sistem pengupahan pekerja tetap & kontrak
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
1/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian
Lepas Ditinjau Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang
Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak
(Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
Rondi Pramuda PadangNIM: 030200173
Departemen Hukum Administrasi Negara
Program Kekhususan Hukum Perburuhan
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
2/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian
Lepas Ditinjau Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang
Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak
(Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
Rondi Pramuda PadangNIM: 030200173
Departemen Hukum Administrasi Negara
Program Kekhususan Hukum Perburuhan
Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara
Dr. Pendastaren Tarigan, SH, MS.
NIP: 131410462
Pembimbing I Pembimbing II
Kelelung Bukit, SH. Dr. Agusmidah SH, MH.
NIP: 13065211 NIP: 13
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
3/96
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
4/96
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
5/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
Selama masa perkuliahan hingga akhir penulisan skripsi ini, penulis telah
banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dan dorongan dari berbagai pihak, dimana
dalam kesempatan ini penulis sangat ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH. M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara atas segala perhatiannya, khususnya dalam
bidang akademik selama penulis menjadi mahasiswa.
2. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH. Mhum., selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara dan Penasihat Akademik penulis atas
segala nasihat yang beliau berikan.
3. Bapak Muhammad Husni, SH., MH., selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Pendastaren Tarigan, SH., MS, selaku Ketua Departemen Hukum
Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Kalelung Bukit, SH, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing penulis hingga penulis menyelesaikan sripsi ini.
6. Ibu Dr. Agusmida, SH. MH., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak memberikan banyak pandangan-pandangan terstruktur mengenai
ketenagakerjaan sebagai bimbingan yang tak ternilai hingga sampai penulis
menyelesaikan skripsi ini.
7. Orang tuaku yang terkasih, terindah, tersayang dan tercinta Ayahanda
K.Padang yang selalu membimbing penulis secara ideologi hingga moral
dari kecil hingga sekarang dan telah banyak memberikan pelajaran
kebijaksanaan, Ibunda R. br. Siahaan yang selalu memotivasi saya untuk
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
6/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
menggapai segala hal yang ingin saya gapai dari kecil hingga sekarang,
makasi atas kasih sayangnya dan kakanda-kakandaku, kak Helmida br.
Padang, kakakku yang paling teguh pendirian dan mentalnya yang selalu
menjadi inspirasi (you’re the taft women), kak Sri Mega Padang, yang
selalu periang dan mengasihi, aku harap kelak keriangan dan kasih sayang
itu akan menular ke adikku ini, bang Maju Girsang, semoga selalu
menyayangi keluarganya melebihi diri sendiri, dan yang terakhir bang Juliat
Roiman Padang, agar dikaruniakan segera pendamping yang cocok untukmu
yang akan menjaga kesehatanmu kelak. Terima kasih kepada kakanda-
kakandaku yang selalu memberi dukungan baik berbentuk peringatan,
nasihat dan arahan kepada penulis.
8. Keluarga besarku, khususnya Inang Tuaku, T. Br Siahaan yang telah
berbesar hati menampungku didalam rumahnya selama kurang lebih dua
tahun ini serta dukungan yang besar bagi penulis dalam mengerjakan skripsi
penulis.
9. Ribka Angelia Marulianugrah Sianipar, malaikat cantikku (I love you) yang
selalu mengingatkanku untuk selalu belajar-dan belajar mengenai segala
sesuatu yang bisa bisa di pelajari, untuk menjaga, membimbing penulis serta
kontribusi yang sangat banyak bagi penyelesaian skripsi penulis.
10. Teman-teman stambuk 2003, Philip, Juliman, Janroy, Sihol, Cosmes, Tere,
dan yang lain-lain yang belum sempat disebutkan namanya yang selalu
mendukung penulis dengan selalu memberi semangat dan informasi dalam
menyelesaikan skripsi penulis, juga serta canda guraunya sehingga
mengingatkan penulius untuk selalu berbagi dengan kawan-kawan semua.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
7/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
11. Kakanda Frien Jones Tambun, SH. (Guru Ideologi dan Ilmu Hukumku) atas
dukungannya terhadap penyelesaian skripsi ini baik berbentuk nasehat,
dorongan dan data-data pekerja/buruh di perusahaan di tempat beliau
bekerja.
12. Perhimpunan Warung Marhaen sumber (Wamar) dengan ketuanya nande
mami yang cantik yang telah membiarkan penulis mencurahkan dan
melampiaskan segala gundah yang ada di hati dan pikiran, segala ekspresi
luapan telah diatraksikan penulis disini.
13. Buat kawan-kawan segerakan yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa
Nasional Indonesia, atas dukungan bung dan sarinah sekalian kepada
penulis berbentuk dorongan dan informasi tentang ketenagakerjaan penulis
ucapkan terima kasih.
14. Kakanda dan Adinda Stambuk tersayang karena kepeduliannya memotivasi
penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini, penulis wajib akan
merindukan canda tawa dan bagi informasi antara seorang kakanda dan
adinda yang selama ini terjadi di antara kita semua.
15. Personalia dan Direktur PT. Arwana Indonesia Mas Indonesia karena telah
membiarkan penulis menobrak-abrik rahasia yang sebenarnya tidak boleh
diketahui umum, namun demi kepentingan dan kemajuan perusahaan,
Penulis sarankan agar lebih mematuhi Undang-Undang Ketenagakerjaan.
16. Pegawai Stambuk sampai Cleaning Service Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, karena tanpa mereka urusan dari administrasi kampus
sampai kebersihan kampus tidak akan berjalan dengan lancar, tertib dan
nyaman.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
8/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
17. dan yang terakhir buat pihak-pihak yang telah membantu namun tidak
disebutkan di dalam skripsi ini, penulis sangat menghargai bantuan-
bantuannya sehingga penulis dapt mengerjakan dan menyelesaikan skripsi
dengan baik.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada Sang Pencipta, Tuhan
yang Esa yang Penulis sembah telah memberikan berkatnya kepada pihak-pihak yang
telah berjasa membantu hambanya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kiranya Damai Sejahtera menyertai kita semua sampai selama-lamanya.
