saraf otak besar dan otak kecil

27
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN FUNGSI SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL Nama : Ayu Hilyatul Millah NIM : 115090107111017 Asisten : Aisyah Zahroh Aden LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 1

Upload: ayu-hilyatul-millah

Post on 05-Aug-2015

443 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN

TRANSCRIPT

Page 1: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN

FUNGSI SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

Nama : Ayu Hilyatul Millah

NIM : 115090107111017

Asisten : Aisyah Zahroh Aden

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWANJURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS BRAWIJAYA

2012FUNGSI SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

1

Page 2: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

KATA PENGATAR

Puji syukur panulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya penulis telah berhasil menyusun “Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Hewan Fungsi Saraf Otak besar dan Kecil”. Dalam penyelesaian laporan dan melakukan percobaan ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

Kedua orang tua penulis dan sekeluarga yang selalu memberikan dorongan dan semangat baik secara materiil ataupun moriil

Asisten praktikum yang bersedia membimbing dan berbagi ilmu dalam pelaksanaan praktikum dan pembuatan praktikum ini

Probandus-probandus sekaligus teman-teman saya yang bersedia menjadi sukarela untuk bersedia membantu dalam pelaksanaan praktikum ini

Penulis menyadari walaupun sudah berusaha dalam pembuatan laporan ini penulis menyadari “Tiada Gading Tak Retak” dalam arti laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang dapat membangun disemua pihak.

Malang, 19 November 2012

Penulis

2

Page 3: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

BAB I

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum dilakukannya percobaan ini dilakukan penentuan suka

rela yang bersedia menjadi probandus. Probandus ini terbagi atas 4 kriteria

yaitu:

Laki-laki sehat : Abdi Firmansyah

Laki-laki sakit : Dimas Wahyu Prayogi

Perempuan sehat : Firda Agustin

Perempuan sakit : Imanda Nurul Setia

Pengujian dalam bab fungsi saraf otak besar dan kecil terbagi

dalam 3 pengujian yaitu uji otak besar yang meliputi uji nervus olfaktorius

dan uji okulomotor, dan uji saraf otak kecil.

1.1. Uji Saraf Cranial

Serebrum atau otak besar tersusun atas dua hemister serebral.

Serebrum juga terdiri atas korteks serebral, ventrikel I dan II, korpus

kalosum, fisura, sulkus, dan girus. Kortek terdiri dari enam lapisan sel dan

serbut sel. Vantrikel I dan II terletak di dalam hemister serebral. Korpus

kolasum terdiri dari serabut termielinisasi, dan menyatukan kedua hemister.

Setiap hemister terbagi oleh fisura dan kulkus menjadi empat lobus. Fungsi

girus yaitu bertanggung jawab untuk aktivitas motorik volunteer yaitu girus

prasentral, dan girus postural yang terlibat dalam aktivitas

sensorik(Sloane,1994).

3

Page 4: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

Pada uji saraf cranial atau uji otak besar ini dilakukan dua uji yaitu

uji nervus olfaktorius dan uji aculomotor. Berikut ini adalah penjelasan

pada masing- masing uji :

1. 1. 1. Nervus Olfaktorius

1. 1.1.1 Analisa Prosedur

Uji ini bertujuan untuk mengetahui kepekaan nervus olfaktorius

pada kondisi probandus yang berbeda sehingga akan menjadikan

pemabanding antara kondisi probandus yang satu dengan yang lainnya.

Alat dan bahan yang diperlukan dalam uji nervus olfakturius adalah serbuk

kopi, bawang putih dan penutup kepala. Langkah awal dari uji ini adalah

setiap probandus ditutup matanya dengan penutup kepala, agar probandus

tidak mengetahui bahan apa yang akan diciumnya sehingga akan

mengetahui kepekaan dari nervus olfaktorius. Selanjutnya kopi dilewatkan

secara mendatar sejarak 8 cm dari muka hidung probandus. Kemudian

probandus ditanya apakah dia dapat membau sesuatu yang telah dilewatkan

tadi dan jika memang dapat membau maka probandus menebak bau apa

yang telah dia cium. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kepekaan

probandus dalam membau dan menebak bau yang telah diuji. Sedangkan

untuk bawang putih dilewatkan secara melintang dengan jarak 8 cm dari

muka hidung. Kemudian sama halnya dengan kopi probandus ditanya

apakah dia dapat membau sesuatu yang telah dilewatkan tadi dan jika

memang dapat membau maka probandus menebak bau apa yang telah dia

cium berfungsi untuk mengetahui kepekaan probandus dalam membau dan

menebak bau yang telah diuji. Hasil dari setiap uji dicatat oleh asisten

4

Page 5: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

probandus pada tebel pengamatan. Perlakuan sama pada setiap probandus

sehingga akan mempermudah perbandingan dari hasil uji nervus

olfaktorius.

