sarasehan itb 2020 and beyond

27
Page1 Laporan Sarasehan ITB 2020 & Beyond Oleh : Syarif Rousyan Fikri Juni 2011 representasi.komunikasi.aspirasi [email protected] [email protected] mwaitb_mahasiswa.tumblr.com

Upload: mwa-itb-wakil-mahasiswa

Post on 05-Jul-2015

1.172 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Merupakan Laporan Kegiatan dan Kajian dari MWA Wakil Mahasiswa terkait Sarasehan ITB 2020.

TRANSCRIPT

Page 1: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

1

Laporan Sarasehan ITB 2020 & Beyond

Oleh : Syarif Rousyan FikriJuni 2011

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 2: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

2

I. Pendahuluan

Pada 4 Juni 2011, telah dilaksanakan Sarasehan ITB 2020 & Beyond dengan tema Sinergi Pemerintah-ITB-Industri. Sarasehan itu bertujuan untuk membangun fondasi awal agar ITB, bersama Pemerintah dan Industri dapat bersinergi dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan penelitian guna mempercepat pembangunan ekonomi bangsa.

Tahun 2020, ITB diharapkan mampu melakukan peletakan batu pertama untuk Techno-Art Campus masa depan. Mengambil momen seratus tahun pendidikan tinggi teknik, dicita-citakan ITB kelak memiliki sebuah kampus yang sangat luas dengan kawasan komunitas pendidikan tinggi, penelitian, techno park, science park, art park, beserta sarana dan prasarana yang terintegrasi.

Pada laporan ini akan dipaparkan kronologis kegiatan yang telah dilakukan oleh PJS MWA Wakil Mahasiswa terkait kegiatan sarasehan. Selain itu akan dipaparkan pula ringkasan sarasehan beserta kajian analisis dampak dan isu penting yang perlu menjadi perhatian bagi mahasiswa ITB.

Di akhir dokumen ini akan disimpulkan hasil dari Sarasehan ITB 2020 & Beyond.

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 3: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

3

II. Kronologis

Pada rapat pleno MWA Bulan APRIL 2011 diungkapkan bahwa Sarasehan ITB 2020 & Beyond akan dilaksanakan pada 28 Mei 2011. Sarasehan kali ini mengusung tema Sinergi Pemerintah-ITB-Industri. Sebelum sarasehan ini telah diadakan Sarasehan ITB 2020 pada 24 April 2010 dan Forum ITB-Industri Indonesia 2020 pada 9 dan 17 Maret 2011. Kegiatan yang digagas oleh MWA ITB ini merupakan implementasi dari Renip ITB 2006-2025.

Senin 9 Mei 2011, secara kebetulan PJS MWA WM bertemu dengan Ketua MWA ITB pada acara STEI Student Innovation Expo 2011. Di sana, Bu Yani menginformasikan bahwa Sarasehan ITB 2020 & Beyond akan dilaksanakan pada 4 Juni 2011 atau mengalami pengunduran. Di hari itu juga, secara mendadak PJS MWA WM diajak untuk mengikuti rapat panitia sarasehan. PJS MWA WM mengajak dua anggota tim MWA datang ke rapat tersebut. Di rapat tersebut MWA WM memperoleh beberapa informasi penting terkait dengan sarasehan ini. Ketika itu format acara sudah fix, rundown sudah ada dan yang tersisa hanyalah persiapan teknis. Tidak ada pembicara dari pihak mahasiswa, namun terdapat pembicara dari pihak alumni muda, yakni Andra Riandita (Mikrobiologi 2006) Pada rapat ini PJS MWA WM menyanggupi untuk ikut mempublikasikan Sarasehan ini ke massa kampus serta menyediakan video dokumentasi karya mahasiswa ITB untuk diputar pada Sarasehan.

Setelah itu PJS MWA WM diundang pula pada rapat 20 Mei 2011. Namun, pada saat itu PJS MWA WM berhalangan untuk hadir. Sebagai back-up PJS MWA WM langsung berkoordinasi dengan panitia sarasehan yang juga pembicara, yakni Andra. Setelah itu PJS MWA WM mulai mempublikasikan Sarasehan melalui dunia maya dan membuat sebuah formulir pendaftaran online untuk keperluan pendataan panitia sarasehan.

Pada tanggal 27 Mei 2011 ternyata diadakan kembali rapat sarasehan. PJS MWA WM tidak memperoleh informasi mengenai rapat kali ini. Namun, pada hari yang sama setelah rapat berakhir, PJS MWA WM bersama Menko Advokasi dan Kaderisasi Kabinet KM ITB (Adit) berdiskusi dengan panitia Sarasehan yang merupakan alumni muda. Pada diskusi tersebut

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 4: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

4

kami menyampaikan beberapa aspirasi untuk bisa disampaikan pada Sarasehan. Setelah itu, pada Rapim PROKM dipublikasikan dan dibagikan poster Sarasehan.

Pada tanggal 2 Mei 2011 PJS MWA WM diaudiensi oleh kongres terkait dengan Sarasehan. Kongres sebagai representasi massa kampus ITB menginginkan agar Sarasehan ini, meskipun mahasiswa tidak memiliki kesempatan menjadi pembicara, bisa menjadi ajang penyampaian gagasan dan aspirasi mahasiswa. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan sesi tanya jawab dengan menanyakan isu-isu yang cukup urgen, yakni mengenai RUU PT (termasuk juga statuta ITB), serta masalah pengembangan karakter mahasiswa.

Sebagai follow-up atas audiensi kongres, PJS MWA WM berkoordinasi dengan Kabinet untuk membawa isu Sarasehan ini pada rapim. Jumat, sehari sebelum sarasehan, isu sarasehan dibawa ke rapim. Telah diberikan arahan bagi perwakilan lembaga yang hendak bertanya di sarasehan untuk mengangkat topik yang telah disepakati. Setelah itu PJS MWA WM menghadiri gladi resik Sarasehan dan memberikan video yang telah dipersiapkan oleh tim.

