resume fg1 kd 9

24
Resume Pre Reading 1 Mata Ajar Keperawatan Dewasa IX Kelas A Anatomi Sistem Reproduksi Laki-laki dan Perempuan, serta Siklus Ovarium dan Siklus Endometrium Foccus Group 1, anggota: Santi Ayu Lestari, 1006672964 Yeni Yulia Saputri, 1106001164 Kertikaweni Juliansari, 1106001681 Moh Khaerul Efendi, 1106003144 Jenita Magdalena, 1106053256 Fakultas Ilmu Keperawatan 2013

Upload: jenita-magdalena

Post on 25-Oct-2015

71 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Keperawatan Maternitas, anotomi fisiologi

TRANSCRIPT

Page 1: Resume FG1 KD 9

Resume Pre Reading 1

Mata Ajar Keperawatan Dewasa IX

Kelas A

Anatomi Sistem Reproduksi Laki-laki dan Perempuan,

serta Siklus Ovarium dan Siklus Endometrium

Foccus Group 1, anggota:

Santi Ayu Lestari, 1006672964

Yeni Yulia Saputri, 1106001164

Kertikaweni Juliansari, 1106001681

Moh Khaerul Efendi, 1106003144

Jenita Magdalena, 1106053256

Fakultas Ilmu Keperawatan

2013

Page 2: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 2

Anatomi Sistem Reproduksi Laki-laki dan Perempuan,

serta Siklus Ovarium dan Siklus Endometrium

1. Sistem Reproduksi Laki-laki

Struktur dari system reproduksi laki laki terlihat di gambar 1.1 di bawah ini.

Spermatozoa di prosuksi di testis yang di bungkus oleh skrotum, kemudian di matangkan dan

di simpan sementara di epididimis, kemudian melewati vas deferens, ejaculaty duct, dan

bergabung dengan semen yang di sekresikan oleh kelenjar kelenjar, kemuidan melewati

uretra yang terdapat dalam penis, kemudian meninggalkan tubuh laki-laki. Adapun kelenjar

kelenjar yang mensekresikan semen dan berperan dalam system reproduksi, yaitu kelenjar

prostat, Vesicle Seminalis, kelenjar bulbourethal.

Gambar. 1.1

1. Skrotum

Skrotum adalah suatu jaringan subkutan yang menggantung dari abdominal bawah

dan berada pada bagian posterior dari penis. Skrotum terbagi menjadi dua kantong, yang

masing masing di isi oleh testis. Kantong dari skrotum di pisahkan oleh suatu penebalan

scrotal yang disebutkan dengan Raphe, ketika terjadi peradangan pada salah satu kantong,

maka tidak akan merambat ke yang lainnya. Testis terletak pada rongga scrotal, yaitu

ruang antara bagian dalam skrotum dan bagian luar dari testis. Keduanya dilapisi oleh

Page 3: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 3

Tunica Vaginalis, yaitu suatu jaringan yang terdiri dari membrane serosa yang sangat

penting untuk meredam atau mengurangi gesekan antara skrotum dan testis.

Skrotum terdiri dari kulit, superficial fascia dan dermis. Tampak pada gambar 1.2. di

bagian dermis skrotum terdiri dari otot otot halus yaitu Chesmaster Muscle, dan Dartos

Muscle. Chesmaster Muscle akan berkontraksi ketika ada gairah seksual atau sebagai

respon terhadap perubahan suhu, suhu yang di butuhkan testis adalah sekitar 1,10 C di

bawah suhu tubuh yang lain. Dengan kontraksi Chesmaster Muscle maka akan

menggerakkan skrotum dan testis mendekat ke tubuh, yang berperan dalam menaikkan

suhu testis. Ketika suhu tubuh udara sekitar atau tubuh naik, maka Chesmaster Muscle

akan melakukan relaksasi yang akan membuat testis menjauh dari tubuh sebagai upaya

monitoring suhu testis. Dartos Muscle terlihat dengan adanya kerutan-kerutan di skrotum

pada saat otot ini istirahat.

2. Penis

Penis adalah organ silindris yang di dalamnya terdapat uretra yang mengalirkan urin

keluar tubuh dan mengantarkan semen ke vagina dalam hubungan seksual. Penis terdiri

dari tiga jaringan erectile yang membuatnya membesar dan menegang yang disebut

dengan ereksi yang akan memungkinkannya masuk ke dalam vagina. Jaringan erectile

tersebut yaitu sepasang Corvora Cavernosa di bagian punggung, dan bagian perut

terdapat Corpus Spongiosum dimana kedua jaringan ini dikelilingi oleh jaringan ikat.

Corpus Spongiosum merupakan tempat pemanjangan uretra dari Blader, yang membesar

di bagian ujung distal dan berbentuk kerucut yang di sebut dengan Glan Penis. Fungsi

dari Corpus Spongiosum adalah memastikan uretra terbuka. Kulitnya halus dan tidak

terdapat rambut, mengandung sensory reseptor sexual stimulus.

