sistematika penulisan karya ilmiah

41
Sistematika Penulisan Karya ilmiah i Halaman Judul Halaman judul berisi judul, sub judul, penulis, dan lembaga dimana peneliti atau penulis bernaung. ii Lembar Persetujuan Lembar persetujuan adalah rekomendasi atau persetujuan dari dosen pembimbing bagi penulisan skripsi, thesis atau disertasi, atau lembar persetujuan dari kepala/pimpinan lembaga dimana penulis bernaung. iii Abstraksi Gambaran singkat dari keseluruhan hasil karya ilmiah beserta penjelasan dimana dan bagaimana karya ilmiah itu dilaksanakan. Dalam penulisan abstraksi dibedakan dengan tulisan keseluruhan. Abstraksi biasanya hurufnya lebih kecil, formatnya lain dibanding isi tulisan, penempatannya di halaman depan setelah judul. iv. Kata Pengantar Kata pengantar dari penulis karya ilmiah untuk mengantarkan apa yang akan dibahas dalam karya ilmiah tersebut. v. Daftar Isi Memuat judul-judul isi tulisan lengkap dengan halaman dimana judul tersebut dimuat. Daftar isi ini memudahkan pembaca untuk mengetahui apa saja yang ditulis dalam karya ilmiah tersebut. vi. Daftar Tabel (tentatif) Berupa pemuatan judul-judul dari tabel-tabel (jika ada), yang dipakai untuk melengkapi data dalam tulisan karya iiflmiah. Sama seperti daftar isi, daftar tabel juga menunjukkan dihalaman berapa tabel tersebut dimuat. vii. Daftar Gambar (tentatif) Berisi daftar dari gambar-gambar yang dipakai untuk memperjelas data dalam karya ilmiah. Penulisannya sama dengan daftar isi dan daftar tabel. viii.Daftar Lampiran (tentatif) BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Berisi uraian secara singkat, jelas dan logis dari suatu kegiatan ilmiah. Untuk menjelaskan alasan-alasan teoretik serta faktual, mengapa permasalahan tersebut perlu dijawab melalui kegiatan penelitian. Yang dimaksud dengan alasan teoretik adalah, penjelasan secara konseptual aspek teori dari masalah penelitian. Apakah masih urgen dan relevan, serta untuk mengetahui sejauh mana penelitian yang akan dilakukan itu memberikan pilihan jawaban atau pemecahan terhadap masalah penelitian. Alasan faktual, adalah alasan yang mencangkup dukungan data, informasi,

Upload: aria-nugraha

Post on 21-Oct-2015

170 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Sistematika Penulisan Karya ilmiahi     Halaman Judul      Halaman judul berisi judul, sub judul, penulis, dan lembaga dimana peneliti atau penulis bernaung.ii    Lembar Persetujuan      Lembar persetujuan adalah rekomendasi atau persetujuan dari dosen pembimbing bagi penulisan     skripsi,    thesis atau disertasi, atau lembar persetujuan dari kepala/pimpinan lembaga dimana penulis   bernaung. iii   Abstraksi     Gambaran singkat dari keseluruhan hasil karya ilmiah beserta penjelasan dimana dan bagaimana    karya   ilmiah itu dilaksanakan. Dalam penulisan abstraksi dibedakan dengan tulisan keseluruhan. Abstraksi biasanya hurufnya lebih kecil, formatnya lain dibanding isi tulisan, penempatannya di halaman depan setelah judul.iv.  Kata Pengantar     Kata pengantar dari penulis karya ilmiah untuk mengantarkan apa yang akan dibahas dalam karya ilmiah tersebut.v.   Daftar Isi      Memuat judul-judul isi tulisan lengkap dengan halaman dimana judul tersebut dimuat. Daftar isi ini memudahkan pembaca untuk mengetahui apa saja yang ditulis dalam karya ilmiah tersebut.vi.  Daftar Tabel (tentatif)      Berupa pemuatan judul-judul dari tabel-tabel (jika ada), yang dipakai untuk melengkapi data dalam tulisan karya iiflmiah. Sama seperti daftar isi, daftar tabel juga menunjukkan dihalaman berapa tabel tersebut dimuat.vii. Daftar Gambar (tentatif)     Berisi daftar dari gambar-gambar yang dipakai untuk memperjelas data dalam karya ilmiah. Penulisannya sama dengan daftar isi dan daftar tabel.viii.Daftar Lampiran (tentatif)

BAB I PENDAHULUANLatar Belakang MasalahBerisi uraian secara singkat, jelas dan logis dari suatu kegiatan ilmiah. Untuk menjelaskan alasan-alasan teoretik serta faktual, mengapa permasalahan tersebut perlu dijawab melalui kegiatan penelitian.Yang dimaksud dengan alasan teoretik adalah, penjelasan secara konseptual aspek teori dari masalah penelitian. Apakah masih urgen dan relevan, serta untuk mengetahui sejauh mana penelitian yang akan dilakukan itu memberikan pilihan jawaban atau pemecahan terhadap masalah penelitian.Alasan faktual, adalah alasan yang mencangkup dukungan data, informasi, dan fenomena yang memperkuat adanya suatu kesimpulan bahwa masalah penelitian tersebut sangat fleksibel serta berbobot untuk diiteliti.

Rumusan MasalahAdalah pertanyaan kritis atau argumentasi yang fleksibel yang diambil intinya dari pernyataan atau statement umum dari masalah penelitian. Sebagaimana tercantum dalam latar belakang masalah. Rumusan masalah selalu dibuat dalam bentuk pernyataan yang dapat dioperasionalkan dalam suatu penelitian.

Tujuan PenelitianAdalah uraian ringkas serta jelas tentang tujuan apa yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut. Untuk membuat tujuan penelitian yang lebih mudah dan terarah. Dapat dikaitkan dengan content serta kontek tujuan dengan permasalahan penelitian. Misalnya, masalah penelitian adalah “Sejauhmana masyarakat memahami arti demokrasi di era reformasi ini”, maka tujuan penelitiannya adalah

untuk mengetahui sejauhmana masyarakat memahami arti demokrasi saat ini.

Manfaat Penelitian Uraian tentang manfaat penelitian baik secara teoritis maupun praktis, yang benar-benar dapat disumbangkan dari hasil penelitian ini. Misalnya, untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap demokrasi yang kini tengah berlangsung di Indonesia.

BAB II KERANGKA TEORIBab ini menguraikan hubungan teori yang diterapkan dalam penelitian. Teori tersebut berupa: 

Landasan TeoriTeori adalah seperangkat konstruk atau konsep, batasan dan proposisi yang dapat menyajikan suatu pandangan sistematis, tentang fenomena dalam penelitian dengan merinci hubungan-hubungan antarvariabel. Yang bertujuan menjelaskan serta memprediksikan fenomena tersebut.

Hipotesis Penelitian (tentatif)Hipotesis adalah kesimpulan sementara kerangka pemikiran dari seorang peneliti. Hipotesis biasanya berbentuk pernyataan yang terdiri dari dua variabel atau lebih yang menyatakan hubungan sebab akibat. Hipotesis dapat dianggap sebagai kesimpulan sementara, yang dihasilkan dari renungan-renungan ataas dasar pertimbangan yang masuk akal.

