sitotoksisitas ekstrak metanol daun sukun …eprints.ums.ac.id/48840/19/naskah publikasi-43.pdf ·...

15
SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN (Artocarpus altilis), NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DAN KLUWIH (Artocarpus camansi) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi Oleh: PRATIWI WIDOWATI K 100 130 054 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: lybao

Post on 03-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN …eprints.ums.ac.id/48840/19/NASKAH PUBLIKASI-43.pdf · Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon

SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN (Artocarpus altilis),

NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DAN KLUWIH (Artocarpus camansi)

TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi

Oleh:

PRATIWI WIDOWATI

K 100 130 054

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN …eprints.ums.ac.id/48840/19/NASKAH PUBLIKASI-43.pdf · Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon

i

Page 3: SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN …eprints.ums.ac.id/48840/19/NASKAH PUBLIKASI-43.pdf · Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon

ii

Page 4: SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN …eprints.ums.ac.id/48840/19/NASKAH PUBLIKASI-43.pdf · Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon

iii

Page 5: SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN …eprints.ums.ac.id/48840/19/NASKAH PUBLIKASI-43.pdf · Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon

1

SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN (Artocarpus altilis),

NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DAN KLUWIH (Artocarpus camansi)

TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7

Abstrak

Tanaman genus Artocarpus secara tradisional telah digunakan sebagai obat untuk

berbagai penyakit seperti kanker, sirosis, malaria, hipertensi dan diabetes. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik dari ekstrak methanol daun sukun,

nangka dan kluwih terhadap sel kanker payudara MCF-7. Penyarian ekstrak dilakukan

dengan metode maserasi dan pelarut metanol. Uji fitokimia dilakukan dengan

Kromatografi Lapis Tipis menggunakan fase diam silika GF-254 dan fase gerak etil

asetat : n-heksan (2:8). Uji aktivitas antikanker dilakukan dengan MTT assay dengan

konsentrasi sampel masing-masing sebesar 500, 250, 125, 62,5 dan 31,25 µg/mL.

Pembacaan hasil uji menggunakan ELISA reader. Uji fitokimia menunjukkan adanya

kandungan senyawa tanin dan alkaloid pada ketiga ekstrak. Hasil uji sitotoksik

menunjukkan ketiga ekstrak memiliki aktivitas sitotoksik dengan potensi yang lemah

pada sel kanker payudara MCF-7 dengan urutan potensi sukun > kluwih > nangka

dengan nilai IC50 berturut-turut sebesar 120,85 ; 339,46 dan 530,88 µg/mL.

Kata kunci : ekstrak, KLT, sitotoksik, MTT, MCF-7, IC50

Abstract

Artocarpus had been used as traditional medicine for cancer, cirrhosis, malaria,

hypertension and diabetes. This research is aimed to evaluate the cytotoxic activity of

methanol extract of breadfruit, jackfruit and kluwih leaves against breast cancer cell

MCF-7. The extract of breadfruit, jackfruit and kluwih leaves were obtained by

maceration method using methanol. Phytochemical test was conducted by Thin Layer

Chromatography with stationary phase silica GF-254 and mobile phase of ethyl acetate :

n-hexane (2:8). The cytotoxic test was conducted by MTT assay with concentration of

each extract 500, 250, 125, 62,5 and 31,25 µg/mL. The result of cytotoxic test was

measured by ELISA reader. Tannin and alkaloids were found in phytochemical test for

three extracts. Cytotoxic test demonstrate that three extracts had low cytotoxic activity

against breast cancer cell MCF-7 with IC50 120,85 ; 339,46 and 530,88 µg/mL

respectively for breadfruit, kluwih and jackfruit.

