skrining resep farmasetik

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis, MTB, atau TB (singkatan dari bacillus berbentuk tuberkel) merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis biasanya menyerangparu-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. Infeksi TB umumnya bersifat asimtomatikdan laten. Namun hanya satu dari sepuluh kasus infeksi laten yang berkembang menjadi penyakit aktif. Bila Tuberkulosis tidak diobati maka lebih dari 50% orang yang terinfeksi bisa meninggal.

Upload: lucky-rima-novelita-simamora

Post on 09-Dec-2015

343 views

Category:

Documents


39 download

DESCRIPTION

farmasetika

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis, MTB, atau TB (singkatan dari bacillus berbentuk

tuberkel) merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak

kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai

strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis

biasanya menyerangparu-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian

tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang

dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah

mereka melalui udara. Infeksi TB umumnya bersifat asimtomatikdan laten.

Namun hanya satu dari sepuluh kasus infeksi laten yang berkembang

menjadi penyakit aktif. Bila Tuberkulosis tidak diobati maka lebih dari 50%

orang yang terinfeksi bisa meninggal.

Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak

darah sputum atau dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat

badan turun. (dahulu TB disebut penyakit "konsumsi" karena orang-orang

yang terinfeksi biasanya mengalami kemerosotan berat badan.) Infeksi pada

organ lain menimbulkan gejala yang bermacam-macam. Diagnosis TB aktif

bergantung pada hasil radiologi (biasanya melalui sinar-X dada) serta

pemeriksaan mikroskopis dan pembuatan kultur mikrobiologis cairan tubuh.

Sementara itu, diagnosis TB laten bergantung pada tes tuberkulin

kulit/tuberculin skin test (TST) dan tes darah. Pengobatan sulit dilakukan

dan memerlukan pemberian banyak macam antibiotik dalam jangka waktu

lama. Orang-orang yang melakukan kontak juga harus menjalani tes

penapisan dan diobati bila perlu. Resistensi antibiotik merupakan masalah

yang bertambah besar pada infeksi tuberkulosis resisten multi-obat (TB

MDR). Untuk mencegah TB, semua orang harus menjalani tes penapisan

penyakit tersebut dan mendapatkan vaksinasi basil Calmette–Guérin.

Para ahli percaya bahwa sepertiga populasi dunia telah terinfeksi

oleh M. tuberculosis, dan infeksi baru terjadi dengan kecepatan satu orang

per satu detik. Pada tahun 2007, diperkirakan ada 13,7 juta kasus kronis

yang aktif di tingkat global. Pada tahun 2010, diperkirakan terjadi

pertambahan kasus baru sebanyak 8.8 juta kasus, dan 1,5 juta kematian yang

mayoritas terjadi di negara berkembang. Angka mutlak kasus Tuberkulosis

mulai menurun semenjak tahun 2006, sementara kasus baru mulai menurun

sejak tahun 2002. Tuberkulosis tidak tersebar secara merata di seluruh

dunia. Dari populasi di berbagai negara di Asia dan Afrika yang melakukan

tes tuberkulin, 80%-nya menunjukkan hasil positif, sementara di Amerika

Serikat, hanya 5–10% saja yang menunjukkan hasil positif. Masyarakat

di dunia berkembang semakin banyak yang menderita Tuberkulosis karena

kekebalan tubuh mereka yang lemah. Biasanya, mereka mengidap

Tuberkulosis akibat terinfeksi virus HIV dan berkembang menjadi AIDS.

BAB II

SKRINING RESEP

II.1 Resep

Poli/ruangan : Anak

P.I.S.A :

Nama dokter: Dr.Agustina Rante

Tgl : 15 /11 /13

R/ Rimcur paed No. V

/ 1 dd tab IV

ndet

R/ Rimacfasid paed No. LX

/ 1 dd tab IV

ndet

R/ Histapan 20 mg Mucos 20 mg Salbutamol 1,5 mg Mf. Pulv da In Caps dtd No. XV / 3 dd Caps I

Nama : an. Ananda KurniaUmur : 9 tahun

*) Coret yang tidak perlu. Mohon berikan obat yang terdaftar dalam DPHO PT.ASKES. Lembar 1 untuk Apotek, lembar 2 untuk tagihan Apotek

Poli/ruangan : Anak

P.I.S.A :