Gambar 1. 2

Page 4: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 4

Proses terjadinya ereksi adalah parasymphatetic inervation dari arteri penis dan

neuron melepaskan nitrit oksida (NO) yang akan membuat otot-otot halus berkontraksi,

menyebabkan dilatasi pembuluh darah kemudian aliran darah bertambah, kemudian saluran

vaskuler bertambah besar yang kemudian

menyebabkan ereksi.

3. Testis

Testis adalah sepasang organ yang

tergantung dalam skrotum, testis adalah

tempat pembentukan awal mula sperma.

Testis berbentuk seperti telur, dengan

ukuran 5 cm untuk panjangnya dan 3 cm

untuk lebarnya, berat dari testis berkisar 10 – 15 gram. Testis di lapisi oleh membrane

serosa yang di sebut dengan tunica vaginalis, di bawah tunica vaginalis terdapat tunica

albuginea yaitu jaringan ikat yang terdiri dari serat kolagen. Kemudian tunica albuginea

membentuk septa yang mendukung pembuluh darah dan pembuluh limpatik yang akan

mensuplai testis dan Efferent Ductules yang akan membentuk cairan dengan silia yang

melapisinya yang akan mentansport spermatozoa ke epididimis. Septa juga membagi

testis menjadi lobus-lobus, tiap lobus terdapat seminiferous tubulus yang panjangnya

sekitar 80 cm. seminiferous tubulus adalah tempat produksi sperma.

seminiferous tubulus adalah tempat terjadi Spermatogenesisi, yaitu proses

pembentukan spermatozoa yang di mulai dari tepi atau dinding seminiferous tubulus yang

akan membentuk spermatogenia, kemudian mengalami mitosis menjadi Primary

Spermatocytes, kemudian mengalami meiosis menjadi spermatid (merupakan gamet

imatur) berdiferensiasi menjadi spermatozoa yang kemudian memasuki daerah cairan di

lumen seminiferous tubulus. seminiferous tubulus di kelilingi oleh kapsul halus dan

jaringan aredor yang mengisi rongga antar tubulus, terdapat pembuluh darah dan

interstisial sel. Interstisial sel akan bertanggung jawab dalam pembentukan androgen.

Androgen adalah hormon dominan laki-laki seperti testosterone.

Gambar 1. 3

Page 5: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 5

4. Epididimis

Selanjutnya spermatozoa masuk ke epididimis. Panjang dari epididimis adalah

sekitar 7 meter apabila di bentangkan lurus dan berada pada posterior testis (tampak pada

gambar 1.3 a). epididimis terdiri dari 3 bagian, yaitu kepala yang berfungsi menerima

spermatozoa, badan, dan ekor. Ekor dari epididimis adalah tempat penyimpanan

spermatozoa. Fungsi dari epididimis secara umum adalah memonitor dan menyesuaikan

cairan dari semineferus tubulus; tempat memperbaiki spermatozoa yang rusak; dan

menyimpan, melindungi, dan memfasilitasi fungsi pematangan sperma. Spermatozoa di

simpan dalam kurun waktu 2 minggu kemudian spermatozoa matang terbentuk namun

masih belum bias untuk mobilisasi. Spermatozoa akan aktif berenang (Motile) ketika

bercampur dengan cairan yang di sekresikan oleh Seminal Vesicles dan kemudian akan

mampu membuahi ketika terkena dengan lingkungan saluran reproduksi wanita. Sebelum

Gambar 1. 4

Page 6: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 6

mencapai Seminal Vesicles pergerakan spermatozoa melibatkan pergerakan cairan dan

gerak peristaltik kemudian masuk ke ductus deferens atau vas deferens.

5. Ductus deferens atau Vas deferens

Vas deferens adalah saluran yang membentang dari ekor epididimis yang kemudian

naik melewati lunguinal canal kemudian melewati bagian posterior rongga abdominal dan

melengkung inferior di lateral permukaan blader kemudian ke posterior dan superior

kelenjar prostat. Sebelum ke kelenjar prostat, Vas deferens membesar yang di sebut

dengan Ampulla. Dinding Vas deferens akan melakukan gerak peristaltik untuk

menggerakkan spermatozoa dan cairannya. Dalam Vas deferens juga tempat

penyimpanan spermatozoa dalam beberapa bulan. Kemudian dari Vas deferens

spermatozoa akan masuk ke Ejaculatory duct, saluran ini masuk ke kelenjar prostat dan

bermuara di uretra.

6. Uretra

Uretra adalah saluran yang berada dalam penis yang akan membawa spermatozoa

keluar tubuh. Panjang uretra sekitar 18 – 20 cm dari blader. Uretra di bagi menjadi

prostatic, membrane, dan penile regions.

