sistematika penulisan laporan ilmiah

59
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menulis laporan penelitian karya ilmiah sering kali menjadi masalah bagi seseorang yang sudah menyelesaikan proposal penelitian ilmiah, atau bahkan sudah melaksanakan penelitian. Berbagai alasan klise seperti kesibukan, sedikitnya waktu, tidak adanya biaya sering menjadi kambing hitam atas ketidakberdayaan kita menyelesaikan laporan hasil penelitian karya ilmiah. Walhasil, setelah berbulan-bulan penelitian ilmiah dilaksanakan laporan hasilnya belum juga selesai. Banyak kasus, mahasiswa yang sudah menyelesaikan Ujian masih terkatung-katung karena belum menyelesaikan skripsi atau tesisnya. Menyelesaikan laporan karya ilmiah terkait dengan kegiatan menulis. Sebagaimana kita maklumi, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang masih menjadi masalah di negeri kita. Keterampilan menulis memang tidak bisa lahir dengan serta merta. Diperlukan kolaborasi antara talenta manusia dengan wawasan kebahasaan. Talenta melahirkan semangat menulis, dan wawasan kebahasaan menjadi bekal untuk terampil menulis. Talenta saja tidak cukup, sebab sebagai sebuah skill, seperti halnya naik sepeda, kegiatan menulis perlu dilatih atau diasah. Semakin sering berlatih, maka kemampuan menulis 1

Upload: laila-m-ramlan

Post on 29-Jul-2015

55 views

Category:

Education


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

BAB IPENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Menulis laporan penelitian karya ilmiah sering kali menjadi masalah bagi

seseorang yang sudah menyelesaikan proposal penelitian ilmiah, atau bahkan

sudah melaksanakan penelitian. Berbagai alasan klise seperti kesibukan,

sedikitnya waktu, tidak adanya biaya sering menjadi kambing hitam atas

ketidakberdayaan kita menyelesaikan laporan hasil penelitian karya ilmiah.

Walhasil, setelah berbulan-bulan penelitian ilmiah dilaksanakan laporan hasilnya

belum juga selesai. Banyak kasus, mahasiswa yang sudah menyelesaikan Ujian

masih terkatung-katung karena belum menyelesaikan skripsi atau tesisnya.

Menyelesaikan laporan karya ilmiah terkait dengan kegiatan menulis.

Sebagaimana kita maklumi, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang

masih menjadi masalah di negeri kita.

Keterampilan menulis memang tidak bisa lahir dengan serta merta.

Diperlukan kolaborasi antara talenta manusia dengan wawasan kebahasaan.

Talenta melahirkan semangat menulis, dan wawasan kebahasaan menjadi bekal

untuk terampil menulis. Talenta saja tidak cukup, sebab sebagai sebuah skill,

seperti halnya naik sepeda, kegiatan menulis perlu dilatih atau diasah. Semakin

sering berlatih, maka kemampuan menulis akan semakin baik. Untuk sekedar naik

sepeda, hanya diperlukan waktu sekitar satu bulan, dan untuk menjadi seorang

atlet balap sepeda, diperlukan latihan bertahun-tahun. Sama halnya dengan belajar

menulis. Untuk sekedar bisa menulis, dibutuhkan waktu beberapa bulan saja,

tetapi untuk menjadi penulis yang handal, yang tulisan-tulisannya ditunggu oleh

para pembaca, tentu dibutuhkan waktu latihan yang lebih lama lagi. 

B.   RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah pada

makalah ini adalah sebagai berikut:

1.    Bagaimanakah teknik penyusunan laporan penelitian?

2.    Bagaimanakah sistematika penulisan laporan penelitian ?

3.    Bagaimanakah penggunaan notasi ilmiah dalam laporan penelitian ?

1

Page 2: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

   

C.  TUJUAN

Dari rumusan masalah tersebut penulis dapat menyimpulkan tujuan dari makalah

ini, yaitu:

1.    Untuk mengetahui teknik penyusunan laporan penelitian

2.    Untuk mengetahui sistematika penulisan laporan penelitian

3.    Untuk penggunaan notasi ilmiah dalam laporan penelitian

2

Page 3: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN

Laporan penelitian adalah informasi yang disampaikan secara tertulis atau

lisan dengan tujuan untuk mengkomunikasikan kesimpulan hasil atau temuan

penelitian dan rekomendasi yang diperlukan. Format laporan penelitian (kepada

manajemen, public, atau pihak tertentu) tergantung pada tujuan penyusunan

laporan. Laporan penelitian disusun berdasarkan suatu tujuan yang berkaitan

dengan tujuan penelitian.1

a. Tujuan Penyusunan Laporan

Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Penelitian dasar (basic research)

Tujuan penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu yang umumnya dilakukan

di lingkungan akademik (perguruan tinggi). Berdasarkan tujuan dan maksud

dilakukan penelitian di perguruan tinggi dibedakan menjadi 2, yaitu;

a. Penelitian dasar untuk peningkatan kualitas akademik dosen Penelitian ini

dilakukan oleh dosen baik secara mandiri atau kelompok. Format laporan

penelitian umumnya ditentukan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan

atau institusi yang memberikan bantuan biaya.

b. Penelitian dasar untuk memperoleh gelar akademik (penelitian mahasiswa)

Penelitian ini umumnya dilakukan oleh mahasiswa dan merupakan karya

ilmiah yang menjadi kualifikasi untuk memperoleh gelar kesarjanaan,

yaitu:

1) Disertasi Karya tulis ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis oleh

mahasiswa Program Doktor (S3)

2) Tesis Karya tulis ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis oleh

mahasiswa Program Magister (S2)

1Anonim .Panduan skripsi jakarta :Fakultas Teknologi informasi Prodi Tekhnik Informatika Universitas Budi

Luhur.2007.hlm 17.

3

Page 4: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

3) Skripsi Karya tulis ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis oleh

mahasiswa Program Sarjana (S1)2

Selain untuk persyaratan memperoleh gelar, penelitian mahasiswa juga

dilakukan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas perkuliahan yang kemudian

dilaporkan dalam bentuk :paper/makalah (research paper) yang relative lebih

sederhana daripada skripsi, tesis atau disertasi.

2. Penelitian terapan(applied research)

Penelitian terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk pemecahan masalah

praktis yang dihadapi oleh institusi atau organisasi tertentu yang umumnya

dilakukan dilingkungan pemerintah atau bisnis. Penelitian terapan diklasifikasikan

menjadi; Penelitian Evaluasi dan Pengembangan atau aksi(action research)

Inisiatif dan biaya penelitian berasal dari organisasi yang mempunyai masalah

yang memerlukan penelitian untuk memecahkannya. Format penyusunan laporan

penelitian dapat berasal dari organisasi sponsor atau lembaga penelitian yang

mengerjakan proyek penelitian.

Pegangan Pokok Menjelang Persiapan Penulisan Laporan Penelitian

Komprehensif

1) Laporan harus menjelaskan keseluruhan proses dan pengalaman penelitian

2) Sedapat mungkin, laporan memiliki kemampuan berkomunikasi secara

efektif dengan pembaca sasaran

3) Yakinkan bahwa laporan mengkomunisasikan apa saja yang terjadi selama

proses penelitian

4) Pengalaman dan temuan penelitian sebaiknya terpelihara utuh dan terjaga

meskipun awalnya menunjukkan hasil kurang relevan

5) Laporan sebaiknya menjelaskan baik keberhasilan, keterbatasan, maupun

kegagalan

6) Merupakan tindakan efisien jika sebelumnya dibuat garis besar naskah

laporan dan dilanjutkan dengan naskah laporan lebih rinci.

7) Laporan sebaiknya disusun dalam bab, bagian, dan sub bagian dengan

judul – judul yang sesuai dan relevan.

2Ibid

4

Page 5: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

b. Sasaran Pembaca Laporan (Target Audience)

a. Masyarakat Akademik

Bagi Mahasiswa yang sedang mempersiapkan diri untuk penyelesaian

Studi Magister (S2) atau Doktor (S3), maka mereka dipersiapkan untuk

menulis tesis atau disertasi berdasarkan kajian penelitian, dan anggota

komisi pembimbing tesis atau promotor disertasi Doktor menjadi target

audience.3

b. Sponsor Penelitian

Bagi anggota-anggota penelitian lembaga atau lembaga penelitian di

universitas atau perguruan tinggi lainnya, maka sponsor yang mendanai

penelitian menjadi target audience.

c. Masyarakat Umum

Para peneliti dan/atau sponsor penelitian dapat pula tertarik untuk

mempersiapkan tulisan karya ilmiah dalam bentuk artikel, makalah, dan

laporan penelitian.

c. Isi Dan Bentuk Laporan

1. Bentuk isi dan gaya penulisan laporan penelitian sebaiknya dipilih

sedemikian rupa sehingga cocok dengan tingkat pengetahuan, pengalaman,

dan minat dari pembaca sasaran.

