skripsi fuad

162
AUDIT ENERGI DAN ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DI HOTEL SANTIKA PREMIERE SEMARANG Skripsi untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Program Studi S-1 Teknik Elektro Oleh : Agus Rianto 5350403063 Kepada JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

Upload: fuad-m

Post on 23-Jun-2015

1.175 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI FUAD

AUDIT ENERGI DAN ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN KONSUMSIENERGI PADA SISTEM PENGKONDISIAN UDARA

DI HOTEL SANTIKA PREMIERE SEMARANG

Skripsi

untuk memenuhi persyaratanmencapai derajat Sarjana Teknik

Program Studi S-1 Teknik Elektro

Oleh :

Agus Rianto5350403063

KepadaJURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

Page 2: SKRIPSI FUAD

ii

SKRIPSIAudit Energi dan Analisis Peluang Penghematan

Konsumsi Energi pada Sistem Pengkondisian Udaradi Hotel Santika Premiere Semarang

Universitas Negeri Semarang

Dipersiapkan dan disusun oleh :AGUS RIANTO

5350403063Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada Tanggal : 26 Juli 2007

Susunan Dewan Penguji,

Pembimbing Utama Anggota Dewan Penguji

Ir. Soedjatmiko, M.S Drs.Subiyanto, M.TNIP.130227850 NIP.130687603

Pembimbing Pendamping

Subiyanto, S.T, M.TNIP.132309137

Skipsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratanUntuk memperoleh derajat pendidikan Sarjana Teknik

Tanggal :

Drs. Djoko Adi Widodo, M.TNIP.131570064

Pengelola Jurusan Teknik ElektroUniversitas Negeri Semarang

Page 3: SKRIPSI FUAD

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang

sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, Juli 2007

Agus Rianto

Page 4: SKRIPSI FUAD

iv

INTISARI

Energi listrik sangat penting dalam indrustri perhotelan. Hal ini sangat menunjang

dalam operasional di Hotel Santika Premiere Semarang. Peralatan seperti

pengkondisian udara merupakan peralatan yang banyak mengkonsumsi energi listrik.

Hampir sekitar 60% penggunaan energi listrik digunakan untuk sistem pengkondisian

udara. Hal ini merupakan suatu pemborosan energi.

Untuk menanggulangi masalah tersebut dilakukan efisiensi energi. Salah satu

metode yang sekarang dipakai untuk mengefisienkan pemakaian energi adalah

konservasi energi. Konservasi energi adalah peningkatan efisiensi energi yang

digunakan atau proses penghematan energi. Dalam proses ini meliputi adanya audit

energi yaitu suatu metode untuk menghitung tingkat konsumsi energi suatu gedung

atau bangunan.

Pada audit energi di Hotel Santika Premiere terlihat bahwa konsumsi enrgi listrik

adalah yang paling dominan. Sebagaimana menurut persenstasi energi yang dipakai,

komposisi energi listrik dapat mencapai 91% dari total konsumsi energi, sedangkan

solar 6%, air 3%.

Berdasarkan audit awal terlihat bahwa IKE (Intesitas Konsusi Energi) di Hotel

Santika Premiere mencapai 341,683 kWH / m2 year lebih besar dari standar ASEAN-

USAID yaitu 300 kWH / m2 year. Berdasarkan hasil audit energi rinci, diperoleh

harga IKE untuk energi listrik adalah sebesar 403,08 kWH / m2 year. Peluang Hemat

Energi (PHE) pada audit energi ini adalah dengan pembersihan pada unit FCU yaitu

meliputi pembersihan saringan udara (filter), sudu kipas, sirip (fin) evaporator dan

kisi keluaran (grill) pada unit-unit FCU. Peluang Hemat Energi (PHE) yang kedua

adalah dengan Mengatur (setup) temperatur air keluar (Leaving Chilled Water

Temperature = LCWT) pada chiller.

Dari hasil perhitungan IKE setelah penerapan PHE, didapati nilai yang masih

cukup tinggi sehingga usaha penghematan masih harus dilakukan.

Page 5: SKRIPSI FUAD

v

ABSTRACK

Electric Energy is very important in Hotel industry. It support in Hotel Santika

Premiere’s operation. This equipment for instance air conditioner consume electric

energy. Electric energy of air conditioner consuming reach 60%. It is one of energy

extravagance.

To resolve that problem efficiency energy used. One of method efficiency energy

is conservation energy. Conservation energy is efficiency energy raising or energy

proceed. In this process, audit energy is one of method to calculate Intensity

Consume Energy (ICE) at one particular building.

In energy audit Hotel Santika Premiere Semarang seen that electrics energy

consumption is most dominant. As according to percentage of energy consumed

composition in this fair matter hotel where electrics can reach 91 % from total energy

consumption, Solar 6 %, Water 3%.

As according Preliminary Energy Audit seem that Hotel Santika Premiere

Semarang’s Intensity Consume Energy (ICE) can reach 341,683 kWH/m2 year is

bigger than standard ASEAN-USAID standard reach 300 kWH/m2 year. As

according Detailed Energy Audit, Intensity Consume Energy (ICE) is 403,08

kWH/m2 year. Economical Opportunity of Energy (EOE) in this audit energy is

cleaning FCU. It is consist of cleaning filter, fan, evaporator fin, and grill. Second

Economical Opportunity of Energy (EOE) is setting Leaving Chilled Water

Temperature (LCWT) in chiller.

From result of calculation of IKE after implementation PHE, its value still high

enough so that the effort thrift still must be done

Page 6: SKRIPSI FUAD

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-

Nya, sehingga pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat

dan salam semoga senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad Rasulullah SAW.

Skripsi dengan judul ” Audit Energi dan Analisis Peluang Penghematan

Konsumsi Energi pada Sistem Pengkondisian Udara Di Hotel Santika Premiere

Semarang” ini diajukan untuk memenuhi syarat akhir untuk menyelesaikan

pendidikan Program Strata 1 pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang. Perlu didasari bahwa penyusunan karya tulis ini tidak

dapat selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan

hati disampaikan terima kasih kepada:

1. Ir. Soedjatmiko, M.Sc Dosen Pembimbing yang membimbing dan mengarahkan

penulis dalam penyusunan skripsi ini..

2. Drs. Said Sunardiyo, M.T Dosen Wali dan Ketua Program Studi S1 Teknik

Elektro yang telah banyak mengarahkan, membimbing serta membantu penulis

selama melaksanakan perkuliahan.

3. Drs. Djoko Adi Widodo, M.T Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang.

4. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

5. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si Rektor Universitas Negeri Semarang.

Page 7: SKRIPSI FUAD

vii

6. Seluruh dosen, staf dan karyawan Teknik Elektro yang telah banyak membantu

penulis dalam melaksanakan perkuliahan di Jurusan Teknik Elektro.

7. Bapak Darsono, SE, HRD Hotel Santika Premiere Semarang yang telah

mengizinkan penilitian di Hotel Santika Premiere Semarang.

8. Bapak Subarno pembimbing lapangan khususnya masalah kelistrikan di Hotel

Santika Premiere Semarang.

9. Seluruh staf dan karyawan Hotel Santika Premiere Semarang yang telah banyak

membantu penulis dalam penulisan sripsi.

10. Ayahanda-Ibunda muara doa cinta dan kasih sayang, yang akan dan selalu aku

cintai dan sayangi selamanya.

11. Kakanda-ku tercinta, Ruslan Efendi. Adik-ku tersayang, Yuliani Mandasari, Ragil

Kurniawan.

12. Temanku : Rizky Gani M, Tahan P, Kotip R, Beni P, Lukman H, serta teman-

teman Elektro angkatan ’03 yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi ini

baik secara langsung maupun tidak langsung yang pastinya tak akan cukup saya

tuliskan dihalaman ini.dan seluruh mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik

UNNES.

13. My best girls friend Wiwik Yulianti yang telah memberikan motifasi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

14. My Laptop (Acer Aspire 3000) My Motorcycle (K 4160 TK) yang selalu

menemaniku di saat aku membutuhkannya.

Page 8: SKRIPSI FUAD

viii

15. Semua pihak yang telah turut membantu terselesaikannya skripsi ini, yang tidak

mungkin untuk disebutkan satu persatu.

Penyusun menyadari bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dalam skripsi

ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan dari semua

pihak, sebagai pengalaman dan tambahan pengetahuan bagi penyusun. Akhir kata

semoga karya ini tidak menjadi yang pertama sekaligus yang terakhir dan semoga

karya ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Teknik Elektro Universitas Negeri

Semarang pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Semarang, Juli 2007

Penyusun

Page 9: SKRIPSI FUAD

ix

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar Ra’d : 11).

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yag telah

diusahakannya (An Najm : 39)

“Lakukan yang terbaik dan jadilah yang terbaik jangan pernah menyerah karena

hidup ini penuh dengan tantangan”

”Jangan pernah menunda suatu pekerjaan”

“Bersungguh-sungguhlah dalam menjalani hidup ini dan berfikiran yang jernih dalam

menyelesaikan masalah”

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena

kepadaNyalah kami menyembah dan kepadaNyalah kami mohon pertolongan.

Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepada :

Ibunda-ku yang tiada henti melantunkan do’a untukku

Ayahanda-ku semoga rahmat-Nya selalu tercurah untukmu

Kakanda-ku semangat, harapan dan doa selalu menyertainya

Adinda-ku Do’a dan harapan akan selalu menyertai langkahmu

Kekasihku yang aku cintai, terima kasih atas semuanya

Teman-teman TE 2003

UNNES

Page 10: SKRIPSI FUAD

x

DAFTAR ISI

HalamanHalaman Judul................................................................................................................i

Halaman Pengesahan.....................................................................................................ii

Halaman Pernyataan.....................................................................................................iii

Intisari...........................................................................................................................iv

Abstrack ........................................................................................................................v

Kata Pengantar..............................................................................................................vi

Halaman Motto dan Persembahan..............................................................................viii

Daftar Isi....................................................................................................................... x

Daftar Tabel................................................................................................................xiii

Daftar Gambar......................................................................................... ..................xiv

Daftar Lampiran...........................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2

1.3 Manfaat Penelitian.......................................................................................3

1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................................3

1.5 Batasan Masalah..........................................................................................3

1.6 Sistematika Penulisan..................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Hotel Santika Premiere Semarang...................6

A. Gambaran Umum Hotel........................................................................6

B. Fasilitas Layanan Hotel Santika Premiere Semarang...........................6

C. Sistem Kerja Peralatan Pendukung Operasional Hotel Santika

Premiere Semarang...............................................................................7

D. Fasilitas Kelengkapan Peralatan Utama Hotel.....................................8

E. Struktur Organisasi Hotel Santika Premiere Semarang......................11

Page 11: SKRIPSI FUAD

xi

2.2 Dasar Teori Konservasi Energi Dan Pengkondisian Udara.......................11

A. Konsevasi Energi.................................................................................11

B. Energi............................................................................ ......................12

C. Audit Energi................................... .....................................................15

D. Sistem Pengkondisian Udara.................................. ............................20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................44

3.2 Jenis Penelitian..........................................................................................44

3.3 Variable Penelitian....................................................................................44

3.4 Alat dan Bahan .........................................................................................45

3.5 Jalannya Penelitian....................................................................................45

A. Audit Energi Awal ..............................................................................45

B. Audit Energi Rinci.............................................................................. 49

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Audit Energi Awal.....................................................................................55

A. Pendahuluan. .................................. ....................................................55

B. Denah Tanpak Gedung dan Jaringan Gedung.....................................55

C. Sistim Distribusi Energi.............................. ........................................56

D. Data Konsumsi Energi.........................................................................58

E. Data Tingkat Hunian (Occupancy Rate)……………………...……...61

F. Data Tingkat Konsumsi Energi...........................................................62

G. Menghitung IKE..................................................................................65

4.2 Audit Energi Rinci.....................................................................................66

A. Pendahuluan.........................................................................................66

B. Data Perhitungan.................................................................................67

C. Pengenalan Peluang Hemat Energi (PHE) .........................................74

D. Analisa Peluang Hemat Energi ...........................................................77

E. Implementasi Peluang Hemat Energi..................................................85

F. Analisa Peluang Hemat Energi tahap 2 ..............................................91

Page 12: SKRIPSI FUAD

xii

G. Implementasi Peluang Hemat Energi tahap 2......................................95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan................................................................................................96

5.2 Saran..........................................................................................................97

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................99

Page 13: SKRIPSI FUAD

xiii

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 3.1 Profil penggunaan energi untuk peralatan kantor .......................................50

Tabel 3.2 Profil penggunaan energi untuk peralatan hotel/apartement ......................50

Tabel 3.3 Profil penggunaan energi untuk peralatan rumah sakit...............................51

Tabel 4.1 Komposis Luas Bangunan Hotel Santika Premiere Semarang....................56

Tabel 4.2 Data Konsumsi Energi Listrik Tahun 2006..................... ...........................58

Tabel 4.3 Data Konsumsi Solar (Fuel) tahun 2006..................... ............................. .59

Tabel 4.4 Data Konsumsi air periode 2006............................................................... .60

Tabel 4.5 Occupancy rate Hotel Santika Premiere Semarang tahun 2006………….61

Tabel 4.6 Prosentase pemakaian energi di Hotel Santika Premiere Semarang

tahun 2006 ..................................................................................................64

Tabel 4.7 Tabel Hasil Pengukuran Arus Listrik di Hotel Santika Premiere

Semarang ....................................................................................................68

Tabel 4.8 Tabel Pengukuran kWH meter di Hotel Santika Premiere Semarang …....69

Tabel 4.9 Konsumsi energi listrik per bulan Hotel Santika Premiere Semarang…... 70

Tabel 4.10 Besar intensitas konsumsi energi hasil pengukuran di Hotel Santika

Premiere ....................................................................................................71

Tabel 4.11 Profil Pengukuran Arus Listrik di Hotel Santika Premiere berdasarkan

audit rinci .................................................................................................72

Tabel 4.12 Profil Pengukuran Arus Listrik untuk Unit Tenaga ………….....………72

Tabel 4.13 Profil pengukuran arus listrik untuk sistem pendingin udara Hotel Santika

Premiere.....................................................................................................75

Tabel 4.14 Spesifikasi lokasi unit FCU di Hotel Santika Premiere Semarang ..........80

Tabel 4.15 Data hasil pengukuran pada kondisi FCU kotor untuk daya kipas

20 watt.......................................................................................................82

Tabel 4.16 Data hasil pengukuran pada kondisi FCU bersih untuk daya kipas

20 watt........... ............................................................................................... 83

Tabel 4.17 Pengukuran daya listrik chiller dengan pengesetan ulang LCWT ...........93

Page 14: SKRIPSI FUAD

xiv

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 2.1 Elemen pokok sistem tenaga listrik.........................................................15

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Air Conditioning................................................................22

Gambar 2.3 Tekanan udara dan pengukuran...............................................................26

Grafik 2.4 Karakteristik kipas udara dan tahanan dalam salura..................................27

Gambar 2.5 Karakteristik pompa sentrifugal…………………………………….…..32

Gambar 2.6 Karakteristik pompa pada beberapa kecepatan putar poros.....................34

Gambar 2.7 Prestasi Pompa sentrifugal.......................................................................35

Gambar 2.8 Kombinasi karakteristik pompa dan pipa................................................35

Gambar 2.9 Diagram sirkulasi freon...........................................................................43

Gambar 3.1 Bagan alur proses audit energi bangunan................................................48

Gambar 4.1 Grafik Pemakaian Energi Listrik Hotel Santika Premiere Semarang......58

Gambar 4.2 Grafik Konsumsi Solar ( Fuel) Hotel Santika Premiere Semarang

Periode 2006……………………………………………………………59

Gambar 4.3 Grafik Konsumsi air Hotel Santika Premiere Semarang Periode 2006...60

Gambar 4.4 Grafik occupancy rate Hotel Santika Premiere Semarang tahun 2006...62

Gambar 4.5 Grafik prosentasi pemakaian energi di Hotel Santika Premiere

Semarang tahun 2006..............................................................................64

Gambar 4.6 Grafik pengukuran arus listrik di Hotel Santika Premiere Semarang….69

Gambar 4.7 Grafik komposisi nilai dari AHU, FCU, dan Chiller sebagai komponen

AC...........................................................................................................72

Page 15: SKRIPSI FUAD

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Laporan Tahunan Listrik Hotel Santika Premiere Semarang………...100

Lampiran 2. Biaya penggunaan listrik tahun 2006………………………………....103

Lampiran 3. Pomec department……………………………………….….………...109

Lampiran 4. Denah Bangunan Lantai Basement Hotel Santika Premiere Semarang116

Lampiran 5. Denah Bangunan Lantai Satu Hotel Santika Premiere Semarang……117

Lampiran 6 Denah Bangunan Lantai 3 s/d 8 Hotel Santika Premiere Semarang…..118

Lampiran 7 Denah Bangunan Lantai 9 Hotel Santika Premiere Semarang ………..119

Lampiran 8 Denah Bangunan Lantai 10 Hotel Santika Premiere Semarang……….120

Lampiran 9 Denah Bangunan Lantai 11 Hotel Santika Premiere Semarang……….121

Page 16: SKRIPSI FUAD

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam bisnis perhotelan, energi sangatlah penting, terutama dalam

penggunaan energi listrik, porsi pemakaian serta alokasi dana untuk

penyediaannya adalah yang terbesar. Hal ini dapat dilihat bahwa peralatan seperti

lampu-lampu, lift, lemari es, laundry, pemanas, pompa-pompa, sampai pada

sistem pengkondisian udara adalah beberapa alat yang dominan dalam

operasional di dunia perhotelan. Usaha-usaha penghematan energi listrik telah

dilaksanakan oleh pihak hotel seperti melakukan penjadwalan operasional

peralatan, penggantian lampu-lampu dengan lampu hemat energi, pemasangan

kapasitor bank, akan tetapi biaya operasional energi listrik tetap melebihi standar

yang telah ditentukan. Penggantian jenis refrigerant R-22 dengan hidrokarbon

pada chiller juga pernah dilakukan oleh pihak manajement hotel, akan tetapi

mengakibatkan rusaknya beberapa kompresor pada chiller.

Untuk menanggulangi masalah tersebut dilakukan efisiensi energi. Salah satu

metode yang sekarang dipakai untuk mengefisienkan pemakaian energi listrik

adalah konservasi energi. Konservasi energi adalah peningkatan efisiensi energi

yang digunakan atau proses penghematan energi. Dalam proses ini meliputi

adanya audit energi yaitu suatu metode untuk mengitung tingkat konsumsi energi

suatu gedung atau bangunan, yang mana hasilnya nanti akan dibandingkan

Page 17: SKRIPSI FUAD

2

dengan standar yang ada untuk kemudian dicari solusi penghematan konsumsi

energi jika tingkat konsumsi energinya melebihi standar baku yang ada.

Untuk audit energi dan peluang penghematan energi diutamakan pada sistem

pengkondisian udara karena penggunaan energi listriknya dapat mencapai 60%

melebihi standar yang disampaikan oleh Tim Hemat Energi (THE) yaitu

48,50%.

Dari dasar pemikiran di atas, maka penulis dalam penyusunan skripsi ini

mengambil judul ”Audit Energi dan Analisis Peluang Penghematan Konsumsi

Energi pada Sistem Pengkondisian Udara di Hotel Santika Premiere Semarang”

dengan harapan dari skripsi ini dapat diketahui tingkat konsumsi energi di hotel,

peluang dan solusi penghematan yang dapat direkomendasikan kepada pihak

manajemen hotel. Pada akhirnya penulis berharap hasil penelitian ini tidak hanya

bermanfaat bagi Hotel Santika Premiere Semarang, namun dapat juga menjadi

salah satu acuan untuk perhotelan yang lain.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini dirumuskan beberapa masalah diantaranya :

1. Bagaimana menentukan IKE (Intensitas Konsumsi Energi) serta biaya

pembayarannya sesuai pemakaian berdasarkan data historis hotel.

2. Bagaimana menentukan IKE (Intensitas Konsumsi Energi) berdasarkan

observasi penggunaan energi listrik secara detail dengan berbagai peralatan

yang mengkonsumsi energi listrik dan waktu penggunaannya.

Page 18: SKRIPSI FUAD

3

3. Bagaimana mencari peluang-peluang untuk penghematan energi dan

penghematan biaya berdasarkan kondisi aktual di lapangan.

1.3 Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui nilai IKE (Intensitas Konsumsi Energi) serta biaya

pembayarannya sesuai pemakaian

2. Dapat mengetahui sistem yang bekerja secara baik atau tidak berdasarkan

kondisi aktual di lapangan.

3. Dapat mencari peluang-peluang untuk penghematan energi dan penghematan

biaya berdasarkan kondisi aktual di lapangan

1.4 Tujuan Penilitian

1. Menentukan IKE (Intensitas Konsumsi Energi) serta biaya pembayarannya

sesuai pemakaian berdasarkan data historis hotel.

2. Menentukan IKE (Intensitas Konsumsi Energi) berdasarkan observasi

penggunaan energi listrik secara detail dengan berbagai peralatan yang

mengkonsumsi energi listrik dan waktu penggunaannya.

3. Mencari peluang-peluang untuk penghematan energi dan penghematan biaya

berdasarkan kondisi aktual di lapangan.

1.5 Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah yang melingkupi penelitian ini antara lain :

1. Tahapan Audit Energi Awal meliputi :

a. Perhitungan pola konsumsi energi di Hotel Santika Premiere Semarang

dalam jangka waktu tertentu.

Page 19: SKRIPSI FUAD

4

2. Tahapan Audit Energi Rinci:

a. Perhitungan IKE listrik Hotel Santika Premiere Semarang berdasarkan

pengukuran di panel-panel listrik Hotel Santika Premiere Semarang dalam

rentang waktu tertentu.

b. Audit rinci pada sistem pengkondisian udara Hotel Santika Premiere

Semarang.

3. Analisis Peluang penghematan konsumsi energi terkait kerja FCU room dan

setting LCWT (Leaving Chiller Water Temperatur) pada pengkondisian udara

di Hotel Santika Premiere Semarang.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, manfaat penelitian,

tujuan penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori tentang sejarah singkat berdirinya Hotel Santika Premiere

Semarang, dasar teori konservasi energi dan pengkondisian udara.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi waktu dan tempat penelitian, jenis penelitian, variabel

penelitian, alat dan bahan, jalannya penelitian.

Page 20: SKRIPSI FUAD

5

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITAIN

Pada bab ini berisi tentang pembahasan dan hasil penelitan audit energi awal,

dan audit rinci, serta pencarian peluang penghematan energi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang rangkuman hasil penelitian yang telah diuraikan dalam

bab sebelumnya serta saran-saran kedepan terkait hasil penelitian yang telah

diperoleh baik buat objek penelitian yaitu hotel dan subjeknya sendiri yaitu para

peneliti yang akan berkecimpung di bidang konservasi energi.

