sampling audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi[1]

22
SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI SAMPEL REPRESENTATIF Sampel representatif (representative sample) adalah sampel yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi. Satu satunya cara untuk mengetahui apakah suatu sampel bersifat representatif adalah dengan melakukan audit lebih lanjut atas populasi secara keseluruhan. Akan tetapi, auditor dapat meningkatkan kemungkinan sampel dianggap representatif dengan menggunakannya secara cermat ketika merancang proses sampling, pemilihan sampel, dan evaluasi sampel. Hasil sampel dapat menjadi nonrepresentatif akibat kesalahan nonsampling atau kesalahan sampling. Risiko dari dua jenis kesalahan yang terjadi tersebut disebut sebagai risiko nonsampling dan risiko sampling. Risiko nonsampling (nonsampling risk) adalah risiko bahwa pengujian audit tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Dua penyebab resiko nonsampling adalah kegagalan auditor untuk mengenali pengecualian dan prosedur audit yang tidak sesuai atau tidak efektif. Risiko sampling (sampling risk) adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang salah karna sampel populasi yang tidak representatif. Risiko sampling adalah bagian sampling yang melekat akibat pengujian lebih sedikit dari populasi secara keseluruhan. Jika populasi sebenarnya memiliki tingkat

Upload: ahmad-badrus-salam

Post on 24-Sep-2015

156 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Auditing

TRANSCRIPT

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN

DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

SAMPEL REPRESENTATIF

Sampel representatif (representative sample) adalah sampel yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi. Satu satunya cara untuk mengetahui apakah suatu sampel bersifat representatif adalah dengan melakukan audit lebih lanjut atas populasi secara keseluruhan. Akan tetapi, auditor dapat meningkatkan kemungkinan sampel dianggap representatif dengan menggunakannya secara cermat ketika merancang proses sampling, pemilihan sampel, dan evaluasi sampel. Hasil sampel dapat menjadi nonrepresentatif akibat kesalahan nonsampling atau kesalahan sampling. Risiko dari dua jenis kesalahan yang terjadi tersebut disebut sebagai risiko nonsampling dan risiko sampling.

Risiko nonsampling (nonsampling risk) adalah risiko bahwa pengujian audit tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Dua penyebab resiko nonsampling adalah kegagalan auditor untuk mengenali pengecualian dan prosedur audit yang tidak sesuai atau tidak efektif.

Risiko sampling (sampling risk) adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang salah karna sampel populasi yang tidak representatif. Risiko sampling adalah bagian sampling yang melekat akibat pengujian lebih sedikit dari populasi secara keseluruhan. Jika populasi sebenarnya memiliki tingkat pengecualian, auditor menerima populasi yang salah karena sampel tidak cukup mewakili populasi. Auditor memiliki dua carauntuk mengendalikan risiko sampling:

1. Menyesuaikan ukuran sampel

2. Menggunakan metode pemilihan item sampel yang tepat dari populasiSAMPLING STATISTIK VERSUS SAMPLING NONSTATISTIK DAN PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK DAN NONPROBABILISTIK

Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama : sampling statistik dan sampling nonstatistik. Kategori tersebut serupa karena keduanya melibatkan tiga tahap :

1. Perencanaan sampel

2. Pemilihan sampael dan melakukan pengujian

3. Pengevaluasian hasilTujuan dari perencanaan sampel adalah memastikan bahwa pengujian audit dilakukan dengan cara yang memberikan risiko sampling yang diinginkan dan meminimalkan kemungkinan kesalahan nonsampling. Pemilihan sampel melibatkan keputusan bagaimana sampel dipilih dari populasi. Auditor baru dapat melaksanakan pengujian audit hanya setelah item sampel dipilih. Pengevaluasian hasil adalah penarikan kesimpulan berdasarkan pengujian audit.

