seputar osn.pdf

78
 1

Upload: ibnu-rusdi

Post on 04-Oct-2015

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

  • O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

  • O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    D a f t a r I s i

    Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan nasional tersebut, negara wajib menyediakan layanan pendidikan bermutu bagi semua warga negara.

    Amanah UUD 1945 itu kemudian dirumuskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, salah satunya adalah Pasal 1 yang menjelaskan tentang definisi pendidikan nasional, yaitu: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

    Definisi pendidikan nasional itu selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Strategis Pendidikan Nasional Departemen Pendidikan Nasional (Renstra Depdiknas) yang mencangkup visi, misi, tujuan, kebijakan pokok, program jangka menengah, dan indikator kunci kinerja.

    Sebagaimana termaktub dalam Renstra Depdiknas, visi Depdiknas yang ingin dicapai pada tahun 2025 adalah menciptakan insan cerdas komprehensif dan kompetitif (insan kamil/insan paripurna). Visi Depdiknas ini lebih menekankan

    pada pendidikan transformatif yang menjadikan pendidikan sebagai motor penggerak perubahan masyarakat dari keterbelakangan menuju kondisi masyarakat yang modern dan beradab.

    Untuk merealisasikan visi pendidikan nasional itu, Depdiknas sudah merancang dan melaksanakan program-program dan kegiatan pendidikan melalui berbagai direktorat jenderal beserta direktorat yang berada di bawah naungannya. Semua program dan kegiatan itu senantiasa berada di area tiga pilar kebijakan pendidikan nasional yaitu: a) Pemerataan dan perluasan akses pendidikan; b) Peningkatan mutu, relevansi pendidikan, dan daya saing; c) Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik.

    Olimpiade Sains Nasional (OSN) adalah salah satu bentuk kegiatan pendidikan yang masuk dalam area pilar kedua. Sebab OSN merupakan kegiatan yang bertujuan: a) Menumbuhkembangkan sikap

    OSN, Satu Upaya Mencerdaskan Kehidupan

    Bangsa

    PENGANTAR DIRJEN MANDIKDASMEN................................. 5BAB I PENDAHULUAN............................................................. 7OSN Menjaring dan Membina Siswa Brilian............................. 8Materi OSN Mendorong Kecerdasan Pikir dan Hati................ 10Pembukaan OSN 2009 Meriah............................................... 12Galeri Foto............................................................................. 15BAB II DIREKTORAT PEMBINAAN TK DAN SD......................... 19Menjaring dan Membina Siswa Brilian................................... 20Technical Meeting OSN berjalan lancar................................... 22Harapan dari Sulawesi Utara................................................. 24Zata Dini dan Perjuangan Panjang Menuju OSN..................... 26Materi OSN Gampang-gampang Susah................................. 27OSN Memadukan Rasa dan Olah Pikir.................................... 28Mengubah Wajah SERAM sains Jadi Menyenangkan............ 30Galeri Foto............................................................................. 32Daftar Juara OSN Tingkat SD.................................................. 38BAB III DIREKTORAT PEMBINAAN SMP................................. 41OSN Menjadi Ruang Observasi Siswa.................................... 42Persiapan Optimal, Harga Mati Menghadapi OSN................. 44Ujian Praktikum Butuh Kepercayaan Diri............................... 46Antisipasi Rahadian Memberinya Perak............................... 48Tak Menduga Dikalungi Medali............................................. 49Prestasi dan Kualitas Siswa Telah Merata............................... 51Galeri Foto............................................................................. 53Daftar Juara OSN Tingkat SMP............................................... 65BAB IV DIREKTORAT PEMBINAAN SLB.................................. 69OSN Tunjukkan Eksistensi Luar Biasa ABK.............................. 70Persiapan peserta optimisme daerah.................................... 72Fian dan Kemenangan yang Tertunda................................... 74Alicia Tak Berkecil Hati........................................................... 75Kemampuan Peserta OSN SLB Luar Biasa.............................. 76Pendidikan Inklusif, Semangat OSN SLB................................ 78Mereka Bisa Seperti Stephen Hawking................................. 80Galeri Foto............................................................................ 82Daftar Juara OSN Tingkat SLB................................................ 86BAB V DIREKTORAT PEMBINAAN SMA................................. 87Soal-Soal OSN Jadikan Dua Alis Siswa Merapat...................... 88Empat Tema Untuk Keseimbangan dan Kelestarian Alam..... 90Akibat Cuaca Buruk, Observasi OSN Astronomi Diganti Simulasi................................................................................. 91Hasil Simulasi OSN Astronomi Menakjubkan......................... 92Listrik Magnet, Soal Baru Bidang Fisika.................................. 94Membina Siswa Ahli Mendeteksi Gejala Alam....................... 96 Tak Biasa Mencium Bau Kimia, Perut Nurul Mual.................... 98Analisa dan Pemrograman Jadi Materi OSN Komputer......... 99Sambutan Hangat Untuk Peserta OSN Bidang Matematika. 101OSN Ekonomi Terapkan Kompetisi Via Email........................ 102Peserta OSN Ekonomi Berkunjung ke Bank Indonesia......... 104

    Bank Sentral dan Pasar Modal Jadi Tema OSN Ekonomi........106Game Invantion Tumbuhkan Jiwa Wirausahawan................ 108Penghargaan Bagi Juara OSN.............................................. 109Galeri Foto............................................................................ 111Daftar Juara OSN Tingkat SMA............................................. 119BAB VI PENUTUP.................................................................. 129Kembali Segar Lewat Wisata di TMII..................................... 130Kekompakan Peserta Mewarnai Penutupan OSN 2009....... 132DKI Jakarta Juara Umum OSN 2009 ...................................... 134Para Jawara FLS2N Meriahkan Penutupan OSN 2009........... 136Sumatera Utara Tuan Rumah OSN IX .................................... 138Ada OSN di Punggung Budi................................................... 139Perhatian Pada OSN Wujud Kepedulian Pada Dunia Pendidikan.......................................................................... 140Lemahnya Perhatian Daerah, Jadikan Siswa Kurang Menguasai Soalsoal OSN ..................................................... 142Galeri Foto........................................................................... 144KOLOM............................................................................... 150MEREKA BERKATA.............................................................. 152

    OSN Menjaring dan Membina Siswa BrilianDi antara tahapan mencerdaskan kehidupan bangsa adalah menjaring dan membina siswa brilian. Tahapan-tahapan inilah yang dilaksanakan dalam OSN........................................................... 8

    Persiapan Optimal, Harga Mati Mengha-dapi OSNSejumlah peserta mengalami kondisi di mana materi soal OSN tak semudah materi soal di tingkat kabupaten dan provinsi. Usaha optimal dan optimisme tinggi menjadi modal utama....................................... 44

    Adu kejelian. Peserta OSN bidang kimia mengerjakan ujian praktik.

  • O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    P e n g a n t a r D i r j e n M a n d i k d a s m e n M a n d i k d a s m e n

    kompetitif yang sehat di kalangan siswa SD/MI, SDLB/SD Inklusi (tunanetra/tunarungu/tunadaksa ringan), SMP/MTs, dan SMA/MA pada tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan internasional; b) Menjaring siswa-siswi unggul di bidang sains dan teknologi untuk dipersiapkan menjadi anggota tim nasional dalam kompetisi internasional; c) Memotivasi siswa agar lebih gemar belajar sains; dan d) Memacu peningkatan mutu pendidikan khususnya di bidang sains dan teknologi.

    Hingga detik ini, kegiatan asah otak yang digagas dan diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Mandikdasmen) beserta empat direktorat (kecuali Direktorat Pembinaan SMK, karena konsentrasi yang berbeda), sudah berumur delapan tahun. Selama ini pula, OSN sudah banyak melahirkan generasi brilian yang berhasil mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia di pentas internasional, seperti International Mathematical Olympiad (IMO), International Physics Olympiad (IPhO), International Chemistry Olympiad (IChO), dan International Biology Olympiad (IBO). Para juara dari berbagai

    Mendiknas Prof. Dr.

    Bambang Sudibyo, MBA.

    memberikan ucapan selamat

    kepada salah satu juara OSN.

    kompetisi internasional ini sebelumnya adalah para juara OSN yang dibina secara intensif sebelum diberangkatkan ke ajang internasional tersebut.

    Pada OSN 2009 ini tercatat sembilan materi pelajaran yang diperlombakan, yaitu: Untuk SD/MI adalah Matematika dan IPA; SMP/MTs Matematika, Fisika, dan Biologi; SMA/MA Matematika, Fisika, Kimia, Bilogi, Komputer, Astronomi, Kebumian, dan Ekonomi. Sementara untuk SDLB/SD Inklusi yaitu Matematika dan IPA.

    Pelaksanaan OSN tahun 2009 di DKI Jakarta kemarin terbilang sukses dengan indikasi kelancaran tiap pelaksanaan

    perlombaan dan kepuasan para peserta OSN yang berasal dari 33 provinsi di Indonesia. Kesuksesan ini, selain kerja keras kami beserta empat direktorat di lingkungan Ditjen Mandikdasmen, juga karena kerjasama yang baik dengan praktisi pendidikan dan masyarakat.

    Selayang Pandang OSN 2009 ini memberikan gambaran kegiatan OSN selama lima hari sejak tanggal 3-9 Agustus di DKI Jakarta. Ditjen Mandikdasmen sangat mengharapkan Selayang Pandang OSN ini bisa melengkapi wawasan dan pemahaman segenap pemangku kepentingan di dunia pendidikan terhadap upaya-upaya peningkatkan mutu pendidikan, mulai dari tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional hingga internasional. Semoga. n

    Direktur Jendral Manajenemen Pendidikan Dasar dan Menengah

    Prof. Suyanto, Ph. D.

  • B a b I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    P e n d a h u l u a n

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    Olimpiade Sains Nasional (OSN) tak sekadar menumbuh-kembangkan sikap kompetitif antarsiswa dalam bidang sains dan teknologi. OSN juga merupakan media penjaringan dan pembinaan bagi siswa-siswi berprestasi dalam dunia sains dan teknologi agar bisa dipersiapkan mengikuti kompetisi internasional.

    Para juara OSN akan dibina dan diikut sertakan dalam kompetisi sains dan teknologi tingkat internasional, kata Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Mandikdasmen) Prof. Suyanto Ph. D.

    Menurut Suyanto, proses penjaringan siswa brilian tersebut tidak instan. Sebelum diizinkan mengikuti kompetisi sains tingkat nasional, mereka

    harus lolos dari pelbagai kompetisi sains, mulai dari tingkat sekolah, kabupaten hingga provinsi.

    Penyaringan siswa brilian ini sangat ketat, kata Suyanto.

    Suyanto menyampaikan tujuan penyelengga-raan OSN itu dalam acara pembukaan OSN 2009 di Gedung Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta (Senin, 3 Agustus 2009). Acara pembukaan OSN VIII itu dihadiri Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA., Anggota komisi X DPR RI, Pejabat Eselon I dan II Departemen Pendidikan Nasional, Rektor UGM, UI, ITB, UNJ, UNIBRAW dan UNS, beberapa kepala dinas provinsi dan kabupaten/kota, serta para

    peserta OSN.Suyanto juga memaparkan tentang OSN secara

    umum. Menurutnya, OSN 2009 ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, terutama bidang sains dan teknologi melalui budaya belajar, berkarya, dan pengembangan potensi diri, sikap kompetitif serta meningkatkan dan memperkokoh rasa persaudaraan, persatuan, dan kesatuan

    bangsa.Dalam OSN yang berlangsung pada 3-9 Agustus

    ini, terdapat 1.447 peserta yang terdiri dari siswa-siswi tingkat SD/MI, SMP/Mts, SMA/MA, dan SDLB/SD Inklusi (tunanetra/tunarungu/tunadaksa ringan). Mereka merupakan wakil dari 33 provinsi di Indonesia, setelah berjuang keras dan berhasil menjuarai kompetisi/seleksi OSN yang berlapis-lapis mulai tingkat sekolah, kabupaten/kota hingga provinsi.