Pada 4 Juni 2011, Sarasehan ITB 2020 & Beyond dilaksanakan. Menteri-menteri yang diundang pada Sarasehan ini berhalangan hadir. Terlihat bahwa jumlah mahasiswa yang hadir pada Sarasehan ini cukup banyak. Kabinet mendapatkan kesempatan bertanya pada sesi yang membahas mengenai statuta ITB. Selain itu pada sarasehan ini, bersama dengan kabinet, PJS MWA WM juga mulai menginisiasi pertemuan dengan beberapa stakeholder.

Demikianlah kronologis kegiatan yang dilakukan oleh PJS MWA WM dan tim terkait dengan Sarasehan ITB 2020.

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 5: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

5

III. Ringkasan Sarasehan

Sarasehan tersebut diawali dengan sambutan dari panitia sarasehan yakni Ir. Yani Panigoro, MM dan Ir. Amir Sambodo, MBA, keduanya bangga sebagai alumni dapat memberikan kontribusi bagi almamaternya. Lalu, acara dilanjutkan dengan sambutan dan pembukaan resmi dari Rektor ITB, Prof. Akhmaloka, Ph.D.

Keynote speech oleh Gubernur Jawa Barat yang mengangkat tema Kebijakan Pembangunan Provinsi Jawa Barat untuk Pengembangan Pendidikan Tinggi mulai mengawali serunya sarasehan dengan berbagai pemikiran untuk bangsa. Pada pidatonya, Ahmad Heryawan mengharapkan agar ITB kelak dapat memberikan dampak yang lebih besar melalui implementasi risetnya untuk Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia.

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 6: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

6

Sesi 1: Visi Pendidikan Tinggi di Indonesia

Acara dilanjutkan dengan memasuki sesi pertama yang bertema “Visi Pendidikan Tinggi di Indonesia”. Sesi ini dimoderasi oleh Ir. Betti Alisjahbana. Pada sesi ini perwakilan dari Kantor Menko Perekonomian mempresentasikan tentang Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011–2025. Pada MP3EI ini diungkapkan bahwa kunci percepatan pembangunan ekonomi adalah dengan menciptakan produk-produk dengan nilai tambah yang tinggi. Di sini penguasaan teknologi menjadi hal yang penting agar sumber daya alam yang dimiliki Indonesia tidak lagi dijual secara mentah melainkan dijual dalam bentuk produk jadi. Selain itu diharapkan pembangunan ekonomi juga dapat merata dari sabang hingga merauke.

Setelah itu sesi pertama dilanjutkan dengan mendengarkan pemaparan dari perwakilan Kemdiknas. Pemaparan tersebut berjudul Rencana Pengembangan Pendidikan Tinggi Sains & Teknik dalam Menunjang Pertumbuhan Ekonomi yang Mensejahterakan Bangsa. Dipaparkan bahwa pendidikan tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 7: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

7

membangun karakter bangsa serta pembangunan ekonomi. Selain itu pendidikan tinggi sains dan teknik perlu dikembangkan agar dapat mendukung kemajuan ekonomi nasional. 

Sesi 2: Statuta, Tata Kelola, dan Pengembangan SDM ITB

Sesi kedua yang mengambil tema “Statuta, Tata Kelola, dan Pengembangan SDM ITB” dimoderasi oleh Ir. Dwi Larso, MSIE, Ph.D. Sesi ini diawali oleh pemaparan dari seorang wakil rakyat, Ir. Heri Akhmadi yang mengusung judul 3 Isu Kebijakan Dalam Pengembangan Pendidikan Tinggi di Indonesia. Tiga isu yang dibawa adalah isu mutu, akses dari perguruan tinggi, serta pendanaan. Setiap pendidikan tinggi tentu perlu menjaga kualitasnya, baik dari segi karya yang dihasilkan, lulusannya, serta dampak nyata bagi masyarakat. Angka Partisipasi Kasar dari pendidikan tinggi pun menjadi isu yang penting terkait dengan aksesibilitas pendidikan. Pendanaan selalu menjadi hal yang panas mengingat hingga kini dana yang diperoleh untuk pendidikan tinggi masih sangat minim.

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 8: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

8

Setelah itu giliran Wakil Ketua Komisi X DPR, Ir. Rully Chairul Azwar, M.Si, membahas masalah Permasalahan, Arah Kebijakan dan Tatakelola Perguruan Tinggi di Indonesia. Masalah yang disoroti adalah seputar daya tampung, biaya pendidikan, relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja dan industri, serta anggaran pendidikan dalam APBN. Pada sesi ini disinggung juga mengenai RUU PT yang hingga kini masih menjadi pembahasan di DPR.

Sesi dilanjutkan dengan judul Pengelolaan (Statuta) dan Pengembangan SDM ITB oleh Prof. Dr. Ir. Rizal Z Tamin dari Majelis Guru Besar ITB. Saat ini ITB sedang berada dalam status transisi ganda. Dengan dicabutnya PP 61 tentang BHMN, kini ITB mengalami transisi menuju PTP-BLU (Perguruan Tinggi yang diselenggarakan Pemerintah. dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum). Berdasarkan peraturan ini, Rektor ITB menjalankan otonomi perguruan tinggi untuk dan atas nama menteri dalam bidang pendidikan tinggi. Selain itu, Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara yang telah memperoleh pemisahan kekayaan negara yang ditempatkan sebagai kekayaan awal Perguruan Tinggi Badan Hukum MilikNegara dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)tahun wajib menyelesaikan pengalihankekayaan negara kepada Menteri.

Di tengah terjadinya transisi ini, ITB sendiri akan kembali mengalami transisi apabila RUU Pendidikan Tinggi ditetapkan pada tahun 2011. Jika RUU ini ditetapkan ITB akan berpeluang kembali menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum. Hingga kini RUU ini sendiri masih mengalami pembahasan di DPR.

Selain itu diiungkapkan pula bahwa fungsi dan peran ITB dalam sistem pendidikan tinggi perlu diperjelas kembali. Menurut UU Sisdiknas, perguruan tinggi seharusnya adalah sebuah institusi yang otonom dengan partisipasi yang luas dari masyarakat. 

Pengembangan SDM ITB perlu dikaitkan dengan fungsi ITB untuk melakukan pembangunan karakter dan keterampilan serta pengembangan bidang ilmu yang meningkatkan kapasitas intelektual.

