revitalisasi fungsi masjid untuk penguatan nilai-nilai...

131
i REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MASJID KAUMAN KOTA MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Oki Wariati NIM. 23010150180 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 17-Aug-2020

24 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

i

REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI MASJID KAUMAN KOTA MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

Oki Wariati

NIM. 23010150180

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019

Page 2: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

ii

Page 3: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

iii

REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI MASJID KAUMAN KOTA MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

Oki Wariati

NIM. 23010150180

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019

Page 4: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

iv

Page 5: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

v

Page 6: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

vi

Page 7: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

vii

MOTTO

يحب المحس وال تلقىا بأيديكم إلى التههلكة وأحسىىا إنه للاه ىيه وأوفقىا في سبيل للاه

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu

menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena

sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”

(Q.S Al- Baqarah ayat 195)

Page 8: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi

ini penulis persembahkan untuk :

1. Kedua orang tua saya, Wakiman dan Miliyati yang selalu membimbingku,

memberiku doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.

2. Saudara kandungku adek Sari Oktriana, yang selalu memberiku warna-warni

kehidupanku.

3. Kakakku Endang Wijayanti yang selalu memberiku semangat dan saran-saran

baik.

4. Sahabat dan teman dekatku Tri Wahyuni, Siti Fatimah, Dina Rahayu, Ida

Fadhilah, M Najmuzzaman, Wawan Indarko, Faizin dan Bayu Aji Pambudi

yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan

skripsi ini.

5. Keluarga besar kos H. Rokhim, terutama teman-teman seperjuangan yang

telah mengisi cerita kehidupan di tempat rantauan dalam keadaan senang

maupun susah mereka keluarga keduaku Yustita Amalia E.P, Afifah Nuri

Nudhar, Lina Widhiyati, Nabila Nurul Fauziah, Siti Rodhiatun Faizah, Nida

„Ilmi Amalia, Erika Khusnul Nurdiyanti, Erlina Rahmawati Dewi, dan Nain

Tina.

6. Sahabat tersayang di rumah Ariniawati B. L, Rika Rahmawati, Ratna

Deviyanti, Ika Susilawati, Tyas Ayu Saputri, Abdul Aziz, Ika Fitri, Nazola

Soares, Anisah, Tri Yulianti yang selalu menemaniku dalam keadaan susah

maupun senang.

Page 9: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

ix

7. Teman dekatku Alfi Lutfiana dan Abdul Qohar yang selalu menyuportku

dalam mengerjakan skripsi.

8. Teman-teman seperjuangan PAI 2015 kelas E

9. Keluarga besar LPM DinamikA, terima kasih atas motivasi dan pengalaman

yang berharga.

10. Teman-teman perjuangan PPL dan KKN

11. Teman-teman seperjuanganku angakatan 2015 khususnya jurusan PAI

Page 10: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur alhamdulilahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah

SWT yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Revitalisasi

Fungsi Masjid untuk Penguatan Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam di Masjid

Kauman kota Magelang.

Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi

agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang

selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya

umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan

menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam. Penulisan

skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang

telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu

penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag.

2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Prof. Dr. Mansur, M.Ag.

3. Ketua Program Studi PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Asdiqoh, M.Si.

4. Ibu Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang

telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya

untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

Page 11: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

xi

Page 12: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

xii

ABSTRAK

Wariati, Oki. 2019. Revitalisasi Fungsi Masjid Untuk Penguatan Nilai-Nilai

Pendidikan Agama Islam di Masjid Kauman Kota Magelang. Skripsi,

Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing :

Dra. Hj. Ulfah Susilawati, M.Si

Kata Kunci: revitalisasi, fungsi masjid, penguatan nilai-nilai pendidikan

agama Islam

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

aktivitas dan kegiatan di masjid untuk penguatan nilai-nilai pendidikan agama

Islam, dan bagaimana revitalisasi fungsi masjid untuk penguatan nilai-nilai

pendidikan agama Islam di masjid Kauman kota Magelang.

Jenis penelitian ini adala termasuk penelitian lapangan (field reserch) dan

bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber

primer yaitu hasil wawancara takmir masjid, pengurus bidang imaroh, dan

sumber sekunder yang dapat berupa foto kegiatan terkait revitalisasi fungsi

masjid serta profil masjid. Pengumpulan data ini dilakukan dengan

mengadakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data

menggunakan cara triangulasi data.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, aktivitas dan kegiatan

untuk penguatan nilai-nilai ilahiyah dan insaniyah pendidikan agama Islam

adalah shalat lima waktu, Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPQ), Persatuan

Pengajian Ibu-Ibu kota Magelang (PPIM), pengajian tafsir jalalain, pengajian

Ahad Wage, pengajian akbar, Kegiatan Hari Besar Islam (KHBI) diantaranya

hari raya idul fitri, idul adha, bulan ramadhan, kemudian ngaji bersama.

Kedua, revitalisasi fungsi masjid untuk penguatan nilai-nilai pendidikan

agama Islam melalui kegiatan-kegiatan keagamaan di masjid Kauman kota

Magelang melalui pengelolaan yang baik. Pengelolaan atau manajemen di

masjid Kauman melalui tahapan, planning (perencanaan), organizing

(organisasi), actuating (penggerakan), controlling (pengontrolan).

Page 13: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN BERLOGO ii

HALAMAN JUDUL iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN vi

MOTTO vii

PERSEMBAHAN viii

KATA PENGANTAR x

ABSTRAK xii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Fokus Penelitian 7

C. Tujuan Masalah 8

D. Manfaat Penelitian 8

E. Penegasan Istilah 9

F. Sistematika Penulisan 13

BAB. II KAJIAN PUSTAKA 15

A. Aktivitas dan Kegiatan untuk Penguatan Nilai-Nilai

Pendidikan Agama Islam 15

1. Aktivitas dan Kegiatan 15

2. Penguatan 16

3. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam 18

Page 14: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

xiv

a. Pengertian Pendidikan 18

b. Pengertian Pendidikan Agama Islam 21

c. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam 24

d. Tujuan Pendidikan Agama Islam 27

e. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam 31

B. Revitalisasi Fungsi Masjid 34

1. Eksistensi Masjid bagi Umat Islam 34

a. Masjid dan Ruang Lingkupnya 34

b. Fungsi Masjid 38

C. Kajian Pustaka 43

BAB III. METODE PENELITIAN 48

A. Jenis Penelitian 48

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 48

C. Sumber Data 49

D. Prosedur Pengumpulan Data 49

E. Analisis Data 50

F. Pengecekan Keabsahan Data 51

BAB IV. PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA 53

A. Paparan Data 53

1. Gambaran Umum Masjid Kauman kota Magelang 53

2. Sejarah Beridirinya Masjid Kauman kota Magelang 54

3. Struktur Organisasi Kepengurusan Masjid Kauman 55

4. Sarana dan Prasarana Masjid Kauman kota Magelang 59

5. Aktivitas dan kegiatan Penguatan Nilai-Nilai Pendidikan

Agama Islam di Masjid Kauman kota Magelang 61

6. Revitalisasi Fungsi Masjid untuk Penguatan Nilai-Nilai

Pendidikan Agama Islam di Masjid Kauman kota

Magelang 67

7. Temuan Penelitian 71

B. Analisis Data 82

1. Aktivitas dan Kegiatan untuk Penguatan Nilai-Nilai

Pendidikan Agama Islam di Masjid Kauman kota

Magelang 82

2. Revitalisasi Fungsi Masjid untuk Penguatan Nilai-Nilai

Pendidikan Agama Islam di Masjid Kauman kota

Magelang 87

Page 15: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

xv

BAB V. PENUTUP 90

A. Kesimpulan 90

B. Saran 91

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

xvi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Struktur Organisasi Pengurus Masjid 56

Page 17: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

A. Instrumen Pedoman Wawancara

B. Transkip Wawancara

C. Foto Kegiatan Penelitian

D. Daftar Nilai Satuan Kredit Kegiatan

E. Surat Penunjukkan Pembimbing

F. Surat Permohonan Izin Penelitian

G. Surat Keterangan Bukti Penelitian

H. Daftar Riwayat Hidup

Page 18: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masjid merupakan simbol bagi umat Islam dan sebagai tempat

melaksanakan ibadah. Baik untuk shalat lima waktu, shalat Jumat, dan

shalat hari besar lainnya. Di Indonesia tersebar banyak bangunan masjid,

bahkan hingga di setiap daerah memiliki tempat ibadah tersebut. Seperti

tempat ibadah agama lain, masjid memiliki ciri-ciri tertentu. Di mana ciri

yang paling khas dan tidak selalu berubah yaitu menghadap kiblat.

Namun, memiliki makna yang sangat fungsional.

Dari sekian banyak masjid yang dibangun tentu tidak jauh dari

sejarah yang ada. Ketika Nabi melakukan hijrah ke Madinah, di tengah

perjalanan beliau mendirikan masjid pertama yaitu masjid Quba, setelah

itu beliau juga mendirikan masjid yang sangat bergensi dengan nama

masjid Nabawi. Peristiwa pendirian masjid yang pertama memberikan

makna yang dalam sekali terhadap perkembangan Islam. Makna yang

dalam itu, masjid yang menjadikan percontohan sebagai pusat kegiatan

yang lebih menyeluruh adalah masjid Nabawi, masjid yang dibangun

Rasulullah sesampainya beliau di Madinah, dan pada akhirnya masjid ini

menjadi tonggak sejarah umat Islam (Yasin, 2008: 225).

Bangunan masjid Rasulullah saat itu sederhana sekali,

mencerminkan kesederhanaan dan keterbukaan Rasulullah bersama para

sahabat. Masjid pada waktu itu merupakan ruang lepas yang diberi dinding

Page 19: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

2

terbuat dari tanah liat bertulangkan serabut kurma dan berpondasi batu.

Pada bagian utara terdapat beberapa pohon kurma yang kemudian

dijadikan sebagai mihrab, dengan pohon-pohon itu sebagai tiang,

diatasnya dibubuhi tanah liat, tempat ini dijadikan mihrab dan di sekitar

masjid dibangun tempat tinggal Rasulullah dan sahabat serta tempat

tinggal bagi orang miskin yang datang (Yasin, 2008: 226).

Dari sejarah yang ada, masjid memiliki berbagai macam fungsi.

Seperti yang diungkapkan oleh Yasin (2008: 226-227) bahwasannya

masjid bukan saja untuk melakukan sembahyang (shalat), akan tetapi

menyangkut segala persoalan kehidupan umat, dengan kata lain di zaman

Rasulullah, digunakan sebagai pusat kegiatan yang menyangkut politik,

ekonomi, budaya, keamanan, pendidikan, dan sebagainya. Dari pemaparan

tersebut dapat diketahui fungsi masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah

semata.

Salah satunya diungkapkan oleh Ahmad Sjalabi dalam bukunya

Qomar (2014: 177) menyatakan bahwa sejarah pendidikan Islam amat erat

pertaliannya dengan masjid. Pembicaraan mengenai masjid selalu

mengarah pada pembicaraan suatu tempat asasi untuk menyebarkan ilmu

pengetahuan dan kebudayaan Islam. Lingkaran-lingkaran pelajaran telah

diadakan di masjid semenjak masjid didirikan. Keadaan ini berjalan terus

sepanjang tahun masa yang tidak akan pernah terputus di negeri Islam.

Selain itu proses penyebaran dakwah dan ilmu agama juga dilakukan

di masjid, sehingga masjid menjadi suatu pusat tempat pendidikan bagi

Page 20: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

3

umat muslim. Seperti yang dicontohkan pada masjid Quba, pertama

didirikan Rasulullah SAW sebagai institusi pendidikan guna menyalurkan

ilmu pengetahuan, terutama pendidikan agama.

Menurut Nawawi ( 1993: 185) Pendidikan itu sendiri terdapat tiga

macam, yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan

formal dilaksanakan di sekolah, sedangkan pendidikan non formal

diadakan oleh lingkungan sekitar seperti proses pendidikan di masjid, dan

pendidikan informal adalah pendidikan dalam keluarga. Pendidikan ini

akan mengarah kepada pembelajaran yang bersifat Islami. Diantaranya

pendidikan mengenai keimanan, ibadah, dan akhlak.

Masjid menjadi salah satu wadah pendidikan agama Islam non

formal. Maka masjid harus memiliki kegiatan-kegiatan yang dapat

menjadi magnet bagi masyarakat di sekitar. Sehingga dengan magnet

tersebut dapat meningkatkan taraf penguatan keagamaan melalui

pendidikan agama Islam dalam membimbing anak didik secara sistematis,

dan pendidikan Islam sebagaimana untuk mengembangkan potensi

fitrahnya dalam mencapai kepribadian Islam berdasarkan nilai-nilai ajaran

Islam.

Secara garis besar peranan masjid dalam dunia pendidikan memang

sangat berpengaruh sejak zaman Nabi hingga saat ini. Menurut Susanto

(2015: 1) menyatakan bahwa pendidikan dalam pengertian yang lebih luas

dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada peserta didik

(manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan peserta didik

Page 21: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

4

tersebut. Sedangkan menurut Achmadi (1987: 5) Pendidikan adalah proses

kegiatan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, seirama

dengan perkembangan anak. Sedangkan agama Islam ialah wahyu Allah

yang diturunkan kepada para rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat

manusia agar selamat hidupnya di dunia dan di akhirat (Achmadi, 1987:

7).

Dari uraian di atas mengenai pendidikan dan agama Islam dapat

diketahui bahwa, pendidikan agama Islam adalah usaha yang lebih khusus

ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman dan sumber daya

insani agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan

ajaran-ajaran Islam (Achmadi, 1987: 10).

Adanya fungsi masjid yang beragam, menjadi pusat kegiatan positif

bagi umat muslim untuk memakmurkan masjid. Multifungsi masjid

memberikan peluang kegiatan-kegiatan yang dapat di adakan di masjid.

Sebagaimana firman Allah dalam surah At-Taubah ayat 18:

وال هي آهي ببلل كبة ولن يخش إوب يعور هسبجذ للا الة وآتى الز يىم اآلخر وأقبم الص

فعسى أولئك أى يكىىا هي الوهتذيي إال للا

Artinya: “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah

orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap)

melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apapun)

kecuali kepada Allah maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-

orang yang mendapat petunjuk.”

Dari ayat tersebut seharusnya kaum muslimin dapat merancang

masa depannya dengan baik dari segi manapun, sebagaimana Rasulullah

Page 22: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

5

ajarkan kepada umatnya untuk memfungsikan masjid secara maksimal dan

firman Allah mengenai orang-orang yang memakmurkan masjid.

Namun, seringkali dalam memakmurkan masjid melalui fungsi-

fungsinya tidak berjalan dengan baik karena pengelolaan yang kurang

efektif. Fungsi masjid sebagai lembaga pendidikan, sosial dan lain

sebagainya sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam di era sekarang

harus direvitalisasikan.

Menurut Madjid dalam bukunya Qomar (2014: 182) menyatakan

bahwa fungsi masjid yang ideal itu telah dimulai di Washington DC, yaitu

kota pertama kali membangun masjid di Amerika dengan mewujudkan

Islamic Center, yaitu gagasan tentang masjid sebagai pusat peradaban.

Namun, sayang di Indonesia kecenderungan belakangan ini malah

mengalami penurunan fungsi. Bahkan Ali dalam buku karangan Qomar

(2014: 182) juga menyatakan bahwa fungsi masjid tersebut belakangan ini

mengalami pergeseran. Bahkan ada kecenderungan bahwa masjid lebih

difungsikan untuk ritual seremonial. Sedangkan fungsi pendidikan dan

sosial kurang di prioritas.

Kejadian seperti ini tidak boleh dibiarkan berlarut. Masyarakat

perlu dibina dan mengajak untuk mengoptimalkan fungsi masjid dalam

meningkatkan penguatan nilai-nilai pendidikan agama Islam di

masyarakat. Untuk mencapai hasil optimal dalam pengembangan masjid

terutama dalam meningkatkan fungsi masjid sebagai fungsi ibadah, sosial,

Page 23: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

6

pendidikan, musyawarah. Perlu didukung dengan Sumber Daya Manusia

(SDM) seperti: mubaligh, kaum intelektual, aktivis organisasi Islam, dan

masyarakat sekitar; kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Selain itu

perlunya manajemen pengelolaan masjid, guna memakmurkan masjid

melalui kegiatan-kegiatan.

Masjid Kauman kota Magelang merupakan masjid yang berada di

kota Magelang. Masjid Kauman berada ditengah kota, sebagaimana

tempat riuh pikuk masyarakat berlalu lalang karena berseberangan dengan

Alun-Alun kota Magelang. Letak yang strategis di tengah kota, menjadi

pusat tempat beribadah yang mudah di jangkau. Keberadaan masjid

sebagai tempat ibadah dan kegiatan masyarakat kota Magelang dan

masyarakat daerah lain yang menggunakan masjid tersebut, akan

membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar sebagai penguatan nilai-

nilai pendidikan agama Islam.

Mengutip pendapat Zayadi dalam bukunya Majid (2013, 93-98)

bahwa nilai-nilai pendidikan agama Islam terbagi menjadi dua, yaitu nilai

ilahiyah dan nilai insaniyah. Menumbuhkan nilai-nilai pendidikan agama

Islam dalam masyarakat sangat diperlukan sebagai pedoman hidup

keseharian. Tidak hanya beribadah namun kegiatan positif lainnya.

Melalui beberapa kegiatan yang diadakan di masjid meminimalisir

tindakan yang negatif di masyarakat, karena tingkat pemahaman

keagamaan atau religus sudah berkembang cukup kuat. Proses ini yang

Page 24: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

7

menjadi perubahan bagi masjid itu sendiri. Proses ini dinamai sebagai

revitalisasi.

Sepanjang revitalisasi ini dapat terlaksana dengan baik, maka

masjid pun kembali memiliki signifikansi yang tinggi sebagai lembaga

pendidikan Islam. Revitalisasi fungsi edukatif masjid adalah suatu

keniscayaan jika saja setiap kaum muslim berkomitmen tinggi untuk

melaksanakannya. Kini tinggal bagaimana sikap kaum muslim

menanggapinya. Sudah waktunya pendidikan Islam tidak diserahkan

kepada lembaga sekolah semata, melainkan juga kepada semua lingkup,

termasuk di dalamnya masjid (Idi, dkk., 2006: 84).

Sehingga dari uraian permasalahan diatas dapat penulis pahami,

pentingnya revitalisasi fungsi masjid sebagai sarana penguatan nilai-nilai

pendidikan agama Islam di masyarakat. Maka penulis tertarik mengadakan

penelitian tentang fungsi masjid untuk penguatan nilai-nilai pendidikan

agama Islam bagi masyarakat yang berjudul “REVITALISASI FUNGSI

MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DI MASJID KAUMAN KOTA MAGELANG.”

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian menurut Kasiran (2010: 232) adalah dimana

masalah itu dijelaskan dimensi-dimensi apa yang akan menjadi fokus

perhatian serta kelak dibahas secara luas dan sistematis secara mendalam.

