ruptur tendo achilles

16
م ي ح ر ل ا ن م ح ر ل له ا ل م اس بLO.1. Mampu memahami dan menjelaskan anatomi makro dan mikro tendo achilles serta kinesiologinya A. Pendahuluan Tendo achilles adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel. Tendo achilles adalah struktur dalam tubuh yang menghububgkan otot ke tulang sehingga memungkinkan kita untuk bergerak. B. Fungsi tendon Membawa kekuatan tarik tendon dari otot ke tulang Membawa pasukan kompresi ketika membungkus tulang seperti katrol Menekuk dan meregangkan semua sendi dan otot untuk menahan tulang Tanpa tendon otot hanya menjadi sekumpulan besar disatu bidang dab tidak bisa bergerak Tendon yang menghubungkan otot dengan tulang Memungkinkan tendon untuk menyimpan dan memulihkan energi pada efisiensi yang tinggi C. Anatomi tendon achilles Tendo achilles adalah terdo yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia. Tendo achilles merupakan jaringan ikat padat kolagen tipe-1. Tendo achilles terdiri dari struktur tendinous (melekat pada tulang) yang dibentuk oleh gabungan antara otot gastrocnemius dan otot soleus yang terdapat di betis. Tendon ini melekat pada tulang kalkanesus dan menyebabkan kaki untuk berjinjit (plantar fleksi), berjalan, berlari, dan melompat. Panjang tendon ini kurang lebih 15cm. B-10 Page 1

Upload: pujianwara

Post on 20-Nov-2015

197 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

tinjauan pustaka

TRANSCRIPT

LO.1. Mampu memahami dan menjelaskan anatomi makro dan mikro tendo achilles serta kinesiologinyaA. Pendahuluan Tendo achilles adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel. Tendo achilles adalah struktur dalam tubuh yang menghububgkan otot ke tulang sehingga memungkinkan kita untuk bergerak.

B. Fungsi tendon Membawa kekuatan tarik tendon dari otot ke tulang Membawa pasukan kompresi ketika membungkus tulang seperti katrol Menekuk dan meregangkan semua sendi dan otot untuk menahan tulang Tanpa tendon otot hanya menjadi sekumpulan besar disatu bidang dab tidak bisa bergerak Tendon yang menghubungkan otot dengan tulang Memungkinkan tendon untuk menyimpan dan memulihkan energi pada efisiensi yang tinggi

C. Anatomi tendon achillesTendo achilles adalah terdo yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia. Tendo achilles merupakan jaringan ikat padat kolagen tipe-1. Tendo achilles terdiri dari struktur tendinous (melekat pada tulang) yang dibentuk oleh gabungan antara otot gastrocnemius dan otot soleus yang terdapat di betis. Tendon ini melekat pada tulang kalkanesus dan menyebabkan kaki untuk berjinjit (plantar fleksi), berjalan, berlari, dan melompat. Panjang tendon ini kurang lebih 15cm.

D. Mikroskopik jaringan tendonTendo terdiri dari jaringan ikat padat kolagen. Serat kolagen tersusun dalam berkas-berkas yang paralel. Diantara berkas-berkas ini terdapat sedikit jaringan ikat longgar sebagai pemisah yang mengandung fibroblas dalam deretan paralel. Sel-sel ini memiliki cabang pendek dan inti lonjong yang jelas pada pandangan permukaan atau mirip batang pada pandangan lateral.Fotomikrograf jaringan ikat padat teratur tendo menunjukkan bahwa jaringan ini memiliki serat kolagen yang tersusun padat, teratur dan paralel. Terlihat inti-inti gepeng fibroblas diantara serat kolagen yang padat. Sebuah pembuluh darah kecil berjalan diantara berkas serat kolagen yang padat itu untuk memasok nutrisi pada sel-sel jaringan ikat tendo itu.