Setelah sesi ini diadakan lunch break dengan disertai pemutaran dua buah video. Video pertama merupakan video forum ITB-industri sedangkan video kedua merupakan video dokumentasi karya mahasiswa dari KM ITB. Video dokumentasi karya mahasiswa ini merupakan salah satu proyek kolaborasi mahasiswa yang termanifestasikan dalam Campus Channel ITB. Tak lupa pula ITB Student Orchestra menampilkan pertunjukan yang ciamik.

Sesi 3: Kolaborasi ITB-Industri

Acara dilanjutkan dengan pembahasan kolaborasi antara ITB dengan industri dengan dimoderasi oleh Ir. Sanggono Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Sesi diawali dengan disampaikannya Rangkuman Hasil Diskusi Forum ITB – Industri oleh Ir. Triharyo I Soesilo, M.Sc. Masyarakat Industri berharap agar ITB dapat berkolaborasi melalui penelitian-penelitian yang dihasilkan agar mampu membangun dunia industri. Terdapat banyak bidang industri yang mengharapkan kolaborasi dengan ITB, di antaranya adalah industri pangan, agro, kesehatan, kreatif dan media, serta energi dan pertambangan. Menyongsong

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 9: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

9

2020, diharapkan ITB dan Industri bisa bersama-sama mengembangkan penguasaan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dari SDA Indonesia yang kian melimpah. 

Setelah itu giliran Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, Dr. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S, menyampaikan tentang ITB–Industri 2020: Riset, PM dan Inovasi. Pak Wawan mengawalinya dengan memaparkan Visi ITB 2025 sebagai berikut

“Terwujudnya the culture and tradition of excellence ITB: Suatu perguruan tinggi dengan kultur dan tradisi riset dan pengembangan yang unggul dalam IPTEKS yang menjunjung sangat tinggi nilai‐nilai sosial & kemanusiaan, yang bertaraf dunia (world class research & development university), yang mempunyai kemampuan mandiri (otonomi) atas dasar nilai‐nilai inti ITB:self‐directing; self‐motivating; self‐developing; selfsupporting; self‐assessing; self‐decision, yang bertumpu pada nilai luhur bangsa Indonesia.”

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 10: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

10

Setelah itu dipaparkan pula bahwa ITB telah bercita-cita untuk menuju pada universitas tipe lima, yakni sebuah universitas yang tidak hanya menjalankan kegiatan pendidikan dan penelitian, tetapi juga memiliki fasilitas komersialisasi dari penelitian yang dihasilkannya. Salah satu lembaga yang menjadi ujung tombak gerakan ini adalah Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan di bawah Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi. Saat ini ITB telah menjalin banyak kerja sama dengan pihak luar, namun perlu pula dikaji kembali sudahkah kolaborasi yang dijalankan memenuhi 7 kaidah kolaborasi yang baik.

Sesi 4: Techno–Art Campus, Kampus ITB 2020

Sesi terakhir dimoderasi langsung oleh Ir. Yani Panigoro, Ketua MWA ITB. Pembicara pertama pada sesi ini adalah Adjie Negara, MAUD, IAI, alumni muda yang membagi

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 11: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

11

pemikirannya tentang Perspektif   Techno-Art Campus . Di sini Mas Adjie banyak mengungkapkan banyak hal mengenai pentingnya kita untuk berani bermimpi tentang Kampus ITB masa depan. Kampus ITB di masa depan yang luas, terintegrasi, memiliki konektivitas tinggi, dan lahan yang sebagian besar dibiarkan hijau adalah mimpi besar yang penting untuk diwujudkan agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan di ITB. Kawasan ini harus tetap terintegrasi dengan kawasan komunitas di sekitarnya dengan desain kampus yang lebih santun dan membumi dengan rancangan untuk pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu desain dari kampus harus dirancang dengan baik agar dapat membawa perubahan paradigma yang lebih baik untuk penghuninya maupun masyarakat di sekitarnya.

Pembicara kedua adalah Nining Soesilo, M.A. yang berbicara tentang Techno–Art City,   Kampus ITB 2020 . Gagasan yang coba dibawa di sini adalah ITB di masa depan yang dapat lebih mengajak masyarakat sekitarnya untuk bergerak membangun perekonomian bangsa. Jika merujuk ke MIT, MIT telah memandang ekonomi menjadi suatu bidang ilmu yang penting. Terlihat bahwa orang-orang yang menguasai ilmu ini dapat menjadi leader yang dapat ikut mengembangkan negaranya. Ke depannya diharapkan ITB dapat membuka fakultas ekonomi dengan ilmu yang dapat diaplikasikan langsung kepada masyarakat di sekitar ITB termasuk komunitas UKM.

Pembicara yang paling muda pada sesi ini adalah Andra Riandita, S.Si. Andra yang merupakan alumni muda (Mikrobiologi 2006) bercerita tentang Harapan Generasi Muda untuk ITB 2020. Kampus ITB masa depan diharapkan dapat menjadi kampus yang terintegrasi dalam berbagai hal. Integrasi fisik lingkungan dari kampus diharapkan dapat mengintegrasikan kampus hijau dengan, techno park, serta fasilitas yang memadai untuk menjalankan tridharma pergurutan tinggi. Diharapkan pula integrasi bidang keilmuan pun dapat tercipta dengan adanya Science Center, Art Center, Techno Center, serta Business Center. Lalu, integrasi proses industri mulai dari hulu (laboratorium dan workshop) hingga ke hilir (inkubator bisnis dan galeri karya mahasiswa) untuk mendukung Technopreneurship. Tak lupa pula disampaikan harapan mengenai pentingnya integrasi antar elemen institusi sendiri. Perlu adanya kesamaan visi dan transfer knowledge yang baik dari pihak Rektorat, Senat Akademik, MWA, MGB, Ikatan Alumni, dan Mahasiswa.

Terbangunnya infrastruktur yang terpadu diharapkan mampu memberikan atmosfer sinergi agar ITB bergerak bersama-sama. Mahasiswa perlu dipandang sebagai subjek pendidikan yang juga memiliki peran dalam memajukan ITB. 

