reverse osmosis vi

26
Tanggal Praktikum : 28 September 2015 LABORATORIUM PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015/2016 LAPORAN PRAKTIKUM REVERSE OSMOSIS Pembimbing : Herawati Budiastuti, Ph.D Oleh : Kelompok : VI Nama : Amanda Putri NIM. 121411013 Farras Aditya NIM. 121411014 Tasya Diah Rachmadiani NIM. 121411015 Kelas : 3B

Upload: tasya-diah-rachmadiani

Post on 04-Dec-2015

273 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

lab pli

TRANSCRIPT

Page 1: Reverse Osmosis VI

Tanggal Praktikum : 28 September 2015

Tanggal Pengumpulan Laporan : 05 Oktober 2015

LABORATORIUM PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015/2016

LAPORAN PRAKTIKUM

REVERSE OSMOSIS

Pembimbing : Herawati Budiastuti, Ph.D

Oleh :

Kelompok : VI

Nama : Amanda Putri NIM. 121411013

Farras Aditya NIM. 121411014

Tasya Diah Rachmadiani NIM. 121411015

Kelas : 3B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2015

Page 2: Reverse Osmosis VI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi makhluk hidup. Air yang

digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Secara

kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan; yang dapat

ditinjau dari aspek fisika, kimia, dan biologi. Adanya perkembangan industri dan

pemukiman dapat mengancam kualitas air bersih, sehingga diperlukan upaya perbaikan

baik secara sederhana maupun modern.

Menurut serangkaian riset yang dilakukan NSF (National Sanitation Foundation),

lembaga independen dari Amerika Serikat yang secara konsisten membahas masalah

air, ditemukan bahwa 80% penyakit yang diderita manusia disebabkan oleh air. Hal ini

karena zat-zat polutan (penyebab polusi/pencemaran) yang terdapat pada air minum,

mengandung logam berat dan bahan-bahan kimia hasil industri seperti klorin, phenol

dan tannin, ditambah residu pupuk dan pestisida kimia dari pertanian, bakteri, virus dan

lain sebaginya. Meminum air yang kurang bersih memang tidak akan berpengaruh

dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang lambat laun akan membuat organ-

organ tubuh kita menjadi rusak dan seringkali berakibat fatal dan terlambat.

Salah satu proses pengolahan air secara fisik adalah dengan reverse osmosis

(RO), dimana air dimurnikan dari pengotor-pengotornya. Air minum yang dihasilkan

oleh RO ini adalah air murni dan sehat sehingga tidak perlu dimasak lagi. Air yang

bersih dan sehat jelas akan memperbaiki sistem kekebalan tubuh kita karena

didalamnya tidak ada lagi zat-zat yang berbahaya termasuk virus atau bakteri, ataupun

bekas-bekasnya.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah:

1. Mempelajari proses pemisahan kation dengan proses Reverse Osmosis

2. Menentukan nilai TDS, DHL dan Laju Alir pada aliran permeat dan konsentrat

selama proses Reverse Osmosis berlangsung

3. Menentukan % Reject dari proses Reverse Osmosis

Page 3: Reverse Osmosis VI

4. Membandingkan hasil percobaan proses Reverse Osmosis pada tekanan yang

berbeda

Page 4: Reverse Osmosis VI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Proses Osmosis adalah proses perpindahan massa pelarut (solvent) melalui pori dalam

filter atau membran semipermeabel dari larutan (solution) yang berkonsentrasi rendah ke

larutan (solution) yang berkonsentrasi tinggi. Sedangkan proses Reverse Osmosis adalah

proses perpindahan massa larutan (solution) melalui pori dalam filter atau membran

semipermeabel dengan menggunakan driving force berupa perbedaan tekanan yang melebihi

tekanan osmosisnya. Tekanan yang digunakan adalah tekanan hidrostatis.