1. 1.1.2 Analisa Hasil

Berikut ini merupakan hasil pengujian pada uji nervus olfaktorius

pada masing-masing probandus dengan perlakuan yang sama :

Tabel 1. Hasil uji nervus olfaktorius

NO PROBANDUS Mencium Bau Membedakan Bau

YA TIDAK YA TIDAK

1. Laki-laki Sehat - -

2. Laki-laki Sakit - -

3. Perempuan Sehat - -

4. Perempuan Sakit - -

Ket :

= dapat mencium atau membedakan bau

- = tidak dapat membedakan bau dan mencium bau

Dari hasil data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa semua

probandus dapat mencium bau dan membedakan bau meskipun dalam

keadaan mata tertutup. Hal ini menandakan bahwa semua probandus tidak

memiliki kepekaan yang baik dalam membau, baik dalam kondisi sehat

ataupun sakit.

5

Page 6: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

Seseorang dapat membau karena zat yang berupa gas tersebut

masuk melalui rongga hidung saat menarik nafas. Zat ini kemudian larut

dalan selaput lendir dalam hidung yang kemudian diterima oleh saraf

pembau. Selanjutnya, saraf pembau menghantarkan impuls ke otak

sehingga otak merespon dengan menimbulkan kesan bau (Nursing411,

2012). Nervus olafaktorius yang berfungsi sebagai penciuman yang berada

pada bagian atas selput lender hidung. Nervus olfaktorius dilapisi dengan

sel-sel yang mengeluarkan fibril-fibril halus dan menjalin dengan bulbus

olfaktorius. Bulbus olfaktorius sendiri merupakan bagian otak yang

terpencil yang membesar dari saraf olfaktorius. Impuls-impuls bau

dihantarkan ileh filum olfaktorium menuju ke bulbus olfaktorius didalam

cabang-cabang dendrite sel mitra. Serabut-seravut itu berjalan menuju

tructur olfaktorius dan berakhir pada dua daerah utama yaitu lobus

temporalis atau area olfaktori medial dan area olfakteria lateral. Dan daerah

itulah impuls akan ditafsirkan(Pearce,2002).

Gambar 1. bagian-bagian olfaktorius dan lokasinya(onlineartikel,2011)6

Page 7: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

Reseptor bagi sensasi membau terdapat di dalam ephitelilum

olfaktorius pada mukosa hidung(Fawcett,1994) Ephitelium olfaktorius pada

mukosa hidung dapat diidentifikasikan berdasarkan adanya glandula

bowman dan akson olfaktorius dalam lamina proprianya, serta ephitelium

yang menciri dengan adanya tiga tipe khas yaitu sel sustentakulum,

reseptor saraf olfaktorius dan sel basal(Smith dkk,2004). Menurut

Dellmann dan Brown(1992), ephitelium olfaktorius dapat diidentifikasikan

berdasarkan banyaknya berkas serabut saraf tanpa myelin dalam lamina

propria. Mukosa olfaktorius dilapisi oleh ephithelium silinder berlapis dan

bersilia yang terdiri dari tiga sel utama yaitu sel basal, sel olfaktori dan sel

penunjang. Selain itu epitel olfaktorius terdiri dari neuron olfaktorius(Rowe

dkk, 2005). Neuron ephitelium olfaktorius berada pada bagian superior

kavum nasi yang tidak terspesialisasi untuk menskresi mucus(Pearce,2002).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepekaan dalam

menebak bau adalah pengalaman. Karena pada saat seseorang sebelum-

sebelumnya pernah membau dari bau yang telah dibau maka secara

langsung akan mempermudah seseorang dalam menebak bau yang telah

dibaunya. Menurut Coon dan John(2010), faktor yang dapat mempengaruhi

kepekaan seseorang dalam membau dapat berupa usia, suhu, kebiasaan dan

riwayat kesehatan, serta kehamilan. Pada saat seseorang berusia lanjut

maka akan mengurangi dalam kepekaan membau dikarenakan

berkurangnya kemampuan sel-sel reseptor dalam membau. Pada saat hamil,

beberapa ibu biasanya memiliki kepekaan bau yag sangat tinggi

7

Page 8: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

dibandingkan saat tidak hamil hal ini dapat disebabkan peningkatan

hormone esterogen.

