sk 3 kedkom ayu

42
Ayu Anggraeni H. 11020120 36 SASARAN BELAJAR LI. Memahami dan menjelaskan gizi kurang dan lebih pada anak LI.2 Memahami dan menjelaskan Penilaian Status Gizi pada Anak dan Ibu Hamil LI.3 Memahami dan menjelaskan PHBS pada Keluarga dan Instruksi Pendidikan LI.4 Memahami dan menjelaskan beberapa gaya hidup anak yang tidak mencerminkan perilaku .sehat LI.5 Memahami dan menjelaskan PHBS dan pemberdayaan masyarakat dalam Islam 1

Upload: jason-carter

Post on 24-Sep-2015

29 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

sk 3 blok kedkom

TRANSCRIPT

Ayu Anggraeni H. 1102012036

SASARAN BELAJARLI. Memahami dan menjelaskan gizi kurang dan lebih pada anakLI.2 Memahami dan menjelaskan Penilaian Status Gizi pada Anak dan Ibu HamilLI.3 Memahami dan menjelaskan PHBS pada Keluarga dan Instruksi PendidikanLI.4 Memahami dan menjelaskan beberapa gaya hidup anak yang tidak mencerminkan perilaku .sehatLI.5 Memahami dan menjelaskan PHBS dan pemberdayaan masyarakat dalam Islam

LI. Memahami dan menjelaskan gizi kurang dan lebih pada anakIlmu yang mempelajari atau mengkaji masalah makanan yang dikaitkan dengan kesehatan disebut gizi. Batasan klasik mengatakan bahwa ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari nasib makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi bagian tubuh dan energi serta diekskresikan sebagai sisa (Achmad Djaeni,1987).Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan. Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh.

1. Memberi EnergiZat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk beraktivitas.

2. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan TubuhProtein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan unutk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ketiga ini zat gizi dinamakan zat pembangun.

3. Mengatur Proses TubuhProtein, mineral, air, dan vitamin deiperlukan untuk mengatur prose tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak peroses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses menua.

Anak yang sehat akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal dan wajar, yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak pada umumya dan memiliki kemampuan sesuai standar kemampuan anak seusianya. Selain itu, anak yang sehat tampak senang, mau bermain, berlari, berterik, meloncat, memanjat, tidak berdiam diri saja. Anak yang sehat terlihat berseri-seri, kreatif, dan selalu ingin mencoba sesuatu yang ada di sekelilingnya. Jika ada sesuatu yang tidak diketahuinya ia bertanya, sehingga pengetahuan yang dimilikinya selalu bertambah. Anak yang sehat biasanya akan mampu belajar dengan baik. Ia banyak berkomunikasi dengan teman, saudara, orang tua, dan orang lain di lingkungannya. Anak yang banyak bergaul, ia banyak pengetahuan dan pengalaman. Anak tidak mudah puas atas sesuatu yang kurang dipahami dan ingin mendapatkan contoh. Anak yang sehat membutuhkan asupan gizi yang baik agar status gizinya baik, yaitu tidak kurang dan tidak lebih.

Kekurangan gizi : Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrisi ini mencakup kelebihan nutrisi/gizi disebut gizi lebih (overnutrition) dan kekurangan gizi atau gizi kurang (undernutrition).Penyakit ini terjadi akibat kekurangan energy dan protein atau karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi. Biasanya terjadi pada anak balita.

Penyakit ini dibagi dalam tingkat yakni : 1. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai antara 84-95% dari berat badan menurut standar Harvard 2. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60% dari berat badan menurut standar Harvard 3. KKP berat ( gizi buruk) kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat badan menurut standar Harvard Beberapa ahli hanya membedakan 2 macam KKP yakni KKP ringan atau gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau yang lebih sering disebut marasmus. 1. Tanda-tanda gizi buruk pada kwashiorkor: Edema seluruh tubuh (terutama pada punggung kaki) Wajah bulat dan sembab. Cengeng dan/rewel/apatis. Perut buncit. Rambut kusam dan mudah di cabut. Bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik kemerahan.

2. Tanda-tanda gizi buruk pada marasmus: Tampak sangat kurus. Wajah seperti orang tua. Cengeng/rewel/apatis. Iga gambang, perut cekung. Otot pantat mengendor. Pengeriputanotot lengan dan tungkai.

Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda tanda klinis : oedema atau honger oedema, oedema biasanya tampak pada daerah kaki.

Akibat Gizi Kurang pada Proses Tubuh: Akibat kurang gizi terhadap proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa yang kurang. Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas) menyebabkan gangguan pada proses-proses sebagai berikut :1. PertumbuhanAnak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein sebagai zat pembakar, sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok. Kekurangan karbohidrat dan zat lemak juga dapat menyebabkan tubuh menjadi lesu, kurang bergairah untuk melakukan berbagai kegiatan dan kondisi tubuh yang demikian tentunya akan banyak menimbulkan kerugian.

2. Produksi TenagaKekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seorang kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas. Orang menjadi malas merasa lemah, dan produktivitas kerja menurun.

3. Pertahan TubuhDaya tahan terhadap tekanan atau stres menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang, sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, dan diare. Pada anak-anak hal ini dapat membawa kematian.

4. Struktur dan Fungsi OtakKurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, dengan demikian kemampuan berpikir. Otak mencapai benuk maksmal pada usia dua tahun. Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen.

5. PerilakuBaik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gzi menunjukkan perilaku tidak tenang. Mereka mudah tersinggung, cengang, dan apatis

Penyakit-penyakit Defisiensi GiziPenyakit-penyakit gizi di Indonesia terutama tergolong ke dalam kelompok penyakit defisiensi.

1. Penyakit Defisiensi Kurang Kalori Protein (KKP)Salah satu gejala dari penderita KKP ialah hepatomegali yaitu pembesaran hati yang terlihat oleh ibu-ibu sebgai pembuncitan perut. Ada berbagai variasi bentuk KKP yaitu penyakit kwashiorkor, marasmus, dan marasmikwashiorkor. Kwashiorkor adalah penyakit KKP dengan kekurangan protein sebagai penyakti dominan. Marasmus merupakan gambaran KKP dengan defisiensi energi yan ekstrem. Marasmikwashiorkor merupakan kombinasi defisiensi kalori dan protein pada berbagai variasi. Penyebab langsung dari KKP adalah konsumsi kurang dan sebab tak langsungnya adalah hambatan absorbsi dan hambatan utilisasi zat-zat gizi karena berbagai hal, misalnya karena penyakit. Penyakti infeksi dan infestasi cacing dapat memberikan hambatan absorpsi dan hambatan utilisai zat gizi yang menjadi dasar timbulnya penyakit KKP.

2. Penyakit Defisiensi Vitamin AGejala-gejala defisiensi vitamin ini yang menumbulkan kekhawatiran para ahli kesehatan dn gizi adalah berhubungan dengan kondisi mata, sedangkan gejala-gejala yang menyerang sistem tubuh lainnya tidak memberikan gambaran yang menggugah kekhawatiran lainnya.Gambaran defisiensi vitamin A yang menyangkut kondisi mata, disebut Xerophtalmia. Ternyata banyak kasus Xerophthalamia yang berakibat gangguan penglihatan yang permanen bahkan sampai menjadi buta, terutama pada kelompok umur dewasa muda. Defisiensi vitamin A primer disebabkan kekurangn konsumsi vitamin tersebut, sedangkan defisiensi sekunder karena absorbsi dan utilitasnya terhambat.Konsumsi vitamin A kurang adalah karena kebiasaan makan yang salah, tidak suka sayur dan buah, atau karena daya beli rendah, tidak sanggup membeli bahan makanan hewani maupun nabati yang akaya akan vitamin A dan karoten tersebut. Hambatan absorbsi vitamin Adaam kroten terjadi karena hidangan rata-rata rakyat umum di Indonesia mengandung rendah lemak dan protein yang diperlukan dalam metabolisme vitamin A.3. Penyakit Defisiensi YodiumSalah satu manifestasi gambaran penyakit kekurangan zat gizi yodium yang meninjol ialah pembesaran kelenjar gondok yang disebut penyakit gondok oleh awam atau nama ilmiahnya struma simplex. Karena terdapat endemik di wilyah-wilayah tertentu yang kekurangan yodium, disebut juga endemic goitre. Defisiensi yodium memberikan juga berbagai gambaran klinik lainnya yang disagak ada hubungan dengan kondisi kekurangan zat gizi yodium itu, sehingga disebut Iodine Deficiency Diseases (IDD). Ada 4 jenis IDD yaitu gondok endemic, hambatan pertumbuhan fisik dan mental yang diebut cretinism, hambatan neuromotor, dan kondisi tuli disertai bisu.

