skenario 4 neuro (skizofrenia)

33
NABILA (1102010197) SKENARIO 4 BLOK NEURO 1. FISIOLOGI DOPAMIN Sintesis Dopamin Efek Dopamin pada Sistem Limbik dan Sistem Kortikal Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron-neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi.(Guyton,1997: 714). Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa area. Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke struktur garis tengah (midline).(Guyton,1997: 932) Struktur reseptor dopaminergik Reseptor dopamin terdiri dari dua subtipe, D-1 (dengan I3 pendek, C-terminal panjang) dan D-2 (I3 panjang, C-terminal pendek). Reseptor D2 receptors mempunyai isoform: D2L dan D2S. Pengaruh DOPAMINE Dopamine mengatur aktivitas di dalam frontal lobe, area otak yang mengatur komunikasi, motivasi, dan kemampuan untuk merasakan kesenangan. Kekurangan zat kimia ini dikaitkan dengan simptom psikologis seperti keresahan sosial, mengkritik diri sendiri, menunda atau sulit mempertahankan hubungan, begitu menurut riset di Leiden University Medical Center di Netherlands. Tapi begitu kekurangan ini dikoreksi, perempuan yang mengalaminya sering merasa lebih berenergi, dapat bergaul dan percaya diri. Dopamin merupakan neurotransmitter aktif dalam sistem dopaminergik dan berhubungan dengan penyakit neuromotor (Parkinson) dan schizophrenia. Obat- 1 Reseptor Agonis Antagonis Lokasi D1 - Haloperidol Neostriatum, korteks serebri, tuberkel olfaktorius, n. accumbens D2 Bromocriptine Haloperidol, Raclopride, Sulpride Neostriatum, tuberkel olfaktorius, n. accumbens D3 - Quinpirole Raclopride Nucleus accumbens D4 Clozapine Amygdala D5 - - Hipokampus dan Hipotalamus

Upload: nabila

Post on 28-Nov-2015

138 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

TRANSCRIPT

Page 1: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

NABILA (1102010197)SKENARIO 4 BLOK NEURO

1. FISIOLOGI DOPAMINSintesis Dopamin Efek Dopamin pada Sistem Limbik dan Sistem Kortikal

Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron-neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi.(Guyton,1997: 714).

Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa area. Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke struktur garis tengah (midline).(Guyton,1997: 932)

Struktur reseptor dopaminergikReseptor dopamin terdiri dari dua subtipe, D-1 (dengan I3 pendek, C-terminal panjang) danD-2 (I3 panjang, C-terminal pendek). Reseptor D2 receptors mempunyai isoform: D2L dan D2S.

Pengaruh DOPAMINE Dopamine mengatur aktivitas di dalam frontal lobe, area otak yang mengatur komunikasi, motivasi, dan

kemampuan untuk merasakan kesenangan. Kekurangan zat kimia ini dikaitkan dengan simptom psikologis seperti keresahan sosial, mengkritik diri sendiri, menunda atau sulit mempertahankan hubungan, begitu menurut riset di Leiden University Medical Center di Netherlands. Tapi begitu kekurangan ini dikoreksi, perempuan yang mengalaminya sering merasa lebih berenergi, dapat bergaul dan percaya diri.

Dopamin merupakan neurotransmitter aktif dalam sistem dopaminergik dan berhubungan dengan penyakit neuromotor (Parkinson) dan schizophrenia. Obat-obat yang meningkatkan efek dopamin dalam sistem ini menunjukkan aktivitas farmakologis terhadap kedua penyakit tersebut.

Seperti neurotransmiter lain, target terapetik dalam sistem dopaminergik meliputi : biosintesis, metabolisme, penyimpanan, reuptake dan reseptor (presinaps dan prasinaps) dopaminergik.

Neurotransmitter systems

1

Reseptor Agonis Antagonis Lokasi

D1 - Haloperidol Neostriatum, korteks serebri, tuberkel olfaktorius, n. accumbens

D2 Bromocriptine Haloperidol, Raclopride, Sulpride

Neostriatum, tuberkel olfaktorius, n. accumbens

D3 - Quinpirole Raclopride Nucleus

accumbens

D4 Clozapine Amygdala

D5 - - Hipokampus dan Hipotalamus

Page 2: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

Acetylcholine

Nucleus basalis of Meynert → Neocortex

Septal nuclei (Medial septal nucleus) → Fornix → Hippocampus

Striatum

BA/M

Dopaminergic

pathways

Mesocortical pathway: Ventral tegmental area → Frontal cortex

Mesolimbic pathway: Ventral tegmental area → Nucleus accumbens

Nigrostriatal pathway: Pars compacta → Striatum

Tuberoinfundibular pathway: Hypothalamus → Pituitary gland

Norepinephrine Locus coeruleus

Serotonin pathways Raphe nuclei · Anterior raphespinal tract · Lateral raphespinal tract

AA

Aspartate Climbing fibers

GABA Globus pallidus

Glycine Renshaw cells

Glutamate Thalamus · Subthalamic nucleus · Globus pallidus

2. SKIZOFRENIADEFINISISkizofren adalah gangguan mental heterogen yang terdiri dari sebagian besar gangguan psikotik mayor dan ditandai dengan terganggunya bentuk dan isi pikiran.

EPIDEMIOLOGIPrevalensi skizofrenia di Amerika Serikat dilaporkan bervariasi terentang dari 1 sampai 1,5 persen

dengan angka insidens 1 per 10.000 orang per tahun. Berdasarkan jenis kelamin prevalensi skizofrenia adalah sama, perbedaannya terlihat dalam onset dan perjalanan penyakit. Onset untuk laki laki 15 sampai 25 tahun sedangkan wanita 25-35 tahun. Prognosisnya adalah lebih buruk pada laki laki dibandingkan wanita.

Beberapa penelitian menemukan bahwa 80% semua pasien skizofrenia menderita penyakit fisik dan 50% nya tidak terdiagnosis. Bunuh diri adalah penyebab umum kematian diantara penderita skizofrenia, 50% penderita skizofrenia pernah mencoba bunuh diri 1 kali seumur hidupnya dan 10% berhasil melakukannya. Faktor risiko bunuh diri adalah adanya gejala depresif, usia muda dan tingkat fungsi premorbid yang tinggi.

Komorbiditas Skizofrenia dengan penyalahgunaan alkohol kira-kira 30% sampai 50%, kanabis 15% sampal 25% dan kokain 5%-10%. Sebagian besar penelitian menghubungkan hal ini sebagai suatu indikator prognosis yang buruk karena penyalahgunaan zat menurunkan efektivitas dan kepatuhan pengobatan. Hal yang biasa kita temukan pada penderita skizofrenia adalah adiksi nikotin, dikatakan 3 kali populasi umum (75%-90% vs 25%-30%). Penderita skizofrenia yang merokok membutuhkan anti psikotik dosis tinggi karena rokok meningkatkan kecepatan metabolisme obat tetapi juga menurunkan parkinsonisme.  Beberapa laporan

2

Page 3: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

mengatakan skizofrenia lebih banyak dijumpai pada orang orang yang tidak menikah tetapi penelitian tidak dapat membuktikan bahwa menikah memberikan proteksi terhadap Skizofrenia.

ETIOLOGIModel diatesis-stress, menurut teori ini skizofrenia timbul akibat faktor psikososial dan lingkungan. Model ini berpendapat bahwa seseorang yang memiliki kerentanan (diatesis) jika dikenai stresor akan lebih mudah menjadi skizofrenia. Secara somatogenik, etiologi penyebab skizofrenia antara lain:

Faktor Biologi1. Komplikasi kelahiran

Bayi laki laki yang mengalami komplikasi saat dilahirkan sering mengalami skizofrenia, hipoksia perinatal akan meningkatkan kerentanan seseorang terhadap skizofrenia.

2. Infeksi Perubahan anatomi pada susunan syaraf pusat akibat infeksi virus pernah dilaporkan pada orang-orang dengan skizofrenia. Penelitian mengatakan bahwa terpapar infeksi virus pada trimester kedua kehamilan akan meningkatkan seseorang menjadi skizofrenia.

Faktor Neurotransmitter1. Dopamin Hyperactivity

Dopamin merupakan neurotransmiter pertama yang berkontribusi terhadap gejala skizofrenia. Hampir semua obat antipsikotik baik tipikal maupun antipikal menyekat reseptor dopamin D2, dengan terhalangnya transmisi sinyal di sistem dopaminergik maka gejala psikotik diredakan. Berdasarkan pengamatan diatas dikemukakan bahwa gejala gejala skizofrenia disebabkan oleh hiperaktivitas sistem dopaminergik.

