salim (f1f111076) percobaan iii anfar

23
PENENTUAN KADAR GOLONGAN SULFONAMIDA BERDASARKAN REAKSI DIAZOTASI DAN KOPLING SECARA KOLORIMETRI/ SPEKTROFOTOMETER VISIBEL A. TUJUAN Tujuan dari percobaan in adalah untuk menentukan kadar golongan sulfonamid e berdasarka n reaksi diazotas i dan kopling secara klorimetri/spektrofotometri visible. B. TINJAUAN PUSTAKA Spektrofotometri derivatif merupakan metode manipulatif terhadap spektra pada spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak (Connors, 1982). Pada spektrofotometri konvensional, spektrum serapan merupakan plot serapan (A) terhadap panjang gelombang (λ). Pada metode spektrofotometri derivatif, plot A lawan λ, ditransformasikan menjadi plot dA/d lawan e untuk derivatif pertama, dan d2A/ dλ2 lawan λ untuk derivatif kedua, dan seterusnya. Panjang gelombang serapan maksimum suatu senyawa pada spektrum normal akan menjadi λ zero crossing pada spektrum derivative pertama. Panjang gelombang tersebut tidak mempunyai serapan atau dA/d λ = 0. Metode spektrofotometri derivatif dapat digunakan untuk analisis kuantitatif zat dalam campuran dimana spektrumnya mungkin tersembunyi dalam suatu bentuk spektrum besar yang saling tumpang tindih dengan mengabaikan proses pemisahan zat yang bertingkat- tingkat

Upload: nurramadhaniasida

Post on 18-Jan-2016

119 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar

PENENTUAN KADAR GOLONGAN SULFONAMIDA BERDASARKAN

REAKSI DIAZOTASI DAN KOPLING SECARA KOLORIMETRI/

SPEKTROFOTOMETER VISIBEL

A. TUJUAN

Tujuan dari percobaan in adalah untuk menentukan kadar golongan

sulfonamide berdasarkan reaksi diazotasi dan kopling secara

klorimetri/spektrofotometri visible.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Spektrofotometri derivatif merupakan metode manipulatif terhadap

spektra pada spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak (Connors, 1982).

Pada spektrofotometri konvensional, spektrum serapan merupakan plot

serapan (A) terhadap panjang gelombang (λ). Pada metode spektrofotometri

derivatif, plot A lawan λ, ditransformasikan menjadi plot dA/d lawan e untuk

derivatif pertama, dan d2A/ dλ2 lawan λ untuk derivatif kedua, dan

seterusnya. Panjang gelombang serapan maksimum suatu senyawa pada

spektrum normal akan menjadi λ zero crossing pada spektrum derivative

pertama. Panjang gelombang tersebut tidak mempunyai serapan atau dA/d λ =

0. Metode spektrofotometri derivatif dapat digunakan untuk analisis

kuantitatif zat dalam campuran dimana spektrumnya mungkin tersembunyi

dalam suatu bentuk spektrum besar yang saling tumpang tindih dengan

mengabaikan proses pemisahan zat yang bertingkat- tingkat (Munson, 1991).

Dengan demikian metode ini dapat dilakukan lebih sederhana dengan waktu

analisis yang lebih cepat dan biaya yang dibutuhkan lebih murah (Harianto,

2006).

Untukmeminimalkan kesalahan analisis dalamspektrofotometri, telah

dilakukan beberapa pengembanganmetode, antara lain dengan penggunaan

spektrofotometriderivatif.Spektrofotometriderivatifdidasarkanpadapenurunan

fungsispektrayangdiperolehdarisatuanalit ngantujuanmeminimalkangangguan

penyerapspektra.Derivatisasi (penurunan) spektrum inidaptdigunakanuntuk

meminimalisasiefekmatrikdalamanalit (Fatimah, 2003).