Medan, September 2007
Hormat Saya,
RONDI PRAMUDA PADANG
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
9/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………iiDAFTAR ISI………………………………………………………………………….vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………xiv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………..1
B. Perumusan Masalah………………………………………………….8
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan………………………………………9
D. Keaslian Penulisan………………………………………………….11
E. Metode Penelitian Data……………………………………………..12
F. Sistematika Penulisan……………………………………………….14
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SISTEM PENGUPAHAN Di
INDONESIA…………………………………………………………..17
A. Pengertian Upah dan Jenis-Jenis Pengupahan……………………...17
B. Sejarah dan Perkembangan Sistem Penentuan Besaran Upah di
Indonesia……………………..……………………………….........26
- KFM (Kebutuhan Fisik Minimum)……..………………………..26
- KHM (Kebutuhan Hidup Minimum)……..……………………...28
- KHL (Kebutuhan Hidup Layak)…………………..…………….30
C. Hak dan Kewajiban…………………………………………………34
- Pekerja/Buruh Tetap……...……………………………………….35
- Pekerja/Buruh Harian Lepas…………………………...…………43
D. Upah Sebagai Hak asasi Pekerja/Buruh……………………………45
- Hak Asasi Pekerja/Buruh Tetap atas Upah………………………..48
- Hak Asasi Pekerja/Buruh Harian Lepas atas Upah………………..49
BAB III PIHAK-PIHAK TERKAIT DALAM PENERAPAN STANDART
PENGUPAHAN………………………………………………………51
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
10/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
A. Peran Dewan Pengupahan Daerah Dalam Menentukan Standarisasi
Pengupahan Pekerja/Buruh………………………………………..51
B. Peran APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) Dalam Penerapan
Standarisasi Pengupahan Tenaga Kerja…………………………...52
C. Peran Serikat Buruh/Serikat Pekerja Dalam Mengawasi Penerapan
Standarisasi Pengupahan di Perusahaan Menurut UU No. 21 Tahun
2000……………………………………………………………….55
BAB IV SISTEM PENGUPAHAN TENAGA KERJA/BURUH TETAP DAN
TENAGA KERJA/BURUH HARIAN LEPAS DI PT. ARWANA
MAS INDONESIA………………………………………………..….60
A. Deskripsi Singkat PT. ARWANA MI..…………………………….60
1. Sejarah Berdirinya PT. ARWANA MI..………………………...60
2. Struktur Organisasi PT. ARWANA MI..………………………..63
3. Pola Hubungan Kerja di PT. ARWANA MI..…………………...64
B. Sistem Pengupahan Pada PT. ARWANA MI..……………………..65
1. Upah Tenaga Kerja/Buruh Tetap…………………………………65
2. Upah Tenaga Kerja/Buruh Harian Lepas di PT. Arwana MI..…...69
C. Perbandingan Sisitem Pengupahan Pekerja/Buruh Tetap dan
Pekerja/Buruh Harian Lepas di PT. Arwana MI..…………………71
D. Hambatan dan Kendala Dalam Penerapan PERMENAKERTRANS
No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelakasanaan Tahapan
Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak Terhadap…………………....72
- Tenaga Kerja/Buruh Tetap di PT. Arwana MI…………………...72
- Tenaga Kerja/Buruh Harian Lepas di PT. Arwana MI..…………73
BAB V PENUTUP…………………………………………………………….75
A. KESIMPULAN……………………………………………………75
B. SARAN…………………………………………………………….77
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………80
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
11/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Lampiran Peraturan Menteri No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen
Kebutuhan Hidup Layak Untuk Pekerja Lajang Dalam Sebulan Dengan 3.000 K Kalori
Per Hari………………………………………………………………………………...31
Tabel 2 Perbandingan Sisitem Pengupahan Pekerja/Buruh Tetap dan Pekerja/Buruh
Harian Lepas di PT. Arwana…………………………………………………………...71
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
12/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan bangsa yang besar, dan tentu saja memiliki pandangan
hidup serta ideologi (landasan berpikir dan bertindak) yang besar, yaitu Pancasila yang
merupakan cerminan Sosialisme Indonesia yang juga adalah hasil dari seluruh
cerminan tingkah laku bangsa Indonesia dari dulu hingga sekarang. Beranjak dari
ideologi Pancasila tersebutlah maka rakyat Indonesia memiliki persamaan kesadaran
cita-cita dan persamaan nasib untuk mewujudkan tujuan bangsa Indonesia yang
tercermin pada Pancasila, yaitu : ”Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” dan
UUD RI Tahun 1945, yaitu : ”Memajukan Kesejahteraan Umum.” 1
1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Sila Kelima
Pancasila serta Pembukaan UUD RI Tahun 1945 tersebut memberi suatu kewajiban
bagi Negara untuk melaksanakan suatu penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara yang memiliki rasa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia demi tujuan
memajukan kesejahteraan umum. Pemenuhan keadilan serta perwujudan memajukan
kesejahteraan umum itu sendiri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini
ditentukan dari berjalan atau tidaknya hukum di Negara ini. Hukumlah yang mengatur
kehidupan masyarakat, yang memandang bahwa manusia memiliki hak dan kewajiban
yang sama didepan hukum, oleh karena itu perlunya pelaksanaan agenda reformasi
yaitu penegakan supremasi hukum sehingga setahap demi setahap dapat melangkah
menuju cita-cita bangsa.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
13/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
Sejalan dengan semakin terpuruknya ekonomi secara nasional, regional dan
lokal, kondisi pekerja/buruh dalam hal persoalan upah juga mendapat pengaruh yang
cukup besar. Hal itu tidak terlalu jauh dengan kondisi sistem pengupahan di negara-
negara lain, terutama di negara berkembang, seperti negara-negara di Asia Tenggara
yang mendapat guncangan yang cukup besar akibat pukulan krisis ekonomi global
Sektor yang mendapat pengaruh cukup besar akibat krisis ekonomi adalah
sektor ketenagakerjaan, salah satunya adalah sistem upah/pengupahan. Sistem
upah/pengupahan di Indonesia perlu penataan yang lebih baik yang mana penataan
tersebut harus lebih berpihak lagi terhadap kepentingan tenaga kerja/buruh. Perlunya
keberpihakan hukum terhadap tenaga kerja/buruh adalah hal yang tidak perlu ditawar
lagi karena tenaga kerja/buruh selama ini telah menjadi komoditi eksploitasi para
pengusaha yang lebih mengenyampingkan aturan-aturan mengenai sistem pengupahan
yang layak dari pada melaksanakannya demi mensejahterakan tenaga kerja/buruh.
Sistem pengupahan tenaga kerja/buruh harus lebih mendapat perhatian yang lebih, baik
terhadap tenaga kerja/buruh tetap maupun tenaga kerja/buruh harian lepas karena
menyangkut keberlangsungan dan kualitas hidup tenaga kerja/buruh tersebut.
Di bidang hukum ketenagakerjaan/perburuhan juga sangat mendapat perhatian
untuk mewujudkan terciptanya perlindungan hukum bagi upah/pengupahan tenaga
kerja yang juga menyangkut sistem upah/pengupahan terhadap tenaga kerja/buruh.
Beberapa pasal dalam Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan yang mengatur mengenai perlindungan hukum bagi upah/pengupahan
tenaga kerja/buruh yang juga menyangkut sistem upah/pengupahan terhadap berbagai
jenis tenaga kerja/buruh, yaitu2
2 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
:
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
14/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
1. Salah satu tujuan pembangunan ketenagakerjaan adalah memberikan
perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan (Pasal 4
huruf c);
2. Dalam upaya memajukan kesejahteraan umum haruslah melalui upaya
peningkatan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya (Pasal 4 huruf d);
3. Setiap pekerja/buruh memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 88 ayat (1));
4. Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemerintah menerapkan
kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh (Pasal 88 ayat (2)).
5. Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh sebagaimana dimaksud
ayat (2) meliputi : Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), pemerintah menerapkan kebijakan pengupahan yang melindungi
pekerja/buruh (Pasal 88 ayat (3)).
6. Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh sebagaimana dimaksud
ayat (2) meliputi : upah minimum, upah kerja lembur, upah tidak masuk kerja
karena berhalangan, upah masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar
pekerjaannya, upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya, bentuk
dan cara pembayaran upah denda dan potongan upah, hal-hal lain yang
diperhitungkan dalam upah, struktur dan skala pengupahan yang proporsional,
upah untuk pembayaran pesangon, dan upah untuk perhitungan pajak dan
penghasilan (Pasal 88 ayat (3));
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
15/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
7. Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (3) huruf a terdiri
atas : upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota, dan
upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota
(Pasal 89 ayat (1));
8. Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diarahkan kepada
pencapaian kebutuhan hidup layak (Pasal 89 ayat (2));
9. Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh
Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan
Provinsi dan/atau Bupati/Walikota (Pasal 89 ayat (3));
10. Komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri (Pasal
89 ayat (4));
11. Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan
pekerja/buruh atau serikat pekerja/buruh tidak boleh lebih rendah dari ketentuan
pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(Pasal 91 ayat (1));
12. Pengusaha menyususun struktur dan skala upah dengan memperhatikan
golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi (Pasal 92 ayat (1));
13. Untuk memberikan saran, pertimbangan, dan merumuskan kebijakan
pengupahan yang akan ditetapkan oleh pemerintah, serta untuk pengembangan
sistem pengupahan nasional dibentuk Dewan Pengupahan Nasional, Provinsi,
dan Kabupaten/kota (Pasal 98 ayat (1)).
14. Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial
tenaga kerja (Pasal ayat 99 (1)).
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
16/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
15. Setiap pengusaha berhak membentuk dan menjadi anggota organisasi
pengusaha (Pasal 105 ayat (1)).
16. Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat
pekerja/serikat buruh (Pasal 104 ayat (1)).
Mengenai azas pemberlakuan ketentuan pengupahan terhadap semua pekerja,
dimana disebutkan semua ketentuan ketenagakerjaan berlaku terhadap semua pekerja
tanpa membedakan statusnya.3
1. Hak menerima upah timbul pada saat adanya hubungan kerja dan berakhir pada
saat hubungan kerja putus (Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981
tentang Perlindungan Upah).
Azas pengupahan terdiri atas :
2. Pengusaha tidak boleh mengadakan diskriminasi upah bagi pekerja/buruh laki-
laki dan wanita untuk jenis pekerjaan yang sama. (Pasal 3 Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah).
3. Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan no work
no pay (Pasal 93 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003).
4. Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari ketentuan upah minimum
(Pasal 90 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003).
5. Komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap dengan formulasi
upah pokok minimal 75 % dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap ((Pasal
94 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003).
6. Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/buruh karena kesengajaannya atau
kelalaiannya dapat dikenakan denda (Pasal 95 ayat (1) Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003).
3 Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1981 Tentang Perlindungan Upah.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
17/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
7. Pengusaha yang karena kesengajaannya atau kelalaiannya mengakibatkan
keterlambatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase
tertentu dari upah pekerja/buruh (Pasal 95 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003).
