skripsi ida
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP
RENTABILITAS EKONOMI PADA PT BANK RAKYAT
INDONESIA (PERSERO) TBK
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas Pamulang
Oleh
IDA ROAEDA2008050872
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PAMULANG
2012
ABSTRAK
Ida Roaeda. 2008050871. Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Rentabilitas Ekonomi pada PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian kredit / terhadap rentabilitas ekonomi PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. Data yang digunakan merupakan Laporan Tahunan (dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010) yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, data yang diambil yaitu diperoleh dari data primer dan sekunder melalui document-dokument yang tersedia pada PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk serta melakukan Library Research yaitu pengumpulan data dengan mencari buku-buku yang bersangkutan dengan judul skripsi.
Dalam perhitungan data yanga ada dapat dilihat bahwa pemberian kredit dan rentabilitas ekonomi yang
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat taufik serta hidayah-Nya dan juga sholaeat serta salam
kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarga-Nya, serta para sahabat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Rentabilitas Ekonomi pada
PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk.” Skripsi ini disusun untuk
menyelesaikan program S1 pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Keuangan Universitas Pamulang.
Bersama ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Kemudian dengan selesainya skripsi ini, penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. H.M. Sugeng Hidayat, M.M. Selaku Rektor Universitas Pamulang.
2. Bapak Drs. H. Dayat Hidayat, M.M. Selaku Wakil Rektor I Universitas
Pamulang.
3. Bapak Drs. Suratno
4. Bapak Drs. Amarno Y. Wiyono, MM, Selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan pikiran serta dorongannya dalam memberikan
bimbingan dan pengarahan serta masukan dalam penulisan skripsi ini
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Segenap Staf Dosen yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan ilmu
pengetahuan selama menjalani perkuliahan.
6. Bapak Indra Soekajat Hadikoesoemo selaku Manajer Pusat Referensi Pasar
Modal yang telah membantu dalam memberikan data selama melakukan
penelitian.
7. Ahmad Faruqi (suami) yang selalu memberikan dorongan semangat baik
moril maupun materil
8. Kedua orang tua, kakak, adik serta keluarga yang telah memberikan dorongan
semangat dan selalu memotivasi.
9. Teman-teman yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil.
Akhirnya tiada kata yang dapat penulis ucapkan, selain ucapan terima kasih
semoga Allah memberikan pahala yang berlipat ganda kepada seluruh pihak yang
telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu
saran dan kritik senantiasa penulis harapkan dari semua pihak. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.
Tangerang, September 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………........ i
LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………….. … ii
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………… ... iii
SURAT PERNYATAAN ……………………………………………... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………….. v
ABSTRAKSI ………………………………………………………….. vi
KATA PENGANTAR ………………………………………………… vii
DAFTAR ISI ………………………………………………………...... ix
DAFTAR TABEL …………………………………………………...... xii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………....
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
F. Kerangka Pemikiran
G. Hipotesis
H. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keuangan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
2. Pentingnya Manajemen Keuangan
B. Bank
1. Pengertian Bank
2. Sejarah Perbankan
3. Jenis-jenis Bank
C. Kredit
1. Pengertian Kredit
2. Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Kredit
3. Tujuan dan Fungsi Kredit
4. Jenis-jenis Kredit
5. Prosedur Pemberian Kredit
6. Analisa Kredit
7. Kebijakan Kredit Perdagangan
D. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
2. Pentingnya Laporan Keuangan
E. Analisa Rasio Finansial
1. Pengertian Rasio Keuangan
2. Macam-macam Rasio Finansial
F. Rentabilitas
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian’
B. Variabel dan Pengukurannya
C. Definisi Operasional Variabel
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Metode Analisa Data
F. Pengujian Hipotesis
Bab IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Tujuan Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
2. Struktur Organisasi
3. Visi Dan Misi Perusahaan
4. Strategi Bisnis
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Kredit Yang Disalurkan
2. Perhitungan Rentabilitas Ekonomi
3. Perhitungan Korelasi
4. Pengujian Hipotesis
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
2. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari lalu lintas
pembayaran uang, dimana industri perbankan memegang peranan yang sangat
strategis sehingga dapat dikatakan sebagai urat nadi system perekonomian,
bank mempunyai fungsi utama sebagai intermediary service dengan kegiatan
pokoknya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
kepada masyarakat dimana tujuannya adalah untuk menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas nasional untuk masyarakat.
Rentabilitas bank dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor ekstern dimana
kondisi perekonomian yang buruk akan berdampak negative terhadap
kelacaran kegiatan operasional bank. Kondisi perekonomian yang buruk akan
mengakibatkan turunnya kemampuan debitur untuk membayar hutang yang
berarti berkurangnya pendapatan dari bank. Buruknya kondisi ekonomi juga
mengakibatkan merosotnya sumber dana yang masuk karena menaiknya suku
bunga bank, sehingga mempengaruhi jalannya kegiatan operasional bank
dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Pencapaian laba yang maksimum dapat dicapai apabila bank dapat
menghasilkan pendapatan yang besar, dimana pendapatan utama yang
diperoleh bank adalah pendapatan bunga yang berasal dari jumlah kredit yang
dikeluarkan bank untuk masyarakat atau bank lain. Jadi semakin banyak
jumlah kredit yang diberikan kepada masyarakat, maka semakin meningkat
pula pendapatan yang diperoleh bank tersebut sehingga kodisi bank tersebut
akan tetap berkembang dengan baik. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, sebagai
salah satu bank pemerintah dalam meningkatkan kemampuannya untuk
memberikan kredit. Kegiatan pemberian kredit merupakan kegiatan utama
bank yang menjadi sumber terbesar untuk memperoleh pendapatan karena
semakin banyak jumlah kredit yang dikeluarkan maka semakin besar pula
pendapatan bank dalam hal ini meningkatkan laba bersih yang sangat
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya rentabilitas bank yang baik berarti
bank dalam kodisi yang sehat.
Mengingat pentingnya kredit, baik untuk masyarakat yang mebutuhkan
maupun untuk kelancaran kelangsungan hidup bank itu sendiri serta besarnya
jumlah kredit yang diberikan bank untuk masyarakat terhadap kondisi
keuangan yaitu rentabilitas bank tersebut, sehingga penulis melakukan
penelitian yang diberi judul “Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap
Rentabilitas Ekonomi Pada PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.”
B. Identifikasi Masalah
Pada latar belakang yang dijelaskan diatas, maka dapat di identifikasikan
bahwa terdapat beberapa permasalahan yang harus dibahas dalam
menganalisis pemberian kredit terhadap rentabilitas ekonomi pada PT. Bank
Rakyat Indonesia, antara lain :
1. Adanya penurunan pemberian kredit konsumtif Pada PT Bank Rakyat
Indonesia (persero) Tbk.
2. Adanya risiko penurunan terhadap rentabilitas ekonomi pada PT Bank
Rakyat Indonesia (persero) Tbk.
3. Adanya pengaruh yang signifikan antara pemberian kredit konsumtif
terhadap rentabilitas ekonomi
4. Adanya Kredit Macet
5. Adanya faktor yang mempengaruhi pemberian kredit konsumtif
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan Identifikasi Masalah diatas dan atas keterbatasan yang
dimiliki oleh penulis, maka penelitian ini dibatasi pada masalah yang
berkaitan dengan : ““Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Rentabilitas
Ekonomi Pada PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk”.
1. Data yang tersedia adalah dalam bentuk laporan keuangan yang terdiri
dari laporan laba rugi dan laporan neraca tahun 2006-2010 Pada PT
Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.
2. Adanya pengaruh yang signifikan antara pemberian kredit konsumtif
terhadap rentabilitas ekonomi.
3. Adanya risiko penurunan terhadap rentabilitas ekonomi pada PT Bank
Rakyat Indonesia (persero) Tbk.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang dan identifikasi masalah yang
telah diungkapkan diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pemberian kredit Pada PT Bank Rakyat Indonesia (persero)
Tbk. ?
2. Bagaimana rentabilitas ekonomi PT Bank Rakyat Indonesia (persero)
Tbk.?
3. Bagaimana pemberian kredit terhadap rentabilitas ekonomi pada PT Bank
Rakyat Indonesia (persero) Tbk. ?
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pemberian kredit Pada PT Bank Rakyat Indonesia
(persero) Tbk. ?
2. Untuk mengetahui rentabilitas ekonomi PT Bank Rakyat Indonesia
(persero) Tbk.?
3. Untuk mengetahui pemberian kredit terhadap rentabilitas ekonomi
pada PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. ?
2. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini berupa informasi dan data
sehingga pembahasannya dapat dijadikan sebagai alat perbandingan dan
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan diantaranya :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.
