka kepala SKPDnyamengajukan ke Walikota Siqui BKD, BKD merekomendasikan keInspektorat untuk melakukan pemerikasaan maka Inpektorat mencekabsennya ke lokasi kerjanya kita wawancara dengan kepala SKPDnyadengan teman-temannya sebagai bukti, lalu mendatangi PNS yangindisipliner tersebut jika PNS yang dimaksudkan tidak ada di unitkerjanya atau sedang keluar daerah maka kami cari dan datangirumahnya sampai PNS tersebut ditemuai, kemudian kami jugamelakukan wawancara tanya jawab apa pelanggaran dan apa alasannya,setelah pemeriksaan selesai maka dibuat LHP dan dibawa ke Walikotananti disana dibahas dengan tim tindak lanjut setelah itu keluar SK

Page 70: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

56

hukuman kepada Pegawai indisipliner tersebut dari BKD”. (WawancaraRS, 15 Desember 2014)

Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa cara yang

dilakukan Inspektorat dalam hal pemeriksaan terhadap Pegawai Negeri Sipil yang

tidak disiplin sudah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Prosedurnya

ialah Kepala SKPD mengajukan ke Walikota siqui BKD, kepala BKD

merekomendasikan ke Inspektorat untuk melakukan pemeriksaan pegawai

indisipliner atas laporan kepala SKPD ke siqui BKD pemeriksaan dilakukan oleh

Inspektorat setelah pemeriksaan dilakukan dibuat Laporan Hasil Pemeriksaan

yang diberikan kepada Walikota kemudian ditindak lanjuti oleh Tim tindak lanjut

setelah ditetapkan penjatuhan sanksi maka diterbitikan Surat Keputusan (SK) dari

Walikota.

c. Ketepatan waktu dalam pengawasan

Ketetapan waktu adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor berkaitan

dengan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) sesuai dengan jadwal yang ditetapkan

adalah sifat kedisplinan yang dilakukan oleh para auditor dimana Inspektorat

sebagai Badan Pengawasan Pemerintahan salah satunya dalam hal kedisplinan

Pegawai Negeri Sipil harus sebagai contoh yang baik kepada Pegawai Negeri

Sipil maka saat melakukan pengawasan harus sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 71: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

57

Tabel 10: Tanggapan responden terhadap pengawasan yang dilakukan olehauditor berkaitan dengan disiplin Pegawai Negeri Sipil sesuaidengan jadwal yang telah ditetapkan

No Tanggapan Responden Skor (x) F X.F Persentase (%)1 Sangat Sesuai 4 12 48 24%2 Sesuai 3 22 66 44%3 Kadang Sesuai 2 16 32 32%4 Tidak Sesuai 1 - - -

Total 50 146 100%Rata-rata skor dan rata-rata presentase , atau 73%

Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap

pengawasan yang dilakukan oleh auditor berkaitan dengan disiplin Pegawai

Negeri Sipil sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dari 50 responden, 12

responden atau 24% yang menanggapi sangat sesuai, 22 responden atau 44%

menanggapi sesuai, 16 responden atau 32% menanggapi kadang sesuai, dan tidak

ada responden atau 0% yang menanggapi tidak sesuai. Dengan melihat rata-rata

skor 2,92 atau 73% pada kategori baik, maka dapat disimpulkan bahwa

pengawasan yang dilakukan oleh auditor berkaitan dengan disiplin Pegawai

Negeri Sipil kadang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Hasil wawancara

peneliti dengan auditor, mengatakan bahwa:

“...pengawasan yang dilakukan auditor dalam hal kedisplinan PNS harusdilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan memang sudah adajadwal yang ditetapkan dalam hal pengawasan disiplin PNS, kadangkami tidak melaksakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan itu karenakurangnya jumlah kami sebagai auditor dibanding instansi pemerintahanyang jumlahnya banyak ataupun banyaknya jumlah PNS”. (WawancaraNS, 15 Desember 2014)

Page 72: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

58

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara kepada informan di atas

menunjukkan bahwa jadwal pengawasan yang dilakukan Inspektorat yaitu setiap

bulan sekali turun langsung memeriksa daftar hadir Pegawai Negeri Sipil di setiap

SKPD unit kerja masing-masing, pemeriksaan itu dilakukan disemester pertama

pada bulan januari sampai juni, pada semester kedua yaitu bulan juli sampai

desember tidak ada pemeriksaan, setiap akhir tahun atau disemester kedua itu

dilakukan perakapan absen jumlah hadir setiap Pegawai Negeri Sipil, dari rekapan

akhir tahun itu diketahui siapa Pegawai Negeri Sipil yang tidak disiplin jam kerja

dan terkadang dilakukan lewat dari jadwal yang telah ditetapkan itu karena

kurangnya sumber daya manusia dalam hal ini auditor pengawasan.

