republlka -...

2
REPUBLlKA eCUNPAD ) OCNON UNPAD ) ( o Senin 1 2 17 18 3 19 o Selasa Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 4 5 6 78 9 10 11 12 13 1{fj)15 16 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 o Mar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt .Nav ODes OJan OPeb ::'.",ep."eu" ::. Oleh: Thareq Barasabha Staf Unit Penelitian .Kesehatan FK Unpad T entu ada banyak orang di Indonesia yang menjadi- kan menonton televisi sebagai aktivitas favorit- nya. Bagi mereka, teruta- ma para wanita, tentu sinetron men- jadi acara televisi favorit yang di- tunggu-tunggu. Beberapa stasiun te- levisi pun saling berlomba mena- yangkan sinetron pada jam-jam prime time. Jalan cerita yang mena- rik dan kadang menimbulkan rasa penasaran, membuat sinetron men- jadi salah satu pilihan hiburan ma- syarakat. Menurut survey dari Nielsen . Audience Measurement pada Ja- nuari 2011,jumlah rata-rata penon- ton sinetron mencapai 1,6juta orang yang berusia di atas lima tahun. Jumlah ini, meningkat sekitar 600 ribu orang dibandingkan tahun se- belumnya. Selain sebagai sarana hi- buran, sinetron pun dapat membe- rikan informasi-informasi baru ke- pada para penontonnya. Entah itu < informasi seputar gaya hidup, komu- nikasi interpersonal, juga informasi Kliping Humas Onpad 2011 z ~ i! o o tentang kesehatan. Namun faktanya, sinetron-sine- tron Indonesia, terlalu akrab dengan adegan-adegan kecelakaan, penya- kit, dan kematian. Entah sudah be- rapa kali saya melihat sinetron yang menjadikan rumah sakit sebagai la- tar tempat dari adegan-adegannya. Di setiap adegan tersebut, hampir se- lalu ada pemain figuran yang meme- rankan tokoh dokter dim perawat. Bahkan, ada pula sinetron yang men- jadikan kedua profesi tersebut, men- jadi profesi dari tokoh utamanya. Dengan kenyataan ini, pastilah ada banyak informasi mengenai ke- dokteran dan kesehatan yang dida- patkan oleh para penyimak sinetron dari tayangan televisi favoritnya ter- sebut. Namun pertanyaannya, apa- kah segala informasi yang terdapat dalam cerita sinetron tersebut akurat dan dapat dipertanggungjawabkan? Sebagai seseorang yang pernah bertugas di rumah sakit, saya meli- hat ada beberapa informasi yang kurang tepat seputar dokter, penya- kit, kematian, dan rumah sakit. In- formasi ini, telah ditayangkan -dan seringkali terulang- di berbagai si- netron. Contohnya, saya sering me- lihat pemeran dokter menggunakan defibrillator (alat listrik untuk kejut jantung) dengan cara yang tidak te- pat dan dalam kondisi yang tidak te- pat pula. Pemain figuran yang berperan se- bagai dokter berjas putih terse but dengan sigapnya memberikan kejut- an listrik di dada pasien saat layar elektrokardiografi (alat untuk mere- kam aliran listrik pada jantung) me- nunjukkan garis lurus tanpa gelom- bang. Penonton sinetron yang belum mengetahui fungsi defibrillator, pas- tilah menyangka bahwa dalam ke- adaan denyut jantung pasien ber- henti, jantung bisa dirangsang de- ngan defibrillator supaya berdenyut kembali. Padahal, sangkaan itu jelas tidak benar. Defibrilator seharusnya digu- r

Upload: hoangngoc

Post on 06-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REPUBLlKA - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/12/republika-20111130... · entu ada banyak orang di Indonesia yang menjadi-kan menonton televisi sebagai

REPUBLlKA eCUNPAD )OCNON UNPAD )

(o Senin

1 217 18

319

o Selasa • Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1{fj)15 1620 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

oMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt .Nav ODesOJan OPeb

::'.",ep."eu" ::.

Oleh: Thareq BarasabhaStaf Unit Penelitian

.Kesehatan FK Unpad

Tentu ada banyak orang diIndonesia yang menjadi-kan menonton televisisebagai aktivitas favorit-nya. Bagi mereka, teruta-

ma para wanita, tentu sinetron men-jadi acara televisi favorit yang di-tunggu-tunggu. Beberapa stasiun te-levisi pun saling berlomba mena-yangkan sinetron pada jam-jamprime time. Jalan cerita yang mena-rik dan kadang menimbulkan rasapenasaran, membuat sinetron men-jadi salah satu pilihan hiburan ma-syarakat.

Menurut survey dari Nielsen. Audience Measurement pada Ja-nuari 2011, jumlah rata-rata penon-ton sinetron mencapai 1,6juta orangyang berusia di atas lima tahun.Jumlah ini, meningkat sekitar 600ribu orang dibandingkan tahun se-belumnya. Selain sebagai sarana hi-buran, sinetron pun dapat membe-rikan informasi-informasi baru ke-pada para penontonnya. Entah itu

< informasi seputar gaya hidup, komu-nikasi interpersonal, juga informasi

Kliping Humas Onpad 2011

z~i!oo

tentang kesehatan.Namun faktanya, sinetron-sine-

tron Indonesia, terlalu akrab denganadegan-adegan kecelakaan, penya-kit, dan kematian. Entah sudah be-rapa kali saya melihat sinetron yangmenjadikan rumah sakit sebagai la-tar tempat dari adegan-adegannya.Di setiap adegan tersebut, hampir se-lalu ada pemain figuran yang meme-rankan tokoh dokter dim perawat.Bahkan, ada pula sinetron yang men-jadikan kedua profesi tersebut, men-jadi profesi dari tokoh utamanya.