7. Kelenjar aksesoris system reproduksi laki-laki

Kelenjar-kelenjar aksesoris terdiri dari 3 kelenjar, yaitu Seminar Vesicle, kelenjar

prostat, dan kelenjar Bulbourethal. Secara umum fungsi dari kelenjar-kelenjar ini adalah

mengaktifkan spermatozoa, menyediakan makanan untuk spermatozoa, menggerakkan

spermatozoa di saluran, membuat buffer untuk menahan asam dari uretra dan vagina.

a. Seminal visicles

Seminal visicles adalah kelenjar yang mensekresikan semen paling banyak, yaitu

sekitar 60%. Kandungan dari cairan ini adalah (1) fruktosa dengan konsentrai

tinggi yang akan sangat mudah di gunakan oleh sperma untuk membentuk energi

untuk bergerak, (2) Prostaglandin, yang akan menstimulasi kontraksi otot-otot

halus yang ada pada saluran reproduksi laki-laki dan perempuan. (3) fibrinogen,

yang akan membekukan sementara semen dalam vagina. Hasil sekresi Seminal

visicles bersifat alkali yang akan menetralisis asam dari vagina dan sekresi

kelenjar prostat.

Page 7: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 7

b. Kelenjar prostat

Kelenjar prostat mensekresikan sekitar 20% - 30% semen dan bersifat asam.

Sekresi kelenjar prostat mengandung seminalplasmin, yang merupakan antibiotic

untuk mencegah infeksi pada uretra.

c. kelenjar Bulbourethal

kelenjar Bulbourethal mensekresikan sekitar 5% cairan yang akan membantu

menatralisir asam urin yang masih tersisa di uretra.

8. Semen

Semen adalah cairan yang bersama sperma. Saat laki-laki ejakulasi akan mengeluarkan 2-

5 cm ml semen. Di dalam semen terdapat :

- Spermatozoa yang jumlahnya 20 – 100 juta perkubik milliliter of sperma.

- Cairan seminal yang di sekresikan oleh seminal vesicles sebanyak 60%, kelenjar

prostat sebanyak 30%, 5% kelenjar bulbourethal, dan 5% oleh sel stentaculus dan

epididimis.

9. Spermatogenesis

Spermatogenesis terdiri dari 3 tahapan, yaitu :

- Mitosis

Mitosis adalah pembelahan spermatogonium menjadi dua sel yang sama. 1 sel tetap

berada di tepi luar dari semilunar tubulus, dan 1 sel lagi ke lumen tubulus. Sel ini

yang akan berdiferensiasi menjadi primary spermatosit.

- Meiosis I dan II

Meiosis adalah pembelahan sel yang melibatkan pembelahan produksi gamet.

- Spermiogenesis

Spermiogenesis adalah perubahan besar di sruktur internal dan eksternal spermatid.

Secara ringkas, proses dari spermatogenesis bias di lihat di gambar di bawah ini!

Page 8: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 8

2. Sistem Reproduksi Perempuan

Organ reprodusi wanita dapat dikatakan lebih kompleks daripada organ reproduksi

pada pria. Hal ini dikarenakan fungsi organ reproduksi wanita tidak hanya memproduksi sel

gamet, tetapi juga sebagai tempat pertumbuhan bagi embrio kurang lebih selama 9 bulan.

(Marieb & Hoehn, 2007)

Fungsi esensia sistem reproduksi wanita mencakup: (Sherwood, 2007)

Page 9: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 9

1. Membentuk ovum (oogenesis)

2. Menerima sprema

3. Mengangkut sperma dan ovum ke tempat penyatuan (pertilisasi atu konsepsi atau

pembuahan)

4. Memelihara janin yang sedang tumbuh sampai janin dapat bertahan hidup di dunia luar,

mencakup pembentukan plasenta.

5. Melahirkan bayi

6. Memberi makan bayi setelah lahir dengan menghasilkan susu (laktasi)

Ditinjau dari strukturnya, sistem reproduksi wanita terdiri dari 2 struktur yaitu struktur

eksternal dan struktur internal. (Black & Hawks, 2009)

1. Struktur Eksternal

Struktur eksternal disebut juga vulva atau pudendum, memiliki fungsi sebagai stimulasi

seksual serta sebagai hambatan untuk melindungi tubuh dari benda asing. Struktur terdiri

dari: (Sloane, 2004)

a. Mons pubis: area berlemak di dekat simfisis pubis. Setelah pubertas, daerah ini

ditutupi dengan rambut kemaluan.