BAB III METODE PENELITIAN1. Jenis Penelitian2. Definisi Konsep & Operasionalisasi Variabel3. Populasi & Sampel Penelitian4. Jenis, Sumber dan Teori Pengumpulan Data5. Teknik Analisis/Pengujian Hipotesis (tentatif) 

BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN1. Gambaran Umum Objek Penelitian2. Deskripsi Hasil Penelitian3. Pengujian Hipotesis (tentatif)4. Interpelasi Hasil Pengujian Hipotesis (tentatif)

BAB V PENUTUP1. Kesimpulan 2. Saran

Daftar PustakaLampiran-lampiran

Cara Penulisan Laporan Ilmiah

Format laporan ilmiah

Ada berbagai macam format penulisan .Namun perbedaan di antara format

format yang ada jangan terlalu dipermasalahkan. Hal yang perlu

diperhatikan adalah:

1. Pembaca dapat memahami dengan jelas bahwa penelitian telah dilakukan tujuan dan hasilnya.

2. Langkah – langkah medannya jelas , agar jika pembaca tertarik dapat mengulang kembali.

Pada dasarnya ada dua bentuk sistematika penulisan ilmiah ,Yaitu

penulisan proposal penelitian dan laporan hasil penelitian . Pada umumnya

sistematika penulisan proposal penelitian danpenulisan laporan penelitian

sebagai berikut :

Bagian awal

1. halaman judul2. Halamn persetujuan dan pengesahan (pada laporan penelitian ,sebelum

halaman kata pengantar dicantumkan intisari /abstrak)3. Halamn kata pengantar atau prakata4. Daftar isi5. Daftar tabel (jika ada)6. Daftar gambar (jika ada)7. Daftar lampiran (jika ada)

Bagian Utama

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah2. Rumusan masalah3. Tujuan penelitian4. Ruang lingkup5. Manfaat penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan teori/ tinjauan teoretis2. Kerangak teori3. Kerangka konsep4. Hipotesis atau pertamyaan penelitian (jika ada hipotesis)

BAB III METODE PENELITIAN ATAU CARA PENELITIAN

Jenis penelitian Populasi sample (untuk penelitian disertai unit penelitian ) Variabel penelitian (untuk penelitian laboratorium / eksperimental,

sebelum variabel penelitian dicantumkan bahan dan alat) Definisi operasioanal variabel atau istilah –istilah lain yang digunakan

untuk memberi batasan operasional agar jelas yang dimahsud dalam penelitian itu.

Desain / rancangan penelitian ( tidak harus , kecuali pada penelitian eksperimental)

Lokasi dan waktu penelitian Teknik pengumplan data. Instrumen penelitian yang digunakan Pengolahan dan Analisis data

Khusus laporan penelitian dilanjutkan dengan bab IV -VI berikut ini :

BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI – RINGKASAN

Bagian Akhir

1. Daftar pustaka

2. Lampiran – lampiran;

Instrumen penelitian Berbagai data sekunder yang diperlukan Anggaran penelitian Jadwal penelitian

Sistematis Penulisan Ilmiah/ PenelitianBAB 1. Pendahuluan

1.1              Latar BelakangLatar belakang adalah dasar atau titik tolak untuk memberikan pemahaman

kepada pembaca atau pendenger mengenai apa yang ingin kita sampaikan. Latar belakang yang baik harus disusun dengan sejelas mungkin dan bila perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung.

1.2              Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah menyangkut spesifikasi isu atau gejala yang hendak dipelajari. Bagian ini juga memuat penegasan bagaimana kita melihat, menduga, memperkirakan, dan menguraikan serta menjelaskan apa yang menjadi masalah.

1.3              Perumusan MasalahPerumusan masalah adalah kalimat Tanya yang tegas dan jelas mengenai apa

pemecahan masalah yang dicari dari permasalahan tersebut.

1.4              Tujuan PenelitianTujuan penelitian adalah Memuat uraian yang menyebutkan secara spesifik maksud

atau tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan. Tujuan penelitian dapat dihubungkan dengan rumusan masalah yang telah dibuat. Rumusan masalah berupa kalimat pertanyaan dan tujuannya ditulis dengan hasil yang ingin dicapai dari rumusan masalah tersebut.

1.5              Manfaat PenelitianSetiap hasil penelitian pada prinsipnya harus berguna sebagai penunjuk praktek

pengambilan keputuan dalam artian yang cukup jelas. Manfaat tersebut baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, manfaat bagi obyek yang diteliti, maupun manfaat bagi peneliti sendiri.

BAB 2. Landasan Teori

            2.1       Deskripsi Teori                                    Deskripsi teori dapat berupa definisi atau proposisi yang menyajikan pandangan

tentang hubungan antar variabel yang disusun secara sistematis, dengan tujuan untuk memberikan eksplanasi dan prediksi mengenai suatu permasalahan.Mengenai teori yang menjadi dasar bagi kita untuk melakukan penelitian ini. Dapat digunakan bermacam teori yang terpenting adalah bahwa teori tersebut sesuai dan relevan dengan penelitian yang dibuat.

            2.2       Kerangka PemikiranKerangka pemikiran menurut Suriasumantri, 1986 dalam (Sugiyono, 2009:92)

mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan.

            2.3       Hipotesis PenelitianHipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih

bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.Ada dua bentuk hipotesis yaitu

   1. hipotesis penelitian; dirumuskan secara naratif berdasarkan kerangka berpikir penelitian & landasan teori yang telah dipilih   2. hipotesis statistik; dirumuskan secara matematis dalam bentuk dua kalimat matematika

BAB 3. Metode Penelitian

            3.1       Waktu dan Tempat PenelitianDalam memilih masalah yang diangkat dalam suatu penelitian, hendaknya

memperhatikan waktu dan tempat yang dibutuhkan dalam penelitian.

            3.2       Pengumpulan Data                                    Menyangkut pemilihan dan penentuan data yang akan dianalisis.

            3.3       Analisis Data                                    Data – data yang terkumpul di pengumpulan data dianalisis. Data-data tersebut

biasanya dalam bentuk teks, dianalisis. Bagian analisis ini biasanya menyangkut klasifikasian dan pengkode-an data. Data yang begitu banyak diringkas begitu jelas dan lugas.

BAB 4. Hasil Penelitian            Pada bagian hasil penelitian, dapat memuat beberapa konten berikut yang pada umumnya terdapat pada laporan hasil penelitian, yakni jabaran hasil penelitian, pengajuan hipotesis yang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya, serta diskusi penelitian.Hasil penelitian ini dapat disajikan dalam berbagai bentuk. Penulisan dapat memilih bentuk penyajian hasil penelitian sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Bentuk penyajian hasil penelitian dapat berupa table, diagram, penjabaran melalui kata-kata.

BAB 5. Simpulan

Daftar pustaka

PENELITIAN KUANTITATIF

BAB IPENDAHULUAN

A.  Latar BelakangPenelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian

dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang terdiri dari banyak bentuk baik survei, eksperimen, korelasi, dan regresi. Beberapa orang mengatakan penelitian kuantitatif jauh lebih mudah dari kualitatif. Namun, hal tersebut tidak bisa dinyatakan dengan pasti karena harus dikembalikan pada bentuk penelitian yang objek yang digunakan. Saat ini masih banyak orang yang belum memahami dengan seperti apa penelitian kuantitatif. Hal ini termasuk penelitian eksperimen yang merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.

Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.

Ukuran sampel untuk survei oleh statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk

mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. pada umumnya, para peneliti mencari ukuran sampel yang akan menghasilkan temuan dengan minimal 95% tingkat keyakinan (yang berarti bahwa jika Anda survei diulang 100 kali, 95 kali dari seratus, Anda akan mendapatkan respon yang sama) dan plus/minus 5 persentase poin margin dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang untuk menghasilkan margin yang lebih kecil dari kesalahan.

B.  Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai

berikut:1.         Apa yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif?2.         Bagaimana jenis dan rancangan dalam penelitian kuantitatif?3.         Bagaimana perumusan masalah dan hipotesis dalam penelitian kuantitatif?4.        Bagaimana variable dalam penelitian kuantitatif?5.        Bagaimana populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif?6.        Bagaimana instrument dan teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif?7.        Bagaimana analisis data dalam penelitian kuantitatif?