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Page 25: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

8

1. Bagaimana aktivitas dan kegiatan untuk penguatan nilai-nilai

pendidikan agama Islam di masjid Kauman kota Magelang?

2. Bagaimana revitalisasi fungsi masjid untuk penguatan nilai-nilai

pendidikan agama Islam?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas,

maka penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai

“Revitalisasi Fungsi Masjid untuk Penguatan Nilai-Nilai Pendidikan

Agama Islam di Masjid Kauman Kota Magelang ”. Secara spesifik tujuan

masalah yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui aktivitas dan kegiatan untuk penguatan nilai-nilai

pendidikan agama Islam di masjid Kauman kota Magelang.

2. Untuk mengetahui bagaimana proses revitalisasi fungsi masjid untuk

penguatan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam di masjid Kauman kota

Magelang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi kontribusi yang

jelas bagi pembaca. Maka dalam hal ini manfaat terbagi menjadi dua, yaitu

manfaat secara teoretis dan manfaat secara praksis.

1. Manfaat Teoretis

a. Peneliti mendapat wacana baru mengenai revitalisasi fungsi masjid

untuk penguatan nilai-nilai pendidikan agama Islam di masjid

Kauman kota Magelang.

Page 26: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

9

2. Manfaat Praksis

a. Bagi masyarakat, adanya revitalisasi fungsi masjid berjalan dengan

baik, maka masjid akan dirasakan kehadirannya oleh masyarakat.

b. Bagi pengelolaan masjid, melalui penelitian ini diharapkan seluruh

pengelola masjid untuk dikembangkan kembali fungsi dari masjid,

sehingga menghasilkan perubahan yang baik bagi masjid.

E. Penegasan Istilah

1. Revitalisasi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, revitalisasi berarti proses,

cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya

kurang terbedaya. Sebenarnya revitalisasi berarti menjadikan sesuatu

atau prbuatan menjadi vital. Pengertian ini melalui bahasa lainnya

revitalisasi berarti proses, cara, dan atau perbuatan untuk

menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan

apapun. Atau lebih jelas revitalisasi itu adalah membangkitkan

kembali vitalitas. Jadi, revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan

kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital

atau hidup kemudian mengalami kemunduran atau degradasi (Jannah,

2016: 55-56).

2. Masjid

Masjid adalah suatu bangunan yang mempunyai nilai kudus bagi

umat Islam sebagai tempat ibadah, terutama jamaah. Namun pada sisi

lain masjid juga sebagai tempat untuk menaburkan benih

Page 27: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

10

pengembangan dan pembinaan umat Islam, baik menyangkut segi

peribadatan, pendidikan maupun segi sosial dan kebudayaan. Dari

pengertian tadi, relevan dengan sifat Islam yang universal, eksternal,

dan berkeseimbangan. Islam yang komplosit (sebagai rahmatan

lilalamin) meliputi berbagai dimensi hidup dan kehidupan manusia,

sedangkan masjid adalah pusat kegiatan keagamaan umat Islam

(Yasin, 2008: 222).

Secara umum, kata masjid dibedakan dengan mushalla dari segi

fungsinya. Di mana masjid difungsikan sebagai tempat untuk

menunaikan ibadah shalat jumat dan shalat rawatib, sedangkan

mushalla digunakan untuk shalat rawatib saja (Assegaf, 2014: 54).

Pada awalnya masjid difungsikan sebagai sarana beribadah,

namun selanjutnya dapat dikembangkan lebih luas, yakni sebagai pusat

peradaban umat Islam. Menurut Assegaf (2014: 53) menyatakan jika

kita mengenal tri pusat pendidikan yang meliputi sekolah (formal),

masyarakat (non-fromal), dan keluarga (informal), maka dalam

komunitas catur pusat pendidikan, yakni masjid sebagai pusat

terpenting bagi pemberdayaan umat dalam segala bidang.

Tidaklah heran jika berbagai ta’mir masjid, berupaya

memakmurkan masjid dengan kegiatan. Kegiatan tersebut diantaranya

adalah ibadah shalat lima waktu, tadarus, kajian Islam, dan lain

sebagainya. Walaupun begitu, masih saja sebagian masjid yang hanya

dipakai untuk menunaikan ibadah shalat saja, sementara tidak adanya

Page 28: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

11

kegiatan dakwah dan sosial. Jika, semua itu terjadi maka masjid tidak

berfungsi secara optimal sebagaimana yang pernah dilakukan semasa

Nabi Muhammad SAW.

3. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam

a. Nilai-Nilai

Menurut Sidi Gazalba dikutip dalam buku karangan Thoha

(1996: 61) mengartikan nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak,

ia ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya

persoalan benar dan salah yang menuntut pembuktian empirik,

melainkan soal penghayatan yang dikehendaki dan tidak

dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi.

Pengertian tersebut dalam buku karangan Thoha (1996: 61)

juga dijelaskan bahwa pengertian tersebut menunjukkan hubungan

antar subjek penilaian dan objek, sehingga menghasilkan

perbedaan nilai antara garam dan emas. Tuhan itu tidak bernilai

bila tidak ada subjek yang memberi nilai, Tuhan menjadi berarti

setelah ada makhluk yang membutuhkan. Ketika Tuhan sendirian,

maka ia hanya berarti bagi diri-Nya sendiri. Garam menjadi berarti

seolah ada manusia yang membutuhkan rasa asin. Emas menjadi

berarti setelah ada manusia yang mencari perhiasan.

Namun, demikian nilai tidak semata fokus kepada subjek

pemberi nilai, melainkan nilai mengandung hal yang bersifat

esensial. Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa nilai adalah

Page 29: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

12

suatu esensi dalam penghayatan dimana melekat pada sesuatu yang

berarti bagi kehidupan manusia.

b. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama merupakan kata majemuk yang terdiri

dari kata “pendidikan” dan “agama”. Dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik, dengan diberi awalan

“pe” dan akhiran “an”, yang berarti proses pengubahan sikap

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan. Sedangkan mendidik itu sendiri adalah memelihara

dan memberi latihan (ajaran) mengenai akhlak dan kecerdasan

pikiran (Syafaat, dkk., 2008: 11).

Sedangkan pengertian agama dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia yaitu kepercayaan kepada Tuhan (dewa, dan sebagainya)

dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajibannya yang

bertalian dengan kepercayaan itu (Syafaat, dkk., 2008: 12).

Ada pula diungkapkan oleh Darajat, dkk (2011: 86)

pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan

asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai

pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam

serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life). Hal

lain juga diungkapkan bahwa pengertian lain dari pendidikan

agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan

ajaran Islam.

Page 30: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

13

Membahas pendidikan agama Islam merupakan pembahasan

mengenai keagamaan dan ke-Tuhanan. Kewajiban dalam

mengimplikasikan nilai dalam semua jenis pendidikan konsekuensi

logis dari tujuan pendidikan untuk menjadikan manusia baik. Maka

dalam hal ini nilai-nilai pendidikan agama Islam adalah esensi yang

terkandung dalam pendidikan agama Islam, yang mana sangat

diperlukan oleh kehidupan masyarakat sebagai pedoman dalam hidup.

Berdasarkan penjabaran istilah di atas, maka maksud judul

penelitian “Revitalisasi Fungsi Masjid untuk Penguatan Nilai-Nilai

Pendidikan Agama Islam di Masjid Kauman kota Magelang” adalah

untuk mengetahui kegiatan dan aktivitas di masjid dalam penguatan

nilai-nilai pendidikan agama Islam, serta untuk mengetahui bagaimana

revitalisasi fungsi masjid sebagai penguatan nilai-nilai pendidikan

agama Islam di masjid Kauman kota Magelang.

F. Sistematika Penulisan

Guna memperoleh gambaran dan pemahaman yang menyeluruh

maka penulis menyusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bagian awal terdiri dari sampul luar, lembar berlogo IAIN,

halaman sampul dalam, halaman persetujuan pembimbing, halaman

pengesahan kelulusan, halaman pernyataan keaslian penelitian, halaman

motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar

gambar, daftar lampiran, abstrak.

Page 31: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

14

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meliputi landasan teori (dengan sub bab pertama: aktivitas dan

kegiatan, penguatan nilai-nilai pendidikan agama Islam, revitalisasi fungsi

masjid, sub bab ke dua: kajian pustaka (kajian penelitian terdahulu).

BAB III METODE PENELITIAN

Meliputi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data,

prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekkan keabsahan data.

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

Meliputi paparan data, dan analisis data

BAB V PENUTUP

Meliputi kesimpulan, dan saran.

BAGIAN AKHIR

Bagian akhir meliputi: daftar pustaka, lampiran, dan daftar riwayat

hidup

Page 32: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Aktivitas dan Kegiatan untuk Penguatan Nilai-Nilai Pendidikan

Agama Islam

1. Aktivitas dan Kegiatan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas diartikan sebagai

segala bentuk keaktifan dan kegiatan (Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1997: 20). Aktivitas adalah keaktifan, kegiatan-kegiatan,

kesibukan atau bisa juga berarti kerja atau salah satu kegiatan kerja

yang dilaksanakan tiap bagian dalam tiap suatu organisasi atau

lembaga (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990: 1).

Sedangkan menurut ilmu sosiologi aktivitas diartikan sebagai

segala bentuk kegiatan yang diadakan di masyarakat seperti gotong

royong dan kerja sama disebut sebagai aktivitas sosial baik yang

berdasarkan hubungan tetangga atau kekerabatan (Sojogyo, dkk.,

1999: 28).

Banyak sekali aktivitas atau kegiatan yang dapat dilakukan oleh

manusia. Masing-masing individu memiliki perbedaan dan kesamaan

dalam beraktivitas atau berkegiatan. Seperti halnya menurut Soeitoe

(1999: 28) bahwa aktivitas bukan hanya sekedar kegiatan, aktivitas

dipandang sebagai usaha mencapai atau memenuhi kebutuhan.

Page 33: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

16

Sehingga dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

aktivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara individu atau

kelompok guna mencapai tujuan menjadi lebih baik daripada

sebelumnya.

2. Penguatan

Menurut Moh. Uzer Usman dalam skripsi karangan Sundawi

(2018: 16) penguatan (reiforcement) adalah segala bentuk respon,

apakah bersifat verbal maupun nonverbal, yang merupakan bagian dari

modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang

bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback)

bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindak

dorongan maupun koreksi. Sedangkan enurut Baharuddin dalam

skripsi karangan Sundawi (2018: 16-17) penguatan (reinformcement)

sebuah konsekuen yang menguatkan tingkah laku atau frekuensi

tingkah laku.

Dengan kata lain penulis dapat menyimpulkan, penguatan

merupakan suatu bentuk respon dari pemberi dan penerima respon

guna menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman. Adanya suatu

feedback antara guru dan peserta didik dengan tujuan agar tingkah laku

positif peserta didik meningkat.

Adapun prinsip-prinsip yang ada dalam penguatan. Prinsip ini

menjadi hal yang sangat penting dan pokok dalam setiap pembelajaran

untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Sundawi (2018: 19-

Page 34: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

17

20) prinsip-prinsip penguatan (reiforcement) sebagai bentuk

penghargaan terhadap peserta didik meliputi:

a. Kehangatan

Kehangatan sikap guru dapat ditunjukkan dengan suasana,

mimik dan gerakan badan. Kehangatan sikap guru akan menjadi

penguatan yang diberikan lebih efektif. Jangan sampai siswa

mendapat kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan

penguatan.

b. Antusiasme

Sikap antusias dalam memberi penguatan dapat menstimulus

siswa untuk meningkatkan motivasinya. Antusiasme guru dalam

meberikan penguatan dapat membawa kesan pada siswa akan

kesungguhan atau ketulusan guru. Antusiasme dalam meberikan

penguatan akan mendorong munculnya kebanggaan dan percaya

diri pada siswa.

c. Bermakna

Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku

dan penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia

patut diberi penguatan. Dengan demikian penguatan itu bermakna

baginya.

d. Menghindari respon negatif

Melalui cara teguran dan hukuman masih bisa digunakan,

respon negatif yang diberikan guru berupa komentar, bercanda

Page 35: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

18

menghina, ejekan yang kasar perlu dihindari karena akan

mematahkan semangat siswa untuk mengembangkan diri.

Adanya prinsip-prinsip yang terdapat dalam penguatan,

maka pendidikan dalam hal pengajaran dapat berjalan efektif dan

nyaman. Sebagaimana tujuan penciptaan pembelajaran yang

kondusif tanpa adanya suatu permasalahan yang tidak

mengenakkan antara guru dan siswa. Kondisi-kondisi inilah yang

akan mendorong masuknya ilmu secara baik dalam diri seseorang

atau siswa.

3. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan

Pengertian pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) dikutip dari buku karangan Duryat (2016: 56)

Pendidikan berasal dari kata dasar didik dan diberi awalan men,

menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan

memberi latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda berarti

proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan latihan.

Secara etimologi, menurut Hasan Langgulung dalam

bukunya Duryat (2016: 56), istilah pendidikan dalam bahasa

Inggris adalah “education”, yang akar katanya berasal dari bahasa

Page 36: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

19

latin “educere” yang berarti memasukkan sesuatu. Barangkali yang

dimaksud adalah memasukkan ilmu ke kepala seseorang.

Menurut kamus bahasa Arab dikutip dari buku karangan

An-Nahlawi (1996: 31-32), lafal at-Tarbiyah berasal dari, pertama:

raba yarbu yang berarti bertambah dan tumbuh; kedua, rabiya

yarba dengan wazn (bentuk) khafiyah yakhfa berarti menjadi

besar; ketiga, rabba yarubbu dengan wazn (bentuk) madda

yamuddu berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun,

menjaga dan memelihara.

Pengertian lain menurut Ahmad D. Mariambada dikutip

dari buku Hasbullah (2015: 3) , pendidikan adalah bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan

jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

yang utama.

Pendidikan bukan hal yang tabu lagi mata manusia.

Manusia sebagai kelompok sosial yang terus berubah dan

berkembang ke arah kemajuan. Banyak tuntutan dalam

perkembangan zaman. Tentu hal ini tidak dapat dibiarkan, sebagai

sifat manusia hendaknya saling tolong menolong dan mewujudkan

hakekat sosialnya. Upaya tolong menolong dilakukan dengan

mendirikan lembaga pendidikan.

Page 37: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

20

Menurut Nawawi ( 1993: 185) lembaga pendidikan itu

sendiri terbagi menjadi tiga jalur pendidikan. Diantaranya

pendidikan informal (keluarga), nonformal (masyarakat), formal

(sekolah). Dari ketiga jalur pendidikan terdapat kesamaan dalam

mendalami dan mengamalkan ilmu, namun memiliki perbedaan

masing-masing pula.

Jalur pendidikan informal, jalur ini dilaksanakan melalui

pendidikan keluarga, dengan menempatkan ibu dan bapak sebagai

pendidikan kodrati. Di samping itu di dalam keluarga kerap kali

ikut serta juga kakek dan nenek, paman, dan tante, bahkan

mungkin kakak sebagai orang dewasa yang langsung dan tidak

langsung menjalankan peranan sebagai pendidik (Nawawi, 1993:

185).

Jalur pendidikan nonformal, jalur pendidikan ini disebut

juga jalur pendidikan di luar sekolah, yang berpengaruh langsung

atau tidak langsung pada perkembangan anak-anak. Di dalam jalur

pendidikan ini terdapat kegiatan pendidikan yang diprogramkan,

terutama berupa kegiatan-kegiatan kursus, baik dibidang khusus

maupun bidang keagamaan. Di bidang agama Islam terutama

sekali berbentuk kegiatan-kegiatan remaja di surau (langgar) dan

masjid- masjid, pesantren kilat, dan lain-lain (Nawawi, 1993: 204).

Jalur pendidikan formal, jalur ini disebut juga jalur sekolah,

dari jenjang terendah hingga tertinggi, termasuk juga madrasah dan

Page 38: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

21

pesantren. Diselenggarakannya sekolah disebabkan oleh

perkembangan dan kemajuan masyarakat yang pesat, sehingga

menimbulkan deffrensiasi dan spesialisasi yang meluas (Nawawi,

1993: 194).

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan pendidikan

merupakan suatu usaha yang nyata dalam membimbing dan

mendidik manusia. Usaha sadar ini akan menuntun manusia

kepada jalannya dengan pola pikir masing-masing. Dalam

membina dan mendidik tidaklah terfokus satu cara banyak yang

bisa dilakukan, yaitu melalui beberapa jalur pendidikan yang sudah

diterapkan saat ini. Karena melihat perkembangan yang kian kuat

maju, maka tidak hanya sekedar yang kita ketahui yaitu pendidikan

formal. Ada pula pendidikan nonformal dalam masyarakat, dan

pendidikan informal dalam keluarga di mana sering tidak kita

sadari.

b. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Secara bahasa mengutip dari buku karangan Luthfiah dkk

(2011: 1), kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti

tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun-temurun. Sementara itu,

pengertian agama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikutip

dari buku Syafaat, dkk (2008: 14-15) yaitu kepercayaan kepada

Tuhan (dewa, dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan

kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.

Page 39: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

22

Dari pengertian agama di atas konteks agama masih luas.

Terdapat berbagai agama yang ada, termasuk di Indonesia. Namun

yang ditekankan dalam hal ini adalah agama Islam. Maka agama

merupakan warisan yang diajarkan untuk mempercayai yang Maha

Agung diatas segalanya. Serta mengamalkan ajaran-ajaran yang

diwajibkan sesuai tuntunannya. Denga cara menyembah sesuai

aturannya.

Pengertian Islam itu sendiri adalah agama yang diajarkan

Nabi Muhammad SAW, berpedoman pada kitab suci al-Qur‟an,

yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT (Syafaat,

dkk., 2008: 15). Kemudian kata Islam berasal dari kata aslama,

yuslimu, Islam, mempunyai beberapa arti, (1) melepaskan diri dari

segala penyakit lahir dan batin, (2) kedamaian dan keamanan, (3)

ketaatan dan kepatuhan (Luthfiah, dkk., 2011: 6).

Dalam al-Qur‟an kata Islam disebut sebanyak delapan kali,

yaitu dalam surah Ali Imran ayat 19 dan 85, surah al-Maidah ayat

3, surah al-An‟am ayat 125, surah az-Zumar ayat 22, surah as-Shaff

ayat 7, surah al-Hujurat ayat 17, dan surah at-Taubah ayat 74

(Luthfiah, 2011: 7).

Islam itu sendiri merupakan agama samawi (langit) yang

diturunkan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW.

Dimana semua ajarannya terdapat dalam kitab suci al-Qur‟an dan

sunnah yang berisikan larangan-larangan, perintah, dan petunjuk.

Page 40: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

23

Dari pengertian pendidikan, agama, dan Islam menurut

para ahli dan dari segi bahasa, Salihun A. Nasir dikutip dari buku

karangan Syafaat, dkk (2008: 15) mengungkapkan bahwa

pendidikan agama Islam adalah suatu usaha yang sistematis dan

pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam

dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu

benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam

dirinya. Yakni, ajaran Islam itu benar-benar di pahami, diyakini

kebenarannya, diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi

pengontrol terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap mental.