8. Dalam pengusaha dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari
pekerja/buruh merupakan hutang yang didahulukan pembayarannya (Pasal 95
ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003).
9. Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh dan segala pembayaran yang timbul
dari hubungan kerja menjadi kadaluarsa setelah melampaui jangka waktu 2
tahun sejak timbulnya hak (Pasal 96 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003).
Pengupahan termasuk sebagai salah satu aspek penting dalam perlindungan
pekerja/buruh. Hal ini secara tegas diamanatkan pada Pasal 88 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003, bahwa setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan
yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Maksud dari penghidupan
yang layak, dimana jumlah pendapatan pekerja/buruh dari hasil pekerjaannya mampu
untuk memenuhi kebutuhan hidup pekerja/buruh dan keluarganya secara wajar, yang
meliputi makanan, minuman, sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan,
rekreasi, dan jaminan hari tua.
Motivasi utama dari seorang pekerja/buruh bekerja di perusahaan adalah
mendapatkan nafkah (= upah), dan upah merupakan hak bagi pekerja/buruh yang
bersifat sensitif. Karenanya tidak jarang pengupahan menimbulkan perselisihan.4
4 Khakim, Abdul, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Bandung, Citra Aditya Bakti,
2007, hal. 126
Pernyataan ini sesungguhnya menyebutkan bahwa sangat pentingnya upah bagi
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
18/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
kehidupan pekerja/buruh yang mana dalam sistem pengupahannya haruslah dilakukan
sesuai dengan hukum yang berlaku sehingga dapat tercapainya pemenuhan kebutuhan
hidup yang layak.
Walaupun terdapat prinsip no work no pay dalam sistem pengupahan namun
karena alasan tertentu pekerja/buruh tetap berhak menerima upah dari pengusaha.5
Perlunya sorotan yang lebih tajam dan tinggi terhadap masalah pengupahan
sangatlah dibutuhkan oleh para pekerja/buruh. Hal-hal mengenai pengakomodiran
aspirasi, penerapan standart upah minimum, serta pengawasan terhadap pelaksanaan
upah/pengupahan minimum merupakan objek-objek yang penting demi terlaksananya
pembangunan kualitas kehidupan pekerja/buruh yang kelak pasti dapat mendongkrak
kinerja pekerja/buruh dalam meningkatkan mutu kerja
Pengecualian prinsip no work no pay diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Perlindungan Upah yang juga mendasari sistem pengupahan tenaga kerja.
6
Berangkat dari pemaparan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis
tertarik untuk menulis skripsi dan mengadakan studi penelitian dengan mengangkat
judul : “Sistem Pengupahan Pekerja/Buruh Tetap dan Pekerja/Buruh Harian
Lepas Ditinjau dari PERMENAKERTRANS NO. 17 TAHUN 2005 Tentang
. Peran pihak-pihak terkait
dalam melaksanakan sistem pengupahan yang berpihak terhadap pekerja/buruh diatas
adalah merupakan solusi yang tepat demi menjawab kegelisahan pekerja/buruh
terhadap masalah-masalah pengupahan yang semakin lama tiada habisnya.
5 Muharram, Hidayat, Panduan Memahami Hukum Ketenagakerjaan Serta pelaksanaanya di
Indonesia, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2006, hal. 50
6 Ibid ., hal. 52
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
19/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak (Studi
Penelitian Pengupahan Tenaga Kerja/Buruh Pada PT. Arwana Mas Indonesia)”.
B. Perumusan Masalah
Penerapan sistem upah/pengupahan yang belum sesuai/dibawah standar
kebutuhan hidup minimum/kebutuhan hidup layak yang dilakukan perusahaan terhadap
pekerja/buruh tetap dan pekerja/buruh harian lepas merupakan sebuah peristiwa yang
telah dan sedang berlangsung di Indonesia. Masyarakat tentunya memiliki pandangan
yang sama mengenai fenomena ini, yaitu perlunya pelaksanaan sistem
upah/pengupahan yang sesuai dengan kebutuhan hidup minimum/kebutuhan hidup
layak. Pemerintah sendiri tidak menutup mata terhadap masalah ini, segala upaya telah
dilakukan mulai dari penetapan standart kebutuhan hidup minimum/kebutuhan hidup
layak hingga membentuk Dewan Pengupahan baik secara nasional maupun daerah.
Namun meskipun demikian seperti yang selalu terjadi di Indonesia (Pembudayaan
Sistem), sebuah peraturan hanyalah peraturan yang hanya sempurna secara isi, namun
dalam penerapannya masih jauh dari harapan.
Adapun masalah yang diangkat dalam tulisan ini adalah :
1. Sejauh mana peranan :
- Pemerintah melalui Dewan Pengupahan Daerah dalam sistem pengupahan
tenaga kerja/buruh tetap dan tenaga kerja/buruh harian lepas.
- APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) dalam sistem pengupahan tenaga
kerja/buruh tetap dan tenaga kerja/buruh harian lepas.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
20/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
- Serikat Pekerja/Serikat Buruh dalam sistem pengupahan di perusahaan
menurut UU No. 21 Tahun 2003 Tentang Serikat Buruh.
2. Bagaimana sistem pengupahan terhadap Tenaga Kerja/Buruh Tetap dan
Tenaga Kerja/Buruh Harian Lepas menurut berbagai peraturan perundang-
undangan di bidang ketenagakerjaan.
3. Bagaimana sistem pengupahan terhadap Tenaga Kerja/Buruh Tetap dan
Tenaga Kerja/Buruh Harian Lepas yang bekerja pada PT. Arwana Mas
Indonesia.
4. Hal-hal apa saja yang menjadi Hambatan dan Kendala dalam penerapan
PERMENAKERTRANS No. 17 Tahun 2005 Tentang Pelaksanaan tahapan
Kebutuhan Hidup Layak Terhadap :
a. Tenaga Kerja/Buruh Tetap di PT. Arwana Masd Indonesia.
b. Tenaga Kerja/Buruh Harian Lepas di PT. Arwana Mas Indonesia.
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui berbagai jenis hak-hak pekerja/buruh tetap dan
pekerja/buruh harian lepas selain upah yang harus diterima.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pengupahan yang dilakukan perusahaan
terhadap pekerja/buruh tetap dan pekerja/buruh harian lepas berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
21/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
3. Untuk mengetahui peran Pemerintah melalui Dewan Pengupahan dalam upaya
menentukan standarisasi pengupahan daerah.
4. Untuk mengetahui peran APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) dalam
upaya penerapan standarisasi pengupahan di perusahaan.
5. Untuk mengetahui peran dari Serikat Pekerja/Serikat Buruh dalam mengawasi
penerapan standarisasi pengupahan terhadap tenaga kerja/buruh.
6. Untuk mengetahui hambatan dan kendala dalam penerapan
PERMENAKERTRANS No. 17 Tahun 2005 Tentang Pelaksanaan Kebutuhan
Hidup Layak terhadap tenaga kerja/buruh tetap dan tenaga kerja/buruh harian
lepas di PT. Arwana Mas Indonesia.
2. Manfaat Penulisan
a. Secara Teoritis
Pembahasan terhadap permasalahan yang telah dirumuskan akan memberikan
memberikan informasi dan gambaran tentang perkembangan Hukum
Ketenagakerjaan/Perburuhan/hubungan industial di Indonesia yaitu mengenai
penerapan sistem pengupahan terhadap pekerja/buruh tetap dan pekerja/buruh harian
lepas yang harus memenuhi kebutuhan hidup minimum/kebutuhan hidup layak yang
pasti berubah seiring berkembangnya aktifitas ekonomi dari waktu ke waktu, jenis-
jenis/bentuk-bentuk upah yang juga mengalami pertambahan sesuai kebutuhan
pekerja/buruh, serta juga latar belakang dewan pengupahan daerah dalam menentukan
standarisai pengupahan daerah sampai kepada pemberlakuan stadarisasi pengupahan
minimum tersebut oleh perusahaan /pengusaha.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
22/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
Selain itu, penulisan ini bermanfaat sebagai kontribusi pemikiran dan
pandangan yang baru baik dari para sarjana, maupun penulis sendiri mengenai Hukum
Ketenagakerjaan di Indonesia. Terutama bagi kalangan akademisi di Perguruan Tinggi
dan juga pemerintah/pembuat kebijakan atau perusahaan/pengusaha berkaitan dengan
tenaga kerja/buruh dan pengupahan sehingga upaya-upaya yang dilakukan untuk
menggunakan/memanfaatkan tenaga kerja/buruh tetap dan tenaga kerja/buruh harian
lepas tidak menjadi suatu tindakan eksploitasi/penindasan melainkan diharapkan dapat
mempertimbangkan kesejahteraan tenaga kerja/buruh melalui upah/pengupahan.
b. Secara Praktis
Pembahasan terhadap permasalahan yang diangkat diharapkan dapat menjadi
masukan bagi pembaca, khususnya bagi para pekerja/buruh tetap dan pekerja/buruh
harian lepas mengenai jenis-jenis hak yang diperolehnya dan juga mengenai ketentuan-
ketentuan/proses penerapan sistem upah/pengupahan serta bagaimana cara menuntut
hak yang harus diterima, dan melalui wadah apa. Diharapkan penulisan skripsi ini
memiliki manfaat bagi pemerintah untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap
pekerja/buruh yang mana penerapan sistem pengupahan yang diberlakukan masih jauh
dari ketentuan/standarisasi upah/pengupahan minimum daerah yang diberikan oleh
perusahaan/pengusaha.