b. Labia mayora: daerah posterior dari mons pubis, bentuknya memanjang tertutup

rambut kemaluan dan lemak

c. Labia minora: dua lipatan kulit diantara labia mayora. Lipatan ini tidak berambut,

tetapi mengandung kelenjar sebasea dan beberapa kelenjar keringat

d. Clitoris: homolog dengan penis pada lakilaki, tetepi lebih kecil dan tidak memiliki

mulut uretra

e. Vestibule: area yang dikelilingi labia minora. Vestibula menutupi mulut uretra, mulut

vagina, dan duktus kelenjar bartolin (vestibula besar). Kelenjar bartolin homolog

dengan kelenjar bolbouretral pada laki-laki. Kelenjar ini memproduksi beberapa tetes

sekresi mucus untuk membantu melumas orifisium vaginal ( jalur keluar urin dari

kandung kemih. Tepi lateralnya mengandung duktus untuk dua kelenjar parauretral

(skene) yang dianggap homolog dengan kelenjar prostat pada laki-laki) saat eksitasi

seksual.

f. Vestibular bulbs: massa jarigan erektil dalam di substansi jaringan labial.

g. Mulut vagina: terletak dibawah orifisium uretra. Hymen (selaput dara) adalah suatu

memban yang bentuk dan ukurannya bervariasi, melingkari mulut vagina

h. Perineum: area posterior vestibula (antara vestibula dan anus).

Page 10: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 10

2. Struktur Internal

Struktur internal organ reproduksi wanita terdiri dari ovarium dan salurannya. Begian ini

memiliki fungsi sebagai berikut:

a. memproduksi dan melepaskan sel reproduktif (ovum)

b. sebagai tempat transportasi ovum ke saluran fertilisasi

c. memberikan lingkungan yang sesuai untuk implantasi, pertumbuhan, serta melahirkan

Page 11: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 11

Struktur dari bagian internal organ reproduksi wanita terdiri dari:

1. Ovarium; memilki panjang 3 sampai 5 cm, lebar 2 sampai 3 cm, dan tebal 1 cm.

Berbentuk seperti kacang kenari.

a. Letak.

Masing-masing ovarium terletak pada dinding samping rongga pelvis posterior

dan ditahan oleh mesentrium pelvis (lipatan peritoneum antara peritoneum

visceral dan parietal). Ovarium adalah satu-satunya organ dalam rongga pelvis

yang retroperineal (terletak di belakang peritoneum).

b. Struktur.

Ovarium dilapisi epithelium germinal (permukaan). Jaringan ikat ovarium

disebut stroma dan tersusun dari korteks pada bagian luar dan medulla pada

bagian dalam.

1) Medulla ovarium adalah area terdalam, mengandung pembuluh darah dan

limfatik, serabut saraf, sel-sel otot polos, dan sel-sel jaringan ikat

Potongan sagital sistem

reproduksi wanita

Page 12: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 12

2) Korteks adalah lapisan stroma luar yang rapat, mengandung folikel ovarian

(unit fungsional pada ovarium)

2. Dua tuba uterin/oviduk

Tuba falopii/oviduk berfungsi menerima oosit yang telah dibuahi dan

umumnya sebagai tempat terjadinya fertilisasi. Setiap saluran memiliki panjang

sekitar 10 cm (4 inchi) dan meluas secara medial dari daerah ovarium ke daerah

superolateral uterus melalui daerah sempit yang disebut isthmus. Bagian distal

dari setiap tuba, membentuk kurva sekitar ovarium yang disebut ampula

(merupakan tempat terjadinya fertilisasi). Bagian akhir dari ampula disebut

infundibulum, sedangkan bagian yang terbuka, berbentuk corong dengan bantalan

bersilia seperti jari-jari tangan disebut fimbria.

Kedua bagian tuba uretrin mengandung lembaran-lembaran otot polos yang

tebal. Dilindungi oleh mukosa yang mengadung sel-sel bersilia ataupun nonsilia.

Oosit diklurkan menuju uterus dengan kombinasi dari gerakan peristaltis muscular

dan pergerakan silia. Sedangkan sel mukosa nonsilia memiliki mikrovili yang

memproduksi zat sekresi yang berfungsi melembabkan serta memberi nutrisi

oosit.

Dilihat dari bagian eksternal, tuba uretrin di lindungi oleh peritoneum bagian

visceral dan di topang oleh mesentri pendek (mesosalpinx; tuba uretrin berbentuk

terompet)

3. Uterus

Uterus merupakan organ tunggal muskular dan berongga. Oosit yang telah dibuahi

akan tertanam dalam lapisan endometrium uterus dan dipenuhi kebutuhan

nutrisinya untuk tumbuh dan berkembang hingga lahir.

a. Ukuran dan Lokasi; uterus berbentuk seperti buah pir terbalik dan pada

keadaan tidak hamil memiliki panjang 7 cm, lebar 5 cm dan diameter 2.3 cm.

Organ ini terletak dalam rongga pelvis di antara rektum dan kandung kemih.

b. Penopang; uterus ditopang oleh lipatan peritoneal, ligamen besar yang

melekatkan uterus pada dinding pelvis. ligamen bundar merentang dari sudut

lateral uterus melewati kanal inguinal menuju labia mayora. Uterus juga diikat

oleh ligament cardinal dan uterosakral.

Page 13: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 13

c. Struktur;

1) Dinding uterus terdiri dari bagian terluar serosa (perimetrium), bagian

tengah (meometrium; lapisan otot polos) dan bagian terdalam

(endometrium)

a) Lapisan superfisial (stratum fungsionalis) endometrium berukuran

lebih tebal. Lapisan ini mengandung kelenjar yang merespon

hormon steroid dan biasanya hampir secara keseluruhan luruh saat

menstruasi

b) Lapisan basal (stratum basalis); tidak berubah selama siklus

berlangsung

2) Fundus uterus: bagian bundar yang letaknya uperior terhadap mulut tuba

uterin

3) Badan uterus: bagian luas berdinding tebal yang membungkus rongga

uterus

4) Serviks: bagian leher bawah uterus yang terkonstriksi. Os eksternal adalah

mulut serviks ke dalam vagina; os internal adalah mulut uterus dalam

rongga uterus. Kanal endoservikal melapisi jalur diantar dua mulut

5) Portio vaginalis: bagian serviks yang menonjol ke dalam ujung bagian atas

vagina.

4. Suplai Darah

Darah arteri memperdarahi uterus melalui ateri-arteri uterus (berasal dari arteri

iliaka interna) dan bercabang menjadi arteri ovarian dan vagina.

a. Dalam dinding uterus, arteri menjadi arteri arkuata, kemudian bercabang

menembus miometrium sebagai arteri radial. Perpanjangan dari arteri radial ke

dalam endometrium disebut arteriol spiral.

b. Darah kembali ke uterus melalui vena uterus yang paralel dengan jalur arteri

5. Vagina: tuba fibromuskular yang dapat berdistensi. Organ ini merupakan jalan

bagi bayi lahir dan aliran menstrual. Vagina terdiri dari 3 lapisan: lapisan luar

adventisia fibroelastik, otot polos muskularis, dan mukosa yang ditandai denga

rugae, yang menstimulasi penis saat intrercourse.

Page 14: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 14

Posterior view of the

female reproductive

organs. The posterior walls

of the vagina, uterus, and

uterine tubes and the

broad ligament (a

peritoneal fold) have been

removed on the right side

to reveal the shape of the

lumen of these organs

Anterior view of

the reproductive

organs of a

female cadaver

Suplai darah dinding uterus

Page 15: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 15

6. Payudara

Payudara merupakan karakteristik sex sekunder, maksudnya adalah reproduksi

tetap dapat terjadi tanpa adnya payudara. Parenkim payudara terdiri dari saluran-

saluran, lobular, dan epithelial (Black & Hawks, 2009).

Payudara dimiliki oleh kedua jenis kelamin, dan setiap payudara merupakan

elevasi dari jaringan glandular dan adipose yang tertutup kulit pada dinding

anterior dada. Payudara terletak di atas otot pektoralis mayor dan melekat pada

otot tersebut melalui selapis jaringan ikat.

a. Jaringan glandular terdiri dari 15-20 lobus mayor, setiap lobus dialiri

duktus laktiferus

b. Lobus-lobus dikelilingi jaringan adipose dan dipisahkan oleh Ligamen

Suspensorium Cooper (berkas jaringan ikat fibrosa)

c. Lobus mayor terbagi menjadi 20 sampai 40 lobulus, setiap lobules

bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang berakhir di alveoli sekretori.

d. Putting memiliki kulit berpigmen dan berkerut yang membentang keluar

sekitar 1-2 cm untuk membentuk areola (mengandung kelenjar sebasea

dan kelenjar keringat yang besar).

3. Hormon Reproduksi pada Pria dan Wanita

A. Hormon Reproduksi pada Pria

Hormon testikular. Androgen (hormon utama pada laki-laki) paling penting

yang diproduksi testis adalah testosteron. Testosteron bertanggungjawab atas

Page 16: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 16

perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks sekunder laki-laki. Testis juga

mensekresi sedikit androstenedion, yaitu prekursor pada laki-laki, dan dhiro

testosteron (DHT) yang penting untuk pertumbuhan prenatal dan diferensiasi

genitalia laki-laki.

Hormon hipofisis dan hipotalamus. Hormon ini berfungsi mengendalikan

produksi androgen dan fungsi testikular.

o Gonadrotropin hipofisis.

FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon yang dihasilkan oleh

kelenjar hipofisis. Hormon FSH ini berfungsi dalam proses

pembentukan dan pematangan spermatozoa yang dikenal sebagai

spermatogenesis dan ovum yang dikenal sebagai oogenesis. Di

samping itu, FSH juga merangsang produksi hormon testoseron pada

pria dan estrogen pada wanita.

LH (Luteinizing Hormone). Hormon yang menstimulasi produksi serta

sekresi testeosteron. LH juga disebut ICSH (intersttial cell simulating

hormone) atau hormon perangsang sel interstisial laki-laki.

o Hipotalamic Gonadrotopin releasing hormone (GnRH) berinteraksi

dengan testosteron FSH, LH dan inhibin dalam mekanisme umpan balik

negatif yang mengatur sintesis dan sekresi testosteron

o Inhibin. Hormon yang disintesis dan disekresi oleh sel sertoli untuk

merespon terhadap sekresi FSH. Hormon ini berkerja dengan umpan balik

langsung pada kelenjar hipofisis yaitu menghambat FSH.

B. Hormon Reproduksi pada Wanita

Hormon gonadrotropin hipofisis anterior. FSH (Follicle Stimulating

Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) kedua hormon ini diatur Hipotalamic

Gonadrotopin releasing hormone (GnRH) hipotalamus yang kemudian

sekresinya pulsasif serta efek balik hormon-hormon gonand. FSH dan LH

diperlukan untuk sekresi estrogen. Namun berbeda dengan pria, kontrol gonand

wanita sangat dipengaruhi oleh siklus ovarium. LH berfungsi merangsang proses

pembentukan badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium, setelah terjadi

poses ovulasi (pelepasan sel telur).

Page 17: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 17

Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh folikel graaf di dalam ovarium. Hormon

ini berperan alam oogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada

wanita. Di samping itu, hormon ini juga berperan untuk merangsang produksi LH

dan menghambat produksi FSH. Estrogen memiliki efek metabolik yaitu

menurunkan kadar kolesterol dan lipoprotein dan memfasilitasi metabolisme

kalsium.

Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning atau korpus luteum

kehamilan karena pengaruh HCG kemudia di sekresi oleh plasenta. Berperan

dalam proses pembentukan lapisan endometrium pada dinding rahim untuk

menerima ovum yang telah dibuahi. Jika kehamilan tidak terjadi, corpus luteum

dan jaringan endometrium akan berdegenerasi. Kadar progesteron dan estrogen

yang tinggi dalam sirkulasi maternal menghambat gonadotropin hipofisis dan

mencegah dimulainya siklus menstruasi. Kedua hormon ini juga merangsang

perkembangan kelenjar mamae.

Hormon gonadrotropin korionik manusia (Human chorionik

gonadotropin(HCG)). Hormon ini disekresi sel-sel embrionik mulai hari ke 10

setelah fertilisasi. HCG mempertahankan produksi progesteron dan estrogen oleh

korpus luteum ovarium (jika fertilisasi terjadi).

Laktogen Plasenta Manusia (human plancental lactogen). Hormon yang

disekresikan oleh plasenta, menstimulasi pertumbuhan kelenjar mammae dalam

persiapan laktasi. HPL memilik efek metabolik terhadap protein, lemak dan

glukosa untuk menyediakan energi serta nutrien bagi ibu hamil dan janin.

Hormon tiritropin korionik. Hormon yang disekresi plasenta berfungsi untuk

meningkatkan laju metabolisme maternal.

Oksitosin. Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis posterior. Peranannya, yaitu pada

proses kelahiran, untuk menstimulasi kontraksi otot polos uterus selama proses

kelahiran. Pada saat menyusui, merangsang kontraksi sel-sel mioepitel dalam

kelenjar mamae.

Relaksin. Hormon polipeptida yang disekresi korpus luteum kehamilan berfungsi

untuk merelaksasi fibrikartilago dalam simfisis pubis untuk mempersiapkan jalur

janin melalui jalan lahir.

Prolaktin. Hormon yang berasal dari kelenjar hipofisis. Bersama HPL dan

estrogen menstimulasi pertumbuhan

Page 18: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 18

4. Siklus Ovarium

Pada organ reproduksi wanita, terdapat dua siklus yang berpengaruh terhadap

proses reproduksi wanita, yaitu siklus ovarium dan siklus endometrium.

Siklus ovarium dibagi menjadi 2 fase :

1. Fase folikel (folikel matang)

Siklus ovarium merupakan siklus yang terjadi sebagai persiapan pelepasan sel

telur (ovum). Pada bayi perempuan yang baru lahir, pada ovariumnya terdapat 2 juta

oogonia. Degenerasi sel telur berlangsung sesudah lahir dan saat puber tinggal 400

oogonia. Oogonia yang sudah ada sejah lahir akan bermitosis menjadi oocyt. Oocyt

primer memasuki profase pembelahan meosis I, maka tidak terbentuk oocyt baru.

Oocyt inilah yang akan menjadi materi pembuatan folikel pada ovarium. Proses

tersebut dinamakan folikulogenesis.

Page 19: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 19

Pada folikulogenesis terjadi proses sebagai berikut.