Kemudian menurut Zakiyah Daradjat dikutip dari buku

karangan Majid, dkk (2005: 130), pendidikan agama Islam adalah

sesuatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar

senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu

menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta

menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

Sehingga dari uraian diatas dapat ditarik inti dari

pengertian pendidikan agama Islam menurut penulis, yaitu upaya

kegiatan secara sadar dan terencana guna mendidik dan

mengajarkan kepada peserta didik untuk memahami ajaran agama

Islam.

Page 41: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

24

c. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam

Dasar ideal pendidikan Islam adalah identik dengan ajaran

Islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber hukum yang sama,

yaitu al-Qur‟an, sunnah (hadist), dan ijtihad. Kemudian dasar tadi

dikembangkan dalam pemahaman para ulama sebagai berikut

(Syafaat, dkk., 2008: 17-24):

1) Al-Qur‟an

Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup manusia, bagi

yang membacanya merupakan suatu ibadah dan mendapatkan

pahala. Pengertian al-Qur‟an dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman

Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan

perantara Malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan

diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat

manusia.

Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat

dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan

melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam al-Qur‟an itu

terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan

masalah keimanan yang disebut aqidah, dan yang berhubungan

dengan amal disebut dengan syari‟ah (Zakiyah, dkk., 2017: 19-

20).

Page 42: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

25

2) Sunnah (Hadis)

Sunnah adalah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan

Rasulullah SAW. dimaksud dengan pengakuan itu adalah

kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah

dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu

berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah al-

Qur‟an. Seperti al-Qur‟an, sunnah juga berisi petunjuk

pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala

aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya

atau muslim yang bertaqwa.

Menurut Syafaat, dkk (2008: 24) terdapat tiga fungsi

sunnah terhadap al-Qur‟an dalam pandangan ahli-ahli ushul,

sebagai berikut:

a. Sunnah berfungsi mendukung atau menegaskan suatu

ketentuan yang dibawa al-Qur‟an

b. Sunnah berfungsi memperjelas atau merinci (menafsirkan)

apa yang telah digariskan dalam al-Qur‟an.

c. Sunnah berfungsi menetapkan hukum yang tidak terdapat

di dalam al-Qur‟an.

3) Ijtihad

Zakiyah Daradjat (2017: 21) Ijtihad adalah istilah para

fuqoha, yaitu berpikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang

dimiliki oleh ilmuwan syari‟at Islam untuk menetapkan atau

Page 43: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

26

menentukan suatu hukum syari‟at Islam dalam hal-hal yang

ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh al-Qur‟an dan

sunnah.

Menurut Syafaat, dkk (2008: 31-32) Ijtihad terbagi menjadi

beberapa hal, yaitu:

a) Ijma, yaitu konsensus atau kesepakatan para alim ulama

untuk menetapkan suatu hukum, pada waktu tertentu,

setelah Rasulullah SAW, wafat.

b) Qiyas, yaitu menetapkan hukum suatu perkara dengan

jalan menyerupa atau menganalogikan suatu kejadian

yang tidak disebutkan secara jelas dalam nash dengan

suatu kejadian yang telah ada dan disebutkan dalam nash

al-Qur‟an atau hadis secara tegas, karena adanya

kesamaan illat hukumnya.

c) Istishab, yaitu menyakini dan menetapkan hukum

sesuatu yang telah ada pada suatu hukum sebelumnya,

karena tidak adanya sesuatu yang mengubah hukum

secara menyakinkan.

d) Maslahah Mursalah, yaitu mempertahankan sesuatu

yang telah diputuskan atas kehendak syara‟ dengan

maksud untuk menolak dan menghindar dari timbulnya

kerusakan.

Page 44: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

27

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan oleh penulis bahwa

dasar pendidikan agama Islam itu terdapat empat macam.

Diantaranya yaitu al-Qur‟an, sunnah (hadis), pendapat para

sahabat, dan ijtihad. Dimana ijtihad terbagi lagi menjadi empat,

yaitu ijma, qiyas, istishab, maslahah mursalah. Masing-masing

tersebut digunakan secara runtut tidak bisa terbolak-balik.

d. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Sejalan dengan pengertian pendidikan agama Islam yang

diperoleh dari penjelasan di atas, maka pendidikan agama Islam

memiliki suatu tujuan yang harus dicapai. Tujuan ini akan

menghantarkan seorang pendidik dan peserta didik dalam

mencapai suatu keberhasilan pendidikan itu sendiri. Adapun tujuan

pendidikan agama Islam menurut al-Ghazali (Luthfiah, 2011: 220)

adalah sebagai berikut:

1) Dekatkan diri kepada Allah, yang wujudnya adalah

kemampuan dan dengan kesadaran diri melaksanakan ibadah

wajib dan sunnah.

2) Menggali dan mengembangkan potensi atau fitrah manusia.

3) Mewujudkan profesionalisasi manusia untuk mengemban tugas

keduniaan dengan sebaik-baiknya.

4) Membentuk manusia yang berakhlak mulia, suci jiwanya dari

kerendahan budi dan sifat-sifat tercela.

Page 45: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

28

5) Mengembangkan sifat-sifat manusia yang utama, sehingga

menjadi manusia yang manusiawi.

Terdapat pula tujuan lain pendidikan agama Islam, menurut

Nata (2010: 21-22) yaitu:

1) Pertama, melakukan pembuktian teori-teori kependidikan Islam

yang merangkum aspirasi atau cita-cita Islam yang harus

dikhtiarkan agar menjadi kenyataan.

2) Kedua, memberikan bahan-bahan informasi tentang

pelaksanaan pendidikan dalam segala aspeknya bagi

pengembangan ilmu pendidikan Islam tersebut.

3) Ketiga, menjadi korektor terhadap kekurangan teori-teori yang

di pegangi oleh ilmu pendidikan Islam sehingga kemungkinan

pertemuan antara teori dan praktik semakin dekat dan

hubungan antar keduanya bersifat interaktif (saling

mempengaruhi).

Dari uraian beberapa argumen para tokoh di atas merupakan

tujuan pendidikan agama Islam secara global. Adapun tujuan

pendidikan Islam yang terbagi menjadi empat macam tujuan,

diantaranya (Duryat, 2016: 75-76):

1) Tujuan umum

Tujuan ini adalah tujuan yang dicapai dengan semua kegiatan

pendidikan, baik pada kegiatan pembelajaran maupun cara

Page 46: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

29

lain. Menurut Hasan Langgulung dengan mengadaptasi

pandangan al-Jamali, menyimpulkan tujuan-tujuan pendidikan

yang direduksinya dari al-Qur‟an:

a) Memperkenalkan kepada manusia akan kedudukan dan

tanggung jawabnya.

b) Memperkenalkan kepada manusia dalam hubungannya

dengan masyarakat (sosialnya).

c) Memperkenalkan kepada manusia sebagai makhluk dan

mengambil hikmah atau faedah dari hakikat penciptaanya.

d) Memperkenalkan kepada manusia terhadap pencipta alam

maya pada ini.

2) Tujuan akhir

Pendidikan agama Islam berlangsung seumur hidup, maka

tujuan akhir yang dicapai waktu hidup berakhir pula.

3) Tujuan sementara

Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak

didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang

direncanangkan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.

4) Tujuan operasional

Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai

dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.

Page 47: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

30

Pada kurikulum pendidikan agama Islam menyebutkan

bahwa pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan

untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui

pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan

serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga

menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal

keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk

dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi (Majid, dkk.,

2005: 135).

Secara garis besar tujuan dari pendidikan agama Islam

adalah mengarah kepada ajaran Islam. Di mana ajaran agama Islam

itu dalam suatu pendidikan masuk ke mata pelajaran. Mata

pelajaran pendidikan agama Islam itu sendiri secara keseluruhan

mencangkup al-Qur‟an dan al-Hadist, keimanan, akhlak, fiqh atau

ibadah, dan sejarah. Kecakupan seluruh mata pelajaran tersebut

merupakan suatu keserasian, keselarasan dan keseimbangan

hubungan manusia dengan Allah SWT, manusia dengan manusia,

manusia dengan alam.

Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

tujuan pendidikan agama Islam adalah memberikan pengajaran,

mendidik kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi

ajaran Islam secara profesional dan selaras antara teori dan

praktiknya serta sesuai pada penanaman ajaran nilai-nilai Islam.

Page 48: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

31

e. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam

Menurut Milton Rokeach dan James Bank dikutip dalam

bukunya Thoha (1996: 60), nilai adalah suatu tipe kepercayaan

yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan di mana

seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau

mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan.

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa nilai adalah

sifat yang melekat pada sesuatu (sistem kepercayaan) yang mana

berhubungan dengan subjek yang memberi arti. Akan tetapi nilai

semata-mata terletak kepada subjek pemberi nilai, yang mana hal

tersebut bersifat esensial yang membuat sesuatu itu bernilai.

Apabila sifat unsur esensial itu tidak ada, maka manusia tidak akan

memberikan harga kepada sesuatu itu.

Pada pengertian lain menurut Lauis D. Kattsof dikutip

dalam bukunya Thoha (1996: 61-62) nilai diartikan sebagai

berikut: nilai merupakan kualitas empiris yang tidak dapat

didefinisikan, tetapi kita dapat memahami secara langsung kualitas

yang terdapat dalam objek itu. Dengan demikian nilai tidak

semata-mata subjektif, melainkan ada tolak ukur yang pasti yang

terletak pada esensi objek itu. Penulis sendiri menyimpulkan

bahwa nilai adalah sesuatu yang dapat dipercaya dan berharga

untuk menetukan suatu kualitas dari berbagai sudut pandang.

Page 49: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

32

Menurut Zayadi dikutip dari Majid (2013, 93-98)

menyatakan bahwa sumber nilai yng berlaku dalam kehidupan

manusia dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu

1) Nilai Ilahiyah

Kegiatan penanaman nilai-nilai sesungguhnya sangat penting

karena akan menjadi inti dari kegiatan pendidikan. Di antara

nilai-nilai itu yang sangat mendasar, ialah:

a) Iman, yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada

Allah.

b) Islam, yaitu sebagai kelanjutan iman, maka sikap pasrah

kepada-Nya, dengan menyakini bahwa apapun yang

datang dari Tuhan tentu mengandung hikmah kebaikan,

yang tidak mungkin diketahui seluruh wujudnya oleh kita

yang dhaif.

c) Ihsan, yaitu kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa

Allah senantiasa hadir atau berada bersama kita di

manapun kita berada.

d) Taqwa, yaitu sikap yang sadar penuh bahwa Allah selalu

mengawasi kita, kemudian kita berusaha berbuat hanya

sesuatu yang diridhai Allah, dengan menjauhi atau

menjaga diri dari sesuatu yang tidak di ridhai-Nya.

e) Ikhlas, yaitu sikap murni dalam tingkah laku dan

perbuatan, semata-mata demi memperoleh ridha atau

Page 50: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

33

perkenan Allah, dan bebas dari pamrih lahir dan batin,

tertutup maupun terbuka.

f) Tawakal, yaitu sikap senantiasa bersandar kepada Allah,

dengan penuh harapan kepada-Nya dan keyakinan.

g) Syukur, yaitu sikap penuh rasa terima kasih dan

penghargaan, dalam hal ini atas segala nikmat dan karunia

yang tidak terbilang banyaknya, yang dianugerahkan

Allah kepada kita.

h) Sabar, yaitu sikap tabah menghadapi segala kepahitan

hidup, besar dan kecil, lahir dan batin, fisiologis dan

psikologis., karena keyakinan yang tidak tergoyahkan

bahwa kita semua berasal dari Allah dan akan kembali

kepada-Nya.

2) Nilai Insaniyah

Pendidikan yang diberikan kepada peserta didik tidak

semata-mata hanya tertuju kepada pengajaran dan bersifat

kognitif. Bagi umat Islam berdasarkan ajaran kitab suci dan

sunnah, yaitu pentingnya seberapa jauh penanaman nilai-nilai

kemanusiaan yang berwujud nyata dalam tingkah laku ataupun

budi pekerti.

Sebagai telah dikemukakan di atas, nilai Ilahiyah yang amat perlu

ditanamkan kepada anak. Adapun nilai-nilai budi luhur, sesungguhnya

kita dapat mengetahuinya secara akal sehat (common sense) mengikuti

Page 51: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

34

hati nurani kita. Dalam hal agama Islam hati kita disebut nurani karena

baik menurut al-Qur‟an maupun sunnah Nabi, hati kita adalah modal

atau primodial (ada sebelum lahir) untuk menerangi jalan hidup kita

sehingga kita terbimbing kearah yang lebih baik dan benar (Abdul dan

Dian, 2013: 95). Sama halnya dengan nilai-nilai Ilahiyah yang

membentuk ketaqwaan, nilai-nilai insaniyah yang membentuk akhlak

mulia tentu masih dapat ditambah dengan deretan nilai yang lain.

B. Revitalisasi Fungsi Masjid

1. Eksistensi Masjid bagi Umat Islam

Eksistensi masjid dari zaman Rasulullah hingga sekarang ini masih

bisa dirasakan oleh semua umat muslim. Keberadaannya mampu

memberikan manfaat bagi umat muslim melalui fungsi-fungsi. Melalui

fungsi tersebut masjid akan dirasa kehadirannya oleh umat Islam.

Maka umat muslim tentu harus mengetahui sejarah masjid, fungsi

masjid dan bagaimana pengelolaan masjid yang baik agar masjid

menjadi makmur.

a. Masjid dan Ruang Lingkupnya

Pengertian masjid ditinjau dari segi etimologi berasal dari kata

“masjid” yang merupakan kosakata dari bahasa Arab yaitu lafad

“sajada” yang memiliki akar kata s-j-d yang bermakna sujud atau

menundukkan kepala hingga dahi menyentuh tanah (Manzhur,

1976: 234). Sedangkan dalam bentuk ism makan, kata masjid

berarti mushalla al-jamaah. Secara umum, kata masjid dibedakan

Page 52: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

35

dengan mushalla dari segi fungsinya. Masjid dipakai sebagai

tempat menunaikan ibadah shalat Jumat dan shalat rawatib,

sedangkan mushalla digunakan hanya untuk shalat rawatib

(Assegaf, 2014: 54).

Sedangkan secara terminologi, untuk mendapatkan makna

“masjid” yang integral, maka harus ditinjau dari berbagai segi,

historis dan filosofis. Hal ini sebagai mana dikatakan A. Mukti Ali

dikutip dari buku karangan Yasin (2008: 221), bahwa masjid

hendaknya dipahami sebagai bagian dari masyarakat sekitar.

Didirikannya masjid dengan fungsi utama tempat beribadah,

yakni shalat lima waktu dan shalat Jumat yang dilaksanakan secara

berjamaah. Pada umumnya jamaah shalat di masjid dapat

diklasifikasikan ke dalam dua macam: pertama, jamaah mobile,

yakni yang sekedar datang dan pergi untuk menunaikan ibadah

shalat, biasanya mereka tergolong pendatang dan bukan pemukim

disekitar masjid: dan kedua, jamaah yang tetap, mereka adalah

mereka para pemukim yang tinggal berdekatan dengan masjid

(Assegaf, 2014: 54).

Hal lain, masjid juga difungsikan sebagai sarana edukatif. Di

mana pembelajaran bisa dilaksanakan di dalam masjid. Seperti

halnya belajar membaca dan menulis al-Qur‟an, berdakwah dan

lain sebagainya. Tidaklah sulit seseorang untuk menemukan

sebuah masjid. Berbagai penjuru di Indonesia masjid banyak

Page 53: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

36

berdiri kokoh dan terdapat pula yang sedang proses pembangunan.

Kebanyakan orang-orang mencari masjid untuk menunaikan

ibadah.

Dilihat dari perspektif sejarah, membuktikan bahwa masjid

merupakan pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Sejarah

masjid bermula sesaat setelah Rasulullah SAW hijrah di Madinah.

Saat Rasulullah SAW tiba di Quba, pada hari Senin tanggal 8

Rabi‟ul Awwal tahun ke 14 nubuwwah atau tahun pertama hijrah,

bertepatan tanggal 23 September 662 M, beliau membangun

masjid yang pertama yang disebut masjid Quba. Lokasinya berada

di sebelah tenggara kota Madinah ( Kurniawan, 2014: 3). Menurut

Al-Mubarakfuri (2015: 198) mengatakan bahwa beliau berada di

Quba selama empat hari, yaitu Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis. Di

sana beliau membangun masjid Quba dan shalat di dalamnya.

Inilah masjid pertama yang didirikan atas dasar taqwa setelah

nubuwah.

Berdirinya masjid Quba sebagai awal dan selanjutnya

berdirinya masjid-masjid lain yang sekarang sudah tersebar di

penjuru daerah, kota, bahkan desa salah satunya masjid Kauman di

kota Magelang. Berbagai model dan gaya bangunan menjadi ciri

khas masing-masing daerah tersebut. Akan tetapi yang tidak akan

berubah adalah posisi arah kiblat. Di manapun ke berada masjid

akan selalu menghadap kiblat. Keberadaan masjid tidak hanya

Page 54: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

37

sekedar berbagai model bangunan, namun terdapat komponen

sebagai penunjang kemajuan dan pengembangan masjid.

Masjid dalam aktivitas pengembangan dakwah, memiliki

fungsi yang sangat vital. Masjid merupakan pusat kegiatan

dakwah. Seperti masjid-masjid yang ada di Indonesia saat ini,

terutama untuk masjid di Kauman kota Magelang. Masjid dengan

letak strategis memiliki kegiatan aktif yang masih tetap berjalan

sebagai upaya pengembangan dakwah.

Pengembangan dakwah alam rangka mengembangkan masjid,

ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Menurut Roqib (2009,

144-147) dalam rangka mengembangkan masjid untuk mencapai

tujuan tersebut, yang harus dikembangkan berikutnya yaitu:

a) Tata ruang

Tata ruang masjid harus disesuaikan dengan rencana program

sebagaimana pembagian ruang masjid di Makkah dan di Quba.

Untuk memungkinkan penataan tata ruang masjid yang tepat

maka sebelum mendirikan masjid terlebih dahulu harus

dipersiapkan tanah yang cukup luas dan strategis. Yang patut

dipertimbangkan adalah tata interior ruangan yang serasi dan

nyaman karena masjid merupakan tempat berkumpulnya

masyarakat muslim dalam jumlah besar.

Page 55: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

38

b) Kualitas Ta’mir

Ta’mir masjid memiliki tanggung jawab dalam memimpin

suatu struktur organisasi di masjid. Oleh karena itu, pengurus

ta’mir masjid harus memiliki pengetahuan dan pengalaman

serta skill yang memadai mengenai pembangunan dan

pengelolaan masjid.

Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa masjid merupakan

tempat utama untuk melaksanakan sembahyang (shalat), selain itu

terdapat fungsi lain seperti tempat pengajaran dan pendidikan.