E. Mikroskopik jaringan ototBerbentuk silindris yang sangat panjang, inti lonjong, terletak di tepi sel dibawah membran sel. Bersifat volunter. Didalam sitoplasma otot rangka, susunan filamen aktin dan miosin sangat teratur. Filamen kontraktil beberbentuk gurat-gurat melintang jelas yang dibawah mikroskop tampak sebagai pita I yang terang dan pita A yang gelap, melintang terhadap serat ototnya. Keseluruhan otot rangka dibungkus lapis jaringan ikat padat tak teratur yang disebut epimisium. Jaringan ikat padat tak teratur disebut perimisium, mengelilingi berkas serat otot rangka atau fasikulus-perimisium adalah perluasan epimisium kedalam selapis tipis jaringan ikat disebut endomisium, membungkus setiap serat otot. Didalam jaringan ikat, terdapat pembuluh darah, syaraf dan pembuluh limfe otot rangka.Otot rangka dipersayrafi luas oleh saraf otonom motoris besar atau akson. Didekat otot rangka, syaraf motoris ini bercabang-cabang dan sebuah cabang akson halus mensyarafi satu serat otot.Setiap serat otot rangka memiliki tempat berakhirnya akson (akson terminal). Ini disebut motor endplate (taut neuromuskular), yang merupakan tempat impuls dipindahkan dari akson ke serat otot rangka. Diantara akson terminaldan serat otot, terdapat lekuk dangkal disebut celah sinaptik. Didalam semua otot rangka, juga terdapat reseptor regangan sensitif disebut gelendong otot (neuromuskular spindle), gelendong ini terdiri atas serat otot khusus disebut serat intrafusal dan akhiran saraf/nerve ending, dan semua ini dikelilingi simpai jaringan ikat.

F. Kinesiologi Articulatio talocruralis Tulang: Antara trochlea tali dan lengkung yang dibentuk oleh maleoli ossa cruris Jenis sendi: Gynglimus Penguat sendi: Ligamentum mediale (deltoideum) pars tibionavicularis,pars tibiacalcanea, pars tibiotalaris anterior, parstibiotalaris posterio, ligamentum talofibulare anterius,ligamentum talofibulare posterius, dan ligamentumcalcaneofibulare. Sumbu gerak: Sumbe gerak pada sendi ini adalah sumbu frontal yang berjalan dari kraniomedilais ujung bawah malleolus medialis sampai kaudolateralis ujung bawah malleolus lateralis. Sumbu ini membentuk sudut terhadap bidang transversa sebesar 70. Bila dilihat dari atas anteromedial ke posterolateral dan membentuk sudut 130 dari bidang frontal. Gerak sendi: Fleksi dorsalis: M. Tibialis anterior, M. Extensor digitorum longus, M. Peroneus tertius dan M. Extensor hallucis longus. Fleksi plantar: M. Gastrocnemius, M. Soleus, M. Plantaris, M. Fleksor hallucis longus, M. Peroneus longus, dan brevis M. Tibialis posterior.Pada articulatio talocruralis dalam sikap dorsofleksi, gerakan pronasi dan supinasi terbatas, karena bagian depan trochlea tali lebih lebar dari pada bagian belakang sehingga lebih memungkinkan terjepitnya trochlea tali oleh malleous lateralis dan medialis.