Asumsikan bahwa auditor memilih sampel sebanyak 100 salinan faktur penjualandari suatu populasi, menguji masing-masing untuk menentukan apakah dokumen pengiriman telah dilampirkan dan menentukan apakah ada tiga pengecualian. Tindakan tersebut selangkah demi selangkah :

TindakanLangkah

Memutuskan bahwa ukuran sampel sebanyak100 akan diperlukan1. Perencanaan sampel

Memutuskan 100 item mana yang akan diplih populasi

Melaksanakan prosedur audit untuk masing masing dari 100 item dan menentukan bahwa ada tiga pengecualia2. Pemilihansampel pelaksaanaan pengujian

Mencapai kesimpulan mengenai tingkat pengecualian yang mungkin dalam total populasi jika tingkat pengecualian sampel sama dengan 3 persen3. Pengevaluasian hasil

Sampling statistik (statistical sampling) berbeda dari sampling nonstatistik dalam hal bahwa, dengan menerapkan aturan matematika, auditor dapat mengkuantifikasi (mengukur)risiko sampling dalam merencanakan sampel (langkah 1) dan dalam mengevaluasi hasil (langkah 3)

sampling nonstatistik (nonstatistical sampling) auditor tidak mengkuantifikasikan sampling.ebaiknya, auditor memilih item sampel yang diyakini akan memberikan informasi yang paling bermanfaat, dalamsituasi tertentu, dan mencapai kesimpulan mengenai populasi atas dasar pertimbangan. Karena alasan tersebut penggunaan sampling nonstatistik sering kali disebut dengan sampling pertimbangan (judgemental sampling)

Baik pemilihan sampel probabilistik maupun nonprabobalistik berada pada langkah 2. Apabila menggunakan pemilihan sampel probabilistik (probabilistic sampel selection) auditor memlih cara acak item item sehingga setiap item populasi memiliki item probabilitas yang sama untuk dimasukkan dalam sampel. Proses ini memerlukan ketelitian yang sangat tinggi dan menggunaan salah satu dari beberapa metode yang telah dibahas secara singkat. Dalam pemilihan sampel nonprobabilistik (nonprobabilistik sample selection), auditor memilih item sampel dengan menggunakan pertimbangan yang profsional dan bukan metode probabilistik. Auditor dapat menggunakan salah satu dari beberapa metode pemilihan sampel nonprobabilistik.

Standar auditing memungkinkan auditor untuk menggunakan baik metode sampling statistik maupun nonstatistik. Akan tetapi, jauh lebih lebih penting bahwa kedua metode itu deterapkan dengan hati-hati. Semua langkah dalam proses harus diikuti dengan hati-hati. Jika sampling statistik digunakan, sampel harus bersifat probabilistik dan metode evaluasi statistik yang tepat harus dingunakan dengan sampel untuk melakukan perhitungan risiko sampling. Auditor juga dapat melakukan evaluasi nonstatistik apabila menggunakan pemilihan probabilistik, tetapi jarang dapat diterima mengevaluasi sampel nonprobabilistik dengan menggunakan metode statistik

Ada tiga jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling audit nonstatistik . ketiga metode itu bersifat nonprobabilistik. Sementara itu, ada empat jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling audit statistik, yang semuanya bersifat probabilistik.

Metode pemilihan sampel nonprobabilistik (pertimbangan) termasuk berikut ini :

1. Pemilihan sampel terarah

2. Pemilihan sampel blok

3. Pemilihan sampe sembarangan

Metode pemilihan sampel probabilistik termasuk berikut ini :

1. Pemilihan sampelacak sederhana

2. Pemilihan sampel sistematis

3. Pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran

4. Pemilihan sampel yang bertahap

METODE PEMILIHAN SAMPEL NONPROBABILISTIK

Metode pemilihan sampel nonprobabilistik adalah metode yang tidak memenuhi persyaratan teknis bagi pemilihan sampel nonprobabilistik. Karena metode tersebut tidak didasarkan pada probabilitas matematika, keterwakilan sampel mungkin sulit ditentukan. Pendekatan yang umum digunakan termasuk :

1. Pos yang paling mungkin mengandung salah saji.

Auditor sering kali mampu mengidentifikasi pos populasi mana yang mungkin mengandung salah saji.

2. Pos yang mengandung karakteristik populasi terpilih.

Dengan memilih satu atau lebih pos yang memiliki karakterisitik populasi yang berbeda, auditor mungkin bisa merancang sampel agar regresentatif.