Nama dokter: Dr.Agustina Rante

Tgl : 15 /11 /13

R/ Rimfampisin 45o mg tab No.XV

/ 1 dd I tab

R/ INH 300 mg tab No. XV

/ 1 dd I tab

Nama : an. Ananda KurniaUmur : 9 tahun

*) Coret yang tidak perlu. Mohon berikan obat yang terdaftar dalam DPHO PT.ASKES. Lembar 1 untuk Apotek, lembar 2 untuk tagihan Apotek

II.2 Pelayanan Resep

A. Skrining Resep

JENIS SKRINING KETERANGAN

PERSYARATAN

ADMINISTRASI

Nama dokter Ada

Tanggal penulisan resep Ada

TTD / paraf dokter Ada

Nama pasien Ada

Alamat pasien Tidak Ada

Umur pasien Ada

Jenis kelamin Tidak ada

BB pasien Tidak ada

Nama obat jelas Iya

Kekuatan sediaan jelas Iya

Jumlah obat jelas Iya

Cara pemakaian Jelas Iya

Lain-lain

KESESUAIAN FARMASETIK

Bentuk sediaan Tablet dan Kapsul

Dosis Lebih tinggi jika disesuaikan dengan

umur. Tetapi bisa disesuaikan jika

ditinjau dri BB pasien.

Potensi

Stabilitas

Inkompaktibilitas

Cara pemakaian

Lama pemberian 9 bulan

PERTIMBANGAN KLINIS

Adanya alergi Adanya rasa gatal dikarenakan adanya

batuk berdahak

ESO Saat mengkonsumsi obat dapat

mengakibatkan air seni menjadi warna

merah

Interaksi

Kesesuaian dosis Rimfampisin :

Anak-anak: 10 – 20 mg/kg BB sehari,

maksimum 600 mg sehari.

INH :

Pengobatan infeksi TB aktif :Terapi  harian 10 – 15 mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis terbagi (maksimal 300 mg/hari).Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy) : 20 – 30 mg/kg (maksimal 900 mg)

Kesesuaian durasi

Kesesuaian jumlah obat

Lain-lain

B. Peracikan

Obat rimfapicin dan INH diberikan langsung kepada pasien karena berupa

tablet. Sedangkan Histapan,mucos,salbutamol diracik untuk dibuat XV kapsul

sesuai permintaan dari Resep.

C. Etiket

D. Informasi Obat

JENIS INFORMASI KETERANGAN

Cara pemakaian obat Rimfapisin tab : diminum 1 x sehari 1 tab 1 jam

sebelum makan. Jika dimulai minum pagi hari

utk hari berikutnya harus minum pagi hari terus

sampai pengobatan selesai agar dapat berefek

secara maksimal.

INH : diminum 1 x sehari 1 tab. INH beda

dengan rimfapisin. Jika rimfapisin diminum

sebelum makan maka INH diminum setelah

makan.

Untuk racikan kapsul : diminum 3 x sehari 1

kapsul (pagi,siang,malam) sesudah makan.

Cara penyimpanan obat Ditempat sejuk dan tidak terkena sinar matahari

langsung

Jangka waktu

pengobatan

Rutin selama 9 bulan tidak boleh terputus

E. Konseling

A (Apoteker) ; P (Pasien)

A : Ini obatnya untuk anaknya bapak. Diminum rutin selama 9 bulan

jangan terputus atau sempay berhenti ya pak. Ini obat tablet ada 2.

Yg 1 namanya rimfapicin ini diminum 1 x 1 tablet sehari ya pak.

Jika anak bapak sudah minum pagi hari, besoknya minum pagi lagi

ya pak. Dan untuk obat tablet yang lainnya adalah INH, ini

diminum 1 x 1 tablet sehari tapi sesudah makan ya pak. Dan untuk

kapsul diminumnya 3 x sehari sesudah makan. Ada yg bapak

kurang mengerti?

P : kenapa rimfapisin diminum sebelum makan bu?

A : agar rimfapicin dapat mmeberikan efek terapi yang maksimal pak

supaya anak bapak cepat sembuh. O iya. Obat kapsul yang kami

berikan berefek untuk mengurangi rasa gatal karena dahak anak

bapak dan juga mengurangi dahaknya serta memberikan kelegaan

bagi nafas anak bapak yang mungkin akan sulit bernafas

dikarenakan adanya dahak diparu-parunya.