4. Anemia Defisiensi Zat BesiPengaruh defisiensi Fe, terutama melalui kondisi gangguan fungsi hemoglobin. Merupakan alat transportasi O2 yang diperlukan pada banyak reaksi metabolik tubuh. Pada anak sekolah telah ditunjukkan adanya korelasi erat antara kadar hemoglobin dan kesanggupan anak untuk belajar. Dikatakan bahwa pada kondisi anemia, daya konsentrasi dalam belajar menurun.Defisiensi Fe dapat didiagnosisi berdasarkan data klinik dan data laboratorik yang ditunjang oleh data konsumsi pangan. Gambaran klinik memperlihatkan kondisi anemia. Muka penderita terlihat pucat, juga selaput lendir kelopk mata, bibir, dan kuku. Penderita terlihat dan merasa bandannya lemah, kurang bergairah, dan cpeat merasa lelah, serta sering menunjukkan sesak napas. Data laboratorik memperlihatkan kadar hemoglobin menurun di bawah 11%, bahkan pada yang berat penurunan hemoglobin ini dapat mencapai tingkat di bawah 10% atau lebih rendah lagi, sampai di bawah 4%. Data konsumsi mungkin memperlihatkan hidangan yang kurng mengandung daging atau bahan makanan hewani lain, dan juga kurang sayur serta daun yang berwarna hijau.

Faktor penyebab kekurangan gizi : 1. Jarak usia anak terlalu dekat Jarak kakak dan adik hanya 1 tahun sehingga membuat perhatian ibu untuk kakak terabaikan dan gizi nya cenderung tidak terurus akibat kehadiran si adik 2. Infeksi atau tertular penyakit 3. Lingkungan kotor Jika anak berada dalam lingkungan yang kotor anak akan sering sakit sakitan dan membuatnya kurang gizi. 4. Kurangnya pengetahuan orangtua tentang gizi pada anak 5. Kesulitan ekonomi dalam keluarga Kelebihan Gizi pada anak Konsumsi terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energy. Kelebihan energi dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk lemak. Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badannya pada laki laki melebihi 15% dan pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurut umurnya. Pada orang orang yang obesitas, organ organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat. Oleh sebab itu, pada umumnya lebih cepat gerah,capai dan mempunyai kecenderungan untuk membuat kekeliruan dalam bekerja. Akibat dari penyakit obesitas ini adalah penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskuler, hipertensi,dan diabetes mellitus. Obesitas adalah keadaan penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas terjadi bila asupan energi melebihi pengeluarannya. Ketidakseimbangan ini terjadi karena jumlah makanan yang dimakan berlebihan dibandingkan energi yang dikeluarkan untuk aktivitas anak sehari-hari. Secara ilmiah didefinisikan sebagai indeks massa tubuh terletak di atas persentil 95 kurva BMI CDC 2000. Bila masih di atas persentil 85 maka perlu dikatakan memiliki risiko obestitas.Kenapa Bisa Terjadi Demikian ?Kebanyakan obesitas dipengaruhi oleh faktor keturunan (genetik) dan pengaruh lingkungan, misalnya pola makan, olahraga, dan jenis aktivitas keseharian. Selain itu obat-obatan juga dapat meningkatkan berat badan yang berujung pada obesitas, yaitu:kortisol dan glukokortikoid, atau steroid,penghambat monoamin oksidase,sulfonylurea,tiazolidindion, risperidon,klozapin,insulin dosis berlebih,kontrasepsi oralPerlu diperhatikan !!! Seringkali obat steroid dicampurkan dalam jamu-jamuan atau obat-obat herbal baik dalam bentuk pil atau dedaunan yang dikeringkan. Steroid dapat berefek nyaman di tubuh dan badan terasa sehat dan segar padahal sesungguhnya itu hanya efek semu belaka. Anak jadi terlalu lahap makan dan cepat lapar. Steroid juga dapat menyebabkan Moon Face, yaitu bentuk muka menjadi bulat dan menimbulkan berbagai komplikasi jangka panjang.Tanda dan GejalaObesitas pada anak ditandai dengan beberapa ciri sebagai berikut:1. pertumbuhan atau pertambahan berat badan di atas rata-rata2. mulai tampak gemuk sejak usia dini3. asupan makan berlebih4. ada riwayat keturunan obesitas5. tidurnya mengorok6. aktivitas sehari-hari hanya ringan-ringan saja/ sedentary life7. muka tembem, dagu rangkap, leher pendek8. terdapat bagian tubuh yang berlipat-lipat9. perut buncit10. pada anak lelaki penis tenggelam (tertutup lipatan tubuh), nak laki-laki sering merasa malu karena payudara seolah olah tumbuh,menggantung dan sering disertai strie11. Anak lebih cepat mencapai pubertas. Kematangan sexsual lebih cepat, pertumbuhan payudara, menarke, pertumbuhan rambut kelamin dan ketiak juga lebih cepatYang akan Dilakukan Dokter di RS1. Dokter akan memeriksa tanda dan gejala obesitas pada anak Anda dan akan melakukan beberapa pemeriksaan sebagai berikut: pengukuran BB dan TB untuk mendapatkan nilai BMI (Body Mass Index) membandingkan perubahan berat badan dengan tinggi badan memeriksa daerah tubuh yang berlipat-lipat karena timbunan lemak tekanan darah memeriksa daerah tubuh seperti rambut, tanda-tanda sekunder kelamin, perkembangan seksual, perut, jari dan kaki, serta daerah penis.Dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium yang tujuannya untuk mengetahui penyebab obesitas. Tidak semua harus dilakukan, harus sesuai dengan indikasi:1. darah perifer lengkap2. tes toleransi glukosa3. fungsi tiroid4. profil lipid5. sekresi dan fungsi growth hormon6. kalsium, fosfat, dan kadar hormon paratiroid7. fungsi hati: SGOT dan SGPT8. foto orofaring9. USG hati10. MRI untuk cek hipotalamus dan hipofisis11. Sleep studies untuk mendeteksi sleep apneuKomplikasi Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang terjadi pada masa bayi maupun masa dewasa antara lain:

1.Terhadap kesehatanObesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi bila obesitas masih terjadi setelah dewasa, maka morbiditas atau mortalitasnya akan menigkat. Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai penyakit infeksi, kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut, dikaitan dengan menurunya respon immunologic sel T dan aktfitas sel Polimorfonuklear.

2.Saluran pernafasanPada bayi, obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran pernafasan bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertropi tonsil dan adenoid akan mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga mengakibatkan anuksia dan saturasi oksigen rendah, yang disebut sindrom Chubby Puffer. Obstruksi kronis saluran pernafasan dengan hipertropi tonsil dan adenoid, dapat mengakibatkan gangguan tidur, gejala-gejala jantung dan kadar oksigen dalam darang yang abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas yang pendek.

3.KulitKulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah atau panas sering di sertai miliaria, maupun jamur pada lipatan-lipatan kulit.

4.OrtopediAnak obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi sepertiLegg-perthee disease, genu valgum, slipped femoral capital epiphyses, tibia varadll.

5.Efek psiokologisKurangnya percaya diri. Anak pada masa remaja yang obesitas biasanya pasif dan depresi. Karena sering tidak di libatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Juga sulit mendapatkan pacar, karena merasa potongan tubuhnya jelek, tidak modis, merasa rendah diri sehinga mengisolasikan diri pergaulan dengan teman temannya. Gangguan kejiwaan ini juga dapat sebagai penyebab terjadinya obesitas, yaitu dengan melampiasakan setres yang dialaminya ke makanan.