Masjid perlu dikembangkan melalui perbaikan kualitas tata ruang

dan takmir masjid. Agar eksistensi masjid dikalangan umat Islam

dirasakan keberadaannya dan berkembang menjadi tempat yang

bermanfaat untuk masyarakat dan lainnya.

b. Fungsi Masjid

Berdasarkan sejarah berdirinya masjid pertama kali yaitu

masjid Quba, masjid pada mulanya difungsikan sebagai sarana

beribadah, namun kemudian dapat dikembangkan lebih luas dari

itu, yakni sebagai pusat peradaban umat Islam. Maka terdapat tri

pusat pendidikan yang meliputi sekolah (formal), masyarakat

(nonformal), dan keluarga (informal), maka dalam komunitas umat

Islam, masih perlu ditambah satu pusat lagi sehingga menjadi catur

pusat pendidikan, yakni masjid sebagai pusat terpenting bagi

pemberdayaan umat dalam segala bidang (Assegaf, 2014: 53).

Page 56: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

39

Fungsi masjid tidak hanya sebagai sarana ibadah saja,

melainkan terdapat aktivitas dan kegiatan lain yang dapat

dilaksanakan di masjid. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Assegaf (2014: 56-57) bahwa fungsi masjid dalam perspektif Al-

Qur‟an dan Sunnah Nabi Muhammad terdapat empat, diantaranya:

1) Berfungsi sebagai sarana ibadah dan berdzikir.

Sebagaimana umumnya masyarakat menggunakannya setiap

harinya. Dan sebagai fungsi utama masjid. Al-Qur‟an surat at-

Taubah ayat 108 disebutkan bahwa “...Masjid yang didirikan

atas dasar taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah

lebih patut kamu bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya

ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah

SWT menyukai orang-orang bersih.”

2) Berfungsi sebagai sarana pendidikan dan pengajaran.

Masjid sepatutnya difungsikan sebagai tempat kajian al-

Qur‟an. Dalam kesempatan lain Nabi Muhammad SAW

memotivasi agar umat Islam datang ke masjid selain untuk

shalat juga untuk mengkaji al-Qur‟an. Diriwayatkan oleh Abu

Hurairah ra., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda:

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di suatu masjid atau

baitullah untuk membaca al-Qur’an dan mengkajinya,

melainkan diturunkan bagi mereka itu rasa tenang, dinaungi

Page 57: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

40

dengan rahmat dan dikelilingi oleh para malaikat dimana

mereka berzikir di sekitarnya”.

3) Berfungsi sebagai sarana pengadilan, hukum, musyawarah,

dan tempat pertemuan membahas unsur ke-Islam-an.

Di masa Nabi Muhammad SAW, masjid difungsikan sebagai

tempat pengadilan, dan lembaga pendidikan yang membina

generasi awal dari kalangan sahabat, dengan pembinaan iman,

akhlak dan kemasyarakatan, sehingga jiwa mereka terisi

dengan pengajaran Rasulullah SAW.

4) Berfungsi sebagai sarana sosial

Ketika bencana petaka menerpa kaum mukminin, masjid dapat

digunakan sebagai tempat berlindung. Di sana umat Islam

dapat menyusun kekuatan untuk mengibarkan panji-panji

Islam dan meninggikan kalimat Allah SWT. Sebagaimana

pernah terjadi dalam perang salib pertama atau dalam beberapa

gerakan pembebasan melawan tentara salib dan yahudi dalam

perang salib kedua.

Berbagai fungsi yang kemukakan oleh Assegaf (2014: 56-57)

memberikan pemahaman bahwa terdapat aktivitas dan kegiatan lain

yang dapat dilakukan di masjid. Maka untuk itu, macam-macam

fungsi tersebut dapat dilaksanakan dan dikembangkan secara

sistematis agar kegiatan yang dilakukan di masjid dapat berjalan

efektif dan lancar. Tanpa menganggu fungsi utama masjid yaitu

Page 58: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

41

sebagai tempat beribadah. Dari beberapa fungsi tersebut sangat

berguna dan bermanfaat untuk umat beragama Islam.

Seperti yang disampaikan oleh Assegaf (2014: 56-57)

mengenai empat fungsi masjid berdasarkan al-Qur‟an dan sunnah,

memberikan pemahaman kepada khalayak umum untuk

menfungsikan masjid sebagaimana mestinya. Proses perkembangan

masjid yang begitu luas dan maju baik diberbagai aspek, tidak

luput dari fungsi-fungsi yang ada. Sehingga penulis dapat

menyimpulkan bahwa fungsi masjid itu tidak sekedar beribadah

shalat saja, akan tetapi terdapat keberfungsian lain, seperti fungsi

sosial, fungsi ekonomi, fungsi edukasi, dan fungsi sarana

musyawarah.

Merujuk pada fungsi masjid yang sudah dipaparkan

sebelumnya, mengenai fungsi terbagi menjadi empat bagian maka

dalam konteks revitalisasi fungsi masjid terdapat adanya

pengelolaan atau manajemen. Kemudian manajemen itu sendiri

memiliki proses atau fungsi untuk menuju tujuan-tujuan yang

diharapkan. Sebagaimana telah diungkapkan Terry, bahwa tahapan

manajemen terbagi menjadi planning, organizing, actuating,

controlling (Sulistyorini, 2016: 27). Maka 4 tahapan tersebut dapat

dijabarkan sebagai berikut:

Page 59: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

42

1) Perencanaan (Planning)

Fungsi perencanaan mencangkup penetapan tujuan, standar,

penentuan aturan-prosedur, dan pembuatan serta ramalan

(prediksi) apa yang diperkirakan terjadi.

2) Pengorganisasian (Organizing)

Fungsi pengorganisasian ini meliputi: pemberian tugas terpisah

kepada masing-masing pihak, membentuk bagian,

mendelegasikan, atau menetapkan jalur wewenang atau

tanggungjawab dan sistem komunikasi, serta mengkoordinir

kerja setiap bawahan dalam suatu tim kerja yang solid dan

terorganisir.

3) Penggerakan (Actuating)

Setelah kegiatan perencanaan atau pengoorganisasian,

pimpinan perlu dapat menggerakkan kelompok secara efisien

dan efektif ke arah pencapaian tujuan.

4) Pengawasan (Controlling)

Fungsi ini bisa juga disebut dengan pengendalian atau

evaluasi. Ketika organisasi telah bergerak dan berjalan,

pimpinan harus selalu mengadakan pengawasan atau

pengendalian agar gerakan atau jalannya organisasi benar-

benar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, baik

mengenai arahnya maupun caranya.

Page 60: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

43

Sehingga dalam hal ini, penulis dapat simpulkan bahwa

manajemen merupakan suatu usaha perencanaan kegiatan yang

terorganisir dan terstruktur. Dimana dapat dilihat fungsi sebagai

proses terbentuknya manajemen, yaitu perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan kontrol atau evaluasi.

C. Kajian Pustaka

1. Skripsi Nurul Jannah mahasiswa Ekonomi Islam UIN Sumatera Utara

tahun 2016, yang berjudul “Revitalisasi Peranan Masjid Di Era

Modern (Studi Kasus di Kota Medan)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami

tranformasi peranan masjid serta menawarkan revitalisasi peranan

masjid di era modern. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah masjid yang ditinjau dari sisi lokasi masjid, yaitu masjid yang

terdiri dari masjid perumahan, perkotaan, dan pinggiran kota dengan

periode penelitian dari bulan Januari 2016-Juli 2016.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu

penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk

menemukan pemahaman mengenai fonomena dalam suatu latar yang

berkonteks khusus. Pada penelitian kualitatif peneliti diharuskan untuk

lebih fokus pada prinsip dasar fenomena yang terjadi dalam kehidupan

sosial, yang nantinya akan dianaliss dengan menggunakan teori yang

sudah ada.

Page 61: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

44

Hasil analis penelitian menunjukkan bahwa peranan dan fungsi

masjid telah terjadi perubahan dan pergeseran dari masa ke masa.

Masjid di era modern, masih belum dirasakan kehadirannya oleh

masyarakat muslim, dikarenakan pelaksanaan fungsi dan peranan

masjid belum maksimal. Maka temuan penelitian ini menawarkan

konsep revitalisasi fungsi dan peranan masjid yang utuh, seperti fungsi

dan peranan ibadah, pendidikan, dakwah ekonomi, sosial, politik,

kesehatan dan tekhnologi. Untuk mengimplemetasikan seluruh konsep

revitalisasi, diperlukan untuk mempersiapkan sosialisasi, pelatihan,

dan smeinar bagi seluruh pengelola masjid (ta‟mir). Pemahaman dari

seluruh pengelola masjid (ta‟mir) menjadi hal terpenting dalam

memakmurkan masjid.

2. Skripsi Septi Rusnita mahasiswa Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Raden Intan Lampung tahun 2017, yang berjudul “Fungsi Masjid

Dalam Penyiaran Islam Di Desa Bangun Jaya Kecamatan Tanjung

Raya Kabupaten Mesuji”.

Masjid merupakan tempat kegiatan ibadah umat Islam. Kegiatan

ibadah disini mempunyai arti luas, tidak semata-mata tempat shalat

dan mengaji, tetapi untuk segala kegiatan yang bisa membawa

kemslahatan dunia akhirat. Masjid juga merupakan wadah yang paling

strategis dalam membina dan menggerakkan potensi umat Islam untuk

mewujudkan sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas.

Sebagai sarana syiar agama Islam, masjid kini digunakan dan

Page 62: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

45

dimanfaatkan melalui kegiatan sosial masyarakat mengajarkan kepada

yang ma‟ruf dan mencegah pada yang mungkar. Penulis meneliti

bagaimana Fungsi Masjid Baiturohman dalam Penyiaran Islam yang

ada di desa Bangun Jaya dan apa yang menjadi faktor pendukung dan

penghambat.

Penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian

lapangan (Field Reserch), dengan sifat penelitian deskriptif, guna

memberikan kejelasan terhadap masalah atau peristiwa yang diteliti

dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh komponen pengurus/takmir Masjid Baiturohman adapun

pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode non

random sampling yaitu dengan mengambil sampel keseluruhan

berjumlah 24 orang.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Fungsi Masjid

Baiturohman di Desa Bangun Jaya Kecamatan Tanjung Jaya

Kabupaten Mesuji ialah; bergerak pada bidang ke-Islaman dan

pendidikan, pembangunan dan sosial kemasyarakatan (menyantuni

fakir miskin dan yatim piatu). Seperti Majlis Ta‟lim, pengajian yasinan

dan dilangsungkan dengan siraman rohani, Mengelola TPA,

Mengelola Risma. Fungsi masjid yang ada di masjid Baiturohman

dapat dikatakan sudah berjalan, namun adanya faktor pendukung dan

penghambat dalam kegiatan Penyiaran Islam, dalam faktor pendukung

ialah, adanya bangunan masjid yang cukup bagus, adanya kerjasama

Page 63: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

46

dengan jamaah, adanya jiwa kebersamaan yang tertanam, untuk faktor

penghambatnya, kurangnya fasilitas yang memadai, tidak adanya

donatur yang tepat untuk membiayai pelaksanaan kegiatan penyiaran

Islam dalam rangka pemakmuran Masjid agar optimal, adanya

pengurus/tak‟mir yang kurang menyadari akan tanggung jawab

sebagai takmir Masjid.

Persamaan dari kedua penelitian tersebut adalah sama-sama

meneliti tentang masalah masjid, subjek penelitian adalah masyarakat dan

jenis penelitian lapangan (field reserch). Penelitian Septi Rusnita dan

Nurul Jannah sama-sama menggunakan jenis penelitian kualitatif.

Perbedaan dari kedua penelitian tersebut adalah tempat, dan tahun

penelitian. Tempat penelitian Septi Rusnita yaitu di Desa Bangun Jaya

Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Mesuji pada tahun 2017, sedangkan

penelitian Nurul Jannah yaitu di Kota Medan pada tahun 2016.

Persamaan dari penelitian penulis dengan penelitian Septi Rustina

dan Nurul Jannah sama-sama meneliti tentang masjid, kemudian

menggunakan jenis penelitian kualitatif. Persamaan penelitian penulis

dengan Septi Rusnita adalah sama-sama meneliti fungsi masjid.

Persamaan penelitian penulis dengan Nurul Jannah adalah sama-sama

meneliti mengenai revitalisasi masjid.

Page 64: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

47

Perbedaan penelitian kali ini dengan penelitian terdahulu terdapat

pada tempat, informan, dan tahun penelitian. Penulis akan meneliti di

masjid Kauman kota Magelang, narasumbernya yaitu Drs. Hj.

Miftachussurrur, Mpd. I. selaku ketua kepengurusan masjid Kauman kota

Magelang. Serta tahun penelitian penulis pada tahun 2019. Jadi, peneliti

tertarik untuk meneliti kembali penelitian yang sejenis guna membuktikan

teori yang sudah ada, dengan dua variabel, yaitu: revitalisasi fungsi

masjid, dan penguatan nilai-nilai pendidikan agama Islam.

Page 65: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut

Stratus dan Corbin dikutip dalam buku Sujarweni (2014: 19) penelitian

kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan

yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-

prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).

Penelitian kualitatif dapat dilaksanakan dengan penelitian deskriptif,

penelitian literatur, dan penelitian interaktif.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan

metode deskriptif. Metode deskriptif terbagi menjadi lima kategori dikutip

dalam bukunya Muliawan (2014: 84) yaitu metode studi kasus, metode

komparatif atau perbandingan, metode korelasi, metode studi

fenomenologi atau perkembangan, dan metode studi tentang aliran.

Penelitian ini masuk dalam kategori penggunaan metode studi kasus. Guna

mendapatkan informasi dan gambaran yang mendalam tentang suatu kasus

yang sedang diteliti, yaitu revitalisasi fungsi masjid untuk penguatan nilai-

nilai pendidikan agama Islam.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di masjid Kauman kota

Magelang. Tempat ini peneliti ambil berdasarkan permasalahan yang

diteliti dalam penelitian ini berada di masjid Kauman kota Magelang.

Page 66: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

49

Waktu penelitian akan direncanakan dari bulan Mei 2019 sampai selesai.

Waktu penelitian dihitung mulai dari observasi sampai tahap akhir

penelitian.

C. Sumber Data

Jenis sumber penelitian kualitatif ini dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

1. Narasumber

Narasumber merupakan sumbr data yang sangat penting dalam

penelitian kualitatif guna mendapatkan informasi yang akurat.

Narasumber penelitian ini adalah takmir masjid atau ketua dalam

kepengurusan masjid Kauman kota Magelang.

2. Informasi

Informasi untuk mendapatkan data diperoleh dengan pengamatan

terhadap aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian di

masjid Kauman kota Magelang.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penulis lakukan menggunakan teknik

yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi yang

berkaitan dengan objek penelitian. Yang terdiri dari dua sumber:

a. Sumber Primer, adalah sumber langsung dari hasil wawancara dengan

takmir masjid dan pengurus bidang imaroh yang berkaitan dengan

permasalahan yang didapat.

Page 67: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

50

b. Sumber Sekunder, adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan

dokumentasi di masjid Kauman kota Magelang.

E. Analisis Data

Analisis dalam pengertian umum adalah suatu kegiatan untuk

menyelidiki, menguraikan dan atau menelusuri akar persoalan suatu

masalah (Muliawan, 2014: 193). Menurut Mudjiarahardjo (dalam

Sujarweni, 2014: 34) Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk

mengatur, mengurutkan, menggelompokkan, memberi kode atau tanda,

dan mengkategorikannnya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan

fokus atau masalah yang ingin dijawab. Kegiatan analisis selama penulis

mengumpulkan data meliputi:

1. Menetapan fokus penelitian.

2. Penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah

terkumpul.

3. Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-

temuan pengumpulan data sebelumnya.

4. Pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam rangka

pengumpulan data berikutnya.

5. Penetapan sasaran-sasaran pengumpulan data berikutnya.

Page 68: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

51

Sebagai upaya pembuktian bahwa data yang di dapat benar-benar

valid, maka peneliti menggunakan triangulasi, yakni data atau informasi

diperoleh dari satu pihak di cek kebenarannnya dengan cara memperoleh

data dari sumber lain, misal pihak kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya

dengan menggunakan metode yang berbeda. Hal ini berguna untuk

membandingkan informasi tentang hal yang sama agar terhindar dari data

yang bersifat subjektif.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Pada penelitian kualitatif ini terdapat beberapa tahapan yang harus

peneliti lakukan. Tahapan-tahapan peneliti yang digunakan oleh peneliti

diantaranya (Sujarweni, 2014: 30):

1. Pra-Lapangan

Meliputi menyusun rancangan, memilih lapangan, mengurus,

perijinan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan

instrumen.

2. Lapangan

Pada tahap ini peneliti sebagai pelaksana penelitian untuk mencari

data melalui wawancara dengan takmir masjid. Melakukan

pengamatan dan pengumpulan dokumen.

3. Pengolahan Data

Meliputi analisis data yang dilakukan peneliti melalui wawancara

dengan narasumber, pengamatan, serta pengumpulan dokumen

penelitian.

Page 69: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

52

4. Tahap peneliti laporan penelitian

a. Penulisan hasil penelitian

b. Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing

c. Perbaikan hasil konsultasi

d. Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian

e. Ujian munaqosah skripsi.

Page 70: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

53

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data

1. Gambaran Umum Masjid Kauman kota Magelang

Kota Magelang merupakan salah satu kota yang berada di Jawa

Tengah. Dimana kota Magelang terletak 75 km sebelah selatan kota

Semarang, 43 km ke arah utara Yogyakarta, dan 43 km ke timur laut

kota Purworejo, serta 22 km dari Temanggung.

Ditengah-tengah kota terdapat bangunan masjid yang megah dan

berhadapan dengan alun-alun kota Magelang. Masjid ini bernama

Masjid Agung Kauman kota Magelang. Masjid merupakan tempat

sujud kepada Allah SWT bagi umat Islam dengan kata lain sebagai

tempat ibadah. Serta dapat digunakan sebagai tempat kegiatan-

kegiatan yang mengarah kepada keagamaan dan sosial.

Masjid Kauman sendiri berdekatan dengan alun-alun kota

Magelang, tempat perbelanjaan (trio plaza, gardena, matahari), telkom,

bank, kantor pendidikan, dan gereja. Letak Masjid Kauman dapat

dikatakan strategis karena berada ditengah kota (Observasi tanggal 23

Mei 2019, pukul 13.00 di Serambi Masjid).

Dalam sejarahnya Masjid Kauman pernah mendapatkan suatu

pernghargaan dan nominasi juara. Salah satunya juara 1 lomba masjid

se Jawa Tengah. Lomba ini dalam kategori sebagai masjid paripurna.

Page 71: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

54

2. Sejarah Berdirinya Masjid Kauman kota Magelang

Sejarah berdirinya Masjid Kauman tidak lepas dari tangan para

pendiri dan orang-orang sekitar. Keoptimisan untuk pembinaan umat

Islam maka dari tahun-ke tahun terdapat perkembangan pada masjid

tersebut. Lebih jelasnya, peneliti mewawancarai Bapak

Miftachussurrur selaku takmir Masjid Kauman (pada hari Sabtu

tanggal 1 Juni 2019 pukul 15.00-15.16 WIB di kediaman bapak

Miftach), sejarah berdirinya masjid Kauman, sebagai berikut:

“Pada awalnya Masjid Kauman didirikan pada tahun 1650

bukan masjid namun berbentuk mushola. Yang mendirikan

Mbah Kyai Mundakir (dimakamkan di belakang masjid).

