retardasi mental - repository.usu.ac.id

23
RETARDASI MENTAL DISUSUN OLEH: Ade Rahmawati Siregar, M.Psi, psikolog NIP. 19810403 200502 200 1 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

RETARDASI MENTAL

DISUSUN OLEH:

Ade Rahmawati Siregar, M.Psi, psikolog NIP. 19810403 200502 200 1

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012

Universitas Sumatera Utara

Page 2: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

RETARDASI MENTAL

DISUSUN OLEH:

Ade Rahmawati Siregar, M.Psi, psikolog

NIP. 19810403 200502 200 1

DIKETAHUI OLEH: DEKAN FAKULTAS PSIKOLOGI USU

Prof. Dr. Irmawati, psikolog NIP. 19530131 198003 2 001

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012

Universitas Sumatera Utara

Page 3: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, nikmat, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dalam penulisan makalah ini, karena itu penulis berharap mendapat

masukan dari para pembaca untuk penyempurnaan tulisan ini.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sumatera Utara yang telah memberi penulis kesempatan untuk mengabdikan diri

di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Penulis juga mengucapkan terimakasih

kepada para mahasiswa dan rekan-rekan sejawat di tempat penulis bekerja atas

dukungan dan hangatnya persaudaraan.

Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi semua pihak.

Medan, 20 Januari 2012

Ade Rahmawati S, M.Psi, psikolog NIP. 19810314 200501 2 003

Universitas Sumatera Utara

Page 4: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ………………………………………………………....... KATA PENGANTAR ……………………………………………………… DAFTAR ISI …………...............…………………………………………… BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 1. Sejarah Retardasi Mental................................................................... 2. Definisi Retaradasi Mental……….....................................................

3. Karakteristik Retardasi Mental...............................……………….. 4. Penyebab Retardasi Mental.............………………...........................

5. Gangguan Yang Menyertai Retaradasi Mental................................ 6. Intervensi dan Treatment Bagi Anak Retaradasi Mental............... BAB III. KESIMPULAN .............................…………………………........... DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

i ii iii 1 4 4 5 6 10 12 15 18 20

Universitas Sumatera Utara

Page 5: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

Banyak istilah yang sering digunakan untuk anak yang mengalami

keterbelakangan mental seperti cacat mental, defisit mental bodoh, dungu,

tunagrahita (Mangunsong,2009). Nur’aeni (1997) mengatakan bahwa anak yang

mengalami keterbelakangan mental adalah mereka yang memiliki kemampuan

intelektual atau IQ dan keterampilan penyesuaian diri di bawah rata-rata anak

seusianya (Nur’aeni,1997). Esquirol (www.cromwellbooks.com) juga

menambahkan bahwa anak keterbelakangan mental memiliki kecenderungan

keterlambatan perkembangan. Menurut APA (dalam Mangunsong,2009) para

penyandang keterbelakangan mental memiliki rentang IQ < 25-70 skala WISC

yaitu dengan klasifikasi retardasi mental mild, moderate, severe dan profound.

Hallahan dan Kaufman (2006) menambahkan bahwa sistem klasifikasi inilah yang

hingga saat ini dipergunakan oleh sebagian besar sistem sekolah. Maka dapat

disimpulkan bahwa keterbelakangan mental merupakan kata lain dari retardasi

mental.

Retardasi mental dapat diartikan sebagai suatu keadaan perkembangan

mental yang terhenti atau tidak lengkap. Retardasi mental juga istilah yang

dipakai terhadap orang yang punya batasan tertentu dalam fungsi mental,

keterampilan komunikasi, bantu diri sendiri dan keterampilan sosial (Agus

dkk,2007). Sementara itu berdasarkan batasan yang dikemukan AAMR

(American Association On Mental Retardation) menjelaskan bahwa retardasi

mental menunjukkan adanya keterbatasan yang signifikan dalam berfungsi, baik

Universitas Sumatera Utara

Page 6: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

secara intelektual maupun perilaku adaptif yang terwujud melalui kemampuan

adaptif konseptual, sosial dan praktikal. Kondisi ini muncul sebelum usia 18 tahun