1. 1. 2. Nervus Aculomotor

1. 1.2.1 Analisa Prosedur

Uji nervus akolomotor bertujuan untuk mengetahui kepekaan

nervus akulomotor pada beberapa probandus yang berbeda dengan kondisi

yang berbeda. Alat yang dipergunakan dalam uji ini yaitu hanya sebuah

pensil. Pertama yang dilakukan dalam uji ini adalah probandus harus dapat

berkonsentrasi dan memperhatikan setiap gerakan yang ditunjukkan oleh

asisten praktikum yang sebelumnya diperkenalkan 8 gerakan yang 5

diantaranya akan diikuti oleh probandus yaitu berupa putar(P), serong

kanan(SA), serong kiri(SI), ventrikel kanan(VA), ventrikel kiri(VI),

horizontal kanan(HA), dan horizontal kiri(HI). Dimana simbol-simbol itu

akan mempermudah asisten probandus untuk menulis setiap gerakan yang

dilakukan oleh probandus. Selanjutnya asisten praktikum melakukan 5

gerakan secara berturut-turut dari 8 gerakan yang telah diperkenalkan,

kemudian diperhatikan secara seksama oleh probandus untuk selanjutnya

akan dilakukan oleh probandus sesuai dengan apa yang telah dilihat oleh

probandus dari gerakan asisten praktikum. Pada setiap gerakan yang

dilakukan probandus dicatat oleh asisten probandus pada tabel pengamatan.

Dari hasil catatan asisten probandus akan dicocokkan dengan jawaban yang

benar dari asisten praktikun. Pencocokan jawaban gerakan tersebut untuk

mengetahui kesalahan yang dilakukan oleh probandus. Perlakuan yang

sama pada setiap probandus untuk mempermudah perbandingan dari hasil 8

Page 9: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

uji nervus akulomotor dan mengetahui apakah kondisi probandus tertentu

berpengaruh terhadap kepekaan nervus akolomotor pada setiap probandus.

1. 1.2.2 Analisa Hasil

Berikut ini merupakan table hasil pengamatan dari uji

okulomotorius pada setiap probandus :

Tabel 2. Hasil uji nervus okulomotorius

N

O

PROBANDUS GERAKAN JUMLAH

Asisten Probandus Benar Salah

1. Laki-laki Sehat HA, P, SA,

SI, HI

HA, P, SA,

SI, HI

5 0

2. Laki-laki Sakit SA, HA, P,

VA, SI

SA, HA, P,

VA, VI

4 1

3. Perempuan Sehat P, SI, VB,

SA, VB

P, SI, VB,

SA, VB

5 0

4. Perempuan Sakit SA, P, HA,

SI, VA

SA, P, HA,

VA, VB

3 2

Ket: P : Putar SA : Serong Kanan

HA : Horisontal Kanan SI : Serong Kiri

HI : Horisontal Kiri VB : Vetrikal Kanan

VI : Vetrikal Kiri B=5 : Sangat Baik

B≥3 : Baik B≤3 : Kurang Baik

9

Page 10: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa pada probandus

dalam kondisi sakit melakukan lebih banyak kesalahan dibandingkan

dengan probandus yang sehat. Hal ini terjadi tidak hanya pada probandus

laki-laki, namun pada probandus perempuan juga. Sedangkan pada

probandus laki-laki dan perempuan sehat sama sekali tidak melakukan

kesalahan atau benar semua dalam melakukan gerakan yang dipraktekkan

oleh asisten praktikum.

Gambar 2. Nervus okulomotor pada bagian mata(Medicaldictionary,2012)

Menurut Wibowo dan Widjaja(2009), nervus okulomotorius

berada pada tagmentum mesensefali. Saraf okulomotorius berfungsi

mengangkat kelopak mata atas dan mempersarafi otot kontriktor yang

mengubah ukuran pupil. Pupil adalah lubang yang terdapat pada pusat iris

mata yang dapat mengembang dan menguncup seiring dengan kegiatan

mata(Muttaqin, 2008). Seseorang yang memiliki gangguan pada nervus

okulomotornya berdampak pada kerja pupil dalam menanggapi rangsang

cahaya(Gilroy,2000). Nervus okulomotorik terbagi menjadi dua komponen

10

Page 11: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

utama yaitu nuklus parasimpatik dan kompleks nucleus okulomotor.

Dimana pada nucleus parasimpatik mensyarafi otot-otot intra ocular.

Sedangkan Kompleks nucleus okulomotor terletak lebih lateral dan

mensarafi 4 dari 6 otot ekstra ocular(Wibowo dan Widjaja,2009).