2. Hipotesis SerotoninGaddum, Wooley dan Show tahun 1954 mengobservasi efek lysergic acid diethylamide (LSD) yaitu suatu zat yang bersifat campuran agonis/antagonis reseptor 5-HT. Temyata zatini menyebabkan keadaan psikosis berat pada orang normal. Kemungkinan serotonin berperan pada skizofrenia kembali mengemuka karena penetitian obat antipsikotik atipikal clozapine yang temyata mempunyai afinitas terhadap reseptor serotonin 5-HT lebih tinggi dibandingkan reseptordopamin D2.57.

Struktur OtakDaerah otak yang mendapatkan banyak perhatian adalah sistem limbik dan ganglia basalis. Otak pada pendenta skizofrenia terlihat sedikit berbeda dengan orang normal, ventrikel terlihat melebar, penurunan massa abu-abu dan beberapa area terjadi peningkatan maupun penurunan aktifitas metabolik. Pemeriksaan mikroskopis dari jaringan otak ditemukan sedikit perubahan dalam distribusi sel otak yang timbul pada masa prenatal karena tidak ditemukannya sel glia, biasa timbul pada trauma otak setelah lahir.GenetikaPara ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa skizofrenia diturunkan, 1% dari populasi umum tetapi 10% pada masyarakat yang mempunyai hubungan derajat pertama seperti orang tua, kakak laki laki ataupun perempuan dengan skizofrenia. Masyarakat yang mempunyai hubungan derajat kedua seperti paman, bibi, kakek / nenek dan sepupu dikatakan lebih sering dibandingkan populasi umum. Kembar identik 40% sampai 65% berpeluang menderita skizofrenia sedangkan kembar dizigotik 12%. Anak dan kedua orang tua yang skizofrenia berpeluang 40%, satu orang tua 12%.

GEJALA KLINISGejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai dengan umur pertengahan dengan melalui beberapa fase antara lain :1. Fase Prodomal

- Berlangsung antara 6 bulan sampai 1 tahun- Gangguan dapat berupa Self care, gangguan dalam akademik, gangguan dalam pekerjaan,gangguan fungsi

sosial, gangguan pikiran dan persepsi.2. Fase Aktif

- Berlangsung kurang lebih 1 bulan- Gangguan dapat berupa gejala psikotik; Halusinasi, delusi, disorganisasi proses berfikir,gangguan bicara,

gangguan perilaku, disertai kelainan neurokimiawi3. Fase Residual

Kien mengalami minimal 2 gejala; gangguan afek dan gangguan peran, serangan biasanya berulang.

Gejala Positif SkizofreniaGejala-gejala positif yang diperlihatkan pada penderita Skizofrenia adalah sebagai berikut:

3

Page 4: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

1. Delusi atau waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal). Meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinan itu tidak rasional, namun penderita tetap meyakini kebenarannya.

2. Halusinasi, yaitu pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan (stimulus). Misalnya penderita mendengar suara-suara/bisikan di telinganya padahal sebenarnya tidak ada sumbernya.

3. Kekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya. Misalnya bicaranya kacau, sehingga tidak dapat diikuti alur pikirannya.

4. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat dan gembira berlebihan.5. Merasa dirinya “Orang Besar”, merasa serba bisa, serba mampu dan sejenisnya.6. Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman terhadap dirinya.7. Menyimpan rasa permusuhan.

Gejala Negatif SkizofreniaGejala-gejala negatif yang diperlihatkan adalah sebagai berikut:1. Alam perasaan (affect) “tumpul” dan “mendatar”. Gambaran perasaan ini terlihat dari wajahnya yang tidak

menunjukkan ekspresi.2. Menarik diri atau mengungsikan diri (with-drawn) tidak mau bergaul atau kontak dengan orang lain, suka

melamun (day dreaming).3. Kontak emosional amat “miskin”, sukar diajak bicara, pendiam.4. Pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan sosial.5. Sulit dalam berpikir abstrak.6. Pola pikir stereotip.7. Tidak ada/kehilangan dorongan kehendak (avolition) dan tidak ada inisatif, tidak ada upaya dan usaha, setra

tidak ingin apa-apa dan serba malas (kehilangan nafsu)

Gejala-gejala negatif Skizofrenia sebagaimana diuraikan di atas seringkali tidak disadari atau kurang diperhatikan oleh pihak keluarga, karena dianggap “tidak mengganggu” sebagaimana halnya pada penderita Skizofrenia yang menunjukkan gejala-gejala positif. Oleh karenanya pihak keluarga seringkali terlambat membawa penderita untuk berobat.Dalam pengalaman praktek, gejala positif Skizofrenia baru muncul pada tahap akut. Sedangkan pada stadium kronis (menahun) gejala negatif Skizofrenia lebih menonjol. Tetapi tidak jarang baik gejala positif atau negatif muncul berbauran, tergantung pada stadium penyakitnya.

KLASIFIKASI1. Skizofrenia Paranoid

Pedoman diagnostik Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Sebagai tambahan: Sebagai tambahan: Halusinasi dan/ waham arus menonjol;

a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).

b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual , atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.

c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity (delussion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas;

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol.

Diagnosa Banding : Epilepsi dan psikosis yang diinduksi oleh obat-obatan Keadaan paranoid involusional Paranoid

2. Skizofrenia Hebefrenik (disorganized type)Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. Memenuhi gejala lain sebagai berikut:1. Inkoherensi : jalan pikiran kacau dan tidak dapat dimengerti maksudnya2. Alam perasaan (mood affect) yang datar tana ekspresi serta tidak serasi (incongrous) atau ketololan

(silly)

4

Page 5: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

3. Tertawa kekanakan (giggling),senyum menunjukkan rasa puas diri atau senyum hanya dihayati sendiri4. Waham (delusi) tidak jelas dan tidak sistematik (terpecah-belah) tidak terorganisir sebagai kesatuan5. Halusinasi terpecah-pecah dan tidak terorganisir6. Perilaku aneh contohnya menyeringai sendiri,gerakan-gerakan aneh,berkelakar,pengucapan yang

diulang-ulang dan kecendrungan menarik diri dari hub.sosial3. Skizofrenia Katatonik

Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia. Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya :1. Stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas

spontan) atau mutisme (tidak berbicara):2. Gaduh gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli

eksternal)3. Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh

tertentu yang tidak wajar atau aneh);4. Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya untuk

menggerakkan, atau pergerakkan kearah yang berlawanan);5. Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakkan dirinya);6. Fleksibilitas cerea / ”waxy flexibility” (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang

dapat dibentuk dari luar); dan7. Gejala-gejala lain seperti “command automatism” (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), dan

pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat.Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya gejala-gejala lain. Penting untuk diperhatikan bahwa gejala-gejala katatonik bukan petunjuk diagnostik untuk skizofrenia. Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik, atau alkohol dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif.Selama stupor atau kegembiraan katatonik, pasien skizofrenik memerlukan pengawasan yang ketat untuk menghindari pasien melukai dirinya sendiri atau orang lain. Perawatan medis mungkin ddiperlukan karena adanya malnutrisi, kelelahan, hiperpireksia, atau cedera yang disebabkan oleh dirinya sendiri.

4. Skizofrenia tak terinci (Undifferentiated).Seringkali. Pasien yang jelas skizofrenik tidak dapat dengan mudah dimasukkan kedalam salah satu tipe. PPDGJ mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai tipe tidak terinci. Kriteria diagnostic menurut PPDGJ III yaitu:1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia2. Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik.3. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia.

5. Depresi Pasca-SkizofreniaDiagnosis harus ditegakkan hanya kalau :1. Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria diagnosis umum skizzofrenia) selama 12

bulan terakhir ini2. Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya)3. Gejala-gejala depresif menonjol dan menganggu, memenuhi paling sedikit kriteria untuk episode

depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu.Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode depresif. Bila gejala skizofrenia diagnosis masih jelas dan menonjol, diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai.

6. Skizofrenia ResidualTipe ini merupakan sisa-sisa (residu) dari gejala Skizofrenia yang tidak begitu menonjol. Pedoman diagnostik:Untuk suatu diagnostik yang menyakinkan , persyaratan berikut harus di penuhi semua:a) Gejala “Negatif” dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan psikomotorik, aktifitas

menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketidak adaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non verbal yang buruk, seperti ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri, dan kinerja sosial yang buruk.

b) Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosa skizofrenia

5

Page 6: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

c) Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom negatif dari skizofrenia

d) Tidak terdapat dementia, atau penyakit/gangguan otak organik lainnya, depresi kronis atau institusionla yang dapat menjelaskan disabilitas negatif tersebut.

