sindrom nefrotik akper pemkab muna

24
1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN NEFROTIK SINDROM A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Sindrom Nefrotik adalah Status klinis yang ditandai dengan peningkatan permeabilitas membran glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan protein urinaris yang massif ( Donna L. Wong, 2004 ). Sindrom Nefrotik merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh injuri glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik; proteinuria, hipoproteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema ( Suriadi dan Rita Yuliani, 2001). Sindrom nefrotik (SN) merupakan sekumpulan gejala yang terdiri dari proteinuria massif (lebih dari 50 mg/kgBB/24 jam), hipoalbuminemia (kurang dari 2,5 gram/100 ml) yang disertai atau tidak disertai dengan edema dan hiperkolesterolemia. (Rauf, 2002). Berdasarkan pengertian diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Sindrom Nefrotik pada anak merupakan kumpulan gejala yang terjadi pada anak dengan karakteristik proteinuria massif hipoalbuminemia, hiperlipidemia yang disertai atau tidak disertai edema dan hiperkolestrolemia.

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 27-Jul-2015

176 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

1

ASUHAN KEPERAWATANPADA GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN

NEFROTIK SINDROM

A. KONSEP MEDIK

1. Pengertian

Sindrom Nefrotik adalah Status klinis yang ditandai dengan peningkatan

permeabilitas membran glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan

kehilangan protein urinaris yang massif ( Donna L. Wong, 2004 ).

Sindrom Nefrotik merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh injuri

glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik; proteinuria,

hipoproteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema ( Suriadi dan Rita

Yuliani, 2001).

Sindrom nefrotik (SN) merupakan sekumpulan gejala yang terdiri dari

proteinuria massif (lebih dari 50 mg/kgBB/24 jam), hipoalbuminemia (kurang dari

2,5 gram/100 ml) yang disertai atau tidak disertai dengan edema dan

hiperkolesterolemia. (Rauf, 2002).

Berdasarkan pengertian diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa Sindrom Nefrotik pada anak merupakan kumpulan gejala yang terjadi pada

anak dengan karakteristik proteinuria massif hipoalbuminemia, hiperlipidemia yang

disertai atau tidak disertai edema dan hiperkolestrolemia.

2. Etiologi

Sebab pasti belum diketahui. Umunya dibagi menjadi :

a. Sindrom nefrotik bawaan

Diturunkan sebagai resesif autosom atau karena reaksi fetomaternal

b. Sindrom nefrotik sekunder

Disebabkan oleh parasit malaria, penyakit kolagen, glomerulonefritis akut,

glomerulonefrits kronik, trombosis vena renalis, bahan kimia (trimetadion,

paradion, penisilamin, garam emas, raksa), amiloidosis, dan lain-lain.

c. Sindrom nefrotik idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)

(Arif Mansjoer,2000 :488)

Page 2: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

2

Insiden

a. Insidens lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan.

b. Mortalitas dan prognosis anak dengan sindrom nefrotik bervariasi berdasarkan

etiologi, berat, luas kerusakan ginjal, usia anak, kondisi yang mendasari, dan

responnya trerhadap pengobatan

c. Sindrom nefrotik jarang menyerang anak dibawah usia 1 tahun

d. Sindrom nefrotik perubahan minimal (SNPM) menacakup 60 – 90 % dari semua

kasus sindrom nefrotik pada anak

e. Angka mortalitas dari SNPM telah menurun dari 50 % menjadi 5 % dengan

majunya terapi dan pemberian steroid.

f. Bayi dengan sindrom nefrotik tipe finlandia adalah calon untuk nefrektomi

bilateral dan transplantasi ginjal. (Cecily L Betz, 2002)

3. Patofisiologi

a. Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat pada

hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadi proteinuria. Lanjutan dari

proteinuria menyebabkan hipoalbuminemia. Dengan menurunnya albumin,

tekanan osmotik plasma menurun sehingga cairan intravaskuler berpindah ke

dalam interstitial. Perpindahan cairan tersebut menjadikan volume cairan

intravaskuler berkurang, sehingga menurunkan jumlah aliran darah ke renal

karena hypovolemi.

b. Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan

merangsang produksi renin – angiotensin dan peningkatan sekresi anti diuretik

hormon (ADH) dan sekresi aldosteron yang kemudian terjadi retensi kalium dan

air. Dengan retensi natrium dan air akan menyebabkan edema.

c. Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat dari peningkatan

stimulasi produksi lipoprotein karena penurunan plasma albumin dan penurunan

onkotik plasma

d. Adanya hiper lipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi lipopprtein dalam

hati yang timbul oleh karena kompensasi hilangnya protein, dan lemak akan

banyak dalam urin (lipiduria)

Page 3: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

3

e. Menurunya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan oleh

karena hipoalbuminemia, hiperlipidemia, atau defesiensi seng. (Suriadi dan Rita

yuliani, 2001 :217)

4. Manifestasi Klinik

Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema. Edema biasanya bervariasi

dari bentuk ringan sampai berat (anasarka). Edema biasanya lunak dan cekung

bila ditekan (pitting), dan umumnya ditemukan disekitar mata (periorbital) dan

berlanjut ke abdomen daerah genitalia dan ekstermitas bawah.