    Dalam OSN ke-8 ini, materi yang dilombakan adalah sebagai berikut: untuk SD/MI adalah Matematika dan IPA. SMP/MTs Matematika, Fisika dan Biologi. SMA/MA Matematika, Fisika, Kimia, Bilogi, Komputer, Astronomi, Kebumian, dan Ekonomi. Dan untuk SDLB/SD Inklusi adalah

    Matematika dan IPA.Sementara tempat pelaksanaan lomba OSN,

    yaitu: Bumi Karsa Bidakara, Jakarta Selatan; Direktorat Pembinaan SMP bertempat di SMPN 29 (Matematika), SMPN 11 (Fisika), SMPN 19 (Biologi); Direktorat Pembinaan SMA di SMAN 70 (Fisika, Kimia, dan Biologi), UI (Komputer), SMAN I (Matematika, Kebumian, dan Astronomi), dan

    STEKPI (Ekonomi); Direktorat Pembinaan SLB bertempat di Hotel Grand Tropic.

    Selama mengikuti OSN, para peserta beserta pendamping beristirahat di beberapa hotel, yaitu: SD/MI di Hotel Bumi Karsa, Bidakara Jakarta Selatan, SMP/MTs di Hotel Century Jakarta Pusat, SMA/MA di Hotel Wiyata Depok, Hotel Ibis, dan Hotel Kaisar Jakarta, sementara SLB/Inklusi bertempat di Hotel Grand Tropic.

    Sebagai penghargaan terhadap para juara, disediakan 67 medali emas, 132 medali perak, dan 197 medali perunggu serta sertifikat keikutsertaan bagi semua peserta.

    Untuk dewan juri, telah terjalin kerjasama yang baik antara Depdiknas dengan berbagai perguruan tinggi, seperti UI, UGM, ITB, IPB, dan STEKPI. n

    OSN Menjaring dan Membina Siswa Brilian

    Di antara tahapan mencerdaskan kehidupan bangsa adalah menjaring dan membina siswa brilian. Tahapan-tahapan inilah yang dilaksanakan dalam OSN.

    Dirjen Mandikdasmen

    Prof. Suyanto, Ph.D.

    memberikan sambutan saat

    pembukaan OSN 2009.

    Tekun mengerjakan soal. Mereka bekerja keras untuk menjadi yang terbaik.Do

    c. D

    ir. P

    SMP

    Doc

    . Dir.

    PSM

    P

  • B a b I

    0O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    P e n d a h u l u a n

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 menjelaskan tentang definisi pendidikan, yaitu Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

    Berangkat dari UU Sisdiknas Pasal 1 itu, maka materi soal yang diberikan kepada seluruh peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) tidak hanya memuat materi yang mendorong kecerdasan intelektual saja, namun juga terdapat materi soal yang mendorong kecerdasan hati.

    Muatan atau materi yang mendorong kecerdasan hati bisa ditemui dalam mata pelajaran biologi, misalnya. Dengan memahami fungsi anatomi tubuh manusia yang luar biasa, siswa akan sadar bahwa ada kekuasaan yang tak bisa ia lampaui, yaitu kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.

    Dengan kecerdasan hati yang didasari akhlak mulia, manusia dapat memahami dan mengapresiasi kekayaan alam semesta yang telah dilimpahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA., dalam pembukaan OSN 2009 di Gedung Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Pancoran,

    Jakarta (Senin, 3 Agustus 2009).Dengan kecerdasan pikir dan hati itu,

    diharapkan kita terdorong untuk memelihara kelestarian alam dengan menerapkan prinsip-prinsip Education for Sustainable Development (EfSD), lanjut Bambang Sudibyo.

    EfSD, Konsep Pendidikan Sadar LingkunganEfSD merupakan konsep pendidikan yang tidak

    hanya bervisi kepada pendidikan murni, namun merupakan konsep multidisiplin yang meng-

    gabungkan konsep pembangunan dari perspektif ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Pendi-dikan untuk pembangunan berkelanjutan ini pertama kali diintroduksi pada United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) di Rio De Janeiro pada tahun 1992, yang kemudian menghasilkan Rio Declaration yang

    berisi prinsip-prinsip pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.

    Menurut Bambang Sudibyo, prinsip EfSD tidak hanya menekankan kelestarian alam, tetapi juga kelestarian kehidupan manusia yang harmonis untuk kehidupan masa depan yang lebih baik.

    Kesadaran terhadap lingkungan perlu dibangun sedini mungkin melalui jalur pendidikan, sehingga setiap peserta didik ketika dewasa akan menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap

    kelestarian dan k e b e r l a n g s u n g a n lingkungan yang dapat mendukung kehidupan manusia di masa depan.

    Oleh karena itu, saya harap ada kiranya salah satu di antara peserta OSN tahun ini yang mengabdikan dirinya sebagai pelestari lingkungan, baik sebagai peneliti atau pun sebagai pengajar di perguruan tinggi, lanjut Bambang Sudibyo.

    Selain itu, Bambang Sudibyo menekankan bahwa keberhasilan siswa mengikuti kompetisi sains hingga tingkat nasional merupakan buah dari ketekunan dan kerja keras antara siswa dan para guru pembina. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah kerjasama yang baik akan menghasilkan prestasi yang baik pula. Kerjasama seperti ini, lanjut Bambang Sudibyo, hendaknya tidak hanya terjadi pada saat mempersiapkan siswa untuk mengikuti kompetisi seperti OSN, namun juga pada kegiatan belajar-mengajar sehari-hari.

    Kepada para pemenang OSN 2009, Bambang Sudibyo berpesan agar bekerja lebih keras dan tekun, karena para jawara OSN nantinya akan mewakili Indonesia pada pentas internasional.

    Semoga partisipasi kalian dalam OSN ini, selain untuk memperoleh prestasi juga menjadi motivator dan inspirator bagi teman-teman kalian, baik teman satu sekolah, satu kecamatan atau pun satu kabupaten/kota, pesan Bambang Sudibyo, yang selanjutnya membuka secara resmi OSN 2009.n

    Materi OSN Mendorong Kecerdasan Pikir dan Hati

    Materi soal sains dan teknologi yang dilombakan dalam OSN tidak hanya meningkatkan kecerdasan pikir saja, tetapi juga kecerdasan hati.

    Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA.

    Menggunakan teknologi komputer. Mereka tak hanya mengasah kecerdasan pikir, namun juga hati.Do

    c. D

    ir. P

    SMA

  • B a b I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    P e n d a h u l u a n

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    Suasana pembukaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Gedung Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta, Senin, 3 Agustus 2009, sangat meriah. Acara ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh paduan suara

    Idhata, Jakarta, saat membawakan tari Saman yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam.

    Budaya Indonesia yang sarat dengan aneka ragam tari-tarian, kian diperkuat saat dipersembahkannya gerakan gemulai tarian dari para penari yang semuanya pelajar. Paduan gerak tubuh dan irama musik yang harmonis tersebut diberi nama Tari Nusantara , dibawakan oleh siswa-siswi SMPN 115 Jakarta. Tarian Nusantara merupakan gabungan dari Tari Yapong (Betawi, Jawa Barat, Jawa Tengah), Tari Narojeng dari Betawi, Tari Piring dari Sumatera Barat, dan Tari Giring-Giring dari Kalimantan. Pentas tari-tarian ini memberi warna tersendiri di ajang pembukaan OSN 2009.

    Terhadap suguhan aneka ragam tarian tradisional tersebut, tampak wajah siswa-siswi berseri-seri, menunjukkan rasa takjub, bangga, dan senang sekaligus. Tak bosan-bosan mata mereka mengikuti rangkaian gerakan para penari. Bahkan satu-dua di antara mereka ada yang mengabadikannya lewat kamera atau handycam.

    Salah satunya adalah Abidah Rahmah, siswi kelas 10 SMA Kharisma Bangsa. Perhatian gadis manis berkerudung putih ini senantiasa tertuju pada gerak gemulai para penari. Tak henti-hentinya ia memotret gerakan demi gerakan para penari. Saat ditanya alasannya, ia menjawab bahwa aneka tari yang disuguhkan selama pembukaan OSN ini sangat

    Pembukaan OSN Meriah Dan Memuaskan

    Kemeriahan yang mewarnai sepanjang pembukaan OSN ke delapan di Gedung Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jakarta, membuat para peserta OSN puas.

    SMA Negeri 70 Jakarta. Selain itu, pembukaan yang berlangsung pukul 19.00 WIB ini, juga dimeriahkan dengan penampilan band dari siswa-siswa SLB Lebak Bulus, Jakarta. Kemeriahan acara makin terasa dengan munculnya penari-penari cantik yang terdiri dari siswi-siswi SMA Bakti

    Tarian nusantara. Beragam tarian indah ditampilkan sepanjang pembukaan OSN 2009.

    Luwes. Siswi-siswi SD

    ini memainkan tarian yang memukau.

  • B a b I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    P e n d a h u l u a n

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    menarik dan bisa menyadarkan generasi muda bahwa budaya dan seni tari Indonesia tak kalah hebat dengan budaya barat dan pop.

    Pembukaan yang penuh tarian tradisional ini sangat berarti bagi kita, generasi muda, agar senantiasa melestarikan budaya bangsa, kata Abidah.

    Dalam pembukaan OSN ini juga disuguhkan pesan-pesan yang sarat dengan upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Ini seperti tergambar pada parade siswa-siswi yang membawa bendera merah-putih, bendera Tut Wuri Handayani, dan bendara OSN. Sementara di belakang mereka berbaris 33 siswa-siswi berpakaian adat dari 33 Provinsi Indonesia, merujuk pada asal daerah para peserta OSN.

    Pesannya sangat jelas, meski kita berkompetisi namun ada hal yang penting, yaitu memperkokoh persatuan dan kesatuan, kata Drs. Hartoyo Wibowo, M. PA., Kepala Bagian Perencanaan Sekretariat Ditjen Mandikdasmen yang juga panitia OSN.

    Puncak acara pembukaan OSN ini adalah penekanan tombol yang diiringi taburan kertas warna-warni, menandakan OSN telah resmi dibuka oleh Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. Dalam sambutannya, Mendiknas mengatakan bahwa OSN sudah delapan kali dilaksanakan, dan OSN yang sedang berlangsung saat ini merupakan bentuk olimpiade terakhir yang dilaksanakan tahun ini.

    FLS2N sudah kita laksanakan di Yogyakarta, begitu pula O2SN, juga sudah kita laksanakan di DKI Jakarta. FLS2N merupakan kompetisi estetika, sementara O2SN lebih pada kinestetika. Sekarang saatnya kita menunjukkan siapa yang terbaik dalam supremasi sains dan teknologinya, kata Mendiknas disambut tepuk tangan para peserta pembukaan OSN.n

    Khidmat.Mereka

    terpukau terhadap

    tarian-tarian yang

    ditampilkan sepanjang

    pembukaan OSN.