Konon ceritanya dulu wudunya dulu di kali progo dan terdapat

batu besar. Kemudian pada tahun 1779 baru jadi masjid oleh

Bupati Magelang III. Kemudian direnovasi tahun 1950. Namun

dari dulu tidak ada perubahan secra fisik bagian atasnya,

tiangnya juga masih asli dari dulu. Tiangnya dari kayu jati.

Direnovasi kembali pada tahun 1978 sambil membuat menara

yang berada di depan masjid. Hingga sekarang belum ada

perubahan total secara fisik. Serambi juga masih sama. Ada

keunikan tersendiri di masjid ini, salah satunya di dalam masjid

ada pengimanan khusus, dulu tahun 1979 digunakan untuk

bupati sholat disitu. Itu dulu bukan kotamadya tapi kabupaten.

Masjid ini merupakan masjid yang sudah berumur 50 tahun ke

atas. Pada waktu Mbah Yai Mudzakir mendirikan langgar ini

sekitarnya belum ada rumah-rumah, karena sebelum merdeka

jamanya Pangeran Diponegoro.”

Hal yang sama juga diungkapkan oleh bidang Imaroh Bapak

Shihabuddin, bahwa:

“Masjid ini pertama itu didirikan oleh Mbah Yai Mudzakir.

Awalnya bukan masjid, tapi mushola. Kira-kira didirikan

pertama pada tahun 1650. Kemudian di tahun selanjutnya

direnovasi oleh Bupati Magelang III. Dan dinamai masjid.

Kemudian tahun-tahun selanjutnya itu renovasi-renovasi yang

perlu untuk di renovasi. Hingga seperti saat ini.” (Wawancara

Page 72: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

55

pada hari Minggu, 30 Juni 2019 pukul 10.08-10.18 WIB di

tempat berkeja tempatnya di Gang Manjukri nomer 12)

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa masjid Kauman

dahulunya bukanlah masjid namun sebuah langgar yang didirikan

oleh Kyai Mundakir. Karena masjid Kauman ini merupakan masjid

tua, yang sudah berumuran 50 tahun ke atas, sebelum rumah-rumah

penduduk di sekitar ada masjid ini sudah berdiri. Maka di katakan

masjid Kauman karena berada di daerah yang bernama Kauman.

Namun sampai sekarang belum ada catatan tertulis dari pihak

pengurus masjid mengenai sejarah awal berdirinya.

3. Struktur Organisasi Kepengurusan Masjid Kauman kota

Magelang

Dalam pelaksanaan kegiatan operasional suatu lembaga tentu

memiliki susunan kepengurusan dengan bermacam tugas dan

kewajiban sesuai dengan jabatan yang diperoleh. Masjid Kauman kota

Magelang memiliki susunan kepengurusan ta‟mir masjid diharapkan

mampu menjalankan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.

Page 73: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

56

Adapun susunan kepengurusan masjid Kauman kota Magelang

sebagai berikut:

Susunan Kepengurusan Masjid Kauman Kota Magelang

Gambar 4.1

Keterangan:

SIE I : Seksi Peribadatan

SIE II : Seksi Perencanaan Perawatan Aset

SIE III : Seksi Perlengkapan dan Peralatan

SIE IV : Seksi Kebersihan dan Keindahan

SIE V : Seksi Keamanan

SIE VI : Seksi Pendidikan

SIE VII : Seksi Pengajian

Page 74: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

57

SIE VIII : Seksi Amal Sholeh

SIE IX : Seksi Parkir

SIE X : Seksi Ambulanca/Mobil Jenazah

1. Penasehat

a. Walikota Magelang

b. Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Magelang

2. Ketua

Drs. H. Miftachussurrur, MPd.I

3. Sekretaris

a. Achmad Muzammil, Amd

b. Arief Edi Wibowo, SE.

4. Bendahara

a. Rochmad Budi Tri R, SE

b. Iwan Setiawan

5. Ketua Bidang Imaroh

H. Shihabudin

6. Ketua Bidang Idaroh

Drs. H. Latif Anggoro

7. Ketua Bidang Riayah

Puji Hartono, ST.

Page 75: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

58

8. Seksi-Seksi

a. Seksi Peribadatan

H. Asnawi M Noor

b. Seksi Perencanaan Perawatan Aset

1) Ir. Yudhi Armanto

2) Gondo

3) Ir. Yunus Irman Syarif, MT.

c. Seksi Perlengkapan dan Peralatan

Edy Zamroni

d. Seksi Kebersihan dan Keindahan

1) Harun Djumar

2) Drs. Handoko D.N.

e. Seksi Keamanan

1) Helmi Noviandi

2) Wartijo

f. Seksi Pendidikan

Misbach Kelik Muharam

g. Seksi Pengajian

M. Yusuf

h. Seksi Amal Sholeh

1) Masdjuki

2) Arifien

Page 76: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

59

i. Seksi Parkir

1) Hamzah

2) Yusron

j. Seksi Ambulance/Mobil Jenazah

Arifin

Sumber: Dokumen Pengurus Masjid Kauman Kota Magelang (hasil

observasi 25 Mei 2019 pukul 16.10 WIB dikantor Masjid Kauman

Kota Magelang).

Dari Gambar 4.1 peneliti dapat menarik kesimpulan, bahwa

takmir masjid Kauman selektif dalam memilih pengurus dari ketua

hingga masing-masing seksi. Hal ini digunakan untuk menjalankan

organisasi dengan baik dan sesuai dengan bidangnya. Terutama dalam

manajemen masjid haruslah orang yang bertanggungjawab dalam

menjalankan kegiatan, agar tujuan dan kesejahteraan masjid dapat

tercapai.

4. Sarana dan Prasarana Masjid Kauman kota Magelang

Kenyamanan dalam beribadah terutama di tempat masjid tentu

terdapat faktor yang mempengaruhinya. Faktornya yaitu sarana dan

prasarana yang ada. Adanya sarana dan prasarana yang memadai

mempengaruhi proses kelancaran kegiatan yang diadakan di masjid.

Seperti halnya Masjid Kauman mempunyai sarana dan prasarana

Page 77: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

60

sebagaimana dalam data sekretaris (hasil observasi 25 Mei 2019 pukul

16.10 WIB dikantor Masjid Kauman Kota Magelang) sebagai berikut:

a. Bangunan dan peralatan

1) Memiliki ruang shalat yang dapat menampung 3000 jamaah

2) Temoat wudhu dan WC pria dan wanita

3) Rak sepatu, sandal, dan sejenisnya

4) Ruang transit Tak‟mir Masjid Kauman kota Magelang dan

kantor kesekretariatan

5) Tempat alat-alat atau gudang

6) Tower bak mandi

7) Terdapat menara setinggi 24 meter dengan pengeras suara

b. Memiliki lahan tempat parkir yang luas

c. Alat-alat pendukung lainnya

1) Tikar

2) Lampu penerang setiap sudut ruangan

3) Pengeras suara dan tape recorder

4) Jam dinding

5) Almari

6) Mimbar

7) Al-Qur‟an dan tempat penyimpanan

8) Mukena dan rak penyimpanan

9) Kipas angin

Page 78: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

61

10) Mobil ambulance atau mobil jenazah

11) Beduk

12) Perpustakaan

Seluruh sarana dan prasarana di Masjid Kauman masih dalam

kondisi baik dan dapat digunakan setiap hari. Kebersihan disetiap

ruangan terjaga dengan baik. Dari hasil pengamatan tersebut, dapat

disimpulkan sarana prasarana di Masjid Kauman cukup memadai.

Fasilitas tersebut dapat menunjang kegiatan yang akan dilaksanakan

nantinya. Kedepannya melalui sarana dan prasarana yang memadai

diharapkan kegiatan berjalan lancar dan jamaah merasa nyaman dan

khusyuk dalam menjalankan kegiatan di Masjid Kauman.

5. Aktivitas dan Kegiatan Penguatan Nilai-Nilai Pendidikan Agama

Islam di Masjid Kauman Kota Magelang

Mensejahterakan dan memberi kenyamanan masjid merupakan

tugas semua umat muslim. Untuk melaksanaka fungsi masjid yang

efektif diperlukan pengurus masjid yang dapat menghidupkan masjid

dan dapat memanajemen masjid. Maka diperlukan pengurus yang

bertanggungjawab dan berpengalaman. Termasuk takmir masjid dalam

menjalankan roda kepengurusan tentunya menjadi pedoman agar

terprogram semua kegiatan yang ada dan terlaksana dengan baik.

Kegiatan-kegiatan Masjid Kauman kota Magelang memiliki

berbagai macam program kegiatan yang sudah berjalan rutin. Kegiatan

yang diagendakan program mingguan, program bulanan, dan program

Page 79: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

62

tahunan. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Miftachussurrur selaku

takmir masjid Kauman kota Magelang (Wawancara pada hari Sabtu

tanggal 1 Juni 2019 pukul 15.23- 15.23 WIB di kediaman bapak

Miftach) sebagai berikut:

“Beribadah shalat lima waktu, TPQ habis ashar, kuliah subuh

sampai pukul 06.00. Pengajian, pengajian ibu-ibu Persatuan

Pengajian Ibu-Ibu kota Magelang (PPIM) berupa pendidikan

berjenjang, setiap sabtu kliwon. Malam senin pengajian tafsir

jalalain, Ahad wage, Sabtu pagi acara selapan, Ahad pahing

pengajian akbar dari pagi sampai ashar, Kegiatan hari besar

Islam.“

Bapak Shihabuddin selaku pengurus bidang Imaroh juga

menegaskan (Wawancara pada hari Minggu tanggal 30 Juni 2019

pukul 10.28-10.40 WIB di tempat berkeja tempatnya di Gang

Manjukri no 12) bahwa:

“Sementara ini dari seksi imaroh tiap hari ahad ada pengajian

mingguan walaupun dari orang luar dan lembaga yang mengisi,

ada juga dari biro biarpun yang mengisi bukan takmir kita

sendiri akan tetapi ada pemasukan untuk ikut andil dalam

mendengarkan, jadi secara tidak langsung dapat ilmu yang

masuk. Terkadang ada orang yang numpang mau mengaji di

situ. Tambah dari TPQ. Terus khusus bulan Ramadhan full

pengajian, dari mulai habis subuh kuliah sampai jam 7, habis itu

setelah dhuhur semaan al-Quran, kemudian sore sampai

menjelang berbuka ada kultum. Kalau hari biasa ada selapanan

setiap hari ahad pahing meneruskan sejak dahulu sejak mbah

Mad dari Watu Congol sekarang yang meneruskan cucunya.

Ada kegiatan remaja tiap hari jumat, malam jumat ngaji

bersama di belakang masjid, pengunjungnya banyak.”

Dari pemaparan Bapak Shihabuddin terdapat kegiatan remaja

setiap hari jumat yaitu mengaji bersama di belakang masjid. Belakang

masjid Kauman merupakan tempat makam dari Mbah Yai Mudzakir

Page 80: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

63

seorang yang berperan dalam pendirian pertama langgar sebelum

menjadi masjid Kauman seperti yang saat ini.

Sesuai data yang diperoleh di lapangan, kegiatan yang diadakan

di masjid Kauman yaitu kegiatan shalat lima waktu, TPQ, dan

pengajian. Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai

kegiatan-kegiatan tersebut, yaitu sebagai berikut:

a. Shalat lima waktu

Setiap harinya Masjid Kauman kota Magelang dilakukan

shalat berjamaah lima waktu, yaitu Dzuhur, Ashar, Magrib, Isya‟,

dan Subuh. Selain itu juga pelaksanaan shalat sunnah lainnya.

Dalam pelaksanaannya sebelum adzan di kumandangkan, terlebih

dahulu membunyikan bedug yang terletak di serambi pertama

sebelah kanan. Kemudian barulah adzan di kumandangkan oleh

bilal. Untuk petugas imam dan bilal sudah ditentukan oleh

pengurus Masjid Kauman kota Magelang.

Masjid Kauman dapat menampung jamaah shalat sebesar

ribuah jamaah. Seperti ungkapan dari Bapak Miftach bahwa:

“Masjid ini muat 30.000 putra putri. Kalau saat ramadhan ada

bukber bersama yang ikut bisa sekitar 500 orang.”

(Wawancara pada hari Sabtu tanggal 1 Juni 2019 pukul

15.16-15.20 WIB di kediaman Bapak Miftach)”.

Dari peneliti tarik kesimpulan dari adanya kegiatan rutin

tersebut yaitu agar para jamaah dan umat muslim selalu ingat

kewajiban dalam menjalankan shalat lima waktu. Selalu tepat

Page 81: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

64

waktu dalam menjalankannya. Sehingga kesibukkan apa saja yang

dijalankan ditengah keramaian kota jangan terlupakan.

b. Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPQ)

Selain kegiatan rutin shalat lima waktu, yang dimana menjadi

fungsi utama dari adanya masjid terdapat kegiatan TPQ. TPQ

berguna untuk pendidikan al-Qur‟an kepada anak-anak terutama

anak-anak sekita kota Magelang. TPQ ini diadakan setiap habis

shalat ashar. Tempat untuk kegiatan tersebut berada di serambi

pertama masjid.

c. Persatuan Pengajian Ibu-Ibu kota Magelang (PPIM)

Kegiatan ini diadakan oleh ibu-ibu yang mana isi dari pada

materi tersebut adalah mengenai pendidikan berjenjang. Pengajian

ini diadakan setiap hari Sabtu Kliwon. Seperti yang disampaikan

oleh Bapak Miftach sebagai berikut:

“Pengajian ibu-ibu Persatuan Pengajian Ibu-Ibu kota

Magelang (PPIM) berupa pendidikan berjenjang, setiap sabtu

kliwon.” (Wawancara pada hari Sabtu tanggal 1 Juni 2019

pukul 15.23-15.25 WIB di kediaman rumah Bapak Miftach).”

d. Pengajian Tafsir Jalalain

Untuk memperkaya wawasan dalam mendapatkan ilmu

pendidikan agama, di masjid Kauman mengadakan pengajian tafsir

jalalain. Pengajian ini dilaksanakan setiap hari malam Senin.

Seperti yang diungkapkan bapak Miftach:

“Malam senin pengajian tafsir jalalain.” (Wawancara pada

hari Sabtu tanggal 1 Juni 2019 pukul 15.25-15.26 WIB di

kediaman Bapak Miftach).”

Page 82: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

65

e. Ahad Wage

Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang diadakan oleh

pegurus ta‟mir Masjid Kauman, diselenggarakan setiap satu

minggu sekali pada hari Minggu (Ahad Wage) di waktu pagi pukul

06.00-07.00 WIB. Penceramah yang mengisi merupakan seorang

yang memang tugasnya sebagai da‟i, baik dari lingkungan

akademisi, maupun kyai dan ustad dari dalam kota maupun luar

kota.

f. Pengajian Akbar

Pengajian akbar ini pula merupakan kegiatan rutin yang

diselenggarakan setiap satu bulan sekali. Jamaahnya dari berbagai

daerah yang hadir. Kegiatan ini diselenggarakan tepatnya di Ahad

Pahing (Minggu Pahing), seperti halnya yang dituturkan oleh

Bapak Miftach, sebagai berikut:

“Ahad pahing pengajian akbar dari pagi sampai ashar.”

(Wawancara pada hari Sabtu tanggal 1 Juni 2019 pukul 15.-

26-15.16 WIB di rumah kediaman Bapak Miftach).

Dari penuturan beliau kegiatan tersebut dilaksanakan dari

pagi sampai sore atau ashar. Adapun pemceramah yang mengisi

merupakan seorang penceramah yang sudah melakukan tugasnya

sebagai da‟i. Serta dalam pemilihan seorang penceramah juga

selektif dari pengurus Ta‟mir Masjid Kauman. Baik dari dari

lingkungan akademisi, maupun non akademisi.

Page 83: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

66

Kemudian ditambah dari hasil wawancara kepada Bapak

Shihabuddin selaku pengurus imaroh, sebagai berikut:

“Kalau hari biasa ada selapanan setiap hari ahad pahing

meneruskan sejak dahulu sejak mbh Mad dari Watu Congol

sekarang yang meneruskan cucunya.” (Wawancara pada hari

Minggu tanggal 30 Juni 2019 pukul 10.36-10.38 WIB di

tempat bekerja Bapak Shihabuddin Jalan Manjukri nomer

12).”

g. Kegiatan Hari Besar Islam

Kegiatan HBI ini termasuk agenda tahunan yang diadakan di

Masjid Kauman kota Magelang. Seperti memperingati hari-hari

besar Islam, diantaranya menyambut Bulan Ramadhan, tahun baru

hijriyah 1 Muharram, peringatan kelahiran Nabi Muhammad, Hari

Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha. Dalam memperingati

agenda tersebut pengurus masjid mengadakan kegiatan pengajian

yang dihadiri oleh bapak-bapak, ibu-ibu, dan remaja. Pemceramah

yang di datangkan dalam acara tersebut juga tidak sembarangan.

Pihak pengurus masjid selektif dalam menghadirkan

penceramahnya, baik dari akademisi maupun non akademisi.

h. Ngaji Bersama

Ngaji bersama juga termasuk dari agenda yang dirancang

oleh pengurus, termasuk dari pengurus imaroh. Menurut Bapak

Shihabuddin selaku pengurus imaroh, mengatakan:

“Ada kegiatan remaja tiap hari jumat, malam jumat ngaji

bersama di belakang masjid, pengunjungnya banyak.”

(Wawancara pada hari Minggu tanggal 30 Juni 2019 pukul

10.38-10.40 WIB di tempat berkeja tempatnya di Gang

Manjukri nomer 12)”

Page 84: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

67

Dari penuturan Bapak Shihabuddin, setiap malam Jumat

terdapat pengajian yang diselenggarakan di belakang masjid, di

belakang tersebut merupakan makam dari Mbah Mudzakir selaku

pendiri pertama masjid tersebut.

6. Revitalisasi Fungsi Masjid untuk Penguatan Nilai-Nilai

Pendidikan Agama Islam di Masjid Kauman Kota Magelang

Terdapat empat point penting terkait dengan fungsi masjid

sebagaimana yang dipaparkan oleh Assegaf (2014, 56-57):

a. Berfungsi sebagai sarana ibadah dan berdzikir

b. Berfungsi sebagai sarana pendidikan dan pengajaran

c. Berfungsi sebagai sarana pengadilan, hukum, musyawarah, dan

tempat pertemuan membahas unsur ke-Islam-an

d. Berfungsi sebagai sarana sosial

Istilah revitalisasi di sini mengandung makna proses, cara, dan

perbuatan menghidupkan kembali sesuatu hal yang sebelumnya

kurang terbedaya, istilah lainnya yaitu menggiatkan kembali program

kegiatan. Maka langkah-langkah yang dilakukan masjid untuk

merevitalisasi dengan cara lebih menggiatkan fungsi-fungsi di atas.