P : harus diminum rutin dan tidak boleh terputus ya bu. Kenapa

begitu?

A : dalam obat ini ada obat antibiotik pak. Anak bapak harus minum

sampai tuntas dan jangan sempat terputus. Karena antibiotik akan

membunuh bakteri yang ada di dalam tubuh anak bapak. Jika anak

bapak tidak minum secara rutin, nanti bakterinya akan kebal

sehingga obat itu tidak mempan lagi dan tidak dapat memberikan

kesembuhan bagi anak bapak. Kekebalan bakteri tersebut disebut

resistensi pak. Ada lagi yang bisa saya bantu pak?

P : apa ada efek samping dri obat-obat ini bu?

A : oh iya pak. Jika anak bapak mengkonsumsi obat ini, anak bapak

akan mengeluarkan air seni berwarna merah bata. Tapi bapak tidak

perlu kahawatir karena itu hanyalah efek samping dari obat ini dan

tidak akan membahayakan anak bapak.

BAB III

PEMBAHASAN

Dari hasil skrining resep yang telah dilakukan, terdapat obat Rimcur paed

dan Rimacfasid paed dan racikan kapsul : Histapan, mucos, salbutamol. Namun

resep ini diganti dengan Rimfapicin 450 mg dan INH 300 mg sedangkan racikan

kapsul tetap.

Disini akan dibahas tentang komposisi, indikasi, efek samping, dan dosis

masing dari obat-obat yang terdapat dalam resep.

RIMCURE PAED TABLET

Tags: tuberkulosis, bakteri, infeksi, TBC, paru-paru Brand: : SandozProduct Code::

G

Komposisi: Rifampicin 75 mg, isonicotine hydrazine 50 mg, pyrazinamide 150 mg

Indikasi:Tuberkulosis mikobakterium tuberkulosis yang peka terhadap rifampisin, isonicotine hydrazine, dan pirazinamid

Dosis:Anak dengan BB 25 kg : 5 tablet/hari. Anak dengan BB 20 kg : 4 tablet/hari. Anak dengan BB 15 kg : 3 tablet/hari. Anak dengan BB 10 kg : 2 tablet/hari. Anak dengan BB 5 kg : 1 tablet/hari.

Pemberian Obat:

Berikan sebelum makan, 30 menit sebelum makan telan utuh

Kontra Indikasi:

Hipersensitivitas, riwayat hepatitis yang diinduksi obat, penyakit hati akut, neuritis perifer atau optik, gangguan fungsi ginjal, epilepsi, akoholisme kronik

Perhatian:

Gangguan fungsi ginjal dan hati, diabetes melitus, akoholisme kronik, pasien kurang gizi, riwayat gout, gangguan konvulsi, porfiria akut, lanjut usia. Hamil, laktasi. Lakukan tes hitung darah dan fungsi hati secara periodik. Hindari pengunaan bersama lensa kontak

Efek Samping:

Rifampisin : warna merah pada cairan tubuh, peningkatan enzim hati asimtomatik, peningkatan nitrogen urea darah dan asam urat, hemolisis, hematuria, nefritis, isufisiensi ginjal, gangguan gastrointestinal, gangguan susunan saraf pusat, perubahan hematologi, ruam kulit, kelainan endokrin. isonicotine hydrazine : gangguan fungsi hati, neuropati perifer, pusing, kepala terasa ringan, perubahan hematologi, reaksi alergi. pirazinamid : perubahan sementara transaminase serum, hepatotoksisitas, hepatomegali, ikterus, hiperurisemia, nefritis, disuria, gangguan gastrointestinal, perubahan hematologi, reaksi alergi

Interaksi Obat:

Kontrasepsi oral atau terapi sulih hemon, antikoagualan, antasid, simetidin, analgesik opioid, disulfirman, antidepresan, sedatif, obat gout, kortikosteroid, kloramfenikol, ketokonazol, daspon, metadon, teofilin, siklosporin A, azatioporin

Kemasan: Tablet 6 x 10

RIMACTAZID 75/50 MG PAED TABLET

Tags: TBC, paru-paru, tuberkolosis, bakteri Brand: : SandozProduct Code::

G

Komposisi: Rifampicin 75 mg, isonicotine hydrazine 50 mg, pyrazinamide 150 mg

Indikasi:Pengobatan tuberkulosis yang disebabkan mikobakterium tuberkulosis sensitif terhadap yang sensitif terhadap rifampicin dan isonicotine hydrazine

Dosis:Anak : Dengan BB 25 kg : 5 tablet/hari Dengan BB 20 kg : 4 tablet/hari. Dengan BB 15 kg : 3 tablet/hari. Dengan BB 10 kg : 2 tablet/hari. Dengan BB 5 kg : 1 tablet/hari.