  • B a b I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    P e n d a h u l u a n

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

  • B a b I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    P e n d a h u l u a n

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

  • B a b I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    0

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n T K / S D

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    Pola pembelajaran peserta didik mengacu pada usia dan faktor-faktor yang memengaruhi proses pendidikan. Secara struktural, penggolongan usia anak didik dikelompokkan dalam jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Di antara penjenjangan tersebut, pola pengembangan peserta didik di jenjang pendidikan dasar mendapat perhatian lebih.

    Hal demikian menjadi sangat strategis mengingat pada jenjang inilah masa terbaik untuk meletakkan dasar yang kokoh bagi perkembangan mental, emosional, akhlak, dan potensi otak anak.

    Sebuah penelitian menyebutkan bahwa perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun. Sisanya, 20%, terjadi pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua.

    Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar memahami pola perkembangan intelektual dan mental anak tersebut. Maka program yang digagas dan dijalankan selalu memerhatikan berbagai aspek berkaitan dengan perkembangan anak, baik anak secara individu maupun sebagai makhluk sosial.

    Keikutsertaan Direktorat Pembinaan TK dan SD dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) tak lepas dari program pengembangan kapasitas anak. Bahwa OSN merupakan kegiatan yang tak hanya mengutamakan kecerdasan kognitif. Aspek lain seperti kecerdasan afektif dan psikomotorik turut diperhatikan.

    Anak di usia SD berada pada fase lanjutan dari perkembangan biologis dan psikologis yang dimulai sejak balita. Unsur-unsur kecerdasan otak mengalami pertumbuhan pesat, yaitu kemampuan dalam berbahasa, berlogika, dan bersosialisasi.

    Dalam berbahasa, anak banyak belajar tentang perbendaharaan kata terutama istilah-istilah yang baru ditemuinya. Dalam berlogika, anak belajar menalar persoalan dalam hitungan matematis dan sistematis. Dalam bersosialisasi, anak belajar

    bersikap sesuai dengan lingkungannya. Hal demikian mengondisikan anak untuk terus

    melakukan eksperimen-eksperimen. Mereka senang melakukan dan menemui hal-hal baru. Konsentrasi mereka untuk mencerap pengetahuan

    baru sangat tinggi. Sehingga di ajang akbar yang lebih

    menitikberatkan pada intelegensi ini, Direktorat Pembinaan TK dan SD memilih melombakan bidang keilmuan yang berkaitan dengan tiga kemampuan dasar anak tersebut, yaitu matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dua bidang inilah yang diyakini dapat menjembatani ketiganya.

    Materi soal matematika dan IPA diarahkan pada pola pengembangan pemikiran anak untuk melakukan analisis dan optimalisasi nalar. Siswa mulai dikenalkan pada eksperimen praktis yang mudah dan dekat dengan kehidupan keseharian. Diharapkan, siswa mendapatkan pengalaman baru dan benang merah hubungan antara pelajaran akademis dengan lingkungan sekitarnya.

    OSN kemudian menjadi laboratorium eksperimen peserta didik. Tak hanya soal bidang keilmuan yang dilombakan. Juga faktor lain yang turut memengaruhi prestasi mereka, seperti kesiapan mental, percaya diri, dan keyakinan pada kemampuan diri sendiri.

    Ajang ini juga memberi mereka pengalaman baru berupa interaksi luas dengan teman-teman sebayanya dari berbagai penjuru nusantara. OSN menjadi sarana mereka untuk saling berkenalan, memahami perbedaan, dan akhirnya keinginan un-tuk mempererat hubungan sosial yang lebih luas.

    Tentu saja pergaulan lintas daerah ini berdampak positif bagi perkembangan diri peserta didik. Mereka mengalami langsung bagaimana berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda baik warna kulit, dialek, dan adat istiadat.

    Lewat penyelenggaraan OSN, Direktorat Pembinaan TK dan SD hendak memberi warna baru bagi perkembangan diri siswa. Semoga pada perkembangan selanjutnya, siswa dapat mengapresiasi pengalamannya demi kebaikan diri, masyarakat, dan negaranya. n

    na Baru Bagi

    n Diri Siswa

    Kerja keras. Siswa-siswi SD

    ini berusaha seoptimal

    mungkin menjawab

    soal-soal OSN dengan baik

    dan benar. Doc.

    Dir.

    P. T

    K-SD

    Doc

    . Dir.

    P. T

    K-SD

    OSN Beri War

    Perkembanga

  • B a b I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n T K / S D

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    ihwal tata tertib selama penyelenggaraan OSN. Karena para ketua tim atau koordinator dari provinsi, kan, banyak yang baru, jelas Elfira. Makanya perlu sosialisasi lagi agar ada komitmen bersama.

    Di antara tata tertib yang disosialisasikan adalah pemisahan tempat istirahat peserta OSN dengan orangtua. Menurut Elfira, pemisahan ini penting

    Tak ada keberhasilan tanpa sebuah perencanaan. Terlebih acara yang digelar berskala nasional semacam Olimpiade Sains Nasional (OSN). Butuh persiapan panjang, koordinasi yang mantap, dan kerjasama yang solid antarpanitia sehingga acara berjalan dengan lancar.

    Guna mensosialisasikan aturan dan penyamaan pemahaman tentang tata tertib dan pola penilaian yang diterapkan selama perlombaan, maka digelarlah technical meeting pada Selasa, 4 Agustus 2009. Acara ini melibatkan seluruh koordinator provinsi dan guru pembina peserta OSN.

    Salah satu direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyelenggarakan technical meeting adalah Direktorat Pembinaan TK dan SD. Acara dilaksanakan di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta.

    Menurut Elfira, koordinator penyelenggara OSN tingkat SD, ada dua technical meeting yang digelar. Pertama, dari tim juri. Kedua, dari Direktorat Pembinaan TK dan SD. Di SD ada skema penilaian yang membicarakan kesepakatan tentang ukuran menilai hasil tes perlombaan, baik yang tes tertulis maupun praktik, katanya.

    Ukuran penilaian yang diterapkan di SD, tambah Elfira, lebih rinci. Misalnya, bila ada dua peserta memperoleh nilai sama, maka untuk membedakannya akan dilihat dari beberapa sudut penilaian, seperti bagaimana hasil tes tulisnya, apakah eksplorasinya sama.

    Sementara technical meeting yang dilakukan Direktorat Pembinaan TK dan SD banyak membahas

    agar semua peserta OSN bisa beristirahat dengan tenang. Peserta pun pada saat mengerjakan pelbagai materi soal lomba bisa konsentrasi tanpa digelayuti rasa capek atau kurang tidur.

    Setiap tahun penyakitnya sama; bapak, ibu, om, kakek, nenek tidurnya satu kamar dengan peserta, keluh Elfira. Malah yang parah anak tidak tidur di kasur. Nah ini, kan, tidak baik bagi kondisi peserta saat perlombaan OSN.

    Setelah diberikan pemahaman dan sosialisasi, para guru pembina dan koordinator provinsi sepakat untuk mematuhi segala keputusan yang telah

    Technical Meeting Memang PentingSalah satu hal terpenting dalam penyelenggaraan acara akbar adalah technical meeting. Seluruh pemangku kepentingan berkoordinasi guna kelancaran acara.

    ditetapkan. Tak ada lagi bapak, ibu, om, kakek, dan nenek numpang tidur dengan peserta. Atau tiada lagi peserta tidur di lantai akibat tergusur orangtua. n

    Elfira, staf Direktorat

    Pembinaan TK dan SD.

    Sosialisasi agar ada komitmen

    bersama

    Suasana Technical Meeting. Guna sosialisasi aturan dan penyamaan pemahaman.

  • B a b I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n T K / S D

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    Selasa siang, 4 Agustus 2009, lima anak kecil riuh di salah satu sudut sebuah restoran Hotel Bidakara Pancoran, Jakarta. Kursi dan meja makan ukuran orang dewasa menenggelamkan tubuh kecil mereka. Seorang ibu mendekat. Makan yang tenang, ujarnya. Ibu itu Agustin Kawengian, pendamping peserta Olimpiade Sains Nasional dari Provinsi Sulawesi Utara.

    Kelima anak-anak itu peserta OSN tingkat Sekolah Dasar bidang matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Sebelum terpilih menjadi wakil Provinsi Sulawesi Utara dalam pesta asah otak tingkat nasional ini, mereka harus berjuang menjadi yang terbaik dari sekian saingan mulai tingkat kabupaten/kota hingga provinsi.

    Dua dari kelima anak-anak itu bernama Wulan Arny Emely Pussung dan Al Iqbal Bin Salin. Mereka peserta OSN bidang IPA.

    Wulan siswi kelas 6 SD GMIM 1 Woloan, Tomohon, Sulawesi Utara. Kerja kerasnya dalam seleksi di tingkat kota dan provinsi membuahkan hasil. Awalnya saya ikut seleksi di kota setelah ditunjuk kepala sekolah. Selanjutnya jadi juara 2 tingkat provinsi, ujarnya.

    Salah satu materi pelajaran IPA yang disukai Wulan yaitu hubungan antara magnet dan

    logam. Tidak semua logam bisa ditarik oleh magnet, seperti emas, kuningan, dan tembaga. Karena daya magnetnya tidak cukup untuk menarik, ungkapnya. Maka, jelasnya, emas bagus dijadikan perhiasan lantaran tidak bisa ditarik magnet. Kalau mudah ditarik, akan mudah dicuri, simpul gadis cilik kelahiran 4 Januari 1999 ini.

    Al Iqbal siswa kelas 6 SD Negeri 3 Qogagoman,

    Kotamobagu, Sulawesi Utara. Berbeda dengan Wulan yang lincah dan ceria, Al Iqbal cenderung pemalu. Ia menyukai IPA dan senang membuat rangkaian listrik. IPA itu mengasyikkan, ucapnya.

    Pembinaan Sebelum berangkat ke Jakarta, Al Iqbal,

    Wulan, dan kawan-kawan mereka dibina selama satu bulan. Pembinanya dua instruktur; guru masing-masing siswa terpilih dan seorang ahli matematika bernama Prof. Dr. Pinotoan.

    Menurut Agustin, materi yang diberikan sesuai kurikulum SD. Kami juga memberikan

    keleluasaan kepada Profesor untuk membawa mereka ke perpustakaan, mendidik mereka dengan soal-soal yang inovatif, tuturnya. Siswa tidak hanya dibekali latihan mengerjakan soal tertulis dan praktikum. Mereka juga diajari sikap disiplin dan asah mental. Selain itu, mereka diajak main ke pantai dan

    tempat lain untuk mengusir kejenuhan pikiran. Wulan membenarkan pernyataan Agustin.

    Katanya, ia dan kawan-kawan diajari bagaimana berhadapan dengan orang lain. Misalkan jangan

    terlalu gugup saat menghadapi orang lain. Kita bisa melihat sekeliling, dan kalau ada yang kita kenal maka kita akan rileks dan santai, jelasnya.

    Dengan persiapan yang telah dijalani, Wulan, Al Iqbal, dan kawan-kawannya yakin bisa mengerjakan pelbagai materi soal OSN dan pulang membawa medali. Saya tidak grogi ketemu kawan-kawan se-Indonesia, karena saya sudah tekun belajar dan yakin bisa, ujar Al Iqbal, optimis.