Page 2: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar

Penentuan kandungan melamin di dalam produk susu dengan

menggunakan sensor kimia dan metode spektrofotometri yang didasarkan atas

adanya gugus amina aromatis primer pada melamin yang direaksikan dengan

suatu senyawa coupling melalui reaksi diazotasi. Reaksi diazotasi ini telah

digunakan secara umum untuk penetapan senyawa-senyawa dalam industri zat

warna, senyawa farmasi dan dapat dipakai untuk penetapan semua senyawa-

senyawa yang mengandung gugus amina aromatis primer (Wiadnya, 2012).

Mekanisme kerja sensor adalah berkas cahaya dari laser dikoplingkan

ke kanal masukan fiber coupler. Sebagian berkas cahaya tersebut keluar

melalui kanal sensing menuju cermin. Berkas cahaya pantulan dari cermin

sebagian akan terkopling kembali ke kanal sensing. Berkas cahaya balik

tersebut sebagian lagi terkopling menuju kanal deteksi. Pergeseran cermin

dapat dideteksi melalui perubahan daya optis cahaya yang sampai ke detektor.

Sementara itu, perubahan temperatur pada logam akan mengakibatkan logam

memuai sehingga menggeser cermin. Dengan demikian perubahan temperatur

di sekitar logam dapat dideteksi melalui perubahan daya optis cahaya yang

diterima oleh detector (Samian, 2012)

Sulfonamid adalah antimikroba yang digunakan secara sistemik

maupun topikal untuk mengobati dan mencegah beberapa penyakit infeksi.

Sebelum ditemukan antibiotik, sulfonamid merupakan kemoterapeutik yang

utama. Kemudian penggunaannya terdesak oleh antibiotik. Dengan

ditemukannya preparat kombinasi trimetoprim sulfametoksazol meningkatkan

kembali penggunaan sulfonamid untuk pengobatan penyakit infeksi tertentu.

Nama sulfonamid adalah nama generik derivat paraamino benzen sulfonamide

(Jweet, 1998).

Dampak penambahan (zat additif) dapat berakibat positif maupun

negative bagi masyarakat. Natrium nitrit merupakan bahan tambahan makanan

yang digunakan sebagai pengawet pada berbagai jenis daging olahan seperti

sosis dan daging burger. Tujuan penambahan natrium nitrit dalam pengolahan

daging adalah untuk menghambat pertumbuhan bakteri Clostridium

botulinum, mempertahankan warna merah pada daging agar tampak menarik

Page 3: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar

dan sebagai pemberi cita rasa pada daging (Cahyadi, 2008). Natrium nitrit

sebagai pengawet dalam makanan diijinkan. Akan tetapi, perlu diperhatikan

penambahannya dalam makanan agar tidak melampaui batas sehingga tidak

berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Permenkes RI

No.722/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan tambahan makanan, membatasi

penggunaan maksimum pengawet natrium nitrit di dalam produk daging

olahan yaitu sebesar 125 mg/kg. Penambahan Natrium nitrit sebagai pengawet

untuk mempertahankan warna daging ternyata menimbulkan efek yang

membahayakan bagi kesehatan. Natrium nitrit dapat berikatan dengan amino

atau amida dan membentuk turunan nitrosamin yang bersifat toksik

(karsinogenik). Reaksi pembentukan nitrosamin adalah sebagai berikut

(Lestari, 2011) :

R2NH + HNO2 → R2N - NO + H2O

Garam nitrit dan nitrat mekanismenya belum diketahui, tetapi diduga

bahwa nitrit bereaksi dengan gugus sulfihidril (-SH) dan membentuk garam

yang tidak dapat dimetabolisme oleh mikroba dalam keadaan anaerob. Dalam

daging, nitrit akan membentuk nitroksida. Nitroksida dengan pigmen daging

akan menjadi nitrosomioglobin yang berwarna merah cerah. Pembentukan

nitroksida akan banyak bila hanya menggunakan garam nitrit, karena itu

biasanya digunakan campuran garam nitrit dan garam nitrat. Garam nitrat

akan tereduksi oleh bakteri menghasilkan nitrit. Penggunaan natrium nitrit

sebagai pengawet untuk mempertahankan warna daging dan ikan, ternyata

menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan, karena nitrit dapat

berikatan dengan amino dan amida yang terdapat pada protein daging

membentuk turunan nitrosoamin yang bersifat toksis. Nitrosoamin merupakan

salah satu senyawa yang diduga dapat menimbulkan kanker (Husni, 2007).