(Hallahan&Kaufman,2006). Ada dua poin penting dalam pernyataan tersebut

yaitu bahwa retardasi mental mencakup tidak hanya fungsi intelektual melainkan

juga tingkah laku adaptif, serta bagaimana keduanya masih dapat dikembangkan

pada seseorang yang mengalaminya. Perlu diketahui juga bahwa fungsi intelektual

dapat ditentukan dalam tes intelegensi yang mana tes menunjukkan pada

kemampuan yang berhubungan dengan akademis. Sementara itu kemampuan

adaptif kepada keberfungsian dalam kehidupan sehari-hari seperti kemampuan

sosial, konseptual dan praktikal (AAMR dalam Mangunsong,2009). Sedangkan

menurut Ibrahim(2007)anak-anak retardasi mental adalah suatu keadaan

perkembangan mental yang berhenti atau tidak lengkap pada sejumlah sikap, yaitu

motorik dan kemampuan berbahasa. Kondisilah ini yang menyebabkan anak

belajar dan berkembang menjadi lambat daripada anak lain. Biasanya anak dengan

retardasi mental membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berbicara, berjalan,

dan kebutuhan personalnya seperti memakai baju dan makan.

Lebih lanjut Ibrahim (2007) mengatakan bahwa anak-anak retardasi

mental tidak dapat berkomunikasi sesuai dengan usianya. Demikian pula mereka

tidak dapat bertingkah laku sesuai dengan tingkat usianya. Anak-anak yang

mengalami retardasi mental tidak berkemampuan untuk mengerti situasi yang

serius dan tidak dapat pula berperilaku sesuai dengan situasi hukum yang berlaku.

Seseorang anak yang mengalami retardasi mental pun mengalami kesulitan dalam

hal berkomunikasi, hal ini di karenakan perbendaharaan kata yang terbatas,

mereka pun mengalami kesulitan dalam membaca maupun menulis.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

Berdasarkan pendahuluan tersebut penulis ingin mencoba menjelaskan

mengenai retardasi mental sehingga dapat menambah pengetahuan bagi

masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Sejarah Retardasi Mental

Pada zaman dahulu seseorang yang menyandang retardasi mental tidak terlalu

diperhatikan hak-hak azasinya dan dibiarkan terlantar tanpa ada pengasuhan.

Malah pada zaman bangsa Spartan, penderita retardasi mental dibuang ketempat

yang jauh dari jamahan manusia dan mereka ditinggal begitu saja. Barulah

kemudian disadari bahwa keadaan tersebut bukanlah karena kutukan. Hanya saja

pada abad pertengahan, kurang lebih sekitar abad kesepuluh dan kedua belas

penderita retardasi mental disamakan dengan dengan penderita sakit jiwa dan

karena itu sikap yang diberikan adalah pengasingan dan pengusiran. Di Perancis,

pada abad ke 15 dan 16, barulah mulai ada perhatian terhadap penderita retardasi

mental seperti mendapatkan perawatan khusus. Para ahli pada saat itu memberi

perhatian terhadap para penderita retardasi mental. Hal tersebut bermula dari

tulisan Marie Gaspard yang berjudul Savage of Averyon. Tulisan tersebut bercerita

tentang seorang anak laki-laki yang berusia 12 tahun, ditinggalkan orangtuanya di

hutan karena anak tersebut mengalami retaradasi mental. Di karenakan ia tinggal

dihutan menyebabkan ia tidak berpendidikan hingga menjadi seorang retardasi

mental taraf idiot. Anak tersebut ditemukan hidup dalam hutan,dan akhirnya

dicoba memberinya pelatihan. Namun tetap saja anak tersebut berada dalam taraf

idiot. Hal ini disebabkan karena lamanya ia dalam pengasuhan binatang dan

bukan manusia. Akhirnya murid Gaspard yaitu Eduard Seguin, mencurahkan

hidupnya dalam mengasuh anak-anak retardasi mental dengan melatih dan

mendidik mereka dalam pelatihan motor-sensoris. Penelitian berikutnya

Universitas Sumatera Utara

Page 9: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

berkembang sedemikian rupa seperti melakukan penelitian untuk mengukur

intelegensi dsb (Ibrahim,2007).