Penulis ingin memberikan sumbangan pikiran dari hasil penelitian
ini dan semoga dapat dijadikan gambaran dan menjaga tingkat
rentabilitas pada PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Penulis
Merupakan sarana pengembangan wawasan dan pengetahuan
dalam bidang perbankan khususnya tentang pemberian kredit, tidak
saja dari segi teoritis tetapi dari segi aplikasi yang terjadi
diperusahaan.
b. Bagi Akademis
Penulisan ini diharapkan menjadi tambahan referensi bagi
perpustakaan Universitas Pamulang khususnya jurusan S1
manajemen yang berguna untuk bahan penulisan skripsi
selanjutnya
F. Kerangka Pemikiran
Didalam kegiatannya, Bank memerlukan dana untuk membiayai kegiatan
usahanya. Pentingnya dana membuat setiap perusahaan berusaha mencari
sumber-sumber dana yang tersedia, termasuk lembaga keuangan seperti bank.
Sumber dana tersebut dapat diperoleh dari modal sendiri, dana yang
bersumber dari lembaga lain dan dana yang bersumber dari pihak ketiga. Hasil
dari perolehan dana tersebut kemudian disalurkan kembali kemasyarakat
dalam bentuk pemberian kredit.
1. Definisi Analisis Pemberian Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
2. Definisi Analisis Rentabilitas adalah kemampuan suatu bank
menghasilkan keuntungan yang berasal dari kegiatan operasional bank
yang bersangkutan maupun kegiatan non operasional.
Gambar Kerangka Pemikiran
G. Hipotesis
Hipotesis adalah hal yang dianggap benar sebagai alasan atas pendapat
walaupun kebenarannya masih harus dapat dibuktikan, dengan kata lain
hipotesis adalah anggapan atau pendapat sementara.
Diduga “ terdapat Pengaruh antara Pemberian Kredit Konsumtif Terhadap
Rentabilitas Ekonomi Pada PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.”
Uji hipotesis dengan langkah-langkah sebagai berikut :
LAPORAN KEUANAN TAHUN 2006, 2007, 2008, 2009, 2010
PT BRI (PERSERO) Tbk.
NERACA LAPORAN LABA/RUGI
KREDIT RENTABILITAS EKONOMI
1. Ho ≠ ( Tidak ada pengaruh antara pemberian kredit terhadap
rentabilitas ekonomi )
2. H1 ( Ada pengaruh antara pemberian kredit terhadap rentabilitas
ekonomi).
H. Sistematika Penulisan
Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah menenai
masalah yang akan dibahas dalam sistematika penulisan ini akan digambarkan
secara umum dan singkat mengenai Bab-bab yang ada dalam skripsi ini.
Adapun isi dari masing-masing bab secara singkat adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diberikan penjelasan mengenai Latar
Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan
Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis dan Sistematika
Penulisandari skripsi ini yang memberikan gambaran
singkat dalam skripsi ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan diuraikan secara teoritis mengenai Pengertian
Manajemen Keuangan, Bank, Kredit, Laporan Keuangan,
Analisa Rasio, dan Rentabilitas.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan diberikan penjelasan mengenai Metode
Penelitian, Variabel dan Pengukurannya, Definisi
Operasional Variabel, Tehnik Pengumpulan Data, Metode
Analisa Data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab ini akan dibahas tentang tinjauan umum PT
Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. Dan Hasil
Penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab ini akan dijelaskan tentang kesimpulan serta
saran-saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keuangan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Martono dan Agus Harjito (2001 : 3) manajemen keuangan
adalah segala aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana
memperoleh dana, dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara
menyeluruh.
Menurut James C. Van hore dan John M. Wachowiz, Jr (1997:2) yang
diterjemahkan oleh Heru Sutojo dalam buku prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan berbagai
tujuan perusahaan secara menyeluruh.
2. Pentingnya Manjemen Keuangan
Pada saat sekarang ini kompetisi antar perusahaan yang semakin
meningkat, perubahan teknologi yang sangat cepat, perubahan harga dan
tingkat bumga yang fluktuasi membuat para manajer keuangan harus
terus-menerus mencermati keadaan yang ada. Belum lagi dengan adanya
ketidakpastian situasi ekonomi dunia, fluktuasi nilai tukar, perubahan
hukum pajak dan etika-etika hubungan dengan perjajia keuanngan yang
merupakan faktor-faktor yang harus dihadapi sehari-hari, semakin
mempersulit manajer keuangan.
Secara umum ilmu manajemen keuangan telah muncul dari suatu studi
yang bersifat deskriptif tentang pendekatan pengelolaan operasional
perusahaan kearah konsepsi teoritis perusahaan dalam lingkungan yang
dinamis dan dalam kondisi yang penuh ketidakpastian. Jadi dengan danya
suatu keputusan, maka perusahaan akan melakukan kegiatan
operasionalnya dan secara langsung akan mempengaruhi kehidupan
mausia baik dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang sehingga dapat
dikatakan ilmu manajemen keuangan menjadi sangat penting untuk
diterapkan pada seluruh organisasi baik yang mencari keuntungan atau
sosial.
B. Bank
1. Pengertian Bank
Menurut undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud
dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan meyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau dalam bentuk pinjaman lainnya dalam rangka
meningkatkan tarap hidup rakyat banyak.
Menurut Malayu S.P Hasibuan (1993:9) “kata bank berasal dari
Bahasa Italia, “Banca” yang artinya meja yang dipergunakan untuk
penitipan dan penukaran uang dipasar, kemudian secara resmi menjadi
bank.
Menurut Prof.G.M. Verryn Stuart “ Bank Politik” dalam buku
karangan Malayu S.P. Hasibuan (1993:10) menyatakan bahwa, Bank
adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit,
baik dengan alat-alat pembayaran sendiri maupun dengan uang yang
diperolehnya dari orang lain atau dengan jalan memperedarkan alat-alat
penukar baru berupa uang giral.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa : Bank merupakan
yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu
berkaitan masalah bidang keuangan. Pada dasarnya bank berfungsi sebagai
pengumpul dana pemberi kredit, dan menjadi peraturan didalam lalu lintas
pembayaran. Usaha bank bukan saja sebagai penyimpan, pemberi kredit,
tetapi juga sebagai pencipta alat-alat pembayaran, stabilitas moneter, dan
pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Bahkan bank juga dapat mendorong
terjadinya hubungan perekonomian perdagangan internasional antar
Negara di dunia. Disamping itu pula, fungsi utama bank adalah
menyediakan jasa meyangkut penyimpanan nilai dan perluasan kredit.
2. Sejarah Perbankan
Usaha perbankan itu sendiri baru dimulai dari Zaman Babylonia
kemudian dilanjutkan ke Zaman Yunani Kuno dan Romawi. Namun, pada
saat itu tugas utama bank hanyalah sebagai tempat tukar-menukar uang.
Seiring dengan perkembangan perdagangan dunia, perkembangan
perbankan pun semakin pesat karena perkembangan dunia perbankan tidak
terlepas dari perkembangan perdagangan. Perkembangan perdagangan
semula hanya didaratan Eropa akhirnya menyebar ke Asia Barat. Bank-
bank yang sudah terkenal pada saat itu di benua Eropa adalah Bank
Venesia tahun 1171, kemudian menyusul Bank of Genoa dan Bank of
Barcelona tahun 1320. Sebaliknya perkembangan perbankan didaratan
Inggris baru dimulai pada abad ke-16. Namun karena Inggris yang begitu
aktif mencari daerah perdagangan yang kemudian dijajah, maka
perkembangan perbankan pun ikut dibawa ke negara jajahannya.
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan
Hindia Belanda. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang memegang
peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu, antara lain :
a. De Javasche NV
b. De Post Paar Bank
c. De Algemenevolks Crediet Bank
d. Nederland Handles Maatscappij (NHM)
e. Nationale Handles Bank (NHB)
f. De Escompto Bank NV
Dizaman kemerdekaan perbankan di Indonesia bertambah maju dan
berkembang lagi. Beberapa bank yang ada di zaman awal kemerdekaan
antara lain :
a. Bank Negara Indonesia yang didirikan 5 Juli 1946 kemudian menjadi
BNI 1946
b. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946.