Pemberian Obat:

Berikan sebelum makan

Kontra Indikasi:

Hipersensitif. Riwayat mendapat terapi dengan obat yang menyebabkan hepatitis, penyakit hati akut, ikterus. Neuritis perifer, neuritis optik, gangguan ginjal, epilepsi, alkoholisme kronik

Perhatian:

Hindari terapi kembali setelah pengobatan selesai dan pemakaian yang tidak teratur. Penyakit hati. Ambang kejang yang rendah. Gizi buruk, alkoholisme, porfiria, epilepsi, hamil dan laktasi. Pengobatan dihentikan jika terjadi trombositopenia, purpura, anemia hemolitik, dipnea, syok, gagal ginjal

Efek Samping:

Rifampisin : urin berwarna kemerahan. Gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi hati, leukopenia, eosinofilia. Sindrom flu. Jarang : manifestasi pada kulit, demam, dispnea, trombositopenia, purpura, gagal ginjal akut, anemia hemolitik. Isonicatine hydrazine : gangguan fungsi hati, neuropati ferifer, konvulsi atau, psikosis, diskrasia darah, sindrom seperti lupus eritematosis, sindrom susunan saraf pusat ringan, toksik ensefalopati, sindrom reumatik, pallagra

Interaksi Obat:

Antikoagulan oral, antidiabetik oral, digitalis, kontrasepsi oral, antiaritmia, siklosporin, antiepileptik, disulfirman, hidantion, penghambat kanal kalsium

Kemasan: Tablet 50

HISTAPAN TABLET

Komposisi

Mebhydrolin napadysilate 50 mg pertablet.

Indikasi

Reaksi alergi.

Perhatian

- Glaukoma sudut sempit.

- Kehamilan.

- Retensi urin, pembesaran prostat.

- Pasien dengan lesi fokal pada kulit otak.

- Hindari mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin.

- Sensitifitas silang terhadap obat-obat terkait.

Interaksi obat : alkohol, depresan susunan saraf pusat, antikolinergik, MAOI

(penghambat mono amin oksidase).

Efek Samping

- Sedasi.

- Gangguan lambung-usus.

- Efek antimuskarinik.

- Hipotensi, kelemahan otot, tinitus (telinga berdenging tanpa rangsang dari luar),

euforia (keadaan emosi yang gembira berlebihan), sakit kepala.

- Perangsangan pada susunan saraf pusat.

- Reaksi alergi.

- Kelainan darah.

Kemasan

Box @ 100 tablet.

Dosis

- Dewasa : 100-300 mg.

- Anak-anak : 100-200 mg.

Diberikan setiap hari dalam dosis terbagi (dibagi menjadi beberapa kali

pemberian dalam sehari).

Penyajian

Dikonsumsi bersamaan dengan makanan.

Ambroxol 30 mg

Indikasi:

Penyakit saluran napas akut dan kronis yang disertai sekresi bronkial yang

abnormal, khususnya pada eksaserbasi dan bronkitis kronis, bronkitis asmatik,

asma bronkial.

Kontra Indikasi:

Hipersensitif terhadap ambroksol.

Komposisi:

Tiap tablet mengandung ambroksol hidroklorida 30 mg. Dosis:

Dewasa: sehari 3 kali 1 tablet. Anak-anak 5 - 12 tahun : sehari 3 kali 1/2 tablet.

Anak-anak 2 - 5 tahun : sehari 3 kali 7,5 mg

Anak-anak di bawah 2 tahun : sehari 2 kali 7,5 mg Dosis dapat dikurangi menjadi

1 kali sehari, untuk pengobatan yang lama. Harus diminum sesudah makan.

Efek Samping:

Ambroksol umumnya ditoleransi dengan baik.

Efek samping yang ringan pada saluran pencernaan dilaporkan pada beberapa

pasien. Reaksi alergi.