3. Cakupan nilai uang yang besar.

Auditor kadang kadang dapat memilih sampel yang meliputi bagian total nilai uang bagian populasi yang besar sehingga mengurangi risiko penarikan kesimpulan yang tidak tepat dengan tidak memeriksa pos pos yang kecil.

Pemilihan sampel blok (block sample selection), auditor memilih pos pertama dalam satu blok, dan sisanya dipilih secara berurutan. Biasanya penggunaan sampel blok hanya dapat diterima jika jumlah blok yang digunakan masuk akal.

Pemilihan sampel sembarangan (haphazard sample selection), adalah pemilihan sampel item atau pos tanpa bias yang disengaja oleh auditor. Dalam kasus semacam itu, auditor memilih item populasi tanpa memandang ukurannya, sumber,atau karakteristik lainnya yang membedakan. Kekurangan pemilihan sampel sembarangan yang paling serius adalah sulitnya menjaga agar tetap tidak bias dalam melakukan pemilihan. Karena pelatihan auditor dan bias yang tidak disengaja, item populasi tertentu akan lebih besar kemungkinannya untuk dimasukkan dalam sempel ketimbang yang lainnya.

METODE PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK

Sampel statistik mengharuskan sampel probabilistik mengukur risiko sampling. Untuk sampel probabilistik, auditor tidak menggunakan pertimbangan mengenai item atau sampel mana yang akan dipilih, kecuali dalam memilih mana dari empat metode pemilihan yang akan digunakan.

sampel acak (random sample)sederhana

setiap kombinasi dari item populasi yang mngkin memiliki kesempatan untuk dimasukkan dalam sampel..auditor menggunakan sampling random atau acak sederhana untuk populasi sampel apabila tidak ada kebutuhan untuk menekankan satu atau lebih item populasi.

Tabel angka acak.

Angka acak adalah serangkaian dari digit yang memiliki probabilitas yang sama untuk muncul selama jangka panjang dan tidak memiliki pola yang dapat diidentifikasi. Jika auditor memperoleh sampel angka acak sederhana, mereka harus menggunakan metode yang memastikan bahwa semua item dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih.

Sebuah tabel angka acak (random number table) memiliki digit acak dalam bentuk tabel dengan baris dan kolom yang telah diberikan nomor. Auditor memilih sampel acak dengan pertama membentuk korespondensi antara nomer dokumen klien yang akan dipilih dan digit pada tabel angka acak.

Angka acak yang dihasilkan komputer

Sebagian besar sampel yang digunakan auditor dihasislkan oleh komputer dengan menggunakan salah satu dari tiga jenis program : spreadsheet elektronik, generator angka acak, dan perangkat lunak audit yang tergenarilisasi. Program komputer menawarkan beberapa keunggulan : penghematan waktu, berkurangnya kemungkinan kesalahan auditor dalam memilih angka, dan dokumentasi otomatis. Karena sebagian besar auditir memiliki akses ke komputerdan ke spreadsheet elektronik atau program generator angka acak, mereka biasanya lebih suka menggunakan angka acak yang dihasilkan komputer ketimbang metode pemilihan probabilistik lainnya.Pemilihan sampel sistematis (sistematic sample selection), yang juga disebut sampling sistematis, auditor menghitung suatu interval dan kemudian memilih item item yang akan dijadikan sampel berdasarkan ukuran interval tersebut.interval ditentukan dengan membagi ukuran populasi dengan ukuran sampel yang diinginkan. Keunggulan dari pemilihan sistematis adalah lebih mudah digunakan. Dalam sebagian besar populasi, sampel sistematis dapat diambil dengan cepat dan pendekatannya secara otomatis akan menempatkan nomor lain dalam urutan, yang membuatnya lebih mudah dalam mengembangkan dokumentasi yang sesuai.

Dalam banyak situasi audit, jauh lebih menguntungkan memilih sampel yang menekankan item item populasi dengan jumlah tercatat yang lebih besar. Ada dua cara untuk memperoleh sampel semacam itu :

1. Mengambil sampel dimana probabilitas pemilihan setiap item populasi individual bersifat proporsional dengan jumlah tercatatnya. Metode ini disebut sebagai sampling dengan probabilita yang proporsional dengan ukuran (pps), dan dievaluasi dengan menggunakan sampling nonstatistik atau sampling statistik unit moneter.