2. Bentuk, isi dan gaya penulisan laporan sebaiknya dipilih sedemikian rupa

untuk mengantisipasi kemungkinan pemanfaatan temuan-temuan

penelitian oleh pihak pembaca sasaran.

B. SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN

Komponen sekripsi terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal,

bagian subtansi (inti) dan bagian akhir dari skripsi.

A. BAGIAN AWAL

3Mardalis.Metodologi Penelitian suatu Pendekatan Proposal.Jakarta:Bumi Aksara.1999.hlm 145

5

Page 6: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

Bagian depan berisi tampilan pertanggungjawaban

administrasi penulisan, penuntunan yang mengantarkan

pembaca untuk dapat memahami isi skripsi.Bagian ini meliputi:

1. Halaman sampul (Cover) yang berlogo UIN Jakarta

2. Halaman judul yang berlogo UIN Jakarta

3. Surat Pernyataan Keaslian Skripsi

4. Lembar Persetujuan/Pengesahan

5. Persetujuan Pembimbing

6. Pengesahan Penguji

7. Abstrak

8. Kata Pengantar

9. Daftar Isi

10. Daftar Tabel (jika ada)

11. Daftar Gambar (jika ada)

12. Daftar Lampiran (jika ada)

13. Daftar Istilah (jika ada)

14. Daftar Singkatan (jika ada)

B. BAGIAN SUBSTANSI (INTI)

Bagian substansi adalah bagian inti dari skripsi. Bagian ini

berisi tahapan tahapan atau langkah-langkah penelitian, yang

sekurang-kurangnya memuat: masalah penelitian, pengkajian

teori, metode penelitian, analisa data, dan penarikan kesimpulan

(inferensi). Sistematika (urutan) dari tahapanatau langkah

penelitian akan mengikuti sistematika jenis penelitian dalam

paradigma (pendekatan) kuantitatif atau kualitatif.

Secara umum tahapan atau langkah-langkah penelitian

yangtersusun pada bab-bab skripsi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

6

Page 7: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

C. Pembatasan Masalah

D. Perumusan Masalha

E. Tujuan Penelitian

F. Kegunaan Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

B. Hasil Penelitoian yang Relevan

C. Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Peneloitian/Pernyataan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

B. Metode dan Desain Penelitian

C. Populasi dan Sampel

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Teknik Analisis Data

F. Hipotesis Statistk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

B. Pengujian Hipotesis

C. Pembahasan Hasil Penelitian

D. Keterbatasan Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Implikasi

C. Saran

Isi atau komponen dari setiap bab dijelaskan sebagai berikut:

I.A Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah memuat masalah penelitian dan

alasan logis-rasional mengapa suatu masalah tersebut perlu

diteliti atau dicari jawabanya melalui penelitian, juga berisi apa

signifikan masalah tersebut bagi perkembangan ilmu

7

Page 8: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

pengetahuan dan bagi kehidupan sehari-hari. Kecermatan,

ketajaman dan kekuatan argumen yang dipaparkan pada latar

belakang akan mempengaruhi pandangan atau pendapat orang

tentang kelayakan, penting dan tidaknya dilakukan penelitian

terhadap masalah tersebut. Untyk memperkuat ketahaman

argumen dalam latar belakang perlu dipaparkan data faktual

yang dapat diperoleh dari berbagai sumber.

Secara umum masalalah dapat terjadi, jika: 1. Ada

informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam

pengetahuan kita, 2. Ada hasil-hasil yang bertentangan, dan 3.

Ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelasknanya

melalui penelitian.

Masalah penelitian dapat diperoleh melalui berbagai

sumber antara lain: 1. Pengalaman dan pengamatan, 2

kepustakaan yang relevan dengan studi kita, 3. Mata kuliah yang

kita progamkan, 4. Jurnal, buku abstrak dan majalah, 5. Seminar

dan, 6. Pakar, dan teman-teman yang dapat memberikan

informasi

I.B Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah memuat faktor-faktor penyebab

terjadinya suatu masalah. Identifikasi menjelaskan hal-hal

dominan apa yang menjadi penyebab terjadinya suatu masalah.

Penelitian pada dasarnya bertujuan untuk mengungkapkan

keterkaitan antara fenomena. Sekali fenomena terjadi dan kita

selidiki maka pasti ada fenomena lain yang terkait atau menjadi

penyebabnya. Dengan demikian jika terjadi suatu masalah pasti

maka pasti ada penyebabnya.

Dalam identifikasi masalah peneliti hendaknya

menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan atau yang menjadi

penyebab terjadinya masalah dengan argumentasi yang logis

dan kritis berdasarkan fakta empiris dan teoritis yang mendalam.

8

Page 9: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

Identifikasi masalah dapat disusun dalam bentuk penyataan

(statement) – bukan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan

I.C Pembatasan Masalah

Identifikasi masalah memuat penjelasan dan argumentasi

mengenai berbagai faktor atau variabel yang berkaitan dengan

masalah penelitian yang tidak mungkin semua dapat diteliti

dalam kurung waktu tertentu. Oleh karena itu, peneliti harus

menetapkan atau membatasi variabel atau faktor yang akan

dijadikan fokus kajian. Pembatasan masalah juga mempunyai arti

menetapkan ruang lingkup penelitian dan batasan operasional

variabel penelitian. Kecuali itu, pembatasan dapat dilakukan

pada aspek waktu, lokasi, dan ojek atau subjek penelitian.

I.D Perumusan Masalah

Perumusan masalah berisi rumusan pertanyaan-

pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian.

Perumusan masalah dibuat berdasarkan hasil identifikasi dan

pembatasan masalah. Masalah dapat diformulasikan menjadi

tiga bentuk, yaitu: rumusan masalah deskriptif, asosiasi dan

komparasi

Rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah

yang sfatnya mendeskripsikan fenomena dari suatu variabel,

misalnya: Bagaimana implementasi KTSP pada satuan

pendidikan? Bagaimana orangtua merespon kebijakan

pemerintah tentang ujian nasioanl? Dan Bagaimana harapan

mayarakat terhadap progam studi agama di UIN?

Rumusan masalah berbentuk asosiasi adalah rumusan

masalah yang sifatnya mempelajari keterkaitan atau hubungan

antara variabel. Rumusan masalah asosiatif terdiri atas dua

bentuk, yaitu hubungan sejajar misalnya: Apakah terdapat

9

Page 10: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

pengararuh tunjangan sertifikasi guru terhadap profesionalisme

guru?

Selanjutnya perumusan masalah komparatif adalah

perumusan masalah yang sifanya memabndingkan antara dua

variabel atau lebih, misalnya: Apakah terdapat perbedaan

prestasi akademik antara mahasiswa wanita dan pria?

Rumusan masalah dapat dibuat dalam satu pernyataan

penelitian atau lebih

I.E Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah untuk memeberi

jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dibuat dalam

bentuk rumusan maslah. Tujuan penelitian dinyatakan dalam

kalimat yang sifatnya menggali atau mendalam informasi

faktual. Kata-kata yang dapat digunakan dalam tujuan penelitian

antara lain: untuk mempelajari, mengeksplorasi, mengkaji,

menemukan, atau mengungkapkan. Sebagai contoh: “Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengungkapkan sejauhmana

implementasiKTSP pada satuan pendidikan”

I.F Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian membicarakan manfaat atau

kegunaan atau kontribusi apa yang dapat diperoleh setelah

msalah penelitian terpecahkan atau hasil penelitian dilakukan.

Kegunaan penelitian dapat berbentuk kegunaan teoritis berupa

pengetahuan baru untuk mengembangkan keilmuan pada

progam studi tertentu maupun kegunaan praktis berupa

pemecahan permasalahan. Kegunaan atau manfaat penelitian

dapat dibuat dengan menyebut pihak-pihak yang dapat

memperoleh manfaat langsung dari hasil penelitian yang telah

dilakukan. Misalnya: kegunaan penelitian bagi siswa, guru,

sekolah dan masyarakat

10

Page 11: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

II.A Deskripsi Teoritik

Dalam penelitian kuantitatif, deskripsi teoritik berisis teori-

teori yang dijelaskan kedalam bentuk konsep-konsep penting

dari variabel-variabel penelitian. Deskripsi teoritik dalam

penelitian kuantitatif berisi: penjelasan, komparasi analisis, dan

sintesis terhadap konsep-konsep dari variabel tak bebas dan

variabel bebas.