Bank ini berasal dari DE ALGEMENE VOLK CREDIET bank atau
Syomin Ginko
c. Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur) tahun 1945 di solo
d. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946
e. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan
3. Jenis-jenis Bank
Menurut Kasmir (1998:35) Adapun enis-jenis bank dapat dilihat
dari berbagai segi antara lain :
a. Dilihat dari Segi Fungsinya
Menurut undang-undang Pokok Perbakan Nomor 14 Tahun
1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari :
- Bank Umum
- Bank Pembangunan
- Bank Tabungan
- Bank Pasar
- Bank Desa
- Lumbung Desa
- Bank Pegawai
b. Dilihat dari segi kepemilikannya
1. Bank Milik Pemerintah
Contoh Bank Milik Pemerintah :
- Bank Negara Indonesia 46 (BNI)
- Bank Rakyat Indonesia (BRI)
- Bank Tabungan Negara (BTN)
2. Bank Milik Swasta Nasional
Contoh Bank Milik Swasta Nasional :
- Bank Muamalat
- Bank Central Asia
- Bank Bumi putra
- Bank Danamon
- Bank Duta
- Bank Lippo
- Bank Nusa Internasional
- Bank Niaga
- Bank Universal
3. Bank Milik Koperasi
Contoh Bank Milik Koperasi :
- Bank Umum Koperasi Indonesia
c. Dilihat dari Segi Status
Dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat,
maka bank umum dapat dibagi kedalam 2 macam. Pembagian jenis
ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status
bank tersebut.
Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan
bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk,
modal maupun kualitas pelayanannya.
Adapun status bank yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke
luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing
secara keseluruhan, misalnya : transfer keluar negeri,
pembukaan dan pembyaran Letter of Credit dan transaksi
lainnya.
2. Bank non Devisa
Merupakan bank yang belum mempuyai izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak
dapat melaksanakan tansaksi seperti halnya bank devisa. Jadi,
bank non devisa merupakan kebalikan dari pada bank devisa
dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas
Negara.
d. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga
1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para
nasabahnya, bank yang berdasarka prinsip konvensional
menggunakan 2 metode, yaitu :
a. Menetapkan bunga sebagai harga, baik simpanan seperti
giro, tabungan, maupun deposito.
b. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat
menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam
nominal atau presentase tertentu.
2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah
Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan hukum islam anatara bank dengan pihak lain untuk
menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan
perbankan lainnya.
Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi
bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut :
a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musharakah)
c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah)
d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa
pilihan (ijarah)
e. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa
dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)
C. Kredit
1. Pengertian Kredit
Tujuan utama manajemen bank sama dengan perusahaan lainnya
yaitu memperoleh laba maksimal. Untuk memperoleh laba maksimal
tersebutyang harus dilakukan oleh bank adalah dengan memberikan
kredit pada nasabah. Dari pemberian kredit tersebut maka bank akan
memperoleh imbalan jasa berupa bunga yang berarti menambah
pendapatan bank.
Berdasarkan undang-undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998
kredit adalah penyedia uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau esepakatan pinjam meminjam
anatar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga
imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Beberapa para ahli perbankan juga mengemukakan pendapatnya
mengenai kredit antara lain : Mudarsyah sinungan (1995 :1)
menyatakan bahwa kredit adalah suatu pemberian prestasi kerja oleh
suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi
pada satu masa tertentu yang akan dating disertai dengan suatu kontra
prestasi berupa bunga.
Menurut Mohammad Thoekam (1999:1) menyatakan bahwa kredit
adalah suatu kegiatan yang memmberikan nilai ekonomi kepada
seseorang atau badan usaha yang berlandaskan kepercayaan saat itu,
bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur
dan debitur.
Menurut Malayu S. P. Hasibuan (1996:87) kredit adalah semua
jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bunganya oleh peminjam
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Arti kata kredit itu sendiri berasal adti bahasa latin “credere” yang
beratri percaya atau to believe, yaitu kepercayaan pihak bank (kreditur)
kepada nasabah (debitur), dimana pihak bank percaya nasabah pasti
akan mengembalikan pinjamannya sesuai kesepakatan yang telah
dibuat.
Dari pengertian kredit diatas menurut Kasmir (1998:98)
terkandung unsur-unsur kredit itu sendiri, yaitu :
a. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa prestasi
(uang, jasa, atau barang) yang diberikannya akan diterimanya
kembali dimasa yang akan dating.
b. Kesepakatan, mengandung unsur kesepakatan antara pemberi
kredit dengan penerima kredit. Kesepaatan ini dituangkan dalam
suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani
hakdan kewajibannya masing-masing.
c. Jangka Waktu, yaitu bahwa antar pemberian prestasi dan
pengembaliannya dibatasi oleh suatu waktu tertentu.
d. Degree of risk, pemberian kredit menimbulkan suatu tingkat risiko.
Risiko timbul bagi suatu pemberi kredit karena uang, jasa, atau
barang telah pindah kepada orang lain.
e. Balas Jasa, merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit
atau jasa yang sering dikenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam
bentuk bunga dan biaya asministrasi kredit ini merupakan
keuntungan bank.
2. Pihak-pihak yang terlibat dalam kredit
Dalam kegiatan perkreditan melibatkan beberapa pihak diantaranya
kreditur (bank), debitur (nasabah) dan masyarakat. Oleh karena itu,
tujuan perkreditan berbeda-beda tergantung pada pihak tersebut, yaitu :
a. Bagi Kreditur (bank)
1. Kredit merupakan sumber utama pendapatannya
2. Kredit merupakan pendorong pemasaran produk-produk
lainnya dalam persaingan
3. Kredit merupakan instrument penjaga likuiditas, solvabilitas,
dan rentabilitas bank.
b. Bagi debitur (nasabah)
1. Kredit berfungsi sebagai srana untuk membuat kegiatan usaha
semakin lancer sehingga kinerja usaha semakin baik dari pada
sebelumnya.
2. Kredit meningkatkan minat berusaha dan keuntungan sebagai
jaminan kelanjutan kehidupan perusahaan
3. Kredit dapat memperluas kesempatan berusaha dan bekerja
dalam perusahaan.
c. Bagi masyarakat
1. Kredit dapat mengurangi pengangguran, karena membuka
peluang berusaha, bekerja dan pemerataan pendapatan.
2. Kredit meningkatkan fungsi pasar, karena ada peningkatan
daya beli.
3. Tujuan dan Fungsi Kredit
Menurut Kasmir (2008:100) Adapun tujuan utama pemberian suatu
kredit adalah sebagai berikut :
a. Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit
tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang
diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit
yang dibebankan kepada nasabah.
b. Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal
kerja. Dengan dana tersebut pihak debitur akan dapat
mengembangkan dan memperluas usahanya.
c. Membantu masyarakat
Bagi masyarakat dengan adanya kredit sesuatu yang mereka
inginkan mudah terpenuhi
d. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit
berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor.
Menurut Kasmir (2008:101) fungsi kredit secara luas antar lain :
1. Untuk meningkatkan daya guna uang.
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang
maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan
sesuatu yang berguna.
2. Untuk meningkatkan peredaran uang dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar
dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang
kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut
akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur
untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau
bermanfaat.
4. Meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat pla menambah atau meperlancar arus barang dari satu
wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar
bertambah.
5. Sebagai stabilitas ekonomi
Dapat dikatakan stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit
yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan
oleh masyarakat.
6. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik,
terutama dalam hal meningkatkan pendapatan.
7. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Kredit dapat membantu mengekspor barang dari dalam ke luar
sehingga meningkatkan devisa negara.
4. Jeni-Jenis Kredit
Menurut Kasmir (2008:103) secara umum jenis-jenis kredit dapat
dilihat dari berbagai segi antara lain :
a. Kredit dilihat dari segi kegunaan :
1. Kredit Investasi
Kredit ini biasanya digunakan untuk keperluan usaha atau
membangun proyek untuk keperluan investasi. Contoh kredit
investasi misalnya membangun pabrik atau mesin-mesin.
2. Kredit Modal Kerja
Kredit ini digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi
dalam operasionalnya. Contohnya, kredit modal kerja diberika
untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, dan
biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi
perusahaan.
b. Kredit dilihat dari segi tujuan kredit
1. Kredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk
peningkatan usaha atau investasi. Kredit ii dipergunakan untuk
menghasilkan barang atau jasa.
2. Kredit konsumtif adalah kredit yang dipergunakan oleh
peminjam hanya untuk keperluan konsumsi. Artinya kredit
hanya habis terpakai untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Kredit perdagangan adalah kredit yang biasanya digunakan
untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya
diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.
Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen
perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar,
misalnya kredit ekspor dan impor.
c. Kredit dilihat dari segi jangka waktu :
1. Kredit jangka pendek adalah kredit yang memiliki jangka
waktu kurang dari 1 tahun atau maksimal 1 tahun.
2. Kredit jangka menengah adalah kredit yang memiliki jangka
waktu antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun.
3. Kredit jangka panjang adalah kredit yang masa
pengembaliannya diatas lebih dari 3 tahun.
d. Kredit dilihat dari segi jaminannya :
1. Kredit dengan jaminan (Secured loans), kredit yang diberikan
dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang
berwujud atau tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang
dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan
kepada calon debitur.