LO. 2. Memahami dan menjelaskan etiologi dan gejala klinik pada ruptur tendoDefinisiAchilles ruptur tendon adalah cedera yang mempengaruhi bagian belakang kaki bawah. Ini paling sering terjadi pada orang bermain olahraga. Tendon Achilles adalah kabel berserat kuat yang menghubungkan otot-otot di bagian belakang betis ke tulang tumit. Jika Anda meregang berlebiha, tendon achilles anda dapat sobek (pecah). Ruptur tendon achilles dapat parsial atau lengkap/total. Jika Anda memiliki ruptur Achilles tendon, Anda mungkin merasa nyeri yang tajam langsung di bagian belakang pergelangan kaki dan kaki yang lebih rendah yang membuatnya tidak mungkin untuk berjalan dengan baik. Ini hampir terasa seperti Anda telah ditendang, atau bahkan ditembak. Pembedahan sering menjadi pilihan pengobatan terbaik untuk memperbaiki ruptur tendon Achilles.Klasifikasi ruptur tendonMenurut Kuwada, 1990 ruptur tendon dibagi menjadi 4 tipe, yaitu: Tipe 1: ruptur parsial Tipe 2: ruptur komplet dengan defek >3 cm Tipe 3: defek 3-6 cm (setelah debridement) Tipe 4: defek >6 cmGejalaTanda dan gejala dari suatu ruptur tendon Achilles meliputi: Nyeri, mungkin parah, dan pembengkakan di dekat tumit Anda Ketidakmampuan untuk menekuk kaki Anda ke bawah Ketidakmampuan untuk berdiri di atas jari-jari kaki pada kaki yang terlukaSering kali orang melaporkan mendengar suara patah saat cedera terjadi. Dengan ruptur parsial, Anda mungkin masih bisa menggerakkan kaki Anda, dan Anda mungkin mengalami sedikit rasa sakit yang parah dan pembengkakan.PenyebabTendon Achilles membantu Anda mengarahkan kaki ke bawah, berjinjit dan mendorong kaki Anda saat berjalan. Anda mengandalkan pada itu hampir setiap kali Anda memindahkan kaki Anda. Dalam kebanyakan kasus, rupturnya tendon achilles terjadi di suatu tempat pada tendon yang menerima aliran darah kurang. Ini dapat mengurangi kekuatan tendon, yang juga cenderung merosot dengan usia. ruptur sering disebabkan oleh peningkatan mendadak dalam jumlah stres pada tendon achilles Anda. Contoh umum meliputi: Sesekali atau meningkatkan partisipasi dalam olahraga Jatuh dari ketinggian Melangkah ke dalam lubangFaktor risikoFaktor-faktor dari dapat meningkatkan risiko ruptur tendon Achilles meliputi: Umur: Usia puncak untuk ruptur tendon Achilles 30 sampai 40 tahun Seks: Ruptur tendon Achilles hingga lima kali lebih mungkin terjadi pada pria dibandingkan pada wanita. Obesitas: berat badan ekstra dapat meningkatkan stres pada tendon achilles Anda.OlahragaCedera tendon Achilles terjadi lebih sering dalam olahraga yang melibatkan berlari, melompat dan mulai tiba-tiba dan berhenti.Contoh: berjalan Sepakbola Bola Basket Tenis Softball HokiPenatalaksanaan Ruptur Tendo AchillesTujuan pengobatan adalah mengembalikan pasien ke keadaan semula (keadaan normal) dan dapat melakukan hal-hal seperti sedia kala sebelum pasien mendapat cedera. Pertolongan pertama kali / awal yang dapat dilakukan untuk orang dengan ruptur tendo ialah :1. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan yaitu mengistirahatkan kaki yang cedera dengan memberikan kompres es batu, yang bertujuan untuk meminimalisasikan nya pendarahan serta mencegah bertambah parahnya cedera.2. Membungkus daerah yamg cedera dengan menggunakan perban elastis dan mengangkatnya sampai kira kira berada di atas jantung yang bertujuan mengurangi pembengkakan.3. Pengompresan air es, dilakukan selama 10 menit, kemudian dilepaskan. Setelah itu kembali di kompres kira kira 10 menit. Hal ini dilakukan selama 1-1,5 jam.4. Penyuntikan kortikosteroid ke dalam sendi yang terluka / di jaringan yang terluka, yang dapat mengurangi pembengkakan. Akan tetapi, efek dari penyuntikan ini ialah dapat mengakibatkannya penyembuhan yang terhambat dan dapat meningkatkan resiko kerusakan tendo dan jaringan tulang rawan.

Pengobatan pada kondisi akut

Pada kondisi akut, pasien dapat diberikan modalitas untuk mengurangi rasa nyeri dan mempercepat penyembuhan, yakni dengan diberikan terapi fisik berupa : Pemanasan, pendinginan ( dengan cara mengompres bagian yang cedera), listrik dan gelombang suara (fisioterapi). Terapi fisik tergantung berat dan seberapa kompleksnya cedera yang terjadi. Contohnya:1. Melakukan exercise yang bertujuan untuk dapat menambah range of movement dan mengembalikan fungsi gerak yang mengalami gangguan fungsi serta mencegah adanaya kontraktur otot serta kelemahan otot.2. Ultra Sound yang mana bertujuan untuk membuka perlengketan otot jika ada dan merelaksasikan jaringan yang ikut cedera.

Operasi ( Pembedahan )

Operasi pembedahan ialah pengobatan umum, robeknya tendo achilles yang total. Prosedur ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan dibagian belakang kaki bawah lalu dijahit dengan menghubungan tendo yang robek. Perbaikan ruptur dapat diperkuat dengan tendo lain, tergantung pada kondisi jaringan yang robek. Setelah operasi dilakukan, pasien harus menghabiskan waktu 6-8 minggu untuk masa pemulihan. Namun akan ada efek samoing yang terjadi jika melakukan operasi seperti: dapat terjadinya infeksi, kerusakan kulit, kerusakan jarinagn parut, pendarahan, biaya yang lebih mahal dan dapat terjadi pembekuan darah pada kaki yang telah dioperasi.

Pengobatan Non Surgical

Pengobatan ini biasanya melibatkan gips yang memungkinkan ujung tendo yang robek, agar dapat memasang kembali seperti sebelum si pasien mendapatkan cedera. Metode ini efektif dan dapat menghindari resiko seperti terjadinya infeksi yang mungkin saja didapatkan setelah menjalankan operasi. Namun, kemungkinan untuk pecah / retak lebih tinggi dan pengobatan nonsurgical serta pemulihannya dapat memakan waktu yang cukup lama. Dan jika kembali retak, maka perbaikan bedah mungkin lebih sulit untuk dilakukan.

RehabilitasiSetelah pengobatan, baik bedah maupun nonsurgical, pasien akan diminya untuk melakukan program rehabilitasi yang melibatkan latihan terapi fisik untuk memperkuat otot otot kaki dan tendo achillesnya. Dan kebanyakan orang, akan kembali ke aktivitas sebelumnya, dalam waktu 4-6 minggu.

PencegahanUntuk mencegah terjadinya cedera pada tendo achilles, maka ada beberapa tips yang dapat dilakukan:1. Lakukan latihan peregangan sebelum olahraga secara perlahan.2. Dapat juga melakukan latihan memperkuat betis.3. Menghindari kegiatan yang dapat menempatkan stres yang berlebihan pada tendo achilles, seperti berlari-lari dan melompat sambil berputar.4. Jika saat melakukan latihan / olahraga, disekitar pergelangan kaki terasa sakit dan nyeri, maka istirahatlah.5. Menjaga berat badan agar tidak menjadi obesitas, yang mana obesitas ini adalah salah satu faktor risiko terjadinya cedera / ruptur pada tendo.

LO. 3. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan klinik pada ruptur tendopada pasien yang mengalami ruptur tendo achilles, pada anamnesa mungkin didapatkan riwayat cedera langsung berupa sayatan, trauma, dan lain sebagainya atau pasien melaporkan adanya riwayat melompat atau mendarat dengan posisi kaki dorsoflexi.Pada pasien akan ditemukan bengkak dan ekimosis (bercak perdarahan) di daerah yang ruptur. Rupturnya tendo achilles menyebabkan pasien tidak dapat berjalan karena tendo achilles merupakan tendo yang menghubungkan muscululus gastrocnemius pars lateral dan medial serta musculus soleus dengan insersinya di tuber calcanei yang sangat penting untuk gerakan flexi extensi kaki pada saat berjalan.Untuk menegakkan diagnosa ruptur tendo achilles pada pasien, dapat dilakukan tes Thompson dengan cara kaki pasien di posisi pronasi dengan meja pemeriksaan dan kaki fleksi 90o. Kemudian otot gastrocnemius dipijat. Jika terdapat plantar fleksi maka hasil positif. Pada orang dengan ruptur tendo achilles tidak didapatkan plantar fleksi. Maka tes thomson dinyatakan negatif pada pasien dengan ruptur tendo achilles.Terkadang pada pasien dengan ruptur tendo achilles total, pada pemeriksaan thompson masih didapatkan plantar fleksi. Hal ini terjadi karena masih didapatkannya otot-otot auxillar flexor kaki.Beberapa dokter berpendapat bahwa pemeriksaan penunjang terbaik pada kasus ini adalah pencitraan USG, akan tetapi USG tidak dapat memperlihatkan adanya defek ruptur tendon parsial. Untuk memperlihatkan adanya defek tendon parsial, maka pemeriksaan penunjang terbaik adalah dengan pencitraan MRI. Kendala pemeriksaan MRI adalah biaya yang sangat mahal juga alat yang belum banyak tersedia.Pada pemeriksaan penunjang dengan pencitraan sinar-X dibutuhkan foto dengan dua posisi agar dapat memastikan jenis ruptur dan daerah ruptur. Foto dilakukan dengan posisi antero-posterior dan lateral.

LO. 4. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan radiology pada ruptur tendoTendon Achilles, juga dikenal sebagaitendo Achilles, tendo kalkaneusatau tendon kalkaneus, adalah tendon terpanjang tubuh, dibentuk oleh persatuan aspek yang lebih rendah dari otot betis (gastrocnemius, soleus dan otot plantaris bervariasi sekarang).Tendon menyisipkan dengan cara sisipan yang luas pada kalkaneus (tulang tumit) dari hindfoot tersebut.Selama pengembangan, tendon Achilles tendon terus-menerus dengan datar luas dari kaki yang dikenal sebagai plantar fasia (gambar 1).