Salah satunya adalah dengan mengelola atau memanajemen masjid

sebaik mungkin.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Tery dalam bukunya

(Sulistyorini dkk, 2016: 27) bahwa tahapan manajemen dibagi

Page 85: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

68

menjadi empat, yaitu perencanaan (planning), organisasi (organizing),

penggerakan (actuating), dan kontrol (controlling).

Berangkat dari teori tersebut, masjid Kauman kota Magelang

benar-benar di fungsikan dan di revitalisasi, dengan cara manajemen

yang baik sebagai upaya untuk penguatan nilai-nilai pendidikan agama

Islam. Diantaranya tahapan manajemen kegiatan di masjid Kauman,

yaitu:

a. Perencanaan (Planning)

Adanya perencanaan di masjid Kauman kota Magelang

adalah adanya jadwal kegiatan yang sudah di rapatkan terlebih

dahulu oleh pengurus masjid. Perencanaan tersebut dapat dilihat

dari adanya kegiatan harian, mingguan, dan tahunan. Seperti yang

dipaparkan pula oleh takmir masjid, bahwa:

“Sudah di planning. Planning-nya sudah di matangkan

terlebih dahulu. Sehingga terprogram secara runtut.

Contohnya seperti ramadhan. Kegiatan dari awal ramadhan

sampai akhir sudah di rancang terlebih dahulu. Sehingga

panitia melaksanakan dan merancang dengan arahan dari

takmir masjid.” (Wawancara pada hari Sabtu, 1 Juni 2019

pukul 15.35-15.40 WIB di rumah Bapak Miftachusurrur)

Hal tersebut juga diungkapkan pula oleh pengurus bidang

imaroh, Bapak Shihabuddin beliau mengungkapkan, bahwa:

“Ya, dirapatkan telebih dahulu oleh pengurus masjid.”

(Wawancara pada hari Minggu, 30 Juni 2019 pukul 10.41-

10.44 WIB di tempat kerjanya Gang Manjukri no. 12 Jalan

Kauman)

Page 86: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

69

b. Organisasi (Organizing)

Mengenai organisasi dalam masjid Kauman kota Magelang,

sudah jelas adanya struktur organisasi kepengurusan. Dimana dapat

dibuktikan pada dokumen tertulis yang dibuat oleh pengurus

masjid Kauman kota Magelang. Sebagaimana wawancara kepada

takmir masjid, bahwa:

“Ada susunan organisasi, ada juga penanggungjawabnya.

Penangungjawabnya disesuaikan perbidang.” (Wawancara

pada hari Sabtu, 1 Juni 2019 pukul 15.42-15.44 WIB di

rumah Bapak Miftachusurrur)

Sehingga jelas, bahwa pengorganisasian di masjid Kauman

sudah terbentuk kepengurusan, bahwa kepengurusan tersebut

penanggungjawabnya disesuaikan perbidang.

c. Penggerakan (Actuating)

Penggerakan dalam hal ini, di masjid Kauman adanya

kegiatan-kegiatan yang sudah terlaksana. Kegiatan tersebut

terjadwal harian, mingguan, dan tahunan. Pada wawancaranya

dengan takmir masjid, beliau mepaparkan kegiatan-kegiatan

tersebut berserta jadwalnya, sebagaimana beliau mengungkapkan,

bahwa:

“Beribadah shalat lima waktu, TPQ habis ashar, kuliah subuh

sampai pukul 06.00. Pengajian, pengajian ibu-ibu Persatuan

Pengajian Ibu-Ibu kota Magelang (PPIM) berupa pendidikan

berjenjang, setiap sabtu kliwon. Malam senin pengajian tafsir

jalalain., Ahad Wage, Sabtu pagi acra selapanan, Ahad

Pahing pengajian akbar dari pagi sampai ashar, kegiatan hasi

besar Islam.” (Wawancara pada hari Sabtu tanggal 1 Junia

2019 pukul 15.23-15.33 WIB dikediaman Bapak

Miftachusurrur)

Page 87: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

70

Hal serupa diungkapkan oleh Bapak Shihabuddin selaku

pengurus bidang imaroh, beliau menegaskan adanya kegiatan-

kegiatan selapanan setiap Ahad Pahing, dan kegiatan remaja setiap

malam Jumat mengaji. Berikut adalah penuturan beliau saat di

wawancarai:

“Kalau hari biasa ada selapanan setiap hari ahad pahing

meneruskan sejak dahulu sejak mbh Mad dari Watu Congol

sekarang yang meneruskan cucunya. (Wawancara pada hari

Minggu tanggal 30 Juni 2019 pukul 10.36-10.38 WIB di

tempat kerjanya di Gang Manjukri no. 12 Jalan Kauman)

Beliau juga menambahkan, pula:

“Ada kegiatan remaja tiap hari jumat, malam jumat ngaji

bersama di belakang masjid, pengunjungnya banyak.

(Wawancara pada hari Minggu tanggal 30 Juni 2019 pukul

10.38-10.40 WIB di tempat kerjanya di Gang Manjukri no.

12 Jalan Kauman)

d. Kontrol (Kontrol)

Pengontrolan di masjid Kauman kota Magelang dapat dilihat

dari adanya musyawarah yang diadakan secara esidental oleh

takmir masjid. Hal ini seperti yang telah diungkapkan oleh Bapak

Miftachusurrur selaku takmir masjid:

“Ya, biasanya yang controlling ketua takmir. Pengkontrolan

tidak tentu langsung terjun ke lapangan. Ketika sudah

berjalan baik, maka tinggal mengamati saja.” (Wawancara

pada hari Minggu tanggal 1 Juni 2019 pukul 15.44-16.00

WIB di rumah Bapak Miftachusurrur)

Page 88: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

71

7. Temuan Penelitian

Sesuai hasil wawancara dan dokumentasi di lokasi penelitian

yaitu tempatnya di Masjid Kauman, peneliti mendapatkan beberapa

informasi diantaranya sebagai berikut:

a. Aktivitas dan Kegiatan untuk Penguatan Nilai-Nilai Pendidikan

Agama Islam

Aktivitas merupakan suatu bentuk kegiatan yang

dilaksanakan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan

yang lebih baik. Aktivitas tersebut bergama jenisnya, seperti yang

terjadi di lingkup masjid. Aktivitas dan kegiatan di masjid

mengandur unsur keagamaan yang diselenggarakan.

Oleh karena itu masjid Kauman mengadakan kegiatan

sebagai upaya untuk penguatan nilai-nilai pendidikan agama Islam.

Kegiatan keagamaan ini adalah cara dalam mewujudkan

penguatan, seperti yang diungkapkan oleh takmir masjid, bahwa:

“Dari kegiatan-kegiatan yang diadakan. Pengurus yang

mengadakannya.” (Wawancara pada hari Sabtu 1 Juni 2019

pukul 16.00-16.03 WIB di rumah Bapak Miftachusurrur)

Kemudian pengurus bidang Imaroh, juga memaparkan

mengenai kegiatan selapanan dan pengajian sebagai salah satu cara

untuk penguatan nilai-nilai pendidikan agama Islam. Di mana

beliau mengatakan bahwa:

“Melalui diadakannya selapanan atau pengajian mingguan.”

(Wawancara pada hari Minggu tanggal 30 Juni 2019 pukul

10.52-10.54 WIB di tempat kerjanya Gang Manjukri no. 12

Jalan Kauman)

Page 89: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

72

Dari aktivitas dan kegiatan yang terselenggara di masjid

Kauman yaitu terdapat kegiatan harian, mingguan, dan tahunan.

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Miftachussurrur selaku

takmir masjid Kauman kota Magelang (Wawancara pada hari

Sabtu tanggal 1 Juni 2019 pukul 15.23- 15.23 WIB dikediaman

bapak Miftach) sebagai berikut:

“Beribadah shalat lima waktu, TPQ habis ashar, kuliah subuh

sampai pukul 06.00. Pengajian, pengajian ibu-ibu Persatuan

Pengajian Ibu-Ibu kota Magelang (PPIM) berupa pendidikan

berjenjang, setiap sabtu kliwon. Malam senin pengajian tafsir

jalalain, Ahad wage, Sabtu pagi acara selapan, Ahad pahing

pengajian akbar dari pagi sampai ashar, Kegiatan hari besar

Islam. “

Bapak Shihabuddin selaku pengurus bidang Imaroh juga

menegaskan (Wawancara pada hari Minggu tanggal 30 Juni 2019

pukul 10.28-10.40 WIB di tempat berkeja tempatnya di Gang

Manjukri no 12) bahwa:

“Sementara ini dari seksi imaroh tipa hari ahad ada pengajian

mingguan walaupun dari orang luar dan lembaga yang

mengisi, ada juga dari biro biarpun yang mengisi bukan

takmir kita sendiri akan tetapi ada pemasukan untuk ikut

andil dalam mendengarkan, jadi secara tidak langsung dapat

ilmu yang masuk. Terkadang ada orang yang numpang mau

mengaji di situ. Tambah dari TPQ. Terus khusus bulan

Ramadhan full pengajian, dari mulai habis subuh kuliah

sampai jam 7, habis itu setelah dhuhur semaan al-Quran,

kemudian sore sampai menjelang berbuka ada kultum. Kalau

hari biasa ada selapanan setiap hari ahad pahing meneruskan

sejak dahulu sejak mbah Mad dari Watu Congol sekarang

yang meneruskan cucunya. Ada kegiatan remaja tiap hari

jumat, malam jumat ngaji bersama di belakang masjid,

pengunjungnya banyak.”

Page 90: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

73

Dari pemaparan Bapak Shihabuddin terdapat kegiatan remaja

setiap hari jumat yaitu mengaji bersama di belakang masjid.

Belakang masjid Kauman merupakan tempat makam dari Mbah

Yai Mudzakir seorang yang berperan dalam pendirian pertama

langgar sebelum menjadi masjid Kauman seperti yang saat ini.

Di bawah ini akan dijelaskan lebih langjut mengenai

kegiatan-kegiatan tersebut, yaitu sebagai berikut:

1) Shalat lima waktu

Setiap harinya Masjid Kauman kota Magelang dilakukan

shalat berjamaah lima waktu, yaitu Dzuhur, Ashar, Magrib,

Isya‟, dan Subuh. Selain itu juga pelaksanaan shalat sunnah

lainnya. Dalam pelaksanaannya sebelum adzan di

kumandangkan, terlebih dahulu membunyikan bedug yang

terletak di serambi pertama sebelah kanan. Kemudian barulah

adzan di kumandangkan oleh bilal. Untuk petugas imam dan

bilal sudah ditentukan oleh pengurus Masjid Kauman kota

Magelang.

Masjid Kauman dapat menampung jamaah shalat sebesar

ribuah jamaah. Seperti ungkapan dari Bapak Miftach bahwa:

“Masjid ini muat 30.000 putra putri. Kalau saat

ramadhan ada bukber bersama yang ikut bisa sekitar 500

orang.” (Wawancara pada hari Sabtu tanggal 1 Juni 2019

pukul 15.16-15.20 WIB di kediaman Bapak Miftach)”.

Dari peneliti tarik kesimpulan dari adanya kegiatan rutin

tersebut yaitu agar para jamaah dan umat muslim selalu ingat

Page 91: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

74

kewajiban dalam menjalankan shalat lima waktu. Selalu tepat

waktu dalam menjalankannya. Sehingga kesibukkan apa saja

yang dijalankan ditengah keramaian kota jangan terlupakan.

2) Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPQ)

Selain kegiatan rutin shalat lima waktu, yang dimana

menjadi fungsi utama dari adanya masjid terdapat kegiatan

TPQ. TPQ berguna untuk pendidikan al-Qur‟an kepada anak-

anak terutama anak-anak sekita kota Magelang. TPQ ini

diadakan setiap habis shalat ashar. Tempat untuk kegiatan

tersebut berada di serambi pertama masjid.

3) Persatuan Pengajian Ibu-Ibu kota Magelang (PPIM)

Kegiatan ini diadakan oleh ibu-ibu yang mana isi dari

pada materi tersebut adalah mengenai pendidikan berjenjang.

Pengajian ini diadakan setiap hari Sabtu Kliwon. Seperti yang

disampaikan oleh Bapak Miftach sebagai berikut:

“Pengajian ibu-ibu Persatuan Pengajian Ibu-Ibu kota

Magelang (PPIM) berupa pendidikan berjenjang, setiap

sabtu kliwon.” (Wawancara pada hari Sabtu tanggal 1

Juni 2019 pukul 15.23-15.25 WIB di kediaman rumah

Bapak Miftach).”

4) Pengajian Tafsir Jalalain

Untuk memperkaya wawasan dalam mendapatkan ilmu

pendidikan agama, di masjid Kauman mengadakan pengajian

tafsir jalalain. Pengajian ini dilaksanakan setiap hari malam

Senin. Seperti yang diungkapkan bapak Miftach:

Page 92: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

75

“Malam senin pengajian tafsir jalalain.” (Wawancara

pada Sabtu tanggal 1 Juni 2019 pukul 15.25-15.26 WIB

di kediaman Bapak Miftach).”

5) Ahad Wage

Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang diadakan oleh

pegurus ta‟mir Masjid Kauman, diselenggarakan setiap satu

minggu sekali pada hari Minggu (Ahad Wage) di waktu pagi

pukul 06.00-07.00 WIB. Penceramah yang mengisi merupakan

seorang yang memang tugasnya sebagai da‟i, baik dari

lingkungan akademisi, maupun kyai dan ustad dari dalam kota

maupun luar kota.

6) Pengajian Akbar

Pengajian akbar ini pula merupakan kegiatan rutin yang

diselenggarakan setiap satu bulan sekali. Jamaahnya dari

berbagai daerah yang hadir. Kegiatan ini diselenggarakan

tepatnya di Ahad Pahing (Minggu Pahing), seperti halnya yang

dituturkan oleh Bapak Miftach, sebagai berikut:

“Ahad pahing pengajian akbar dari pagi sampai ashar.”

(Wawancara pada Sabtu tanggal 1 Juni 2019 pukul 15.-

26-15.16 WIB di rumah kediaman Bapak Miftach).

Dari penuturan beliau kegiatan tersebut dilaksanakan

dari pagi sampai sore atau ashar. Adapun pemceramah yang

mengisi merupakan seorang penceramah yang sudah

melakukan tugasnya sebagai da‟i. Serta dalam pemilihan

seorang penceramah juga selektif dari pengurus Ta‟mir Masjid

Page 93: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

76

Kauman. Baik dari dari lingkungan akademisi, maupun non

akademisi.

Kemudian ditambah dari hasil wawancara kepada Bapak

Shihabuddin selaku pengurus imaroh, sebagai berikut:

“Kalau hari biasa ada selapanan setiap hari ahad pahing

meneruskan sejak dahulu sejak mbh Mad dari Watu

Congol sekarang yang meneruskan cucunya.”

(Wawancara pada hari Minggu tanggal 30 Juni 2019

pukul 10.36-10.38 WIB di tempat bekerja Bapak

Shihabuddin Jalan Manjukri nomer 12).”

7) Kegiatan Hari Besar Islam

Kegiatan HBI ini termasuk agenda tahunan yang

diadakan di Masjid Kauman kota Magelang. Seperti

memperingati hari-hari besar Islam, diantaranya menyambut

Bulan Ramadhan, tahun baru hijriyah 1 Muharram, peringatan

kelahiran Nabi Muhammad, Hari Raya Idul Fitri, dan Hari

Raya Idul Adha. Dalam memperingati agenda tersebut

pengurus masjid mengadakan kegiatan pengajian yang dihadiri

oleh bapak-bapak, ibu-ibu, dan remaja. Pemceramah yang di

datangkan dalam acara tersebut juga tidak sembarangan. Pihak

pengurus masjid selektif dalam menghadirkan penceramahnya,

baik dari akademisi maupun non akademisi.

8) Ngaji Bersama

Ngaji bersama juga termasuk dari agenda yang dirancang

oleh pengurus, termasuk dari pengurus imaroh. Menurut Bapak

Shihabuddin selaku pengurus imaroh, mengatakan:

Page 94: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

77

“Ada kegiatan remaja tiap hari jumat, malam jumat

ngaji bersama di belakang masjid, pengunjungnya

banyak.” (Wawancara pada hari Minggu tanggal 30 Juni

2019 pukul 10.38-10.40 WIB di tempat berkeja

tempatnya di Gang Manjukri nomer 12)”

Dari penuturan Bapak Shihabuddin, setiap malam Jumat

terdapat pengajian yang diselenggarakan di belakang masjid, di

belakang tersebut merupakan makam dari Mbah Mudzakir

selaku pendiri pertama masjid tersebut.

Dari hasil wawancara tersebut, paparan mengenai aktivitas

dan kegiatan di masjid Kauman sebagai bentuk untuk penguatan

nilai-nilai pendidikan agama Islam di masjid Kauman kota

Magelang.

b. Tujuan Kegiatan Masjid

Sesuai tujuan takmir Masjid Kauman yaitu berdakwah

agama, untuk mendidik masyarakat agar tidak salah jalan biar

benar Islamnya dan memberikan wawasan ilmu. Ungkap Bapak

Miftach dalam wawancara yang peneliti lakukan, yaitu:

“Wong Islam ben bener Islame, nek Islam ben do ngaji, nek

ra ngaji payah (Orang Islam biar benar Islamnya, kalau Islam

biar pada mengaji, kalau tidak mengaji payah. Biar tahu

Islam itu apa).” (Wawancara pada Sabtu tanggal 1 Juni 2019

pukul 15.33-15.35 di kediaman Bapak Miftach)

Dalam wawancara lain, tujuan kegiatan masjid juga

ditambahi keterangannya oleh Bapak Shihabuddin selaku bidang

imaroh (Wawancara pada Minggu tanggal 30 Juni 2019 pukul

Page 95: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

78

10.40-10.41 di tempat bekerja di Gang Manjukri nomer 12 jalan

Kauman), beliau mengatakan:

“Pertama untuk syiar, kedua menambah ilmu dan wawasan.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa tujuan mengadakan kegiatan di Masjid Kauman

yaitu untuk berdakwah atau syiar. Serta memberikan pengetahuan

dan wawasan kepada seluruh umat agar tidak salah jalan dalam

menjalani kehidupan di dunia ini. Memberikan pemahaman agar

umat Islam tahu makna Islam.

c. Revitalisasi Fungsi Masjid Kauman untuk Penguatan Nilai-Nilai

Pendidikan Agama Islam

Masjid memiliki peran yang sangat vital bagi masyarakat

baik para orang tua, remaja, dan anak-anak. Terutama untuk

penguatan nilai-nilai pendidikan agama Islam. Eksistensi masjid

bagi umat sebagai tempat beribadah merupakan hal yang sudah

umum diketahui oleh semua orang. Dalam penelitian ini mengacu

kepada fungsi masjid.