Keywords: extract, TLC, cytotoxic, MTT, MCF-7, IC50

Page 6: SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN …eprints.ums.ac.id/48840/19/NASKAH PUBLIKASI-43.pdf · Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon

2

1. PENDAHULUAN

Kanker merupakan penyebab kematian dengan urutan ke-2 di dunia dengan persentase sebesar 13%

setelah penyakit kardiovaskular (Kemenkes, 2014). Data IARC (International Agency for Research

on Cancer) tahun 2012 menunjukkan kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan

persentase kasus baru tertinggi, yaitu sebesar 43,3% dan persentase kematian sebesar 12,9%

(Kemenkes, 2015). Pengobatan kanker payudara dengan kemoterapi merupakan pilihan potensial

yang banyak dipilih oleh penderita kanker di Indonesia. Namun, pengobatan kanker menggunakan

agen kemoterapi mengakibatkan kegagalan pengobatan karena obat cenderung menimbulkan

resistensi terhadap sel kanker itu sendiri (Stærk et al., 2002). Eksplorasi bahan herbal merupakan

upaya untuk menemukan agen kemoterapi antikanker yang mempunyai daya sitotoksik tinggi dan

mempunyai efek samping yang rendah.

Beberapa tanaman yang dapat dikembangkan sebagai agen kemoterapi antikanker adalah

tanaman genus Artocarpus (sukun, nangka dan kluwih). Penelitian yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis) mengandung sejumlah

flavonoid yaitu geranyl dihydrochalcones yang terbukti mempunyai aktivitas sitotoksik pada

sejumlah sel kanker seperti pada sel adenocarcinoma (SPC-A-1), sel kanker kolon (SW-480), dan sel

kanker hepatocellular (SMMC-7721) (Wang et al., 2007). Penelitian lain menyebutkan bahwa

ekstrak metanol kayu nangka (Artocarpus heterophyllus) mempunyai efek sitotoksik terhadap sel

B16 melanoma dengan IC50 sebesar 10,3 µM dan 12,5 µM pada senyawa artocarpin dan crudaflavon

B (Arung et al., 2010). Tanaman lain yang juga telah diteliti aktivitas sitotoksiknya adalah kluwih.

Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon HCT116 dengan

IC50 sebesar 38,18 μg/ml (Tantengco and Jacinto, 2015). Menurut Saravanan et al., (2014) beberapa

senyawa dari bahan herbal seperti flavonoid terbukti berpotensi untuk dikembangkan menjadi agen

kemoterapi antikanker khususnya pada kanker payudara.

Merujuk pada penelitian-penelitian di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

aktivitas antikanker ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis), nangka (Artocarpus

heterophyllus) dan kluwih (Artocarpus camansi) terhadap sel kanker payudara MCF-7. Hasil

penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk pengembangan agen kemoterapi antikanker yang lebih

baik.

Page 7: SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN …eprints.ums.ac.id/48840/19/NASKAH PUBLIKASI-43.pdf · Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon

3

2. METODE

Kategori penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian Post Test Only.

2.1 Alat

Tangki nitrogen cair, inkubator CO2 (Binder), mikroskop inverted (Olympus Jepang), cell counter,

vortex (Genie), mikropipet (Soccorex), blue tip dan yellow tip (Greiner), tabung reaksi, microtube,

timbangan elektrik, LAF (Nuaire), ELISA reader (ELX 800 Bio Tech), 96 well-plate (Iwaki), tissue

culture flask (Nunclon), tabung conical steril (Nunclon), hemositometer (Marienfield Germany),

sonikator, alat gelas (Pyrex), vacuum rotary evaporator (Heidolp), alumunium foil, spatula, vakum

dan corong Buchner dan kamera digital (Sony).

2.2 Bahan

Daun sukun, nangka dan kluwih, sel MCF-7, media kultur DMEM (Dulbecco’s modified eagle

medium), FBS 10% (Fetal Bovine Serum), penisilin-streptomisin 1%, SDS 10% (Sodium Dodecyl

Sulfate), tripsin-EDTA (tripsin 0,25%), DMSO (Dimetil Sulfoksida), fungizone 0,5%, larutan MTT

(3-(4,5 dimetiltiazol-2-il), 2,5-difenil tetrazolium bromida), PBS (Phosphate Buffered Saline),

akuades, metanol, alkohol 70%, reagen semprot (FeCl3, sitroborat, dan dragendorff), silica GF-254,

n-heksan dan etil asetat.