6.Bila obesitas pada anak terus berlanjut sampai masa dewasa dapat mengakibatkan:-Hipertensi pada masa odelesensi.-Hyperlipidemia, aterosklerosis, penyakit jantung coroner, hipertensi maligna pada dewasa.-Diabetes-Sindrmp pickwickian merupakan komplikasi yang berat dari obesitas dewasa, yaitu gangguan pada jantung dan pernafasan, hipoventilasi. Dengan manifestasi polisitemia, pipoksemia, sianosis, pembesaran jantung, gagal jantung, tongesif, dan somnolen. Kita harus berhati-hati pada pemberian oksigen konsentrasi tinggi pada anak ini. Usaha pengurusan badan sangat penting bila terjadi komplikasi ini.-Maturitas sexsual lebih awal, mensturasi sering tidak teratur

Penatalaksanaan Tujuan pengobatan obesitas pada anak berbeda dengan pengobatan obesitas dewasa, karena tujuannya hanya menghambat laju kenaikan berat badan yang pesat tersebut dan tidak boleh diet terlalu ketat. Sehingga pengaturan dietnya harus dipertimbangkan bahwa anak masih dalam masa pertumbuhan sesuai tinggat pertumbuhan pada usia anak tersebut. Disamping itu pengobatan obesitas pada anak sering gagal, kecuali mendapat dukungan dari seluruh keluarga. Olahraga atau aktifitas tubuh yang teratur sangat penting dalam upaya penata laksanaan obesitas pada anak ini.

Pada prinsipnya pengobatan anak dengan obesitas adalah sebagai berikut:1.Memperbaiki factor penyebab, misalnya kesalahan cara pengasuhan maupun factor kejiwaan.2.Motivasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya penggusauran badan. Sedangkan orang tua bayi atau anak yang obesitas harus dimotivasi tentang pentingnya memperlambat kenaikan berat badan bayi atau anaknya.

3.Pemberian diet rendah kalori seimbang untuk menghambat kenaikan berat badan kemudian membimbing pengaturan makanan yang sesuai untuk mempertahankan gizi yang ideal sesuai dengan pertumbuhan anak. Ditambahkan pula vitamin dan mineral.

4.Mengajukan penderita untuk olahraga yang teratur atau anak bermain secara aktif, sehingga banyak energy yang banyak digunakan.

Baik terapi diet maupun pisiko terapi harus diberikan pada seluruh keluarga. Sehingga seluruh keluarga seolah-olah turut serta dalam usaha pencapaian berat badan tersebut. Cara pengaturan dietnya adalah sebagai berikut:

1.Padabayiyang mengalami obesitas, tujuan terapi bukan untuk menurunkan berat badannya seperti pada obesitas dewasa, teteapi memperlambat kecepatan kenaikan berat badannya. Bayi diberikan diet sesuai degan kebutuhan normal untuk pertumbuhan, yaitu 110 kkal/kg. BB/hari untuk bayi kurang dari 6 bulan dengan 90 kkal/kg. BB/hari untuk bayi lebih dari 6 bulan. Susu botol jumlahnya harus dikurangi dengan cara diselingi dengan air tawar, disamping itu tidak dianjurkan memberi susu yang diencerkan, susu rendah atau tanpa lemak. Disamping itu kita anjurkan pada ibunya agar anak tidak digendong saja, tetapi dibiarkan melakukan aktifitas. 2.Padaanakprasekolahyang menglami obesitas, kenaikan berat badannya harus diperlambat, dengan memberikan diet seimbang 60 kkal/kg. BB/hari. Atau bisa juga dari makan keluarga dengan porsi kecil dan menghindari makanan yang mengandung kalori tinggi. Selain itu kita harus mendorong anak untuk melakukan aktifitas fisik dan mencegah menonton TV berlebihan.

3.Padaanak usiasekolah(prapubertas)yang obesitas, kita berusaha mempertahankan berat badan anak dan menaikan tinggi badannya. Diet diberikan 1200 kkal/hari atau sekitar 60 kkal/kg. BB/hari. Mendorong anak melakukan aktifitas fisik secara sendiri-sendiri maupun secara berkelompok. Tidak boleh menonton TV terlalu lama, lebih lebih jika disertai makan makanan yang bekalori tinggi. Mengorganisir kelompok olah raga atau rekreasi, agar anak lebih aktif.

4. Padaobesitas dewasa,kita harus menurunkan berat badannya untuk mencapai berat badan yang diharapkan sesuai dengan tinggi badannya. Diet di berikan sekitar 850 kkal/hari, ataupun ingin menurunkan berat badan 500 kkal/hari. Selain itu anak harus didorong untuk melakukan aktifitas baik sendiri maupun secara berkelompok. Mendorong anak agar mau melakukan interaksi dengan teman temannya.

PrognosisPrognosis obesitas tergantung pada penyebab dan ada tidak adanya komplikasi. Obesitas yang berlanjut sampai dewasa, morbiditas dan mortalitasnya tinggi.

PencegahanMencegah obesitas lebih baik daripada mengobati jika sudah terjadi obesitas yang penting adalah mengubah pandangan masyarakat agar mereka tidak menganggap bahwa sehat itu identing dengan gemuk.Pencegahan harus sedini mungkin yang dimulai sejak dari bayi, yaitu dengan memberikan ASI. Bayi yang minum ASI mempunyai mekanisme tersendiri dalam mengontrol berat badan bayi. Komposisi ASI pada saat baru mulai disusui(Foremilk)lemaknya sedikit, sedangkan pada akhir menyusui(hint milk)kadar lemaknya lebih tinggi, sehingga menimbulkan rasa nek pada bayi, akibatnya bayi akan menghentikan menyusu. Pemberian ASI ekskulif empat (4) bulan, kemudian, makanan tambahan diberikan mulai umur empat (4) bulan, dan pemberian ASI dianjuran sampai umur 2 tahun. Tidak memberikan minuman atau makanan setiap anak menangis, kecuali kalau kita yakin bahwa anak tersebut memang lapar.KMS (Kartu Menuju Sehat)perlu untuk memnatau pertumuhan anak, sehingga kita mengetahui penyimpangan arah dari grafik berat badan anak. Anak sedini mungkin dikenalkan aktifitas fisik, baik melalui bermain maupun olahraga. Menonton TV hanya sebagai selingan saja.

LI.2 Memahami dan menjelaskan Penilaian Status Gizi pada Anak dan Ibu HamilStatus gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu, merupakan indeks yang statis dan agresif sifatnya kurang peka untuk melihat terjadinya perubahan dalam waktu pendek misalnya bulanan. (Supariasa, 2001:18). Status gizi terbaik ialah kesehatan gizi optimum. Kondisi ini tubuh bebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan tubuh yang baik sehingga memiliki daya kerja dan efisiensi yang sebaik-baiknya.

Dalam penilaian staus gizi dikenal 2 istilah yaitu :1. Penilaian status gizi dan2. Pemantauan status gizi

Keduanya sama-sama mendeskripsikan kondisi keseimbangan, namun perbedaan terletak pada frekuensi pengukuran dan interpretasi hasil ukur. PSG dilakukan pada satu titik waktu dan hasil yang didapatkan adalah deskripsi status gizi pada satu kali pengukuran tersebut. PSG biasanya dilakukan untuk mengevaluasi program perbaikan gizi dan dampak sebuah program. Sementara itu Monitoring Status Gizi adalah pengukuran status gizi yang dilakukan pada 2 titik waktu atau lebih. Pengamatan diarahkan kepada arah (trend) dari 2 titik waktu tersebut. Perubahan (naik/turun) status gizi menjadi fokus perhatian. Dengan demikian MSG adalah trend dari 2 PSGMetode PSG bila dikelompokkan terdiri atas :

1. PSG untuk perorangan, dan 2. PSG untuk kelompok / masyarakat Menurut Schaible & Kauffman (2007) hubungan antara kurang gizi dengan penyakit infeksi tergantung dari besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah infeksi terhadap status gizi itu sendiri. Beberapa contoh bagaimana infeksi bisa berkontribusi terhadap kurang gizi seperti infeksi pencernaan dapat menyebabkan diare, HIV/AIDS, tuberculosis, dan beberapa penyakit infeksi kronis lainnya bisa menyebabkan anemia dan parasit pada usus dapat menyebabkan anemia. Penyakit Infeksi disebabkan oleh kurangnya sanitasi dan bersih, pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai, dan pola asuh anak yang tidak memadai (Soekirman, 2000).Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Rendahnya ketahanan pangan rumah tangga, pola asuh anak yang tidak memadai, kurangnya sanitasi lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai merupakan tiga faktor yang saling berhubungan. Makin tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, makin kecil resiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi (Unicef, 1998) Sedangkan penyebab mendasar atau akar masalah gizi di atas adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam, yang mempengaruhi ketidak-seimbangan antara asupan makanan dan adanya penyakit infeksi, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita (Soekirman, 2000).Ada 2 faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang yaitu:A. Faktor Eksternal1) Pendidikan dan pendapatanMasalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999, dalam creasoft.wordpress.com)Tingkat pendidikan juga termasuk dalam faktor ini. Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan ( Departemen gizi dan kesehatan masyarakat, 2007).Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha, 2001, dalam artikelpenjas.blogspot.com)

2)PekerjaanPekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991).