Membran semipermeabel yang digunakan pada reverse osmosis disebut membran

reverse osmosis (membran RO). Membran RO memiliki ukuran pori < 1 nm. Karena ukuran

porinya yang sangat kecil, membran RO disebut juga membran tidak berpori. Membran RO

biasanya digunakan untuk pengolahan air, seperti pengolahan air minum, desalinasi air laut,

dan pengolahan limbah cair. Saat ini membran RO juga banyak digunakan pada proses

pengolahan air isi ulang.

Cara Kerja Reverse Osmosis

Sebuah membran semipermeabel, seperti halnya membran yang tersusun dari dinding-

dinding sel atau seperti susunan sel pada kantung kemih, bersifat selektif terhadap benda-

benda yang akan melaluinya. Umumnya membran ini sangat mudah untuk dilalui oleh air

karena ukuran molekulnya yang kecil, tapi juga mencegah kontaminan-kontaminan lain yang

mencoba melaluinya. Sebagai percobaan, air diisikan di kedua sisi membran, dimana air di

salah satu sisinya memiliki perbedaan konsentrasi mineral-mineral terlarut, karena air

memiliki sifat berpindah dari larutan berkonsentrasi rendah menuju larutan berkonsentrasi

lebih tinggi, maka air akan berpindah (berdifusi) melalui membran dari sisi konsentrasi

rendah ke sisi konsentrasi yang lebih tinggi. Sehingga, tekanan osmotik akan melawan proses

difusi dan akan terbentuk kesetimbangan.

Page 5: Reverse Osmosis VI

Proses Reverse Osmosis menggerakkan air dari konsentrasi kontaminan yang tinggi

(sebagai air baku) menuju penampungan air yang memiliki konsentrasi kontaminan sangat

rendah. Dengan menggunakan air bertekanan tinggi di sisi air baku, sehingga dapat

menciptakan proses yang berlawanan (reverse) dari proses alamiah osmosis. Dengan tetap

menggunakan membran semi-permeable maka hanya akan mengijinkan molekul air yang

melaluinya dan membuang bermacam-macam kontaminan yang terlarut. Proses spesifik yang

terjadi dinamakan ion eksklusi, dimana sejumlah ion pada permukaan membran sebagai

sebuah pembatas mengijinkan molekul-molekul air untuk melaluinya seiring melepas

substansi-substansi lain.

Membran semi-permeable di awal-awal percobaan osmosis berasal dari kantung kemih

babi. Sebelum tahun 1960, membran-membran jenis ini dinilai sangat tidak efisien, mahal,

dan tidak handal untuk penggunaan aplikasi osmosis diluar laboratorium. Bahan-bahan

sintetik modern, mampu memecahkan masalah ini, membuat membran menjadi lebih efektif

dalam menghilangkan kontaminan, dan membuatnya lebih kuat untuk menahan tekanan air

yang lebih besar sebagai efisiensi pengoperasian.

Page 6: Reverse Osmosis VI

Pada proses pemisahan menggunakan RO, membran akan mengalami perubahan karena

memampat dan menyumbat (fouling). Pemampatan atau fluks merosot itu serupa dengan

perayapan plastik/logam ketika terkena beban tegangan kompresi. Makin besar tekanan dan

suhu biasanya membran makin mampat dan menjadi tidak reversible. Normalnya membran

bekerja pada suhu 21-35 derajat Celcius. Fouling membran dapat diakibatkan oleh zat-zat

dalam air baku seperti kerak, pengendapan koloid, oksida logam, bahan organik dan silika.

Oleh sebab itu cairan yang masuk ke proses reverse osmosis harus terbebas dari partikel-

partikel besar agar tidak merusak membran. Pada prakteknya, cairan sebelum masuk ke

proses reverse osmosis dilakukan serangkaian pengolahan terlebih dahulu, biasanya

dilakukan pre-treatment dengan koagulasi dan flokulasi yang dilanjutkan dengan adsorbsi

karbon aktif dan mikrofiltrasi.