Bedasarkan apa yang disampaikan oleh Assegaf (2014: 56-

57), fungsi masjid terdiri dari empat fungsi. Diantaranya fungsi

sebagai sarana beribadah dan berdzikir, sarana pendidikan dan

pengajaran, sarana pengadilan, hukum, musyawarah, dan tempat

pertemuan membahas unsur ke-Islam-an, dan sebagai sarana sosial,

maka pelaksanaan revitalisasi fungsi masjid di Kauman yang

Page 96: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

79

terkait dengan nilai-nilai pendidikan adalah melalui tahapan

pengelolaan yang dilakukan secara baik.

Di mana pengelolaan tersebut melewati beberapa tahapan

yang dikemukakan oleh Terry, bahwa pengelolaan atau manajemen

sebuah organisasi melalui tahapan planning (perencanaan),

organizing (organisasi), actuating (penggerakan), dan controlling

(kontrol).

Untuk merevitalisasi fungsi masjid yang terkait dengan

empat hal itu, maka masjid Kauman kota Magelang itu

melakukannya dengan planning (perencanaan). Segala sesuatu

kegiatan yang dilakukan direncanakan dengan sebaik-baiknya.

Sebagai salah satu buktinya sebagaimana paparan takmir masjid

ketika penulis mewawancarai bahwa kegiatan-kegiatan yang terkait

dengan penguatan direncanakan dengan sebaik-baiknya, sebagai

berikut:

“Sudah di planning. Planning-nya sudah di matangkan

terlebih dahulu. Sehingga terprogram secara runtut.

Contohnya seperti ramadhan. Kegiatan dari awal ramadhan

sampai akhir sudah di rancang terlebih dahulu. Sehingga

panitia melaksanakan dan merancang dengan arahan dari

takmir masjid.” (Wawancara pada hari Sabtu, 1 Juni 2019

pukul 15.35-15.40 WIB di rumah Bapak Miftachussurrur)

Hal serupa juga diungkapkan oleh pengurus bidang Imaroh

Bapak Shihabuddin, beliau mengatakan:

“Prosesnya ya direncanakan terlebih dahulu. ” (Wawancara

pada hari Minggu, 30 Juni 2019 pukul 10.41-10.44 WIB di

tempat kerjanya Gang Manjukri no. 12 Jalan Kauman)

Page 97: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

80

Dari perencanaan yang sudah matang, di masjid Kauman

proses selanjutnya yaitu pembentukan penanggungjawab dalam

bentuk kepanitiaan atau struktur organisasi. Pembentukan struktur

organisasi bertujuan agar pelaksanaan kegiatan terorganisir dengan

baik. Sebagai mana dipaparkan oleh takmir masjid, bahwa:

“Ada susunan organiasasi, ada juga penanggungjawabnya.

Penanggungjawabnya disesuaikan perbidang.” (Wawancara

pada hari Sabtu, 1 Juni 2019 pukul 15.42-15.44 WIB di

rumah Bapak Miftachusurrur)

Pengoranisasian yang dilaksanakan di masjid Kauman

berguna untuk pelaksanaan kegiatan yang sudah di rencanakan.

Bahwa setiap hari ada kegiatan beribadah, Taman Pendidikan al-

Qur‟an (TPQ), dan kuliah subuh. Setiap minggu ada beragam jenis

pengajian yang terselenggara. Serta tahunan terdapat kegiatan hari

besar Islam. Hal tersebut yang telah diungkapkan oleh takmir

masjid, bahwa:

“Beribadah shalat lima waktu, TPQ habis ashar, kuliah

subuh sampai pukul 06.00. Pengajian, pengajian ibu-ibu

Persatuan Pengajian Ibu-Ibu kota Magelang (PPIM) berupa

pendidikan berjenjang, setiap sabtu kliwon. Malam senin

pengajian tafsir jalalain, Ahad wage, Sabtu pagi acara

selapan, Ahad pahing pengajian akbar dari pagi sampai

ashar, Kegiatan hari besar Islam.” (Wawancara pada hari

Sabtu tanggal 1 Juni 2019 pukul 15.23- 15.33 WIB

dikediaman bapak Miftachusurrur)

Mengenai kegiatan-kegiatan yang terselenggara,

disampaikan pula dari Bapak Shihabuddin selaku devisi imaroh

Page 98: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

81

masjid Kauman kota Magelang mengnai kegiatan yang diadakan

dari bdang imaroh setiap minggu, beliau mengungkapkan bahwa:

“Kalau hari biasa ada selapanan setiap hari ahad pahing

meneruskan sejak dahulu sejak mbh Mad dari Watu Congol

sekarang yang meneruskan cucunya.” (Wawancara pada

hari Minggu tanggal 30 Juni 2019 pukul 10.36-10.38 WIB

di tempat bekerja Bapak Shihabuddin Jalan Manjukri

nomer 12)

Beliau juga menambahkan, pula:

“Ada kegiatan remaja tiap hari jumat, malam jumat ngaji

bersama di belakang masjid, pengunjungnya banyak.”

(Wawancara pada hari Minggu tanggal 30 Juni 2019 pukul

10.38-10.40 WIB di tempat berkeja tempatnya di Gang

Manjukri nomer 12)”

Kemudian dari kegiatan-kegiatan harian, mingguan, dan

tahunan, menjadi bukti actuating (penggerakan) yang baik dengan

dibuktikan kegiatan-kegiatan yang terorganisir oleh pengurus

masjid Kauman kota Magelang.

Setiap bulan takmir masjid pada setiap kegiatan kegiatan-

kegiatan dan melaksanakan fungsi masjid mengadakan

musyawarah. Hal ini sebagai controlling (kontrol). Sebagaimana

disampaikan oleg takmir masjid, bahwa:

“Ya, biasanya yang controlling itu ketua takmir.

Pengontrolan itu tidak tentu langsung terjun ke lapangan.

Ketika sudah berjalan dengan baik, maka tinggal

mengamati saja. Lalu ada rapat evaluasi. Disetiap akhir

kegiatan.” (Wawancara pada hari Minggu, 1 Juni 2019

pukul 15.44-16.00 WIB di rumah Bapak Miftachusurrur)

Hal serupa diungkapkan oleh Bapak Shihabuddin selaku

pengurus bidang Imaroh bahwa pengawasan dan pengamatan

Page 99: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

82

adalah kontrol yang dilakukan dan setelah kontrol terdapat evaluasi

dalam rapat musyawarah setiap selesai kegiatan, beliau

menyatakan bahwa:

“Melalui pengawasan dan pengamatan. Dengan rapat

musyawarah di setiap selesai kegiatan oleh panitia dan

pengurus masjid.” (Wawancara pada hari Minggu tanggal

30 Juni 2019 di tempat kerjanya Gang Manjukri no. 12

Jalan Kauman)

Dengan demikian, maka revitalisasi fungsi masjid untuk

penguatan nilai-nilai pendidikan agama Islam di masjid Kauman

kota Magelang dilaksanakan dengan baik. Dengan adanya

pengelolaan atau manajemen yang baik. Dari perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan kotrol.

B. Analisis Data

Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan melalui metode

wawancara, metode observasi dan pada informan yaitu pengurus masjid

Kauman kota Magelang, maka penulis dapat menulis hal-hal yang terkait

dengan revitalisasi fungsi masjid untuk penguatan nilai-nilai pendidikan

agama Islam di masjid Kauman kota Magelang. Kemudian setelah

melakukan wawancara langsung dengan pengurus masjid Kauman, maka

penulis dapat menemukan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:

1. Aktivitas dan kegiatan untuk penguatan nilai-nilai pendidikan agama

Islam di masjid Kauman kota Magelang

Aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan di masjid Kauman

kota Magelang terlaksana dengan jawal berbeda-beda. Terdapat

Page 100: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

83

kegiatan harian, mingguan, dan tahunan. Serta sudah terorganisir oleh

pengurus masjid. Kegiatan-kegiatan di masjid Kauman tersebut

berguna untuk penguatan nilai-nilai pendidikan agama Islam.

Aktivitas atau kegiatan harian yang terlaksana di masjid

Kauman seperti ibadah shalat, Taman Pendidikan al-Qur‟an (TPQ),

kuliah subuh. Kemudian mingguan terdapat kegiatan pengajian,

dimana ada pengajian ibu-ibu Persatuan Pengajian Ibu-Ibu kota

Magelang (PPIM) berupa pendidikan berjenjang, pengajian tafsir

jalalain, selapanan, dan pengajian akbar. Serta kegiatan tahunan seperti

peringatan hari besar Islam, yaitu bulan ramadhan, idul fitri, dan idul

adha.

Dalam penguatan nilai-nilai pendidikan agama Islam, maka

takmir masjid mengadakan kegiatan kegamaan secara rutin, yaitu

sebagai berikut:

a. Shalat lima waktu

Shalat lima waktu merupakan kewajiban seorang umat

beragama Islam. Karena bersifat wajib, maka bagi yang

menjalankan akan mendapat pahala dan bagi yang meninggalkan

shalat lima waktu maka akan mendapat dosa. Sebagai seorang yang

beriman tentu tidaklah lupa akan kewajiban tersebut. Apalagi hal

ini sudah jelas tertuang dalam ayat al-Qur‟an. Seperti firman Allah

pada Surat an-Nisa ayat 103 yang berbunyi:

تن قيبهب وقعىدا وعلى جىبكن فئرا اطوأ الة فبركروا للا فئرا قضيتن الص

الة كبت على الوؤهيي كتببب هىقىتبفأقيوىا الة إى الص الص

Page 101: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

84

Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu),

ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di

waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa

aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa).

Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang

ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

Maka menjalankan shalat lima waktu penting bagi orang-

orang yang beriman. Selain itu, terdapat manfaat lain selain

mendapatkan pahal yaitu kesehatan disetiap gerakan shalatnya.

Shalat menuntut sebuah gerakan sempurna, namun tidak dapat

dipungkiri bagi mereka-mereka yang memiliki kendala. Seperti

mereka orang sakit, sehingga dapat dilakukan dengan terbaring,

duduk, dan sebagainya.

Takmir masjid Kauman mengajak para umat menjalankan

shalat lima waktu melalui berjamaah. Serta imam yang sudah

ditunjuk dan dijadwal. Shalat subuh, dhuhur, ashar, magrib, dan

isya‟ dilakukan tepat waktu. Dengan adanya shalat jamaah yang

diadakan, diharapkan dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT,

dan selalu mengingat untuk selalu menyembah Allah SWT.

b. Macam-macam pengajian

Pengajian merupakan salah satu bentuk syiar Islam atau

dakawah dalam menyebarkan Islam. Kegiatan ini bermacam-

macam diantaranya pengajian pengajian ibu-ibu PPIM setiap hari

Sabtu kliwon, pengajian tafsir jalalain setiap malam Senin,

Page 102: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

85

selapanan setiap Sabtu pagi, pengajian akbar setiap Ahad Pahing,

ngaji bersama setiap malam jumat di belakang masjid Kauman.

Pengajian memberikan hikmah bagi umat Islam. Dimana

kegiatan ini berisi menyampaikan risalah Nabi, akhlak, dan materi

keagamaan lainnya. Di setiap masing-masing kegiatan memiliki

manfaat masing-masing, terutama untuk berdakwah di jalan Allah

SWT. Apalagi sebuah kewajiban bagi umatnya yang sudah berilmu

tinggi untuk menyampaikan ke yang lainnya melalui pengajian ini.

Seperti dalam firman Allah SWT dalam Surat Ali Imron ayat

110 yang berbunyi:

هىى عي ة أخرجت للبس تأهروى ببلوعروف وت تن خير أه كر ك الو

وتؤهىى ببلل

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah

dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”

Tidah hanya sekedar menyampaian dakwah Islam, melainkan

dari segi lain adanya kegiatan ini sebagai sarana berkumpulnya

untuk saling bersilaturohim satu sama lain, karena kegiatan yang

bisa diikuti oleh orang luar maka menambah kekeluargaan

kembali. Melalui penyampaian ini juga salah satu bentuk

penguatan pendidikan keagamaan.

c. Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPQ)

Taman pendidikan al-Qur‟an merupakan pendidikan yang

diselenggarakan di luar pendidikan formal. Bisa dikatakan sebagai

Page 103: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

86

pendidikan nonformal. Kegiatan ini berada dikalangan masyarakat

dan begitupula pengurusnya juga kalangan masyarakat. TPQ

diadakan dengan sasaran anak-anak dan remaja yang belajar

mendapatkan ilmu keagamaan yang lebih selain didapatkan dari

sekolahan.

Pengajaran yang lebih mengutamakan pendidikan keagamaan

seperti akhlak, al-Qur‟an, fiqh, dan lainnya. Pendidikan TPQ dapat

menunjang pendidikan agama Islam sebagai bentuk penguatan

nilai-nilai keagamaan yang diterima di lingkungan luar sekolah.

Serta TPQ juga memiliki landasan perundang-undangan dari

pemerintah yaitu salah satunya Undang-Undang Dasar (UUD)

pasal 24 ayat 2 yang berbunyi: “Pendidikan al-Qur’an terdiri dari

Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (TKQ), Taman Pendidikan Al-

Qur’an (TPQ), Ta’limul Qur’an lil Aulad (TQA) dan bentuk lain

yang sejenis.”

d. Kegiatan Hari Besar Agama Islam (KHBAI)

Kegiatan ini dilaksanakan setiap setahun sekali dan diwaktu

tertentu yang sudah ditetapkan. Kegiatan ini adalah hari raya idul

fitri, dan hari raya idul adha. Kegiatan yang dapat dikatakan besar,

karena hari yang ditunggu-tunggu oleh para pemeluk agama Islam.

Seperti firman Allah SWT dalam surat Ibrahim ayat 5, yang

berbunyi:

Page 104: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

87

رهن بأيبم للا ورك

Artinya: “Dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah.”

Di dalam al-Qur‟an diatas sudah dijelaskan bahwa

mengingatkan sesama untuk memperingati hari-hari besar Allah SWT

sangat dianjurkan. Karena kita menyembah Allah maka perlu untuk

memuliakan hari Allah SWT. Baik dimanapun keberadaan umat,

sebagai bentuk kecintaan kepada Allah SWT.

Kegiatan yang dilaksanakan di masjid Kauman, jamaah yang

mengikuti kegiatan tidak hanya dari masyarakat sekitar Kauman,

namun ada yang dari berbagai daerah untuk datang mengikuti

pengajian.

2. Revitalisasi fungsi masjid untuk penguatan nilai-nilai pendidikan

agama Islam di masjid Kauman kota Magelang

Revitalisasi memiliki peran yang sangat vital atau penting dalam

kehidupan beragama terutama di masjid. Revitalisasi fungsi masjid di

masjid kauman kota Magelang teroganisir dengan baik. Melihat dari

empat fungsi masjid yaitu sebagai sarana ibadah, pendidikan,

musyawarah, dan kegiatan sosial. Terdapat manajemen pengelolaan

yang baik dari pengurus masjid. Pengelolaan tersebut berkaitan dengan

penguatan nilai-nilai pendidikan agama Islam.

Sebagaimana penguatan merupakan sebuah respon, dan

konsekuen yang menguatkan tingkah laku agar mereka memiliki

konsekuen terhadap tingkah laku yang baik, melalui kegiatan-kegiatan

keagamaan. Sehingga tingkah lakunya sesuai dengan ajaran agama.

Page 105: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

88

Untuk mewujudkan itu semua, masjid Kauman kota Magelang

melaksanakan program atau kegiatan-kegiatan keagamaan. Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan tidaklah berjalan dengan sendirinya, terdapat

pengurus dan orang-orang yang berperan dalam hal ini.

Tentu aktivitas dan kegiatan ini dapat berjalan baik karena

terdapat proses manajemen atau pengelolaan yang baik. Dari adanya

pengelolaan yang baik maka masjid Kauman kota Magelang secara

rutin mengadakan kegiatan bahkan harian, mingguan, dan tahunan.

Diantaranya pengelolaan atau manajemen yang dilakukan di masjid

Kauman kota Magelang yaitu perencanaan, perngorganisasian,

penggerakan, dan kontrol. Empat proses tersebut dilakukan oleh pihak

pengurus masjid

Pertama yang dilakukan pengurus masjid adanya sebuah

planning (perencanaan), perencanaan melalui rapat-rapat pengurus

yang di adakan secara ensidental. Di dalam pembahasannya persiapan-

persiapan untuk menjalankan suatu kegiatan. Kegiatan tersebut sudah

terjadwal. Agar dapat berjalan dengan baik, dan terkonsep secara

matang.

Kemudian organizing (pengoranisasian), pengelolaan di masjid

Kauman di organisir dengan baik. Terdapat pengurus yang aktif dalam

mengelola kegiatan. Membentuk suatu organisasi menjadi kemudahan

dalam actuating (penggerakan) nantinya di lapangan seperti adanya

kegiatan-kegiatan keagamaan, sehingga dalam controlling (kontrol)

Page 106: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

89

dapat terpantau secara baik. Sehingga kegiatan di masjid Kauman

berjalan dengan lancar dan dapat di pertanggungjawabkan. Kemudian

dapat disimpulkan bahwa revitalisasi fungsi masjid untuk penguatan

nilai-nilai pendidikan agama Islam di masjid Kauman kota Magelang

sudah benar dilaksanakan dengan baik.

Page 107: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Aktivitas dan Kegiatan untuk Penguatan Nilai-Nilai Pedidikan Agama

Islam

Aktivitas dan kegiatan di masjid Kauman kota Magelang untuk

penguatan nilai-nilai pendidikan agama Islam, diantaranya adalah:

a. Shalat berjamaah lima waktu

b. Pengajian, diantaranya pengajian ibu-ibu setiap Sabtu Kliwon

c. Pengajian tafsir jalalain setiap malam Senin

d. Selapanan setiap Sabtu pagi

e. Pengajian akbar setiap Ahad Pahing

f. Ngaji remaja bersama setiap malam Jumat

g. Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPQ) setiap habis ashar

h. Kegiatan Hari Besar Islam (KHBI), diantaranya hari idul fitri,

bulan ramadhan, dan idul adha.

2. Revitalisasi Fungsi Masjid untuk Penguatan Nilai-Nilai Pendidikan

Agama Islam di Masjid Kauman kota Magelang

Bahwa cara untuk menggembalikan fungsi masjid dalam

penguatan nilai-nilai pendidikan agama Islam, yaitu melalui:

a. Planning, perencanaan kegiatan dengan jadwal. Semua kegiatan

disusun dan direncanakan dengan baik

Page 108: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

91

b. Pengelolaan diorganisir dengan baik. Terdapat pengurus masjid

turut aktif mengelola kegiatan yang sudah direncanakan.

c. Proses pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal rencana.

Diantaranya adanya kegiatan-kegiatan keagamaan.

d. Pelaksanaan dalam kegiatan-kegiatan terkontrol dengan baik

melalui musyawarah.

B. Saran

Setelah peneliti menganalisis tentang revitalisasi fungsi masjid

untuk penguatan nilai-nilai pendidikan agama Islam di masjid Kauman

kota Magelang, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran demi

perbaikan dan kemajuan:

1. Untuk Masjid

Melihat dari fungsi masjid yang terbagi menjadi empat, makaperlu

adanya pengembangan kegiatan yang lebih baik lagi dan maju agar

dapat memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, khususnya

masyarakat Kauman kota Magelang.