7. Skizofrenia SimpleksSkizofrenia simpleks sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama pada jenis simpleks adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berpikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali terdapat. Jenis ini timbulnya perlahan-lahan sekali. Pada permulaan mungkin penderita mulai kurang memperhatikan keluarganya atau mulai menarik diri dari pergaulan. Makin lama ia makin mundur dalam pekerjaan atau pelajaran dan akhirnya menjadi pengangguran, dan bila tidak ada orang yang menolongnya ia mungkin akan menjadi pengemis, pelacur, atau penjahat. Pedoman diagnostik: Skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada pemantapan

perkembangan yang berjalan berlahan dan progresif dari: 1) gejala negatif yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat halusinasi waham, atau

manifestasi lain dari episode psikotik. Dan2) disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi sebagai

kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial.

Gangguan ini kurang jelas gejala psokotiknya dibanding dengan sub type skisofrenia lainnya.8. Skizofrenia lainnya

Selain beberapa subtipe di atas, terdapat penggolongan skizofrenia lainnya (yang tidak berdasarkan DSM IV TR), antara lain :

Skizofreniform Gambaran skizofreniform ini sama dengan skizofrenia, perbedaannya adalah bahwa fase-fase perjalanan penyakitnya kurang dari 6 bulan tetapi sekurangnya 1 bulan sudah berlangsung.Kriteria diagnosis:

1. Kriteria A,D dan E skizofrenia terpenuhi2. Suatu episode gangguan (semua fase)berlangsung minimal 1 bulan tapi kurang dr 6 bulan

Tentukan jika:- Tanpa gambaran prognosis yang baik.- Dengan gambaran prognosis yang baik yang dibuktikandengan samaatau lebihdari 2 hal berikut:

onset gejala-gejala psikotik yang menonjol dalam 4 minggu sejak diperhatikan kali pertama adanya perubahan dari perilaku atau fungsi biasanya.

kebingungan atau kekacauan dalam episode psikotik. fungsi sosial dan pekerjaan premorbid berlangsung bagus. tidak ada afek tumpul atau datar.

Skizoafektif Ditandai dengan adanya sindroma lengkap dari gejala skizofrenia maupun gangguan mood (afektif)A. Suatu periode gangguan tak terputus dimana suatu saat didalamnya terdapat episode depresif mayor,

mania atau campuran bersamaan dengan gejala-gejala yang memenuhi kriteria A pada skizofrenia.Catatan: harus ada mood depresif pada Episode depresi mayor.

B.  Selama periode yang sama dari penyakit tanpa adanya gejala2 mood yang menonjol terdapat waham-waham atau halusinasi2 sedikitnya selama 2 minggu. 

C. Adanya gejala-gejala yang memenuhi kriteria episode gangguan mood dalam porsi yang bermakan dari total durasi fase aktif dan residual penyakit.

D.  Gangguan ini bukan disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (seperti obat-obatan medikasi atau yang disalah gunakan) atau oleh suatu kondisi medis umum. 

Tentukan tipenya:- Tipe bipolar: jika gangguan ini termasuk episode mania dan depresi mayor atau campuran.- Tipe depresif: juka hanya terdapat episode depresif mayor.

Gangguan delusional (Gangguan Paranoid)Gangguan psikiatrik dimana gejala yang utama adalah wahamKriteria DIagnostik

6

Page 7: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

A. Waham2 tidak janggal yang sedikitnya berlangsung selama 1 bulan (mis. tentang situasi2 yg terjadi dalam kehidupan nyata spt (merasa) sedang dikuntit,diracun,ditulari penyakit,dicintai dari jauh,ditipu oleh pasangan atau kekasih atau menderita suatu penyakit).

B. Kriteria A Skizofrenia tidak terpenuhi.Cat. halusinasi taktil dan penghiduan mungkin ada sesuai dengan tema waham2.

C.  Fungsi2 tidak nyata terganggu dan perilaku tidak ganjil atau janggal meskipun terpengaruh oleh waham(-waham) atau hal-hal terkait.

D.  Jika ada gangguan episode mood bersamaan dgn waham maka terjadi relatif singkat dibanding durasi episode waham.

E. Gangguan ini bukan disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (seperti obat-obatan medikasi atau yang disalah gunakan) atau oleh suatu kondisi medis umum.

Tentukan tipe (berdasarkan tema yng menonjol dari wahamnya): Tipe Erotomania: waham tentang dirinya dicintai oleh seseorang dgn status sosial lebih tinggi. Tipe kebesaran: waham tentang harga diri yg meningkat,kekusasaan,berpengetahuan Tipe cemburu: waham bahwa pasangan seksual pasien tidak jujur Tipe kejar :waham bahwa pasien (atau seseorang yang dekat dengan pasien) adalah diperlakukan secara

dengki Tipe somatik : waham bahwa pasien memiliki suatu cacat fisik atau kondisi medis umum Tipe campuran : karakteristik waham salah satu atau lebih tipe diatas tetapi tidak ada satu tema yang

menonjol Tipe tidak ditentukan

Skizofrenia laten. Konsep skizofrenia laten dikembangkan selama suatu waktu saat terdapat konseptualisasi diagnostic skizofrenia yang luas. Sekarang, pasien harus sangat sakit mental untuk mendapatkan diagnosis skizofrenia; tetapi pada konseptualisasi diagnostik skizofrenia yang luas, pasien yang sekarang ini tidak terlihat sakit berat dapat mendapatkan diagnosis skizofrenia. Sebagai contohnya, skizofrenia laten sering merupakan diagnosis yang digunakan gangguan kepribadian schizoid dan skizotipal. Pasien tersebut mungkin kadang-kadang menunjukkan perilaku aneh atau gangguan pikiran tetapi tidak terus menerus memanifestasikan gejala psikotik. Sindroma juga dinamakan skizofrenia ambang (borderline schizophrenia) di masa lalu.

Gangguan Psikotik SingkatA. Adanya 1 (atau lebih) gejala-gejala berikut:

waham. halusinasi. pembicaraan yang janggal (mis. sering derailment atau incohorensia). Cat.: jangan masukaan gejala apabila diakui sbg respons pola budaya.         

B. Durasi episode gangguan sedikitnya 1 hari sampai kurangdari 1 bulan dan dapat kembali penuh berfungsi seperti keadaan premorbid.

C. Gangguan ini tidak memenuhi kriteria gangguan mood dgn gambaran psikotik,skizoafektif,atau skizofrenia dan tidak disebabkan ole efek fisiologis darizat (medikasi,penyalahgunaan obat) atau kondisi medis umum.

Tentukan jika:Dengan stresor(-stresor) nyata – brief reactive psychosis: jika gejala2 terjadi tampaknya segera setelah atau respons thd kejadian tunggal atau berganda yang akan menyebabkan stres berat pd hampir kebanyakan orang disitu dan kebiasaan yang sama.Tanpa stresor(-stresor) nyata: jika gejala2 psikotik tidat terjadi segera atau sbg respons thd kejadian tunggal atau berganda yang akan menyebabkan stres berat pd hampir kebanyakan orang disitu dan kebiasaan yang sama.Onset postpartum: jika onsetnya dalam 4 minggu pospartum.

DIAGNOSISPedoman Diagnostik berdasarkan PPDGJ III:Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

A. - Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda, atau

7

Page 8: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

- Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal) dan

- Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umumnya mengetahuinya.

B. - Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar atau

- Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar atau

- Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan khusus).

- Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan mukjizat.

C. Halusional Auditorik;- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku pasien - Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara atau- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

D. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia lain)

ATAU PALING SEDIKITNYA DUA GEJALA DIBAWAH INI YANG HARUS SELALU ADA SECARA JELAS

E. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.

F. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.

G. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor

H. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika

adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitute), dan penarikan diri secara sosial.