2. Kredit tanpa jaminan (Unsecured loan), adalah kredit yang
diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Artinya
kredit jenis ini tidak hanya jaminan fisik, tetapi berupa karakter
dan prospek usaha serta loyalitas atau nama baik bagi calon
debitur.
e. Kredit dilihat dari segi sector usaha
1. Kredit pertanian adalah kredit yang dibiayai untuk sektor
pekebunan atau pertanian rakyat.
2. Kredit peternakan adalah kredit yang dibiayai untuk sektor
peternakan seperti peternakan ayam, kambing dan sapi.
3. Kredit industri adalah kredit untuk membiayai industri kecil,
menengah, dan besar.
4. Kredit pertambangan adalah kredit untuk membiayai tambang
emas, minyak dan timah.
5. Kredit pendidikan adalah kredit yang diberikan untuk
membangun sarana dan prasarana pendidikan.
6. Kredit profesi adalah kredit yang diberikan kepada para
professional seperti dosen, dokter atau pengacara.
7. Kredit perumahan adalah kredit yang digunakan untuk
membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.
5. Prosedur pemberian kredit
Menurut kasmir (2008: 114) prosedur pemberian kredit dalam
bentuk badan hokum adalah sebagai berikut :
a. Penjualan berkas-berkas
Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit
yang dituangkan dalam suatu proposal. Pengajuan proposal kredit
hendaknya berisi, latar belakang perusahaan, maksud dan tujuan,
besarnya kredit dan jangka waktu, cara pemohon mengembalikan
kredit, serta jaminan kredit.
b. Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan
sudah lengkap atau belum sesuai dengan persyaratan dan apakah
sudah benar. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau
cukup, maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan
apabila sampai batas waktu tertentu nasabah tidak sanggup
melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan
kredit dibatalkan.
c. Wawancara I
Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung
berhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah
berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank
inginkan.
d. On The Spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninju
objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on
the spot ini dicocokan dengan hasil wawancara I.
e. Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas jika ada kekurangan-
kekurangan pada saat dilakukan on the spot dilapangan.
f. Keputusan kredit
Dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit yang diberikan
diterima atau ditolak.
g. Penandatanganan akad kredit / perjanjian lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit,
maka sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah
menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dan
surat perjanjian atau surat pernyataan.
h. Realisasi kredit
Realisasi ini diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang
diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank
yang bersangkutan.
i. Penyaluran / penarikan dana
Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai
realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan
dan tujuan kredit yaitu dengan cara sekaligus atau secara bertahap.
6. Analisa kredit
Kredit adalah kepercayaan dan untuk menciptakan kepercayaan maka
pemberi kredit (bank) perlu meneliti terlebih dahulu mengetahui
bagaimana dan siapa calon peminjamanya agar tidak timbul hal-hal
yang tidak diinginkan dikemudian hari, seperti kredit macet atau kredit
bermasalah yang dapat menghambat jala nnya pencapayan rentabilitas
bank. Untuk itu dalam memberikan kepada debitur dilakukan
persetujuan pemberian kredit. Biasanya pihak bank untuk
mendapatkan nasabah yang benar-benar meguntungkan dapat
dilakukan berdasarkan analisa 5 C Principles dan 7 P Principles.
5 C principles, analisa yang dikaji difokuskan pada :
a. Character, merupakan suatu keyakinan bahwa sifat-sifat positif
atau negatif yang diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya atau
tidak dari pihak nasabah dengan cara melakukan survey, studi,
riset, terhadap tingkah laku terutama mengenai dan tanggung
jawab atas setiap kewajiban yang diperjanjikan.
b. Capacity, yaitu gambaran mengenai kemampuan nasabah untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam mencari dan
mengkombinasikan resources yang terkait dengan ladang usaha,
kemampuan produksi barang dan jasa yang dapat memenuhi
tuntutan kebutuhan konsumen atau pasar.
c. Capital, aspek ini diarahkan pada kondisi keuangan nasabah yang
terdiri dari aktiva lancar yang tertanam dalam bisnis dikurangi
dengan hutang lancar, yang disebut modal kerja dan modal yang
tertanam pada harta jangka panjang dan harta jangka pendek.
Analisa capital ini dimaksudkan untuk dapat mengambarkan
struktur capital debitur, sehingga bank dapat melihat modal debitur
yang tertanam pada bisnisnya dan berapa jumlah yang berasal dari
pihak lain agar tanggung jawabnya terhadap kredit daribank
menjadi proporsional.
d. Collateral, merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik
yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi
melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti
keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan
yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
e. Condition,dalam menilai kredit dapat dilihat dari kemampuan
debitur dalam kegiatan usahanya untuk mengikuti fluktuasi
ekonomi baik dalam negeri maupun luar negeri, dan usaha masih
mempunyai prospek kedepan selama kredit masih dinikamti oleh
debitur.
7P principles, merupakan analisis yang difokuskan pada :
a. People, yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau
tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga
mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam
menghadapi suatu masalah.
b. Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi
tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal,
loyalitas serta karakter. Sehingga nasabah dapat digolongkan
tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
c. Purpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan
pengambilan kredit dapat bermacam-macam, sebagai contoh
apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif
atau lain sebagainya.
d. Prospect, yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan
dating menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain
mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat
jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek,
bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah.
e. Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah
mengembalikan kredit yang telah diambil dari dari sumber mana
saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber
penghasilan debitur, akan semakin baik.
f. Profitability, untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah
dalam mencari laba. Profitability diukur dari period eke periode
apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi
dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.
g. Protection, bank harus sudah terlindungi dengan baik kesulitan
penyelesaian kreditnya dan bank harus mempunyai alternatif
penyelesaian dengan agunan yang dikuasai sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
Dengan berdasarkan 5 C principles dan 7 P principles atau
yang disebut prinsip-prinsip perkreditan, analisis kredit yang
dilakukan pada pihak yang memerlukan kredit sangat penting bagi
bank karena hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan bank dalam usaha perkreditannya.
Setelah bank melakukan penganalisaan yang mendalam atas
kredit yang diajukan oleh debitur dan dinilai bahwa prospek serta
kredit yang diberikan dianggap dapat berjalan dan menguntungkan
sehingga benar-benar dijamin bahwa resiko kredit akan kecil maka
barulah bank membuat persetujuan untuk memberikan kredit.
Dalam rangka pengamanan kredit yang telah diberikan oleh
bank tersebut, bank perlu mengantisipasi bila terjadi penyimpangan
yang mungkin timbul dari kesepakatan antara bank dengan debitur
yang nantinya dapat menghambat jalannya rentabilitas ekonomi
bank, maka perlu diadakannya suatu pengawasan yang seksama
atas perjalanan kredit sehingga dapat diambil langkah-langkah
perbaikan dengan lebih dini jika terjadi kredit bermasalah atau
kredit yang diduga akan bermasalah.
7. Kebijakan kredit perdagangan
Perbedaan antara kredit yang diberikan bank dengan penjualan
kredit oleh perusahaan dagang adalah sebagai berikut :
a. Bank menyalurkan kredit dalam bentuk uang maupun barang yang
dibiayai oleh bank, Artinya nasabah dapat memperoleh kredit
dalam bentuk uang maupun barang.
b. Penjualan kredit oleh perusahaan dagang adalah perusahaan
menjual barang dagangannya yang pembayarannya dilakukan
dikemudian hari(kredit) dengan cara angsuran atau dicicil.
Beberapa tujuan perusahaan dagang dalam memberikan kredit
antara lain adalah untuk :
- Meningkatkan penjualan;
- Meingkatkan laba;
- Menjaga loyalitas pelanggan.
Dalam meningkatkan penjualan dapat diartikan agar omzet
penjualan meningkat atau bertambah dari waktu ke waktu. Dengan
penjualan kredit diharapkan penjualan dapat meningkat mengingat
sebagian besar pelanggan kemungkinan tidak mampu membeli
secara tunai. Terkadang pembeli juga ingin mencoba lebih dulu
produk yang ditawarkan sebelum menjdi pelanggan tetap, namun
pembayarannya dilakukan tidak secara tunai.
Meningkatkan penjualan memang tidak identik dengan
meningkatkan laba atau keuntungan. Namun, apabila penjualan
meningkat, kemungkinan besar laba akan meningkat pula. Hal ini
akan terlihat dari omzet penjualan yang dimilikinya. Jadi, dengan
memberikan kebijakan penjualan barang secara kredit akan mampu
meningkatkan penjualan sekaligus keuntungan.