2. Definisi Retardasi Mental

Retardasi mental adalah suatu kondisi yang didiagnosa sebelum usia 18

tahun dengan fungsi intelektual umum berada di bawah rata-rata. Kondisi ini

diiringi dengan terganggunya kemampuan individu untuk menguasai keterampilan

yang penting untuk kehidupan sehari-hari. Anak dengan retardasi mental akan

belajar dan berkembang lebih lambat daripada anak lain yang normal. Anak

dengan retardasi mental membutuhkan waktu lebih lama untuk berbicara,

berjalan, dan menjaga kebutuhan personalnya seperti, memakai pakaian dan

makan. Mereka memiliki masalah belajar di sekolah, mereka akan belajar tetapi

hal itu membutuhkan waktu lebih lama dan ada beberapa hal yang tidak bisa

mereka pelajari (American Psychiatric Association, 2000).

Adapun ciri-ciri retardasi mental (Hanson& Aller dalam Mangunsong,2009):

Bergerak pelan sekali dan berjalan lebih lambat daripada yang lain

Belajar bicara lebih lambat, memiliki masalah bicara

Sulit mengingat sesuatu

Tidak mengerti bagaimana membayar sesuatu

Sulit mengerti peraturan sosial

Sulit mengerti akibat tindakannya

Sulit memecahkan masalah

Sulit berpikir logis

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa retardasi mental

adalah suatu kondisi yang didiagnosa sebelum usia 18 tahun dengan fungsi

Universitas Sumatera Utara

Page 10: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

intelektual umum berada di bawah rata-rata, yang diiringi dengan terganggunya

kemampuan individu untuk menguasai keterampilan yang penting untuk

kehidupan sehari-hari. Adapun ciri-ciri retardasi mental antara lain adalah berjalan

lebih lambat daripada yang lain, memiliki masalah bicara, sulit mengingat sesuatu,

sulit mengerti peraturan sosial, sulit mengerti akibat tindakannya, sulit

memecahkan masalah, serta sulit berpikir logis.

3. Karakteristik Retardasi Mental

Karakteristik retardasi mental (Mangunsong,2009) adalah sebagai berikut :

1. Individu dengan retardasi mental ringan (Mampu Didik) : IQ 50-70

Disebut dengan istilah mild mental retardation

Umumnya tidak terlihat berbeda dengan orang normal.

Biasanya mengalami keterlambatan perkembangan dalam tingkat

ringan sampai sedang, kecuali dalam bidang akademik.

Tidak teridentifikasi sampai mereka memasuki usia sekolah, dimana

kapasitas kognitif mereka mulai terlihat.

Masih bisa mengikuti kelas di sekolah biasa meskipun lambat.

Di usia dewasa, mereka dapat bekerja.

Banyak diantaranya yang menikah, memiliki anak, dan tidak berbeda

secara nyata dengan orang normal lainnya. Bagi yang secara total

mampu memaksimalkan potensi kecerdasannya, label sebagai

penyandang retardasi mental akan hilang dengan sendirinya.

2. Individu dengan retardasi mental sedang (Mampu Latih): IQ 35-40 sampai

50-55

Disebut dengan istilah moderate mental retardation

Universitas Sumatera Utara

Page 11: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

Biasanya mengalami Down Syndrome.

Terlihat berbeda secara nyata dengan orang normal lainnya.

Mengalami keterlambatan perkembangan yang signifikan.

Berperilaku seperti bayi atau anak-anak.

Menerima pendidikan khusus selama tahun-tahun prasekolah.

Meskipun ada beberapa individu dengan retardasi mental sedang yang

bersekolah di sekolah umum, namun lebih banyak individu yang

disekolahkan di sekolah khusus, tempat mereka belajar keterampilan

menolong diri sendiri.

Sebagai orang dewasa, mereka tidak mampu berfungsi secara

maksimal.

Lebih banyak bergantung pada bantuan orang lain.

Dapat berhasil pada situasi kompetitif tertentu (situasi pekerjaan yang

telah disesuaikan dengan keadaan mereka). Meskipun demikian,

mereka lebih banyak bekerja pada situasi yang suportif dan tidak ada

kompetisi di dalamnya.

