screening (penapisan)

29
. PENYARINGAN (SCREENING) Wandi, S.Kep. Ns

Upload: muhamad-ongky-nrahardi

Post on 22-Jul-2015

458 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENYARINGAN (SCREENING)Wandi, S.Kep. Ns

.

PENGERTIANAdalah suatu usaha mendeteksi/ mencari penderita penyakit tertentu yang tampak gejala/ tidak tampak dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu melalui suatu tes/ pemeriksaan yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.

TUJUAN DAN SASARAN1. Mendapatkan 2. 3.mereka yang menderita sedini mungkin sehingga segera dapat pengobatan. Mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat. Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin. Mendidik dan memberikan gambaran kpd petugas kes. tentang sifat penyakit dan selalu waspada terhadap setiap gejala dini. Mendapat keterangan epidemiologis yang berguna bagi klinis dan peneliti.

4.5.

MACAM-MACAM BENTUK PENYARINGANSecara masal pada suatu penduduk tertentu. Secara selektif maupun random terutama mereka yang beresiko lebih besar. Dilakukan untuk satu penyakit maupun serentak lebih dari satu penyakit.

BENTUK PENYARINGAN Bentuk Seri : Dinyatakanpositif bila dua penyaringan dinyatakan positif untuk selanjutnya dilakukan tes diagnostik Bentuk parallel : Dinyatakan positif bila salah satu penyaringan dinyatakan positif, untuk selanjutnya dilakukan tes diagnostik

KEUNTUNGAN1. Biaya efisien. 2. Cepat mendapatketerangan penyakit dlm masyarakat. 3. Fleksibel dalam pelaksanaan. 4. Sederhana dan mudah. 5. Hasilnya dapat dipercaya bila valid dan reliable

KRITERIA PROGRAM PENYARINGAN1. Penyakit yang disaringharus merupakan masalah kes yang berarti. 2. Tersedianya obat bagi yang menderita. 3. Tersedianya fasilitas dan biaya untuk diagnosis pasti dan pengobatannya.

4

Merupakan penyakit lama dan dapat diketahui melalui pemeriksaan/ tes khusus. 5 Memenuhi syarat untuk tingkat spesifitas dan sensitivitas. 6 Teknik dan cara pemeriksaan harus dapat diterima masyarakat secara umum. 7 Sifat perjalanan penyakit dapat diketahui dgn pasti. 8 Ada standar yang disepakati bagi mereka yang menderita. 9 Biaya yang digunakan harus seimbang dgn resiko biaya bila tanpa skrening. 10 Harus dimungkinkan untuk dilakukan follow up.

.

Skrining dalam bidang Kebidanan Skrening tidak hanya dilakukan padapenyakit menular saja. Skrening juga bisa dengan pendekatan faktor resiko. Skrening juga dapat dilaksanakan dalam bidang kebidanan. Skrening dalam kebidaan misalnya pemeriksaan ibu hamil dengan pendekatan resiko.

BUMIL POSYANDU KADER BUKU KIA RISTI RISREN POLINDES/PUSKESMAS

RISREN

DIAGNOSIS

RISTI

RUJUK KE RS

EVALUASI ( UJI ) ALAT SCREENING Uji alat screening merupakanhal yang penting dalam suatu program skrining . Karakteristik yang penting dalam menilai suatu alat skrining meliputi validitas, reliabilitas dan yield dari suatu alat skrining.

VALIDITAS Validitas adalah kemampuan dari tespenyaringan untuk memisahkan mereka yang betul-betul menderita terhadap mereka yang sehat. Validitas suatu alat skrining merupakan suatu ukuran untuk menilai kemampuan suatu alat skrining dalam menentukan individu yang mempunyai penyakit dan tidak mempunyai penyakit .