Pada suatu saat membran akan menjadi kotor sebagai akibat dari adanya material-

material yang tidak bisa lewat. Hal ini yang menyebabkan tersumbatnya membran. Kotoran

yang terbentuk gumpalan kotoran, kerak atau hasil proses hidrolisa. Untuk mengembalikan

ke kondisi semula dilakukan pembersihan dengan menggunakan larutan pembersih yang

khusus. Bahan ini bisa melarutkan kotoran tetapi tidak merusak membran yang biasanya

terbuat dari enzim. Proses pencucian dilakukan dengan meresirkulasi larutan pencuci ke

membran selama kurang lebih 45 menit.

Aplikasi Penggunaan Reverse Osmosis

Berapa aplikasi penggunaan reverse osmosis dalam industri :

Desalinasi (desalination) air payau (brackish) dan air laut (sea water)

Demineralisasi untuk air umpan boiler (Boiler Feed Water)

Pemisahan protein dari whey

Treatment khusus untuk industri kimia, makanan, tekstil dan kertas

Pervaporasi (pervarporation), misalnya permisahan alkohol-air

Penentuan Koefisien Rejection

Semakin besar tekanan, maka air yang dihasilkan dari proses pemisahan akan semakin

murni (kadar garam atau zat terlarut semakin kecil). Untuk menentukan keberhasilan proses

pemisahan dengan cara tersebut, maka dapat dilakukan dengan cara menentukan koefisien

rejection (R) yang menyatakan hubungan antara konsentrasi atau kadar garam di aliran

influent dan di aliran effluent (permeat) yang ditulis sebagai berikut:

Page 7: Reverse Osmosis VI

R=Cm−CpCm

atau %R=Cm−CpCm

× 100 %

Dengan: Cm = konsentrasi zat terlarut di aliran influen

Cp = konsentrasi zat terlarut di aliran permeat.

Semakin besar nilai R, maka proses pemisahan semakin baik, artinya permeat semakin

murni. Efisiensi penyisihan membran RO yang tinggi menyebabkan terjadinya penyisihan

mineral-mineral alami pada air baku. Mineral-mineral alami ini tidak hanya memberikan rasa

yang enak pada air tetapi juga membantu fungsi vital sistem tubuh. Air minum akan kurang

sehat bagi tubuh apabila kurang mengandung mineral-mineral ini. Dengan kata lain, air murni

yang dihasilkan oleh membran RO tidak sehat bagi tubuh.

Membran RO memiliki keterbatasan dalam pengoperasiannya, di antaranya:

Tekanan air baku antara 40 – 70 psig (800 – 1.000 psi).

Kekeruhan air baku tidak boleh lebih dari 1 NTU.

pH operasi berkisar antara 4 – 11.

TDS air baku tidak boleh lebih dari 35.000 ppm. Nilai TDS yang lebih tinggi akan

menurunkan kecepatan produksi.

Suspended Solid air baku; (dinyatakan dengan SDI, Salt Density Index), harus

kurang dari 5.

Sisa klor air baku harus nol (0).

Page 8: Reverse Osmosis VI

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat:

1. Ember

2. Gelas Kimia 50 mL

3. Gelas Ukur 1 L

4. Seperangkat Alat Reverse Osmosis

5. TDS dan DHL-meter

Bahan:

1. Air kran

2. Tissue

3.2 Cara Kerja

Memeriksa semua aliran (influent, permeat dan

konsentrat)

Membuka semua valve di aliran influent Menyalakan mesin RO

Mengatur tekanan pada 100 mPa atau 0,68 PSI

Mengukur TDS dan DHL di influent

Mengukur TDS, DHL dan Volume di aliran permeat dan konsentrat setiap 5 menit selama 30 menit

Menampung permeat dalam bak penampungan

Membuang konsentrat ke saluran pembuangan

Mengulangi percobaan pada tekanan 102 mPa

atau 0,70 PSI

Page 9: Reverse Osmosis VI

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Pengamatan

Umpan (air kran)

