senyawa organik dan anorganik.pdf

8
JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 Oleh KIKI NELLASARI (1113016200043) BINA PUTRI PARISTU (1113016200045) RIZQULLAH ALHAQ F (1113016200047) LOLA MUSTAFALOKA (1113016200049) ISNY MEILANY (1113016200053) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: rizqullah-alhaq-firdaus

Post on 22-Jun-2015

1.026 views

Category:

Documents


128 download

TRANSCRIPT

Page 1: Senyawa Organik dan Anorganik.pdf

JURNAL PRAKTIKUM

SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

12 Mei 2014

Oleh

KIKI NELLASARI (1113016200043)

BINA PUTRI PARISTU (1113016200045)

RIZQULLAH ALHAQ F (1113016200047)

LOLA MUSTAFALOKA (1113016200049)

ISNY MEILANY (1113016200053)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: Senyawa Organik dan Anorganik.pdf

SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

Abstrak

Natrium klorida juga dikenal sebagai garam dapur, atau halit, adalah senyawa kimia dengan

rumus molekul NaCl. Sebagai komponen utama pada garam dapur, Natrium klorida sering

digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan. Urea adalah senyawa organik yang tersusun

dari unsure karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.

Pada percobaan kali ini, perbedaan senyawa organik dan anorganik dapat diamati pada

analisis titik leleh, uji nyala, dan uji reaktivitas.

Kata kunci : NaCl, Urea, KMnO4, senyawa organik, senyawa anorganik.

I. Pendahuluan

Semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan senyawa yang dikenal

sebagai hidrokarbon (hydrocarbon) sebab senyawa tersebut terbuat hanya dari hidrogen dan

karbon. Berdasarkan strukturnya, hidrokarbon dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu

alifatik dan aromatik. Hidrogen alifatik (aliphatic hydrocarbon) tidak mengandung gugus

benzena, atau cincin benzena, sedangkan hidrokarbon aromatik (aromathic hydrocarbon)

mengandung satu atau lebih cincin benzena. (Chang, 2005 : 332)

Perbandingan sifat – sifat senyawa organik dan anorganik dapat dilihat pada table

berikut : (Fadhilah, 2010)

Perbedaan Senyawa organik Senyawa anorganik

Stabilitas terhadap

panas Kurang stabil Stabil

Titik cair dan titik didih Relative rendah Relative tinggi

Kelarutan Mudah larut dalam pelarut non

polar seperti kloroform

Mudah larut dalam

pelarut polar seperti air

Kereaktifan Lebih lambat Cenderung cepat

Page 3: Senyawa Organik dan Anorganik.pdf

Besar atau kecilnya titik lebur, titik didih, atau titik sublim zat bergantung pada

besarnya daya ikat antara partikelnya. Kekuatan ikatan itu dipengaruhi oleh jenis ikatannya.

Ikatan logam dan ikatan ion sangat kuat, sehingga logam dan senyawa ion berwujud padat.

Molekul kovalen nonpolar terikat dengan gaya London yang relative lemah, sehingga

umumnya zat itu berwujud gas, tetapi dapat berupa cair atau padat bila mempunyai Mr yang

besar. Antara atom – atom gas mulia terdapat gaya London yang lemah, maka unsur ini

hanya ditemukan dalam keadaan gas. (Syukri, 1999 : 255)

Ketika garam padat dikenakan nyala api, elektron – elektron kation menyerap energi,

sehingga gerakannya makin cepat. Elektron yang untuk energi itu berpindah ke tingkat

energi yang lebih tinggi (ingat konsep tingkat energi Niels Bohr), dikatakan elektron itu dari

keadaan stasioner (ground state) mengalami eksitasi. Namun keadaan ini tidak stabil. Energi

itu terpancar kembali sebagai spektrum dan elektron kembali ke keadaan awal. (Rufiati,

2011)