Pemeriksaan PenunjangDilakukan untuk menyingkirkan Diagnosis Banding. Skizofrenia tidak terkait dengan hasil laboratorium karakteristik. Tes darah berikut ini harus dilakukan pada semua pasien, baik pada awal penyakit dan berkala sesudahnya: Tes darah lengkap (CBC) Hati, tiroid, dan tes fungsi ginjal Elektrolit, glukosa, vitamin B12, asam methylmalonic serum, folat, dan tingkat kalsium

Tes lain yang perlu dipertimbangkan, jika memberikan riwayat untuk kecurigaan , adalah sebagai berikut: HIV Rapid Plasma Reagin (RPR), jika kecurigaan kuat neurosifilis ada, tes treponemal tertentu dapat membantu Seruloplasmin, jika kecurigaan yang kuat dari penyakit Wilson , pertimbangkan biopsi hati (atau biopsi lain) Antinuclear antibodi (ANA) untuk lupus eritematosus sistemik Urine untuk kultur dan sensitivitas atau penyalahgunaan obat AM kortisol untuk gangguan adrenal

8

Page 9: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

24 jam urin koleksi porfirin, tembaga, atau logam berat Tes Kehamilan, jika pasien adalah wanita usia subur Penyakit Lyme Pencitraan otak untuk menyingkirkan hematoma subdural, vaskulitis, abses otak, dan tumor X-ray thorax untuk penyakit paru atau okultisme keganasan Dexamethasone Supression tes dan hormon adrenokortikotropik (ACTH) stimulasi tes untuk hypercortisolism

dan hypocortisolism, masing-masing Electroencephalography (EEG)

Tes neuropsikologis dapat dianggap, penentuan kelemahan dan kekuatan kognitif pasien dapat membantu dalam perencanaan pengobatan. Temuan umum pada pasien dengan skizofrenia adalah sebagai berikut: Eksekutif fungsi yang buruk (yaitu, perencanaan yang buruk, pengorganisasian, atau inisiasi kegiatan) gangguan memori Kesulitan dalam abstraksi dan mengenali isyarat-isyarat sosial mudah kebingungan

DIAGNOSIS BANDING

Lesi Anatomi Dalam kasus yang jarang terjadi, tumor otak mungkin sulit dibedakan dengan penyakit psikotik. Karena tumor otak yang berpotensi mematikan, namun dapat diobati, penting untuk mempertimbangkan studi pencitraan otak untuk setiap orang dengan onset baru penyakit psikotik atau, barangkali, perubahan yang nyata pada gejala.Subdural hematoma dapat bermanifestasi sebagai perubahan status mental. Perdarahan intrakranial harus dipertimbangkan pada pasien yang melaporkan trauma kepala, untuk alasan apa pun, tidak dapat memberikan riwayat yang jelas. Pencitraan otak mungkin tepat dalam kasus ini.Kalsifikasi idiopatik dari ganglia basal adalah gangguan langka yang cenderung hadir sebagai psikosis pada pasien yang menunjukkan gejala awal masa dewasa, di kemudian hari biasanya hadir dengan demensia dan gangguan sistem motorik. Gejala Schizophrenialike mungkin mendahului timbulnya kerusakan intelektual dan gangguan motorik ekstrapiramidal

Penyakit Metabolik

9

Page 10: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

Penyakit Wilson, juga dikenal sebagai degenerasi hepatolenticular, adalah gangguan metabolisme tembaga. Ini adalah penyakit resesif autosomal, gen yang telah ditemukan pada kromosom 13. Gejala pertama sering perubahan jelas dalam perilaku selama masa remaja, yang diikuti dengan munculnya gerakan-gerakan aneh.Diagnosis dapat ditunjukkan oleh temuan laboratorium kadar urin peningkatan tembaga dan tingkat serum rendah tembaga dan seruloplasmin atau dengan deteksi Kayser-Fleischer rings (tembaga deposit sekitar kornea) dengan atau tanpa pemeriksaan celah-lampu. Diagnosis biasanya dikonfirmasi dengan menemukan tembaga meningkat pada biopsi hati.

Porfiria adalah gangguan biosintesis heme yang dapat hadir sebagai gejala kejiwaan. Pasien mungkin memiliki riwayat keluarga psikosis. Gejala-gejala kejiwaan mungkin berhubungan dengan perubahan elektrolit, neuropati perifer, dan nyeri perut yang parah episodik. Abnormal tingkat tinggi porfirin dalam koleksi urin 24 jam mengkonfirmasikan diagnosis.

Pasien dengan gangguan hipoksemia atau elektrolit dapat hadir dengan kebingungan dan gejala psikotik. Hipoglikemia dapat menghasilkan kebingungan dan mudah marah dan mungkin keliru untuk psikosis.

Delirium karena sebab apapun (misalnya, gangguan metabolik atau endokrin) adalah kondisi yang penting untuk dipertimbangkan, terutama pada pasien lanjut usia atau dirawat di rumah sakit. Walaupun pasien dengan delirium mungkin memiliki berbagai kelainan neuropsikiatri, keunggulan klinis penurunan rentang perhatian dan jenis waxing-dan kebingungan.

Gangguan endokrin Hipotiroidisme parah atau hipertiroidisme dapat dikaitkan dengan gejala psikotik. Hypothyroidism biasanya

dikaitkan dengan depresi, yang jika parah dapat disertai dengan gejala psikotik. Seseorang hipertiroid biasanya depresi, cemas, dan mudah tersinggung.

Kedua insufisiensi adrenokortikal (Addison penyakit) dan hypercortisolism (sindrom Cushing) dapat mengakibatkan perubahan status mental. Namun, kedua gangguan juga memproduksi tanda-tanda fisik dan gejala yang dapat menyarankan diagnosis. Selain itu, sebagian besar pasien dengan sindrom Cushing akan memiliki sejarah jangka panjang terapi steroid untuk penyakit medis.Hipoparatiroidisme atau hiperparatiroidisme dapat pada kesempatan dikaitkan dengan jelas perubahan status mental. Ini terkait dengan kelainan pada konsentrasi kalsium serum.

Penyakit Infeksi Penyakit menular, seperti influenza, penyakit Lyme, hepatitis C, dan salah satu encephalitides (terutama yang

disebabkan oleh virus herpes), dapat menyebabkan perubahan status mental seperti depresi, kecemasan, mudah tersinggung, atau psikosis. Orang tua dengan pneumonia atau infeksi saluran kemih dapat menjadi bingung atau terus terang psikotik.

Penyakit kelamin Laboratorium Penelitian VDRLRPR,tes nontreponemal yang menggunakan antigen untuk mendeteksi antibodi terhadap Treponema pallidum. Antibodi menurun selama penyakit, sehingga tes ini memiliki tingkat negatif palsu yang tinggi. Jika neurosifilis diduga kuat, tes treponemal lebih spesifik, seperti tes neon-treponemal antibodi penyerapan (FTA-ABS), dapat berguna.

HIV menembus penghalang darah-otak di awal perjalanan infeksi dan dengan demikian dapat menyebabkan sejumlah perubahan status mental, terutama demensia atau gangguan neuropsikologi lainnya. Selain itu, pasien dengan HIV berada pada risiko untuk infeksi oportunistik, seperti neurosifilis, toksoplasmosis, meningitis kriptokokal, PML, ensefalopati cytomegalovirus, dan meningitis TB, yang semuanya dapat menyebabkan perubahan status mental.Orang terinfeksi HIV juga berisiko untuk limfoma sistem saraf pusat primer dan memiliki gejala-gejala yang samar-samar, seperti kebingungan dan kehilangan memori. Banyak obat yang digunakan untuk mengobati HIV dapat menyebabkan perubahan status mental. Akhirnya, orang-orang yang terinfeksi HIV beresiko untuk kekurangan gizi yang juga berkontribusi terhadap perubahan status mental.

Cerebral Abses Pasien dengan abses otak jarang memiliki gejala psikotik, tetapi pencitraan otak harus dipertimbangkan untuk

menyingkirkan kemungkinan ini dapat diobati. Orang imunosupresi dan orang-orang yang tinggal di atau melakukan perjalanan di negara-negara terbelakang sangat beresiko.

Creutzfeldt-Jakob Prion menyebabkan CJD yang langka, salah satu encephalopathies spongiform menular. Penyakit ini biasanya

terjadi pada orang yang lebih tua dari 50 tahun dan ditandai dengan penurunan yang cepat, demensia, kompleks elektroensefalografik normal, dan tersentak myoclonic.

Kekurangan Vitamin10

Page 11: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

Kekurangan tiamin bisa terjadi pada orang yang bergantung pada alkohol untuk kalori atau pasien dengan keganasan lanjut atau sindrom malabsorpsi. Deplesi tiamin akut dan berat dapat menyebabkan ensefalopati Wernicke, ditandai dengan gangguan oculomotor, ataksia, dan konfabulasi. Jika kondisi ini tidak diobati, psikosis Korsakoff dapat berkembang. Encephalopathy Wernicke adalah penyebab umum dan terdiagnosis gangguan kognitif kronis pada orang dengan alkoholisme [56].

Kekurangan vitamin B-12, folat, atau keduanya dapat menghasilkan depresi atau demensia. Sangat jarang, kekurangan-kekurangan ini dapat menghasilkan pemikiran delusi.

TATALAKSANAA. Terapi Somatik (Medikamentosa)Pemakaian antipsikotik pada skizofrenia harus mengikuti lima prinsip utama

1. Klinisi harus cermat menentukan gejala yang akan diobati.2. Antipsikotik yang memberikan efek yang baik pada pasien di masa lalu harus digunakan lagi.3. Lama minimal percobaan antipsikotik empat sampai enam minggu dengan dosis yang adekuat. Jika tidak

berhasil, dapat diganti dengan antipsikotik jenis lain.4. Jarang diindikasikan penggunaan lebih dari antipsikotik sekaligus.5. Pasien harus dipertahankan dalam dosis efektif minimal.