Setelah itu Sarasehan ITB 2020 & Beyond kali ini ditutup oleh Prof. Sudjana Sapi’ie. Beliau mengatakan bahwa dating ke sarasehan ini mengingatkan beliau pada jaman tujuh puluhan di mana ITB memiliki semangat juang yang tinggi untuk terus maju dalam harmoni.

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 12: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

12

IV. Analisis

Dari sarasehan ini, dapat diamati bahwa ITB sedang mengalami gejolak yang cukup besar. Melalui poin-poin berikut akan dipaparkan analisis mengenai tantangan yang sedang dihadapi oleh ITB beserta dampaknya berdasarkan apa yang dipaparkan pada Sarasehan. Tentu saja Renip ITB 2006-2025 perlu menjadi pedoman dasar sebagai pembanding dalam menganalisis dampak dan isu penting yang terkait dengan Sarasehan ITB 2006-2025.

Poin Penting pada Renip ITB 2006-2025

Mengenai dasar pengembangan Jangka Panjang ITB kita dapat mengambil salah satu pasal pada bab Visi Pengembangan Jangka Panjang ITB pada executive summary Renip ITB:

16. Dalam menuju cita-cita pengembangan jangka panjangnya, sekurang-kurangnya ITB mempunyai sejumlah modal dasar sangat penting untuk menuju perwujudan ITB masa depan yang dicita-citakan, meliputi:

kultur dan tradisi ITB sumber daya manusia ITB jaringan kerja sama ITB (nasional, internasional) infrastruktur pengakuan stake holder PP No. 155 Tahun 2000 Tentang ITB sebagai PT BHMN ART ITB Tahun 2005 Tantangan dan kemauan untuk berubah

Pada executive summary Renip ITB diungkapkan mengenai obyektif pengembangan ITB:

13. Mengolah dan rekayasa kekayaan alam maupun budaya bangsa Indonesia (kekayaan potensi domestik) merupakan peluang sangat penting bagi ITB untuk mendapatkan pengakuan dunia sekaligus merupakan kontribusi penting ITB bagi peningkatan daya saing bangsa. Dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, beberapa sasaran obyektif mengolah kekayaan alam dan budaya untuk tujuan tercapainya pembangunan daya saing serta martabat bagsa meliputi(namun tidak terbatas):

Makanan bergizi dan tempat tinggal yang sehat, Biotechnology Agriculture Medical & health care technology Hospital & health care center Pharmacy (obat-obatan) Energy resource & industry Water & Sanitation Manufacture industry Process industry Waste & emission (environment)

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 13: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

13

Transportation Defend industry & technology Intelligent building & system Intelligent environment

Obyektif ITB 2016-2020

16. Kultur dan tradisi ITB pada tahun 2020 dicirikan antara lain oleh perwujudan ITB sebagai perguruan tinggi riset dan pengembangan yang mempunyai banyak pusat unggulan (pendidikan, riset, pengembangan) di dalamnya, yang diwujudkan oleh kerjasama dengan pusat unggulan internasional. Presentasi kultur dan tradisi yang lainnya adalah perwujudan ITB sebagai perguruan tinggi riset dan pengembangan yang kokoh yang menjalankan tanggung jawabnya untuk mewujudkan kemandirian bangsa Indonesia dalam ekonomi, kesejahteraan sosial, dan keluhuran budaya bangsa. Dengan demikian, melakukan riset untuk pendidikan dan pendidikan untuk menghasilkan periset telah menjadi tradisiITB pada tahun 2020, yang merupakan kekuatan penting guna menghasilkan inovasi-inovasi baru yang kreatif, dalam rambu-rambu nilai-nilai inti ITB, untuk mendukung berkembangnya ekonomi nasional.

Selain itu untuk dapat memahami dengan betul arah gerak ITB, kita perlu melihat beberapa pasal di Bab Kampus ITB Masa Depan pada executive summary dari Renip ITB:

18. Kampus ITB adalah sebuah lingkungan yang merupakan tempat terjadinya interaksi kreatif antara peneliti, mahasiswa dan dunia luar kampus (best academic talents). Kampus yang mempunyai lanskap beserta bangunan-bangunannya yang merefleksikan idealism institusi dan dampak terhadap proses pendidikan. Dalam perjalanannya menuju cita-cita ITB World Class University, ITB perlu mewujudkan kampus yang inspiring yang mempunyai kemampuan aktif ‘membangun karakter’ bagi siapapun yang ada di dalamnya. Kampus yang dapat menjadi ‘arena belajar dan berkarya’, yang mampu mengajarkan kepada setiap insan yang ada di dalamnya tentang nilai-nilai kampus yang dicita-citakan oleh visi ITB, yaitu terwujudnya bangsa Indonesia yang cerdas, berdaya juang sangat tinggi dan berbudaya luhur bangsa Indonesia.

19. Infrastruktur Kampus ITB meliputi semua unsur yang berpengaruh efektif dalam mewujudkan kinerja ITB beserta setiap komponen di dalamnya, termasuk penhuninya, dalam menjalankan fungsi, tugas serta tanggung jawabnya. Unsur penting tersebut meliputi:

Unsur yang mendukung program pendidikan dan pengajaran Unsur yang mendukung program riset Unsur yang mendukung terjadinya interaksi sosial dan cultural Unsur yang mendukung pelaksanaan manajemen institusi Unsur yang mendukung pengembangan kinerja kampus yang inspiring dan living

20. Guna tercapainya menuju tercapainya sasaran serta milestones ITB World Class University, perlu ditetapkan secara optimal fungsi serta peran Kampus ITB yang ada dan kampus ITB yang akan dibangun sebagai perwujudan multikampus ITB yang berdaya dan

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 14: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

14

berprestasi pada dinamiknya tantangan ITB ke depan. Identitas akademik ITB pada saat ini tumbuh tidak terlepas dari kultur serta tradisi yang ada di dalam Kampus ITB Jl. Ganesa No. 10 Bandung (ON-G Campus) serta lingkungan yang mengelilinginya, di wilayah di mana semua unsure pelaku serta komunitas ITB tumbuh serta berkembang. Dengan demikian maka sangat efektif jika ke depan ON-G Campus difungsikan utamanya sebagai:

Kampus utama, yang merupakan simpul utama jaringan kerjasama akademik ITB dengan berbagai kekuatan akademik nasional maupun internasional

Tempat dijaganya serta dikembangkannya pusat-pusat unggulan ITB, baik dalam pendidikan maupun riset, yang merupakan aset utama keilmuan&akademik ITB

Pusat dibangunnya unsur-unsur penting yang merupakan key success factors ITB menuju pengakuan kelas dunia

Model budaya dan tradisi akademik yang ideal yang membentuk sosok scholar ITB sebagai insane sosial yang memiliki nilai-nilai inti yang dicita-citakan oleh visi ITB.