2.3 Jalannya Penelitian

2.3.1 Preparasi sampel simplisia

Sampel daun sukun, nangka dan kluwih didapatkan dari Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Daun

dicuci bersih dan diangin-anginkan sampai air yang menempel pada daun hilang, kemudian dijemur

dibawah sinar matahari selama 4-5 hari sampai kering (simplisia). Simplisia diserbuk dan ditimbang

hasilnya

2.3.2 Ekstraksi simplisia daun

Serbuk simplisia sebanyak 200 gram direndam (maserasi) menggunakan 750 mL metanol selama 24

jam, kemudian disaring dengan vakum Buchner dan didapatkan larutan. Larutan tersebut

dievaporasi sampai dihasilkan ekstrak kental. Ampas diremaserasi sebanyak 4x dengan perlakuan

yang sama. Hasil evaporasi dipindah ke dalam cawan porselen dan diletakkan di atas waterbath

untuk menguapkan sisa pelarut dan mendapatkan ekstrak kental.

2.3.3 Uji skrining fitokimia

Optimasi fase gerak dilakukan dengan 5 perbandingan fase gerak (etil asetat : n-heksan) yaitu (5:5),

(4:6), (3:7), (2:8) dan (1:9). Masing-masing ekstrak ditotolkan pada plat KLT dan dimasukkan

dalam chamber berisi fase gerak yang optimal dan telah dijenuhkan. Elusi dilakukan dengan fase

gerak optimal n-heksan : etil asetat (2:8). Plat kemudian disemprot untuk melihat kandungan

Page 8: SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN …eprints.ums.ac.id/48840/19/NASKAH PUBLIKASI-43.pdf · Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon

4

senyawa secara kualitatif dengan beberapa reagen yaitu reagen dragendorff untuk deteksi alkaloid,

FeCl3 untuk deteksi tanin dan sitroborat untuk deteksi flavonoid (Saifudin, 2014).

2.3.4 Uji sitotoksik

Suspensi sel sebanyak 100 µL dimasukkan ke dalam plate 96 dan diinkubasi selama 24-48 jam

dalam inkubator CO2 5%. Pada akhir inkubasi, media pada masing-masing sumuran dibuang,

kemudian ditambahkan 100 µL sampel dalam tiap sumuran dengan variasi kadar 500, 250, 125,

62,5 dan 31,25 µg/mL. Selanjutnya plate 96 diinkubasi dalam inkubator CO2 5% selama 48 jam

pada suhu 37ºC. Pada akhir inkubasi, media pada masing-masing sumuran dibuang kemudian

ditambahkan 100 µL MTT 5 mg/ mL dalam PBS. Plate 96 diinkubasi lagi selama 2-4 jam dalam

inkubator CO2 5% dengan suhu 37ºC. Sel hidup akan bereaksi dengan MTT (3-(4,5-dimetiltiazol-

2il)-2,5-difenil tetrazolium bromida) membentuk formazan yang berwarna ungu. Reaksi

pembentukan formazan dihentikan dengan penambahan 100 µL larutan SDS (Sodium Dodecyl

Sulphate) 10% dalam HCl 0,01N ke dalam masing-masing sumuran, lalu dibungkus kertas dan

disimpan selama semalam pada suhu kamar di tempat yang gelap. Pada akhir masa inkubasi serapan

dibaca dengan ELISA reader pada panjang gelombang 594 nm. Persentase sel hidup dihitung

melalui data absorbansi sel kemudian dibuat kurva hubungan log konsentrasi versus nilai % sel

hidup dan dihitung harga IC50-nya. Absorbansi yang didapat dari pembacaan dengan ELISA reader

digunakan untuk menghitung persentase sel hidup dengan rumus :

