sistematika filsafat (4)

14
SISTEMATIKA FILSAFAT Oleh: Dody Setyawan MK FILSAFAT, ETIKA, DAN PATOLOG ORGANISAS

Upload: allo-martins

Post on 24-Jun-2015

4.911 views

Category:

Documents


29 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistematika filsafat (4)

SISTEMATIKA FILSAFAT

Oleh: Dody Setyawan

MK FILSAFAT, ETIKA, DAN PATOLOGI ORGANISASI

Page 2: Sistematika filsafat (4)

ONTOLOGIOntologi adalah cabang filsafat yang membicarakan

TENTANG YANG ADA

1. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan ONTOLOGI mempertanyakan tentang objek yang ditelaah oleh ilmu, bagaimana wujud hakikinya, serta bagaimana hubungannya dengan daya tangkap manusia yang berupa berpikir, merasa, dan meng-indera yang membuahkan pengetahuan.

2. Objek telaah ONTOLOGI tersebut adalah yang tidak terlihat pada satu perwujudan tertentu, yang membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya.

Page 3: Sistematika filsafat (4)

• Dari pembahasannya memunculkan beberapa pandangan yang dikelompokkan dalam beberapa aliran berpikir, yaitu:1. Materialisme2. Idealisme (Spiritualisme)3. Dualisme4. Agnotisisme

Adanya segala sesuatu merupakan suatu segi dari kenyataan yang mengatasi semua perbedaan antara

benda-benda dan makhluk hidup, antara jenis-jenis dan individu-individu.

Page 4: Sistematika filsafat (4)

Aliran dalam Ontologi

Materialisme

• Aliran yang mengatakan bahwa hakikat dari segala sesuatu yang ada itu adalah materi. Sesuatu yang ada (yaitu materi) hanya mungkin lahir dari yang ada.

Idealisme (Spiritualisme)

• Aliran ini menjawab kelemahan dari materialisme, yang mengatakan bahwa hakikat pengada itu justru rohani (spiritual). Rohani adalah dunia ide yang lebih hakiki dibanding materi.

Page 5: Sistematika filsafat (4)

Dualisme

• Aliran ini ingin mempersatukan antara materi dan ide, yang berpendapat bahwa hakikat pengada (kenyataan) dalam alam semesta ini terdiri dari dua sumber tersebut, yaitu materi dan rohani.

Agnotisisme

• Aliran ini merupakan pendapat para filsuf yang mengambil sikap skeptis, yaitu ragu atas setiap jawaban yang mungkin benar dan mungkin pula tidak.

Page 6: Sistematika filsafat (4)

EpistemologiObjek telaah epistemologi adl mempertanyakan bgmn sesuatu itu datang

dan bgmn mengetahuinya, bgmn membedakan dengan yang lain.

Bahasa Yunani: EPISTEME dan LOGOS. Episteme artinya pengetahuan; logos lazim dipakai untuk menunjukkan adanya pengetahuan sistemik.

Epistemologi diartikan sebagai kajian sistematik mengenai pengetahuan. (Epistemologi Dasar, AM. W Pranarka, 1987)

• Epistemologi berkenaan dengan situasi dan kondisi ruang serta waktu tentang sesuatu hal.

• Landasan epistemologi adalah proses apa yang memungkinkan mendapatkan pengetahuan logika, etika, estetika, bagaimana cara dan prosedur memperoleh kebenaran ilmiah, kebaikan moral dan keindahan seni, serta apa definisinya.

Page 7: Sistematika filsafat (4)

Aliran dalam EpistemologiDalam epistemologi muncul beberapa aliran berpikir, yaitu:

1. Empirisme;Yang berarti pengalaman (empeiria), dimana pengetahuan manusia diperoleh dari pengalaman inderawi.

2. Rasionalisme;Tanpa menolak besarnya manfaat pengalaman indera dalam kehidupan manusia, namun persepsi inderawi hanya digunakan untuk merangsang kerja akal. Jadi akal berada diatas pengalaman inderawi dan menekankan pada metode deduktif.

Page 8: Sistematika filsafat (4)

3. Positivisme;

• Merupakan sistesis dari empirisme dan rasionalisme. Dengan mengambil titik tolak dari empirisme, namun harus dipertajam dengan eksperimen, yang mampu secara objektif menentukan validitas dan reliabilitas pengetahuan.

4. Intuisionisme.

• Intuisi tidak sama dengan perasaan, namun merupakan hasil evolusi pemahaman yang tinggi yang hanya dimiliki manusia. Kemampuan ini yang dapat memahami kebenaran yang utuh, yang tetap dan unik.

Page 9: Sistematika filsafat (4)

AksiologiAksiologi adalah filsafat nilai

Aspek nilai ini ada kaitannya dengan kategori:

(1)Baik dan buruk (Etika)(2)Indah dan jelek (Estetika)

• Kategori nilai yang pertama di bawah kajian filsafat tingkah laku atau disebut ETIKA, sedang kategori kedua merupakan objek kajian filsafat keindahan atau ESTETIKA.

Page 10: Sistematika filsafat (4)

ETIKA• Etika disebut juga filsafat moral (moral philosophy), yang berasal

dari kata ethos (Yunani) yang berarti watak. Moral berasal dari kata mos atau mores (Latin) yang artinya kebiasaan.

• Dalam bahasa Indonesia istilah moral atau etika diartikan kesusilaan. Objek material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia, sedang objek formal etika adalah kebaikan atau keburukan, bermoral atau tidak bermoral.

• Moralitas manusia adalah objek kajian etika yang telah berusia sangat lama. Sejak masyarakat manusia terbentuk, persoalan perilaku yang sesuai dengan moralitas telah menjadi bahasan. Berkaitan dengan hal itu, kemudian muncul dua teori yang menjelaskan bagaimana suatu perilaku itu dapat diukur secara etis.

• Teori yang dimaksud adalah Deontologis dan Teologis.

Page 11: Sistematika filsafat (4)

Deontologis dan Teologis

a. Deontologis• Teori Deontologis diilhami

oleh pemikiran Immanuel Kant, yang terkesan kaku, konservatif dan melestarikan status quo, yaitu menyatakan bahwa baik buruknya suatu perilaku dinilai dari sudut tindakan itu sendiri, dan bukan akibatnya. Suatu perilaku baik apabila perilaku itu sesuai norma-norma yang ada.

b. Teologis• Teori Teologis lebih menekankan

pada unsur hasil. Suatu perilaku baik jika buah dari perilaku itu lebih banyak untung daripada ruginya, dimana untung dan rugi ini dilihat dari indikator kepentingan manusia. Teori ini memunculkan dua pandangan, yaitu egoisme dan utilitarianisme (utilisme). Tokoh yang mengajarkan adalah Jeremy Bentham (1742 – 1832), yang kemudian diperbaiki oleh john Stuart Mill (1806 – 1873).

Page 12: Sistematika filsafat (4)

ESTETIKA

• Estetika disebut juga dengan filsafat keindahan (philosophy of beauty), yang berasal dari kata aisthetika atau aisthesis (Yunani) yang artinya hal-hal yang dapat dicerap dengan indera atau cerapan indera. Estetika membahas hal yang berkaitan dengan refleksi kritis terhadap nilai-nilai atas sesuatu yang disebut indak atau tidak indah.

Page 13: Sistematika filsafat (4)

Lanjutan....

• Dalam perjalanan filsafat dari era Yunani kuno hingga sekarang muncul persoalan tentang estetika, yaitu: pertanyaan apa keindahan itu, keindahan yang bersifat objektif dan subjektif, ukuran keindahan, peranan keindahan dalam kehidupan manusia dan hubungan keindahan dengan kebenaran. Sehingga dari pertanyaan itu menjadi polemik menarik terutama jika dikaitkan dengan agama dan nilai-nilai kesusilaan, kepatutan, dan hukum.

Page 14: Sistematika filsafat (4)

Terima kasih