Indikator yang dipakai untuk menilai validitas adalah nilai sensitivitas dan spesifitas.1. Sensitivitas : kemampuan dari tes secara benar menempatkan mereka yang betul-betul menderita pada kelompok penderita. 2. Spesivitas : kemampuan dari tes secara benar menemptkan mereka yang betulbetul tidak menderita pada kelompok sehat.

. Besarnya nilai kedua parametertersebut ditentukan dgn alat diagnostik di luar tes penyaringan. Kedua nilai tersebut saling mempengaruhi yakni bila sensitivitas meningkat maka spesivitas akan menurun dan begitu pula sebaliknya.

.Dalam menetapkan tingkat sensitivitas dan spesivitas harus dipertimbangkan beberapa hal : Resiko adanya kasus yang lolos dari seleksi. Besarnya biaya diagnosis terutamapada mereka yang positif palsu. Frekuensi penyarinagan . Besarnya prevalensi penyakit yang akan diadakan penyaringan.

Untuk kepentingan validitas diperlukan beberapa perhitungan :Positif sebenarnya : oleh tes penyaringan dan diagnosis klinik dinyatakan menderita. Positif palsu.: oleh tes penyaringan dinyatakan menderita tetapi pada diagnosis klinik dinyatakan sehat. Negatif sebenarnya : oleh tes penyaringan dinyatakan sehat dan diagnosis dinyatakan sehat. Negatif palsu : pada tes penyaringan dinyatakan sehat pada diagnosis klinik dinyatakan menderita .

.

Untuk mempermudah pemahaman tentang uji alat skrening dapat menggunakan table kontingensi berikut ini Hasil screening Hasil tes diagnostik Positif Negatif jumlah

Positif Negatif Jumlah Keterangan: a = b= c= d= N=

a c a+c

b d b+d

a+b c+d N

Positif sebenarnya Positif palsu. Negatif palsu Negatif sebenarnya Jumlah orang yang diskrening.

Sensitifitas : adalah kemampuan dari suatu tes untuk mengidentifikasi secara benar orang orang yang mempunyai penyakit : a Sensitifitas = ------------ x 100% a+c Spesifitas : adalah kemampuan dari suatu tes untuk mengidentifikasi secara benar orang orang yang tidak mempunyai penyakit. d Spesifitas = ------------ x 100% b+d Alat skrining dikatakan valid bila nilai sensitivitas dan spesivitas minimal 70 %, semakin tinggi semakin valid.

.

NILAI PREDIKTIF Nilai prediktif adalah besarnya kemungkinandengan menggunakan nilai sensitivitas dan spesivitas serta prevalensi dengan proporsi penduduk yang menderita. Nilai prediktif dapat positif maupun negatif. Nilai prediktif positif dapat dipengaruhi oleh prevalensi penyalit dalam masyarakat . semakin besar prevalensi makin tinggi pula prediktif positifnya.

. Dengan menggunakan table diatas juga dapat puladiketahui nilai prediktif dari suatu penyaringan yaitu probabilitas sakit terhadap hasil tes. Nilai Prediktif positif ( Positif prediktif value PPV ) : yaitu probabilitas menderita penyakit diantara mereka dengan hasil uji positif. a PPV = ------------ x 100% a+b Nilai Prediktif negative ( Negatif Prediktive value NPV) , yaitu probabilitas tidak menderita penyakit diantara mereka dengan hasil uji negative. d NPV = ------------ x 100% c+d

Dengan menggunakan.table diatas juga dapat pula diketahui nilai kesalahan prediktif dari suatu penyaringan . a. Nilai Kesalahan Prediktif positif ( False Positif prediktif value FPPV ) b FPPV = --------- x 100% atau 1-PPV a+b Nilai Kesalahan Prediktif negative ( False Negatif Prediktive value FNPV) c FNPV = ------------ x 100% atau 1- NPV c+d

Reliabilitas adalah kemampuan suatu tesmemberikan hasil yang sama / konsisten bila tes diterapkan lebih dari satu kali sasaran ( objek) sama dan kondisi yang sama pula. Dalam hal ini ada dua factor yang perlu mendapat perhatian. 1. Variasi. Stabilitas alat tes atau regensi yang digunakan. Fluktuasi keadaan dari nilai yang akan diukur.