Dengan kenyataan ini, pastilahada banyak informasi mengenai ke-dokteran dan kesehatan yang dida-patkan oleh para penyimak sinetrondari tayangan televisi favoritnya ter-sebut. Namun pertanyaannya, apa-kah segala informasi yang terdapatdalam cerita sinetron tersebut akuratdan dapat dipertanggungjawabkan?

Sebagai seseorang yang pernahbertugas di rumah sakit, saya meli-hat ada beberapa informasi yangkurang tepat seputar dokter, penya-kit, kematian, dan rumah sakit. In-formasi ini, telah ditayangkan -danseringkali terulang- di berbagai si-netron. Contohnya, saya sering me-lihat pemeran dokter menggunakandefibrillator (alat listrik untuk kejutjantung) dengan cara yang tidak te-pat dan dalam kondisi yang tidak te-pat pula.

Pemain figuran yang berperan se-bagai dokter berjas putih terse butdengan sigapnya memberikan kejut-an listrik di dada pasien saat layarelektrokardiografi (alat untuk mere-kam aliran listrik pada jantung) me-nunjukkan garis lurus tanpa gelom-bang. Penonton sinetron yang belummengetahui fungsi defibrillator, pas-tilah menyangka bahwa dalam ke-adaan denyut jantung pasien ber-henti, jantung bisa dirangsang de-ngan defibrillator supaya berdenyutkembali.

Padahal, sangkaan itu jelas tidakbenar. Defibrilator seharusnya digu-

r

Page 2: REPUBLlKA - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/12/republika-20111130... · entu ada banyak orang di Indonesia yang menjadi-kan menonton televisi sebagai

nakan saat jantung pasien berdetaktidak beraturan begitu kacaunya,supaya jantung pasien dapat berhen-ti sejenak, lalu kembali berdenyut se-cara normal. Itupun harus dilakukantanpa pakaian yang menutupi dadapasien. Tidak mungkin defibrilasi di-lakukan saat detak jantung pasienberhenti, dengan dada yang tertutuppakaian pula. Kalau detak jantung-nya sudah berhenti, apa gunanya di-hentikan dengan defibrillator lagi?

Perlakuan seperti itu justru akanmemperparah keadaan henti jantungyang dialami pasien, Kalau memangingin diceritakan bahwa seorangtokoh mengalami henti jantung, pe-main figuran yang berperan sebagaidokter, seharusnya melakukan tin-dakan resusitasi jantung paru atauyang lebih dikenal dengan CardiacPulmonary Rescucitation (CPR) :mengamankan jalan napas, membe-rikan pernapasan buatan, lalu me-nekan-nekan dada pasien denganfrekuensi yang teratur dengan ha-rapan jantung pasien dapat ber-denyut kembali.

Informasi yang tidak benar, jugasaya temui pada salah satu episodesinetron yang sepertinya sedangdigemari banyak orang akhir-akhirini. Dalam sinetron tersebut, diki-sahkan seorang laki-laki murka ka-rena dokter mengabarkan bahwagadis yang selama ini dia anggap se-bagai anak kandungnya, ternyatamemiliki golongan darah yang ber-beda dengan laki-laki tersebut.

Karena perbedaan golongan darahitulah, dengan mudahnya dokter me-nyimpulkan bahwa gadis tersebut bu-kan anak kandung laki-laki tadi. Pa-dahal sebenarnya, perbedaan golong-an darah antara orang tua dan anakmerupakan hal yang lumrah terjadi.Pada pasangan yang keduanya bergo-long an darah A misalnya, ada ke-mungkinan akan memiliki anak kan-dung yang golongan darahnya O.Bah-kan, jika seseorangbergolongan darahA menikah dengan seseorang bergo-

longan darah B, pasangan tersebutdapat memiij.kianak bergolongan da-rah A, B, AB,maupun O.

Celakanya, informasi-informasi jyang tidak benar tersebut dapatdianggap sebagai suatu kebenaranoleh masyarakat yang menontonnya.Bagaimana jika penonton yang be-lum mengetahui informasi yang be-nar mengenai golongan darah, me-nganggap hal tersebut sebagai infor-masi yang benar?

Bagaimana jika setelah dilakukansuatu pemeriksaan golongan darah,ditemukan golongan darah anakyang berbeda dengan golongan darahorang tuanya? Tentunya, hal ini,dapat menyebabkan timbulnya kere-sahan dalam kehidupan keluargapenonton sinetron tersebut. Apabilaterjadi keadaan seperti itu, siapakahyang harus bertanggung jawab atastertukarnya pola pikir penontonmengenai informasi yang benardalam cerita sinetron?

Memang sinetron merupakankarya fiksi. Tapi karya fiksipun me-merlukan logika cerita. Apalagi jikakarya tersebut akan dikonsumsi olehpublik yang sangat heterogen. Sa-ngat mungkin pola pikir penontonterhadap informasi yang benar jaditertukar akibat penggarapan ske-nario sinetron yang kurang matang.

Saran saya, ada baiknya jika pe-nulis skenario untuk tiap sinetron,sebelum memberikan skrip naskah-nya kepada para pendukung sine-tron lainnya, mendiskusikan hasilkreasinya terlebih dulu pada orang-orang yang memiliki pengetahuantentang tema cerita yang akan di-angkat, detail adegan, temp at, ataukarakter yang terdapat dalam ske-narionya. Jika hal ini dapat diapli-kasikan, sinetron-sinetron yang di-tayangkan di televisi tentunya akanmenjadi lebih berkualitas. Tidakhanya menghibur, tapi juga menam-bah pengetahuan para penontonnyadengan informasi-informasi yangterjaga kebenarannya. _