Tabel 11: Rekapitulasi tanggapan responden tentang produktivitas kinerjaInspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS)di Kota Makassar

No Pernyataan Rata-rata skor Rata-ratapersentase (%)

1Kuantitas Inspeksi mendadakInspektorat

3,16 79%

2

Sidak Inspektorat dalampenegakan disiplin, memberikanefek jera kepada Pegawai NegeriSipil di Kota Makassar

2,54 63,5%

3Cara yang dilakukan olehInspektorat dalam pemeriksaanterhadap Pegawai Negeri Sipil(PNS) di Kota Makassar yangmelakukan pelanggaran disiplin

3,18 79,5%

4Pemeriksaan yang dilakukanauditor berkaitan dengan disiplinPegawai Negeri Sipil sesuaidengan jadwal yang ditetapkan

2,92 73%

Rata-rata skor dan rata-rata persentase2,95 73,75%

Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Page 73: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

59

Data di atas yang merupakan rekapitulasi dari tanggapan responden

terhadap produktivitas kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai

Negeri Sipil (PNS) di Kota berkategori baik. Hal ini dapat dilihat dari rekapitulasi

rata-rata skor dan rata-rata persentase yang menunjukkan 2,95 dan 73,75%,

namun pada indikator kedua mendapat nilai rata-rata skor dan rata-rata presentase

paling rendah dibanding indikator lainnya dengan sidak Inspektorat dalam

penegakan disiplin, dalam memberikan efek jera kepada Pegawai Negeri Sipil di

Kota Makassar. Dalam hal ini Inspeksi mendadak atau sidak yang dilakukan

Inspektorat belum terlalu memberikan efek jera bagi Pegawai Negeri Sipil untuk

tidak melakukan pelanggaran disiplin kerja.

2. Responsivitas Inspektorat Dalam Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Kota Makassar

Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan

masayarakat menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan

program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi

masyarakat. Indikator yang digunakan yaitu sikap aparat dalam merespon

permasalahan–permasalahan, daya tanggap serta kemampuan mengembangkan

program-program, responsivitas Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai

Negeri Sipil diukur malalui indikator berikut:

a. Sikap auditor merespon pelanggaran disiplin

Sikap Auditor mersepon pelanggaran disiplin dimaksudkan adalah

bagaimana respon auditor padasaat mendapat laporan mengenai adanya Pegawai

Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin. Untuk mengetahui sikap

Page 74: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

60

auditor merespon pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Kota Makassar, maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12: Tanggapan responden terhadap sikap auditor meresponpelanggaraan disiplin yang dilakukan oleh Pegawai NegeriSipil (PNS) di Kota Makassar

No Tanggapan Responden Skor (x) F X.F Persentase (%)1 Sangat Cepat 4 3 12 6%2 Cepat 3 19 57 38%3 Kurang Cepat 2 28 56 56%4 Tidak Cepat 1 - - -

Total 50 125 100%Rata-rata skor dan rata-rata presentase , atau 62,5%

Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Data Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap

sikap auditor merespon pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri

Sipil (PNS) di Kota Makassar dari 50 responden, 3 responden atau 6%

menanggapi sangat cepat, 19 responden atau 38% menanggapi cepat, 28

responden atau 56% menaggapi kurang cepat, dan tidak ada responden atau 0%

yang menanggapi tidak cepat. Dengan melihat nilai rata-rata skor 2,5 atau 62,5%

pada kategori kurang baik, maka dapat disimpulkan bahwa sikap auditor

merespon pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS)

di Kota Makassar itu kurang cepat. Hasil wawancara peneliti dengan auditor,

mengatakan bahwa:

“...ketika kami mendapatkan laporan dari BKD tentang adanya PNS yangmelanggar disiplin, kami sebagai auditor langsung bekerja dengan artianlangsung mengumpulkan bukti yang terkait dan setelah semua lengkapauditor langsung melakukan penyelidikan dan pemeriksaankepada PNSindisipliner tersebut hanya saja kadang lambat dalam melakukan

Page 75: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

61

pemeriksaan karena keterbatasannya jumlah auditor pengawasanInspektorat”. (Wawancara RS, 15 Desember 2014)

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara kepada informan menunjukkan

bahwa sikap auditor merespon pelanggaraan disiplin yang dilakukan oleh Pegawai

Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar kurang cepat dalam menanggapi laporan

dari BKD dan setiap SKPD instansi pemerintahan ataupun masyarakat umum itu

dikarenakan kurangnya jumlah sumber daya manusia dalam hal ini yaitu

kurangnya jumlah auditor. Auditor yang tersedia jumlahnya masih terbatas jika

dibandingkan dengan objek pemeriksaan yang ada.

b. Sikap auditor dalam melakukan pemeriksaan pelanggaraan disiplin

Sikap auditor dalam melakukan pemeriksaan pelanggaran disiplin yang

dimaksudkan adalah auditor harus memiliki integritas, yaitu memiliki

kepribadian yang dilandasi oleh profesionalitas, jujur, berani, bijaksana dan

bertanggung jawab. Untuk mengetahui sikap auditor dalam melakukan

penyelidikan pelanggaraan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar,

maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13: Tanggapan responden terhadap sikap auditor dalam melakukanpemeriksaan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) diKota Makassar

No Tanggapan Responden Skor (x) F X.F Persentase (%)1 Sangat Baik 4 17 68 34%2 Baik 3 33 99 66%3 Kurang Baik 2 - - -4 Tidak Baik 1 - - -

Total 50 167 100%Rata-rata skor dan rata-rata presentase , atau 83,5%

Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Page 76: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

62

Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap sikap

auditor dalam melakukan pemeriksaan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Kota Makassar dari 50 responden, 17 responden atau 34% menanggapi

sangat baik, 33 responden atau 66% menanggapi baik, tidak ada responden atau

0% yang menanggapi kurang baik dan tidak baik. Dengan melihat nilai rata-rata

skor dan rata-rata presentase 3,34 atau 83,5% 3 pada kategori baik, maka dapat

disimpulkan bahwa sikap auditor dalam melakukan pemeriksaan pelanggaran

disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar mematuhi kode etik

Inspektorat. Hasil wawancara peneliti dengan auditor, mengatakan bahwa:

“...dalam melakukan pemeriksaan terhadap PNS indispliner kami selakuauditor diwajibkan mematuhi kode etik auditor, jadi dalam hal ini auditortidak pernah berpihak oleh siapun dalam artian tidak ada pilah memilahantara A dan B siapa yang melakuka pelanggaran maka wajibmendapatkan sanski sesuai pelanggarannya sekalipun pegawai itu adahubungan status dengan kami,dan kami tidak menerima sogokan apapunitu”. (Wawancara NS, 15 Desember 2014)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap auditor dalam

melakukan pemeriksaan sudah baik, sama halnya dengan hasil wawancara dengan

informan bahwa sikap auditor dalam melakukan pemeriksaan diwajibkan

mematuhi kode etik auditor yang berlaku. Kode etik yang dimaksudkan ialah

dalam melaksakan tugasnya auditor harus menjungjung tinggi ketidak

berpihakannya, prefesionalisme dalam mengumpulkan, mengavaluasi dan

memproses data/informasi auditan. Auditor harus menaati dan melaksanakan

peraturan perundang-undangan, tidak menyalahgunakan wewenang dengan

maksud untuk memperkaya atau menguntungkan diri sendiri, golongan atau pihak

lain.

Page 77: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

63

c. Daya tanggap auditor

Daya tanggap auditor yang dimaksud adalah kemampuan auditor dalam

menanggapi laporan mengenai Pegawai Negeri Sipil yang tidak disiplin serta

kemampuan auditor mengembangkan program-program dalam hal pengawasan.

Untuk mengetahui daya tanggap auditor dalam menghadapi Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Kota Makassar yang melakukan pelanggaran disiplin, Hal itu dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14: Tanggapan responden tentang daya tanggap auditor terhadaplaporan adanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassaryang melakukan pelanggaraan disiplin

No Tanggapan Responden Skor (x) F X.F Persentase (%)1 Sangat Tanggap 4 8 32 16%2 Tanggap 3 42 126 84%3 Kurang Tanggap 2 - - -4 Tidak Tanggap 1 - - -

Total 50 158 100%Rata-rata skor dan rata-rata presentase , atau 79%

Sumber Diolah dari data primer, Desember 2014

Berdasarkan tabel 14 di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden

tentang daya tanggap auditor terhadap laporan adanya Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yang melakukan pelanggaran disiplin dari 50 responden, 8 responden atau

16% menanggapi sangat tanggap, 42 responden atau 84% menanggapi tanggap,

tidak ada responden atau 0% yang menanggapi kurang tanggap dan tidak tanggap.

Dengan melihat nilai rata-rata skor dan rata-rata presentase 3,16 atau 79% pada

kategori baik, maka dapat disimpulkan bahwa daya tanggap auditor terhadap

Page 78: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

64

laporan adanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang melakukan pelanggaran disiplin

sudah baik. Hasil wawancara peneliti dengan auditor, mengatakan bahwa:

“...memang selaku auditor kami harus cepat menanggapi kasus PegawaiNegeri Sipil (PNS) yang melakukan pelanggaran disiplin, karena jikatidak ditanggapi secara serius, maka PNS yang indisipliner tersebut akansemakin tidak disiplin dan atau bahkan akan bertambah lagi PNS yangtidak disiplin, untuk hal PNS yang tidak disiplin Inspektorat telahmembuka layanan pengaduan bagi masyarakat”. (Wawancara RS, 15Desember 2015)

Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan daya tanggap dan

kemampuan auditor mengembangkan program-program sudah baik, dapat dilihat

dari hasil tanggapan responden dan wawancara bahwa auditor memang

diharuskan cepat menaggapi kasus Pegawai Negeri Sipil yang tidak disiplin agar

tidak bertambahnya Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin.

Berakaitan dengan ini Inspektorat Makassar telah membuka layanan pengaduan

masyarakat yang berhubungan dengan masalah Pemerintahan Kota Makassar

salah satunya adalah masalah disiplin Pegawai Negeri Sipil melalui Kotak Pos

2222, Telepon 0411-5067887, e-mail [email protected] dan

[email protected].

Page 79: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

65

Tabel 15: Rekapitulasi tanggapan responden tentang responsivitas kinerjaInspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS)di Kota Makassar

No Pernyataan Rata-rata skor Rata-ratapersentase (%)

1Sikap auditor meresponpelanggaran disiplin

2,5 62,5%

2Sikap auditor dalam melakukanpemeriksaan pelanggaran disiplinPegawai Negeri Sipil (PNS) diKota Makassar

3,34 83,5%

3

Daya tanggap auditor terhadaplaporan adanya Pegawai NegeriSipil (PNS) di Kota Makassaryang melakukan pelanggarandisiplin

3,16 79%

Rata-rata skor dan rata-rata persentase3,0 75%

Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Tabel 15 di atas menunjukkan rekapitulasi dari tanggapan responden

mengenai responsivitas kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai

Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar berkategori baik, hal ini dapat dilihat dari

rekapitulasi yang menunjukkan rata-rata skor dan rata-rata persentase 3,0 atau

75%, maka dapat disimpulkan bahwa reponsivitas kinerja Inspektorat sudah

cukup baik dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota

Makassar, namun pada indikator pertama berkatagori kurang baik dibanding

indikator lainnya dengan sikap auditor merespon pelanggaran disiplin yang

dilakukan Pegawai Negeri Sipil, hal ini sikap auditor kurang cepat merespon

adanya laporan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Page 80: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