3. Individu dengan retardasi mental berat : IQ 20-25 sampai 35-40

Disebut dengan istilah severe mental retardation

Bergantung pada orang lain sepanjang hidupnya.

Mengalami berbagai macam gangguan, khususnya pada aspek

mobilitas (motorik) dan komunikasi.

Banyak di antaranya yang menggunakan kursi roda dan berkomunikasi

dalam bentuk yang berbeda dengan orang normal.

Ketidakmampuan dalam berkomunikasi ini menimbulkan kesulitan

dalam mengukur kapasitas intelektualnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

Dalam setting pendidikan, individu dengan retardasi mental berat

ditempatkan bersama individu dengan retardasi mental sedang atau

berat lainnya, atau ditempatkan di kelas khusus tersendiri.

4. Individu dengan retardasi mental sangat berat : IQ dibawah 20-25

Disebut dengan istilah profound mental retardation

Umumnya memperlihatkan kerusakan pada otak serta kelainan fisik

seperti hydrocephalus.

Bergantung pada orang lain sepanjang hidupnya

Sebagian besar sangat terbatas dalam bergerak, bahkan ada yang tidak

dapat bergerak sama sekali sehingga membutuhkan perawatan

seumur hidup dirumah sakit.

Kemampuan berbahasa dan berbicara sangat terbatas. Sebagian besar

hanya mampu melakukan komunikasi non verbal.

Tabel 1 Tingkat Retardasi Mental, Perkiraan Rentang Skor IQ dan Jenis Tingkah Laku Adaptif Yang Terlihat

Perkiraan

Rentang

Skor IQ

Usia Prasekolah

0-5 tahun

Usia Sekolah

6-12 tahun

Dewasa

21 tahun keatas

RM Ringan (mild)

IQ 50-70

Sering terlihat tidak memiliki gangguan tetapi lambat dalam berjalan, makan sendiri dan berbicaradibandingkan anak-anak lainnya

Menguasai ketrampilan praktis serta kemampuan membaca dan aritmatika sampai kelas 3-6 SD dengan pendidikan khusus.

Biasanya dapat mencapai keterampilan sosial dan vokasional untuk membiayai diri sendiri;mungkin membutuhkan bimbingan dan dukungan dalam menghadapai tekanan sosial dan ekonomi yang tidak biasa.

RM Sedang Keterlambatan yang nyata pada

Dapat mempelajari komunikasi sederhana,

Dapat melakukan tugas sederhana dalam lingkungan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

(moderate)

IQ 35-49

perkembangan motorik, terutama dalam bicara

perawatan kesehatan dan keselamatan dasar serta keterampilan tangan sederhana; tidak mengalami kemajuan dalam fungsi membaca dan aritmatika

pusat pelatihan;berpartisipasi dalam rekreasi sederhana;bepergian secara mandiri ketempat-tempat yang dikenal;biasanya tidak bisa melakukan self maintenance

RM Berat (severe)

IQ 20-34

Adanya keterlambatan dalam perkembangan motorik, kemampuan komunikasi yang minim atau tidak ada sama sekali

Biasanya mampu berjalan tetapi memiliki ketidakmampuan yang spesifik; tidak memiliki kemajuan dalam membaca dan aritmatika

Dapat menyesuaikan diri dengan rutinitas sehari-hari dan aktivitas repetitif; membutuhkan pengarahan dan supervisi terus-menerus dalam lingkungan yang melindungi

RM sangat berat

(profound)

IQ < 20

Retardasi motorik kasar; kapasitas minimal untuk berfungsi pada area sensorimotorik;membutuhkan bantuan perawat/orang lain

Keterlambatan yang terlihat jelas dalam semua area perkembangan, dapat menunjukkan respon emosional dasar

Dapat berjalan, mungkin membutuhkan bantuan perawat/orang lain;tidaka dapat melakukan self maintanence

4. Penyebab Retardasi Mental

Salah satu penyebab retardasi mental adalah kondisi genetik. Beberapa

disebabkan oleh karena gen abnormal yang diturunkan dari orang tua, kesalahan

ketika perpaduan gen, atau alasan lainnya seperti down syndrome, x fragile

syndrome, dan phenylketonuria (Hallahan&Kaufman,2006). Hamel (2007),

menambahkan ibu ternyata tidak hanya berperan besar pada kehidupan anak

setelah lahir, tetapi turut menentukan kehidupan anaknya sejak dari konsepsi.

