sak hernia

24
1 STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HERNIA INGUINALIS A. Definisi Hernia adalah merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo apeneurotik dinding perut Hernia adalah proporsi abdnormal organ jaringan atau bagian organ melalui stuktur yang secara normal berisi bagian ini. Hernia paling sering terjadi pada rongga abdomen sebagai akibat dari kelemahan muskular abdomen konginental atau didapat). B. Etiologi Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomaly konginental atau karena sebab yang di dapat. Hernia dapat di jumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada laki-laki dari pada perempuan. Berbagai factor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia. Pada hernia anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Selain itu juga diperlukan faktor yang dapat Departement | Emergency_Nursing

Upload: andhy-pratama

Post on 11-Jul-2016

64 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

SAK HERNIA

TRANSCRIPT

Page 1: Sak Hernia

1

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN HERNIA INGUINALIS

A. Definisi

Hernia adalah merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui

defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen

isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo

apeneurotik dinding perut

Hernia adalah proporsi abdnormal organ jaringan atau bagian organ melalui

stuktur yang secara normal berisi bagian ini. Hernia paling sering terjadi pada

rongga abdomen sebagai akibat dari kelemahan muskular abdomen konginental

atau didapat).

B. Etiologi

Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomaly konginental atau karena sebab yang di

dapat. Hernia dapat di jumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada laki-laki dari pada

perempuan. Berbagai factor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia.

Pada hernia anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi

hernia. Selain itu juga diperlukan faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu

yang sudah terbuka cukup lebar itu. Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang

dapat mencegah terjadinya hernis inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan

miring, adanya struktur m. Obilikus internus abdominalis yang menutup anulus inguinalis

internus ketika berkontraksi, dan adanya fasia transversa yang kuat yang menutupi

trigonum hasseibach yang umumnya hampir tidak berotot. Gangguan mekanisme ini

dapat menyebabkan terjadilah hernia. Faktor secara konginental adalah adanya proseus

vaginalis yang terbuka, dan secara yang di dapat adalah peningkatan tekanan di dalam

rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia. Tekanan intra abdomen yang

meninggi secara kronik, seperti batuk kronik, hipertrofi prostat, konstipasi dan ansietas

disertai hernia inguinalis. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang

membatasi annulus internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intra abdomen tidak

tinggi dan kanalis berjalan lebih vertikal. Sebaliknya, bila otot dinding perut berkontraksi

Departement | Emergency_Nursing

Page 2: Sak Hernia

2

kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis. Kelemahan otot

dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan n. Ilioinguinalis dan iliofemoralis

setelah apendiktomi

Etiologi hernia Inguinalis menurut Hidayat (2006) adalah:

a.       Batuk

b.      Adanya presesus vaginalis yang terbuka

c.       Tekanan intra abdomen yang meningkatkan secara kronis seperti batuk kronik,

hipertrofi prostat, konstipasi dan asites.

d.      Kelemahan otot dinding perut dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut.

e.       Kehamilan multi para dan obesitas

C. Tanda Dan Gejala

1. Benjolan pada regio iunginale, di atas ligamentum inguinal, yang mengecil

bila pasien berbaring.

2. Bila pasien mengejan atau batuk, mengangkat berat, maka benjolan hernia

akan bertambah besar.

3. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu disertai perasaan

mual.

4. Bila terjadi hernia inguinalis strangulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta

sakit diatasnya menjadi merah dan panas.

5. Pada laki-laki isi henia dapat mengisi skrotum

D. Patofisiologi

Secara patofisiologi peningkatan tekanan intra abdomen akan mendorong

anulus inguinalis internus terdesak. Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali

kongenital atau karena yang didapat faktor yang dipandang berperan kausal adalah

adanya prosesus vaginalis yang terbuka, dan kelemahan otot dinding perut karena usia.

