seri dokumen gereja katolik - keuskupan surabaya · 2008-2015 perayaan ekaristi intensi misa...

31
SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK DIOECESIS SURABAYA 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA

Upload: others

Post on 02-Jun-2020

34 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

SERI DOKUMEN

GEREJA KATOLIKDIOECESIS SURABAYA

2008-2015

Perayaan Ekaristi Intensi Misa

Sakramen Inisiasi Kristiani

KEUSKUPAN SURABAYA

Page 2: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK

KEUSKUPAN SURABAYA("Dioece&i& Suna&ztf#,)

2008-2015

Perayaan Ekaristi Intensi Misa

Sakramen Inisiasi Kristiani

Page 3: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

Seri Dokumen Gereja Katolik ©2015 Keuskupan Surabaya

Cetakan I, Desember 2015

Cetakan II, Mei 2016

Dicetak oleh :

Percetakan Pohon Cahaya

Yogyakarta

Page 4: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

DAFTAR ISI

Daftar Isi ......................................................... 3

Sirkuler tentang Perayaan Ekaristi.......................... 5

A. Perayaan Ekaristi di luar Gereja ........................ 5

B. Perayaan Ekaristi dalam kelompok kecil ............. 6

C. Pelayanan seputar kematian ............................. 6

Sirkuler tentang Intensi Misa

A. Hak Umat Beriman untuk Memperoleh

Pelayanan Rohani serta Kewajiban Imam

untuk mendoakannya ....................................... 8

B. Gereja mempunyai tradisi mempersembahkan

Misa dengan Intensi ......................................... 8

C. Stips ............................................................. 10

Keterangan

1. Makna stips Misa ........................................ 11

2. Permohonan Intensi ................................... 11

3. Sebagai Doa bersam a.................................. 12

4. Hak umat beriman menerima

pelayanan rohani........................................ 12

5. Kewajiban Imam untuk mendoakan ............... 13

6. Kapan mendoakan Intensi Misa? .................. 14

7. Didoakan dalam hati atau harus dibaca?........... 14

3

Page 5: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

8. Misa Pluriintensi ........................................ 14

9. Peredaksian .............................................. 15

10. Pencatatan Pada Buku Intensi ...................... 15

11. Pengelolaan Stips ....................................... 15

Sirkuler tentang Sakramen Inisiasi Kristiani .............. 17

I. Sakramen Baptis ................................................. 17

A. Proses Umum (Ideal) bagi seorang

Katekumen .................................................... 17

B. Proses Khusus bagi seorang

Katekumen .................................................... 20

C. Hal-hal yang perlu dihindari .............................. 21

II. Sakramen Penguatan ........................................... 23

A. Proses Persiapan Penerimaan

Sakramen Penguatan ....................................... 23

B. Pelayan Sakramen Penguatan ............................ 24

C. Pelaksanaan Sakramen Penguatan ...................... 24

D. Hal yang perlu dihindari .................................. 25

III. Sakramen Ekaristi ................................................ 25

A. Proses Persiapan Penerimaan

Komuni Pertama ............................................. 25

B. Pelaksanaan Penerimaan

Komuni Pertama ............................................. 27

IV. Pengesahan Asisten Katekese ................................ 28

4

Page 6: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

Mtgst. V, Sutiktw Wfaakaona, Uakivp Suxakaya

Berkenaan dengan kebutuhan mempertegas pelaksanaan

Perayaan Ekaristi di luar Gereja, Perayaan Ekaristi dalam

Kelompok-kelompok Kecil dan Pelayanan Seputar Kematian di

wilayah Keuskupan Surabaya, setelah mendengarkan masukan

Dewan Imam, menyampaikan ketentuan berikut ini yang berlaku

di wilayah Keuskupan Surabaya:

A. PERAYAAN EKARISTI DI LUAR GEREJA (bdk. kan. 932,par 1)1. Perayaan Ekaristi di luar gereja hendaknya

diselenggarakan di tempat yang pantas, di mana

Perayaan Ekaristi dapat dirayakan dengan khidmat

dan penghormatan terhadap sakramen ekaristi tidak

diabaikan.

2. Oleh karena itu, imam dan umat hendaknya

mengusahakan dengan sungguh-sungguh agar tempat

yang akan digunakan untuk Perayaan Ekaristi diatur

selayak mungkin.

3. Imam dan umat hendaknya mengusahakan pula dengan

sungguh-sungguh agar suasana selama Perayaan Ekaristi

sungguh mendukung kesakralan Sakramen Ekaristi.

4. Hendaknya dihindarkan penyelenggaran Perayaan

Ekaristi di tempat-tempat publik yang dapat

menimbulkan sandungan, dengan mengindahkan dan

lebih memilih tempat alternatif yang pantas.

SIRKULERNo. 1/G.116/111/2008

5

Page 7: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

B. PERAYAAN EKARISTI DALAM KELOMPOK KECIL (bdk. Sacramentum Caritatis art 63)1. Yang dimaksudkan dengan ‘kelompok kecil’ adalah

kelompok kategorial, komunitas religius, keluarga,

lingkungan, atau wilayah.

2. Perayaan Ekaristi dalam kelompok kecil hendaknya

diiaksanakan dengan mengindahkan keselarasan dengan

kegiatan pastoral keuskupan secara keseluruhan.

3. Perayaan Ekaristi dalam kelompok kecil haruslah

menopang kesatuan komunitas; memberikan manfaat

sungguh jelas; menunjang partisipasi dari seluruh

jemaat; menjaga kesatuan kehidupan liturgi; dan tidak

diselenggarakan pada waktu yang menurut peraturan

liturgi dan kebijakan pastoral tidak diperbolehkan.