2. Membagi populasi kedalam subpopulasi, biasanya menurut ukuran dolar, dan mengambil sampel yang lebih besar dari subpopulasi itu dengan ukuran yang lebih besar. Hal ini disebut sebagai sampling bertahap, dan dievaluasi dengan menggunakan sampling nonstatistik ataupun sampling statistik variabel.

SAMPLING UNTUK TINGKAT PENGECUALIAN

Auditor menggunakan sampling pada pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk mengestimasi persentase item item dalam populasi yang memiliki karakteristik atau atribut kepentingan. Persentase ini disebut sebagai tingkat keterjadian (accurence rate) atau tingkat pengecualian(exception rate). Sebagai contoh jika auditor menetukan bahwa tingkat pengecualianuntuk ferivikasi internal faktur penjualan adalah sekitar 3 persen, maka rata rata 3dari tiap 100 faktur tidak diverifikasi secara layak.

Auditor sangat memperhatikan jenis pengecualian berikut dalam populasi data akuntansi:

1. Menyimpan atau deviasi daripengendalian yang diterapkan klien

2. Salah saji moneter dalam populasi data transaksi

3. Salah saji moneter dalam rincian transaksi saldo akun

Mengetahui tingkat pengecualian sangat bermanfaat bagi dua jenis pengecualian yang pertama, yang melibatkan transaksi. Karena itu, auditor menggunakan secara ekspensif sampling audit yang mengukur tingkat pengecualian ketika melakukanpengujian pengendalian dan pengujian ekspensif atas transaksi. Perihal jenis pengecualian ketiga, biasanya auditor harus mengestimasi jumlah total dolar dari pengecualian itu karena mereka harus memutuskan apakah salah saji yang ada bersifat material. Jika ingin mengetahui jumlah salah saji, auditor akan menggunakan mode yang mengukur nilai uang, bukan tingkat pengecualian.

Tingkat pengecualian dalam suatu sampel akan digunakan untuk mengestimsi tingkat pengecualian dalam populasi yang merupakan estimasi terbaik auditor atas tingkat pengecualian populasi. Istilah pengecualian (exception) harus dipahami sebagai mengacu pada deviasi dari prosedur pengendalian klien maupun jumlah yang salah secara moneter, apakah hal itudisebabkan oleh kesalahan akuntansi yang tidak disengaja atau penyebab lainnya. Istilah deviasi (deviation) terutama mengacu pada penyimpangan dari pengendalian yang telahdigariskan.

Dalam menggunakan sampling audit untuk menentukan tingkat pengecualian, auditor ingin mengetahui seberapa besar tingkat pengecualian itu, dan bukan lebar interval keyakinannya. Karena itu auditor berfokus pada batas estimasi interval, yang disebut tingkat pengecualian atas yang dihitung(computed upper exception rate = CUER) atau yang diestimasi dalam melakukan pengujian pengendalian dan pengujian supstantif atas transaksi. Dengan menggunakan angka dari contoh sebelumnya, auditor dapat menyimpulkan bahwa CUER untuk dokumen pengiriman yang hilang adalah 4% dengan risikosampling sebesar 5% yang berarti auditor menyimpulkan bahwa tingkat pengecualian populasi tidak lebih besar dari 4% dengan risiko sebesar 5% tingkat pengecualian itu akan melampaui 4%. Setelah dihitung, auditor dapat mempertimbangkan CUER dalam konteks tujuan audit khusus. Sebagai contoh, jika pengujian dilakukan atas dokumen pengiriman yang hilang, auditor harus menentukan apakah tingkat pengecualian sebesar 4% itu merupakan risiko pengendalian yang dapat bagi tujuan keterjadian (occurrence).

APLIKASI SAMPLING AUDIT NONSTATISTIK

Auditor menggunakan 14 langkah yang dirancang dengan baik untuk menerapkan sampling audit pada pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Langkah-langkah tersebut dibagi menjadi tiga tahap yang telah digambarkan sebelumnya. Auditor harus mengikuti langkah-langkat tersebut dengan cermat untuk memastikan diterapkannya persyaratan audit maupun sampling dengan benar.