21. Peluang diperolehnya potensi Kampus ITB di luar kawasan Jl. Ganesa No. 10 Bandung (dan sekitarnya), OFF-G Campus, haruslah dipandang sebagai peluang sekaligus kepercayaan stake holders yang diberikan kepada ITB untuk menjalankan tanggung jawabnya membangun bangsa Indonesia. Dengan berbagai kendala serta tantangan ITB untuk menjalankan misi mewujudkan visi, terdapatnya peluang membangun multikampus harus dipandang sangat penting, terutama untuk obyektif serta tujuan penguatan infrastruktur masa depan ITB, serta untuk obyektif dan tujuan menjamin berlangsung secara efektif dan efisian penetrasi karya-karya akademik ITB kepada stake holders. Unggulan fungsi dari OFF-G Campus diutamakan antara lain sebagai:

Tempat dibangunnya pusat-pusat unggulan ITB Tempat dibangunnya pusat kegiatan kerjasama dengan berbagai kekuatan

masyarakat dan industry Tempat dibangunnya berbagai inkubator bisnis Kawasan diwujudkannya industrial exposer dari ITB Tempat dibangunnya pusat-pusat pemberdayaan masyarakat Tempat dibangunnya besama-sama dengan potensi masyarakat/industry, berbagai

“pilot pant” teknologi ITB Pusat kegiatan “masyarakat ITB”

Multikampus ITB sebagaimana diberikan modelnya di atas merupakan salah satu bentuk perwujudan infrastruktur masa depan ITB untuk menuju pengakuan kelas dunia.

Setelah melihat renip sebagai pedoman dasar mengenai kondisi ideal, kita dapat melakukan analisis dengan memperbandingkan dengan kondisi aktual sesuai dengan hasil Sarasehan ITB 2020 & Beyond. Berikut merupakan beberapa gejolak yang dialami oleh ITB:

a. Tuntutan Pengembangan Infrastruktur untuk Berkontribusi Lebih di Bidang Pendidikan Tinggi dan Pembangunan Ekonomi

Kesimpulan Sarasehan

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 15: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

15

Pada sarasehan ini dapat diambil kesimpulan bahwa ITB merupakan salah satu institusi pendidikan tinggi yang diharapkan dapat membantu pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dalam mencapai visi terkait pendidikan dan pembangunan ekonomi.

ITB diharapkan mampu mencetak lebih banyak lagi sarjana-sarjana, terutama sarjana di bidang sains dan teknik.

Sebagai institut yang terletak di Jawa Barat, ITB juga dituntut untuk berkontribusi lebih bagi Jawa Barat. Hasil dari kegiatan akademis ITB diharapkan mampu memberikan dampak yang lebih besar bagi provinsi Jawa Barat.

Sebagai institusi pendidikan tinggi yang memiliki berbagai bidang ilmu (Seni, Sains, Teknik, dan Bisnis), besar harapan agar ITB dapat turut memajukan dunia industri.

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 16: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

16

Kekayaan sumber daya alam Indonesia harus direkayasa agar memiliki nilai tambah yang tinggi sebelum dijual. Di sini diharapkan peranan ITB sebagai institusi yang menjalankan kegiatan penelitian agar dapat ikut mengembangkan penguasaan teknologi untuk pengolahan SDA Indonesia

Pihak Industri sendiri telah memberikan beberapa masukan kepada ITB untuk berbenah agar dapat menghasilkan riset-riset yang berguna untuk pengembangan industri agar bangsa ini tidak hanya menjadi pembeli tetapi juga menjadi pencipta. Selain itu diharapkan pula lulusan-lulusan ITB memiliki karakter unggul, terutama soft skill dan keberpihakan pada bangsa.

Analisis

Jika dibandingkan dengan yang termuat pada Renip ITB, hasil sarasehan ini tidak mengandung pertentangan. ITB sebagai pendidikan tinggi teknik yang berusia 100 tahun pada 2020 memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk turut mengembangkan bangsa Indonesia. Sebagai perguruan tinggi yang mengemban tugas untuk menjalankan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, ITB perlu mengadakan perbaikan di berbagai sisi. ITB harus mampu menyelenggarakan pendidikan dengan daya tampung yang lebih besar dengan tetap menjaga kualitas. Selain itu penelitian ITB dituntut lebih terhubung dan sesuai dengan kebutuhan industri agar dapat mempercepat pembangunan ekonomi nasional. Dan tentu saja, pengabdian masyarakat harus ditingkatkan agar dapat memberikan dampak yang besar bagi kehidupan bermasyarakat.

Masa Depan Kegiatan Pendidikan

Kebijakan kegiatan pendidikan di ITB di masa depan seyogyanya tetap bertujuan untuk membangun karakter yang unggul sesuai dengan yang tertera pada Renip ITB. Pendidikan karakter tidak boleh dilupakan oleh para penyelenggara institusi. Di sini, mahasiswa perlu dipandang sebagai subjek, bukan hanya sebagai objek. Oleh karena itu, dalam menyelenggarakan pendidikan, penyelenggara institusi harus tetap bersinergi

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 17: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

17

dengan organisasi kemahasiswaan. Sebab, tidak dapat dipungkiri bahwa pengembangan karakter dari mahasiswa sangat dipengaruhi oleh aktivitas kemahasiswaan. Di sinilah tantangan yang diberikan kepada kemahasiswaan ITB, bagaimana agar kemahasiswaan ITB dapat membuktikan diri untuk senantiasa menjalankan proses pendidikan karakter unggul.