4. Perayaan Ekaristi pada hari Sabtu sore dan Minggu serta

Hari Raya Liturgi yang disamakan dengan hari Minggu,

di luar gereja paroki dan atau stasi dan atau yang

disamakan dengannya, tidak diperbolehkan.

C. PELAYANAN SEPUTAR KEMATIANUntuk menghindari masalah rasa ketidakadilan pelayanan

dan pemahaman yang keliru mengenai arti penghormatan

terhadap orang meninggal, maka ditentukan:

1. Pada suatu peristiwa kematian, dari sejak meninggal

sampai dengan pemakaman atau kremasi, hanya

diberikan satu kali pelayanan oleh imam yang berdomisili

dan atau berkarya di Keuskupan Surabaya.

2. Untuk peringatan orang meninggal, dari waktu setelah pemakaman atau kremasi sampai seribu harinya,

diberikan sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-

banyaknya tiga kali pelayanan oleh imam yang

berdomisili dan atau berkarya di Keuskupan Surabaya.

6

Page 8: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

Setelah itu peringatan dapat diintensikan pada perayaan

ekaristi di gereja.

Sirkuler ini berlaku sejak tanggak ditetapkan untuk

menjadi pedoman dan diiaksanakan dalam pelayanan

pastoral umat di Keuskupan Surabaya. Jika di kemudian

hari terdapat kekeliruan di dalamnya akan diperbaiki

sebagaimana mestinya.

Surabaya, 18 Maret 2008

Mgr. V. Sutikno Wisaksono

Uskup Surabaya

Page 9: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

SIRKULERNo. 2/G.116/11/2012

Alay*. V.L Sutikiw Wbaft^ono, IJUfkwp SunaBw^a

Berkenaan kebutuhan pengaturan tentang aplikasi INTENSI MISA

di wilayah Keuskupan Surabaya, setelah mendengar masukan

DEWAN IMAM dalam sidangnya 25-26 Agustus dan 27-28 Oktober

2011, maka disampaikan ketentuan-ketentuan berikut berlaku di

wilayah Keuskupan Surabaya:

A. Hak Umat Beriman untuk Memperoleh PelayananRohani serta Kewajiban Imam untuk mendoakannya (KHKKan. 212-213)1. Seorang imam, /'n persona Christi, memohonkan rahmat

dengan mendoakan ujud misa.

2. Aplikasi intensi terletak bukan pada saat dibacakan,

melainkan pada saat didoakannya.

3. Terutama pada saat hening sebelum Doa Pembuka dan

juga pada saat yang dibenarkan oleh ketentuan liturgi,

itulah saat imam di dalam batin mengaplikasikan semua

ujud umat yang dimintakan.

B. Gereja mempunyai tradisi mempersembahkan Misa dengan Intensi1. Setiap Paroki wajib memiliki Buku Intensi dan Stips/

Stipendium.

2. Pastor Kepala Paroki bertanggungjawab atas ketertiban

pencatatan intensi Misa dan memastikan aplikasinya

(dibaca dan didoakan).

3. Pada prinsipnya satu misa satu intensi.

8

Page 10: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

4. Dimungkinkan pluri intensi, mengingat dalam

satu kesempatan misa ada lebih dari satu intensi

yang dimohonkan, dan umat tidak keberatan atas

penggabungan intensi tersebut.

5. Pada prinsipnya tidak ada keharusan teknis membacakan

intensi, namun jikalau diadakan pembacaan intensi:

a. Satu sampai dengan tiga intensi: dibacakan

sebelum Doa Pembuka (collecta).b. Lebih dari tiga intensi: dibacakan sebelum tanda

salib pada awal Misa.

c. Intensi dibacakan oleh imam yang memimpin

Misa, kecuali di tempat ziarah bisa dibacakan oleh

petugas yang ditunjuk.

d. Intensi Arwah pada Misa 2 November tidak

dibacakan karena pada dasarnya Misa Arwah ini

dirayakan untuk arwah semua orang beriman.

Jikalau dibacakan bisa dibacakan oleh petugas

sebelum Misa.

e. Imam berwenang meredaksi ulang rumusan intensi

f. Sebelum Misa dimulai hendaknya imam mempunyai

cukup waktu untuk membaca intensi yang akan

diaplikasikan dalam misa yang hendak ia rayakan.

Karena itu intensi misa sudah diserahkan sebelum

itu. Jikalau misa telah dimulai, maka intensi yang

baru diserahkan akan diaplikasikan pada misa

berikutnya.

g. Pada Tri Hari Suci dan Malam Natal dikhususkan

untuk pro populo (pastor mengaplikasikan intensi bagi kesejahteraan Umat Allah).

9

Page 11: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

Stips (KHK Kan. 946)1. Umat beriman yang memohon intensi seringkah

menyertakan juga stips/stipendium yang dimaksudkan

sebagai persembahan syukur dan partisipasi bagi

kesejahteraan imam dan karyanya.

2. Imam waiib mengaplikasikan intensi meskipun tanpa

stips.

3. Stips atas aplikasi intensi dikelola dalam kas pastoran

di mana misa dipersembahkan; bukan diterima oleh

pribadi imam yang mengaplikasikannya.

4. Pengelolaan uang stips dimaksudkan bagi karya

pelayanan pastoral dan kesejahteraan bersama

para imam di Keuskupan Surabaya dalam semangat

solidaritas.

