skripsi andhika yudi h. 10100108020

99
7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020 http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 1/99 KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DAN LINGKUNGAN RUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADALARANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT PERIODE MEI - JULI 2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung ANDHIKA YUDI HARTONO 10100108020 UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN 2012

Upload: androidhika

Post on 30-Oct-2015

342 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Skripsi mengenai Karakteristik Penghuni dan Lingkungan Rumah Penderita TB Paru di Wilayah Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 1/99

KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DAN

LINGKUNGAN RUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PADALARANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERIODE MEI - JULI 2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir

Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Bandung

ANDHIKA YUDI HARTONO

10100108020

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS KEDOKTERAN

2012

Page 2: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 2/99

KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DAN

LINGKUNGAN RUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PADALARANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERIODE MEI-JULI 2012

SKRIPSI

ANDHIKA YUDI HARTONO

10100108020

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah dibuat oleh nama yang

disebutkan di atas telah diperiksa dan direvisi, secara lengkap dan

memuaskan, sehingga dapat diajukan dalam sidang skripsi.

Bandung, September 2012

Pembimbing I

Titik Respati, drg., M.Sc., PH NIK : 10.0.533 

Pembimbing II

Julia Hartati, dr.

NIK : D.06.0.429

Page 3: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 3/99

KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DAN

LINGKUNGAN RUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PADALARANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERIODE MEI-JULI 2012

SKRIPSI

ANDHIKA YUDI HARTONO

10100108020

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah dibuat oleh

nama yang disebutkan di atas telah diperiksa dan direvisi,

secara lengkap dan memuaskan.

Bandung, 15 September 2012

Pembimbing I

Titik Respati, drg., M.Sc., PH NIK : 10.0.533 

Pembimbing II

Julia Hartati, dr.

NIK : D.06.0.429

Page 4: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 4/99

 

Skripsi ini telah dipertahankan oleh penulis di dalam

seminar yang diadakan oleh Fakultas KedokteranUniversitas Islam Bandung

Pada 10 September 2012Yang dihadiri oleh

Ketua : Dr. H. Adjat S., dr., AIF., M.Kes

Sekretaris : Julia Hartati, dr.

Penguji I : Dr. H. Adjat S., dr., AIF., M.Kes

Penguji II : Yani Triyani, dr., Sp.PK., M.KesPenguji III : Ike Rahmawati, dr.

Page 5: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 5/99

MOTTO : 

Tuhanmulah yang melancarkan pelayaran kapal-kapal di lautan 

 guna kepentinganmu, agar kamu mencari sebagian dari karunia- 

Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu.

Apabila kamu ditimpa marabahaya di lautan, hilanglah segala 

yang kamu puja-puja itu dari ingatanmu, kecuali Dia. Tetapi 

setelah kamu diselamatkan-Nya ke daratan, lantas kamu 

berpaling lagi. Memang manusia itu tidak tahu berterima kasih.

(QS. Al-Isra : 66-67) 

“Karya tulis ini kupersembahkan untuk 

 Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan kekuatan

 Berupa doa dan kasih sayang yang takkan pernah bisa terbalaskan.

Saudara-saudaraku tersayang Rika, Bima, dan Dinda serta sahabatku Asyifa 2008

Kasih sayang dan semangat kalian telah memberiku

Motivasi luar biasa dalam menjalani semua ini.” 

Page 6: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 6/99

i

ABSTRAK 

Tuberkulosis (TB) Paru adalah penyakit menular yang masih menjadi masalahdi dunia. Di Indonesia, TB Paru menjadi salah satu masalah utama kesehatan

masyarakat dan sampai saat ini belum dapat ditangani walaupun sudah dilakukan

upaya penanggulangan melalui program TB oleh pemerintah. Penelitian ini

 bertujuan untuk menggambarkan faktor yang mempengaruhi terjadinya TB Paru

melalui gambaran umum karakteristik penderita TB Paru dan lingkungan

rumahnya.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional . Subjek 

 penelitian adalah penderita TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Padalarang,Kabupaten Bandung Barat. Data didapatkan dengan menggunakan kuesioner dan

observasi langsung pada lingkungan rumah.Pada penelitian ini diperoleh 42 subjek penelitian yang terdiri dari 73,8%

kelompok umur dewasa, 54,8% laki-laki, 59,5% berpendidikan menengah, 80,9% berstatus ekonomi rendah, 38,1% bekerja sebagai buruh, 71,4% mempunyai

riwayat orang di sekitar TB Paru, dan 71,4% telah menyelesaikan pengobatan

lengkap. Lingkungan rumah menunjukkan terdapat 57,1% berjendela pada kamar 

tidur dan 52,4% pada ruang keluarga, 76,2% berventilasi ruangan tidak baik,

57,1% berpencahayaan ruangan baik, 78,6% kepadatan hunian yang tidak baik,

38,1% berpekarangan rumah yang bersih, 54,8% terletak berhimpitan, 85,7%

terletak di dalam gang, serta 78,5% bersanitasi selokan terbuka. Sebanyak 54,8%

mempunyai perilaku tidak pernah membuka jendela pada kamar dan ruang

keluarga, dan 78,6% menghuni rumah yang dikategorikan rumah tidak sehat.

Penelitian ini menunjukkan bahwa penderita TB Paru di Kabupaten BandungBarat adalah berjenis kelamin laki-laki pada kelompok usia dewasa, berstatus

ekonomi rendah, memiliki riwayat tinggal atau dekat dengan penderita TB Paru,

dan memiliki rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Kesemua faktor 

tersebut memberikan kontribusi pada transmisi TB Paru.

Kata Kunci : Tuberkulosis Paru, Karakteristik Penderita, Lingkungan Rumah.

Page 7: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 7/99

ii 

ABSTRACT 

 Pulmonary Tuberculosis (TB) is an infectious disease that still has became the

world concern. In Indonesia, pulmonary tuberculosis is still major community

health problem eventhough the goverment have already develop TB program

 since decade ago. The purpose of this research is to describe factors contributing 

to pulmonary tuberculosis through general characteristic of the pulmonary TB’s 

 patients dan their environmental especially housing condition.

This is descriptive study using cross sectional approach. Subjects of thisresearch are pulmonary TB’s Patients in Puskesmas Padalarang, Kabupaten

 Bandung Barat. Data collected using questionare and by direct observation of the

housing environment.

 In these research there were 42 subjects that composed from 73,8% were

adults, 54,8% were mens, 59,5% have middle education, 80,9% were in low

economic status, 38,1 work as laborer, 71,8% had the history of living with TB’s

 people, and 71,4% had completed treatment. The housing environment showed 

that, there were 57,1% with a window in the bedroom and 52,4% in the living 

room, 76,2% had poor ventilation, 57,1% had good light, and 78,6% were

crowded. 38,1% had a clean yard, 54,8% had narrow space with other house,85,7% were at narrow street, and 78,5% had open sanitary. 54,8% of the subject 

have never open the window in the bedroom and living room, and 78,6% living inunhealthy house.

The result of this research shows that TB’s patient in Kabupaten Bandung 

 Barat were adult men with low economic status, had the history of living near/with pulmonary TB’s patient, and live in a unhealthy’s house category. All 

those factors contributing to the risk for pulmonary TB transmission.

 Key word : Pulmonary Tuberculosis, Patient’s charact eristic, Environmental 

house

Page 8: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 8/99

iii 

KATA PENGANTAR 

Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat, dan

ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang

merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Dokter di Fakultas

Kedokteran Universitas Islam Bandung.

Dalam proses penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak 

mendapat bimbingan, dorongan, saran, dan pendapat dari berbagai pihak, maka

atas budi baik dan semua bantuannya penulis berdoa agar Allah SWT dapat

menerima dan membalas amal baiknya.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih dan

 penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat : Prof. Dr. H. M.

Thaufiq Siddiq Boesoirie, dr., M.S., Sp.T.H.T., K.L.(K) sebagai Rektor 

Universitas Islam Bandung. Prof. Hj. Dr. Ieva B. Akbar, dr., AIF sebagai Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Titik Respati, drg., M.Sc., PH

sebagai Pembimbing I, yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan

dalam penyusunan skripsi ini dan Julia Hartati, dr. sebagai Pembimbing II, yang

 banyak mendorong sekaligus memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi

ini. Siti Annisa Devi Trusda, dr., M.Kes sebagai dosen wali yang telah

memberikan bimbingan dan dorongan moril kepada penulis sejak tahun pertama.

Ayah dan Ibu penulis yang telah banyak memberikan dukungan dan dorongan,

 baik moril maupun materil, serta doa yang tidak henti-hentinya, kakak dan adik-

Page 9: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 9/99

iv 

adik penulis tersayang Rika, Bima, Dinda, serta sahabat-sahabat penulis (Monika,

Susin, Vileta, Rieza, Irma R, Doddy, Bimo, Regi, Erni, Devi, Annisa, Rizky

Dwikane, dan Rizcky Ramdhani), yang selalu memberikan semangat dan

dukungan setiap saat. Kepada Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat,

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, Kepala

Puskesmas dan seluruh staff di Puskesmas Padalarang yang telah membantu

 penulis dalam melaksanakan penelitian. Para responden yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk diwawancara dan diobservasi lingkungan rumahnya,

teman-teman mahasiswa FK Unisba angkatan 2008, dan juga semua pihak yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas

 bantuan yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun

 pembaca pada umumnya dan dapat berguna untuk penelitian lebih lanjut.

Wassalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh.

Bandung, September 2012

Penulis

Page 10: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 10/99

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................ iABSTRACT .......................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ viii

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 11.2. Identifikasi Masalah .................................................................... 5

1.3. Tujuan Masalah ........................................................................... 51.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

1.4.1. Manfaat Teoritis ............................................................. 6

1.4.2. Manfaat Praktis .............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN .. 7

2.1. Tuberkulosis ................................................................................ 7

2.1.1. Epidemiologi .................................................................. 7

2.1.2. Faktor Resiko ................................................................. 8

2.1.3. Cara Penularan ............................................................... 14

2.1.4. Gejala Klinis Tuberkulosis ............................................ 152.1.5. Pemeriksaan Dahak Mikroskopik .................................. 15

2.1.6. Diagnosis Tuberkulosis ................................................. 16

2.2. Kriteria Rumah Sehat .................................................................. 17

2.2.1. Definisi Rumah Sehat .................................................... 17

2.2.2. Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal ......................... 18

2.3. Kerangka Pemikiran .................................................................... 21

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN .............................. 253.1. Subjek Penelitian ......................................................................... 25

3.1.1. Subjek Penelitian ........................................................... 253.1.2. Populasi Penelitian ......................................................... 25

3.2. Metode Penelitian ........................................................................ 25

3.2.1. Rancangan Penelitian ..................................................... 25

3.2.2. Tahapan Penelitian ......................................................... 26

3.2.3. Definisi Operasional ...................................................... 26

3.2.4. Pengujian Kuesioner ...................................................... 29

3.2.5. Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data ................... 29

3.2.6. Pengolahan Data ............................................................ 30

Page 11: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 11/99

vi

3.2.7. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 30

3.2.8. Aspek Etik dan Hukum Penelitian ................................. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 32

4.1. Hasil Penelitian ........................................................................... 32

4.1.1. Karakteristik Penderita TB Paru .................................... 324.1.2. Karakteristik Lingkungan Rumah Penderita TB Paru ... 34

4.2. Pembahasan ................................................................................. 38

4.3. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 50

5.1. Kesimpulan ................................................................................. 50

5.2. Saran ............................................................................................ 51

5.2.1. Bagi Penderita Tuberkulosis Paru ................................. 515.2.2. Bagi Puskesmas dan Pemerintah ................................... 51

5.2.3. Bagi Penelitian Selanjutnya ........................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 53LAMPIRAN .......................................................................................... 56

RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 84

Page 12: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 12/99

vii 

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Definisi Operasional ........................................................... 27

Tabel 4.1. Karakteristik Demografi Penderita TB Paru ...................... 33

Tabel 4.2. Karakteristik Lingkungan Rumah Penderita TB Paru

Berdasarkan Komponen Fisik Rumah ............................... 35

Tabel 4.3. Karakteristik Lingkungan Rumah Penderita TB ParuBerdasarkan Komponen Sanitasi Rumah ........................... 36

Tabel 4.4. Karakteristik Lingkungan Rumah Penderita TB Paru

Berdasarkan Komponen Perilaku Penghuni Rumah .......... 36

Tabel 4.5. Karakteristik Lingkungan Rumah Penderita TB Paru

Berdasarkan Penilaian Rumah Sehat ................................. 37

Page 13: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 13/99

 

viii 

DAFTAR GAMBAR 

Halaman

Gambar 2.1. Estimasi Insidensi Tuberkulosis ................................... 8

Gambar 2.2. Alur Diagnosis Tuberkulosis Paru ............................... 17

Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran ..................................................... 24

Page 14: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 14/99

 

ix 

DAFTAR SINGKATAN

1. TB = Tuberkulosis Paru

2. WHO = World Health Organization

3. BTA = Basil Tahan Asam

4. Depkes = Departemen Kesehatan

5. ASEAN =  Association of South East Asian Nation

6. ARTI =  Annual Risk of Tuberculosis Infection

7. SPS = Sewaktu-Pagi-Sewaktu

8. UPK = Unit Pelayanan Kesehatan

Page 15: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 15/99

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Persetujuan................................................... 56

Lampiran 2 Lembar Kuesioner .................................................... 57

Lampiran 3 Daftar Penilaian Rumah Sehat .................................. 61

Lampiran 4 Hasil Rekapan Kuesioner Data Demografi ............... 66

Lampiran 5 Hasil Rekapan Kuesioner Data Komponen Rumah .. 79

Lampiran 6 Hasil Rekapan Data Komponen Sanitasi .................. 72

Lampiran 7 Hasil Kuesioner Komponen Perilaku ....................... 75

Lampiran 8 Hasil Kuesioner Lingkungan Rumah ........................ 78

Lampiran 9 Dokumentasi ............................................................. 81

Lampiran 10 Hasil Validitas .......................................................... 82

Lampiran 11 Surat Perizinan .......................................................... 83

Page 16: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 16/99

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) paru adalah suatu penyakit menular yang menjadi perhatian

dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga penduduk 

dunia terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis dan lima sampai sepuluh persen

dari orang-orang yang terinfeksi bakteri ini akan menjadi sakit atau menularkan

kepada orang lain selama hidupnya. Data WHO dalam Global Tuberculosis

Control 2010, menyatakan bahwa terdapat 9,4 juta insiden TB dengan 1,1 juta

 penderita meninggal dunia di seluruh dunia. Jumlah insiden TB tertinggi terdapat

di kawasan Asia Tenggara, 35% dari insiden total TB di dunia dengan prevalensi

280 per 100.000 penduduk.1,2

Di Indonesia, TB Paru merupakan salah satu masalah utama kesehatan

masyarakat. Jumlah pasien TB Paru di Indonesia berada pada peringkat empat

dunia setelah India, Cina, dan Afrika Selatan dengan prevalensi TB 285 per 

100.000 penduduk atau sebanyak 302.861 kasus pada tahun 2010.2

Profil

Kesehatan Indonesia 2010 menyatakan bahwa provinsi dengan persentase pasien

TB Paru BTA positif terhadap suspek TB Paru terbanyak adalah Maluku Utara

sebesar 22,9%, Kepulauan Riau sebesar 18,7%, dan DKI Jakarta sebesar 16,3%.