    Bagaimana kalau kalah? Kalau pun hanya dapat sertifi-kat, saya sudah mendapatkan suatu berkat. Saya senang OSN, karena saya telah dibanggakan oleh provinsi dan kota, dan bisa punya banyak kawan dari seluruh Indonesia, jawab Wulan. Suatu jawaban yang jujur dan dewasa. n

    Harapan dari Sulawesi UtaraMereka datang dengan persiapan matang. Berharap pulang bawa medali.

    Al Iqbal (atas) dan Wulan (bawah) berjuang keras menjadi bintang OSN.

    Doc

    . Dir.

    P. T

    K-SD

  • B a b I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n T K / S D

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    Untuk bisa mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN), ternyata tak hanya otak brilian yang dibutuhkan. Tekad kuat juga jadi modal utama yang sangat berpengaruh. Sebab ada saja halangan untuk menjadi yang terbaik.

    Hal demikian dialami Zata Dini Puteri, siswi kelas 6 SD YAPIS Al-Jihad, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat. Setelah terpilih menjadi wakil provinsi dalam OSN 2009 bidang Ilmu Pengetahuan Alam, Zata Dini meningkatkan frekuensi belajarnya.

    Hari-harinya yang biasa dijalani dengan santai, berubah menjadi serius dan padat dengan jadwal belajar. Berbeda dengan siswa-siswi dari provinsi lain, jadwal belajar yang padat itu ia jalani di rumah. Tidak ada pembinaan khusus dari provinsi. Saya lebih banyak belajar sendiri dari buku-buku yang ada,

    kata Zata Dini.Zata Dini sangat menyayangkan kurangnya

    perhatian pemerintah daerahnya. Padahal keberangkatannya ke Jakarta untuk mengharumkan nama Provinsi Papua Barat. Belum lagi fasilitas pendidikan di sekolahnya kurang memadai. Komputer, jaringan internet, laboratorium, dan buku-buku pelajaran masih sangat terbatas, ungkapnya.

    Bahkan, untuk tiba di Jakarta, ia harus mengeluarkan kocek lebih dulu. Saya ke Jakarta menggunakan biaya sendiri, kemudian diganti oleh panitia, keluh Zata Dini.

    Zata Dini berharap Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat dan instansi terkait agar lebih memerhatikan siswa berprestasi yang mewakili daerah dalam rangka OSN atau kegiatan-kegiatan lain yang bersifat membawa nama daerah. Sebab mereka adalah aset penting yang harus dipelihara. Mereka juga sumber daya manusia berharga yang akan membangun daerah. n

    Zata Dini dan Perjuangan Panjang Menuju OSN

    Tak semua cerita tentang persiapan siswa menuju OSN enak didengar.

    Materi soal Olimpiade Sains Nasional g a m p a n g - g a m p a n g susah. Bagi siswa yang persiapannya matang, tak ada kata sulit. Sebalik-nya, peserta yang persiapannya pas-pasan, akan tampak selama menger-jakan soal keningnya berkerut-kerut.

    Mualim Al-Rasyid merupakan peserta golongan kedua. Tak semua materi soal ia pahami dan selesaikan dengan mulus. Sebagian soal terasa sulit, dan akhirnya ada soal yang diisi asal-asalan, katanya sambil tersenyum malu. Mualim siswa kelas 6 SD Negeri Gudang I Tanjung Sari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Ia berlaga di bidang Ilmu

    Pengetahuan alam. Kendati merasa

    kesulitan mengerjakan soal tertulis dan praktikum, bukan berarti materi soal asing di otaknya. Ia sudah mempelajari semua topik pelajaran. Semua soal pernah saya ketahui. Hanya saja ada beberapa

    rumus yang belum saya hafal, keluhnya.Tes tertulis dan eksperimen IPA digelar di Birawa

    Assembly Hall Hotel Bumikarsa Bidakara, Pancoran, Jakarta. Banyak saingan tak cukup menggetarkan hatinya. Ia tidak gugup melihat mereka. Sebab semua peserta berkonsentrasi mengerjakan materi soal sehingga tidak memperhitungkan para pesaingnya. Ia pun demikian.

    Usai mengerjakan soal, hati Mualim terasa longgar. Materi soal yang sulit tak membuatnya gentar. Wah, lega rasanya setelah berjuang semaksimal mungkin pada kedua tes itu, katanya.

    Kenyataannya, Mualim berhasil menunjukkan ketinggian intelegensinya. Materi soal yang sulit tak menyurutkan prestasinya. Di lehernya terkalung medali perunggu. n

    Materi Soal OSN Gampang-gampang Susah

    Kemampuan siswa menyelesaikan materi soal OSN tergantung dua hal; persiapan dan intelegensi siswa itu sendiri.

    Zata Dini. Tidak

    tergantung pada

    pembinaan Pemda.

    Mualim Al-Rasyid. Yang penting berjuang semaksimal mungkin.

  • B a b I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n T K / S D

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    Banyak sekali dampak positif yang dirasakan siswa dalam berbagai proses penyelenggaraan Olimpiade Sains Nasional (OSN). Mulai dari seleksi di tingkat sekolah hingga pelaksanaan lomba di tingkat nasional.

    Di sekolah, siswa mendapatkan berbagai perlakuan inovatif dari guru yang terpacu meningkatkan kemampuan peserta didiknya. Potensi dan bakat siswa makin terasah. OSN juga mempunyai dampak positif pada satuan gugus

    sekolah. Bila ada siswa dari satu sekolah meraih prestasi di OSN dapat memacu semangat guru-guru di gugus sekolah tersebut, kata Drs. Mudjito, AK, M.Si, Direktur Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

    Proses seleksi dalam menjaring siswa pun telah memiliki prosedur operasi standar (SOPStandard Operational Procedure). SOP ini diterapkan

    dalam proses penjaringan secara berjenjang dari tingkat gugus/kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi. Melibatkan peran aktif Pemerintah Daerah, Komite Sekolah, dan pemerhati/pakar pendidikan dalam mempersiapkan soal tes seleksi hingga merencanakan dan melakukan pembinaan sebelum siswa berkompetisi di tingkat nasional, tambah Mudjito.

    Saat dikarantina, selain diberi materi pengayaan dan wawasan berpikir, siswa juga diajari etika dan perilaku. Karena kita tidak hanya mengharapkan siswa yang berprestasi di bidang akademik saja, melainkan siswa yang smart, berperilaku santun, berbudi pekerti, memiliki jiwa sosial dan peduli sesama, ungkap Mudjito. Dengan demikian olah rasa dan olah pikir dapat dijalankan bersama-

    OSN Memadukan Olah Rasa dan Olah Pikir

    Ada nilai tambah tersendiri bagi peserta OSN, baik pada perkembangan diri maupun masa depannya.

    sama.

    Mekanisme moderasiMenurut Mudjito,

    pelaksanaan OSN tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah berbeda dengan tingkat SMP/MTs dan SMA/MA dari segi mekanisme moderasi pembina matematika dan IPA tiap provinsi dengan tim juri MIPA. Kegiatan yang dilakukan berkenaan dengan moderasi ini yakni skema penilaian, pemilahan soal, dan diberikannya kesempatan pada tim pembina oleh tim juri untuk kemudian dibahas bersama. Dengan demikian seluruh proses kompetisi tetap berjalan fair dan transparan, jelas Mudjito. Selain itu, moderasi ini bertujuan agar soal-soal tes dapat dikerjakan oleh seluruh siswa.

    Secara umum, penyelenggaraan OSN mengandung nilai-nilai sportivitas, disiplin, mandiri, dan persahabatan. Sebab, di ajang yang mempertemukan

    siswa dari 33 provinsi di Indonesia ini, tiap peserta dapat belajar mengenal karakter peserta lain yang berbeda baik dari segi adat-istiadat, dialek, warna kulit, maupun bahasa.

    Peserta diinapkan bersama peserta lain tanpa didampingi orangtua. Mereka pun belajar disiplin dengan mematuhi jadwal kegiatan yang telah ditetapkan panitia. n

    Suasana ujian.

    Materi soal mengandung olah rasa dan

    olah pikir.

    Siswa mengerjakan materi soal. Selain dibekali materi pengayaan dan wawasan berpikir, siswa juga diajari etika dan perilaku.

    Doc

    . Dir.

    P. T

    K-SD

    Doc

    . Dir.

    P. T

    K-SD

    Drs. Mudjito AK, M.Si, Direktur Pembinaan TK dan SD.

  • B a b I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    0

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n T K / S D

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    Di sela-sela keseriusan para peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) mengerjakan pelbagai tes yang memeras otak, ada kegembiraan di lantai 1 Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta. Kegembiraan itu terpancar dari raut muka anak-anak Sekolah Dasar (SD) yang asyik melihat dan bermain dengan berbagai alat peraga sains dalam acara Indonesian Science Festival (ISF) yang diselenggarakan Direktorat Pembinaan TK dan SD.

    Alat peraga sains yang dipamerkan cukup beragam. Mulai dari alat peraga yang menjelaskan tentang bagaimana fungsi jantung dengan balon,

    yang menggambarkan sistem tubuh manusia, permainan perkalian halang lurus, hingga permainan yang bermanfaat untuk melatih tingkat konsentrasi.

    Salah satu permainan yang mendukung tingkat konsentrasi adalah membaca warna pada kata. Kata diberi warna yang berbeda dengan makna kata yang sebenarnya. Misalnya, kata yang bermakna hijau, namun diberi warna merah, sehingga si pembaca harus mengucapkan kata merah. Permainan ini menarik minat banyak pengunjung.

    Wah, cukup susah ya! ujar Vidya, siswi kelas 6 SD Tarakanita 3, Jakarta Selatan.

    Coba sekali lagi! Jangan tergesa-gesa! ujar Whedi, instruktur permainan.

    Setelah memejamkan mata sejenak, Vidya kembali mencoba. Hijau, merah, ungu, biru... putih. Ups, saya bisa! pekik Vidya, senang.

    Keceriaan Vidya itu juga dialami siswa-siswi SD yang sedang berkumpul di sekitar lokasi ISF. Bersama orangtua dan sanak saudara, mereka bermain sambil belajar sains.

    Kehadiran ISF di tengah-tengah kegiatan OSN,

    ains Jadi Menyenangkanval mencoba mengubah citra buruk tentang sains pada masyarakat.

    menurut Elfira, staf Direktorat Pembinaan TK dan SD, bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat sekitar agar bisa lebih dekat dengan sains. Sains itu asyik, tak ada yang perlu ditakuti. Sejauh ini, wajah sains, kan, menakutkan. Nah, lewat ISF ini kami ingin mengubah paradigma tersebut, jelasnya.

    Pernyataan Elfira diamini Agung, salah satu orangtua yang menemani putranya berkunjung ke ISF. Lewat permainan yang sedemikian rupa, anak saya mulai bisa menyenangi sains, katanya, senang. n

    Siswa -siswi di arena ISF. Sejak dini

    anak dikenalkan dengan

    sains yang mengasyikkan.

    Siswa menyukai sains. Sains tidak lagi menakutkan jika diakrabi sejak dini.