2. Untuk Takmir Masjid

Menjalankan fungsi masjid merupakan salah satu bentuk

memakmurkan masjid dengan cara manajemen yang baik. Maka

diharapkan pengoranisiran di masjid selalu ditingkatkan setiap tahun.

Guna kemajuan masjid kedepannya.

Page 109: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

92

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 1987. Ilmu Pendidikan Islam 1. Salatiga:...............

Manzhur, Ibn. 1976. Lisan Al-Arab. Baerut: Dar al Fikr

Al-Mubakarakfuri, Shafiyyurahman. 2015. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar

Amin, Samsul Munir. 2014. Sejarah Dakwah. Jakarta: Amzah

An-Nahlawi, Abdurrahman. 1996. Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan Islam.

Bandung: CV. Diponegoro Bandung

Alwi, Muhammad Muhib. 2015. Optimalisasi Fungsi Masjid Dalam

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. Al-Tatwir. 2 (1): 139

Assegaf, Abd. Rachman. 2014. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka

. 1990. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Daradjat, Zakiah, dkk. 2017. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara

Duryat, Masduki. 2016. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Alfabeta

Hasbullah. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Idi, Abdullah, Toto Suharto. 2006. Revitalisasi Pendidikan Islam. Yogyakarta:

Tiasa Wacana

Jannah, Nurul. 2016. Revitalisasi Peranan Masjid Di Era Modern. Thesis tidak

diterbitkan. Sumatera: Jurusan Ekonomi Islam. Pascasarjana Reguler

Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Kristiawan, Muhammad, dkk. 2017. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:

Deepublish

Kurniawan, Syamsul. 2014. Masjid Dalam Lintas Sejarah Umat Islam. Journal of

Islamic Studies. 1 (2): 3-4

Luthfiah, Zeni, Muh. Farhan Mujaihidin, dkk. 2011. Pendidikan Agama Islam.

Surakarta: Yuma Pressindo

Page 110: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

93

Majid, Abdul, Dian Andayani. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mufron, Ali. 2013. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Aura Pustaka

Muliawan, Jasa Ungguh. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:

Gava Media

Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner.

Jakarta: Rajawali Pers

Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas

Qomar, Mujamil. 2014. Menggagas Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta

Soeitoe, Samuel. 1982. Psikologi Pendidikan II. Jakarta: FEUI

Sojogyo, Purwanti Sojogyo. 1999. Sosiologi Pedesaan dan Kumpulan Bacaan.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Sulistyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras

Sulistyorini, Muhammad Fathurrohman. 2016. Esensi Manajemen Pendidikan

Islam. Yogyakarta: Kalimedia

Syafaat, H. TB. Aat, Sohari Sabrani. 2008. Peranan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta: Rajawali Pers

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru

Press

Sundawi, Sri Ajeng. 2018. Pengaruh Pemberian Penguatan Verbal Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Skripsi tidak diterbitkan.

Bandung: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

Pasudan Bandung

Syarif F. S, Nawa. 2018. Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam pada

Sanggar Budaya Posdaya di masjid Nurul Khasanah Pujon Kebupaten

Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Studi Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Thoha, HM. Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Yasin, A. Fatah. 2008. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN Malang

Press

Page 111: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

94

INSTRUMEN PEDOMAN PENELITIAN

A. Pedoman Observasi

Penelitian yang dilakukan ini akan mengamati Revitalisasi Fungsi

Masjid Untuk Penguatan Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam di Masjid

Kauman Kota Magelang.

B. Pedoman Wawancara

1. Pengurus Masjid

a. Identitas

1) Ketua Takmir Masjid

a) Nama : Drs. H. Miftachussurrur, MPd. I.

b) Tempat/Tanggal lahir : Magelang, 15 Mei 1955

c) Jabatan : Takmir Masjid

d) Waktu dan Tempat : Sabtu, 1 Juni 2019 pukul 15.00-

16.03 WIB di rumah kediaman bapak Miftachussurrur

Jalan Yos Sudarso Kecamatan Magelang Tengah

2) Seksi Imarah (Kegiatan dan Kepemudaan) Takmir Masjid

a) Nama : H. Shihabuddin

b) Tempat/Tanggal lahir : Banjarnegara, 2 April 1964

c) Jabatan : Seksi Imarah

d) Waktu dan Tempat : Minggu, 30 Juni 2019 pukul 10.08-

10-55 WIB, di Gang Manjukri No. 12 Jalan Kauman

Page 112: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

95

Variabel Indikator Subjek Pertanyaan

Revitalisasi fungsi

masjid

Menjelaskan

sejarah berdirinya

masjid

Takmir, Bidang

Imaroh

1. Bagaimana

sejarah

berdirinya

masjid

Kauman?

2. Memuat berapa

jamaah masjid

Kauman ini?

Menjelaskan

fungsi masjid

Takmir, Bidang

Imaroh

1. Apa saja fungsi

masjid di

masjid Kauman

ini?

Menjelaskan

macam-macam

kegiatan di masjid

Takmir, Bidang

Imaroh

1. Apa saja

kegiatan yang

dilakukan di

masjid untuk

penguatan

nilai-nilai

pendidikan

agama Islam?

Menjelaskan

tujuan kegiatan di

masjid

Takmir, Bidang

Imaroh

1. Apa tujuan

diadakannya

kegiatan di

masjid

Kauman?

Menjelaskan

proses manajemen

pengelolaan

kegiatan masjid

Takmir, Bidang

Imaroh

1. Bagaimana

proses

manajemen

kegiatan di

masjid

Kauman?

2. Planning dari

kegiatan

tersebut seperti

apa?

3. Apakah

terdapat

susunan

keorganisasian

dari kegiatan

itu?

4. Kontrol

kegiatan di

masjid Kauman

Page 113: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

96

itu bagaimana?

5. Evaluasi untuk

kegiatan

tersebut seperti

apa?

Penguatan Nilai-

Nilai Pendidikan

Agama Islam

Menjelaskan

bagaimana

penguatan nilai-

nilai pendidikan

agama Islam

Takmir, Bidang

Imaroh

1. Bagaimana cara

penguatan

nilai-nilai

pendidikan

agama Islam di

masjid Kauman

ini?

Page 114: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

97

HASIL WAWANCARA

PENGURUS MASJID KAUMAN KOTA MAGELANG

No. Waktu

Wawancara

Narasumber Pertanyaan Jawaban

1. Sabtu,

1 Juni 2019

Pukul

15.00-16.03

WIB

Drs. H.

Miftachussurr

ur, MPd. I.

1. Bagaimana

sejarah

berdirinya

Masjid

Kauman?

Pada awalnya Masjid

Kauman didirikan pada

tahun 1650 bukan masjid

namun berbentuk mushola.

Yang mendirikan Mbah

Kyai Mundakir

(dimakamkan di belakang

masjid). Konon ceritanya

dulu wudunya dulu di kali

progo dan terdapat batu

besar. Kemudian pada tahun

1779 baru jadi masjid oleh

Bupati Magelang III.

Kemudian direnovasi tahun

1950. Namun dari dulu

tidak ada perubahan secara

fisik bagian atasnya,

tiangnya juga masih asli

dari dulu. Tiangnya dari

kayu jati. Direnovasi

kembali pada tahun 1978

sambil membuat menara

yang berada di depan

masjid. Hingga sekarang

belum ada perubahan total

secara fisik. Serambi juga

masih sama. Ada keunikan

tersendiri di masjid ini,

salah satunya di dalam

masjid ada pengimanan

khusus, dulu tahun 1979

digunakan untuk bupati

sholat di situ. Itu dulu bukan

kotamadya tapi kabupaten.

Masjid ini merupakan

masjid yang sudah berumur

50 tahun ke atas. Pada

waktu Mbah Yai Mudzakir

mendirikan langgar ini

Page 115: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

98

sekitarnya belum ada

rumah-rumah, karena

sebelum merdeka jamanya

Pangeran Diponegoro.

2. Memuat berapa

jamaah masjid

Kauman ini?

Masjid ini muat 30.000

putra putri. Kalau saat

ramadhan ada bukber

bersama yang ikut bisa

sekitar 500 orang.

3. Apa saja fungsi

masjid di masjid

Kauman ini?

Untuk shalat dan pembinaan

umat

4. Apa saja

kegiatan yang

dilakukan di

masjid untuk

penguatan nilai-

nilai pendidikan

agama Islam?

1. Beribadah shalat

lima waktu

2. TPQ, habis ashar

3. Kuliah subuh sampai

pukul 06.00.

4. Pengajian

a. Pengajian ibu-

ibu Persatuan

Pengajian Ibu-

Ibu kota

Magelang

(PPIM) berupa

pendidikan

berjenjang,

setiap sabtu

kliwon.

b. Malam senin

pengajian tafsir

jalalain

c. Malam rabu

d. Ahad wage

e. Sabtu pagi acara

selapan

f. Ahad pahing

pengajian akbar

dari pagi sampai

ashar.

Kegiatan hari besar Islam

5. Apa tujuan

diadakannya

kegiatan di

masjid tersebut?

Wong Islam ben bener

Islame, nek Islam ben do

ngaji, nek ra ngaji payah

(Orang Islam biar benar

Islamnya, kalau Islam biar

pada mengaji, kalau tidak

Page 116: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

99

mengaji payah).

Biar tahu Islam itu apa.

6. Bagaimana

proses

manajemen

kegiatan di

masjid Kauman?

Sudah di planning.

Planningnya sudah di

matangkan terlebih dahulu.

Sehingga terprogram secara

runtut. Contohnya seperti

ramadhan. Kegiatan dari

awal ramadhan sampai

akhir sudah di rancang

terlebih dahulu. Sehingga

panitia melaksanakan dan

merancang dengan arahan

dari takmir masjid.

7. Planning dari

kegiatan-

kegiatan tersebut

seperti apa?

Sebelumnya diadakan rapat

takmir. Diadakan

konsidental. Kalau ada

kegiatan apa, maka

diadakan rapat dan dibentuk

panitianya.

8. Susunan

organisasi dari

kegiatan apakah

ada?

Ada susunan organisasi, ada

juga penanggungjawabnya.

Penangungjawabnya

disesuaikan perbidang.

9. Kontrol kegiatan

di masjid

Kauman itu

bagaimana?

Ya, biasanya yang

controlling ketua takmir.

Pengkontrolan tidak tentu

langsung terjun ke

lapangan. Ketika sudah

berjalan baik, maka tinggal

mengamati saja.

10. Evaluasi untuk

kegiatan tersebut

seperti apa?

Ya, nanti ada rapat evaluasi.

Disetiap akhir kegiatan.

Terdapat pula kendala yang

sering terjadi yaitu di

waktu, karena pengurus

semuanya pada sibuk

semua. Sehingga harus

mencari waktu yang sama.

Karena rapat ada macam-

macam, terdapat rapat

evaluasi dan rapat

perencanaan.

11. Bagaimana cara

penguatan nilai-

nilai pendidikan

Dari kegiatan-kegiatan yang

diadakan. Pengurus yang

mengadakannya.

Page 117: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

100

agama Islam di

masjid Kauman

ini?

2. Minggu, 30

Juni 2019

Pukul

10.08-10.54

WIB

H.

Shihabuddin

12. Bagaimana

sejarah

berdirinya

masjid Kauman

ini?

Masjid ini pertama itu

didirikan oleh Mbah Yai

Mudzakir. Awalnya bukan

masjid, tapi mushola. Kira-

kira didirikan pertama pada

tahun 1650. Kemudian di

tahun selanjutnya direnovasi

oleh Bupati Magelang III.

Dan dinamai masjid.

Kemudian tahun-tahun

selanjutnya itu renovasi-

renovasi yang perlu untuk di

renovasi. Hingga seperti

saat ini.

13. Memuat berapa

jamaah masjid

kauman ini?

Sampai serambi itu memuat

kira-kira 3000 an jamaah.

14. Apa saja fungsi

masjid di masjid

Kauman ini?

Untuk beribadah dan

kegiatan-kegiatan

keagamaan.

Page 118: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

101

15. Apa saja

kegiatan yang

dilakukan untuk

penguatan nilai-

nilai pendidikan

agama Islam?

Sementara ini dari seksi

imaroh setiap hari ahad ada

pengajian mingguan

walaupun dari orang luar

dan lembaga yang mengisi,

ada juga dari biro biarpun

yang mengisi bukan takmir

kita sendiri akan tetapi ada

pemasukan untuk ikut andil

dalam mendengarkan, jadi

secara tidak langsung dapat

ilmu yang masuk.

Terkadang ada orang yang

numpang mau mengaji di

situ. Tambah dari TPQ.

Terus khusus bulan

Ramadhan full pengajian,

dari mulai habis subuh

kuliah sampai jam 7, habis

itu setelah dhuhur semaan

al-Quran, kemudian sore

sampai menjelang berbuka

ada kultum. Kalau hari

biasa ada selapanan setiap

hari ahad pahing

meneruskan sejak dahulu

sejak mbh Mad dari Watu

Congol sekarang yang

meneruskan cucunya. Ada

kegiatan remaja tiap hari

jumat, malam jumat ngaji

bersama di belakang masjid,

pengunjungnya banyak.

16. Apa tujuan dari

adanya kegiatan

tersebut?

Pertama untuk syiar, kedua

menambah ilmu dan

wawasan.

17. Bagaimana

proses

manajemen

kegiatan di

masjid Kauman?

Prosesnya ya

direncakanakan terlebih

dahulu.

18. Planning dari

kegiatan tersebut

seperti apa?

Ya, dirapatkan telebih

dahulu oleh pengurus

masjid.

19. Apakah terdapat

susunan

Ada.

Page 119: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

102

keorganisasian

dari kegiatan

itu?

20. Kontrol kegiatan

di masjid

Kauman itu

bagaimana?

Melalui pengawasan dan

pengamatan.

21. Evaluasi untuk

kegiatan tersebut

seperti apa?

Dengan rapat musyawarah

di setiap selesai kegiatan

oleh panitia dan pengurus

masjid

22. Bagaimana cara

penguatan nilai-

nilai pendidikan

agama Islam di

masjid Kauman

ini?

Melalui diadakannya

selapanan atau pengajian

mingguan.

Page 120: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

103

FOTO DOKUMENTASI

Wawancara dengan Bapak Miftachussurrur selaku takmie masjid

Wawancara dengan Bapak Shihabuddin selaku pengurus bidang imaroh

Page 121: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

104

Gambar masjid Kauman kota Magelang

Kegiatan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)

Page 122: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

105

Kegiatan di bulan Ramadhan membagi takjil gratis

Kegiatan mengaji semaan al-Qur’an di masjid Kauman diikuti oleh bapak-

bapak

Page 123: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

106

Kantor Pengurus Masjid Kauman kota Magelang

Page 124: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

107

SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK)

Nama : Oki Wariati Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Nim : 23010150180 Dosen PA : Badrus Zaman, M. Pd. I.

No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai

1. Seminar Nasional dengan tema

“Pemuda, Peradaban Islam, dan

Kemandirian”

2 September

2015

Peserta

8

2. Seminar Nasional dengan tema

“Jenderal Sudirman Inspirasi

Anak Bangsa”

11 November

2015

Peserta

8

3. Seminar Nasional dengan tema

“Muslimah Sejati Bertabur

Inspirasi”

29 November

2015

Peserta

8

4. Seminar Nasional dengan tema

“Nasionalosme sebagai Benteng

dalam Menghadapi Proxy War

di Indonesia”

16 Mei 2016 Peserta

8

5. Seminar Nasional Administrasi

Negara dengan tema “Harmoni

Keberagaman Indonesia”

4 November

2017

Peserta

8

6. Seminar Nasional dengan tema

“Tantangan Lembaga Dakwah

Kampus dalam Mencetak

Generasi Mahasiswa Muslim

yang Moderat dan Cinta NKRI

di Perguruan Tinggi”

7 Mei 2018 Peserta

8

7. Seminar Nasional dengan tema

“Peran Media dalam

Menghadapi Tahun Politik”

29 September

2018

Peserta 8

8. SIBA atau Pengayaan Bahasa

Arab

3 Juni 2016 Peserta

6

9. SIBI atau Pengayaan Bahasa

Inggris

30 Juni 2016 Peserta

6

Page 125: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

108

10. Pendidikan Pers Mahasiswa

Tingkat Dasar LPM DinamikA

28 – 30

Oktober 2016

Panitia

6

11. SK Penyelenggara Journalism

Festival Nomor: B-

3020/In.21/KM.03.01/09/2017

9 September

2017

Panitia

6

12. SK Pengangkatan Pengurus

LPM DinamikA masa bakti

2017

27 Februari

2017

Pengurus

6

13. Seminar Nasional dengan tema

“Hedonisme”

1 Maret 2017 Panitia

6

14. Pelatihan Jurnalistik Tingkat

Lanjut LPM DinamikA dengan

tema “Peran Pers Mahasiswa

dan Pertarungan Wacana”

21 – 25 April

2017

Panitia

6

15. SK Pengangkatan Pengurus

LPM DinamikA masa bakti

2018

29 Januari 2018 Pengurus

6

16. Pelatihan Jurnalistik Tingkat

Lanjut LPM DinamikA dengan

tema “Aktualisasi Militansi

Pers Mahasiswa”

28 April- 01

Mei 2016

Peserta

5

17. Pendidikan Pers Mahasiswa

Tingkat Dasar LPM DinamikA

dengan tema “Revolusi Persma

Tonggak Kritis Progresif”

30 Oktober

2015

Peserta

4

Page 126: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

109

18 IBTIDA‟ LDK Fathir Ar-

Rasyid

29 Oktober

2016

Peserta

4

19 Pelatihan Kepramukaan

19-21 Juli 2018 Peserta 4

20. OPAK Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan dengan tema

“Integrasi Pendidikan Karakter

Mahasiswa Melalui Kampus

Edukatif Humanis dan

Religius”

13 Agustus

2015

Peserta

3

21. Sertifikat OPAK FTIK tahun

2015

13 Agustus

2015

Peserta

3

22. Library User Education

21 Agustus

2015

Peserta

3

23. Diskusi Terbuka dengan tema

“Indonesia Kaya, Kok Miskin?”

26 September

2015

Peserta

3

24 Seminar Pendidikan dengan

tema “Menciptakan Metode

Pendidikan Agama Islam yang

Ideal dalam Proses

Membebaskan dan

Memerdekakan Manusia”

12 November

2015

Peserta

3

25. Seminar dan Bedah Film

dengan tema “Menggugah Jiwa

Nasionalisme Pemuda di Era

Moderenitas”

14 November

2015

Peserta

3

26. Diskusi dan Bedah Buku Fiqih

Toleransi dengan tema “Fiqih

Abad Pertengahan dan

Relevansi Kebhinekaan”

15 Februari

2017

Peserta

3

Page 127: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

110

Page 128: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

111

Page 129: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

112

Page 130: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

113

Page 131: REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5783/1/BAB I - Copy.pdf · REVITALISASI FUNGSI MASJID UNTUK PENGUATAN NILAI-NILAI

114