sistem informasi akuntansi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis
mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena
itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara
efektif dan efisien umtuk mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan
merupakan kekuatan yang sangat penting untuk membantu manajer dalam
pengambilan keputusan. Informasi yang berkualitas yaitu informasi yang akurat,
relevan, dan tepat waktu sehingga keputusan bisnis yang tepat dapat dibuat yang
disesuaikan dengan sistem informasi yang diterapkan di masing-masing perusahaan.
Dengan demikian, pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang sangat penting
untuk dilakukan.
Sistem informasi juga diperlukan dalam pengadaan bahan baku untuk
kelancaran proses pembelian bahan baku dari pemasok serta kepada pembeli.
Prosedur pembelian bahan baku melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan
dengan maksud agar pelaksanaan pembelian bahan baku dapat diawasi dengan baik.
Salah satu penyebab terjadinya kekacauan-kekacauan dalam prosedur pembelian
bahan baku adalah lemahnya pengendalian intern pada sistem dan prosedur yang
mengatur suatu transaksi. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka setiap perusahaan
1
perlu menyusun suatu sistem dan prosedur yang dapat menciptakan pengendalian
intern yang baik dalam mengatur pelaksanaan transaksi perusahaan.
Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, sistem informasi
produksi yang efektif merupakan suatu keharusan dan tidak lepas dari persoalan
persediaan bahan baku, karena sebagian besar modal perusahaan terikat pada proses
produksi perusahaan tersebut. Dengan adanya sistem informasi yang efektif, maka
kekacauan-kekacauan yang umum terjadi dalam bidang produksi seperti jadwal
produksi yang tidak realistis, pemborosan dan terjadinya kekurangan persediaan yang
terjadi selama proses produksi dapat dihindari dan ditangani.
Sampai saat ini, pengertian pengendalian intern telah dikemukakan oleh
banyak pihak. Dalam arti sempit, pengendalian intern didefinisikan sebagai
pengecekan untuk memeriksa kecermatan penjumlahan. Sedangkan dalam arti luas,
pengendalian intern adalah semua alat-alat yang digunakan oleh pimpinan perusahaan
untuk melakukan pengawasan. Sistem informasi produksi memfokuskan pada aspek-
aspek seperti: pemesanan, penyimpanan, dan ketersediaan bahan baku dan
perlengkapan produksi; penjadwalan mesin, fasilitas dan tenaga kerja untuk
memproses bahan baku menjadi bahan jadi; mendesain dan menguji produk dengan
jumlah sesuai rencana, kualitas yang baik dan biaya yang dianggarkan. Dengan kata
lain, sistem informasi produksi bertujuan mendukung fungsi produksi dan operasi
yang terdiri atas aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian
produksi barang dan jasa.
2
Untuk mencapai tujuan perusahaan manajemen bertanggung jawab terhadap
praktek pembelian bahan baku dan produksi dalam perusahaan yang dikelola dan
harus secara terus-menerus mengawasi sistem pengendalian intern yang sudah
ditetapkan. PT. Philips Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
Manufacturing Lighting yang bermerk dagang produk lighting dengan kurang lebih
ada 700 items yang terdiri atas dua tipe yaitu Gelas Pijar dan VTL (Neon / TL).
Aktivitas perencanaan dan pengendalian pembelian bahan baku dan produksi menjadi
semakin kompleks. Untuk dapat melakukan aktivitas perencanaan dan pengendalian
pembelian bahan baku dan produksi sebagai penghasil informasi. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk mengevaluasi sistem informasi pembelian bahan baku dan
produksi sebagai penyedia informasi perencanaan dan pengendalian pembelian bahan
baku dan produksi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan yang dibahas dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem informasi pembelian bahan baku dan produksi yang telah
diterapkan di PT. Philips Indonesia?
2. Apakah evaluasi sistem informasi pembelian bahan baku dan produksi sebagai
penyedia informasi untuk perencanaan dan pengendalian pembelian bahan baku
dan produksi pada PT. Philips Indonesia?
3
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sistem informasi pembelian bahan baku dan produksi yang
telah diterapkan di PT. Philips Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah evaluasi sistem informasi pembelian bahan baku dan
produksi sebagai penyedia informasi untuk perencanaan dan pengendalian
pembelian bahan baku dan produksi di PT. Philips Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan dilakukannya penelitian ini, maka manfaat yang
diharapkan dapat diperoleh adalah:
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini akan memberikan suatu gambaran yang jelas akan pentingnya
pengendalian intern dalam perusahaan, sehingga perusahaan dapat melakukan
evaluasi diri dan mengambil tindakan yang perlu untuk memperbaiki sistem
pengendalian intern yang ada saat ini.
2. Bagi Pembaca
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian ataupun study komparatif
dalam mengevaluasi sistem pengendalian intern perusahaan pada umumnya.
Melalui penelitian ini diharapkan pembaca dapat memperoleh masukan yang
berarti dalam mengimplementasikan sistem pengendalian serta masalah-masalah
yang mungkin akan dihadapi.
4
3. Bagi Ilmu Pengetahuan,
Khususnya dalam bidang akuntansi, penelitian ini akan menambah
perbendaharaan karya ilmiah, khususnya mengenai aspek pengendalian, dengan
harapan akan bermanfaat sebagai bahan masukan berupa studi kasus yang dapat
dipelajari dan dipahami
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian sistem dan Prosedur
Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren
D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan
sistem sebagai berikut “ Suatu sistem adalah suatu jaringan yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan
suatu sasaran yang tertentu”.
Sedangkan prosedur menurut Yogianto (1995:1) mengutip dari Richard F.
Neuschel, didefinisikan sebagai berikut: “Suatu prosedur adalah urut-urutan yang
tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa (what) yang harus
dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakan, kapan (when) dikerjakan, dan bagaimana
mengerjakannya.
Definisi sistem menurut Mulyadi (1993:2) sebagai berikut:
a. Setiap sistem terdiri atas unsur-unsur.
b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.
c. Unsur-unsur tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
Pengertian prosedur menurut Zaki Baridwan (1990:3) adalah merupakan
urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau
6
6
lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi
yang sering terjadi.
2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi
2.1.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Bodnard dan Hopwood (2000:23) sistem informasi akuntansi adalah
kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah
data menjadi informasi.
Menurut Baridwan (1996:4) sistem informasi akuntansi adalah suatu
komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa
dan komunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan
kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan kreditur ) dan pihak-
pihak dalam (terutama manajemen ).
2.1.2.2 Tujuan Penyusunan Sistem Informasi Akuntasi
Tujuan umum penyusunan sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperbaiki informasi yang diberikan oleh sistem dalam kualitas,
ketepatan waktu atau struktur dari informasi tersebut.
2. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yang berarti
memperbaiki daya andal informasi akuntansi dan menyediakan catatan yang
lengkap sebagai pertanggungjawaban dalam melindungi harta perusahaan.
7
3. Untuk menurunkan biaya dalam menyelenggarakan catatan akuntansi.
Dari ketiga tujuan tersebut harus dipertimbangkan pada waktu penyusunan
suatu sistem informasi akuntansi, sehingga dapat diharapkan tidak ada salah satu
tujuan yang terlewatkan.
2.1.2.3 Faktor–faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan sistem
informasi akuntansi
Penyusunan sistem informasi akuntansi untuk suatu perusahaan perlu
mempertimbangkan beberapa faktor penting antara lain:
1. Sistem informasi akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip cepat yaitu
sistem informasi akuntansi harus menyediakan informasi yang diperlukan dengan
cepat dan tepat waktu serta dapat memenuhi kebutuhan dan kualitas yang sesuai..
2. Sistem informasi yang disusun harus memenuhi prinsip aman yaitu sistem
informasi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan.
3. Sistem informasi akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang
berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem informasi akuntansi tersebut
harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal.
2.1.3 Teknologi Informasi
Dalam era globalisasi informasi yang berkembang sangat pesat, sistem informasi
akuntansi mengalami banyak perubahan dalam tahun-tahun terakhir ini. Penggunaan
teknologi komputer mendapat perhatian yang sangat besar karena memungkinkan
8
manajemen informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dengan cepat
dan tepat.
Untuk memahami Sistem informasi akuntansi berbasis komputer perlu
pengenalan terhadap struktur kemampuan dan operasi dari komputer.
2.1.3.1 Komponen Utama Suatu Komputer
Menurut Cushing (1992 : 110) ”Komputer adalah suatu alat elektronik
dengan kecepatan yang tinggi yang mampu melaksanakan serangkaian instruksi yang
akan mernungkinkannya untuk melakukan serangkaian operasi tanpa campur tangan
manusia”.
Sistem komputer merupakan kombinasi yang terintegrasi dari empat komponen
yaitu hardware, software, procedure dan personnel.
Menurut Bordnar, George (2000 : 71) ”Sistem komputer merupakan kombinasi
terpadu dari perangkat keras (Hardware), Perangkat lunak (software), komunikasi,
sumber daya manusia, sumber daya informasi, dan prosedur-prosedur pemrosesan”.
Mcleod (1995 : 109) menjelaskan tentang komponen komputer tersebut
sebagai berikut. Software adalah program-program dan prosedur-prosedur kerja yang
dibutuhkan untuk mengintruksikan hardware dalam melakukan fungsinya. Sedangkan
Hardware adalah peralatan fisik yang digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas
dari sistem yang berbasis komputer, adapun komponen hardware sebagai berikut :
a. Input Devices yaitu suatu alat atau media yang menerima input data untuk
diproses.
9
b. Central processing unit (CPU) yaitu bagian internal komputer yang
berfungsi sebagai pusat pengolahan dan pengendalian dari keseluruhan
sistem pemrosesan data CPU yang terdiri dari bagian-bagian yang
masing-masing mempunyai tugas sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan
yang saling melengkapi.yaitu :
1. Control unit adalah bagian yang bertugas mengendalikan dan mengkoordinasikan
keseluruhan sistem kerja komputer.
2. Arithmetic Logic unit (ALU) adalah bagian yang bertugas melaksanakan
perhitungan arithmatika dasar, penyusunan data, pemindahan data serta
membandingkan data.
3. Primary Memory Unit adalah bagian yang menerima data dan program
dari input devices dan penampungan ini hanya bersifat sementara saja.
c. Output devices yaitu alat yang menerima hasil pengolahan dari CPU melalui
unit penyimpanan dan memberikan hasil pengolahan.
2.1.3.2 Files
Dalam memproses data dengan komputer dikenal istilah file, file itu
terdiri dari record-record yang menggambarkan kesatuan data yang sejenis,
empat kategori utama file menurut Cushing yang disadur oleh Kosasi (1992 : 69) Yaitu:
10
a. Master file (File Transaksi) : adalah suatu file permanent dari catatan-
catatan yang berisi data berjalan (Current) atau hamper berjalan yang secara
teratur dimutakhirkan (up date).
b. Transaction file (file transaksi) : adalah arsip catatan-catatan yang mencerminkan
aktivitas berjalan dalam suatu organisasi yang dipakai untuk memutakhirkan
suatu master file.
c. Table file (file meja) : adalah suatu master file mengenai data referensi biasanya
berupa angka/nomor yang dicari dan diperbaiki selama pengolahan data untuk
membantu kalkulasi atau tugas akhir.
d. Indeks file (file Indeks) : adalah suatu master file pengidentifikasian catatan dan
lokasi penyimpanan file.
2.1.3.3 Pengertian Proses Data Elektronik (PDE)
Pemrosesan secara electronic dalam suatu perusahaan bukanlah sesuatu
yang baru, karena banyak memberikan keuntungan pada perusahaan. Oleh sebab itu
Electronic Data Processing (EDP) merupakan dasar dari Sistem informasi
akuntansi di setiap perusahaan.
Pengertian Proses data Electronik (PDE) Menurut Bordnar (2000 : 4) adalah
”Pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan pemrosesan data-data transaksi
dalam suatu organisasi”.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemrosesan data-data
dalam perusahaan akan lebih efisien apabila diproses secara komputerisasi,
11
mengingat beragam macam informasi dalam perusahaan menjadikan pihak
manajemen tidak lagi memanfaatkan sistem manual dikarenakan banyak
kekurangannya jika dibandingkan dengan sistem komputerisasi.
2.1.3.4 Sistem Pemrosesan Data
Menurut Cushing (1995 : 68) terdapat dua cara untuk memproses data
melalui terminal yaitu :
a. Batch processing (Sistem pengolahan data secara kelompok)
Pada sistem ini data termasuk dalam kelompok sejenis besar atau sampai pada
waktu yang telah ditentukan, barulah data yang telah dikumpulkan tersebut
diproses. Sistem ini tepat untuk digunakan pada aplikasi yang menyangkut
volume transaksi yang dibutuhkan bersifat periodik.
b. Online processing (Sistem pengolahan data secara langsung)
Metode ini mempunyai karakteristik yang tertentu, dimana setiap transaksi
yang terjadi secara langsung dan segera digunakan untuk memperbaharui file
indeks. Sistem ini tepat untuk diterapkan pada aplikasi yang
membutuhkan informasi yang baru bila setiap saat diperlukan. Misalnya
faktur penjualan yang telah kembali dari pelanggan dapat dimasukkan ke
komputer dan akan diproses kedalam file yang berhubungan seperti file master
piutang.
12
2.1.4 Sistem Pengendalian Intern
2.1.4.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (1993:165) sistem pengendalian intern meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasi untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi
dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Definisi sistem pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang hendak
dicapai dan bukan pada unsur yang membentuk sistem tersebut. Dengan demikian
pengertian pengendalian intern tersebut di atas berlaku baik dalam perusahaan yang
mengolah informasinya secara manual dengan mesin pembukuan maupun computer.
2.1.4.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Tujuan sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut:
1. Menjaga catatan dan kekayaan organisasi
Kekayaan fisik suatu perusahaan dapat dicuri, disalahkan atau hancur karena
kecelakaan kecuali jika kekayaan tersebut dilindungi dengan pengendalian yang
memadai.
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
3. Manajemen memerlukan informasi keuangan yang teliti dan andal untuk
menjalankan kegiatan usahanya. Banyak informasi yang digunakan oleh
manajemen untuk dasar pengambilan keputusan penting. Pengendalian intern
13
dirancang untuk memberikan jaminan proses pengolahan data akuntansi akan
menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan andal.
4. Mendorong efisiensi.
5. Pengendalian intern ditujukan untuk mencegah duplikasi usaha yang tidak perlu
atau pemborosan dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan untuk mencegah
penggunaan sumber daya perusahaan yang tidak efisien.
6. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen menetapkan kebijakan dan
prosedur. Struktur pengendalian intern ditujukan untuk memberikan jaminan yang
memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan perusahaan.
2.1.4.3 Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Unsur –unsur pokok pengendalian intern adalah sebagai berikut:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
2. Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional
kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
pokok perusahaan.
3. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan , hutang, pendapatan dan biaya.
Dalam organisasi, transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang
memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena
14
itu, harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi
terlaksananya setiap transaksi.
4. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi.
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak
diciptakan cara-cara untuk menjamin praktek yang sehat dalam pelaksanaannya.
5. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur
pencatatan serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktek yang
sehat semuanya sangat tergantung pada manusia yang melaksanakannya.
2.1.4.4 Flowchart
Flowchart dipergunakan untuk menggambarkan proses kegiatan dalam suatu
organisasi. Flowchart berupa bagan untuk keseluruhan sistem termasuk kegiatan-
kegiatan manual dan aliran atau arus dokumen yang dipergunakan dalam sistem.
Penggambaran flowchart harus menggunakan cara-cara dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku secara lazim dalam sistem informasi akuntansi, sehingga
tidak menimbulkan kebebasan yang tidak mempunyai standar dalam menggambarkan
sistem. Dalam sistem informasi akuntansi diperoleh kesepakatan dari pihak-pihak
yang berkompeten untuk digunakannya standar simbol yang dipakai untuk
menggambarkan bagan atau flowchart.
15
Berikut ini akan disajikan simbol standar yang digunakan oleh analis sistem
untuk membuat bagan alir dokumen yang menggambarkan sistem tertentu.
GAMBAR 2.1
Simbol Bagan Alir Dokumen
Simbol Nama KeteranganDokumen Digunakan untuk semua jenis dokumen.
yang merupakan formulir untuk merekam transaksi
Dokumen rangkap Menggambarkan dokumen asli dan tembusannya
Berbagai dokumen Menggambarkan berbagai jenis dokumen yang digabungkan bcrsama dalam satu paket
Catatan Menggambarkan caiatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data vang direkam sebelumnya di dalam dokumen
Penghubung pada halaman yang sama
Menggambarkan alir dokumen dibuat mengalir dari atas ke bawah dan dari kiri kekanan. Simbol penghubung yang memungkinkan aliran dokumen berhenti di suatu lokasi pada halaman tertentu dan kembali berjalan pada halaman yang sama.
Penghubung pada halaman yang berbeda
Untuk menggambarkan bagan alir dokumen suatu sistem diperlukan lebih dari satu halaman.
Kegiatan manual Untuk menggambarkan kegiatan manual seperti : menerima order, mengisi formulir,membandingkan dll
Keterangan/komentar Untuk menambahkan komentar agar pesan yang disampaikan lebih jelas
16
13A
Arsip sementara Menunjukkan tempat penyimpanan dokumen
Arsip permanen Menunjukkan tempat penyimpanan dokumen secara permanen yang tidak akan diproses lagi
On-line computer process
Menggambarkan pengolahan komputer secara on-line
Keying, Typing Menggambarkan pemasukan data ke dalam komputer melalui on-line terminal
Pita magnetik Menggambarkan arsip komputer yang berbentuk pita magnetik
On-line storage Menggambarkan arsip komputer yang berbentuk on-line (di dalam memori komputer)
Keputusan Menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data. Keputusan yang dibuat ditulis dalam simbol |
Garis alir Menggambarkan arah proses pengolahan data
Persimpangan garis alir
Jika dua garis alir bersimpangan, untuk menunjukkan arah masing-masing garis, salah satu garis dibuat melengkung
Pertemuan garis alir Digunakan jika dua garis alir bertemu dan salah satu garis mengikuti garis lainnya
Mulai/berakhir Menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi
Masuk ke sistem Menggambarkan kegiatan diluar sistem masuk ke dalam alir sistem
Keluar ke sistem lain Menggambarkan kegiatan (di luar sistem) keluar dari sistem
Sumber : Mulyadi. 1993 Sistem Akuntansi. Edisi 3. h. 60-63
17
Ya
Tidak
Dari pemasok
Ke sistem penjualan
2.1.5 Sistem dan prosedur pembelian bahan baku
2.1.5.1 Pengertian dan tujuan sistem dan prosedur pembelian bahan baku
Sistem dan prosedur pembelian mengatur cara-cara dalam melakukan semua
pembelian baik barang maupun jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Tujuan dari
sistem dan prosedur pembelian bahan baku adalah:
1. Mencegah pemborosan, karena membeli barang yang seharusnya tidak diperlukan
2. Mencegah permainan harga yang dapat merugikan perusahaan.
3. Mencegah pembelian fiktif.
4. Memperpendek masa transaksi dari mulai pesanan sampai barang datang.
2.1.5.2 Fungsi- fungsi yang terkait dalam pembelian bahan baku
Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian bahan baku
adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian bahan baku, fungsi gudang bertanggung jawab
untuk mengajukan permintaan pembelian bahan baku kepada fungsi pembelian
sesuai dengan persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang
telah diterima oleh fungsi penerimaan barang.
2. Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai
harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan
mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang terpilih.
18
3. Fungsi Penerimaan
Fungsi penerimaan bertanggung jawab untukmelakukan pemeriksaan terhadap
jenis, mutu dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan
dapat atau tidaknya barang tersebut diterima perusahaan. Fungsi ini juga
bertanggung jawab menerima barang dari transaksi retur penjualan.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab terhadap pencatatan hutang dan pencatatan
persediaan. Fungsi pencatatan hutang bertanggung jawab mencatat terjadinya
hutang, sedangkan fungsi pencatatan persediaan bertanggung jawab mencatat harga
pokok barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan.
2.1.5.3 Jaringan prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi
pembelian bahan baku
Jaringan prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi pembelian
bahan baku adalah sebagai berikut:
1. Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku
Dalam prosedur permintaan pembelian bahan baku ini fungsi gudang mengajukan
permintaan pembelian bahan baku dalam formulir surat permintaan pembelian
bahan baku kepada bagian pembelian.
2. Prosedur permintaan penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok
Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran
harga kepada pemasok atas dasar harga yang relatif di bawah standar untuk
19
mendapatkan informasi tentang harga barang dan berbagai syarat pembelian yang
lain, untuk memungkinkan pilihan pemasok yang akan dituju oleh perusahaan.
3. Prosedur Order Pembelian
Dalam prosedur order pembelian ini, fungsi pembelian mengirimkan surat order
pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kapada unit-unit
organisasi lain dalam perusahaan tentang order pembelian yang telah dikeluarkan.
4. Prosedur Penerimaan Barang
Dalam prosedur ini, fungsi penerimaan barang melakukan pemeriksaan mengenai
jenis, kuantitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok dan kemudian
membuat laporan penerimaan barang.
5. Prosedur Pencatatan Hutang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan pembelian dan menyelenggarakan pencatatan hutang atau
mengarsipkan sumber sebagai pencatatan hutang.
6. Prosedur Distribusi Pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebet dari transaksi pembelian
untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.
2.1.5.4 Dokumen yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi pembelian
bahan baku
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi
pembelian bahan baku menurut Mulyadi adalah sebagai berikut:
20
1. Surat Permintaan Pembelian (SPP).
2. Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH).
3. Surat Order Pembelian (SOP).
4. Laporan Penerimaan Barang (LPB).
5. Surat Perubahan Order (SPO).
6. Bukti Kas Keluar (BKK).
2.1.5.5 pengendalian intern sistem dan prosedur pembelian bahan baku
Sistem pengendalian intern yang terjadi dalam sistem informasi akuntansi
pembelian bahan baku adalah sebagai berikut:
1. Diadakan pemisahan fungsi antara fungsi pembelian dan fungsi penerimaan,
fungsi akuntansi, fungsi penyimpanan barang.
2. Perlu adanya sistem otorisasi dan prosedur pencatatan data-data akuntansi yang
berkaitan dengan pembelian, sistem otorisasi dan prosedur pembelian adalah
sebagai berikut:
a. Surat permintaan pembelian oleh fungsi gudang, untuk barang yang disimpan
di dalam gudang, atau oleh fungsi pemakaian barang, untuk barang yang
langsung dipakai.
b. Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang
lebih tinggi.
c. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang.
21
d. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih
tinggi.
e. Pencatatan terjadinya hutang didasarkan pada bukti kas keluar yang didukung
dengan surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari
pemasok.
f. Pencatatan ke dalam kartu hutang dan register bukti kas keluar diotorisasi
dengan fungsi akuntansi.
3. Adanya praktek yang sehat di dalam sistem pembelian bahan baku.
a. Surat permintaan pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi gudang.
b. Surat order pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian.
c. Laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan.
d. Pemasok dipilih berdasarkan jawaban atas penawaran harga dari para
pemasok.
e. Barang hanya diperiksa dan terima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini
telah menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian.
f. Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari
pemasok dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan
membandingkannya dengan tembusan surat order pembelian.
22
g. Terdapat pengecekam terhadap harga, surat pembelian dan ketelitian perkalian
dalam faktur pemasok sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar.
h. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu hutang secara periodik di
rekonsiliasi dengan rekening kontrol hutang dalam buku besar.
i. Pembayaran faktur dari pemasok dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran
guna mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai.
j. Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya dicap lunas oleh fungsi
pengeluaran kas setelah cek dikirim ke pemasok.
23
2.1.5.6 Flow chart sistem dan prosedur pembelian bahan baku
24
2.1.6 Sistem dan Prosedur Produksi
2.1.6.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Produksi
Menurut Assauri (2001:75) proses produksi adalah cara, metode dan teknik
untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana yang ada).
Menurut Baroto (2002:13) Produksi adalah suatu proses pengubahan bahan
baku menjadi produk jadi. Sistem produksi adalah sekumpulan aktivitas untuk
pembuatan suatu produk, di mana dalam pembuatan ini melibatkan tenaga kerja,
bahan baku, mesin, energi, informasi, modal dan tindakan manajemen.
2.1.6.2 Fungsi-fungsi yang terkait Dalam Produksi
1. Bagian Order Penjualan
Bagian order penjualan bertanggung jawab atas penerimaan order dari langganan
dan meneruskan order tersebut ke departemen produksi untuk diproses sesuai
dengan formulir yang disediakan. Bagian order penjualan melayani order dari
langganan berdasar persediaan produk jadi yang ada di gudang.
2. Departemen Produksi
Departemen produksi berfungsi untuk membuat perintah produksi bagi bagian-
bagian yang ada di bawahnya yang terkait dalam pelaksanaan proses produksi
dari bagian order penjualan. Departemen produksi biasanya dibantu oleh bagian
perencanaan dan pengawasan produksi dalam pembuatan order produksi tersebut.
25
Order produksi dituangkan dalam bentuk tertulis dalam dokumen order produksi
yang dilampiri dengan surat kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi.
3. Bagian Produksi
Bagian ini bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi sesuai surat order
produksi yang diterima dari departemen produksi dan daftar bahan serta daftar
kegiatan produksi yang melampiri surat order produksi tersebut.
4. Bagian Perencanaan dan Pengawasan Produksi
Bagian ini berfungsi sebagai staff pembantu departemen produksi dalam
merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi.
5. Bagian Gudang
Bagian ini bertanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan baku, bahan
penolong dan barang lain yang digudang. Selain itu bagian ini juga berfungsi
untuk menerima produk jadi yang diserahkan oleh fungsi produksi.
2.1.6.3 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pengendalian Produksi
1. Prosedur Order Produksi
Dalam prosedur ini surat order produksi dikeluarkan untuk mengkoordinasikan
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Surat order produksi ini dikeluarkan
oleh departemen produksi berdasar order dari pembeli yang diterima fungsi
penjualan.
2. Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang
Prosedur ini digunakan untuk meminta bahan dari gudang
26
3. Prosedur Pencatatan Jam Kerja Tenaga Kerja Langsung
Pelaksanaan kegiatan produksi memerlukan prosedur pencatatan jam tenaga kerja
langsung dalam hubungannya dengan order produksi yang bersangkutan.
4. Prosedur Produksi Selesai
Order produksi yang telah selesai dikerjakan perlu diserahkan dari fungsi
produksi ke fungsi gudang. Prosedur produk selesai merupakan prosedur
penyerahan produksi selesai dari fungsi produksi ke fungsi gudang.
2.1.6.4 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Produksi
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pengendalian produksi
menurut Mulyadi (2001:413) adala sebagai berikut:
1. Surat order produksi
Dokumen ini merupakan surat perintah yang dikeluarkan oleh departemen
produksi yang ditujukan kepada bagian-bagian yang terkait dengan proses
pengolahan produk untuk memproduksi sejumlah produk dengan spesifikasi, cara
produksi, fasilitas produksi, dan jangka waktu tertentu.
2. Daftar kebutuhan bahan
Dokumen ini merupakan daftar jenis dan kuantitas bahan baku yang diperlukan
untuk memproduksi produk sesuai pesanan.
3. Daftar kegiatan produksi
Dokumen ini merupakan daftar urutan jenis kegiatan dan fasilitas mesin yang
diperlukan untuk memproduksi produk.
27
4. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang
Dokumen ini merupakan formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk
meminta bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi suatu produk.
5. Bukti pengembalian barang gudang
Dokumen ini merupakan formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk
mengembalikan bahan baku dan bahan penolong ke fungsi gudang. Pengembalian
ini umumnya disebabkan karena adanya sisa bahan yang tidak dipakai dalam
proses produksi.
6. Kartu jam kerja
Dokumen ini merupakan kartu untuk mencatat jam kerja tenaga kerja langsung.
7. Laporan produk selesai
Laporan produk selesai dibuat oleh fungsi produksi untuk memberitahukan
selesainya produksi pesanan kepada fungsi perencanaan dan pengendalian
produksi, fungsi gudang, fungsi penjualan, dan fungsi akuntansi persediaan dan
akuntansi biaya.
2.1.6.5 Pengendalian Intern Sistem dan Prosedur Produksi
Menurut Assauri (1993:148) pengendalian produksi adalah kegiatan untuk
mengkoordinir aktivitas-aktivitas pengerjaan agar waktu penyelesaian yang telah
ditentukan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
Ada dua jenis pengendalian intern untuk produksi, yaitu:
28
1. Flow control, yaitu pengendalian produksi yang dilakukan terhadap arus
pekerjaan sehingga dapat menjamin kelancaran proses pekerjaan dimana suatu
tingkat hasil tetap. Jenis pengendalian ini dilakukan untuk proses produksi terus-
menerus yang memiliki arus yang relatif tetap, mesin yang digunakan khusus, dan
hasil produksinya mempunyai bentuk dan jenis yang sama dalam jangka waktu
tertentu. Dalam pengendalian arus dilakukan suatu koordinasi dari suatu arus
pekerjaan menurut cara yang telah ditentukan semula.
2. Order control, yaitu pengendalian pengerjaan pesanan di mana pengendalian
dilakukan terhadap produk yang dikerjakan, sehingga dapat sesuai dengan
keinginan si pemesan baik mengenai bentuk, jenis, dan kualitasnya. Pada
pengendalian jenis ini digunakan pada proses produksi terputus-putus, dimana
mesin yang digunakan adalah mesin serbaguna dan barang yang diproduksi
mempunyai bentuk dan jenis yang berbeda-beda sesuai dengan pesanan.
Standar produksi dibuat dan diterapan pada setiap bagian pada proses produksi
secara keseluruhan. Dalam pengendalian produksi ada tiga standar yang harus
dipenuhi, yaitu: Standar waktu. Untuk menentukan standar waktu dibutuhkan
penelitian mengenai variasi dari waktu untuk setiap bagian dari proses produksi.
Standar waktu diwujudkan dalam skedul produksi.
1. Standar biaya. Standar biaya dibuat atas kerjasama dengan bagian akuntansi
biaya. Pengendalian biaya dilakukan untuk menjaga agar tidak terjadi
penyimpangan terhadap standar biaya.
29
2. Standar kualitas. Standar kualitas dibuat berdasarkan hasil penelitian terhadap
kualifikasi produk yang diinginkan oleh pelanggan. Standar ini diperlukan untuk
menilai apakah produk yamg dihasilkan sudah sesuai dengan kualifikasi yang
diinginkan pelanggan.
2.1.6.6 Flow Chart Sistem dan Prosedur produksi
30
Forecastsand orders
Production ordersand schedules
Productspecifications
Standard costs andoverhead rates
Materialsrequisitions
Productiondata
General
ledger
On-line productionInformation
system
Manufacturing
controlspecifications
CIMinterface
Instruction and
schedules
Factory workstations
SalesFactory Work
Stations InventoryCost
AccountingEngineeringProduction planning
Production cycle data base
Master production schedule
Work in-process
Production orders
InventoryOperation
ListBill of
materials
Production status report
Production status report
Cost analyses
Performance reports
Inquiry processing
system
Cost accounting
Production planning
Factory supervisors
Sales
Sumber : Marshall B. Romney & Paul John Steinbart, hal 525
BAB III
METODA PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional
1. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Bahan Baku
Sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku merupakan suatu kerangka
dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan
suatu skema yang menyeluruh, untuk dapat melaksanakan suatu kegiatan
pembelian bahan baku dalam rangka menyediakan bahan guna mencapai tujuan
perusahaan.
2. Sistem Informasi Akuntansi Produksi
Merupakan suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan
yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk dapat
melaksanakan suatu kegiatan produksi dalam rangka menghasilkan produk guna
mencapai tujuan perusahaan.
3. Sistem Pengendalian Intern
Adalah semua cara dan struktur organisasi serta alat-alat yang dikoordinasikan
yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk melakukan pengecekan
terhadap kekayaan yang dimiliki perusahaan dengan melakukan pemeriksaan
ketelitian dan kebenaran data akuntansi. Selain itu juga untuk memajukan tingkat
efisiensi dalam operasi.
31
31
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian pada skripsi ini adalah sistem informasi akuntansi
pembelian bahan baku dan sistem informasi akuntansi produksi yang diterapkan oleh
PT. Philips Indonesia yang berlokasi di Jalan Brebek Industri I Kav 5-19 Sidoarjo
61256 sebagai penyedia informasi untuk perencanaan dan pengendalian pembelian
bahan baku dan produksi. Lingkup penelitian ini hanya teratas pada pengevaluasian
sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku dan sistem informasi akuntansi
produksi yang telah diterapkan di perusahaan. Diawali dengan meneliti sistem yang
sedang berjalan, kemudian berdasarkan penelitian tersebut peneliti mencoba
memberikan masukan untuk melengkapi kekurangan-kekurangan dari sistem
tersebut.Usulan ini daharapkan dapat membantu manajemen dalam perencanaan dan
pengendalian proses pembelian bahan baku dan produksi.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Data primer, data yang diperoleh langsung dari perusahaan meliputi observasi dan
wawancara langsung terhadap pihak manajemen dan karyawan perusahaan di
lokasi penelitian.
b. Data sekunder, data yang diperoleh dari hasil olahan yang sudah ada di lokasi
penelitian berupa dokumen-dokumen dan prosedur.
32
3.4 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Observasi langsung, melakukan pengamatan terhadap prosedur dan pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan pengendalian pembelian bahan baku dan
produksi dengan jalan antara lain melakukan peninjauan dokumen dan catatan.
2. Wawancara, dilakukan kepada pihak terkait dalam pengendalian pembelian bahan
baku dan produksi.
3. Pengamatan, dilakukan apabila hasil wawancara masih belum menggambarkan
sistem informasi akuntansi secara jelas.
3.5 Teknik Analisa
Analisa permasalahan dilakukan berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari
perusahaan untuk menemukan permasalahan yang ada, kemudian dibandingkan
dengan teori yang diperoleh dari berbagai literatur untuk selanjutnya ditarik
kesimpulan permasalahan. Langkah-langkah teknik analisa yang digunakan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan yang dipahami perusahaan.
2. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan sistem pengendalian intern
pembelian bahan baku dan produksi yang diterapkan perusahaan.
3. Mengevaluasi struktur pengendalian intern pembelian bahan baku dan produksi
kemudian membandingkannya dengan teori-teori yang diperoleh dari literatur.
33
4. Menyimpulkan kelemahan dan menyarankan perbaikan terhadap sistem
pengendalian intern pembelian bahan baku dan produksi yang selama ini
dijalankan perusahaan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi 4. Jakarta : Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Schulties, Robert. 1998. Management Information Systems : The Manager’s View. USA : Southern Illinois University.
Mulyadi, 1993. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Yogyakarta : Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Bodnar, George H. and William S. Hopwood. 2000. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Indonesia. Terjemahan. Jakarta : Salemba Empat.
Baridwan, Zaki. 1998. Sistem Akuntansi : Penyusunan Prosedur dan Kerangka Dasar. Surabaya : Penerbit Citra Media.
Yogianto, HM. 1995. Analisis dan Desain Sistem. Edisi Keempat. Yogyakarta : Andi Offset.
Mcleod, Jr. Raymond dan George Schell. 2001. Management Information System. Edisi Ketujuh. New Jersey : Prentice Hall International Inc.
Gellinas, Ulric J. 2002. Accounting Information System. 5th Edition. USA: Southwestern Publishing.
Hartono, Jogiyanto. 2001. Sistem Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur. Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi Offset.
McLeod, Jr, Raymond dan george Schell. 2001. Management Information System. 7th Edition. New Jersey: Prenctice Hall International Inc.
O’Brien, James. A. 2002. Management Information System: Managing Information Teknology In The Internet-Worked Enterprise. 4th Edition. USA: Shouthern Illinois University at Edwardsville.
35