    Mengubah Wajah Seram SSains itu mengasyikkan, tidak menakutkan. Indonesian Science Festi

  • B a b I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n T K / S D

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

  • B a b I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n T K / S D

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

  • B a b I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n T K / S D

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

  • B a b I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n T K / S D

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    DAFTAR PERAIH MEDALI OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT SD/MI TAHUN 2009

    BIDANG: ILMU PENGETAHUAN ALAM

    NO Nama Sekolah Provinsi Ket. TROFI 1 Koyuki Atifa Rahmi MIN 1 Malang Jawa Timur Emas Best Overall

    2 Noor Rizky Firdhausy SDN Ungaran 03 Kab. Semarang Jawa Tengah Emas Best Experiment

    3 Sentosa Adjikusuma SDK BPK Penabur, Kota Modern Tangerang Banten Emas

    4 Deas Prouditya Raharjo SD Santo Yosep 1, Denpasar Bali Emas

    5 Putu Gery Wahyu Nugraha SD Lab Undiksha Buleleng Bali Emas

    6 Kevin Lawu SDS Pangudi Luhur Jakarta Selatan DKI Jakarta Perak 7 Maharani Zaini SD Cor Yesu Kota Semarang Jawa Tengah Perak 8 Jaswin SDS Sutomo 1, Medan Sumatera Utara Perak Best Theory 9 Ihya Fakrhurizal A. MIN 1 Malang Jawa Timur Perak 10 M. Izza Fikro Fauzi SDIT Permata Bunda Kab. Demak Jawa Tengah Perak 11 Grace Felinna SDS Bina Kasih, Kota Jambi Jambi Perak 12 M. Hudiya Aviciena SD Al Izhar, Jakarta Selatan DKI Jakarta Perak 13 Azhar Aditya SDN 01 Kota Bengkulu Bengkulu Perak 14 M. Bobi Ermanda SDN 08 Semperiuk B. Sambas Kalimantan Barat Perak

    15 Christ D. M. A. Soselisa SD Kristen Kalam Kudus Maluku Perak

    16 Eka Jennie Anggasari SDN Kalirejo, Pasuruan Jawa Timur Perunggu 17 Alfian Rahman Hadi SDN 02 Cakranegara, Mataram NTB Perunggu 18 Jerry F. Twelu SDK Waiwerang NTT Perunggu

    19 Jonah Rubianto SDK Tunas Bangsa Sunter, Jakarta Utara DKI Jakarta Perunggu

    20 James Sebastian SDK BPK Penabur, Kota Tangerang Selatan Banten Perunggu

    21 I Gusti A.E Arrirah Rahma Yarti SDK Donbosco NTT Perunggu

    22 Amelia Nur Khasanah SDN 04 Birugo, Kota Bukittinggi Sumatera Barat Perunggu

    23 Aliyya Ilma Shafani SDN Majalaya 2, Kab. Bandung Jawa Barat Perunggu 24 Vera Febriana Umiati SDN 019 Samarinda Kalimantan Timur Perunggu

    25 Satrio Eko Wicaksono SD Binsus Dumai, Kota Dumai Riau Perunggu

    NO Nama Sekolah Provinsi Ket. TROFI 26 Mualim Al Rasyid SDN Gudang I, Kab. Sumedang Jawa Barat Perunggu 27 Beauty Novianty SD Xaverius 1, Palembang Sumatera Selatan Perunggu 28 Chaidir Vitra Achmad SDN 1 Dompu, Dompu NTB Perunggu 29 Roy Chrismantika SM SDS Xaverius, Padang Sidempuan Sumatera Utara Perunggu 30 Dalila Afina SDN 1 Taliwang, Sumbawa Barat NTB Perunggu

    DAFTAR PERAIH MEDALI OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT SD/MI TAHUN 2009

    BIDANG: MATEMATIKA

    No Nama Sekolah Provinsi Ket. TROFI 1 Timothy Antoni SDS BPK 4 Penabur, Jaktim DKI Jakarta Emas Best Overall 2 Jeffrey SDS Sutomo 1 Medan Sumatera Utara Emas Best Theory 3 Ko'abel Adnana K. SD Karangturi Kota Semarang Jawa Tengah Emas

    4 Feno Valentino SD Pribadi Depok Jawa Barat Emas Best Exploration

    5 Annetta Dewi Wijaya SDK Aletheia Ampenan, Mataram NTB Emas Best Exploration

    6 Andrew T. Young SDK Santa Maria Surabaya Jawa Timur Perak Best Exploration 7 Jonathan Kenny SD Xaverius I Palembang Sumatera Selatan Perak 8 Made Dwi Aryastana SD No. 8 Dauh Puri, Denpasar Bali Perak

    9 Debora Kezia Soesanto SDS Tirta Marta, Jakarta Selatan DKI Jakarta Perak

    10 Yosafat Chandra Saputra SD Daya Susila Jawa Barat Perak

    11 Hanah Debora SDK Harapan, Denpasar Bali Perak 12 Adi Suryanata H. SDK 6 BPK Penabur, Jakarta Utara DKI Jakarta Perak 13 Agustinus Sinaga SDS St. Yoseph Sisikalang Sumatera Utara Perak 14 M. Mulki Abdul Azis SDN Banjarsari 3 Jawa Barat Perak 15 Y. Loangga SDK Frater Xaverius 2, Palembang Sumatera Selatan Perak 16 Untung Tanujaya SDK Kalam Kudus Kota Surakarta Jawa Tengah Perunggu

    17 Anand Bannet Ganesen SD Mutiara Harapan, Kab. Pelalawan Riau Perunggu

    18 Catherine Irviani SDK Aletheia Ampenan, Mataram NTB Perunggu 19 M. Lukmanul Hakim SDN 1 Prigen, Pasuruan Jawa Timur Perunggu

  • B a b I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    0

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n T K / S D

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    NO Nama Sekolah Provinsi Ket TROFI 20 M. Rayhandi Naufal SDN 47/IV Kota Jambi Jambi Perunggu 21 Roderica Wynne SDK Immanuel 1 Kota Pontianak Kalimantan Barat Perunggu 22 Makrifat Sabil Haq SDS Al Azhar Kota Pontianak Kalimantan Barat Perunggu

    23 Patricia Tedja SD Mutiara Harapan, Kab. Pelalawan Riau Perunggu

    24 Andika Gilang Al Afgani SD Muh Kauman D.I. Yogyakarta Perunggu

    25 Aditya D.T. SD Kemala Bayangkara Balikpapan Kalimantan Timur Perunggu

    26 Ricky Wutama Gunawan SD Fransiskus 2 Lampung Perunggu

    27 Eric Jonathan SDS Xaverius II Kota Jambi Jambi Perunggu 28 Hans Krishandi SDK Ricci II Banten Perunggu 29 Riski Santoso SD Gembala Baik 1 Kota Pontianak Kalimantan Barat Perunggu 30 Vincent Marcello Dwi T. SD Kanisius Kab. Jepara Jawa Tengah Perunggu

  • B a b I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n T K / S D

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    Rata-rata usia siswa Sekolah Menengah Pertama berkisar antara 13-15 tahun. Secara psikologis, siswa di usia ini mengalami masa transisi antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan remaja/dewasa. Mereka mulai membuka ruang baru bagi kehidupan yang lebih kompleks, baik dalam berpikir, berlaku, maupun bergaul.

    Di usia ini mereka juga senang pada hal-hal baru. Kebiasaan-kebiasaan lama ditinggalkan, kebiasaan baru diciptakan dan dilakoni dengan sistem coba-gagal (trial and error). Pada tahap ini, logika berpikir memegang peranan penting dalam menalar berbagai hal.

    Mereka juga mulai mengenal lebih dalam makhluk di sekitarnya, baik makhluk hidup maupun benda mati. Mereka tertarik pada unsur-unsur penyusun sebuah organisme, mengeksplorasinya, lalu mengujinya dengan harapan menemukan hal baru.

    Minat dan perhatian demikianlah yang menurut

    Direktorat Pembinaan SMP harus disalurkan dan diberi ruang bagi pengayaan lebih lanjut. Siswa, dalam skala luas, mestinya diberi kesempatan mengeksplorasi objek-objek yang menarik minat dan perhatiannya. Sehingga pada gilirannya mereka memiliki bekal dasar bagi kegiatan selanjutnya: melakukan penelitian.

    Selama ini upaya-upaya yang mengakomodasi pengayaan minat itu diwujudkan dalam bentuk pengadaan sarana-prasarana dan fasilitas seperti laboratorium dan perpustakaan sekolah. Siswa tak sekadar dibekali teori sebuah hukum. Mereka diajak membuktikan teori dan hukum-hukum yang telah dipelajari dan diteliti ilmuwan sebelumnya. Sehingga mereka tahu bahwa materi pelajaran di kelas merupakan rangkaian eksperimen tentang

    lingkungan dan kehidupan di sekitarnya. Terdapat korelasi antara ilmu di kelas dengan praktik di lapangan.

    Dalam pengelompokan ilmu pengetahuan, ilmu-ilmu dasar tentang eksperimen dapat disebutkan seperti matematika, fisika, dan biologi. Matematika merupakan penunjang dasar bagi seluruh cabang ilmu pengetahuan yang ada, baik sebagai landasan logika berpikir maupun materi penghitungan.

    Fisika berkaitan dengan hukum alam seputar benda mati. Ia mengeksplorasi hukum-hukum dasar seperti gerak, energi, dan listrik. Fisika pun, sebenarnya, merupakan ilmu induk bagi pengembangan cabang ilmu lainnya, seperti astronomi, geologi, dan metalurgi.

    Sementara biologi membahas hukum alam seputar makhluk hidup, baik manusia, hewan, tumbuhan, maupun interaksi antarketiganya. Eksplorasi biologi dilakukan dari tingkat makro (populasi, habitat, kehidupan komunal) hingga tingkat mikro (unsur, sel, atom).

    Ketiga bidang ilmu di atas menjadi perhatian Direktorat Pembinaan SMP. Bagaimana agar penguasaan terhadap ketiga ilmu tersebut menjadi sebuah kebutuhan dan memberi penghargaan bagi orang-oang yang bergelut di dalamnya. Kompetisi salah satu sarana mencapainya. Dan Olimpiade Sains Nasional (OSN) menjadi wadah terbaiknya.

    Dalam OSN, Direktorat Pembinaan SMP memilih matematika, fisika, dan biologi sebagai bidang ilmu yang dilombakan. Soal-soal yang dipilih sesuai dengan kurikulum di sekolah. Tapi, tentu saja, wawasan dan pengembangan materi pelajarannya kemudian disadari akan menyentuh pengetahuan di luar bangku SMP. Sebab, siswa juga dikenalkan pada pola pikir dan perilaku peneliti, bahwa untuk mendapatkan hasil eksperimen yang baik dibutuhkan paradigma tertentu dan usaha mendalam yang tiada batas.

    OSN memberi ruang kepada siswa untuk melakukan observasi, menguji pemahamannya pada teori dan rangkaian kerja makhluk-makhluk di sekitarnya. Tak hanya itu, pesertanya yang berasal dari berbagai penjuru negeri membuka ruang interaksi yang nyata bagi pengembangan personal siswa. Siswa belajar mengakui adanya perbedaan dan dengan demikian terpacu untuk saling memahami dan menghargai.

    Diharapkan, lewat OSN, siswa-siswi SMP terpacu untuk meningkatkan kualitas, kemampuan, dan kompetensinya di bidang ilmu yang digelutinya. Pada akhirnya mereka menjadi pionir bagi ilmuwan-ilmuwan masa depan yang akan membangun negeri ini menjadi lebih baik. n

    ng Observasi SiswaOSN Menjadi Rua

  • B a b I I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n S M P

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    pengalaman Eka Nurjanah. Eka siswi SMP Negeri 7 Pleihari, Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Peserta OSN bidang biologi. Baginya, soal OSN sebagian sulit sebagian mudah. Yang sulit tidak pernah diajarkan, hanya disinggung saja, dalihnya.