Page 21: SKRIPSI FUAD

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Hotel Santika Premiere Semarang

A. Gambaran umum hotel

Hotel Santika Premiere Semarang merupakan hotel bintang empat di kota

Semarang yang terletak di Jln. Pandanaran No 116 – 120 Semarang Jawa

Tengah. Hotel ini dibangun mulai tanggal 20 Juli 1988 dan selesai tanggal 18

Juni 1990. Opening dimulai tanggal 22 Maret 1990 sampai dengan 15 mei

1990 dengan jumlah kamar yang dioperasikan 125 kamar. Tanggal 10

Agustus 1990 klasifikasi bintang dilakukan tim penilai pusat dan daerah.

Tanggal 30 Juli 1990 Grand Opening semua simbolis. Tanggal 19 November

1990 dilakukan penandatanganan Grand Opening.

Lokasi hotel ini sangat strategis, terletak di pertengahan kota yaitu dekat

dengan Simpang Lima Semarang. Hotel ini juga disebut sebagai hotel terbaik

di Semarang. Hotel Santika Premiere Semarang menyediakan para

pengunjung dengan fasilitas bisnis bintang empat termasuk ruangan, luxury

penthouse, convention center dan 3 ruang pertemuan untuk beberapa jenis

aktifitas bisnis.

B. Fasilitas layanan hotel santika premiere semarang

Fasilitas Layangan Hotel Santika Premiere Semarang terdiri dari :

1. 3 penthouse suites

Page 22: SKRIPSI FUAD

7

2. 125 luxurious rooms and suites

3. Mayangsari Restaurant featuring special Teppanyaki menu

4. Swimming pool, fitness center and sauna

5. Convention and meeting rooms for up to 600 guests

6. Business center

7. 24-hour room service

8. Laundry/dry cleaning service, drug store, beauty parlour, car rental

9. Airline ticketing office

10. Live music at Amarta Bar and Kafe Delima

Tingkat hunian hotel bervariasi, tergantung pada event tertentu dimana

tingkat hunian ini berkisar antara 50% hingga 80%. Tingkat hunian tertinggi

biasanya terjadi saat hari besar keagamaan, atau hari raya lainnya.

C. Sistem kerja peralatan pendukung operasional Hotel Santika Premiere

Semarang

Sebagai sebuah gedung dengan tingkat fungsionalitas yang tinggi, Hotel

Santika Premiere Semarang memiliki jaringan sistem kerja dari peralatan-

peralatan utama, antara lain :

1. Sistem kelistrikan dual power yaitu dari PLN dan pembangkit listrik

diesel

Page 23: SKRIPSI FUAD

8

2. Sistem transportasi antar lantai yaitu dengan (lift) disamping tangga

darurat. Lift memiliki kapasitas 15 orang (1000 kg) sebanyak 3 buah, yaitu

dua buah lift digunakan untuk lobby (khusus tamu), dan satu buah lift

digunakan untuk service.

3. Sistem perpipaan yang meliputi

a. Sistem perpipaan penyediaan air bersih yang meliputi air dingin dan

air panas

b. Sistem perpipaan air buangan, yang disalurkan menuju sewage

treatment plant sebelum dibuang ke riool kota.

c. Sistem perpipaan pemadam kebakaran (fire hydrant).

4. Sistem penanganan air hujan, dimana air hujan akan dibuang langsung ke

riool kota dan sebagian dibuang ke dalam sumur resapan

5. Sistem sirkulasi udara (air conditioning).

6. MATV (Master Antena Television) dan CCTV (Close Circuit Television).

7. Telepon Sentral

D. Fasilitas kelengkapan peralatan utama hotel

Sebagai sebuah hotel yang berbintang empat, gedung bangunan Hotel

Santika Premiere Semarang dilengkapi dengan peralatan-peralatan utama

yang sangat diperlukan untuk menunjang pelayanan mereka. Peralatan utama

yang ada yang menunjang sistem kerja pada hotel antara lain :

1. Gen-Set

Page 24: SKRIPSI FUAD

9

Peralatan ini merupakan bagian dari sistem kelistrikan hotel yang

memakai sistem dual power yaitu dari PLN sebesar 1000 kVA dan Gen-

Set yang memiliki kapasitas 900 kVA, sehingga untuk penyediaan tenaga

listrik walaupun terjadi gangguan dari PLN, maka hal itu tidak akan

menjadi masalah karena secara otomatis apabila listrik mati, maka Gen-

Set akan hidup.

2. Chiller

Peralatan ini merupakan bagian dari sistem penyediaan udara bersih

dan segar. Di Hotel Santika Premiere Semarang terdapat tiga buah Chiller

yang akan saling bergantian dalam beroperasi untuk senantiasa

memberikan dan menyediakan udara bersih dan segar kepada setiap

penghuni di hotel.

3. AHU dan FCU

Peralatan ini juga merupakan bagian dari sistem pengkondisian udara

di Hotel Santika Premiere Semarang, dimana peralatan ini difungsikan

untuk memastikan bahwa udara yang telah diproses sehingga menjadi

segar dan bersih ini dapat terdistribusi merata sehingga para penghuni

hotel dapat merasa nyaman ketika di dalam hotel. Untuk AHU di Hotel

Santika Premiere Semarang ada dua buah AHU yang mana terdiri dari

AHU 1 yang berfungsi untuk mendistribusikan udara segar dan bersih ke

lantai satu, dan AHU 2 yang berfungsi untuk mendistribusikan udara segar

dan bersih ke lantai 2. Untuk FCU hampir merata diruangan-ruangan yang

Page 25: SKRIPSI FUAD

10

lebih kecil terutama ruangan yang terkait dengan aktifitas para tamu dan

penghuni hotel lainnya.

4. Boiller

Peralatan ini merupakan salah satu bagian dari sistem penyediaan air

bersih dan air panas yang sangat diperlukan untuk pelayanan para tamu

hotel selain intu juga untuk konsumsi di bagian laundry dan kitchen.

5. Fire Pump

Peralatan ini merupakan salah satu bagian dari sistem keamanan hotel

terutama dari bahaya kebakaran. Untuk sistem pengamanan kebakaran

sendiri selain dari fire pump ini, juga ditunjang dengan adanya Fire-Stairs

(tangga kebakaran) dan juga sistem hidran yang terpasang rapi dan siap

digunakan setiap saat dan ditambah dengan tabung-tabung gas pemadam

kebakaran yang disediakan di titik-titik tertentu.

6. Water Treatment.

Sebagai hotel yang besar, Hotel Santika Premiere Semarang juga

menerapkan kerja yang berwawasan lingkungan sehingga untuk limbah

terutama yang berkaitan dengan air, disediakan suatu sistem pengolah

limbah. Hal ini bertujuan agar limbah yang dikeluarkan hotel benar-benar

sudah bisa diterima dan diserap lingkungan serta tidak mengganggu

masyarakat sekitar.

Page 26: SKRIPSI FUAD

11

E. Struktur Organisasi Hotel Santika Premiere Semarang

Struktur organisasi merupakan mekanisme formal dengan nama organisasi

yang dikelola dengan berbagi tingkatan yaitu :

1. Tingkat Managerial yaitu seorang General Manajer

2. Tingkat Division Head

3. Tingkat Departement Head

4. Tingkat Manager

5. Tingkat Assistant Manager, sesuai dengan tingkatan di atas

6. Tingkat supervisor dengan berbagai spesifikasi bidang kerjanya.

7. Tinkat R/F

2.2 Dasar Teori Konservasi Energi Dan Pengkondisian Udara

A. Konservasi Energi

Negara Indonesia kaya akan sumber energi, tetapi pemanfaatannya selama

ini belum seimbang karena terlalu banyak tergantung pada sumber energi

minyak bumi. Padahal sumber energi minyak bumi dewasa ini merupakan

sumber pendapatan yang terpenting dan persediaannya terbatas.

Ketergantungan pada satu sumber energi yaitu minyak bumi dan produk

turunannya ini tidak dapat dibiarkan secara terus menerus karena kebutuhan

energi akan terus meningkat baik disebabkan meningkatnya industri maupun

pertambahan jumlah penduduk serta adanya peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

Page 27: SKRIPSI FUAD

12

Untuk menghadapi masalah-masalah tersebut di atas, disusunlah langkah-

langkah kebijakansanaan energi oleh pemerintah, langkah-langkah itu adalah:

1. Intensifikasi

2. Diversifikasi

3. Konservasi

Konservasi energi merupakan langkah kebijaksanaan yang

pelaksanaannya paling mudah dan biayanya paling murah diantara langkah-

langkah di atas, serta sekarang juga dapat dilaksanakan oleh seluruh lapisan

masyarakat. Kebijakan energi ini dimaksudkan untuk memanfaatkan sebaik-

baiknya sumber energi yang ada, juga dalam rangka mengurangi

ketergantugan akan minyak bumi, dengan pengertian bahwa konservasi energi

tidak boleh menjadi penghambat kerja operasional maupun pembangunan

yang telah direncanakan. (Badan Koordinasi Energi Nasional, 1983).

Oleh Karena itu disamping harus secepatnya mengembangkan sumber-

sumber energi dari bahan bakar non fosil seperti biomassa, biogas, dan

sebagainya, harus juga berusaha untuk dapat mengoptimalkan penggunaan

energi minyak bumi secara lebih tepat, cermat, hemat dan efisien dalam

rangka pelaksanaan program konservasi energi.

B. Energi

Energi adalah suatu besaran yang secara konseptual dihubungkan dengan

transformasi, proses atau perubahan yang terjadi. Besaran ini seringkali

dikaitkan dengan perpindahan sebuah gaya atau perubahan temperatur,

Page 28: SKRIPSI FUAD

13

sehingga memungkinkan penentuan satuan joule (perpindahan gaya 1 Newton

sejauh 1 meter), maupun kalor jenis (energi yang dibutuhkan untuk

menaikkan temperatur sebesar 1 derajat per satuan massa material). Dalam

keperluan praktis, energi sering kali dikaitkan dengan jumlah bahan bakar

atau konsumsi jumlah listrik.

Setiap zat sebenarnya mengandung sejumlah energi di dalamnya yang

disebut energi dalam. Dalam suatu proses zat dapat melepaskan sebagian

energi dalamnya (dalam proses pembakaran) atau menyimpan energi energi

yang berasal dari lingkungan (pemanasan suatu zat).

Dalam melakukan analisisis energi suatu sistem, harus dilakukan berbagai

proses perhitungan yang melibatkan jumlah material/zat dan energi. Oleh

karena itu perlu dipahami berbagai satuan yang sering digunakan dalam

menyatakan besar atau jumlah dari suatu besaran.

Untuk menyatakan jumlah material, ada beberapa besaran yang dapat

digunakan, yaitu :

1. Massa, dengan satuan kg, lbm, ton dan sebagainya

2. Volume, dengan satuan liter, m3, gallon dan sebagainya

Untuk menyatakan jumlah energi, ada beberapa satuan yang digunakan,

misalnya joule, ft.lbf, kWH, BTU dan sebagainya. Satuan joule merupakan

satuan standart initernasional (SI) yang biasa digunakan untuk semua bentuk

energi. Sedangkan kWH adalah satuan yang biasa digunakan untuk

Page 29: SKRIPSI FUAD

14

menyatakan energi-energi listrik, ft.lbf adalah satuan yang biasanya digunakan

untuk menyatakan energi termal.

Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk

mengirimkan energi adalah melalui bentuk energi listrik. Pada pusat

pembangkit, sumber daya energi primer seperti bahan bakar fosil (minyak, gas

alam dan batubara), hidro, panas bumi dan nuklir diubah menjadi energi

listrik. Generator sinkron mengubah energi mekanis yang dihasilkan poros

turbin menjadi energi listrik tiga fase.

Melalui transformator penaik tegangan (step up transformator) energi

listrik ini dikirimkan melalui saluran transmisi bertegangan tinggi menuju

pusat-pusat beban. Peningkatan tegangan dimaksud untuk mengurangi jumlah

arus yang mengalir melalui saluran transmisi. Dengan demikian saluran

transmisi bertegangan tinggi akan membawa alairan arus yang rendah dan ini

berarti mengurangi rugi-rugi panas yang terjadi (heat lost) yaitu sebesar I2 R.

Ketika saluran transmisi mencapai pusat beban, tegangan tersebut kembali

diturunkan menjadi tegangan menengah dengan transformator penurun

tegangan (step down transformator).

Di pusat-pusat beban yang terhubung dengan saluran distribusi, energi

listrik ini diubah kembali menjadi bentuk-bentuk energi terpakai lainnya

seperti energi mekanis, penerangan, pendingin, dan lain-lain. Elemen pokok

tenaga dapat dilihat pada Gambar 2.1

Page 30: SKRIPSI FUAD

15

Gambar 2.1 Elemen pokok sistem tenaga listrik (Zuhal, 1995)

Beban yang diberi tegangan, impedansi dari beban tersebut akan

menentukan besar arus dan sudut fasa yang mengalir pada beban tersebut.

Faktor daya merupakan petunjuk yang menyatakan suatu beban. Faktor daya

merupakan hasil bagi dari rata-rata dengan daya nyata.

Faktor daya =IV

P.

=IV

CosIV.

.. ϕ = Cosϕ (3.1)

Besarnya faktor daya adalah 0< Cosϕ < 1. Untuk mendapatkan pemakaian

daya maksimal, faktor daya dapat diusahakan mendekati 1, yaitu dengan

menambahkan peralatan capasitor bank. (Zuhal, 1995).

C. Audit Energi

Usaha-usaha untuk menghemat energi di segala bidang makin dirasakan

perlu karena semakin terbatasnya sumber-sumber energi yang tersedia dan

semakin mahalnya biaya pemakaian energi. Usaha-usaha penghematan energi

pada suatu bangunan komersial seperti hotel atau suatu pabrik hanya dapat

dilakukan jika telah diketahui untuk apa energi tersebut digunakan dan berapa

Page 31: SKRIPSI FUAD

16

besarnya pemakaian energi di tiap-tiap bangunan gedung hotel atau pabrik

tersebut. Untuk mengetahui hal tersebut maka diperlukan pengetahuan tentang

audit energi atau kesetimbangan energi. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan

pada akhirnya audit energi didefinisikan sebagai: kegiatan untuk

mengidentifikasi jenis energi dan mengidentifikasikan besarnya energi yang

digunakan pada bagian-bagian operasi suatu industri/pabrik atau bangunan

serta mencoba mengidentifikasi kemungkinan penghematan energi.

Audit energi dapat dilakukan setiap saat atau sesuai dengan jadwal yang

sudah ditetapkan. Monitoring pemakaian energi secara teratur merupakan

keharusan untuk mengetahui besarnya energi yang digunakan pada setiap

bagian operasi selama selang waktu tertentu. Dengan demikian usaha-usaha

penghematan dapat dilakukan. (Abdurarachim, 2002)

1. Konsep Audit Energi

Audit energi merupakan usaha atau kegiatan untuk meidentifikasaikan

jenis dan besarnya energi yang digunakan pada bagian-bagian operasi suatu

industri/pabrik atau bangunan dan mencoba mengidentifikasikan

kemungkinan penghematan energi. Sasaran dari audit energi adalah untuk

mencari cara mengurangi konsumsi energi persatuan output dan

mengurangi biaya operasi. Untuk mengukur besarnya efisiensi

penghematan digunakan parameter Benefit Cost Ratio (BCR) yang

didefinisikan sebagai : (Abdurarachim, 2002)

Page 32: SKRIPSI FUAD

17

BCR =c

baE .. (3.2)

keterangan :

E = biaya energi tahunan, satuan uang

a = potensi energi tahunan, satuan uang, % dari harga E

b = realisasi biaya energi yang dapat dihemat,% dari harga a

c = biaya realisasi, satuan uang

2. Klasifikasi Audit Energi

a. Survei Energi (Energy Survey or Walk Through Audit)

Survei energi merupakan jenis audit energi paling sederhana.

Audit hanya dilakukan pada bagian-bagian utama atau pengguna

energi terbesar. Tujuan dari survei energi adalah :

1) Untuk mengetahui pola penggunaan energi dan sistem yang

mengkonsumsi energi serta untuk mengidentifikasikan

kemungkinan penghematan energi (Energi Conservasi

Oppurtunity = ECO)

2) Untuk mendapatkan data yang berguna bagi audit energi awal.

Pada survei energi, data-data dapat diperoleh melalui

wawancara dengan orang-orang yang berhubungan dengan

penggunaaan energi pada beberapa tahun terakhir yang telah

tersedia. Data-data tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui

kecenderungan karakteristik pemakaian energi pada suatu industri,

Page 33: SKRIPSI FUAD

18

pabrik atau gedung. Hasil laporan hanya berupa rekomendasi atau

usulan mengenai bagian-bagian yang perlu dilakukan audit rinci

atau bagian-bagian yang telah optimal penggunaan energinya.

b. Audit Energi Awal atau Audit Energi Singkat (Preliminary Energy

Audit = PEA)

Tujuan dari audit energi awal (PEA) adalah untuk mengukur

produktifitas dan efisiensi penggunaan energi dan mengidentifikasikan

kemungkinan penghematan engergi (ECO’s). Kegiatan audit energi

awal meliputi:

1) Pengumpulan data-data pemakaian energi yang tersedia

2) Mengamati kondisi peralatan, penggunaan, penggunaan energi

beserta alat-alat ukur yang berhubungan dengan monitoring energi

seperti:

a) Memeriksa kondisi isolasi yang rusak atau hilang.

b) Meneliti adanya kebocoran

c) Mengamati alat-alat ukur dan alat kendali yang tidak bekerja.

d) Mengamati gas pembuangan pembakaran.

e) Dan lain-lain

3) Mengamati prosedur operasi dan perawatan yang biasa dilakukan

dalam industri/pabrik atau gedung tersebut.

Page 34: SKRIPSI FUAD

19

4) Survei energi manajemen, yaitu untuk mengetahui kegiatan

manajemen energi dan kriteria pengambilan keputusan dalam

investasi penghematan energi

Hasil PEA biasanya berupa laporan mengenai sumber-sumber

kebocoran / kehilangan energi seperti adanya isolasi yang tidak sempurna,

kebocoran fluida atau alat ukur pengendali yang tidak bekerja, rekomendasi

perbaikan ringan yang harus dilakukan.

c. Audit Energi Rinci atau Energi Penuh (Detailed Energy Audit or Full

Audit)

Audit energi rinci (DEA) adalah audit energi yang dilakukan dengan

menggunakan alat-alat ukur yang sengaja dipasang pada peralatan untuk

mengetahui besarnya konsumsi energi. Kegiatan ini diikuti dengan

analisis rinci penggunaan energi beberapa sistem. Tujuan dari audit energi

ini untuk mengevaluasi kemungkinan penghematan energi (ECO’s).

Audit energi rinci biasanya dilakukan setelah PEA, meskipun

sebenarnya audit energi ini dapat dilakukan sendiri, asalkan kegiatan yang

tercangkup dalam PEA dilakukan pada awal kegiatan audit. Pengukuran

yang dilakukan meliputi pengukuran tekanan, temperatur, laju aliran

fluida atau bahan bakar dan konsumsi energi listrik. Data-data pengukuran

tersebut kemudian digunakan untuk menghitung besarnya konsumsi

energi. Hal ini dilakukan dengan menerapkan balans energi pada

komponen atau sistem.

Page 35: SKRIPSI FUAD

20

Hasil DEA berupa rekomendasi perubahan-perubahan sistem atau

komponen yang diperlukan dengan didasari oleh bukti-bukti perhitungan

agar diperoleh penghematan energi dan penghematan biaya energi beserta

cara-cara implementasinya.

D. Sistem Pengkondisian Udara

Pengadaan suatu sistem pengkondisian udara adalah agar tercapai kondisi

temperatur, kelembaban, kebersihan, dan distribusi udara dalam ruangan dapat

dipertahankan pada tingkat keadaan yang diharapkan. Suatu sistem pengkondisian

udara bisa berupa sebuah sistem pemanasan, pendinginan, dan ventilasi. Untuk

kondisi iklim indonesia (tropis), untuk proses pengkondisian udara yang berupa

pendinginan banyak sekali digunakan. Pendingin ini berfungsi untuk menciptakan

kondisi nyaman bagi beberapa aktivitas manusia.

Pada bangunan besar biasanya menggunakan sistem pengkondisian udara

central. Sistem tersebut mungkin terdiri dari satu atau lebih mesin pendingin air

(water-chiling plants) dan mesin pemanas air (secara tradisional berupa sebuah

ketel) yang diletakkan di dalam suatu ruangan mesin. Ruangan yang dikondisikan

mengunakan satu atau lebih sistem saluran udara segar dan udara balik atau dapat

juga dalam bentuk aliran air panas atau dingin melalui pipa ke penukar kalor (heat

exchangers) yang terdapat pada ruangan tersebut.

1. Faktor Pemilihan Sistem Pengkondisian Udara

a. Faktor kenyamanan

Page 36: SKRIPSI FUAD

21

Faktor kenyamanan dalam ruangan sangat tergantung pada beberapa

parameter yang bisa diatur oleh sistem pengkondisian udara. Parameter itu

antara lain meliputi temperatur bola basah dan bola kering dari udara,

aliran udara, kebersihan udara, bau, kualitas ventilasi maupun tingkat

kebisingannya.

Semua parameter di atas diatur sesuai dengan kondisi kerja yang

terjadi pada ruangan yang dikondisikan. Dari sudut pandang kenyamanan,

maka sistem pengkondisian udara yang baik adalah sistem yang mampu

menciptakan kondisi nyaman yang merata pada semua komponen yang

dikondisikan dalam ruangan.

b. Faktor ekonomi

Faktor ekonomi yang menjadi pertimbangan antara lain adalah biaya

awal untuk pemasangan serta biaya operasi dan perawatan untuk sistem

setelah peralatan itu difungsikan. Dari sudut pandang faktor ekonomi,

suatu sistem pengkondisian udara yang baik adalah dengan biaya total

serendah-rendahnya.

c. Faktor operasi dan perawatan

faktor yang secara umum yang menjadi pertimbangan adalah faktor

konstruksi yang mudah dimengerti susuanan dan cara menjalankannya.

Secara lebih detail hal ini terkait dengan beberapa kontruksi yang

sederhana, tingkat efisiensi yang tinggi, mudah dalam perawatan, mudah

Page 37: SKRIPSI FUAD

22

SuplaiUdara/Outlet22,60 c

Suplai Duct

Fan

CoilEvaporator

FilterFilter

Return Duct 350 c

RUANG

direparasi jika terjadi kerusakan, dapat melayani perubahan kondisi

operasi.

2. Proses Pengkondisian Udara FCU

a. Kondisi udara dalam ruangan dapat dalam keadaan sangat dingin, panas,

lembab, kering, kecepatan udara tinggi atau tidak ada gerakan udara.

(Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia)

b. Udara dingin digerakkan oleh Fan masuk reducting (saluran udara) dan

melalui out let (lubang keluar) udara masuk ke dalam ruangan. Udara dari

dalam ruangan kembali ke return out let (grill/lubang isap) masuk ke

ducting return (saluran kembali) dan melalui filter untuk pembersihan

udara masuk melewati celah-celah/ permukaan coil evaporator (koil

pendinginan) dan kembali digerakkan Fan (kipas udara).

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Air Conditioning

Page 38: SKRIPSI FUAD

23

3. Komponen Sistem Pengkondisian Udara yang Dilalui Sirkulasi Udara

a. Fan (kipas udara)

Kipas udara berfungsi menggerakkan udara dari atau ke dalam

ruangan. Udara yang dialirkan fan dapat berupa : udara luar, udara

ruangan atau gabungan dari udara luar dan udara ruangan. Jumlah aliran

udara dan kecepatan udara harus diatur, agar memperoleh sirkulasi udara

yang baik.

b. Supply Duct (saluran udara keluar)

Supply Duct (saluran udara keluar) berfungsi untuk saluran udara

dingin dari fan ke dalam ruangan.

c. Supply out let (lubang keluar)

Supply out let (lubang keluar) berfungsi untuk megatur arah aliran

udara dari fan, sehingga udara terdistribusi ke seluruh ruangan. Untuk

kenyamanan, jumlah out let turut menentukan.

d. Ruangan yang didinginkan

Ruangan harus tertutup, sehingga udara dingin dalam ruangan tidak

terbuang keluar dan udara luar tidak masuk ke dalam ruangan.

e. Return out let (lubang isap)

Biasanya terletak berlawanan dengan supply out let.

f. Filter (saringan udara)

Berfungsi untuk membersihkan udara dan membuang debu/ kotoran

Page 39: SKRIPSI FUAD

24

udara. Ditempatkan pada return duct, dan biasanya terbuat dari plastic,

fiber glass atau elektro statik

g. Cooling coil (koil pendingin)

Berfungsi untuk mendinginkan udara. Udara yang masuk melewati

cooling coil harus melalui filter sehingga debu tidak tertimbun pada

permukaan koil. Biasanya ditempatkan sebelum atau sesudah fan.

4. Beban Kalor Pendinginan Udara

Beban usaha penyegaran udara dalam hal ini untuk pendinginan udara,

terdapat beban kalor yang harus ditanggulangi oleh mesin pendingin untuk

mencapai tingkat temperatur dan kelembaban yang diinginkan. Secara garis

besar beban kalor yang harus diatasi adalah beban kalor ruangan dan beban

kalor alat penyegar udara yang ada dalam ruangan. (Arismunandar, 1991)

a. Beban kalor ruangan

Kompenan utama beban kalor ruangan terdiri dari:

1) Kalor yang masuk dari luar ruangan ke dalam ruangan (beban

kalorperimeter;”Perimeter heat load”).

2) Kalor yang bersumber di dalam ruangan itu sendiri (beban kalor

interior; ”interior heat load”).

b. Beban kalor alat penyegar udara

Jumlah kalor yang harus dilayani oleh alat penyegar udara adalah

sebagai berikut:

Page 40: SKRIPSI FUAD

25

1) Beban kalor ruangan

2) Beban kalor dari udara luar yang masuk ke dalam alat penyegar

3) Beban blower dan motor.

4) Kebocoran dari saluran, dsb.nya.

Dari kedua beban kalor di atas pada dasarnya dapat dikelompokkan

lagi dalam kategori beban kalor sensibel dan kalor laten. Kalor sensibel

adalah kalor/panas ynag menyebabkan atau menemani perubahan

temperatur dari sebuah subtansi. Kalor laten adalah kalor/panas yang

menyebabkan atau menyertai perubahan fase dari sebuah subtansi.

Besarnya kalor laten adalah :

(jumlah air yang menguap, kg/jam) x 597,3 (kcal/kg) (3.3)

5. Kipas Udara dan Blower

a. Klasifikasi Kipas Udara dan Blower

Blower dan kipas udara dalam berbagai jenis dan ukuran serta

karakteristiknya bisa dimanfaatkan untuk beberapa keperluan. Dari

kondisi ini, maka ada penggolongan jenis kipas udara dan blower antara

lain jenis blower dan kipas udara berdasarkan tekanan udara yaitu :

(Arismunandar, 1991)

1) Kipas udara listrik, dimanfaatkan untuk memasukkan udara atmosfir;

boleh dikatakan tak ada kenaikan tekanan ( 0 mm H20).

2) Kipas udara, dimanfaatkan untuk memasukkan udara atmosfir;

kenaikan tekanan udara biasanya dibawah 1000 mm H2O.

Page 41: SKRIPSI FUAD

26

3) Blower, diguanakan untuk memasukkan udara atmosfir; kenaikan

tekanan 1000 H2O atau lebih besar.

b. Karakteristik Kipas Udara

1) Tekanan

Tekanan yang ditimbulkan oleh kipas udara ada dua jenis yaitu

berupa tekanan statik yang dimanfaatkan untuk mengatasi tahanan

aliran melalui saluran. Selain tekanan statik, ada tekanan dinamik

untuk memberikan kecepatan pada udara. Berikut ini ilustrasi

pengukuran tekanan statik dan dinamik pada sebuah pipa

(Arismunandar, 1991):

Gambar 2.3 Tekanan udara dan pengukuran

Dari Gambar 2.3, nilai tekanan total, tekanan statik maupun

tekanan dinamik dapat dihitung sebagai berikut:

a) Tekanan total (mm H2O)

= tekanan statik (mm H2O) +tekanan dinamik (mm H2O) (3.4)

b) Tekanan dinamik (mm H2O)

Page 42: SKRIPSI FUAD

27

=)]m/s(9,8grafitasiakselerasi2[

)kg/mudara,Spesifi(m/s)Kec.udara,(2

32

xGrafitasix

=4,03

m/s),(Kec.udara 2

(3.5)

2) Daya yang diperlukan kipas udara

Nilai daya teoritik (daya udara) yang diperlukan untuk

mengalirkan udara sebagnyak Q m3/ menit, dengan tekanan total Pt

mm H20 adalah :

(Daya udara, kW) =6120

OHmmPmenit x/m 2t3Q

(3.6)

Apabila efisiensi udara adalah , maka :

(Daya motor penggerak, kW)=η6120

OHmmPmenit x/m 2t3Q

(3.7)

c. Karakteristik Kipas Udara dan Tahanan Saluran

Grafik 2.4 Karakteristik kipas udara dan tahanan dalam saluran

Page 43: SKRIPSI FUAD

28

Beberapa kondisi yang sering terjadi di lapangan, dan bisa dijelaskan

berdasarkan diagram karakteristik di atas antara lain seperti berikut :

1) Jika katup saluran diubah, maka titik keseimbangan sistem

saluran/kipas udara akan berpindah dari titik A ke titik B, sehingga

volume aliran udara berubah dari titik rancangan Q1 ke Q2.

2) Dari kondisi di atas yaitu terjadinya kenaikan volume, maka hal ini

akan diikuti dengan kenaikan daya poros (kW) dari N1 ke N2. Namun

kondisi kenaikan daya sebagai akibat perubahan kondisi kerja ini

menyebabkan motor menjadi panas dan solusi untuk mengatasi ini

adalah dengan menggunakan motor listrik dengan daya nominal satu

tinggkat lebih tinggi.

3) Jika volume aliran Q2 dalam grafik tersebut, diperoleh dengan

mengatur damper, maka kipas udara harus bekerja pada putaran lebih

tinggi dari pada yang normal. Sehingga hal ini berakibat daya poros

bertambah besar, pemakaian daya listrik makin besar selain dari pada

itu suara yang timbul juga semakin besar.

4) Jika tahanan aliran jauh lebih besar daripada titik rancangannya,

misalnya hal ini karena ada kesalahan perancangan saluran atau

penutup damper terlalu rapat, maka keseimbangan sitem saluran/kipas

udara berpindah dari titik A ke titik C dan volume aliran tetap di Q1,

maka putaran poros harus dinaikkan dari n1 ke n3 untuk memperoleh

Page 44: SKRIPSI FUAD

29

titik operasi E. Hal ini berakibat daya poros naik dan bunyi semakin

keras.

d. Hukum Kipas Udara

Karakteristik kipas udara tergantung pada putarannya. Hukum kipas

udara antara lain :

1) Volume aliran udara sebanding putaran kipas

Q2 = Q1 x1

2

nn

(3.8)

2) Tekanan udara (total, statik dan dinamik) sebanding dengan kuadrat

putaran kipas udara.

P2 = P1 x2

1

2

nn

(3.9)

3) Daya poros sebanding dengan pangkat tiga putaran kipas udara

N2 = N1 x3

1

2

nn

(3.10)

4) Apabila putaran kipas udara dan volume aliran udara adalah sebuah

konstata, maka tekanan daya sebanding dengan massa jenis udara.

P2 = P1 x

1

2

ρρ

(3.11)

N2 = N1 x

1

2

ρρ

(3.12)

Page 45: SKRIPSI FUAD

30

Keterangan:

P1 = tekanan udara sebelum terjadi perubahan, mm H20

Q1 = volume aliran udara sebelum terjadi perubahan, m3/menit

n1 = putaran poros sebelum terjadi perubanan, rpm

N1 = daya poros sebelum ada perubahan, kW

1 = massa jenis udara sebelum ada perubahan, kg/m3

P2 = tekanan udara setelah terjadi perubahan, mm H20

Q2 = volume aliran udara setelah terjadi perubahan, m3/menit

n2 = putaran poros setelah terjadi perubanan, rpm

N2 = daya poros setelah ada perubahan, kW

2 = massa jenis udara setelah ada perubahan, kg/m3

6. Koil Pendingin FCU

a Kapasitas pendinginan

Jumlah kalor yang diserap oleh refrigeran dari fluda yang hendak

didinginkan, dapat dirumuskan sebagai:

Q = K.A. tm (3.13)

keterangan:

Q = jumlah kalor yang diserap oleh refrigeran (kcal/jam)

K = koefisien perpindahan kalor (kcal/m2.jamoC)

N A= luas bidang perpindahan kalor (m2)

tm= perbedaan temperatur rata-rata

Page 46: SKRIPSI FUAD

31

b Koil pendinginan udara

Koil pendinginan udara merupakan salah satu jenis dari evaporator.

Tipe ini banyak dipakai untuk mendinginkan udara pada penyegar udara.

Tipe ini koil pipa bersirip pada bagian luarnya. Ada dua jenis koil dengan

pendinginan udara yaitu expansi langsung dan expansi tidak langsung.

Pada jenis expansi langsung, refrigeran diuapkan secara langsung di

dalam evaporator, sedangkan pada jenis expansi tidak langsung udara

didinginkan oleh refrigerant sekunder seperti air atau larutan garam yang

mengalir dalam pipa tersebut. Manfaat dari sirip-sirip yang dipasang pada

sisi luar pipa adalah untuk memperluas bidang perpindahan kalor yang

berhubungan dengan udara.

7. Pompa

Pompa adalah mesin yang berfungsi mengalirkan fluida melalui pipa dari

satu tempat ke tempat lain. Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah

fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu dan tinggi energi angkat. Faktor

tersebut terakhir menyatakan kemampuan pompa untuk menaikan fluida dari

tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi, serta untuk mengatasi

tahanan aliran dalam pipa. (Arismunandar, 1991).

a. Prestasi Pompa

1) Grafik karakteristik pompa

Pada putaran pompa tertentu, tinggi angkat total akan berubah jika

tahanan pada pipa keluar diubah misalnya dengan cara membuka dan

Page 47: SKRIPSI FUAD

32

menutup katup. Laju aliran fluida, daya poros dan efisiensi pompa

akan berubah sesuai dengan perubahan putaran pompa.

Grafik karakteristik pompa yang menunjukkan saling

ketergantungannya parameter putaran poros pompa, laju aliran fluida,

tinggi angkat total, daya poros dan efisiensi ditunjukkan pada gambar

2.5. (Arismunandar, 1991).

Gambar 2.5 Karakteristik pompa sentrifugal

Biasanya grafik eisiensi pompa merupakan garis cembung dan

mencapai maksimum pada suatu laju aliran tertentu. Harga tersebut

disebut titik efisiensi maksimum. Bagian pada grafik di sekitar titik

tersebut boleh dikatakan datar dan menunjukkan daerah operasi yang

seharusnya banyak digunakan.

2) Daya pompa yang diperlukan

Daya teoritik yang diperlukan untuk memompa air dengan laju

aliran tertentu untuk mencapai ketinggian tertentu, dinamai daya air

yang besarnya dinyatakan sebagai :

P

n H

Volume Aliran Udara

ηH : Tinggi energi (head)

: EfisiensiP : Daya Porosn : kecepatan putar poros

Page 48: SKRIPSI FUAD

33

pompaEfisiensikW)air,(Daya

(Daya air, kW) = 0,163 x (grafitasi spesifik air)x(laju aliran,

m3/menit) + (tinggi angkat total) (3.13)

Sedangkan daya penggerak pompa haruslah lebih besar dari daya air.

Daya tersebut pertama dinamai daya poros,

(Daya poros, kW) = (3.14)

Dalam persamaan di atas efisiensi pompa tergantung dari jenis

pompa dan ukuran, laju aliran dan kecepatan putar poros pompa.

Dalam menentukan daya nominal dari mesin penggerak

pompa, hendaknya diingat bahwa dalam keadaan bekerja, pompa

sering menghasilkan tinggi angkat yang lebih rendah dari pada harga

yang dirancang, sehingga akan menghasilkan laju aliran yang lebih

besar atupun menyebabkan pembebanan lebih besar pada motor listrik

penggeraknya. Oleh karena itu daya motor listrik harus ditetapkan

berdasarkan perhitungan laju aliran 20% sampai 30% lebih tinggi.

(Arismunandar, 1991).

3) Kecepatan putar poros versus laju aliran, tinggi angkat total dan daya

poros (Hukum Proporsional)

Dengan beberapa harga putaran poros pompa (dalam daerah ±

20%), tinggi angkat dan laju aliran air, daya poros dan efisiensi dapat

dinyatakan sebagai fungsi dari putaran poros, seperti terlihat paa

Gambar 2.7 (Arismunandar, 1991).

Page 49: SKRIPSI FUAD

34

Gambar 2.6 Karakteristik pompa pada beberapa kecepatan putar poros

KecepatanPutar poros

Laju aliranair

Tinggiangkat Daya poros Effisiensi

n Q H Nn’ Q’ H’ N’ ’Hukum Proporsional :

Q’ =2

'

nn .Q (3.15)

H’ =2'

nn .H (3.16)

N’ =3

'

nn N (3.17)

’ ≈ (3.18)

b. Pemilihan Pompa

Dalam pemilihan pompa, data prestasi pompa yang paling diperlukan

adalah perbedaan tekanan yang dapat dicapai pada berbagai laju alir. Yang

H’

P’

P

n

H

Volume Aliran Udara

η

H : Tinggi energi : Efisiensi

P : Daya Porosn : kecepatan putar poros

Page 50: SKRIPSI FUAD

35

tidak kalah pentingnya adalah data tentang daya yang dibutuhkan pada

kondisi yang direncanakan, dan pada kondisi kerja lainnya.

Prestasi pompa harus dipertimbangkan apabila akan disambung

dengan jaringan perpipaan yang akan dilayani. Kombinasi karakteristik

pompa dan pipa dapat ditemukan pada grafik tekanan versus laju air,

seperti Gambar 2.8, sedangkan kurva pompa yang dipakai memiliki

bentuk seperti pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Prestasi Pompa sentrifugal

Gambar 2.8 Kombinasi karakteristik pompa dan pipa

TitikKeseimbangan

Pipa ditrotel

Pipa tidak ditrotel

Pompa

Perb

edaa

n Te

kana

n (k

Pa)

Daya Poros

Page 51: SKRIPSI FUAD

36

Perbedaan tekanan yang terbentuk pada pipa naik setara dengan

kuadrat laju alir. Perpotongan karakteristik pipa dengan pompa pada

Gambar 2.8 disebut sebagai titik keseimbangan, karena laju air dan

perbedaan tekanan antara kedua komponen mememenuhi syarat.

8. Kompresor

Kompresor adalah alat yang digunakan untuk memindahkan fluida

kompresibel dari satu tempat ke tempat lain dengan beda tekanan, dimana

energi mekanik motor penggerak berubah menjadi energi fluida berupa

tekanan. (Arismunandar, 1991).

Dalam pengoperasian kompresor perlu dipertimbangan terhadap

operasinya agar kompresor tersebut dapat beroperasi sesuai dengan keinginan.

Dalam pengoperasiannya perlu dipertimbangkan bebera hal antara lain

kondisi operasi setiap kompresor dan sifat-sifat udara; gas atau gas campuran

yang dikompresikan.

a. Klasifikasi Kompresor

Kompresor dapat dibagi dalam dua jenis utama yaitu: (Arismunandar,

1991)

1) Kompresor positif dengan gas diisap masuk ke dalam silinder dan

dikompresikan.

2) Kompresor non-positif dengan gas diisap masuk dipercepat alirannya

oleh sebuah impeler yang kemudian mengubah energi kinetik untuk

menaikkan tekanan.

Page 52: SKRIPSI FUAD

37

Selain dari klasifikasi utama di atas, terdapat juga pengklasifikasian

kompresor yang lain, diantaranya :

1) Penggolongan berdasarkan metode kompresi

Metode kompresi positif

a) Kompresor torak, bolak-balik kerja tunggal dan kerja ganda

b) Kompresor torak tingakat ganda, bolak-balik

c) Kompresor putar

d) Kompresor sekrup

Metode kompresi sentrifugal

a) Kompresor sentrifugal satu tingkat

b) Kompresor sentrifugal tingkat ganda

2) Penggolongan menurut kecepatan putar

a) Jenis kecepatan rendah

b) Jenis kecepatan tinggi

3) Penggolongan menurut bentuk

a) Jenis vertikal

b) Jenis Horisontal

c) Jenis silinder banyak (jenis-V, jenis-W, jenis-VV)

4) Penggolongan menurut gas refrigeran

a) Kompresor ammonia

b) Kompresor freon

c) Kompresor CO2

Page 53: SKRIPSI FUAD

38

5) Penggolongan menurut konstruksi

a) Jenis terbuka

b) Jenis semi hermetik

c) Jenis hermetik

b. Kapasitas kompresor

Kapasitas refrigerasi dari sebuah mesin refrigerasi tergantung pada

kemampuan kompresor memenuhi jumlah gas refrigeran yang perlu

disirkulasikan.

Kapasitas kompresor dinyatakan dengan volume gas yang diisap

persatuan waktu (m3/jam).

1) Untuk kompresor torak, secara teoritis kapasitas kompresor dapat

dinyatakan sebagai :

V =4λ D2.L.z.n.60 (m3/jam) (3.15)

keterangan :

D = diameter silinder (m)

L = panjang langkah torak (m)

z = jumlah silinder

n = jumlah putaran poros per menit (menit -1)

2) Untuk kompresor putar (positif), kapasitas kompresor dapat

dinyatakan sebagai:

Page 54: SKRIPSI FUAD

39

V =4λ .(D-d)2.t.z.n.60 (m3/jam) (3.16)

keterangan :

D = diameter – dalam dari silinder rumah (m)

d = diameter – luar dari silinder rotor (torak putar) (m)

t = tebal silinder (m)

z = jumlah silinder

n = jumlah putaran poros per menit (menit -1)

c. Daya teoritik yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor

Daya yang diberikan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

berikut ini :

N =

vV

860)i-(i sd (kW) (3.17)

keterangan :

N = daya yang diperlukan kompresor (kW)

V = volume gas yang dipindahkan kompresor (m3/jam)

v = volume spesifik gas (m3/jam)

vV = G = berat gas yang dioperasikan (kg/jam) (3.18)

i = entalfi gas (kcal/kg)

sedangkan subskrip d dan s berturut-turut menyatakan kondisi gas pada

seksi keluar dan masuk kompresor.

Page 55: SKRIPSI FUAD

40

Jika daya tersebut di atas merupakan daya kompresi isentropic atau

entropi konstan, maka daya motor listrik penggerak kompresor yang

diperlukan adalah:

N’ =mc

Nηη .

(3.19)

keterangan :

N’ = daya motor penggerak kompresor (kW)

N = daya kompresor isentropik (kW)

c = efisiensi kompresi

m = efisiensi mekanik

Namun dalam aplikasinya lebih baik digunakan daya motor penggerak

kompresor 10 % lebih tinggi dari pada N, untuk mengatasi kenaikan beban

karena terjadinya perubahan kondisi operasi, dan supaya dapat

memberikan momen putar yang tertinggi pada waktu start.

(Arismunandar, 1991).

d. Prestasi kompresor

Karakteristik kompresor diberikan oleh pabrik pembuatnya, sesuai

dengan penelitian dan hasil pengujian yang telah dilakukan. Dari data

yang diperoleh itu, dapat diperkirakan karakterisik kompresor lainnya

yang sejenis, tetapi dengan jumlah silinder dan kecepatan putar yang

berbeda.

Page 56: SKRIPSI FUAD

41

9. Sirkulasi (Rangkaian) Freon (Refrigerant)

a. Prinsip transmisi panas pada rangkaian freon adalah :

Cairan refrigerant dingin mengalir melalui coil evaporator dan

mengabsorbsi panas dari udara yang melewati coil, sehingga timbul

proses penguapan (evaporasi) dari cairan menjadi gas freon tanpa

merubah temperatur freon (latent heat). Gas freon dialirkan ke

kompresor agar mendapatkan freon tekanan tinggi, sehingga

temperatur gas freon juga menjadi tinggi. Gas freon bertekanan dan

bertemperatur tinggi dialirkan melalui condensor. (Pedoman Efisiensi

Energi untuk Industri di Asia)

b. Komponen-komponen penting yang dilalui sirkulasi freon

1) Cooling Coil (evaporator)

Berfungsi sebagai transmisi panas device. Udara panas yang

mengalir melalui permukaan pipa refrigerat dingin, sehingga terjadi

transmisi panas dari udara panas ke cairan freon melaui permukaan

cooling coil.

2) Compressor (kompresor)

Berfungsi mengalirkan refrigerant dari cooling coil ke condensor

serta untuk meninggikan tekanan refrigerant.Ada dua proses dalam

kompresor, yaitu :

a) Suction (langkah isap) : pengisapan refrigerant dari cooling coil

Page 57: SKRIPSI FUAD

42

oleh kompresor, sehingga tekanan refrigerant pada cooling coil

tetap rendah. Hal ini memungkinkan proses penguapan refrigerant

pada temperatur rendah.

b) Discharge (langkah kompresi) : penekanan uap refrigerant oleh

kondensor menyebabkan tekanan uap refrigerant menjadi makin

tinggi, sehingga temperatur uap refrigerant juga makin tinggi.

3) Condensor (kondensor)

Berfungsi untuk menghilangkan panas refrigerant yang diabsorbsi

pada cooling dan mengembangkan uap refrigerant menjadi phase cair.