RELIABILITAS

2. Kesalahan pengamatan atau perbedaan pengamatan.: Nilai yang berbeda karena pengamat yang berbeda. Nilai yang berbeda oleh pengamat yang sama.

Untuk meningkatkan nilai reliabilitas dapat dilakukan : .Pembakuan / standarisasi carapenyaringan.1. Peningkatan dan pemantapan ketrampilan pengamatan melalui training. 2. Pengamatan yg cermat pada setiap nilai hasil pengamatan. 3. Menggunakan dua atau lebih pengamatan untuk setiap pengamatan. 4. Memperbesar klasifikasi kategori yang ada terutama bila kondisi penyakit juga bervariasi.

DERAJAD PENYARINGAN Besarnya kemungkinan menjaring merekayang menderita gejala melaui penyaringan , sehingga dapat ditegakkan diagnosa pasti, serta pengobatan dini. Derajad screening ditentukan oleh beberapa factor :1. 2. 3. 4. Derajad sensitivitas tes. Prevalensi penyakit dalam masyarakat. Frekuensi penyaringan dalam masyarakat. Konsep sehat / kehidupan kesehatan masyarakat sehari-hari.

.Yield.

Adalah jumlah kasus yang dahulu tidak diketahui tetapi sekarang diketahui melalui skrening atau jumlah penyakit yang terdiagnosis dan diobati sebagai hasil dari uji tapis . Hasil tersebut dipengaruhi oleh : Sensitivitas alat uji tapis. Prevalensi penyakit yang tidak tampak. Uji tapis yang dilakukan sebelumnya. Kesadaran masyarakat.

Bidan Yudis bertugas di Desa Kendil, Padatahun 2007 jumlah ibu hamil di desa tersebut berjumlah 1000 orang, 90 % melakukan ANC di Bidan Yudis. Berdasarkan Hasil ANC pada tahun 2007 ditemukan ibu hamil yang tinggi badannya kurang dari 145 cm sebanyak 150 orang dan yang tinggi badannya lebih dari 145 cm adalah 750 orang. Kemudian ibu hamil yang tingginya dibawah 145 cm dirujuk ke rumah sakit. Dari sejumlah ibu hamil yang dirujuk tersebut ternyata 100 orang dinyatakan panggul sempit dan dilakukan SC. Kemudian bagi yang tinggi badannya diatas 145 cm juga ada yang mengalami masalah pada saat melahirkan di bidan Yudis sebanyak 75 orang yang kemudian dirujuk ke rumah sakit. Dari sejumlah ibu hamil yang dirujuk kemudian dinyatakan 15 orang karena panggul sempit yang kemudian dilakukan SC.

Berdasarkan kasus diatas:1. Hitunglah nilai sensitivitas dari alat screening ibu hamil yang menggunakan stndar tinggi badan 145 cm. 2. Hitunglah nilai spesifitasnya? 3. Nilai prediktif positifnya? 4. Nilai predikti negatifnya? 5. Pendapat saudara tentang alat screening tersebut? 6. Bila pada tahun 2008 terdapat ibu hamil yang tinggi badanya kurang dari 145 cm sebanyak 125 orang, dan yang tinggi badannya lebih dari 145 cm 800 orang, berapakah prediksi saudara yang panggul sempit dan perlu SC?.

LatihanHasil Hasil tes jumlah screeni diagnostik ng Positif Negatif Positif Negatif Jumlah 35 5 40 6 450 456 41 455 496Hitunglah : 1. Spesifitas? 2. Sensitivitas? 3. PPV ? 4. NPV ? 5. FPPV? 6. FNPV? 7. Kesimpulan?

TERIMA KASIH