C.  TujuanBerdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah

sebagai berikut:1.         Ingin mengetahui definisi penelitian kuantitatif2.         Ingin mengetahui jenis dan rancangan dalam penelitian kuantitatif3.        Ingin mengetahui perumusan masalah dan hipotesis dalam penelitian kuantitatif4.        Ingin mengetahui variable dalam penelitian kuantitatif5.        Ingin mengetahui populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif6.        Ingin mengetahui instrument dan teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif7.        Ingin mengetahui analisis data dalam penelitian kuantitatif

BAB IIPEMBAHASAN

A.  Pendekatan KuantitatifPada pendekatan ini penelitian dimulai dari masalah (problem) dan landasan teori.

Dari masalah tersebut dibuat rumusan hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis selanjutnya dilakukan verifikasi dengan data atau fakta melalui observasi. Fakta dikumpulkan secara sistematis sesuai dengan perencanaan, selanjutnya dianalisis dan ditarik suatu kesimpulan. Logika yang digunakan untuk menarik kesimpulan dengan logika deduktif (umum ke khusus). Penelitian dengan cara ini umumnya melakukan verifikasi atau membuktikan teori-teori yang sudah ada.[1]

Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistic. Penelitian yang sering menggunakan cara ini adalah eksperimen dan survey.[2] Penelitian Kuantitatif  adalah sebuah proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.[3] Metode Kuantitatif  bertumpu sangat kuat pada pengumpulan data berupa angka hasil dari pengukuran. Karena itu data yang terkumpul harus diolah secara statistik agar dapat ditaksir dengan baik. Penelitian Kuantitatif ini digunakan untuk meneliti data-data yang berupa angka atau mengacu pada kuantitas berdasarkan statistik.

B.  Jenis Dan Rancangan Dalam Penelitian Kuantitatif

Secara garis besar berdasarkan metodenya penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu:[4]

1.        Penelitian EksperimentPenelitian eksperimen pada dasarnya ingin menguji suatu sebab dan akibat dengan jalan memberikan perlakuan tertentu kepada subyek yang diteliti. Ada tiga rancangan eksperimen:a.    Pre eksperimental (Pra eksperimental)Rancangan ini hanya menggunakan kelompok eksperimen saja tidak menggunakan kelompok control dan sampel diambil tanpa menggunkan randomisasi.b.    Eksperimental murni (true eksperimental)Rancangan ini memenuhi semua persyaratan penelitian eksperimental, ada kelompok control dan randomisasi.c.    Eksperimen semu (quasi eksperiment)Pemilihan sudyek pada rancangan ini tidak dilakukan secara random. Rancangan ini sering kali digunakan melakukan eksperiment dibidang pendidikan khususnya eksperiment di dalam kelas.

2.         Non eksperimentYang termasuk dalam jenis penelitian non eksperiment adalah:a.    Rancangan ekspose faktoRancangan ini dipakai apabila keinginan untuk menentukan hubungan antar variable tidak dapat dilakukan dengan cara eksperimen, karena variable bebas telah bekerja dan telah menimbulkan pengaruh terhadap variable tergantung (akibat). Berikut ini rancangan ekspose fakto yang sering digunakan:

1)   Correlation studiesRancangan ini sangat sederhana, dua set skor dikumpulkan, satu set untuk satu variable yang dicakup dalam penelitian dihubungkan dengan variable lainnya. Selanjutnya dihitung

koefisien korelasi untuk menunjukkan kekuatan hubungan antar variable. Teknik statistic yang sering digunakan adalah koefisien korelasi, regresi, dsb.2)   Causal comparative studies

Rancangan penelitian ini sederhana. Peneliti memilih dua kelompok subjek yang berbeda

dalam variable bebas, mengukur untuk variable tergantung pada semua subyek dalam kedua

kelompok tersebut. Uji statistik yang sering digunakan adalah t-test, kai-kuadrat, analisis

varian dsb.b.    Penelitian deskriptifPenelitian deskriptif berkenaan dengan pengumpulan data untuk mendeskripsikan apa dan bagaimana suatu fenomena sebagaimana waktu penelitian dilakukan. Rancangan yang termasuk jenis ini adalah:1)   Penelitian surveyPada dasarnya rancangan survey ini hampir sama dengan rancangan correlational studies dan causal comparative. Peneliti mengumpulkan data dari sampel untuk satu atau lebih variable. Selanjutnya diolah menjadi distribusi frekuensi, tandensi central, variabilitas untuk mendeskripsikan sampel atau populasi tiap-tiap variable.

C.  Rumusan Masalah Dan Hipotesis Dalam Penelitian Kuantitatif1.           Rumusan MasalahMasalah adalah kesenjangan antara teori dan praktek, antara harapan dan kenyataan. Sumber persoalan dapat berasal dari observasi, berpikir ilmiah, pengalaman praktek, laporan penelitian, isu yang sedang hangat, forum ilmiah, maupun kajian-kajian teoritis. Jenis masalah ada tiga yaitu:[5]

a)           Problem untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomenab)           Problem untu membandingkan dua fenomena atau lebih (problem komparasi)c)           Problem untuk mencari hubungan antara dua fenomena (problem korelasi) ada dua yaitu sejajar dan sebab akibat.

Kriteria evaluasi masalah adalah dapat memberi sumbangan kepada pengetahuan di

bidang pendidikan, dapat melahirkan masalah baru, dapat diteliti, sesuai dengan peneliti

( menarik bagi peneliti, memberikan semangat, bidang yang dikuasai peneliti, dapat

dilaksanakan dalam situasi dan kondisi peneliti, waktu dan dana tersedia).[6]

Rumusan masalah yang baik mempunyai cirri-ciri: menunjukkan hubungan dua

variable atau lebih, tidak menimbulkan makna ganda dan dapat diuji secara empiric.

2.           HipotesisHipotesis penelitian adalah dugaan yang perlu diverifikasi atau dibuktikan benar

salahnya, yang menawarkan kemungkinan pemecahan masalah berkenaan dengan topic yang sedang diteliti. Cirri-ciri hipotesis yang baik adalah jelas, menyatakan dugaan hubungan antar variable, dapat diuji secara empiris, konsisten dengan pengetahuan yang ada, dinyatakan sesederhana dan sesingkat mungkin.[7]

Hipotesis statistic dinyatakan dalam bentuk hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative. Hipotesis nol menyatakan tidak ada perbedaan atau hubungan antar variable, dan sebaliknya. Dalam uji statistic yang diuji adalah Ho, jika Ho ditolak maka Ha diterima. Hipotesis alternative biasanya sesuai dengan hipotesis penelitian. Jika hipotesis ditolah bukan berarti gagal tetapi disebabkan,antara lain: landasan teori kuarng tepat, sampel kurang representative, inetrumen kurang valid dan reliabel, rancangan penelitian kurang tepat, salah hitung, kurang tepat memilih variable, dan ada variable lain yang lepas dari perhatian peneliti.[8]

D.  Variable Dalam Penelitian Kuantitatif

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah objek penelitian,

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.a.    Hubungan antar variable

1)   Hubungan simetris Adalah hubungan variable yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi variable lain.2)   Hubungan Timbal balik Adalah hubungan dimana suatu variable dapat menjadi sebab dan juga sebagai akibat dari variable lainnya.3)   Hubungan Asimetris Adalah variable satu mempengaruhi variable lainnya.b.    Klasifikasi variable1)    Variable terikat adalah variable yang besarnya tergantung dari variable bebas, dan diukur

untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variable bebas.2)    Variable bebas adalah factor yang menjadi pokok permasalahan yang akan diteliti, yang

diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh pelaku eksperimen untuk menentukan hubungan dengan fenomena yang diamati.3)    Variabel moderator adalah variable yang penting namun tidak diutamakan, yang diukur,

dimanipulasi atau dipilih oleh pelaku eksperimen untuk mengungkap apakah factor tersebut mengubah hubungan antar variable bebas dan terikat.4)    Variable control adalah variable yang dikendalikan, dibuat sama antar kelompok yang

diteliti.5)    Variable antara adalah apabila suatu variable yang ingin diketahui pengaruhnya terhadap

variable terikat ternyata tidak dapat diukur karena terlalu abstrak.c.     Pengukuran variable1)    Skala nominal bersifat kategorial, tidak menunjukkan kuantitas. Contohnya jenis kelamin

laki-laki perempuan. Statistic yang banyak memakai skala ini adalah statistik non parametric seperti kai-kuadrat, koefisien korelasi lamda dsb.2)    Skala ordinal adalah data yang disusun tidak hanya berdasarkan kategori saja, tetapi juga

jenjang. Contohnya SD, SMP, SMA. Hasil pengukuran ini dapat dianalisis dengan variabilitas, spearman rho, dsb.3)    Skala interval adalah skala pengukuran tidak hanya menunjukkan hubungan kuantitatif

dalam jenjang, tetapi juga interval yang sama. Tidak mempunyai nol mutlak, seperti Indeks Prestasi, suhu udara dsb. Tekniik statistic yang dipakai adalah t-test, anava, regresi dsb.