Interaksi Obat:

Kombinasi ambroksol dengan obat-obatan lain dimungkinkan, terutama yang

berhubungan dengan sediaan yang digunakan sebagai obat standar untuk

sindroma bronkitis (glikosida jantung, kortikosterida, bronkapasmolitik, diuretik

dan antibiotik).

Perhatian:

Pemakaian pada kehamilan trimester pertama tidak dianjurkan.

Pemakaian selama menyusui keamanannya belum diketahui dengan pasti.

Cara Penyimpanan:

Simpan pada suhu kamar (di bawah suku 30 derajat Celcius) dan tempat kering,

terlindung dari cahaya.

Jenis: Tablet

Salbutamol

Indikasi

Kejang bronkus pada semua jenis asma bronkial, bronkitis kronis dan

emphysema.

Komposisi

Tiap tablet mengandung salbutamol sulfat setara dengan salbutamol 2 mg

Tiap tablet mengandung salbutamol sulfat setara dengan salbutamol 4 mg

Tiap sendok takar (5ml) mengandung salbutamol sulfat 2,41 mg setara dengan

salbutamol 2 mg

Cara Kerja

Salbutamol merupakan suatu senyawa yang selektif merangsang reseptor B2

adrenergik terutama pada otot bronkus. Golongan B2 agonis ini merangsang

produksi AMP siklik dengan cara mengaktifkan kerja enzim adenil siklase. Efek

utama setelah pemberian peroral adalah efek bronkodilatasi yang disebabkan

terjadinya relaksasi otot bronkus. Dibandingkan dengan isoprenalin, salbutamol

bekerja lebih lama dan lebih aman karena efek stimulasi terhadap jantung lebih

kecil maka bisa digunakan untuk pengobatan kejang bronkus pada pasien dengan

penyakit jantung atau tekanan darah tinggi.

Kontraindikasi

Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini

Dosis

Tablet:

Dewasa(>12tahun):2-4mg,3-4kali sehari.

Dosis dapat dinaikan secara berangsur.

Untuk lansia diberikan dosis awal yang lebih rendah.

Anak-anak:

2-6 tahun : 1-2 mg, 3-4 kali sehari

6-12 tahun: 2 mg, 3-4 kali sehari.

Sirup:

Dewasa (>12 tahun): 1-2 sendok (5-10 ml), 3-4 kali sehari.

Anak-anak:

2-6 tahun: 1/2-1 sendok (0,25-5ml), 3-4 kali sehari

6-12 tahun: 1 sendok (5ml), 3-4 kali sehari.

Efek Samping

Pada dosis yang dianjurkan tidak ditemukan adanya efek samping yang serius.

Pada pemakaian dosis besar dapat menyebabkan tremor halus pada otot skelet

(biasanya pada tangan), palpitasi, kejang otot, takikardia, sakit kepala dan

ketegangan. efek ini terjadi pada semua perangsangan adrenoreseptor beta.

Vasodilator perifer, gugup, hiperaktif, epitaksis (mimisan),susahtidur.

Peringatan dan perhatian

Hati-hati bila diberikan pada penderita thyrotoxicosis, hipertensi,

gangguan kardiovaskuler, hipertiroid dan diabetes melitus.

Meskipun tidak terdapat bukti teratogenitas sebaiknya penggunaaan

salbutamol selama kehamilan trimester pertama, hanya jika benar-benar

diperlukan.

Hati-hati penggunaan pada wanita menyusui karena kemungkinan

diekskresi melalui air susu.

Hati-hati penggunaan pada anak kurang dari 2 tahun karena keamanannya

belum diketahui dengan pasti.

Pemberian intravena pada pasien diabetik, perlu dimonitor kadar gula

darah.

Interaksi Obat

Efek salbutamol dihambat oleh B2-antagonis.

Pemberian bersamaan dengan monoamin oksidase dapat menimbulkan

hipertensi berat.

Salbutamol dan obat-obatan beta-blocker non-selektif seperti propranolol,

tidak bisa diberikan bersamaan.

Over dosis

Tanda-tanda over dosis adalah tremor dan tachycardia. Pemberian suatu

alpha-adrenergik bloker melalui injeksi intravena dan suatu beta-blocking

agen peroral pada kasus asmaticus karena resiko konstriksi bronkus.

Hypokalemia.