Faktor genetika ibu sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat kecerdasan anak.

Begitu juga kelainan genetika dari seor ang ibu juga dapat diturunkan kepada

anak-anaknya termasuk diantaranya retardasi mental. Dalam keadaan normal,

Universitas Sumatera Utara

Page 14: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

setiap manusia memiliki 23 pasang kromosom yang terdiri atas 22 pasang

kromosom autosom dan sepasang kromosom sex. Ada 23 kromosom berasal dari

ibu yang disebut kromosom XX dan 23 pasang lagi berasal dari ayah yang disebut

XY. Dalam setiap sel yang normal, terdapat kira-kira 40.000 gen yang akan

menentukan spesifikasi seseorang. Ibu yang cerdas berpotensi besar melahirkan

anak yang cerdas pula. Akan tetapi proses pembelahan sel merupakan suatu

proses yang kompleks sehingga dapat terjadi gangguan yang akan menimbulkan

kelainan genetik. Kelainan genetik inilah yang kemudian dapat mengakibatkan

terjadinya retardasi mental (dalam Mangunsong,1998)

Masalah selama masa kehamilan juga dapat menjadi penyebab retardasi

mental. Wanita yang alkoholik atau mendapat infeksi seperti rubella selama

kehamilan dapat mempunyai bayi yang retardasi mental. Begitu juga masalah

waktu melahirkan seperti tidak mendapat oksigen yang cukup dan cedera pada

saat proses persalinan (Hallahan&Kaufman,2006)

Masalah kesehatan, penyakit seperti batuk pertusis, cacar atau meningitis

dapat menyebabkan retardasi mental. Penyakit-penyakit yang terjadi pada awal

masa kanak-kanak perlu diperhatikan karena hal yang sedemikian itu juga dapat

menimbulkan retardasi mental. Selain itu juga disebabkan oleh malnutrisi yang

ekstrim, tidak mendapatkan perawatan medis atau karena racun seperti logam

mercuri (Hallahan&Kaufman,2006).

Penyebab lainnya bisa biomedis, sosial, tingkah laku dan faktor resiko

pendidikam. Biomedis berkaitan dengan proses biologis seperti kelainan genetik

dan makanan. Faktor sosial berkaitan dengan interaksi sosial dan keluarga seperti

kurangnya stimulasi anak. Faktor perilaku berkaitan dengan perilaku berbahaya

seperti penganiayaan maternal (Hallahan&Kaufman,2006)

Universitas Sumatera Utara

Page 15: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

Lebih lanjut APA (dalam Nevid,2005) menyatakan retardasi mental dapat

disebabkan oleh aspek biologis,psikososial atau kombinasi keduanya. Penyebab

biologis mencakup gangguan kromosom dan genetis, penyakit infeksi dan

penggunaan alkohol pada saat ibu mengandung. Walaupun demikian lebih dari

setengah kasus retardasi mental tetap tidak dijelaskan, terutama yang tergolong

dalam retardasi mental ringan (Flint dalam Nevid,2005). Kasus-kasus yang tidak

dapat dijelaskan ini mungkin disebabkan dari faktor budaya atau keluarga seperti

pengasuhan dalam lingkungan miskin atau penyebab psikososial dan genetis

(Thaper dalam Nevid,2005).

5. Gangguan Yang Menyertai Retardasi Mental

Ada beberapa gangguan yang dapat muncul sekaligus bersamaan dengan

retardasi mental antara lain (dalam www.cromwellboks.com) :

1. Pervasive developmental disorder

2. Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)

3. Tic disorders and stereotypic movement disorder

4. Mental disorders due to a general medical condition

5. Schizophrenia and other psychotic disorders

6. Mood disorders

7. Anxiety disorders

8. Posttraumatic stress disorder

9. Obsessive-compulsive disorder

10. Eating disorders

Selain daripada kombinasi gangguan di atas, ada beberapa kombinasi

gangguan mental retardasi yang sering muncul ( http://www.ditplb.or.id).