Berdasarkan afinitas terhadap reseptor dopamin tipe 2 (D2) dan efek samping yang ditimbulkannya, obat ini dibagi ke dalam dua kelompok yakni antipsikotik generasi pertama (tipikal) dan antipsikotik generasi kedua ( atipikal)

Antipsikotik Generasi Pertama (Tipikal) Antipsikotik Generasi Kedua (Atipikal)

a. High Potency

- Haloperidol

- Flupenazin

- Pimozid

b. Low Potency

- Klorpromazin (CBZ/ Largactil)

- Proclorperazin

- Tioridazin

- Aripiprazol

- Clozapine

- Olanzapin

- Paliperidon

- Risperidon

- Ziprasidon

- Quatiapine

1. Antipsikotik Tipikal - Berikatan kuat dengan reseptor dopamine tipe 2. - Diberikan saat pasien mengalami gejala positif. - Efek antipsikotik terlihat beberapa hari atau minggu setelah mengkonsumsi obat. Perbaikan gejala didapat

setelah obat menduduki reseptor dopamine di mesolimbik. - Lebih sering menyebabkan gejala ekstrapiramidal.

2. Antipsikotik Atipikal

- Bekerja pada reseptor dopamine dan serotonin.- Diberikan saat pasien mengalami gejala negatif.- Efek samping tersering gejala ekstrapiramidal yang lebih ringan dan penambahan berat badan.

11

Page 12: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

Efek Terapetik lainnya

1. Antiemetik2. Sedasi3. Menghilangkan cegukan4. Pengobatan bipolar disorder (acute mania)

Sediaan Obat Anti Psikosis dan Dosis Anjuran

No. Nama Generik Sediaan Dosis1. Klorpromazin Tablet 25 dan 100 mg,

injeksi 25 mg/ml150 - 600 mg/hari

2. Haloperidol Tablet 0,5 mg, 1,5 mg,5 mgInjeksi 5 mg/ml

5 - 15 mg/hari

3. Perfenazin Tablet 2, 4, 8 mg 12 - 24 mg/hari4. Flufenazin Tablet 2,5 mg, 5 mg 10 - 15 mg/hari5. Flufenazin dekanoat Inj 25 mg/ml 25 mg/2-4 minggu6. Levomeprazin Tablet 25 mg

Injeksi 25 mg/ml25 - 50 mg/hari

7. Trifluperazin Tablet 1 mg dan 5 mg 10 - 15 mg/hari8. Tioridazin Tablet 50 dan 100 mg 150 - 600 mg/hari9. Sulpirid Tablet 200 mg

Injeksi 50 mg/ml300 - 600 mg/hari

10. Pimozid Tablet 1 dan 4 mg 1 - 4 mg/hari11. Risperidon Tablet 1, 2, 3 mg 2 - 6 mg/hari

Cara penggunaano Pada dasarnya semua obat anti psikosis mempunyai efek primer (efek klnis) yang sama pada dosis ekivalen,

perbedaan terutama pada efek samping sekunder.o Pemilihan jenis obat anti psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat.

Pergantian obat disesuaikan dengan dosis ekivalen.o Apabila obat anti psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam dosis yang sudah optimal setelah

jangka waktu yang memadai, dapat diganti dengan obat psikosis lain (sebaiknya dari golongan yang tidak sama), dengan dosis ekivalennya dimana profil efek samping belum tentu sama.

o Apabila dalam riwayat penggunaan obat anti psikosis sebelumnya jenis obat antipsikosis tertentu yang sudah terbukti efektif dan ditolerir dengan baik efek sampingnya, dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang

o Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan: Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam Waktu paruh 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari) Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak efek samping (dosis pagi kecil, dosis

malam lebih besar) sehingga tidak begitu mengganggu kualitas hidup pasien Pemilihan Obat untuk Episode (Serangan) Pertama

12

Page 13: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

Newer atypical antipsycoic merupakn terapi pilihan untuk penderita Skizofrenia episode pertama karena efek samping yang ditimbulkan minimal dan resiko untuk terkena tardive dyskinesia lebih rendah.Biasanya obat antipsikotik membutuhkan waktu beberapa saat untuk mulai bekerja. Sebelum diputuskan pemberian salah satu obat gagal dan diganti dengan obat lain, para ahli biasanya akan mencoba memberikan obat selama 6 minggu (2 kali lebih lama pada Clozaril)

Pemilihan Obat untuk keadaan relaps (kambuh)Biasanya timbul bila pendrita berhenti minum obat, untuk itu, sangat penting untuk mengetahui alasan mengapa penderita berhenti minum obat. Terkadang penderita berhenti minum obat karena efek samping yang ditimbulkan oleh obat tersebut. Apabila hal ini terjadi, dokter dapat menurunkan dosis menambah obat untuk efek sampingnya, atau mengganti dengan obat lain yang efek sampingnya lebih rendah.Apabila penderita berhenti minum obat karena alasan lain, dokter dapat mengganti obat oral dengan injeksi yang bersifat long acting, diberikan tiap 2- 4 minggu. Pemberian obat dengan injeksi lebih simpel dalam penerapannya. Terkadang pasien dapat kambuh walaupun sudah mengkonsumsi obat sesuai anjuran. Hal ini merupakan alasan yang tepat untuk menggantinya dengan obat obatan yang lain, misalnya antipsikotik konvensonal dapat diganti dengan newer atipycal antipsycotic atau newer atipycal antipsycotic diganti dengan antipsikotik atipikal lainnya. Clozapine dapat menjadi cadangan yang dapat bekerja bila terapi dengan obat-obatan diatas gagal.

Pengobatan Selama fase PenyembuhanSangat penting bagi pasien untuk tetap mendapat pengobatan walaupun setelah sembuh. Penelitian terbaru menunjukkan 4 dari 5 pasien yang behenti minum obat setelah episode petama Skizofrenia dapat kambuh. Para ahli merekomendasikan pasien-pasien Skizofrenia episode pertama tetap mendapat obat antipskotik selama 12-24 bulan sebelum mencoba menurunkan dosisnya. Pasien yang mendertia Skizofrenia lebih dari satu episode, atau balum sembuh total pada episode pertama membutuhkan pengobatan yang lebih lama. Perlu diingat, bahwa penghentian pengobatan merupakan penyebab tersering kekambuhan dan makin beratnya penyakit.

Efek Samping Antipsikotik (11, 12)

1. Gejala ekstrapiramidal

Gejala ekstrapiramidal timbul akibat blokade reseptor dopamine 2 di basal ganglia (putamen, nukleus

kaudatus, substansia nigra, nukleus subthalamikus, dan globus palidus). Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan

mekanisme dopaminergik dan kolinergik sehingga sistem ekstrapiramidal terganggu. Paling sering disebabkan

antipsikotik tipikal potensi tinggi. Gejala ini dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:

a. Reaksi Distonia Akut (ADR)

Terjadi spasme atau kontraksi involunter akut dari satu atau lebih kelompok otot skelet. Kelompok otot

yang paling sering terlibat adalah otot wajah, leher, lidah atau otot ekstraokuler, bermanifestasi sebagai

tortikolis, disastria bicara, krisis okulogirik dan sikap badan yang tidak biasa. Reaksi distonia akut sering

sekali terjadi dalam satu atau dua hari setelah pengobatan antipsikosis dimulai, tetapi dapat terjadi kapan

saja. Keadaan ini terjadi pada kira-kira 10% pasien, lebih lazim pada pria muda, dan lebih sering dengan

neuroleptik dosis tinggi yang berpotensi tinggi, seperti haloperidol dan flufenazine. Reaksi distonia akut

dapat menjadi penyebab utama dari ketidakpatuhan pemakaian obat.

b. Akatisia

Akatisia merupakan gejala ekstrapiramidal yang paling sering terjadi akibat antipsikotik. Kemungkinan

terjadi pada sebagian besar pasien terutama pada populasi pasien lebih muda. Terdiri dari perasaan dalam

yang gelisah, gugup, keinginan untuk tetap bergerak dan sulit tidur. Akatisia dapat menyebabkan

eksaserbasi gejala psikotik akibat perasaan tidak nyaman yang ekstrim. Hal ini menjadi salah satu

penyebab ketidakpatuhan pengobatan.

13

Page 14: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

a. Sindrom Parkinson

Merupakan gejala ekstrapiramidal yang dapat dimulai berjam-jam setelah dosis pertama antipsikosi atau

dimulai secara berangsur-angsur setelah pengobatan bertahun-tahun. Manifestasinya meliputi gaya berjalan

membungkuk, hilangnya ayunan lengan, akinesia, tremor dan rigiditas. Akinesia menyebabkan penurunan

spontanitas, apati dan kesukaran untuk memulai aktifitas normal. Terkadang, gejala ini dikelirukan dengan

gejala negatif skizofrenia.

b. Tardive Diskinesia

Manifestasi gejala ini berupa gerakan dalam bentuk koreoatetoid abnormal, gerakan otot abnormal,

involunter, mioklonus, balistik, atau seperti tik. Ini merupakan efek yang tidak dikehendaki dari obat

antipsikotik. Hal ini disebabkan defisiensi kolinergik yang relatif akibat supersensitif reseptor dopamine di

puntamen kaudatus. Prevalensi tardive diskinesia diperkirakan terjadi 20-40% pada pasien yang berobat

lama. Sebagian kasus sangat ringan dan hanya sekitar 5% pasien memperlihatkan gerakan berat nyata.