Merencanakan sampel

1. Menyatakan tujuan pengujian audit

2. Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan

3. Mendifinisikan atribut dan kondisi pengecualian

4. Mendefinisikan populasi

5. Mendefinisikan unit sampling

6. Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi

7. Menetapkan risiko yang dapat diterima atas penentuan risiko penilaian yang terlalu rendah

8. Mengestimasi tingkat pengecualian populas

9. Menentukan ukuran sampel awal

Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit

10. Memilih sampel

11. Melaksanakan proseur audit

Mengevaluasi hasil

12. Menggenaralisasi dari sampel ke populasi

13. Menganalisis pengecualian

14. Memutuskan akseptabilitas populasi

Penjelasan:

1. Menyatakan tujuan pengujian audit. Tujuan pengujian harus dinyatakan dalam istilah siklus transaksi yang sedang diuji. Biasanya, auditor mendefinisikan tujuan pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi sebagai : Menguji keefektifan operasi pengendalian

Menentukan apakah transaksi mengandung salah saji moneter

2. Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan.Sampling audit dapat diterapkan setiap kali auditor berencana membuat suatu kesimpulan mengenai populasi berdasarkan suatu sampel. Auditor harus memeriksa program audit dan memilih prosedur audit dimana sampling audit dapat diterapkan:a. Mereview transaksi penjualan untuk melihat jumlah yang besar dan tidak biasa (prosedur analitis)

b. Mengamati apakah tugas klerk piutang usaha terpisah dari tugas menangani kas (pengujian pengendalian)

c. Memeriksa sampel salinan faktur penjualan untuk melihat :

Persetujuan kredit oleh manajer kredit (pengujian pengendalian) Keberadaan dokumen pengiriman yang dilampirkan (pengujian pengendalian) Pencantuman nomor bagan akun(pengujian pengendalian)

d. Memilih sampel dokumen pengiriman dan menelusuri masing masing ke salinan faktur penjualan terkait (pengujian pengendalian)

e. Membandingkan kuantitas yang tercantum pada setiap salinan faktur penjualan dengan kuantitas pada dokumen pengiriman yang terkait (pengujian substantif atas transaksi)

Sampling audit tidak dapat diterapkan bagi dua prosedur pertama dalam program audit ini. Prosedur yang pertama adalah prosedur analitis dimana sampling tidak layak diterapkan. Sementara yang kedua adalah prosedur observasi yang tidak memiliki dokumentasi untuk melaksanakan sampling audit.

3. Mendefinisikan Atribut dan Kondisi Pengecualian. Jika sampling audit digunakan, auditor harus mendifinisikan dengan tepat karakteristik (atribut) yang sedang diuji dan kondisi pengecualian, kecuali mereka telah mendefinisikan dengan tepat setiap atribut, staf yang melaksanakan prosedur audit tidak akan memiliki pedoman untuk mengidentifikasi pengecualian. Atribut kepentingan dan kondisi pengecualian untuk sampling audit diambil langsung dari prosedur audit yang digunakan auditor.