Universitas Sumatera Utara

Page 16: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

1. Mental Retardasi dan cerebral palsy

Ada suatu kecenderungan untuk mengasumsikan bahwa anak-anak cerbral

palsy (CP) adalah anak-anak mental retardasi. Apapun penyebabnya, baik

karena genetik atau faktor lingkungan sehingga terjadi adanya kerusakan pada

sistem saraf pusat dapat menyebabkan rusaknya cerbral cortex sehingga

menimbulkan mental retardasi.

2. Kombinasi Mental Retardasi dan Tunarungu

Anak-anak tunarungu mengalami berbagai masalah dalam perkembangan

bahasa dan komunikasi. Sementara itu, anak-anak mental retardasi akan

mengalami kelambanan dan keterlambatan dalam belajar. Pada anak

tunaganda, bias terjadi anak tersebut mengalami mental retardasi yang

sekaligus tunarungu. Anak-anak yang demikian, mengalami gangguan

pendengaran, memiliki fungsi intelektual di bawah rata-rata dan mengalami

kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya. Dengan demikian,

adanya kombinasi dari ketiga keadaan tersebut menyebabkan anak-anak

tunaganda memerlukan pelayanan yang lebih banyak daripada anak-anak yang

mengalami mental retardasi atau tunarungu saja.

3. Kombinasi Mental Retardasi dan Masalah-masalah Perilaku

Telah diketahui bahwa terdapat hubungan antara mental retardasi dengan

gangguan emosional. Anak-anak yang mengalami tunagrahita berat ada

kemungkinan besar juga memiliki gangguan emosional. Yang tidak diketahui

adalah banyaknya anak secara pasti yang menampakkan kedua kelainan

tersebut bersama-sama.

♦ Autisme : Autisme adalah suatu istilah atau nama yang digunakan untuk

menggambarkan perilaku yang aneh atau ganjil dan kelambatan

Universitas Sumatera Utara

Page 17: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

perkembangan sosial dan komunikasi yang berat. Anak yang mengalami

autisme sulit melakukan kontak mata dengan orang lain sehingga

memberikan kesan tidak peduli terhadap orang di sekitarnya. Kelainan

utama pada anak autistik adalah dalam hal komunikasi verbal. Mereka

sering mengulang kata-kata (echolalia) dan melakukan perbuatan yang

selalu sama, rutin dan dalam pola yang tertentu dan teratur. Apabila

kegiatannya tersebut mengalami hambatan atau perubahan, maka mereka

akan berperilaku aneh serta berteriak-teriak, berjalan mondar-mandir

sambil menendang atau membenturkan kepalanya ke tembok. Kondisi

ini juga sering terjadi apabila anak dalam keadaan tegang, senang atau

berada di tempat yang asing.

6. Intervensi dan Treatment bagi anak Retardasi Mental

Tujuan utama diberikannya intervensi dan treatment adalah untuk

mengembangkan potensi individu secara maksimal. Pendidikan dan pelatihan

khusus dimulai sedini mungkin. Hal ini termasuk keterampilan sosial untuk

membantu individu berfungsi senormal mungkin (dalam www.nlm.nih.gov).

Pendidikan bagi anak retardasi mental memerlukan suatu keahlian khusus,

terutama bagi guru-guru yang mengelola proses belajar mengajar. Menurut

Mangunsong, 1998 penyesuaian metode dan program pengajaran tersebut,

meliputi:

a. Pelajaran harus bersifat konkrit.

b. Metode mengajar dengan pendekatan individual.

c. Reviu (ulangan) hendaknya dilakukan secara kontinu.

d. Jangan terlalu menuntut syarat-syarat akademik yang tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

e. Kata-kata yang digunakan sederhana dan cepat difahami.

f. Tidak memperlihatkan sikap yang menakut-nakuti anak.

g. Isi pengajaran supaya menarik minat anak.