% sel hidup =

x 100%

Selanjutnya dibuat persamaan garis : y = Bx + A, dengan y = % sel hidup dan x = log konsentrasi

(dibuat grafik log konsentrasi versus persentase sel hidup dan dihitung regresi liniernya). Untuk

memperoleh nilai IC50 dimasukkan y = 50 pada persamaan regresi linier dan dicari x nya kemudian

dihitung antilog dari konsentrasi tersebut (CCRC, 2013). Nilai IC50 menunjukkan konsentrasi yang

dapat menyebabkan kematian 50% dari populasi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Ekstraksi

Hasil ekstraksi simplisia dengan methanol menghasilkan rendemen sebesar 10,39% untuk ekstrak

daun nangka, 11,85% untuk daun sukun dan 10,60% untuk daun kluwih.

3.2 Skrining fitokimia

Hasil optimasi fase gerak pada uji pendahuluan adalah perbandingan etil asetat : n-heksan (2:8). Fase

diam yang digunakan untuk analisis adalah silica GF-254 yang mampu berfluoresensi pada panjang

gelombang 254 nm. Uji skrining fitokimia dilakukan untuk senyawa flavonoid, tanin dan alkaloid.

Page 9: SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN …eprints.ums.ac.id/48840/19/NASKAH PUBLIKASI-43.pdf · Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon

5

Hasil analisis KLT menunjukkan ekstrak metanol daun sukun, nangka dan kluwih mengandung tanin

pada deteksi dengan reagen semprot FeCl3 (Gambar 1e, 2e, 3e). Hasil positif ditandai dengan adanya

bercak berwarna abu-abu pada sinar tampak (Saifudin, 2014). Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Pradhan et al. (2012) yang menunjukkan adanya senyawa tanin dalam ekstrak metanol

daun sukun. Hasil penelitian Moura Burci et al. (2015) menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat

nangka mempunyai kandungan tanin, sehingga hasil tersebut sesuai dengan penelitian ini karena

senyawa tanin juga dihasilkan pada uji fitokimia ekstrak tetapi pelarut yang digunakan adalah

metanol. Hasil deteksi dengan reagen semprot Dragendorff menunjukkan ekstrak metanol daun

sukun, nangka dan kluwih positif mengandung alkaloid (Gambar 1f, 2f, 3f) yang ditunjukkan dengan

bercak berwarna kecoklatan pada sinar tampak (Saifudin, 2014). Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Khan et al. (2003) yang menghasilkan senyawa alkaloid dalam ekstrak metanol daun

nangka. Penelitian yang dilakukan oleh Tehubijuluw and Tenggara (2013) menyatakan bahwa

ekstrak metanol daun sukun mengandung alkaloid yang sejalan dengan penelitian ini. Deteksi

dengan reagen semprot sitroborat menunjukkan hasil yang negatif terhadap senyawa flavonoid dalam

ekstrak metanol daun sukun, nangka dan kluwih (Gambar 1d, 2d, 3d). Hasil yang positif ditandai

dengan adanya bercak berwarna kuning-kehijauan pada UV 366 nm (Markham, 1988). Hasil

penelitian Apsari (2007) menunjukkan adanya senyawa flavonoid dalam ekstrak metanol kulit

batang kluwih, sehingga hasilnya berbeda dengan penelitian ini. Hal ini disebabkan karena bagian

tanaman yang digunakan berbeda. Profil KLT ekstrak metanol daun sukun, nangka dan kluwih dapat

dilihat pada Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3 dan Tabel 1.

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

Gambar 1. Profil KLT ekstrak metanol daun sukun dengan fase gerak etil asetat : n-heksan (2:8).

Sebelum disemprot dilihat pada sinar tampak (a), UV 254 (b), UV 366 (c) dan setelah disemprot

reagen sitroborat UV 366 (d), FeCl3 sinar tampak (e) dan Dragendorff sinar tampak (f).