4. Mendefinisikan Populasi. Populasi dalam item-item yang ingin digeneralisasikan oleh auditor. Auditor dapat mendefinisikan populasi untuk memasukkan setiap item yang mereka inginkan, tetapi ketika memilih sampel, sampel tersebut harus dipilih dari sepuluh populasi seperti yang telah didefinisikan. Auditor harus mendefinisikan dengan cermat terlebih dahulu, sejalan dengan tujuan pengujian audit.5. Mendefinisikan Unit Sampling. Auditor mendefinisikan unit sampling berdasarkan definisi populasi dan tujuan pengujian audit. Unit sampling adalah unit fisik uang berhubungan dengan angka acak ang dihasilkan auditor. Jadi sangatlah bermanfaat memikirkan unit sampling sebagai titik awal untuk melakukan pengujian audit. Untuk siklus penjualan dan penagihan, unit sampling biasanya berupa nomor faktur penjualan atau dokumen pengiriman.6. Menetapkan Tingkat Pengecualian Yang Dapat Ditoleransi. Penerapan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (tolerabel exeption rate=TER) untuk setiap atribut memerlukan pertimbangan profesional auditor. TER merupakan tingkat pengecualian tertinggi yang akan di ijinkan auditor dalam pengendalian yang sedang diuji dan masi bersedia menyimpulkan bahwa pengendalian telah berjalan efektif (dan atau tingkat slah saji moneter dalam transaksi masi dpat diteriima).7. Menetapkan Risiko Yang Dapat Diterima atas Penilaian Risiko Pengendalian yang Terlalu Rendah. Untuk sampling audit dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi risiko tersebut sebagai risiko pengendalian yang terlalu rendah (acceptable risk of assessing control risk (ARACR) to low ). ARACR mengukur risiko yang bersedia ditanggung auditor untuk menerima suatu pengendalian sebagai efektif (atau tingkat slah saji sebagai dapat ditoleransi) apabila tingkat pengecualian populasi yang sebenarnya lebih besar daripada tingkat pegecualian yang dapat ditoleransi (TER). 8. Mengestimasi Tingkat Pengecualian Populasi. Auditor harus lebih dulu membuat estimasi tingkat pengecualian populasi untuk merencanakan ukuran sampel yang sesuai. Jika estimasi tingkat pengecualian populasi (estemated population exception rate = EPER) rendah, ukuran sampel yang lebih kecil akan memenuhi tingkat pengecualian yang dapat di toleransi (TER) auditor, karena hanya diperlukan lebih sedikit estimasi yang tepat.

9. Menentukan Ukuran Sampel Awal. Empat Faktor yang menentukan ukuran sampel awal (initial sample size) bagi sampling audit yaitu : ukuran populasi, TER, ARACR dan EPER.Untuk populasi besar, ukuran populasi dapat diabaikan.10. Memilih Sampel. Auditor dapat memilih sampel dengan menggunakan metode probabilistic atau nonprobabilistik.11. Melaksanakan Prosedur Audit. Auditor melaksanakan prosedur audit dengan memeriksa setiap item dalam sampel untuk menentukan apakah sampel tersebut konsisten dengan definisi atribut dan mempertahankan catatan pengecualian yang ditemukan12. Mengeneralisasi dari Sampel ke Populasi. Tingkat pengecualian sampel (sample exception rate=SER) dapat dengan mudah dihitung dari hasil aktual. SER sama dengan jumlah aktual pengecualian dibagi dengan ukuran sampel aktual. 13. Menganalisis Pengecualian. Auditor harus mengalisis pengecualian individual untuk menentukan kelemahan pengendalian internal yang mungkin terjadi seperti kecerobohn karyawan,salah memahami intruksi, dan kelalaian melaksanakan prosedur yang disengaja.14. Memutuskan Akseptabilitas Populasi. Dalam menggeneralisasi dari sampel ke populasi, sebagian besar auditor yang menggunakan sampling non statistikakan mengurangi SER dari TER dan mengevaluasi apakah perbedaan terlalu besar. Jika Auditor menyimpulkan TER-SER terlalu kecil untuk menyimpulkan bahwa populasi dapat diterima atau jika SER melampaui TER, auditor harus melakukan salah satu dari empat tindakan, yaitu : Merevisi TER atau ARACR (jika auditor telah menyimpulkan bahwa spesifikasi awal terlalu konservatif. Mengurangi baik TER maupun ARACR mungkin sulit dipertahankan jika auditor akan direview olehpengadilan atau komisi. Auditor harus mengubah persyaratan tersebut hanya setelah persyaratan yang cermat diberikan) Memperluas ukuran sampel (kenaikan ukuran sampel dapat menurunkan kesalahan sampling jika tingkat pengecualian sampel (SER) aktual tidak meningkat. SER juga dapat meningkat atau menurun jika item-item tambahan dipilih. Kenaikan ukuran sampel akan diberikan jika auditor yakin sampel awal tidak bersifat representatif, atau jika penting untuk memperoleh bukti bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif. Merevisi penilaian risiko pengendalian (jika hasil pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi tidak mendukung penilaian risiko pengendalian pengendalian, auditor harus merivisi penilaian risiko pengendalian keatas) Mengomunikasikan kepada komite audit atau manajemen (komunikasi, dikombinasikan dengan salah satu atau tiga tindakan lainnya yang baru saja dijelaskan, memang harus dilakukan tanpa memandang sifat pengecualian)Ikhtisar Langkah Sampling Audit