Page 4: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar

C. ALAT DAN BAHAN1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai

berikut :

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Pipet ukur

Filler

Batang pengaduk

Labu takar 50 ml 2 buah

Labu takar 25 ml1 buah

Pipet tetes

Gelas kimia 250 ml21 buah

Erlenmeyer 150 ml 5 buah

Lumpang dan alu

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai

berikut:

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Akuades

Ammonium klorida 5 %

HCl 0,5 N

NaOH 0,5 M

HCl 0,2 N

Sulfadiazin murni

Sampel obat (trisulfa)

N (1-nafthil) etilendiamin

NaNO2

3. Uraian bahan

1. Uraian bahan

a. Sulfadiazin (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi

Nama lain

Rumus kimia

: N-2-piridinil sulfanilamide

: Sulfadiazinum/sulfadiazin

: C10H10N4O2S

Page 5: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar

Rumus Struktur :N

H2N SO2NH

N

BM

Pemerian

Kelarutan

: 250,27

: Putih, putih kekuningan atau putih agak jambu;

hampir tidak berbau; tidak berasa.

: Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut

dalam etanol (95%) P dan dalam aseton P; mudah

larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan

alkali hidroksida.

Khasiat dan penggunaan : Antibakteri

Dosis maksimum : Sekali 2 g, sehari 8 g

b. Asam Klorida (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi

Nama lain

Rumus kimia

: Acidum Hydrochloridum

: Asam klorida

: HCl

Rumus struktur : H-Cl

BM

Pemerian

Penyimpanan

Kegunaan

: 36,46

: Tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika

diencerkan dengan dua bagian air asap dan bau

hilang

: Dalam wadah tertutup rapat

: Sebagai zat tambahan

c. Natrium Hidroksida (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi

Nama lain

RM/BM

: Natrium Hydroxydum

: Natrium Hidroksida

: NaOH/40,00

Rumus struktur : Na OH

Pemerian : Bentuk batang , butiran, masa hablur atau

keping, kering, keras, rapuh dan menunjukkan

Page 6: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar

susunan hablur, putih, mudah meleleh basah,

sangat alkalis dan korosif, segera menyerap

karbon dioksida.

Kelarutan

Warna

Penyimpanan

Kegunaan

: Mudah larut dalam air, dalam etanol.

: Padatan putih, tidak berbau berbentuk pelet/flakes.

: Dalam wadah tertutup baik.

: Sebagai pemberi suasana basa pada pembuatan

iodoform dan dapat melembutkan kulit.

d. Natrium Nitrit (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi

Nama lain

RM/BM

: Natrii Nitrit

: Natrium nitrit

: NaNO2/69,00

Rumus struktur :

ON

Na

O

Pemerian

Kelarutan

Penyimpanan

Kegunaan

: Hablur atau granul, tidak berwarna atau putih atau

kekuningan, merapuh.

: Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam

etanol 95 % P

: Dalam wadah tertutup rapat

: Sebagai pereaksi

e. Amonium klorida (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi

Nama lain

RM/BM

: Ammonii Chloridum

: Salmiak

: NH4Cl/53,49

Rumus struktur :