Sedangkan rata-rata secara nasional persentase pasien TB Paru BTA positif 

terhadap suspek TB Paru hanya sebesar 10,9%.3

Page 17: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 17/99

Di Provinsi Jawa Barat, persentase pasien TB Paru BTA positif terhadap

suspek TB Paru sebesar 11,5%, dengan kasus TB Paru BTA positif sebanyak 

29.413 (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2007).4 Angka kejadian TB Paru di

Kabupaten Bandung Barat pada Tahun 2010 dan tahun 2011 menunjukkan angka

sebesar 1.349 dan 1.393 kasus secara berurutan. Data tersebut menunjukkan

terjadi kenaikan angka kejadian dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebanyak 44 kasus

atau tiga persen. Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2011 menunjukkan angka

kejadian kasus TB Paru di Puskesmas Padalarang pada tahun 2011 sebanyak 40

kasus dengan 24 kasus merupakan TB Paru BTA positif baru.5

Diperkirakan 95% kasus TB Paru dan 98% kematian akibat TB Paru di dunia

terjadi pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Sebanyak 75%

 pasien TB Paru mengenai kelompok usia produktif secara ekonomis yang

 berumur sekitar 15-50 tahun. Diperkirakan seorang pasien TB Paru dewasa akan

kehilangan rata-rata waktu kerjanya selama tiga sampai empat bulan dengan

akibat kehilangan pendapatan tahunan rumah tangga sekitar 20-30%. Jika pasien

meninggal akibat TB Paru, maka kehilangan pendapatannya akan meningkat

menjadi sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB paru juga

memberikan dampak buruk lainnya secara sosial dan terdapat kemungkinan untuk 

dikucilkan oleh masyarakat.6

Bakteri  M. tuberkulosis  berkembang dan menyebabkan penyakit dipengaruhi

oleh kesehatan lingkungan. H.L. Blum menyatakan dalam the environment of 

health model  bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi kesehatan

manusia, yaitu lingkungan, perilaku, genetik, dan sarana kesehatan. Faktor yang

Page 18: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 18/99

 paling berpengaruh terhadap kesehatan manusia adalah faktor lingkungan dan

diikuti oleh perilaku, genetik, serta sarana kesehatan.7

Tuberkulosis ditularkan melalui droplet dan penularannya akan sangat

dipengaruhi oleh lingkungan rumah terutama kepadatan ruangan, pencahayaan,

dan juga ventilasi. Menurut Kepmenkes RI No. 829 Tahun 1999, ruangan dengan

luas delapan meter persegi tidak dianjurkan untuk dihuni lebih dari dua orang

karena akan memudahkan penularan mikroorganisme patogen. Pencahayaan

ruangan yang efektif harus masuk melalui ventilasi dengan minimal luas 10% dari

luas lantai merupakan faktor yang sangat mempengaruhi karena cahaya matahari

dapat membasmi bakteri patogen. Sedangkan ventilasi sendiri berfungsi dalam

 pertukaran udara yang akan mempengaruhi kelembaban dari ruangan.

Kelembaban dapat menjadi media yang baik bagi perkembangan bakteri patogen

seperti basilus TB.8, 9

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan pentingnya faktor risiko

 penderita seperti umur, jenis kelamin, status ekonomi dan faktor lingkungan

rumah seperti kepadatan hunian, pencahayaan ruangan, dan luas ventilasi dengan

kejadian tuberkulosis paru. Penelitian Bambang dkk dan Hill dkk, pada tahun

2006, serta penelitian Suswati dan Wildan dkk, pada tahun 2007, menunjukkan

hubungan umur dan jenis kelamin dengan kejadian TB Paru.10-13 Penelitian lain

yang mendukung mengenai umur dan jenis kelamin dengan kejadian TB Paru

adalah penelitian Ajis dkk, 2009, dan Ogboi S.J. dkk, 2010.14,15

Hubungan status

ekonomi dengan kejadian TB Paru diperkuat oleh penelitian Davidow dkk, 2003,

dan Coker dkk pada tahun 2006.16,17 Penelitian lain yang menegaskan penelitian

Page 19: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 19/99

Davidow dan Coker adalah penelitian Bambang dkk, pada tahun 2006, Wildan

dkk, 2007, dan Ajis dkk, 2009.10,12,14

Penelitian Bambang dkk, 2006, Wildan dkk,

2007, dan Ajis dkk, 2009, menjelaskan terdapat hubungan anatara pendidikan

dengan kejadian TB Paru. Penelitian Bambang dkk, 2006, menunjukkan terdapat

hubungan antara pekerjaan dengan kejadian TB Paru. Penelitian Bambang dkk,

2006, Hill dkk, 2006, dan Sudarso, 2008, menunjukkan terdapat hubungan

kepadatan hunian rumah dengan kejadian TB Paru.10,11,18

Penelitian  Bambang

dkk, 2006, dan Sudarso, 2008 menunjukkan ada hubungan antara luas ventilasi

dan pencahayaan ruangan dengan kejadian TB Paru.8,18 

Dari beberapa faktor risiko di atas, diketahui Kabupaten Bandung Barat dari

data Kementerian Kesehatan RI masih memiliki masalah kepadatan penduduk 

sebesar 1.131 jiwa/km2 atau berada di urutan ke-14 dari 26 kabupaten/kota di

Jawa Barat. Persentase TB Paru yang sembuh di Kabupaten Bandung Barat

sebesar 57,55% dari capaian nasional sebesar 78,3% di tahun 2010 atau berada di

urutan ke 21 dari 26 kabupaten/kota di Jawa Barat. Jumlah rumah sehat di

Kabupaten Bandung Barat masih sangat rendah yaitu, sebesar 27,22% dari target

nasional tahun 2010 sebesar 80% atau berada di urutan terakhir kabupaten/kota di

Jawa Barat.

19

Berdasarkan pengamatan penulis, belum ada penelitian di wilayah kerja

Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat mengenai karateristik penderita

TB Paru dengan lingkungan rumah tinggal terutama mengenai usia, jenis kelamin,

status ekonomi, pendidikan, pekerjaan, riwayat orang di sekitar dengan TB Paru,

riwayat pengobatan, kepemilikan jendela, kepadatan hunian, pencahayaan

Page 20: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 20/99

ruangan, luas ventilasi, letak rumah, pekarangan, sanitasi rumah, perilaku

 penghuni rumah, dan penilaian rumah sehat. Penelitian ini akan sangat menarik 

untuk dilakukan agar dapat mengetahui karakteristik penderita TB Paru dengan

lingkungan rumah tinggal untuk dijadikan dasar usaha pencegahan, sehingga

 peneliti  bermaksud mengadakan penelitian mengenai “Karakteristik Penderita

Tuberkulosis Paru dan Lingkungan Rumah di Wilayah Kerja Puskesmas

Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.” 

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, indentifikasi masalah yang didapat adalah

sebagai berikut :

1.  Bagaimana karakteristik penderita tuberkulosis paru di wilayah kerja

Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat?

2.  Bagaimana karakteristik lingkungan rumah penderita tuberkulosis paru di

wilayah kerja Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1.  Untuk menggambarkan karakteristik penderita tuberkulosis paru di wilayah

kerja Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

2.  Untuk menggambarkan karakteristik lingkungan rumah penderita tuberkulosis

 paru di wilayah kerja Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Page 21: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 21/99

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah :

1.  Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh tenaga kesehatan sebagai

referensi mengenai faktor risiko lingkungan rumah pada kejadian tuberkulosis

 paru.

2.  Hasil penelitian ini dapat dijadikan data awal pengambilan kebijakan dinas

kesehatan dan instansi lainnya untuk menanggulangi tuberkulosis paru di

Kabupaten Bandung Barat. 

1.4.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah :

1.  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi tenaga kesehatan

untuk melakukan penyuluhan mengenai faktor-faktor lingkungan rumah yang

dapat menjadi risiko terjadinya tuberkulosis paru. 

2.  Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk memperbaiki

lingkungan rumah agar menjadi tempat tinggal yang sehat dengan

memperbaiki keadaan lingkungan rumah dan perilaku penghuni rumah yang

menjadi faktor risiko terjadinya tuberkulosis paru. Serta masyarakat dapat

melakukan pencegahan penularan dari penderita tuberkulosis paru kepada

orang lain dengan menggunakan masker atau menutup mulut ketika batuk dan

 bersin.

Page 22: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 22/99

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tuberkulosis (TB)

Tuberkulosis Paru adalah suatu infeksi bakteri yang berkembang tidak saja di

 paru-paru, tetapi juga dapat menyebar ke organ lainnya.20

Departemen Kesehatan

Republik Indonesia (Depkes RI), mendefinisikan TB Paru sebagai suatu penyakit

menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB ( Mycobacterium

tuberculosis).6

2.1.1. Epidemiologi

Data WHO dalam Global Tuberculosis Control 2010, menyatakan terdapat 9,4

 juta insiden TB Paru dan lebih dari 90% dari seluruh insiden TB Paru di dunia

terjadi di negara berkembang seperti ASEAN (35%), Afrika (30%), Pasifik Barat

(21%), dan Timur Tengah (7,1%). Kematian tertinggi akibat TB Paru terjadi di

Asia Tenggara sebanyak 480.000 kasus kematian dan merupakan angka tertinggi

dibandingkan seluruh kawasan lain di dunia.1 Di Indonesia, prevalensi kematian

akibat TB Paru pada tahun 2010 adalah sebesar 27 per 100.000 penduduk.3 

Insiden TB Paru meningkat berhubungan dengan masalah ekonomi dan sosial

seperti meningkatnya tunawisma, kemiskinan, penyalahgunaan obat terlarang, dan

tingginya angka HIV/AIDS.21

Page 23: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 23/99

Gambar 2.1. Estimasi Insiden Tuberkulosis (per 100.000 populasi)Sumber : World Helath Organization. Global Tuberculosis Control :

estimate of the prevalence of TB. 2012.21

2.1.2. Faktor Risiko

Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan TB menginfeksi manusia

antara lain adalah :

1)  Umur 

Insiden tertinggi tuberkulosis paru adalah pada usia dewasa muda. Di

Indonesia diperkirakan 75% penderita TB Paru merupakan kelompok usia

 produktif yaitu berusia antara 15 sampai 50 tahun.6

Pada usia ini orang-orang

 banyak menghabiskan waktu dan tenaganya untuk bekerja. Selain itu orang-

orang banyak berinteraksi dengan orang lain yang kemungkinan menderita TB

Paru dan meningkatkan risiko terinfeksi bakteri TB.10

Penelitian Suswati di

Kabupaten Jember Tahun 2007 menunjukkan sebanyak 54% dari 200

Page 24: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 24/99

responden merupakan pasien dengan usia 15 sampai 35 tahun dan penelitian

Bambang dkk dari 91 responden merupakan pasien dengan usia 31 sampai 50

tahun.10,13

Penelitian Hill dkk di Gambia tahun 2006 menunjukkan penderita

TB Paru memiliki umur 15 sampai 75 tahun.11

Penelitian Ogboi S.J. dkk di

 Nigeria tahun 2010 menunjukkan sebanyak 39,7% dari 694 responden berusia

20 sampai 29 tahun.15

Penelitian Wildan di Puskesmas Sedati tahun 2007

menunjukkan sebanyak 81,4% dari 43 responden berusia 20 sampai 54

tahun.12 

2)  Kepadatan Hunian Kamar Tidur 

Luas lantai bangunan berdasarkan standar rumah sehat harus disesuaikan

dengan jumlah penghuninya agar tidak menyebabkan overload. Luas yang

tidak sesuai menyebabkan anggota keluarga yang terinfeksi kuman

tuberkulosis mudah menularkan kepada anggota keluarga yang lain karena

satu orang penderita TB Paru dapat menularkan rata-rata kepada dua sampai

tiga orang yang tinggal serumah.11

Penelitian yang mendukung adalah

 penelitian Bambang dkk di Kabupaten Karo tahun 2006 menunjukkan

sebanyak 52,7% dari 91 responden memiliki rumah yang padat penghuni.10

 

Penelitian Hill dkk di Gambia tahun 2006 menunjukan sebanyak 60,3% dari

300 responden memiliki penghuni rumah kurang dari empat orang dan kamar 

tidur digunakan oleh sedikitnya empat orang.11

Penelitian Sudarso di

Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo tahun 2008 menunjukkan hasil

 perhitungan odd rasio untuk kepadatan hunian adalah 5,07 atau kepadatan

hunian yang tidak memenuhi syarat merupakan faktor risiko TB Paru.18

 

Page 25: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 25/99

10 

Penelitian Coker dkk di Rusia tahun 2006 menunjukkan responden yang

memiliki kondisi rumah yang padat akan meningkatkan risiko terkena

tuberkulosis sebesar tiga kali lipat.17

3)  Keadaan Sosial Ekonomi dan Status Gizi

Tingkat sosial ekonomi terutama penghasilan sangat berpengaruh kepada

 pemenuhan kebutuhan sehari-hari seseorang dan keluarga. Penghasilan yang

rendah akan membuat kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari menjadi terbatas terutama pemenuhan kebutuhan gizi, lingkungan

rumah yang sehat, dan kebutuhan akan kesehatan. Apabila pemenuhan gizi

kurang, maka status gizi buruk akan menyebabkan kekebalan tubuh menurun

sehingga memudahkan seseorang terkena infeksi TB Paru. Penelitian yang

memperkuat adalah penelitian Wildan di Puskesmas Sedati tahun 2008 yang

menunjukkan bahwa sebanyak 58,1% dari 40 responden memiliki status

ekonomi rendah.12

Penelitian Bambang dkk di Kabupaten Karo tahun 2006

menunjukkan sebanyak 71,4% dari 91 responden memiliki status ekonomi

yang rendah.10

Penelitian Ajis di Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2009

menunjukkan status ekonomi yang rendah meningkatkan risiko terkena TB

Paru 2,5 kali lebih besar dibandingkan dengan status ekonomi tinggi.

14

4)  Sistem Imun Tubuh

Orang dengan kemampuan imun tubuh yang rendah seperti orang dengan

 penyakit HIV/AIDS, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga

meningkatkan risiko terinfeksi oleh M. tuberculosis.20

Page 26: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 26/99

11 

5)  Frekuensi Kontak Dengan Penderita TB

Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak.

Pasien TB Paru dengan dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko

 penularan lebih besar dibandingkan pasien TB Paru dengan BTA negatif.

Risiko penularan setiap tahunnya ditunjukkan dengan  Annual Risk of 

Tuberculosis Infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang berisiko

terinfeksi TB selama satu tahun. Annual Risk of Tuberculosis Infection sebesar 

10% berarti 10 orang terinfeksi diantara 1000 penduduk setiap tahunnya.

Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita TB,

hanya sekitar 10% dari yang terinfeksi yang akan menderita penyakit TB.

 Annual Risk of Tuberculosis Infection di Indonesia bervariasi antara satu

sampai tiga persen.6

6)  Jenis kelamin

Tuberkulosis paru tidak menyerang manusia dengan jenis kelamin tertentu,

tetapi pada beberapa penelitian menyatakan bahwa TB Paru lebih banyak 

diderita laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Hal ini disebabkan laki-

laki dituntut untuk bekerja lebih keras untuk mencari nafkah dan akan

 berinteraksi dengan banyak orang, sehingga peluangnya lebih besar untuk 

tertular kuman TB. Penelitian yang mendukung adalah penelitian Bambang

dkk di Kabupaten Karo tahun 2006 yang menunjukkan sebanyak 60,4% dari

91 responden adalah laki-laki.10

Penelitian Wildan di Puskesmas Sedati

menegaskan sebanyak 58,1% dari 43 responden merupakan laki-laki.12

 

Penelitian Ajis dkk di Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2007 menunjukkan

Page 27: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 27/99

12 

sebanyak 116 dari 218 responden adalah laki-laki.14

Penelitian Ogboi S.J. dkk 

di Nigeria menunjukkan sebanyak 58,4% dari 694 responden adalah laki-laki,

tetapi penelitian Suswati di Kabupaten Jember Tahun 2007 menunjukkan

 bahwa sebanyak 55% dari 200 responden merupakan wanita.13, 15 

7)  Pendidikan

WHO menyatakan bahwa tuberkulosis paru tidak hanya menyerang

masyarakat pada usia produktif, tetapi juga menyerang masyarakat dengan

 pendidikan yang rendah. Hal ini karena tingkat pendidikan berpengaruh

terhadap tingkat pengetahuan masyarakat terhadap informasi mengenai

 pemenuhan gizi seimbang dan pencegahan serta pengobatan TB Paru. Tetapi

 penelitian yang ada berbeda dengan pernyataan WHO, penelitian ini adalah

 penelitian Bambang dkk di Kabupaten Karo tahun 2006 yang menunjukkan

sebanyak 51,6% dari 91 responden berpendidikan Sekolah Menengah Atas

(SMA).10 Penelitian Wildan di Puskesmas Sedati menegaskan sebanyak 

58,1% dari 43 responden, memiliki pendidikan SMA.12 Penelitian Ajis dkk di

Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2007 menunjukkan sebanyak 42 orang

(38,53%) dari 109 responden adalah berpendidikan SMA.14

 

8) 

Pekerjaan

Jenis pekerjaan seseorang mempengaruhi terhadap pendapatan keluarga.