4)    Skala rasio adalah jika angka menunjukkan jenjang, mempunyai interval sama,

mempunyai nilai nol mutlak. Seperti jumlah penduduk, tinggi, berat dsb.

E.  Populasi Dan Sampel Dalam Penelitian Kuantitatif

Populasi adalah sekelompok orang yang menjadi sasaran  studi. Populasi penelitian

adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Sampel

penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.[9]

Teknik pengambilan sampel ada dua, yaitu probability sampling dan non probability

sampling. Pada random sampling tiap individu mempunyai kesempatan yang sama menjadi

sampel. Pada non random sampling kesempatan tiap individu untuk menjadi sampel tidak

sama. Yang termasuk random sampling adalah:

a)    Sampling acak sederhana digunakan untuk populasi homogeny. Bisa dilakukan dengan

lotre atau undian.

b)   Sampling acak sistematik digunakan untuk populasi homogeny. Pertama dengan random

sampling kemudian ditentukan secara sistematis. Misalnya bilangan genap atau ganjil saja.

c)    sampling acak strata digunakan untuk populasi heterogen, yang didalamnya ada strata

homogeny.

d)   Sampling acak klaster digunakan untuk populasi heterogen. Dalam populasi heterogen ini

terdapat kelompok-kelompok yang didalamnya terdapat populasi heterogen.

Besarnya sampel pada penelitian kuantitatif biasanya diambil dengan menggunakan

rumus n = 

F.   Instrument Dan Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kuantitatif1.    Instrument penelitiana)    Angket

Angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi

dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti. Responden

ditentukan berdasarkan teknik sampling. Suharsimi  menggolongkan angket sebagai berikut:[10]

1)   Berdasarkan cara menjawab dibedakan menjadi dua yaitu angket terbuka dan angket

tertutup.-       Angket terbuka digunakan jika peneliti ingin mengetahui pendapat responden seluas-

luasnya atas hal-hal yang menjadi pokok kajian. Kelemahannya adalah analisis datanya sulit.-       Sedangkan angket tertutup peneliti menyediakan jawaban-jawaban yang akan dipilih oleh

responden untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Ada dua jenis skala untuk menyediakan jawaban, yaitu skala likert dengan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju, ragu-ragu dsb. Sedangkan skala guttman menggunakan dua jawaban tegas, ya tidak, benar salah, setuju tidak setuju dsb. [11]

-       Angket campuran adalah selain ada pertanyaan tertutp juga ada pertanyaan terbuka.

2)   Berdasarkan dari jawaban yang diberikan dibedakan menjadi dua yaitu angket langsung

(yang langsung diberikan peneliti kepada responden untuk diisi) dan angket tidak langsung

(angket yang diberikan kepada orang lain, dan orang lain tersebut diminta pendapatnya

tentang si terteliti).[12]

3 )   Dipandang dari bentuknya dibedakan menjadi empat yaitu angket pilihan ganda,

isian, check list, dan rating scale.

b)   WawancaraWawancara dalam penelitian kuantitatif biasanya berfungsi untuk menguji kebenaran dari teknik angket dan observasi. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[13] Ada tiga bentuk  wawancara(1) wawancara berpedoman yakni wawancara yang dipersiapkan dan direncanakan dengan menggunakan pedoman tertentu sehingga wawancaranya tidak menyimpang dari tujuan,(2)  wawancara terpusat adalah ditujukan pada orang-orang tertentu yang ada hubungannya dengan subyek penelitian,(3) wawancara berulang adalah dilakukan untuk mengetahui perkembangan yang terjadi.[14]

c)    TesTes merupakan alat yang sering digunakan di bidang pendidikan baik dalam bentuk tes obyektif, subyektif, maupun tes-tes psikologi untuk anak. Tes digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang penguasaan pengetahuan.

2.    Validitas dan reliabilitas

Untuk mendapatkan data yang akurat maka instrument angket yang dipakai

harus  diuji validitas dan reliabilitas.a)    Uji ValiditasInstrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable. Menurut Suharsimi (1998:160) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memilili validitas rendah. Validitas eksternal untuk mengetahui validitas instrumen dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut:

Sedangkan validitas internal adalah untuk menguji validitas tiap item instrument adalah

dengan mengkorelasikan antara skor-skor tiap item dengan skor total keseluruhan instrument.

Item dikatakan valid, jika  dan sebaliknya.[15] Untuk mengetahui validitas

instrument juga bisa digunakan program SPSS 16.0 for windows.

b)   Uji ReliabilitasSedangkan di bagian lain Suharsimi (1998:170-171) menerangkan reliabilitas adalah instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang reliable berarti instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bias dipercaya. Ada dua cara menguji reliabilitas eksternal yaitu:-       Teknik parallel

Teknik ini digunakan dengan cara membuat dua jenis kuesioner yang sama-sama diujicobakan kepada sekelompok responden saja, kemudian hasil dua kali test tersebut dikorelasikan dengan korelasi product moment.-       Teknik ulang

Teknik ini digunakan dengan cara peneliti membuat satu jenis instrument yang diujicobakan kepada sekelompok responden dan hasilnya dicatat. Selang waktu 15-30 hari diadakan ujicoba lagi pada responden yang sama. Hasil pengukuran pertama dikorelasikan dengan hasil pengukuran kedua dengan korelasi product moment.

Sedangkan reliabilitas internal, yaitu menganalisis data dari satu kali hasil uji. Tehnik yang

dipakai antara lain adalah tehnik belah dua (split-half-method) dengan rumus Spearman-

Brown:

 = 

Caranya terlebih dahulu angket dibagi menjadi dua bagian, misalnya ganjil dan genap.[16] Setelah itu dilakukan perhitungan dengan SPSS 16.0 for windows.

3.    Sumber data

Data primer yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan oleh peneliti dari

sumber pertama. Misalnya hasil tes, wawancara. Sedangkan Data sekunder yaitu data yang

dikumpulkan, diolah, dan disajikan oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi

atau jurnal.[17]

4.    Teknik pengumpulan data

Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data sama halnya dengan instrument yang

dipakai yaitu, angket, wawancara, tes, dan ditambah dengan observasi.a)    ObservasiAdalah pengamatan dan pencatatan suatu objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Ada tiga jenis observasi:[18]

1)   Pengamatan partisipatif

Peneliti mengambil bagian dalam kegiatan subjeknya. Misalnya dalam kegiatan diskusi kelas.

2)   Pengamatan sistematis

Pelaksanaanya focus pada yang ingin diteliti melalui pengamatan yang telah disusun secara

rinci berdasarkan kategori masalah yang ingin diteliti. Misalnya aktivitas anggota OSIS,

peneliti menyediakan alat evaluasi non tes.3)   Pengamatan eksperimental

Mengamati gejala-gejala perubahan yang muncul sebagai akibat perlakuan yang diberikan

peneliti terhadap subjek. Biasanya pengamatan ini dilakukan secara sistematis namun tidak

partisipatoris. Misalnya pengaruh tingkat pendidikan dengan kewibawaan Kepala Sekolah

dalam memimpin rapat.

Alat observasi:a)    Anecdotal record adalah catatan kejadian selama observasi berlangsung

b)    Check list adalah table untuk mengetahui aktivitasc)    Rating scale adalah observasi terhadap subjek dengan tingkatan kemampuan/penampilan tertentu.

G.  Analisis Data

Berdasarkan kesimpulan yang diambil, statistic dapat dibedakan menjadi dua bagian:1.    Statistik deskriptifAntara lain mengkaji distribusi frekuensi, mean, median, modus, range, standar deviasi, varian.2.    Statistic inferensialMempunyai dua fungsi yaitu untuk estimasi (perkiraan) dan menguji hipotesis.

Berdasarkan distribusi dan skala datanya statistic dapat dibedakan menjadi dua

bagian:[19]

1.    Statistic parametricAdalah uji statistic yang menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter populasi yang merupakan sumber sampel penelitiannya. Misalnya pengamatan random, distribusinya normal (uji normalitas), skala datanya minimal interval, variannya homogeny (uji homogenitas).2.    Statistic non parametricAdalah uji statistic yang tidak menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter populasi yang merupakan sumber sampel penelitiannya. Sebagian besar diterapkan untuk skala data ordinal dan nominal.

Baik statistic parametric maupun non parametric dibagi menjadi dua golongan:a)    Teknik komparasi

Uji beda t-testSyaratnya: skala data interval/rasio, distribusi normal. Untuk menguji perbedaan dua mean dua kelompok.-                 One sample test

Contoh: Ketua STAIN mengatakan IPK mahasiswa rata-rata di atas 3,00. Peneliti membuktikan dengan mengambil sample 10 mahasiswa.-                  Dependent sample test

Contoh: Guru meneliti perbedaan prestasi belajar siswa ketika menggunakan metode ceramah kemudian metode diskusi.

-                 Independent sample test

Contoh: guru meneliti perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan perempuan.b)   Teknik korelasi

Korelasi product momentSyaratnya: skala data interval/rasio, distribusi normal. Untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antara dua variable. Contoh: meneliti hubungan antara tingkat pendidikan dengan produktivitas kerja seorang guru.

BAB IIIPENUTUP

Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan

dianalisis dengan teknik statistic. Penelitian kuantitatif ada dua macam yaitu eksperimen dan

non eksperiment. Penelitian eksperimen dibagi menjadi tiga yaitu pra ekperiment, semu dan

murni. Sedangkan non eksperiment dibagi menjadi dua yaitu ekspose fakto dan deskriptif.

Masalah adalah kesenjangan antara teori dan praktek, antara harapan dan kenyataan.

Hipotesis penelitian adalah dugaan yang perlu diverifikasi atau dibuktikan benar salahnya,

yang menawarkan kemungkinan pemecahan masalah berkenaan dengan topic yang sedang

diteliti. variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian. Populasi adalah sekelompok orang yang menjadi sasaran  studi. Sedangkan sampel

adalah bagian dari populasi. Teknik pengambilan sampel ada dua, yaitu probability sampling

dan non probability sampling. Instrument penelitian terdiri dari angket, wawancara, tes yang

perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Sedangkan yang termasuk teknik pengumpulan data

adalah observasi, angket, wawancara, tes.

Berdasarkan distribusi dan skala datanya statistic dapat dibedakan menjadi dua bagian

yaitu Statistic parametric dan non parametric. Baik statistic parametric maupun non

parametric dibagi menjadi dua golongan: Teknik komparasi dengan Uji beda t-test dan Teknik

korelasi dengan Korelasi product moment.

DAFTAR RUJUKAN

Ary, Donald, dkk. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. terj., Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional.

Iskandar, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: GP Press.

Melong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002)

Nisfiannoor,  Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik Modern Untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Sudarmanto, Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudijono, Anas. 1987. Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suharsimi Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

________________.  2002.  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rajawali PerssSusilo, Herawati, Metode Penelitian Pendidikan Penelitian, Bahan Ajar Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang, Dirjen PT Proyek Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi, Depdiknas, 2003

Yuswianto. Paradigma Positivistik. Makalah Pelatihan Penelitian Dosen PTAI se-Jawa Timur, UIN Malang. 28 Oktober s/d 8 Desember 2007

Zainuddin, M. dan Walid, Muhammad. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi. Malang: Fakultas Tarbiyah.

[1] Yuswianto, Paradigma Positivistik. Makalah Disampaikan Dalam Pelatihan Penelitian Tahun 2007 Bagi Dosen PTAI Se-Jawa Timur, Lembaga Penelitian Dan Pengembangan UIN Malang. Malang, 28 Oktober S/D 8 Desember 2007.

[2] Herawati Susilo, Metode Penelitian Pendidikan Penelitian, Bahan Ajar Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang, Dirjen PT Proyek Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi, Depdiknas, 2003, Hal. 11

[3] Margono, Metode Penelitian Pendidikan ( Jakarta : Rineka Cipta, 2003 ) Hlm.105

[4] Yuswianto, Op. Cit[5] Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta : Rineka Cipta : 1998)

Hlm. 131[6] Ari Donald Dkk. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Terj., Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional.

[7] Ari Donald, Op. Cit

[8] Yuswianto, Op. Cit[9] Suharsimi, Op. Cit. hal. 115-117[10] Suharsimi, Op. Cit. 140-141

[11] Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kuantitatif Dan Kualitatif) (Jakarta: GP Press, 2009), Hlm. 82-83

[12] Yuswianto, Op. Cit

[13] Lexy j. Melong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002),Hlm. 135

[14] Yuswiyanto, Op.Cit., Hlm 4[15] Anas Sudijono, Statistik Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1987), Hlm. 190-195

[16] Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linear Ganda Dengan SPSS (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), Hlm. 89-99

[17] M. Zainuddin Dan Muhammad Walid, Pedoman Penulisan Skripsi (Malang: Fakultas Tarbiyah, 2008), Hlm.20

Makalah Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif  - 

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangBanyak sekali bentuk dan cara penulisan karya ilmiah yang kita temui. Bentuk luasnya

bisa berbeda, namun jiwa dan penalarannya adalah sama. Atas dasar itu yang paling penting adalah bukan mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya, melainkan memahami dasar pikiran yang melandasinya. Pemilihan bentuk dan penulisan merupakan masalah selera dan preferensi perorangan maupun lembaga dengan memperhatikan berbagai factor lainnya, seperti masalah apa yang sedang dikaji, siapakah pembaca tulisan ini dan dalam rangka kegiatan ilmiah apa akan disampaikan.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka untuk menyeragamkan tata cara penulisan tersebut, maka perlu diterbitkan pedoman penyusunan usulan penelitian maupun Skripsi. Hal ini dilakukan supaya pembaca mempunyai persamaan persepsi terhadap istilah atau terminologi yang berkaitan dengan penulisan skripsi.

Berbagai macam definisi penelitian-penelitian dinyatakan oleh banyak penulis. Secara umum penelitian dapat didefinisikan sebagai kegiatan manusia dalam rangka memperoleh pengetahuan secara sistematik dengan menggunakan alat-alat dan cara-cara tertentu. Secara luas suatu penelitian dapat berarti menemukan teori baru dengan menggugurkan teori lama, menambahkan sesuatu yang baru pada teori lama, atau benar-benar menemukan sesuatu yang baru yang belum ada sebelumnya.