1

3

4

5

1

2

3

5

1

2

4

5

2

3

4

1

2

3

Page 10: SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN …eprints.ums.ac.id/48840/19/NASKAH PUBLIKASI-43.pdf · Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon

6

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

Gambar 2. Profil KLT ekstrak metanol daun nangka dengan fase gerak etil asetat : n-heksan (2:8).

Sebelum disemprot dilihat pada sinar tampak (a), UV 254 (b), UV 366 (c) dan setelah disemprot

reagen sitroborat UV 366 (d), FeCl3 sinar tampak (e) dan Dragendorff sinar tampak (f).

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

Gambar 3. Profil KLT ekstrak metanol daun kluwih dengan fase gerak etil asetat : n-heksan (2:8).

Sebelum disemprot dilihat pada sinar tampak (a), UV 254 (b), UV 366 (c) dan setelah disemprot

reagen sitroborat UV 366 (d), FeCl3 sinar tampak (e) dan Dragendorff sinar tampak (f).

Penelitian yang dilakukan oleh (Mohan et al., 2012) menyatakan bahwa senyawa alkaloid

mempunyai aktivitas sebagai agen antikanker dengan menghambat enzim topoisomerase yang

terlibat dalam replikasi DNA, menginduksi apoptosis dan ekspresi gen p53.

3.3 Uji Sitotoksik Ekstrak Daun

Uji sitotoksik dilakukan dengan melarutkan ekstrak dalam DMSO. Kadar akhir DMSO yang

digunakan adalah 0,01% v/v. Secara teori penggunaan DMSO pada konsentrasi yang tinggi dapat

menyebabkan kematian sel. Namun, penelitian oleh Jamalzadeh et al. (2016) menyatakan

penggunaan DMSO hingga konsentrasi 0,5% v/v tidak mempengaruhi viabilitas sel MCF-7.

Pengamatan morfologi sel menunjukkan tidak adanya perbedaan antara kontrol sel MCF-7 dan

kontrol perlakuan DMSO. Hasil uji ekstrak metanol daun sukun, nangka dan kluwih

1

2

3

5

4

1 1

2 2 2

1

3 3 4 4

5 5

1 1

1

2 2 2 3 3 3 3

4 4 4 4

5 5 5 4

Page 11: SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN …eprints.ums.ac.id/48840/19/NASKAH PUBLIKASI-43.pdf · Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon

7

memperlihatkan nilai IC50 sebesar 120,85 ; 530,88 dan 339,46 μg/mL (Tabel 2). Perubahan

morfologi sel terjadi karena perlakuan ekstrak (Gambar 4).

(a) kontrol sel (b) kontrol DMSO 1% v/v (c) reagen MTT

(d) sukun 500 µg/mL (e) nangka 500 µg/mL (f) kluwih 500 µg/mL

Gambar 4. Pengaruh perlakuan DMSO 1% v/v (b),reagen MTT (c),ekstrak sukun 500µg/mL (d),

ekstrak nangka 500µg/mL (e), dan ekstrak kluwih 500 µg/mL (f) terhadap kontrol sel MCF-7 (a).

Panah merah menunjukkansel hidup, panah hijau menunjukkan sel mati dan panah

kuningmenunjukkan kristal formazan.

Secara teori hubungan antara persentase sel hidup dan konsentrasi ekstrak merupakan suatu

hubungan yang berbanding terbalik. Semakin rendah konsentrasi ekstrak yang diberikan maka

semakin tinggi persentase sel hidup (fenomena dose dependent) (Khademvatan et al., 2016;

Shiezadeh et al., 2013). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya fenomena dose dependent

(Gambar 5) (Tabel 2).