Faktor predisposisi meliputi umur lanjut, jenis kelamin wanita, dan pengobatan berdosis tinggi atau jangka

panjang.

2. Neuroleptic Malignant

Neuroleptic malignant adalah suatu sindrom yang terjadi akibat komplikasi serius dari penggunaan obat

antipsikotik. Sindrom ini merupakan reaksi idiosinkratik yang tidak tergantung pada kadar awal obat dalam

darah. Sindrom tersebut dapat terjadi pada dosis tunggal antipsikotik (phenotiazine, thioxanthene, atau

neuroleptikal atipikal). Biasanya berkembang dalam 4 minggu pertama setelah dimulainya pengobatan. SNM

sebagian besar berkembang dalam 24-72 jam setelah pemberian antipsikotik atau perubahan dosis (biasanya

karena peningkatan). Sindroma neuroleptik maligna dapat menunjukkan gambaran klinis yang luas dari ringan

sampai dengan berat. Gejala disregulasi otonom mencakup demam, diaphoresis, tachipnea, takikardi dan

tekanan darah meningkat atau labil. Gejala ek,d strapiramidal meliputi rigiditas, disfagia, tremor pada waktu

tidur, distonia dan diskinesia. Tremor dan aktivitas motorik berlebihan dapat mencerminkan agitasi

psikomotorik. Konfusi, koma, mutisme, inkotinensia dan delirium mencerminkan terjadinya perubahan tingkat

kesadaran.

3. Peningkatan berat badan

Paling sering karena pengobatan antipsikotik atipikal. Nafsu makan yang meningkat erat kaitannya dengan

blokade reseptor alpha1- adrenergic dan Histaminergic.

4. Peningkatan prolactin

Blokade reseptor dopamine 2 di hipotalamus menyebabkan berkurangnya pembentukan prolactin release

factor. Akibatnya, faktor inhibitor prolaktin ke hipofisis berkurang sehingga terjadi peningkatan kadar

prolaktin. Pada perempuan didapati sekresi payudara, sedangkan pada pria didapati ginekomasti.

5. Efek blokade reseptor kolinergik

- Pandangan kabur

- Mulut kering (kecuali klozapin yang meningkatkan salvasi)

- Penurunan kontraksi smooth muscle sehingga terjadi konstipasi dan retensi urin.

6. Efek blokade reseptor adrenergik : hipotensi ortostatik

14

Page 15: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

B. Terapi Psikososiala. Terapi perilaku

Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan ketrampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti hak istimewa dan pas jalan di rumah sakit. Dengan demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara sendirian di masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat diturunkan.

b. Terapi berorientasi-keluargaTerapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan dalam keadaan remisi parsial, keluraga dimana pasien skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat dari terapi keluarga yang singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode pemulangan segera, topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah proses pemulihan, khususnya lama dan kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga, didalam cara yang jelas mendorong sanak saudaranya yang terkena skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur terlalu cepat. Rencana yang terlalu optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat skizofrenia dan dari penyangkalan tentang keparahan penyakitnya.----Ahli terapi harus membantu keluarga dan pasien mengerti skizofrenia tanpa menjadi terlalu mengecilkan hati. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa terapi keluarga adalah efektif dalam menurunkan relaps. Didalam penelitian terkontrol, penurunan angka relaps adalah dramatik. Angka relaps tahunan tanpa terapi keluarga sebesar 25-50 % dan 5 - 10 % dengan terapi keluarga.

c. Terapi kelompok15

Page 16: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok mungkin terorientasi secara perilaku, terorientasi secara psikodinamika atau tilikan, atau suportif. Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi pasien skizofrenia. Kelompok yang memimpin dengan cara suportif, bukannya dalam cara interpretatif, tampaknya paling membantu bagi pasien skizofrenia.

d. Psikoterapi individualPenelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual dalam pengobatan skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi alah membantu dan menambah efek terapi farmakologis. Suatu konsep penting di dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah perkembangan suatu hubungan terapetik yang dialami pasien sebagai aman. Pengalaman tersebut dipengaruhi oleh dapat dipercayanya ahli terapi, jarak emosional antara ahli terapi dan pasien, dan keikhlasan ahli terapi seperti yang diinterpretasikan oleh pasien.----Hubungan antara dokter dan pasien adalah berbeda dari yang ditemukan di dalam pengobatan pasien non-psikotik. Menegakkan hubungan seringkali sulit dilakukan; pasien skizofrenia seringkali kesepian dan menolak terhadap keakraban dan kepercayaan dan kemungkinan sikap curiga, cemas, bermusuhan, atau teregresi jika seseorang mendekati. Pengamatan yang cermat dari jauh dan rahasia, perintah sederhana, kesabaran, ketulusan hati, dan kepekaan terhadap kaidah sosial adalah lebih disukai daripada informalitas yang prematur dan penggunaan nama pertama yang merendahkan diri. Kehangatan atau profesi persahabatan yang berlebihan adalah tidak tepat dan kemungkinan dirasakan sebagai usaha untuk suapan, manipulasi, atau eksploitasi.

C. Perawatan di Rumah Sakit (Hospitalization)Indikasi utama perawatan rumah sakit adalah untuk tujuan diagnostik, menstabilkan medikasi, keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau membunuh, prilaku yang sangat kacau termasuk ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar. Tujuan utama perawatan dirumah sakit yang harus ditegakkan adalah ikatan efektif antara pasien dan sistem pendukung masyarakat. Rehabilitasi dan penyesuaian yang dilakukan pada perawatan rumahsakit harus direncanakan. Dokter harus juga mengajarkan pasien dan pengasuh serta keluarga pasien tentang skizofrenia.----Perawatan di rumah sakit menurunkan stres pada pasien dan membantu mereka menyusun aktivitas harian mereka. Lamanya perawatan rumah sakit tergantung dari keparahan penyakit pasien dan tersedianya fasilitas pengobatan rawat jalan. Rencana pengobatan di rumah sakit harus memiliki orientasi praktis ke arah masalah kehidupan, perawatan diri, kualitas hidup, pekerjaan, dan hubungan sosial. Perawatan di rumah sakit harus diarahkan untuk mengikat pasien dengan fasilitas perawatan termasuk keluarga pasien. Pusat perawatan dan kunjungan keluarga pasien kadang membantu pasien dalam memperbaiki kualitas hidup.----Selain anti psikosis, terapi psikososial ada juga terapi lainnya yang dilakukan di rumah sakit yaitu Elektro Konvulsif Terapi (ECT). Terapi ini diperkenalkan oleh Ugo cerleti(1887-1963). Mekanisme penyembuhan penderita dengan terapi ini belum diketahui secara pasti. Alat yang digunakan adalah alat yang mengeluarkan aliran listrik sinusoid sehingga penderita menerima aliran listrik yang terputus putus. Tegangan yang digunakan 100-150 Volt dan waktu yang digunakan 2-3 detik.

Pada pelaksanaan Terapi ini dibutuhkan persiapan sebagai berikut: Pemeriksaan jantung, paru, dan tulang punggung. Penderita harus puasa Kandung kemih dan rektum perlu dikosongkan Gigi palsu , dan benda benda metal perlu dilepaskan. Penderita berbaring telentang lurus di atas permukaan yang datar dan agak keras. Bagian kepala yang akan dipasang elektroda ( antara os prontal dan os temporalis) dibersihkan. Diantara kedua rahang di beri bahan lunak dan di suruh agar pasien menggigitnya.

Frekuensi dilakukannya terapi ini tergantung dari keadaan penderita dapat diberi: 2-4 hari berturut - turut 1-2 kali sehari 2-3 kali seminggu pada keadaan yang lebih ringan Maintenance tiap 2-4 minggu Dahulu sebelum jaman psikotropik dilakukan 12-20 kali tetapi sekarang tidak dianut lagi.

Indikasi pemberian terapi ini adalah pasien skizofrenia katatonik dan bagi pasien karena alasan tertentu karena tidak dapat menggunakan antipsikotik atau tidak adanya perbaikan setelah pemberian antipsikotik. Kontra indikasi Elektro konvulsiv terapi adalah Dekompensasio kordis, aneurisma aorta, penyakit tulang dengan bahaya fraktur tetapi dengan pemberian obat pelemas otot pada pasien dengan keadaan diatas boleh dilakukan.