1.2. Uji Saraf Otak Kecil

1. 2. 1 Analisa Prosedur

Uji bertujuan untuk mengetahui kerja dari saraf otak kecil dalam

koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi

tubuh. Alat yang diperlukan dalam uji ini hanya beberapa lembar kertas

yang telah berisikan lembaran-lembaran perintah yang nantinya akan

dilakukan oleh probandus dan stopwatch atau penghitung waktu. Pertama

probandus berdiri dengan jarak ±1 meter dari asisten praktikum.

Selanjutnya asisten akan menunjukkan lembaran kertas pada probandus

yang akan dibaca selama 10 detik dengan menggunakan stopwatch. Selama

10 detik probandus hanya disuruh membaca dan memahami apa maksud

dari perintah dalam lembaran kertas tersebut tanpa melakukan gerakan

sebelum 10 detik itu berakhir. Setelah 10 detik berakhir, waktu dicatat yang

dibutuhkan probandus dalam memahami dan melakukan gerakan yang

telah diperintahkan dalam kertas tersebut dan dituliskan dalam tabel

pengujian oleh asisten probandus. Kemudian asisten praktikum akan

mengkoreksi setiap gerakan yang dilakukan oleh probandus dari

pemahaman perintah baik salah ataupun benar. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui kesalahan yang dilakukan oleh probandus dalam melakukan

perintah dalm kertas tersebut. Selanjutnya dicatat oleh asisten probandus

dalam tabel pengujian dengan ketentuan jika benar semua adalah tanda plus 11

Page 12: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

tiga (+++), benar sebagian (++), dan salah (+). Penggunaan simbol-simbol

plus ini akan mempermudah asisten probandus dalam pencatatan kesalahan

oleh probandus. Setiap probandus melakukan perintah uji saraf otak kecil

ini sebanyak tiga kali dengan perintah dari kertas yang berbeda. Dan uji ini

dilakukan oleh setiap probandus dengan perlakuan sama, sehingga akan

mempermudah dalam analisis perbandingan dalam kondisi berbeda oleh

probandus.

1. 2. 2 Analisa Hasil

Berikut ini merupakan tabel hasil pengujian dari uji saraf otak

kecil pada setiap probandus:

Tabel 3. Hasi uji saraf otak kecil

N

O

PROBANDUS Waktu Pelaksanaan

(detik)

Benar/Salah

1 2 3 1 2 3

1. Laki-laki sehat 4 6 10 ++ ++ +++

2. Laki-laki sakit 8 6 4 ++ +++ +++

3. Perempuan sehat 25 35 7 ++ ++ +

4. Perempuan sakit 8 9 10 ++ +++ +++

Ket : + = Salah

++ = Benar sebagian

+++ = Benar utuh

12

Page 13: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

Berbeda pada uji okulomotor, pada hasil uji saraf otak kecil

terlihat bahwa kesalahan banyak dilakukan justru pada probandus yang

memiliki kondisi sehat dibandingkan pada probandus yang berkondisi

sakit. Hal ini terjadi pada probandus laki-laki ataupun perempuan. Mungkin

ini dapat disebabkan karena probandus sehat baik laki-laki ataupun

perempuan kurang memahami atau mensalah artikan perintah yang

diberikan oleh asisten praktikum sehingga akan terjadi kesalahan.

Sedangkan untuk waktu pada probandus perempuan, relative memiliki

waktu yang lama dibandingkan dengan probandus laki-laki dalam

memahami dan melakukan gerakan yang diperintahkan. Selain itu pada

probandus sehat juga memakan waktu yang lebih lama, dibandingkan

dengan probandus dalam kondisi sakit.

Serebelum terletak di otak belakang sebelah posterior batang

otak. Serebelum membantu mempertahankan keseimbangan dan

bertanggung jawab untuk respons otot rangka halus sehingga menghasilkan

serakan volunteer yang baik dan terarah. Serebelum juga berfungsi

mengontrol gerakan cepat dan berulang yang diperlukan untuk aktivitas

seperti mengetik, bermain piano dan mengendarai sepeda(Corwin, 2008).

Serebelum berfungsi untuk mengirimkan impuls ke sepanjang serabut

neuron motorik. Hal ini memberikan latar belakang tonus otot untuk

mempertahankan portur dan mengatur kerja berbagai kelompok otot yang

terlibat(Broom,2005).