3)BudayaBudaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998, dalam artikelpenjas.blogspot.com)

Budaya berperan dalam status gizi masyarakat karena ada beberapa kepercayaan, seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tersebut. Seperti ibu hamil yang tabu mengonsumsi ikan ( Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).

B. Faktor Internal

1)UsiaUsia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001 dalam creasoft.wordpress.com)

2) Kondisi FisikMereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat (Suhardjo, et, all, 1986)

3)InfeksiInfeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all, 1986 dalam creasoft.wordpress.com)

Penilaian Status GiziPenilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

Penilaian status gizi terdiri dari dua jenis, yaitu :

1. Penilaian Langsunga. AntropometriAntropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang berhubungan dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi seseorang. Pada umumnya antropometri mengukur dimensi dan komposisi tubuh seseorang (Supariasa, 2001). Metode antropometri sangat berguna untuk melihat ketidakseimbangan energi dan protein. Akan tetapi, antropometri tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi zat-zat gizi yang spesifik (Gibson, 2005).

b. KlinisPemeriksaan klinis merupakan cara penilaian status gizi berdasarkan perubahan yang terjadi yang berhubungan erat dengan kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi. Pemeriksaan klinis dapat dilihat pada jaringan epitel yang terdapat di mata, kulit, rambut, mukosa mulut, dan organ yang dekat dengan permukaan tubuh (kelenjar tiroid) (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

c. BiokimiaPemeriksaan biokimia disebut juga cara laboratorium. Pemeriksaan biokimia pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya defisiensi zat gizi pada kasus yang lebih parah lagi, dimana dilakukan pemeriksaan dalam suatu bahan biopsi sehingga dapat diketahui kadar zat gizi atau adanya simpanan di jaringan yang paling sensitif terhadap deplesi, uji ini disebut uji biokimia statis. Cara lain adalah dengan menggunakan uji gangguan fungsional yang berfungsi untuk mengukur besarnya konsekuensi fungsional dari suatu zat gizi yang spesifik Untuk pemeriksaan biokimia sebaiknya digunakan perpaduan antara uji biokimia statis dan uji gangguan fungsional (Baliwati, 2004).

d. BiofisikPemeriksaan biofisik merupakan salah satu penilaian status gizi dengan melihat kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan yang dapat digunakan dalam keadaan tertentu, seperti kejadian buta senja (Supariasa, 2001).

2. Penilaian Tidak Langsunga. Survei Konsumsi MakananSurvei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status gizi dengan melihat jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh individu maupun keluarga. Data yang didapat dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif dapat mengetahui jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi, sedangkan data kualitatif dapat diketahui frekuensi makan dan cara seseorang maupun keluarga dalam memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi (Baliwati, 2004).

b. Statistik VitalStatistik vital merupakan salah satu metode penilaian status gizi melalui data-data mengenai statistik kesehatan yang berhubungan dengan gizi, seperti angka kematian menurut umur tertentu, angka penyebab kesakitan dan kematian, statistik pelayanan kesehatan, dan angka penyakit infeksi yang berkaitan dengan kekurangan gizi (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

c. Faktor EkologiPenilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi karena masalah gizi dapat terjadi karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti faktor biologis, faktor fisik, dan lingkungan budaya. Penilaian berdasarkan faktor ekologi digunakan untuk mengetahui penyebab kejadian gizi salah (malnutrition) di suatu masyarakat yang nantinya akan sangat berguna untuk melakukan intervensi gizi (Supariasa, 2001).

Antopometri GiziDi masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Dewasa ini dalam progam gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi. Disamping itu pula dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu menggunakan metode tersebut.Pada dasarnya jenis pertumbuhan dapat dibagi dua yaitu: pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat lampau dan pertumbuhan massa jaringan mengambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran.

a. Pertumbuhan linierBentuk dari ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang. Contohnya panjang badan, lingkar badan, dan lingkar kepala. Ukuran linear yang rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linear yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan.

b. Pertumbuhan Massa JaringanBentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa jaringan yang paling sering digunakan adalah berat badan.Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.

Keunggulan antropometri gizi sebagai berikut:

a. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar.

b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri. Kader gizi (Posyandu) tidak perlu seorang ahli, tetapi dengan pelatihan singkat ia dapat melaksanakan kegiatannya secara rutin.

c. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat. Memang ada alat antropometri yang mahal dan harus diimpor dari luar negeri, tetapi penggunaan alat itu hanya tertentu saja seperti "Skin Fold Caliper" untuk mengukur tebal lemak di bawah kulit.

d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.

e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.

f. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk, karena sudah ada ambang batas yang jelas.

g. Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.

h. Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.

Di samping keunggulan metode penentuan status gizi secara antropometri, terdapat pula beberapa kelemahan.

a.Tidak sensitif. Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat. Di samping itu tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe.

b.Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.

c.Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.

d.Kesalahan ini terjadi karena:1.pengukuran2.perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan3.analisis dan asumsi yang keliru

e.Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:1.latihan petugas yang tidak cukup2.kesalahan alat atau alat tidak ditera3.kesulitan pengukuran

Jenis ParameterAntropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain:Umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit. Di bawah ini akan diuraikan parameter itu.

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:1. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.2. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.3. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.4. Skalanya mudah dibaca.5. Cukup aman untuk menimbang anak balita.Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin.

Penggunaan dacin mempunyai beberapa keuntungan antara lain:1. Dacin sudah dikenal umum sampai di pelosok pedesaan.2. Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat.3. Ketelitian dan ketepatan cukup baik.

DacinDacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. Bila digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar, karena angka ketelitiannya 0,25 kg.Tinggi Badan, tinggi atau panjang badan merupakan indikator umum ukuran tubuh dan panjang tulang. Namun, tinggi saja belum dapat dijadikan indikator untuk menilai status gizi, kecuali jika digabungkan dengan indikator lain seperti usia dan berat badan. Penggunaan tinggi, atau panjang, bukan tanpa kelemahan. Pertama, baku acuan yang tersedia umumnya terambil dari penilaian tinggi badan subjek yang berasal dari masyarakat berstatus gizi baik di negara maju. Kedua, defisit pertumbuhan linier baru akan terjelma manakala defisiensi telah berlangsung lama yang berarti tidak akan termanifestasi semasa bayi. Jika bayi terukur lebih pendek ketimbang baku acuan, tidak berarti bayi tersebut tengah malnutrisi pascanatal, melainkan dampak dari ukuran lahir rendah. Ketiga, secara genetik setiap orang terlahir menurut ukuran yang tidak serupa: orang yang jika dibandingkan dengan populasi "acuan" berukuran lebih pendek tidak langsung berarti malnutrisi.Tinggi badan diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki, kedua tangan merapat ke badan, punggung dan bokong menempel pada dinding, dan pandangan diarahkan ke depan.

Lingkar Lengan Atas (LLA), dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah.Pengukuran LLA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan energi protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran LLA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LLA digunakan karena pengukurannya sangat mudah dan dapat dilakukan siapa saja.Beberapa tujuan pemeriksaan LLA adalah mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah:

a. Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.c. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.d. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.e. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK.

Lingkar lengan atas diperiksa pada bagian pertengahan jarak antara olekranon dan tonjolan akromion. Ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LLA kurang 23,5 cm atau dibagian merah pita LLA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.Lingkar Kepala, adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contoh yang sering digunakan adalah kepala besar (Hidrosefalus) dan kepala kecil (Mikrosefalus).

Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, akan tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.Lingkar Dada, biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2 sampai 3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini, tulang tengkorak tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan dan 5 tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari satu, hal ini dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan, atau kelemahan otot dan lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan KEP pada anak balita.

Jaringan Lunak. Otak, hati, jantung, dan organ dalam lainnya merupakan bagian yang cukup besar dari berat badan, tetapi relatif tidak berubah beratnya pada anak malnutrisi. Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang sangat bervariasi pada penderita KEP. Antropometri jaringan dapat dilakukan pada kedua jaringan tersebut dalam pengukuran status gizi di masyarakat

Lemak subkutan (Sub-Cutaneous Fat)Penelitian komposisi tubuh, termasuk informasi mengenai jumlah dan distribusi lemak subkutan, dapat dilakukan dengan bermacam metode:1.Analisis Kimia dan Fisik (melalui analisis seluruh tubuh pada autopsi).2. Ultrasonik.3.Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer)4.Radiological anthropometry (dengan mengunakan jaringan yang lunak)5.Physical anthropometry (menggunakan skin-fold calipers)Dari metode tersebut diatas, hanya antropometri fisik yang paling sering atau praktis digunakan di lapangan. Bermacam-macam skin-fold calipers telah ditemukan, tetapi pengalaman menunjukkan bahwa alat tersebut mempunyai standard atau jangkauan jepitan (20-40 mm2), dengan ketelitian 0,1 mm, tekanan yang konstan 10 gram/mm2). Jenis alat yang sering digunakan adalah Harpenden Calipers. Alat itu memungkinkan jarum diputar ke titik nol apabila terlihat penyimpangan.

Indeks AntropometriParameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri.Dalam pengukuran indeks antropometri sering terjadi kerancuan, hal ini akan mempengaruhi interpretasi status gizi yang keliru. Masih banyak diantara pakar yang berkecimpung di bidang gizi belum mengerti makna dari beberapa indeks antropometri. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB). Perbedaan penggunaan indeks tersebut akan memberikan gambaran prevalensi status gizi yang berbeda.Indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri bisa merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur dan tingkat gizi. Salah satu contoh dari indeks antropometri adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) atau yang disebut dengan Body Mass Index (Supariasa, 2001).

Indeks Massa TubuhMasalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal atau normal.Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI). Di Indonesia istilah Body Mass Index diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT mempakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang.Antropometri berasal dari kata anthropos dan logos (bahasa Yunani), yang berarti tubuh manusia dan ilmu. Artinya PSG dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai alat menentukan status gizi manusia. Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri adalah konsep pertumbuhan.Selain menggunakan konsep dasar pertumbuhan status gizi dapat ditentukan dengan : Indeks berat badan per tinggi badan (BB/TB) dan Lingkar lengan atas. Untuk orang dewasa lebih cocok menggunakan indeks perbandingan berat badan (kg) dengan tinggi badan (m) kwadrat, yaitu (BB/TB2). Pengukuran status gizi dengan indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini selain itu BB/TB juga merupakan indeks yang independent terhadap umur (Supariasa, 2001: 58).

1. Indeks berat badan per tinggi badan (BB/TB)Cara pengukuran status gizi berdasarkan indeks BB/TB dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), karena IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan (Supariasa, 2001). Klasifikasi Kategori IMT menurut CDC

2. LILACalon ibu harus sehat dan fit untuk hamil. Tentu saja, pertambahan berat badan selama hamil harus dipantau cermat. Cara lain yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil adalah dengan mengukur lingkar lengan atas (LILA). Pengukuran LILA biasanya dilakukan pada wanita usia subur (15-45 tahun) dan ibu hamil untuk memprediksi adanya kekurangan energi dan protein yang bersifat kronis atau sudah terjadi dalam waktu lama.Ukuran LILA berkaitan erat dengan berat badan ibu selama hamil mulai trimester I sampai trimester III. Kelebihannya jika dibandingkan dengan ukuran berat badan, ukuran LILA lebih menggambarkan keadaan atau status gizi ibu hamil sendiri berat badan selama kehamilan merupakan berat badan komulatif antara pertambahan berat organ tubuh dan volume darah ibu serta berat janin yang dikandungnya. Kita tidak tahu pasti apakah pertambahan berat badan ibu selama hamil itu berasal dari pertambahan berat badan ibu, janin, atau keduanya.Selain itu, pembengkakan (oedema) yang biasa dialami ibu hamil, jarang mengenai lengan atas. Ini juga yang menyebabkan pengkuran LILA lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil daripada berat badan.

Setelah melalui penelitian khusus untuk perempuan Indonesia, diperoleh standar LILA sebagai berikut :

1. Jika LILA kurang dari 23,5 cm: status gizi ibu hamil kurang, misalnya kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) atau anemia kronis, dan beresiko lebih tinggi melahirkan bayi BBLR.2. Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm: berarti status gizi ibu hamil baik, dan resiko melahirkan bayi BBLR lebih rendah.Apalagi, alat yang digunakan lebih ringan dibandingkan timbangan, dan mudah dibawa kemana-mana. Pengukuran LILA dilakukan dengan melingkarkan pita LILA sepanjang 33 cm, atau meteran kain dengan ketelitian 1 desimal (0,1 cm). Saat dilakukan pengukuran, ibu hamil pada posisi berdiri dan dilakukan pada titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku lengan kiri, jika ibu hamil yang bersangkutan tidak kidal.Sebaliknya jika dia kidal, pengukuran dilakukan pada lengan kanan. Hal ini dilakukan untuk memperkecil bias yang terjadi, karena adanya pembesaran otot akibat aktivitas, bukan karena penimbunan lemak. Demikian juga jika lengan kiri lumpuh, pengukuran dilakukan pada lengan kanan.Status Gizi Anak Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan dikategorikan berdasarkan standar baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TBIndikasi pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh :1. Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) Dilakukan oleh petugas klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan berat badan dan meteran tinggi badan (mikrotoise)2. Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan Pengukuran TB, kemudian dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil dari data identitas anak pada sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1 bulan adalah 30 hari dan 1 tahun adalah 12 bulan. Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah Z score simpang baku (SSB) induvidu dan kelompok sebagai presen terhadap median baku rujukan (Waterlow.et al, dalam, Djuamadias, Abunain, 1990) Untuk menghitung SSB dapat dipakai rumus :

NIS : Nilai Induvidual SubjekNMBR: Nilai Median Baku RujukanNSBR: Nilai Simpang Baku RujukanHasil pengukuran dikategorikan sbb1. Untuk BB/Ua. Gizi Kurang Bila SSB < - 2 SDb. Gizi Baik Bila SSB -2 s/d +2 SDc. Gizi Lebih Bila SSB > +2 SD

2. TB/Ua. PendekBila SSB < -2 SDb. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SDc. Tinggi Bila SBB > +2 SD

3. BB/TBa. KurusBila SSB < -2 SDb. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SDc. Gemuk Bila SSB > +2 SDDan juga status gizi diinterpretasikan berdasarkan tiga indeks antropomteri, (Depkes, 2004). Dan dikategorikan seperti yang ditunjukan pada tabel 3.Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut : a. Umur.Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).b. Berat Badan Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).c. Tinggi Badan Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS

NoIndeks yang dipakaiBatas PengelompokanSebutan Status Gizi

1BB/U < -3 SDGizi buruk

- 3 s/d +2 SDGizi lebih

2TB/U < -3 SDSangat Pendek

- 3 s/d +2 SDTinggi

3BB/TB < -3 SDSangat Kurus

- 3 s/d +2 SDGemuk

Sumber : Depkes RI 2004.Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-nourished), sebaiknya digunakan presentil, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya relative kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :

Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000 oleh para pakar Gizi dikategorikan seperti diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di interpretasikan berdasarkan gabungan tiga indeks antropometri seperti yang terlihat pada tabel 2. Untuk memperjelas penggunaan rumur Zskor dapat dicontohkan sebagai berikutDiketahui BB= 60 kgTB=145 cm Umur : karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan WHO-NCHS hanya dibatasi < 18 tahun maka disini dicontohkan anak laki-laki usia 15 tahunTable weight (kg) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHSAgeStandard Deviations