Tuntutan untuk dapat memberikan daya tampung yang lebih besar harus diimbangi dengan kualitas yang memadai. Jumlah tenaga pengajar, sarana, dan prasana yang mendukung penyelenggaraan kegiatan pendidikan perlu diperhatikan. Pengembangan Infrastruktur menjadi kebutuhan yang sangat mendesak mengingat terbatasnya lahan yang tersedia di kampus Ganesa. Pada Renip ITB pun telah disebutkan bahwa ITB memiliki peluang untuk memiliki kampus di luar kampus Ganesha. Tentu saja hal ini mengarah pada konsep multi-kampus guna mendukung visi ITB.

Hal ini juga menjadi tantangan bagi kemahasiswaan kita untuk dapat mengorganisasikan mahasiswa dengan jumlah yang lebih besar. Mahasiswa perlu memikirkan cara agar segala proses penurunan nilai dan komunikasi kemahasiswaan tetap baik dengan jumlah mahasiswa yang lebih banyak dan mungkin tersebar pada berbagai kampus.

Penelitian yang “Market Oriented”

Saat ini, sesuai dengan visi ITB 2025, ITB sedang berusaha untuk dapat menjadi universitas generasi ketiga. Keberadaan ITB yang kini sedang berusaha menjadi universitas generasi ketiga telah diakui oleh ilmuwan belanda luar negeri, J.G. Wissema. Guru besar inovasi dan kewirausahaan di Delft University of Technology tersebut pada bukunya (“Towards the Third Generation University – Managing the University in Transition”) mengangkat ITB sebagai salah satu studi kasus universitas yang belum mencapai level top university namun telah merangkak menuju universitas generasi ketiga.

Berikut merupakan driving force universitas generasi ketiga beserta 9 karakteristiknya:

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 18: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

18

Terlihat bahwa untuk bisa mencapai mimpi tinggi dari Renip ITB, ITB harus melakukan kolaborasi dengan industri. Jika kegiatan pendidikan tidak boleh dikomersialisasi, penelitian justru harus bisa dikomersialisasi agar dapat memberikan dampak bagi pembangunan ekonomi nasional. Kolaborasi antara lembaga pendidikan, industri, dan lembaga penelitian sangat dibutuhkan untuk bisa menciptakan added value dan penerapan teknologi yang sangat dibutuhkan oleh bangsa.

Ada beberapa gagasan mengenai model penguasaan IPTEK untuk memajukan bangsa, salah satunya adalah industrialisasi berbasis High Technology. Seperti diungkapkan pada buku “Jejak Pemikiran B.J. Habibie” diperlukan adanya kaitan lembaga pendidikan dan dunia usaha. Perlu adanya link and match antara pendidikan dan penelitian di ITB dengan yang dibutuhkan oleh industri nasional. Kesesuaian antara penelitian di perguruan tinggi dan kebutuhan industri diperlukan agar bisa mengakselerasi riset dan pengembangan dari industri nasional.

Meskipun terdapat kaitan antara lembaga pendidikan dan industri, keduanya tetap saja institusi yang berbeda. Kegiatan pendidikan memiliki tujuannya sendiri yang berbeda dengan tujuan industri nasional. Sehingga, pembentukan karakter sarjana yang unggul sesuai visi ITB harus dipertahankan. Tentu saja mahasiswa sebagai subjek pendidikan harus ikut menyukseskan dan mengawal kemurnian proses pendidikan.

Dalam menyikapi isu ini, mahasiswa perlu berpikir dengan kritis dan tetap melihat potensi yang akan timbul dari hadirnya kolaborasi ini. Munculnya kolaborasi ITB dengan Industri akan dapat menciptakan iklim yang subur bagi pengembangan inovasi dan kewirausahaan. Organisasi kemahasiswaan di ITB dapat memanfaatkan peluang ini melalui gerakan berbasis ilmu pengetahuan untuk menghasilkan lebih banyak lagi inovasi.

Kolaborasi dengan industri tentu saja akan berkonsekuensi pada sarana dan prasarana yang akan diperoleh universitas dalam rangka penelitian. Sarana dan prasarana ini dapat berupa fasilitas fisik seperti laboratorium, akses lebih terhadap pengetahuan yang dimiliki

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 19: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

19

industri, dan lain-lain. Hal ini perlu dimanfaatkan oleh mahasiswa agar dapat mengembangkan entrepreneurship.

Salah satu gagasan lain yang terkait dengan penguasaan IPTEK untuk memajukan bangsa adalah gagasan mengenai Entrepreneurship. Gagasan ini merujuk pada transformasi Universitas Stanford di Amerika Serikat pada awal 1900-an. Pokok pemikiran dari gagasan ini adalah bahwa mental kewirausahaan merupakan katalisator bagi komersialisasi IPTEK. Jika kita melihat trend yang ada di kemahasiswaan saat ini, meskipun bukan isu baru, inovasi dan entrepreneurship menjadi salah satu isu yang sedang hangat. Organisasi Kemahasiswaan merupakan organisasi yang menyentuh langsung mahasiswa sebagai subjek pendidikan. Tentu saja penanaman mental kewirausahaan yang paling efektif adalah melalui gerakan yang dilakukan di organisasi ini. Oleh karena itu, Lembaga pada KM ITB yang memiliki fokus pada inovasi dan kewirausahaan (misalnya: Kokesma, TEC, I3M, Proinov, Kewirausahaan, dll) harus dapat berperan dalam sistem pengembangan inovasi dan kewirausahaan yang akan dirancang oleh ITB seiring dengan kolaborasi dengan industri yang akan dilaksanakan.

Pengabdian Masyarakat yang Tidak Boleh Terlupa

Salah satu tridharma perguruan tinggi adalah pengabdian masyarakat. Hal ini merupakan tugas yang tidak boleh dilupakan oleh ITB meskipun ITB ke depannya akan menyandang status World Class University dan akan berkolaborasi dengan industri. Jika nantinya ITB memiliki kampus baru, ITB tidak boleh melupakan perannya untuk memberdayakan masyarakat. Adanya kampus ITB yang baru harus dimanfaatkan sebagai tempat dibangunnya pusat-pusat pemberdayaan masyarakat, sebagaimana tertuang dalam Renip ITB.