13

Page 14: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

Gambar 3. Bagian-bagian otak (Wong,2012)

Permukaan serebellum berbeda dengan serebrum, karena tampak

berlapis-lapis. Serebelum diklasifikasikan mejadi tiga subdivisi utama yaitu

arkhiserebellum, paleoserebellum dan neoserebelum.Arkhiserebelum

menerima informasi tentang posisi kepala dari system vestibuler dan juga

tentang gerakan kepala melalui impuls kinetic dari reseptor di kanalis

semisirkularis. Paleoserebelum menerima impuls aferen dari medulla

spinalis melalui traktus spinoserebelaris anterior dan posterior, dan juga

dari kuneoserebelaris. Neoserebelum menerima impuls aferen dari korteks

serebelum melalui jaras kortiko-ponto-serebelaris, serta menerima serabut

aferen dari traktus olivo serebelaris(Satyanegara dkk, 2010). Gangguan

saraf otak kecil atau serebelum akan menyebabkan penderita mengalami

gangguan keseimbangan, yakni tidak mampu mempertahankan posisi tubuh

ketika berdiri, atau gangguan koordinasi ketika berjalan. Gangguan ini

dapat menyebabkan stroke(Wahyu,2007).

14

Page 15: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

BAB II

PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Otak terbagi atas 5 besar yaitu otak besar, otak kecil, medulla

oblongata, otak tengah dan jembatan varol. Hasil pada uji otak besar

dilakukan uji olfaktorius yaitu dapat diketahui bahwa pada semua

probandus dapat membedakan dan mencium bau yang telah diujikan.

Sedangkan pada uji okulomotor kondis probandus yang sehat memiliki

kesalahan lebih besar dibandingkan dengan probandus sakit baik pada

perempuan ataupun laki-laki . Hasil pada uji otak kecil terlihat bahwa

probandus perempuan memerlukan waktu yang relative lebih lama

dibandingkan dengan probandus laki-laki dalam memahami dan melakukan

perintah dan probandus laki-laki ataupun perempuan pada kondisi sakit

memiliki ketepatan dalam melakukan perintah lebih banyak benar

dibandingkan probandus pada kondisi sehat.

2.2 Saran

Sebaiknya pada saat praktikum dimulai dan berlangsung para

praktikan lebih kondusif dan memperhatikan setiap uji yang dilakukan oleh

probandus agar dapat mengerti mekanisme dan fungsi kerja pada setiap uji.

15

Page 16: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

DAFTAR PUSTAKA

Broom, Bryan. 2005. Anatomi Fisioloagi kelenjar endokrin dan system

persyarafan. Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta.

Con, D dan John O.M. 2010. Introduction To Psichology : Gateways to

mind and behavior 12 th edition. Wadsworth Cangage Learning,

United Stated of American.

Corwin, Elizabeth J. 2008. Handbook of Pathopophysiology third edition.

Lippicott Williams and Wilkins, Inc., United States of American.

Dellmann dan Brown. 1992. Buku Teks HistologiVeteriner. Penerbit

Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Fawcett, D.W. 1994. Buku Ajar Histologi edisi ke 12. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Gilroy, John. 2000. Abnormalitas of pupilary light Reflex. Mc Graw-Hill,

New York.

Medicaldictionary. 2012. Oculomotor Nerve. http://medical-

dictionary.thefreedictionary.com/oculomotor+nerves. Diakses 19

November 2012.

Muttaqin, Arif. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan

gangguan Sistem Persyarafan. Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Nursing411. 2012. What does The Nose do? nursing411.org. Tanggal akses

18 November 2012.

Onlineartikel. 2011. Makalah referat hidung berbau .

http://onlineallarticles.blogspot.com/2011/10/makalah-referat-

hidung-berbau.html. Diakses 19 November 2012.

16

Page 17: SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomy and Physiology for Nurses. Jakarta : PT.

Gramedia.

Rowe, T.B. ett all. 2005. Organization of the olfactory and respiratory

skeleton in the nose of the gray short-tailed Opossum

monodelphins domestics. Journal Of Mammalian Evolution, Vol.

12 : 328.

Setyanegara dkk. Ilmu Bedah Saraf. Penrbit Gramedia, Jakarta.

Sloane, Ethel. 1994. Anatomy and Physiology : An easy Learner. Jones and

Bartlett Publisher, Inc. United States of American.

Smith, T.D., Bhatnagar, K.P., Tuladhar, P. Burrows, A.M. 2004.

Distribution of olfactory ephitelium in the primate nasal cavity :

are microsmia and macrosmia valid morphological concepts. The

Anatomical Record, Part A 28IA:1173-1181.

Wahyu, Genis Ginanjar. 2007. Stroke tidak hanya menyerang orang tua.

PT Mizan Publika, Jogjakarta.

Wong. 2012. Sistem Saraf Manusia.

http://wong168.wordpress.com/2012/02/18/sistem-saraf-manusia-

2/. Diakses 9 November 2012.

17