Proses pemindahan panas dan proses kondensasi dapat dilakukan

dengan beberapa cara :

a) Proses pendinginan dengan air (water cooled condensed)

Uap refrigerant dialirkan melaui coil berisi air dingin. Panas dari

uap freon ditransmisikan ke dalam cairan air melalui coil.

b) Proses pendinginan dengan udara (air cooled condenser)

Uap freon melalui coil, dan udara dingin dialirkan oleh fan. Panas

dari uap freon yang ditransmisikan ke udara dingin melalui

refrigerant menuju condensor berupa uap panas, kemudian keluar

dalam bentuk cairan refrigerant yang panas

4) Expantion Value (katup ekspansi)

Berfungsi untuk menurunkan tekanan cairan refrigerant.

Page 58: SKRIPSI FUAD

43

Gambar 2.9 Diagram sirkulasi freon

Page 59: SKRIPSI FUAD

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 1 Mei 2007 sampai 8 Mei 2007

dengan mengambil tempat di Hotel Santika Premiere Semarang.

3.2 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explorasi

dan studi literatur dan dilakukan konservasi energi. Konservasi energi adalah

peningkatan efisiensi energi yang digunakan atau proses penghematan energi.

Dalam proses ini meliputi adanya audit energi yaitu suatu metode untuk

mengitung tingkat konsumsi energi suatu gedung atau bangunan, yang mana

hasilnya nanti akan dibandingkan dengan standar yang ada untuk kemudian

dicari solusi penghematan konsumsi energi jika tingkat konsumsi energinya

melebihi standar baku yang ada.

3.3 Variable Penelitian

Variabel penelitian meliputi jumlah pemakaian energi berdasarkan audit

energi awal dan audit energi rinci serta peluang penghematan berdasarkan

kondisi di lapangan. Pada audit energi awal akan dihitung besarnya Intensitas

Konsumsi Energi (IKE) tiap satuan luas yang dikondisikan (net area) sesuai

pemakaian berdasarkan data historis hotel. Pada audit energi rinci akan

dihitung IKE berdasarkan observasi penggunaan energi listrik secara detail

Page 60: SKRIPSI FUAD

45

dengan berbagai peralatan yang mengkonsumsi energi listrik dan waktu

penggunaannya.

3.4 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk menghitung pemakaian energi di Hotel Santika

Premiere adalah digital clamp meter, kWH meter. Sedangkan untuk

mengetahui kondisi sistem pengkondisian udara menggunakan alat ukur

anemomete, tachometer, higrometer, digital clamp meter, volt meter. Bahan

yang digunakan adalah Axton 10 yaitu chemical yang berfungsi untuk

membersihkan kotoran pada kisi-kisi evaporator.

3.5 Jalannya Penelitian

Sebagaimana yang disarankan Departemen Pertambangan dan Energi,

audit energi pada bangunan gedung pada intinya terdiri dari dua bagian, yaitu :

audit energi awal dan audit energi rinci. Pelaksanaan audit awal dan audit rinci

adalah sebagai berikut :

A. Audit Energi Awal

Kegiatan audit energi awal meliputi: Pengumpulan data energi

bangunan dengan data-data historis yang tersedia dan tidak memerlukan

pengukuran.

Data-data yang diperlukan pada audit energi awal meliputi :

a. Dokumentasi bangunan

1) Denah bangunan seluruh lantai

2) Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai

Page 61: SKRIPSI FUAD

46

3) Diagram garis tunggal listrik, lengkap dengan penjelasan

penggunaan daya listriknya dan besarnya sambungan daya dari

PLN serta besarnya daya listrik cadangan dari Diesel

Generating Set (Genset).

b. Pembayaran rekening listrik bulanan bangunan gedung selama satu

tahun terakhir dan rekening pembelian bahan bakar minyak (bbm).

c. Tingkat hunian bangunan (occupancy rate).

Menghitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) gedung.

Berdasarkan data bangunan dan data energi seperti disebutkan di

atas dapat dihitung:

a. Rincian luas bangunan dan luas total bangunan (m2).

b. Daya listrik total yang dibutuhkan

c. Daya listrik terpasang per m2 luas lantai untuk keseluruhan

bangunan.

d. Intensitas Konsumsi Energi bangunan

e. Biaya pemakaian energi bangunan

Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik merupakan istilah yang

digunakan untuk mengetahui besarnya pemakaian energi pada suatu sistem

(bangunan). Namun energi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah energi

listrik. Pada hakekatnya Intensitas Konsumsi Energi ini adalah hasil bagi

antara konsumsi energi total selama periode tertentu (satu tahun) dengan

luasan bangunan. Satuan IKE adalah kWH/m2 per tahun.

Page 62: SKRIPSI FUAD

47

Dan pemakaian IKE ini telah ditetapkan di berbagai negara antara lain

ASEAN dan APEC.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh ASEAN-USAID pada

tahun 1987 yang laporannya baru dikeluarkan tahun 1992, target besarnya

Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik untuk Indonesia adalah sebagai

berikut : (Direktorat Pengembangan Energi)

a. IKE untuk perkantoran (komersil) : 240 kWH/m2 per tahun

b. IKE untuk pusat belanja : 330 kWH/ m2 per tahun

c. IKE untuk hotel / apartemen : 300 kWH/ m2 per tahun

d. IKE untuk rumah sakit : 380 kWH/ m2 per tahun

Dalam menghitung IKE listrik pada bangunan gedung, ada beberapa

istilah yang digunakan, antara lain :

a. IKE listrik per satuan luas kotor (gross) gedung.

b. Luas kotor (gross) = Luas total gedung yang dikondisikan (berAC)

ditambah dengan luas gedung yang tidak dikondisikan.

c. IKE listrik per satuan luas total gedung yang dikondisikan (net).

d. IKE listrik per satuan luas ruang dari gedung yang disewakan (net

product).

Istilah-istilah tersebut di atas dimaksudkan sebagai alat pembanding

besarnya IKE antara suatu luasan dalam bangunan terhadap luasan lain.

Dan besarnya target IKE di atas merupakan nilai IKE listrik per satuan

luas bangunan gedung yang dikondisikan (net).

Page 63: SKRIPSI FUAD

48

Gambar 3.1 Bagan alur proses audit energi bangunan

Page 64: SKRIPSI FUAD

49

B. Audit Energi Rinci

Audit energi rinci dilakukan apabila nilai IKE bangunan lebih besar

dari target nilai IKE standar.

Rekomendasi yang disampaikan oleh Tim Hemat Energi (THE) yang

dibentuk oleh pemilik/pengengola bangunan gedung dilaksanakan sampai

diperolehnya nilai IKE sama atau lebih kecil dari target nilai IKE standar

untuk perhotelan di Indonesia dan selalu diupayakan untuk dipertahankan

atau diusahakan lebih rendah di masa mendatang. Dan kegiatan audit

energi rinci ini meliputi:

1. Penelitian dan pengukuran konsumsi energi

a. Penelitian energi

1) Audit energi rinci perlu dilakukan bila audit energi awal

memberikan gambaran nilai IKE listrik lebih dari nilai standar

yang ditentukan.

2) Audit energi rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil

penggunaan energi pada bangunan, sehingga dapat diketahui

peralatan penggunaan energi apa saja yang pemakaian

energinya cukup besar.

3) Contoh profil penggunaan energi pada bangunan hasil

penelitian yang dilakukan oleh pemerintah ditunjukkan pada

tabel 3.1 untuk peralatan perkantoran tabel 3.2 untuk

hotel/apartemen dan tabel 3.3 untuk rumah sakit.

Page 65: SKRIPSI FUAD

50

4) Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian energi adalah

mengumpulkan dan meneliti sejumlah masukan yang dapat

mempengaruhi besarnya kebutuhan energi bangunan dan dari

hasil penelitian dan pengukuran energi dibuat profil

penggunaan energi bangunan.

Tabel 3.1 Profil penggunaan energi untuk peralatan kantor

Jenis Peralatan Penggunaan Energi (%)

Air conditioning 66

Pencahayaan 17.4

Lift 3.0

Pompa air 4.9

Lain-lain 8.7

TOTAL 100

Tabel 3.2 Profil penggunaan energi untuk peralatan hotel/apartement

Jenis Peralatan Penggunaan Energi (%)

Air conditioning 48.50

Pencahayaan 16.97

Lift 8.05

Cleaning and laundry 5.32

Utilitas 18.67

Lain-lain 2.49

TOTAL 100

Page 66: SKRIPSI FUAD

51

Tabel 3.3 Profil penggunaan energi untuk peralatan rumah sakit

Jenis Peralatan Penggunaan Energi (%)

Air conditioning 56.60

Pencahayaan 18.99

Lift 3.46

Fasilitas medis 11.62

Utilitas 3.82

Lain-lain 5.51

TOTAL 100

b. Pengukuran energi

Pengukuran yang dilakukan adalah dengan mengukur pemakaian

energi tiap unit peralatan yang bekerja di Hotel Santika Premiere

Semarang.

2. Mengenali kemungkinan Peluang Hemat Energi (PHE)

Hasil pengukuran selanjutnya ditindaklanjuti dengan perhitungan

besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan penyusunan profil

penggunaan energi bangunan.

Besarnya IKE hasil perhitungan dibandingkan dengan IKE standar

atau target IKE. Apabila hasilnya ternyata sama atau kurang dari target

IKE, maka kegiatan audit energi rinci dapat dihentikan atau bila diteruskan

dengan harapan dapat diperoleh IKE yang lebih rendah lagi. Namun

sebaliknya jika hasilnya lebih besar dari target IKE berarti ada peluang

untuk melanjutkan proses audit energi rinci berikutnya guna memperoleh

penghematan energi.

Page 67: SKRIPSI FUAD

52

3. Analisis Peluang Hemat Energi (PHE)

Apabila peluang hemat energi ini telah dikenali sebelumnya, maka

perlu ditindak lanjuti dengan analisis peluang hemat energi, yaitu dengan

cara membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang

harus dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang

direkomendasikan.

Penghematan energi pada bangunan gedung tidak dapat diperoleh

begitu saja dengan cara mengurangi kenyamanan penghuni ataupun

produktivitas di lingkunan kerja. Analisis peluang hemat energi dilakukan

dengan usaha-usaha:

a. Mengurangi sekecil mungkin pemakaian energi (mengurangi kW dan

jam operasi).

b. Memperbaiki kinerja peralatan

c. Penggunaan sumber energi yang murah.

4. Laporan dan rekomendasi :

a. Laporan

Laporan audit energi terdiri dari bagian-bagian berikut :

1) Ringkasan

Ringkasan ini berisi tentang :

a) Uraian pekerjaan yang dilakukan

b) Langkah-langkah yang direkomendasikan yang telah diteliti

dengan baik dari segi teknis maupun ekonomis.

Page 68: SKRIPSI FUAD

53

c) Langkah-langkah yang kelihatan menguntungkan tetapi perlu

penelitian lebih lanjut.

d) Rencana-rencana implementasi yang direkomendasikan.

2) Latar belakang

Bagian-bagian ini merupakan faktor penting yang terkait

dengan audit energi yang dikerjakan dan direkomendasikan yang

akan diterapkan.

3) Manajemen energi

Pandangan umum tentang energi kaitannya dengan kegiatan

manajemen dan tingkat kesadaran tentang energi.

4) Pelaksanaan audit energi

Mengindikasikan catatan-catatan penggunaan energi apa saja

yang ada dan bagaimana kinerja peralatan energi di bangunan

dipantau.

5) Pemanfaatan energi

Mencangkup performansi penggunaan energi neraca energi dan

biaya energi.

b. Rekomendasi

Rekomendasi yang akan diajukan mencangkup masalah-masalah

sebagai berikut : (Direktorat Pengembangan Energi)

1) Manajemen energi

Yaitu di dalamnya termasuk :

a) Program manajemen yang telah diperbaiki.

Page 69: SKRIPSI FUAD

54

b) Implementasi audit energi yang lebih baik.

c) Cara meningkatkan kesadaran penghematan energi.

2) Pemanfaatan energi

Yaitu di dalamnya terdapat :

a) Langkah-langkah perbaikan efisiensi penggunaan energi tanpa

biaya, misalnya merubah prosedur pengoperasian.

b) Langkah-langkah perbaikan dengan biaya yang rendah.

c) Langkah-langkah dengan investasi kecil.

d) Langkah-langkah dengan investasi besar.

Page 70: SKRIPSI FUAD

55

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Audit Energi Awal

A. Pendahuluan

Dalam perhitungan audit energi awal ini, akan dicari nilai IKE (Intensitas

Konsumsi Energi) pada hotel Graha Santika Semarang, dengan memanfaatkan

data historis energi (data yang diperoleh tanpa hasil pengukuran) serta data-

data bangunan yang telah tersedia luasan area kotor serta luasan area hotel

yang dikondisikan. Dalam analisisnya, akan ditampilkan gambaran siklus

pemanfaatan energi yang terjadi pada Hotel Santika Premiere Semarang.

Selain itu, juga akan dianalis apakah IKE pada Hotel Santika Premiere

Semarang telah sesuai dengan target atau standar IKE untuk perhotelan di

Indonesia. Apabila standar IKE maka pelaksanaan audit energi akan

dilanjutkna ke tahap selanjutnya yaitu audit energi rinci.

B. Denah Tanpak Gedung dan Jaringan Gedung

Denah gedung secara detail bisa dilihat di lampiran. Untuk luasan area

Hotel Santika Premiere Semarang, memiliki luas tanah tempat usaha 1.000 m2

dan komposisi luas bangunan Hotel Santika Premiere Semarang sebagai

berikut:

Page 71: SKRIPSI FUAD

56

Tabel 4.1 Komposisi Luas Bangunan Hotel Santika Premiere Semarang

Brutto NetNo Area

Area (m2) Area(conditioned)(m2)

keterangan

1 Lantai Dasar 3.373,02 3.253,01 Non room

2 Lantai Satu 2.195,73 2.195,73 Non room

3 Lantai Dua 910,085 910,085 Non room

4 Lantai Tiga 610,85 610,85 Room

5 Lantai Empat 610,85 610,85 Room

6 Lantai Lima 610,85 610,85 Room

7 Lantai Enam 610,85 610,85 Room

8 Lantai Tujuh 610,85 610,85 Room

9 LantaiDelapan 610,85 610,85 Room

10 LantaiSembilan 751,18 751,18 Room

11 LantaiSepuluh 394,9 394,9 Room

12 Lantai Sebelas 426,06 426,06 Room

13 Lantai duabelas 99,5 - Non room

11.815,57 11.596,07

C. Sistim Distribusi Energi

Energi yang dimanfaatkan oleh Hotel Santika Premiere Semarang antara

lain: listrik, solar, dan LPJ. Dalam rangka kebutuhan energi ini mekanisme

yang dipakai untuk pengadaannya bisa dijelaskan sebagai berikut.

Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik Hotel Santika Premiere

Semarang menggunakan sumber energi listrik yang disuply dari PLN dengan

golongan tarif menengah. Adapun pendistribusian energi listrik pada Hotel

Santika Premiere Semarang adalah sebagai berikut : Suplai listrik dari PLN

yang merupakan listrik tegangan tinggi diturunkan menjadi tegangan

Page 72: SKRIPSI FUAD

57

menengah melalui trafo penurun tegangan (step down trafo) dan masuk ke

MVMDB (Medium Volt Main Distribution Bar).

Setelah dari MVMDB kemudian tegangan diturunkan lagi dengan

trafo penurun tegangan dengan kapasitas 1000 kVA 20 kV/0,4 kV dan trafo

ini berjenis tiga fase lalu diteruskan ke LVMDB (Low Volt Main Distribution

Bar) dan setelah dari LVMDB energi listrik sudah menjadi tegangan rendah

dan siap didistribusikan ke bar-bar/panel di tiap-tiap unit pada Hotel Santika

Premiere Semarang.

Selain disuplai dari PLN kebutuhan energi listrik pada Hotel Santika

Premiere Semarang menggunakan dua generator set (genset) yang memiliki

kapasitas 900 kVA. Setiap genset memiliki kapasitas 450 kVA tipe DKBN

80/450 – 4 TS, dan berjenis 3 phasa dan satu netral. Dan pemanfaatan genset

ini diperlukan hanya dalam keadaan darurat yaitu pada saat listrik PLN

padam. Dan prinsip pengoperasian antara genset dengan suplai listrik dari

PLN dilakukan secara otomatis (automatical switcher) yaitu jika arus listrik

dari PLN yang masuk ke MVMDB lebih kecil atau tidak ada, maka dengan

segera genset akan beroperasi dan sebaliknya jika ada aliran arus listrik dari

PLN, maka genset akan mati. Namun untuk tujuan dan pada kondisi tertentu

pengoperasiannya dapat dilakukan secara manual.

Sedangkan untuk pengadaan solar, hotel melakukan pembelian secara

berkala karena memang pada setiap pembelian selalu dialokasikan untuk

rentang waktu yang cukup lama dalam penggunaan.

Page 73: SKRIPSI FUAD

58

Data Rekening Konsumsi Energi Listrik Hotel Santika Primere Semarang

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

Jan-06 Feb-06 Mar-06 Apr-06 Mei-06 Jun-06 Jul-06 Agust-06 Sep-06 Okt-06 Nop-06 Des-06

Bulan

kWH

LWBP (kWH) WBP (kWH) Total kWh

D. Data Konsumsi Energi

Berikut ini adalah data-data konsumsi energi serta alokasinya di Hotel

Santika Premiere Semarang selama satu tahun : (periode bulan Januari -

Desember 2006).

Tabel 4.2 Data Konsumsi Energi Listrik Tahun 2006

Bulan LWBP(kWH)

WBP(kWH)

TotalkWh

ENERGYCOST

Jan-06 204.000 46.000 250.000 199.018.428

Feb-06 211.000 49.000 260.000 209.840.950

Mar-06 244.000 54.000 298.000 234.441.675

Apr-06 231.000 50.000 281.000 222.420.930

Mei-06 233.000 53.000 286.000 233.096.745

Jun-06 233.000 53.000 286.000 213.850.750

Jul-06 238.000 53.000 291.000 198.911.545

Agust-06 252.480 56.670 309.150 210.184.470

Sep-06 246.420 55.160 301.580 205.220.691

Okt-06 235.470 50.660 286.130 194.897.805

Nop-06 238.180 52.530 290.710 198.381.094

Des-06 251.920 55.520 307.440 209.853.750

Maksimum 252.480 56.670 309.150 234.441.675Minimum 204.000 46.000 250.000 194.897.805

Total 2.818.470 628.540 3.447.010 2.530.118.833Rata-rata 234.873 52.378 287.251 210.843.236

Gambar 4.1 Grafik Pemakaian Energi Listrik Hotel Santika PremiereSemarang

Page 74: SKRIPSI FUAD

59

Grafik Konsumsi Solar di Hotel Santika Primere SemarangPeriode 2006

-

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

Jan-0

6

Mar-06

Mei-06

Jul-0

6

Sep-06

Nop-06

Bulan

Jum

lah

Kon

sum

si (

Rp)

Total Biaya Solar(Rp)

Tabel 4.3 Data Konsumsi Solar (Fuel) tahun 2006

Bulan (Liter)Total BiayaSolar(Rp)

Jan-06 2.887 13.672.635

Feb-06 1.889 8.946.354

Mar-06 2.706 12.817.325

Apr-06 2.249 10.652.344

Mei-06 2.071 9.807.850

Jun-06 2.785,8 14.829.116Jul-06 2.000 10.581.460

Agust-06 2.926 16.984.777

Sep-06 2.285 13.263.881

Okt-06 3.690 21.113.854

Nop-06 2.540 15.498.880Des-06 3.566 16.890.234

Maksimum 3.690 21.113.854

Minimum 1.889 8.946.354

Total 31.594 165.058.710Rata-rata 2.633 13.754.892

Gambar 4.2 Grafik Konsumsi Solar ( Fuel) Hotel Santika Premiere Semarang

Periode 2006

Page 75: SKRIPSI FUAD

60

Konsumsi Air di Hotel Santika Primere SemarangPeriode 2006

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

Jan-06

Mar-06

Mei-

06

Jul-0

6

Sep-06

Nop-06

Bulan

Jum

lah

kons

umsi

(Rp)

Biaya deep well (Rp) Biaya PDAM (Rp)Biaya Air sehat (Rp) Total biaya (Rp)

Untuk konsumsi energi yang berhubungan dengan penyediaan air dapat

dihitung sebagai berikut :

Tabel 4.4 Data Konsumsi air periode 2006

Bulan

Biayadeep well(Rp)

BiayaPDAM(Rp)

Biaya Airsehat (Rp)

Totalbiaya (Rp)

Jan-06 2.443.000 529.040 - 2.972.040

Feb-06 2.521.510 1.314.010 - 3.835.520

Mar-06 - 1.598.470 7.102.500 8.700.970

Apr-06 1.518.500 1.390.120 7.027.500 9.936.120

Mei-06 1.661.500 334.795 4.080.000 6.076.295

Jun-06 1.608.700 512.325 2.950.000 5.071.025Jul-06 - 479.015 6.927.000 7.406.015

Agust-06 1.639.825 499.115 5.750.000 7.888.940

Sep-06 1.604.767 518.212 6.750.000 8.872.979

Okt-06 1.618.417 131.410 5.000.000 6.749.827

Nop-06 1.114.431 - 4.250.000 5.364.431

Des-06 1.389.021 - 4.300.000 5.689.021

Maksimum 2.521.510 1.598.470 7.102.500 9.936.120Minimum 1.114.431 131.410 2.950.000 2.972.040

Total 17.119.671 7.306.512 54.137.000 78.563.183

Rata-rata 1.711.967 730.651 4.511.417 6.546.932

Gambar 4.3 Grafik konsumsi air Hotel Santika Premiere Semarang Periode2006

Page 76: SKRIPSI FUAD

61

E. Data Tingkat Hunian (Occupancy Rate)

Tingkat hunian di Hotel Santika Premiere Semarang dengan hotel yang

lain cukup bervariasi. Namun dari data yang ada dapat ditarik garis besar

bahwa tingkat hunian di hotel sangat dipengaruhi oleh agenda-agenda baik itu

yang ada di hotel maupun maupun agenda hari libur pekanan maupun libur

besar yang ada seperti hari raya, tahun baru atau liburan sekolah.

Dari data occupancy rate tahun 2006 dapat dilihat pada table 4.5 dan dapat

dihitung bahwa rata-rata tingkat hunian di Hotel Santika Premiere Semarang

adalah 67,02 %.