Suatu penelitian ilmiah dapat menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan alat uji statistik, maupun matematik yang sering disebut sebagai analisis deskriptif kuantitatif, sedangkan pendekatan kualitatif lebih mendasarkan pada penalaran logis (logical reasoning), pemahaman interpretasi terhadap obyek penelitian[1]. Bahkan pada saat ini sesuai dengan perkembangannya pendekatan kuantitatif ini tidak ada artinya sama sekali bila tanpa menggunakan pendekatan analisis kualitatif

BAB IIPEMBAHASAN I

PENGERTIAN DAN PERBEDAANPENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

A. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif Dan KualitatifMetode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang

tradisional dan metode baru; metode positivistic dan metode postpositivistic, metode scientific dan artistic, metode konfirmasi dan temuan. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistic, scientivic dan metode discovery. Selanjutnya metoda hase kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic dan interpretive research. [2]

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/ empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, Karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. [3]

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena popularitasnya belum lama, metode ini dinamakan postpositivistik Karena berlandaskan pada filsafat post positifisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistic, Karena proses penelitian lebih bersifat seni(kurang terpola),dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan.metode penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,analisis data bersifat kuantitatif/statistic,dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh di tetapkan.[4]

Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah(natural setting);di sebut juga metode etnographi,karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya;disebut metode kualitatif,karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.B. Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif

Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif.  Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka. Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya.

Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kualitatif dengan kualitatif seperti berikut ini :[5]

1.      Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya. Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif  emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.

2.      Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif  bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya. Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka,

kemudian para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau teori.3.      Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.4.      Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.5.      Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.6.      Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data. Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju ( snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.7.      Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden,  life story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.8.      Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden.9.      Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukanemik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.10.  (Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.11.  Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi lebih

terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau kuesioner.12.  Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.

BAB IIIPEMBAHASAN II

KERANGKA PENELITIAN  KUALITATIF DAN KUANTITATIFA. Kerangka Penelitian Kualitatif

Kerangka penelitian merupakan kerangka dasar yang melandasi dilakukannya suatu penelitian, terutama sebagai landasan pemilihan masalah dan metode penelitian yang akan digunakan dalam rangka penulisan skripsi/Tesis[6]. Kerangka penelitian terdiri dari 4 (empat) bab seperti akan diuraikan berikut ini. Hal-hal yang akan dipaparkan di bawah ini mengacu pada format penelitian kualitatif. Aspek-aspek atau sub bab yang diuraikan dalam format ini merupakan bagian yang wajib ada. Format kualitatif ini tidak menutup kemungkinan adanya penambahan sub bab-sub bab yang diperlukan , seperti penjelasan judul, pembatasan masalah dan lain-lain.1.      BAB I : PENDAHULUAN1.1  Latar Belakang Masalah

Bagian ini berisi penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian ini dipandang menarik, penting dan perlu diteliti. Juga berisi letak masalah yang akan diteliti dalam konteks permasalahan yang lebih besar/luas, serta peranan hasil temuan dalam pemecahan masalah yang lebih besar tersebut.

Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas substansi permasalahan (akas permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan atau pernyataan penelitian. Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:1)      penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diteliti itu penting dan menarik. Alas an tersebut dapat berupa preposisi atau hasil pengamatan awal.2)       Beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan pula bahwa masalah yang diteliti belum pernah diteliti orang lain, apabila sudah pernah diteliti, harus djelaskan mengapa harus diteliti ulang dan dijelaskan apa perbedaan otentik penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang sudah dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah.Rumusan masalah adalah rumusan yang spesifik berupa pertanyaan atau pernyataan

penelitian dan bilamana perlu sebelumnya dibuat identifikasi masalahyang akan diteliti. Rumusan masalah umumnya disajikan terpisah dari latar belakang masalah. Dalam penelitian sastra dapat pula digunakan istilah fokus penelitian.

1.3 Tujuan Penelitian. rumusan tentang tujuan umum dan atau tujuan khusus yang ingin dicapai dalam

penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah.1.4 Manfaat Penelitian.

Berisi manfaat hasil penelitian, baik dalam pengembangan teori maupun aplikasi. Rumusan manfaat penelitian mampu memberikan gambaran bahwa hasil penelitian yang akan dicapai itu memiliki kontribusi terhadap perkembangan keilmuan atau kesenian sesuai dengan lingkup yang dikaji dan/atau memberikan jalan keluar permasalahan dalam kehidupan.

1.5 Asumsi (tidak wajib ada)Asumsi penelitian merupakan pernyataan singkat tentang hubungan antar dua variabel

atau lebih, dirumuskan secara operasional dan bisa diuji secara empiris.1.6 Landasan Teori

Isi landasan teori hendaknya berkaitan dengan permasalahan yang diteliti serta mampu memberikan gambaran tentang landasan teoritis dan metodologis terutama sebagai basis analisis data penelitian. Bahan yang dikaji antara lain bersumber dari buku, makalah ilmiah

dan jurnal, makalah seminar, kebijakan, undang-undang, hasil penelitian, serta informasi dari media massa dan internet.

Landasan teori berisi hal-hal berikut:i.     Tinjauan tentang hasil-hasil penelitian terdahulu atau hal-hal lain yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.ii.   Landasan teoritik yang merupakan pedoman dalam pemecahan masalah dan rumusan masalah penelitian dalam landasan teoritik, peneliti tidak hanya merangkai teori, tetapi juga mendiskusikan teori dan mengambil keputusan teori yang mana yang dipakai dalam penelitian.

1.7 Metode PenelitianDalam bagian ini diuraikan tentang rencana kegiatan penelitian di lapangan. Hal-hal

yang diuraikan dalam metode penelitian adalah sebagai berikut:1.7.1 Jenis Penelitian

Bagian ini mengemukakan tipe penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk menemukan pengetahuan tentang suatu fenomena (Taxonomical) ataukah bertujuan untuk menemukan teori-teori suatu ilmu (Theoritical). Apabila ditinjau aspek pendekatan penelitian dapat dijabarkan jenis penelitian kualitatifatau kuantitatif. Jenis penelitian juga dijabarkan berdasarkan pendekatan analisis yang ditetapkan, misalnya pendekatan sosiologi sastra, stilistika, kajian semantik, kajian isi,dan lain-lain.

1.7.1 Data atau sumber dataBerisi uraian secara rinci mengenai objek yang dikaji dalam penelitian (untuk

penelitian kuantitatif digunakan istilah populasi dan sampel). Sumber data dapat berupa teks sastra lisan, novel atau teks lama pada bidang sastra, atau teks karangan siswa, teks wacana, dan lain-lain pada bidang bahasa.

1.7.2 Teknik Pengumpulan DataBagian ini mengemukakan metode dan instrumen apa yang digunakan peneliti untuk

pengumpulan data guna memperoleh fakta-fakta yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk itu harus ada penyesuaian antara masalah yang hendak dipecahkan dengan metode pengumpulan data yang akan dikumpulkan.

Teknik pengumpulan data tidak hanya menjelaskan definisi teknik, tetapi menjelaskan mengapa teknik tersebut diperlukan dan menjelaskan fungsi teknik dalam mendukung terkumpulnya data yang diperlukan dalam penelitian.           

1.7.3 Teknik Analisis DataBagian ini mengemukakan metode analsis data yang akan digunakan peneliti untuk

memecahkan masalah penelitian yang sudah ditetapkan. Analisis data disesuaikan teori yang digunakan, tujuan penelitian, dan jenis data.  (Batas Proposal penelitian)2.       BAB II : GAMBARAN UMUM PENELITIAN/PENGARANG DANKARYANYA

Gambaran umum penelitian berisi tentang deskripsi seputar objek peelitian, seperti lokasi penelitian, karakteristik objek penelitian, dan lain-lain. apabila menyangkut karya, maka dalam bab ini dijelaskan tentang identitas pengarang secara jelas dan perjalanan hidupnya serta karya-karyanya.3.      BAB III: ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Analisis objek atau sumber data yang diteliti sesuai dengan rumusan masalah dan teori yang dipakai dalam landasan teori.4.      BAB IV : SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan yang merupakan bab terakhir dari teks, harus mengemukakan secara singkat apa yang diperoleh dari penelitian. Sinpulan harus sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. Secara sederhana, simpulan merupakan jawaban singkat dari pertanyaan rumusan

masalah. Penulis harus dapat membedakan antara dugaan, penemuan, dan kesimpulan. Disini iapun dapat menyarankan sesuatu untuk diteliti lebih lanjut.

Sedangkan saran memuat masukan dari peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan objek atau subjek yang diteliti. Selain itu, saran dapat juga berisi himbauan bagi peneliti lain yang serupa tentang hal-hal yang perlu dikembangkan dalam analisisnya. [7]B. Kerangka Penelitian Kuantitatif

Hal-hal yang disajikan dalam laporan penelitian kuantitatif pada umumnya bersifat kompleks; mulai dari isi kajian terhadap berbagai teori yang bersifat substantif dan mendasar kepada hal-hal yang bersifat operasional teknis [8]. Karena kompleksitas materi yang disajikan, maka laporan penelitian kuantitatf perlu diatur sedemikian rupa sehingga pembaca laporan dapat dengan mudah menemukan setiap bagian yang dicarinya dan dapat memahaminya secara tepat.

Laporan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi terutama ditujukan untuk dikonsumsi oleh masyarakat akademik. Laporan untuk masyarakat akademik cenderung bersifat teknis, berisi lengkap tentang apa yang diteliti, mengapa hal itu diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian. Isinya disajikan secara lugas dan obyektif. Format laporan cenderung baku, mengikuti ketentuan dari perguruan tinggi atau kelompok masyarakat akademik.1.      BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahuluan ini pada dasarnya memuat (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) asumsi dan keterbatasan penelitian, dan (6) batasan istilah

1.1 Latar Belakang Masalah penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian ini

dipandang menarik, penting dan perlu diteliti. Juga berisi letak masalah yang akan diteliti dalam konteks permasalahan yang lebih besar/luas, serta peranan hasil temuan dalam pemecahan masalah yang lebih besar tersebut.

Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas substansi permasalahan (akar permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan atau peryataan penelitian. Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:1) penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diteliti itu penting dan menarik. Alasan tersebut dapat berupa preposisi atau hasil pengamatan awal.2) Beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan pula bahwa masalah yang diteliti belum pernah diteliti orang lain, apabila sudah pernah diteliti, harus djelaskan mengapa harus diteliti ulang dan dijelaskan apa perbedaan otentik penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang sudah dilakukan.1.2 Rumusan Masalah.

Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicarikan jawabannya. Dapat juga dikatakan bahwa perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan terinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.

Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan itu. Contoh:

“Adakah hubungan antara tingkat kecedasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika?”.1.3 Tujuan Penelitian.

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian terhadap masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu kepada isi dan rumusan masalah penelitian. Hanya saja ada perbedaan dalam cara merumuskannya. Jika masalah penelitian dirumuskan dengan mengunkan kalimat tanya, maka rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: “Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestai belajar mereka dalam matapelajaran Matematika”.1.4 Manfaat Penelitian.

Berisi manfaat hasil penelitian, baik dalam pengembangan teori maupun aplikasi. Rumusan manfaat penelitian mampu memberikan gambaran bahwa hasil penelitian yang akan dicapai itu memiliki kontribusi terhadap perkembangan keilmuan atau kesenian sesuai dengan lingkup yang dikaji dan/atau memberikan jalan keluar permalahan dalam kehidupan.1.5 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

Asumsi dan keterbatasan penelitian tidak harus selalu ada di dalam skripsi. Namun demikian seringkali pembahasan tentang asumsi dan keterbatasan penelitian diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada.

Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.

Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural dan teknik penelitian ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika, dan kepercayaan yang tidak memungkinkan peneliti untuk mencari data yang diinginkan.1.6 Definisi Istilah atau Definisi Operasional

Definisi istilah diperlukan apabila dipikirkan akan timbul perbedaan pemikiran atau kekurang-jelasan makna, seandainya batasan itu tidak diberikan. Istilah yang perlu diberi batasan ialah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi. kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok ialah jika istilah itu terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian.

Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya; tetapi lebih menitikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti.

Definisi operasional diberikan kepada variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan. Contoh definisi operasional dari variabel “prestasi aritmatika” ialah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dengan menggunakan desimal.

Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan, karena dengan teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki, maka akan memudahkan proses pengukurannya. Di samping itu, membuka kemungkinan bagi orang lain untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

2.      BAB II : KAJIAN PUSTAKASetelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik, maka langkah berikutnya dalam

metode ilmiah adalah mengajukan hipotesis, yaitu dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan. Namun segera harus dicatat bahwa tidak setiap penelitian kuantitatif memuat hipotesis.

Dalam kegiatan ilmiah, jawaban sementara terhadap suatu masalah harus menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti. Dengan demikian tidak sepenuhnya benar kalau ada orang yang mengangap bahwa penelitian ilmiah boleh diajukan hipotesis tanpa didukung oleh teori dan/ atau kerangka berpikir yang jelas dan mantap.

Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti, dan argumentasi atau hipotesis yang diajukan. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji biasanya didasarkan kepada dua kriteria yakni (1) prinsip kemutakhiran (recency) kecuali untuk penelitian historis, dan (2) prinsip relevansi (relevance). Prinsip kemutakhiran ini penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode, mungkin sudah ditinggalkan pada periode yang lain. Dengan prinsip kemutakhiran ini, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Kemudian prinsip relevansi diperlukan karena sangat kecil manfaatnya menguraikan teori atau hasil penelitian yang paling mutakhir dalam suatu cabang ilmu yang tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah yang diteliti.

Isi landasan teori hendaknya berkaitan dengan permasalahan yang diteliti serta mampu memberikan gambaran tentang landasan teoritis dan metodologis terutama sebagai basis analisis data penelitian. Bahan yang dikaji antara lain bersumber dari buku, makalah ilmiah dan jurnal, makalah seminar, kebijakan, undang-undang, hasil penelitian, serta informasi dari media massa dan internet.

Dalam landasan teori berisi hal-hal berikut:i.     Tinjauan tentang hasil-hasil penelitian terdahulu atau hal-hal lain yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.ii.   Landasan teoritik yang merupakan pedoman dalam pemecahan masalah dan rumusan masalah penelitian dalam landasan teoritik, peneliti tidak hanya merangkai teori, tetapi juga mendiskusikan teori dan mengambil keputusan teori yang mana yang dipakai dalam penelitian.

            Setelah semua teori yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dikupas secara keseluruhan, maka langkah berikutnya adalah penulisan hipotesis. Namun tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif yang bersifat eksploratif dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu, sub-bab hipotesis penelitian tidak harus selalu ada dalam skripsi hasil penelitian kuantitatif.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis hipotesis penelitian dicantumkan di bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinannya jawabannya menjadi lebih jelas.

Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antar variabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: “ Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika”. Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: “Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecedasannya sedang ”.

Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih (b) dituangkan dalam bentuk kalimat deklaratif atau kalimat pernyataan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.3.      BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab Metode Penelitian paling tidak mencakup (1) jenis Penelitian, (2) Populasi dan Sampel, (3) Rancangan Penelitian, (4) Instrumen Penelitian, (5) Pengumpulan Data, dan (6) Teknik Analisis Data.

3.1 Jenis PenelitianBagian ini mengemukakan tipe penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan yaitu untuk menemukan pengetahuan tentang suatu fenomena (Taxonomical) ataukah bertujuan untuk menemukan teori-teori suatu ilmu ( Theoritical). Apabila ditinjau aspek pendekatan penelitian dapat dijabarkan jenis penelitian kualitatifatau kuantitatif. Jenis penelitian juga dijabarkan berdasarkan pendekatan analisis yang ditetapkan, misalnya pendekatan sosiologi sastra, stilistika, kajian semantik, deskriptif,dan lain-lain.