II.B Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil ini berisi kajian (review) dari laporan hasil-hasil

penelitian terdahulu yang sesuai dengan masalah atau tema

pokok yang diajukan peneliti. Kajian hasil penelitian relevan

sangat penting karena dapat membantu peneliti untuk: 1.

Mengkomparasi penelitian yang akan dilakukan dengan temuan

penelitian penemuan sebelumnya tentang hal-hal penting yang

akan menjadi kelebihan dan kelemahan penelitian sebelumnya

dibandingkan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti, 2. Memposisikan temuan penelitian (serupa atau

berbeda) dengan penemuan penelitian sebelumnya, sehingga

dapat mencegah terjadinya duplikasi atau replikasi penelitian

dab 3 melakukan verivikasi, kritik,dan korelasi terhadap hasil

penelitian sebelumnya dari aspek ketepatan masalah, teori dan ,

metodologi

II.C Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan jembatan yang menyusun

hipotesis. Kerangka berfikir adalah argumentasi-argumentasi

logis, rasional dan kritis mengenai hubungan atau keterkaitan

antara variabel penelitian yang disusun peneliti berdasarkan

hasil komparsi, analisis dan sintesis teori. Kerangka berfikir tidak

11

Page 12: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

disusun berdasrkan pada akal sehat si peneliti tetapi berdasrkan

hasil kajian teori yang handal

Secara sederhana kerangka berfikri adalah alasan rasional

yang dirumuskan dengan pernyataan “jiak p maka q”. Sebagai

contoh dalam hubungan keterkaitan abtara variabel “insentif”

dan “kinerja guru”. Secara sederhana peneliti akan mempunyai

kerangka berfikir bahwa “jika insentiif ditingkatkan maka kinerja

akan meningkat”. Setelah mengakaji konsep-konsep tentang

insentif dan kinerja guru serta keterkaitan teoritis keduanya,

peneliti dapat menyusun kerangka berfikir, yaitu: diduga

terdapat pengaruh positif intensif terhadap kinerja guru atau

makin baik insentif guru maka makin tinggi pula kinerjanya.

II.D Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian atau biasa disebut sebagai hipotesis

verbal dibentuk berdasarkan kerangka berfikir yang telah

disusunpeneliti. Hipotesis penelitian adalah hasil kajian pustaka

atau proses rasional dari penelitian yang telah mempunyai

kebenaran secara teoritik. Kebenaran hipotesis masih harus diuji

kebenaranya secara empirik. Dengan demikian hipotesis dapat

dianggap sebagai jawaban sementara yang telah dirumuskan

dalam suatu penelitain dan masih perlu diuji kebenaranya denan

menggyanakan data empirik.

Secar umum, ciri-ciri hipitesis yang baik adalah: 1.

Hipotesis merupakan hasil dari proses teoritik dan komparasi

fakta yang handal, yang secara teoritik dapat

dipertanggungjawabkan kebenaranya, 2. Menyatakan hubungan

atau keterkaitan antara variabel, ini berarti bahwa hipotetsis

mengandung dua atau lebih variabel yang dapat diukur atau

secara potensial dapat diukur, 3. Harus dapat diuji kebenaranya

oleh data empirik, baik dengan nalar ataupun dnegan

menggunakan statistika, 4. Harus spesifik dan sederhana,

12

Page 13: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

semakin spesifik atau khas sebuah hipotesis yang dirumuskan

semakin kecil kemungkinan terjadinya salah pengertian dan

masuknya hal-hal yang tidak relevan dalam hipotesis dan 5.

Menyatakan pernyataan tentang karakteristik populasi, karena

pengujian hipotesis bertujuan untuk membuat inferensi atau

kesimpulan yang berlaku pada populasi

Contoh tiga bentuk hipotesis penelitian adalah sebagai

berikut:

a. Hipotesis deskriptif: semangat kerja guru disekolah X

paling sedikit 75% dari kriteria ideal yang ditetapkan

b. Hipotesis asosiasi: terdapat hubungan positif religiusitas

dengan hasil belajar PAI siswa atau semakin tinggi religiusitas

maka semakin tinggi pula hasil belajar PAI siswa

c. Hipotesis komparasi: hasil belajar geometri siswa yang

diajar dengan menggunakan alat peraga lebih tinggi daripada

siswa yang diajar dengan menggunakan media gambar.

III.A Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat atau lokasi dimana

penelitian dilakukan. Sedangkan waktu penelitian berisis

penjelasan kapan penelitian dilakukan (semester,

tahunpelajaran) dan lamanya penelitian dilakukan. Bagian ini

dapat juga dilengkapi penjadwalan rencana kerja penelitian yang

dibuat dalam bentuk tabel

Dalam penelitian kuantitatif tempat penelitian biasa disebut

latar atau setting penelitian. Latar berisi penjelasan secara rinci

situasi sosial: meliputi lokasi, tempat, aktivitas, atau tokokh yang

diteliti

III.B Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian berisi jenis penelitian yang digunakan

peneliti untuk memecahkan masalah penelitian. Berbagai ragam

13

Page 14: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

metode atau teknik penelitian atnata lain metode penelitian

korelasi, eksperimen, kausal komaprasi, deskriptif, evaluasi,

kebijakan, tindakan kelas, sejarah, survey, studi kasus,

pengembangan dan metode penelitian kepustakaan

III.C Populasi dan Sampling

Istilah populasi umumnya hanya dijumpai dalam penelitian

kuantitatif. Hal ini sesuai dengan prinsip penelitian kuantitatif

yang selalu mengambil sampel untuk menggeneralisasi populasi.

Populasi adalah suatu himpunan dengan sifat-sifat yang

ditentukan oleh peneliti sedemikian rupa sehingga setiap

individu/variabel/data dapat dinyatakan dengan tepat apakah

individu tersebut menjadi anggota atau tidak. Dengan kata lain

populasi atau himpunan semua individu yang dapat memberikan

data dan informasi untuk suatu penelitian. Sedangkan sampel

adalah bagian dari unit-unit dalam populasi yang ciri-ciri atau

karakteristiknya benar-benar diteliti

III.D Tekhnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data berarti mencatat peristiwa, karakteristik,

elemen, nilai suatu variabel. Hasil pencatatan ini dihasilkan data

mntah yang kegunaannya masih terbatas. Oleh karena itu agar

data mentah lebih berguna harus diolah, disarika,

disederhanakan dan dianalisis untuk diberi makna.

Teknik pengumpulan data menjelakan teknik apa saja yang

digunakan untuk menjaring data tentang variabel atau fokus

penelitian. Pada penelitian kuantitatif teknik pengumpulan data

dapat dibedakan atas teknik tes dan nontes.

III.E Teknik Analisis Data

Analisis data dimulai dengan pengolahan data mentah.

Mengolah data berarti membuat data ringkasan berdasarkan

14

Page 15: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

data mentah hasil pengumpulan data. Pengolahan data juga

berarti pemberian skor, pengelompokan, perhitungan dan

sebagiannya mengenai data yang kita miliki, yang kita peroleh

melalui tahap pengumpulan data. Jawaban dari responden diberi

skor, kalau diperlukan skor mentah itu diolah menjadi skor

terolah atau menjadi nilai-nilai. Nilai yang diperoleh dapat

dikelompokkan menjadi baik, sedang dan kurang atau nilai-nilai

responden dikelompokkan kedalam kategori lulus atau tidak

lulus, berhasil dan belum berhasil

III.F Hipotesis Statistik

Pada bagian akhir bab II telah dijelaskan tentang hipotesis

penelitian. Untuk kepentingan pengujian hipotesis penelitian

tersebut, perlu dirumuskan hipotesis secara statistik. Hipotesis

statistik mempunyai arti hipotesis yang pengujiannya dilakukan

dengan menggunakan teknik-teknik statistik. Pengujian hipotesis

statistik selalu dirumuskan dalam bentuk hipotesis nol dan

hipotesis alternatif.

IV.A Pengujian Hipotesis

Deskripsi data berisi pemaparan data temuan penelitian.

Dalam penelitian kuantitatif deskriptif data berisi hasil-hasil dari

analisis deskriptif. Pemaparan hasil analisis deskriptif disajikan

atau dirangkum dalam bentuk tabel dan dalam bentuk visual

secara grafik atau diagram yang menggambarkan keadaan, sifat,

pola dan kecenderungan suatu data hasil penelitian. Deskripsi

data dalam bentuk tabel dan grafik diikuti dengan hasil-hasil

perhitungan yang menggambarkna ukuran kevenderungan

distribusi data memusat dan ukuran menyebar. Ukuran

kecenderungan memusat meliputi data maksimum-minimum,

rata-rata, modus, media, dan quartil, sedangkan ukuran

15

Page 16: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

kecenderungan distribusi data menyebar meliputi: range,

standard deviasi, koefisien varians, kemiringan dan ketajaman

IV.B Pengujian Hipotesis

pengujian hipitesis berisi hasil-hasil perhitungan dengan

menggunkan teknik analisis statistik tertentu. Hasil-hasil analisis

ini diranghkum atau disajikandalam bentuk tabel hasil pengujian

hipotesis. Beberapa teknik analisis statistik mensyaratkan

normalitas dan homogenitas distribusi, misalnya teknik analisis

regresi, uji-t dan anova. Karena itu sebelum menggunakan

dengan teknik analisis tersebut terlebih dahulu dilakukan

pengujian normalitas dam homogenoitas

IV.C Pembahsan Hasil Penelitian

Secara umum pembahsan hasil penelitian berisi tiga hal,

yaitu: 1. Interpretasi dan pemaknaan terhadap hasil penelitian

baik yang diperoleh dari desriptof data maupun dari hasil

pengujian hipotesis. 2. Pembahsan tentangketerkaitan temuan

yang telah diperoleh peneliti dengan teori atau konsep-konsep

yang melandasi variabel-variabel penelitian, dan 3. Pembahasan

tentang keterkaitan dan komparasi temuan penelitian dengan

hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan yang telah dikaji

penelitian sebelumnya.

Pembahasan hasil penelitian merupakan hal penting yang

harus dilakukan peneliti, tanpa pembahasan maka hasil

penelitian hanya berupa kumpulan angka-angka dan simbol-

simbol statistik.

IV.D Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian menjelaskan hal-hal yang dijumpai

peneliti dalam proses penelitian, sehingga penelitian tidak

memberikan hasil sebagi mestinya. Keterbatasan dapat

16

Page 17: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

berkaitan dengan keterbatasan kemampuan peneliti, waktu

perlakuan yang tidak cukup, sampel yang kurang memenuhi

syarat, biaya dan peralatan yang terbatas. Keterbatsan

merupakan aspek yang mempengaruhi hasil penelitian atau

generalisasi hasil penelitian.

Keterbatasan harus dinyatakan dalam laporan hasil penelitian.

Penjelasan tentang keternatasan dalam laporan penelitian

merupakan salah satu bentuk amanah ilmiah dan integritas

moral yang diperlihatkan peneliti tentang hasil penelitianya.

Disamping itu, keterbatasan yang dijumpai peneliti dapat

menjadi bahan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.

V.A Kesimpulan

Kesimpulan berisi pernyataan yang bersifat umumtentang

hasil-hasil penelitian. Kesimpulan merupakan jawaban terhadp

masalah yang telah dirumuskan pada Bab I. Kesimpulan berbeda

dengan hasil penelitian. Hasil penelitian berisi temuan penelitian,

baik temuan dalam bentuk deskripsi data hasil penelitian

maupun temuan hasil pengujian hipotesis. Sedangkan

kesimpulan penelitian adalah kesimpulan yang terkait dengan

hasil-hasil penelitian tersebut. Sebagai contoh. Jika hasil

penelitian menunjukkan bahwa rata-rata belajar matematiak

siswa yang diajar dengan metode inquiry lebih tinggi daripada

siswa yang diajar dengan metode konvensional dan hasil

pengujian hipotesispun memperlihatkan data mendukung

hipotesis maka kesimpulan yang dapat dibuat adalah

menggunakan metode inquiry dalam pembelajaran matematika

lebih efektif daripada metode konvensuonal.

V.B Implikasi

Implikasi merupakan penjelasan mengenai konsekuensi logis

dari kesimpulan atau temuan penelitian yang perlu

17

Page 18: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

dikembangkan atau ditindaklanjuti. Dalam penelitian kuantitatif,

implikasi merupakan penjelasan tentang upaya peningkatan dan

perbaikan secara nyata terhadap variabel anteseden. Variabel

anteseden adalah variabel yang mendahului atau menjadi

penyebab variabel bebas. Misalnya suatu skripsi berkesimpulan

bahwa “Pembelajaran nahwu dengan pola latihan kalimat lebih

efektif daripada pembelajaran nahwu dengan analisis gramatika.

Maka implikasinya adalah pertama, mengembangkan model

model latihanpola kalimat secara sistematis dan praktis. Kedua,

porsi analisis gramatika dalam pembelajaran hahwu perlu

dikurangi agar tidak menimbulkan kejenuhan atau perubahan

orientasi dari “belajar berbahasa” menjadi “belajar tentang

bahasa”. Begitu pula jika kesimpulan suatu suatu penelitian

adalah terdapat pengaruh postitif kompetensi terhadap kinerja

guru, maka implikasi penelitiannya adalah perbaikan dan

pengembangan kompetensi guru secara terencana dan

sistematis melalui pelatihan dan studi lanjut

V.C Saran

Saran atau rekomendasi berisi penerapan hasil penelitian

dalm bidang pendidikan dan penelitian lebih lanjut. Saran-saran

dapat diberikan kepada siswa/mahasiswa, lembaga pndididkan,

pemerintah/pengambilan kebijakan, dan masyarakat atau

stakeholder pada umumnya.

C. BAGIAN AKHIRBagian akhir dari skripsi memuat pertanggungjawaban atas

bukti-bukti teoritis atau konsep-konsep serta bukti-bukti proses

penelitian yang telah dilakukan peneliti. Bagian ini meliputi:

1. Daftar pustaka

Lampiran-lampiran, antara lain:

A. Instrumen

18

Page 19: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

B. hasil validasi instrumen

C. Data mentah

D. Trranskip wawancara

E. Hasil analissis deskriptif

F. Hasil analisis inferensial

G. Hasil pengujian hipotesis

H. Foto-foto dan/atau dokumen penting lainnya (jika

penelitian kuantitatif/PTK)

I. Data responden atau informan (jika penelitian

kualitatif)

J. Profil surat atau institusi (jika ada)

K. Surat ijin/keterangan telah melakukan penelitian

L. 3. biodata penulis (maksimal 2 halaman)

SISTEMATIKA UNTUK BEBERAPA JENIS PENELITIAN

PENELITIAN KORELASIONAL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan Masalah

D. Perumusan Masalah

E. Tujuan Penelitian

F. Kegunaan Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

B. Hasil Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Peneloitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

B. Metode Penelitian

C. Populasi dan Sampel

19

Page 20: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Teknik Analisis Data

F. Hipotesis Statistik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan

Pengujian Hipotesis

C. Pembhahasan Hasil Penelitian’

D. Keterbatasan Penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Implikasi

C. Saran-saran

PENELITIAN EKSPERIMEN DAN KAUSAL KOMPARATIF

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan Masalah

D. Perumusan Masalah

E. Tujuan Penelitian

F. Kegunaan Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

B. Hasil Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Peneloitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

B. Metode Penelitian

C. Populasi dan Sampel

20

Page 21: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Teknik Analisis Data

F. Hipotesis Statistik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan

Pengujian Hipotesis

C. Penemuan Penelitian’

D. Pembahasan terhadap Temuan

Penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Implikasi

C. Saran-saran

PENELITIAN TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan Masalah

D. Perumusan Masalah

E. Tujuan Penelitian

F. Kegunaan Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

B. Hasil Penelitian yang Relevan

C. Hipotesis Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus

21

Page 22: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

Penelitian

C. Subjek Penelitian

D. Peran dan Posisi Penelitian dan

Penelitian

E. Tahapan Intervensi Tindakan

F. Hasil Intervensi Tindakan yang di

Harapkan

G. Data dan Sumber Data

H. Instrumen Pnegumpulan Data

I. Teknik Pengumpulan Data

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

K. Analisis Data dan Interprestasi Data

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

B. Analisis Data

C. Pembhahasan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Implikasi

C. Saran-saran

PENELITIAN KUALITATIF

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan

22

Page 23: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

Masalah

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan

Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

B. Hasil Penelitian yang Relevan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

B. Latar Penelitian

C. Metode Penelitian

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan

Data

E. Pemeriksaan atau Pengecekan

Keabsahan Data

F. Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

B. Pembhahasan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Implikasi

C. Saran-saran

Sumber : Kadir, Dr, dkk. Pedoman Penulisan Skipsi Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat. 2011

C. TEKNIK NOTASI ILMIAH LAPORAN PENELITIAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian notasi adalah

sistem lambang (tanda) yang menggambarkan bilangan nada-nada dan ujaran.

23

Page 24: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

Proses pelambangan, nada atau ujaran dengan tanda (huruf), catatan pendek yang

perlu diketahui atau diingat. Sedangkan ilmiah adalah bersifat ilmu.Namun, ada

yang berpendapat bahwa notasi ilmiah merupakan catatan pendek untuk

mengetahui sumber informasi ilmiah yang dikutip dalam satu karya ilmiah.Dari

kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, notasi ilmiah adalah ilmu

tentang sistem lambang (tanda) yang menggambarkan bilangan nada atau ujaran

dengan tanda huruf untuk mengetahui sumber informasi ilmiah yang dikutip

dalam suatu karya ilmiah.

Terdapat bermacam-macam sistem dalam penulisan notasi untuk menyusun

karya tulis ilmiah. Sistem yang dikenal dikalangan masyarakat ilmiah antara lain:

sistem University of Chicago, Sistem Harvard, sistem American Psychological

Assosiation (APA), sistem American Antropoloist, Sistem Harcouver, dan Sistem

Gabungan. Keseluruhan sistem tersebut pada hakikatnya dapat dikelompokkan

menjadi tiga golongan yakni, pertama, sistem yang menggunakan catatan kaki,

kedua sistem yang tidak menggunakan catatan kaki, dan ketiga sistem gabungan.

Sistem yang menggunakan catatan kaki menaruh sumber rujukan yang berupa

nama pengarang, judul, penerbit, tahun penerbitan, dan halaman yang dirujuk,

dibagian bawah dari halaman tulisan. Kelebihan sistem catatan kaki, disamping

dengan mudah menemukan sumber rujukan pada halaman yang sama, juga

memungkinkan kita untuk menambah keterangan tambahan untuk tubuh tulisan

yang ditaruh dalam catatan kaki. Sistem tanpa catatan kaki, sesuai dengan

namanya, meletakkan daftar pernyataan yang tercantum tulisannya.Artinya dalam

pernyataan yang tercantum dalam tubuh tulisan sudah terangkum di dalamnya

sumber rujukan.Kelemahannya ialah bahwa keterangan tambahan yang bersifat

memperluas dan memperdalam tulisan tidak dapat diberikan.

Untuk mengatasi kekurangan-kekirangan itu maka sering digabungkan antara

sistem tanpa catatan kaki dan sistem catatan kaki.Artinya, sumber rujukan

menggunakan sistem tanpa catatan kaki, sedangkan keterangan tambahan

menggunakan catatan kaki.Penelitian akademik seperti skripsi, tesis, dan disertasi,

sering menggunakan sistem gabungan ini.

a. Jenis dan Ukuran Kertas Serta Margin Pengetikan

24

Page 25: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

Jenis kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah, baik makalah,

skripsi tesis maupun disertasi adalah kertas HVS 70 gram ukuran A4 (21x 29,7

cm).4 Sedangkan margin pengetikan sebagai berikut :

1) Pada setiap lembar karya ilmiah, yang boleh digunakan untuk

pengetikan hanya satu halaman.

2) Pada skripsi, tesis dan disetasi diketik dua spasi. batas pinggir kertas

yang dikosongkan pada tepi kiri (left margin) 4 cm, sedangkan bats

pinggis kertas yang dikosonglan pada tepi atas, bawah dan kanan

adalah 3 cm

3) Pada setiap paragraph baru, ketikan dimulai menjorok (tabbing) dari

garis margin.

b. Penulisan dan Pemenggalan Kata

1) Pemenggalan suku kata mengikuti aturan baku tata bahasa Indonesia.

2) Pada akhir baris, hindari pemenggalan suku kata, baik di awal maupun

di akhir kata, yang hanya terdiri dari satu huruf. Contoh : mempunya-i,

menyadar-I, memaham-i, a-pabila

3) Bilangan bernama seperti Rp,50 , pukul 12.00, tidak boleh dipenggal.

Sementara apabila nama itu ditulis sesudah nama bilangan dn bukan

singkatan, pemenggalan boleh dilakukan, seperti 10 kilometer, 15.000

rupiah.

4) Inisal nama orang tidak boleh dipisah. contoh : R.A (dipisah dari)

Kartini

5) bilangan didalam teks yang trdiri dari satu atau dua kata ditulis penuh

denga huruf. bilanag lebih dar dua kata ditulis angka. contoh : rata-rata

penduduk Indonesia mandi dua hari sekali, jarak Jakarta dan garut 300

kilometer.

6) Persen, tanggal, jumlah uang, nomor rumah, nomor telpon, pecahan

decimal dan bilangan yang disertai singkatan harus ditulis angka.:4%,

22 Desember 1989, Rp. 45.000, 123 km.

7) Kalimat tidak boleh dimulai dengan angka.

4Tim Penyusun, Pedoman akademik Program Strata 1 2012/2013 (Jakarta : UIN Press, 2012), h. 368

25

Page 26: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

8) Judul buku, nama majalah, Koran, jurnal, dan kata asing yang bukan

termasuk kata baku Bahasa Indonesia, diketik miring (italic).Sedangkan

nama asing lembaga tidak.

9) Penulisan nama orang harus sesuai denga tulisan anma mereka5

c. Sistem Penomoran

1) Nomor halaman Bagian Awal pada karya Ilmiah berupa angka

romawi kecil, yaitu i,ii,iii dan seterusnya, dimulai dari halaman Kata

Pengantar dan diletakan di tengah bawah halaman.

2) Pada Bagian Tengah dan Bagian Akhir, dimulai dari Bab

Pendahuluan dan Seterusnya, nomor halaman ditulis pada sudut

kanan atas.

3) Nomor bab ditulis dengan angka romawi besar dan diletakan

ditengahdiatas judul bab . contoh : BAB I, BABII

4) Penomoran selanjutnya sub bab, sub-sub bab dan seterusnya

menggunkan kombinasi angka dan huruf latin

5) Nomot pada catatan kaki dimulai dari nomor 1 pada setiap bab baru.

d. Kutipan Langsung dari Buku atau Artikel.

Yang dimaksud dengan kutipan langsung dari buku atau artikel adalah

pengambilan secara langsung bagian-bagian tertentu tulisan dari

sumberyang digunakan.6ada dua bentuk kalimat yang dikutip langsung,

yaitu kalimat interpolasi dan kalimat elips.

a) Kalimat Interpolasi

merupakan kutipan seperti yang ada kalimat, baik susunan kalimat

dan tanda baca. dalam pengutian kalimat interpolasi, cara penulisan

yang digunakan adalah:

1) ditulis menjorok (tabbing) dalam satu spasi dengan

mencantumkan tanda kutip ganda (“) pada awal dan akhir

kutipan

2) mencantumkan sumber kutipan pada catatan kaki

5Tim Penyusun, Pedoman akademik Program Strata 1 2012/2013 (Jakarta : UIN Press, 2012), h. 3696 Hamid Nasuhi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi), (Jakarta:

CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 201

26

Page 27: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

contoh :

Bagi Yusuf Qardhawi, inilah yang menjadi kekurangan yang

terpenting dalam kebudayaan Barat yang cenderung materialistis

tanpa memberikan perhatian yang besar bagi kehidupan moral

sebagai esensi dari kehidupan. Model penekanan reformasi

kehidupan moral ini merupakan epithet yang penting dalam

gerakan kontemporer di Dunia Islam secara umum.Ungkapan

Qardhawi (seorang tokoh kharismatik gerakan ini) menarik untuk

dikutip.

"Pada dasarnya, kemajuan yang mereka tawarkan sarat

dengan nilai-nilai material. Mereka mampu menerobos

ruang angkasa atau menciptakan bom atom, tetapi mereka

tidak mampu mencapai akhlak dan esensi manusia yang oleh

orang lain dirasakan sebagai kebahagiaan. Bagi kita, nilai-

nilai kemanusiaan yang diperoleh melalui hubungan

harmonis antara ayah dananaknya, antara ibu dan anaknya,

atau antartetangga merupakan esensi hidup."1

b) Kalimat Elips

Merupakan kutipan yang mengambil bagian yang terpenting saja cara

penulisannya adalah: dikutip mengikuti paragraf yang ada dalam spasi ganda

memberikan tanda kutip ganda (") pada awal dan akhir kutipan, dan tiga buah titik

sebelum atau sesudah pengutipan kalimat elips tadi sesuai dengan keperluan.

Contohnya adalah sebagai berikut:

Bagi Yusuf Qardhawi, inilah yang menjadi kekurangan yang terpenting

dalam kebudayaan Barat yang cenderung materialistis tanpa memberikan

perhatian yang besar bagi kehidupan moral sebagai esensi dari kehidupan.

Menurutnya, walaupun "... Mereka mampu menerobos ruang angkasa atau

menciptakan bom atom, tetapi mereka tidak mampu mencapai akhlak dan esensi

manusia yang oleh orang lain dirasakan sebagai kebahagiaan ...”1

e. Kutipan Tidak Langsung dari Buku atau Artikel

27

Page 28: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya mengambil artinya dalam

bentuk saduran, kesimpulan atau parafrase. Pada akhir kutipan kalimat tidak

langsung ini dicantumkan nomor catatan kaki, yang menjelaskan sumbernya.

Contoh kutipan tidak langsung:

Lalu apakah aktivis Islam ini memang sejatinya menyuarakan keinginan untuk

kembali ke model Islam masa keemasan? Hal ini yang sering kali disalahpahami

dari gerakan mereka. Sebab, pilihan ideologi, institusi dan cita-cita yang mereka

perjuangkan merefleksikan orientasi, karakter dan agenda yang sama sekali

modern. Wacana gerakan ini, yang dianggap aneh oleh kelompok yang berbeda

dengan mereka, sesungguhnya rasional, karena mereka mengadopsi bentuk

pengembangan diri, mobilitas sosial dan ekonomi dengan bahasa yang

sepenuhnya modern. Meminjam istilah Foucault, apa yang mereka lakukan

merupakan bentuk technologies of self, yakni melalui pendidikan praktis mereka

mengembangkan diri dan kelompoknya secara swadaya, atau bantuan yang lain,

sejumlah tindakan terhadap diri mereka, ruh, pikiran, prilaku dan jalan hidup yang

mampu mentransformasikan diri mereka untuk mendapatkan kebahagiaan

tertentu, kesucian, kearifan, kesempurnaan dan keabadian, yang dalam hal ini

adalah kemajuan Islam dan masyarakat Muslim.1

f. Penulisan Daftar pustaka

Pada bagian ini dicantumkan bahan-bahan kepustakaan yang perlu

digunakan dalam memperjelas isi bepikir ilmiah.7 Entri sumber disusun secara

alphabet dengan mendahulukan nama belakang penulis, dan informasi lengkap

karyanya. Jika pustaka melebihi satu baris, jarak anta kedua baris adalah spasi

1,5 , sedangkan jika berbeda pustaka spasi 2 Berikut panduan penulisan daftar

pustaka:

NO TIPE ENTRI SISTEM PENULISAN

1 Buku oleh satu orang penulis Nasution, Harun. Falsasah Islam. Jakarta : Bulan

Bintang, 1973.

7 Burhan Bungin., Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta : Prenada Media Grup), h. 230

28

Page 29: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

2 Buku oleh dua penulis. Amal, Taufik dan Pangabean, Samsul. Metode

penelitian. Jakarta : Mizan, 1989

3 Buku oleh tiga penulis atau

lebih.

Abdullah, Taufik. dkk. Sejarah Lokal Indonesia.

Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1976

4 Buku tanpa penulis yang jelas New Life The Working Women. Bostob: Mc-Graw-

Hill, 1987

5 Institusi dan asosiasi sebagai

penulis

Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia. Profil

Organisasi dan Kegiatan Tahunan 2002. Jakarta :

ICMI, 2003

6 Buku yang dicetal Lebih dari

satu kali

Syamsyuri, Istamar. Biologi, edisi ke-3. Jakarta :

Erlangga.

7 Dokumen elektronik dari

internet.

Aedi, Nur. “Metode Penelitian Pendidikan.” artikel

diakses 5 desember 2015 dari

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENEL

ITIAN_PENDIDIKAN/BBM_9.pdf

8 Artikel dalam koran Budiman, Arif. “Moralitas Para Intelektual.”

Kompas. 12 April 2015

9 Skripsi, tesis atau Disertasi Kahfi, Abdullah. “Pengaruh Metode Belajar Inkuiri

terhadap Mata Pelajaran IPA.” Skripsi S1 Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Jakarta., 2004

g. Footnote

Footnote adalah catatan pada kaki halaman untuk menyatakan sumber kutipan,

pendapat buah pikiran, fakta-fakta, atau ikhtisar. Footnote dapat juga brisi

komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan di dalam teks, seperti keterangan

29

Page 30: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

wawancara, pidato di televisi, dan yang sejenisnya. Gelar akademik dan gelar

kebangsawanan tidak disertakan serta nama pengarang atau penulis tidak dibalik.8

Penulisan nomor pada footnoted sesuai dengan nomor kutipan dengan

menggunakan angka Arab, yaitu angka yang berasal dari ejaan Arab yang

sekarang menjadi ejaan internasional (1,2,3, dan seterusnya) yang diketik naik

setengah spasi. Footnote pada tiap bab diberi nomor urut, mulai dari angka 1

sampai dengan selesai dan dimulai dengan nomor satu lagi pada bab-bab

berikutnya.9

a. Nomor Footnote

            Footnote atau catatan kaki diberi nomor sesuai dengan nomor kutipan

dengan menggunakan angka Arab kecil (1, 2, 3, dst.) yang diketik naik setengah

spasi. Footnote pada tiap bab diberi nomor urut, mulai dari angka 1 sampai

dengan selesai dan dimulai dengan nomor satu lagi pada bab-bab berikutnya.

b. Bentuk Footnote

            Dalam footnote urutan penulisannya ada beberapa macam cara. Namun, di

sini hanya disebutkan dua macam cara sebagaimana yang sering digunakan di

mayoritas perguruan tinggi. Cara pertama urutannya adalah sebagai berikut.

1) Nama pengarang koma

2) Nama buku koma

3) Nomor jilid buku (jika ada) koma

4) Nama penerbit koma

5) Nama kota tempat terbit buku koma

6) Tahun penerbitan koma

7) Halaman-halaman yang dikutip atau yang berkenaan dengan teks titik.

Selanjutnya, cara kedua urutannya adalah sebagai berikut.

1) Nama pengarang koma

2) Nama buku koma

3) Nomor jilid buku (jika ada) koma

4) Nama kota tempat terbit buku titik dua

5) Nama penerbit koma

6) Tahun penerbitan koma

8Umum Budi Karyanto, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, hal. 81.9 Ibid

30

Page 31: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

7) Halaman-halaman yang dikutip atau yang berkenaan dengan teks titik.

Contoh:1 Andrew Spencer, Morphological Theory: An Introduction to Word

Structure in Generative Grammar, Blackwell Publishers, Cambridge,

Massachusetts, 1993, h. 81. 

2 Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Penerbit

Nusa Indah, Flores, NTT, 2001, h. 34.

Anda juga bisa menulis footnote dengan cara kedua, yaitu sebagai berikut.

1 Andrew Spencer, Morphological Theory: An Introduction to Word

Structure in Generative Grammar, (Cambridge, Massachusetts: Blackwell

Publishers, 1993), h. 81. 

2Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Flores,

NTT: Penerbit Nusa Indah, 2001), h. 34.

            Pada cara kedua, antara nama kota tempat terbit buku, nama penerbit, dan

tahun terbit ditempatkan di dalam kurung.

c. Footnote  yang Berkaitan dengan Jumlah dan Nama Pengarang

1) Pengarang satu orang (lihat contoh di atas).

2) Pengarang dua atau tiga orang: nama pengarang dicantumkan semua.

Contoh:3 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,

Rineka Cipta, Jakarta, 1995, h. 136.

4 S. Nasution dan M. Thomas, Buku Penuntun Membuat Tesis Skripsi

Disertasi Makalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2002, h. 35.

5D. Edi Subroto, Soenardji, dan Sugiri, Tata Bahasa Deskriptif  Bahasa

Jawa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1991, h. 112.

31

Page 32: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

3) Jika pengarang lebih dari tiga orang yang dicantumkan hanya nama pengarang

pertama dan di belakangnya ditulis et al. atau dkk. et al. asalnya dari et alii

‘dengan orang lain’.

Contoh:6Florence B. Stratemeyer, (et al.), Developing a Curriculum for Modern

Living, Bureau of Publications Teachers College, Columbia University, New

York, 1957, h. 56 - 149.7 Abboud, (et. al), Elementary Standard Arabic.Edisi II, Cambridge

University Press, Cambridge, 1986, h. 28.

4) Jika buku itu merupakan kumpulan karangan, yang dicantumkan hanya nama

editornya, di belakangnya (Ed.) atau (Editor).

Contoh:8John Lyons (Ed.), New Horizons in Linguistics, Cet.V, Penguin Books

Ltd, Great Britain, 1975, h.108.

9 Fauzie Ridjal, Lusi Margiyani, dan Agus Fahri Husein (Ed.), Dinamika

Gerakan Perempuan di Indonesia, PT Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta, 1993, h.

220.

5) Jika tidak ada nama pengarang, yang dicantumkan adalah nama badan,

lembaga, perkumpulan, perusahaan, negara, dan sebagainya yang

menerbitkannya.

Contoh:10 Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Aliyah: GBPP Bidang

Studi Bahasa Arab, Dirjen Binbaga Islam, Jakarta, 1994, h. 1.

6) Jika buku itu merupakan terjemahan, yang dicantumkan tetap nama pengarang

aslinya, dan di belakang nama buku dicantunkan nama penerjemah.

Contoh:

32

Page 33: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

11 Harold H. Titus, Merilyn Smith S., dan Richard T. Nolan, Persoalan-

persoalan Filsafat, alih bahasa Rasjidi H.M., Bulan Bintang, Jakarta, 1984, h.

256.

Catatan:

Kata “alih bahasa” bisa diganti dengan kata “edisi terjemahan oleh” atau

“terjemahan”.

d. Metode Penulisan Footnote

            Footnote dapat diambil dari berbagai macam sumber, seperti dari buku,

majalah, surat kabar, karangan yang tidak diterbitkan, seperti skripsi, tesis, dan

disertasi, interviu (wawancara), dan ensiklopedi.

1) Buku

Contoh:12Andrew Spencer, Morphological Theory: An Introduction to Word

Structure in Generative Grammar, Blackwell Publishers, Cambridge,

Massachusetts, 1993, h. 81. 

13Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa,

Penerbit Nusa Indah, Flores, NTT, 2001, h. 34.

Keterangan:

a. Nomor footnotes jauhnya tujuh pukulan tik dari garis margin teks, yakni

sama dengan permulaan alinea baru. Kalau footnotes terdiri lebih dari dua

baris, baris kedua dan selanjutnya dimulai pada garis margin teks biasa

dengan jarak antarbaris satu spasi.

b. Nama pengarang menurut urutan namanya yang sewajarnya, yakni nama

kecil atau initialnya dan nama akhirnya. Pangkat dan gelar seperti, Drs.,

M.A., Prof., Dr., dan sebagainya tidak usah dicantumkan.

      Kalau pengarang memakai nama samaran, di antara tanda kurung besar

dicantumkan nama yang sebenarnya.

Contoh:

        14 Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah), Sejarah Ummat Islam,

Penerbit Islamiyah, Medan, 1950, h. 47.

33

Page 34: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

c. Nama buku diberi garis bawah atau dicetak miring.

d. Keterangan-keterangan mengenai penerbit: nama, tempat, dan tahun  

penerbitan.

e. Nomor halaman yang bersangkutan.

2) Majalah

Sumber acuan dapat diambil dari artikel atau makalah yang diambil dari

majalah.Nama majalah dicetak miring atau diberi garis bawah, sedangkan judul

artikel dalam majalah tersebut diberi tanda petik ganda.Jika ada nomor majalah,

ditulis dengan angka Arab kecil (1, 2, 3, dan seterusnya) sedangkan jika ada

volume atau edisi majalah ditulis dalam angka Romawi.

Contoh:15 Kusmin, “Gaji Guru antara “Das Sollen dan Das Sein”” Derap Guru

Jawa Tengah, No. 73,  Februari, VII, 2006, h. 27-28.

16 Ahmad Ta’rifin, “Menimbang Paradigma Liberalisme dalam Praktik

Persekolahan”, Forum Tarbiyah: Jurnal Pendidikan Islam STAIN Pekalongan,

No. 1, Juni, III, 2005, h. 123.

3) Surat Kabar

Sumber acuan dapat pula diambil dari artikel atau makalah yang diambil

dari surat kabar atau koran. Nama surat kabar dicetak miring atau diberi garis

bawah, sedangkan judul artikel dalam majalah tersebut diberi tanda petik ganda. 17 Rokhmah Sugiarti, “Meluruskan Mitos Jari-jari Perempuan”, Suara

Merdeka, 29 Mei 2000, h. 7.

4) Makalah18 Din Syamsuddin, “Peranan Golkar dalam Pendidikan Politik Bangsa”,

makalah disampaikan dalam Seminar Nasional  Peranan Pendidikan Islam dalam

Pendidikan Politik di Indonesia yang diselenggarakan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang, Semarang, 19–21 Mei 1996.

34

Page 35: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

5) Karangan yang tidak diterbitkan, seperti skripsi, tesis, dan disertasi. 19 Afdol Tharik Wastono, “Kongruensi dan Reksi dalam Bahasa Arab”,

Tesis Magister Humaniora, Perpustakaan UI Jakarta, 1997, h. 82.atau20 Afdol Tharik Wastono, “Kongruensi dan Reksi dalam Bahasa Arab”,

Tesis Magister Humaniora, Universitas Indonesia, Jakarta, 1997, h. 82.

6) Interview atau Wawancara21Wawancara dengan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 8

April 2004.

7) Pidato di televisi22 Penjelasan A. Latief dalam siaran Pembinaan Bahasa Indonesia melalui

TVRI hari Selasa, 4 Agustus 1987 pukul 20.35 WIB.

8) Komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan di dalam teks

Contoh:

Sehubungan dengan macamnya penyisip itu, teknik sisip dapat dibedakan menjadi

dua jenis, yaitu: (disadur dari Sudaryanto, 1993:68).

(i) teknik sisip pisah atau teknik SP; dan

(ii) teknik sisip tambah atau teknik ST.23

Kalimat yangdikutip tersebut harus ditulis sumbernya dalam footnote,

seperti berikut ini.23 Preferensi penginggrisannya diusulkan (i) “separating interruption

technique” untuk teknik SP dan (ii) “adding interruption technique” untuk teknik

ST.

9) Karangan dalam ensiklopedi.

a. Nama pengarang diketahui. 24 E.E. Kellet, "Spinoza", Encyclopedia of  Religions and Ethics XI 1921,

h. 251.

b. Nama pengarang tidak diketahui.

35

Page 36: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

25 "Katalisator", Ensiklopedia Indonesia I.

c. Mempersingkat Footnote

            Footnote atau catatan kaki tidak usah selalu ditulis dengan lengkap. Jika

suatu sumber telah pernah disebut dengan lengkap, yakni pada pertama kalinya,

footnote yang selanjutnya dapat dipersingkat dengan menggunakan singkatan

ibid., op. cit., dan loc. cit.

1) Pemakaian ibid., op. cit., dan loc. cit.

            Ibid., kependekan dari ibidem 'pada tempat yang sama' dipakai apabila

suatu kutipan diambil dari sumber yang sama, halaman sama atau berbeda dengan

yang langsung mendahuluinya dengan tidak disela oleh sumber lain.

            Op. cit., kependekan dari opere citato 'dalam karangan yang telah disebut

atau dikutip' dipakai apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang sama, tetapi

halaman berbeda dan telah diselingi oleh sumber-sumber lain.

            Loc. cit., kependekan dari loco citato 'pada tempat yang telah disebut atau

dikutip' digunakan apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang sama, halaman

sama dan telah diselingi oleh sumber-sumber lain.10

2) Contoh pemakaian ibid., op. cit., dan loc. cit.

            24 Muhammad Syahrur, Prinsip dan Dasar Hermeneutika Al-Quran

Kontemporer, Elsaq Press, Yogyakarta, 2004, h. 129.

            25Ibid., h. 147 (berarti dari buku yang tersebut di atas).

            26 Fahruddin Faiz, Hermeneutika Al-Qur’an: Tema-tema Kontroversial,

Elsaq Press, Yogyakarta, 2005, h. 102.

            27 Zainab Hasan Syarqawi, Fiqih Seksual Suami-Istri: Kunci Sukses

Menggapai Kebahagiaan Hidup, alih bahasa Hawin Murtadho, Media Insani

Press, Solo, 1951, h. 23.

            28 Fahruddin Faiz, op. cit., h. 109 (buku yang telah disebut di atas).

            29 Zainab Hasan Syarqawi, loc. cit. (menunjuk kepada halaman yang sama

dengan yang disebut terakhir, yakni h. 23).

h. Innote

10Widjono HS.Bahasa Indonesia.Hal. 69-70

36

Page 37: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

Dilakukan ketika penulis mencantumkan sumber kutipan langsung setelah

selesainya sebuah kutipan dengan menggunakan tanda kurung.Sebuah tulisan

ilmiah harus menggunakan salah satu jenis penulisan referensi tersebut, serta

harus konsisten dengan jenis tersebut.Artinya, ketika sebuah tulisan menggunakan

bodynote, maka seluruh referensi dari awal hingga akhir tulisan harus

menggunakan bodynote.Atau, jika seorang penulis menggunakan catatan kaki,

sejak awal hingga akhir tulisan, penulis harus menggunakan catatan kaki untuk

menuliskan referensinya.

Kelebihan catatan tubuh adalah kemudahan bagi pembaca dalam mengecek

sumber sebuah kutipan yang langsung terdapat sebelum atau setelah kutipan

tersebut, tanpa perlu berpindah ke bagian bawah halaman.

Prinsip-prinsip dalam menuliskan catatan tubuh:

a. Catatan tubuh menyatu dengan naskah, hanya ditandai dengan kurung

buka dan kurung tutup.

b. Catatan tubuh memuat nama belakang penulis, tahun terbit buku dan

halaman yang dikutip. Contoh:

1. Nama penulis adalah Arthur Asa Berger, maka cukup ditulis Berger.

2. Nama penulis Jalaluddin Rakhmat, maka cukup ditulis Rakhmat.

c. Terdapat dua cara menuliskan catatan tubuh:

1. Nama penulis, tahun terbit dan halaman berada dalam tanda kurung,

ditempatkan setelah selesainya sebuah kutipan. Jika kutipan ini merupakan

akhir kalimat, maka tanda titik ditempatkan setelah kurung tutup catatan

tubuh. Contoh:

Di titik inilah esensi hegemoni: hubungan di antara agen-agen utama yang

menjadi alat sosialisasi dan orientasi ideologis, yang berinteraksi, kumulatif, dan

diterima oleh masyarakat (Lull, 1995: 31-38).

2. Nama penulis menyatu dalam naskah tulisan, tidak berada dalam tanda

kurung, sementara tahun penerbitan dan halaman berada dalam tanda

kurung. Model ini biasanya ditempatkan sebelum sebuah kutipan. Contoh:

37

Page 38: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

Menurut Lull (1995: 31-38), di titik inilah esensi hegemoni: hubungan di antara

agen-agen utama yang menjadi alat sosialisasi dan orientasi ideologis, yang

berinteraksi, kumulatif, dan diterima oleh masyarakat..11

3. Endnote

Pada teknik endnote, nama pengarang diletakkan setelah bunyi kutipan atau

dicantumkan di bagian akhir narasi, dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan.

b. Menampilkan kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan

tidak langsung.

c. Menulis nama akhir pengarang, tanda koma, tahun terbit, titik dua, dan

nomor halaman di dalam kurung, dan akhirnya diberi titik.12

Contoh:

Pada aspek penguasaan pragmatik, anak dianggap sudah dapat berbahasa

pada waktu ia mampu mengeluarkan kata-kata pertamanya, yaitu sekitar

usia satu tahun. Akan tetapi, sesungguhnya sejak masa-masa awal setelah

kelahirannya, anak mampu berkomunikasi dengan ibunya.Demikian juga

orang-orang dewasa di lingkungannya pun memperlakukan anak seolah-

olah sudah dapat berbicara (Spencer dan Kass, 1970:130).

Pada contoh di atas, notasi ilmiahnya meliputi: Spencer dan Kass,

1970:130. Spencer dan Kass adalah nama akhir pengarang buku yang dikutip,

1970 adalah tahun terbit buku yang dikutip, dan 130 adalah halaman teks yang

dikutip.

Ada beberapa catatan yang perlu diperhatian baik untuk penulisan innote maupun

endnote, antara lain:

1. Jika diperlukan dua buku rujukan untuk kepentingan pendapat tersebut dan

buku-buku itu membicarakan hal yang sama, penampilan kutipannya

sebagai berikut.

Contoh:

11Umum Budi Karyanto, BahasaIndonesia untuk Perguruan Tinggi, hal. 88-8912Ibid., h. 89-90

38

Page 39: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

Selanjutnya, Spencer dan Kass (1970:128) menyatakan bahwa dari

sudut pandang psikolinguistik, pertanyaan yang paling menarik tentang

pemerolehan bahasa anak adalah bahwa pemerolehan bahasa melibatkan

keahlian berbicara (skills of speaking) dan pemahaman (understanding).

Para pakar psikolinguistik harus memilah-milah antara apa yang anak

ketahui tentang bahasa dan ungkapan-ungkapan yang dia ucapkan.

2. Jika diperlukan tiga buku rujukan untuk kepentingan pendapat tersebut

dan buku-buku itu membicarakan hal yang sama, penampilan kutipannya

sebagai berikut.

Contoh:

Bahasa baku memiliki tiga fitur yang sangat urgen, yaitu (1)

kemantapan dinamis, (2) cendekia, dan (3) rasional (Arifin dan Tasai,

2000:19-20; Perum Balai Pustaka, 1993:13; Chaer dan Agustina, 1995:

254).

Perhatikan pula pemakaian tanda titik koma pada endnote di atas.

Tanda titik koma (;) pada endnote di atas, digunakan untuk memberikan

batasan antara notasi ilmiah yang satu dengan notasi ilmiah yang lain.

3. Jika nama pengarang lebih dari tiga orang, yang disebutkan hanya nama

pengarang pertama dengan memberikan et al. atau dkk. (berarti dan

kawan-kawan) di belakang nama tersebut.

Contoh:

            “Jika dirumuskan bagaimana hubungan arsitektur dan arsitek,

Sularso, dkk.(2003:10-11) mengatakan bahwa arsitektur adalah perpadaun

ilmu dan seni, sedangkan arsitek adalah orang yang menciptakan raung

sehingga melahirkan bentuk-bentuk arsitektur yang beraneka ragam.”

            Penggunaan notasi ilmiah relatif berbeda antara satu perguruan tinggi

dengan perguruan tinggi yang lain. Meskipun demikian, pada umumnya mereka

mengacu pada salah satu pedoman penulisan notasi ilmiah yang ada.Bahkan,

biasanya hampir di setiap perguruan tinggi memiliki buku pedoman penulisan

usulan penelitian, skripsi, tesis, atau disertasi.

39

Page 40: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

           Ada dua versi dalam penulisan innote dan endnote.Pertama,

mencantumkan pengarang, tahun terbit, dan halaman teks yang dikutip. Kedua,

hanya mencantumkan nama pengarang dan tahun terbit. Namun, pada umumnya

cara yang pertama lebih banyak digunakan daripada cara yang kedua.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Laporan penelitian adalah informasi yang disampaikan secara tertulis atau

lisan dengan tujuan untuk mengkomunikasikan kesimpulan hasil atau temuan

penelitian dan rekomendasi yang diperlukan.

2. Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi: Penelitian

dasar (basic research) dan Penelitian terapan(applied research)

40

Page 41: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

3. Sistematika penyusunan laporan penelitian terdiri atas tiga bagian utama yag

meliputi bagian awal , bagian substansi (Inti), dan bagian akhir.

4. Bagian depan berisi tampilan pertanggungjawaban

administrasi penulisan, penuntunan yang mengantarkan

pembaca untuk dapat memahami isi laporan.

5. Bagian substansi adalah bagian inti dari laporan. Bagian ini

berisi tahapan tahapan atau langkah-langkah penelitian, yang

sekurang-kurangnya memuat: masalah penelitian, pengkajian

teori, metode penelitian, analisa data, dan penarikan

kesimpulan (inferensi). Sistematika (urutan) dari tahapanatau

langkah penelitian akan mengikuti sistematika jenis penelitian

dalam paradigma (pendekatan) kuantitatif atau kualitatif.

6. Bagian akhir dari skripsi memuat pertanggung jawaban atas

bukti-bukti teoritis atau konsep-konsep serta bukti-bukti

proses penelitian yang telah dilakukan peneliti

7. Notasi ilmiah adalah ilmu tentang sistem lambang (tanda) yang

menggambarkan bilangan nada atau ujaran dengan tanda huruf untuk

mengetahui sumber informasi ilmiah yang dikutip dalam suatu karya ilmiah.

8. Teknik notasi ilmiah laporan penelitian, terdiri atas: Jenis dan ukuran kertas

serta margin pengetikan, Penulisan dan pemenggalan kata, Sistem penomoran,

Kutipan langsung dari buku atau artikel, Kutipan tidak langsung dari buku

atau artikel, Penulisan daftar pustaka, Footnote, Innote, dan endnote.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim .2007..Panduan skripsi jakarta :Fakultas Teknologi informasi Prodi

Tekhnik Informatika Universitas Budi Luhur.

Badudu, J.S. 2003.Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa

Indonesia.Jakarta : Penerbit Buku Kompas.

41

Page 42: Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah

Burhan Bungin., Metode Penelitian Kuantitatif .Jakarta : Prenada Media

Grup,2009

Creswell, John. Research Design : pendekatan kualitatid, kuantitatif dan

campuran.Yogyakarta : Pustaka pelajar. 2013

Karyanto, Umum Budi. 2007. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:

STAIN Press.

Hamid Nasuhi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi), (Jakarta: CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007).

HS. Widjono.. 2005. Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Widiasarana.

Mardalis. 1999.Metodologi Penelitian suatu Pendekatan Proposal.Jakarta:Bumi

Aksara.

Sugiyono.metode penelitian pendidikan : pendekatan kuantitatif, kualitatif dan

R&D. Bandung : Alfabetda. 2012

Tim Penyusun, Pedoman akademik Program Strata 1 2012/2013 (Jakarta : UIN

Press, 2012)

42