66

3. Responsibilitas Inspektorat Dalam Penegakan Disiplin Pegawai Negeri

Sipil (PNS) di Kota Makassar

Responsibilitas adalah menjelaskan atau mengukur kesesuaian pelaksanaan

kegiatan organisasi publik yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip

administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, responsibilitas

Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil diukur malalui

indikator berikut:

a. Auditor dalam melakukan pemeriksaan disiplin mengacu pada

peraturan yang berlaku

Auditor dalam melakukan pemeriksaan terhadap Pegawai Negeri Sipil yang

diduga melakukan pelanggaran disiplin harus sesuai dengan peraturan yang telah

ditentukan. Hal itu dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 16: Tanggapan responden terhadap auditor dalam melakukanpemeriksaan disiplin mengacu pada peraturan yang berlaku

No Tanggapan responden Skor (x) F X.F Persentase (%)1 Sangat Sering 4 14 56 28%2 Sering 3 36 108 72%3 Kurang Sering 2 - - -4 Sering 1 - - -

Total 50 164 100%Rata –rata skor dan rata-rata presentase , atau 82%

Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Hasil tabel 16 di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap

auditor dalam melakukan penyelidikan disiplin mengacu pada peraturan yang

berlaku dari 50 responden, 14 responden atau 28% yang menanggapi sangat

sering, 36 responden atau 72% menanggapi sering, tidak ada responden atau 0%

Page 81: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

67

yang menanggapi kurang sering dan tidak sering. Dengan melihat rata-rata skor

dan rata-rata presentase 3,28 atau 82% pada kategori baik, maka dapat

disimpulkan bahwa auditor dalam melakukan penyelidikan disiplin mengacu

pada peraturan yang berlaku. Hasil wawancara peneliti dengan auditor,

mengatakan bahwa:

“...dalam melakukan pemeriksaan terhadap PNS yang diduga melakukanpelanggaran disiplin kami memang harus mengacu pada peraturan yangberlaku seperti mengikuti perkembangan aturan perundang-undangan danmengungkapkan segala hal yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan kode etik profesi yang berlaku”. (Wawancara RS, 15Desember 2014)

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara kepada informan menunjukkan

bahwa auditor mengikuti peraturan yang berlaku pada saat melakukan

pemeriksaan terhadap Pegawai Negeri Sipil indisipliner, dalam kode etik auditor

sudah jelas bahwa auditor harus menaati dan melaksanakan peraturan perundang-

undangan, tidak menyalah gunakan wewenang dalam melakukan pemeriksaan,

dan auditor dalam melaksankan tugasnya tidak sengaja mencari-cari kesalahan.

b. Kelengkapan fasilitas padasaat melakukan pengawasan

Kelengkapan fasilitas padasaat melakukan pengawasaan yang dimaksud

adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai karena kelengkapan

fasilitas sangat berpengaruh terhadap pengawasan Inspektorat dalam penegakan

disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kota Makassar. Hal itu dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 82: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

68

Tabel 17: Tanggapan responden tentang kelengkapan fasilitas padasaatmelakukan pengawasan terhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil(PNS) di Kota Makassar

No Tanggapan responden Skor (x) F X.F Persentase (%)

1 Sangat Lengkap 4 2 8 4%2 Lengkap 3 25 75 50%3 Kurang Lengkap 2 23 46 46%4 Tidak Lengkap 1 - - -

Total 50 129 100%

Rata –rata skor dan rata-rata presentase , atau 64,5%

Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Tabel 17 di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden tentang

kelengkapan fasilitas padasaat melakukan pengawasan terhadap disiplin Pegawai

Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar dari 50 responden, 2 responden atau 4%

menanggapi sangat lengkap, 25 responden atau 56% menanggapi lengkap, 23

responden atau 46% menanggapi kurang lengkap dan tidak ada responden atau

0% tidak lengkap. Dengan melihat nilai rata-rata skor 2,58 atau 64,5% pada

kategori baik, maka dapat disimpulkan kelengkapan fasilitas Inspektorat dalam

melakukan pengawasan khusunya pengawasan dalam penegakan disiplin Pegawai

Negeri Sipil di Kota Makassar cukup lengkap. Hasil wawancara peneliti dengan

kepala sub bagian administrasi dan umum, mengatakan bahwa:

“...tak dapat dipungkiri bahwa fasilitas sangat diperlukan seperti mobil,kalau tidak ada mobil mau berkendara apa kami saat ingin melakukanpengawasan. Faslitas kantor harus diciptakan senyaman mungkin sepertihalnya kamar (ruang) pemeriksaan diberi AC agar saat melakukanpemeriksaan lebih nyaman, jadi kelengkapan fasilitas sangat berpengaruhdengan kinerja kami”. (Wawancara DY, 15 Desember 2014)

Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa fasilatas sangat dibutuhkan

terutama kendaraan mobil dalam melakukan pengawasan, karena kelengkapan

Page 83: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

69

fasilitas sangat berpengaruh dalam kinerja auditor pengawas khususnya dalam

penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil, berkaitan dengan hal ini auditor

Inspektorat juga memberi penjelasan, mengatakan bahwa :

“...fasilitas yang tersedia di Inspektorat sudah memadai, fasilitas yangmemadai yaitu mobil digunakan untuk mengantar auditor untukmelakukan pengawasan atau pemeriksaan, semua pegawai Eselon IIIsudah mempunyai kendaraan, kendaraan roda dua, kantor yang hampirtiap tahunnya dibenahi agar terlihat lebih bersih dan terkesan tidak anker,ruangan dilengkapi AC, mesin fotocopy, komputer dll”. (Wawancara NS,15 Desember 2014)