Kalium permanganat telah banyak dipergunakan sebagai agen pengoksidasi selama

lebih dari 100 tahun. Permanganat menjalani beragam reaksi kimia, karena mangan dapat

hadir dalam kondisi – kondisi oksidasi +2, +3, +4, +5 , +6 dan +7. Permanganat bereaksi

secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan reaksi ini namun beberapa substansi

membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. (Day,

2001 : 290)

II. Alat dan Bahan

Alat Bahan

Bunsen

Gelas beaker

Kaca arlojji

Kawat nikrom

Pembakar spirtus

Pipa kapiler

Pipet tetes

Plat tetes

Larutan HCl(P)

Larutan H2SO4

Larutan KMnO4

Larutan NaCl

Larutan Urea

Minyak

Padatan NaCl

Padatan Urea

Page 4: Senyawa Organik dan Anorganik.pdf

Statif

Tabung reaksi

Termometer raksa

Wadah kaleng

III. Cara Kerja

No. Langkah Kerja Hasil Pengamatan

Mengukur titik leleh senyawa organik dan anorganik

1. Masukkan padatan ke pipa kapiler Tidak terjadi reaksi

2. Ikat pipa kapiler pada termometer

raksaTidak terjadi reaksi

3. Masukkan termometer kedalam

minyak dan panaskan hingga padatan

meleleh

Titik leleh NaCl > 200ºC

Titik leleh Urea 133ºC

Uji nyala

1. Celupkan kawat nikrom ke dalam HCl

pekatTidak terjadi reaksi

2. Panaskan kawat nikrom di pembakar

spirtusTidak terjadi reaksi

3. Tempelkan kawat nikrom pada

padatan yang akan di uji nyalaTidak terjadi reaksi

4. Panaskan kawat nikrom di pembakar

spirtus

Warna nyala NaCl kuning

Warna nyala urea orange

Uji reaktivitas

1. Padatan NaCl diteteskan H2SO4 Terjadi perubahan warna dari putih

menjadi kuning

2. Setelah diteteskan H2SO4, padatan

NaCl di teteskan lagi dengan KMnO4

Terjadi perubahan warna dari kuning

menjadi ungu kekuningan

3. Padatan Urea diteteskan H2SO4 Berwarna putih

4. Setelah diteteskan H2SO4 , padatan Terjadi perubahan warna dari putih

Page 5: Senyawa Organik dan Anorganik.pdf

urea di teteskan lagi dengan KMnO4 menjadi ungu

5. Larutan NaCl diteteskan H2SO4 Terjadi perubahan warna menjadi putih

6. Setelah diteteskan H2SO4 larutan NaCl

di teteskan lagi dengan KMnO4

1. Terjadi perubahan warna menjadi

kuning

2. Reaksi berjalan cepat

7. Larutan Urea diteteskan H2SO4 Terjadi perubahan warna larutan

menjadi putih

8. Setelah diteteskan H2SO4 larutan Urea

di teteskan lagi dengan KMnO4

1. Terjadi perubahan warna larutan

menjadi ungu

2. Reaksi berjalan lambat

IV. Hasil dan Pembahasan

Titik leleh senyawa organik dan anorganik

Senyawa Titik leleh

Organik Urea 133ºC

Anorganik NaCl >200ºC

Uji nyala

Senyawa Warna nyala

NaCl Kuning

Urea Orange

Uji reaktivitas

Bentuk Senyawa + H2SO4 +KMnO4 Reaksi

PadatanNaCl Kuning Ungu kekuningan Cepat

Urea Putih Ungu Lambat

LarutanNaCl Putih Kuning Cepat

Urea Putih Ungu lambat

Dari hasil pengukuran titik leleh atau titik lebur senyawa organik dan anorganik,

didapatkan data titik leleh urea sebesar 133ºC dan titik leleh NaCl >200ºC. secara teori, titik