TDS : 191 mg/L

DHL : 0,286 mS/cm

4.1.1 Tekanan 102 mPa atau 0,70 PSI

Waktu (menit)

Permeat Konsentrat pHPermeat

pHKonsentrat

TDS (mg/L) DHL (mS/cm)

Volume (mL)/15 s

TDS (mg/L)

DHL (mS/cm)

Volume (mL)/15 s

0 24 0,034 - 331 0,468 - 6,58 6,9410 12 0,019 102 283 0,417 135 6,27 6,8820 11 0,015 95 281 0,423 124 6,17 6,7530 9 0,014 95 269 0,405 135 6,27 6,2940 9 0,014 100 269 0,402 125 6,17 6,1450 9 0,014 85 272 0,410 120 6,15 6,1560 9 0,014 85 283 0,425 125 6,06 6,1670 9 0,012 110 278 0,417 125 6,20 6,1580 8 0,012 80 261 0,391 110 7,20 7,2090 8 0,012 90 270 0,404 125 7,16 7,13

Rata-Rata

10,8 0,016 84,2 279,7 0,4162 112,4 6,423 6,579

4.1.2 Tekanan 102 mPa atau 0,70 PSI

Waktu (menit)

Permeat Konsentrat pHPermeat

pHKonsentrat

TDS (mg/L) DHL (mS/cm)

Volume (mL)/15 s

TDS (mg/L)

DHL (mS/cm)

Volume (mL)/15 s

0 24 0,034 60 331 0,468 120 6,58 6,9410 12 0,019 102 283 0,417 135 6,27 6,8820 11 0,015 95 281 0,423 124 6,17 6,7530 9 0,014 95 269 0,405 135 6,27 6,2940 9 0,014 100 269 0,402 125 6,17 6,1450 9 0,014 85 272 0,410 120 6,15 6,1560 9 0,014 85 283 0,425 125 6,06 6,1670 9 0,012 110 278 0,417 125 6,20 6,1580 8 0,012 80 261 0,391 110 7,20 7,2090 8 0,012 90 270 0,404 125 7,16 7,13

Rata-Rata

9 0,0189 1730 330,14 0,4987 2393

Page 10: Reverse Osmosis VI

4.2 Perhitungan

4.2.1 Laju alir

Laju alir (mL /menit)=Volume(mL)

Waktu(menit)

4.2.2 % Reject

% Reject=(TDS akhir−TDS awal )

TDS awal×100 %

4.3 Data Hasil Perhitungan

4.3.1 Tekanan 102 mPa atau 0,70 PSI

Waktu (menit)Laju alir (mL/menit)

% RejectPermeat Konsentrat

0 - - 87,43455

10 408 540 93,71728

20 380 496 94,24084

30 380 540 95,28796

40 400 500 95,28796

50 340 480 95,28796

60 340 500 95,28796

70 440 500 95,28796

80 320 440 95,81152

90 360 500 95,81152

Rata-Rata 370,48 494,56 94,34555

4.3.2 Tekanan 102 mPa atau 0,70 PSI

Waktu (menit)Laju alir (mL/menit)

% RejectPermeat Konsentrat

0 - - 94,625 370 488 94,62

10 368 480 94,6215 362 484 95,0720 366 482 95,0725 366 484 94,6230 364 486 94,62

Rata-Rata 366 484 94,75

Page 11: Reverse Osmosis VI

4.4 Data Perbandingan Hasil Reverse Osmosis Pada Tekanan 100 mPa dan 102 mPa

Tekanan (mPa)

Nilai Rata-RataPermeat Konsentrat

% RejectTDS (mg/L) DHL (mS/cm)

Laju Alir (mL/menit) TDS (mg/L) DHL (mS/cm)

Laju Alir (mL/menit

)100 12,5714 0,0189 346 330,1429 0,4987 478,67 94,36102 11,7143 0,0174 366 338,2857 0,5070 484 94,75