H

H

NH

H Cl-

Pemerian : Serbuk butir atau hablur, putih, tidak berbau, rasa

asin dan dingin, higroskopik

Page 7: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar

Kelarutan

Penyimpanan

Kegunaan

: Mudah larut dalam air dan dalam gliserol P, lebih

mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut

dalam etanol 95 % P

: Dalam wadah tertutup rapat

: Sebagai ekspektoran

f. Akuades (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi

Nama lain

BM

: Aqua Destillata

: Air suling

: 18,02

Rumus molekul : H2O

ORumus struktur : H H

Pemerian

Penyimpanan

Kegunaan

: Cairan jernih, tidak berwrna, tidak berasa, dan

tidak berbau

: Dalam wadah tertutup baik

: Sebagai pelarut

Page 8: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar

D. PROSEDUR KERJA

1. Pembuatan larutan standar, Pengukuran λ maks dan Absorbansi

Sulfadiazin murni

-Ditimbang 1000 mg

-Dilarutkan dalam 25 ml HCl 0,02 N

-Diencerkan dengan akuades hingga 100 ml

Larutan Induk 10 mg/ml

- Dipipet 25 ml

- Ditambahkan larutan NaOH 0,5 N sedikit demi sedikit

- Ditambahkan larutan HCl 0,5 N dan larutan NaNO2 0,1

% sebanyak 5 ml

- Dikocok dan didiamkan selama 3 menit

- Ditambahkan 5 ml larutan Ammonium klorida 0,5 %

dan pereaksi N-(1-Naftil) etilendiamin

- Dikocok hingga warna larutan menjadi kuning

- Diencerkan dengan akuades dalam labu takar 50 ml

hingga tanda tera

Larutan 1 (5 mg/ml)

- Dipipet sebanyak 40 ml

- Dimasukkan kedalam labu takar 50 ml

- Ditambahkan akuades hingga tanda tera

Larutan 2 (4 mg/ml)

Page 9: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar

- Dipipet sebanyak 37,5 ml

- Dimasukkan kedalam labu takar 50 ml

- Ditambahkan akuades sampai tanda tera

Larutan 3 (3 mg/ml)

- Dipipet sebanyak 33, 3 ml

- Dimasukkan kedalam labu takar 50 ml

- Ditambahkan akuades sampai tanda tera

Larutan 4 (2 mg/ml)- Dipipet sebanyak 25 ml

- Dimasukkan kedalam labu takar 50 ml

- Ditambahkan akuades sampai tanda tera

Larutan 5 (1 mg/ml)

- Dimasukkan kedalam kuvet

- Ditentukan panjang gelombang maksimumnya

- Diukur absorbansinya dari kelima larutan yang

dihasilkan

λ maks = 464 nm

Larutan 1 = 0,123

Larutan 2 = 0,377

Larutan 3 = 0,953

Larutan 4 = 1,636

Larutan 5 = 1,958

Page 10: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar

2. Pengukuran konsentrasi larutan sampel

Trisulfa- Dimasukkan kedalam mortal

- Digerus

- Dimasukkan kedalam gelas kimia

- Ditimbang sebanyak 0,1 gram

- Dilarutkan dalam HCl 0,02 N sebanyak 12,5 ml

- Dimasukkan kedalam labu takar 50 ml

- Ditambahkan akuades hingga tanda tera

Larutan induk

- Dipipet 5 ml dengan menggunakan pipet ukur

- Ditambahkan sedikit demi sedikit larutan NaOH 0,5

N

- Ditambahkan larutan HCl 0,5 N dan larutan NaNO2

0,1 % masing-masing sebanyak 5 ml

- Dikocok dan didiamkan selama 3 menit

- Ditambahkan 5 ml ammonium klorida 0,5 % dan

pereaksi N-(1-Naftil) etilendiamin hingga larutan

berwarna kuning

- Dimasukkan kedalam kuvet

- Diukur absorbansinya dengan menggunakan λ

464 nm

Absorbansi = 0,249

Konsentrasi = 1,4887 mg/ml

maks =

Page 11: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar

Standard DataNo. Std. Name WL1[464.0nm] ABS Conc(mg/ml)1 1 0.123 0.123 12 2 0.377 0.377 23 3 0.953 0.953 34 4 1.636 1.636 45 5 1.958 1.958 5

Sample DataNo Sample Name WL1[464.0nm] ABS Conc (mg/ml)1 Sulfadiazin 0.249 0.249 1.4887