16

Page 17: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

Kontra indikasi mutlak adalah tumor otak. Sebagai komplikasi terapi ini dapat terjadi luksasio pada rahang, fraktur pada vertebra, Robekan otot-otot, dapat juga terjadi apnue, amnesia dan terjadi degenerasi sel-sel otak.

PROGNOSISPrognosis Baik Prognosis Buruk

1. Onset lambat

2. Faktor pencetus jelas

3. Onset akut

4. Riwayat seksual, sosial, dan pekerjaan

pramorbid yang baik.

5. Gejala gangguan mood (terutama gangguan

depresif

6. Menikah

7. Riwayat keluarga gangguan mood

8. Sistem pendukung yang baik

9. Gejala positif

1. Onset muda

2. Tidak ada faktor pencetus

3. Onset tidak jelas

4. Riwayat sksual, sosial dan perkerjaan pramorbid

yang buruk.

5. Perilaku menarik diri dan autistic

6. Sistem pendukung yang buruk

7. Gejala negatif

8. Tanda dan gejala neurologis

9. Riwayat trauma perinatal

10.Tidak ada remisi dalam tiga tahun

11.Sering relaps

3. PSIKOPATOLOGI / SIMTOMATOLOGI

A. GANGGUAN KESADARAN

a. Disorientasi: gangguan orientasi terhadap waktu, tempat dan atau orang

b. Kesadaran berkabut: kejernihan berpikir yang tidak lengkap, disertai dengan gangguan persepsi dan sikap

c. Stupor: kehilangan reaksi dan kesiagaan pada sekitar

d. Delirium: biingung, tidak tenang, kacau, disorientasi, reaksi yang berhubungan dengan takut dan halusinasi

e. Dreamlike state: keadaan serangan pada epilepsi psikomotor

f. Twilight state: gangguan kesadaran dengan halusinasiB. AFEK & EKSPRESI AFEKTIF

1. Afek: ungkapan perasaan yang diamati pemeriksa, berlangsung relatif lama, sedikit mengandung komponen fisik/somatik

2. Ekspresi afektif: ungkapan perasaan yang dialami pasien dan dilaporkan pada oranglainAd. 1:

a. Serasi: keadaan emosi yang sesuai dengan pembicaraan, ide, fikiran, kehidupan emosi yang tercermin dengan baik

b. Tak serasi: adanya disharmoni antara emosi dengan fikiran, ide dan atau pembicaraan

c. Afek tumpul: pengurangan yang berat intensitas perasaan

17

Page 18: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

d. Afek datar: hilangnya tanda-tanda ekspresi afektif, suara monoton, wajah kaku (masked face)

e. Afek labil: perubahan cepat dan tiba-tiba dengan perasaan emosi dan tidak ada hubungannya dengan rangsang luar

Ad. 2:

a. Eutim/normotim: suasana perasaan yang normal tidak depresi/mania

b. Disforik: suasana perasaan yang tidak menyenangkan

c. Ekspansif: ungkapan perasaan yang sulit ditahan, berhubungan dengan suatu kepentingan

d. Iritabel: mudahnya diprovokasi untuk marah

e. Labil: fluktuasi antara euforia & depresi / cemas

f. Hipertim: suasana perasaan yang lebih ceria dari biasanya, lebih percaya diri

g. Hipotim: suasana perasaan murung

h. Euforia: keceriaan yang mendalam dengan perasaan yang besar

i. Ecstasy: perasaan gairah yang intens

j. Anhedonia: kehilangan minat&menarik diri dari semua aktivitas rutin dan menyenangkanJenis-jenis emosi yang lain:

a. Ansietas: perasaan khawatir disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya yang mungkin baik dari dalam atau luar

b. Ansietas mengambang: rasa takut yang menyebar, mendalam, tidak terkait dengan suatu ide

c. Takut: ansietas yang disebabkan oleh bahaya nyata&secara sadar sudah dikenal

d. Agitasi: ansietas yang parah dikaitkan dengan kegelisahan motorik

e. Tension/ketegangan: peningkatan aktivitas motorik&psikologik yang tidak menyenangkan

f. Panik: serangan cemas yang akut, episodik, intens dikaitkan dengan perasaan takut yang mencekan dengan manifestasi otonom

g. Apati: emosi yang tumpul dikaitkan dengan sikap acuh, masa bodoh

h. Ambivalen: adanya impuls yang berlawanan pada hal yang sama, pada waktu yang bersamaanC. PERILAKU MOTORIK (KONASI)

Aspek jiwa yang termasuk impuls, motivasi, dorongan naluri, kerinduan yang diungkapkan dalam bentuk aktivitas motorik atau perilaku; gangguannya meliputi:a. Ekopraksia: pergerakan meniru patologik oleh seseorang dari oranglain

b. Katatonia: penyimpangan motorik pada gangguan non-organik (stupor, furor, posturing, cerea/waxy flexibility)

c. Negativisme: perlawanan yang tidak beralasan pada semua upaya untuk mengikuti semua perintah atau digerakkan

18

Page 19: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

d. Katapleksi: kehilangan tonus otot sementara dan kelemahan yang dipicu oleh berbagai keadaan emosional

e. Stereotipi: pola menetap, berulang dari gerak gerik dan pembicaraan

f. Manerisme: kebiasaan pada gerakan tak dikehendaki dan sulit dihilangkan

g. Automatisme: penampilan otomatis dari 1 atau lebih perbuatan secara umum mewakili aktivitas simbolik yang tidak disadari

h. Mutisme: tidak ada suara tanpa abnormalitas struktural

i. Aktivitas berlebihan (hiperkinetik, tic, polifagi)

j. Hipoaktivitas: penurunan aktivitas motorik dan kognitif, seperti retardasi psikomotor, perlambatan yang tampak pada gerakan, pembicaraan dan arus pikir

k. Abulia: menurunnya dorongan untuk berbuat dan berpikir, dihubungkan dengan sikap acuh dan defisit neurologik

D. PROSES FIKIR

Arus pikir yang ditujukan pada sasaran, dimulai oleh masalah atau tugas dan mengarah pada kesimpulan orientasi pada realitas; gangguannya meliputi: fikiran autistik, preokupasi pada dunia sendiri (batin)

GANGGUAN BENTUK FIKIR1. Neologisme: kata baru yang diciptakan oleh pasien, sering dikombinasi dari perkataan lain

2. Sirkumstansial: pembicaraan yang tdk langsung, ditunda dalam mencapai sasaran, berputar-putar dulu sebelum mencapai sasaran

3. Tangensial: ketidakmampuan untuk mencapai target

4. Inkohorensi: pikiran yang secara umum sulit imengerti, tidak logis, tidk sesuai dengan tata bahasa dan kacau

5. Preseverasi: kecenderungan untuk mengeluarkan jawaban motorik&verbal yang sama, diulang-ulang untuk rangsangan yang beda

6. Verbigerasi: suatu kata atau susunan kata diulang-ulang tidak bertujuan

7. Ekolalia: pengulangan kata patologik oleh seseorang dari oranglain, cenderung berulang dan menetap, kadangkala berisi ejekan atau intonasi irama musik

8. Asosiasi longgar: arus fikir dimana ide-ide berpindah dari satu objek ke lain objek, bila berat maka pembicaraan menjadi inkoheren

9. Loncat gagasan: verbalisasi yang kontinyu, cepat atau permainan kata-kata yang menghasilkan pergantian yang menetap dari satu ide ke ide lain. Ide-ide cenderung dihubungkan. Dalam bentuk yang kurang parah pendengar masih dapat mengikutinya

GANGGUAN ISI FIKIR1. Miskin isi fikir: fikiran yang memberikan sedikit informasi karena kekaburan makna tak ada

pengulangan dan kalimat tak jelas

2. Nilai diri berlebihan: keyakinan yang salah dan terpaku, tak beralasan, terpelihara secara kurang

19

Page 20: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

kokoh dibandingkan delusi

3. Waham/delusi: keyakinan yang salah, disadarkan pada kesimpulan yang tidak benar tentang realita dunia luar, tidak konsisten dengan latar belakang budaya&kecerdasan pasien, yang tidak dapat dikoreksi dengan berbagai alasan (bizare, paranoid, erotomania)

4. Preokupasi: pemusatan isi fikit pada ide khusus dikaitkan dengan suasana perasaan, seperti trend paranoid atau suicide

5. Hipokondria:kepedulian berlebihan tentang kesehatannya yang tidak didasarkan pada patologi organik yang nyata, tetapi lebih didasarkan pada interpretasi yang tidak realistik dari tanda-tanda fisik atau sensai ansietas

6. Obsesi: fikiran atau perasaan mendesak, menetap tak dapat dihilangkan dari alam sadar dengan upaya yang logis yag dikaitkan dengan ansietas

7. Fobia: takut patologik yang menetap, berlebihan, tak rasional pada beberapa jenis stimulus atau situasi spesifik menghasilkan dorongan untuk menghindari stimulus

E. PEMBICARAAN

Ide-ide, fikiran, perasaan yang diungkapkan melalui bahasa; komunikasi melalui penggunaan kata-kata & bahasa

GANGGUAN BICARAa. Logorrhea: pembicaraan yang logis, koheren dan banyak

b. Miskin ide: jumlah pembicaraan yang sangat dibatasi, dalam menjawab hanya dengan satu suku kata saja

c. Dysartria: kesulitan pada artikulasi, bukan pada tata bahasa atau kata

d. Gagap: pengulangan yang sering atau memanjang dari suara atau suku kata, menandakan hambatan dalam kelancara berbicara

GANGGUAN AFASIA: Gangguan dalam kemampuan bahasaF. GANGGUAN PERSEPSI

Proses pemindahan stimulasi fisik kedalam informasi psikis.