Rifampicin 450 mg

DATA OBAT,

Deskripsi: Rifampisina adalah antibiotika oral yang mempunyai aktivitas bakterisida terhadap Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium leprae. Mekanisme kerja rifampisina dengan jalan menghambat kerja enzim DNA-dependent RNA polymerase yang mengakibatkan sintesa RNA mikroorganisme dihambat. Untuk

mempercepat penyembuhan dan mencegah resistensi kuman selama pengobatan, rifampisina sebaiknya dikombinasikan dengan antituberkulosis lain seperti INH atau Etambutol. Dengan antibiotika lain rifampisina tidak menunjukkan resistensi silang.

Komposisi: Tiap kapsul mengandung rifampisina 450 mg.

Indikasi: 1. Tuberkulosis, sebaiknya dikombinasikan dengan antituberkulosis lain untuk

mempercepat penyembuhan dan mencegah resistensi kuman. 2. Lepra, tipe lepromatous, dimorfus dan tipe lain yang resisten atau intoleran

terhadap antileprotik lain.

Dosis: Dewasa: 600 mg atau 10 – 20 mg/kg BB sehari, untuk penderita gangguan fungsi hati dosis tidak boleh lebih dari 8 mg/kg BB sehari. Anak-anak: 10 – 20 mg/kg BB sehari, maksimum 600 mg sehari. Pemberian obat 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.

Kemasan: Ktk 100

Dari hasil skrining resep diperoleh data bahwa Rimcur paed dan Rimacfasid paed

diganti dengan Rimfapisin 450 mg dan INH 300 mg. Hal ini dikarenakan komposisi dari

Rimcur paed dan Rimacfasid paed sama-sama mengandung Rimfampisin dan INH.

Untuk menghindari dosis double atau dosis ganda, maka Rimcur paed dan Rimacfasid

paed diganti dengan Rimfapisin dan INH. Selain itu pemberian dosis yang terlalu besar

untuk anak-anak berumur 9 tahun. Kemungkinan dokter memberikan dosis demikian

karena ditinjau dari berat badan pasien. Kemungkinan berat badan pasien memadai untuk

mengkonsumsi dosis tersebut. Diberikan dosis demikian agar obat dapat memberikan

efek yang maksimal bagi pasie agar penyembuhan dapat berjalan dengan lancar.

Rimfapisin dan INH adalah antibiotik yang diberikan kepada pasien Tuberkulosis

(TB) yang harus diminum secara rutin selama 9 bulan tanpa putus-putus. Pasien harus

meminumnya secara rutin jika sempat terputus, maka obat tidak akan memberikan efek

terapi. Karena obat tersebut adalah antibiotik yang dapat membunuh bakteri sehingga

harus diminum secara rutin dan patuh agar bateri tersebut tidak akan mengalami

resisitensi yaitu kekebalan bakteri.

Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang

memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman. Sedangkan

resistensi adalah suatu keadaan dimana tubuh sudah tidak mempan lagi dengan antibiotik.

BAB IV

KESIMPULAN

Dari hasil skrinign resep yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Rimcur Paed dan Rimacfasid Paed memiliki komposisi yang sama yaitu sama –

sama mengandung Rimfapicin dan INH. Oleh karena itu Rimcur Paed dan

Rimacfasid Paed diganti dengan Rimfapicin dan INH agar tidak terjadi dosis

ganda yang bisa saja menyebabkan toksisitas bagi pasien. Dalam resep ini juga

diberikan obat dengan dosis tinggi padahal pasien baru berusia 9 tahun. Dokter

mmemberikan dosis yang tinggi mungkin karena pasien memiliki berat badan

yang besar yang sesuai dengan dosis yang telah diberikan.

Dari skrining resep yang dilakukan, diketahui bahwa pasien menderita

penyakit Tuberkulosis (TB).

SKRINING RESEP

DOKUMENTASI PELAYANAN RESEP

DI SUSUN OLEH :

LUCKY RIMA .N.S SUDIRMAN

ARWIN ARDIN HUSEN

ROHMAT FAJAR AHMAD KAMAL

GITA NINGSIH .A.P FARDILA DESTIARA

DESI PUSPITASARI NUNIK OKTILIA .P

SYAHRUL PRATAMA RAFIQA

ABDUL RAHMAN

STIFA PELITA MAS PALU

2013