Tabel 4.5 Occupancy rate Hotel Santika Premiere Semarang tahun 2006

BulanOccupancyRate (%)

Jan-06 57,79%

Feb-06 70,70%

Mar-06 64,39%

Apr-06 67,69%

Mei-06 65,30%

Jun-06 64,57%

Jul-06 76,97%

Agust-06 72,24%

Sep-06 67,31%

Okt-06 56,20%

Nop-06 65,89%

Des-06 75,24%

Rata-rata 67,02%

Page 77: SKRIPSI FUAD

62

Occupancy Rate Hotel Santika Primere Semarang tahun2006

0,00%20,00%40,00%60,00%80,00%

100,00%

Jan-0

6

Mar-06

Mei-06

Jul-0

6

Sep-06

Nop-06

Bulan

%

Occupancy Rate (%)

Gambar 4.4 Grafik occupancy rate Hotel Santika Premiere Semarang tahun

2006

F. Data Tingkat Konsumsi Energi

Dari data yang tertera pada tabel 4.2 sampai pada tabel 4.4, bisa dihitung

tingkat konsumsi energi pada masing-masing jenis energi yang terpakai oleh

hotel. Perincian data tersebut dapat dijelaskan seperti berikut:

1. Konsumsi energi listrik

Dari tabel 4.2 langsung dapat dihitung jumlah kWH total yang

dikonsumsi hotel selama tahun 2006 dan juga jumlah total biaya yang

harus dibayar untuk pengadaan energi listrik pada periode tersebut. Total

kWH adalah 3.447.010 kWH dan ini senilai dengan Rp

2.530.118.833,00.

Page 78: SKRIPSI FUAD

63

Biaya pemakaian listrik

a. Tarif WBP (Waktu Beban Puncak) per kWH dari PLN

Harga Rp 954,00 / kWH jam berlaku pukul 17:00 s/d 22:00 WIB (5

Jam)

b. Tarif LWBP (Lewat Waktu Beban Puncak) per kWH dari PLN

Harga 452,00 / kWH, jam berlaku pukul 22:00 s/d 17:00 (19 jam).

Untuk mengetahui nilai tarif rata-rata listrik yang berlaku di Hotel

Santika Premiere adalah sebagai berikut :

WBP = Rp 954,00 / kWH x 5 jam = Rp 4.770,00 jam/kWH

LWBP = 452,00 / kWH x 19 jam = Rp 8.588,00 jam/kWH +

Total = Rp 13.358,00 jam/kWH

Sehingga tarif rata-rata per kWH per jam didapatkan sebesar :

=jam24

jam/kWH13.358,00Rp

= Rp 556,58 / kWH

2. Konsumsi solar

Berdasarikan tabel 4.3, dapat dihitung jumlah solar terpakai dan

jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaanya. Jumlah solar

yang terpakai selama periode 2006 adalah sebanyak 31.594 liter. Biaya

untuk pengadaan solar selama periode tersebut adalah sebesar Rp

165.058.710,00.

Page 79: SKRIPSI FUAD

64

Prosentase Konsumsi Energi pada tiap unitdi Hotel Santika Primere tahun 2006

91,22

5,95 2,83

Listrik Solar Air

3. Konsumsi air

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui berapa besar penggunaan air di

Hotel Santika Premiere Semarang selama tahun 2006. Untuk

pengorerasian deep well sebesar Rp 17.119.671,00, Biaya PDAM sebesar

Rp 7.306.512,00, biaya air sehat sebesar Rp 54.137.000,00.

Tabel 4.6 Prosentase pemakaian energi di Hotel Santika Premiere

Semarang tahun 2006

Energi Total Rp/tahun PersenListrik 2.530.118.833 91%Solar 165.058.710 6%Air 78.563.183 3%Total 2.773.740.726 100%

Gambar 4.5 Grafik prosentasi pemakaian energi di Hotel Santika Premiere

Semarang tahun 2006

Jika dilakukan analisis dari diagram pemakaian energi di Hotel Santika

Premiere Semarang dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya konsumsi energi

terutama energi listrik cukup besar yaitu sebesar 91,0 % s/d 91,22 % dan

Page 80: SKRIPSI FUAD

65

menempati posisi pertama dalam biaya pemakaian energi yang ada di Hotel

Santika Premiere Semarang dibandingkan biaya konsumsi energi yang lain.

Oleh karena itu audit energi diutamakan pada audit energi listrik. Maka untuk

pembahasan nantinya audit energi akan diprioritaskan pada energi listrik.

Sehingga penghematan yang didapatkan dari audit energi kali ini akan sangat

signifikan bagi pihak hotel.

G. Menghitung IKE

Dari data konsumsi energi dan data luasan bangunan serta tingkat

occupancy rate di hotel, maka dapat dihitung besarnya Intensitas Konsumsi

Energi (IKE) Hotel Santika Premiere Semarang selama satu tahun dengan

periode bulan Januari s/d Desember 2006. Adapun perhitungannya sebagai

berikut:

IKE =Room)non(AreaRoom)Area xOcc.Rate(

totalkWH+

=6.578,335.237,24) x(0,6702

3.447.010+

= 341,683 kWH / m2 year

Dari perhitungan di atas dapat diperoleh besarnya IKE listrik mula-mula

per satuan luas yang dikondisikan (net area) adalah 341,683 kWH / m2 year.

Sedangkan target IKE per satuan luas yang dikondisikan untuk perhotelan

adalah 300 kWH / m2 tahun. Maka IKE Hotel Santika Premiere Semarang

lebih besar daripada target IKE listrik atau dapat dikatakan pemakaian energi

Page 81: SKRIPSI FUAD

66

listrik di Hotel Santika Premiere Semarang terlalu berlebihan, sehingga perlu

dilakukan audit rinci lebih lanjut. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan besar

IKE akhir yang mendekati atau kurang dari target IKE atau kalaupun lebih

dari target IKE tapi lebih rendah dari mula-mula.

Berdasarkan data hasil audit energi awal di atas, maka untuk proses audit

energi serta melakukan saving cost yang cukup significant maka untuk proses

audit energi rinci akan lebih dititik beratkan pada energi listrik.

4.2 Audit Energi Rinci

Dari hasil perhitungan data historis hotel dapat dilihat bahwa penyumbang

terbesar dalam hal jumlah energi yang dikonsumsi dan berimbas pada

besarnya biaya pengeluaran adalah energi listrik yaitu sebesar 90 %. Energi

listrik untuk pengkondisian udara mencapai 60% dari total konsumsi energi

listrik.

Disamping itu, dari analis audit energi awal, juga diperoleh harga IKE

(Intesnsitas Konsumsi Energi) cukup besar bahkan melebihi target IKE untuk

perhotelan di Indonesia yaitu sebesar 341,683 kWH/ m2 year dari 300

kWH/m2 year. Oleh karena itu pada bab ini akan diukur berapa besar

konsumsi energi listrik sesunguhnya dan diharapkan dari pengukuran ini

dapat mendekati proses yang sebenarnya (mendekati sistem) serta menghitung

besar IKE listrik dari hasil pengukuran yang dilakukan pada Hotel Santika

Premiere Semarang.

Page 82: SKRIPSI FUAD

67

Untuk pengecekan serta penghitungan nilai konsumsi listrik (energi

listrik) yang sebenarnya, digunakan data arus yang diukur pada masing-

masing sub panel. Untuk mengukur arus, digunakan peralatan seperti tang

ampere baik itu digital maupun analog dan pencatat waktu yaitu jam.

Jika hasil dari penghitungan IKE listrik berdasarkan data arus dan kWH

meter terukur pada Hotel Santika Premiere Semarang nantinya masih lebih

besar dari target IKE listrik, maka akan dilakukan usaha-usaha untuk

penghematan energi yang diharapkan akan menurunkan harga IKE listrik pada

Hotel Santika Premiere Semarang. Dan usaha-usaha penghematan yang akan

dilakukan nantinya akan lebih difokuskan pada peralatan yang menggunakan

energi listrik yang sangat besar. Hal ini dimaksudkan agar usaha-usaha yang

dilakukan untuk penghematan energi akan sangat berarti (signifikan) dan

tentunya akan berimplikasi pada penghematan anggaran pengeluaran.

A. Data dan perhitungan

1. Data dan hasil pengukuran

Perhitungan energi listrik dilakukan dengan menggunakan data

berdasarkan pada nilai terukur yang terbaca pada kWH meter di tiap-tiap

unit yang terletak pada ruang kontrol panel (control panel room) dan

melakukan pengukuran langsung menggunakan digital clamp meter di

Hotel Santika Premiere Semarang. Dalam melakukan pengukuran arus

dengan meggunakan digital clamp meter, megalami kesulitan dalam

pengukuran besarnya arus, yang dilakukan pada kWH meter di ruang

Page 83: SKRIPSI FUAD

68

kontrol panel. Kesulitan itu disebapkan karena celah kawat antar fasa pada

tiap unit terlalu kecil. sehingga mempersulit dalam pengukuran arus

dengan tang amper.

Peralatan-peralatan yang disediakan adalah jam tangan dan Digital

Clamp Meter yang berfungsi untuk mengukur arus, sedangkan untuk kWH

cukup dengan melakukan pengamatan langsung. Pengukuran ini dilakukan

pada tanggal 7 Januari 2007 pada pukul 23:00 WIB. Berikut ini adalah

data hasil pengukuran konsumsi energi listrik pada Hotel Santika Premiere

Semarang:

Tabel 4.7 Tabel Hasil Pengukuran Arus Listrik di Hotel Santika

Premiere Semarang

Arus Unit Penerangan(Amper) Arus Unit Tenaga (Amper) MCB UTAMA

Pene- Tena-Lokasi R S T R S T rangan ga

ME 3 6,1 5,8 1,5 3,9 4,6 4,7 40 32ME 4 6,2 5,6 1,9 6,1 6,1 4,8 40 32ME 5 6,1 5,3 1,7 6,8 6,2 4,3 40 32ME 6 6,4 5,4 1 4,5 4,6 4,9 40 32ME 7 4,6 7,8 2,1 5,9 6,7 5,1 40 32ME 8 1,4 0,9 5,9 6,5 4,6 3,5 40 32ME 9 0,7 2,5 0,1 4,6 2,6 3,1 40 32ME 10 1,8 0,9 5,7 6,5 4,6 3,5 32 32ME 11 2,6 8,2 2 12 13,2 15 32 32SDP 105 95 115 160 140 145 300 400Chiller - - - 240 240 240 - 950PompChiler - - - 22,5 22,5 22,5 - 63TotalArus 140,9 137,4 136,9 479,3 455,7 456,4 - -

Page 84: SKRIPSI FUAD

69

Grafik Pengukuran Arus Listrik

050

100150200250300

ME 3ME 4

ME 5ME 6

ME 7ME 8

ME 9

ME 10

ME 11 SDP

Chiller

Pomp.C

hiler

Lokasi

Aru

s (A

) RST

Gambar 4.6 Grafik pengukuran arus listrik di Hotel Santika Premiere Semarang

Tabel 4.8 Tabel Pengukuran kWH meter di Hotel Santika Premiere

Semarang

TanggalNilai TerbacakWH(x1000)

Pemakaian(x1000)

07/01/2007 3477 10,0408/01/2007 3487,04 10,1509/01/2007 3497,19 9,3410/01/2007 3506,53 9,6411/01/2007 3516,17 9,1912/01/2007 3525,36 8,7413/01/2007 3534,1 8,714/01/2007 3542,8 8,9515/01/2007 3551,75 -

rata-rataperhari :

9,34375kWH

2 Perhitungan dan Analisis

Dari data kWH meter diatas apabila diambil nilai rata-rata perhari,

maka akan didapatkan nilai sebesar 9.343,7 kWH/hari . nilai kWH ini

Page 85: SKRIPSI FUAD

70

berada pada bulan Januari 2007 dengan tingkat hunian (occupancy rate)

57,29 % sehingga untuk satu bulan ini kWHnya adalah :

= 9.343,7 kWH x 31 hari

= 289.654,7 kWH

Untuk bulan Februari tingkat huniannya 70,70 % dan bulan-bulan

selanjutnya digunakan metode pendekatan sebagai berikut :

=29,5770,70

x 289.654,7 kWH = 357,45 kWH

Sehingga dapat dihasilkan nilai kWH total sebagai berikut :

Tabel 4.9 Konsumsi energi listrik per bulan Hotel Santika Premiere

Semarang

BulanOccupancyRate (%) kWH

Jan-06 57,79% 292.182,67Feb-06 70,70% 357.454,83Mar-06 64,39% 325.551,86Apr-06 67,69% 342.236,46Mei-06 65,30% 330.152,77Jun-06 64,57% 326.461,93Jul-06 76,97% 389.155,56

Agust-06 72,24% 365.240,98Sep-06 67,31% 340.315,20Okt-06 56,20% 284.143,73

Nop-06 65,89% 333.135,77Des-06 75,24% 380.408,79

Total : 4.066.440,54

Sehingga nilai IKE bisa dihitung yaitu sebesar :

IKE =Room)non(AreaRoom)Area xOcc.Rate(

totalkWH+

Page 86: SKRIPSI FUAD

71

=6.578,335.237,24) x(0,6702

544.066.440,+

= 403,08 kWH / m2 year

Dan untuk besarnya IKE terhadap luas bangunan lainnya dapat

disajikan dalam bentuk tabel yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.10 Besar intensitas konsumsi energi hasil pengukuran di Hotel

Santika Premiere

Jenis Area Luas lantai (m2) kWH /m2 .tahunArea dikondiskan 11.596,07 403,08

Profil penggunaan energi tiap unit dapat dikelompokkan menjadi

beberapa unit yaitu :

a. Unit Tenaga :

1) AC (Air Condiditoner) yang meliputi Chiller, AHU, FCU, AC

Split.

2) Motor-motor listrik : Pompa - pompa, Lift, Mesin Loudry.

3) Sistem Pendingin yang lain yang meliputi: Ice machine, Refree 2

pintu, Under counter 3 pintu, dll.

b. Unit Penerangan

1) Public Area : Penerangan Parkir, lampu taman, lampu-lampu di

lantai dasar, lantai1 dan lantai 2, penerangan di ruang-ruang

meeting seperti di ruang borobudur.

2) Guest Room yang terdiri dari ME3 s/d ME 11

Page 87: SKRIPSI FUAD

72

Klasifikasi Arus Listrik Hotel SantikaPremiere Semarang

11%

32%52%

5%

ME3-11 SDP Chiller Pomp.Chiler

3) Meeting Room : R.Prambanan, R.Mendut, R.Kalasan, R.Sewu,

R.Borobudur.

Tabel 4.11 Profil Pengukuran Arus Listrik di Hotel Santika

Premiere berdasarkan audit rinci

Unit Arus(Amper) %Tenaga 1.391,4 77,03

Penerangan 415 22,97Total 1.806,4 100

Tabel 4.12 Profil Pengukuran Arus Listrik untuk Unit Tenaga

Lokasi Arus(Amper) %ME3-11 158 11,36SDP 445 32,00Chiller 720 51,78Pomp.Chiler 67,5 4,85Total 1.390,5 100,00

Gambar 4.7 Grafik Pengukuran Arus Listrik Hotel Santika Premiere

berdasarkan audit rinci

Dari perhitungan di atas dapat diperoleh besarnya IKE listrik hasil

pengukuran (audit rinci) per satuan luas yang dikondisikan (net area adalah

403,08 kWH/m2 tahun. Dari hasi audit awal diperoleh nilai IKE listrik

persatuan luas yang dikondisikan sebesar 341,683 kWH / m2 year. Disana

Page 88: SKRIPSI FUAD

73

terdapat perbedaan nilai yang cukup jauh, hal ini dimungkinkan karena

beberapa hal:

a. Dalam audit rinci ini, angka kWH energi listrik yang didapat merupakan

hasil pendekatan.

b. Dalam perhitungan yang dilakukan mengabaikan faktor hari-hari biasa

(senin-jumat), hari libur biasa (sabtu-minggu) maupun hari libur

nasional. Dalam perhitungan di atas diasumsikan kondisi tiap hari adalah

sama.

c. Dalam proses di atas, karakteristik pelaku pemakaian energi dari

penghuni hotel diabaikan, dalam artian dengan tingkat occupancy rate

yang sama belum tentu jumlah energi yang dikeluarkan atau

dikonsumsikan juga sama. Hal ini pasti berbeda karena faktor karakter

dan kebutuhan masing-masing penghuni berbeda.

d. Dalam melakukan pendekatan nilai, faktor adanya event atau tidak yang

diadakan secara khusus maupun perayaan yang secara umum dilakukan

oleh hotel diabaikan, sehingga ketika data ini diambil bertepatan dengan

adanya event, maka nilai final hasil pendekatan juga mengasumsikan

selalu ada event.

Gambaran yang bisa diperoleh adalah IKE listrik per satuan luas yang

dikondisikan hasil audit awal audit rinci masih jauh dari standar yang ada

yaitu untuk perhotelan adalah 300 kWH/m2 tahun. Sehingga sangatlah perlu

Page 89: SKRIPSI FUAD

74

dilakukan usaha-usaha penghematan yang diharapkan akan menurunkan

harga IKE listrik yang terdapat pada Hotel Santika Premiere Semarang.

B. Pengenalan Peluang Hemat Energi (PHE)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa penggunaan energi listrik

paling besar adalah terletak di Panel SDP yang mendistribusikan energi ke

lantai satu dan dua yang terdiri dari FCU untuk semua lantai, AHU, AC split,

penerangan dan ruang pompa listrik. Untuk penerangan sebesar 315 A dan

unit tenaga sebesar 445 A. Kontribusi penggunaan energi listrik paling besar

kedua adalah untuk kategori pengukuran arus yang kedua dan terbesar adalah

pengukuran arus listrik di panel Chiller yaitu sebesar 720 Amper. Maka

usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka penghematan energi di Hotel

Santika Premiere Semarang akan diprioritaskan ke katergori AC.

Untuk AC sendiri terbagi dalam tiga komponen utama yaitu :

a. Chiller (3 buah)

b. AHU (2 buah dengan daya fan berfariasi)

c. FCU (153 buah dengan daya fan berfariasi)

Chiller merupakan unit yang bertugas untuk menghasilkan air dingin yang

nantinya akan disalurkan ke AHU dan FCU sebagai media pendingin dari

udara (unit pembangkit). AHU dan FCU sendiri merupakan unit yang

langsung berperan untuk mensirkulasikan udara dan juga sekaligus

mengkondisikan udara dalam ruang dimana ia bekerja (unit pelaksana).

Page 90: SKRIPSI FUAD

75

Komposisi Nilai dari AHU, FCU dan Chiller padaAC Hotel Santika Premiere Semarang

90%

3% 7% Chiller

AHU

FCU

Untuk kondisi kerja dari masing-masing unit tersebut di atas bisa

digambarkan seperti berikut ini:

Tabel 4.13 Profil pengukuran arus listrik untuk sistem pendingin udara

Hotel Santika premiere.

Arus(Amper) %Chiller 739,5 89,80AHU 24 2,91FCU 60 7,29Total 823,5 100,00

Gambar 4.8 Grafik komposisi nilai dari AHU, FCU, dan Chiller sebagai

komponen AC

Dari data di atas bisa dilihat bahwa chiller merupakan komponen yang

menyerap energi listrik terbesar. Namun hal ini akan difokuskan untuk

mencari peluang penghematan konsumsi energi dimulai dari komponen AHU

dan FCU, walaupun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa peluang

penghematan justru akan didapat dari chiller setelah terlebih dahulu kinerja

dari AHU dan FCU dianalisis. Hal ini sangat wajar karena unit chiller adalah

sebagai unit pembangkit yang haya bertugas menyediakan air dingin untuk

pendinginan, sedangkan seberapa besar tingkat pemakaian semua itu

ditentukan oleh beban yang akan ditanggung oleh unit FCU dan AHU yaitu

sebagai unit pemakai.

Page 91: SKRIPSI FUAD

76

Beberapa hal yang melandasi pemilihan mencari peluang penghematan

konsumsi energi diawali dengan AHU dan FCU adalah sebagai berikut:

a. Sudah banyak studi kasus tentang peluang penghematan pada unit chiller

(unit pembangkitan) dimana rata-rata berkisar tentang analisis

penggantian refrigeran.

b. Jika usaha penghematan konsumsi diarahkan kepada usaha penggantian

refrigeran, hal ini kurang efisien ditetapkan di hotel karena operasi hotel

yang tidak mengenal hari libur, sehingga sulit untuk menghentikan kerja

chiller dalam beberapa waktu untuk penggantian refrigeran sebagaimana

diperkantoran. Selain itu menjadi pertimbangan juga jika efek terhadap

peralatan ketika jenis refrigerannya berubah, sedangkan usaha untuk

mengubah parameter output-nya dipengoruhi oleh seberapa output yang

dihasilkan oleh FCU dan AHU yang dimiliki. Hal ini pernah terjadi pada

salah satu chiller Hotel Santika Premiere yang mengakibatkan rusaknya

beberapa kompresor. Atas dasar perincian kondisi seperti di atas, dapat

diprioritaskan usaha mencari peluang penghematan konsumsi energi

listrik pada unit AHU dan FCU.

c. Unit chiller adalah unit pembangkit, sedangkan unit AHU dan FCU

adalah sebagai unit pemakai. Besarnya kapasitas chiller ditentukan oleh

beban yang akan ditanggung oleh AHU maupun FCU, sedangkan

analisis peluang hemat bisa diawali dengan perhitungan kembali beban

yang ditanggung oleh AHU dan FCU.

Page 92: SKRIPSI FUAD

77

d. Pihak manajemen hotel menginginkan adanya usaha peningkatan

efisiensi peralatan dan pengurangan konsumsi energi, diawali dengan

jalan mengoptimalkan kerja peralatan dengan jalan yang simple, tidak

memerlukan biaya yang besar dan yang pasti tidak perlu mengganggu

atau bahkan menghentikan operasi peralatan pengkondisian udara yang

pastinya akan mengganggu operasional Hotel Santika Premiere

Semarang dan kenyamanan hotel.

Berdasarkan analisis di atas, maka akan dilakukan pencarian peluang

hemat energi yang terkait dengan kerja FCU.

Setelah dilakukan observasi pada unit-unit FCU yang terdapat di Hotel

Santika Premiere Semarang dapat dikenali Peluang Hemat Energi (PHE)

antara lain:

a. Dengan pembersihan pada unit FCU, yaitu meliputi pembersihan

saringan udara (filter), sudu kipas, sirip (fin) evaporator dan kisi keluaran

(grill) pada unit FCU. FCU yang telah lama digunakan akan terjadi

pengotoran. Pengotoran tersebut diakibatkan adanya debu-debu yang

menempel pada saringan udara (filter) yang berasal dari udara balik

(return) dan juga debu pada grill pada ujung saluran udara. Adanya debu

tersebut mengakibatkan kualitas atau debit udara yang dihasilkan oleh

kipas menjadi berkurang. Dan untuk mempertahankan debit semula pada

kondisi FCU kotor adalah dengan menaikkan kecepatan putaran kipas

(fan). Naiknya putaran kipas ini berakibat naiknya daya listrik sehingga

Page 93: SKRIPSI FUAD

78

konsumsi energi listrik pada FCU kotor akan naik. Selain itu debu-debu

yang melekat di atas permukaan fin evaporator akan menyebabkan

proses perpindahan panas yang terjadi tidak optimal karena karena debu

yang melekat akan berfungsi sebagai isolator sehingga dingin yang

berasal dari air chiller tidak sepenuhnya dapat dikirim ke udara yang

dihembuskan dengan bantuan kipas.

b. Mengatur (setup) temperatur air keluar (Leaving Chilled Water

Temperatur=LCWT) pada chiller.