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil pengamatan peneliti menunjukkan

bahwa kelengkapan fasilitas dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan

dapat berpengaruh dengan kinerja Inspektorat, masalah fasilitas bisa menjadi

faktor terhambatnya kinerja Inspektorat saat melakukan pengawasan dan

pemeriksaan. Fasilitas sarana prasarana yang terdapat di kantor Inspektorat Kota

Makassar 70% sudah memadai dan menunjang aktivitas pengawasan dan

pemeriksaan dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota

Makassar.

c. Kelengkapan bukti sebelum melaporkan temuan indikasi tidak disiplin

Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar

Kelengkapan bukti sebelum melaporkan temuan indikasi tidak disiplin

Pegawai Negeri Sipil (PNS) dimaksudkan adalah auditor harus mengumpulkan

bukti yang cukup, kompeten dan relevan sebelum melaporkan temuan indikasi

tidak disiplin Pegawai Negeri Sipil ke Walikota. Untuk mengetahui auditor sudah

harus menyiapkan bukti dengan lengkap sebelum melaporkan temuan indikasi

Page 84: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

70

tidak disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar, maka dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 18: Tanggapan responden terhadap kelengkapan bukti sebelummelaporkan temuan indikasi tidak disiplin Pegawai Negeri Sipil(PNS) di Kota Makassar

No Tanggapan responden Skor (x) F X.F Persentase (%)

1 Sangat Perlu 4 38 152 76%2 Perlu 3 12 36 24%3 Kurang Perlu 2 - - -4 Tidak Perlu 1 - - -

Total 50 188 100%

Rata –rata skor dan rata-rata presentase , atau 94%

Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Data tabel 18 di atas menunjukkan bahwa auditor sudah harus menyiapkan

bukti dengan lengkap sebelum melaporkan temuan indikasi tidak disiplin Pegawai

Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar dari 50 responden, 38 responden atau 76%

yang menanggapi sangat perlu, 12 responden 24% menanggapi perlu, dan tidak

ada responden atau 0% yang menanggapi kurang perlu dan tidak perlu. Dengan

melihat rata-rata skor 3,76 atau 94% pada kategori sangat baik, maka dapat

disimpulkan bahwa auditor sangat perlu menyiapkan bukti dengan lengkap

sebelum melaporkan temuan indikasi tidak disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di

Kota Makassar terhadap Walikota atau siqui BKD. Hasil wawancara peneliti

dengan auditor, mengatakan bahwa:

“...kelengkapan bukti sangat perlu sebelum melaporkan PNS yang didugatidak disiplin, jangan sampai kami disangka sengaja mencari masalah”.(Wawancara NS, 15 Desember 2014)

Page 85: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

71

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara di atas menunjukkan bahwa

kelengkapan bukti sebelum melaporakan indikasi Pegawai Negeri Sipil yang

melakukan pelanggarn disiplin sangat perlu dilakukan, sama halnya yang

dikatakan informan bahwa kelengkapan bukti sangat diperlukan karena jika tidak

ada bukti jangan sampai kami disangka sengaja mencari masalah. Tujuan

pengumpulan bukti untuk menetukan apakah informasi awal yang diterima dapat

diandalkan atau menyesatkan, kelengkapan bukti yang dimaksud ialah berupa

bukti fisik, bukti dokumen, bukti kesaksian dan bukti analisi.

Tabel 19: Rekapitulasi tanggapan responden terhadap responsibilitas kinerjaInspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS)di Kota Makassar

No Pernyataan Rata-rata skor Rata-ratapersentase (%)

1Auditor dalam melakukanpemeriksaan mengacu padaperaturan yang berlaku

3,28 82%

2Kelengkapan fasilitas padasaatmelakukan pengawasan terhadapPegawai Negeri Sipil (PNS) dIKota Makassar

2,58 64,5%

3Kelengkapan bukti sebelummelaporkan temuan indikasi tidakdisiplin Pegawai Negeri Sipil(PNS) di Kota Makassar

3,76 94%

Rata-rata skor dan rata-rata persentase3,2 80.16%

Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Tabel 19 di atas menunjukkan rekapitulasi dari tanggapan responden

mengenai responsibilitas kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai

Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar berkategori baik, hal ini dapat dilihat dari

tabel rekapitulasi yang menunjukkan rata-rata skor dan rata-rata persentase 3,2

Page 86: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

72

atau 80,16% ,maka dapat disimpulkan bahwa responsibilitas kinerja Inspekorat

dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil dilakukan sesuai dengan aturan

yang ada.

4. Akuntabilitas Kinerja Inspektorat dalam Penegakan Disiplin Pegawai

Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar

Akuntabilitas merupakan persesuaian kinerja dengan yang diharapkan dan

pertanggung jawaban aparat dalam mnjalankan fungsinya, akuntabilitas kinerja

Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil diukur malalui

indikator berikut:

a. Kesesuaian hasil kerja dengan rencana kerja Inspektorat

Hasil kerja yang dilakukan auditor sesuai dengan rencana kerja Inspektorat

dimaksudkan ialah hasi kerja Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai

Negeri Sipil (PNS) sudah sesuai dengan yang diharapkan dalam visi misi

Inspektorat yaitu terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan

berwibawa melalui pengawasan yang efektif dan profesional. Untuk mengetahui

hasil kerja yang dilakukan oleh para auditor telah sesuai dengan rencana kerja

Inspektorat maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 20: Tanggapan responden terhadap hasil kerja yang dilakukan olehpara auditor telah sesuai dengan rencana kerja Inspektorat

No Tanggapan responden Skor (X) F X.F Persentase (%)1 Sangat Sesuai 4 6 24 12%2 Sesuai 3 24 72 48%3 Kurang Sesuai 2 20 40 40%4 Tidak Sesui 1 - - -