Karena pendapatan keluarga akan berdampak terhadap pola hidup sehari-hari

diantaranya konsumsi makanan dan pemeliharaan kesehatan. Penelitian yang

mendukung adalah penelitian Bambang dkk di Kabupaten Karo tahun 2006

Page 28: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 28/99

13 

yang menyatakan sebanyak 38 orang (48,1%) penderita TB Paru memiliki

 pekerjaan sebagai buruh.10,13

 

9)  Pencahayaan

Cahaya alami atau cahaya matahari dapat membunuh bakteri-bakteri

 patogen di dalam rumah, salah satunya adalah bakteri tuberkulosis. Karena itu

rumah harus memiliki minimal 20% luas jendela dari seluruh luas rumah,

supaya cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah dan membunuh bakteri

TB.18  Penelitian yang mendukung peran cahaya tersebut adalah penelitian

Bambang dkk di Kabupaten Karo tahun 2006 menunjukkan bahwa 49,5% dari

91 rumah responden tidak ada sinar matahari yang masuk ke rumah.10 Selain

itu penelitian Sudarso di Kecamatan Tanggulangi, Kabupaten Sidoarjo tahun

2008 menyatakan odd rasio untuk pencahayaan ruangan sebesar 5,06 atau

merupakan faktor risiko terjadinya TB Paru.18 

10) Kelembaban Udara

Kelembaban udara dalam ruangan berperan dalam kenyamanan penghuni,

dimana kelembaban yang optimum berkisar 60% dengan temperatur kamar 

22° sampai 30°C. Kelembaban di atas 60% dapat membuat bakteri

tuberkulosis bertahan hidup selama beberapa jam dan dapat menginfeksi

 penghuni rumah.18

11) Perilaku

Perilaku seseorang terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan. Pengetahuan

 penderita TB Paru yang kurang mengenai cara penularan, bahaya, dan cara

 pengobatan TB Paru akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang.

Page 29: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 29/99

14 

Karena ketidaktahuan mengenai cara penularan dan perilaku yang menjadi faktor 

risiko TB Paru, maka tidak ada perubahan perilaku untuk mencegah TB Paru.

Contoh perilaku yang menjadi faktor risiko adalah merokok.9

2.1.3. Cara Penularan

Penderita TB Paru dapat menularkan penyakit TB Paru melalui beberapa cara,

yaitu :

1)  Sumber penularan adalah pasien TB dengan hasil Basil Tahan Asam (BTA)

 positif.

2)  Pada waktu bersin atau batuk, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam

 bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan

sekitar 3000 percikan dahak.

3)  Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dengan paparan dahak yang

 berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,

sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat

 bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.

4)  Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang

dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi tingkat kepositifan hasil pemeriksaan

dahak, makin menular pasien tersebut.

5)  Faktor yang memungkinkan seseorang terpapar kuman TB ditentukan oleh

konsentrasi percikan ke udara dan lamanya menghirup udara tersebut.6 

Page 30: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 30/99

15 

2.1.4. Gejala Klinis Tuberkulosis

Gejala yang timbul pada penderita TB Paru adalah batuk produktif atau

 berdahak selama lebih selama dua sampai tiga minggu atau lebih. Batuk dapat

diikuti dengan gejala tambahan, yaitu dahak bercampur darah, sesak nafas,

 berkeringat pada malam hari, badan lemas, nafsu makan turun, malaise, dan

demam meriang selama lebih dari satu bulan.6,20,21

2.1.5. Pemeriksaan Dahak Mikroskopik 

Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai

keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan dahak 

untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan tiga spesimen dahak 

yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa Sewaktu-

Pagi-Sewaktu (SPS) :

1)  S (sewaktu) : dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjung

 pertama kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk 

mengumpulkan dahak pagi pada hari kedua.

2)  P (Pagi): dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah

 bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di Unit

Pelayanan Kesehatan (UPK).

3)  S (sewaktu): dahak dikumpulkan di UPK pada hari kedua, saat menyerahkan

dahak pagi.6 

Page 31: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 31/99

16 

2.1.6. Diagnosis Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis paru didiagnosis dengan beberapa tahapan diagnosis :

1)  Semua suspek TB diperiksa tiga spesimen dahak dalam waktu dua hari, yaitu

sewaktu - pagi - sewaktu (SPS).

2)  Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya

kuman TB (BTA). Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui

 pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan

lain seperti foto toraks, biakan, dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai

 penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya.

3)  Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto

toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB

 paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis.6 

Page 32: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 32/99

17 

Gambar 2.2. Alur Diagnosis Tuberkulosis Paru

Sumber : Panduan Nasional Tuberkulosis Tahun 2007.6 

2.2. Kriteria Rumah Sehat

2.2.1. Definisi Rumah Sehat

Menurut Undang-undang RI No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan

Permukiman, rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

hunian dan sarana pembinaan keluarga.22 Sedangkan yang dimaksud dengan sehat

menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan yang sempurna

 baik fisik, mental, maupun sosial budaya, bukan hanya keadaan yang bebas dari

 penyakit dan kelemahan (kecacatan).8

Page 33: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 33/99

18 

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat

sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga

menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial

 budaya.8

2.2.2. Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999

tentang Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal, rumah sehat haruslah memenuhi

 beberapa syarat sebagai berikut : 

1)  Bahan bangunan tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang

dapat membahayakan kesehatan, seperti kadar timah hitam tidak melebihi

300 mg/kg, debu total tidak lebih dari 150 mg/m3, asbes bebas tidak lebih dari

0,5 fiber/m3/4 jam, serta tidak terbuat dari bahan yang tempat berkembangnya

mikroorganisme patogen.8 

2)  Komponen dan penataan ruang rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan

 biologis sebagai berikut :

a)  Lantai kedap air dan mudah dibersihkan.

 b)  dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara,

kedap air, dan mudah dibersihkan.

c)  Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.

d)  Rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan

 penangkal petir.

Page 34: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 34/99

19 

e)  Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu,

ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi, dan

ruang bermain anak.

f)  Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.8 

3)  Pencahayaan ruangan ada dua macam, yaitu penerangan alami atau sinar 

matahari dan pecahayaan buatan atau pencahayaan lampu. Penerangan alami

sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban dan

untuk membunuh kuman penyebab penyakit tertentu.18 Untuk itu pencahayaan

alam atau buatan langsung atau tidak langsung harus dapat menerangi seluruh

 bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.8 

4)  Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :

a)  Tidak berbau dan berwarna.

 b)  Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C.

c)  Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%.

d)  Terjadi pertukaran udara.

e)  Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm per delapan jam.8 

5)  Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran

udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis.

Tersedianya udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia,

sehingga apabila suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik 

dan over crowded  maka akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan

kesehatan. Standar luas ventilasi rumah, menurut Kepmenkes RI No. 829

tahun 1999, adalah minimal 10% luas lantai.8 Kurangnya ventilasi juga

Page 35: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 35/99

20 

mengakibatkan bakteri tidak dapat disalurkan ke luar rumah dan berpotensi

menjadi sumber penyakit.18

Penelitian yang mendukung adalah penelitian

Bambang dkk di Kabupaten Karo tahun 2006 yang menunjukkan sebanyak 

83,5% dari 91 responden tidak memiliki luas ventilasi yang memenuhi

syarat.10

Penelitian Sudarso di Kecamatan Tanggulangi, Kabupaten Sidoarjo

menunjukkan odd rasio sebesar 8,05 yang berarti luas ventilasi yang tidak 

memenuhi syarat merupakan faktor risiko kejadian TB Paru.18

 

6)  Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak. Dimana air dalam kebutuhan sehari-hari harus memenuhi minimal

60L/hari/orang. Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai

 berikut :

a)  Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.

 b)  Syarat Kimia : Contoh kadar Besi maksimum yang diperbolehkan sebesar 

0,3 mg/l.

c)  Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml

air).8 

7) 

Limbah cair yang berasal dari rumah tidak boleh mencemari sumber air, tidak 

menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah. Sedangkan limbah

 padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau serta tidak menyebabkan

 pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.8 

Page 36: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 36/99

21 

8)  Kepadatan hunian rumah harus memiliki luas ruang tidur minimal sebesar 

delapan meter persegi dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang

tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak di bawah umur lima tahun.8 

9)  Binatang dapat menjadi sumber penyakit atau menjadi sarana bagi suatu

mikroorganisme untuk hidup dan berkembang biak dalam siklus hidupnya.

Contoh binatang yang dapat menularkan penyakit adalah tikus dan lalat.

Sehingga rumah harus bersih dari binatang penular penyakit.8 

10) Kebersihan makanan akan mempengaruhi kesehatan secara langsung dari

orang-orang yang mengkonsumsinya. Makanan tidak boleh tercemar oleh

kotoran yang terbawa oleh binatang terutama tikus ataupun serangga. Oleh

karena itu sarana penyimpanan makanan harus aman dan higienis. Sehingga

makanan tidak menjadi sumber penyakit bagi penghuni rumah.8 

2.3. Kerangka Pemikiran

Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penderita Tuberkulosis

 paru terbanyak di dunia setelah India, Cina, dan Afrika Selatan.2 Di Provinsi Jawa

Barat, persentase pasien TB Paru BTA positif terhadap suspek TB Paru sebesar 

11,5% atau berada di urutan ke-13 dari 33 provinsi di Indonesia.3

Di Kabupaten

Bandung Barat memiliki angka kejadian TB Paru sebesar 1.393 kasus.5

Angka kejadian tuberkulosis paru di Kabupaten Bandung Barat tinggi

disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan, agen infeksi, dan host .

Faktor risiko dari host  adalah usia, jenis kelamin, dan status ekonomi. Faktor 

Page 37: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 37/99

22 

risiko dari lingkungan adalah kepadatan hunian, pencahayaan ruangan, dan luas

ventilasi.

TB Paru sering menyerang usia produktif dikarenakan pada saat usia produktif,

orang-orang memiliki kegiatan diluar rumah. Kegiatan di luar rumah membuat

orang-orang akan berinteraksi dengan orang lain, sehingga kemungkinan

 berkontak dengan penderita TB Paru dan terinfeksi oleh kuman TB menjadi lebih

 besar.6,10-13,15

Jenis kelamin laki-laki sering menjadi penderita tuberkulosis paru karena pada

umumnya laki-laki diharuskan untuk bekerja supaya dapat memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Sehingga laki-laki akan sering beraktifitas di luar rumah dan

meningkatkan risiko tertular kuman TB dari penderita TB Paru di lingkungannya

 bekerja.10,12-15

Faktor pekerjaan akan mempengaruhi status ekonomi keluarga dan ikut

 berpengaruh dalam kejadian tuberkulosis paru. Keluarga yang memiliki status

ekonomi rendah memiliki kemampuan yang terbatas dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Sehingga keterbatasan dalam memenuhi gizi akan mengakibatkan

keluarga tersebut memiliki keadaan kurang gizi dan membuat kekebalan tubuh

menurun untuk melawan infeksi kuman. Tetapi selain faktor status ekonomi

keluarga, faktor pendidikan juga akan berpengaruh terhadap pengetahuan

 pemenuhan gizi serta akses terhadap informasi kesehatan.10,12,14

Keluarga dengan status ekonomi rendah juga membuat pemenuhan kebutuhan

untuk lingkungan rumah yang sehat tidak terpenuhi karena keluarga akan lebih

mengedepankan pemenuhan kebutuhan primer. Sehingga banyak orang dengan

Page 38: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 38/99

23 

status ekonomi rendah memiliki rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan

seperti kepadatan hunian yang tidak baik, pencahayaan ruangan yang tidak 

mencukupi, dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat. Kepadatan hunian

yang terlalu padat akan membuat anggota keluarga mudah terinfeksi kuman TB

 jika anggota keluarganya ada yang menderita TB Paru.10,11,17,18

Selain itu rumah

dengan pencahayaan yang kurang akan membuat kuman tumbuh dengan baik 

karena tidak ada sinar matahari yang membunuh kuman di dalam rumah.10,18

Luas

ventilasi yang tidak memenuhi syarat yaitu kurang dari 10% dari luas rumah akan

membuat bakteri di dalam rumah tidak terbuang ke luar beserta dengan pergantian

udara melalui ventilasi.8,10,18 Hal ini membuat bakteri banyak berkembang di

dalam rumah. Faktor-faktor risiko di atas akan meningkatkan kejadian

tuberkulosis paru.

Page 39: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 39/99

24 

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran 

Faktor Risiko Tuberkulosis Paru

Usia produktif 

Kegiatan sehari-haridan kontak dengan

 banyak orang

Kemungkinan

tertular TB dari penderita TB Paru

lebih besar 

Jenis kelamin 

laki-laki

Bekerja di luar 

rumah

Status ekonomi 

rendah

Keluarga

mengedepankan

 pemenuhan

kebutuhan rimer Pemenuhan gizi kurang

Kekebalan tubuh

menurun

Lingkungan rumah 

tidak sehat

Kepadatan

hunian rumah

Memudahkan

 penularan kuman TB

Pencahayaan

rumah kurang

Memungkinkan

kuman TB

 berkembang

Luas ventilasi 

tidak memenuhi

syarat

Kuman TB tidak 

tereliminasi

Tuberkulosis Paru Bandung Barat tinggi

Tuberkulosis Paru Jawa Barat tinggi

Kejadian Tuberkulosis Paru tinggi

Faktor  Host  Faktor Agen Infeksi Faktor Lingkungan

Tuberkulosis Paru Indonesia urutan ke-5 dunia

Pekerjaan Pendidikan 

Page 40: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 40/99

25 

BAB III

SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah penderita tuberkulosis paru di wilayah kerja

Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

3.1.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah penderita tuberkulosis paru di wilayah

kerja Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

3.2. Metode Penelitian

3.2.1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan

 pendekatan cross sectional . Penelitian cross sectional  adalah suatu penelitian

yang dilakukan pada satu waktu untuk menentukan apakah paparan berkaitan

dengan penyakitnya. Penelitian cross sectional menyediakan gambaran frekuensi

dan karakteristik suatu penyakit pada populasi pada suatu waktu, tetapi tidak 

menyatakan suatu hubungan sebab akibat.23 

Page 41: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 41/99

26 

3.2.2. Tahapan Penelitian

Tahap penelitian ini adalah peneliti mengumpulkan data dari laporan

 penemuan pasien tuberkulosis paru mengenai jumlah kasus tuberkulosis paru di

wilayah kerja Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2011.

Peneliti selanjutnya melakukan persiapan mengenai perizinan penelitian ke Dinas

Kesehatan Kabupaten Bandung Barat dan Puskesmas Padalarang. Peneliti

membuat kuesioner adaptasi untuk bahan penelitian dan melakukan uji kuesioner 

sebelum dilakukan penelitian. Pengambilan data responden berdasarkan usia, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, riwayat orang di sekitar dengan

TB Paru, dan riwayat pengobatan dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

Kepemilikan jendela, kepadatan hunian, pencahayaan ruangan, luas ventilasi

rumah, dan lingkungan sekitar rumah dilakukan dengan mengobservasi keadaan

rumah. Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk 

selanjutnya dilakukan penyajian data dalam bentuk deskriptif dan dalam bentuk 

tabel.

3.2.3. Definisi Operasional

Definisi operasional ini untuk menyamakan pengukuran atau pengamatan

terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat

ukur). Definisi operasional dapat dilihat pada tabel 3.1.