Strategi penyusunan kurikulum bagi anak mental retardasi terbagi atas 3, yaitu:

1. Bagi anak Mental Retardasi Ringan

a. Pada dasarnya isi kurikulum(kuantitatif), sama dengan anak-anak normal.

Kecuali kualitatifnya sedikit lebih rendah daripada anak normal.

b. Dapat ditambah dengan berbagai latihan ketrampilan.

2. Bagi anak Mental Retardasi Menengah

a. Isi kurikulum baik kuantitas maupun kualitas lebih rendah daripada anak

normal.

b. Bobot latihan ketrampilan disarankan lebih banyak.

3. Bagi anak Mental Retardasi Berat

a. Orientasi isi pengajaran pada lingkungan didekatnya.

b. Penekanan latihan ketrampilan seperti:

♦ Latihan gerakan-gerakan tertentu.

♦ Latihan mengenal warna.

♦ Latihan mengenal bunyi.

♦ Latihan mengurus diri sendiri.

♦ Latihan membuat mainan dan sebagainya.

4. Terapi terintegrasi karena umumnya anak tunagrahita mengalami “multiple

handicapped” sehingga perlu pelayanan berbagai macam professional seperti

speech therapist, ahli fisioterapi dan occupational therapist

(Mangunsong,1998).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

Menurut Sebastian (dalam www.cromwellbooks.com), ada beberapa

treatment yang dapat dilakukan dengan pendekatan psikososial untuk

mengintervensi perilaku anak retardasi mental, yaitu:

1. Pendekatan perilaku yang bertujuan untuk membentuk keahlian yang tepat dan

mengurangi masalah dalam berperilaku :

Teknik percepatan perilaku seperti pemberian reward yang tepat pada

target perilaku

Teknik penurunan perilaku seperti pemberian reward pada periode waktu

tertentu selama masalah perilaku tidak muncul, extinction, response cost,

time out.

Pelatihan orangtua dan guru dengan tujuan untuk membantu mereka

berfungsi sebagai coterapis dengan mencegah terjadinya pemberian

reinforcement pada masalah perilaku yang muncul.

2. Mengatur kondisi lingkungan

Mengurangi masalah perilaku yang muncul dengan mengatur kembali kondisi

lingkungan sosial yang dapat memunculkan masalah perilaku seperti

mengubah suasana rebut, temperatur, pencahayaan, keramaian, tetapi

memperluas lingkungan yang memberikan stimulasi sosial dan sensori.

3. Pendidikan klien dan keluarga

Memberi pengetahuan kepada keluarga anak mengenai masalah perilaku yang

mungkin muncul pada anak retardasi mental dan bagaimana cara

menanganinya.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

BAB III

KESIMPULAN

Retardasi mental adalah suatu kondisi yang didiagnosa sebelum usia 18

tahun dengan fungsi intelektual umum berada di bawah rata-rata. Kondisi ini

diiringi dengan terganggunya kemampuan individu untuk menguasai keterampilan

yang penting untuk kehidupan sehari-hari. Anak dengan retardasi mental akan

belajar dan berkembang lebih lambat daripada anak lain yang normal. Anak

dengan retardasi mental juga membutuhkan waktu lebih lama untuk berbicara,

berjalan, dan menjaga kebutuhan personalnya seperti, memakai pakaian dan

makan. Mereka memiliki masalah belajar di sekolah, mereka akan belajar tetapi

hal itu membutuhkan waktu lebih lama dan ada beberapa hal yang tidak bisa

mereka pelajari. Adapun ciri-ciri retardasi mental; (1) Bergerak pelan sekali dan

berjalan lebih lambat daripada yang lain (2). Belajar bicara lebih lambat, memiliki

masalah bicara (3). Sulit mengingat sesuatu (4).Tidak mengerti bagaimana

membayar sesuatu (5).Sulit mengerti peraturan sosial (6) Sulit mengerti akibat

tindakannya (7).Sulit memecahkan masalah(8) Sulit berpikir logis.

Berikut ini karakteristik retardasi mental yang terbagi atas 4 yaitu (1)

Retardasi mental ringan (Mampu Didik) : IQ 50-70, (2) Retardasi mental sedang

(Mampu Latih): IQ 35-40 sampai 50-55, (3) Retardasi mental berat : IQ 20-25

sampai 35-40, (4). Retardasi mental sangat berat: IQ dibawah 20-25.