E. HASIL PENGAMATAN1. Grafik pengamatan

2. Tabel pengamatan

3. Reaksi

Ar-NH2 + Ar-N2+ Ar-N2+ Cl- + 2H2O

Page 12: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar

F. PEMBAHASANSulfadiazin merupakan obat yang diindikasikan untuk Menghilangkan

bakteri yang menyebabkan infeksi, dengan cara menghentikan produksi asam

folat di dalam sel bakteri. Pada mumnya digunakan untuk mengobati infeksi

saluran kemih (UTI). Dosis sediaan 500 mg dalam bentuk tablet. Untuk

mastikan keamanan obat sulafdiazin khususnya dalam takaran dosis maka

perlu dilakukan penentuan kadar sulfa diazin guna untuk mencapai efekterapi

yang diinginkan serta menghindari efek toksik yang ditimbulkan.

Larutan sulfadiazin berupa larutan yang tidak berwarna, walaupun tidak

berwarna sulfadiazin memiliki gugu kromofor, sehingga dapat diukur

absorbansinya menggunakan spektrofotometri. Pada percobaan ini absorbansi

dari sulfadiazin mengunakan spektrofotometri visible. Spektrofotometri visible

digunkan untuk mengukur absorbansi suatu senyawa dengan lamda maks 400-

800. Pada percobaan ini dilakukan pengukuran kadar menggunkan

spektrofotometri karena selaian pentuan kadarnya lebih akurat juga memiliki

selektifitas yang lebih besar dibandingkan dengan metode yang lain.

Dalam percobaan ini dilakukan dengan menggunkan sampel tablet

trisulfat yang mengandung sulfadiazin,sulfamerazin, dan sulfadiamidin. Obat

ini digunakan sebagai antibiotik dan mengandung sulfadiazin sebesar 160 mg.

untuk memastikan kandungan sulfadiazin dalam tablet trisulfa maka perlu

dilakukan penentuan kadar dengan menggunakan spektrofotometri visible.

Sebelum pengukuran absorbansi menggunakan spektrofotometri visible

larutan tri sulfa terlebih dahulu ditambahkan pereaksi kopling (N-(1 naftil)

etilendiamin) dan natrium nitrit penambahan ini berfunsi, sehingga

mengasilkan garam diazodium yang berwarna. Penambahan pereaksi yang

dilakukan berfungsi untuk menambahkan gugus auksokrom yang dapat

menamabah lamda maks dari larutan sehingga dapat diukur absorbansinya

menggunakan spektrofotometri visible.

Penambahan gugus aukskrom pada larutan menyebabkan lamda maks

larutan berubah, sehingga untuk menenukan lamda maks tersebut perlu

dilakukan penentuan dengan menggunakan kurfa kalibrasi. Penentuan lamda

Page 13: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar

maks ini bertujuan untuk menambah senstifitas larrtan terhadap cahaya yang

diradiasikan sehingga larutan tersebut dapat mengabsorpsi cahaya secara

masimal, selain itu pada lamda maks meningkatkan selelktifitas dari cahaya

yang diradiasikan sehingga yang terukur absorbansinya hanya sulfadiazin yang

akan ditentukan kadarnya. Pada percobaan ini spektrofotometri yang digunkan

secara otomatis dapat menentukan lamda makas dari suatu larutan sehingga

tidak perlu lagi dilakukan perhitungan untuk menentukan lamda maks dari

larutan yang akan diukur absorbansinya. Berdasarkan spektrofotometri yang

digunkan diperoleh lamda mask dari larutan sebesar 464 nm.

Setelah diperoleh lamda maks dari larutan sulfadiazin maka dibuat

larutan standar dari sulfadiazin murni dalam beberapa kosentrasi yang berbeda-

beda yaitu 1,2,3,4 dan 5 mg/ml pembuatan larutan standar ini dilakukan untuk

memperoleh kurfa hubungan antara kosentrasi dan absorbansi lartuan diman

kosentrasi suatu larutan berbanding lurus dengan absorbansinya, sehingga dari

kurfa tersebut diperoleh persamaan garis lurus yang dapat digunakan untuk

mencari kosentrasi sulfadiazin dalam sampel obat yang dianalisis.