Total 50 136 100%Rata –rata skor dan rata-rata presentase , atau 68%

Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Page 87: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

73

Tabel 20 di atas menunjukkan tanggapan responden terhadap hasil kerja

yang dilakukan oleh para auditor telah sesuai dengan rencana kerja Inspektorat

dari 50 responden, 6 responden atau 12% menanggapi sangat sesuai, 24 responden

atau 48% yang menanggapi sesuai, 20 responden atau 40% menanggapi kurang

sesuai dan tidak ada responden atau 0% yang menanggapi tidak sesuai. Dengan

melihat rata-rata skor 2,72 atau 68% pada kategori baik, dapat disimpulkan bahwa

hasil kerja yang dilakukan oleh para auditor menghampiri sesuai dengan rencana

kerja Inspektorat. Hasil wawancara peneliti dengan kepala sub bagian administrasi

dan umum, mengatakan bahwa:

“...Kami bekerja sudah sesuai dengan tugas dan fungsi kami sebagaibadan pengawasan pemerintahan khususnya pengawasan dalampenegakan disiplin PNS, itu dapat dilihat dari jumlah PNS yang tidakdisiplin tiap tahunnya berkurang”. (Wawancara DY,15 Desember 2014)

Hasil penelitian dan wawancara diatas menunjukkan bahwa Inspektorat

sudah bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai badan pengawasan di

bidang pemerintahan khususnya dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Kota Makassar, sama halnya dengan yang dikatakan informan bahwa

hasil kerja mereka dapat diukur dari jumlah PNS indispliner tiap tahunnya

berkurang. Meskipun masih ada saja beberapa PNS yang tidak disiplin itu karena

memang moral mereka sendiri, kurang pedulinya pejabat aparatur yang terkait

dalam hal ini. Sama halnya hasil wawancara peneliti dengan LSM Kopel,

mengatakan bahwa:

“...kinerja Inspektorat dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagaibadan pengawas salah satunya dalam pengawasan displin PegawaiNegeri Sipil (PNS) sudah dikatakan baik, meskipun masih ada saja PNSyang tidak disiplin bisa jadi karena lemahnya waskat yang dijalankan

Page 88: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

74

setiap SKPD dan memang mentalitas oknum PNS yang bersangkutan.Lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh kepala SKPD terhadapjajaran masing-masing itu juga karana lemahnya pengawasan Inspektoratkepada pejabat SKPD padahal cukup banyak SKPD yang tidak disiplin”.(Wawancara AW, 12 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara dengan LSM Kopel, dapat dikatakan bahwa

kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) sudah

baik namun Inspektorat perlu meningkatkan lagi frekuensi pengawasan dan

pembinaan secara rutin terhadap kepala SKPD

b. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP )dibuat berdasarkan realitas

lapangan

Pertanggung jawaban auditor dalam menjalankan tugas dan fungsinya dapat

dilihat dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) telah dibuat berdasarkan realitas

lapangan. Untuk mengetahui hal tersebut, maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 21: Tanggapan responden terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan(LHP) telah dibuat berdasarkan realitas lapangan

No Tanggapan responden Skor (X) F X.F Persentase (%)1 Sangat Sesuai 4 22 88 44%2 Sesuai 3 28 84 56%3 Kurang Sesuai 2 - - -4 Tidak Sesui 1 - - -

Total 50 172 100%Rata –rata skor dan rata-rata presentase , atau 86%

Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Tabel 21 di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) telah dibuat berdasarkan realitas lapangan dari

50 responden, 22 responden atau 44% yang menanggapi sangat sesuai, 28

responden atau 56% menanggapi sesuai, tidak ada responden atau 0% yang

menanggapi kurang sesuai dan tidak sesuai. Dengan melihat rata-rata skor 3,44

Page 89: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

75

atau 86% pada kategori sangat baik, maka dapat disimpulkan bahwa Laporan

Hasil Pemeriksaan (LPH) audior dibuat berdasarkan realitas lapangan. Hasil

wawancara peneliti dengan auditor, mengatakan bahwa:

“...LHP dibuat sesuai realitas lapangan karena LHP yang menjadi bahanpertimbangan penjatuhan hukuman disiplin atau pembebasan darisangkaan pelanggaran displin bagi PNS yang diperiksa, kami tidak bolehmain-main dalam LHP salah sedikit bisa jadi kami dituduh melakukanpemfitnaan atau diduga menyalah gunakan wewenang”. (Wawancara NS,15 Desember 2014)

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara kepada informan menunjukkan

bahwa Laporan Hasil Penelitian (LHP) dibuat harus sesuai dengan realitas

lapangan, sama halnya yang dikatakan informan Laporan Hasil Penelitian harus

sesuai dengan realitas lapangan dibuat secara objektif tanpa prasangka dan

lengkap. Berhubungan dengan Laporan Hasil Penelitian, auditor harus menjaga

kerahasiaan kemilikan informasi yang diterimannya dan tidak akan menggunakan

informasi yang diperoleh untuk kepentiang pribadi/golongan diluar kepentingan

Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kota Makassar.

Tabel 22: Rekapitulasi tanggapan responden terhadap akuntabilitas kinerjaInspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS)di Kota Makassar

No Pernyataan Rata-rataskor

Rata-ratapersentase (%)

1Hasil kerja yang dilakukan olehpara auditor telah sesuai denganrencana kerja Inspektorat

2,72 68%

2 Laporan Hasil Pemerikasaan (LHP)dibuat berdasarkan realitas lapangan 3,44 86%

Rata –rata skor dan rata-rata presentase 3,08 77%

Sumber: Diolah dari data primer, Desember 2014

Page 90: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

76

Berdasarkan data tabel 22 di atas yang merupakan rekapitulasi dari

tanggapan responden terhadap akuntabilitas kinerja Inspektorat dalam penegakan

disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar berkatagori baik, hal ini

dapat dilihat dari rekapitulasi rata-rata skor dan rata-rata presentase yang

menunjukkan 3,08 atau 77%. Maka dapat disimpulkan bahwa kesesuaian kinerja

yang dilakukan dengan yang diharapkan dan pertanggung jawaban Inspektorat

dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil sudah cukup baik.

Tabel 23: Rata-rata persentase dari Keempat Pengukuran KinerjaInspektorat dalam Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil(PNS) di Kota Makassar

No Indikator KinerjaInspektorat DalamPenegakan Disiplin PegawaiNegeri Sipil (PNS) di KotaMakassar

Rata-rataskor

Rata-ratapersentase

(%)

Kategori

1Produktivitas Inspektoratdalam penegakan disiplinPegawai Negeri Sipil (PNS)di Kota Makassar

2,95 73,75% Baik

2Responsivitas Inspektoratdalam penegakan disiplinPegawai Negeri Sipil (PNS)di Kota Makassar

3,0 75% Baik

3Responsibilitas Inspektoratdalam penegakan disiplinPegawai Negeri Sipil (PNS)di Kota Makassar

3,2 80,16% Baik

4Akuntabilitas Inspektoratdalam penegakan disiplinPegawai Negeri Sipil (PNS)di Kota Makassar

3,08 77% Baik

Sumber: Diolah dari data Primer, Desember 2014

Page 91: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

77

Tabel 23 di atas menunjukkan bahwa kinerja Inspektorat dalam penegakan

disiplin Pegawai Negeri Sipil, dilihat dari produktivitas, responsivitas,

responsibilitas, dan akuntabilitas Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai

Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar dapat dikatakan berkualitas. Hal ini dapat

dilihat dari rata-rata skor dan rata-rata presentase dari keempat indikator dimana

pada indikator produktivitas Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai

Negeri Sipil dengan nilai rata-rata skor dan rata-rata presentase 2,95 atau 73,75%

pada kategori baik, responsivitas Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai

Negeri Sipil dengan nilai rata-rata skor dan rata-rata presentase 3,0 atau 75% pada

kategori baik, responsibiltas Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri

Sipil dengan nilai rata-rata skor dan rata-rata presentase 3,2 atau 80,16% pada

katagori baik, akuntabilitas Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri

Sipil dengan nilai rata-rata skor dan rata-rata presentase 3,08 atau 77% pada

katagori baik.

Page 92: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah diadakan suatu pembahasan berupa penelitian secera sederhana

mengenai kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Kota Makassar, maka dapatlah disimpulkan bahwa kinerja Inspektorat

dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil cukup berkualitas, yang dinilai

berdasarkan tanggapan responden terhadap keempat indikator kinerja Inspektorat

sebagai berikut:

1. Produktivitas kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri

Sipil (PNS) di Kota Makassar dengan rata-rata skor 2,95 dan rata-rata

persentase 73,75 persen pada katagori baik.

2. Responsivitas kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri

Sipil (PNS) di Kota Makassar dengan rata-rata skor 3,0 dan rata-rata

persentase 75 persen pada katagori baik.

3. Responsibilitas kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai

Negeri Sipil (PNS) di Kota Makassar dengan rata-rata skor 3,2 dan rata-rata

persentase 80,16 persen pada katagori baik.

4. Akuntabilitas kinerja Inspektorat dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri

Sipil (PNS) di Kota Makassar dengan rata-rata skor 3,08 dan rata-rata

persentase 77 persen pada katagori baik.

Hal itu juga dilihat dari data Inspektorat terhadap Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yang tidak disiplin dimana selama 3 (tiga) tahun ini, tiap tahun jumlahnya

Page 93: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

79

menurun, namun masih ada saja Pegawai Negeri Sipil yang melakukan

pelanggaran disiplin jam kerja. Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan

mengatakan bahwa masih adanya Pegawai Negeri Sipil yang melakukan

pelanggaran disiplin jam kerja disebabkan karena mentalitas oknum Pegawai

Negeri Sipil itu sendiri, padahal pengawasan dan pembinaan secara rutin terus

dilakukan oleh Inspktorat, masih lemahnya waskat yang dijalankan Kepala SKPD

terhadap jajarannya masing-masing ini terjadi karena masih lemahnya

pengawasan yang dilakukan Inspektorat terhadap Kepala SKPD, dan juga kurang

memadainya jumlah Auditor pengawas Inspektorat dibanding dengan banyaknya

objek pengawasan dan pemeriksaan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka penulis menyarankan:

1. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan evaluasi agar dapat

memperbaiki segala kekurangan kinerja Inspektorat dalam penegakan

disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kota Makassar. Agar sekiranya

Inspektorat mampu mengontrol para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota

Makassar.

2. Perlu dilakukan juga pengawasan yang tegas terhadap kepala unit SKPD

instansi pemerintahan Kota Makassar.

3. Perlu ditambahkannya jumlah sumber daya manusia atau pegawai auditor di

Inspektorat Kota Makassar.

Page 94: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

80

DAFTAR PUSTAKA

Dwiyanto, Agus. 2006, Mewujudkan Good Governance Melayani Publik, GjahMada University, Yogyakarta.

Dwiyanto, Agus. 1995, Penilaian Kinerja Organisasi Publik, Yogyakarta; FisipolUGM.

Dessler, Gary, 2000, Human Resource Management, Eight Edition. New YorkJersey : Prentice Hall.

HarbaniPasolong, Hasibuan 2007, Teori Administrasi Publik, Alfabeta, Bandung.

Hasibuan, Malayu SP, 1994, Manajemen Sumber Daya Manusia. Haji Masagung,Jakarta.

Indriani, R. 2013, Disiplin Karyawan. (http://indrianirisna.blogspot.com/2013/01/makalah-disiplin-karyawan).(Diakses tanggal 24 Mei 2014).

Inspektorat Kota Makassar 2010, Dalam Jurnal. (Sistem dan ProsedurPengawasan Kota Makassar).(Diakses tanggal 25 Mei 2014).

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu 2009, Evaluasi KinrjaSumber Daya Manusia.Bandung: Penerbit RafikaAditama.

Mahmudi, 2005, Manajemen Kinerja Sektor Publik. Jakarta: STIM YKPN.

Nitisemito, Alex S. 1996, Manajemen Personalia: (Manajemen Sumber DayaManusia). Jakarta: Ghalia Indonesia.

Peraturan pemerintah No. 41. 2007, Organisasi Perangkat Daerah. Jakarta.Penerbit Anonim Peraturan pemerintah No. 58. 2005.

Prawirosentono, 2001, KapitaSelekta Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, AlqaPrint: Bandung.

Rivai, Veithzal, 2006, Kiat Kepemimpinan Dalam Abad Ke 21, Terjemahan.Jakarta, Murai Kencana.

Rao, Tv, (2000), Penilaian Prestasi Kerja, Teori dan Praktik, BinamanPressindo:Jakarta.

Sedarmayanti, 2003, Good Governance: Pemerintahan Yang Baik Dalam RangkaOtonomi Daerah Upaya Membangun Organisasi Efektif Dan EfisienMelalui Restrukturisasi Dan Pemberdayaan. Bandung: Mandar maju

Page 95: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

81

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, C.V. AlvaBeta.Bandung.

Surat Edaran Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 02/SE/1980 tentangPenilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil

Siagian, Sondang, P, 2002. Manajemen Sumber Daya manusia, Jakarta: BumiAksara.

Simamora Henry 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE, Yogyakarta.

Suprihanto, Jhon, 1998, Pemikiran Pelaksanaan Pekerjaan dan PengembanganKaryawan, BPFE, Yogyakarta.

Sudarmanto. 2009. Kinerja dan pengembangan kompetensi SDM. Yogyakarta:Pustaka pelajar.

Victor, M. Situmorang, dan JusufJuhir, 1994, Aspek Hukum PengawasanMelekat,Rineka Cipta, Yogyakarta.

Simamora, Henry. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: STIEYKPN.

Tarigan, 2013. Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil. (http//google.co.id. kinerjapegawai negeri). (Diakses tanggal 24 Mei 2014).

The Liang Gie, 1993. Pengertian, Kedudukan Dan Pencitraan AdministarsiYogyakarta: Direvisi Oleh Sutarto. Liberty

Perundang-Undangan dan Peraturan Pemerintah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokokkepegawaian.Undang-Undang Nomor 22 pasal 112 ayat 2 Tahun 1999 tentang pemerintahandaerah.Peraturan Pemereintah Nomor 10 Tahun 1979, tentang Penilian PelaksanaanPekerjaan Pegawai Negeri Sipil.Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang peraturan disiplin PNS.Peraturan Pemerintah pasal 11 Nomor 20 Tahun 2001 tentang pembinaanpengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah.Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2005 tentang pembentukan susunan organisasidan tata kerja Inspektorat Makassar.Peraturan Walikota Nomor 15 Tahun 2014 tentang susunan organisasi InspektoratMakassar.

Page 96: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

82

Peraturan Walikota Nomor 15 Tahun 2014 tentang uraian tugas dan fungsi jabatanstruktural Inspektorat Makassar.

Website

http://beritakotamakassar.com/Arsip/index.php?option=com_content&view=article&id=19185:pns-makassar-suka-berkeliaran-di-warkop-senin(10/2)-09.30

http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/930

http://sitimasruroh.blogspot.com/2011/01/pengawasan-internal-oleh-inspektorat.html

www.bpkp.go.id/puslitbangwas/konten/938/ukuran-geg-(Lhp-824/LB/2007,14November 2007)

Page 97: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN
Page 98: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

KINERJA INSPEKTORAT DALAM MENEGAKKAN DISPLIN PEGAWAI

NEGERI SIPIL DI KOTA MAKASSAR

INDIKATOR

1. Produktivitas : 1. Kuantitas2. Kualitas kinerja3. Ketetapan waktu

2. Responsivitas : - Sikap aparat dalam merespon permasalahan–permasalahan

- Daya tanggap serta kemampuan mengembangkan program-program

3. Responbilitas : - Memiliki kebijakan pengelolaan- Memiliki mekanisme pertanggung jawaban- Kejelasan tanggung jawab

4 Akuntabilitas : - Persesuaian kinerja yang dilakukan dengan yg diharapkan- Pertanggungjawaban aparat dalam menjalankan fungsinya

Page 99: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

Dokumentasi Wawancara Kepala Sub. Bagian Umum dan Administrasi

Page 100: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

Dokumentasi Wawancara Auditor

Page 101: SKRIPSI KINERJA INSPEKTORAT DALAM PENEGAKAN DISIPLIN

Dokumentasi Pembagian Kuesioner