Page 6: Senyawa Organik dan Anorganik.pdf

leleh urea adalah 132,7 ºC artinya hasil praktikum sesuai dengan teori. Dan untuk NaCl,

secara teori titik lelehnya adalah 800,8 ºC. Pada praktikum kali ini, praktikan belum

mendapatkan titik leleh NaCl. Hal ini dikarenakan skala termometer yang digunakan hanya

sampai 250 ºC. sedangkan secara teori titik leleh NaCl sangat tinggi. Oleh karena itu,

pengamatan dihentikan pada kisaran suhu >200ºC. karena pengukuran suhu yang dilakukan

cukup tinggi, yaitu >100 ºC, maka termometer yang digunakan kali ini ialah termometer

raksa. Hal ini dikarenakan range suhu pengukuran termometer raksa daripada termometer

alcohol. Untuk memanaskan sample tersebut digunakan minyak sebagai media perantara

panas. Minyak digunakan sebagai media perantara karena dengan minyak, sample di dalam

pipa kapiler mendapat panas yang merata. Selain itu diketahui bahwa titik didih minyak

sangat tinggi sehingga ketika mendidihkan sample, minyak dapat lebih lama bertahan

sebagai media perantara. Bila media perantara yang digunakan air, maka dikhawatirkan

dapat menghambat pengukuran. Karena titik didih air hanya 100 ºC, artinya lebih rendah

daripada sample. Hal ini dapat menyebabkan air akan lebih cepat mendidih dan menguap

daripada sample. Sehingga, tidak dapat bertahan lama sebagai media perantara.

Dalam percobaan uji nyala, penggunaan HCl pekat untuk membersihkan kawat nikrom,

karena HCl dapat melarutkan pengotor atau zat pengganggu yang mungkin menempel pada

kawat nikrom. Sehingga pengotor tersebut akan mudah menguap dari kawat nikrom

sehingga kawat benar-benar bersih. Selain itu HCl digunakan untuk membuat sample

menjadi kental sehingga mudah menempel di kawat nikrom. Pembakaran HCl tidak

memberikan warna, sehingga tidak mempengaruhi atau mengganggu warna nyala sample.

Dari hasil praktikum didapatkan warna nyala NaCl kuning, dan warna nyala Urea orange.

Dari hasil uji reaktivitas, dapat diketahui bahwa senyawa anorganik baik dalam bentuk

padatan maupun larutan cenderung lebih cepat bereaksi dibandingkan senyawa organik.

Secara umum, struktur kimia senyawa organic lebih rumit dibandingkan struktur senyawa

anorganik. Sehingga untuk bereaksi dengan senyawa lain, senyawa organik membutuhkan

waktu yang lebih lama untuk memutuskan ikatan strukturnya agar dapat beraksi. Berbeda

dengan senyawa anorganik yang memiliki struktur lebih sederhana, sehingga lebih mudah

dan cepat memutuskan ikatannya untuk dapat bereaksi dengan senyawa lain. Penambahan

KMnO4 harus berjalan cepat dan ditempat gelap. hal ini dikarenakan KMnO4 merupakan

Page 7: Senyawa Organik dan Anorganik.pdf

senyawa yang tidak stabil. KMnO4 mudah terurai oleh cahaya, bila KMnO4 bereaksi dengan

cahaya maka akan tereduksi menjadi MnO2.

V. Kesimpulan

Titik leleh senyawa anorganik lebih besar daripada titik leleh senyawa organik.

Warna nyala NaCl ialah kuning, dan warna nyala Urea ialah orange.

Senyawa anorganik lebih reaktif daripada senyawa organik.

VI. Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:

Erlangga

Day, R.A dan Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:

Erlangga

Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB

Fadhilah. 2010. Tinjauan Pustaka. http://repository.usu.ac.id. [17 Mei 2014] 16:10

Rufiati, Etna. 2011. Uji Nyala Kation IA dan IIA. http://skp.unair.ac.id [17 Mei 2014] 17:00

VII. Daftar Gambar

Uji Reaktivitas Padatan NaCl dan Urea

Page 8: Senyawa Organik dan Anorganik.pdf

Uji Reaktivitas Larutan NaCl dan Urea

Uji Nyala