Page 42: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 42/99

27 

Tabel 3.1. Definisi Operasional

No. Definisi Operasional Kategori Skala1. Penderita TB Paru adalah orang

dengan gejala klinis batuk  produktif lebih dari 2-3 minggu,memiliki hasil pemeriksaan BTA positif, atau pernah didiagnosis

TB Paru.

1. Penderita TB Paru

2. Bukan penderita TB Paru

 Nominal

2. Usia responden adalah usia yangdihitung berdasarkan ulang tahun

terakhir.

1. Anak-anak (0-14 tahun)2. Remaja (15-24 tahun)

3. Dewasa (25-64 tahun)4. Lanjut usia (≥ 65 tahun)

Ordinal

3. Jenis kelamin adalah identitas

 biologis responden.

1. Laki-laki

2. Perempuan

 Nominal

4. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernahdiikuti oleh seseorang.

1. Rendah (tidak sekolah atautamatan SD)3. Menengah (Tamat SMP atauSMA)

5. Tinggi (Lulus PT)

Ordinal

5. Pekerjaan adalah suatu kegiatanyang dilakukan responden untuk 

mendapatkan atau memperolehimbalan.

1. Pelajar / Mahasiswa2. PNS / POLRI / TNI /

Pensiunan3. Wiraswasta / Pegawai Swasta4. Buruh

5. Petani6. Lain-lain

 Nominal

6. Status ekonomi adalah statusekonomi keluarga diukur melaui

upah minimum regionalKabupaten Bandung Barat.

1. Rendah (< Rp. 1.236.991)2. Tinggi (≥ Rp. 1.236.991)

Ordinal

7. Riwayat orang di sekitar denganTB Paru adalah riwayat keluarga,teman kerja, atau tetanggamenderita TB Paru.

1. Ada2. Tidak ada

 Nominal

8. Riwayat pengobatan adalah

riwayat menjalani suatu

 pengobatan penyakit.

1. Masih menjalani

2. Pengobatan Lengkap

 Nominal

9. Jendela kamar atau ruangkeluarga adalah komponen rumahtempat cahaya atau udara masuk.

1. Ada2. Tidak ada

 Nominal

10. Luas ventilasi adalah luas seluruh

ventilasi dibandingkan denganluas lantai.

1. Baik (luas ventilasi ≥ 10%luas lantai).2. Tidak baik (luas ventilasi<10% luas lantai).

 Nominal

Page 43: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 43/99

28 

No. Definisi Operasional Kategori Skala

11. Pencahayaan ruangan adalah

cahaya yang menerangi ruangan baik cahaya matahari atau cahayalampu sebesar 60 lux.

1. Tidak terang

2. Kurang terang3. Terang

Ordinal

12. Kepadatan hunian rumah adalah banyak orang yang tidur dalamsatu ruangan dengan luas minimalruangan 8 m

2.

1. Baik (ruangan tidur dihunioleh ≤ 2 orang). 2. Tidak baik (ruangan tidur dihuni > 2 orang).

 Nominal

13. Pekarangan rumah adalah

halaman yang menjadi bagianrumah.

1. Tidak ada

2. Ada dan kotor 3. Ada dan bersih

Ordinal

14. Letak rumah adalah jarak antara

rumah satu dengan rumah

disekitarnya.

1. Berhimpitan

2. Ada jarak 

 Nominal

15. Jalan depan rumah adalah jalanumum yang digunakanmasyarakat yang terletak di depanrumah responden.

1. ≤ 2 m.2. > 2m.

Ordinal

16. Sanitasi air limbah adalah saranayang digunakan untuk membuangair limbah rumah tangga.

1. Tidak ada2. Sumur resapan yang dekatdari sumber air 

3. Selokan terbuka4. Sumur resapan yang jauh darisumber air 5. Selokan tertutup

Ordinal

17. Perilaku membuka jendela kamar adalah kebiasaan membuka jendela kamar yang dilakukan di

rumah setiap harinya.

1. Tidak pernah2. Kadang-kadang3. Setiap hari

Ordinal

18. Perilaku membuka jendela ruangkeluarga adalah kebiasaan

membuka jendela ruang keluargayang dilakukan di rumah setiap

harinya.

1. Tidak pernah2. Kadang-kadang

3. Setiap hari

Ordinal

19. Komponen fisik adalah komponen bangunan fisik rumah yang

dijadikan penilaian rumah sehat.

1. Baik (skor 372 sampai 405)2. Tidak Baik (skor < 372)

 Nominal

20. Komponen Sanitasi adalah sarana pembuangan limbah rumah

tangga yang dijadikan penilaianrumah sehat.

1. Baik (skor 300 sampai 375)2. Tidak Baik (skor < 300)

 Nominal

21. Komponen perilaku adalah

kebiasaan sehari-hari yangdijadikan penilaian rumah sehat.

1. Baik (skor 352 sampai 440)

2. Tidak Baik (skor < 352)

 Nominal

Page 44: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 44/99

29 

No. Definisi Operasional Kategori Skala

22. Rumah sehat adalah rumah yang

memiliki skor minimal berdasarkan penilaian komponenrumah, sarana sanitasi, dan perilaku penghuni (KemenkesRI).

1. Memenuhi syarat (skor 1068

sampai 2000).2. Tidak memenuhi syarat (skor < 1.068)

 Nominal

3.2.4. Pengujian Kuesioner

Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian setelah dilakukan uji

validitas dan reliabilitas.

1)  Uji validitas

Sebuah kuesioner dikatakan valid jika kuesioner itu mampu mengukur 

sesuatu yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi. Validitas adalah

suatu indeks yang menunjukkan alat itu mengukur dengan tepat apa yang

diukur.

2)  Uji realibilitas

Uji realibilitas telah dilakukan sebelum kuesioner digunakan. Realibilitas

adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun

digunakan secara berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda.24

 

3.2.5. Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dengan

 prosedur pengumpulan data kuesioner yang memuat karakteristik responden dan

karakteristik lingkungan rumah. Pertanyaan diajukan secara tertulis dan dijawab

Page 45: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 45/99

30 

oleh responden. Penilaian lingkungan rumah dilakukan oleh peneliti dengan

mengobservasi lingkungan rumah responden dengan menggunakan daftar tilik.

3.2.6. Pengolahan Data

Data dikelompokkan berdasarkan usia, jenis kelamin, status ekonomi,

kepadatan hunian rumah, pencahayaan ruangan, luas ventilasi rumah, dan jalan

depan rumah. Data selanjutnya dihitung angka kejadiannya serta dilihat

karakteristik responden dan lingkungan rumah penderita tuberkulosis paru di

wilayah kerja Puskesmas Padalarang. Data yang telah dikelompokkan diolah

dengan menggunakan SPSS versi 18.

3.2.7. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Padalarang,

Kabupaten Bandung Barat periode Mei – Juli 2012.

3.2.8. Aspek Etik dan Hukum Penelitian

Aspek etik dan hukum penelitian ini akan dipenuhi dengan meminta izin

kepada Puskesmas Padalarang sebelum dilakukan penelitian. Responden

diberitahukan mengenai tujuan dari penelitian ini sebelum dilakukan pengambilan

data dan responden menyatakan kesediaannya dengan mengisi lembar  inform

consent . Selanjutnya dilakukan pengisian kuesioner dan observasi lingkungan

rumah. Responden akan diberikan informasi bahwa data yang diperoleh peneliti

Page 46: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 46/99

31 

hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan nama responden terjaga

kerahasiaannya.

Page 47: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 47/99

32 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian mengenai karakteristik penderita tuberkulosis paru dan lingkungan

rumah di wilayah kerja Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat telah

dilakukan kepada seluruh penderita TB Paru sejumlah 42 orang yang tercatat di

 puskesmas pada kurun waktu Mei – Juli 2012.

4.1.1. Karakteristik Penderita TB Paru

Gambaran umum karakteristik 42 penderita TB Paru di wilayah kerja

Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, ditunjukkan pada tabel 4.1 di

 bawah. Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebesar 73,8% penderita TB Paru

 berada di kelompok umur dewasa dan sebanyak 54,8% berjenis kelamin laki-laki.

Sedangkan ditinjau dari tingkat pendidikan dan status ekonomi penderita TB Paru,

sebanyak 59,5% berpendidikan menengah dan sebanyak 80,9% dikategorikan

 berstatus ekonomi rendah. Pekerjaan yang paling banyak dimiliki oleh penderita

TB Paru adalah sebagai buruh yaitu sebanyak 38,1%. Berdasarkan riwayat TB

Paru yang sama di orang-orang sekitar penderita TB Paru, diketahui bahwa

sebanyak 71,4% penderita TB Paru memiliki anggota keluarga yang pernah

menderita TB Paru. Diantara 42 subjek penelitian, didapatkan bahwa sebanyak 

71,4% telah menjalani pengobatan lengkap untuk TB Paru yang semuanya

 berobat di Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Page 48: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 48/99

33 

Tabel 4.1. Karakteristik Demografi Penderita TB Paru

No. Karakteristik Hasil Penelitian

Jumlah Persentase (%)

1. Kelompok Umur Anak-anak 1 2,4Remaja 8 19,0

Dewasa 31 73,8Lanjut Usia 2 4,8

Total 42 100

2. Jenis Kelamin

Laki-laki 23 54,8Perempuan 19 45,2

Total 42 100

3. PendidikanRendah 17 40,5Menengah 25 59,5Tinggi 0 0

Total 42 100

4. Status EkonomiRendah 34 80,9Tinggi 8 19,1

Total 42 100

5. Pekerjaan

Pelajar / Mahasiswa 1 2,4PNS / POLRI / TNI / Pensiunan 0 0Wiraswasta / Pegawai Swasta 10 23,8Buruh 16 38,1

Petani 2 4,8Lain-lain 13 30,9

Total 42 100

6. Riwayat Penyakit TB Paru yang Sama

Ada 30 71,4Tidak Ada 12 28,6

Total 42 100

7. Riwayat Pengobatan

Masih Menjalani 12 28,6Pengobatan Lengkap 30 71,4

Total 42 100

Page 49: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 49/99

34 

4.1.2. Karakteristik Lingkungan Rumah Penderita TB Paru

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan kepada 42 lingkungan rumah

 penderita TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung

Barat, didapatkan hasil gambaran umum karakteristik lingkungan rumah penderita

TB Paru yang terbagi dalam komponen fisik, sanitasi, dan perilaku.

1)  Komponen Fisik Rumah

Berdasarkan tabel 4.2 di bawah mengenai karakteristik lingkungan rumah

 penderita TB Paru berdasarkan komponen fisik rumah, diketahui bahwa dari

segi komponen fisik rumah yang memiliki jendela pada kamar tidur dan pada

ruang keluarga dengan persentase masing-masing 57,1% dan 52,4%.

Komponen fisik rumah berupa ventilasi ruangan, sebanyak 76,2% rumah

 penderita TB Paru memiliki luas ventilasi yang tidak baik atau tidak 

memenuhi syarat. Serta sebanyak 42,9% rumah penderita TB Paru memiliki

 pencahayaan ruangan yang kurang terang. Selain itu untuk karakteristik 

kepadatan ruangan, sebanyak 78,6% penderita TB Paru memiliki kepadatan

ruangan yang tidak baik. Sedangkan untuk komponen fisik rumah berupa

 pekarangan rumah, sebanyak 38,1% rumah penderita TB Paru tidak memiliki

 pekarangan dan juga memiliki pekarangan yang bersih. Mayoritas rumah

 penderita TB Paru terletak di dalam gang sebesar 85,5% dan jarak antar rumah

saling berhimpitan sebesar 54,8%.

Page 50: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 50/99

35 

Tabel 4.2. Karakteristik Lingkungan Rumah Penderita TB Paru

Berdasarkan Komponen Fisik Rumah

No. Karakteristik  Hasil PengamatanJumlah Persentase

1. Jendela Kamar Ada 24 57,1Tidak Ada 18 42,9

Total 42 100

2. Jendela Ruang KeluargaAda 22 52,4Tidak Ada 20 47,6

Total 42 100

3. Ventilasi RuanganBaik 10 23,8Tidak Baik 32 76,2

Total 42 100

4. Pencahayaan Ruangan

Tidak Terang 0 0Kurang Terang 18 42,9

Terang 24 57,1

Total 42 100

5. Kepadatan Hunian RumahBaik 9 21,4

Tidak Baik 33 78,6

Total 42 100

6. Pekarangan RumahTidak Ada 16 38,1

Ada dan Kotor 10 23,8Ada dan Bersih 16 38,1

Total 42 100

7. Letak Rumah

Berhimpitan 23 54,8Ada Jarak 19 45,2

Total 42 100

8. Jalan Depan Rumah≤ 2 meter  36 85,7> 2 meter 6 14,3

Total 42 100

2)  Komponen Sanitasi Rumah

Gambaran umum karakteristik lingkungan rumah penderita TB Paru

 berdasarkan komponen sanitasi rumah ditunjukkan pada tabel 4.3.

Page 51: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 51/99

36 

4.3. Karakteristik Lingkungan Rumah Penderita TB Paru Berdasarkan

Komponen Sanitasi Rumah

No. Karakteristik  Hasil PengamatanJumlah Persentase

1. Sanitasi Air LimbahTidak Ada 2 4,8Sumur Resapan yang Dekat dari Sumber Air 0 0Selokan Terbuka 33 78,5

Sumur Resapan yang Jauh dari Sumber Air 5 11,9Selokan Tertutup 2 4,8

Total 42 100

Berdasarkan tabel 4.3 mengenai karakteristik lingkungan rumah

 berdasarkan komponen sanitasi rumah, sebanyak 78,5% rumah penderita TB

Paru membuang limbah air rumah tangga ke selokan terbuka.

3)  Komponen Perilaku Penghuni Rumah

Gambaran umum karakteristik lingkungan rumah penderita TB Paru

 berdasarkan komponen perilaku penghuni rumah ditunjukkan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Karakteristik Lingkungan Rumah Penderita TB Paru

Berdasarkan Komponen Perilaku Penghuni Rumah 

No. Karakteristik Hasil Pengamatan

Jumlah Persentase

1. Membuka Jendela Kamar Tidur Tidak Pernah 23 54,8

Kadang-kadang 18 42,9

Setiap Hari 1 2,3Total 42 100

2. Membuka Jendela Ruang Keluarga

Tidak Pernah 23 54,8Kadang-kadang 17 40,5

Setiap Hari 2 4,7

Total 42 100

Berdasarkan tabel 4.4 mengenai karakteristik lingkungan rumah penderita

TB Paru berdasarkan komponen perilaku penghuni rumah, diketahui sebanyak 

Page 52: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 52/99

37 

54,8% penderita TB Paru memiliki kebiasaan tidak pernah membuka jendela

 pada kamar tidur dan juga jendela pada ruang keluarga.

4)  Penilaian Rumah Sehat

Gambaran umum karakteristik lingkungan rumah penderita TB Paru

 berdasarkan penilaian rumah sehat ditunjukkan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Karakteristik Lingkungan Rumah Penderita TB Paru

Berdasarkan Penilaian Rumah Sehat

No. Karakteristik Hasil Pengamatan

Jumlah Persentase

1. Komponen Fisik Baik 9 21,4Tidak Baik 33 78,6

Total 42 100

2. Komponen Sanitasi

Baik 4 9,5Tidak Baik 38 90,5

Total 42 100

3. Komponen PerilakuBaik 5 11,9Tidak Baik 37 88,1

Total 42 100

4. Rumah Sehat

Memenuhi Syarat 2 4,7Tidak Memenuhi Syarat 40 95,3

Total 42 100

Karakteristik rumah sehat dinilai berdasarkan total penilaian komponen

fisik rumah, komponen sanitasi, dan komponen perilaku penghuni.

Berdasarkan tabel 4.5 untuk penilaian komponen fisik rumah, sebanyak 78,6%

rumah penderita TB Paru memiliki komponen rumah yang tidak memenuhi

syarat rumah sehat. Selain itu untuk komponen sanitasi, sebanyak 90,5%

rumah penderita TB Paru memiliki komponen sanitasi yang tidak memenuhi

Page 53: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 53/99

38 

syarat. Sedangkan untuk komponen perilaku penghuni rumah, sebanyak 

88,1% memiliki perilaku sehari-hari yang tidak memenuhi syarat. Berdasarkan

 penilaian ketiga komponen tersebut, maka rumah penderita TB Paru yang

memenuhi syarat penilaian rumah sehat hanya sebesar 4,7%. Sedangkan

sisanya sebesar 95,3% memiliki rumah yang dikategorikan sebagai rumah

tidak sehat.

4.2. Pembahasan

Penelitian karakteristik penderita tuberkulosis paru dan lingkungan rumah di

wilayah kerja Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat telah dilakukan

kepada 42 penderita TB Paru. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen

kuesioner untuk mengetahui karakteristik penderita TB Paru dan observasi

langsung lingkungan rumah penderita TB Paru dengan menggunakan daftar tilik 

 pada saat yang bersamaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita TB Paru

 berada di kelompok umur dewasa 25-64 tahun, sebanyak 31 orang (73,8%). Hasil

 penelitian ini sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menyatakan

 bahwa kelompok usia penderita TB Paru berada di kelompok usia produktif yaitu

 berusia antara 15-50 tahun. Responden di Kabupaten Bandung Barat berada di

kelompok usia produktif sehingga akan menghabiskan waktunya lebih banyak di

luar rumah untuk bekerja dan berinteraksi dengan orang lain. Risiko paparan

menjadi lebih besar karena kemungkinan kontak dengan orang yang menderita TB

Paru menjadi lebih sering. Penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan WHO

Page 54: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 54/99

39 

 bahwa penderita tuberkulosis paru di negara berkembang adalah kelompok usia

 produktif.10,13

Penelitian yang mendukung penelitian sebelumnya, yaitu penelitian Bambang

dkk di Kabupaten Karo yang menyatakan bahwa sebagian besar penderita berada

 pada kelompok usia 31-50 tahun sebanyak 45%.10

Kemudian penelitian Suswati

di Kabupaten Jember, diketahui bahwa penderita TB Paru yang berada di usia

 produktif sebesar 87,5%.13

Penelitian selanjutnya yang mendukung adalah

 penelitian Wildan dkk di Sidoarjo, dalam penelitianya diketahui sebanyak 81%

 berada di kelompok usia 20-54 tahun, begitu pula pada penelitian Ogboi S.J. dkk 

di Nigeria, diketahui bahwa sebagian besar berada di kelompok usia 20-39 tahun

sebanyak 63% laki-laki dan 61,6% perempuan.12,15

 

Angka kejadian TB Paru berdasarkan jenis kelamin adalah 23 orang laki-laki

(54,8%). Hampir seluruh responden laki-laki di Kabupaten Bandung Barat,

 berada di kelompok usia produktif sehingga akan menghabiskan waktunya lebih

 banyak di luar rumah untuk bekerja dan berinteraksi dengan orang lain. Risiko

 paparan menjadi lebih besar karena kemungkinan kontak dengan orang yang

menderita TB Paru.

Hal ini mendukung penelitian lain yang menyatakan penderita laki-laki lebih

 banyak dari pada penderita perempuan, seperti pada penelitian Bambang dkk di

Kabupaten Karo yang menyatakan bahwa penderita TB Paru laki-laki sebanyak 

60,4%.10

Kemudian penelitian Wildan dkk di Sidoarjo, yang memaparkan bahwa

 penderita TB Paru laki-laki sebanyak 58,1%.12

Penelitian Ajis dkk di Kabupaten

Kuantan Singingi mengungkapkan bahwa sebagian besar penderita TB Paru

Page 55: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 55/99

40 

adalah laki-laki sebanyak 51,38%.14

Penelitian Ogboi dkk di Nigeria mempertegas

 bahwa penderita TB Paru laki-laki sebanyak 58,4%.15

Tetapi terdapat hasil

 penelitian yang tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya, yaitu hasil

 penelitian Suswati di Kabupaten Jember yang menyatakan bahwa sebanyak 55%

adalah penderita perempuan.13

Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian

Suswati karena hampir seluruh responden perempuan di Kabupaten Bandung

Barat berprofesi sebagai ibu rumah tangga, sehingga tidak banyak berkontak 

dengan orang lain di luar rumah yang kemungkinan menderita TB Paru.

Angka kejadian TB Paru berdasarkan karakteristik pendidikan adalah

responden paling banyak berpendidikan menengah sebanyak 25 orang (59,5%).

WHO menyatakan bahwa TB Paru menyerang masyarakat dengan pendidikan

rendah. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi perilaku. Semakin tinggi

 pendidikan, maka semakin mudah menerima informasi.10 Tetapi pada

kenyataannya tidak demikian, karena mayoritas responden di Kabupaten Bandung

Barat adalah berpendidikan menengah. Hal ini kemungkinan karena sebelum

 penderita TB Paru menjalani pengobatan, mereka kurang mendapat informasi atau

 pengetahuan mengenai penyakit TB Paru. 

Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, yaitu penelitian Wildan dkk 

di Sidoarjo yang menyatakan bahwa pendidikan terbanyak yang dimiliki adalah

 pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 58,1%.12 Penelitian lainnya

adalah penelitian Ajis dkk di Kabupaten Kuantan Singingi yang memaparkan

 bahwa sebagian besar pendidikan penderita TB Paru adalah pendidikan SMA

yaitu 38,53%.14 Selain itu, penelitian yang mendukung adalah penelitian Bambang

Page 56: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 56/99

41 

dkk di Kabupaten Karo yang menyatakan bahwa 51,6% penderita TB Paru

 berpendidikan SMA.10

Berdasarkan status ekonomi penderita TB Paru adalah sebanyak 34 orang

 penderita TB Paru (80,9%) memiliki status ekonomi rendah. Dengan penghasilan

di bawah upah minimum regional Kabupaten Bandung Barat tahun 2011 sebesar 

Rp. 1.236.991. Sebagian besar bekerja sebagai buruh, petani, dan pedagang.

Sehingga penghasilannya berada di bawah upah minimum regional kabupaten.

Hal ini menyebabkan responden di Kabupaten Bandung Barat memiliki

keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama kebutuhan gizi,

lingkungan rumah yang sehat, dan kebutuhan akan kesehatan. Kebutuhan gizi

yang mencukupi akan menjamin status kekebalan tubuh yang baik dan lingkungan

rumah yang sehat akan menurunkan risiko berkembangnya kuman  M.

tuberculosis, serta melindungi orang-orang dari penularan kuman. Sedangkan

kebutuhan kesehatan yang tidak dapat dipenuhi akan menunda kesembuhan dan

meningkatkan risiko penularan kepada orang lain. Oleh karena itu, status

ekonomi rendah akan meningkatkan risiko terinfeksi dan risiko menularkan TB

Paru.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Davidow dkk di New Jersey

yang menyatakan bahwa sebanyak 41,1% penderita TB Paru memiliki pendapatan

yang rendah.16 Penelitian Bambang dkk di Kabupaten Karo membuktikan bahwa

 penderita TB Paru yang berada di kelompok status ekonomi rendah sebanyak 

71,4%.10

Penelitian lainnya yang mendukung adalah penelitian Wildan dkk di

Sidoarjo yang menyatakan penderita TB Paru yang memiliki status ekonomi

Page 57: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 57/99

42 

rendah sebanyak 58,1%.12

Selanjutnya penelitian Ajis dkk di Kabupaten Kuantan

Singingi memperkuat penelitian sebelumnya dengan menyatakan bahwa sebanyak 

57,8% penderita TB Paru memiliki status ekonomi rendah.14

Karakteristik penderita TB Paru berdasarkan pekerjaannya menyatakan bahwa

 pekerjaan yang banyak dimiliki berupa pekerjaan sebagai buruh, yaitu 16 orang

(38,1%). Pekerjaan sebagai buruh memiliki pendapatan yang rendah, sehingga

 pemenuhan kebutuhan untuk memiliki rumah yang sehat akan diabaikan untuk 

 pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Selain itu pekerjaan dengan penghasilan

rendah akan berdampak kepada pola konsumsi makanan dan pemeliharaan

kesehatan. Oleh karena itu, pekerjaan berpengaruh kepada tingkat kesehatan

karena jenis pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pendapatan keluarganya.

Penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah penelitian Bambang dkk di

Kabupaten Karo dengan hasil berupa pekerjaan yang banyak dimiliki adalah

 pekerjaan sebagai buruh sebesar 41,8%.10 

Penderita TB Paru memiliki kemampuan untuk menularkan kuman  M.

tuberculosis kepada 2-3 orang disekitarnya. Pernyataan ini dapat dibuktikan

dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa 30 orang (71,4%) responden

memiliki keluarga atau orang disekitarnya yang menderita gejala yang sama atau

 pernah didiagnosis TB. Dari 30 penderita TB Paru tersebut, didapatkan sebanyak 

28 penderita memiliki riwayat TB Paru yang sama dengan anggota keluarganya,

sedangkan dua penderita TB Paru lainnya memiliki riwayat TB Paru yang sama

dengan tetangga dan juga teman kerjanya. Riwayat pengobatan dari semua

 penderita TB Paru diketahui sebanyak 12 orang (28,6%) responden sedang

Page 58: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 58/99

43 

menjalani pengobatan, sedangkan 30 orang (71,4%) responden lainnya telah

selesai menjalani pengobatan. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran

kemungkinan bahwa penderita TB Paru yang sedang menjalani pengobatan

ditularkan oleh orang disekitarnya yang telah terlebih dahulu terinfeksi. Penularan

ini dapat diakibatkan karena kemungkinan anggota keluarga atau orang

disekitarnya tidak menjalani pengobatan TB Paru dengan baik. Serta tidak 

 berjalannya peran pengawas minum obat (PMO) untuk mendampingi penderita

menjalani masa pengobatannya. Sehingga pengobatan menjadi tidak efektif dan

meningkatkan risiko penularan pada orang sekitarnya. Jadi penelitian ini

mendukung teori bahwa penularan TB Paru berasal dari orang sekitar yang

memiliki riwayat TB Paru.12,13

Karakteristik lingkungan rumah penderita TB Paru berdasarkan komponen

fisik dinilai dari ventilasi ruangan, pencahayaan ruangan, kepadatan hunian,

 pekarangan rumah, letak rumah, dan jalan depan rumah. Karakteristik berdasarkan

ventilasi ruangan dinilai dari kepemilikan jendela dan luas ventilasi yang

memenuhi persyaratan. Berdasarkan kepemilikan ada atau tidaknya jendela

terdapat 24 orang (57,1%) responden yang memiliki jendela pada kamar tidurnya

dan terdapat 22 orang (52,4%) responden yang memiliki jendela pada ruang

keluarga. Mayoritas responden memiliki jendela pada kamar dan ruang keluarga,

tetapi jendela tersebut tidak memenuhi syarat luas ventilasi yang baik minimal

sebesar 10%.8

Rumah penderita TB Paru yang memiliki luas ventilasi yang tidak 

 baik sebanyak 32 orang (76,2%) responden. Luas ventilasi yang tidak memadai

untuk kesehatan, akan mengakibatkan fungsi dari jendela sebagai ventilasi

Page 59: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 59/99

44 

menjadi tidak maksimal. Sehingga besar kemungkinan kuman  M. tuberkulosis 

tidak tereliminasi dengan cara dikeluarkan melalui ventilasi menuju keluar rumah

dan meningkatkan risiko infeksi pada ruangan tersebut.

Penelitian yang mendukung adalah penelitian Sudarso di Kabupaten Sidoardjo

yang menyatakan bahwa luas ventilasi yang tidak baik menjadi faktor risiko

kejadian TB Paru dan dibuktikan dengan hasil penelitiannya yang memiliki Odds

 Ratio sebesar 8,05 atau lebih dari satu.18

Tetapi terdapat penelitian lain yang

 bertentangan dengan penelitian Sudarso, yaitu penelitian Bambang di Kabupaten

Karo yang menyatakan bahwa sebanyak 57,1% penderita TB Paru memiliki luas

ventilasi yang baik.10 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya dapat

disebabkan karena faktor lain, yaitu faktor perilaku dari penghuni rumah.

Faktor lingkungan rumah lainnya yang diteliti adalah faktor pencahayaan

ruangan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sebanyak 24 orang (57,1%)

responden memiliki ruangan dengan pencahayaan yang baik dan tidak 

membutuhkan bantuan lampu untuk dapat membaca di ruangan tersebut. Hal ini

karena mayoritas rumah penderita TB Paru memiliki jendela pada kamar dan pada

ruang keluarga, sehingga cahaya dapat masuk dan menerangi ruangan.

Penelitian ini bertentangan dengan penelitian Bambang di Kabupaten Karo

yang menyatakan bahwa sebanyak 49,5% penderita TB Paru memiliki

 pencahayaan ruangan yang tidak baik.10 Sedangkan penelitian Sudarso dkk di

Kabupaten Sidoardjo menyatakan bahwa hasil penelitiannya memiliki Odds Ratio 

5,06 dan memiliki makna bahwa pencahayaan ruangan menjadi faktor risiko dari

kejadian TB Paru.18 

Page 60: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 60/99

45 

Karakteristik lingkungan rumah penderita TB Paru berdasarkan kepadatan

hunian, didapatkan hasil penelitian dengan 33 orang (78,6%) responden memiliki

rumah dengan kepadatan hunian yang tidak baik. Hal ini karena rata-rata

responden di Kabupaten Bandung Barat memiliki ruangan sebesar empat sampai

delapan meter persegi, tetapi dihuni oleh lebih dari dua orang untuk satu ruangan.

Kepadatan hunian ruangan ini akan meningkatkan risiko penularan kuman  M.

tuberculosis dari penderita TB Paru kepada orang-orang yang tidur dalam satu

ruangan yang sama. Karena rata-rata penderita TB Paru dapat menularkan kuman

 M. tuberculosis kepada dua sampai tiga orang yang tinggal serumah, sehingga

kepadatan hunian yang tidak baik akan lebih memudahkan penularan kuman

tuberculosis kepada orang di sekitarnya.8

Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian Hill dkk di Gambia yang

menyatakan bahwa sebanyak 75,3% penderita TB Paru memiliki kepadatan yang

tidak baik.11 Penelitian lainnya adalah penelitian Sudarso dkk di Kabupaten

Sidoardjo yang mengungkapkan bahwa hasil penelitiannya memiliki Odds ratio 

sebesar 5,07 yang memiliki makna bahwa kepadatan hunian rumah merupakan

faktor risiko terjadinya kasus TB Paru.18

Penelitian Bambang di Kabupaten Karo

 juga menyatakan bahwa sebanyak 52,7% rumah penderita TB Paru memiliki

ruangan yang padat penghuni.10

Hasil penelitian mengenai karakteristik lingkungan rumah penderita TB Paru

 berdasarkan lebar jalan depan rumah adalah hampir semua responden yang

 berjumlah 36 rumah (85,7%) memiliki lebar jalan kurang dari sama dengan dua

meter. Hal ini berarti bahwa 36 orang penderita TB Paru tinggal di rumah yang

Page 61: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 61/99

46 

terletak di dalam gang serta memiliki kualitas udara yang tidak baik karena tidak 

memiliki lahan terbuka hijau sebagai penyedia udara yang bersih dan juga akibat

dari rumah yang tidak memiliki jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya.

Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian mengenai letak rumah yang

mengungkapkan bahwa sebanyak 23 rumah (54,8%) penderita TB Paru tidak 

memiliki jarak dengan rumah lainnya atau berhimpitan. Rumah yang tidak 

memiliki jarak dengan rumah lainnya membuat rumah tersebut tidak memiliki

 banyak ventilasi untuk pertukaran udara. Sehingga penularan kuman  M.

tuberculosis akan lebih mudah dan juga telah dibuktikan dengan luas ventilasi

yang tidak memenuhi syarat.

Hasil komponen fisik rumah berdasarkan pekarangan rumah didapatkan hasil

 bahwa penderita TB Paru yang memiliki pekarangan rumah sebanyak 26 orang

responden dan 16 orang responden (38,1%) diantaranya memiliki pekarangan

yang bersih, sedangkan 10 orang responden (23,8%) lainnya memiliki pekarangan

yang kotor. Pekarangan rumah berfungsi sebagai sumber penghasil udara bersih

 bagi ruangan di dalam rumah. Udara bersih tersebut akan masuk melalui jendela

dan ventilasi untuk menggantikan udara di dalam ruangan. Sedangkan udara di

dalam rumah yang kemungkinan mengandung bakteri M. tuberkulosis

akan

tereliminasi dan disalurkan melalui ventilasi serta jendela ke luar ruangan. Pada

 penelitian ini walaupun terdapat pekarangan rumah yang berfungsi sebagai

sumber udara bersih bagi ruangan di dalam rumah, tetapi ventilasi sebagai media

 penyalur udara ke dalam ruangan tidak memenuhi syarat kesehatan, sehingga

udara bersih dan udara yang kemungkinan mengandung bakteri tidak tertukar 

Page 62: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 62/99

47 

secara optimal. Serta meningkatkan resiko berkembangnya bakteri di dalam

ruangan rumah.

Pada penelitian ini komponen sanitasi yang dinilai adalah komponen sarana

 pembuangan air limbah. Hasil penelitian ini menemukan sebanyak 33 rumah

(78,5%) responden membuang air limbah rumah tangga ke selokan terbuka.

Pembuangan air limbah yang baik adalah pembuangan yang tidak mencemari

sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah.8 

Pembuangan air limbah yang tidak semestinya dapat menjadi sumber bau busuk 

dan menjadi sumber penyakit. Pada penderita TB yang membuang dahak melalui

saluran air, maka air limbah tersebut akan terbawa pada saluran sanitasi. Jika

saluran sanitasi berupa selokan terbuka ataupun bahkan tidak memilikinya, maka

air limbah tersebut menjadi sumber infeksi baru dan menyebabkan kuman  M.

tuberkulosis menyebar melalui udara. Selain itu, bau busuk dari saluran sanitasi

terbuka akan berdampak pada sistem pernafasan berupa menurunkan fungsi

 pertahanan pada saluran nafas. Sehingga meningkatkan risiko penyakit infeksi

saluran pernafasan, terutama infeksi kuman M. tuberkulosis. 

Komponen perilaku dari penderita TB Paru terdiri dari kebiasaan membuka

 jendela pada kamar tidur dan juga jendela pada ruang keluarga. Dari hasil

 penelitian diketahui bahwa 23 orang (54,8%) responden memiliki kebiasaan t idak 

 pernah membuka jendela pada kamar tidur dan juga ruang keluarga. Perilaku

merupakan faktor penting kedua setelah lingkungan yang menentukan kesehatan

seseorang dan komunitasnya. Oleh karena itu walaupun pada penelitian diketahui

mayoritas rumah penderita memiliki jendela di kamar tidur dan ruang keluarga.

Page 63: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 63/99

48 

Tetapi jika memiliki perilaku yang tidak mendukung komponen fisik tersebut

seperti tidak pernah membuka jendela, fungsi dari komponen fisik berupa jendela

menjadi tidak optimal.

Penelitian ini menilai karakteristik rumah sehat yang ditinjau dari tiga aspek,

yaitu komponen fisik, komponen sanitasi, dan komponen perilaku. Kriteria baik 

untuk setiap komponen dan juga penilaian secara keseluruhan adalah jika

terpenuhi minimal nilai sebesar 80% dari total skor. Rumah penderita TB Paru

yang tidak memenuhi syarat kesehatan dalam komponen fisik adalah sebanyak 33

rumah (78,6%). Rumah penderita TB Paru yang tidak memenuhi standar kriteria

sanitasi sebanyak 38 rumah (90,5%). Serta Perilaku penderita TB Paru yang tidak 

memenuhi syarat berjumlah 37 orang (88,1%). Berdasarkan ketiga komponen

tersebut maka rumah penderita TB Paru yang tidak memenuhi syarat rumah sehat

sebanyak 95,3%.

4.3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian yang didapat selama pelaksanaan penelitian ini adalah

keterbatasan jumlah data. Hal ini karena belum tercapainya target cakupan

 penderita TB di Puskesmas Padalarang. Sehingga jumlah data yang tersedia

sedikit untuk dilakukan penelitian. Jumlah data yang sedikit ini membuat peneliti

menggunakan seluruh populasi penderita TB Paru sebagai subjek penelitian.

Keterbatasan lainnya adalah sebagian subjek penelitian yang diambil dari data

laporan penemuan TB tahun 2011 sudah tidak tinggal di alamat yang tercantum

dalam data Puskesmas. Karena sebagian besar subjek penelitian tinggal di rumah

Page 64: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 64/99

49 

kos dan sudah habis waktu huniannya. Hal ini mengakibatkan semakin sedikit

subjek penelitian yang akan di teliti. Sehingga peneliti melakukan penambahan

subjek penelitian dari data laporan penemuan TB tahun 2012 semester 1.

Dalam pelaksanaan penelitian, kuesioner yang akan digunakan oleh peneliti

untuk pengambilan data subjek penelitian memiliki kekurangan, yaitu tidak 

adanya poin untuk menanyakan riwayat orang disekitar yang memiliki riwayat TB

Paru. Sehingga peneliti melakukan adaptasi kuesioner supaya sesuai dengan

karakteristik yang akan diteliti.

Page 65: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 65/99

50 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

dapat disimpulkan :

1)  Gambaran umum karakteristik penderita tuberkulosis paru di wilayah kerja

Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat adalah sebagian besar laki-

laki usia produktif dengan pendidikan sekolah menengah dan berstatus

ekonomi rendah dengan pekerjaan sebagai buruh, yang telah menjalani

 pengobatan lengkap, serta memiliki riwayat orang di sekitar dengan TB Paru

sebelumnya.

2)  Gambaran umum karakteristik lingkungan rumah penderita tuberkulosis paru

di wilayah kerja Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat adalah

rumah yang memiliki jendela pada kamar tidur dan ruang keluarga, tetapi

memiliki luas ventilasi yang tidak baik atau tidak memenuhi syarat. Rumah

memiliki pencahayaan ruangan yang terang dan dihuni oleh lebih dari dua

orang dalam satu ruangan. Sebagian besar rumah terletak di dalam gang dan

 berhimpitan dengan rumah lainnya, serta rumah memiliki pekarangan yang

 bersih. Sedangkan pembuangan limbah cair rumah tangga dibuang ke sanitasi

terbuka berupa selokan. Penghuni rumah memiliki kebiasaan tidak pernah

membuka jendela pada kamar tidur dan ruang keluarga. Sehingga secara

keseluruhan rumah penderita TB Paru dikategorikan rumah tidak sehat.

Page 66: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 66/99

51 

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti

memberikan saran untuk mencegah dan mengurangi penyebaran TB Paru kepada

masyarakat Kabupaten Bandung barat sebagai berikut :

5.2.1. Bagi Penderita Tuberkulosis Paru

1.  Penderita TB Paru melakukan tindakan pencegahan dengan menutup mulut

ketika bersin dan batuk, ketika bersama orang lain, baik di dalam atau di luar 

ruangan. Selain itu penderita TB Paru dapat menggunakan masker untuk 

mencegah penularan ke orang lain sampai masa pengobatan selesai.

2.  Meningkatkan perilaku hidup sehat yang menjadi faktor yang mempengaruhi

kesehatan seperti membuka jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga, dan

membersihkan rumah, sehingga rumah menjadi tempat tinggal yang sehat

serta tidak menjadi tempat berkembangbiaknya kuman M. tuberkulosis.

5.2.2. Bagi Puskesmas dan Pemerintah

1. 

Perlu dilakukan penyuluhan kesehatan masyarakat secara berkesinambungan

yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai segala

sesuatu yang berkaitan dengan TB Paru.

2.  Perlu dilakukan penguatan fungsi pengawas minum obat (PMO) penderita TB

Paru selama masa pengobatan.

Page 67: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 67/99

52 

3.  Perlu dilakukannya peningkatan penjaringan terutama orang disekitar 

 penderita TB Paru sehingga dapat dilakukan pencegahan dan pengobatan

sedini mungkin kepada orang yang berisiko tertular TB Paru.

4.  Peningkatan kerjasama lintas sektoral Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan

Umum, maupun Tata Kota dalam bidang perencanaan rancang bangun

 perumahan penduduk di Kabupaten Bandung Barat.

5.2.3. Bagi Penelitian Selanjutnya

1.  Sebaiknya memastikan data puskesmas dan subjek penelitian banyak tersedia

untuk dilakukan penelitian dan pastikan juga bahwa subjek penelitian berada

dalam wilayah kerja puskesmas tersebut. Serta sebaiknya dilakukan

 penambahan subjek penelitian dari puskesmas yang lainnya.

2.  Sebaiknya memastikan isi pertanyaan kuesioner telah mencakup pertanyaan

yang luas dan dalam mengenai data yang akan diambil dalam penelitian,

sehingga tidak terjadi pengambilan data ulang dikemudian hari.

3.  Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan meneliti faktor-faktor lainnya seperti

faktor pengetahuan dan perilaku yang mungkin mempengaruhi kejadian

tuberkulosis paru.

Page 68: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 68/99

53 

DAFTAR PUSTAKA

1.  World Health Organization. Tuberculosis. 2010. Tersedia di :

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs104/en/ [diakses 10 Januari2012, 19.21 WIB].

2.  World Health Organization. Global Tuberculosis Control 2011. 2012.

Tersedia di : http://www.who.int/tb/publications/global_report/en/ [diakses 3September 2012, 17.33 WIB].

3.  Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2010.2011. Jakarta. Tersedia di : http://www.depkes.go.id [diakses 2 Januari 2012,

19.21 WIB].

4.  Dinas Kesehatan Jawa Barat. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2007.2008. Tersedia di :

http://www.depkes.go.id/downloads/profil/prov%20jabar%202007.pdf  [21Februari 2012, 16.17 WIB].

5.  Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat. Laporan Penemuan Pasien

Tuberkulosis 2011. 2012.

6.  Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.

2007. Edisi 2. Tersedia di www.tbindonesia.or.id/pdf/BPN_2007.pdf [10Januari 2012, 19.23 WIB].

7.  Department of Environtment Malaysia. Guidance Document on Health Impact 

 Assessment (HIA) in Environmental Impact Assessment (EIA). 2009.

8.  Kristianto, Wirawan. Tentang Rumah Sehat. 2010. Tersedia dihttp://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=3049&catid=2& [diakses 14 Maret

2012, 10.42].

9.  Marsito. Informasi Tentang Tuberkulosis. Balai Pelatihan Kesehatan

Lemhabang. 2010. Tersedia di : http//bapelkes-lemhabang.go.id [diakses 2

Januari 2012, 19.15 WIB].

10. Soejadi, T.B., Apsari, D.A., Suprapto. Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kejadian Kasus Tuberkulosis Paru. Jurusan Kesehatan

Lingkungan Politeknik Kesehatan Depkes Medan. 2006.

Page 69: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 69/99

54

11. Hill, P.C., Jackson-Sillah, D., Donkor, S.A., Otu, J., Adegbola, R.A.,

Lienhardt, C. Risk Factors For Pulmonary Tuberculosis: A Clinic-Based Case

Control Study in The Gambia. BMC Public Health. 2006, 6:156.

12. Wildan, Y., Fatimah, S., Kuspiatiningsih, T., Sumardi. Hubungan Sosial

Ekonomi Dengan Angka Kejadian TB Paru BTA Positif Di Puskesmas Sedati.

Buletin Penelitian RSU Dr Soetomo; Vol 10, No 2, Juni 2008.

13. Suswati, E. Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru di Kabupaten Jember.

Biomedis. 2007, Vol. 1, No. 1.

14. Ajis, E., Mulyani, N.S., Pramono, D. Hubungan Antara Faktor-Faktor 

Eksternal Dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis pada Balita. BeritaKedokteran Masyarakat. 2009, Vol. 25, No. 3.

15. Ogboi S.J., Idris S.H., Olayinka A.T., Junaid, I. Socio-Demographic

Characteristics of Patients Presenting Pulmonary Tuberculosis in Primary

 Health Center, Zaria, Nigeria. Jurnal of Medical Laboratory and Diagnosis.

2010, Vol. 1(2) pp. 11-14.

16. Davidow, A.L., Mangura, B.T., Napolitano, E.C., Reichman, L.B.  Rethinking 

The Sosioeconomics and Geography of Tuberculosis Among Foreign-Born Residents of New Jersey, 1994-1999. American Journal of Public Helath.

2003, Vol. 93, No. 6.

17. Coker, R., McKee, M., Atun, R., Dimitrova, B., Dodonova, E., Kuznetsov, S.,Drobniewski, F.  Risk Factors For Pulmonary Tuberculosis in Russia: Case

Control Study. BMJ. 2006, Vol. 332.

18. Sudarso. Keadaan Lingkungan Fisik Rumah Penderita Tuberkulosis Paru diKecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Infokes STIKES InsanUnggul Surabaya. 2008.

19. Kementerian Kesehatan RI. Data Kabupaten atau Kota. 2010. Jakarta.

Tersedia di :http://www.bankdata.depkes.go.id/propinsi/public/report/createtablepti

[diakses 12 Januari 2012, 16.39].

Page 70: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 70/99

55

20. Anonymous.  Pulmonary Tuberculosis. Pubmedhealth. 2010. Tersedia di :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001141/ [diakses 10

Januari 2012, 18.35 WIB].

21. Fauci AS, Kasper DL, Braundwald E, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL,

Loscalzo J.  Harrison’s  Principle of Internal Medicine, 17th Edition. New

York. 2009, Chapter 158.

22. Kementerian Kesehatan RI. Undang-undang No. 4 Tahun 1992 tentang

 perumahan dan pemukiman.

23. California department of public health. What Is A Cross Sectional Study. 2009.State of California. Tersedia di : http://www.ehib.org/faq.jsp?faq_key=41

[diakses 15 Maret 2012, 18.18].

24. Trochim, William M.K. Reliability and Validity. Research Method KnowledgeBase. 2006. Tersedia di :

http://www.socialresearchmethods.net/kb/relandval.php [diakses 15 Maret

2012, 18.38].

Page 71: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 71/99

 

56

LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan 

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

 Nama : .............................................................................................

Alamat : .............................................................................................

menyatakan bahwa saya telah mendapat penjelasan dari peneliti mengenai

 pengisian kuesioner untuk penelitian tuberkulosis paru. Saya mengerti dengan

 penjelasan tersebut, serta saya bersedia mengisi kuesioner dan mengizinkan

rumah saya untuk diobservasi oleh peneliti yang di bawah ini :

Peneliti : Andhika Yudi Hartono

Instansi : Fakultas Kedokteran Unisba

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa

 paksaan dari pihak manapun.

Bandung, ................................2012

(........................................)

Page 72: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 72/99

57

2. Lembar Kuesioner

KUESIONER 

KARAKTERISTIK LINGKUNGAN RUMAH PENDERITA

TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADALARANG

KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2012

I. Data Identitas Responden

1. Nomor : ...........................................................................................

2. Tanggal : ...........................................................................................

3. Nama : ...........................................................................................

4. Umur : ...........................................................................................

5. Jenis

Kelamin

: L / P

6. Alamat : ................................................................. RT ..... RW .....

6. Pendidikan : 1. Tidak sekolah

2. Tamat SD

3. Tamat SMP

4. Tamat SMA

5. Tamat D3 / PT

7. Pekerjaan : 1. PNS / Pensiunan PNS

2. POLRI / TNI / Pensiunan

3. Pegawai Swasta / Wiraswata

4. Pedagang

5. Petani

6. Buruh

7. Lain-lain

8. Penghasilan

Keluarga

: 1. < Rp. 1.236.991

2. ≥ Rp. 1.236.991 

Page 73: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 73/99

58

II. Data Penghuni Rumah

1.  Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah responden ?

............................................................................................................

2.  Apakah terdapat orang disekitar responden yang memiliki riwayat batuk 

 berdahak lebih dari 2-3 minggu?

a.  Tidak ada.

 b.  Ada (anggota keluarga).

c.  Ada (teman kerja).

d.  Ada (tetangga).

  Jika ada,

1)  Berapa orang disekitar yang memiliki riwayat batuk berdahak lebih

dari 2-3 minggu? ................................................................................

2)  Siapa dan berapa umur orang disekitar yang memiliki riwayat batuk 

 berdahak lebih dari 2-3 minggu?

............................................................................................................

3)  Apa pendidikan dan pekerjaan dari orang tersebut?

.............................................................................................................

4)  Apakah orang tersebut pernah diperiksa untuk gejala tersebut dan

dimana dilakukan pemeriksaan serta pengobatannya?

...........................................................................................................

3.  Apakah terdapat orang disekitar responden yang memiliki riwayat pernah

didiagnosis TB Paru?

a.  Tidak ada.

Page 74: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 74/99

59

 b.  Ada (anggota keluarga).

c.  Ada (teman kerja).

d.  Ada (tetangga).

  Jika ada,

1)  Berapa orang disekitar yang memiliki riwayat batuk berdahak 

lebih dari 2-3 minggu? ....................................................................

2)  Siapa dan berapa umur orang disekitar yang memiliki riwayat

 batuk berdahak lebih dari 2-3 minggu?

..........................................................................................................

3)  Apa pendidikan dan pekerjaan dari orang tersebut?

..........................................................................................................

4)  Apakah orang tersebut pernah diobati dan dimana dilakukan

 pengobatannya?

...........................................................................................................

5)  Jika telah dilakukan pengobatan, apakah orang tersebut telah

sembuh dari TB Paru? ......................................................................

III. Observasi Lingkungan Sekitar Rumah

1.  Apakah terdapat pekarangan di rumah responden ?

a.  Tidak ada.

 b.  Ada dan bersih.

c.  Ada dan tidak bersih.

2.  Bagaimana jarak antara rumah responden dengan rumah di sekitarnya?

a.  Berhimpitan.

Page 75: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 75/99

60

 b.  Ada jarak.

3.  Berapa lebar jalan umum yang terletak di depan rumah responden ?

a.  < 1 m.

 b.  1,5 – 2 m.

c.  > 2 m.

IV. Pengukuran Kondisi Fisik Rumah

 No. Objek Pengukuran Hasil

1. Ruang Tamu / Keluarga :

1)  Luas ruang tamu / keluarga

2)  Jumlah penghuni rumah

3)  Luas ventilasi ruang tamu / keluarga

.......................... m2

.......................... Orang

.......................... m2 

2. Ruang Tidur :

1)  Luas ruang tidur 

2)  Jumlah penghuni ruang tidur 

3)  Luas ventilasi ruang tidur 

.......................... m2

.......................... Orang

.......................... m2 

3. Ruang Dapur :

1)  Luas ruang dapur 

2)  Luas ventilasi ruang dapur 

........................... m2

........................... m2

 

4. Rumah :

1)  Total luas rumah

2)  Total luas ventilasi

........................... m2

........................... m2

Page 76: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 76/99

61

4. Daftar Penilaian Rumah Sehat

NO Komponen Rumah

Yang Dinilai

Kriteria Ada Tidak 

I. Komponen Rumah

1. Langit-langit a.  Tidak ada

 b.  Ada, kotor, sulit

dibersihkan, rawan

kecelakaan

c.  Ada, bersih, tidak rawan

kecelakaan

2. Dinding a.  Bukan tembok (terbuat dari

anyaman)

 b.  Semi permanen/Setengah

tembok 

c.  Permanen

3. Lantai a.  Tanah

 b.  Papan/Anyaman/Plesteran

dari papan dan berdebu

c.  Ubin/Keramik/Rumah

Panggung

4. Jendela Kamar Tidur a.  Tidak ada

 b.  Ada

5. Jendela Ruang a.  Tidak ada

Page 77: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 77/99

62

Keluarga b.  Ada

6. Ventilasi a.  Tidak ada

 b.  Ada, lubang ventilasi <10%

dari luas lantai

c.  Ada, lubang ventilasi >10%

dari luas lantai

7. Lubang Asap Dapur a.  Tidak ada

 b.  Ada, lubang ventilasi dapur 

< 10% dari luas permukaan

lantai dapur 

c.  Ada, lubang ventilasi dapur 

> 10% dari luas permukaan

lantai dapur (asap keluar 

dengan sempurna) atau ada

exhaust fan.

8. Pencahayaan a.  Tidak terang, tidak dapat

dipergunakan untuk 

membaca.

 b.  Kurang terang, kurang jelas

untuk dipakai membaca.

c.  Terang dan tidak silau, bisa

digunakan untuk membaca

normal.

Page 78: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 78/99

63

II. Sarana Sanitasi

1. Sarana Air Bersih a.  Tidak ada

 b.  Ada, bukan milik sendiri dan

tidak memenuhi syarat

kesehatan.

c.  Ada, milik sendiri dan tidak 

memenuhi syarat kesehatan.

d.  Ada, milik sendiri dan

memenuhi syarat kesehatan.

e.  Ada, bukan milik sendiri dan

memenuhi syarat kesehatan.

2. Jamban (sarana

 pembuangan

kotoran)

a.  Tidak ada

 b.  Ada, bukan leher angsa,

tidak ada tutup, disalurkan

ke sungai/kolam.

c.  Ada, bukan leher angsa, ada

tutp, disalurkan ke

sungai/kolam.

d.  Ada, bukan leher angsa, ada

tutup, septic tank.

e.  Ada, leher angsa, septic tank.

3. Sarana Pembuangan

Air Limbah

a.  Tidak ada, sehingga

tergenang tidak teratur di

Page 79: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 79/99

64

halaman.

 b.  Ada, diresapkan tetapi

mencemari sumber air (jarak 

sumber ai < 10 m).

c.  Ada, dialirkan ke selokan

terbuka.

d.  Ada, diresapkan dan tidak 

mencemari sumber air (jarak 

sumber air > 10 m).

e.  Ada dialirkan ke selokan

tertutup untuk diolah lebih

lanjut.

4. Sarana Pembuangan

Sampah

a.  Tidak ada

 b.  Ada, tetapi tidak kedap air 

dan tidak ada tutup.

c.  Ada, kedap air dan tertutup.

d.  Ada, kedap air dan tertutup.

III. Perilaku Penghuni

1. Membuka Jendela

Kamar Tidur 

a.  Tidak pernah dibuka

 b.  Kadang-kadang

c.  Setiap hari dibuka

2. Membuka Jendela

Ruang Keluarga

a.  Tidak pernah dibuka

 b.  Kadang-kadang

Page 80: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 80/99

65

c.  Setiap hari

3. Membersihkan

Rumah dan Halaman

a.  Tidak pernah

 b.  Kadang-kadang

c.  Setiap hari

4. Membuang Tinja

Bayi/Balita ke

Jamban

a.  Dibuang ke

sungai/kolam/sembarangan

 b.  Kadang-kadang ke tempat

sampah.

c.  Setiap hari dibuang ke

tempat sampah

5. Membuang Sampah

Pada Tempat Sampah

a.  Dibuang ke

sungai/kolam/sembarangan

 b.  Kadang-kadang ke tempat

sampah

c.  Setiap hari di buang ke

tempat sampah

Page 81: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 81/99

 

66

4. Hasil Rekapan Kuesioner Data Demografi

DATA DEMOGRAFI HASIL KUESIONER PENDERITA TB PARU

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

No Jenis Kelamin Usia Pendidikan

Status

Ekonomi Pekerjaan

Riwayat

TB Paru yang Sama Pengobatan

1 Laki-laki 21 SD Rendah Buruh Ada Lengkap

2 Perempuan 62 SD Rendah Ibu Rumah Tangga Tidak Ada Lengkap

3 Laki-laki 27 SMA Rendah Buruh Tidak Ada Lengkap

4 Perempuan 25 SMP Rendah Ibu Rumah Tangga Tidak Ada Lengkap

5 Perempuan 38 SMA Rendah Ibu Rumah Tangga Ada Lengkap

6 Laki-laki 35 SMA Rendah Buruh Ada Lengkap

7 Laki-laki 21 SD Rendah Petani Ada Lengkap

8 Laki-laki 65 SD Rendah Petani Ada Lengkap

9 Perempuan 30 SMP Rendah Ibu Rumah Tangga Tidak Ada Lengkap

10 Laki-laki 21 SMA Tinggi Buruh Tidak Ada Lengkap

11 Perempuan 28 SMP Tinggi Buruh Tidak Ada Lengkap

12 Laki-laki 21 SD Rendah Buruh AdaLengkap13 Laki-laki 39 SMP Tinggi Wiraswasta Ada Lengkap

14 Perempuan 30 SMP Tinggi Ibu Rumah Tangga Ada Lengkap

15 Laki-laki 21 SD Rendah Wiraswasta Ada Lengkap

16 Laki-laki 27 SMP Rendah Buruh Ada Masih Pengobatan

17 Perempuan 27 SMP Rendah Ibu Rumah Tangga Ada Masih Pengobatan

Page 82: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 82/99

 

67

No Jenis Kelamin Usia PendidikanStatus

ekonomiPekerjaan

Riwayat

TB Paru yang Sama Pengobatan

18 Perempuan 39 SMA Rendah Ibu Rumah Tangga Ada Masih Pengobatan

19 Perempuan 57 SD Rendah Ibu Rumah Tangga Ada Masih Pengobatan

20 Laki-laki 20 SD Rendah Buruh Tidak Ada Masih Pengobatan

21 Laki-laki 42 SMP Tinggi Wiraswasta Tidak Ada Masih Pengobatan22 Perempuan 31 SD Rendah Ibu Rumah Tangga Tidak Ada Masih Pengobatan

23 Laki-laki 49 SD Rendah Wiraswasta Ada Masih Pengobatan

24 Laki-laki 47 SMP Tinggi Wiraswasta Tidak Ada Masih Pengobatan

25 Perempuan 44 SMP Rendah Buruh Tidak Ada Masih Pengobatan

26 Laki-laki 41 SMA Rendah Wiraswasta Tidak Ada Masih Pengobatan

27 Laki-laki 40 SMA Rendah Wiraswasta Ada Masih Pengobatan

28 Perempuan 39 SD Rendah Buruh Ada Lengkap

29 Perempuan 68 SD Rendah Ibu Rumah Tangga Ada Lengkap

30 Laki-laki 26 SMA Rendah Buruh Ada Lengkap

31 Laki-laki 25 SD Rendah Buruh Ada Lengkap

32 Perempuan 55 SD Rendah Ibu Rumah Tangga Ada Lengkap

33 Laki-laki 16 SMP Rendah Buruh Ada Lengkap

34 Perempuan 30 SMA Tinggi Wiraswasta Ada Lengkap35 Perempuan 25 SMA Tinggi Buruh Ada Lengkap

36 Perempuan 24 SD Rendah Ibu Rumah Tangga Ada Lengkap

37 Perempuan 50 SMP Rendah Ibu Rumah Tangga Ada Lengkap

38 Perempuan 35 SMA Rendah Buruh Ada Lengkap

39 Laki-laki 52 SMP Rendah Wiraswasta Ada Lengkap

Page 83: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 83/99

 

68

No Jenis Kelamin Usia PendidikanStatus

ekonomiPekerjaan

Riwayat

TB Paru yang Sama Pengobatan

40 Laki-laki 35 SD Rendah Buruh Ada Lengkap

41 Laki-laki 8 SD Rendah Pelajar Ada Lengkap

42 Laki-laki 55 SMA Rendah Wiraswasta Ada Lengkap

Page 84: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 84/99

 

69

5. Hasil Rekapan Kuesioner Data Komponen Rumah

DATA KOMPONEN FISIK RUMAH HASIL KUESIONER PENDERITA TB PARU

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

No. Langit-langit

Dinding Lantai

Jendela

Ventilasi PencahayaanRuangan Lubang Asap

DapurKamar

Ruang

Keluarga

1 Ada Bersih Permanen Papan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

2 Ada Kotor Permanen Keramik Ada Ada Tidak Baik Terang Baik 

3 Ada Bersih Permanen Keramik Ada Ada Baik Terang Tidak Baik 

4 Ada Bersih Permanen Keramik Tidak Ada Ada Baik Terang Tidak Baik 

5 Ada Kotor Semi Permanen Keramik Ada Ada Tidak Baik Kurang Terang Tidak Baik 

6 Ada Bersih Permanen Keramik Ada Tidak Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

7 Ada Kotor Semi Permanen Papan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Baik Kurang Terang Tidak Baik 

8 Ada Bersih Permanen Keramik Tidak Ada Tidak Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

9 Ada Kotor Semi Permanen Keramik Tidak Ada Ada Tidak Baik Kurang Terang Tidak Baik 

10 Ada Bersih Permanen Keramik Ada Ada Tidak Baik Kurang Terang Tidak Baik 

11 Ada Bersih Permanen Keramik Tidak Ada Ada Baik Terang Tidak Baik 

12 Tidak Ada Permanen Papan Ada Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

13 Ada Bersih Anyaman Keramik Ada Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

14 Ada Kotor Permanen Keramik Tidak Ada Ada Baik Kurang Terang Tidak Baik 

15 Ada Kotor Permanen Papan Ada Ada Tidak Baik Kurang Terang Tidak Baik 

16 Ada Bersih Permanen Papan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Baik Kurang Terang Tidak Baik 

Page 85: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 85/99

 

70

No.Langit-

langitDinding Lantai

Jendela

VentilasiPencahayaan

RuanganLubang Asap

DapurKamar

Ruang

Keluarga

17 Tidak Ada Permanen Keramik Ada Tidak Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

18 Tidak Ada Permanen Keramik Ada Tidak Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

19 Ada Kotor Permanen Papan Tidak Ada Tidak Ada Baik Terang Tidak Baik 

20 Tidak Ada Semi Permanen Papan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Baik Kurang Terang Tidak Baik 

21 Ada Bersih Permanen Keramik Ada Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

22 Ada Kotor Permanen Keramik Ada Ada Tidak Baik Kurang Terang Tidak Baik 

23 Ada Bersih Permanen Keramik Tidak Ada Tidak Ada Tidak Baik Kurang Terang Tidak Baik 

24 Ada Bersih Permanen Keramik Ada Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

25 Ada Bersih Permanen Keramik Ada Tidak Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

26 Ada Bersih Permanen Keramik Ada Ada Baik Terang Tidak Baik 

27 Ada Bersih Permanen Keramik Ada Ada Baik Kurang Terang Tidak Baik 

28 Ada Bersih Permanen Papan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

29 Ada Kotor Semi Permanen Keramik Ada Ada Tidak Baik Kurang Terang Tidak Baik 

30 Ada Bersih Permanen Keramik Ada Tidak Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

31 Ada Kotor Semi Permanen Papan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Baik Kurang Terang Tidak Baik 

32 Ada Bersih Permanen Keramik Tidak Ada Tidak Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

33 Tidak Ada Permanen Papan Ada Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

34 Ada Bersih Anyaman Keramik Ada Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

35 Ada Kotor Permanen Keramik Tidak Ada Ada Baik Kurang Terang Tidak Baik 

36 Ada Kotor Permanen Papan Ada Ada Tidak Baik Kurang Terang Tidak Baik 

37 Ada Bersih Permanen Papan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Baik Kurang Terang Tidak Baik 

Page 86: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 86/99

 

71

38 Tidak Ada Permanen Keramik Ada Tidak Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

39 Tidak Ada Permanen Keramik Ada Tidak Ada Tidak Baik Terang Tidak Baik 

40 Ada Kotor Permanen Papan Tidak Ada Tidak Ada Baik Terang Tidak Baik 

41 Ada Bersih Permanen Keramik Tidak Ada Tidak Ada Tidak Baik Kurang Terang Tidak Baik 

42 Ada Bersih Permanen Keramik Ada Ada Baik Kurang Terang Tidak Baik 

Page 87: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 87/99

 