Gambar 5. Hubungan konsentrasi ekstrak metanol daun sukun, nangka dan kluwih dengan

persentase sel hidup MCF-7

0

20

40

60

80

100

0 100 200 300 400 500

% s

el h

idu

p

konsentrasi (μg/mL)

ekstrak daun sukun

ekstrak daun nangka

ekstrak daun kluwih

Page 12: SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN …eprints.ums.ac.id/48840/19/NASKAH PUBLIKASI-43.pdf · Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon

8

Tabel 1. Visualisasi bercak pada uji KLT

Ekstrak

daun

Warna penampakan bercak

Hasil Sebelum disemprot Setelah disemprot

Sitroborat FeCl3 Dragendorff

Sinar tampak UV 254nm UV 366nm UV 366nm Sinar tampak Sinar tampak

Sukun

1 : kuning

2 : -

3 : kuning

4 : kuning

5 : hitam

1 : hitam

2 : kuning

3 : hitam

4 : -

5 : hitam

1 : kemerahan

2 : kemerahan

3 : -

4 : kemerahan

5 : hitam

1 : -

2 : kemerahan

3 : kemerahan

4 : kemerahan

5 : -

1 : abu-abu

2 : abu-abu

3 : -

4 : -

5 : -

1 : -

2 : -

3 : coklat

4 : -

5 : -

Tanin, alkaloid

Nangka

1 : kuning

2 : coklat

3 : coklat

4 : coklat

5 : hitam

1 : kuning

2 : kuning

3 : -

4 : kuning

5 : hitam

1 : kemerahan

2 : kemerahan

3 : -

4 : kemerahan

5 : hitam

1 : -

2 : -

3 : kemerahan

4 : -

5 : -

1 : abu-abu

2 : abu-abu

3 : -

4 : -

5 : -

1 : -

2 : -

3 : coklat

4 : -

5 : -

Tanin, alkaloid

Kluwih

1 : kuning

2 : -

3 : kuning

4 : kuning

5 : hitam

1 : kuning

2 : -

3 : kuning

4 : kuning

5 : hitam

1 : -

2 : kemerahan

3 : kemerahan

4 : kemerahan

5 : hitam

1 : -

2 : -

3 : kemerahan

4 : kemerahan

5 : -

1 : abu-abu

2 : abu-abu

3 : -

4 : -

5 : -

1 : -

2 : coklat

3 : -

4 : coklat

5 : -

Tanin, alkaloid

Page 13: SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN …eprints.ums.ac.id/48840/19/NASKAH PUBLIKASI-43.pdf · Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon

9

Tabel 2. Data uji sitotoksik pada ekstrak sukun, nangka dan kluwih

Ekstrak

daun

Konsentrasi

ekstrak

(g/mL)

Log

konsentrasi

Rata-rata %

Sel Hidup

Persamaan

Regresi Linier

IC50

(µg/mL)

Sukun

500 2,698970004 5,6331878

y = -66,01x + 190,3

R² = 0,93 120,85

250 2,397940009 32,882096

125 2,096910013 58,820961

31,25 1,494850022 80,829694

Nangka

500 2,698970004 49,519651

y = -28,00x + 126,3

R² = 0,952 530,88

125 2,096910013 67,860262

62,5 1,795880017 80,305677

31,25 1,494850022 81,091703

Kluwih

500 2,698970004 31,70306

y = -81,20x + 255,5

R² = 0,969 339,46

250 2,397940009 65,10917

125 2,096910013 90,65502

62,5 1,795880017 104,6725

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun sukun mempunyai aktivitas sitotoksik

yang paling tinggi dibandingkan dengan ekstrak nangka dan kluwih. Berdasarkan kriteria dari

United States National Cancer Institute, suatu senyawa diklasifikasikan mempunyai efek sitotoksik

yang potensial jika nilai IC50 ≤ 20 μg/mL. Melihat hasil perolehan nilai IC50 pada penelitian ini,

dapat dikatakan bahwa tiga ekstrak dari genus Artocarpus ini memiliki aktivitas sitotoksik yang

lemah terhadap sel kanker payudara MCF-7 dengan urutan potensi sebagai berikut, ekstrak sukun >

kluwih > nangka. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan dengan penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya (Tabel 3).