Lebih banyak pada laki- laki dari pada perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan

pada pembentukan pintu masuk hernia pada Anulus Internus yang cukup besar

sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka Departement |

Emergency_Nursing

Page 3: Sak Hernia

3

cukup lebar itu. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus

vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut dan kelemahan otot

dinding perut karena usia. Bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis dapat mencegah

masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis, kelemahan dinding perut antara lain terjadi

akibat kerusakan inguinalis. Tanda dan gejala klinis dapat ditentukan oleh keadaan isi

hernia, pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah benjolan dilipat paha yang

muncul pada saat bediri, batuk, bersin atau mengejan dan menghilang setelah

berbaring. Keluhan nyeri biasanya dirasakan di epigastium atau para umbilical berupa

nyeri visceral karena regangan pada mesrentium sewaktu, satu segmen usus halus.

masuk kedalam kantung hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul

kalau terjadi inkarsesari karena ileus atau strangulasi karena nekrosis

( R.Sjamsuhidayat,2004). Bila isi kantong hernia dapat di pindahkan ke rongga

abdomen dengan manipulasi hernia disebut redusibel. Hernia irredusibel dan hernia

inkarserta adalah hernia yang tidak dapat dipindahkan atau dikurangi dengan

manipulasi. Nyeri akan terasa jika cincin hernia terjepit, jepitan cincin hernia akan

menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia

akan terisi transudat berupa cairan serosangoinus, ini adalah kedaruratan bedah karena

usus terlepas, usus ini cepat menjadi gangrene. Pada hernia redusibel dilakukan

tindakan bedah elektif karena ditakutkan terjadi komplikasi ( Sjamsuhidayat, 2004).

E. Klasifikasi Hernia

Letak kemunculan hernia terdapat di seluruh abdomen (daerah perut). Jenis-jenis

hernia juga umumnya terbagi berdasarkan letaknya, yaitu:

Hernia femoralis yang terjadi saat ada jaringan lemak atau sebagian usus yang

mencuat ke bagian atas paha bagian dalam atau ke selangkangan.

Hernia inguinalis yang terjadi saat ada sebagian usus yang menjulur dari abdomen

bawah dan mencuat ke selangkangan.

Hernia umbilikus yang terjadi saat ada jaringan lemak atau sebagian usus menjulur

keluar abdomen dan mencuat di dekat pusar.

Departement | Emergency_Nursing

Page 4: Sak Hernia

4

Hernia insisi yang terjadi saat ada jaringan yang mencuat lewat luka operasi yang

belum sembuh di abdomen.

Hernia hiatus yang terjadi saat ada bagian perut yang masuk lewat celah pada

diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut) dan mencuat ke rongga dada.

Hernia Spigelian yang terjadi saat ada sebagian usus menjulur dari abdomen pada otot

perut bagian samping dan mencuat di bawah pusar.

Hernia epigastrik yang terjadi saat ada jaringan lemak yang mencuat keluar dari

abdomen di antara pusar dan tulang dada bagian bawah.

Hernia otot yang terjadi saat ada sebagian otot yang mencuat pada abdomen. Jenis

hernia ini juga dapat terjadi pada otot kaki akibat cedera berolahraga.

F. Pemeriksaan Diagnostik

Laboratorium             

Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi, sebagai berikut:

Leukocytosis dengan shift to the left yang menandakan strangulasi.

Elektrolit, BUN, kadar kreatinine yang tinggi akibat muntah-muntah dan

menjadi dehidrasi.

Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus

genitourinarius yang menyebabkan nyeri lipat paha.8

Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan pada pemeriksaan rutin hernia. Ultrasonografi

dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada lipat paha atau dinding

abdomen dan juga membedakan penyebab pembengkakan testis.8

Pada pemeriksaan radiologis kadang terdapat suatu yang tidak biasa terjadi, yaitu

adanya suatu gambaran massa. Gambaran ini dikenal dengan Spontaneous Reduction

Departement | Emergency_Nursing

Page 5: Sak Hernia

5

of Hernia En Masse. Adalah suatu keadaan dimana berpindahnya secara spontan

kantong hernia beserta isinya ke rongga extraperitoneal. Ada 4 tipe pembagian

reduction of hernia en masse :

1.      Retropubic

2.      Intra abdominal

3.      Pre peritoneal

4.      Pre peritoneal locule

G. Komplikasi

1. Terjadi pelekatan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia, sehingga isi

hernia tidak dapat dimasuki kembali, keadaan ini disebut hernia irrepponsibilis.

Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia yang tersering

menyebabkan keadaan irreponsibel adalah omentum, karena mudah melekat pada

dinding hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi lemak. Usus

besar lebih sering menyebabkan irreponsibel dari pada usus halus.Gagal Ginjal

Akut. Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai akibat

dari syok yang tidak teratasi dengan baik.

2. Terjadi tekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk,

keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan gangguan

vaskular ( proses strangulasi). Keadaan ini disebut hernia inguinalis strangulata.

Pada keadaan strangulata akan timbul gejala ileus, yaitu perut kembung, muntah,

dan obstipasi. Pada strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat dan kontinyu, daerah

benjolan menjadi merah dan pasien menjadi gelisah ( Arif Mansyoer, 2000).

H. Penatalaksanaan

1. Medik

Pada hernia inguinalis responibilitis dan hernia iresponibilitis dilakukan tindakan bedah

elektif karena ditakutkan terjadinya komplikasi, sebaliknya bila telah terjadi proses

Departement | Emergency_Nursing

Page 6: Sak Hernia

6

strangulasi tindakan bedah harus dilakukan secepat mungkin sebelum terjadinya

nekrosis usus.   

Tindakan bedah yang dilakukan adalah herniotomi dan herniorafi :

1.      Herniotomi  

Herniotomi adalah operasi penyembuhan hernia dengan mengembalikan isi kantong

hernia kedalam posisi nya yang normal dan mengangkat kantong hernia tersebut.

2.      Herniorafi  

Herniorafi adalah  operasi hernia dimana daerah yang lemah dikuatkan oleh jaringan

tubuh pasien sendiri atau oleh bahan lainnya

I. Pengkajian

Data subyektif

1)      Sebelum operasi

1. Adanya benjolan di selangkangan

2. Nyeri

3. Mual muntah

4. Konstipasi

5. Pada saat bayi menangis atau mengejang dan batuk-batuk kuat timbul benjolan

2)      Sesudah operasi

1. Nyeri

2. Mual

3. Muntah

Data objektif

1)      Sebelum operasi

1. Nyeri bila benjolan di sentuh

2. Dehidrasi

3. Gelisah

d)     Pucat

2)      Sesudah operasi

Departement | Emergency_Nursing

Page 7: Sak Hernia

7

a. Terdapat luka pada selangkangan

b. Puasa

c. Selaput mukosa mulut kering

d. Rewel

Pemeriksaan diagnostik

1)      Rontgen

          Pemeriksaan foto abdomen : terdapat gambaran distensi usus

2)      Tes laboratorium

a)      Darah

b)      Sel darah putih >10000-18000/mm3

c)      Sel darah merah mungkin meningkat (N=13-16 9/dl)

d)     Elektrolit serum     :           hipolkasemia mungkin ada (N=3,5 - 5,5 mmol)

e)      Kultur           : Organisme penyebab mungkin teridentifikasi dari darah eksudat,

sekret / cairan                     asites

J. Diagnosa Keperawatan

a.   Pre operasi

1. Nyeri akut bd.kondisi hermia antara intervensi pembedahan

2. Ansietas bd.prosedur pra operasi post operasi

3. Kurang pengetahuan bd.kurangnya informasi

b.   Post operasi

1. Resiko terhadap konstipasi kolonik bd. Penurunan peristaltik

2. Nyeri akut bd.trauma jaringan

3. Resiko terhadap infeksi bd.prosedur invasik

4. Resiko berkurangnya volume cairan bd.haluaran urine berlebih

Departement | Emergency_Nursing

Page 8: Sak Hernia

8

Departement | Emergency_Nursing

Page 9: Sak Hernia

9

K. Rencana Dan Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

1 Nyeri

berhubungan dengan :

Agen cedera fisik

Agen cedera

biologis

Agen cedera

psikologis

Agen cedera

zatkimia.

NOC :

Setelahdilakukantindakankeperawatanselama

……… jam nyeriterkontrol.

Kriteriahasil :

No. Kriteria Score

1. Mengenal faktor

penyebab nyeri

5

2. Mengenali tanda dan

gejala nyeri

5

3. Mengetahui onset nyeri 5

4. Menggunakan langkah-

langkah pencegahan

nyeri.