Menjaga loyalitas pelanggan artinya terkadang tidak selamanya
pelanggan memiliki dana tunai untuk membeli barang dengan
alasan tertentu sehingga apabila dipaksakan, mungkin pelanggan
tidak akan membeli produk kita, bahkan tidak menutup
kemungkinan pindah ke perusahaan lain. Oleh karena itu, untuk
mempertahankan pelanggan, perusahaan dapat memberikan
pelayanan penjualan secara kredit.
D. Laporan Keuangan
1. Pengertian laporan keuangan
Menurut Kasmir (2008:7) laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam
suatu periode tertentu. Artinya laporan keuangan yang menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan saat ini merupakan kondisi terkini
dimana keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk
neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi) yang biasanya
laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan atau enam
bulan untuk kepentingan internal perusahaan.
2. Pentingnya laporan keuangan
Laporan keuangan bagi suatu perusahaan sangatlah perlu untuk
mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut dimana kondisi
keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan
keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari : Neraca,
Laporan laba rugi, serta laporan-laporan keuangan lainnya. Dengan
mengadakan analisa terhadap neraca maka akan dapat diketahui atau
akan diperoleh gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan
analisa terhadap laporan laba rugi memberikan gambaran tentang hasil
atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu
perusahaan adalah para pemilik perusahaan, manager perusahaan yang
bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor dan pemerintah
dimana perusahaan tersebut berdomisili, buruh serta pihak-pihak
lainnya lagi. Jadi melalui laporan keuangan akan dapat dinilai
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendek, struktur modal perusahaan, distribusi dari pada aktivanya,
keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha/pendapatan yang telah
dicapai, beban-beban tetao yang harus dibayar, serta nilai-nilai buku
tiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan.
E. Analisa Rasio (Financial Ratio)
1. Pengertian Rasio Keuangan
Dalam mengadakan interprestasi dan analisa laporan financial suatu
perusahaan, seorang penganalisa financial memerlukan adanya ukuran
atau “yard stick” tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa
financial adalah “rasio” Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat
yang dinyatakan dalam “arithmetical terms” yang dapat digunakan
untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial.
Macamnya rasio financial banyak sekali, karena rasio dapat dibuat
menurut kebutuhan penganalisa.
“Rasio Keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka
dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu
komponen dalam satu laporan keuangan atau antara komponen yang
ada diantara laporan keuangan.”
2. Macam-macam Rasio Finansial
a. Rasio Likuiditas adalah Rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
b. Rasio Solvabilitas adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya,
berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan
dibandingkan dengan aktivanya.
c. Rasio Aktivitas adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimilikinya.
d. Rasio Profitabilitas adalah Rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan.
F. Rentabilitas Ekonomi
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan utamabank yaitu menghimpun
dana dan meyalurkan kembali ke masyarakat, maka penting bagi
manajemen untuk memperhatikan tingkat kesehatan bank. Semakin sehat
bank maka semakin mudah bagi bank memperoleh dana untuk
menjalankan usahanya karena sehatnya suatu bank dapat dijadikan ukuran
reputasi bank yang sangat diperlukan agar pihak luar bank percaya pada
bank tersebut. Menurut bambang riyanto (1997:35) rentabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu, dimana suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva modal yang menghasilkan laba tersebut.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa rentabilitas
adalah suatu analisa laporan keuangan yang mengukur kemampuan bank
dalam memperoleh laba dan efektifitas bank dalam menggunakan modal
yang diperoleh serta kelancaran dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya.
Dalam buku dasar-dasar pembelanjaan perusahaan menurut Bambang
Riyanto (1997:37) rentabilitas itu sendiri terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Rentabilitas Ekonomi
“ Perbandingan antara laba usaha dengan modal asing yang
dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam
persentase. Pengertian rentabilitas itu sendiri sering dipergunakan
untuk mengukur efisiensi modal didalam suatu perusahaan, maka
rentabilitas ekonomi sering pula diartikan sebagai kemampuan suatu
perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk
menghasilkan laba.”
Rentabilitas ekonomi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Profit Margin x Operating Assets Turnover = Earning Power
Net Operating IncomeNet Sales
×Net Sales
Net Operating Assets=¿
Net Operating IncomeNet Operating Assets
LabaUsahaPenjualan
× Penjualan
Total Aktiva=Laba Usaha
Total Aktiva
Faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi, antara lain :
a. Profit Margin adalah perbandingan antara “ net operating income “
dengan “net sales”
Profit margin = Net Operating Income
Net Sales×100 %
Profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi
perusahaan dengan melihat pada besar kecilnya laba usaha dalam
persentase dari net sales.
b. Turnover of operating assets ( tingkat perputaran aktiva ), adalah
kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode
tertentu.
Turnover of Operating Assets= Net SalesOperating Assets
Turnover of operating assets dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran
operating assets dalam suatu periode tertentu, makin tinggi profit
margin dan turn of operating assets maka akan mengakibatkan
naiknya rentabilitas ekonomi.
Masih menurut Bambang Riyanto (2001 : 39) terdapat usaha-
usaha untuk memperbesar Profit Margin dan mempertinggi
Turnover of Operating Assets, yaitu :
1. Usaha untuk memerbesar “Profit Margin”
a. Dengan menambah biaya usaha (operating expenses)
Sampai tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan
sales harus lebih besar dari pada tambahan operating
exspenses.
b. Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai tingkat
tertentu diusahakan adanya pengurangan operating
expenses yang sebesar-besarnya atau degan kata lain
mengurangi biaya usaha relatif lebih besar dari pada
berkurangnya pendapatan dari sales. Meskipun jumlah sales
selama periode tertentu berkurang, tetapi karena disertai
berkurangnya operating exspenses yang lebih sebanding
maka akibatnya adalah bahwa profit marginnya makin
besar.
2. Usaha untuk mempertinggi “Turnover of Operating Assets”
a. Dengan menambah modal usaha (operating assets) sampai
tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan sales
yang sebesar-besarnya.
b. Dengan mengurangi sales sampai tingkat tertentu
diusahakan penurunan atau pengurangan operating assets
sebesar-besarnya.
2. Rentabilitas Modal Sendiri
“Perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik
modal sendri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak atau
dengan kata lain rentabilitas itu sendiri yaitu kemampuan suatu
perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk
menghasilkan ke untungan”.
Rentabilitas modal sendiri dapat dirumuskan sebagai berikut :
Rentabilitas Modal Sendiri ¿Earning After Tax(EAT )
Modal Sendiri×100%
Modal sendiri pada dasarnya merupakan modal yang berasal dari
pemilik perusahaan dan yang tertanan di dalam perusahaan untuk
waktu yang tertentu lamanya. Jika ditinjau dari kepentingan modal
sendiri atau pemilik perusahaan, penambahan modal asing haya
dibenarkan kalau penambahan tersebut mempunyai efek finansial yang
menguntungkan (favourable financial leverage) terhadap modal
sendiri.
Penambahan modal asing hanya akan memberikan efek yang
menguntungkan terhadap modal sendiri apabila “rate of return” dari
pada tambahan modal asing tersebut lebih besar dari pada biaya
modalnya atau bunganya. Degan kata lain, modal asing hanya
dibenarkan apabila rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modal
sendiri. Sebaliknya penambahan modal asing akan memberikan efek
finansiil yang merugikan (unfavourable financial leverage) terhadap
modal sendiri apabila rate of retun dari pada tambahan modal asing
tersebut lebih kecil dari pada bunganya. Dengan kata lain, tambahan
modal asing tidak dibenarkan apabila rentabilitas modal sendiri dengan
tambahan modal asing lebih kecil dari pada rentabilitas modal sendiri
dengan tambahan modal sendiri.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebuah perusahaan perbankan,
penelitian dilakukan terhadap PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. yang
berdomisili di …………………………………... Adapun waktu penelitian
adalah dimulai dari tanggal 07 Maret 2012.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini berupa penelitian
deskriftif dengan pendekatan studi kasus, yaitu dengan mengumpulkan,
menguraikan, mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterprestasika data
yang tersedia dari PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk dengan
mengunakan rasio keuangan. Sampel yang digunakan adalah laporan
keuangan perusahaan, yaitu berupa : laporan laba rugi dan neraca dari tahun
2006-2010. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran skripsi ini. Sampel
penelitian ini dipilih agar hasil analisis dapat digunakan untuk menilai
pemberian kredit terhadap rentabilitas ekonomi pada PT Bank Rakyat
Indonesia (persero) Tbk dari tahun ke tahun.
C. Variable dan Pengukurannya
Di dalam pengujian pengaruh jumlah pemberian kredit konsumtif terhadap
rentabilitas ekonomi pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang
mana data yang digunakan adalah data-data dari tahun 2006 sampai dengan
2010, dengan menggunakan variable-variabel sebagai berikut :
1. Variable dependen, yaitu variable utama yang menjadi perhatian peneliti,
Karena tujuan penelitian adalah menjelaskan atau memprediksi variable
dari variable dependen.