Page 12: Reverse Osmosis VI

4.5 Grafik Perbandingan Hasil Reverse Osmosis Pada Tekanan 100 mPa dan 102 mPa

4.4.1 Permeat

a) TDS

0 5 10 15 20 25 30 3510

10.5

11

11.5

12

12.5

13

13.5

Grafik TDS Terhadap Waktu Pada Permeat

100 mPa102 mPa

Waktu (menit)

TDS

(mg/

L)

b) DHL

0 5 10 15 20 25 30 350.014

0.016

0.018

0.020

0.022

Grafik DHL Terhadap Waktu Pada Permeat

100 mPa102 mPa

Waktu (menit)

DHL (

mS/

cm)

Page 13: Reverse Osmosis VI

4.4.2 Konsentrat

a) TDS

0 5 10 15 20 25 30 35310

315

320

325

330

335

340

345

Grafik TDS Terhadap Waktu Pada Konsentrat

100 mPa102 mPa

Waktu (menit)

TDS

(mg/

L)

b) DHL

0 5 10 15 20 25 30 350.480

0.485

0.490

0.495

0.500

0.505

0.510

0.515

0.520

Grafik DHL Terhadap Waktu Pada Konsentrat

100 mPa102 mPa

Waktu (menit)

DHL (

mS/

cm)

Page 14: Reverse Osmosis VI

4.4.3 Reject

0 5 10 15 20 25 30 3593.60

93.80

94.00

94.20

94.40

94.60

94.80

95.00

95.20

Grafik Rejection Terhadap Waktu

100 mPa102 mPa

Waktu (menit)

Reje

ct (%

)

Page 15: Reverse Osmosis VI

BAB IV

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

4.1 Pembahasan (Kusnadi NIM. 121411015)

Pada percobaan ini, proses reverse osmosis dilakukan terhadap air baku yang

merupakan air kran di Laboratorium Pilot Plant Gedung Teknik Kimia A, Politeknik

Negeri Bandung. Alat utama yang digunakan adalah unit filtrasi yang terdiri dari

beberapa tabung berisi filter dan unit reverse osmosis yang terdiri dari dua tabung kecil

berisi membran semipermeabel. Unit filtrasi dipasang sebelum unit reverse osmosis

supaya kerja yang dilakukan unit reverse osmosis tidak terlalu berat, karena dengan

demikian pengotor yang ukuran partikelnya besar akan tersaring oleh unit filtrasi. Hal

ini akan memperpanjang waktu pakai membran semipermeabel pada unit reverse

osmosis.

Percobaan dilakukan dengan tekanan yang sedikit berbeda, yaitu 100 dan 102

mPa atau 0,68 dan 0,70 PSI. Hasil percobaan menunjukkan bahwa proses reverse

osmosis yang telah dilakukan tersebut berhasil menghasilkan permeat yang nilai TDS

dan DHLnya lebih rendah dari air baku dan konsentrat yang nilai TDS dan DHLnya

lebih tinggi dari air baku dengan nilai % reject yang lebih dari 90 %.

Nilai TDS dan DHL pada menit ke-5 hingga menit ke-30 cenderung fluktuatif dan

tidak jauh berbeda. Hal ini dikarenakan waktu proses reverse osmosis tidak terlalu

berpengaruh terhadap nilai TDS dan DHL.