Sebelum melakukan pengukuran absorbansi maka perlu pembutan

larutan blanko, dimana larutan blanko merupakan campuran dari beberapa

pelarut ataupun pereaksi yang ditambahkan dalam larutan yang akan diuukur

absorbansinya. Larutan blanko ini berfungsi untuk mengukur absoorbansi

pereaksi dan pelarut ketika dilakukan pengukuran absorbansi dalam larutan,

sehingga ketika dilakukan absorbansi pada larutan sampel ataupun larutan

standar yang dibbuat,maka absorbansi yang tertera pada kompuer hanyalah

absorbansi senyawa atau zzat yang akan diuukur kosentrasinya dalam larutan

atau dengan kata lain absorbansi dari pelarut maupun pereaksi diabaikan.

Dari hasil pengukuran absorbansi dari larutan standar dalam beberapa

kosentasi 1,2,3,4 dan 5 berturut-turut diperoleh nilai absorbansinya yaitu 0.123,

0.377, 0.953, 1.636, dan 1.958. Dari data tersebut dapat dapat dilihat bahwa

semakin besar kosentrasi larutan maka semakin besar pula absorbansinya.

Selain itu juga, setelah dilakukan pengukuran absorbansi pada larutan sampel

diperoleh ansorbansinya sebesar 0.294. Pada spektrofotometri yang digunkan

Page 14: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar

secara otomatis dapat menentukan kosentrasi suatu larutan dalam sampel hanya

dengan menggunkan data absorbansi-absorbansi pada larutan standar, sehingga

tidak perlu lagi untuk dilakukan perhitungan untuk menghitung kosentrasi

sulfadiazin dalam sampel karma pada layar computer telah tertera nilai

kosentrasi sulfadiazin sampel sebesar 1.49 mg/ml.

Page 15: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar
Page 16: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar

G. KESIMPULANDari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa kadar sulafadiazin dalam

larutan sampel adalah sebesar 1,49 mg/ml

Page 17: Salim (f1f111076) Percobaan III Anfar

DAFTAR PUSTAKA

Hayun, Harianto dan Yeti. 2006. “Penetapan Kadar Triprolidina Hidroklorida danPseudoefedrina Hidroklorida Dalam Tablet Anti Influenza SecaraSpektrofotometri Derivatif”. Majalah Ilmu Kefarmasian.Vol. III, No. I. :1-2

Samian, Supadi, dan Pujiyanto. 2012. “Deteksi Temperatur Berbasis SensorPergeseran Serat Optik Menggunakan Logam Sebagai Probe”. JurnalMatematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam .Vol. 15 No. 1. : 1-2

Wiadnya, Suprianto, Handoko. 2012. “Pengembangan Metode Analisis MelaminDalam Produk Susu Berbasisreaksi Diazotasi Dengan SenyawaPengkoupling Β-Naftol”. ”. Jurnal Matematika Dan Ilmu PengetahuanAlam .Vol. 15 No. 1.;1-2

Jawet E. 1998. Farmakologi dasar dan klinik. EGC. Jakarta

Husni, samah, dan ariati. 2007. “Analisa Zat Pengawet dan Protein dalamMakanan Siap Saji Sosis”. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 13,No. 1 : 1

Lestari, subkis, dan utami. 2011. “Analisis Natrium Nitrit Secara SpektrofotometriVisibel dalam Daging Burger Yang Beredar Di Swalayan Purwokerto”.Pharmacy. Vol.08 No. 03. : 1-2

Fatimah. 2003. “Analisis Fenol dalam Sampel AirSpektrofotometri Derivatif” . Logika,. Vol. 9, No. 10. : 1-2

Menggunakan