Sirkuler ini berlaku sejak tanggal ditetapkan untuk menjadi

pedoman dan dilaksanakan dalam pelayanan pastoral umat di

Keuskupan Surabaya. Jika di kemudian hari terdapat kekeliruan

di dalamnya akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Surabaya, 2 Februari 2012

Mgr. V. Sutikno WisaksonoUskup Surabaya

10

Page 12: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

Keterangan:1. Makna stips Misa

Sejarah kebiasaan memberi stipendium pada perayaan Misa sudah lama dipraktekkan dalam Gereja, bahkan usianya sejak kehidupan Gereja itu sendiri. Meskipun nama dan penafsirannya berubah-ubah selaras dengan perkembangan jaman, tetapi intinya tetap sama yakni bahwa stipendium Misa adalah persembahan dari umat sebagai ungkapan pemberian diri umat kepada Gereja.

Kata stipendium dalam KHK 1917, berasal dari kata Latin stips (stipis) yang berarti derma, sedekah, gaji, dan dari kata pendare berarti

membayar derma atau gaji. Berbeda dengan KHK 1983, kata stips

digabungkan dengan kata kerja offere yang berarti menghaturkan,

memberi, mempersembahkan. Paduan kata stips dan offere berarti memberi derma. Dengan demikian makna kata stipendium dalam kodeks 1983 mempunyai arti baru lebih bernuansa rohani/spiritual bila dibandingkan dengan kodeks yang lama.

2. Permohonan IntensiUmat dapat meminta imam untuk mempersembahkan Misa

untuk beberapa maksud: misalnya, sebagai ucapan syukur,

untuk intensi bagi orang lain (misalnya ulang tahun), atau, yang

paling umum, untuk kedamaian kekal jiwa seseorang yang telah

meninggal dunia. Patutlah kita senantiasa ingat akan rahmat tak

terhingga yang mengalir dari Kurban Kudus Misa yang sungguh

berdaya guna bagi jiwa.

Perayaan Ekaristi adalah Doa Gereja, doa dari, oleh dan

untuk seluruh Gereja (yakni umatnya). Setiap misa selalu ada

intensinya. Tidak ada Misa yang dipersembahkan tanpa intensi,

dan intensi utama misa adalah ungkapan syukur kepada Tuhan

dan demi keselamatan umat Allah (bangsa manusia).

l i

Page 13: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

Daya kuasa Misa mendatangkan rahmat atau buah-buah

yang pasti. Buah-buah umum Misa membawa dampak atas

seluruh Gereja - baik umat beriman yang masih hidup maupun

bagi jiwa-jiwa menderita di api penyucian. Sebab itu, dalam

Kanon Misa (Doa Syukur Agung), didaraskan doa secara khusus

baik bagi mereka yang masih hidup maupun bagi mereka yang

telah meninggal dunia.

Buah-buah istimewa pelayanan Misa membawa dampak atas

intensi khusus misa, misalnya “bagi siapa Misa dipersembahkan.”

Buah-buah khusus pribadi misa mendatangkan rahmat atas imam

yang merayakan misa, yang bertindak selaku pribadi Kristus (/'n

persona Christi) dalam mempersembahkan misa dan atas mereka

semua yang hadir dan ikut ambil bagian dalam misa.

3. Sebagai Doa bersamaOleh Imam ujud pribadi/keluarga/kelompok itu, dibacakan/

dipermaklumkan agar seluruh umat turut serta mendoakannya,

karena Ekaristi pada hakikatnya adalah doa bersama (bukan doa

pribadi, biarpun itu dibawakan oleh imam secara pribadi).

Karena itu, ketika dibacakan suatu ujud, umat mestinya turut

merasa dan turut mendoakan ujud itu, suatu ujud yang konkret

dari umat yang ada di lingkungan kita. Kita (seluruh partisipan

Misa) turut bersyukur atas rahmat yang diterima keluarga/

pribadi/kelompok, dan turut juga mendoakan dan memohonkan

rahmat itu. Inilah sebenarnya makna partisipasi aktif. Dalam

doa-doa yang dibacakan kita tidak menjadi pendengar doa,

tetapi juga pendoa bersama.

4. Hak umat beriman menerima pelayanan rohaniKan. 212 § 2: Adalah hak sepenuhnya kaum beriman kristiani

untuk menyampaikan kepada para Gembala Gereja keperluan-

12

Page 14: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

keperluan mereka, terutama yang rohani, dan juga harapan- harapan mereka.

Kan. 213: Adalah hak kaum beriman kristiani untuk menerima

dari para Gembala suci bantuan yang berasal dari harta rohani

Gereja, terutama dari sabda Allah dan sakramen-sakramen.

Kalau umat datang dan meminta agar misa aplikasikan untuk

kebutuhannya karena yakin bahwa Sakramen Ekaristi menduduki

tempat yang paling unggul dari antara tindakan ibadat lainnya,

bagaimanakah kita menyikapinya mengingat menerima pelayanan

sakramen adalah hak kaum beriman. Pengandaian yang harus

dimiliki bersama saat kaum beriman memohon agar misa

diaplikasikan untuk kepentingan mereka adalah bahwa kaum

beriman meyakini bahwa Sakramen Ekaristi menduduki tempat

paling unggul dibandingkan tindakan ibadat lainnya, karena di

dalamnya kurban Kristus dihadirkan kembali.

5. Kewajiban Imam untuk mendoakanSeorang imam wajib merayakan Misa, untuk intensi

utama tadi. Imam - in persona Christi - melalui Perayaan

Ekaristi menghaturkan kepada Tuhan syukur umat manusia dan

memohonkan rahmat Tuhan untuk keselamatan umat manusia.