Hasil pengukuran Percobaan yang dilakukan pada tekanan 102 mPa atau 0,70 PSI

memberikan hasil yang lebih baik. Buktinya dapat dilihat dari nilai TDS dan DHL baik

pada permeat maupun konsentrat. Selain dari nilai TDS dan DHL, perbandingan hasil

proses reverse osmosis juga dapat dilihat dari nilai % reject-nya. Berikut adalah

perbandingan hasil percobaan yang telah dilakukan tersebut:

Tekanan (mPa)Nilai Rata-Rata

Permeat Konsentrat% Reject

TDS (mg/L) DHL (mS/cm) TDS (mg/L) DHL (mS/cm)100 12,5714 0,0189 330,1429 0,4987 94,36102 11,7143 0,0174 338,2857 0,5070 94,75

Perbandingan hasil percobaan di atas menunjukkan hasil yang sesuai dengan teori

yang menyatakan bahwa semakin tinggi tekanan, maka semakin besar nilai % reject-

Page 16: Reverse Osmosis VI

nya, semakin baik proses pemisahannya dan semakin murni air (permeat) yang

dihasilkan dari proses reverse osmosis tersebut.

4.2 Kesimpulan

1. Hasil percobaan:

Tekanan (mPa)

Nilai Rata-RataPermeat Konsentrat

% RejectTDS (mg/L)

DHL (mS/cm)

Laju Alir (mL/menit)

TDS (mg/L)

DHL (mS/cm)

Laju Alir (mL/menit)

100 12,5714 0,0189 346 330,1429 0,4987 478,67 94,36102 11,7143 0,0174 366 338,2857 0,5070 484 94,75

2. Nilai TDS dan DHL di aliran permeat lebih kecil dari nilai TDS dan DHL di aliran

influent.

3. Nilai TDS dan DHL di aliran konsentrat lebih besar dari nilai TDS dan DHL di

aliran influent.

4. Semakin tinggi tekanan, maka semakin besar nilai % reject-nya, semakin baik

proses pemisahannya dan semakin murni air (permeat) yang dihasilkan dari proses

reverse osmosis.

Page 17: Reverse Osmosis VI

LAMPIRAN

Pertanyaan:

1. Gambarkan skema peralatan Sistem Reverse Osmosis yang digunakan untuk percobaan

tersebut dan lengkapi dengan valve (kran) dan lainnya!

2. Hitung % reject (% R) dan tabelkan serta dibahas dengan singkat dan jelas!

3. Perkirakan hubungan antara konsentrasi zat terlarut yang dinyatakan DHL dan TDS!

4. Jelaskan secara singkat dan jelas, mengapa di aliran permeat, konsentrasi zat terlarut tidak

dapat/sulit dihasilkan harga rendah atau mendekati nol!

5. Usaha apa agar kadar zat terlarut di aliran permeat dihasilkan TDS atau DHL sekecil

mungkin?

6. Jelaskan fungsi masing-masing kolom (tabung) dalam sistem RO tersebut!

Jawaban:

1. Skema Sistem Reverse Osmosis

Page 18: Reverse Osmosis VI

2. % Reject=(TDS akhir−TDS awal )

TDS awal×100 %

Tabel hasil perhitungan

Waktu (menit)% Reject

100 mPa 102 mPa0 94,17 94,625 94,17 94,62

10 94,62 94,6215 94,62 95,0720 94,17 95,0725 94,17 94,6230 94,62 94,62

Rata-Rata 94,36 94,75

Nilai % reject menunjukkan banyaknya jumlah partikel/ion yang tertahan oleh membran

semipermeabel.dan kemudian keluar bersama aliran konsentrat. Oleh karena itu, nilai %

reject dipengaruhi oleh nilai TDS yang terdapat pada influent dan aliran permeat. Seperti

yang dapat dilihat pada table di atas, nilai % reject berkisar antara 94,62 % hingga 95,07

%.

3. Hubungan konsentrasi zat terlarut

330 332 334 336 338 340 342 344485

490

495

500

505

510

515

520

Grafik TDS vs DHL KonsentratPada Tekanan 102 mPa

TDS (mg/L)

DHL (

µS/c

m)

Secara garis besar, dari data pengamatan dapat dilihat bahwa hubungan (korelasi) antara

konsentrasi zat terlarut (TDS dan DHL) membentuk persamaan linier. Semakin besar nilai

TDS, maka semakin besar pula nilai DHLnya, begitu pula dengan sebaliknya. Hal ini

karena DHL yang terukur merupakan kepunyaan TDS, dimana dissolved solid tersebut

merupakan partikel yang mampu menghantarkan arus listrik (ion).