Dengan menaikkan LCWT dapat menyebabkan kapasitas

pendinginan dari chiller menjadi berkurang. Pengurangan kapasitas

chiller ini akan berdampak pada penurunan konsumsi listrik. Karena

kenaikan LCWT datat menyebabkan naiknya suhu ruangan seluruh hotel,

maka dengan pengaturan LCWT sebaikya perlu diatur agar temperatur

ruangan-ruangan masih berada di kondisi nyaman.

Dari pengenalan peluang hemat energi (PHE) di atas diharapkan dapat

menurunkan konsumsi energi listrik terutama pada sistem pendingin hotel dan

pada akhirnya dapat menurunkan nilai IKE listrik hotel.

C. Analisis Peluang Hemat Energi

Setelah dilakukan pengenalan peluang penghematan energi, selanjutnya

dilakukan analisis terhadap peluang hemat energi tersebut. Diketehui bahwa

di Hotel Santika Premiere tedapat 153 unit FCU yang tersebar di ruangan-

Page 94: SKRIPSI FUAD

79

ruangan mulai dari lantai bawah tanah (basement floor) sampai kamar-kamar

tamu lantai 3 s/d 11 dan unit FCU yang terbagi menjadi 2 kategori yaitu FCU

dengan menggunakakn daya motor 20 watt dan 750 watt yang terletak di

setiap kolidor.

Dalam peluang hemat ini akan dilihat seberapa besar perubahan laju aliran

volume udara suplai yang terjadi akibat pengotoran debu pada kipas (fan) dan

menentukan seberapa besar perbedaan konsumsi energi listrik untuk kondisi

kotor dan bersih. Untuk pengukuran mula-mula diukur terlebih dahulu besar

kecepatan keluar dari saluran udara (ducting) pada suatu unit FCU, kemudian

dengan mengukur pula dimensi dari saluran udara (ducting), mengukur besar

arus listrik dan waktu pengkondisisan suatu ruangan untuk mencapai kondisi

nyaman. Setelah itu menghitung dan membedakan antara banyaknya udara

yang dihasilkan kipas (fan) baik kondisi kotor ataupun kondisi bersih.

Selama observasi dan wawancara dengan staf engineering dijelaskan

bahwa periode pembersihan unit FCU dilakukan selam 1 s/d 2 bulan sekali,

akan tetapi pembersihan unit FCU ada beberapa yang terlewati karena

penjadwalan selalu terbentur dengan event-event tertentu dan kamar selalu

terisi oleh tamu sehingga pembersihan unit FCU bisa dilakukan selam 3 bulan

sekali atau tidak sama sekali dibersihkan seperti FCU di ruang-ruang

karyawan tiap departement. Hal ini diakibatkan karena karyawan merasa

terganggu apabila adanya pembersihan FCU di ruang mereka. Untuk

Page 95: SKRIPSI FUAD

80

spesifikasi lokasi unit FCU yang ada di Hotel Santika Premiere Semarang

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.14 Spesifikasi lokasi unit FCU di Hotel Santika Premiere Semarang

No Nama Alat Jumlah Lokasi

DayaFan

(Watt )

1 Fan Coil Unit / FCU Koridor 16 Lantai 3 A-B 750 Merk : Carier Lantai 10 A-B

2 Fab Coil Unit / FCU Room 125Room 301 s/Room 1016 20

Merk : Carier

3Fan Coil Unit/ FCU room lt XI dan Launge / 1blower 12 1101 = 4 pcs 20

Merk : Carier 1102 = 2 pcs 1103 = 2 pcs Launge = 4 pcs

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah unit FCU pada Hotel

Santika Premiere Semarang ada sekitar 153 unit yang terbagi atas 132 unit

daya motor 20 watt dan 16 unit FCU motor 750 watt.

Selanjutnya melakukan pengukuran baik pada kondisi aktual (kotor)

maupun kondisi setelah dibersihkan dan prosedur pengukurannya adalah

sebagai berikut:

1. Mengukur kecepatan udara

Grill pada ujung saluran udara (ducting) dilepas kemudian

anemometer diletakkan tepat ditengah-tengah saluran udara, kemudian

diukur besar kecepatan udara yang keluar dari saluran udara tersebut.

Untuk grill yang tidak dapat dilepas pengukuran dilakukan dengan cara

Page 96: SKRIPSI FUAD

81

membuat corong bebentuk segiempat dengan panjang dan lebar sesuai

dengan dimensi grill lalu dipasang dan dilekatkan pada grill tersebut. Hal

ini bertujuan agar udara yang keluar menyebar dari grill dapat terkumpul

lagi pada corong tersebut. Lalu anemometer diletakkan di tengah-tengah

dari corong buatan tadi dan mengukur kecepatan udara yang

dihasilkanoleh FCU tersebut.

2. Pengukuran besar putaran kipas (fan)

Mengukur besar putaran fan dengan menggunakan tachometer. Dan

pengukuran ini dilakukan sesuai dengan tingkat kecepatan putar fan.

Pengukuran putaran fan ini adalah untuk menunjukkan apakah putaran fan

pada kondisi kotor dan kondisi bersih sama.

3. Pengukuran besar arus dan tegangan kipas

Mengukur besar arus dan tegangan kipas berdasarkan pada variasi

kecepatan putaran dari kipas. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan

digital clamp meter.

4. Mengukur waktu yang diperlukan suatu ruangan mencapai kondisi

nyaman

5. Mengukur suhu ruangan aktual

Mencatat semua kondisi suhu ruangan mula-mula dan sesudah kipas

dibersihkan. Pengukuran menggunakan higrometer.

6. Mencatat periode pembersihan pada FCU yang diteliti.

Page 97: SKRIPSI FUAD

82

Setelah pengukuran lalu dilakukan analisis dengan perhitungan,

berikut ini adalah contoh perhitungan pada suatu ruangan:

Misal : pada ruangan Guest Room (kamar tamu) 303 di lantai 3

menggunakan FCU (Fan Coil Unit). Berikut ini adalah data

spesifikasinya:

Dari hasil pengukuran dan perhitungan dapat ditabelakan sebagai berikut :

AA204553 ITU 4P o/P 20W 230V-1Ø 50Hz; 1,5mf 450VAC; No

batch B05001A No seri 39-0016; Model CC1000-2 LH

Jumlah grill : 1 buah

Dimensi grill : berbentuk persegi panjang

Periode pembersihan : 1 tahun 3 bulan

1) kondisi FCU kotor

Tabel 4.15 Data hasil pengukuran pada kondisi FCU kotor untuk daya

kipas 20 watt

Tingkatkecepatankipas

Kec.Putarkipas(rpm)

Kec.Udara(fpm)

Debitudara(cfm)

Arus(A)

Teg.(V)

Daya(watt)

WaktuPengkond(menit)

1 1420 520 292,18 0.15 230 21,06 182 1665 610 340,56 0,2 230 30,5 133 2314 710 388,54 0,2 230 30,5 10

2) Kondisi FCU bersih

Page 98: SKRIPSI FUAD

83

Tabel 4.16 Data hasil pengukuran pada kondisi FCU bersih untuk daya

kipas 20 watt.

Tingkatkecepatankipas

Kec.Putarkipas(rpm)

Kec.Udara(fpm)

Debitudara(cfm)

Arus(A)

Teg.(V)

Daya(watt)

WaktuPengkond.(menit)

1 1415 580 326,89 0.2 230 31,6 142 1669 650 378,86 0,3 230 50,4 103 2317 710 405,59 0,3 230 50,4 8

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kondisi FCU kotor putaran

kipas yang sama debit dari udara yang dihasilkan berkurang jumlahnya.

Disamping pihak daya yang dibutuhkan kipas naik. Dan waktu pengkondisian

pada FCU kotor membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dari pada

kondisi bersih untuk sama-sama mencapai kondisi nyaman ruangan. Berikut

ini adalah analisis perhitungan energi listrik yang dikonsumsi antara kondisi

kotor dan kondisi bersih dilihat dari debit udara.

Pada putaran kipas 1 pada FCU bersih dihasilkan debit udara sebesar

326,89 cfg sedangkan pada kondisi FCU kotor pada putaran kipas 1 debit

udara berkurang menjadi 292,18 cfg. Maka untuk mempertahankan debit

sesuai dengan kondisi bersih, maka pada kondisi kotor putaran kipas harus

diatur pada putaran yang lebih tinggi satu tingkat di atasnya yaitu pada

putaran 2. dan pada putaran 2 ini debit udara yang dihasilkan adalah 340,56

cfm.

Page 99: SKRIPSI FUAD

84

Untuk daya kipas pada tingkat kecepatan satu ke tingkat dua juga

meningkat yaitu dari 21,06 watt menjadi 30,5 watt. Peningkatan daya kipas

pada kondisi kotor ini merupakan pemborosan konsumsi energi listrik yang

terjadi, berikut ini adalah perhitungannya :

P = Pkec.putar kipas2-Pkec.putar kipas1

= (30,5 – 21,06)

= 9,44 atau kenaikannya sebesar 30,9 %.

Apabila FCU dioperasikan 20 jam sehari berturut-turut dan selama

setahun, maka besar kenaikan energi listrik sebesar :

W= P.t

= 9,44 x 20 x365

= 68,91 kWH/tahun

68,91 kWH/tahun adalah pemakaian untuk 1 unit FCU, sedangkan di

Hotel Santika Premiere terdapat 137 FCU yang berkapasitas 20 watt. Maka

untuk total pemakaian energi untuk keselurahan FCU 20 watt adalalah 137 x

68,91 kWH/tahun = 9.439,3 kWH/tahun

Dari tabel di atas baik 5.9 dan 5.10 maupun diketahui bahwa kecepatan

kipas hampir sama untuk unit FCU baik pada kondisi kotor maupun bersih

sehingga kecepatan putaran kipas tidak terpengaruh oleh kondisi baik atau

kotornya FCU. Namun yang mempengaruhi kondisi kondisi kotor atau

bersihnya kipas adalah debit atau jumlah udara yang dihasilkan kipas menjadi

berkurang untuk kondisi kotor.

Page 100: SKRIPSI FUAD

85

Selain itu waktu pengkondisian yang diperlukan agar suau ruangan dapat

mencapai kondisi nyaman juga lebih lama pada konsisi FCU kotor sehingga

pemakaian energi listriknya pun meningkat.

D. Implementasi Peluang Hemat Energi

Dari analisis peluang hemat energi di atas dapat direkomendasikan bahwa

untuk menurunkan konsumsi energi listrik, PHE yang pertama adalah dengan

pembersihan unit-unit FCU meliputi pembersihan saringan udara (filter) pada

saluran udara (ducting), sudu kipas, fin evaporator dan kisi keluaran (grill)

unit FCU. Apabila peluang hemat energi tersebut diimplemetasikan atau

dilaksanakan pada Hotel Santika Premiere, maka akan diperoleh penghematan

sebesar 9.439,3 kWH/tahun.

Pembersihan FCU dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan,

namun seringkali dalam pelaksanaannya tidak selalu sesuai dengan jadwal,

hal ini diakibatkakn jumlah staf engginering yang bertugas untuk

membersihkan unit FCU terlalu sedikit sehingga pernah dijumpai seorang staf

engginering masih membersihkan namun saat itu juga ada panggilan untuk

mengerjakan tugas lainnya dan hal inilah yang menyebabkan pelaksanaannya

tidak selalu sesuai dengan jadwal. Dan rata-rata seorang staf dapat

membersihkan sekitar 3-4 unit FCU. Adapun waktu yang diperlukan untuk

melakukan pembersihan beranekaragam tergantung pada kesulitannya karena

ada suatu unit FCU yang letaknya agak susah untuk dijangkau oleh manusia

karena ada sebagian FCU yang letaknya dekat dengan plafon.

Page 101: SKRIPSI FUAD

86

Rekomendasi untuk PHE ini adalah dengan melakukan pembersihan

setiap 3-4 bulan sekali untuk ruangan jenis kantor, ruang jenis kamar tamu.

Hendaknya pada saat pembersihan, diperlukan staf yang khusus menangani

cleaning FCU dan supaya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Menginat banyaknya unit FCU maka pada saat pembersihan unit FCU tidak

terganggu oleh pekerjaan lainnya. Untuk Standar Maintenancffe FCU room

adalah sebagai berikut :

1. Temperatur

Langkah – langkah untuk mengukur temperature ruangan

a. AC / FCU dihidupkan

b. Ambil alat temperature, diletakan diatas meja tunggu ± 10 menit, hasil

yang dicapai akan nampak atau tertera di alat tersebut.

2. Rpm

Langkah – langkah untuk mengukur RPM, yaitu :

a. FCU / AC di hidupkan

b. Ambil alat Tacho meter

c. Kemudian ditempel di AS Motor sampai putaran berhenti.Akan

nampak atau tertera di alat tersebut

3. Grill Supply dan Grill Return / Filter

Langkah – langkah untuk membersihkan Grill, yaitu :

a. Lepasi sekrup kanan dan kiri

b. Lepasi Grill satu per Satu

Page 102: SKRIPSI FUAD

87

c. Kemudian cuci dengan air dan keringkan

d. Kemudian pasang lagi

4. Ampere

Langkah – langkah untuk mengukur Ampere, yaitu :

a. FCU / AC di hidupkan

b. Ambil alat tang Ampere

c. Kemudian kolongkan pada kabel motor blower dengan posisi low,

medium atau high

d. Nanti akan menunjukkan ampere yang di dapat.

5. Bearing

Langkah – langkah untuk mengganti Bearing, yaitu :

a. FCU / AC di hidupkan

b. Lihat putaran blowersnya sesaat kemudian

c. Ada gejala noise atau tidak / lihat rpm / lihat life time / suhu bearing

d. Kalau ada bunyi , bearing harus diganti

6. Capasitor

Langkah – langkah untuk mengukur Capasitor, yaitu :

a. Lepas Capasitor kemudian dishortkan kabel negative dan kabel positif

b. Ambil alat capasitor meter , posisikan di 2µF dan diamkan, maka hasil

yang dicapai sudah menunjukkan

7. Blowers

Langkah – langkah untuk membersihkan Blowers, yaitu :

Page 103: SKRIPSI FUAD

88

a. FCU / AC di offkan

b. Turunkan blowers dari FCU

c. Sikat sudu-sudu nya blowers

d. Tutup motor blower dengan plastik

e. Cuci blower sampai bersih, dan keringkan

f. Pasang kembali blower

8. Two way Value

Langkah – langkah untuk menyetel two way value kondisi masih

bagus, yaitu:

a. FCU / AC di hidupkan sesaat kemudian

b. Kemudian Kitec di cabut

Maka FCU / AC itu akan mati dan two way value itu bekerja secara

otomatis langsung nutup

Untuk aliran airnya. Kebalikkannya kalau kitec di masukkan lagi maka

FCU itu hidup dan

Two way value itu secara otomatis langsung buka dengan sendirinya.

Untuk aliran airnya sehingga terasa dingin.

9. Stronner

Langkah – langkah untuk membuka Stroner, yaitu :

a. FCU di matikan

b. Siapkan lampu jalan, supaya terang di atas plafon

c. Tutup daun value in dan out

Page 104: SKRIPSI FUAD

89

d. Siapkan kunci ring 21 – 13

e. Buka tutup stronner

f. Bersihkan saringan stronner sampai bersih dengan air

g. Buka kran supply ± 1-2

h. Pasang kembali dan kencangkan dengan kunci ring 21 – 23

i. Buka daun value in / out

10. Evaporator

Langkah – langkah untuk membersikan Evaporator,

a. Off-kan MCB

b. Buka main hole, tutup valve in dan out chill water, buka strainer dan

bersihkan

c. Lepas kabel motor blower dan bersihkan

d. Semprotkan chemical pada permukaan evaporator

e. Tunggu lebih kurang 5 menit sampai chemical bereaksi

f. Cleaning evaporator dengan menggunakan air bertekanan

g. Pasang kembali blower dan connect kabel motor blower

h. On-kan kembali MCB dan unit FCU

i. Check temperatur ruangan

j. Catat di Maintenance card

k. Catat di History card

l. Selesai

11. Bak Drain

Page 105: SKRIPSI FUAD

90

Langkah – langkah untuk mengetes bak drain kondisi bagus, yaitu :

a. Kondisi bak drain harus kering dan tidak bocor

b. Saluran pembuangan air harus lancar

Biaya yang diperlukan untuk pembersihan dan pembelian larutan kimia

ASTON 10, rincian adalah sebagai berikut :

a. Biasa pembersihan : @Rp 20.000 per unit x 153 unit = Rp 3.060.000,00

b. Beli larutan kimia: @Rp 40.000 per liter 15,3 liter = Rp 612.000,00+

Rp 3.672.000,00

Jadi penghematan bersih yang diperoleh pihak manajemen hotel dari usaha

pembersihan unit FCU ini adalah sebesar Rp 7.240.320,00 –Rp 3.672.000 =

Rp 3.568.319,00 per tahun.

Setelah diimplementasikan pada hotel maka dapat dicari besar nilai IKE

hasil implementasi PHE yaitu sebagai berikut :

IKE =Room)non(AreaRoom)Area xOcc.Rate(

totalkWH+

=6.578,335.237,24) x(0,6702

9439,3-544.066.440,+

= 402,14 kWH/m2. tahun

Dari perhitungan di atas diperoleh besarnya IKE listrik hasil implementasi

pada audit rinci per satuan luas yang dikonsikan (net area) adalah 402,14

kWH/m2. tahun. Sedangkan target IKE per satuan luas yang dikondisikan

adalah 300 kWh/m2. tahun, IKE listrik Hotel Santika Premiere Semarang hasil

Page 106: SKRIPSI FUAD

91

implementasinya ternyata masih besar dari standar atau target IKE listrik

perhotelan. Selanjutnya perlu dilakukan analis PHE tahap kedua.

E. Analisis Peluang Hemat Energi tahap 2

Dengan besar IKE yang diperoleh pada analisis PHE di atas masih terlalu

besar dibandingkan dengan IKE standar, maka perlu dilakukan analisis PHE

tahap kedua. Dalam tahap kedua ini akan dianalisis mengenai mengatur

temperatur air keluar (Leaving Chilled Water Temperature = LCWT) pada

chiller.

Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk satu chiller. chiler yang

digunakan di Hotel Santika Premiere adalah chiller denga Merk : Carrier,

Model 30 GB 100 dan berjumlah tiga unit. Pada kondisi aktual chiller

beroperasi pada temperatur 95 º F/ 32ºC, temperatur air keluar chiller

(Leaving Chiller Water Temperatur = LCWT) = 44ºF/ 6,6ºC, temperatur air

masuk chiller (Entering Chiller Water Temperatur = ECWT)=54ºF/ 10 ºC dan

sesuai dengan katalog chiller merk ”CARRIER” diperoleh bahwa kapasitas

pendinginan pada kondisi aktual adalah 176,8 TR ( Ton Refrigasi = TR),

dengan laju debit air sejuk (chilled water) adalah 430,5 gpm. Apabila LCWT

dinaikkan satu derajat menjadi 7,56 atau setara dengan 46ºF, maka kapasitas

pendinginnya menjadi:

TR =24

t xgpm ∆

Page 107: SKRIPSI FUAD

92

=24

Fº46)-54( xgpm430,5

=24

Fº8 xgpm430,5

=24

3444

= 143 TR

Kemudian menganalisis seberapa besar pengaruh kenaikan LCWT terhadap

kondisi temperatur ruangan yang ada di lantai-lantai bawah. Diambil contoh

misalnya : ruangan 401 diperoleh temperatur dari hasil pengukuran yaitu

sebelum penkondisian (t1)= 27ºC dan sesudah pengkondisan (t2)= 21ºC, maka

dengan menaikkan LCWT temperatur ruangan menjadi berubah, dan

perubahannya dapat dicari dengan menggunakan persamaan kalor: Q =

m.c. t, dengan kondisi sistem bahwa siklus air sejuk (chilled water) tertutup,

maka harga c (kalor jenis spesifik) tidak diperhitungkan, sehingga persamaan

kalor hanya merupakan fungsi dari laju aliran sejuk dan perubahan temperatur

air sejuk atau dapat dituliskan Q=f( , t), karena pada kondisi sistem

bahwa aliran air sejuk tertutup, maka :

m& = m& ;t∆′

=∆

Qt

Q

21-27TR176,8 =

x-27TR143,5

4773,6 – 176,8 x = 858

Page 108: SKRIPSI FUAD

93

x =8,176

3915 = 22,14

Dari perhitungan di atas, maka temperatur ruangan naik dari 21ºC menjadi

22,14ºC dan diketahui bahwa kondisi standar pengkondisian untuk ruangan

pada contoh di atas adalah 24ºC. Jadi supaya pengesetan ulang yaitu dengan

menaikkan LCWT sebesar 1ºC belum mengganggu kenyamanan ruangan.

Namun jika kenaikan LCWT sebesar 3ºC, temperatur ruangan naik menjadi

24,14ºC, maka akan sesuai dengan standar pengkondisian udara suatu ruangan

hotel. Tetapi pada kenaikan LCWT sebesar 3ºC untuk perubahan temperatur

ruangan lainnya, sebagian besar temperaturnya melebihi temperatur standar

akibatnya akan mengganggu kenyamanan ruangan tersebut.

Sehingga pengaturan LCWT yang tepat yaitu dilakukan dengan

menaikkan sebesar 1ºC yaitu dari LCWT mula-mula 6,58ºC menjadi 7,58ºC.

Pengaturan ulang dilakukan yaitu dengan cara mengarahkan tombol LCWT ke

suhu 7,58 pada panel chiller. Selanjutnya dilakukan pengukuran daya

masukan chiller dengan menggunakan Digital Clamp Meter. Hal tersebut

untuk mengetahui besar perubahan konsumsi akibat pengaturan ulang LCWT

dan hasil pengukurannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.17 Pengukuran arus listrik chiller dengan pengesetan ulang LCWT

Arus ( Amper) Daya (kW) Dayatotal

LCWT(ºC)

R S T PR Ps PT

6 240 240 240 81,16 81,16 81,16 148,8967 237,5 238 238 80,7 80,71 80,7 242,14

Page 109: SKRIPSI FUAD

94

Dari tabel 4.17 diketahui bahwa kenaikan LCWT ini berakibat pada

pengurangan daya listrik chiller sebesar 1,34 kW, maka besar penghematan

energi listriknya yaitu : (asumsi chiller beroperasi terus menerus selama

setahun)

W1 P.t

=1,35 kW x 24 jam/hari x 365 hahun

= 11,77 kWH/tahun.

Dan perhitungan di atas hanya untuk satu chiller. Untuk Chiller 2

beroperasi 10 jam yaitu pada pukul (10:00 s/d 20:00WIB) dan chiller 3

beroperasi hanya 4 jam (pukul 06:00 s/d 10:WIB)

Untuk chiller 2

W2 P.t

=1,35 kW x 10 jam/hari x 365 hahun

= 4,90 kWH/tahun

Untuk chiller 3

W3 P.t

=1,35 kW x 4 jam/hari x 365 hahun

= 1,96 kWH/tahun

Jadi total penghematan energi dalam setahun adalah : 11,77+1,35+1,96 =

18,64 kWH/tahun.

Page 110: SKRIPSI FUAD

95

F. Implementasi Peluang Hemat Energi tahap 2

Apabila PHE ini diimplementasikan pada hotel maka dapat dicari besar

nilai IKE hasil implementasi PHE tahap 3 yaitu sebagai berikut :

IKE =Room)non(AreaRoom)Area xOcc.Rate(

totalkWH+

=6.578,335.237,24) x(0,6702

18.640-544.066.440,+

= 401,23 kWH/m2.tahun

Dari perhitungan di atas diperoleh besarnya IKE listrik hasil

implementasi PHE tahap 2 pada audit energi rinci per satuan luas yang

dikondisikan (net area) adalah 401,23 kWH/m2tahun ternyata IKE

implementasi tahap dua pun masih besar dari standar atau target IKE listrik

perhotelan.

Page 111: SKRIPSI FUAD

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka beberapa kesimpulan hasil

audit energi, terkait dengan konsumsi energi, sistem pengkondisian udara pada

Hotel Santika Premiere yang bisa penulis ambil antara lain:

1. Berdasarkan audit energi awal, nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) yang

terbesar adalah untuk konsumsi energi listrik. Untuk energi listrik pada hotel

Santika Premiere Semarang, masih melebihi standar IKE perhotelan Indonesia

yaitu sebesar 300 kWH / m2 year, sehingga perlu dilakuakan audit energi

rinci. Untuk hotel Santika Premiere Semarang berdasarkan hasil audit energi

awal, IKE energi listriknya adalah sebesar341,683 kWH / m2 year.

2. Berdasarkan hasil audit energi rinci, diperoleh harga IKE untuk energi listrik

adalah sebesar 403,08 kWH / m2 year. IKE berdasarkan audit energi rinci

merupakan metode pendekatan. Hasil perhitungan mengabaikan hari-hari

biasa dan mengabaikan ada tidaknya event-event besar sehingga IKE lebih

besar.

3. Peluang Penghematan Energi (PHE) pada penelitian audit energi ini adalah:

a. Dengan pembersihan pada unit FCU yaitu meliputi pembersihan saringan

udara (filter), sudu kipas, sirip (fin)evaporator dan kisi keluaran (grill)

pada unit-unit FCU. Rekomendasi untuk PHE ini adalah dengan

Page 112: SKRIPSI FUAD

97

melakukan pembersihan setiap 1 sampai dengan 2 bulan sekali untuk

setiap unit FCU. Penghematan yang diperoleh dalam setahun jika Peluang

Hemat Energi (PHE) yang direkomendasikan, diimplementasikan yaitu

sebesar 9.439,30 kWH. Besarnya IKE listrik hasil implementasi pada

audit rinci per satuan luas yang dikonsikan (net area) adalah 402,14

kWH/m2. tahun.

b. Mengatur (setup) temperatur air keluar (Leaving Chilled Water

Temperature = LCWT) pada chiller.

Pengaturan ulang dilakukan yaitu dengan cara mengarahkan tombol

LCWT ke suhu 7,58ºC pada panel chiller. Penghematannya yang

diperoleh selama setahun sebesar 18.640 kWH. Besarnya IKE listrik hasil

implementasi PHE tahap 2 pada audit energi rinci per satuan luas yang

dikondisikan (net area) adalah 401,23 kWH/m2.tahun

5.2 SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian audit energi ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan data-data beberapa tahun

sebelumnya agar dapat mengetahui nilai estimasi, nilai real, dan nilai setelah

manajemen energi sehingga di tahun berikutnya dapat diprediksi nilai

kemungkinan penghematan energi menggunakan metode pendekatan

berdasarkan tahun sebelumnya.

Page 113: SKRIPSI FUAD

98

2. Untuk pelaksanaan audit selanjutnya sebaiknya dilakukan juga pada unit

tenaga yaitu seperti lokasi di SDP seperti di ruang mesin pompa-pompa,

penghematan pompa chiller. hal ini untuk mendapatkan nilai IKE listrik yang

lebih kecil atau setidaknya mendekati bahkan kurang dari standart nilai IKE

listrik untuk perhotelan.

Page 114: SKRIPSI FUAD

99

DAFTAR PUSTAKA

Abdurarachim. Halim, Pasek, Darmawan Ari, dan Sulaiman, TA. 2002. Audit Energi,Modul 2, Energi Conservation Efficiency And Cost Saving Course, Bandung: PT. Fiqry Jaya Mandiri.

Arismunandar, Wiranto. 1991.Peyegaran Udara. Jakarta: Pradnya Paramita.

Badan Koordinasis Eergi Nasional. 1983. Buku Pedoman Tentang Cara-CaraMelaksanakan Konservasi Energi dan Pengawasannya. Jakarta:

Charles, M. Gottaschalk. 1996. Industrial Energy Conservation. Ltd.England: JohnWiley&Sons Inc.

Direktorat Pengembangan Energi. Petunjuk teknis konservasi energi; Prosedur AuditEnergi Pada Bangunan Gedung. Jakarta: Departemen Pertambangan danEnergi. Direktotat Jendral Pengembangan Energi.

Iskandar, Norman, TA. 2004. Audit Energi di Hotel Grand Candi Semarang.semarang:

Kanginan, Marthen. 1999. Fisika untuk Universitas. Jakarta: Erlangga

Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.orgdidownload tanggal 21Januari 2007 pukul 21:22WIB.

Zuhal. 1995. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama.

Page 115: SKRIPSI FUAD

100

Lampiran 1. Laporan Tahunan Listrik Hotel Santika Premiere Semarang

PLN TAHUN 2006Januari LWBP (2587-2383) 204,00 KWH x Rp 452 = 92.208.000 WBP ( 567-521) 46,00 KWH x Rp 904 = 41.584.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 107,50 KVA x Rp 69326.5 = 7.452.599 Dis Insentive KWH 18,50 KWH x Rp 904 = 16.724.000 + Meterai = 182.534.599 Sub Total 9% = 16.428.114

Pajak penerangan jalan 6.000 +Biaya yang harus dibayar = 198.968.713

Februari LWBP (2798-2587) 211,00 KWH x Rp 452 = 95.372.000 WBP ( 616-567) 49,00 KWH x Rp 904 = 44.296.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 127,50 KVA x Rp 69326.5 = 8.839.129 Dis Insentive KWH 21,50 KWH x Rp 904 = 19.436.000 + Meterai = 192.509.129 Sub Total 9% = 17.325.822

Pajak penerangan jalan 6.000 +Biaya yang harus dibayar = 209.840.950

Maret LWBP (3042-2798) 244,00 KWH x Rp 452 = 110.288.000 WBP ( 670-616) 54,00 KWH x Rp 904 = 48.816.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 107,50 KVA x Rp 69326.5 = 7.452.599 Dis Insentive KWH 26,50 KWH x Rp 904 = 23.956.000 + Meterai = 215.078.599 Sub Total 9% = 19.357.074

Pajak penerangan jalan 6.000 +Biaya yang harus dibayar = 234.441.673

PLN TAHUN 2006April LWBP (3273-3042) 231,00 KWH x Rp 452 = 104.412.000 WBP ( 720-670) 50,00 KWH x Rp 904 = 45.200.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 137,50 KVA x Rp 69326.5 = 9.532.394 Dis Insentive KWH 22,50 KWH x Rp 904 = 20.340.000 +

Page 116: SKRIPSI FUAD

101

Meterai = 204.050.394 Sub Total 9% = 18.364.535

Pajak penerangan jalan 6.000 +Biaya yang harus dibayar = 222.420.929

Mei LWBP (3506-3273) 233,00 KWH x Rp 452 = 105.316.000 WBP ( 773-720) 53,00 KWH x Rp 904 = 47.912.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 187,50 KVA x Rp 69326.5 = 12.998.719 Dis Insentive KWH 25,50 KWH x Rp 904 = 23.052.000 + Meterai = 213.844.719 Sub Total 9% = 19.246.025

Pajak penerangan jalan 6.000 +Biaya yang harus dibayar = 233.096.743

Juni LWBP (3725-3506) 219,00 KWH x Rp 452 = 98.988.000 WBP ( 822-773) 49,00 KWH x Rp 904 = 44.296.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 127,50 KVA x Rp 28.400 = 3.621.000 Dis Insentive KWH 21,50 KWH x Rp 904 = 19.436.000 + Meterai = 190.907.000 Sub Total 9% = 17.181.630

Pajak penerangan jalan 6.000 +Biaya yang harus dibayar = 208.094.630

Juli LWBP (3964-3725) 239,00 KWH x Rp 452 = 108.028.000 WBP ( 875-822) 53,00 KWH x Rp 904 = 47.912.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 127,50 KVA x Rp 28.400 = 3.621.000 Dis Insentive KWH 25,50 KWH x Rp 904 = 23.052.000 Meterai 6.000 (+) Sub Total = 207.185.000

Pajak penerangan jalan 9% = 18.646.650Biaya yang harus dibayar = 225.831.650

PLN TAHUN 2006Agustus LWBP (4216-3964) 252,00 KWH x Rp 452 = 113.904.000 WBP ( 932-875) 57,00 KWH x Rp 904 = 51.528.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000

Page 117: SKRIPSI FUAD

102

Dis insentive KVA 127,50 KVA x Rp 28.400 = 3.621.000 Dis Insentive KWH 29,50 KWH x Rp 904 = 26.668.000 + Sub Total = 220.287.000

Pajak penerangan jalan 9% = 19.825.830 Meterai 6.000 (+)

Biaya yang harus dibayar = 240.118.830

September LWBP (4463-4216) 247,00 KWH x Rp 452 = 111.644.000 WBP ( 987-932) 55,00 KWH x Rp 904 = 49.720.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 167,50 KVA x Rp 28.400 = 4.757.000 Dis Insentive KWH 27,50 KWH x Rp 904 = 24.860.000 + Sub Total = 215.547.000

Pajak penerangan jalan 9% = 19.399.230 Meterai 6.000 (+)

Biaya yang harus dibayar = 234.952.230

LWBP (4463-4216) 247,00 KWH x Rp 452 = 111.644.000 WBP ( 987-932) 55,00 KWH x Rp 904 = 49.720.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 167,50 KVA x Rp 28.400 = 4.757.000 Dis Insentive KWH 27,50 KWH x Rp 904 = 24.860.000 + Sub Total = 215.547.000

Pajak penerangan jalan 9% = 19.399.230 Meterai 6.000 (+)

Biaya yang harus dibayar = 234.952.230

Page 118: SKRIPSI FUAD

106

Lampiran 2. Biaya penggunaan listrik tahun 2006

BIAYA PENGGUNAAN LISTRIK TAHUN 2006

TGL KET AWAL AKHIR PEMAKAIAN BIAYA JUMLAH PPJ TOTAL

01 WBP 615,63 617,50 1.870 904,00 1.690.480

LWBP 2794,23 2802,41 8.180 452,00 3.697.360

BEBAN 792.452 556.226

6.736.518

02 WBP 617,50 619,31 1.810 904,00 1.636.240

LWBP 2802,41 2811,40 8.990 452,00 4.063.480

BEBAN 792.452 584.295

7.076.467

03 WBP 619,31 621,07 1.760 904,00 1.591.040

LWBP 2811,40 2819,63 8.230 452,00 3.719.960

BEBAN 792.452 549.311

6.652.763

04 WBP 621,07 622,81 1.740 904,00 1.572.960

LWBP 2819,63 2828,19 8.560 452,00 3.869.120

BEBAN 792.452 561.108

6.795.640

05 WBP 622,81 624,49 1.680 904,00 1.518.720

LWBP 2828,19 2835,41 7.220 452,00 3.263.440

BEBAN 792.452 501.715

6.076.327

06 WBP 624,49 626,17 1.680 904,00 1.518.720 LWBP 2835,41 2842,60 452,00 3.249.880

Page 119: SKRIPSI FUAD

107

7.190

BEBAN 792.452 500.495

6.061.547

07 WBP 626,17 627,98 1.810 904,00 1.636.240

LWBP 2842,60 2850,00 7.400 452,00 857.357

BEBAN 792.452 295.744

3.581.793

08 WBP 627,98 629,81 1.830 904,00 1.654.320

LWBP 2850,00 2858,23 8.230 452,00 3.719.960

BEBAN 792.452 555.006

6.721.738

09 WBP 629,81 631,34 1.530 904,00 1.383.120

LWBP 2858,23 2865,85 7.620 452,00 3.444.240

BEBAN 792.452 505.783

6.125.595

10 WBP 631,34 633,10 1.760 904,00 1.591.040

LWBP 2865,85 2873,43 7.580 452,00 3.426.160

BEBAN 792.452 522.869

6.332.521

11 WBP 633,10 634,83 1.730 904,00 1.563.920

LWBP 2873,43 2881,34 7.910 452,00 3.575.320

BEBAN 792.452 533.852

6.465.544

12 WBP 634,83 636,44 1.610 904,00 1.455.440

LWBP 2881,34 2888,92 7.580 452,00 3.426.160

BEBAN 792.452 510.665

Page 120: SKRIPSI FUAD

108

6.184.717

13 WBP 636,44 638,17 1.730 904,00 1.563.920

LWBP 2888,92 2895,93 7.010 452,00 3.168.520

BEBAN 792.452 497.240

6.022.132

14 WBP 638,17 639,89 1.720 904,00 1.554.880

LWBP 2895,93 2903,01 7.080 452,00 3.200.160

BEBAN 792.452 499.274

6.046.766

15 WBP 639,89 641,64 1.750 904,00 1.582.000

LWBP 2903,01 2911,11 8.100 452,00 3.661.200

BEBAN 792.452 543.209

6.578.861

16 WBP 641,64 643,44 1.800 904,00 1.627.200

LWBP 2911,11 2918,86 7.750 452,00 3.503.000

BEBAN 792.452 533.039

6.455.691

17 WBP 643,44 645,23 1.790 904,00 1.618.160

LWBP 2918,86 2926,49 7.630 452,00 3.448.760

BEBAN 792.452 527.343

6.386.715

18 WBP 645,23 647,33 2.100 904,00 1.898.400

LWBP 2926,49 2935,09 8.600 452,00 3.887.200

BEBAN 792.452 592.025

7.170.07719 WBP 647,33 649,03 904,00 1.536.800

Page 121: SKRIPSI FUAD

109

1.700

LWBP 2935,09 2943,49 8.400 452,00 3.796.800

BEBAN 792.452 551.345

6.677.397

20 WBP 649,03 650,70 1.670 904,00 1.509.680

LWBP 2943,49 2951,94 8.450 452,00 3.819.400

BEBAN 792.452 550.938

6.672.470

21 WBP 650,70 652,41 1.710 904,00 1.545.840

LWBP 2951,94 2959,58 7.640 452,00 3.453.280

BEBAN 792.452 521.241

6.312.813

22 WBP 652,41 654,46 2.050 904,00 1.853.200

LWBP 2959,58 2966,90 7.320 452,00 3.308.640

BEBAN 792.452 535.886

6.490.178

23 WBP 654,46 656,45 1.990 904,00 1.798.960

LWBP 2966,90 2975,19 8.290 452,00 3.747.080

BEBAN 792.452 570.464

6.908.956

24 WBP 656,45 658,22 1.770 904,00 1.600.080

LWBP 2975,19 2983,16 7.970 452,00 3.602.440

PPJ 792.452 539.547

6.534.519

25 WBP 658,22 659,99 1.770 904,00 1.600.080

LWBP 2983,16 2991,52 8.360 452,00 3.778.720

Page 122: SKRIPSI FUAD

110

PPJ 792.452 555.413

6.726.665

26 WBP 659,99 661,66 1,670 904,00 1.510

LWBP 2991,52 2999,48 7.960 452,00 3.597.920

PPJ 792.452 395.269

4.787.151

27 WBP 661,66 663,40 1.740 904,00 1.572.960

LWBP 2999,48 3007,90 8.420 452,00 3.805.840

PPJ 792.452 555.413

6.726.665

28 WBP 663,40 665,04 1.640 904,00 1.482.560

LWBP 3007,90 3015,94 8.040 452,00 3.634.080

PPJ 792.452 531.818

6.440.910

29 WBP 665,04 666,75 1.710 904,00 1.545.840

LWBP 3015,94 3023,73 7.790 452,00 3.521.080

PPJ 792.452 527.343

6.386.715

30 WBP 666,75 668,47 1.720 904,00 1.554.880

LWBP 3023,73 3031,39 7.660 452,00 3.462.320

PPJ 792.452 522.869

6.332.521

31 WBP 668,47 670,12 1.650 904,00 1.491.600

LWBP 3031,39 3039,33 7.940 452,00 3.588.880

PPJ 792.452 528.564

Page 123: SKRIPSI FUAD

111

6.401.496

WAKTU BEBAN PUNCAK (WBP) 54,49 904,0 49.259 16.255.310 196.869.869

LEWAT BEBAN PUNCAK (LWBP) 245,10 452,0 110.785

PPJ 16.255.310

LWBP 1.000 110.785 110.785.200

WBP 1.000 49.259 49.258.960

Biaya Beban 24.566.000

Dis Insentive WBP 23.956.000

Dis Insentive KVA 7.452.600

Sub Total 216.018.760

Pajak Penerangan jalan 19.441.688

Biaya yang harus dibayar 235.460.448

Semarang , 3 Februaril 2006Etty Febra

Page 124: SKRIPSI FUAD

112

Lampiran 3. Pomec department

Bulan : JUNITahun : 2006

I. GENERAL : Total Land Area : 5.728,6 m2Total BuildingArea : 11.815,57 m2Total RoomAviable : 3840Total RoomOccupied : 3290Occupancy : 64,57%Number ofGuest : 3496

II. POMEC BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN

Payroll 35.262.308 9,67% 34.945.439 10,36%

R & M 74.361.838 20,38% 62.288.028 18,46%

Utilities 255.201.576 69,95% 240.195.575 71,18%

Total 364.825.722 100% 337.429.042 100%

III. WORK LOAD BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN

Received 1.069 100% 1.181 100%

Completed 758 71% 658 56%

Pending 311 29% 523 44%

IV. MAINT.REPAIRING BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN1. Work Order- Received 436 100% 507 100%- Completed 417 96% 399 79%- Pending 19 4% 108 21%POMEC DEPARTMENTHOTEL GRAHASANTIKASEMARANG

Page 125: SKRIPSI FUAD

113

BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN2. Other Job- Schedule 569 100% 600 100%- Completed 325 57% 234 39%- Pending 244 43% 366 61%

V.PROJECT/RENOVATION BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN

VI. ROOM PREV.MAINT. BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN

Schedule 64 100% 74 100%Completed 16 25% 25 34%Pending 48 75% 49 66%

POMEC DEPARTMENTHOTEL GRAHASANTIKASEMARANG

VII. FIRE SAFETYCHECK LIST BULAN INI REALISASI DATE OF CHECK COMMENT

Fire Extinguiser 33 22 12/01/1900 GoodFire Hydrant - in door 16 7 01,07,12,17,21,26,30 Good - out door 4Splingker System 893Fire Detection System 409

Smoke Detector 33 1301,02,08,10,11,15,

19,21,22 GoodFixed TemperatureDetector 26 23,24,26,28

VIII. ADMINISTRASI JUMLAH

Page 126: SKRIPSI FUAD

114

Meeting Bulanan 1Pertemuan ISO 3In House Training 0Briefing Engineering 31

IX. UTILITIESUNIT

CONSUMED COST

By Listrik Hotel 235.301.435

Solar 2.785,8 14.738.916

PPN solar 90.200

ABT Mei 2006 1.608.700

Air sehat @ Rp 50,000 47,0 2.350.000

Air TAAB @ Rp 60,000 10,0 600.000

PDAM Juni 2006 512.325

Total 255.201.576

POMEC DEPARTMENTHOTEL GRAHASANTIKASEMARANG

X. STAFF ENGINEER PERMANEN KONTRAK DW

Chief Engineer 1Ass Chief Engineer 2Duty Engineer 1Maint. Prev. Supervisor 2Civil Supervisor 1Gardener Supervisor 0Gardener 0Technician 5Administrative 1Carpenter 0Car Washer 0 1

Page 127: SKRIPSI FUAD

115

Total 13 1

Semarang, 10 Juli 2006

WarnadiChief Engineer

POMEC department bulan Juli 2006 Occupancy : 64,57%

IX. UTILITIESUNIT

CONSUMED COSTBy Listrik Hotel 209.953.220

Solar 10.581.460

Rekening PDAM 479.015

Air sehat 6.927.500

Total 227.941.195

POMEC department bulan Agustus 2006 Occupancy : 76,97%IX. UTILITIES UNIT CONSUMED COSTBy Listrik Hotel 245.393.279Solar 17.080.343

Rekening PDAM 499.115 7.888.940

Air sehat 5.750.000

Air ABT 1.639.825

Total 270.362.562

POMEC department bulan September 2006 Occupancy : 72,24%IX. UTILITIES UNIT CONSUMED COST

Page 128: SKRIPSI FUAD

116

By Listrik Hotel 234.982.331

Solar 13.263.881

Rekening PDAM 518.212 8.872.979

Air sehat 6.750.000

Air ABT 1.604.767

Total 257.119.191

POMEC department bulan Oktober 2006 Occupancy : 56,2%IX. UTILITIES UNIT CONSUMED COST

Listrik Hotel 286,130 219.171.445

Solar 21.113.854

Rekening PDAM 21m3 131.410 6.749.827

Air sehat 100 tanki 5.000.000

Air ABT 8807.5m3 1.618.417

Total 247.035.126

POMEC department bulan November 2006 Occupancy : 65,89%IX. UTILITIES UNIT CONSUMED COST

Listrik Hotel 290,710 226.049.214

Solar -

Rekening PDAM 39m3 341.895 8.295.220

Air sehat 125 tanki 6.250.000

Air ABT 9262.8m3 1.703.325

Total 234.344.434

POMEC department bulan Januari 2006 Occupancy : 57,79%

IX. UTILITIESUNIT

CONSUMED COST

Electric 250.000 199.018.428

Page 129: SKRIPSI FUAD

117

Deep Weel Desember 2005 - 761.100

Deep Weel Sept s/d Des 2005 - 1.681.900

PDAM (m3) 54,0 529.040

Solar (ltr) + pajak (Rp. 29.700) 3.000,80 13.672.635

Total 215.663.103

POMEC department bulan Maret, Feburai 2006 Occupancy : 64,39%; 70,7%

IX. UTILITIESUNIT

CONSUMED COSTRek. Listrik Hotel Maret 2006 235.949.755Kor. Rek Listrik Feb 2006 11.248.865Pemb. Power Compesator 10.000.000

Biaya pajak ABT Jan dan Feb 2006 - 709.800Biaya kor. rekening PDAM Feb2006 608.050

Biaya PDAM Maret 2006 - 280.620Biaya air bersih 7.102.500Solar (ltr) + pajak ( Rp 4736,49/liter ) 2.679,50 12.691.425Biaya adm dan PPH solar 125.900

Total 278.716.915

POMEC department bulan April 2006 Occupancy : 67,69%

IX. UTILITIESUNIT

CONSUMED COSTBy Listrik Hotel April 2006 222.648.102Kor rek. Listrik April 2006 13.827.539

By ABT Maret 2006 - 1.518.500Pemb. Air bersih 7.027.500

By PDAM April 2006 - 280.620Kor. Rek. PDAM April 2006 1.109.500Solar (ltr) + pajak ( Rp 4736,48/liter ) 2.249,00 10.652.344

Total 257.064.105

Page 130: SKRIPSI FUAD

118

POMEC department bulan Mei 2006 Occupancy : 65,3%

IX. UTILITIESUNIT

CONSUMED COSTBy Listrik Hotel Mei 2006 224.311.430

Solar Mei 2006 2.071,0 9.807.850ABT april 2006 1.661.500

Air sehat 8,0 480.000

72,0 3.600.000PDAM Mei 2006 334.795

Total 240.195.575

Page 131: SKRIPSI FUAD

Lampiran 4. Denah Bangunan Lantai Basement Hotel Santika Premiere Semarang

Page 132: SKRIPSI FUAD

Lampiran 5. Denah Bangunan Lantai Satu Hotel Santika Premiere Semarang

Page 133: SKRIPSI FUAD
Page 134: SKRIPSI FUAD
Page 135: SKRIPSI FUAD

301 302

303

304

305

306

307 308 309

310

317

APAR

HIDRANT BOX

Lampiran 6 Denah Bangunan Lantai 3 s/d 8 Hotel Santika Premiere Semarang

Page 136: SKRIPSI FUAD

901 902

903

904

905

907908

909

911

914

915

APAR

HIDRANT BOX

Anda Disini / You are here

Jalan Keluar / Escape Route

906

Lampiran 7 Denah Bangunan Lantai 9 Hotel Santika Premiere Semarang

Page 137: SKRIPSI FUAD

10011002

1003

1004

1005

1006

100710081009

1011

1012

1014

1015 1016

APAR

HIDRANT BOX

1010

Lampiran 8 Denah Bangunan Lantai 10 Hotel Santika Premiere Semarang

Page 138: SKRIPSI FUAD

1101

1102 11

03

LIFT 1

LIFT 2 LIFT 3

LOUNGE

APAR

HIDRANT BOX

Lampiran 9 Denah Bangunan Lantai 11 Hotel Santika Premiere Semarang

Page 139: SKRIPSI FUAD

301 302

303

304

305

306

307 308 309

310

317

APAR

HIDRANT BOX

Lampiran 6 Denah Bangunan Lantai 3 s/d 8 Hotel Santika Premiere Semarang

Page 140: SKRIPSI FUAD

901 902

903

904

905

907908

909

911

914

915

APAR

HIDRANT BOX

Anda Disini / You are here

Jalan Keluar / Escape Route

906

Lampiran 7 Denah Bangunan Lantai 9 Hotel Santika Premiere Semarang

Page 141: SKRIPSI FUAD

10011002

1003

1004

1005

1006

100710081009

1011

1012

1014

1015 1016

APAR

HIDRANT BOX

1010

Lampiran 8 Denah Bangunan Lantai 10 Hotel Santika Premiere Semarang

Page 142: SKRIPSI FUAD

1101

1102 11

03

LIFT 1

LIFT 2 LIFT 3

LOUNGE

APAR

HIDRANT BOX

Lampiran 9 Denah Bangunan Lantai 11 Hotel Santika Premiere Semarang

Page 143: SKRIPSI FUAD

119

Lampiran 4. Denah Bangunan Lantai Basement Hotel Santika Premiere Semarang

Page 144: SKRIPSI FUAD

120

Lampiran 5. Denah Bangunan Lantai Satu Hotel Santika Premiere Semarang

Page 145: SKRIPSI FUAD

120

Page 146: SKRIPSI FUAD
Page 147: SKRIPSI FUAD

Lampiran 1. Laporan Tahunan Listrik Hotel Santika Premiere Semarang

PLN TAHUN 2006Januari LWBP (2587-2383) 204,00 KWH x Rp 452 = 92.208.000 WBP ( 567-521) 46,00 KWH x Rp 904 = 41.584.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 107,50 KVA x Rp 69326.5 = 7.452.599 Dis Insentive KWH 18,50 KWH x Rp 904 = 16.724.000 + Meterai = 182.534.599 Sub Total 9% = 16.428.114

Pajak penerangan jalan 6.000 +Biaya yang harus dibayar = 198.968.713

Februari LWBP (2798-2587) 211,00 KWH x Rp 452 = 95.372.000 WBP ( 616-567) 49,00 KWH x Rp 904 = 44.296.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 127,50 KVA x Rp 69326.5 = 8.839.129 Dis Insentive KWH 21,50 KWH x Rp 904 = 19.436.000 + Meterai = 192.509.129 Sub Total 9% = 17.325.822

Pajak penerangan jalan 6.000 +Biaya yang harus dibayar = 209.840.950

Maret LWBP (3042-2798) 244,00 KWH x Rp 452 = 110.288.000 WBP ( 670-616) 54,00 KWH x Rp 904 = 48.816.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 107,50 KVA x Rp 69326.5 = 7.452.599 Dis Insentive KWH 26,50 KWH x Rp 904 = 23.956.000 + Meterai = 215.078.599 Sub Total 9% = 19.357.074

Pajak penerangan jalan 6.000 +Biaya yang harus dibayar = 234.441.673

PLN TAHUN 2006April LWBP (3273-3042) 231,00 KWH x Rp 452 = 104.412.000 WBP ( 720-670) 50,00 KWH x Rp 904 = 45.200.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 137,50 KVA x Rp 69326.5 = 9.532.394 Dis Insentive KWH 22,50 KWH x Rp 904 = 20.340.000 +

Page 148: SKRIPSI FUAD

Meterai = 204.050.394 Sub Total 9% = 18.364.535

Pajak penerangan jalan 6.000 +Biaya yang harus dibayar = 222.420.929

Mei LWBP (3506-3273) 233,00 KWH x Rp 452 = 105.316.000 WBP ( 773-720) 53,00 KWH x Rp 904 = 47.912.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 187,50 KVA x Rp 69326.5 = 12.998.719 Dis Insentive KWH 25,50 KWH x Rp 904 = 23.052.000 + Meterai = 213.844.719 Sub Total 9% = 19.246.025

Pajak penerangan jalan 6.000 +Biaya yang harus dibayar = 233.096.743

Juni LWBP (3725-3506) 219,00 KWH x Rp 452 = 98.988.000 WBP ( 822-773) 49,00 KWH x Rp 904 = 44.296.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 127,50 KVA x Rp 28.400 = 3.621.000 Dis Insentive KWH 21,50 KWH x Rp 904 = 19.436.000 + Meterai = 190.907.000 Sub Total 9% = 17.181.630

Pajak penerangan jalan 6.000 +Biaya yang harus dibayar = 208.094.630

Juli LWBP (3964-3725) 239,00 KWH x Rp 452 = 108.028.000 WBP ( 875-822) 53,00 KWH x Rp 904 = 47.912.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 127,50 KVA x Rp 28.400 = 3.621.000 Dis Insentive KWH 25,50 KWH x Rp 904 = 23.052.000 Meterai 6.000 (+) Sub Total = 207.185.000

Pajak penerangan jalan 9% = 18.646.650Biaya yang harus dibayar = 225.831.650

PLN TAHUN 2006Agustus LWBP (4216-3964) 252,00 KWH x Rp 452 = 113.904.000 WBP ( 932-875) 57,00 KWH x Rp 904 = 51.528.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000

Page 149: SKRIPSI FUAD

Dis insentive KVA 127,50 KVA x Rp 28.400 = 3.621.000 Dis Insentive KWH 29,50 KWH x Rp 904 = 26.668.000 + Sub Total = 220.287.000

Pajak penerangan jalan 9% = 19.825.830 Meterai 6.000 (+)

Biaya yang harus dibayar = 240.118.830

September LWBP (4463-4216) 247,00 KWH x Rp 452 = 111.644.000 WBP ( 987-932) 55,00 KWH x Rp 904 = 49.720.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 167,50 KVA x Rp 28.400 = 4.757.000 Dis Insentive KWH 27,50 KWH x Rp 904 = 24.860.000 + Sub Total = 215.547.000

Pajak penerangan jalan 9% = 19.399.230 Meterai 6.000 (+)

Biaya yang harus dibayar = 234.952.230

LWBP (4463-4216) 247,00 KWH x Rp 452 = 111.644.000 WBP ( 987-932) 55,00 KWH x Rp 904 = 49.720.000 Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000 Dis insentive KVA 167,50 KVA x Rp 28.400 = 4.757.000 Dis Insentive KWH 27,50 KWH x Rp 904 = 24.860.000 + Sub Total = 215.547.000

Pajak penerangan jalan 9% = 19.399.230 Meterai 6.000 (+)

Biaya yang harus dibayar = 234.952.230

Page 150: SKRIPSI FUAD

Lampiran 2. Biaya penggunaan listrik tahun 2006

BIAYA PENGGUNAAN LISTRIK TAHUN 2006

TGL KET AWAL AKHIR PEMAKAIAN BIAYA JUMLAH PPJ TOTAL

01 WBP 615,63 617,50 1.870 904,00 1.690.480

LWBP 2794,23 2802,41 8.180 452,00 3.697.360

BEBAN 792.452 556.226

6.736.518

02 WBP 617,50 619,31 1.810 904,00 1.636.240

LWBP 2802,41 2811,40 8.990 452,00 4.063.480

BEBAN 792.452 584.295

7.076.467

03 WBP 619,31 621,07 1.760 904,00 1.591.040

LWBP 2811,40 2819,63 8.230 452,00 3.719.960

BEBAN 792.452 549.311

6.652.763

04 WBP 621,07 622,81 1.740 904,00 1.572.960

LWBP 2819,63 2828,19 8.560 452,00 3.869.120

BEBAN 792.452 561.108

6.795.640

05 WBP 622,81 624,49 1.680 904,00 1.518.720

LWBP 2828,19 2835,41 7.220 452,00 3.263.440

BEBAN 792.452 501.715

6.076.327

06 WBP 624,49 626,17 1.680 904,00 1.518.720 LWBP 2835,41 2842,60 452,00 3.249.880

Page 151: SKRIPSI FUAD

7.190

BEBAN 792.452 500.495

6.061.547

07 WBP 626,17 627,98 1.810 904,00 1.636.240

LWBP 2842,60 2850,00 7.400 452,00 857.357

BEBAN 792.452 295.744

3.581.793

08 WBP 627,98 629,81 1.830 904,00 1.654.320

LWBP 2850,00 2858,23 8.230 452,00 3.719.960

BEBAN 792.452 555.006

6.721.738

09 WBP 629,81 631,34 1.530 904,00 1.383.120

LWBP 2858,23 2865,85 7.620 452,00 3.444.240

BEBAN 792.452 505.783

6.125.595

10 WBP 631,34 633,10 1.760 904,00 1.591.040

LWBP 2865,85 2873,43 7.580 452,00 3.426.160

BEBAN 792.452 522.869

6.332.521

11 WBP 633,10 634,83 1.730 904,00 1.563.920

LWBP 2873,43 2881,34 7.910 452,00 3.575.320

BEBAN 792.452 533.852

6.465.544

12 WBP 634,83 636,44 1.610 904,00 1.455.440

LWBP 2881,34 2888,92 7.580 452,00 3.426.160

BEBAN 792.452 510.665

Page 152: SKRIPSI FUAD

6.184.717

13 WBP 636,44 638,17 1.730 904,00 1.563.920

LWBP 2888,92 2895,93 7.010 452,00 3.168.520

BEBAN 792.452 497.240

6.022.132

14 WBP 638,17 639,89 1.720 904,00 1.554.880

LWBP 2895,93 2903,01 7.080 452,00 3.200.160

BEBAN 792.452 499.274

6.046.766

15 WBP 639,89 641,64 1.750 904,00 1.582.000

LWBP 2903,01 2911,11 8.100 452,00 3.661.200

BEBAN 792.452 543.209

6.578.861

16 WBP 641,64 643,44 1.800 904,00 1.627.200

LWBP 2911,11 2918,86 7.750 452,00 3.503.000

BEBAN 792.452 533.039

6.455.691

17 WBP 643,44 645,23 1.790 904,00 1.618.160

LWBP 2918,86 2926,49 7.630 452,00 3.448.760

BEBAN 792.452 527.343

6.386.715

18 WBP 645,23 647,33 2.100 904,00 1.898.400

LWBP 2926,49 2935,09 8.600 452,00 3.887.200

BEBAN 792.452 592.025

7.170.07719 WBP 647,33 649,03 904,00 1.536.800

Page 153: SKRIPSI FUAD

1.700

LWBP 2935,09 2943,49 8.400 452,00 3.796.800

BEBAN 792.452 551.345

6.677.397

20 WBP 649,03 650,70 1.670 904,00 1.509.680

LWBP 2943,49 2951,94 8.450 452,00 3.819.400

BEBAN 792.452 550.938

6.672.470

21 WBP 650,70 652,41 1.710 904,00 1.545.840

LWBP 2951,94 2959,58 7.640 452,00 3.453.280

BEBAN 792.452 521.241

6.312.813

22 WBP 652,41 654,46 2.050 904,00 1.853.200

LWBP 2959,58 2966,90 7.320 452,00 3.308.640

BEBAN 792.452 535.886

6.490.178

23 WBP 654,46 656,45 1.990 904,00 1.798.960

LWBP 2966,90 2975,19 8.290 452,00 3.747.080

BEBAN 792.452 570.464

6.908.956

24 WBP 656,45 658,22 1.770 904,00 1.600.080

LWBP 2975,19 2983,16 7.970 452,00 3.602.440

PPJ 792.452 539.547

6.534.519

25 WBP 658,22 659,99 1.770 904,00 1.600.080

LWBP 2983,16 2991,52 8.360 452,00 3.778.720

Page 154: SKRIPSI FUAD

PPJ 792.452 555.413

6.726.665

26 WBP 659,99 661,66 1,670 904,00 1.510

LWBP 2991,52 2999,48 7.960 452,00 3.597.920

PPJ 792.452 395.269

4.787.151

27 WBP 661,66 663,40 1.740 904,00 1.572.960

LWBP 2999,48 3007,90 8.420 452,00 3.805.840

PPJ 792.452 555.413

6.726.665

28 WBP 663,40 665,04 1.640 904,00 1.482.560

LWBP 3007,90 3015,94 8.040 452,00 3.634.080

PPJ 792.452 531.818

6.440.910

29 WBP 665,04 666,75 1.710 904,00 1.545.840

LWBP 3015,94 3023,73 7.790 452,00 3.521.080

PPJ 792.452 527.343

6.386.715

30 WBP 666,75 668,47 1.720 904,00 1.554.880

LWBP 3023,73 3031,39 7.660 452,00 3.462.320

PPJ 792.452 522.869

6.332.521

31 WBP 668,47 670,12 1.650 904,00 1.491.600

LWBP 3031,39 3039,33 7.940 452,00 3.588.880

PPJ 792.452 528.564

Page 155: SKRIPSI FUAD

6.401.496

WAKTU BEBAN PUNCAK (WBP) 54,49 904,0 49.259 16.255.310 196.869.869

LEWAT BEBAN PUNCAK (LWBP) 245,10 452,0 110.785

PPJ 16.255.310

LWBP 1.000 110.785 110.785.200

WBP 1.000 49.259 49.258.960

Biaya Beban 24.566.000

Dis Insentive WBP 23.956.000

Dis Insentive KVA 7.452.600

Sub Total 216.018.760

Pajak Penerangan jalan 19.441.688

Biaya yang harus dibayar 235.460.448

Semarang , 3 Februaril 2006Etty Febra

Page 156: SKRIPSI FUAD

Lampiran 3. Pomec department

Bulan : JUNITahun : 2006

I. GENERAL : Total Land Area : 5.728,6 m2Total BuildingArea : 11.815,57 m2Total RoomAviable : 3840Total RoomOccupied : 3290Occupancy : 64,57%Number ofGuest : 3496

II. POMEC BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN

Payroll 35.262.308 9,67% 34.945.439 10,36%

R & M 74.361.838 20,38% 62.288.028 18,46%

Utilities 255.201.576 69,95% 240.195.575 71,18%

Total 364.825.722 100% 337.429.042 100%

III. WORK LOAD BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN

Received 1.069 100% 1.181 100%

Completed 758 71% 658 56%

Pending 311 29% 523 44%

IV. MAINT.REPAIRING BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN1. Work Order- Received 436 100% 507 100%- Completed 417 96% 399 79%- Pending 19 4% 108 21%POMEC DEPARTMENTHOTEL GRAHASANTIKASEMARANG

Page 157: SKRIPSI FUAD

BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN2. Other Job- Schedule 569 100% 600 100%- Completed 325 57% 234 39%- Pending 244 43% 366 61%

V.PROJECT/RENOVATION BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN

VI. ROOM PREV.MAINT. BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN

Schedule 64 100% 74 100%Completed 16 25% 25 34%Pending 48 75% 49 66%

POMEC DEPARTMENTHOTEL GRAHASANTIKASEMARANG

VII. FIRE SAFETYCHECK LIST BULAN INI REALISASI DATE OF CHECK COMMENT

Fire Extinguiser 33 22 12/01/1900 GoodFire Hydrant - in door 16 7 01,07,12,17,21,26,30 Good - out door 4Splingker System 893Fire Detection System 409

Smoke Detector 33 1301,02,08,10,11,15,

19,21,22 GoodFixed TemperatureDetector 26 23,24,26,28

VIII. ADMINISTRASI JUMLAH

Page 158: SKRIPSI FUAD

Meeting Bulanan 1Pertemuan ISO 3In House Training 0Briefing Engineering 31

IX. UTILITIESUNIT

CONSUMED COST

By Listrik Hotel 235.301.435

Solar 2.785,8 14.738.916

PPN solar 90.200

ABT Mei 2006 1.608.700

Air sehat @ Rp 50,000 47,0 2.350.000

Air TAAB @ Rp 60,000 10,0 600.000

PDAM Juni 2006 512.325

Total 255.201.576

POMEC DEPARTMENTHOTEL GRAHASANTIKASEMARANG

X. STAFF ENGINEER PERMANEN KONTRAK DW

Chief Engineer 1Ass Chief Engineer 2Duty Engineer 1Maint. Prev. Supervisor 2Civil Supervisor 1Gardener Supervisor 0Gardener 0Technician 5Administrative 1Carpenter 0Car Washer 0 1

Page 159: SKRIPSI FUAD

Total 13 1

Semarang, 10 Juli 2006

WarnadiChief Engineer

POMEC department bulan Juli 2006 Occupancy : 64,57%

IX. UTILITIESUNIT

CONSUMED COSTBy Listrik Hotel 209.953.220

Solar 10.581.460

Rekening PDAM 479.015

Air sehat 6.927.500

Total 227.941.195

POMEC department bulan Agustus 2006 Occupancy : 76,97%IX. UTILITIES UNIT CONSUMED COSTBy Listrik Hotel 245.393.279Solar 17.080.343

Rekening PDAM 499.115 7.888.940

Air sehat 5.750.000

Air ABT 1.639.825

Total 270.362.562

POMEC department bulan September 2006 Occupancy : 72,24%IX. UTILITIES UNIT CONSUMED COST

Page 160: SKRIPSI FUAD

By Listrik Hotel 234.982.331

Solar 13.263.881

Rekening PDAM 518.212 8.872.979

Air sehat 6.750.000

Air ABT 1.604.767

Total 257.119.191

POMEC department bulan Oktober 2006 Occupancy : 56,2%IX. UTILITIES UNIT CONSUMED COST

Listrik Hotel 286,130 219.171.445

Solar 21.113.854

Rekening PDAM 21m3 131.410 6.749.827

Air sehat 100 tanki 5.000.000

Air ABT 8807.5m3 1.618.417

Total 247.035.126

POMEC department bulan November 2006 Occupancy : 65,89%IX. UTILITIES UNIT CONSUMED COST

Listrik Hotel 290,710 226.049.214

Solar -

Rekening PDAM 39m3 341.895 8.295.220

Air sehat 125 tanki 6.250.000

Air ABT 9262.8m3 1.703.325

Total 234.344.434

POMEC department bulan Januari 2006 Occupancy : 57,79%

IX. UTILITIESUNIT

CONSUMED COST

Electric 250.000 199.018.428

Page 161: SKRIPSI FUAD

Deep Weel Desember 2005 - 761.100

Deep Weel Sept s/d Des 2005 - 1.681.900

PDAM (m3) 54,0 529.040

Solar (ltr) + pajak (Rp. 29.700) 3.000,80 13.672.635

Total 215.663.103

POMEC department bulan Maret, Feburai 2006 Occupancy : 64,39%; 70,7%

IX. UTILITIESUNIT

CONSUMED COSTRek. Listrik Hotel Maret 2006 235.949.755Kor. Rek Listrik Feb 2006 11.248.865Pemb. Power Compesator 10.000.000

Biaya pajak ABT Jan dan Feb 2006 - 709.800Biaya kor. rekening PDAM Feb2006 608.050

Biaya PDAM Maret 2006 - 280.620Biaya air bersih 7.102.500Solar (ltr) + pajak ( Rp 4736,49/liter ) 2.679,50 12.691.425Biaya adm dan PPH solar 125.900

Total 278.716.915

POMEC department bulan April 2006 Occupancy : 67,69%

IX. UTILITIESUNIT

CONSUMED COSTBy Listrik Hotel April 2006 222.648.102Kor rek. Listrik April 2006 13.827.539

By ABT Maret 2006 - 1.518.500Pemb. Air bersih 7.027.500

By PDAM April 2006 - 280.620Kor. Rek. PDAM April 2006 1.109.500Solar (ltr) + pajak ( Rp 4736,48/liter ) 2.249,00 10.652.344

Total 257.064.105

Page 162: SKRIPSI FUAD

POMEC department bulan Mei 2006 Occupancy : 65,3%

IX. UTILITIESUNIT

CONSUMED COSTBy Listrik Hotel Mei 2006 224.311.430

Solar Mei 2006 2.071,0 9.807.850ABT april 2006 1.661.500

Air sehat 8,0 480.000

72,0 3.600.000PDAM Mei 2006 334.795

Total 240.195.575