Gagasan lain mengenai penguasaan IPTEK adalah gagasan teknologi tepat guna (Appropriate Technology). Di sini diharapkan ITB dapat mengembangkan proyek-proyek berbasiskan kebutuhan masyarakat. Tentu saja di sini ITB juga harus memberdayakan masyarakat sekitar, LSM, pemerintah, dan tokoh masyarakat. Efek dari penelitian yang dihasilkan ITB diharapkan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang ada di masyarakat.

Di sini mahasiswa juga memiliki peran penting sebagai eksekutor pengabdian masyarakat. Sebagaimana kita ketahui, selama ini kemahasiswaan kita telah memiliki tradisi dalam pengabdian masyarakat. Adalah tugas mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan untuk terus menjaga nilai ini terlepas dari perubahan yang akan dialami ITB di masa depan. Perlu diingat bahwa harapan dari masyarakat dan pemerintah terhadap ITB sangat tinggi.

b. Transisi Ganda yang Dialami ITB

Kesimpulan Sarasehan

Pada saat ini ITB tengah mengalami transisi ganda karena perubahan peraturan yang memayungi ITB. ITB yang semula merupakan BHMN lalu hendak transisi menjadi BHPP. Setelah UU BHP dibatalkan, ITB pun mengalami transisi menjadi PTP-BLU di mana ITB

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 20: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

20

merupakan bagian dari pemerintah sehingga kekayaan yang diperoleh ITB pun harus disetor ke kas negara. Sementara itu terkait dengan RUU PT yang sedang digodok, ITB harus bersiap-siap untuk kembali menjadi Badan Hukum.

Analisis

Jika kita melihat visi ITB yang begitu tinggi, sesuai dengan kapasitas dan harapan yang dibebankan kepadanya, tentu ITB membutuhkan keleluasaan dalam menentukan nasibnya. Dengan status yang sedang diemban sekarang (menuju PTP BLU), ITB merupakan bagian dari pemerintah, sehingga kekayaan yang dihasilkan dari hasil usaha harus diserahkan kepada kas negara.

Untuk dapat menjawab tantangan pada poin a, tentu saja ITB harus memiliki otonomi untuk dapat mengembangkan dirinya. Dengan otonomi ini diharapkan sistem pengelolaan ITB bisa efisien dan tidak birokratis sehingga dengan berlakunya profesionalisme dapat memberikan jaminan peningkatan kualitas pendidikan. Implikasi dari hal ini adalah transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan.

Namun yang perlu diperhatikan di sini adalah masalah biaya pendidikan. Perguruan Tinggi tidak boleh berprinsip mengejar keuntungan dari penyelenggaraan pendidikan. Dan sebagai pemberi mandat kepada PTN untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi, Pemerintah tidak boleh lepas tangan dalam hal pendanaan. Pemerintah tetap harus bertanggung jawab dalam mendanai kegiatan pendidikan. Jangan sampai pendanaan untuk pendidikan hanya dibebankan pada Perguruan Tinggi sehingga menuntut komersialisasi pendidikan. Kalau komersialisasi ini terjadi tentu hal ini akan menyebabkan aksesibilitas pendidikan yang semakin terbatas dan bertentangan dengan tantangan pada poin a dan menghambat usaha pencerdasan kehidupan bangsa.

Transisi yang akan terjadi tentu akan memberikan dampak yang sangat besar bagi institusi. Terutama terkait dengan perubahan statuta ITB yang akan terjadi. Hingga kini ITB tengah menyiapkan statuta ITB PTP-BLU. Mahasiswa perlu mengawal terus perubahan statuta ini. Apabila RUU PT disahkan, tentu ITB perlu kembali menyusun statuta yang

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 21: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

21

berpedoman pada RUU PT. Hal ini tentu akan mempengaruhi kebijakan dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan institusi, terutama terkait struktur organisasi. Hal ini juga berakibat langsung pada berakhirnya MWA ITB pada September 2011. Selain itu, jika nantinya ITB memiliki Majelis Pemangku, belum tentu terdapat perwakilan mahasiswa sebagai perwakilannya, ketentuan ini diatur oleh RUU PT yang hingga kini masih dibahas. Tidak adanya perwakilan mahasiswa pada Majelis Pemangku Kepentingan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa tidak lagi dipandang sebagai subjek yang berkepentingan pada penyelenggaraan pendidikan.

Selain itu, mahasiswa perlu untuk terus berpikir kritis dalam menanggapi RUU PT. Sebab, RUU PT inilah yang akan menentukan nasib pendidikan tinggi di Indonesia, termasuk ITB. Tentu saja kita undang-undang yang nantinya disahkan benar-benar dapat memberikan sebuah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kita semua tidak ingin mengalami penjajahan jenis baru di mana pihak asing ke depannya memiliki modal yang besar pada Perguruan Tinggi yang berbentuk Badan Hukum. Kita tidak ingin pendidikan menjadi sesuatu sebuah industri. Dengan kata lain, kita semua menginginkan agar tujuan pendidikan tetap murni sebagai upaya pencerdasan kehidupan bangsa, bukan untuk diperdagangkan sebagai bentuk perdagangan jasa di era perdagangan bebas. Diperlukan kajian lebih lanjut mengenai RUU PT!

c. Perjuangan Meraih Mimpi Techno-Art Campus

Kesimpulan Sarasehan

Salah satu solusi yang coba ditawarkan untuk memenuhi tantangan ITB di masa depan adalah sebuah visi pembangunan sebuah Techno-Art Campus seluas 1000 ha. Diharapkan kampus ini dapat menyediakan fasilitas yang memadai untuk penyelenggaraan daya tampung yang lebih besar dan berbagai program studi sehingga tidak perlu lagi konsep ITB multi kampus, semua terintegrasi pada satu lahan. Selain itu, diharapkan pula kampus ini bisa menjadi wadah untuk berkolaborasi dengan industri dan tetap dapat mendukung ITB dalam melakukan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 22: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

22

Analisis

Saat ini ITB tengah mempersiapkan diri untuk menyambut multi kampus. Namun jika rencana pembangunan Techno-Art Campus ini lancar, ITB akan memiliki kampus yang terintegrasi. Tentu saja hadirnya Techno-Art Campus ini akan menjawab kebutuhan ITB akan infrastruktur yang memadai guna pengembangan institusi dalam mencapai visinya.