72

6. Hasil Rekapan Data Komponen Sanitasi

DATA SARANA SANITASI HASIL KUESIONER PENDERITA TB PARU

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

NO. Sarana Air Bersih Sarana Pembuangan KotoranSarana Pembuangan Air

Limbah

Saranan Pembuangan

Sampah1 Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

2 Tidak Baik, Pribadi Kakus Cemplung Selokan Terbuka Tidak Ada

3 Baik, Pribadi Leher Angsa, Septic Tank Diresapkan, Aman dari

Sumber Air Tidak Ada

4 Baik, Umum Leher Angsa, Septic Tank Selokan Terbuka Tidak Ada

5 Tidak Baik, Umum Leher Angsa, Septic Tank Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

6 Baik, Pribadi Kakus Cemplung Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

7 Tidak Baik, Pribadi Leher Angsa, Septic Tank Diresapkan, Aman dari

Sumber Air 

Tidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

8 Baik, Pribadi Tidak Ada Selokan Terbuka Tidak Ada

9 Baik, Umum Tidak Ada Selokan Terbuka Tidak Ada

10 Baik, Pribadi Kakus Cemplung Selokan Terbuka Tidak Ada

11 Baik, Pribadi Bukan Leher Angsa, Septic Tank Selokan Terbuka Tidak Ada

12 Baik, Umum Leher Angsa, Septic Tank Selokan Terbuka Tidak Ada

13 Baik, Pribadi Leher Angsa, Septic Tank Selokan Terbuka Tidak Ada

14 Baik, Pribadi Leher Angsa, Septic Tank Diresapkan, Aman dari

Sumber Air Tidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

Page 88: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 88/99

 

73

NO. Sarana Air Bersih Sarana Pembuangan KotoranSarana Pembuangan Air

Limbah

Saranan Pembuangan

Sampah

15 Tidak Baik, Pribadi Leher Angsa, Septic Tank Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

16 Tidak Baik, Umum Leher Angsa, Septic Tank Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

17 Baik, Umum Leher Angsa, Septic Tank Selokan Terbuka Tidak Kedap Air, Tidak Tertutup

18 Tidak Baik, Umum Leher Angsa, Septic Tank Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

19 Tidak Baik, Umum Kakus Cemplung Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

20 Tidak Baik, Umum Leher Angsa, Septic Tank Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

21 Tidak Baik, Umum Leher Angsa, Septic Tank Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

22 Tidak Baik, Pribadi Leher Angsa, Septic Tank Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

23 Baik, Umum Bukan Leher Angsa, Septic Tank Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

24 Baik, Pribadi Leher Angsa, Septic Tank Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

25 Baik, Pribadi Leher Angsa, Septic Tank Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

26 Baik, Pribadi Leher Angsa, Septic Tank Selokan Terbuka Kedap Air, Tidak Tertutup

27 Baik, Pribadi Leher Angsa, Septic Tank Selokan Tertutup Kedap Air, Tidak Tertutup

28 Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

Page 89: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 89/99

 

74

NO. Sarana Air Bersih Sarana Pembuangan KotoranSarana Pembuangan Air

Limbah

Saranan Pembuangan

Sampah

29 Tidak Baik, Umum Leher Angsa, Septic Tank Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

30 Baik, Pribadi Kakus Cemplung Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

31 Tidak Baik, Pribadi Leher Angsa, Septic Tank  Diresapkan, Aman dariSumber Air 

Tidak Kedap Air, Tidak Tertutup

32 Baik, Pribadi Tidak Ada Selokan Terbuka Tidak Ada

33 Baik, Umum Leher Angsa, Septic Tank Selokan Terbuka Tidak Ada

34 Baik, Pribadi Leher Angsa, Septic Tank Selokan Terbuka Tidak Ada

35 Baik, Pribadi Leher Angsa, Septic Tank Diresapkan, Aman dari

Sumber Air 

Tidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

36 Tidak Baik, Pribadi Leher Angsa, Septic Tank Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

37 Tidak Baik, Umum Leher Angsa, Septic Tank Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

38 Baik, Umum Leher Angsa, Septic Tank Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

39 Tidak Baik, Umum Leher Angsa, Septic Tank Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

40 Tidak Baik, Umum Kakus Cemplung Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

41 Baik, Umum Bukan Leher Angsa, Septic Tank Selokan TerbukaTidak Kedap Air, Tidak 

Tertutup

42 Baik, Pribadi Leher Angsa, Septic Tank Selokan Tertutup Kedap Air, Tidak Tertutup

Page 90: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 90/99

 

75

7. Hasil Kuesioner Komponen Perilaku

DATA PERILAKU PENGHUNI HASIL KUESIONER PENDERITA TB PARU

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

NO.

Membuka Jendela Membersihkan

Rumah & Halaman

Membuang Tinja Bayi

Ke Jamban

Membuang Sampah

Pada TempatnyaKamar Tidur Ruang Keluarga

1 Tidak Pernah Tidak Pernah Kadang-kadang Sungai/Kolam/Sembarangan Tempat Sampah

2 Dibuka Setiap Hari Tidak Pernah Setiap Hari Sungai/Kolam/Sembarangan Tempat Sampah

3 Kadang-kadang Kadang-kadang Setiap Hari Kadang-kadang Ke Jamban Tempat Sampah

4 Tidak Pernah Kadang-kadang Setiap Hari Selalu Ke Jamban Kadang-kadang

5 Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang Selalu Ke Jamban Kadang-kadang

6 Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang Sungai/Kolam/Sembarangan Kadang-kadang

7 Tidak Pernah Tidak Pernah Setiap Hari Selalu Ke Jamban Sungai/Kolam/Sembarangan

8 Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang Ke Jamban Kadang-kadang

9 Tidak Pernah Kadang-kadang Kadang-kadang Selalu Ke Jamban Tempat Sampah

10 Tidak Pernah Tidak Pernah Kadang-kadang Sungai/Kolam/Sembarangan Kadang-kadang

11 Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang Selalu Ke Jamban Kadang-kadang

12 Tidak Pernah Tidak Pernah Kadang-kadang Selalu Ke Jamban Sungai/Kolam/Sembarangan13 Tidak Pernah Tidak Pernah Setiap Hari Selalu Ke Jamban Tempat Sampah

14 Tidak Pernah Tidak Pernah Setiap Hari Sungai/Kolam/Sembarangan Sungai/Kolam/Sembarangan

15 Tidak Pernah Tidak Pernah Kadang-kadang Selalu Ke Jamban Sungai/Kolam/Sembarangan

16 Tidak Pernah Tidak Pernah Setiap Hari Selalu Ke Jamban Kadang-kadang

17 Kadang-kadang Kadang-kadang Setiap Hari Selalu Ke Jamban Tempat Sampah

Page 91: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 91/99

 

76

NO.Membuka Jendela Membersihkan

Rumah & Halaman

Membuang Tinja Bayi Ke

Jamban

Membuang Sampah Pada

TempatnyaKamar Tidur Ruang Keluarga

18 Kadang-kadang Tidak Pernah Setiap Hari Selalu Ke Jamban Kadang-kadang

19 Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang Ke Jamban Kadang-kadang

20 Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang Selalu Ke Jamban Kadang-kadang

21 Kadang-kadang Kadang-kadang Setiap Hari Selalu Ke Jamban Kadang-kadang22 Tidak Pernah Tidak Pernah Setiap Hari Selalu Ke Jamban Tempat Sampah

23 Tidak Pernah Tidak Pernah Kadang-kadang Selalu Ke Jamban Tempat Sampah

24 Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang Selalu Ke Jamban Tempat Sampah

25 Kadang-kadang Tidak Pernah Kadang-kadang Selalu Ke Jamban Tempat Sampah

26 Tidak Pernah Tidak Pernah Setiap Hari Selalu Ke Jamban Tempat Sampah

27 Tidak Pernah Setiap Hari Setiap Hari Selalu Ke Jamban Tempat Sampah

28 Tidak Pernah Tidak Pernah Kadang-kadang Sungai/Kolam/Sembarangan Tempat Sampah

29 Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang Selalu Ke Jamban Kadang-kadang

30 Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang Sungai/Kolam/Sembarangan Kadang-kadang

31 Tidak Pernah Tidak Pernah Setiap Hari Selalu Ke Jamban Sungai/Kolam/Sembarangan

32 Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang Ke Jamban Kadang-kadang

33 Tidak Pernah Tidak Pernah Kadang-kadang Selalu Ke Jamban Sungai/Kolam/Sembarangan

34 Tidak Pernah Tidak Pernah Setiap Hari Selalu Ke Jamban Tempat Sampah35 Tidak Pernah Tidak Pernah Setiap Hari Sungai/Kolam/Sembarangan Sungai/Kolam/Sembarangan

36 Tidak Pernah Tidak Pernah Kadang-kadang Selalu Ke Jamban Sungai/Kolam/Sembarangan

37 Tidak Pernah Tidak Pernah Setiap Hari Selalu Ke Jamban Kadang-kadang

38 Kadang-kadang Kadang-kadang Setiap Hari Selalu Ke Jamban Tempat Sampah

39 Kadang-kadang Tidak Pernah Setiap Hari Selalu Ke Jamban Kadang-kadang

Page 92: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 92/99

 

77

NO.Membuka Jendela Membersihkan

Rumah & Halaman

Membuang Tinja Bayi Ke

Jamban

Membuang Sampah Pada

TempatnyaKamar Tidur Ruang Keluarga

40 Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang Ke Jamban Kadang-kadang

41 Tidak Pernah Tidak Pernah Kadang-kadang Selalu Ke Jamban Tempat Sampah

42 Tidak Pernah Setiap Hari Setiap Hari Selalu Ke Jamban Tempat Sampah

Page 93: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 93/99

 

78

8. Hasil Kuesioner Lingkungan Rumah

DATA LINGKUNGAN RUMAH HASIL KUESIONER PENDERITA TB PARU

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

NO.

Pekarangan

Rumah

Letak 

RumahJalan Depan

Rumah

Kepadatan

Hunian

Komponen Rumah

SehatFisik Sanitasi Perilaku

1 Tidak Ada Berhimpitan Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

2 Tidak Ada Berhimpitan Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

3 Bersih Berhimpitan Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Baik Tidak Baik Baik  Tidak Sehat

4 Tidak Ada Ada Jarak Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

5 Tidak Ada Berhimpitan Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Tidak Baik Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

6 Bersih Berhimpitan Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

7 Kotor  Ada Jarak Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

8 Bersih Berhimpitan Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

9 Kotor  Berhimpitan Lebih Dari 2 m Tidak Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

10 Tidak Ada Berhimpitan Kurang Dari 2 m Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

11 Bersih Berhimpitan Kurang Dari 2 m Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

12 Kotor Berhimpitan Kurang Dari 2 m Baik 

Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Sehat

13 Kotor  Ada Jarak Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

14 Bersih Ada Jarak Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

15 Kotor  Ada Jarak Kurang Dari 2 m Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

16 Bersih Ada Jarak Lebih Dari 2 m Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Sehat

17 Tidak Ada Ada Jarak Kurang Dari 2 m Baik Tidak Baik Tidak Baik Baik Tidak Sehat

Page 94: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 94/99

 

79

NO.Pekarangan

Rumah

Letak 

Rumah

Jalan Depan

Rumah

Kepadatan

Hunian

Komponen  Rumah

Sehat Fisik Sanitasi Perilaku

18 Bersih Berhimpitan Kurang Dari 2 m Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Sehat

19 Tidak Ada Ada Jarak Kurang Dari 2 m Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Sehat

20 Bersih Berhimpitan Lebih Dari 2 m Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Sehat

21 Tidak Ada Berhimpitan Kurang Dari 2 m Tidak Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Sehat22 Kotor Berhimpitan Kurang Dari 2 m Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Sehat

23 Tidak Ada Ada Jarak Kurang Dari 2 m Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Sehat

24 Bersih Berhimpitan Lebih Dari 2 m Tidak Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Sehat

25 Bersih Ada Jarak Kurang Dari 2 m Tidak Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Sehat

26 Bersih Ada Jarak Lebih Dari 2 m Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Sehat

27 Tidak Ada Berhimpitan Kurang Dari 2 m Tidak Baik Baik Baik Baik Sehat

28 Tidak Ada Berhimpitan Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

29 Tidak Ada Berhimpitan Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Tidak Baik Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

30 Bersih Berhimpitan Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

31 Kotor  Ada Jarak Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

32 Bersih Berhimpitan Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

33 Kotor  Berhimpitan Kurang Dari 2 m Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

34 Kotor  Ada Jarak Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat35 Bersih Ada Jarak Kurang Dari 2 m Tidak Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

36 Kotor  Ada Jarak Kurang Dari 2 m Baik  Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik  Tidak Sehat

37 Bersih Ada Jarak Lebih Dari 2 m Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Sehat

38 Tidak Ada Ada Jarak Kurang Dari 2 m Baik Tidak Baik Tidak Baik Baik Tidak Sehat

39 Bersih Berhimpitan Kurang Dari 2 m Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Sehat

Page 95: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 95/99

 

80

NO.Pekarangan

Rumah

Letak 

Rumah

Jalan Depan

Rumah

Kepadatan

Hunian

Komponen  Rumah

Sehat Fisik Sanitasi Perilaku

40 Tidak Ada Ada Jarak Kurang Dari 2 m Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Sehat

41 Tidak Ada Ada Jarak Kurang Dari 2 m Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Sehat

42 Tidak Ada Berhimpitan Kurang Dari 2 m Tidak Baik Baik Baik Baik Sehat

Page 96: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 96/99

81

9. Dokumentasi

Ventilasi Ruangan

Pencahayaan Ruangan Kamar Tidur

Pekarangan Rumah

Page 97: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 97/99

82

10. Hasil Validitas

Case Processing Summary 

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usia * TB Paru 42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Jenis Kelamin * TB Paru 42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Pendidikan * TB Paru 42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Pekerjaan * TB Paru 42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Status Ekonomi * TB Paru 42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Riwayat TB Paru * TB Paru 42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Riwayat Pengobatan * TB

Paru

42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Jendela Kamar * TB Paru 42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Jendela Ruang Keluarga *

TB Paru

42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Luas Ventilasi * TB Paru 42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Pencahayaan Ruangan *

TB Paru

42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Kepadatan Ruangan * TB

Paru

42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Pekarangan_Rumah * TB

Paru

42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Letak_Rumah * TB Paru 42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Jalan Depan Rumah * TB

Paru

42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Sanitasi Air Limbah * TB

Paru

42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Membuka Jendela Kamar *TB Paru

42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Membuka Jendela Ruang

Keluarga * TB Paru

42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Komponen_Fisik * TB Paru 42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Komponen Sanitasi * TB

Paru

42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Komponen Perilaku * TB

Paru

42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Rumah Sehat * TB Paru 42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%

Page 98: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 98/99

83

11. Surat Perizinan

Page 99: Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

7/16/2019 Skripsi Andhika Yudi H. 10100108020

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-andhika-yudi-h-10100108020 99/99

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Andhika Yudi Hartono yang lahir di Bandung pada 5 Maret

1990. Penulis pernah bersekolah di Taman Kanak-kanak Aisyah I Cimahi pada

tahun 1995 sampai 1996 dan dilanjutkan di Sekolah Dasar Negeri XII Cimahi

 pada tahun 1996 sampai 2002. Penulis juga bersekolah di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 2 Cimahi pada tahun 2002 sampai 2005 dan selanjutnya

 bersekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bandung dari tahun 2005 sampai

2005. Penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Kedoteran Unisba dari

tahun 2008 sampai 2012.Pengalaan organisasi yang pernah penulis jalani adalah sebagai bendahara

umum Majelis Permusyawaratan Kelas SMPN 2 Cimahi pada tahun 2006, Ketua

OSIS SMPN 2 Cimahi pada tahun 2007, dan Ketua UKS SMPN 2 Cimahi pada

tahun 2007 sampai 2008. Penulis pernah menjuarai lomba cerdas cermat se-Kota

Cimahi pada tahun 2007 dan berhasil menjadi juara pertama se-Kota Cimahi.

Selanjutnya penulis pernah mejadi anggota Dewan Amanah Mahasiswa FK 

Unisba pada Tahun 2008 sampai 2011 dan menjadi Ketua Dewan Amanah

Mahasiswa FK Unisba pada tahun 2009 sampai 2010. Selain itu penulis pernah