5

5. Menggunakan teknik

relaksasi

5

6. Menggunakan

analgesic yang tepat

5

KATEGORI :

1. Mempersiapkan dan melakukan EKG

2. Mempersiapkan alat dan mengukur TTV

3. Memberikan obat melalui kulit

4. Mempersiapkan dan mengambil sampling darah

untuk pemeriksaan DL,ureum kreatinin, gula

darah

5. Mempersiapkan alat dan memasang kateter

6. Memberikan oksigen

7. Memberikan obat melalui mulut

8. Merawat luka, mengganti balutan

9. Mempersiapkan dan memasang IV line

10. Memberikan obat suntikan melalui : SC, IC, IM,

IV, IV line

11. Mempersiapkan pasien pulang / MRS

KOMPLEKS :

1. Memeriksa adanya oedem sekitar luka operasi

Departement | Emergency_Nursing

Page 10: Sak Hernia

10

7. Melaporkan nyeri

terkontrol

5

Keterangan :

1. Tidak pernah menunjukan

2. Jarang menunjukan

3. Kadang-kadang menunjukan

4. Sering menunjukan

Selalu menunjukan.

atau luka robek lainnya

2. Mendeteksi skin tes positif

3. Menghitung GCS

4. Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi

: skala nyeri, lokasi, karakteristik dan onset,

durasi, frekuensi, kualitas, intensitas / beratnya

nyeri, dan faktor-faktor presipitasi.

5. Observasi isyarat-isyarat non verbal dari

ketidaknyamanan.

6. Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat

mengekspresikan nyeri.

7. Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan

mengontrol nyeri yang telah digunakan.

8. Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga.

9. Berikan informasi tentang nyeri, seperti :

penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan

pencegahan.

10. Motivasi klien untuk memonitor sendiri

nyerinya.

11. Ajarkan penggunaan teknik relaksasi napas

dalam.

Departement | Emergency_Nursing

Page 11: Sak Hernia

11

12. Mempersiapkan dan memasang NGT

13. Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol

nyeri.

14. Tingkatkan tidur / istirahat yang cukup.

15. Beritahu dokter jika tindakan tidak berhasil atau

terjadi keluhan.

1.

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

2 Resiko / kekurangan

volume cairan

berhubungan dengan:

□ kehilangan cairan

aktif (muntah, diare)

NOC:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

……..jam, tidak terjadi kekurangan volume

cairan / kekurangan volume cairan dapat teratasi.

Kriteria hasil :

KATEGORI :

1. Mempersiapkan dan melakukan EKG

2. Mempersiapkan alat dan mengukur TTV

3. Mempersiapkan dan mengambil sampling

darah untuk pemeriksaan DL, ureum kreatinin,

gula darah, SGOT, SGPT, SE

Departement | Emergency_Nursing

Page 12: Sak Hernia

12

□ kegagalan

mekanisme regulasi

No. Kriteria Score

1. Temperature : (36,5 – 37,5 °c) 5

2. Perubahan status mental (-) 5

3. Nadi dalam batas normal : 60 –

100 x/menit

5

4. RR : 12-20 x/ menit 5

5. Tekanandarah : (100 – 140/ 60-

90 mmHg)

5

6. Turgor kulit 5

7. Produksi urine 0,5 – 1 ml/Kg

BB/jam

5

8. Konsistensi urine normal

(kuning jernih, tidak ada

endapan)

5

9. CRT < 2 s 5

10. Mukosa membrane dan kulit

kering (-)

5

11. Hematokrit 35% - 50% 5

12. Penurunaan berat badan secara

signifikan (-)

5

13. Rasa haus berlebihan (-) 5

4. Mempersiapkan dan memasang kateter

5. Memberikan oksigen

6. Memberikan obat melalui mulut : oralit

7. Mempersiapkan alat dan memasang IV line

untuk resusitasi

8. Memberikan obat suntikan melalui : SC, IC,

IM, IV, IV line

9. Memeriksa GDA

10. Mempersiapkan pasien pulang / MRS

KOMPLEKS :

Monitoring :