Penurunan jumlah urin : urine gelap, berbusa

Pucat

Hematuri

Anoreksia dan diare disebabkan karena edema mukosa usus.

Sakit kepala, malaise, nyeri abdomen, berat badan meningkat dan keletihan

umumnya terjadi.

Gagal tumbuh dan pelisutan otot (jangka panjang),

(Betz, Cecily L.2002 : 335 ).

5. Pemeriksaan Diagnostik

a. Uji Urin

Protein urin – meningkat

Urinalisis – cast hialin dan granular, hematuria

Dipstick urin – positif untuk protein dan darah

Berat jenis urin – meningkat

b. Uji Darah

Albumin serum – menurun

Kolesterol serum – meningkat

Hemoglobin dan hematokrit – meningkat (hemokonsetrasi)

Laju endap darah (LED) – meningkat

Elektrolit serum – bervariasi dengan keadaan penyakit perorangan.

Page 4: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

4

c. Uji Diagnostik

Biopsi ginjal merupakan uji diagnostik yang tidak dilakukan secara rutin

6. Penatalaksanaan Medik

a. Istirahat sampai edema tinggal sedikit. Batasi asupan natrium sampai kurang

lebih 1 gram/hari secara praktis dengan menggunakan garam secukupnya dan

menghindar makanan yang diasinkan. Diet protein 2 – 3 gram/kgBB/hari

b. Bila edema tidak berkurang dengan pembatasan garam, dapat digunakan

diuretik, biasanya furosemid 1 mg/kgBB/hari. Bergantung pada beratnya edema

dan respon pengobatan. Bila edema refrakter, dapat digunakan hididroklortiazid

(25 – 50 mg/hari), selama pengobatan diuretik perlu dipantau kemungkinan

hipokalemi, alkalosis metabolik dan kehilangan cairan intravaskuler berat.

c. Pengobatan kortikosteroid yang diajukan Internasional Coopertive Study of

Kidney Disease in Children (ISKDC), sebagai berikut :

Selama 28 hari prednison diberikan per oral dengan dosis 60 mg/hari luas

permukaan badan (1bp) dengan maksimum 80 mg/hari.

Kemudian dilanjutkan dengan prednison per oral selama 28 hari dengan

dosis 40 mg/hari/1bp, setiap 3 hari dalam satu minggu dengan dosis

maksimum 60 mg/hari. Bila terdapat respon selama pengobatan, maka

pengobatan ini dilanjutkan secara intermitten selama 4 minggu

d. Cegah infeksi. Antibiotik hanya dapat diberikan bila ada infeksi

e. Pungsi asites maupun hidrotoraks dilakukan bila ada indikasi vital (Arif

Mansjoer, 2000)

7. Komplikasi

a. Infeksi sekunder mungkin karena kadar imunoglobulin yang rendah akibat

hipoalbuminemia.

b. Shock : terjadi terutama pada hipoalbuminemia berat (< 1 gram/100ml) yang

menyebabkan hipovolemia berat sehingga menyebabkan shock.

c. Trombosis vaskuler : mungkin akibat gangguan sistem koagulasi sehingga

terjadi peninggian fibrinogen plasma.

d. Komplikasi yang bisa timbul adalah malnutrisi atau kegagalan ginjal.

Page 5: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

5

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Pengumpulan Data

Aktivitas / Istrahat

Gejala : Klien mengeluh mudah lelah, klien mengeluh tidak dapat

beraktivitas

Tanda : Kelemahan, keletihan

Sirkulasi

Tanda : Tekanan darah sedikit menurun, letargi, kulit pucat

Eliminasi

Gejala : Klien mengeluh kecingnya sedikit, klien mengeluh warna

urinnya gelap

Tanda : Urin berbau buah, haluaran urin sedikit dan berbusa, hematuria

Makanan / Cairan

Gejala : Klien mengeluh tidak ada nafsu makan

Tanda : Penambahan berat badan, diare, absorbs usus buruk, edema

mukosa usus, edema abdomen dan ekstremitas bawah, edema

anarsaka

Integritas Ego

Gejala : Klien mengeluh takut akan kondisi kesehatannya, klien

menanyakan tentang penyakitnya

Tanda : Gelisah, ketakutan akan perubahan kesehatan

Pernapasan

Gejala : Klien meneluh kesulitan dalam bernapas

Tanda : Dispneu, napas cepat

Page 6: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

6

b. Pengelompokan Data

Data Subyektif

Klien mengeluh mudah lelah

Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas

Klien mengeluh kecingnya sedikit

Klien mengeluh warna urinnya gelap

Klien mengeluh tidak ada nafsu makan

Klien mengeluh takut akan kondisi kesehatannya

Klien menanyakan tentang penyakitnya

Klien meneluh kesulitan dalam bernapas

Data Obyektif

Kelemahan

Keletihan

Tekanan darah sedikit menurun

Letargi

Kulit pucat

Haluaran urin sedikit dan berbusa

Hematuria

Penambahan berat badan

Diare

Absorbsi usus buruk

Edema mukosa usus

Edema abdomen dan ekstremitas bawah

Edema anarsaka

Gelisah

Ketakutan akan perubahan kesehatan

Dispneu dan Napas cepat

Page 7: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

7

c. Analisa Data

Data Penyebab Masalah

Ds :

Klien meneluh

kesulitan dalam

bernapas

Do :

Dispneu

Napas cepat

Penyebab↓

Sindrom nefrotik↓

Gangguan pembentukan glomerulus↓

Albumin melewati membran bersama urin

↓Hipoalbuminemia

↓Tekanan koloid turun dan tekanan

hidrostatik naik↓

Cairan masuk ke ekstra seluler↓

Retensio cairan dirongga perut↓

Asites↓

Menekan diafragma↓

Ekspansi otot pernapasan tidak optimal↓

Napas tidak adekuat↓

Gangguan pola napas

Gangguan pola

napas

Ds :

Klien mengeluh

kecingnya sedikit

Do :

Edema mukosa usus

Edema abdomen dan

Factor penyebab ↓

Sindrom nefrotik↓

Gangguan pembentukan glomerulus↓

Albumin melewati membrane bersama urin

Kelebihan

volume cairan

Page 8: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

8

ekstremitas bawah

Penambahan berat

badan

Haluaran urin sedikit

dan berbusa

Kulit pucat

Hipoalbuminemia

↓Tekanan koloid turun dan tekanan

hidrostatik naik↓

Cairan masuk ke ekstraseluler↓

Retensio cairan seluruh tubuh↓

Edema anarsaka↓

Kelebihan volume cairanDo :

Edema anarsaka

Kulit nampak pucat

Retensio cairan seluruh tubuh↓

Edema anarsaka↓

Penakanan terlalu dalam pada tubuh↓

Pengiriman nutrisi dan O2 ke jaringan turun

↓Hipoksia jaringan

↓Resti kerusaan integritas kulit

Resiko kerusakan

integritas kulit

Ds :

Klien mengeluh tidak

ada nafsu makan

Do :

Diare

Porsi makan tidak

habis

Absorbsi usus buruk

Kelemahan

Retensio cairan rongga perut↓

Asites ↓

Menekat isi perut↓

Mual dan muntah↓

Nafsu makan menurun↓

Intake nutrisi kurang ↓

Gangguan kebutuhan nutrisi

Gangguan

pemenuhan

nutrisi

Page 9: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

9

Ds :

Klien mengeluh takut

akan kondisi

kesehatannya

Klien menanyakan

tentang penyakitnya

Do :

Gelisah

Ketakutan akan

perubahan kesehatan

Diagnosa medik↓

Perubahan status kesehatan↓

Kurang terpajang informasi tentang penyakit

↓Koping individu tidak efektif

↓Stress psikologis

↓Ansietas

Ansietas

Ds :

Klien mengeluh

mudah lelah

Klien mengeluh tidak

dapat beraktivitas

Do :

Kelemahan

Keletihan

Sindrom nefrotik

Perubahan kondisi kesehatan

Kondisi tubuh lemah

Intoleransi aktivitas

Intoleransi

aktivitas

d. Prioritas Masalah

1) Gangguan pola napas

2) Kelebihan volume cairan

3) Gangguan pemenuhan nutrisi

4) Intoleransi aktivitas

5) Ansietas

6) Resiko kerusakan integritas kulit

Page 10: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

10

2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan pola napas berhubungan dengan ekspansi otot pernapasan tidak

optimal ditandai dengan :

Ds : Klien meneluh kesulitan dalam bernapas

Do : Dispneu dan Napas cepat

b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensio cairan seluruh tubuh

ditandai dengan :

Ds : Klien mengeluh kecingnya sedikit

Do : Edema mukosa usus

Edema abdomen dan ekstremitas bawah

Penambahan berat badan

Haluaran urin sedikit dan berbusa

Kulit pucat

c. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan :

Ds : Klien mengeluh tidak ada nafsu makan

Do : Diare

Porsi makan tidak habis

Absorbsi usus buruk

Kelemahan

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kondisi lemah ditandai dengan :

Ds : Klien mengeluh mudah lelah

Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas

Do : Kelemahan, Keletihan

e. Ansietas berhubungan dengan kurang terpajang informasi tentang penyakitnya

ditandai dengan :

Ds : Klien mengeluh takut akan kondisi kesehatannya

Klien menanyakan tentang penyakitnya

Do : Gelisah, Ketakutan akan perubahan kesehatan

Page 11: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

11

f. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan oedema ditandai dengan :

Do : Edema anarsaka

Kulit nampak pucat

3. Perencanaan

a. Gangguan pola napas berhubungan dengan ekspansi otot pernapasan tidak optimal

Tupan :

Setelah diberikan Askep selama beberapa hari pola napas klien dapat teratasi

Tupen :

Setelah diberikan Askep selama beberapa hari masalah pola napas klien berangsur

angsur membaik dengan kriteria :

Klien mangatakan tidak sesak lagi

Klien nampak dapat bernapas dengan lega

Intervensi

1) Obsevasi pola pernafasan pasien

R/ Dyspnoe, takikardia, dan pernafasan irreguler dan bunyi ronchi merupakan

tanda gangguan pola nafas

2) Kaji warna kulit, kuku dan membran mukosa

R/ Pucat menunjukkan vasokontriksi atau anemia dan sianosis berhubungan

dengan kongesti atau gagal jantung yang menunjukkan perfusi jaringan tidak

adekuat.

3) Atur posisi semi fowler

R/ Posisi semi fowler memungkinkan organ organ abdomen menjauhi

diafragma sehingga ekspansi paru optimal.

4) Observasi ventilasi

R/ Gangguan pertukaran O2 mengakibatkan perubahan pada VS terutama

pada BP, HR, dan RR

5) Ajarkan klien tehnik napas dalam

R/ Mengoptimalkan pernapasan

6) Kolaborasi unutk pemberian tambahan oksigen

Rasional : Memaksimalkan sediaan O2 untuk kebutuhan miokardium

7) Kolaborasi pemeriksaan AGD

Page 12: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

12

R/ AGD sangat penting untuk mengetahui adanya gangguan pertukaran gas

dalam paru.

b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensio cairan seluruh tubuh

Tupan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah kelebihan volume cairan teratasi

Tupen :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama beberapa hari kondisi cairan tubuh

dalam batas normal dengan criteria :

Tidak ada oedema

Intake dan out cairan normal

Intervensi

1) Kaji status cairan : timbang berat badan harian, keseimbangan masukan dan

haluaran, turgor kulit dan adanya edema, distensi vena leher, tekanan darah,

denyut dan irama nadi

R/ Pengkajian merupakan dasar dan data dasar berkelanjutan untuk memantau

perubahan dan mengevaluasi intervensi

2) Batasi masukan cairan

R/ Pembatasan cairan akan menentukan berat tubuh ideal, haluaran urin, dan

respon terhadap terapi

3) Kaji perubahan edema : ukur lingkar abdomen pada umbilicus serta pantau

edema sekitar mata.

R/ Untuk mengkaji ascites dan karena merupakan sisi umum edema.

4) Atur masukan cairan dengan cermat.

R/ Agar kebutuhan cairan yang masuk tidak melebih batas normal

5) Pantau infus intra vena

R/ Untuk mempertahankan masukan yang diresepkan

6) Berikan kortikosteroid sesuai ketentuan

R/ Untuk menurunkan ekskresi proteinuria

7) Jelaskan pada klien dan keluarga rasional pembatasan

Page 13: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

13

R/ Pemahaman meningkatkan hubungan kerjasama klien dengan keluarga

dalam pembatasan cairan

c. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia

Tupan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah nutrisi teratasi

Tupen :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama beberapa hari nutrisi beransur-ansur

terpenuhi dengan criteria :

Nafsu makan baik

Berat badan normal

Tidak mual dan muntah

Intervensi :

1) Beri diet yang bergizi

R/ Membantu pemenuhan nutrisi anak dan meningkatkan daya tahan tubuh

anak

2) Batasi natrium selama edema dan trerapi kortikosteroid

R/ asupan natrium dapat memperberat edema usus yang menyebabkan

hilangnya nafsu makan anak

3) Beri lingkungan yang menyenangkan, bersih, dan rileks pada saat makan

R/ Agar anak lebih mungkin untuk makan

4) Beri makanan dalam porsi sedikit pada awalnya

R/ Untuk merangsang nafsu makan anak

5) Beri makanan spesial dan disukai

R/ Untuk mendorong agar anak mau makan

6) Beri makanan dengan cara yang menarik

R/ Untuk menrangsang nafsu makan

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kondisi lemah

Tupan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalan intoleransi aktivitas

teratasi

Page 14: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

14

Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan secara bertahap klien mampu

beraktivitas secara mandiri dengan criteria :

Klien dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri

Klien dapat ikut serta dalam proses pengobatan

Intervensi

1) Pantau kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari

R/ Untuk mengetahui tindakan apa yang dapat dilakukan oleh klien sehingga

perawat mudah dalam mengambil keputusan selanjutnya

2) Bantu klien dalam melakukan pemenuhan kebutuhan sehari-hari

R/ Membantu klien memenuhi aktivitas sehari hari

3) Anjurkan klien untuk ikut serta dalam tindakan pemulihan kesehatan klien

R/ Dengan partisipasi keluarga klien dapat merasakan bahwa keluarga memberi

support dalam pemulihan kesehatan

e. Ansietas berhubungan dengan kurang terpajang informasi tentang penyakitnya

Tupan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kecemasan klien teratasi

Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama beberapa hari masalah

ansietas beransur ansur hilang dengan criteria :

Klien dapat memahami tentang penyakit dan proses pengobatannya

Klien menerima akan kondisi kesehatannya

Intervensi

1) Kaji rasa kecemasan yang dialami klien

R/ mengetahui perasaan yang dialami klien serta dapat sebagai patokan dalam

menentukan tindakan keperawatan selanjutnya

2) Berikan informasi yang akuran pada klien mengenai penyakitnya dan rencana

tindakan keperawatan yang akan dilakukan

R/ informasi yang akurat dapat menambah pengetahui klien sehingga

kecemasan yang dialami klien bias berkurang

3) Anjurkan keluarga untuk memberikan suppor pada klien

R/ Support keluarga menambah rasa kepercayaan diri klien

4) Kaji ulang pemahaman klien akan informasi yang telah diberikan

Page 15: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

15

R/ Untuk mengetahui apakah klien memahami informasi yang diberikan pada

klien mengenai penyakit nya dan pengobatannya

5) Ikut sertakan klien dalam proses penyembuhan

R/ Agar klien mengetahui cara perawatan akan penyakitnya.

f. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan oedema

Tupan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan resiko kerusakan integritas kulit tidak

terjadi

Tupen :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama beberapa hari tanda-tanda

kerusakan integritas kulit tidak ada dengan criteria :

Tidak terjadi iritasi pada kulit

Tidak terjadi ulkus

Intervensi

1) Berikan perawatan kulit

R/ Memberikan kenyamanan pada anak dan mencegah kerusakan kulit

2) Hindari pakaian ketat

R/ Dapat mengakibatkan area yang menonjol tertekan

3) Bersihkan dan bedaki permukaan kulit beberapa kali sehari

R/ Untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit karena gesekan dengan alat

tenun

4) Topang organ edema, seperti skrotum

R/ Unjtuk menghilangkan area tekanan

5) Ubah posisi dengan sering ; pertahankan kesejajaran tubuh dengan baik

R/ Karena anak dengan edema massif selalu letargis, mudah lelah dan diam saja

6) Gunakan penghilang tekanan atau matras atau tempat tidur penurun tekanan

sesuai kebutuhan

R/ Untuk mencegah terjadinya ulkus

KET : R/ = Rasional

Page 16: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

16

MATA KULIAH : KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH IIIDOSEN : LAMBE PARAMMA, SKP

ASUHAN KEPERAWATANPADA SISTEM PERKEMIHAN

SINDROM NEFROTIK

DISUSUN OLEH KELOMPOK I

LA ODE HASANNASRIANISUDIRMANSITTI SALMINALA ODE MUSLIHINYUSNANI

Page 17: Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA

17

PROGRAM KHUSUS AKADEMI KEPERAWATANPEMDA KABUPATEN MUNA

TAHUN 2009