Proses mental dari rangsang sensorik dibawa ketingkat sadar1. Halusinasi: perssepsi sensorik yang salah tidak dikaitkan dengan rangsang dari luar yang nyata, bisa

diinternalisasikan sebagai waham atau tidak, seperti: auditorik, visual, olfaktorik, gustatorik dan taktil

2. Ilusi: mispersepsi atau misinterpretasi dari rangsang luar yang nyata

3. Derealisasi: perasaan subjektif bahwa lingkungan terasa asing, perasaan realitsas berubah

4. Depersonalisasi: perasaan subjektif menjadi asing, tidak nyata atak tidak familier

5. Fugue: mengambil satu identitas baru dengan amnesia untuk identitas lama, sering mencakup perjalanan atau pengembaraan ke lingkungan baru

6. Kepribadian ganda: seseorang yang muncul pada waktu yang berbeda dua atau menjadi lebih kepribadian yag berbeda secara utuh karakteristinya

20

Page 21: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

G. DAYA INGAT (MEMORI)

Fungsi dimana informasi disimpan dalam otak kemudian dipanggil kembali ke kesadaran1. Amnesia: ketidakmampuan sebagian atau seluruhnya untuk mengingat kembali pengalaman masa lalu,

dapat diakibatkan gangguan organik maupun emosional (anterograde, retrograde)

2. Paramnesia: pemalsuan daya ingat dengan adanya distorsi mengingat (recall)

a. Konfabulasi: mengisi celah secara tak disadari hilangnya memori dengan pengalaman yang imaginer atau tidak benar yang diyakini pasien, tapi hal tersebut tidak ada dasar fakta

b. Deya vu: apa yang sedang dilihat, dirasakan seperti pernah dilihat dulu (yang sebenarnya belum pernah ada)

c. Jamais vu: belum pernah dilihat, mendadak seorang merasa asing dalam lingkungannya yang biasa, seperti belum pernah dilihatnya

3. Hiperamnesia: tingkat kemampuan menyimpan

JANGKA DAYA INGAT: - SEGERA – JANGKA PENDEK – JANGKA PANJANGH. INTELEGENSIA

Kemampuan untuk memahami, mengingat, memobilisasi & membentuk secara terpadu hal-hal yang pernah dipelajari pada situasi yang baru1. Mental retardasi: kurangnya intelegensi dimana terdapat hambatan pada kinerja sosial & pekerjaan

2. Demensia: deteriorasi menyeluruh dan organik dari fase intelektual tanpa kesadaran berkabut

3. Pseudodemensia: gambaran klinik menyerupai demensia, tidak disebabkan oleh suatu kondisi organik biasa terdapat pada depresi

4. Pikiran konkrit: pikiran menurut yang tertulis, terbatas menggunakan metafor, pola pikir satu dimensi

5. Pikiran abstrak: kemampuan menghargai nuansa makna, pola pikir multi dimensi dengan kemampuan menggunakan metofor dan hipotesis secara serasiI. TILIKAN

Kemampuan pasien untuk mengerti makna situasi dan sebab yang benar

Tingkat Tilikan:1. Penyangkalan penuh akan penyakit yang diderita

2. Cukup sadar akan penyakitnya & butuh pertolongan, tapi pada saat yang sama menolaknya

3. Sadar akan sakitnya, tapi menyalahkan oranglain atau faktor luar atau faktor organik

4. Dasar sepenuhnya penyakitnya disebabkan sesuatu yang tidak diketahuiJ. DAYA NILAI

Kemampuan untuk menilai situasi secara tepat dan bertindak secara tepat sesuai dengan situasi1. Daya nilai sosial: kemampuan untuk melakukan perbuatan dan bersikap sesuai dengan norma yang

berlaku21

Page 22: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

2. Uji daya nilai: melakukan serangkaian tes yang menyangkut pengetahuan tentang norma dan nilai yang beerlaku

3. Daya nilai realitas: kemampuan untuk menilai berbagai rangsang sensorik dari luar secara objektif atau mampu memahami berbagai konsep/ide yang tidak bertentangan dengan realita

4. IBADAH MAHDHOHIbadah Mahdoh adalah ibadah yang dari segi perkataan, perbuatan telah didesign oleh Alloh SWT kemudian diperintahkan kepada Rasulullah untuk mengerjakannya. Seperti sholat fardu 5 kali, ibadah puasa ramadhan dan haji. Semuanya adalah bentuk paket dari Allah turun kepada Rasulullah kemudian  wajib ditirukan oleh umatnya tanpa boleh menambah atau memperbaharui sedikitpun. Ibadah mahdhah atau ibadah khusus ialah ibadah yang apa saja yang telah ditetpkan Allah akan tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya.  Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah :

Wudhu, Tayammum Mandi hadats Shalat

Shiyam ( Puasa ) Haji Umrah

Ibadah bentuk ini memiliki 4 prinsip, yaitu:a. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun al- Sunnah, jadi

merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya. Haram kita melakukan ibadah ini selama tidak ada perintah.

b. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus rasul oleh Allah adalah untuk memberi contoh:

النسآء … الله باذن ليطاع اال رسول من وماارسلنا Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah…(QS. 64)

فانتهوا عنه نهاكم وما فخذوه الرسول آتاكم وما …Dan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah…( QS. 59: 7).c. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran logika, karena

bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebuthikmah tasyri’. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syari’at, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.

d. Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi.

Ibadah Ghairu MahdahIbadah ghoiru mahdoh : adalah seluruh perilaku seorang hamba yangdiorientasikan untuk meraih ridho Allah (ibadah). Dalam hal ini tidak ada aturan baku dari Rasulullah. (edisi I tentang  bidah, sudah penulis singgung-- Dalam hadis Jarir ibn `Abdullah disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

شيء أجورهم من ينقص أن غير من بعده بها عمل من وأجر أجرها فله حسنة سنة اإلسالم في سن منينقص أن غير من بعده من بها عمل من ووزر وزرها عليه كان سيئة سنة اإلسالم في سن ومنشيء أوزارهم من

“Barangsiapa merintis jalan yang baik dalam Islam (man sanna fîl Islâm sunnatan hasanah), maka ia memperoleh pahalanya dan pahala orang-orang yang melakukannya sesudahnya, tanpa berkurang sedikit pun pahala mereka; dan barangsiapa merintis jalan yang buruk dalam Islam (man sanna fîl Islâm sunnatan sayyi-ah), maka dia menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang melakukannya sesudahnya, tanpa berkurang sedikit pun dosa mereka.” (Lihat antara lain: Shahih Muslim, II: 705, Hadis senada diriwayatkan oleh 5 imam antara lain, Nasa’i, Ahmad, Turmudi, Abu Dawud dan Darimi).

22

Page 23: SKENARIO 4 NEURO (SKIZOFRENIA)

Atau dengan kata lain definisi dari Ibadah ghairu mahdhah atau umum ialah segala amalan yang diizinkan oleh Allah. misalnya ibadaha ghairu mahdhah ialah belajar, dzikir, dakwah, tolong menolong dan lain sebagainya. Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada 4:a. Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah dan Rasul-Nya tidak

melarang maka ibadah bentuk ini boleh diselenggarakan. Selama tidak diharamkan oleh Allah, maka boleh melakukan ibadah ini.

b. Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam ibadah bentuk ini tidak dikenal istilah “bid’ah” , atau jika ada yang menyebut nya, segala hal yang tidak dikerjakan rasul bid’ah, maka bid’ahnya disebut bid’ah hasanah, sedangkan dalam ibadahmahdhah disebut bid’ah dhalalah.

c. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut logika sehat, buruk, merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.

d. Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan

23