1. Observasi status mental

2. Monitor output urine dan catat adanya

perubahan jumlah, warna dan konsentrasi urine

3. Monitor turgor kulit, membrane mukosa dan

perasaan haus klien

4. Mempersiapkan dan memasang NGT

5. Monitor adanya tanda dehidrasi

6. Ukur tanda-tanda vital dan MAP

7. Ukur CRT, kondisi dan suhu kulit

Departement | Emergency_Nursing

Page 13: Sak Hernia

13

14. Kelemahan (-) 5

Keterangan :

1. Tidak pernah menunjukan

2. Jarang menunjukan

3. Kadang – kadang menunjukan

4. Sering menunjukan

5. Selalu menunjukan.

8. Timbang berat badan sesuai indikasi

Mandiri :

1. Memasang dan mempertahankan akses vena

perifer (infus)

2. Berikan perawatan kulit pada bagian

penonjolan tulang

Pendidikankesehatan

1. Ajurkan klien untuk meningkatkan intake

cairan

2. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake

nutrisi untuk meningkatkan kadar albumin

dalam darah

Kolaborasi :

1. Beri terapi cairan sesuai instruksi dokter

2. Beri transfuse darah sesuai hasil kolaborasi

dengan medis

3. Berikan terapi farmakologi untuk

meningkatkan jumlah urine output

Departement | Emergency_Nursing

Page 14: Sak Hernia

14

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

3

3

Kurang pengetahuan

Berhubungan dengan :

Keterbatasan kognitif

Salah interpretasi

informasi

Kurang pajanan

Kurang minat dalam

belajar

Kurang dapat mengingat

Tidak familier dengan

sumber informasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selam ...x24 jam klien mengetahui proses

penyakit

Kriteria hasil

No Kriteria Score

1 Familier dengan proses penyaki 5

2 Mendeskripsikan proses

penyakit.5

3 Mendeskripsikan tandan dan

gejala.

5

4 Mendeskripsikan faktor

penyebab

5

5 Mendeskripsikan komplikasi 5

6 Mendeskripsikan tindakan

penengahan untuk mencegah

komplikasi.

5

Keterangan :

1.      Tidak dilakukan sama sekali.

2.      Jarang dilakukan

3.      Kadang dilakukan

Mengajarkan proses penyakit.

Intervensi :

tentukan tingkat pengetahuan klien sebelumnya.

observasi kesiapan klien untuk mendengar.

jelaskan proses penyakit (pengertian, etiologi,

tanda, gejala, komplikasi)

Diskusikan tentang pilihan terapi/perawatan.

instruksikan pasien mengenal tanda gejala untuk

melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan

dengan cara yang tepat

Departement | Emergency_Nursing

Page 15: Sak Hernia

15

4.      Sering dilakukan

5.      Selalu dilakukan

Departement | Emergency_Nursing

Page 16: Sak Hernia

16

No Diagosa Keperawatan NOC NIC

4 Resiko infeksi

Faktor resiko:

Penyakit kronis

Pengetahuan yang

tidak cukup untuk

menghindari

pemajanan

pathogen

Pertahanan tubuh

primer yang

adekuat

Ketidakadekuatan

pertahanan tubuh

sekunder

Vaksinasi tidak

adekuat

Pemajanan

terhadap pathogen

lingkungan

meningkat

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24

jam tanda-tanda infeksi tidak tampak

Kriteria hasil:

No Kriteria Score

1 Nadi dalam batas normal :

60-100 mmHg

5

2 RR: 12-20 x/mnt 5

3 Temperature :

(36,5 – 37,5 °c)

5

4 Tekanan darah :

(100-140/60-90mmhg)

5

5 Klien bebas dari tanda dan

gejala infeksi

5

6 Klien bebas dari tanda dan

gejala infeksi

5

7 Klien bebas dari tanda dan

gejala infeksi

5

8 Menunjukan perilaku

hidup sehat

5

Keterangan :

infektion  protection

a.        Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

b.      Monitor kerentanan terhadap penyakit menular

c.       Inspeksi kondisi luka atau insisi bedah

d.      Ajarkan  pasien dan keluarga tanda dan gejala

infeksi

e.        Ajarkan cara menghindari infeksi

Departement | Emergency_Nursing

Page 17: Sak Hernia

17

Prosedur invasive

Malnutrisi

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang-kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

Departement | Emergency_Nursing