    Di tingkat kabupaten, Eka merasa soal-soalnya

    mudah. Sehingga kendati passinggrade yang ditetapkan 9, banyak yang maju ke lomba tingkat provinsi. Namun, di tingkat provinsi pola ujiannya diubah. Tidak pakai passinggrade. Ditentukan lewat nilai. Yang tertinggi jadi perwakilan. Saya peringkat satu di bidang biologi, ucap Eka.

    Kendati optimis meraih medali dan menargetkan emas, Eka tidak berkecil hati jika ternyata kalah. Dalam perlombaan ada menang ada kalah. Jika kalah dijadikan pemacu dan pengalaman, jelasnya.

    Baik Kevin maupun Eka, persiapan optimal menghadapi OSN menjadi harga mati sebagai wakil provinsi. Apapun hasilnya, menjadi peserta OSN sudah merupakan suatu kebanggan. n

    Untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Sains Nasional, tiap daerah benar-benar mempersiapkan para wakilnya agar dapat meraih medali dan mengharumkan nama daerah. Ada yang mengkarantina siswa-siswinya di hotel, di

    kampus, atau di training center. Dosen didatangkan untuk memberi pelatihan dan pembinaan. Bahan praktik disediakan. Kalau perlu, mengirim siswa belajar beberapa hari di kampus yang memiliki laboratorium lengkap.

    Selain sekolah dan

    Dinas Pendidikan Provinsi yang sibuk melakukan pembinaan, peserta pun termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Salah satunya Kevin Pratama.

    Kevin siswa SMP Negeri 1 Bogor. Bersama beberapa temannya ia mewakili Provinsi Jawa Barat berlaga di ajang OSN bidang biologi. Untuk mematangkan persiapan, ia mengundang guru datang ke rumahnya. Saya latihan selama seminggu intensif privat, mendatangkan guru ke rumah. Bahas soal-soal dan bab-bab biologi yang susah, ucapnya.

    Dalam pembinaan di tingkat provinsi, ia dikirim ke Bandung, menginap di hotel dekat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Yang bina dosen

    UPI, ujarnya.Beragam tema di bidang biologi ia cerap,

    mulai dari genetika, sel, bioteknologi sederhana dan modern, hingga jaringan tumbuhan dan hewan. Pelajaran praktiknya membedah ikan dan membuat preparat dari bawang dan akar.

    Kendati sudah mempersiapkan segala hal dengan matang, termasuk mempelajari materi-materi soal tahun 2008, 2007, dan 2006, ada saja soal OSN yang lolos ia pelajari. Terlebih, selama pelaksanaan lomba, perasaan gugup tak jarang

    menghantui. Takut tidak dapat medali, kenangnya. Namun, dengan segala daya upaya, ia berhasil menyelesaikan 120 materi soal biologi; 70 soal pilihan ganda, 30 soal analisis, dan 20 soal isian singkat.

    Pengalaman Kevin agak berbeda dengan

    Persiapan Optimal, Harga Mati Menghadapi OSN

    Sejumlah peserta mengalami kondisi di mana materi soal OSN tak semudah materi soal di tingkat kabupaten dan provinsi. Usaha optimal dan optimisme tinggi menjadi

    modal utama.

    Kevin Pratama.

    Intensif latihan privat untuk menunjang pembinaan

    oleh Pemprov.

    Eka Nurjanah. Menang kalah hal biasa, yang penting usaha optimal.

    Doc

    . Dir.

    P. S

    MP

    Doc

    . Dir.

    P. S

    MP

  • B a b I I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n S M P

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    Fajar punya harapan terhadap pemerintah. Ia ingin pemerintah lebih memerhatikan anak-anak berintelegensi tinggi dan memberdayakan mereka. Anak-anak yang punya intelegensi di Indonesia ketika telah mencapai titel tinggi, banyak dari mereka yang dimanfaatkan negara lain, katanya,

    mengungkapkan kegelisahan. Ia berharap pemerintah memberikan beasiswa

    bagi siswa-siswi berprestasi. Terutama anak Indonesia yang berpeluang tapi tidak bisa bersekolah, ujarnya. n

    Apa jadinya jika alat yang digunakan dalam ujian berbeda dengan alat yang biasa dipakai? Pusing! Itulah yang dialami Fajar Febrianto, siswa SMP Negeri 5 Batu Sangkar, Sumatera Barat. Waktu praktikum, kan, alat-alatnya baru. Waktu dilatih di UNP, alatnya agak berbeda, ujar Fajar. Fajar salah satu peserta Olimpiade Sains Nasional tingkat SMP bidang fisika.

    Kendati sudah lima hari ia berlatih praktikum saat pembinaan di tingkat provinsi, namun tetap saja alat yang agak berbeda membuatnya ragu menjawab soal. Tetapi ia tak mau menyerah begitu

    saja. Bolehlah alat berbeda, namun prinsip alat tersebut yang digunakan untuk menjawab soal pasti tidak jauh beda.

    Kemudian Fajar teringat pada nasihat guru dalam menjawab soal praktikum. Kata guru di sekolah, ujian praktikum butuh kepercayaan diri disamping mengetahui alat-alat, kenangnya. Fajar lalu mengumpulkan segenap rasa percaya diri dan berhasil menjawab dua soal praktikum. Dan ia optimis menjadi juara.

    Fajar dilatih dosen Universitas Negeri Padang. Dua orang melatih teori dan dua orang melatih

    cayaan Diriri soal Olimpiade Sains Nasional.

    praktikum. Materi yang diberikan merupakan pelajaran dari tingkat SMP hingga perguruan tinggi. Ada kesulitan menerima materi? Tidak. Ia menyukai pelajaran fisika sejak kelas 7. Di kelas ini gurunya memberi materi pelajaran yang diajarkan di bangku SMA. Jadi tidak kaget waktu terima materi mahasiswa, ucapnya.

    Selama menjalani pelatihan, Fajar mengaku menjumpai kesulitan. Tapi itu tak merepotkannya lantaran para pelatihnya profesional dalam mengajar. Dosen UNP terbuka dengan kesulitan siswanya, tuturnya.

    Siswa serius.

    membuat rangkaian

    listrik. Butuh kepercayaan

    diri penuh.

    Fajar Febrianto. Kuncinya kepercayaan diri.

    Doc

    . Dir.

    P. S

    MP

    Doc

    . Dir.

    P. S

    MP

    Doc

    . Dir.

    P. S

    MP

    Doc

    . Dir.

    P. S

    MP

    Doc

    . Dir.

    P. S

    MP

    Ujian Praktikum Butuh KeperRasa percaya diri memegang peran signifikan dalam menyelesaikan mate

  • B a b I I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n S M P

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    Walaupun persiapan sudah matang, optimisme menjadi pegangan, kemenangan bagi sebagian juara menjadi hal yang tak terduga. Barangkali materi soal Olimpiade Sains Nasional yang tampak sulit menyiutkan nyali mereka. Namun, saat nama disebut sebagai peraih medali, hanya syukur yang bisa mereka panjatkan.

    Adi Prasetyo, siswa SMP Negeri 1 Boyolali, Jawa Tengah, tak membayangkan dirinya dikalungi medali emas. Sebelumnya saya menganggap mendapat emas adalah hal mustahil bagi saya, katanya. Bersama lima siswa lain peraih emas bidang biologi, Adi peringkat tiga.

    Bagi Adi, prestasi ini merupakan peningkatan kualitas dirinya. Sebab pada keikutsertaannya di OSN tahun lalu, tak satupun medali singgah di lehernya. Di olimpiade sains tingkat provinsi pun ia

    hanya menduduki peringkat 23. Lidia Putri Hapsari juga mengalami hal sama.

    Ia tak menyangka medali perak menggantung di lehernya. Tak hanya itu, siswi SMP Negeri 8 Yogyakarta ini menyandang predikat Best Experiment. Ia peringkat tiga dari sepuluh peraih perak bidang biologi.

    Peraih medali lain yang tak menduga akan berhasil adalah Joshua Christian Nathanael. Joshua siswa SMPK Ipeka Sunter, DKI Jakarta. Dari lima peraih emas di bidang biologi, ia peringkat dua sekaligus menyandang predikat Best Theory.

    Yakob Kristiawan, guru pendamping Joshua, juga tak mengira anak didiknya bakal dapat medali. Dulu saya pesan juara nggak juara yang penting maju, ucapnya. Dijawab pertanyaannya.

    Tak Menduga Dikalungi MedaliSebagian juara sebelumnya tak menyangka akan meraih medali. Kuncinya, ulet dan

    kreatif dalam menerapkan pola pembelajaran.

    Bisa karena biasa. Ungkapan ini sangat ampuh dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) pada bidang yang berkaitan dengan praktikum. Jika peserta tidak pernah menjalani latihan praktikum tertentu saat mengikuti pembinaan di tingkat Provinsi, pastilah mereka kerepotan ketika menemui materi soal praktikum OSN.

    Salah satu peserta OSN yang mengalaminya adalah Rahadian Syahreza Putra. Rahadian siswa kelas 9 SMP Negeri 1 Blitar, Jawa Timur. Ia cukup kesulitan saat menjawab materi soal praktikum biologi. Meskipun sudah diadakan latihan untuk menghadapi praktik, tapi menurut saya masih kurang, jelasnya.

    Kondisi demikian bisa dirunut sejak keikutsertaannya di olimpiade tingkat sebelumnya.

    Di tingkat Kota dan Provinsi, materi soal olimpiade sains tak menyentuh sama sekali praktikum. Hanya soal teori.

    Praktikum biologi baru dikenyamnya saat mengikuti pembinaan di tingkat Provinsi. Namun Rahadian merasa itu kurang memadai. Di Provinsi sudah diberikan pembinaan tentang praktik tapi masih kurang, ucapnya.

    Tak mau menyerah, ia membuat langkah antisipasi. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, praktikum biologi hampir sama tiap tahun. Latihannya sudah diketahui, terangnya.

    Selain materi soal kognitif, Rahadian diberi pelatihan mental ketika dikarantina di training center Jawa Timur selama tujuh hari. Misalnya apa yang harus dilakukan sebelum ujian, yaitu tenang, tidak nervous, tuturnya.

    Usahanya membuahkan hasil. Medali perak terkalung di lehernya. Ia peringkat 4 dari sepuluh peraih medali perak. Medali itu ia persembahkan kepada kedua orangtuanya yang sejak pembinaan di tingkat Kota mendukungnya.

    Optimisme Rahadian didukung oleh sikap mental juara; tenang. Buktinya, kendati kesulitan mengerjakan materi soal OSN, ia berhasil membuktikan bahwa kerja kerasnya patut diganjar medali. n

    Antisipasi Rahadian Memberinya Perak

    Pada akhirnya, keberhasilan seseorang sangat dipengaruhi oleh sikap mental. Rahadian telah membuktikannya.

    Rahadian Syahreza Putra.

    Antisipasi jalan terbaik

    mengatasi kekurangan.

    (Kiri-kanan) Adi Prasetyo, Lidia Putri Hapsari, Joshua Christian Nathanael. Tak menduga bakal jadi juara.

    Doc

    . Dir.

    P. S

    MP

  • B a b I I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    0

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n S M P

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    Ulet dan kreatifLalu apa yang membuat mereka menjadi juara?

    Tentu saja tak lepas dari persiapan yang matang. Mereka tak hanya mengandalkan pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten dan Provinsi.