Beberapa penyebab retardasi mental, antara lain faktor genetis, ibu hamil

yang alkoholik atau mendapat infeksi seperti rubella selama kehamilannya..

Begitu juga masalah waktu melahirkan seperti tidak mendapat oksigen yang

cukup dan cedera pada saat proses persalinan. Kemudian faktor malnutrisi yang

Universitas Sumatera Utara

Page 21: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

ekstrim, racun logam mercuri. Selain itu faktor sosial, tingkah laku dan faktor

pendidikan juga diperkirakan ikut berpengaruh sebagai penyebab retardasi mental

Tujuan utama diberikannya intervensi dan treatment untuk anak retardasi

mental adalah untuk mengembangkan potensi individu secara maksimal.

Pendidikan dan pelatihan khusus sebaiknya dimulai sedini mungkin. Hal ini

termasuk keterampilan sosial untuk membantu individu berfungsi senormal

mungkin. Oleh karena itu pendidikan bagi anak retardasi mental memerlukan

suatu keahlian khusus, terutama bagi guru-guru yang mengelola proses belajar

mengajar.

Demikianlah gambaran sekilas mengenai retardasi mental semoga makalah

ini bermanfaat bagi masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Agus, S.,Arie H.,Umie,F& Rifani,L. Welcome to retardasi mental dan hukum (on-line). Available FTP: http://www.freewebs.com/retardasi mental/definisi.htm

American Psychology Association:Publication Manual,fifth Edition.Washington,

DC:APA Press.2001. American Psychiatric Association: Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders, Fourth Edition, Text Revision. Washington, DC: APA Press.2000.

Definition of mental retardation. (12 Januari 2005).(Online). Tanggal akses:12

April 2007.http://www.nlm.nih.gov./medlineplus/ency/article/001523.htm#Causes,%20incidence,%20and%20risk%20factors.

Hamel,B (2007). Gen ibu tentukan kecerdasan anak. Available

FTP:

http//www.kompas.com/kompas-cetak/0301/22/iptek92747.htm

Hallahan, D.P., & Kauffman, J.M. 2006. Exceptional Learner: An Introduction to Special Education. International edition: 10 th

ed. Boston; allyn and Bacon

Ibrahim,A.S (2007). Mental retardasi,permasalahan yang cukup pelik. Available FTP:

http//ww.pelita.or.id/baca.php?id=170

IDEA’s definition of ”Mental Retardation” by American Psychiatric Association. (Online). Tanggal akses : 12 April 2007. http://www.freewebs.com/retardasimental/definisirm.htm.

Informasi pendidikan bagi anak tunaganda. (Online).Tanggal akses:16 April

2007.http://www.ditplb.or.id/2006/index.php?menu=profile&pro=48. Mangunsong, F, dkk. 1998. Psikologi dan pendidikan anak luar biasa. Jakarta :

LPSP3 UI. Mangunsong, F. 2009. Psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus jilid

kesatu. Jakarta : LPSP3 UI Mental Retardation. (4 April 2006).(Online). Tanggal akses : 13 April 2007.

http://www.cromwellbooks.com/si/1350.html. Nevid, J.S., Rathus S.A.& Greene, B (2005). Psikologi Abnormal, Edisi kelima

Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga Nur’aeni, 1997. Intervensi dini bagi anak bermasalah. Jakarta : Rineka Cipta. Sarana prasarana pendidikan dalam pendidikan inklusif.(Online).Tanggal

akses:16 April 2007.http://www.ditplb.or.id/2006/index.php?menu=profile&pro=56.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: RETARDASI MENTAL - repository.usu.ac.id

Wenar.C. 1994. Developmental psychopatology. From Infancy to Adolescence.

New York : Mc. Graw Hill Inc. Who’s teaching our children with disabilities?. A publication of the national

dissemination center for children with disabilities.(1997).(Online).Tanggal akses:13 April 2007. http://www.nichcy.org/pubs/newsdig/nd27txt.htm.

Universitas Sumatera Utara