Adanya kampus yang terintegrasi ini diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan klasik yang diakibatkan terbatasnya kampus Ganesa. Penyediaan fasilitas untuk pengembangan unit kegiatan mahasiswa seharusnya tidak lagi menjadi masalah dengan konsep kampus yang terintegrasi ini. Selain itu diharapkan ITB dapat membuat sebuah laboratorium khusus untuk penelitian kolaborasi berbagai disiplin ilmu.

Namun, seperti yang diungkapkan pada Renip ITB, identitas akademik ITB tidak lepas dari pengaruh kampus Ganesa. Sebuah tantangan yang timbul adalah bagaimana mempertahankan nilai-nilai yang dimiliki oleh ITB pada kondisi kampus baru ITB di masa depan, baik multi kampus maupun Techno-Art Campus. Kehadiran kampus baru yang sangat memadai dan mungkin nyaman tidak boleh membuat ITB lupa akan jati dirinya dan melupakan masyarakat di sekitarnya. Terlebih lagi, ITB tidak boleh melupakan visi besar yang telah dicita-citakannya.

Bagi kemahasiswaan sendiri, perubahan yang terjadi pada fisik kampus ITB menjadi isu yang cukup menarik. Selama ini kemahasiswaan kita terbiasa dengan kondisi dimana ITB terpusat pada kampus Ganesa saja. Dengan adanya isu multi kampus dan pembangunan Techno-Art Campus, mahasiswa harus mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan yang signifikan dari segi fisik.

Kita akan mengalami dua kali transisi fisik kampus. Pertama-tama, kita harus bersiap untuk beradaptasi dengan konsep ITB multi kampus seiring dengan akan berjalannya aktivitas di kampus OFF-G. Di sini kita harus melakukan banyak perubahan sistem kemahasiswaan. Setelah itu, jika rencana pembangunan Techno-Art Campus di walini lancer, kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi masa transisi fisik kampus ITB ke kampus yang baru. Lalu, kita harus mempersiapkan kembali perubahan sistem di kemahasiswaan. Pada setiap masa transisi diperlukan perhatian khusus mengingat berbagai kemungkinan yang terjadi mengenai persebaran mahasiswa S1.

Saat ini data-data mengenai kampus ITB di masa depan masih minim. Techno-Art Campus sendiri masih menjadi sebuah mimpi yang perlu diperjuangkan agar bisa menjadi nyata. Sebagai mahasiswa, kita perlu terus mengawal transisi fisik kampus ITB ini untuk terus menjaga nilai-nilai yang ada sekarang, baik yang dimiliki institusi maupun kemahasiswaan.

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 23: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

23

IV. Penutup

Sarasehan kali ini telah membuka mata kita bahwa dalam rangka menyambut 100 tahun pendidikan tinggi teknik di Indonesia, ITB tengah bergeliat dan bergejolak. Penyelenggaraan pendidikan dengan daya tampung yang lebih diharapkan dapat dilaksanakan oleh ITB agar dapat lebih banyak lagi anak bangsa yang dapat merasakan pendidikan tinggi. Selain itu ITB juga memiliki peran besar dalam penguasaan teknologi guna mempercepat pembangunan bangsa. Pihak industri pun berharap untuk bisa berkolaborasi dengan ITB agar terdapat link and match antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha.

Selain itu kini ITB sedang mengalami transisi ganda. Hal ini terjadi akibat perubahan peraturan yang mengatur tentang pendidikan tinggi. Sebelumnya ITB berstatus BHMN dan kini sedang dalam masa transisi menuju PTP-BLU (Perguruan Tinggi Pemerintah dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum). Sementara itu, jika RUU PT yang sedang digodok telah sah, ITB akan kembali menyandang status sebagai badan hukum. Perlu dilakukan kajian mengenai RUU PT karena peraturan inilah yang akan menentukan status ITB dan statuta ITB ke depannya jika RUU ini disahkan.

Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu kebutuhan untuk dapat mencapai visi ITB. Techno-Art Campus, yang dicita-citakan dan kini sedang diperjuangkan, diharapkan mampu menjadi solusi atas kebutuhan infrastruktur yang memadai. Tentu saja hal ini berarti secara fisik kampus ITB akan mengalami masa transisi. Dari yang semula kampus ITB hanya Kampus Ganesa, ITB harus bersiap untuk multi kampus dengan kampus OFF-G (Jatinangor dan Bekasi). Kemudian, jika pembangunan Techno-Art Campus di walini lancar, ITB harus mempersiapkan diri untuk menempati kampus yang terintegrasi di lahan seluas 1000 ha.

Gejolak ini harus disikapi dengan kritis oleh mahasiswa. Begitu banyak isu yang harus dikritisi, terutama terkait dengan perubahan statuta ITB seiring dengan dibahasnya RUU Pendidikan Tinggi. Selain itu mahasiswa juga harus bersiap dengan transisi fisik kampus ITB serta bersiap menjawab tantangan yang diberikan kepada ITB. Apapun yang terjadi, ITB tidak boleh kehilangan jati dirinya sebagai perguruan tinggi yang memiliki tridharma dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Mahasiswa ITB harus ikut menjaga identitas tersebut. Sebab, ketika kita berbicara tentang ITB, kita bukan hanya berbicara tentang Rektorat, Senat Akademik, Majelis Guru Besar, Majelis Wali Amanat, dan Alumni, tetapi juga tentang kita, mahasiswa!

Untuk Tuhan, Bangsa, dan Almamater

Merdeka!

Syarif Rousyan Fikri (13207188)

PJS MWA Wakil Mahasiswa 2011

[email protected]

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com

Page 24: Sarasehan ITB 2020 and Beyond

Page

24

[email protected]

[email protected]_mahasiswa.tumblr.com