    Adi Prasetyo menerapkan pola pembelajaran mandiri. Sekarang saya ikut OSN dengan kiat-kiat belajar sendiri selain dibina oleh dosen dan guru di tingkat Kabupaten, ujarnya.

    Lidia selama enam bulan berlatih soal yang dianggapnya sebagai kelemahannya. Terus belajar dan menekankan pada praktikumnya, ungkapnya. Ia beruntung dilatih oleh dua dosen Universitas Gadjah Mada dan seorang guru SMP.

    Sedangkan Joshua, menurut Yakob, terus mengikuti pembinaan dan kompetisi. Kegagalan meraih juara tak membuat Joshua jatuh mental. Sebab, Baru kali ini bisa lolos, tambah Yakob.

    Memang pada akhirnya keuletan dan kreativitas dalam menerapkan pola pembelajaran yang menentukan sukses-tidaknya seseorang. Adi, Lidia, dan Joshua telah membuktikannya. Ketiganya berharap dapat lagi membuktikan prestasi di ajang olimpiade tingkat internasional. n

    Dilihat dari hasil pelaksanaan dan pencapaiannya, Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009 tingkat Sekolah Menengah Pertama /Madrasah Tsanawiyah cukup menggembirakan. Pertama, dilihat dari sisi penyebaran willayah peraih medali, tidak lagi terkonsentrasi di Pulau Jawa, urai Didik Suhardi, SH, M.Si., Direktur Pembinaan SMP Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

    Kedua, jika pada tahun-tahun sebelumnya perolehan medali didominasi oleh siswa dari sekolah swasta, kini siswa sekolah negeri mulai menggeliat dan menunjukkan taringnya. Ini mengindikasikan prestasi pelajar mengalami peningkatan dan pemerataan. Menurut Didik Suhardi, hal demikian dapat menjadi indikator

    bahwa kualitas pendidikan di Indonesia, terutama di jenjang SMP/MTs, telah merata.

    Kemampuan delegasi tiap daerah dalam perolehan medali juga menunjukkan perhatian Pemerintah Daerah terhadap dunia pendidikan. Itu tampak dari keseriusannya membina anak-anak jenius dalam rangka persiapan menghadapi OSN. Sebagian mereka ada yang mengkarantina peserta OSN di sebuah training center. Di training center siswa digembleng oleh dosen atau guru berpengalaman. Atau siswa dikirim ke sebuah kampus di mana praktik bidang studi yang ditekuni bisa dilakukan

    dengan baik di laboratorium lengkap. Didik Suhardi memandang penting

    pemberian informasi mengenai pencapaian mereka ke berbagai instansi pemerintah. Dengan begitu mereka tahu posisi prestasi di antara daerah lain. Dengan tahu posisi tingkat daya saing masing-masing daerah, mestinya daerah punya inisiatif untuk memperbaiki diri supaya tahun berikutnya bisa menjadi lebih baik, tegasnya.

    Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan Pemda dalam memacu peningkatan kualitas pendidikan di

    Prestasi dan Kualitas Siswa Telah Merata

    Olimpiade Sains Nasional memicu peningkatan prestasi sekolah-sekolah di daerah. Pemerataan kualitas pendidikan makin tampak.

    Yakob Kristiawan (atas) dan

    Adi Prasetyo beserta

    para juara kontingen

    Jawa Tengah.Kerja keras

    berbuah hasil gemilang.

    Didik Suhardi, SH, M.Si., Direktur PSMP. Hasil OSN jadi indikator pemerataan kualitas pendidikan.

  • B a b I I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n S M P

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    daerahnya sehingga dapat berjaya di OSN. Pertama, ujar Didik Suhardi, perbaikan dalam proses belajar-mengajar. Perbaikan dimulai dari penyiapan bahan ajar, metodologi pembelajaran, hingga sistem evaluasi. Dengan adanya perbaikan dalam proses belajar-mengajar, kualitas pengetahuan siswa terhadap mata pelajaran, kata Didik Suhardi, semakin baik.

    Kedua, desain besar (grand design) dalam menyiapkan delegasi. Siswa peserta OSN harus dibina dengan sistematis dan terencana, mulai dari seleksi di tingkat sekolah hingga pembinaan di training center. Dengan demikian kualitas siswa dapat terus ditingkatkan dan dievaluasi untuk perbaikan selanjutnya. Pembinaan secara berjenjang sehingga potensi anak betul-betul dikembangkan secara optimal, ucap Didik Suhardi.

    Masa depan cerahAda tiga bidang studi yang dilombakan dalam

    OSN tingkat SMP/MTs tahun ini, yaitu matematika, fisika, dan biologi. Sebenarnya, jelas Didik Suhardi, ingin mencakup semua bidang studi. Namun lantaran kendala dana, akhirnya hanya pelajaran eksak (Ilmu Pengetahuan Alam) saja yang dilombakan. Jika ada biaya, tahun depan kita rencanakan termasuk IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), ujarnya.

    Sengaja bidang eksak dipilih sebab selama ini mata pelajaran ilmu eksak dianggap mata pelajaran paling sulit oleh kebanyakan siswa. Dengan adanya olimpiade di bidang eksak, Direktorat Pembinaan SMP ingin menunjukkan bahwa eksak bukan pelajaran sulit, malah menyenangkan. Orang-orang yang berprestasi di dalamnya dihargai dan memiliki masa depan cerah. Kita juga ingin melihat

    ada metode atau cara baru yang bisa kita gunakan sebagai best practises untuk diterapkan di sekolah-sekolah yang selama ini belum punya prestasi, ungkap Didik Suhardi. Metode itu nantinya bisa digunakan untuk proses pembelajaran di sekolah-sekolah seperti itu.

    Didik Suhardi memandang reuni atau forum khusus yang mempertemukan para siswa berprestasi OSN merupakan suatu hal yang bagus. Saya kira itu sesuatu yang pada saatnya nanti akan kita lakukan, mungkin tiga atau empat tahun lagi, katanya. Dalam forum ini kemajuan siswa dapat dipantau, terutama kesinambungan mereka dalam mengikuti berbagai kompetisi tingkat nasional dan internasional. Tapi karena butuh dana yang tak sedikit, forum itu belum bisa digelar dalam waktu dekat.

    Pada tataran yang lebih maju, OSN memotivasi siswa untuk terus meningkatkan prestasi. Ada harga yang akan mereka dapatkan jika memiliki konsistensi memelihara prestasi. Kalau mereka punya prestasi yang bagus, ada kesempatan yang lebih luas, ucap Didik Suhardi. Kesempatan luas itu dapat berupa diikutkan dalam beragam kejuaraan tingkat dunia maupun pemberian beasiswa untuk pendidikan di jenjang selanjutnya. n

    Suasana ujian

    praktikum. Para juara OSN memiliki masa

    depan cerah.

  • B a b I I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n S M P

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

  • B a b I I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n S M P

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

  • B a b I I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n S M P

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

  • B a b I I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    0

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n S M P

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

  • B a b I I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n S M P

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

  • B a b I I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n S M P

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    DAFTAR PERAIH MEDALI OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT SMP/MTs TAHUN 2009

    BIDANG STUDI : BIOLOGI Peraih Medali Emas No Nama Asal Sekolah Kab./Kota Propinsi Nilai Ket. 1 Yusuf Azmi SMPN 5 Sragen Kab Sragen Jawa Tengah 645.64 2 Yasmina Neera Annisa SMPN 1 Ponorogo Kab. Ponorogo Jawa Timur 643.86 3 Adhi Prasetyo SMPN 1 Boyolali Kab Boyolali Jawa Tengah 628.86 4 Naulita Pramanti SMP 115 Jakarta Jakarta Selatan DKI Jakarta 628.07 5 Ferizka Shalima Chaeruniza SMPN 19 Jakarta Jakarta Selatan DKI Jakarta 623.50 Best Theory

    Peraih Medali Perak No Nama Asal Sekolah Kab./Kota Propinsi Nilai Ket. 1 Indiarto Adi Prasetyo SMPN 1 Gresik Kab. Gresik Jawa Timur 610.50 2 Tazkya Amany SMP 49 Jakarta Jakarta Timur DKI Jakarta 597.07

    3 Lidia Putri Hapsari SMPN 8 Yogyakarta Kota Yogyakarta D.I. Yogyakarta 594.57 Best Experiment

    4 Rahadian Syahreza Putra SMPN 1 Blitar Kota Blitar Jawa Timur 590.79 5 Elva Vidya SMPK 4 Bpk Penabur Jakarta Utara DKI Jakarta 579.93 6 Ummi Chamidatun Nadliroh SMPN 2 Brebes Kab Brebes Jawa Tengah 578.79 7 Hengky SMPN 2 Jakarta Jakarta Pusat DKI Jakarta 574.07 8 Sherlly Caroline O SMPN 1 Bojonegoro Kab. Bojonegoro Jawa Timur 568.00 9 Annisa Alviariza Smpit Al - Ittihad Kota Pekanbaru Riau 566.64 10 Jihan Farah Zakia SMPN 1 Sidayu Kab. Gresik Jawa Timur 563.43

    Peraih Medali Perunggu No Nama Asal Sekolah Kab./Kota Propinsi Nilai Ket. 1 Syahdi Nugraha Kadafi SMP Semesta Kota Semarang Jawa Tengah 562.86 2 Vichi Sicha Irianto SMPN 1 Wonosobo Kab Jepara Jawa Tengah 562.71 3 Ni Putu Mega Gena Yani SMPN 2 Tabanan Tabanan Bali 558.29 4 Ferias Dwi Sembodo SMPN 1 Kebumen Kab Kebumen Jawa Tengah 557.71 5 Gd. Benny Setia Wirawan SMPN 1 Denpasar Denpasar Bali 542.50 6 Alvin Sanjaya SMP Strada Margamulya Jakarta Selatan DKI Jakarta 542.00 7 Rhogerry Deshyeka SMPN 1 Padang Padang Sumatera Barat 539.71 8 Laurentius Nico W. SMP Santa Angela Kota Bandung Jawa Barat 539.64

  • B a b I I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n S M P

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    Peraih Medali Perunggu No Nama Asal Sekolah Kab./Kota Propinsi Nilai Ket.