Bagi masyarakat luas, selain daripada pekerja/buruh dan pengusaha, seperti
serikat pekerja/serikat buruh, dan aktivis buruh, dan lainnya yang berjuang untuk
kepentingan pekerja/buruh kiranya penulisan skripsi ini dapat menjadi metode upaya
penegakan sistem pengupahan sesuai dengan kebutuhan hidup minimum/kebutuhan
hidup layak serta juga dapat menjadi bahan bacaan yang bisa berguna dalam
mengadvokasi pekerja/buruh yang tereksploitasi oleh sistem perusahaan/pengusaha
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
23/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
untuk mencapai tatanan (abstrak) dan kondisi (riil) ketenagakerjaan yang lebih baik
sesuai dengan prinsip Pancasila dalam Hubungan Industrial.
D. Keaslian Penulisan
Sistem Pengupahan Terhadap Pekerja/Buruh Tetap dan Pekerja/Buruh Harian
Lepas Ditinjau dari PERMENAKERTRANS NO. 17 TAHUN 2005 Tentang
Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak (Studi Penelitian
Pengupahan Tenaga Kerja Pada PT. Arwana Mas Indonesia) yang diangkat menjadi
judul skripsi ini merupakan hasil karya yang ditulis secara objektif, ilmiah melalui data-
data referensi dari buku-buku, bantuan dari para narasumber dan pihak-pihak lain.
Skripsi ini juga bukan merupakan jiplakan atau merupakan judul skripsi yang sudah
pernah diangkat sebelumnya oleh orang lain.
E. Metode Pengumpulan Data
Suatu karya tulis ilmiah haruslah disusun berdasarkan data-data yang benar dan
bersifat objektif sehingga dapat diuji kebenarannya. Data adalah kumpulan keterangan-
keterangan baik tulisan maupun lisan untuk membantu dan menunjang penelitian.
Dalam hal menganalisis data perlunya penggolongan data sehingga mudah dibedakan7
Dalam penelitian hukum umumnya sumber data dibedakan antara data primer
dan data skunder yang dari sudut kekuatan mengikatnya digolongkan dalam :
.
1. Spesifikasi Penelitian
8
a. Data Primer, yaitu data-data hukum yang diperoleh secara langsung dari
masyarakat. Dalam skripsi ini peneliti memperoleh data mengenai pengupahan
7 Prof. Dr. lexy j. Moleong, Metodologi Analisis Data, Rosda, Jakarta, 2005, Hal. 64.
8 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia UI Press,
Jakarta, 1986, hal. 51
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
24/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
terhadap pekerja/buruh dengan cara wawancara di lapangan sebagai partisipan dari
seluruh rangkaian kegiatan objek penelitian yang sedang berlanjut.
b. Data Skunder, yaitu data yang diperoleh dara bahan-bahan pustaka. Penelitian
hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka saja atau data skunder
belaka dapat dinamakan penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan
yang mana data-datanya dapat diperoleh dari :
a. Bahan Hukum Primer yang meliputi Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003, UU No. 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah, UU No. 21 Tahun
2000 tentang Serikat buruh, dll;
b. Bahan Hukum Skunder yang meliputi Peraturan Pemerintah, Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transportasi.
c. Bahan Hukum Tersier yang dapat memberikan petunjuk maupun penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan skunder seperti misalnya kamus,
enslikopedia, peta, dll.
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk melakukan penelitian terhadap data primer yakni data yang diperoleh
dari lapangan adalah dengan melakukan penelitian secara langsung terhadap PT.
Arwana Mas Indonesia, dalam hal ini peneliti menjadi partisipan dalam kegiatan yang
sedang belangsung. Seiring dengan berlangsungnya kegiatan partisipan tersebut peneliti
melakukan berbagai kegiatan wawancara. Sedangkan untuk data skunder dilakukan
dengan menelusuri bahan kepustakaan dari berbagai sumber bacaan yakni buku-buku,
koran/majalah, pendapat para sarjana, dan artikel dalam internet.9
9 Mohammad Nazir, Phd., Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2006, hal.14.
3. Alat Penelitian
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
25/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
Dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan bagi penulisan skripsi ini,
penulis melakukan :
a. Studi Dokumen
Dalam hal ini penulis mempelajari dokumen seperti Pekerja/Buruh dan
Upah/Pengupahan untuk mengetahui latar belakang landasan pengupahan
pada PT. Arwana Mas Indonesia.
b. Pedoman Wawancara
Penulis membuat pedoman wawancara berupa daftar pertanyaan yang
memudahkan penulis dalam melakukan wawancara dengan pihak
perusahaan maupun pekerja/buruh itu sendiri. Sehingga saat wawancara
lebih terfokus pada apa yang penulis permasalahkan dalam skripsi ini.
4. Tahap Penelitian
Dalam melakukan penelitian terdapat empat (4) tahap yang harus ditempuh,
yaitu :
a) Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, penulis memulainya dengan membuat proposal penelitian dan
pengumpulan literatur yang berkaitan dengan skripsi sebelum meneliti ke
lapangan.
b) Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini, penulis berusaha mendapatkan sebanyak mungkin data yang
berguna bagi penulisan skripsi ini yaitu dengan mengadakan penelitian ke
lapangan dan juga kepustakaan.
c) Tahap Penyelesaian
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
26/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
Dalam tahap ini, data yang dikumpulkan disusun secara sistematis kemudian
diolah menjadi pembuatan skripsi.
d) Analisis Data
Data yang terkumpul tidak memberikan arti apa-apa bagi penelitian tanpa
dianalisis terlebih dahulu, hal itu untuk menjamin data tersebut sudah akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi ke dalam 5 (lima) bab, Dimana masing-masing bab
dibagi atas beberapa sub bab. Urutan bab-bab tersebut secara sistematik dan saling
berkaitan satu dengan yang lain. Uraian singkat bab-bab dan sub bab-sub bab tersebut
adalah sebagai berikut :
BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang
permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan,
metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
BAB II : Merupakan bab yang berisi tentang gambaran umum mengenai
pekerja/buruh dan upah/pengupahan di Indonesia, bab ini terdiri dari berbagai
pengertian tenaga kerja dan jenis-jenisnya, berbagai pengertian upah dan jenis-jenisnya,
jaminan-jaminan terhadap pekerja/buruh tetap dan pekerja/buruh harian lepas, serta
pengertian KHM (Kebutuhan Hidup Minimum), KFM (Kebutuhan Fisik Minimum),
dan KHL (Kebutuhan Hidup Layak).
BAB III : Merupakan bab yang berisi tentang peranan dari pihak-pihak terkait
dalam penerapan standarisasi pengupahan, mulai dari peran Dewan Pengupahan Daerah
dalam menentukan standarisasi pengupahan pekerja/buruh, peran APINDO (Asosiasi
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
27/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
Pengusaha Indonesia) dalam menerapkan standarisasi pengupahan yang telah
ditetapkan oleh Dewan Pengupahan Daerah, sampai pada peran Serikat Pekerja/Serikat
Buruh dalam mengawasi penerapan standarisasi pengupahan di perusahaan menurut
UU No. 21 Tahun 2003 Tentang Serikat Buruh.
BAB IV : Merupakan bab yang menguraikan tentang Perbandingan Sistem
pengupahan antara pekerja tetap/buruh dan pekerja harian lepas, berisikan sub-sub yang
menguraikan tentang sistem pengupahan terhadap tenaga kerja/buruh tetap dan tenaga
kerja/buruh harian lepas menurut berbagai peraturan perundang-undangan di bidang
ketenagakerjaan, sistem pengupahan tenaga kerja/buruh tetap dan tenaga kerja/buruh
harian lepas yang bekerja pada PT. Arwana Mas Indonesia, serta hal-hal apa saja yang
menjadi hambatan dan kendala dalam penerapan PERMENAKERTRANS No. 17
Tahun 2005 Tentang Pelaksanaan tahapan Kebutuhan Hidup Layak Terhadap
pekerja/buruh tetap dan pekerja/buruh harian lepas di PT. Arwana Mas Indonesia.
BAB V : Merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan terhadap
penulisan skripsi dan saran-saran terhadap sistem pengupahan terhadap pekerja/buruh
tetap dan pekerja./buruh harian lepas.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
28/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG SISTEM PENGUPAHAN DI INDONESIA
A. Pengertian Upah dan Jenis-Jenis Pengupahan
Tujuan buruh melakukan pekerjaan adalah untuk mendapatkan
penghasilan/upah yang cukup membiayai kehidupannya bersama dengan keluarganya
yaitu perhitungan yang layak bagi kemanusiaan, oleh karena itu berbicara upah
haruslah menyangkut juga bagaimana pemahaman si pekerja/buruh mengenai upah
yang hendak diterimanya.
Selama buruh melakukan pekerjaan memang ia berhak atas upah yang
menjamin kehidupannya bersama dengan keluarganya, oleh karena itu selama ia
bekerja pengusaha/majikan memang wajib membayar upah.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
29/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
Dipandang dari sudut nilainya, upah itu dibeda-bedakan antara upah nominal
yaitu jumlah yang berupa uang, dan upah riil yaitu banyaknya barang yang dapat dibeli
dengan jumlah uang itu.10
1. Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksuddengan Upah adalah ”hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan kerja, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan
bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang
telah atau akan dilakukan.”
Bagi buruh yang penting adalah upah riil, karena dengan upahnya itu harus
mendapatkan cukup barang yang diperlukan untuk kehidupannya bersama keluarganya.
Kenaikan upah nominal tidak mempunyai arti baginya, jika kenaikan upah itu disertai
dengan atau disusul oleh kenaikan harga kebutuhan hidup dalam arti kata seluas-
luasnya. Turunnya harga barang keperluan hidup karena misalnya bertambahnya
produksi barang itu, akan merupakan kenaikan upah bagi buruh walaupun jumlah uang
yang ia terima dari majikan adalah sama seperti sedia kala. Sebaliknya, naiknya harga
barang keperluan hidup, selalu berarti turunnya upah bagi buruh.
Beberapa pengertian upah dalam berbagai peraturan perundang-undangan dan
menurut para sarjana :
2. Menurut Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 Tentang Perlindungan Upahyang dimaksud dengan Upah adalah ”penerimaan sebagai imbalan dari
pengusaha kepada buruh untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan
atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkanmelalui persetujuan atau peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas
dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk
tunjangan, baik untuk buruh sendiri maupun keluarganya.”
3. Menurut Dewan Penelitian Pengupahan Nasional tahun 1970, yangmenyebutkan bahwa: “Upah adalah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan
dari pemberi kerja untuk pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan,
berfungsi sebagai kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan
10 Prof. Imam Supomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Djambatan, Jakarta, 2003, Hal. 179.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
30/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
produksi, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk yang ditetapkan dalam bentuksuatu persetujuan, UU, peraturan-peraturan dan dibayar atas dasar suatu
perjanjian kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja”.
4. Menurut Prof. Imam Supomo yang dimaksud dengan upah adalah pembayaran
yang diterima oleh buruh selama ia melakukan pekerjaan atau dipandang
melakukan pekerjaan.
Dari uraian diatas jelas upah diberikan dalam bentuk uang, namun secara
normatif masih ada kelonggaran bahwa upah dapat diberikan dalam bentuk lain
berdasarkan perjanjian atau peraturan perundangan, dengan batasan nilainya tidak
boleh melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari nilai upah yang seharusnya
diterima.11
1. Upah Minimum
Pada hakekatnya upah haruslah mampu menjadi tulang punggung kehidupan
pekerja/buruh karena upah merupakan pendapatan yang diperoleh dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu penetapan upah haruslah berdasarkan
kebutuhan hidup minimum serta kebutuhan hidup layak seorang manusia, dalam hal ini
buruh. Dalam hal pelaksanaan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja,
pemerintah menetapkan jenis-jenis pengupahan, meliputi:
Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-
01/Men/1999 Tentang Upah Minimum, upah minimum adalah upah bulanan
terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap.
Berdasarkan memori penjelasan pasal 89, upah minimum sektoral dapat
ditetapkan untuk kelompok lapangan usaha beserta pembagiannya menurut
klasifikasi lapangan usaha Indonesia untuk kabupaten/kota, provinsi, beberapa
11 Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
31/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
provinsi atau nasional dan tidak boleh lebih rendah dari upah minimum regional
daerah yang bersangkutan.
Upah minimum tersebut kemudian ditetapkan oleh gubernur dengan
memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi dan/
Bupati/Walikota.
2. Upah yang Dibayar Dalam Hal Pekerja/Buruh Tidak Melakukan Pekerjaan
Upah tidak dibayar apabila pekerja tidak melakukan pekerjaan kecuali jika :
a) Pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan.
b) Pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa
haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan.
c) Pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena menikah, menikahkan,
mengkhitankan, membaptiskan anaknya, istri melahirkan atau
keguguran kandungan, suami atau istri atau anak atau menantu atau
orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah
meninggal dunia.
d) Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaan karena menjalankan
ibadah yang diperintahkan agamanya.
e) Pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi
pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri
maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha.
f) Pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat.
g) Pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas
persetujuan pengusaha.
h) Pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
32/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
Apabila terjadi hal-hal seperti tersebut diatas, pengusaha tetap wajib
membayar upah kepada pekerja dengan ketentuan:
a) Jika pekerja/buruh sakit (maksudnya sakit biasa, bukan sakit akibat
kecelakaan kerja) terus-menerus sampai 12 bulan, maka upah yang
dibayarkan pengusaha diatur :
- 100% dari upah untuk tiga bulan pertama,
- 75% dari upah untuk tiga bulan kedua,
- 50% untuk tiga bulan ketiga,
- 25% untuk tiga bulan keempat sebelum pemutusan hubungan kerja
dilakukan oleh pengusaha.
b) Pekerja/buruh menikah, dibayar untuk tiga hari.
c) Menikahkan anaknya dibayar untuk dua hari.
d) Mengkhitankan/membaptiskan anaknya dibayar untuk dua hari.
e) Istri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk dua hari
f) Suami/istri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia,
dibayar untuk dua hari.
g) Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk
satu hari.
h) Mengenai ketentuan upah pekerja/buruh tetap dibayar bilamana
pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaan karena menjalankan
ibadah yang diperintahkan agamanya, dalam memori penjelasan Pasal
93 ayat (2) huruf e Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dijelaskan
bahwa yang dimaksud dengan menjalankan kewajiban ibadah menurut
agamanya adalah melaksanakan kewajiban ibadah menurut agamanya
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
33/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
yang telah diatur dengan peraturan perundang-undangan, seperti ibadah
haji untuk pemeluk agama islam. Dalam Pasal 6 ayat (4) Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Perlindungan Upah
ditentukan bahwa pengusaha wajib untuk tetap membayar kepada buruh
yang tidak dapat menjalankan pekerjaannya karena memenuhi
kewajiban ibadah menurut agamanya selama waktu yang diperlukan,
tetapi tidak lebih dari tiga bulan.
3. Upah Kerja Lembur
Pengertian upah kerja lembur upah yang diberikan pengusaha sebagai
imbalan kepada pekerja karena telah melakukan pekerjaan atas permintaan
pengusaha yang melebihi dari jam dan hari kerja (tujuh jam sehari dan empat
puluh jam seminggu) atau pada hari istirahat mingguan, hari-hari besar yang
telah ditetapkan pemerintah. Hal ini berarti seorang oekerja/buruh telah bekerja
melebihi empat puluh jam seminggu, maka pekerja buruh yang bersangkutan
behak menerima upah lembur. Dengan membayar upah lembur merupakan
kewajiban pengusaha, apabila pekerja/buruh telah melaksanakan pekerjaan
melebihi ketentuan jam kerja (empat puluh hari seminggu).12
Walaupun demikian menurut ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3)
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep-
02/Men/VI/2004 mengatur pembatasan terjadap pekerja/buruh yang termasuk
golongan jabatan tertentu tidak behak atas upah lembur dengan ketentuan
mendapat upah yang lebih tinggi. Mereka itu adalah yang memiliki tanggung
jawab sebagai pemikir, perencana, pelaksana dan pengendali jalannya
12 Pasal 77 dan 78 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
34/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
perusahaan yang waktu kerjanya tidak dapat dibatasi menurut waktu kerja yang
ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Adapun kritera pekerja staf yang tidak berhak menerima upah lembur
ialah mereka:
a) Yang memiliki jabatan struktural dalam organisasi perusahaan;
b) Yang memiliki kewajiban; tanggung jawab dan wewenang terhadap
kebijakan perusahaan;
c) Yang mendapat upah lebih besar daripada pekerja lainnya; dan
d) Yang mendapat fasilitas yang lebih baik daripada pekerja lainnya.