Yrmth-3sd-2sd-1sdMedian+1sd+2sd+3sd

15031.639.948.356.769.281.694.1

Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table weight (kg) by stature of boys 145 cm in Height from WHO-NCHSStatureStandard Deviations

Cm-3sd-2sd-1sdMedian+1sd+2sd+3sd

145024.828.832.836.943.049.255.4

Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table stature (cm) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHSStatureStandard Deviations

Yr mth-3sd-2sd-1sdMedian+1sd+2sd+3sd

150144.8152.9160.9169.0177.1185.1193.2

Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Jadi untuk indeks BB/U adalah= Z Score = ( 60 kg 56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD= status gizi baik

Untuk IndeksTB/U adalah= Z Score = ( 145 kg 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD= status gizi pendek

Untuk Indeks BB/TB adalah= Z Score = ( 60 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD= status gizi gemuk

LI.3 Memahami dan menjelaskan PHBS pada Keluarga dan Institusi PendidikanPerilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.Menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2007), dalam Jariston (2009), ada tiga faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat yaitu:1. Faktor Pemudah (Predisposing factors)Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Dimana faktor ini menjadi pemicu atau antesenden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi tindakannya akibat tradisi, kebiasaan, kepercayaan, tingkat pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi.2. Faktor pemungkin (enambling factors)Faktor pemicu teradap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan terlaksana. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi anak-anak, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, jamban, ketersediaan makanan bergizi, dan sebagainya. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat.3. Faktor penguat (reinforcing factors)Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Faktor ini terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku pengasuh anak-anak atau orangtua yang merupakan tokoh yang dipercaya atau dipanuti anak-anak. Contoh pengasuh anak-anak memberikan keteladanan dengan melakukan cuci tangan sebelum makan atau selalu minum air yang sudah dimasak. Maka hal ini akan menjadi penguat untuk perilaku hidup bersih dan sehat bagi anak-anak.Tujuan PHBS:1. Tujuan UmumMeningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

2. Tujuan Khusus Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS. Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.Manfaat PHBS:1. Manfaat PHBS bagi rumah tangga:a. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.2. Manfaat PHBS bagi masyarakat:a. Masyarakat mampu mengupa yakan lingkungan yang sehat.b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan.c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti3. posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok4. pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.

Strategi PHBSStrategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan PHBS. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu:1. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga serta kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah pindah dari mau ke mampu melaksanakan boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang sering kali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat (community organization) atau pembangunan masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan yang didukungnya.2. Bina Suasana (Social Support)Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana yaitu: pendekatan individu, pendekatan kelompok, dan pendekatan masyarakat umum.3. Pendekatan Pimpinan (Advocacy)Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa brupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan yang lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu yang singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan yaitu: a) mengetahui atau menyadari adanya masalah, b) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, c) peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, d) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan e) memutuskan tindak lanjut kesepakatan.a. JenisPHBS RUMAH TANGGA

Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu:1. Pasangan Usia Subur2. Ibu Hamil dan Ibu Menyusui3. Anak dan Remaja4. Usia Lanjut5. Pengasuh AnakPembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut:1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatanAdalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan tenaga para medis lainnya). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.2. Memberi ASI ekslusifAdalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (colostrums), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.3. Menimbang balita setiap bulanPenimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu. Dengan demikian dapat diketahui apakah balita tumbuh sehat atau tidak dan mengetahui kelengkapan imunisasi serta bayi yang dicurigai menderita gizi buruk.4. Menggunakan air bersihAir adalah kebutuhan dasar yang diperlukan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur dan sebagainya agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih adalah rumah tangga yang sehari-harinya memakai air minum yang meliputi air dalam kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung yang berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotor air limbah.5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabunManfaat mencuci tangan dengan sabun adalah membunuh kuman penyakit yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit diare, kolera, disentri, tifus, cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) serta tangan mejadi bersih dan bebas dari kuman.6. Menggunakan jamban sehatJamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air, sedangkan jamban leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah padat penduduk.7. Memberantas jentik di rumah sekali semingguRumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada dalam rumah seperti bak mandi atau WC, vas bunga, tatakan kulkas dan lain-lain. Hal yang dilakukan agar rumah bebas jentik adalah melakukan 3 M plus (menguras, menutup, mengubur plus menghindari gigitan nyamuk).8. Makan buah dan sayur setiap hariMakan sayur dan buah sangat penting karena sayur dan buah mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta mengandung serat yang tinggi. Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus. Merebus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa vitamin seperti vitamin C.9. Melakukan aktivitas fisik setiap hariAktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain kegiatan sehari-hari yaitu berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian,mencuci mobil dan turun tangga. Selain itu kegiatan olahraga seperti push up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, fitness, dapat juga dilakukan sebagai aktifitas fisik.10. Tidak merokok di dalam rumahTidak merokok adalah penduduk 10 tahun keatas yang tidak merokok selama 1 bulan terakhir. Perokok terdiri atas perokok aktif dan perokok pasif. Bahaya perokok aktif dan perokok pasif adalah dapat menyebabkan kerontokan rambut, gangguan pada mata seperti katarak, kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok, menyebabkan penyakit paru-paru kronis, merusak gigi, sakit jantung, stroke, kanker kulit, kemandulan, impotensi, kanker rahim dan keguguran.Menurut Dinas Keshatan Republik Indonesia tahun 2007 klasifikasi tersebut sebagai berikut :1. Klasifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan 3 dari 10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.2. Klasifikasi II (warna kuning) : jika melakukan 4 sampai dengan 5 dari 10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.3. Klasifikasi III (warna hijau) : jika melakukan 6 sampai dengan 7 dari 10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.4. Klasifikasi IV (warna biru) : klasisifikasi III + ikut dana sehatKlasifikasi penilaian PHBS menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2008 mengalami perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS tidak terpenuhi, maka tatanan tersebut dinyatakan tidak menjalankan PHBS. PHBS SEKOLAHPenerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 10 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah.

Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di institusi pendidikan. Indikator institusi pendidikan adalah Sekolah Dasar negeri maupun swasta (SD/MI). Sasaran PHBS tatanan institusi pendidikan adalah sekolah dan siswa dengan indikator :a. Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswab. Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di setiap kelasc. Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekolah yang bersih dan serasid. Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baike. Siswa menjadi anggota dana sehat (JPKM)f. Siswa pada umumnya (60 %) kukunya pendek dan bersihg. Siswa tidak merokokh. Siswa ada yang menjadi dokter kecil atau promosi kesehatan sekolah (minimal 10 orang)Manfaat PHBS di sekolah di antaranya : Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit. Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi belajar peserta didik. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua (masyarakat). Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lainSyarat-syarat sekolah ber-PHBS yaitu : Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun. Jajan di kantin sekolah yang sehat. Membuang sampah pada tempatnya. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan. Tidak merokok di sekolah. Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin. Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah.

PHBS TEMPAT UMUMTempat-tempat umum merupakan sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat, seperti sarana pariwisata, transportasi umum, sarana ibadah, sarana olahraga, sarana perdagangan, dsb. PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum yang ber-PHBS. Melalui penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang berada di tempat-tempat umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau menularkan penyakit.Syarat tempat umum yang ber-PHBS yaitu : Menggunakan air bersih. Menggunakan jamban. Membuang sampah pada tempatnya. Tidak merokok. Tidak meludah sembarangan. Memberantas jentik nyamuk. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih. Menutup makanan dan minuman.PHBS TEMPAT KERJAPHBS di tempat kerja merupakan upaya memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat. Penerapan PHBS di tempat kerja diperlukan untuk menjaga, memelihara dan mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif. Manfaat PHBS di tempat kerja diantaranya masyarakat di sekitar tempat kerja menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit, serta lingkungan di sekitar tempat kerja menjadi lebih bersih, indah, dan sehat.Syarat tempat umum yang sehat yaitu : Mengkonsumsi makanan bergizi. Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Tidak merokok di tempat kerja. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Menggunakan air bersih. Memberantas jentik di tempat kerja. Menggunakan jamban. Membuang sampah pada tempatnya.PHBS INSTITUSI KESEHATANInstitusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta. PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan mampu mempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS. PHBS di Institusi Kesehatan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit, infeksi nosokomial dan mewujudkan Institusi Kesehatan yang sehat.Syarat institusi sehat yaitu : Menggunakan air bersih. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun. Menggunakan jamban. Membuang sampah pada tempatnya. Tidak merokok di Institusi Kesehatan. Tidak meludah sembarangan. Memberantas jentik nyamuk