Tabel 3. Data uji sitotoksik pada penelitian terdahulu

Jenis

tanaman

Bagian

tanaman Pelarut Jenis sel kanker

Kandungan

senyawa IC50 Pustaka

Sukun

Daun Metanol

SPC-A-1

(adenocarsinoma) Geranil

dihidrokalkon

28,14 µM

Wang et al.,

2007 SW-480 (kolon) 34,62 µM

SMMC-7721

(hepatocelullar) 49,86 µM

Kulit kayu Dieter etil T47D Artocarpin 6,19 µg/mL Arung et al.,

2009

Nangka Daun

Etanol H460 (paru-paru)

Artocarpin 7,9 µM

Di, 2013 PC-3 (prostat) 8,3 µM

Metanol A549 (paru-paru) Flavonoid 35,26

µg/mL

Patel and Patel,

2011

Kluwih Daun Etanol HCT116 (kolon)

_

38,18

µg/mL Tantengco and

Jacinto, 2015 MCF-7 (payudara) 9,58 µg/mL

Page 14: SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN …eprints.ums.ac.id/48840/19/NASKAH PUBLIKASI-43.pdf · Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon

10

Melihat data tersebut, penelitian ini mempunyai nilai IC50 yang jauh berbeda dengan penelitian

terdahulu. Hal ini disebabkan karena jenis sel kanker yang digunakan untuk uji sitotoksik berbeda,

selain itu bagian tanaman dan pelarut ekstraksi yang digunakan juga berbeda. Kandungan senyawa

yang berpotensi menimbulkan aktivitas sitotoksik pada penelitian terdahulu adalah flavonoid dan

turunannya. Senyawa tersebut tidak ditemukan pada penelitian ini, sehingga hasil perolehan IC50-nya

berbeda.

4. PENUTUP

Penelitian mengenai sel kanker payudara MCF-7 yang diuji efek sitotoksiknya menggunakan ekstrak

metanol daun sukun (Artocarpus altilis), nangka (Artocarpus heterophyllus) dan kluwih (Artocarpus

camansi) dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol daun sukun, nangka dan kluwih mempunyai

aktivitas antikanker terhadap sel kanker payudara MCF-7 dengan potensi yang lemah dengan nilai

IC50 masing-masing sebesar 120,85 ; 530,88 dan 339,46 µg/mL. Golongan senyawa yang terkandung

dalam ekstrak metanol daun sukun, nangka dan kluwih adalah alkaloid dan tanin. Untuk melengkapi

hasil penelitian ini perlu dilakukan uji sitotoksik menggunakan tanaman yang masih dalam satu

genus Artocarpus dan juga uji sitotoksik pada jenis sel kanker yang berbeda menggunakan bagian

tanaman lain dari tanaman sukun, nangka dan kluwih.

DAFTAR PUSTAKA

Apsari K., 2007, Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Kimia Dari Ekstrak n-Heksan Kulit Batang

Kluwih (Artocarpus altilis Park) Serta Efek Sitotoksiknya Terhadap Sel HeLa,

Phytochemistry, 7 (2), 45–51.

Arung E.T., Yoshikawa K., Shimizu K. and Kondo R., 2010, Isoprenoid-substituted Flavonoids

from Wood of Artocarpus heterophyllus on B16 Melanoma Cells : Cytotoxicity and Structural

Criteria, Fitoterapia, 81 (2), 120–123.

CCRC, 2013, Uji Sitotoksik Metode MTT, Terdapat di: http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/ [Diakses pada

15 Mei 2016].

Haidara K., Zamir L., Shi Q. and Batist G., 2005, The Flavonoid Casticin Has Multiple

Mechanisms of Tumor Cytotoxicity Action, Cancer Letters, 1–11.

Jamalzadeh L., Ghafoori H., Sariri R., Rabuti H., Nasirzade J., Hasani H. and Aghamaali M.R.,

2016, Cytotoxic Effects of Some Common Organic Solvents on MCF-7, RAW-264.7 and

Human Umbilical Vein Endothelial Cells, Avicenna Journal of Medical Biochemistry, In press.