SAMPLING AUDIT STATISTIK

Metode sampling statistik yang paling sering digunakan untuk pengujian pengendalian dan engujian substantif atas transaksi adalah sampling atribut (atribute sampling). Sampling nonstatistik juga memiliki atribut, yang merupakan karakteristik yang sedang diuji dalam populasi, tetapi sampling atribut merupakan metode statistik.

DISTRIBUSI SAMPLING

Auditor mendasarkan pengujian statistiknya pada distribusi sampling. Distribusi sampling adalah distribusi frekuensi hasil semua sampel berukuran khusus yang dapat diperoleh dari populasi yang memiliki beberapa karakteristik tertentu. Distribusi sampling memungkinkan auditor untuk membuat laporan probabilitas mengenai kemungkinan terwakilinya setiap sampel dalam distribusi. Sampling atribut didasarkan pada distribusi binominal, dimana setiap sampel dalam populasi memiliki satu dari dua nilai yang mungkin atau deviasi pengendalian.

APLIKASI SAMPLING ATRIBUT

Merencanakan sampel

1. menyatakan tujuan pengujian audit langkah 1 s.d. 6 2. memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan sama untuk 3. mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian setiap atribut 4. mendefinisikan populasi

sampel dan5. mendefinisikan unit sampling

sampel non-6. menetapkan tingkat pengencualian yang dapat ditoleransi statistik7. menetapakan ARACR yang terlalu rendah (sama untuk sampel statistik dan nonstatisitk, hanya metode penghitungannya yang berbeda)

8. mengestimasi tingkat pengecualia populasi (sama untuk atribut sampel dan sampel nonstatistik)9. menentukan ukuran sampel awal (sama, 4 faktor yang digunakan : ukuran populasi, TER, ARACR dan EPER). Auditor menggunakan tabel untuk menentukan ukuran sampel awal, mereka akan mengikuti empat langkah berikut: memilih tabel yang berhubungan dengan ARACR menempatkan TER pada bagian atas tabel menempatkan EPER pada kolom bian kiri membaca kebawah kolom bawah TER yang sesuai hingga berpotongn dengan baris EPER yang tepat. Angka pada perpotongan tersebut adalah ukuran sampel awal dampak ukuran populasi

Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit10. memilih sampel. (menggunakan metode probabilistik untuk sampel statistik. Baik sampel acak sederhana maupun sistematis digunakan untuk atribut sampel)11. Melaksanakan prosedur audit (sama untuk sampling atribut maupun sampling nonstatistik)Mengevaluasi hasil

12. Menggenaralisasi dari sampel ke populasi (Untuk sampling atribut, auditor menghitung batas kemampuan atas CUER dengan ARACR tertentu, yang sekali lagi menggunakan program komputer khusus atau tabel yang dikembangkan dari rimus statistik). Penggunaan Tabel untuk menghitung CUER meliputi 4 langkah Pilihlah tabel yang sesuai dengan ARACR, ARACR ini harus sama dengan ARACR yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel awal Carilah angka pengecualian yang ada pada tes audit dibagian atas tabel Carilah ukuran sampel dalam kolom paling kiri Baca bagian angka yang sesuai dengan kolom pengecualian sampai bertemu dengan persilangan ukuran sampel pada baris yang sesuai. Angka pada persilangan itu adalah CUER-nya 13. Menganalisis pengecualian (sama untuk atribut sampel dan sampel nonstatistik) 14. Memutuskan diterimanya populasi (auditor mebandingkan CUER dengan TER untuk masing-masing atribut. Sebelum populasi bisa diterima, CUER ditentukan berdasarkan hasil sampel yang kurang dari atau sama dengan TER berdasarkan ARACR. Ketika CUER lebih besar dari TER, perlu 4 langkah tindakan)