2. Variable independen, yaitu variable yang mempengaruhi (baik positif
maupun negatif) variabl dependen.
D. Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah suatu objek yang menjadi bahan pengamatan atau
penelitian yang mencakup satu nilai. Didalam menentukan pengaruh
pemeberian kredit terhadap rentabilitas ekonomi pada PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk, mka variable-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Variable jumlah pemberian kredit yang disalurkan PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. adalah variable independen atau variable
bebas, setiap periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 yang
dinyatakan dalam satuan rupiah.
2. Variable rentabilitas ekonomi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk. adalah variable dependen atau variable tidak bebea, setiap
periode dari tahun 2006 samapai dengan tahun 2010 yang dinyatakan
dalam prosentase.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam sebuah penelitian adalah hal yang sangat penting.
Sumber-sumber data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder.
Data primer adalah data yang didapat dari objek langsung, data
yang dikeluarkan secara resmi maupun hasil wawancara langsung.
Sedangkan data sekunder adalah data penunjang yang didapat dari studi
pustaka.
Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini penulis dapatkan
dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang telah diaudit dan disahkan oleh
konsultan audit selama periode 5 tahun ( dari tahun 2006 sampai dengan
tahun 2010). Sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber pustaka yang
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
F. Metode Analisa Data
Untuk menganalisa seberapa besar pengaruh jumlah pemberian
kredit konsumtif (X) terhadap rentabilitas ekonomi (Y) pada PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Penulis menggunakan :
1. X = untuk menghitung jumlah kredit yang diberikan oleh PT Bank
Rakyat Indonesia ( persero) Tbk.
2. Y = untuk menghitung rentabilitas ekonomi, digunakan rumus sebagai
berikut :
Profit Margin x Operating Assets Turnover = Earning Power
Net Operating IncomeNet Sales
×Net Sales
Net Operating Assets= Net Operating Income
Net Operating Assets
Rentabilitas EkonomiEBIT
Total Aktiva×100 %
G. Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis digunakan uji parametik yaitu :
a. Uji korelasi yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara
variable x dan y dengan rumus sebagai berikut :
r=n∑ x y−∑ x .∑ y
√n∑ x ²−¿ (∑ x ) ²√n∑ y ²−(∑ y ) ² ¿
Dimana :
r = koefisien korelasi antara x dan y
n = jumlah tahun
∑ x = jumlah skor x
∑ y = jumlah skor y
∑ x² = jumlah kuadrat seluruh skor x
∑ y² = jumlah kuadrat seluruh skor y
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang positif yaitu
makin besar nilai variable x (bebas) maka makin besar pula nilai
variabel y (terkait), atau makin kecil nilai variabel x (bebas) maka
makin kecil pula nilai variabel y (terikat).
2. Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang negtaif, yaitu
makin kecil nilai variabel x (bebas) maka akan besar nilai variabel
y (terikat), begitu pula sebaliknya.
3. Jika nilai r = 1 atau -1, telah terjadi hubungan sempurna positif
atau hubungan sempurna negatif antara variabel x (bebas) dengan
variabel y (terikat).
4. Jika nilai r = 0, maka tidak ada hubungan antara variabel x (bebas)
dengan variabel y (terikat).
Nilai r = 1,00 hubungan antara x dan y adalah sempurna
0,08 s.d 1,00 hubungan x dan y adalah sangat kuat
0,06 s.d 0,79 hubungan x dan y adalah kuat
0,40 s.d 0,59 hubungan x dan y adalah cukup kuat
0,20 s.d 0,39 hubungan x dan y adalah lemah
0,00 s.d 0,19 hubungan x dan y adalah sangat lemah
r = 0 tidak ada hubungan antara x dan y
Demikian juga nilai r yang negatif keterangannya pun sama seperti
yang diatas.
b. Uji t yaitu dengan rumus :
t hitung = r √n−2√1−r ²
t table = ta . df
Didalam pengujian hipotesis, penulis menggunakan asumsi bahwa :
Ho : ρ = 0 Hubungan antara variabel x dan y tidak signifikan
Ha : ρ = 0 Hubungan antara variabel x dan y positif signifikan
Jika t table > t hitung, maka Ho diterima atau Ha ditolak, hubungan
antara variabel x dan y tidak signifikan.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISA
A. Tinjauan Umum Perusahaan
1. Sejarah Singakat Perusahaan
Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto,
Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en
Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan
Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebagsaan Indonesia (pribumi).
Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari
kelahiran Bank Rakyat Indonesia.
Pendiri Bank Rakyat Indonesia Raden Wirjaatmadja. Pada periode
setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerinah Nomor 1 tahun
1946 Pasal I disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah
pertama di Republik Indonesia. Adanya situasi perang mempertahankan
kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk
sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjajian Renville
pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia
Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No.41 tahun 1960 dibentuk Bank
Koperasi Tai dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI,
Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian
berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) Nomor 9 tahun 1965, BKTN
diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia
Urusan Koperasi Tani an Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres Nomor 17 tahun
1965 tentang pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara
Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi,
Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara
Indonesia Unit II bidang rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara
Indonesia unit II bidang ekspor – impor (Exim).
Berdasarkan undang-undang Nomor 14 tahun 1967 tentang undang-
undang Pokok Perbankan dan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1968
tentang undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II
Bidang Rural dan Ekspor Impor dipisahkan masing-msing menjadi dua
Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Idonesia.
Selanjutnya berdasarkan undang-undang Nomor 21 tahun 1968
menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank Umum.
Sejak 01 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang perbankan omor
7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI
berubah mejadi PT bank Rakyat Indonesia (persero) yang
kepemenilikannya masih 100% ditangan pemerintah.
PT Bank rakyat Indonesia (persero) yang didirikan sejak tahun 1895
didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap
konsisten, yaitu dengan focus pemberian fasilitas kredit kepada golongan
pengusaha kecil.
Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK
pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp.
8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan
September sebesar Rp. 20.466 milyar.
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat
maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja yang
berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari I Kantor Pusat BRI, 12 Kantor
Wilayah, 12 Kantor Inspeksi/SPI, 170 Kantor Cabang (Dalam Negri), 145
Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas
Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P. Point, 3.705 BRI Unit dan 357 Pos
Pelayanan Desa.
PT BRI Tbk memiliki budaya perusahaan, yaitu :
a. BRI adalah bank umum berstatus perusahaan publik.
b. BRI berorientasikan pada pasar dan pembangunan nasional.
c. BRI secara terus menerus membina hubungan yang saling
menguntungkan dengan nasabah dan mitra usaha.
d. BRI mengakui peranan dan menghargai kepentingan pegawai.
e. BRI mengupayakan terciptanya semangat kebersamaan agar pegawai
melaksanakan tugas secara professional.
2. Struktur Organisasi
a. Rapat Umum Pemegang Saham
b. Komisaris Utama
Komisaris adalah organ PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. yang
bertugas melakukan pengwasan secara umum dan khusus serta
memberi nasehat kepada direksi dalam menjalankan tugasnya.
1. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurus PT Bank
Rakyat Indonesia Tbk. yang dilakukan direksi serta memberi
nasehat kepada direksi termasuk mengenai rencana pengembangan
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, rencana kerja dan anggaran
tahunan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, serta mengevaluasi
pelaksanaan rencana kerja dan anggaran, pelaksanaan ketentuan-
ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
2. Melakukan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan
ketentuan dalam Anggaran Dasar dan keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham.
3. Untuk melaksanakan kepetingan bank dan memeprhatikan
kepentingan para pemegang saham dan bertanggung jawab kepada
Rapat Umum Pemegang Saham.
4. Meneliti dan menelaah Laporan Tahunan yang disiapkan direksi
serta menandatangani laporan tersebut.
c. Direksi
Direksi adalah organ yang bertanggung jawab penuh atas
pengurusan bank untuk kepentingan dan tujuan bank serta mewakili
bank baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar.
Tugas dan wewenang Direksi :
1. Memimpin dan mengurus bank sesuai dengan maksud dan tujuan
bank dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan
efektifitas bank.
2. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan bank.
Direksi terdiri dari :
a) Direksi Korporasi
b) Direksi Ritel
c) Direksi Internasional
d) Direksi Tresuri
e) Direksi Pengendalian Resiko
f) Direksi Kepatuhan
d. Keuangan
PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. kini menjadi salah satu
bank terbesar di Indonesia denga total aktiva mencapai Rp. 404,28
triliun pada akhir tahun 2010. Secara makro, kondisi ekonomi
sepanjang tahun 2010 cuku kondusif dan relatif stabil. Dilakukannya
divestasi saham pemerintah di beberapa bank BUMN secara tidak
langsung telah menjadi pemicu untuk meningkatkan kompetensi
dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dimasa yang akan
datang.
Selain itu, Kuasi-Reorganisasi dan Reserve Stock Split berhasil
diselesaikan menjelang akhir tahun 2010 setelah mendapat
persetujuan dari pemegang saham. Dengan Kuasi-Reorganisasi,
neraca akhir tahun 2010 tidak lagi terbebani oleh deficit, sehingga di
tahun medatang PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. dapat
mulai dengan struktur permodalan yang lebih baik.
Sedangakn inisiatif Reserve Stock Split dilakukan untuk
memperbaiki kinerja likuiditas perdagangan saham di bursa, sejalan
dengan rencana divestasi saham pemerintah. Pelaksaaan Reserve
Stock Split telah meningkatkan harga nominal saham, sehingga secara
pisikologis harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.
setara dengan peer group, dan menjadi lebih menarik dimata investor.
3. Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Visi Bank Rakyat Indonesia adalah menjadi bank komersial terkemuka
yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.
Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, Bank Rakyat Indonesia menetapkan tiga
misi yang harus dilaksanakan, yaitu :
- Bank Rakyat Indonesia melakukan kegiatan perbankan yang terbaik
dengan memprioritaskan pelayanan kepada Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) untuk menunjang perekonomian masyarakat.
- Bank Rakyat Indonesia memberikan layanan prima kepada nasabah
melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung Sumber Daya
Manusia (SDM) yang professional dengan melakukan praktek tata
kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
- Bank Rakyat Indonesia memberikan keuntungan dan manfaat
seoptimal mungkin kepada berbagai pihak yang berkepentingan.
4. Strategi Bisnis
Bank Rakyat Indonesia telah menyusun Rencana Bisnis Bank (RBB)
periode 2008-2010 sebagai bagian dari rencana pengembangan bisnisnya.
Strategi bisnis Bank Rakyat Indonesia dalam jangka pendek serta
menengah adalah sebagai berikut :
a. Ekspansi pinjaman dengan fokus pada pembiayaan UMKM dan
Konsumtif dengan perbaikan features produk dan kemudahan akses
layanan kredit.
b. Ekspansi kredit usaha skala besar diutamakan untuk BUMN dan sector
swasta dibidang agribisnis, infrastruktur serta sektor usaha lain yang
produktif.
c. Peningkatan kualitas layanan didukung oleh Sumber Daya Manusia
yang professional, teknologi informasi yang handal dan jaringan kerja
yang luas.
d. Pengembangan fitur-fitur baru di bisnis mikro, ritel, consumer
banking, treasury, dan internasional untuk memenuhi kebutuhan para
nasabahnya antara lain meliputi penambahan fitur ATM, kartu kredit,
trade finance serta cash management.
e. Pengembangan bisnis consumer banking yang difokuskan pada 10 kota
besar perta mengembangkan layanan prioritas.
f. Perlusan jangkauan dan jaringan kerja baru berupa Kantor Cabang,
Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas, dan electronic channel seperti
ATM dan POS.
g. Pengembangan produk dan aktifitas baru guna menunjang
pertumbuhan bisnis antara lain berupa bancassurance private banking
dan unit link.
h. Peningkatan kegiatan komunikasi pemasaran untuk meningkatkan
product awareness dan membentuk Corporate Image di mata
masyarakat.
B. Analisis Data
Sebelum membahas mengenai seberapa besar pengaruh pemberian kredit
konsumtif terhadap rentabilitas ekonomi PT Bank Rakyat Indonesia (persero)
Tbk, maka terlebih dahul penulis sajikan data-data yang diperlukan dalam
pembahasan ini.
Tabel 1
PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk
Neraca
Tahun 2006 sampai dengan tahun 2010
(Dalam Jutaan Rupiah)
NO AktivaTahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 Kas 3,458,90
7 5,041,3
96 6,750,14
5 8,139,304 9,975,7
12
2 Giro pada Bank Indonesia 14,021,36
8 31,047,8
72 9,945,69
6 12,893,414 19,989,6
83
3 Giro pada Bank Lain 181,93
5 922,8
52 3,420,28
8 9,081,086 5,658,1
16
4 Penyisihan kerugian (1,819
) (9,2
34) (34,20
8) (90,811) (
63)
5Penempatan pada Bank Lain
13,656,867
14,680,860
22,908,327 40,631,290
83,272,390
6 Penyisihan kerugian (41,081
) (51,4
17) (672,76
6) (136,233) (2
50)
7 Efek - efek 15,391,80
6 17,358,2
48 23,855,46
5 24,535,241 22,516,1
73
8 Penyisihan kerugian (9,074
) (40,3
49) (89,29
4) (57,109) (1,5
10)
9 Tagihan wesel ekspor 468,92
1 596,2
93 561,70
9 551,172 741,7
57
10 Penyisihan kerugian (9,647
) (5,9
68) (5,61
7) (5,512) (7,4
18)
11 Obligasi Pemerintah 18,445,34
8 18,222,5
90 16,352,31
8 15,027,074 13,626,4
63
12Efek-efek yang dibeli dengan janji
201,925
2,573,610
- 503,887
501,381
dijual kembali
13 Tagihan Derivatif 10,60
7 24,2
74 1
3 144,921 87,8
70
14 Penyisihan kerugian (106
) 2
47
- (1,449) -
15 Kredit yang diberikan 89,229,53
9 112,838,8
06 160,108,68
3 205,522,394 246,964,2
38
16 Penyisihan kerugian (6,687,654
) (6,915,0
43) (7,891,14
0) (11,279,891) (13,991,4
54)
17Piutang dan pembiayaan syariah
1,053,213
1,134,147
999,409 2,600,174
5,524,968
18 Penyisihan kerugian (30,394
) (43,1
32) (114,32
2) (88,257) (111,3
76)
19 Tagihan Akseptasi 327,66
6 661,3
81 483,86
2 352,716 666,8
78
20 Penyisihan kerugian (4,762
) (7,0
18) (4,83
9) (4,502) (6,6
69)
21 Penyertaan Saham 69,94
1 77,9
79 91,23
5 113,123 135,7
76
22 Penyisihan kerugian (1,230
) (1,3
11) (1,44
3) (1,662) (1,8
88)
23 Aktiva Tetap 4,330,00
3 4,486,0
75 4,655,04
9 4,945,008 5,405,0
13
24 Akumulasi penyusutan (2,508,025
) (2,841,9
03) (3,304,56
6) (3,578,796) (3,836,0
68)
25 Aktiva pajak tangguhan 865,00
5 1,269,7
43 2,000,07
6 1,915,026 2,295,1
01
26 Aktiva lain-lain 2,306,22
7 2,713,9
84 6,062,81
6 5,235,421 4,880,7
79
Jumlah Aktiva 154,725,48
6 203,734,9
82 246,076,89
6 316,947,029 404,285,6
02
Tabel 1
PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk
Laporan Laba Rugi
Tahun 2006 sampai dengan tahun 2010
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pendapatan dan Beban Operasional
2006 2007 2008 2009 2010
Pen Pendapatan Bunga Bersih 13,789,355 16,696,572 19,561,054 23,049,495 32,888,603Pendapatan Operasional 1,509,050 1,821,701 2,535,236 3,269,594 5,544,533Beban Penyisihan Kerugian (1,868,694) (1,870,953) (2,889,630) (5,421,499) (7,880,536)Beban Estimasi Kerugian (4,058) (25,567) (13,141) (14,767) 8,315(Beban)Pembalikan Penyisihan 24,612 (46,139) 59,140 (362,649) (45,222)Beban Operasional (7,665,646) (9,019,611) (10,996,546) (11,959,515) (16,113,692) Laba Operasional 5,784,619 7,556,003 8,256,113 8,560,659 14,402,001 Pendapatan Non Operasional 122,102 224,071 475,899 1,330,569 506,229 Laba sebelum manfaat pajak 5,906,721 7,780,074 8,732,012 9,891,228 14,908,230 Beban ( Manfaat ) Pajak (1,649,149) (2,942,073) (2,863,644) (2,582,936) (3,435,845)Laba Bersih 4,257,572 4,838,001 5,868,368 7,308,292 11,472,385
Kewajiban dan EkuitasTahun
2006 2007 2008 2009 2010Kewajiban
Kewajiban Segera 2,356,54
7 3,955,88
0 5,620,91
1 4,333,23
2 4,123,6
39
Simpanan Nasabah 124,468,33
9 165,599,98
3 201,537,43
9 255,928,26
1 333,652,3
97
Simpanan dari Bank Lain 1,868,44
0 1,611,03
3 3,428,24
3 4,449,90
7 5,160,3
15 Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
102,716
102,681
102,752
544,464
526,365
Kewajiban Derivatif 24,22
6 180,92
1 1,313,67
6 277,30
2 81,8
01
Kewajiban akseptasi 327,66
6 661,38
1 483,86
2 352,71
6 666,8
78
Hutang Pajak 287,33
7 1,140,49
0 300,29
5 343,49
2 1,930,9
23
Pinjaman yang diterima 1,764,60
7 2,382,27
7 3,356,49
5 13,611,39
9 9,454,5
45 Estimasi kerugian komitmen dan
48,262
73,846
86,970
101,737
93,422
kontinjensi
Kewajiban Lain-lain 4,367,10
7 6,448,55
8 6,778,92
2 7,068,71
6 9,766,0
26
Pinjaman Subordinasi 2,231,43
1 2,140,25
3 710,63
4 2,678,42
2 2,156,1
81
Jumlah Kewajiban 137,846,67
8 184,297,30
3 223,720,19
9 289,689,64
8 367,612,4
92
EkuitasTahun
2006 2007 2008 2009 2010
Modal Saham 6,143,2
11 6,158,90
0 6,162,65
0 6,164,92
6 6,167,2
91
Tambahan Modal disetor 2,535,6
60 2,676,62
0 2,706,13
7 2,722,34
9 2,773,8
58 Selisih Penilaian kembali aktiva tetap
786
786
-
-
-
Selisih Kurs 103,0
17 103,07
5 108,36
1 89,94
7 47,2
37
Opsi Saham 47,0
47 23,58
6 17,30
0 12,97
7 -
Keuntungan yang belum di realisasi atas efek-efek dan obligasi
609,907
496,576
37,523
432,488
561,564
Saldo Laba 7,439,1
80 9,978,09
2 13,324,72
6 17,834,69
4 27,123,1
60
Jumlah Ekuitas 16,878,8
08 19,437,63
5 22,356,69
7 27,257,38
1 36,673,1
10
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 154,725,4
86 203,734,93
8 246,076,89
6 316,947,02
9 404,285,6
02
1. Kredit yang disalurkan
Tahun Jumlah Kredit
2006 89,229
2007 112,838
2008 160,108
2009 205,522
2010 246,964
Dari table diatas, dapat terlihat bahwa pada tahun 2006 hingga tahun 2010,
kredit yang disalurkan mengalami kenaikan yang bertahap. Hal ini
dikarenakan meningkatnya permintaan kredit dari para nasabah dari tahun
2006 sampai dengan 2010.
2. Perhitungan Rentabilitas Ekonomi
Seperti yang telh diuraikan sebelumnya, bahwa banyak alat yang dapat
digunakan dalam mengukur tingkat rentabilita sekonomi. Namun dalam
hal ini penulis hanya menggunakan satu alat hitung saja, yaitu Rumus
Rentabilitas Ekonomi. Untuk mempermudah perhitungan penulis sajikan
data keuangan dalam jutaan rupiah.
Adapun rumus dari Rentabilitas Ekonomi adalah sebagai berikut :
Rentabilitas ekonomi = EBIT
Total Aktiva x 100%
Rentabilitas ekonomi tahun 2006
EBIT =5.906.721
Total Aktiva =154.725.486
Rentabilitas Ekonomi (RE) = 5.906 .721
154.725.486 x 100%
= 0.038 = 3.8%
Artinya setiap 1 rupiahtotal aktiva menghasilkan EBIT Rp 0.038
Rentabilitas ekonomi = EBIT
Total Aktiva x 100%
Rentabilitas ekonomi tahun 2007
EBIT =7.780.074
Total Aktiva =203.734.938
Rentabilitas Ekonomi (RE) = 7.780.074
203.734 .938 x 100%
= 0.038 = 3.8%
Artinya setiap 1 rupiahtotal aktiva menghasilkan EBIT Rp 0.038
Rentabilitas ekonomi = EBIT
Total Aktiva x 100%
Rentabilitas ekonomi tahun 2008
EBIT = 8.732.012
Total Aktiva =246.076.896
Rentabilitas Ekonomi (RE) = 8.732 .012
246.076 .896 x 100%
= 0.035 = 3.5%
Artinya setiap 1 rupiahtotal aktiva menghasilkan EBIT Rp 0.035
Rentabilitas ekonomi tahun 2009
EBIT = 9.891.228
Total Aktiva =316.947.029
Rentabilitas Ekonomi (RE) = 9.891.228
316.947 .029 x 100%
= 0.031 = 3.1%
Artinya setiap 1 rupiah total aktiva menghasilkan EBIT Rp 0.031
Rentabilitas ekonomi tahun 2010
EBIT = 14.908.230
Total Aktiva = 404.285.602
Rentabilitas Ekonomi (RE) = 14.908 .230
404.285 .602 x 100%
= 0.037 = 3.7%
Artinya setiap 1 rupiahtotal aktiva menghasilkan EBIT Rp 0.037
Tabel 4
PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk
Perhitungan Korelasi Pemberian Kredit Konsumtif Terhadap Rentabilitas
Ekonomi
Periode 2006 – 2010
Tahun X Y X² Y² X . Y
2006 89,22 0,038 7.960,20 0,0014 3,39
2007 122,83 0,038 15.087,20 0,0014 4,66
2008 160,10 0,035 25.632,01 0,0012 5,60
2009 205,52 0,031 42.238,47 0,0010 6,37
2010 246,96 0,037 60.989,24 0,0013 9,13
Jumlah 824,63 0,179 151.907,12 0,0063 29,15Data olahan PT Bank Rakyat Indonesia
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dilakukan pengujian
hipotesis sebagai berikut :
1. Korelasi Product Moment untuk pengaruh pemberian kredit
Analisis ini digunakan untuk menguji seberapa kuat hubungan
antara variabel X dengan variabel Y, besarnya koefisien korelasi
adalah -1 < r < 1 sehingga dapat dihitung koefisien korelasinya sebagai
berikut :
r =
n Σ xy - Σ x Σy
√n Σx2 - ( Σx )2 .√n Σy2 - ( Σy )2
r =
5 (28,91) - (824,63 ) .(0,179 )
√5 (151 . 907,12) - (824,63 )2 .√5 (0 ,0063 ) - (0 ,179 )2
r =
144,75 - 147,60
√759 . 535,6 - 680 . 014,6 .√0 ,031 - 0 , 032
r =
-2,84
√79521 .√−0 ,001
r =
2,84281,99 . 0,03
r =
2,848,45
r = 0,33
besarnya hubungan antara variabel X dengan Variabel Y adalah
sebesar 0,33
2. Analisa Koefisien Determinasi
Sedangkan untuk mengetahui seberapa besarnya peranan
perputaran piutang dalam mempengaruhi likuiditas perusahaan dapat
diukur dengan koefisien determinasi atau koefisien penentu sebagai
berikut :
Kd = r2 x 100%
Kd = 0,332 x 100%
= 0,1089 x 100%
= 10.89 %
Dengan diperolehnya hasil perhitungan koefisien determinasi
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tingkat rentabilitas pada Bank
Rakyat Indonesia disebabkan oleh variabel kredit yaitu 10,89%
sedangkan sisanya 89,11% dipengaruhi oleh faktor lain yaitu kas,
persedian dan lain lain dengan asumsi bahwa faktor faktor tersebut
dianggap tetap.
3. Uji Signifikasi Korelasi Product Moment untuk Perputaran piutang
dengan tingkat likuiditas
a) Merumuskan Hipotesis
H0 : P = 0 (Tak ada pengaruh antara perputaran piutang
terhadap likuiditas perusahaan)
Ha : P ≠ 0 (ada pengaruh antara perputaran piutang terhadap
likuiditas perusahaan)
b) Perhitungan Statistik Sampel
Thitung = r √n−2
√1−r2
= 0 ,91√5−2√1−¿¿¿
= 0 ,91√3
√1−0,8281
= 0,91∗1,732050808
√0,1719
= 1.576166235280 , 414608248
= 3,802
c) Tingkat Signifikan
∞ = taraf nyata 5%
t ∞ = (df = n – 2)
t = (0,05 = 5 – 2)
t = (0,05 : 3)
t = 2,353 (satu arah)
Jadi thitung > ttabel = 3.802 > 2.353
d) Kriteria Penentuan Penerimaan Hipotesis
Karena t hitung > maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga
hipotesis awal penulis menyatakan terdapat pengaruh antara
perputaran piutang terhadap ratio likuiditas perusahaan pada PT.
BAB V
KESIMPULANDAN SARAN
A. Kesimpulan