Page 19: Reverse Osmosis VI

4. Kandungan zat terlarut dengan nilai yang sangat rendah atau mendekati nol itu berarti

bahwa seluruh zat terlarut tertahan oleh membran semipermeabel. Pada kenyataannya,

tidak semua zat terlarut dapat tertahan. Zat terlarut yang tidak tertahan dan lolos dari

membran semipermeabel tersebut adalah zat terlarut yang memiliki ukuran partikel yang

sangat kecil, lebih kecil dari ukuran pori-pori membran semipermeabel.

Di aliran permeat bisa saja dihasilkan konsentrasi zat terlarut dengan nilai harga rendah

atau mendekati nol. Hal ini terjadi jika ukuran partikel dari semua zat terlarut lebih kecil

dari ukuran pori-pori membran semipermeabel.

5. Agar kadar zat terlarut di aliran permeat dihasilkan TDS atau DHL sekecil mungkin, perlu

dilakukan:

a) Pembersihan membran dan media filter RO yang terdapat pada unit RO secara berkala

agar pengotor yang tersaring tidak mengendap dan menyumbat membran sehingga

menyebabkan nilai TDS dan DHL tinggi.

b) Pre-treatment (misalnya : koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan filtrasi) pada air

sebelum masuk unit reverse osmosis agar beban kerja alat tidak berlebihan sehingga

alat yang digunakan tidak cepat rusak dan penyaringan yang terjadi di membran dapat

benar-benar mengurangi kadar zat terlarut yang ada dalam aliran air permeat dan

konsetrat.

6. Fungsi dari masing-masing komponen adalah:

a) Cartridge : menyaring partikel yang besar seperti kotoran, lumpur, pasir, debu, karat,

bahan mikro, kapur.

b) Carbon dan chlor : mengembalikan rasa dan menghilangkan bau tak sedap sehingga

menghasilkan air dengan rasa alami.

c) Carbon filter : sebagai sedimen 10 mikron dan karbon aktif yang menyerap bau,

warna, rasa tak sedap, bahan kimia organik dan klorin dalam tahap lanjutan.

d) Silika filter : menghilangkan kandungan lumpur atau tanah dan sedimen pada air.

e) Reverse osmosis : membuang seluruh pencemaran kimia, bakteri dan virus hingga

tingkat terkecil 1/10000 mikron, sehingga menghasilkan air murni.

Page 20: Reverse Osmosis VI

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. “Reverse Osmosis”. http://en.wikipedia.org/wiki/Reverse_osmosis. [27 Oktober

2014]

Wikipedia. “Osmosis Terbalik”. http://id.wikipedia.org/wiki/Osmosis_terbalik. [27 Oktober

2014]

Santoso, Rio. 2009. “Apa Itu Reverse Osmosis?”. http://airreverseosmosis.wordpress.com/.

[27 Oktober 2014]

Anonim. 2010. “Apakah Sistem Reverse Osmosis Itu?”.

http://osmosiswater.blogspot.com/p/apakah-sistem-reverse-osmosis-ro-itu.html. [27

Oktober 2014]

Anonim. 2012. “Pengertian Osmosis Dan Contohnya”. http://garda-

pengetahuan.blogspot.com/2012/10/pengertian-osmosis-dan-contohnya.html. [27

Oktober 2014]

Anonim. 2013. “Reverse Osmosis Dan Cara Kerjanya”. http://nanosmartfilter.com/tag/cara-

kerja-reverse-osmosis/. [27 Oktober 2014]

Effendi, Hefni. 2012. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Said, Nusa Idaman Dan Ruliasih. 2008. Teknologi Pengolahan Air Minum. Jakarta : Badan

Pengkajian Dan Penerapan Teknologi.