Gambar 1.MRI normal Achilles tendon menunjukkan ini menjadi hypointense didefinisikan dengan baik (gelap) struktur (panah) memasukkan ke kalkaneus, setelah menjadi terus-menerus dengan plantar fasia (panah).Gambar 2:USG dari Tendon Achilles yang normal menggambarkan beberapa fibril kecil yang membentuk tendon sebagai bolak garis terang dan gelap (panah).Perhatikan penyisipan kalkanealis.Adapun degenerasi, tendon karena keausan dapat terjadi, yang dikenal sebagaitendinosis(salah sering disebut sebagaitendinitis).Achilles tendinosis mengakibatkan rasa sakit selama kegiatan seperti berjalan dan dapat dilihat dalam kombinasi dengan degenerasi plantar fasia (plantar fasciitis, atau "tumit taji") dan strain dari otot-otot betis [1].Sebagian besar kasus tendinosis menyelesaikan dengan terapi konservatif, yang terdiri dari latihan, penguatan eksentrik, menyisipkan tumit dan modifikasi aktivitas.Jika parah, tendinosis mungkin tidak merespon pengobatan tersebut, maka memerlukan terapi injeksi, menggunakandarah autologus,plasma kaya trombosit,tenoctyes autologousataupolidocanol(gambar 3).

Gambar 3:USG injeksi polidocanol dipandu ke Achilles tendon pertengahan.Awalnya, pencitraan baik dengan USG (Gambar 2) atau MRI dilakukan untuk menentukan derajat dan luasnya tendinosis tersebut, serta keberadaan sobekan dan peradangan sekitarnya (paratenonitis, retrocalcaneal dan / atau retroAchilles bursitis).Achilles tendinosis biasanya melibatkan bagian pertengahan tendon (gambar 4) dan tidak diobati, dapat mengakibatkan pecah yang menyakitkan dramatis (gambar 5) dengan tiba-tiba kehilangan fungsi.

Gambar 4:MRI tendinosis Achilles parah ditandai dengan penebalan ditandai, peningkatan intensitas sinyal (kecerahan) dan bidang intrasubstance robeknya tendon, menempatkan tendon beresiko pecah ketebalan penuh.

Gambar 5:MRI seorang pasien yang menderita sakit parah menyusul cedera melompat menunjukkan air mata ketebalan penuh dari tendon Achilles, dengan recoiling dari tepi tendon dan perdarahan pada jaringan lunak sekitarnya.Kurang sering, tendinosis dapat melibatkan penyisipan Achilles ke kalkaneus (dikenal sebagaienthesopathy)dan dapat dilihat dalam hubungannya dengan penyakit rematik tertentu, serta meningkatnya umur (gambar 6).Dalam hal ini, perubahan dalam tulang dapat dilihat, seperti cairan (edema) dan menonjol dari kalkaneus, yang dikenal sebagai deformitas Haglund itu.

Gambar 6:MRI Achilles insersional tendinosis (enthesopathy) ditandai dengan sumsum tulang edema (panah) dari kalkaneus (tulang tumit), deformitas Haglund itu, peradangan pada jaringan lunak sekitarnya (bursitis retrocalcaneal; panah) dan tendon ketebalan parsial insersional robek ( panah).

DAFTAR PUSTAKA Kamus Kedokteran Dorlan Ed.29 .Jakarta: EGC http://www.infofisioterapi.com/penatalaksanaan-fisioterapi-pada-kondisi-ruptur-tendo-achilles-pada-pemain-basket-ball.html http://www.irfanpabeta.com/ruptur-tendon-achilles.html http://www.emedicinehealth.com/ruptured_tendon/article_em.htm http://www.orthosupersite.com/view.aspx?rid=70484.22/09/2011.22:12 http://www.melbourneradiology.com.au/mri-gallery/achilles-tendon.html http://www.ilmukeperawatanku.com/ruptur-tendon-achilles.html Eroshenko, Victor P. Atlas Histologi DiFiore dengan Korelasi Fungsional. Ed 9. EGC, 2003. Jakarta.

B-10Page 11