1. Setelah pembentukan oocyt primer, epitel yang terbentuk menjadi epitel selapis

gepeng melingkari oocyt primer. Terbentuklah foliker primer.

2. Epitel folikel selapis gepeng menjadi kuboidal dan berlapis.

3. Epitel mensekresi cairan folikuli yg akan berkumpul dalam Antrum folliculi.

4. Stroma ovarium di sekeliling folikel berdiferensiasi membentuk theca eksterna

dan theca interna.

5. Ukuran oocyt bertambah besar

6. Sel granulosa membentuk lapisan disebut membran gramulosa

7. Pembentukan zona pellucida. Zona Pellucida masih terdapat pada waktu telur yg

sudah dibuahi mencapai endometrium uterus

8. Vaskularisasi jaringan ikat theca interna

9. Terbentuknya folliculostatin, yaitu substansi yang terdapat dalam cairan folikuli

yang secara spesifik mengatur FSH yang disekresi oleh sel granulosa.

10. Volum oocyt berlipat menjadi 40 kali. Intinya hanya membesar 3 kali sehingga

pertambahan besar folikel disebabkan akumulasi nutrien pada sitoplasma sel telur.

Folikel dalam kondisi ini dinamakan folikel De Graff.

Fase ini terjadi pada separuh pertama siklus ovarium untuk menghasilkan

sebuah sel telur (ovum) yang matang yang siap berovulasi pada pertengahan siklus.

Proses terjadinya ovulasi adalah sebagai berikut.

1. Terjadi pada hari ke 12-16 siklus Folikel De Graaf.

2. Diameter 10-12 mm.

3. Tempat dimana folikel menonjol ke permukaan ovarium disebut stigma

merupakan tunika albuginea korteks yang tipis dan avaskuler.

4. Terlempar sel telur keluar dari folikel disebabkan:

- tekanan intra foliker bertambah

- rupturnya stigma

Folikel lain yang gagal mencapai kematangan akan mengalami degenerasi dan

tidak pernah direaktivasi. Fase ini berakhir ditandai dengan rupturnya folikel pada

ovulasi dan mengawali fase luteal.

Page 20: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 20

2. Fase luteal (korpus luteum)

Pembentukan korpus luteum terdiri dari:

1. Proliferasi

a. Pasca ovulasi, dinding folikel mengerut, ruangan bekas antrum terisi

darah.

b. Theca interna berinvaginasi, pembuluh darah bervasodilatasi.

c. Endotel pembuluh menyusup ke lapisan granulosa dan ruang bekas

antrum.

d. Sel K yaitu sel-sel theca yang bermigrasi ke bagian sentral koagulum di

ruangan bekas antrum

2. Vaskularisasi

a. Ruangan bekas antrum terisi darah mulai di organisasi.

b. Koagulum berada di ruangan bekas antrum berwarna abu-abu pucat,

disusupi fibroblast, belum tampak kapiler, terdapat fokus-fokus

perdarahan kecil-kecil.

c. Lapisan sel granulesa tampak pembuluh darah berdilatasi.

3. Maturasi

a. Sel K mendominasi massa korpus luteum, mengandung lipid dan fosfatase

alkali.

b. Sel-sel lutein mengalami vakuolisasi di bagian perifer sitoplasma,

menandakan sel tersebut sedang aktif.

c. Vakuolisasi sitoplasma pada sel theca lutein lebih lama daripada sel

granulosa lutein.

d. Korpus luteum yang sudah matur diameter 1-3 cm memenuhi 1/3

ovarium. Warna korpus luteum mature kuning terang

4. Regresi

a. Mulai hari ke-23 siklus menstruasi, korpus luteum berdegenerasi.

b. Koagulum sentral mengalami obliterasi menjadi jaringan ikat, pigmen-

pigmen darah difagosit oleh leukosit, proliferasi kapiler terhenti.

c. Inti sel granulosa lutein memucat, vakuolisasi berkurang, terjadi

akumulasi lemak pada sel-sel.

d. Sel-sel theca lutein tampak mengelompok.

e. Inti-inti sel K menjadi hiperkromatis, batas sel sukar dilihat.

Page 21: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 21

f. Pada masa regresi, korpus luteum kehilangan masa lemak (lipid staining

material) secara progresif.

g. Regresi korpus luteum berlangsung sampai haid terjadi

Bila ada kehamilan, regresi tertunda atas pengaruh chorionic

gonadotrophin

Fase ini terjadi ketika adanya sisa folikel ruptur yang tertinggal di ovarium dan

mengalami perubahan membentuk korpus luteum (proses luteinisasi). Pada fase ini

korpus luteum bekerja pada paruh kedua siklus untuk mempersiapkan saluran

reproduksi wanita apabila terjadi pembuahan terhadap sel telur yang matang. Selain

itu, pada fase ini juga dihasilkan progesteron dalam jumlah besar bersamaan dengan

esterogen dalam jumlah yang lebih sedikit dalam darah. Korpus luteum mulai

berfungsi pada hari ke 4 setelah ovulasi. Apabila ovum yang dilepaskan tidak dibuahi,

maka korpus luteum akan berdegenerasi dalam waktu 14 hari setelah

pembentukannya, dengan melepaskan lapisannya (haid). Hal ini menandakan

berakhirnya fase luteal.

5. Siklus Endometrium

Siklus endometrium (daur haid) terdiri dari 3 fase, yaitu fase menstruasi, fase

proliferatif, dan fase sekretorik.

1. Fase menstruasi (Haid)

Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari

setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus (Bobak,

2004). Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus,

Page 22: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 22

hipofisis, dan ovarium Fase menstruasi merupakan fase dikeluarkannya debris

endometrium dari vagina yaitu 5-7 hari setelah berakhirnya degenerasi korpus luteum

dan permukaan fase folikel. Akibat degenerasi korpus luteum, kadar esterogen,

progesteron, dan LH (lutenizing hormon) di sirkulasi menurun, karena peran utama

esterogen dan progesteron adalah untuk mempersiapkan endometrium untuk

pertumbuhan ovum yang telah dibuahi. Namun, menurunnya kadar kedua hormon ini

menyebabkan dirangsanya pengeluaran prostaglandin uterus (menyebabkan

vasokontriksi pembuluh endometrium dan merangsang kontriksi ritmik ringan

miometrium). Kontraksi uterus inilah yang menyebakan kejang haid (dismenore).

Selain itu, kontraksi ini membantu mengeluarkan darah dan debris

endometrium dari rongga uterus melalui vagina (darah haid). Selain mengandung

debris endometrium darah haid juga mengandung leukosit yang berperan melindungi

endometrium terhadap infeksi.

Hal ini diawali lagi dengan fase folikel (perkembangan folikel-folikel baru di

ovarium) di bawah pengaruh hormon gonadotropik yang kadarnya tinggi dilakukan

dengan menghasilkan esterogen untuk merangsang pertumbuhan endometrium.

2. Fase proliferasi

Fase ini di mulai saat endometrium mulai mengalami pertumbuhan yaitu sejak

4 hari atau menjelang perdarahan berhenti. Pada saat haid di uterus masih tersisa satu

lapisan tipis endometrium dan dengan bantuan esterogen lapisan ini menjadi lebih

tebal. Progesteron bekerja pada endometrium tebal yang sudah dipersiapkan esterogen

untuk diubah menjadi jaringan yang kaya pembuluh dan glikogen. Permukaan

endometrium secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang

perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm

atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Fase

proliferasi tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium.

Page 23: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 23

3. Fase sekretorik

Pada fase ini endometrium yang telah terbentuk secara aktif mengeluarkan

glikogen agar siap sebagai tempat perkembangan sel telur yang sudah dibuahi.

Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar. Namun, jika tidak

terjadi pembuahan korpus luteum akan berdegenerasi sehingga fase folikel dan fase

haid kembali di mulai.

Page 24: Resume FG1 KD 9

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 24

Daftar Pustaka

Black & Hawks. (2009). Medical Surgical Nursing. Eighth Edition. Missouri: Elsevier Inc.

Bobak, L. & Jansen (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC

Chapman, L., and Durham, R.F. (2010). Maternal-newborn nursing: the critical components

of nursing care. USA: FA Davis Company.

Coad, J. & Dunstall, M. (2005) Anatomy and Physiology for midwives. Philadelphia:

Elselvier Churchill Livingstone.

Marieb & Hoehn. (2007). Human Anatomy & Physiology 7th

Edition. Pearson Education, Inc

Martini, Frederic H, dkk.(2001).Fundamentals of Anatomy and Phisiology. New Jersey :

Prentice-Hall

Seeley, Stephens, Tate. (2003). Anatomy and Phisiology. New York : McGraw-Hill

Shier, David, Jackie Butler, Ricki Lewis. (2007). Essentials of Anatomy and Phisiology.

NewYork : McGraw-Hill

Sherwood, L. (2004). Human physiology: From cells to systems, 5th ed. California:

Thompson Learning

Sherwood, L. (2007). Human Physiology: From Cells to Systems, 6th Ed. Singapore:

Shengage Learning Pte Ltd

Sherwood, Laurale. (2010).Human Phisiology : from Cells to System seventh Edition.Canada

: Brooks/Cole Cengage Learning

Sloane,ethel. (2004). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Alih Bahasa James Veldman.

Jakarta : EGC

Thibodeau, Patton. (2007).Anatomy and Phisiology sixth edition. Philadelphia : Mosby

Ward, S. L. & Hisley, S. M. (2009). Maternal – child nursing care: Optimizing outcomes for

mothers, children, and families. Philadelphia: FA Davis Company