3,2 Populasi dan SampelIstilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan memakai

sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok menggunakan istilah  subjek penelitian.

Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian sangat penting dilakukan agar jumlah sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah supaya sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentativan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud mengeneralisasikan hasil-hasil penelitian terhadap sampel kepada populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan karakteristik populasinya, maka semakin besarlah kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya.

Dari uraian di atas dapat diringkaskan bahwa hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah: (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel.

3.3 Rancangan PenelitianPembahasan mengenai rancangan atau disain (design) penelitian yang dipilih menjadi

sangat penting apabila penelitian yang dilaksanakan termasuk dalam jenis penelitian eksperimental. Meskipun demikian, dalam penelitian non-eksperimental pun uraian mengenai rancangan penelitian masih tetap diperlukan.

Rancangan penelitian dapat diartikan sebagai strategi mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat (valid) sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan (mengontrol) variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat (dependent variabel). Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji.3.4 Instrumen Penelitian

Dalam bidang ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup secara keseluruhan hal-hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, sub-bab instrumen penelitian bisa diganti dengan ‘alat dan bahan’

Pada bagian ini terlebih dahulu dikemukakan jabaran (variabel-variabel) yang diteliti sampai terwujud dalam bentuk indikator-indikator. Sesudah itu barulah diuraikan tentang prosedur pengembangan instrumen yang dibuat cocok (valid) dengan variabel yang diukur ditinjau dari segi isinya (content validity). Ketepatan (validitas) merupakan syarat pokok

pertama yang harus dipenuhi oleh sebuah instrumen yang baik. Syarat berikutnya ialah dimilikinya tingkat keterandalan (reliabilitas) yang memadai.

Apabila instrument yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban darinya untuk melaporkan karakteristik (validitas dan reliabilitas) dari insrumen yang dipakai

Hal lain yang juga perlu diungkapkan dalam pembahasan instrumen penelitian ialah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/ pernyataan. Untuk alat dan bahan, harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai.3.5 Pengumpulan Data

Isi bahasan dalam bagian ini menguraikan tentang: (a) langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang dipakai untuk pengumpulan data, (b) kualifikasi dan jumlah personel yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data.

Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pembantu pelaksana pengumpul data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.3.6 Teknik Analisis Data

Pada bagian ini diuraikan tentang jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu: statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan statistik non-parametrik.

Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, hal yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data ialah ketepatan teknik analisisnya bukan kecanggihannya.

Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik non-parametrik. Namun untuk dapat menerapkannya secara tepat banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Tidak demikian halnya dengan statistik non-parametrik.

Di samping mengemukakan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga dijelaskan tentang alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), maka uraian tentang analisis ini perlu dilakukan secara lebih rinci.4.      BAB IV : ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

Dalam penelitian yang menguji hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang diperoleh sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi uraian (deskripsi) tentang karakteristik masing-masing variabel. Bagian kedua memuat uraian tentang hasil pengujian hipotesis. Namun sebelum itu perlu juga dicantumkan mengenai gambaran umum daerah penelitian untuk mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan daerah penelitian.

4.1 Gambaran Umum Daerah PenelitianGambaran umum daerah penelitian berisi tentang deskripsi seputar objek penelitian,

seperti lokasi penelitian, karakteristik objek penelitian, struktur organisasi, dan lain-lain. apabila menyangkut karya, maka dalam bab ini dijelaskan tentang identitas pengarang secara jelas dan perjalanan hidupnya serta karya-karyanya.

4.2 Deskripsi Data

Dalam deskripsi data untuk masing-masing variabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi disertai dengan grafik yang berupa histogram, nilai rerata (mean), simpangan baku, atau yang lain. Setiap variabel dilaporkan dalam sub-sub tersendiri dengan merujuk kepada rumusan masalah atau tujuan penelitian.

Materi yang disajikan dalam bab IV dari skripsi adalah temuan-temuan yang penting dari variabel yang diteliti dan hendaknya dituangkan secara singkat namun bermakna. Rumus-rumus dan perhitungan yang digunakan untuk menghasilkan temuan-temuan tersebut diletakkan di dalam lampiran.

Temuan penelitian yang sudah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, tabel maupun grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan terhadap hal tersebut masih diperlukan. Namun bahasan pada tahap ini perlu dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti.

4.3 Pengujian HipotesisPemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda dengan

penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Hipotesis penelitian perlu dikemukakan dalam bab ini sekaligus dengan rumusan hipotesis nol, dan masing-masing diikuti dengan hasil pengujiannya serta penjelasan atas hasil pengujian itu secara ringkas dan padat. Sekali lagi penjelasan terhadap hasil pengujian hipotesis ini terbatas pada interpretasi atas angka statistik yang diperoleh dari perhitungan maupun ‘print out’ komputer (program SPSS).5.      BAB V : PENUTUP

Pada bab V atau bab terakhir dari skripsi dimuat dua hal pokok, yaitu simpulan dan saran.5.1 Simpulan

Isi dari simpulan penelitian yang pertama dan utama ialah yang terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, simpulan penelitian terikat secara substantif terhadap temuan-temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Simpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh.

Simpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam bab IV. Tata urutannya pun hendaknya sama dengan yang ada di dalam bab IV. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata ururtan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh dan simpulan penelitian tetap dipelihara.5.2 Saran

Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan simpulan hasil penelitian. Dengan demikian saran tersebut tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian.

Saran yang baik nampak dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau mengaplikasikannya. Di samping itu, saran yang diajukan kendaknya telah spesifik.

Saran dapat ditujukan kepada perguruan tinggi, instansi, dinas, jawatan, lembaga pemerintah maupun swasta, atau yang lain yang dianggap layak.  [9]

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan Jenis Metode Penelitian kuantitatif banyak menggunakan hitungan, statistik, dan

tabel, dengan kaidah-kaidah tertentu. Biasanya, Penelitian kuantitatif ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan quesioner. Penelitian kuantitatif sering digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu sosial seperti biologi, fisika, kimia, matematika, sosiologi, jurnalisme, ekonomi, dan lain sebagainya.   

Metode penelitian ini berbeda dengan metode penelitian kualitatif karena menggunakan hitungan-hitungan, sedangkan metode penelitian kualitatif menggunakan kata-kata atau deskripsi.

Sifat-sifat yang terdapat dalam Penelitian kuantitatif antara lain berisi penghitungan besaran atau jumlah, pengukuran tingkat kejadian, pembuktian sesuatu, prediksi suatu variabel berdasarkan variabel lain, tindakan atau eksperimen, dan pembuktian suatu hipotesa. Penelitian yang digunakan untuk Penelitian Kuantitatif   ini merupakan penelitian yang sistematis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi beserta hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif sendiri bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan teori-teori, model-model matematis, dan hipotesis yang berhubungan dengan fenomena alam. Bagian sentral dari penelitian ini adalah proses pengukurannya karena ini dapat memberikan hubungan yang fundamental antara ekspresi matematis dan pengamatan empiris dari hubungan-hubungan kuantitatif.

Selanjutnya  perlu diketahui bahwa metode penelitian kuantitatif mempunyai cakupan yang sangat luas. Secara umum metode penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu eksperimental dan noneksperimental. Penelitian eksperimental terdiri dari beberapa bagian, antara lain eksperimen kuasi, subjek tunggal, dan sebagainya. Sedangkan penelitian   non eksperimental terdiri berupa komparatif, deskriptif, survey, korelasional, dan lain sebagainya. Anda dapat menentukan penelitian kuantitatif   mana yang akan anda gunakan dalam skripsi anda. Hal ini tergantung pada objek atau data yang anda pakai dalam penelitian.

[1] Prof. H. M. Yusrie Abadi, MA. APU.Materi Kuliah  Penelitian Kualitatif.[2] Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press. Hal 14-16[3] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D . Bandung: Alfabeta.[4] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D[5] Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan