sinyal-sinyal waktu diskrit dan operasinya

26
 Sinyal-sinyal Waktu Diskrit dan operasinya Aplikasi dengan Matlab

Upload: caffein-cofe

Post on 02-Nov-2015

310 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pembelajaran PemrosesanSinyal Digital

TRANSCRIPT

  • Sinyal-sinyal Waktu

    Diskrit dan operasinya

    Aplikasi dengan Matlab

  • Sinyal Waktu Diskrit Kategori sinyal: 1. Sinyal analog xa(t), t bisa sembarang besaran fisik apapun

    untuk PSD dianggap sebagai besaran waktu (detik);

    2. Sinyal digital x(n), n merupakan bilangan bulat yang

    menyatakan discrete instances in time atau juga disebut

    sinyal waktu-diskrit;

    Tanda panah ke-atas menunjukkan cuplikan saat n=0

  • Macam-macam sinyal di Matlab

    1. Impuls

  • 2. Step

  • 3. eksponensial

  • 4. Complex-valued exponential

    Misalkan membuat deret dengan persamaan :

  • 5. Sinusoidal

    Misalkan membuat deret dengan persamaan x(n) :

  • 6. Random (acak)

    1. Dicirikan dengan PDF Probability Density

    Function;

    2. Penulisan pada matlab menggunakan rand(1,N): Deret acak dengan panjang N terdistribusi merata (uniformly distributed) antara 0-1;

    3. Penulisan pada matlab menggunakan randn(1,N): Deret acak Gaussian dengan rerata 0 dan varians 1;

  • Operasi sinyal

    1. Penjumlahan sinyal

  • 2. Perkalian

  • 3. Penskalaan

    Masing-masing cuplikan dikalikan dengan suatu konstanta;

    Menggunakan operator * pada MATLAB

  • 4. Pergeseran (shifting) Masing-masing cuplikan x(n) digeser sebanyak k

    sehingga dihasilkan y(n), dimana y(n)={x(n-k)};

    Jika m=n-k , maka n=m+k, maka y(m+k)={x(m)};

    Dengan demikian, operasi tidak berpengaruh pada vektor x, tetapi vektor n berubah dengan

    menambahkan nilai k pada masing-masing elemen

  • 5. Pelipatan (Folding)

    Pada operasi ini, tiap-tiap cuplikan dari x(n) dilipat

    pada n=0 , yaitu y(n) = {x(-n)};

    Untuk MATLAB digunakan bantuan fungsi fliplr untuk melipat x dan fliplr untuk melipat indeks-nya:

  • 6. Penjumlahan cuplikan

    Operasi ini berbeda dengan penjumlahan sinyal, karena yang dijumlahkan adalah tiap-

    tiap elemen dalam x(n) (semuanya)

    Dalam MATLAB menggunakan sum(x(n1:n2));

  • 7. Perkalian cuplikan

    Operasi ini berbeda dengan perkalian sinyal, karena yang dikalikan adalah

    tiap-tiap elemen dalam x(n)

    (semuanya).

    Gunakan dalam MATLAB; prod(x(n1:n2));

  • 8. Energi Sinyal

    Tanda bintang pada x(n) merupakan

    tanda konjugasi kompleks MATLAB-nya:

  • 9. Daya sinyal

    Daya rerata dari suatu sinyal periodik dengan periode dasar N

  • Soal 1

  • Jawaban

    -5 0 5-2

    -1

    0

    1

    2

    3jawaban 1a

    n

    x(n

    )

    n = [-5:5];

    x = 2*impuls(-2,-5,5)-impuls(4,-5,5);

    stem(n,x);

    title('jawaban 1a');

    xlabel('n');

    ylabel('x(n)');

    axis([-5,5,-2,3])

  • 0 5 10 15 20

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    jawaban1b

    n

    x(n

    )

    n = [0:20];

    x1 = n.*(steps(0,0,20)-steps(10,0,20));

    x2 = 10*exp(-0.3*(n-

    10)).*(steps(10,0,20)-steps(20,0,20));

    x = x1+x2;

    stem(n,x);

    title('jawaban1b');

    xlabel('n');

    ylabel('x(n)');

    axis([0,20,-1,11])

  • 0 10 20 30 40 50

    -1

    -0.5

    0

    0.5

    1

    jawaban 1c

    n

    x(n

    )

    n = [0:50];

    x = cos(0.04*pi*n)+0.2*randn(size(n));

    stem(n,x);

    title('jawaban 1c');

    xlabel('n');

    ylabel('x(n)');

    axis([0,50,-1.4,1.4])

  • -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8-1

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6jawaban 1d

    n

    xtild

    e(n

    )

    n=[-10:9];

    x=[5,4,3,2,1];

    xtilde=x' * ones(1,4);

    xtilde=(xtilde(:))';

    stem(n,xtilde);

    title('jawaban 1d')

    xlabel('n');ylabel('xtilde(n)');

    axis([-10,9,-1,6])

  • Soal 2

    Jawaban, sequennya adalah (-2

  • -7 0 120

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40jawaban 2b

    n

    x2(n

    )

    n = -2:10; x=[1:7, 6:-1:1]; [x21,n21] = sigfold(x,n); [x21,n21] = sigshift(x21,n21,3); [x22,n22] = sigshift(x,n,2); [x22,n22] = sigmult(x,n,x22,n22); [x2,n2] = sigadd(x21,n21,x22,n22); stem(n2,x2); title('jawaban 2b') xlabel('n'); ylabel('x2(n)'); axis([min(n2)-1,max(n2)+1,0,40]) set(gca,'XTickMode','manual','XTick',[min(n2),0,max(n2)])

  • Soal 3

    -10 -5 0 5 10-4

    -2

    0

    2real part

    n

    -10 -5 0 5 10-2

    -1

    0

    1imaginary part

    n

    -10 -5 0 5 100

    1

    2

    3magnitude part

    n

    -10 -5 0 5 10-200

    -100

    0

    100

    200phase part

    n

    n = [-10:1:10]; alpha = -0.1+0.3j; x = exp(alpha*n); subplot(2,2,1); stem(n,real(x)); title('real part');xlabel('n') subplot(2,2,2); stem(n,imag(x)); title('imaginary part');xlabel('n') subplot(2,2,3); stem(n,abs(x)); title('magnitude part');xlabel('n') subplot(2,2,4); stem(n,(180/pi)*angle(x)); title('phase part');xlabel('n')

  • Selesai