Kemenkes, 2014, Hilangkan Mitos Tentang Kanker, Terdapat di:

http://www.depkes.go.id/article/print/201407070001/hilangkan-mitos-tentang-kanker.html

[Diakses pada 15 Mei 2016].

Kemenkes, 2015, Stop Kanker : Situasi Penyakit Kanker, infodatin-Kanker, hal 3.

Page 15: SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN …eprints.ums.ac.id/48840/19/NASKAH PUBLIKASI-43.pdf · Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon

11

Khademvatan S., Eskandari A., Saki J., Foroutan-Rad M., Khademvatan S., Eskandari A., Saki J.

and Foroutan-Rad M., 2016, Cytotoxic Activity of Holothuria leucospilota Extract against

Leishmania infantum In Vitro, Advances in Pharmacological Sciences, 2016, 1–6.

Khan M.R., Omoloso A.D. and Kihara M., 2003, Antibacterial Activity of Artocarpus

heterophyllus, Fitoterapia, 74 (5), 501–505.

Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata,

Penerbit ITB, Bandung.

Mohan K., Jeyachandran R. and Mohan Assistant Professor K., 2012, Alkaloids as Anticancer

Agents, Annals of Phytomedicine, 1 (1), 46–53.

Moura Burci L., Bezerra da Silva C., de Oliveira M., Dalarmi L., Maria Warumby Zanin S., Gomes

Miguel O., de Fátima Gaspari Dias J. and Dallarmi Miguel M., 2015, Determination of

Antioxidant, Radical Scavenging Activity and Total Phenolic Compounds of Artocarpus

heterophyllus (Jackfuit) Seeds Extracts, Journal of Medicinal Plants Research, 8 (40), 1013–

1020.

Pradhan C., Mohanty M. and Rout A., 2012, Phytochemical Screening and Comparative

Bioefficacy Assessment of Artocarpus altilis Leaf Extracts for Antimicrobial Activity,

Frontiers in Life Science, 6 (3–4), 71–76.

Saifudin A., 2014, Senyawa Alam Metabolit Sekunder (Teori, Konsep, dan Teknik Pemurnian),

Deepublish, Yogyakarta.

Saravanan R., Brindha P. and Ramalingam S., 2014, A Review on the Role of Phytoconstituents in

Breast Cancer Cells, International Journal of PharmTech Research, 6 (2), 799–808.

Shiezadeh F., Mousavi S.H., Amiri M.S., Iranshahi M., Tayarani-Najaran Z. and Karimi G., 2013,

Cytotoxic and Apoptotic Potential of Rheum turkestanicum Janisch Root Extract on Human

Cancer and Normal Cells., Iranian journal of pharmaceutical research : IJPR, 12 (4), 811–9.

Stærk D., Lykkeberg A.K., Christensen J., Budnik B.A. and Abe F., 2002, In Vitro Cytotoxic

Activity of Phenanthroindolizidine Alkaloids from Cynanchum vincetoxicum and Tylophora

tanakae against Drug-Sensitive and Multidrug-Resistant Cancer Cells, Journal of Natural

Products, 65 (3), 1299–1302.

Tantengco O.A.G. and Jacinto S.D., 2015, Cytotoxic Activity of Crude Extracts and Fractions from

Premna odorata (Blanco), Artocarpus camansi (Blanco) and Gliricidia sepium (Jacq.) Against

Selected Human Cancer Cell Lines, Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 5 (12),

1037–1041.

Tehubijuluw H. and Tenggara A., 2013, Screening of Phytochemicals and Bioactivity Test of The

Leaves Breadfruit (Artocarpus altilis), Ind. J. Chem. Res., 1, 28–32.

Wang Y., Xu K., Lin L., Pan Y. and Zheng X., 2007, Geranyl Flavonoids from The Leaves of

Artocarpus altilis, Phytochemistry, 68 (9), 1300–1306.