b. Perilaku Hidup Tidak Bersih dan Tidak Sehat1. Diet tidak seimbang. Sejak kecil, anak-anak harus terbiasa mengenal makanan sehat. Seperti membawa makanan ringan buatan rumah sebagai bekal sekolah atau menyantap potongan buah dan sayur sebagai camilan. Kenalkan mereka pada makanan bernutrisi yang rendah lemak dan gula.2. Aktivitas fisik yang kurang. Ajak mereka melakukan kegiatan fisik seperti olahraga ringan. Kegiatan itu tak hanya membebaskan mereka dari segudang penyakit namun juga mengajarkan anak-anak untuk memiliki pandangan positif.3. Tidak ada batasan waktu dalam menonton TV. Batasi waktu mereka menonton TV. Saat menonton TV, mereka jadi enggan bergerak. Hal itu berujung pada risiko penyakit kardiovaskular dan kegemukan. Aturan itu pun sebaiknya berlaku pada jam-jam mereka bermain video game atau mengoperasikan komputer.4. Tidak menggosok gigi. Ajarkan mereka menggosok gigi sebanyak dua kali sehari. Beri mereka pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. 5. Tidak mencuci tangan. Anak-anak harus mencuci tangan sebelum dan sesudah menyantap apapun. Mereka juga harus membersihkan tangan setelah batuk, flu, atau menyentuh barang-barang kotor.6. Konsumsi air yang kurang. Saat anak berusia enam bulan, dokter menyarankan orangtua mengenalkan air putih pada mereka. Kebiasaan minum air putih akan mengeluarkan racun dari dalam tubuh.(Magforwoman)7. Menghabiskan makanan hingga piring bersih Pada umumnya, anak-anak yang sehat akan makan ketika mereka merasa lapar dan berhenti sebelum kekenyangan. Namun banyak orang tua yang secara tidak sadar mengacaukan hal ini dengan mengajarkan anak untuk menghabiskan makanan sampai piring bersih. Hal ini akan membuat anak bisa makan hingga terlalu kenyang. Sebaiknya sediakan porsi makan yang sesuai untuk anak, tidak terlalu sedikit, juga tidak terlalu banyak. 8. Tingginya konsumsi gula. Sudah merupakan hal yang biasa untuk kebanyakan orang tua membujuk anak-anak mereka agar mau memakan buah-buahan atau sayur-sayuran dengan sogokan atau hadiah diberikan makanan penutup yang manis seperti permen, cokelat es krim dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja tidak baik karena secara tidak langsung Anda mengajarkan anak berpikir bahwa makanan manis adalah makanan paling enak daripada makanan utama. Akibatnya, anak akan terbiasa mengonsumsi makanan penutup yang manis setelah mereka makan makanan seimbang yang sehat.9. Ngemil terlalu banyak. Memberikan cemilan terlalu banyak kepada anak akan membuat anak kenyang dengan makanan yang tidak mengandung nutrisi untuk tubuh mereka, sehingga mereka akan menolak untuk makan makanan yang sehat. Selain itu, kebiasaan mengemil pada anak juga tentu saja akan memicu obesitas.10. Konsumsi kalori berlebih dari minuman. Minuman seperti soda, jus kalengan dan smoothies yang mudah ditemukan di mana-mana mengandung kalori yang tinggi serta tidak memberikan vitamin atau nutrisi apapun untuk tubuh. Oleh karena itu biasakan memberi Anak anda air putih, susu atau jus yang dibuat sendiri di rumah.11. Terlalu lama di depan layar kaca. Tidak membatasi waktu anak di depan layar kaca juga dapat berdampak kepada berat badan mereka. Jangan izinkan anak seharian berada di depan layar kaca seperti menonton televisi, bermain video games atau komputer. Hindari menggunakan televisi atau media lainnya untuk menjadi pusat perhatian anak Anda saat waktu makan dan bercengkrama dengan Anda.12. Tak mengacuhkan waktu tidur. Kekurangan waktu tidur dapat menyebabkan keinginan untuk mengemil dan makan lebih banyak dari biasanya karena mereka membutuhkan asupan ekstra energi untuk tidak tertidur. Oleh karena itu atur jam tidur anak Anda 8-9 jam setiap hari. (eh)13. Suka ngemil sembari menonton televisi14. Malas olahraga15. Malas minum air putih16. Suka makanan yang diproses17. Sering stress dan perilaku suka makan18. Tidak melakukan 3J : Jenis makanan yang beraneka, Jam makan yang teratur, dan Jumlah makanan secukupnya19. Tidak menghindari 3G : Gula, Garam, Goreng-gorengan20. Tidak minum air putih yang cukup (minimal 2 liter per hari)21. Mengkonsumsi makanan kaleng22. Tidak menyikat gigi setelah makan

LI.4 Memahami dan menjelaskan beberapa gaya hidup anak yang tidak mencerminkan perilaku .sehatLalu kebiasaan buruk apa saja yang orang tua ajarkan secara tidak langsung atau tanpa mereka sadari1. Melewatkan sarapanMelewatkan sarapan telah lama diketahui menghambat perkembangan dan kemampuan belajar seorang anak. Sebab tanpa sarapan yang penting itu, kadar gula darah anak akan tetap rendah sehingga menyebabkan kelelahan, kelesuan, kurangnya konsentrasi di kelas, mudah tersinggung, performa kerja yang buruk dan peningkatan kecenderungan untuk melakukan kesalahan saat mengerjakan tugas atau tes.Tak sarapan juga telah lama dikaitkan dengan obesitas pada anak-anak karena remaja dan anak-anak yang tidak melakukannya akan cenderung mengonsumsi makanan tak sehat seperti makanan cepat saji, keripik, permen dan cokelat dalam rangka meningkatkan energi mereka.Solusi:Meski setiap pagi, rumah akan selalu dipenuhi dengan kepanikan sebelum berangkat beraktivitas, penting untuk meluangkan waktu beberapa menit untuk sarapan singkat. Tak perlu dengan menu yang lengkap, cukup kombinasikan protein dan karbohidrat (seperti sereal berserat tinggi dan susu rendah lemak; atau roti gandum panggang dan telur rebus). Jangan lupa juga tambahkan buah.2. Kurang makan buah dan sayurBuah-buahan dan sayur-sayuran sarat dengan nutrisi super. Berbagai studi telah menunjukkan bagaimana besarnya manfaat mengonsumsi sedikitnya lima porsi buah dan sayur sehari dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung, stroke hingga beberapa jenis kanker.Solusi:Mengonsumsi lima porsi buah dan sayur dalam sehari sebenarnya tidaklah sulit: sempatkan makan dua buah di pagi hari, lalu makan salad atau sup sayur saat makan siang (bisa juga dengan menambahkan cemilan seperti cocktail tomat, wortel atau mentimun pada kotak makan siang anak) dan konsumsi dua jenis sayuran untuk makan malam.Selain itu, dorong anak untuk lebih banyak makan buah dan sayuran dengan selalu menyiapkan buah-buahan dan sayuran segar di lemari es. Lebih dari itu, biasakan nyemil buah atau sayuran di depan anak, dengan begitu cepat atau lambat anak akan menirunya.3. Tidak rutin berolahragaPadahal olahraga rutin banyak sekali manfaatnya, mulai dari meningkatkan kesehatan tulang, otot dan sendi; menambah energi dan daya konsentrasi; mendorong sistem kekebalan tubuh; memperbaiki kualitas tidur dan menurunkan risiko sejumlah penyakit serius akibat gaya hidup seperti diabetes. Bahkan untuk anak-anak, manfaat olahraga jauh lebih kentara karena aktivitas fisik ini dapat meningkatkan kemampuan koordinasi tubuh, mempertajam daya pikir, membangun harga diri sekaligus kepercayaan diri serta mengurangi tingkat kecemasan dan stres.Solusi:Meski orang dewasa direkomendasikan untuk berolahraga sedikitnya 30 menit perharinya tapi anak-anak justru harus didorong untuk berolahraga selama 60 menit perhari. Tak perlu melakukan satu jenis latihan fisik selama durasi itu karena orangtua bisa mengajari anak untuk mengkombinasikan sejumlah latihan fisik, misalnya jalan kaki selama 30 menit, bersepeda 10 menit dan 20 menit bermain seperti lompat tali atau berkejaran dengan anjing.Anda juga bisa mengarahkannya agar fisiknya lebih aktif dengan mendorongnya berpartisipasi dalam olahraga, kelas tari atau bela diri. Bisa juga dengan mengajak mereka melakukan aktivitas bersama seperti mengajak anjing jalan-jalan, menyapu dedaunan yang berjatuhan di taman rumah atau membersihkan karpet. Beri contoh pada anak dengan aktif berolahraga atau melakukan kegiatan fisik dan luangkan waktu untuk family outing seperti bersepeda atau mendaki gunung bersama.4. Kurang tidurKurang tidur mungkin terdengar sepele tapi hal ini telah lama diketahui menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Bahkan kurang tidur kronis dapat menimbulkan konsekuensi negatif untuk seumur hidup.Pasalnya, ketika tidur tubuh memperoleh kesempatan untuk memulihkan dirinya sendiri setelah seharian beraktivitas. Lagipula jam tidur yang cukup dapat membantu Anda mempertajam daya pikir sekaligus melawan infeksi.Tak hanya itu, kurang tidur juga mempengaruhi stok energi, mood, kebiasaan makan, kemampuan memecahkan masalah (problem-solving skill) serta kemampuan belajar, termasuk mencegah tubuh memulihkan diri dari cedera. Apalagi bagi anak-anak tidur itu begitu penting karena aktivitas ini membantu mereka tumbuh, berkembang dan berfungsi secara optimal.Bahkan sejumlah studi telah mengaitkan antara kurang tidur dengan obesitas, gangguan pemusatan pikiran, diabetes hingga penyakit jantung paa anak-anak.Solusi:Tanamkan rutinitas tidur yang teratur pada anak. Salah satunya dengan membatasi waktu anak untuk menonton televisi atau bermain game di malam hari serta memastikan anak berangkat tidur di jam yang sama setiap malamnya dalam lingkungan rumah yang nyaman, aman dan tenang.Namun seberapa besar kebutuhan tidur anak bergantung pada usia dan kadar aktivitasnya, biasanya berkisar antara 9-12 tahun. Untuk mengetahui apakah anak Anda mendapatkan jam tidur yang cukup atau tidak, cobalah amati apakah di pagi hari anak Anda bisa bangun sendiri atau tidak. Jika iya, itu tandanya ia mendapatkan jam tidur yang memadai. Jika harus dibangunkan, biasakan si anak untuk tidur lebih cepat.5. Malas mencuci tanganLini pertama pertahanan Anda terhadap berbagai kuman dan penyakit terdapat pada kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air. Tapi sayangnya banyak orang yang enggan melakukannya atau tak melakukannya dengan benar. Padahal kuman dan penyakit yang masuk ke dalam tubuh karena malas mencuci tangan bisa mengakibatkan berbagai masalah kesehatan mulai dari flu biasa hingga penyakit parasit seperti E. coli, Giardia dan Salmonella yang dapat menyebabkan sakit serius.Solusi:Ajari anak untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air sebelum makan, setelah memakai toilet, setelah memegang hewan peliharaan, sebelum dan setelah menyentuh makanan mentah, setelah batuk, bersin atau melecit. Namun yang terpenting adalah berikan aturan yang sama untuk diri Anda sendiri.Berikut ini adalah beberapa cara sederhana tentang apa yang harus orang tua ajarkan kepada anak-anak tentang gaya hidup sehat.1. Anda tidak dapat memiliki kesehatan yang baik tanpa gizi yang baik.2. Makan buah-buahan dan sayuran mentah sebanyak mungkin.3. Makan beberapa jenis protein setiap kali makan. (Makan daging yang cukup dan makan lebih banyak ikan)4. Makanlah dalam porsi kecil setiap hari dengan gizi seimbang.5. Minum air putih yang cukup setiap hari.6. Istirahat yang cukup. 7. Ajarkan anak-anak Anda pentingnya olahraga teratur.8. Ajarkan anak-anak Anda pentingnya suplemen.9. Ajarkan anak-anak Anda bagaimana menghindari stres dan bagaimana menghadapinya ketika hal itu tidak dapat dihindari.10. Ajarkan anak-anak Anda bahaya dari gula, lemak, dan kafein.LI.5 Memahami dan menjelaskan PHBS dan pemberdayaan masyarakat dalam Islam Al-quran banyak ayat yang menganjurkan unntuk bersuci. Alalh berfirman :Dan pakaianmu bersikanlah (QS.Al Muddatsir ayat: 4) Sesungguhnya Allah mencintai orang orang yang bertaubat dan orang orang yang mermbersikan diri. ( QS. Al baqarah:222 ). Ada dua makna dalam mengarti suci, yaitu suci dari hadats dan suci dari najis. Hadats dan najis merupakan sesuatu yang menghalangi seseorang untuk melaksanakan ibadah tertentu seperti shalat. Hadats berbeda dengan najis karena hadats berarti keadaan dan bukan suatu benda atau zat tertentu, sedangkan najis berarti benda atau zat tertentu dan bukan suatu keadaan.Memberdayakan masyarakat dalam bidang kesehatan adalah hal yang benar, maka dalam islam pun diajarkan.Dalam Islam, kesehatan termasuk hal utama. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa banyak ayat Al-Quran dan hadist yang berkaitan dengan kesehatan. Salah satu contohnya adalah wahyu kedua yang dibawakan Jibril, yaitu Ayat 1-5 Surat Al Mudatstsir. Wahyu tersebut belum mengenai shalat, puasa dan zakat, tetapi perintah untuk berdakwah dan mengenai kesucian (kebersihan) dan menjauhi kekotoran.

Pada ayat di atas tampak bahwa kebersihan menjadi pangkal kesehatan. Ilmu kesehatan modern tetap berpendirian bahwa kebersihan merupakan pangkal kesehatan. Tidaklah heran kalau kebersihan umumnya merupakan salah satu kewajiban yang selalu diperintahkan Nabi Muhammad SAW kepada para pengikutnya dan dijadikan sendi dasar dalam kehidupan sehari-hari.Sementara dalam hadits lebih banyak lagi dijumpai peraturan-peraturan kesehatan. Salah satu sabda Nabi SAW yang terkenal adalah Annadha fatu minal iiman yang berarti bahwa Kebersihan itu adalah sebagian dari pada iman. Hadist lain menyatkana bahwa orang mukmin yang kuat lebih disukai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Ajaran kesehatan Nabi SAW yang lain adalah khitan sangat sesuai dengan kebersihan dan kesehatan. Mengurus mayat menurut hukum Islam juga sesuai dengan kebersihan. Juga tentang pemberantasan penyakit menular telah diatur lengkap dalam hadist. Urgensi Kebersihan dan KesehatanIslam tidak membiarkan manusia di alam ini terbelenggu dalam persoalan yang tidak dapat dipecahkan. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk dari yang baik. (QS. Ali Imran: 179)Salah satu tujuan dari ajaran Islam ialah menghilangkan kemadharatan/bahaya (dafu al-dharar) yang menimpa manusia baik bahaya yang mengancam fisik maupun psikis. Tujuannya adalah agar manusia dapat menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah SWT. -menyembah dan mengabdi kepada-Nya- di muka bumi ini dengan baik. Jika kondisi fisik atau psikis seseorang tidak sehat tentu ia tidak akan dapat menunaikan tugas tersebut dengan baik. Karena itu, Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan dan menganjurkan agar manusia menjaga kesehatan.Di samping itu, untuk mencapai tubuh yang sehat, dalam pandangan Islam tidak cukup hanya mengandalkan faktor internal tubuh manusia saja, tetapi juga faktor lingkungan. Sebaik apapun makanan yang dikonsumsi manusia, jika lingkungannya tidak sehat atau tidak bersih, maka ancaman penyakit masih tetap besar. Karena penyakit bisa datang melalui makanan yang dikonsumsi dan bisa juga melalui udara dan hewan yang kotor. Maka dari itu, Islam juga sangat menekankan kebersihan.

Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaannya dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (Q.S Al-Baqarah : 16)

maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (Q.S Abasa : 24)

29