Karena itu, Imam wajib mendoakan ujud umat; entah ada uang

atau tidak, entah dibacakan/maklumkan atau dalam hati; dan

umat berhak didoakan oleh imamnya.

6. Kapan mendoakan Intensi Misa?Menurut ketentuan liturgi, saat penyampaian/mendoakan

dalam hati adalah: Pada Doa Pembuka. Tepatnya setelah ajakan

Imam: Marilah kita berdoa,

hening sejenak (inilah saat mengungkapkan intensi misa dan

menyatukan seluruh intensi misa jemaat dalam doa Kristus)

disusul dengan Doa Pembuka.

13

Page 15: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

Kaum beriman yang memohon agar misa diaplikasikan untuk

kebutuhan mereka memang sangat diharapkan untuk hadir dan

mengikuti misa yang diaplikasikan untuk kebutuhan mereka.

7. Didoakan dalam hati atau harus dibaca?Dari segi liturgi intensi tidak perlu dibacakan. Imam hanya

perlu mendoakannya dengan diam-diam saat jeda antara “Marilah

berdoa” dan dia membaca doa dari Misale saat doa pembukaan.

Atau jika Doa Syukur Agung I digunakan ada dua tempat yaitu

untuk permohonan bagi orang hidup dan mati, tetapi tetap

didoakan dengan diam-diam.

Kalau mau dibacakan lebih baik dibacakan sebelum tanda

salib pada awal misa. Didoakan di akhir doa umat tidak dilarang,

tetapi bukan tradisi Latin.Intensi sebenarnya didoakan dalam hati si imam sebelum

memulai merayakan ekaristi: misa itu dipersembahkan untuk apa

atau siapa. Ini mengandaikan bahwa seorang imam mempunyai

cukup waktu untuk persiapan di sakristi.

Maka memang dibaca atau tidak dibaca sebenarnya intensi

telah didoakan dan dipersembahkan. Hanya saja, untuk alasan

pastoral, dibacakan ada baiknya, agar umat damai, lega, dan

tahu kalau intensinya telah didoakan. Pendapat umum umat:

“intensi misa memang sudah seharusnya dibacakan karena

kita yang ikut misa pada saat itu juga berkewajiban untuk ikut

mendoakan isi dari intensi misa tersebut.”

8. Misa PluriintensiDewasa ini umat beriman sudah terbiasa dengan Misa

pluriintensi. Suatu misa yang diaplikasikan untuk banyak ujud

dari para penderma yang menyerahkan derma bebas dan tanpa

batas pada perayaan yang sama.

14

Page 16: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

Praktik ini muncul terutama sesudah Vatikan II, dan lebih

kentara mengungkapkan partisipasi aktif umat dan nilai universal

dari perayaan Ekaristi. Kodeks tidak mengatur fenomena ini

sebab nampaknya bertentangan dengan norma kan 948 (satu

misa untuk satu intensi) dan bisa menimbulkan kesan komersial.

Karena itu misa pluriintensi hanya bisa berlaku dan diterapkan di

tempat atau wilayah yang:

a. Mengalami kekurangan imam

b. Jarang mendapat kunjungan pastor

c. Jumlah orang yang memberikan stips untuk diaplikasikan

pada perayaan misa saat yang sama semakin banyak.

9. PeredaksianHendaknya Imam meredaksi ujud-ujud misa yang

diminta umat. Sebaiknya dikelompokkan sesuai dengan ujud.

Hendaknya singkat:

- Arwah: Mohon Kedamaian bagi arwah ....- Orang sakit: Mohon kesembuhan bagi....- Ucapan syukur: Syukuratas ulangtahun....atas.... lulus ujian...

d II.

- Ujud yang lain: mohon perlindungan Tuhan bagi....yang....

10. Pencatatan Pada Buku Intensia. Ujud misa/intensib. Kapan diaplikasikan/didoakanc. Nama Imam yang mengaplikasikan

11. Pengelolaan StipsMeskipun Kodeks memperbolehkan seorang imam menerima

stips dari misa yang ia rayakan (bdk. kan 951), namun stips atas

aplikasi intensi tersebut dikelola dalam kas pastoran di mana

15

Page 17: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

misa dipersembahkan. Pengelolaan uang stips dimaksudkan

bagi karya pelayanan pastoral dan kesejahteraan bersama para

imam di keuskupan Surabaya dalam semangat solidaritas. Bagi

Romo tamu uang stips tidak dimaksudkan sebagai uang asistensi.

Kebijakan tentang uang asistensi diatur oleh pastor paroki

setempat.

16

Page 18: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

SIRKULERNo. 3/G.116/XI 1/2015

Mxyc. V. Sutikna Whaksona, ‘Uskup Simakcu^a

Berkenaan dengan kebutuhan untuk beberapa pengaturan

pelaksanaan Sakramen Inisiasi Kristiani, yaitu Sakramen Baptis,

Sakramen Penguatan, dan Sakramen Ekaristi, dan setelah

mendengarkan masukan Dewan Imam, menyampaikan ketentuan

berikut ini yang berlaku di wilayah Keuskupan Surabaya:

I. SAKRAMEN BAPTISSakramen Baptis adalah dasar seluruh kehidupan Kristiani

dan pintu masuk menuju kehidupan dalam roh dan menjadi

syarat untuk menerima sakramen-sakramen lainnya. Perintah

untuk membaptis berasal dari Yesus sendiri (lih. Yoh 3:5; Mat

28:19-20). Baptis merupakan sarana yang tak tergantikan bagi

keselamatan. Oleh pembaptisan, kita dibebaskan dari dosa

dan dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah, kita menjadi

anggota-anggota Kristus, dimasukkan ke dalam Gereja dan ikut

serta dalam perutusannya, (bdk. KGK art. 1213)

A. PROSES UMUM (IDEAL) BAGI SEORANG KATEKUMEN

Masa Katekumenat adalah sebuah Masa Formasi. Masa

Katekumenat tidak hanya diisi dengan berbagai penjelasan

ajaran dan perintah-perintah Gereja kepada calon baptis,

tetapi terutama suatu pembentukan (formasi) secara

menyeluruh kehidupan dan nilai-nilai kristiani. Oleh

karena itu, ada beberapa tahap yang harus dilalui para

katekumen agar mereka dari waktu ke waktu dibimbing dan

dibawa secara bertahap ke dalam hidup iman, liturgi dan

17

Page 19: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

pengalaman cinta kasih yang akan mereka alami sebagai

umat Allah yang penuh.

1. Persiapan seorang calon baptis dilakukan dalam

empat tahap, yaitu masa pra-katekumenat, masa

katekumenat, upacara penerimaan sakramen baptis,

dan masa mistagogi.

a. Masa pra-katekumenat adalah suatu masa

pemurnian motivasi seorang calon baptis. Seorang

calon baptis dibimbing ke arah pertobatan dan

pemurnian motivasi agar nantinya bisa diterima

sebagai seorang katekumen.

• Pada masa ini perlu dilakukan penjajakan

calon terkait latar belakangnya, terutama

tentang status perkawinan dan motivasinya

menjadi anggota Gereja Katolik.

• Seorang calon baptis juga perlu untuk mulai

diajak mengikuti pertemuan-pertemuan

jemaat.

• Tahap ini diakhiri dengan pelantikan menjadi

katekumen yang dilaksanakan di paroki/stasi/

lingkungan pada minggu Adven I atau II.

b. Masa katekumenat adalah suatu masa ketika

seorang calon baptis belajar menjadi seorang

katolik dan menerima bimbingan pastoral sehingga

keinginannya untuk mengiktui Kristus semakin

matang.

• Pada masa ini, seorang calon baptis harus

dipersiapkan sesuai dengan buku Inisiasi

Kristiani selama kira-kira satu tahun

dengan frekuensi pengajaran atau katekese

katekumenat sekitar 40-50 jam (SKRJ 80 §1).

18

Page 20: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

• Pada masa ini pula, seorang calon baptis

diajak untuk membangun kebiasaan hidup

Kristiani, menghidupi perayaan liturgi gereja,

dan menghidupi semangat perutusan Gereja.

• Ketika dipandang bahwa iman seorang

katekumen semakin berkembang dan diizinkan

untuk menerima sakramen-sakramen inisiasi,

dimulailah masa penyucian dan penerangan.

Untuk itu, perlu diadakan suatu upacara yang

dilaksanakan di Paroki pada waktu Minggu

Prapaskah II.

c. Tahap berikutnya adalah upacara penerimaan

sakramen baptis. Dengan pembaptisan, orang yang

menerimanya menjadi anggota penuh Gereja.

Upacara ini sebaiknya dilaksanakan pada Malam

Paskah atau pada salah satu hari minggu dalam

Masa Paskah. Tidak diperkenankan menerimakan

Sakramen Baptis pada hari Sabtu pagi sebelum

Vigili Paskah (PPP 75).

d. Masa mistagogi adalah saat ketika seorang

baptisan baru mulai membangun kehidupan yang

lebih dekat dengan semua umat beriman lainnya

dan menghayati hidup baru dalam Kristus dengan

bantuan dari wali baptis. Pada masa ini hendaknya

seorang baptisan baru semakin berpartisipasi penuh

pada kehidupan Gereja, baik dalam perayaan

sakramen-sakramen, terutama Ekaristi, maupun

dalam pelayanan atau tugas perutusan lainnya.

Masa ini berlangsung selama Masa Paskah.

19

Page 21: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

B. PROSES KHUSUS BAGI SEORANG KATEKUMEN

Di luar proses umum (ideal) yang disebutkan di atas, ada

kondisi-kondisi khusus yang memungkinkan proses lain

pelaksanaan sakramen baptis, yakni:

1. Pelaksanaan program katekumenat singkat (crash

program).a. Program katekumenat singkat adalah sebuah

kemungkinan bagi seseorang untuk menjalani

masa katekumenat dalam waktu yang relatif lebih

singkat dari proses umum.

b. Program Katekumenat singkat harus tetap

memperhatikan aspek pengetahuan iman yang

memadai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sedapat mungkin program ini dibuat selama tujuh

bulan atau 28 kali pertemuan dengan frekuensi

masing-masing pertemuan minimal 60 menit.

c. Yang perlu diingat adalah bahwa program

katekumenat singkat ini adalah suatu masa

katekumenat yang hanya dapat dilaksanakan

dengan pertimbangan pastoral yang matang dan

dalam kondisi mendesak (aksidental), dan bukan

suatu proses katekumenat yang lazim dan ideal.

Karena itu, untuk dapat menyelenggarakan program

katekumenat singkat ini perlu diperhatikan

beberapa syarat dan ketentuan yang mengikutinya.

d. Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang

calon baptis untuk dapat masuk dalam program

katekumenat singkat (crash program) ini adalah :

• Seseorang yang akan menikah dengan orang

Katolik dan ingin menjadi Katolik terlebih

dahulu sebelum menikah atau sebagai syarat

20

Page 22: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

agar dapat menikah secara Katolik (syarat

pengaplikasian privilegi paulinum).• Seorang suami atau isteri yang pasangan hidupnya

Katolik dan nampak bahwa ada dukungan nyata

bagi hidup imannya selanjutnya.

• Seseorang yang bersekolah di sekolah Katolik

secara berturut-turut sejak SD sampai SMU.

2. Pembaptisan dalam bahaya maut.

a. Orang dewasa yang berada dalam bahaya maut

dapat dibaptis kapan saja dan dimana pun.

b. Seseorang dalam kondisi seperti ini cukuplah

memiliki sekadar pengetahuan mengenai

kebenaran-kebenaran iman yang pokok.

c. Selain itu, orang tersebut dalam cara tertentu

(in quavis modo), baik dalam perkataan atau

perbuatan, pernah menyatakan maksudnya

untuk menerima baptis dan berjanji bahwa akan

meninggalkan cara hidup tak beriman.

C. HAL-HAL YANG PERLU DIHINDARI

Setelah melihat beberapa yang perlu terkait pelaksanaan

penerimaan Sakramen Baptis, perlu juga diperhatikan

beberapa hal yang perlu dihindari berkaitan dengan hal

tersebut.

1. Penerimaan Sakramen Baptis Instan

Penerimaan Sakramen Baptis instan adalah penerimaan

Sakramen Baptis tanpa melalui proses katekumenat,

penerimaan pelajaran agama, dan pembiasaan hidup

Kristiani. Penerimaan sakramen baptis instan biasa

terjadi karena relasi eksklusif dengan pastor tertentu

atau hal-hal lain. Hal semacam ini harus dihindarkan

21

Page 23: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

karena setiap calon baptis memiliki hak dan kewajiban

untuk mendapatkan bimbingan secara bertahap dan

berkesinambungan agar dapat semakin mencintai

Kristus secara penuh dan tidak menimbulkan sandungan

bagi umat beriman yang lain.

2. Penerimaan Sakramen Baptis di kapel-kapel khusus

selain kapel stasi.

a. Pada umumnya, hendaknya orang dewasa dibaptis

di gereja parokinya sendiri, sedangkan kanak-

kanak di gereja paroki domisili orang tuanya (Kan.

857 §1). Baptis merupakan pintu masuk ke dalam

komunitas paroki. Untuk mewujudkan makna ini,

pembaptisan haruslah dirayakan di tempat di mana

umat paroki melakukan ibadat bersama, karena

kodrat sakramen ialah sebagai ungkapan iman

Gereja komunal bukan perorangan. Akan tetapi,

dalam keadaan darurat, pembaptisan dapat

dilakukan di mana saja.

b. Hendaknya Penerimaan sakramen baptis yang

dilakukan di kapel-kapel khusus selain kapel stasi

(misalnya: kapel biara, rumah retret) dihindari

karena dapat menimbulkan sandungan bagi umat

beriman yang lain dan juga agar pencatatan

pelaksanaan penerimaan sakramen baptis itu dapat

dilakukan dengan tertib di paroki tempat domisili

baptisan baru.

c. Pembaptisan jangan diberikan di rumah pribadi

atau pun rumah sakit di luar keadaan darurat

atau atas alasan pastoral lain yang mendesak atau

atas seizin ordinaris wilayah setempat atau uskup

diosesan.

22

Page 24: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

II. SAKRAMEN PENGUATANSakramen penguatan merupakan sakramen yang memberikan

materai di mana orang-orang yang dibaptis melanjutkan

perjalanan inisiasi Kristiani dan diperkaya dengan anugerah

Roh Kudus serta dipersatukan secara lebih sempurna dengan

Gereja. Bersama dengan Pembaptisan dan Ekaristi, Sakramen

Penguatan membentuk ’’Sakramen-sakramen Inisiasi Kristen”,

yang kesatuannya harus dipertahankan (KGK 1285). Oleh karena

Pembaptisan, Penguatan, dan Ekaristi membentuk satu kesatuan,

maka ’’umat beriman wajib menerima sakramen itu pada waktunya” (Kan 890). Setiap orang yang dibaptis, yang belum

menerima Penguatan, dapat dan harus menerima Sakramen

Penguatan. Tanpa penguatan dan ekaristi, sakramen pembaptisan

memang sah dan berdaya guna, namun inisiasi Kristiani masih

belum lengkap. Sakramen ini disebut juga sebagai Sakramen

Krisma karena dalam upacara itu dipergunakan minyak Krisma,

yaitu minyak zaitun atau minyak yang diperas dari tumbuhan

lain dan telah dikonsekrasi atau diberkati oleh Uskup {bdk. Kan

847). Dalam penerimaan Sakramen Penguatan seorang kristen

diteguhkan dan dikuatkan berkat rahmat Roh Kudus yang hadir

secara baru, oleh karena itu Sakramen ini disebut juga Sakramen

Penguatan.

A. PROSES PERSIAPAN PENERIMAAN SAKRAMEN PENGUATAN

1. Sakramen penguatan bisa diberikan kepada umat

beriman yang belum menerimanya, dapat menggunakan

akal budinya (bdk. Kan. 891) dan mulai usia 13 tahun

atau setingkat kelas VII SMP (bdk. SKRJ 88). Namun

demikian, dengan mempertimbangkan alasan pastoral

dan kebiasaan setempat Pastor paroki setempat berhak

menentukan batas usia minimal penerima sakramen

23

Page 25: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

penguatan asalkan selisihnya tidak terlalu jauh dengan

ketetapan di atas.

2. Pastor paroki, sebagai penanggungjawab utama reksa

pastoral paroki, dibantu oleh tim kerja katekese paroki,

dan tim persiapan penerimaan sakramen penguatan

hendaknya mempersiapkan dengan sebaik-baiknya

proses pendampingan penerimaan sakramen penguatan

agar para calon krismawan-krismawati semakin

menyadari kehadiran Roh Kudus dalam sakramen ini

dan secara mendasar memperbaharui hidupnya. Buah

yang diharapkan dari masa pendampingan ini adalah

keterlibatan para krismawan-krismawati secara lebih

aktif dalam hidup menggereja dan bermasyarakat.

3. Calon krismawan-krismawati hendaknya dipersiapkan

secara lebih mendalam dengan rekoleksi dan penerimaan

sakramen tobat.

B. PELAYAN SAKRAMEN PENGUATAN

1. Uskup adalah pelayan Sakramen Penguatan yang

sesungguhnya, minister originarii (LG 26), sekaligus

ordinarius minister (Kan. 882). Selain Uskup, hanya

imam yang memiliki kewenangan itu berdasarkan

hukum universal atau pemberian khusus dari otoritas

yang berwenanglah yang dapat memberikannya.

2. Dalam bahaya maut, setiap pastor paroki atau bahkan

setiap imam diberi wewenang untuk dapat menerimakan

sakramen penguatan ini.

C. PELAKSANAAN SAKRAMEN PENGUATAN

1. Hendaknya sakramen penguatan diberikan secara

langsung oleh Uskup (dan imam yang diberi wewenang

pada saat itu) pada saat kunjungan rutin Uskup 2 tahun

24

Page 26: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

sekali ke setiap paroki sebagai bentuk sapaan seorang

gembala utama di suatu keuskupan kepada kawanan

domba Allah di keuskupannya.

2. Sakramen Penguatan dapat diberikan secara langsung

setelah pembaptisan orang dewasa jika:

a. Katekumen telah berusia di atas 70 tahun atau

sesuai dengan kebijaksanaan pastor paroki se­

tempat sesuai tingkat kesehatan baptisan baru

yang berusia lanjut.

b. Katekumen berada dalam bahaya maut.

D. HAL YANG PERLU DIHINDARI

Hendaknya dihindari praktik-praktik pemberian sakramen

penguatan langsung setelah pembaptisan yang melulu karena

alasan kepraktisan, atau tanpa pemberian wewenang oleh Uskup

dan tanpa melalui proses katekese yang memadai.

III. SAKRAMEN EKARISTIEkaristi adalah sakramen yang dengannya umat Katolik

mengambil bagian dari Tubuh dan Darah Yesus Kristus serta turut

serta dalam pengorbanan diri-Nya. Aspek pertama dari sakramen

ini (yakni mengambil bagian dari Tubuh dan Darah Yesus Kristus)

disebut pula Komuni Suci. Ekaristi dipandang sebagai ’’sumber

dan puncak” kehidupan Kristiani, tindakan pengudusan yang

paling istimewa oleh Allah terhadap umat beriman dan tindakan

penyembahan yang paling istimewa oleh umat beriman terhadap

Allah, serta sebagai suatu titik di mana umat beriman terhubung

dengan liturgi di surga.

A. PROSES PERSIAPAN PENERIMAAN KOMUNI PERTAMA

1. Seorang calon penerima komuni pertama adalah

seorang anak yang berusia sekurang-kurangnya 7 tahun

dan memenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain :

25

Page 27: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

a. hafal dan terbiasa dengan doa-doa pokok sebagai

doa harian,

b. terbiasa mengikuti perayaan Ekaristi dengan

tenang,

c. memiliki kemampuan untuk mengerti misteri yang

diterima (ekaristi).

2. Berkaitan dengan syarat (a) di atas, pendamping

pertama bagi calon penerima komuni pertama adalah

orang tua masing-masing calon komuni pertama. Orang

tua menjadi penanggung jawab pertama pendidikan

iman anak. Oleh karena itu, syarat (a) hendaknya

menjadi syarat pendaftaran seseorang menjadi calon

komuni pertama. Seorang anak bisa diterima menjadi

calon komuni pertama jika sudah sejak dari keluarga

mereka hafal dan terbiasa dengan doa-doa pokok

Katolik. Ketentuan ini ingin mendorong keluarga untuk

sungguh-sungguh berperan aktif dalam pendampingan

dan pendidikan iman anak. Dengan demikian, materi

tentang doa-doa dasar hendaknya tidak dimasukkan

lagi ke dalam kurikulum pengajaran komuni pertama,

karena sudah menjadi tanggung jawab orangtua untuk

mengajarkannya kepada anak.

3. Perayaan Komuni pertama hendaknya menjadi sebuah

perayaan keluarga. Pastor paroki memang merupakan

penanggungjawab utama proses pendampingan para

calon komuni pertama. Namun dari pengalaman yang

ada, ada keindahan yang muncul ketika orangtua dan

tim katekese paroki membantu pastor paroki dalam

proses persiapan calon komuni pertama. Bantuan ini

seharusnya tidak menghilangkan kewajiban pastor

paroki untuk tetap ikut mengajar.

26

Page 28: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

B. PELAKSANAAN PENERIMAAN KOMUNI PERTAMA

1. Waktu penerimaan komuni pertama dapat dipilih dari

beberapa alternatif, yaitu pada Hari Raya Tubuh dan

Darah Kristus atau pada salah satu hari minggu antara

Minggu Paskah II - VII.

2. Dalam bahaya maut, walaupun anak belum genap berusia

7 tahun, dan walaupun ia tidak dipersiapkan dengan

semestinya,- apabila (a) ia sudah sanggup membedakan

antara Tubuh Kristus dengan makanan lainnya, (b) ia

merindukannya, dan (c) sanggup menyambut dengan

rasa hormat, maka ia dapat menerima Komuni Kudus.

(Kan. 913 § 2)

3. Buah nyata yang diharapkan dari penerimaan komuni

pertama ialah menjadikan seorang anak semakin terlibat

aktif dalam hidup menggereja, seperti mengikuti

kegiatan putra altar, putri sakristi, atau menjadi lektor,

oleh karena itu seorang anak hendaknya didorong untuk

menerima komuni pertama di gereja paroki domisilinya

(atau orang tuanya) agar seorang anak semakin

mengenal dan terlibat dalam hidup menggereja di

paroki tersebut.

4. Perkawinan orangtua calon komuni pertama yang

tidak sah (belum dibereskan secara gerejawi/kanonik)

menurut norma hukum perkawinan Gereja memang

perlu didorong untuk segera dibereskan melalui

pengesahan biasa (convalidatio simplex) maupun luar

biasa/penyembuhan pada akar (de sanatione in radice), akan tetapi hendaknya diingat bahwa situasi dan

kondisi orang tua tidak menjadi halangan bagi seorang

anak untuk menerima komuni pertama. Pendampingan

dan pendidikan katolik bagi anak-anak dalam kondisi ini

27

Page 29: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

hendaknya diusahakan secara lain, jika tidak diberikan

oleh orang tua mereka.

IV. PENGESAHAN ASISTEN KATEKESE1. Uskup adalah koordinator utama atas tugas

mempersiapkan katekese bagi umat, la dibantu oleh

para imam, diakon dan umat awam. Pastor parokilah

yang nyata memiliki kewajiban ini. Pastor paroki,

berdasarka’n jabatannya, harus mengusahakan

pembinaan kateketik dengan mempergunakan bantuan

para klerikus yang diperbantukan kepada paroki, para

anggota tarekat hidup bakti dan serikat hidup kerasulan,

serta orang-orang beriman kristiani awam, terutama

para katekis (Kan. 776).

2. Dalam praktiknya, banyak awam ikut ambil bagian dalam

membantu pastor paroki melaksanakan kewajiban ini,

baik secara profesional maupun volunter. Mereka inilah

yang disebut sebagai asisten katekese. Oleh karena

itu, agar mutu pelaksanaan katekese tetap terjaga dan

proses katekese dapat berjalan dengan baik, pastor

paroki perlu memberi perhatian khusus kepada para

asisten katekese tersebut.

3. Sebagai perwujudan nyata tanggung jawab ini, seorang

pastor paroki hendaknya mengeluarkan surat perutusan

bagi para asisten katekese di parokinya.

4. Tujuan dikeluarkannya surat perutusan ini antara lain :

a. Paroki memiliki database yang pasti tentang para

asisten katekese di wilayah parokinya. Dengan

adanya database ini, pastor paroki bertanggung

jawab atas pembinaan (upgrading) para pelayan

katekese tersebut agar asisten katekese dapat

28

Page 30: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

memahami dengan baik ajaran Gereja (bdk. Kan.

780).

b. Paroki dapat melakukan monitoring dan

mengevaluasi kualitas dan kuantitas asisten

katekese.

c. Seorang asisten katekese lebih memiliki

rasa tanggung jawab dan percaya diri dalam

melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya.

Selain itu, surat perutusan ini juga meningkatkan

motivasi para pelayan katekese untuk terus menerus

belajar meningkatkan kapasitas dan kompetensi

dirinya dalam melakukan tugas tersebut.

d. Surat perutusan ini dapat digunakan untuk

menentukan kepantasan seseorang memberikan

pengajaran agama di suatu wilayah paroki. Tanpa

surat ini, seseorang tidak diperkenankan mengajar

agama di paroki maupun di sekolah dalam teritorial

suatu paroki.

5. Terkait dengan surat perutusan itu, Pastor paroki

berhak dan wajib menentukan mekanisme pemberian

surat perutusan ini. Surat perutusan diberikan dengan

melalui proses seleksi sebelumnya yang mekanisme

seleksinya pun ditentukan oleh masing-masing paroki.

6. Surat perutusan ini berlaku maksimal selama 3 tahun.

Setelah masa berlaku berakhir, perlu juga ditentukan

mekanisme perpanjangan masa surat perutusan yang

syarat dan ketentuan ditentukan sendiri oleh masing-

masing paroki.

7. Adapun syarat dan kriteria minimal menjadi seorang

asisten katekese :

29

Page 31: SERI DOKUMEN GEREJA KATOLIK - Keuskupan Surabaya · 2008-2015 Perayaan Ekaristi Intensi Misa Sakramen Inisiasi Kristiani KEUSKUPAN SURABAYA. SERI DOKUMEN ... liturgi dan kebijakan

a. Memiliki nama baik sebagai pribadi ataupun

keluarga

b. Diterima oleh umat

c. Memiliki penampilan yang layak

d. Memiliki hidup iman yang baik dan sehat

e. Memiliki kepribadian yang sehat, dewasa, dan

kehidupan afeksi-emosi yang seimbang

f. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan pengajaran

yang memadai

g. Memiliki semangat kerja sama yang baik

h. Memiliki semangat dedikasi dan disiplin yang tinggi

i. Mencintai panggilannya sebagai kaum awam

j. Mencintai keluarganya, pasangan dan anak-

anaknya

8. Keberadaan asisten katekese ini hendaknya tidak

menggantikan kewajiban imam untuk tetap mengajar

para katekumen.

Surabaya, 15 Desember 2015

30