Pedoman perhitungan upah lembur sebagai berikut:
a) Perhitungan upah lembur didasarkan pada upah bulanan.
b) Upah seja adalah 1/173 kali upah sebulan.
c) Dalam hal upah pekerja/buruh dibayar :
Secara harian, maka perhitungan upah sebulan adalah upah sehari
dikalikan 25 bagi yang bekerja 6 hari seminggu, atau dikalikan 21
bagi yang bekerja 5 hari seminggu;
Berdasarkan satuan hasil, maka upah sebulan adalah upah rata-rata
dua belas bulan terakhir;
Dalam hal pekerja/buruh bekerja kurang dari dua belas bulan, maka
upah sebulan dihitung rata selama bekerja, dengan ktentuan tidak
boleh rendah dari upah minimum setempat.
d) Upah dan tunjangan tetap untuk dasar perhitungan upah lembur adalah
100%, jadi jumlah upah keseluruhan bukan upah pokok.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
35/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
e) Apabila upah keseluruhan terdiri atas upah pokok, tunjangan tetap dan
tunjangan tidak tetap, sedangkan jumlah upah pokok dan tunjangan tetap
kurang dari 75%, maka untuk dasar perhitungan upah lembur adalah
75% dari jumlah upah keseluruhan.
Sedangkan cara perhitungan upah lembur:
a. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja:
1. untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah sebesar 150%
kali upah sejam;
2. untuk setiap jam kerja lembur berikut haus dibayar upah sebesar
200% kali upah sejam.
b. Apabila lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari
libur resmi untuk waktu kerja enam hari kerja empat puluh jam dalam
seminggu, maka perhitungaanya:
1. untuk tujuh jam pertama dibayar 200% kali upah sejam, dan jam ke-
8 dibayar 300% kali upah sejam, dan jam ke-9 dan ke-10 dibayar
400% kali upah sejam.
2. apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek perhitungan
upah lembur lima jam pertama dibayar 200% kali upah sejam, jam
ke-6 dibayar 300% kali upah sejam, jam ke-7 dan ke-8 dibayar 400%
kali upah sejam.
c. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau
hari libur resmi untuk waktu kerja lima hari kerja empat puluh jam
dalam seminggu, maka perhitungaan upah kerja lembur untuk delapan
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
36/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
jam pertama dibayar 200% kali upah sejam, jam ke-9 dibayar 300% kali
upah sejam, dan jam ke-10 dibayar 400% kali upah sejam.
4. Tunjangan Hari Raya Keagamaan
Berdasarkan Pasal 1 butir (d) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia Nomor Per.04/Men/1994 Tahun 1994 Tentang Tunjangan Hari Raya
Keagamaan Bagi Pekerja di Perusahaan (THR), adalah pendapatan
pekerja/buruh yang wajib dibayarkan oleh pengusaha kepada pekerja atau
keluarga menjelang hari raya keagamaan yang berupa uang atau bentuk lain.
1. Pembayaran THR
Pemberian THR sebagaimana dimaksud diatas disesuaikan dengan hari raya
besar keagamaan setiap pekerja/buruh kecuali kesepakatan pengusaha dan
pekerja/buruh menentukan lain.
Pembayaran tunjangan hari raya wajib dibayarkan oleh pengusaha
selambat-lambatnya tujuh hari sebelum hari raya keagamaan.
2. Hak dan Perhitungan THR
Pengusaha wajib memberikan THR kepada pekerja yang telah mempunyai
masa kerja tiga bulan secara terus-menerus atau lebih dan diberikan satu
kali dalam satu tahun.
Besarnya THR ditetapkan sebagai berikut:
I. Pekerja yang telah mempunyai masa kerja dua belas bulan secara
terus-menerus atau lebih sebesar satu bulan upah.
II. Pekerja yang telah mempunyai masa kerja tiga bulan secara terus
menerus tetapi kurang dari 12 bulan diberikan secara proporsional
dengan masa kerja, yakni dengan perhitungan : masa kerja x satu
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
37/96
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
38/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
Dalam perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan
peratuan perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya
dari pekerja/buruh merupakan utang yang harus didahulukan pembayarannya
(pekerja/buruh sebagai kreditur preference).
B. Latar Belakang dan Perkembangan Sistem Penentuan Besaran Upah di
Indonesia : KFM (Kebutuhan Fisik Minimum), KHM (Kebutuhan Hidup
Minimum), dan KHL (Kebutuhan Hidup Layak)
Sistem penetuan besaran upah di Indonesia idealnya didasarkan kepada standart
kehidupan hidup manusia, bagaimana kebutuhan seseorang akan sandang, pangan dan
papan serta kesejahteraan lainnya. Sejak dahulu penentuan besaran upah telah
mengalami pergantian standart kebutuhan hidup dari kebutuhan fisik minimum (KFM),
kebutuhan hidup minimum (KHM) hingga pada kebutuhan hidup layak (KHL), pada
sub bab ini akan dijelaskan satu persatu mengenai rincian masing-masing sistem
penentuan besaran upah tersebut.
Latar Belakang dan Perkembangan Kebutuhan Fisik Minimum (KFM)
Kebutuhan Fisik, dapat dijabarkan sebagai kebutuhan untuk menjaga kesehatan
ragawi buruh, agar ia dapat bekerja dengan segenap tenaga dan sanggup berkonsentrasi
penuh selama bekerja. Dengan demikian, komponen pokok dari Kebutuhan Fisik
adalah kecukupan gizi, baik untuk tubuh maupun otak. Tapi, untuk dapat menghadirkan
seorang yang sehat ke dalam proses kerja, dibutuhkan pula biaya untuk menciptakan
kesempatan beristirahat dan memulihkan (restorasi) tenaga yang telah dihabiskan dalam
proses produksi.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
39/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
Komponen biaya tempat tinggal (termasuk listrik dan air) dan rekreasi masuk
dalam kategori ini. Di samping itu, seorang buruh harus juga menjaga kesehatan fisik
dan lingkungannya – antara lain dengan mandi, berpakaian yang layak dan sehat, dan
berolahraga. Komponen pokok terakhir adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menghadirkan buruh tersebut secara fisik di pabrik – dengan kata lain, biaya
transportasi.13
13 Ken Buddha Kusumandharu , Upah : sebuah catatan Ekonomi-Politik ,
Perkembangan kebutuhan fisik minimum tidak hanya mengacu kepada fisik si
pekerja/buruh saja tetapi juga keluarganya yang merupakan tanggungan mutlak si
pekerja/buruh. Penetapan tingkat upah bagi pekerja/buruh merupakan kebijaksanaan
yang sangat penting, karena hal ini berkaitan langsung dengan kebijaksanaan
peningkatan taraf hidup pekerja/buruh dan keluarga. Salah satu indikator dalam
mempertimbangkan penetapan upah minimum pekerja/buruh adalah Nilai Kebutuhan
Fisik Minimum (KFM) yang disajikan dalam sub-bab menurut 3 jenis penggolongan
pekerja/buruh yaitu :
- Seorang Pekerja Lajang (PL);
- Seorang Pekerja + 1 Istri + 1 Anak (K1);
- Seorang Pekerja + 1 Istri + 2 Anak (K2);
Dengan adanya ketiga jenis penggolongan pekerja/buruh sebagai komponen
nilai kebutuhan fisik minimum maka perlunya perhitungan setiap kebutuhan fisik dari
objek komponen tersebut yang hendak dicantumkan dalam penetapan upah minimum
agar pekerja/buruh dapat menerima upah minimum sesuai dengan kebutuhan fisik
minimum dirinya serta keluarganya.
www.prp-
indonesia.org., diakses pada tanggal 23 juli 2008.
http://www.prp-indonesia.org/http://www.prp-indonesia.org/http://www.prp-indonesia.org/http://www.prp-indonesia.org/http://www.prp-indonesia.org/
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
40/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
Dalam perkembangan industri serta pola hidup masyarakat, penentuan besaran
upah yang berdasarkan kebutuhan fisik minimum sudah tidak dapat lagi menjadi ajuan.
Karena kebutuhan masyarakat, dalam hal ini pekerja/buruh bukan hanya kepada fisik
semata, mental juga merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Misalnya membaca
buku dalam hal memperoleh pengetahuan, mengadakan perwiritan dalam hal pergaulan
rohani, dll. juga merupakan kebutuhan hidup yang patut dijadikan ukuran dalam
menentukan besaran upah yang harus diterima oleh pekerja/buruh sehingga penentuan
besaran upah berdasarkan standart kebutuhan fisik minimum sudah tidak patut lagi
menjadi acuan dalam menetapkan upah minimum yang diterima oleh pekerja/buruh.
Latar Belakang dan Perkembangan Kebutuhan Hidup Minimum (KHM)
Timbulnya kebutuhan hidup minimum dilatarbelakangi oleh tujuan
meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh sehingga mampu mendorong perkembangan
dunia usaha. Salah satunya adalah penetapan upah minimum yang dilakukan dengan
mempertimbangkan peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh tanpa mengabaikan
peningkatan produktivitas dan kemajuan perusahaan serta perkembangan perekonomian
serta pada umumnya.
Perlunya standarisasi kebutuhan hidup minimum sebagai sistem dalam
menentukan besaran upah yang diterima pekerja/buruh yang unsur-unsurnya mencakup
semua kebutuhan hidup yang minimum dari pekerja/buruh, baik itu sandang, pangan
dan papan harus diatur sesuai dengan kebutuhan hidup minimum seorang manusia yang
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
41/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
bekerja yang dapat dinilai dengan uang yang dapat di belanjakan sesuai dengan harga
pasar nasional/daerah.14
Dalam penetapan upah minimum yang dilakukan oleh Dewan Pengupahan
Nasional/Daerah berbagai faktor dipertimbangkan, dengan mengadakan penajaman dan
penyesuaian dengan tujuan penetapan upah minimum yaitu : sebagai jaring pengaman
agar upah tidak merosot, mengurangi kesenjangan upah terendah dan upah tertinggi dan
meningkatkan penghasilan pekerja/buruh pada tingkat paling bawah.
Perkembangan kebutuhan hidup minimum pasti mengikuti pola-pola
konsumerisme masyarakat, dimana pekerja/buruh juga bagian dari masyarakat yang
juga terikut pola-pola konsumerisme pasar tersebut sehingga kebutuhan hidup
minimum dapat berubah, namun tidak secara signifikan melainkan perlahan.
Dalam melindungi pekerja/buruh agar tercukupinya kebutuhan hidup minimum
pekerja/buruh pemerintah mengeluarkan kebijakan upah minimum. Kebijaksanaan
upah minimum ini (UMR), bersifat dan berlaku umum disuatu daerah, tanpa
membedakan kemampuan perusahaan secara sektoral. Dalam pelaksanaannya ketetapan
UMR belum dapat mengakomodasi perusahaan-perusahaan pada sektor-sektor yang
membayar upah yang lebih tinggi, sehingga dapat memperlambat peningkatan
kesejahteraan pekerja/buruh.
15
Oleh karena itu untuk mewujudkan penetapan upah minimum yang berdasarkan
kebutuhan hidup minimum yang lebih realistis sesuai dengan kemampuan perusahaan,
melalui Permenaker NO. 01/MEN/1999 tentang Upah Minimum diatur penetapan upah
14 Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 81/MEN/1995 Tentang Penetapan Komponen
Kebutuhan Hidup Minimum.15 Departemen Tenaga Kerja RI., Direktorat Jendral Binawas, Direktorat Pengupahan dan
Jaminan Sosial, Pedoman Penyusunan dan Pelaksanaan Upah Minimum, Jakarta, PT. Jamsostek, 1999.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
42/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
minimum regional (UMR) dan upah minimum sektoral regional (UMSR) yang
disesuaikan dengan kondisi perkembangan saat ini.
Latar Belakang dan Perkembangan Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
Hasil pertemuan Lembaga Kerjasama Tripartit Nasional tanggal 24 Agustus
2005 mengenai ditetapkannya Komponen dan Pelaksanaan Tahap Pencapaian
Kebutuhan Hidup Layak yang selanjutnya dibukukan dalam Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2005 yang otomatis menghapus Keputusan
Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP. 81/MEN/1995 tentang Penetapan Komponen
Kebutuhan Hidup Minimum sehingga peraturan tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi.
Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) yang kemudian ditingkatkan menjadi
Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dilatarbelakangi oleh peningkatan standar kebutuhan
yang harus dipenuhi oleh seorang pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak baik
secara fisik, non fisik dan sosial, untuk kebutuhan 1 (satu) bulan.16
Kebutuhan para pekerja/buruh saat ini mengalami perkembangan secara
teori/ketentuan standarisasi, kebutuhan Pekerja/buruh diawali dengan kebutuhan fisik
Dalam penetapan KHL yang kelak menjadi standart penetapan upah minimum
juga harus dilakukan survey terhadap harga pasar yang kemudian dibakukan oleh
Dewan Pengupahan Nasional/Daerah yang akan diterapkan pada masing-masing
daerah, sehingga naik turunnya harga pasar di daerah mempengaruhi penetapan jumlah
upah minimum yang akan dikeluarkan oleh Dewan Pengupahan Daerah.
16 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER. 17/MEN/III/2005 Tentang
Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
43/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
minimum yang hanya mengatur kriteria pemenuhan kebutuhan fisik dengan
mengenyampingkan mental lalu kepada kebutuhan hidup minimum yang juga hanya
mengatur kriteria pemenuhan kebutuhan hidup yang tetap saja pada standar minimum.
Kita harus melihat perlunya masa depan untuk pekerja/buruh, karena
pekerja/buruh juga manusia yang pasti memiliki generasi kedepan dengan segudang
cita-cita kehidupannya. Perlunya penetapan upah minimum yang sesuai dengan
kebutuhan hidup layak merupakan harapan yang sudah dicita-citakan oleh kaum
pekerja/buruh sejak lama. Sekarang tinggal pelaksanaan/penerapannya oleh pihak yang
bertanggung jawab yaitu perusahaan/pengusaha/majikan dalam melaksanakan
penetapan upah minimum yang berdasarkan kebutuhan hidup layak yang harus
mematuhi setiap peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Tabel. 2
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NO. 17 TH 2005
KOMPONEN KEBUTUHAN HIDUP LAYAK UNTUK PEKERJ A LAJANG
DALAM SEBULAN DENGAN 3.000 K KALORI PER HARI
I. MAKANAN DAN MINUMAN
No.
Komponen
Sebulan
Kualitas
kua)/
Kriteria
Jumlah
Kebutuhan
Satuan Harga Satuan
Rp)
Nilai
Rp)
1. Beras Sedang 10.00 Kg2. Sumber Protein :
a. Daging Sedang 0,75 Kg b. Ikan Segar baik
c. Telur Ayam Telur ayam ras 1,20 Kg
3. Kacang-kacangan :tempe/tahu Baik 4.50 Kg
4. Susu bubuk Sedang 0.90 Kg5. Gula pasir Sedang 3.00 Kg
6. Minyak goreng Curah 2.00 Kg7. Sayuran Baik 7.20 Kg
8. Buah-buahansetara pisang/pepaya Baik 7.50 Kg
9. Karbohidrat lain
setara tepung/terigu Sedang 3.00 Kg
10. Teh atau Kopi Celup/Sachet 1.00/4.00 Dus isi 25/75 gram
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
44/96
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
45/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
pijar/neon 25 watt/15 watt 6/12 atau 3/12 Buah38. Air Bersih Standar PAM 2.00 Meter kubik
39. Sabun cuci Cream/deterjen 1.50 Kg
JUMLAH :
IV. PENDIDIKAN
No.
Komponen
Sebulan
Kualitas
kua)/
Kriteria
Jumlah
Kebutuhan
Satuan Harga Satuan
Rp)
Nilai
Rp)
40. Bacaan/radio Tabloid/band 4 atau1/4 Eks atau Buah
JUMLAH :
V. KESEHATAN
41. Sarana Kesehatan :a. Pasta gigi 80 gram 1.00 Tube
b. Sabun mandi 80 gram 1.00 3/12 Buah
c. Sikat gigi Produk lokal 1.00 Buahd. Shampo Produk lokal 1.00 Botol 100 mle. Pembalut atau
alat cukur isi 10 1.00 dus/se
42. Obat anti nyamuk Bakar 3.00 Dus
43. Potong rambut
di tukang cukur/salon 6/12 kali
JUMLAH :
VI. TRANSPORTASI
No.
Komponen
Sebulan
Kualitas
kua)/
Kriteria
Jumlah
Kebutuhan
Satuan Harga Satuan
Rp)
Nilai
Rp)
44. Transport kerja
dan lainnya Angkutan umum 30.00 Hari (PP)
JUMLAH :
VII. REKREASI DAN TABUNGAN
No.
Komponen
Sebulan
Kualitas
kua)/
Kriteria
Jumlah
Kebutuhan
Satuan Harga Satuan
Rp)
Nilai
Rp)
45. Rekreasi Daerah sekitar 2/12 Kali
46. Tabungan (2% dari nilai 1 s/d 45)
JUMLAH :
JUMLAH KESELURUHAN KEBUTUHAN : I+II+II I+IV+V+VI+VII)
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
46/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
C. Hak dan Kewajiban Pekerja/Buruh Tetap dan Pekerja/Buruh Harian Lepas
Hak dan kewajiban pekerja/buruh merupakan hal yang prinsipil dan pasti timbul
dalam hubungan ketenagakerjaan karena kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang
lahir dari aktivitas produksi yang melibatkan pekerja/buruh dan pengusaha/majikan.
Hak dan kewajiban merupakan hal yang sangat erat hubungannya, dimana seorang
pekerja/buruh bila melakukan kewajiban maka akan timbul hak yang kemudian diatur
secara seadilnya-adilnya agar tidak menimbulkan ketidakseimbangan yang kelak
berpotensi menyebabkan salah satu pihak (pekerja/buruh dan pengusaha/majikan)
merasa dirugikan.
Perlunya aturan hak dan kewajiban secara seadil-adilnya sangatlah penting bagi
pekerja/buruh karena pekerja/buruh merupakan pihak yang paling berpotensi dirugikan
dalam penetapan hak dan kewajiban tersebut, dalam sub bab ini membahas apa saja
yang menjadi hak dan kewajiban bagi pekerja/buruh tetap dan hak dan kewajiban
pekerja/buruh harian lepas agar mendapat kesimpulan atau gambaran perbedaan antara
hak dan kewajiban berdasarkan dua jenis status pekerja/buruh tersebut.
Hak dan kewajiban pekerja/buruh tetap
Dengan adanya hak dan kewajiban pekerja/buruh tetap maka terciptalah
hubungan industrial yang seimbang yang mana bila semua aturan-aturan yang sudah
ditetapkan dilaksanakan oleh para pihak, baik itu pengusaha maupun pekerja/buruh.
Adapun yang menjadi hak dan kewajiban pekerja/buruh tetap adalah sebagai berikut:
Hak pekerja/buruh tetap:
1) Upah
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
47/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
Yaitu: hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh
yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan
kerja, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah
atau akan dilakukan. Pada pekerja/buruh tetap upah yang diterima sifatnya
adalah upah tetap, yaitu upah yang diterima pekerja/buruh secara tetap atas
suatu pekerjaan yang dilakukan secara tetap. Upah tetap ini diterima secara
tetap dan tidak dikaitkan dengan tunjangan tidak tetap, upah lembur dan
lainnya.17
2) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Yaitu: Jaminan sosial yang diberikan perusahaan kepada pekerja/buruh
yang menurut UU nomor 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja. UU
ini kemudian dikkonkritkan lagi dengan dikeluarkannya UU No. 14 tahun 1993
tentang program jamsostek yang meliputi 4 program yaitu:
• Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
Yaitu: jaminan yang diberikan kepada pekerja/buruh yang mengalami
kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja termasuk penyakit
yang timbul karena hubungan kerja.18
17
Edytus Adisu, Hak Karyawan Atas Gaji dan Pedoman Menghitung Gaji, Forum Sahabat,Jakarta, 2008, hal. 4.
18 Ibid , hal. 10
Demikian pula kecelakaan kerja yang
terjadi dalamperjalanan yang berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan
pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Yang termasuk
dalam jaminan kecelakaan kerja adalah:
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
48/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
1. Biaya pengangkutan;
2. Biaya pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan;
3. Biaya rehabilitasi;
4. Santunan berupa uang meliputi:
- Santunan sementara tidak mampu bekerja;
- Santunan cacat sebagian atau selama-lamanya;
- Santunan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental;
- Santunan kematian.
• Jaminan Kematian (JK)
Jaminan kematian diberikan kepada keluarga atau ahli warisnya bagi
pekerj/buruh yang meniggal dunia bukan dari akibat kecelakaan kerja berupa :
- Biaya pemakaman;
- Santunan berupa uang.
• Jaminan Hari Tua (JHT)
Jaminan hari tua adalah suatu bentuk jaminan akumulasi tabungan yang
berasal dari iuran tenaga kerja/buruh dan perusahaan. JHT ini akan diterima
oleh tenaga kerja/buruh pada saat hari tuanya. Jumlah JHT yang akan diterima
pekerja/buruh adalah sebesar akumulasi iuran ditambah hasil
pengembangannya. Seorang pekerja/buruh mendapatkan uang Jaminan Hari
Tuanya apabila sudah mencapai usia pensiun.
• Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
Jaminan pemeliharaan kesehatan adalah bentuk perlindungan oleh
pengusaha kepada pekerja/buruh dan keluarganya. Pemeliharaan keshetan yang
dimaksud adalah penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
49/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan termasuk kehamilan
dan persalinan.
3) Pesangon
Ada keterkaitan antara upah seorang pekerja/buruh dengan pesangon
jika pekerja/buruh bersangkutan diputus hubungan kerjanya (PHK). Uang
pesangon adalah pemberian berupa uang dari pengusaha kepada pekerja/buruh
sebagai akibat adanya pemutusan hubungan kerja. Jumlah uang yang diberikan
sebagai uang pesangon bergantung pada jenis PHK.
4) Dana Pensiun
Seorang pekerja/buruh dikatakan pensiun apabila berhenti bekerja
karena mencapai usia tertentu, yakni apakah karena usia kelahiran tertentu atau
mencapai usia masa kerja tertentu yang disepakati oleh pengusaha dan
pekerja/buruh. Dana pensiun adalah dana/sejumlah uang yang diberikan oleh
pengusaha kepada pekerja/buruh apabila pekerja/buruh berhenti bekerja karena
mencapai usia tertentu yang mana selama pekerja/buruh bekerja membayar
uang iuran pensiun.
5) Tunjangan Hari Raya (THR)
Dasar hukum penetapan THR adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
No. Per.104/MEN/1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi
Pekerja/buruh di Perusahaan.
-
8/17/2019 Sistem Pengupahan Pekerja Tetap & Kontrak
50/96
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas DitinjauDari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.USU Repository © 2009
THR adalah pendapatan pekerja/buruh yang wajib dibayarkan pengusaha
kepada pekerja/buruh atau keluarganya menjelang hari raya keagamaan yang
berupa uang atau bentuk lain.19
- Hari Raya Idul Fitri bagi pekerja/buruh yang beragama Islam.
Hari Raya Keagamaan yang dimaksud adalah:
- Hari Raya Natal bagi pekerja/buruh yang beragama Katolik dan Protestan.
- Hari Raya Nyepi bagi pekerja/buruh yang beragama Hindu.
- Hari Raya Waisak bagi pekerja/Buruh yang beragama Buddha.
Kewajiban pengusaha untuk memberikan tunjangan hari raya kepada setiap
pekerja/buruh merupakan wujud usaha untuk meningkatkan kesejahteraan
pekerja/buruh dan untuk menciptakan ketenangan usaha.
Kewajiban Pekerja/Buruh tetap:
Dengan adanya perjanjian kerja, pekerja/buruh mempunyai kewajiban-
kewajiban tertentu antara lain : melakukan pekerjaan, menaati tata tertib perusahaan,
membayar denda dan ganti rugi serta bertindak sebagai buruh yang baik. Selain itu bagi
pekerja/buruh yang bertempat tinggal pada rumah majikan, wajib menaati tata tertib
rumah tangga majikan.20
• Melakukan Pekerjaan
Menurut Pasal 1603 KUH Perdata, pekerja/buruh wajib melakukan
pekerjaan yang dijadikan sesuai dengan batas-batas kemampuannya. Sepanjang
sifat dan luas pekerjaan yang harus dilakukan tidak diuraikan dalam perjanjian
maupun peraturan perusahaan, maka hal itu ditentukan menurut kebiasaan.21
19
Peraturan Me