    1 Irfan Kurnia Pratama SMPN 2 Pare Kab. Kediri Jawa Timur 112.00 2 Imam Wahyudi Indrawan SMPN 2 Mataram Kota Mataram

    Nusa Tenggara Barat 110.00

    3 Regina Chandra SMPK 1 BPK Penabur Kota Bandung Jawa Barat 109.00

    4 I Made Gita Narendra Kumara SMPN 1 Negara Kab. Jembrana Bali 108.75

    5 Christoporus Deo Putratama SMP Santa Angela Kota Bandung Jawa Barat 108.50 6 Imam Prasetyo SMPN 1 Salatiga Kota Salatiga Jawa Tengah 108.25 7 Aryani Paramita SMPK BPK Penabur 2 Kota Jakarta Pusat DKI Jakarta 108.25

    8 Werdi Wedana Gunawan SMPN 1 Gianyar Kab. Gianyar Bali 106.50 9 Victor Sinaga SMPN 1 Cilacap Kab. Cilacap Jawa Tengah 105.25 10 Tri Ahmad Irfan SMPN 1 Boyolali Kab. Boyolali Jawa Tengah 105.00 11 Dheo Arokhim Yusufi Cahyo

    SMPN 1 Tulungagung Kab. Tulungagung Jawa Timur 104.25

    12 Mardika Firlina SMP Pribadi Bandung Kota Bandung Jawa Barat 103.50

    13 Giovanna Prajatri Surialim SMPN 1 Denpasar Kota Denpasar Bali 103.25 14 Aji Putro Prakoso SMPN 200 Jakarta Kota Jakarta Utara DKI Jakarta 103.00 15 Boby Pratama Putra SMPN 1 Blitar Kota Blitar Jawa Timur 102.00

    DAFTAR PERAIH MEDALI OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT SMP/MTs TAHUN 2009

    BIDANG STUDI : MATEMATIKA

    Peraih Medali Emas No Nama Asal Sekolah Kab./Kota Propinsi Nilai 1 Gusnadi Wiyoga SMPN 8 Yogyakarta Kota Yogyakarta D.I. Yogyakarta 63.50 2 Muhammad Rizki Rahmanda SMPN 115 Jakarta Kota Jakarta Selatan DKI Jakarta 57.50 3 Nixie Syapphira Lesmana SMP Kharisma Bangsa Kota Tangerang Selatan Banten 55.50 4 Yohanes Yudhi Adikusuma SMP Santa Angela Kota Bandung Jawa Barat 51.00

    5 Andres Bethavand Situmorang SMP Pribadi Depok Kota Depok Jawa Barat 50.50

    No Nama Asal Sekolah Kab./Kota Propinsi Nilai Ket. 9 Yuyun Suci Megawati SMPN 2 Boyolali Kab Boyolali Jawa Tengah 536.14 10 Hasbi Bagas Wasisto SMPN 1 Tuban Kab. Tuban Jawa Timur 535.43 11 Enggardini Rachma Hakim SMPN 2 Kendal Kab Kendal Jawa Tengah 535.14 12 Kharis Lazuardi SMPN 1 Genteng Kab. Banyuwangi Jawa Timur 533.29 13 Shella Rachma Dianty SMPI Al-Azhar II Kota Serang Banten 531.71 14 Sri Ayu Wulandari SMPN 1 Nganjuk Kab. Nganjuk Jawa Timur 524.43 15 Kenty Regina MTsN Pd Panjang Pd Panjang Sumatera Barat 523.50

    DAFTAR PERAIH MEDALI OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT SMP/MTs TAHUN 2009

    BIDANG STUDI : FISIKA

    Peraih Medali Emas No Nama Asal Sekolah Kab./Kota Propinsi Nilai Ket.

    1 Nathan Darius SMP Kolese Kanisius Kota Jakarta Pusat DKI Jakarta 157.00

    2 Joshua Christian Nathanael SMPK Ipeka Sunter Kota Jakarta Utara DKI Jakarta 152.50 Best Theory

    3 Renata SMP Ipeka Tomang Kota Jakarta Barat DKI Jakarta 145.25 4 Dani Muhamad Trianto SMPN 19 Jakarta Kota Jakarta Selatan DKI Jakarta 140.75 5 Bagus Guntur Farissa SMP Semesta Kota Semarang Jawa Tengah 140.25

    Peraih Medali Perak No Nama Asal Sekolah Kab./Kota Propinsi Nilai Ket.

    1 Marcellinus Hendro Adi Wibowo SMPK Santa Maria Kota Surabaya Jawa Timur 134.50 Best Experiment

    2 Kezia Stevanie Tanfriana SMP Yos Sudarso Kota Batam Kepulauan Riau 131.50 3 Samuel Wirajaya SMP Regina Pacis Kota Bogor Jawa Barat 131.25 4 Agung Wibawanto SMPS Immim Putera Kota Makassar Sulawesi Selatan 126.50 5 Justian Harko SMP Santo Petrus Kota Pontianak Kalimantan Barat 123.50 6 Angga Wiratama Lokeswara

    SMPI Al Azhar 1 Kby Baru Kota Jakarta Selatan DKI Jakarta 122.50

    7 Vincent Sebastian SMPK BPK Penabur Kota Tangerang Banten 118.25 8 Fatchur Rochman MTsN Parakan Kab. Temanggung Jawa Tengah 116.00 9 Dinni Royana Al Asy'ari SMPN 1 Ponorogo Kab. Ponorogo Jawa Timur 115.00 10 Himawan Wicaksono W. SMPK Santa Maria 2 Kota Malang Jawa Timur 114.25

  • B a b I I I

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n S M P

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    Peraih Medali Perak No Nama Asal Sekolah KabKota Propinsi Nilai Darryl Chandra SMPK BPK Penabur Kota Jakarta Utara DKI Jakarta Septian Nendra Said SMPN Depok Kota Depok Jawa Barat Antyanta Bangunharcana SMP Al Azhar Jaksel Kota Jakarta Selatan DKI Jakarta Christopher Melky Tanujaya SMP OPEKA Pluit Kota Jakarta Utara DKI Jakarta Adeline Tifanie Suwana SMP Jubile Jakarta Kota Jakarta Utara DKI Jakarta Dwi Smaradahana Indraloka SMPN Jember Kab Jember Jawa Timur Yusuf Adiprawira SMPN Jakarta Kota Jakarta Pusat DKI Jakarta Sefina Rahmatunisa SMPN Bukittinggi Kota Bukittinggi Sumatera Barat Nicolas Tarino SMPK Kanisius Jakarta Kota Jakarta Pausat DKI Jakarta Cynthia Clarissa Istanto SMP PL Bintang Laut Kota Surakarta Jawa Tengah

    Peraih Medali Perunggu No Nama Asal Sekolah KabKota Propinsi Nilai Wahyu Idris SMPN Solok Kota Solok Sumatera Barat Steven Lucianto SMP Santa Maria Kota Cirebon Jawa Barat

    Selamat SMP Sutomo Medan Kab Medan Sumatera Utara

    Nathan Azaria SMPN Majenang Kab Cilacap Jawa Tengah

    Muhammad Khairul Ramadhan SMPN Kuningan Kab Kuningan Jawa Barat

    Ardie Nirvansyah SMPN Jakarta Kota Jakarta Timur DKI Jakarta Muhammad Rifat MTsN Bukit Tinggi Kota Bukittinggi Sumatera Barat

    Fabiola Maria Teresa Retno Kinasih SMPN Surabaya Kota Surabaya Jawa Timur

    Anggiat Roy Silalahi SMPN Sidikalang Kab Dairi Sumatera Utara

    Angela Christine SMP Kr Petra Kota Surabaya Jawa Timur Alyssa Diva Mustika SMPN Pamekasan Kab Pamekasan Jawa Timur Jansen Wangsa SMPK Jakarta Kota Jakarta Pusat DKI Jakarta

    Michael Tanzil SMP Xaverius I Kab Palembang Sumatera Selatan

    Nur Adhianti Heryanto SMPN Kota Bogor Kota Bogor Jawa Barat Moh Yasya Bahrul Ulum SMPN Kediri Kota Kediri Jawa Timur

  • B a b I V

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    0

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n S L B

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l

    Pada dasarnya manusia memiliki kemampuan yang sama, baik dalam memberdayakan panca inderanya maupun mengoptimalkan kapasitas otaknya. Kekurangan pada salah satu komponen menjadi kelebihan pada komponen lain. Inilah yang menjadi landasan argumen bahwa anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki kemampuan sama dengan anak-anak normal.

    Hanya saja, sebagaimana namanya, ABK butuh pengondisian tertentu agar mereka optimal memberdayakan segala potensinya. Mereka memiliki kecacatan, kekurangan pada salah satu atau lebih komponen panca inderanya, namun dalam waktu bersamaan mereka memiliki kelebihan pada indera lain.

    Kondisi demikian membuat mereka mengapresiasi sebuah objek, apakah berbentuk seni, olahraga, maupun produk intelektual dengan cara berbeda. Cara kerja mereka pun terbilang unik.

    Pada penyelenggaraan event akbar sebelumnya, yaitu Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional di Yogyakarta (1-5 Juni 2009) dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional di Jakarta (15-19 Juni 2009), ABK yang dinaungi Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (SLB) menunjukkan kualitas prima. Penampilan mereka pada semua bidang lomba menunjukkan kegigihan dan perjuangan keras yang tak kalah berkualitas dengan kinerja siswa-siswi normal.

    Bahkan, pada sejumlah penampilan, mereka berhasil membuat pencapaian-pencapaian penting dan menarik perhatian masyarakat umum. Sebab masyarakat pada umumnya menilai

    ABK memiliki keterbatasan yang dirasa sulit untuk mengimbangi kualitas orang-orang normal. Namun ketika ABK menciptakan kejutan-kejutan di sejumlah penampilan, mata masyarakat kemudian terbuka bahwa pandangan mereka salah selama ini. Bahkan dalam kekurangannya, ABK memiliki kelebihan yang tak tertandingi oleh anak normal.

    Maka keikutsertaan Direktorat Pembinaan SLB untuk kali pertama di Olimpiade Sains Nasional 2009 ini merupakan bentuk penghargaan bagi ABK. Bagaimanapun mereka memiliki hak untuk

    mendapat kesempatan berlaga di acara berskala nasional seperti OSN.

    Kendati kesempatan untuk unjuk prestasi baru pada tingkat Sekolah Dasar, namun antusiasme peserta mengikuti perlombaan patut diacungi jempol. Banyak sekali kejutan yang mereka tunjukkan sehingga mengundang decak kagum dari kalangan juri maupun panitia.

    Pada event kali ini, Direktorat Pembinaan SLB memilih matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai bidang lomba. Dua bidang ini diyakini

    mendapat apresiasi luar biasa bagi siswa-siswi berkebutuhan khusus. Inilah ajang yang dapat membuktikan eksistensi mereka, bahwa kapasitas intelektual ABK tak kalah dengan anak-anak normal.

    Memang sebagian mereka butuh materi soal dengan huruf braile atau perlu sokongan orang lain untuk bergerak, namun bukan berarti hal

    demikian mengurangi kadar kualitas otak mereka. Mereka pun dapat mengerjakan soal yang sama dengan siswa-siswi normal.

    Selain mendapat kesempatan berlaga, nilai lain yang dapat dicerap peserta ABK adalah pengakuan terhadap eksistensi mereka. Tak dipungkiri, keberadaan mereka di masyarakat belum sepenuhnya diterima baik. Maka, lewat OSN, mereka bisa menunjukkan diri bahwa keberadaan mereka ihwal intelegensi patut dibanggakan sebagaimana orang normal pada umumnya.

    Interaksi antar-ABK juga memberi pengaruh tersendiri. Pergaulan luas yang melibatkan peserta dari berbagai penjuru tanah air menimbulkan rasa percaya diri, keteguhan, dan kobaran

    semangat menggebu. Semangat berjuang mereka akan berlipat ganda. Otomatis pencapaian-pencapaian pada dua bidang lomba, matematika dan IPA, menimbulkan kejutan-kejutan tak terelakkan.

    Direktorat Pembinaan SLB berharap nilai-nilai OSN dapat dicerap peserta. OSN, kemudian, memberi angin baru bagi eksistensi mereka dalam lomba asah otak. Sehingga mereka bisa menunjukkan pada dunia, bahwa ABK juga manusia biasa. n

    tensi Luar Biasa ABK

    Doc

    . Dir.

    P.S

    LB

    Percaya diri. Dua siswi

    SLB ini tidak minder dan senantiasa

    percaya diri bisa menyelesaikan soal-soal OSN.

    OSN Tunjukkan Eksis

  • B a b I V

    O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    D i r e k t o r a t P e m b i n a a n S L B

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .