rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit ....

83
RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE ENTREPRENEUR DI BOGOR PRAWITIA WIDHYARINI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: phunglien

Post on 20-Mar-2019

276 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT

DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE ENTREPRENEUR

DI BOGOR

PRAWITIA WIDHYARINI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen
Page 3: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rencana Bisnis

Pengembangan Rimpang Kunyit dengan Pendekatan Cooperative Entrepreneur di

Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

Prawitia Widhyarini

NIM H34114056

Page 4: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

ABSTRAK

PRAWITIA WIDHYARINI. Rencana Bisnis Pengembangan Rimpang Kunyit

dengan Pendekatan Cooperative Entrepreneur di Bogor. Dibimbing oleh

LUKMAN M BAGA.

Penyusunan rencana bisnis diperlukan untuk memperjelas gambaran suatu

usaha yang akan didirikan. Analisis non finansial dari usaha ini terdiri aspek

pemasaran, aspek operasional, aspek organisasi dan sumber daya manusia, serta

analisis risiko. Produk yang dihasilkan dari usaha pengolahan ini adalah kunyit

bubuk yang dikemas dengan teknologi pengemasan vakum dengan harga jual

yang ditawarkan sebesar 228.9 USD (Rp2 610 000) per kemasan 10 kg. Target

pasar dari produk ini adalah pasar luar negeri khususnya negara Argentina.

Bentuk badan usaha yang dipilih adalah koperasi dengan anggota yang berasal

dari petani kunyit yang berada di wilayah Bogor. Keuntungan bersih yang

diperoleh usaha ini di tahun pertama sebesar Rp236 549 000, Rp153 383 000 di

tahun kedua, dan Rp193 216 000 di tahun berikutnya. Melalui pendekatan

cooperative entrepreneur, petani pemasok bahan baku memperoleh harga jual

rimpang basah yang tinggi, yaitu sebesar Rp9 000 di tahun pertama dan Rp12 000

di tahun berikutnya.

Kata kunci: cooperative entrepreneur, kunyit, rencana bisnis

ABSTRACT

PRAWITIA WIDHYARINI. Turmeric Development Business Plan with

Cooperative Entrepreneur Aproaches in Bogor. Supervised by LUKMAN M

BAGA

Preparation of business plan is required to simplify and clarify the

illustration for entering or starting a business. The non-financial analysis of this

business consist of market aspect, operational aspect, organization and human

resources aspect, and risk analysis. Product of this processing business is a

powdered turmeric are packed with vacuum packaging technology with sell price

228.9 USD (Rp2 610 000) in 10 kg packages. Market target of this product is

overseas market, especially in Argentina. The selected enterprise of this business

is cooperative where the members are from the turmeric farmers in Bogor. Net

profit obtained in the first year is Rp263 205 000, Rp153 383 in the second year,

and Rp193 216 in the next years. With cooperative entrepreneur approaches,

farmers as a raw material supplier will get higher sell price, there is Rp9 000 in

the first year and Rp12 000 in the next years.

Keywords: business plan, cooperative entrepreneur, turmeric

Page 5: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT

DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE ENTREPRENEUR

DI BOGOR

PRAWITIA WIDHYARINI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen
Page 7: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen
Page 8: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2013 ini ialah

rencana bisnis, dengan judul Rencana Bisnis Pengembangan Rimpang Kunyit

dengan Pendekatan Cooperative Entrepreneur di Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Lukman M. Baga, MAEc

selaku pembimbing. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada staf

Balitro, staf Pusat Studi Biofarmaka, dan staf Kementerian Perdagangan Republik

Indonesia serta para petani yang telah membantu selama pengumpulan data.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, ibu, mas Deni dan

seluruh keluarga serta teman-teman atas segala dukungan, doa dan kasih

sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014

Prawitia Widhyarini

Page 9: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ii

DAFTAR GAMBAR ii

DAFTAR LAMPIRAN iii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 5

Tujuan Penelitian 6

Manfaat Penelitian 6

Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 6

KERANGKA PEMIKIRAN 9

Kerangka Pemikiran Teoritis 9

Kerangka Pemikiran Operasional 18

METODE PENELITIAN 20

Lokasi Penelitian 20

Jenis dan Sumber Data 20

Metode Pengumpulan Data 20

Metode Analisis Data 20

GAMBARAN UMUM 24

RENCANA BISNIS 25

Rencana Pemasaran 25

Rencana Operasional 28

Rencana Organisasi dan Sumber Daya Manusia 38

Rencana Kerjasama Kooperatif 43

Manajemen Risiko 45

Rencana Keuangan 46

SIMPULAN DAN SARAN 52

Simpulan 52

Saran 53

DAFTAR PUSTAKA 53

LAMPIRAN 55

Page 10: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

ii

DAFTAR TABEL

1 Produksi tanaman biofarmaka rimpang di Indonesia tahun 2008-2012 2

2 Volume ekspor kunyit berdasarkan negara tujuan tahun 2008-2012 3

3 Produksi kunyit di Indonesia berdasarkan provinsi tahun 2008-2012 3

4 Luas panen, produksi, dan produktivitas kunyit di pulau Jawa tahun 2011 4

5 Rekapitulasi rencana strategi pemasaran koperasi putra mandiri vs perusahaan

pesaing 27

6 Kebutuhan bahan baku per bulan tahun pertama 34

7 Standar mutu simplisia kunyit menurut MMI 37

8 Penentuan upah 42

9 Matriks hubungan antara pihak yang terkait 44

10 Tabel perbedaan hasil pendekatan wirakoperasi dan tanpa wirakoperasi 44

11 Rincian biaya investasi 46

12 Rincian biaya penyusutan 47

13 Rincian biaya operasional tahun pertama 48

14 Rincian biaya operasional tahun berikutnya 49

15 Modal awal usaha 49

16 Harga pokok produksi 50

17 BEP kunyit bubuk tahun pertama 50

18 BEP kunyit bubuk tahun berikutnya 51

DAFTAR GAMBAR

1 Alur tata cara ekspor 14

2 Kerangka pemikiran operasional penelitian 19

3 Kunyit bubuk 26

4 Label kemasan primer dan sekunder 26

5 Mesin perajang otomatis 30

6 Mesin vacuum cabinet dryer 31

7 Mesin diskmill 31

8 Mesin vacuum packaging 32

9 Plastik kemasan vakum 32

10 Mesin conveyor metal detector 33

11 Tata letak bangunan usaha 34

12 Diagram alir proses pengolahan kunyit bubuk 35

13 Struktur organisasi koperasi putra mandiri 39

Page 11: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

iii

DAFTAR LAMPIRAN

1 Alur proses produksi bulan pertama 55

2 Rincian biaya investasi komponen biaya mesin dan peralatan produksi 57

3 Rincian biaya investasi komponen biaya alat dan furnitur perkantoran 57

4 Rincian biaya investasi komponen biaya bangunan dan infrastruktur 58

5 Asumsi komponen biaya investasi 58

6 Rincian biaya tetap komponen biaya upah tenaga kerja tetap 58

7 Rincian biaya tetap komponen biaya utility 59

8 Rincian biaya tetap komponen biaya administrasi perkantoran 59

9 Asumsi komponen biaya tetap 59

10 Rincian biaya variabel komponen biaya pengemasan tahun pertama 60

11 Rincian biaya variabel komponen biaya pengemasan tahun berikutnya 60

12 Rincian biaya variabel komponen biaya solar mesin 60

13 Asumsi komponen biaya variabel 60

14 Penjualan perusahaan 61

15 Harga rimpang kunyit segar yang diterima petani 61

16 Laporan arus kas proyeksi 5 tahun (dalam Rp000) 62

17 Laporan laba rugi proyeksi 5 tahun (dalam Rp000) 63

18 Laporan arus kas proyeksi 5 tahun dengan sumber pinjaman berbunga (dalam

Rp000) 64

19 Laporan laba rugi proyeksi 5 tahun dengan sumber pinjaman berbunga (dalam

Rp000) 65

20 Laporan arus kas di tahun pertama (dalam Rp000) 68

21 Laporan laba rugi tahun pertama (dalam Rp000) 69

Page 12: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen
Page 13: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia memiliki beragam jenis tanaman baik yang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan pangan maupun bahan baku pembuatan jamu, obat herbal

terstandar maupun fitofarmaka. Tanaman obat disebut juga sebagai tanaman

biofarmaka terdapat beragam jenis yang diklasifikasikan berdasarkan pemanfaatan

dari bagian tanaman tersebut yaitu daun, buah, biji, bunga, batang, umbi

(rimpang), maupun akar. Tanaman biofarmaka yang dimanfaatkan bagian

rimpang terdapat berbagai macam jenis seperti kunyit, jahe, lengkuas, kencur,

lempuyang, temuireng, temukunci, temulawak, dan dringgo. Tanaman biofarmaka

ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembutan jamu, obat herbal

terstandar, dan fitofarmaka. Perbedaan dari ke-3 golongan obat dengan bahan

alami tersebut terletak pada tingkat pembuktian khasiat dari produknya.

Jamu merupakan obat berbahan alami berbentuk sederhana seperti irisan

rimpang, daun kering dan akar kering yang terdiri dari campuran 5 hingga 10 jenis

bahan. Khasiat dan keamanan jamu terbukti aman secara empiris berdasarkan

pengalaman turun temurun atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran

serta telah memenuhi syarat mutu. Obat herbal terstandar merupakan obat

berbahan alami yang berbentuk ekstrak dengan bahan baku dan proses pembuatan

yang telah memenuhi standar. Khasiat dan keamanan obat herbal terstandar harus

melewati uji praklinis seperti uji toksisitas (keamanan), batas kisaran dosis,

famakodinamik (manfaat) dan teratogenik (keamanan terhadap janin).

Fitofarmaka merupakan peningkatan kelas dari obat herbal terstandar dengan

bahan baku dan proses pembuatan yang telah memenuhi standar. Klaim khasiat

dari obat jenis ini harus dibuktikan berdasarkan uji klinis pada manusia1.

Contoh produk yang dikategorikan dalam jamu adalah Tolak Angin (PT

Sido Muncul), Pil Binari (PT Tenaga Tani Farma), dan Curmaxan serta Diacinn

(Lansida Herbal). Produk yang dikategorikan dalam obat herbal terstandar adalah

Diapet (PT Soho Indonesia), Kiranti (PT Ultra Prima Abadi), Psidii (PT

Tradimun), dan Diabmeneer (PT Nyonya Meneer). Produk fitofarmaka yang

terdapat di Indonesia adalah Nodiar (PT Kimia Farma), Stimuno (PT Dexa

Medica), Rheumaneer (PT Nyonya Meneer), dan Tensigard serta X-Gra (PT

Phapros)2.

Salah satu jenis rimpang biofarmaka, kunyit (Curcuma domestica Val.)

merupakan salah satu komoditas yang banyak digunakan sebagai bahan baku

obat-obatan herbal oleh pelaku bisnis jamu, obat herbal terstandar, maupun

fitofarmaka. Bagian rimpang dari kunyit memiliki manfaat bagi kesehatan dengan

Kurkumin sebagai zat aktif yang terkandung di dalamnya. Manfaat tersebut

diantaranya adalah dapat membantu meringankan penyakit kardiovaskular seperti

penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, hipertrofi, dan iskemia

(Kapakos et al. 2012). Kurkumin juga dapat berperan sebagai anti inflamasi dan

1 http://ffarmasi.unand.ac.id/RPKPS/HERBAL_MEDICINE_DAN_BUDI_DAYA.pdf (Diakses

2014 Mei 13) 2 http://ikmfstikesmadani.blogspot.com/2013/02/perbedaan-jamu-herbal-terstandar-dan.html

(Diakses 2014 Mei 13)

Page 14: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

2

anti katabolik (Klawitter et al. 2012). Memperpanjang umur sel, meringankan

gejala Alzheimer, dan meningkatkan fungsi sistem pencernaan juga merupakan

manfaat dari zat aktif yang terdapat dalam komoditas ini (Caesar et al. 2012).

Banyaknya manfaat bagi kesehatan yang dimiliki oleh komoditas ini

menjadikan kunyit banyak digunakan oleh industri jamu, obat herbal terstandar,

maupun fitofarmaka sebagai bahan baku produksinya. Selain dimanfaatkan

sebagai bahan pembuatan jamu atau obat di pasar dalam negeri, komoditas ini

juga dibutuhkan oleh pasar luar negeri sebagai bahan obat maupun sebagai

rempah masakan.

Tabel 1 Produksi tanaman biofarmaka rimpang di Indonesia tahun 2008-2012

Komoditas Produksi (kg)

2008 2009 2010 2011 2012*

Dringgo 687 008 1 074 901 754 551 611 608 0

Jahe 154 963 886 122 181 084 107 734 608 94 743 139 114 537 658

Kencur 38 531 160 43 635 311 29 638 127 34 016 850 42 626 207

Kunyit 111 258 884 124 047 450 107 375 347 84 803 466 96 979 117 Lempuyang 7 621 045 8 804 375 8 520 161 8 717 497 7 296 025

Lengkuas 50 092 846 59 332 313 58 961 844 57 701 484 58 186 488

Temulawak 23 740 105 36 826 340 26 671 149 24 105 870 44 085 151 Temuireng 8 817 235 7 584 022 7 140 926 7 920 573 0

Temukunci 3 096 634 4 701 570 4 358 236 3 951 932 0 Keterangan : * = angka sementara

Sumber : Kementerian Pertanian (2013)3

Data Tabel 1 menunjukkan bahwa di tahun 2009 terjadi peningkatan

produksi kunyit menjadi 124 047 459 kg dari tahun sebelumnya yaitu 111 258

884 kg. Pada periode tahun 2009 hingga tahun 2011 menunjukkan adanya

penurunan produksi kunyit yang cukup signifikan. Namun pada tahun 2012

menunjukkan peningkatan hasil produksi dengan angka 96 979 117 kg. Penurunan

produksi disebabkan oleh perubahan curah hujan maupun iklim serta adanya

serangan hama dan penyakit pada tanaman kunyit. Peningkatan produksi

disebabkan oleh bertambahnya jumlah petani yang membudidayakan tanaman

kunyit baik yang dilakukan dengan cara pertanaman campuran (tumpang sari)

maupun pertanaman tunggal (monokultur).

Di pasar dalam negeri khususnya industri jamu, obat herbal terstandar,

maupun fitofarmaka komoditas ini dibutuhkan sebanyak 3 000 ton kering per

tahun dan 1 500 ton rimpang basah per tahun (Pusat Studi Biofarmaka 2009)4. PT

Sidomuncul, PT Air Mancur, PT Nyonya Meneer, dan OT (Orang Tua) Grup

merupakan industri jamu yang menggunakan rimpang kunyit sebagai bahan baku

produknya. Kunyit juga banyak dibutuhkan oleh pasar luar negeri. Negara yang

membutuhkan komoditas ini adalah India, Taiwan, Korea, Argentina, Amerika,

Malaysia, Singapura, Belanda, Inggris, dan Jepang. Data Kementerian Pertanian

Republik Indonesia mencantunkan negara-negara tujuan ekspor kunyit dalam

bentuk segar yaitu India, Taiwan, Korea, Argentina, Amerika, Malaysia,

3 http://aplikasi.deptan.go.id/bdsp/index.asp (Diakses 2013 September 19) 4 http://www.docstoc.com/docs/44729526/PASAR-DOMESTIK-DAN-EKSPOR-PRODUK-

TANAMAN-OBAT-%28BIOFARMA-KA%29. (Diakses 2013 September 26)

Page 15: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

3

Singapura, Belanda, Inggris, Jepang, Jerman, Hongkong, Australia, Swiss,

Selandia Baru, Suriname, Kanada, Cina, Filipina, dan Belgia (Kementan 2013)5.

Tabel 2 Volume ekspor kunyit berdasarkan negara tujuan tahun 2008-2012

Negara

Tujuan

Volume (kg)

2008 2009 2010 2011 2012

India 416 430 959 289 2 454 016 1 269 517 458 205

Taiwan 2 033 51 678 10 776 294 802 248 585

Korea 7 553 27 679 29 315 37 084 117 734

Argentina 178 376 154 168 61 509 66 979 103 205

Amerika 71 886 158 688 239 349 253 753 102 823

Malaysia 21 559 97 658 211 423 171 213 94 350

Singapura 22 907 28 924 48 431 43 401 24 165

Belanda 15 490 107 650 48 157 54 116 10 803

Jepang 21 551 21 304 20 494 16 059 9 434 Sumber: United Nations Comtrade Database (2014)6

Tabel 2 menunjukkan bahwa tren volume ekspor, India sebagai negara

tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia mengalami fluktuasi. Peningkatan volume

ekspor terjadi dari tahun 2008 hingga 2010 namun mengalami penurunan hingga

di tahun 2012. Negara tujuan ekspor kunyit bagi Indonesia yang mengalami

peningkatan volume adalah Korea dan Argentina. Korea memiliki tren volume

ekspor yang terus meningkat setiap tahunnya, Argentina memiliki tren volume

ekspor yang menurun dari tahun 2008 hingga 2010 namun mengalami kenaikan

hingga tahun 2012. Hal ini menjadikan Argentina sebagai negara tujuan ekspor

yang potensial bagi komoditas kunyit. Kebutuhan pasar luar negeri akan kunyit

banyak dimanfaatkan sebagai rempah masakan maupun bahan baku pembuatan

jamu, obat herbal terstandar, maupun fitofarmaka.

Tabel 3 Produksi kunyit di Indonesia berdasarkan provinsi tahun 2008-2012

Lokasi Tahun

2008 2009 2010 2011 2012*

Aceh 53 274 569 086 1 492 193 2 771 123 3 915 584 Riau 816 355 557 656 778 606 476 709 362 939

Sumatera Utara 4 081 089 3 520 787 5 613 600 4 485 369 4 845 478

Lampung 2 157 294 2 197 477 1 090 408 2 184 097 1 619 250

Jawa Barat 18 620 055 15 006 189 11 982 769 9 488 801 19 702 597

Jawa Tengah 24 489 124 21 476 296 28 139 446 18 928 493 20 362 434

Jawa Timur 38 254 373 47 180 223 23 179 732 22 943 433 21 933 015

DI Yogyakarta 4 986 299 4 852 006 4 797 316 4 220 136 4 461 932

Bali 339 920 1 022 505 701 898 647 686 658 292

Nusa Tenggara Timur 2 294 750 2 963 891 2 646 401 2 451 228 2 501 173

Kalimantan Barat 1 586 404 2 275 035 2 503 595 2 271 909 1 167 748

Sulawesi Utara 1 028 908 1 076 469 226 687 192 140 732 467

Keterangan : * = angka sementara

Sumber : Badan Pusat Statistik (2013)

Tabel 3 menunjukkan bahwa daerah sentra kunyit berada di Pulau Jawa

yang terdiri dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah

5 http://aplikasi.deptan.go.id/bdsp/index.asp (Diakses 2013 September 19)

6 http://comtrade.un.org/db/dqBasicQueryResults.aspx?cc=091030&px=HS&r=360&y=2010,

%202011&so=9999 (Diakses 2014 Maret 20)

Page 16: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

4

Istimewa Yogyakarta. Provinsi Jawa Barat menempati posisi ke-3 dengan

Provinsi Jawa Timur sebagai daerah sentra terbesar dan diikuti oleh Provinsi Jawa

Tengah di posisi kedua.

Tabel 4 Luas panen, produksi, dan produktivitas kunyit di pulau Jawa tahun 2011

Provinsi Luas Panen (m2) Produksi (kg)

Produktivitas

(kg/m2)

DKI Jakarta 6 515 13 532 1,86

Jawa Barat 4 128 417 9 488 801 2,26

Jawa Tengah 656 000 814 230 1,15

DI Yogyakarta 10 230 591 18 928 493 1,80 Jawa Timur 1 864 038 4 220 136 2,26

Banten 11 147 204 22 943 433 2,02 Sumber: Kementerian Pertanian (2013)7

Tabel 4 menunjukkan bahwa Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki

luas panen kunyit terbesar ke-3 setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur yaitu

sebesar 4 128 417 m2. Namun dari segi produktivitas, Jawa Barat memiliki

produktivitas tertinggi sama halnya dengan provinsi Jawa Timur yaitu sebesar

2,26 kg/m2.

Jawa Barat merupakan provinsi dengan volume produksi terbesar ke-3 di

Pulau Jawa memiliki peluang untuk dikembangkan, sehingga dapat memenuhi

kebutuhan pasar dalam negeri dan mampu berkontribusi dalam pemenuhan

kebutuhan pasar luar negeri. Namun dalam kondisi aktual, skala usaha petani

pembudidaya kunyit masih kecil sehingga jumlah produksi yang dihasilkan tidak

mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri, khususnya bagi

industri jamu, obat herbal terstandar, maupun fitofarmaka. Fenomena ini

memunculkan pentingnya peran pedagang pengumpul sebagai perantara antara

pedagang kecil dengan industri jamu, obat herbal terstandar, maupun fitofarmaka.

Keberadaan pedagang pengumpul dirasa tidak dapat memberikan

keuntungan bagi petani kecil karena harga jual komoditas ini di tingkat petani

yang masih rendah, yaitu berkisar antara Rp1 500 hingga Rp2 000 per kg rimpang

basah. Maka dari itu, diperlukan keberadaan seorang pelaku usaha yang

menerapkan konsep wirakoperasi dalam menjalankan usaha yang dimiliki. Pelaku

usaha berperan sebagai perantara antara petani sebagai pedagang kecil dengan

industri jamu, obat herbal terstandar, maupun fitofarmaka. Bentuk usaha yang

dijalankan dengan cara usaha kolektif bersama para petani kecil melalui badan

usaha koperasi dengan petani sebagai anggota. Konsep kerjasama ini memiliki

tujuan bahwa petani juga dapat ikut memiliki usaha yang akan didirikan.

Kebutuhan industri jamu, obat herbal terstandar maupun fitofarmaka

umumnya berbentuk rimpang kering maupun kunyit bubuk, namun hanya sedikit

petani yang melakukan usaha pengolahan tersebut sehingga petani hanya menjual

dalam bentuk rimpang segar. Hal ini dapat memunculkan peluang usaha

pengolahan rimpang kunyit guna meningkatkan nilai tambah di tingkat petani.

Tujuan pasar dari produk yang dihasilkan oleh usaha ini berorientasi pada pasar

luar negeri dengan alasan untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar. Hal

tersebut dikarenakan harga jual produk kunyit bubuk di pasar luar negeri lebih

tinggi dibandingkan dengan harga jual di pasar dalam negeri. Tingginya harga jual

7 http://aplikasi.deptan.go.id/bdsp/index.asp (Diakses 2013 September 19)

Page 17: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

5

kunyit bubuk memungkinkan bagi usaha pengolahan rimpang kunyit ini untuk

memperoleh pendapatan lebih besar sehingga dapat memberikan keuntungan yang

besar pula bagi petani.

Sebelum mendirikan suatu usaha diperlukan adanya penyusunan rencana

bisnis guna menganalisis aspek non finansial maupun aspek finansial dari usaha

yang akan didirikan. Rencana bisnis yang akan disusun adalah mengenai usaha

pengolahan rimpang kunyit dalam bentuk bubuk menggunakan pendekatan

wirakoperasi. Konsep wirakoperasi yang diterapkan dalam suatu usaha diharapkan

dapat memberikan keuntungan bagi kedua pihak, yaitu pelaku usaha dan para

petani yang tergabung di dalamnya. Penerapan konsep wirakoperasi dalam suatu

usaha juga akan memberikan dampak positif yang berupa terjalinnya manajemen

rantai pasok yang baik antara petani, koperasi sebagai pengolah, dan industri

fitofarmaka.

Perumusan Masalah

Kurang berkembangnya agribisnis tanaman biofarmaka di Indonesia

disebabkan oleh kurangnya pemahaman petani akan kebutuhan pasar dalam negeri

dan luar negeri, serta harga komoditas di tingkat petani yang masih rendah. Hal

tersebut menjadikan agribisnis tanaman biofarmaka ini dianggap kurang

menguntungkan oleh petani. Permasalahan tersebut mengakibatkan kurangnya

tingkat pemerataan budidaya tanaman biofarmaka di seluruh provinsi, karena

belum optimalnya penggalian potensi biofarmaka di Indonesia.

Tingginya kebutuhan kunyit bagi pasar luar negeri tidak berarti bahwa

agribisnis biofarmaka kunyit berkembang. Pada kondisi aktual, agribisnis ini

belum berkembang dengan baik dan merata di seluruh Indonesia, karena petani

kurang memahami kebutuhan pasar. Sejauh ini petani hanya mampu menjual

rimpang kunyit dalam bentuk segar tanpa melakukan pengolahan pengeringan dan

penggilingan seperti yang dibutuhkan oleh industri. Keterbatasan pengetahuan dan

teknologi pengolahan yang dimiliki petani mengenai kebutuhan pasar

mengakibatkan kurangnya pasokan rimpang kunyit dalam bentuk simplisia.

Keadaan tersebut menunjukkan adanya peluang dan potensi bagi

pengembangan kunyit di Indonesia. Provinsi Jawa Barat sebagai daerah sentra

yang berada di posisi ke-3 dilihat dari angka produksi di Tingkat Pulau Jawa

memiliki potensi untuk dikembangkan. Pengembangan komoditas kunyit tersebut

diharapkan dapat berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pasar luar negeri.

Dari penjelasan tersebut, perumusan masalah dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana cara yang harus dilakukan untuk mengembangkan potensi

biofarmaka yang belum tergali secara optimal?

2. Bagaimana cara yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan

petani dan mengembangkan komoditas kunyit?

Page 18: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

6

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Menganalisis potensi biofarmaka yang dikembangkan bersama petani dengan

pendekatan cooperative entrepreneur.

2. Merumuskan rencana bisnis yang harus dilakukan dengan tujuan

meningkatkan kesejahteraan petani dan mengembangkan komoditas kunyit.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan sebagai berikut:

1. Bagi petani, sebagai bahan petimbangan untuk dapat mengembangkan skala

usaha budidaya kunyit sebagai tanaman biofarmaka.

2. Bagi penulis, untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari serta sebagai

sarana pembuatan rencana bisnis dalam pengembangan unit bisnis kunyit

sebagai tanaman biofarmaka dengan pendekatan cooperative entrepreneur.

3. Bagi akademisi, sebagai informasi dan bahan pembanding untuk penelitian

selanjutnya.

Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan membahas mengenai perencanaan bisnis pada rimpang

kunyit dengan pendekatan cooperative entrepreneur atau wirakoperasi.

Perencanaan bisnis yang akan dilakukan berupa pengolahan pasca panen yaitu

pengeringan, penggilingan, dan pengemasan vakum. Aspek perencanaan bisnis

yang dianalisis terdiri dari rencana produk, rencana pemasaran, rencana

operasional, rencana organisasi dan sumberdaya manusia, kerjasama kooperatif,

analisis risiko, dan rencana keuangan.

TINJAUAN PUSTAKA

Kunyit (Curcuma domestica Val.) sebagai salah satu tanaman rempah yang

banyak tumbuh di Indonesia berasal dari India. Tanaman yang banyak

dimanfaatkan bagian rimpangnya ini memiliki manfaat bagi kesehatan, sehingga

tanaman ini banyak dikenal sebagai tanaman biofarmaka. Di Indonesia kebutuhan

bahan baku kunyit untuk industri kosmetik maupun jamu tradisional berkisar

antara 1.5 hingga 6 ton. Kebutuhan pasar luar negeri akan komoditas ini mencapai

ratusan ribu ton, namun sebagian kecil dari kebutuhan tersebut telah dipenuhi oleh

negara India, Haiti, Srilanka, dan Cina. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanaman

biofarmaka ini memiliki peluang untuk dikembangkan di Indonesia dengan

harapan dapat berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pasar luar negeri.

Pengembangan agribisnis kunyit telah dilakukan di berbaga provinsi di Indonesia

yang memiliki agroklimat cukup baik bagi pertumbuhan tanaman ini, diantaranya

Page 19: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

7

adalah provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur,

dan Kalimantan Selatan (Satriani 2010)8.

Kajian yang telah dilakukan oleh Baga (2003) mengenai Peran

Wirakoperasi dalam Pengembangan Sistem Agribisnis khususnya pada Koperasi

Susu, mengemukakan bahwa wirakoperasi (cooperative entrepreneur) berperan

menemukan peluang dan mewujudkannya dalam bentuk kesempatan usaha yang

menguntungkan bagi para anggota. Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS)

merupakan koperasi yang terbentuk akibat dari buruknya situasi sosial ekonomi

dan politik pada tahun 1963 sehingga tataniaga susu di Pangalengan dikuasai oleh

para tengkulak dan peternak kuat. Koperasi ini didirikan pada tahun 1969 oleh drh

Daman Danuwidjaja yang beranggotakan para peternak sapi di daerah Bandung

Selatan.

Manfaat yang dirasakan oleh para peternak yang tergabung dalam KPBS

yaitu berkembangnya usaha ternak yang relatif baik dengan penerapan teknologi

peternakan modern. Daman Danuwidjaja sebagai dokter hewan memiliki peran

yang penting atas berkembangnya usaha ternak para anggota koperasinya.

Pengenalan teknologi peternakan modern yang berupa inseminasi buatan dan

penyampaian informasi mengenai pemeliharaan kesehatan hewan dilakukan oleh

Daman kepada para anggota koperasinya. Manfaat lain yang dirasakan oleh

peternak adalah tingginya posisi tawar petani terhadap Industri Pengolah Susu

(IPS) karena seluruh susu yang dihasilkan diserap oleh IPS, melalui kelembagaan

koperasi. Melalui koperasi, susu yang dihasilkan oleh para petani akan melalui

tahap pengolahan pasca panen yang berupa pengolahan pasteurisasi maupun Ultra

High Temperature (UHT) sehingga dapat meningkatkan nilai tambah pada susu

tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Fajrian (2013) mengenai Peran Wirakoperasi

dalam Pengembangan Agribisnis Tanaman Hias di CV Bunga Indah Farm

Kabupaten Sukabumi, memilih sosok wirakoperasi yang merupakan seorang

pelaku usaha. Wahyudin merupakan pendiri CV Bunga Indah Farm yang dibentuk

pada tahun 2000 dengan kegiatan usaha berupa membuat inovasi tanaman hias

dengan bahan baku tanaman pagar pekarangan rumah. Selama 3 tahun perusahaan

ini memiliki jumlah petani yang bermitra sebanyak 2000 petani yang tergabung

dalam kelompok tani di wilayah Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Konsep wirakoperasi yang diterapkan oleh Wahyudin berupa penentuan

ketetapan harga beli bahan baku di tingkat petani yang berdasarkan hasil diskusi

dengan para petani mitranya. Perusahaan memberikan pelatihan budidaya kepada

para petani agar para petani dapat menghasilkan jumlah produksi yang optimal

dan berkualitas. CV Bunga Indah Farm juga memposisikan diri sebagai wadah

yang dapat memajukan para petani yang bermitra, sehingga pengendalian usaha

dilakukan berlandaskan kepentingan para petani. CV Bunga Indah Farm didirikan

tidak hanya berorientasi pada keuntungan perusahaan semata namun juga pada

kesejahteraan petani yang bermitra.

Kajian yang dilakukan oleh peneliti Pusat Studi Biofrmaka LPPM-IPB

Sundawati dkk (2011) mengenai Pengembangan Model Kemitraan dan Pemasaran

Terpadu Biofarmaka dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan di

Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat mengemukakan bahwa perlu adanya

8 http://blogs.unpad.ac.id/satriani/2010/05/31/industri-kunyit-dan-pemasarannya/ (Diakses 2014

Juli 16)

Page 20: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

8

pengembangan model kelembagaan petani yang bertujuan untuk meningkatkan

pemasaran biofarmaka khususnya komoditas rimpang. Pemasaran komoditas

tanaman biofarmaka jenis ini belum memiliki ikatan kemitraan yang efektif antara

petani dengan indsutri, karena banyaknya kendala dan hambatan yang dijumpai

dalam pelaksanaannya. Ikatan kemitraan yang efektif ini bertujuan untuk

meningkatkan efektivitas pemasaran, karena komoditas biofarmaka jenis rimpang

banyak dibutuhkan oleh pasar dalam negeri dan luar negeri.

Pengembangan model pemasaran biofarmaka rimpang yang telah dibentuk

oleh Pusat Studi Biofarmaka LPPM-IPB sebagai lembaga pengembangan dan

pendampingan melibatkan relasi antara sektor swasta (industri), sektor publik

(kelembagaan pemerintah), dan sektor kelembagaan petani. Model pengembangan

tersebut tidak hanya dibangun dalam kerangka ikatan antar pengambil keputusan

(stakeholder) tetapi dapat juga dalam ikatan pemegang saham (shareholder)

seperti pengembangan kerjasama kemitraan. Manfaat dari adanya pembentukan

kemitraan tersebut diharapkan dapat meningkatkan skala usaha dan kapasitas

sumberdaya manusia serta meningkatkan efisiensi pemasaran. Kegiatan pelatihan

dan pendampingan perlu dilakukan untuk mencapai peningkatan tersebut.

Kegiatan lain yang dilakukan selain pelatihan adalah pendampingan terhadap

kelembagaan petani yaitu Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) untuk

pembenahan dan penguatan kelembagaan berupa pendampingan, untuk

pembenahan basis data Gapoktan serta penyusunan Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Wibowo (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Rencana Bisnis Manisan

Stroberi menyusun rencana bisnis yang menganalisis aspek non finansial dan

aspek finansial. Aspek non finansial terdiri dari analisis pasar, analisis teknik dan

teknologi, analisis manajemen dan organisasi serta analisis lingkungan. Dalam

melakukan analisis pasar, penulis menggunakan sistem bauran pemasaran yang

terdiri dari Product, Price, Promotion, dan Place. Product (produk) yang akan

diproduksi adalah manisan stroberi, dengan Price (harga) Rp125 000 per kg.

Promotion (promosi) yang dilakukan dengan cara penjualan secara langsung

kepada konsumen, dengan strategi penjualan yang dilakukan berupa penjualan

personal melalui presentasi produk, pertemuan penjualan, komunikasi melalui

media cetak, dan elektronik. Place (tempat) yang dimaksud dalam analisis ini

adalah lokasi pendirian usaha, lokasi penjualan dan saluran distribusi. Lokasi

usaha ini terletak di daerah Ciwidey Kabupaten Bandung, sedangkan lokasi

penjualan produk manisan ini adalah tempat wisata di daerah Ciwidey. Strategi

distribusi yang dilakukan adalah dengan membentuk tim pemasaran yang menjual

dan menawarkan produk secara langsung di tempat wisata. Strategi lain yang

dilakukan adalah dengan menyalurkan produk melalui distributor industri wilayah

dan industri pengguna akhir.

Analisis teknik dan teknologi terdiri dari aspek bahan baku, mesin dan

peralatan, aspek teknologi dan proses produksi, penentuan tata letak dan ruang

pabrik, serta perencanaan tata letak dan kebutuhan ruang pabrik. Bahan baku

produk manisan yang akan ditawarkan adalah stroberi segar yang diperoleh dari

petani stroberi sekitar usaha. Mesin yang digunakan adalah oven pengering dan

peralatan utama yang digunakan adalah tangki perendaman. Tahapan proses

produksi yang dilakukan untuk menghasilkan manisan stroberi adalah sortasi dan

pembersihan buah, pemotongan, perendaman dengan Natrium metabisulfit,

Page 21: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

9

perendaman dengan gula, pemanasan larutan gula, pengovenan, pengemasan serta

penyimpanan. Usaha didirikan berdekatan dengan sumber bahan baku yaitu

stroberi dengan harapan dapat memperkecil biaya transportasi, ketersediaan

sumberdaya yang cukup, infrastruktur yang mendukung serta dekat dengan target

pasar.

Analisis manajemen dan organisasi terdiri dari aspek legalitas, kebutuhan

tenaga kerja, struktur organisasi, dan deskripsi pekerjaan. Bentuk badan usaha

yang dipilih oleh pelaku usaha adalah CV. Kebutuhan tenaga kerja yang

diperlukan oleh perusahaan ini dengan total tenaga kerja yang dibutuhkan adalah

sebanyak 12 orang termasuk dengan pengurus perusahaan. Perusahaan ini

memiliki struktur organisasi yang terdiri dari pengurus perusahaan (direktur,

manajer, dan manajer keuangan) serta karyawan yang terbagi dalam empat divisi

yaitu pemasaran, produksi, pengemasan, dan administrasi. Pada aspek deskripsi

pekerjaan, penjelasan tanggung jawab setiap personil berbeda-beda sesuai dengan

posisi di perusahaan.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Rencana Pemasaran

Pasar

Aspek terpenting yang harus dianalisis terlebih dahulu dalam menyusun

rencana bisnis adalah aspek pasar dengan tujuan untuk menentukan pasar

potensial bagi produk dari usaha tersebut. Strategi pemasaran terdiri dari Analisa

Pasar dan Marketing Mix Development. Analisa pasar terdiri dari aspek

Segmenting, Targeting, dan Positioning. Marketing Mix Development terdiri dari

aspek produk, harga, promosi, dan distribusi (Nurmalina et al. 2009).

Analisis aspek pasar dapat dilakukan untuk menentukan jenis pasar yang

akan dipilih. Jenis pasar tersebut dapat berupa pasar persaingan sempurna, pasar

monopoli, maupun pasar monopolistik untuk menentukan strategi pemasaran yang

tepat. Informasi mengenai siklus hidup produk (Life Cycle Product) harus

ditentukan serta informasi mengenai pangsa pasar (market share) untuk produk

sejenis sebagai pesaing dari usaha yang akan didirikan (Umar 2009).

A. Analisa Pasar

Strategi Analisa Pasar terdiri dari aspek Segmenting, Targeting, dan

Positioning. Penjelasan dari masing-masing aspek tersebut adalah sebagai berikut

(Nurmalina et al. 2009):

1. Segmenting

Segmenting merupakan proses pengarahan kelompok pasar dengan

sifat heterogen menjadi kelompok pasar yang bersifat homogen atau

dalam kata lain kelompok pasar yang memiliki karakter dengan respon

yang sama dalam membelanjakan uangnya. Aspek utama yang menjadi

variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

Page 22: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

10

a. Aspek geografis (lokasi pasar tujuan)

b. Aspek demografis (status ekonomi, usia, jenis kelamin, pendidikan,

dan kewarganegaraan pasar tujuan)

c. Aspek psikografis (gaya hidup dari konsumen sebagai pasar tujuan)

d. Aspek perilaku (status kesetiaan terhadap merk, tingkat penggunaan,

maupun sikap terhadap produk)

2. Targeting

Targeting merupakan proses pemilihan target pasar dari segmen

yang telah dipilih kemudian disaring hingga menjadi lebih spesifik.

Proses ini dapat diartikan sebagai penentuan sasaran pemasaran produk.

3. Positioning

Positioning merupakan tindakan yang dilakukan oleh produsen

untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai. Tindakan

tersebut menjadikan konsumen dalam segmen pasar tertentu agar

konsumen mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu

perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya (Munandar 2012).

Disamping itu, positioning dapat diartikan sebagai citra dari produk yang

ditawarkan oleh suatu perusahaan untuk kemudian ditanamkan dalam

benak konsumen berupa keunggulan produk suatu perusahaan

dibandingkan dengan produk pesaing. Keunggulan produk yang

ditawarkan dapat berupa harga, kualitas, manfaat, maupun kemasan.

B. Marketing Mix Development

Strategi pemasaran Marketing Mix Development terdiri dari 4 aspek yang

dianalisis yaitu sebagai berikut (Nurmalina et al. 2009):

1. Product (produk)

Aspek ini terdiri dari spesifikasi produk yang akan ditawarkan oleh

suatu perusahaan seperti bentuk kemasan, pelabelan, merk produk, serta

informasi lain mengenai produk yang dihasilkan.

2. Price (harga)

Secara teoritis, penetapan harga meliputi analisis kompetitif,

berupa strategi penetapan harga, tingkat dan perubahan harga serta target

pasar diskon, pemberian kupon berhadiah, kebijaksanaan penjualan

metode atau cara pembayaran.

3. Place (tempat)

Aspek ini terdiri dari lokasi cakupan penjualan maupun

pendistribusian produk, manajemen penyimpanan, manajemen integrasi

vertikal dan horizontal, standar tingkat pelayanan, serta ketersediaan

fasilitas.

4. Promotion (promosi)

Aspek promosi dalam strategi bauran pemasaran ini terdiri dari

pemilihan media promosi, pemilihan cara penjualan, tema posisi pasar,

dan manajemen serta posisi produk.

Rencana Produk

Produk jamu, obat herbal terstandar, maupun fitofarmaka yang berbahan

baku rimpang kunyit beragam. Rimpang segar, rimpang kering, maupun bubuk

merupakan bentuk yang banyak dibutuhkan oleh industri namun petani sebagai

Page 23: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

11

pemasok hanya mampu menawarkan kunyit dalam bentuk rimpang segar.

Pengetahuan mengenai penggunaan teknologi yang dimiliki petani untuk

mengolah rimpang segar menjadi kunyit bubuk tergolong masih rendah.

Kurangnya pengetahuan petani membuka peluang untuk menjadikan pengolahan

lanjutan yang berupa pengeringan menjadi suatu unit bisnis.

Bisnis pengeringan rimpang kunyit ini akan menghasikan intermediate

product yang berupa kunyit bubuk. Teknologi yang digunakan adalah

pengeringan buatan dengan produk yang dihasilkan berbentuk rimpang kering,

yang kemudian diolah dengan menggunakan teknologi penggilingan kering untuk

menghasilkan kunyit bubuk. Setelah dilakukan pengolahan, produk dikemas

dengan menggunakan teknologi kemas vakum. Teknologi pengemasan vakum

dipilih karena dapat memperpanjang umur simpan produk serta menghemat ruang

pada saat penyimpanan maupun pendistribusian. Teknologi pengeringan buatan

dipilih untuk meningkatkan efektivitas proses produksi karena tidak bergantung

pada cuaca serta tidak membutuhkan waktu yang lama, sebagaimana yang

terdapat pada teknologi pengeringan alami dengan sinar matahari. Penggilingan

kering yang dilakukan dengan menggunakan mesin juga ditujukan untuk

meningkatkan efektivitas produksi.

Rencana Operasional

Rencana Jumlah Produksi

Hal yang perlu dianalisis dalam kegiatan produksi adalah rencana jumlah

produksi. Jumlah produksi akan berhubungan dengan beberapa hal dalam kegiatan

produksi, yaitu sebagai berikut:

1. Tingkat permintaan terhadap produk

2. Kapasitas mesin

3. Pasokan bahan baku

4. Modal kerja

5. Peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya

Teknologi

Penggunaan teknologi dalam proses produksi harus menggunakan teknologi

tepat guna, selain dapat meningkatkan efektifitas juga dapat memberikan

keuntungan bagi usaha yang dijalankan. Disamping penggunaan teknologi yang

tepat, dukungan tenaga kerja terampil juga dibutuhkan dalam meningkatkan

efektifitas proses produksi. Teknologi yang digunakan pada proses produksi

adalah teknologi pengeringan buatan dengan mesin, teknologi penggilingan kering

dengan mesin, dan teknologi pengemasan vakum pada produk.

Tenaga Kerja (Tenaga Teknis)

Kebutuhan tenaga kerja yang terlibat dalam seluruh kegiatan usaha perlu

direncanakan dengan baik dari segi jumlah, deskripsi pekerjaan serta penetapan

gaji dan upah. Perencanaan tenaga kerja perlu diidentifkasi berdasarkan kuantitas

dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kuantitas tenaga kerja

yang dibutuhkan terkait dengan latar belakang dan lokasi perusahaan serta tingkat

persaingan untuk mendapatkan tenaga kerja teknis, sedangkan kualitas tenaga

Page 24: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

12

kerja menunjukkan keahlian yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang

didukung dengan tingkat pendidikan.

Perencanaan Bahan Baku

Bahan baku merupakan input kegiatan produksi untuk menghasilkan

produk yang ditawarkan oleh suatu usaha. Untuk menghasilkan produk yang

sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan, bahan baku harus diperhatikan

dari semua faktor yang terkait.

Perencanaan Lokasi dan Tata Letak

Lokasi dan tata letak menjadi hal awal yang harus dipertimbangkan dalam

menyusun rencana bisnis, karena pemilihan lokasi yang tepat dapat meningkatkan

efektivitas kegiatan usaha. Pemilihan lokasi dapat ditentukan berdasarkan

kedekatan dengan bahan baku, pasar potensial, tenaga listrik dan air, ketersediaan

tenaga kerja, serta fasilitas transportasi. Perancangan tata letak bangunan usaha

yang terdiri dari ruang produksi, ruang penyimpanan (gudang), dan ruang kantor

serta ruangan lain.

Rencana Organisasi dan Sumberdaya Manusia

Koperasi

Koperasi merupakan badan hukum yang didirikan oleh orang

perseorangan atau kelompok dengan pemisahan kekayaan para anggotanya

sebagai modal menjalankan usaha, memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di

bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi (UU

No 12 Tahun 2012).

Sebuah badan hukum yang disebut sebagai koperasi harus menjalankan

prinsip-prinsip dasar koperasi. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 pasal 5

disebutkan 7 prinsip koperasi sebagai berikut:

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

Calon anggota koperasi tidak boleh dipaksa oleh siapapun tanpa membedakan

jenis kelamin, latar belakang sosial, ras, politik, dan agama. Setiap warga

negara yang telah mampu melaksanakan tindakan hukum dan telah memenuhi

persyaratan sebagai anggota koperasi berhak menjadi anggota koperasi dan

berpartisipasi aktif.

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

Koperasi didirikan oleh para anggota yang memiliki tujuan yang sama yaitu

meningkatkan kesejahteraan bersama. Pada proses pengambilan keputusan,

setiap anggota harus diperlakukan sama. Pengawasan terhadap kegiatan usaha

koperasi dilakukan oleh anggota yang telah memenuhi syarat sebagai

pengawas.

3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi

Anggota menyetorkan modal secara adil dan mengawasinya secara

demokratis dengan sebagian dari modal adalah milik bersama. Balas jasa

terhadap modal diberikan secara terbatas.

4. Otonomi dan kemandirian

Page 25: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

13

Koperasi adalah organisasi yang otonom dan mandiri serta diawasi oleh

anggotanya. Apabila koperasi membuat perjanjian dengan pihak lain

termasuk pemerintah atau memperoleh modal dari luar, maka hal itu harus

berdasarkan persyaratan yang tepat guna menjamin adanya upaya

pengawasan demokratis dari anggota dan mempertahankan otonomi koperasi.

5. Pendidikan, pelatihan, dan informasi

Koperasi memberikan pelatihan dan pendidikan bagi anggota, pengurus,

pengawas, manajer, dan karyawan. Tujuan dari pelatihan dan pendidikan

tersebut agar mereka dapat melaksanakan tugas lebih efektif dalam

pengembangan koperasi. Koperasi memberikan informasi bagi orang-orang

muda dan tokoh masyarakat mengenai hakekat dan manfaat berkoperasi.

6. Kerjasama antar koperasi

Melalui kerjasama pada tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional,

maka gerakan koperasi dapat melayani anggotanya dengan lebih efektif dan

dapat memperkuat gerakan koperasi.

7. Kepedulian terhadap masyarakat

Koperasi melakukan kegiatan pengembangan masyarakat sekitar secara

berkelanjutan melalui kebijakan yang diputuskan oleh rapat anggota.

Aspek Legal dan Ruang Lingkup Pengembangan Usaha

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk membentuk suatu usaha dagang

ekspor Indonesia antara lain sebagai berikut (Kemendag 2013):

1. Badan Hukum, dalam bentuk :

a. CV (Commanditaire Vennotschap)

b. Firma

c. PT (Perseroan Terbatas)

d. Persero (Perusahaan Perseroan)

e. Perum (Perusahaan Umum)

f. Perjan (Perusahaan Jawatan)

g. Koperasi

2. Memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

3. Mempunyai salah satu izin yang dikeluarkan pemerintah seperti :

a. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dari Dinas Perdagangan

b. Surat Izin Industri dari Dinas Perindustrian

c. Izin Usaha PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) atau PMA

(Penanaman Modal Asing) yang dikeluarkan oleh BKPM (Badan

Koordinasi Penanaman Modal)

4. Memiliki Angka Pengenal Ekspor (APE)

Pengurusan SIUP (Surat Izin Usaha Dagang) untuk koperasi harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Fotokopi Akta Pendirian Koperasi.

b. Fotokopi KTP Pimpinan/Penanggung jawab Koperasi.

c. Fotokopi NPWP Koperasi.

d. Neraca Terakhir Koperasi bermaterai Rp6 000

e. Susunan Pengurus.

f. Surat keterangan domisili usaha dari kelurahan dan diketahui kecamatan.

g. Pasfoto warna ukuran 4x6 2 lembar.

Page 26: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

14

Izin usaha yang masuk kedalam kategori usaha perdagangan berlaku selama

5 tahun dan setiap tahun dilakukan registrasi ulang.

Usaha yang akan didirikan memiliki tujuan pasar luar negeri dan

direncanakan sebagai eksportir produsen. Untuk menjadi eksportir, langkah yang

harus dilakukan sebagai berikut (Kemendag 2013):

1. Persiapan administratif berupa pembuatan identitas usaha

2. Persiapan legalitas usaha berupa pembentukan badan usaha yang berbadan

hukum dengan klasifikasi eksportir produsen atau eksportir bukan produsen

3. Persiapan operasional berupa penerbitan dokumen yang terdiri dari brosur

atau leaflet, offer sheet, invoice, consular invoice, packing list, sales contract,

weight note-measurement list, letter of indemnity, letter of subrogation,

pemberitahuan ekspor barang (PEB) dan pemberitahuan ekspor barang

tertentu

4. Persiapan produk yang akan dijual secara fisik maupun pencantuman

keterangan produk dalam lembar Profil Produk

5. Melakukan perijinan ekspor di Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

melalui UPP (Unit Pelayanan Perdagangan) dengan salah satu fasilitas yang

ditawarkan berupa INTRADE.

Tata cara atau prosedur yang harus dilakukan untuk melakukan proses

ekspor adalah sebagai berikut (Kemendag 2013):

Sumber: Kemendag 2013

Gambar 1 Alur tata cara ekspor

Keterangan:

1. Eksportir dan importir melakukan korespondensi yang diakhiri dengan

pembuatan Sales Contract

Produksi

barang

Pelayaran/

Penerbangan

Bea dan cukai

pelabuhan muat

Pengapalan

barang

Esksportir

Correspondent/

Receiving Bank

Instansi

penerbit SKA

Produksi

barang

Opening

Bank

Pelabuhan

tujuan

1

2 5

4

3

10

12

6

7

8

8a

9

11

LN DN

Page 27: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

15

2. Importir mengaplikasikan pembukaan L/C pada bank luar negeri (Opening

Bank)

3. Opening Bank mengirim L/C confirmation pada Corespondenti Bank untuk

memberitahukan kepada eksportir

4. Corespondenti Bank memberitahukan kepada eksportir melalui L/C advice

5. Eksportir mempersiapkan barang

6. Eksportir memesan ruang kapal pada shipping company

7. Eksporir mengurus formalitas ekspor dengan mengisi PEB dan pembayaran

pajak ekspor, kemudian PEB difiat-muatkan

8. Pemuatan barang di atas kapal, shipping company memberikan bills of lading

pada eskportir

8a. Apabila dalam L/C ada persyaratan untuk melampirkan dokumen SKA (Surat

Keterangan Asal), maka eskportir harus mengurus SKA tersebut ke instansi

penerbit SKA

9. Setelah mempersiapkan seluruh dokumen yang dipersyaratkan pada L/C,

eskportir bernegosiasi kepada negotiation bank untuk mendapat pembayaran.

10. Pengiriman dokumen L/C dari negotiation bank ke opening bank

11. Opening Bank meneruskan dokumen tersebut kepada importir

12. Importir menyerahkan dokumen tersebut pada shipping agent untuk

ditukarkan dengan delivery cargo

13. Pengiriman document L/C dari negotiation bank tersebut kepada importir

14. Opening Bank meneruskan dokumen tersebut kepada importir

15. Importir menyerahkan dokumen tersebut pada shipping agent untuk

ditukarkan dengan delivery cargo

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan susunan bagian serta hubungan antara posisi

yang terdapat pada suatu organisasi. Orang-orang yang terlibat dalam

kepengurusan suatu badan usaha dituangkan dalam struktur organisasi

perusahaan. Struktur organisasi terdiri dari nama orang yang terlibat dalam

kepengurusan beserta dengan jabatan masing-masing. Dalam struktur organisasi

menggambarkan hubungan kerja antara orang yang satu dengan lainnya dengan

memperhatikan aturan bentuk badan hukum dan disesuaikan dengan kebutuhan

perusahaan.

Deskripsi Kerja

Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing tenaga kerja maupun

pengurus perusahaan dipaparkan dalam bentuk deskripsi kerja. Deskripsi kerja

bagi tenaga kerja dan pengurus perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jabatan

maupun bagiannya. Masing-masing orang yang terlibat dalam usaha yang akan

dijalankan memiliki hak, kewajiban, maupun tugas yang harus dipenuhi agar

kegiatan usaha menjadi lebih efektif.

Upah dan gaji

Gaji dan upah merupakan imbalan atas jasa yang telah dilakukan oleh

seluruh tenaga kerja maupun pengurus perusahaan. Gaji dan upah dari masing-

masing orang berbeda sesuai dengan jabatan dan deskripsi kerja yang dibebankan.

Page 28: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

16

Imbalan yang diberikan kepada tenaga kerja tetap maupun pengurus perusahaan

disebut sebagai gaji yang dibayarkan sekali dalam sebulan. Upah merupakan

imbalan yang diberikan kepada tenaga kerja tidak tetap yang dibayarkan sesuai

dengan pencapaian kerja yang telah dilakukan. Gaji yang dibayarkan dapat

disesuaikan dengan Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku dengan

ketetapan yang dibuat oleh perusahaan.

Analisis Risiko

Kerugian yang mungkin timbul dalam sebuah usaha dapat diartikan sebagai

risiko. Risiko yang terjadi dalam suatu usaha dapat digolongkan menjadi 2 tipe,

yaitu risiko yang sulit dikendalikan oleh manajemen perusahaan dan risiko yang

dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Contoh dari risiko yang sulit

dikendalikan oleh manajemen perusahaan adalah seperti kebakaran atau bencana

alam, sedangkan contoh dari risiko yang dapat dikendalikan oleh manajemen

perusahaan adalah menurunnya volume produksi yang diakibatkan oleh kualitas

bahan baku yang buruk. Aspek fungsional dalam perusahaan yang mungkin

mengandung risiko adalah aspek sumberdaya manusia, aspek pemasaran, aspek

produksi atau teknis, aspek sistem informasi, serta aspek keuangan (Umar 2009).

Rencana Keuangan

Tujuan menganalisis aspek keuangan dalam menyusun rencana bisnis

adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya proyeksi

data finansial yang menentukan kelayakan ekonomi. Aspek keuangan ini terdiri

atas ringkasan mengenai penjualan dan biaya yang direncanakan, serta gambaran

arus kas dan neraca yang diperkirakan. Aspek keuangan yang perlu dianalisis

untuk menyusun suatu perencanaan bisnis terdiri dari Net Present Value (NPV),

Internal Rate Return (IRR), Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period

(PP) (Nurmalina et al. 2009).

1. Net Present Value (NPV)

Suatu bisnis dinyatakan layak jika NPV lebih besar dari 0 (NPV > 0)

yang artinya bisnis menguntungkan atau memberikan manfaat. Jika suatu

bisnis mempunyai NPV lebih kecil dari 0 maka bisnis tersebut tidak layak

untuk dijalankan. Net present value yaitu selisih antara total present value

manfaat dengan total present value biaya atau jumlah present value dari

manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Nilai yang dihasilkan oleh

perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang (Rp).

2. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama

dengan 0. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan

%tase (%). Sebuah bisnis dikatakan layak apabila memiliki nilai IRR yang

lebih besar dari DR.

3. Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) adalah rasio antara manfaat bersih

bernilai positif dengan manfaat bersih bernilai negatif. Suatu bisnis dikatakan

layak jika BCR lebih besar atau sama dengan satu (BCR ≥ 1). Hal ini berarti

bisnis tersebut layak untuk dilaksanakan, sedangkan jika nilai BCR lebih

kecil dari satu (BCR < 1), maka bisnis tersebut tidak layak untuk

dilaksanakan. Hal tersebut berarti manfaat yang akan diperoleh dari suatu

Page 29: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

17

bisnis lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk

pelaksanaan bisnis tersebut.

4. Payback Period (PP)

Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali.

Bisnis dengan PP yang singkat atau cepat pengembaliannya termasuk

kemungkinan besar akan dipilih. Metode payback period ini merupakan

metode pelengkap penilaian investasi.

Break Event Point

Perhitungan ini bertujuan untuk melihat berapa unit yang harus dijual atau

berapa uang yang harus dihasilkan oleh perusahaan agar mencapai titik impas,

dalam arti perusahaan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan.

Cash Flow

Cash Flow (arus kas) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan

pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan

transaksi pembiayaan atau pendanaan, serta kenaikan atau penurunan bersih

dalam kas suatu perusahaan selama satu periode. Laporan keuangan ini berupa

ringkasan penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu.

Laporan arus kas ini memberikan informasi mengenai penerimaan dan

pengeluaran kas perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan

mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi, dan

pendanaan. Cash Flow terdiri dari 2 aliran arus yaitu sebagai berikut:

1. Cash inflow

Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang

melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow)

terdiri dari:

a. Hasil penjualan produk atau jasa perusahaan

b. Penagihan piutang dari penjualan kredit

c. Penjualan aktiva tetap yang ada

d. Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas

e. Pinjaman atau hutang dari pihak lain

f. Penerimaan sewa dan pendapatan lain

2. Cash outflow

Cash outflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang

mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash outflow) terdiri

dari :

a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya lain

b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan

c. Pembelian aktiva tetap

d. Pembayaran hutang-hutang perusahaan

e. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan

f. Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga, dan pengeluaran lain

Cooperative Entrepreneur (Wirakoperasi)

Baga (2011) menyampaikan bahwa wirakoperasi merupakan bentuk khusus

dari konsep wirausaha untuk mengembangkan usaha petani dengan cara

Page 30: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

18

memanfaatkan peluang yang ada bersama petani. Seorang wirausaha yang

menerapkan konsep wirakoperasi akan berusaha untuk mencapai kesuksesan

usahanya dan usaha para petani mitra.

Konsep wirakoperasi tersebut dapat diterapkan dengan melibatkan sejumlah

petani yang berperan sebagai pemasok input usaha yang akan didirikan oleh

seorang wirakoperasi. Usaha tersebut tidak hanya berorientasi pada keuntungan

semata namun juga harus berorientasi pada peningkatan kesejahteraan petani,

sehingga diperlukan adanya hubungan kerjasama yang baik antara petani dan

pelaku usaha. Peningkatan kesejahteraan dapat berupa meningkatnya keuntungan

yang diperoleh maupun skala usaha para petani yang bergabung dengan badan

usaha yang didirikan oleh pelaku usaha. Hadirnya seorang wirakoperasi dapat

memberikan keuntungan bagi pengembangan usaha budidaya yang dijalankan

oleh petani.

Seorang wirakoperasi akan melakukan inovasi guna meningkatkan nilai

tambah produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang dimiliki tanpa

mengesampingkan kesejahteraan para petani yang menjadi pemasok utama input

produksinya. Kepercayaan yang telah terjalin antara petani dengan pelaku usaha

dapat memberikan manfaat bagi keduanya. Bagi pelaku usaha, kepastian pasokan

bahan baku yang berkelanjutan akan diperoleh dari petani sebagai pemasok

utama. Bagi petani, akan mendapatkan keuntungan dari usaha yang dijalankan

oleh pelaku usaha dengan ketentuan pembagian hasil yang telah disepakati

bersama. Usaha yang akan didirikan terdiri dari gabungan para petani dan pelaku

usaha itu sendiri. Selain bagian dari kepemilikan usaha, secara langsung petani

berperan sebagai peminjam dana atas dana investasi yang dibutuhkan oleh usaha

yang akan didirikan.

Seorang pelaku usaha dapat memberikan pelatihan kepada petani guna

meningkatkan kinerja, sehingga dapat menghasilkan bahan baku dengan jumlah

optimal dan kualitas yang tinggi. Adanya hubungan kerjasama yang saling

menguntungkan diantara pelaku usaha dan petani, maka rantai pasok kegiatan

usaha yang dijalankan oleh pelaku usaha dapat terjalin dengan baik.

Kerangka Pemikiran Operasional

Komoditas kunyit memiliki potensi dilihat dari kebutuhan yang cukup tinggi

baik di pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri, memiliki manfaat yang besar

bagi kesehatan, serta volume produksi yang cukup besar. Jawa Barat sebagai

provinsi yang menduduki daerah sentra terbesar ke-3 di Pulau Jawa menjadikan

komoditas ini memiliki potensi untuk dikembangkan. Namun pada kondisi aktual,

petani yang membudidayakan komoditas ini masih berupa petani kecil dengan

pola tanam tumpang sari sehingga jumlah produksi yang dihasilkan oleh petani

masih rendah. Harga jual di tingkat petani yang rendah menjadikan kunyit sebagai

tanaman yang kurang diminati oleh petani karena tidak menguntungkan.

Ditinjau dari peluang dan kondisi aktual yang ada maka diperlukan peran

pelaku usaha yang menerapkan konsep wirakoperasi untuk melakukan

komersialisasi pengembangan biofarmaka. Seorang wirakoperasi dapat berperan

sebagai perantara antara petani kecil dengan para pelaku usaha industri jamu, obat

herbal terstandar maupun fitofarmaka. Selain sebagai perantara, pelaku usaha

Page 31: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

19

yang menerapkan konsep wirakoperasi juga harus memberikan keuntungan

kepada petani seperti memberikan harga jual yang tinggi di tingkat petani,

memberikan pelatihan mengenai cara budidaya yang baik sehingga dapat

menghasilkan produk yang optimal, dan memberikan rasa kepercayaan serta rasa

kepemilikan atas usaha yang dijalankan kepada petani. Seorang wirakoperasi yang

memiliki ilmu, inovasi, dan teknologi dapat menjadi keuntungan bagi petani

dengan kekuatan dalam hal budidaya untuk bersinergi bersama. Penerapan konsep

wirakoperasi dalam suatu usaha diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi

petani sehingga petani dapat melakukan pengembangan di tingkat budidaya agar

permintaan akan komoditas ini dapat terpenuhi.

Pengembangan yang dilakukan dapat berupa pendirian usaha dengan

melibatkan para petani kecil untuk melakukan usaha kolektif bersama dan

menjalin kerjasama serta meningkatkan nilai tambah pada produk rimpang kunyit.

Peningkatan nilai tambah produk rimpang kunyit tersebut dilakukan dengan cara

melakukan pengolahan berupa pengeringan, penggilingan rimpang kunyit dan

pengemasan. Alur pemikiran kerangka operasional penelitian secara ringkas dapat

dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional penelitian

Rimpang kunyit memiliki potensi

dilihat dari kebutuhan pasar luar

negeri, manfaat bagi kesehatan,

serta volume produksi yang

cukup besar

Pada kondisi aktual, petani yang

membudidayakan komoditas ini

masih berupa petani kecil

sehingga permintaan belum

terpenuhi dan harga jual di

tingkat petani masih rendah

Komersialisasi pengembangan

biofarmaka

Wirakoperasi

Membentuk kerjasama atau

melakukan usaha kolektif

bersama petani kecil

Rencana Bisnis Pengolahan Rimpang Kunyit Melalui

Pendekatan Cooperative Entrepreneur di Bogor

Meningkatkan harga jual

rimpang kunyit

Page 32: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

20

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Bogor yang terdiri dari 6 desa yaitu

Tegal Waru, Cipaku, Rancabungur, Leuwi Liang, Gunung Leutik, dan Cimanggu.

Penelitian melibatkan petani-petani yang membudidayakan tanaman biofarmaka

khususnya komoditas kunyit. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

(purposive), dengan pertimbangan tempat tersebut memiliki potensi yang besar

untuk dikembangan dan lokasi yang strategis untuk kelancaran penelitian ini.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2014 untuk pengambilan

data.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari keterangan kegiatan usaha yang

dilakukan oleh petani mengenai keadaan usaha, perkembangan usaha, dan

kegiatan budidaya yang dilakukan serta data lain yang berkaitan dengan

penelitian. Data kuantitatif diperoleh dari hasil produksi, jumlah penjualan, harga

produk, dan data lain yang berkaitan dengan penelitian.

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara pengamatan langsung di lokasi

penelitian serta wawancara dengan petani yang terlibat. Data sekunder diperoleh

dari Badan Pusat Statistik, Kementerian Pertanian, perpustakaan, internet dan

literatur yang relevan dengan penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan cara

observasi, wawancara mendalam, dan diskusi kepada para petani yang berada di

ke-6 kecamatan tersebut yang membudidayakan tanaman kunyit. Wawancara

dilakukan untuk mengetahui informasi produktivitas, harga komoditas di tingkat

petani, serta budidaya yang dilakukan. Jumlah petani yang dilibatkan dalam

pengambilan informasi terdiri dari 6 orang.

Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan menggunakan 2 jenis

analisis yaitu Analisis Non Finansial dan Analisis Finansial (Nurmalina et al.

2009).

A. Analisis Non Finansial

1. Rencana Pemasaran

Menganalisis target pasar, pengembangan pasar, serta bauran

pemasaran merupakan hal yang harus dianalisis dalam rencana pemasaran

Page 33: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

21

dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Strategi

pemasaran terdiri dari Market Selection dan Marketing Mix Development.

Dalam strategi Market Selection terdiri dari pengenalan peluang pasar,

analisis pelanggan, dan pemilihan pasar sasaran. Sedangkan dalam

strategi Marketing Mix Development terdiri dari aspek produk, harga,

promosi, dan distribusi. Menurut Kotler yang dikutip oleh Munandar

(2012) dalam jurnalnya, analisis target pasar terdiri dari segmentasi pasar,

penentuan target, dan posisi pasar.

a. Segmetasi Pasar

Segmentasi pasar merupakan proses pengarahan pasar yang bersifat

heterogen ke dalam kelompok pasar yang bersifat homogen. Dalam

pengarahan pasar, aspek utama yang menjadi variabel yang digunakan

adalah aspek geografis, demografis, psikografis, dan perilaku.

b. Pasar Sasaran

Langkah lanjutan setelah menganalisis segmen pasar adalah pemilihan

segmen pasar yang akan dijadikan pasar sasaran. Kriteria yang harus

diperhatikan dalam penentuan pasar sasaran adalah bahwa pasar

sasaran harus responsif terhadap produk atau program pemasaran

yang dikembangkan, produk yang ditawarkan memiliki potensi

penjualan yang cukup luas, pasar memiliki pertumbuhan yang

memadai, serta pasar sasaran dapat dijangkau oleh media pemasaran.

c. Posisi Pasar

Penetapan posisi pasar merupakan langkah terkahir dalam melakukan

analisis target pasar. Dalam penetapan posisi pasar, langkah yang

harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Identifikasi keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan.

Keunggulan ini dapat berupa diferensiasi melalui inovasi yang

dilakukan pada bauran pemasaran yaitu produk, harga, promosi,

dan distribusi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar

perusahaan memiliki keunggulan bersaing dengan produk

pesaing.

2) Pilih keunggulan kompetitif yang dimiliki untuk kemudian

dikomunikasikan dalam benak konsumen. Kriteria yang harus

dipenuhi adalah dengan menawarkan barang atau jasa yang

memiliki ciri khas atau dengan menggunakan strategi harga

bersaing.

2. Rencana Produk

Rencana bisnis yang akan dilakukan merupakan bisnis pengolahan

pasca panen pada rimpang kunyit untuk menghasilkan produk setengah

jadi (intermediate product). Pengolahan tersebut berupa pengeringan dan

penggilingan kering rimpang kunyit untuk menghasilkan produk berupa

kunyit bubuk. Setelah dilakukan pengolahan pasca panen, kedua produk

tersebut akan dikemas dengan menggunakan teknologi kemas vakum.

3. Rencana Operasional

Aspek rencana operasional terdiri dari rencana pendirian lokasi

bisnis, skala produksi, pemilihan teknologi yang akan digunakan, proses

produksi, perencanaan tata letak ruang pengolahan, tenaga teknis

produksi, serta perumusan standar mutu input dan output.

Page 34: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

22

4. Rencana Organisasi dan Sumberdaya Manusia

Aspek ini mengkaji mengenai bentuk badan usaha, struktur

organisasi, perizinan usaha, dan kepemilikan usaha. Disamping itu juga

mengkaji spesifikasi dan deskripsi keahlian serta tanggung jawab pekerja,

jumlah tenaga kerja, dan penetapan gaji.

B. Analisi Finansial

1. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan merupakan selisih dari nilai mata uang di masa

depan dari investasi yang dikeluarkan dengan nilai mata uang saat ini

dari penerimaan di masa yang akan datang. Rumus perhitungan untuk

menentukan NPV adalah berikut ini:

Keterangan :

Bt = Manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t

t = Tahun kegiatan bisnis (t = 0,1,2,3,........, n), tahun awal bisa

tahun 0 atau tahun 1

i = Discount rate (%)

2. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat bunga pengembalian dari investasi yang

dikeluarkan pada sebuah bisnis yang diterima oleh perusahaan.

Perhitungan nilai IRR adalah:

Keterangan :

i1 = Discaount rate yang menghasilkan NPV positif

i2 = Discaount rate yang menghasilkan NPV negatif

NPV1 = NPV positif

NP2 = NPV negatif

3. Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C merupakan gambaran berapa kali lipat manfaat yang akan

diperoleh dari biaya yang dikeluarkan selama umur proyek suatu bisnis.

Rumus perhitungan Net B/C adalah sebagai berikut:

Page 35: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

23

Keterangan :

Bt = Manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t

i = Discount Rate (%)

t = Tahun

4. Payback Period (PP)

PP adalah ukuran waktu dari kecepatan pengembalian investasi

yang dikeluarkan dalam suatu proyek bisnis. Rumus perhitungan PP

adalah sebagai berikut:

Keterangan :

I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan

Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya

5. Break Event Point (BEP)

BEP merupakan ukuran unit yang harus terjual atau penerimaan

yang harus diperoleh untuk mencapai keadaan perusahaan yang tidak

mengalami keuntungan maupun kerugian. Rumus perhitungan BEP unit

maupun BEP Rp adalah sebagai berikut:

6. Cash Flow (Arus Kas)

Arus Kas merupakan laporan keuangan yang berisikan ringkasan

penerimaan dan pengeluaran perusahaan selama umur proyeksi suatu

proyek bisnis yang akan dilakukan.

Page 36: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

24

No Uraian Komponen 1 2 ... n

I Inflow

1. Nilai Produksi

1. Pinjaman

2. Nilai Sewa

3. Grants

4. Salvage Value

Total Inflow

II Outflow

1. Biaya Investasi

2. Biaya Operasional

2.1 Biaya Variabel

2.2 Biaya Tetap

3. Pembayaran Bunga Pinjaman

4. Pajak

5. Biaya Lainnya

Total Outflow

III Net Benefit

IV DF, dengan i = DR (%)

V PV Net Benefit (NPV) = (III)(IV)

GAMBARAN UMUM

Bogor terletak di Provinsi Jawa Barat yang terbagi atas wilayah Kota Bogor

dan Kabupaten Bogor. Bogor berada pada ketinggian 190 hingga 330 meter dari

permukaan laut (mdpl). Suhu rata-rata wilayah Bogor adalah 26oC dengan suhu

terendah 21.8oC dan suhu tertinggi sebesar 30.4

oC, curah hujan rata-rata setiap

tahun sekitar 3 500 hingga 4 000 mm. Karakteristik topografi dan iklim yang

dimiliki wilayah Bogor sangat cocok bagi pertumbuhan tanaman hortikultura

khususnya tanaman biofarmaka. Kunyit sebagai salah satu komoditas biofarmaka

dapat tumbuh dengan baik di wilayah Bogor dengan karekteristik topografi dan

iklim yang dimiliki. Tanaman kunyit tumbuh dengan baik di daerah dataran

rendah (200 hingga 300 mdpl) hingga dataran tinggi (diatas 1 000 mdpl) dengan

curah hujan antara 2 000 hingga 4 000 mm per tahun dan suhu optimum

pertumbuhan antara 19 hingga 30oC (Rahardjo dan Rotiana 2005).

Pertumbuhan optimal pada komoditas kunyit didukung oleh karakteristik

topografi dan iklim wilayah Bogor yang sesuai dengan syarat tumbuh bagi

tanaman itu sendiri. Karakteristik topografi dan iklim yang dimiliki oleh Bogor

menjadikan wilayah ini berpotensi untuk mengembangkan komoditas kunyit di

bidang budidaya. Potensi komoditas kunyit tersebut didukung oleh keberadaan

produsen jamu maupun obat herbal yang terletak di wilayah Bogor. Produsen

jamu atau obat herbal tersebut merupakan pelaku usaha yang menggunakan

rimpang kunyit sebagai bahan baku maupun bahan tambahan pada produk yang

dihasilkan. Produsen jamu atau obat herbal yang terletak di Bogor antara lain

sebagai berikut:

Page 37: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

25

1. UD Rachmasari (Kapsul Ekstrak Kunir Kuning)

2. Ghaza Herbal (Madu Anti Diare, Madu Rapet Wangi)

3. Binasyifa (Kapsul Gemuk Badan)

4. Tamer Bogor (Jamu Diabetes Ahsan Akar Delima)

5. CV Mitra Niaga Sejahtera (Extract Oil Habbatussauda Plus Kunyit)

6. NeoHerba Nusantara (Manja Honey)

7. Griya An-Nur (Madu An-Nisa)

8. CV Raja Wali Emas (Sabun Lulur Herba Safira)

9. Sabun Kosmetik (Sabun Kunyit)

RENCANA BISNIS

Rencana Pemasaran

Asumsi dasar yang digunakan dalam analisis rencana pemasaran ini adalah

mengenai ketetapan bea keluar atas produk yang dihasilkan, yaitu kunyit bubuk.

Berdasarkan ketetapan Menteri Keuangan No. 2369/KM.4/2013 tentang

penetapan harga ekspor untuk perhitungan bea keluar bahwa bea keluar hanya

dikenakan pada CPO dan produk turunannya, karet, serta kulit. Selain ketetapan

bea keluar, ketetapan pajak peghasilan (PPh) dan pajak pertambahan nilai (PPn)

dalam usaha pengolahan rimpang kunyit ini mengacu pada ketetapan pajak

terbaru. Besarnya tarif PPh yanng diberlakukan adalah sebesar 25% (UU Nomor

35 Tahun 2008) pasal 17 ayat 2a tentang perpajakan)9 dan tarif PPn atas barang

ekspor kena pajak adalah sebesar 0%10

. Harga jual profuk (FOB value) dari

produk kunyit bubuk kemas vakum ini adalah sebesar 22.89 USD per kg

(berdasarkan data Market News Service International Trade Center 2013) dengan

asumsi 1 USD adalah Rp11 400.

Analisis Pasar

1. Segmenting

a. Berdasarkan tingkat penggunaan

Pengelompokan pasar dari produk yang dihasilkan oleh usaha yang akan

didirikan berdasarkan tingkat penggunaan. Kelompok pasar yang

menjadi tujuan dari produk ini adalah importir maupun industri

fitofarmaka.

a. Berdasarkan aspek geografis

Pengelompokan pasar dari produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan

ini berdasarkan aspek geografis. Berdasarkan aspek geografis, lokasi dari

pasar tujuan adalah negara-negara yang terletak di Benua Amerika.

2. Targeting

Target pasar dari kelompok pasar yang telah dipilih berdasarkan aspek

geografis adalah industri biofarmaka yang terletak di negara Argentina.

Negara ini dipilih karena Argentina sebagai negara tujuan ekspor Indonesia

dengan volume terbesar di Benua Amerika.

9 http://www.pajak.go.id/dmdocuments/UU-36-2008.pdf (Diakses 2014 April 20)

10 http://www.pajak.go.id/sites/default/files/BookletPPN.pdf (Diakses 2014 April 20)

Page 38: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

26

3. Positioning

Produk yang dihasilkan oleh usaha pengolahan ini adalah intermediate

product yang ditujukan bagi industri fitofarmaka yang menggunakan kunyit

bubuk sebagai bahan baku produknya. Kunyit bubuk ini diolah menggunakan

teknologi modern yaitu pengeringan buatan, penggilingan kering dan

pengemasan vakum pada produk. Penggunaan teknologi modern pada

pengolahan kunyit bubuk ini menjadi keunggulan bagi usaha yang akan

didirikan dibandingkan dengan pesaing produk sejenis.

Marketing Mix Development

a. Product (produk)

Kunyit bubuk sebagai produk yang dihasilkan oleh usaha pengolahan

ini dikategorikan ke dalam intermediate product. Produk tersebut akan

dikemas dengan menggunakan plastik kemas vakum berat bersih 10 kg

dengan mencantumkan tanggal pengemasan dan kadaluwarsa, nama produk,

serta nama produsen. Kemasan vakum dipilih karena dapat meningkatkan

umur simpan sehingga kualitas produk tetap terjaga. Selain menggunakan

kemasan primer yang berupa plastik kemas vakum, produk ini juga

menggunakan kemasan sekunder berupa kardus kapasitas 50 kg.

Gambar 3 Kunyit bubuk

Gambar 4 Label kemasan primer dan sekunder

b. Price (harga)

Harga jual dari produk yang dihasilkan adalah sebesar Rp2 610 000

atau 228.9 USD (1 USD = Rp11 400) per kemasan 10 kg (ITC 2013). Harga

yang ditetapkan tersebut dapat menutupi biaya produksi serta dapat

menghasilkan keuntungan yang lebih besar jika dibandingkan dengan harga

jual dalam negeri.

Page 39: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

27

c. Place (tempat)

Penjualan dari produk yang dihasilkan ditujukan untuk pasar luar negeri

yaitu negara Argentina yang membutuhkan kunyit bubuk. Saluran distribusi

dari produk ini adalah dengan melakukan kerjasama sistem joint container

dengan perusahaan lain yang memiliki tujuan pengiriman ke negara

Argentina. Cara tersebut dilakukan karena skala usaha pengolahan yang akan

didirikan ini masih kecil. Lokasi tempat usaha pengolahan rimpang kunyit ini

akan didirikan di daerah Bogor.

d. Promotion (promosi)

Pemasaran produk dilakukan menggunakan media internet berupa

penawaran produk maupun penawaran kerjasama dengan industri yang

membutuhkan kunyit bubuk. Strategi promosi yang akan dilakukan adalah

bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan sebagai mediator antara

eksportir dan importir.

Analisa Pesaing

Pesaing dari usaha pengolahan yang akan didirikan adalah perusahaan

dalam negeri yang memproduksi produk sejenis, yaitu kunyit bubuk. Rekapitulasi

rencana strategi Koperasi Putra Mandiri dengan perusahaan pesaing (CV Rumah

Rempah Manisha Solo) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5 Rekapitulasi rencana strategi pemasaran koperasi putra mandiri vs perusahaan pesaing

Komponen

Strategi

Pemasaran

Koperasi Putra Mandiri

Pesaing

(CV Rumah Rempah

Manisha Solo)

Segmentasi

-

Perusahaan importir maupun

industri fitofarmaka di Benua

Amerika yang membutuhkan

rimpang kunyit dalam bentuk

bubuk.

Perusahaan jamu dalam

negeri yang membutuhkan

kunyit kering dan bubuk.

Target Pasar Target pasar luar negeri di

Negara Argentina.

Perusahaan jamu dalam

negeri yang membutuhkan

kunyit kering dan bubuk.

Positioning Intermediate porduct berupa

kunyit bubuk kemas vakum

yang ditujukan bagi industri

fitofarmaka di Negara

Argentina.

Produk diolah menggunakan

teknik pengeringan oven atau

matahari dengan kemasan

plastik biasa.

Marketing

Mix Produk

Kunyit bubuk kemas vakum

dengan berat bersih 10 kg per

kemasan.

Price

22.89 USD (Rp261 000) per kg

atau 228.9 USD (Rp2 610 000)

Produk

Simplisia kunyit kering dan

kunyit bubuk kemas plastik

dengan berat bersih 1 Kg per

kemasan.

Price

Rp70 000 per kg

Page 40: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

28

per kemasan 10 kg

Place

Gudang dan kantor usaha

terletak di daerah Bogor, Jawa

Barat.

Promotion

Promosi dilakukan

menggunakan website berbasis

internet untuk melakukan

penawaran produk kepada

importir pasar luar negeri dan

bekerjasama dengan

Kementerian Perdagangan

sebagai mediator.

Place

Gudang dan kantor usaha

teretak di daerah Solo, Jawa

Tengah.

Promotion

Promosi dilakukan

menggunakan website

berbasis internet, iklan di

media massa baik cetak

maupun elektronik.

Sumber: Rumah Rempah Manisha11

Rumah Rempah Manisha merupakan perusahaan yang terletak di daerah

Solo, Jawa Tengah yang menyediakan bahan baku pembuatan jamu dan obat

herbal dalam bentuk rimpang kering dan bubuk. Produk yang ditawarkan adalah

kencur rajang kering dan bubuk, jahe kering dan bubuk, kunyit kering dan bubuk,

temulawak rajang kering, serta komoditas biofarmaka lain dalam bentuk kering

dan bubuk . Pasar tujuan dari perusahaan ini adalah industri jamu dalam negeri

yang membutuhkan komoditas biofarmaka dalam bentuk kering dan bubuk

sebagai bahan baku pembuatan produknya (Manisha 2012).

Rencana Operasional

Asumsi dasar yang digunakan dalam analisis rencana operasional dari usaha

pengolahan rimpang kunyit ini antara lain mengenai kegiatan produksi termasuk

penetapan hari kerja, kebutuhan mesin pengolahan, serta kapasitas produksi.

Penjelasan asumsi dasar yang digunakan dalam analisis rencana operasional ini

dijelaskan sebagai berikut:

1. Dibutuhkan rimpang kunyit segar sebanyak 10 kg untuk menghasilkan 1 kg

kunyit bubuk (rendemen 10%)12

.

2. Dalam satu bulan terdiri dari 20 hari kerja dengan sistem proses produksi

bergulir. Penjelasan proses produksi dapat dilihat pada Lampiran 2.

3. Kapasitas produksi dalam satu kali proses produksi adalah sebesar 1 053 Kg

rimpang basah (penyusutan bahan baku sebesar 5%) untuk menghasilkan

produk kunyit bubuk sebanyak 100 kg, sehingga dalam 1 bulan akan

menghasilkan 2 000 kg atau 2 ton bubuk kunyit.

4. Pada tahun pertama usaha berjalan, produk yang dihasilkan hanya sebesar 1.7

ton setiap bulannya dengan jumlah bahan baku yang sama yaitu 1 053 kg per

hari. Hal tersebut dikarenakan jumlah penyusutan bahan baku masih tinggi

11

http://www.rumahrempahsolo.web.id/_item?item_id=155001 (Diakses 2014 Maret 28) 12 Hasil turun lapang. Sumber: Taman Sringganis

Page 41: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

29

yaitu sebesar 15%. Hal tersebut disebabkan oleh kualitas bahan baku yang

diperoleh dari petani belum sesuai dengan yang diinginkan.

5. Perajangan rimpang kunyit basah dilakukan menggunakan mesin perajang

otomatis dengan kapasitas 150 kg per jam. Untuk merajang 1 053 kg rimpang

basah dalam satu kali produksi dibutuhkan mesin perajang sebanyak 2 unit

yang masing-masing beroperasi selama 3.5 jam setiap harinya.

6. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan rimpang kunyit basah dengan

menggunakan alat vacuum cabinet dryer adalah 8 jam dengan suhu 50 hingga

55oC

13. Mesin pengeringan ini memiliki kapasitas 40 rak atau setara dengan

150 kg rimpang basah. Untuk mengeringkan 1 053 kg rimpang basah dalam 1

kali produksi dibutuhkan alat pengering sebanyak 7 unit.

7. Penggilingan simplisia dilakukan menggunakan mesin penggiling kering

diskmill dengan kapasitas 300 kg per jam. Untuk menggiling 100 kg simplisia

hingga menghasilkan kunyit bubuk, dibutuhkan mesin penggiling sebanyak 1

unit.

8. Pengemasan produk kunyit bubuk dilakukan dengan menggunakan mesin

pengemas vakum (vacuum packaging) untuk menghasilkan kemasan hampa

udara. Plastik kemas vakum sebagai kemasan yang digunakan memiliki

kapasitas sebesar 10 kg setiap kemasannya, sehingga dalam 1 bulan produksi

akan dihasilkan sebanyak 200 kemasan.

9. Kemasan sekunder produk adalah kardus dengan kapasitas 50 kg, sehingga

dalam 1 bulan produksi akan dihasilkan sebanyak 34 kardus.

Rencana Jumlah Produksi

Kegiatan usaha pengolahan rimpang kunyit terdiri dari proses pengeringan,

penggilingan kering serta pengemasan. Produk yang dihasilkan ditujukan untuk

memasok industri biofarmaka luar negeri yang membutuhkan produk rimpang

kunyit dalam bentuk bubuk. Rencana jumlah produksi dari usaha ini adalah

sebesar 1.7 ton per bulan di tahun pertama dan 2 ton per bulan di tahun

berikutnya. Penentuan ini diasumsikan berdasarkan pasokan bahan baku yang

berasal dari petani.

Teknologi

Teknologi yang digunakan dalam usaha pengolahan yang akan didirikan ini

adalah dengan menggunakan teknologi perajangan otomatis, pengeringan buatan

dengan mesin, penggilingan kering dengan mesin, dan pengemasan vakum. Alat

yang digunakan dalam teknologi pengeringan buatan ini adalah mesin perajang

otomatis, vacuum cabinet dryer dengan output berupa simplisia, serta diskmill

sebagai alat penggiling kering dengan output kunyit bubuk. Alat yang digunakan

dalam teknologi pengemasan vakum adalah vacuum packaging untuk mengemas

produk kunyit bubuk.

1. Mesin Perajang

Rimpang kunyit segar yang telah dicuci, ditiriskan, dan lulus sortasi

kemudian dirajang dengan ketebalan 5 hingga 7 mm untuk mempercepat

proses pengeringan. Penggunaan mesin perajang otomatis dengan penggerak

mesin ini dipilih untuk menghasilkan irisan rimpang dengan ketebalan yang

13 http://ofosiharefa-anknias.blogspot.com/2011/09/my-presentation-agroindustri-ptki_02.html

(Diakses 2014 Maret 26)

Page 42: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

30

seragam. Disamping itu, penggunaan mesin perajang dapat meningkatkan

efisiensi waktu produksi.

Sumber: www.tokomesin.com

Gambar 5 Mesin perajang otomatis

Spesifikasi mesin perajang:

a. Kapasitas: 150 kg per jam

b. Dimensi: 40x50x125 cm

c. Penggerak: motor bensin 5.5 pk

d. Bahan frame: besi profil siku 40x40

e. Transmisi: Pulley dan v belt

f. Inlet dan outlet: stainless steel

g. Kelengkapan: roda 2 in

2. Vacuum Cabinet Dryer

Rimpang kunyit rajang diletakkan di atas loyang sebelum dimasukkan

ke dalam alat pengering. Prinsip kerja dari alat vacuum cabinet dryer tersebut

adalah dengan cara mengalirkan udara panas ke dalam bahan sekaligus

dilakukan penyedotan uap air yang keluar dari bahan yang dipanaskan.

Teknologi pengeringan buatan dengan bantuan alat tersebut dipilih karena

dapat meningkatkan efisiensi proses produksi jika dibandingkan dengan

menggunakan teknologi pengeringan alami. Pada pengeringan buatan, sumber

panas yang digunakan untuk mengeringkan bahan berasal dari listrik maupun

gas, sedangkan pada pengeringan alami sumber panas yang digunakan

bersumber dari sinar matahari.

Page 43: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

31

Sumber: www.kiosmesin.blogspot.com

Gambar 6 Mesin vacuum cabinet dryer

Spesifikasi mesin vacuum cabinet dryer:

a. Kapasitas : 40 rak

b. Dimensi : 249x55x165 cm

c. Bahan : stainless steel

d. Listrik blower: 300 watt

e. Sumber panas: LPG

3. Diskmill

Simplisia kunyit kemudian digiling menggunakan mesin diskmill untuk

menghasilkan kunyit bubuk. Prinsip kerja alat ini adalah dengan menggiling

bahan baku kasar menjadi bentuk yang lebih kecil atau bubuk, dengan tingkat

kehalusan yang dapat disesuaikan. Teknologi penggilingan kering dengan

mesin dipilih untuk meningkatkan efisiensi proses produksi karena memiliki

tenaga yang bersumber dari listrik.

Sumber: www.mesinpertanian.com

Gambar 7 Mesin diskmill

Spesifikasi mesin diskmill:

a. Kapasitas: 150 kg per jam

b. Motor power: 5,5 HP (Horse Power) atau Diesel 12 PK (Paard Krcht)

dengan power bisa diturunkan sesuai anggaran dan jenis serta jumlah

bahan yang diproses

Page 44: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

32

c. Dimensi: 80x50x100 cm

d. Bahan: stainless steel

4. Vacuum Packaging

Produk kunyit bubuk kemudian dikemas dengan menggunakan mesin

vacuum packaging. Prinsip kerja alat tersebut adalah dengan cara

penghilangan udara dalam kemasan hingga terbentuk ruang hampa kemudian

dilakukan penyegelan pada kemasan. Teknologi pengemasan vakum dipilih

karena dapat meningkatkan umur simpan produk serta dapat menghemat

ruang pada saat penyimpanan dan pendistribusian. Jenis plastik kemasan yang

digunakan merupakan plastik kemasan vakum yang merupakan campuran

dari bahan plastik LDPE (Low Density Polyethylene), PET (Poly Ethylene

Terephthalate), dan Nylon. Plastik kemasan tersebut memiliki ketebalan dan

kerapatan pori yang lebih tinggi dibandingkan dengan plastik kemasan biasa

sehingga dapat berfungsi sebagai kemasan penyimpan kedap udara.

Sumber: www.anekamesin.com

Gambar 8 Mesin vacuum packaging

Sumber: www.kaskus.co.id

Gambar 9 Plastik kemasan vakum

Page 45: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

33

Spesifikasi mesin vacuum packaging:

a. Material: besi, stainless steel

b. Lebar seal: 32 hingga 50 cm

c. Kekuatan vakum: 10 m3 hingga 20 m

3 per jam

d. Daya listrik: 400 hingga 800 watt atau 220 V atau 50 hingga 60 Hz

5. Mesin Conveyor Metal Detector

Kunyit bubuk yang telah dikemas dengan plastik vakum kemudian akan

dilakukan pengujian kandungan logam yang mungkin terdapat di dalam

produk. Pengujian tersebut dilakukan menggunakan mesin conveyor metal

detector dengan tujuan untuk mempertahankan kualitas produk kunyit bubuk.

Sumber: www.indotrading.com

Gambar 10 Mesin conveyor metal detector

Spesifikasi mesin Conveyor Metal Detector:

a. Tipe: F500

b. Metode mendeteksi: Magnetic induksi

c. Lebar: 600 mm

d. Tinggi: 160 mm

e. Kemampuan mendeteksi: Ф1.0 bola besi

f. Metode alarm: Buzzer

g. Kecepatan belt: 40 m per menit

h. Tegangan listrik: 230 V, 50 hingga 60 Hz

i. Ukuran dimensi: 1 620x1 000x1 100 mm

Bahan Baku

Bahan baku dari usaha pengolahan rimpang kunyit ini berupa rimpang

kunyit segar yang diperoleh dari petani-petani skala kecil di wilayah Bogor.

Petani-petani tersebut merupakan petani yang bermitra dengan usaha pengolahan

rimpang kunyit ini sebagai pemasok tetap bahan baku produksi. Proses sortasi

awal menyebabkan penyusutan bahan baku sebesar 5%, sehingga kebutuhan

bahan baku per bulan disajikan dalam Tabel 16 dan 17.

Page 46: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

34

Tabel 6 Kebutuhan bahan baku per bulan tahun pertama

Satuan Jumlah

Input

Rimpang kunyit segar

Penyusutan bahan baku (sortasi)

Setelah penyusutan

kg

kg

kg

21 053

1 053

20 000

Kemasan primer (plastik vakum)

Kemasan sekunder (kardus)

lembar

lembar

200

40

Label kemasan lembar 240

Output

Kunyit bubuk kg 2 000

Bahan baku rimpang segar diperoleh dari petani anggota dengan cara petani

memasok secara langsung kepada koperasi. Petani tidak menjual bahan baku

kepada koperasi, namun menjual bahan baku melalui koperasi dengan cara setiap

petani di masing-masing desa mengumpulkan rimpang kunyit basah di 1 tempat

pengumpulan, kemudian akan diambil oleh koperasi. Dengan sistem tersebut,

petani memasok rimpang kunyit segar untuk diolah dan dijual oleh koperasi.

Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan kemudian akan dilakukan

pembagian dengan petani sebesar 70% di tahun pertama dan 75% di tahun

berikutnya.

Perencanaan Lokasi dan Tata Letak

Bangunan usaha berdiri di atas lahan seluas 2 000 m2 yang terdiri dari 3

ruang utama yaitu ruang kantor, ruang produksi, dan ruang gudang penyimpanan.

Lokasi bangunan usaha yang akan didirikan terletak di sekitar wilayah

Rancabungur, Bogor. Alasan pemilihan lokasi tersebut adalah letaknya yang

berdekatan dengan sumber bahan baku rimpang kunyit basah. Disamping itu,

mudahnya akses menuju pintu tol Sentul atau Jagorawi menjadi pertimbangan

dalam hal pengiriman produk menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Tata letak layout

bangunan produksi dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Tata letak bangunan usaha

Page 47: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

35

Keterangan : 1 = Mesin Perajang Rimpang Kunyit

2 = Mesin Pengeringan (Vacuum Cabinet Drier)

3 = Mesin Penggilingan Kering (Diskmill)

4 = Mesin Pengemasan Vakum (Vacuum Packaging)

5 = Mesin Metal Detector

Proses Produksi

Proses produksi pada pengolahan rimpang kunyit terdiri dari 8 tahap, yaitu

sortasi awal, pencucian dan penirisan, perajangan, pengeringan, penyortiran akhir

simplisia, penggilingan kering, pengemasan dan pelabelan, serta penyimpanan.

Keseluruhan 1 kali proses produksi tersebut berlangsung selama 4 hari. Alur

proses produksi dapat dilihat pada Gambar 12:

Gambar 12 Diagram alir proses pengolahan kunyit bubuk

Penyiapan Air

Bersih Kunyit Segar Penyiapan Peralatan

Penyortiran awal

Pencucian & Penirisan

Perajangan

Pengeringan selama 8 jam

dengan suhu 50-55oC

Penggilingan Kering

Pengemasan dan

Pelabelan

Kunyit

Bubuk

Busuk

Tanah yang

melekat Air Bersih

Penimbangan

Benda asing

selain

simplisa

Page 48: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

36

1. Sortasi awal rimpang segar

Rimpang kunyit segar yang diperoleh dari petani dilakukan penyortiran

terlebih dahulu. Rimpang yang lolos tahap ini adalah rimpang yang memiliki

kondisi yang baik atau tidak busuk.

2. Pencucian dan penirisan rimpang segar

Rimpang yang telah lulus sortasi kemudian dicuci dengan

menggunakan air bersih. Cara pencucian dilakukan dengan menggunakan

pompa bertekanan tinggi sehingga mempermudah penghilangan kotoran atau

tanah yang menempel. Seletah dicuci, penyikatan dilakukan pada rimpang

kotor untuk menghilangkan tanah yang masih menempel. Rimpang kunyit

yang telah bersih kemudian ditiriskan selama 1 hari dengan cara diangin-

anginkan di tempat terbuka dan beratap. Tujuan dari penirisan ini adalah

untuk menghilangkan air yang terkandung dalam rimpang selama proses

pencucian.

3. Perajangan rimpang segar

Rimpang kunyit yang telah bersih dan tiris kemudian dirajang dengan

ketebalan 5 hingga 7 mm menggunakan mesin perajang otomatis untuk

mempercepat proses perajangan.

4. Pengeringan

Bahan baku rimpang kunyit kemudian dilakukan pengeringan

menggunakan alat vacuum cabinet dryer dengan suhu 50 hingga 55oC selama

8 jam untuk menghasilkan simplisia.

5. Penyortiran akhir

Tahap penyortiran ini dilakukan untuk memisahkan benda asing yang

mungkin terkandung dalam bahan selama proses pengeringan.

6. Penggilingan kering

Simplisia kunyit digiling menggunakan alat diskmill untuk

menghasilkan kunyit bubuk dengan tingkat kehalusan yang seragam. Pada

proses ini, dilakukan pengaturan saringan yang terdapat dalam mesin dengan

ukuran kerapatan saringan sebesar 50 hingga 60 mesh.

7. Pengemasan dan pelabelan

Kunyit bubuk yang telah melalui tahap pengolahan berupa pengeringan

dan penggilingan kering kemudian dikemas. Pengemasan dilakukan

menggunakan alat vacuum packaging untuk menghasilkan produk dengan

kemasan kedap udara dengan ukuran plastik 41×70×0.085 cm kapasitas 10

kg. Selain dikemas dengan menggunakan kemasan primer yang berupa

plastik vakum, produk ini juga dikemas dengan menggunakan kardus

kapasitas 50 kg sebagai kemasan sekunder. Produk yang telah dikemas

kemudian dilakukan pemberian label pada sisi luar kemasan, baik kemasan

primer maupun kemasan sekunder.

8. Pengujian produk menggunakan metal detector

Produk kunyit bubuk yang telah dikemas kemudian dilakukan

pengujian terhadap logam yang mungkin terdapat dalam produk.

9. Penyimpanan

Produk kunyit bubuk yang telah dikemas kemudian disimpan dalam

gudang penyimpanan. Ruang gudang penyimpanan harus memiliki

kelembaban udara sekitar 65 % dengan pencahayaan yang cukup serta suhu

ruang maksimal 30oC. Selain itu, keadaan ruang gudang penyimpanan yang

Page 49: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

37

tidak bocor dan tertutup rapat juga diperlukan untuk menjaga produk agar

tetap dalam kondisi yang baik.

Tenaga Teknis Produksi

Tenaga teknis produksi terdiri dari karyawan yang melakukan proses

pengolahan berupa pengeringan dan penggilingan, serta proses pengemasan pada

produk. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 11 orang dengan jenis

pekerjaan yang terdiri dari pencucian, perajangan, penggilingan, dan pengemasan.

Tenaga kerja teknis dipimpin oleh satu orang supervisor produksi yang bertugas

mengawasi seluruh kegiatan produksi.

Perumusan Standar Mutu Input dan Output

Perumusan standar mutu input dan output diperlukan untuk menghasilkan

produk yang sesuai dengan kualitas yang telah ditetapkan. Mutu input berupa

spesifikasi dari seluruh bahan baku yang akan digunakan untuk menghasilkan

produk. Mutu output berupa spesifikasi dari produk jadi yang disesuaikan dengan

standar yang ditetapkan oleh industri jamu, obat herbal terstandar, maupun

fitofarmaka sebagai pasar tujuan.

a. Standar mutu input

Input yang digunakan adalah rimpang kunyit segar yang diperoleh dari petani

pemasok. Standar mutu input yang ditetapkan untuk produk kunyit bubuk

adalah rimpang kunyit yang berumur 10 hingga 12 bulan dengan warna

kuning tua hingga jingga dengan kondisi yang baik.

b. Standar mutu output

Output yang dihasilkan berupa kunyit bubuk. Standar mutu output produk ini

dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Standar mutu simplisia kunyit menurut MMI

Parameter Syarat

Warna Kuning kemerahan

Kadar air (%) 8 – 12

Kadar abu (%) Maksimum 3.0

Mikroorganisme Negatif

Logam Berat Negatif Sumber: Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik14

Kunyit bubuk merupakan hasil pengolahan lanjutan dari simplisia

kunyit yang diperoleh melalui proses penggilingan kering. Simplisia kunyit

yang digunakan sebagai bahan baku kunyit bubuk mengandung kadar air 8

hingga 12%. Ukuran partikel bubuk kunyit adalah 50 hingga 60 mesh yang

berarti dalam satu inch luas saringan terdapat 50 hingga 60 lubang.

Perumusan Standard Operating Procedure (SOP)

1. Penyortiran dilakukan pada bahan baku berupa rimpang kunyit segar dari

petani pemasok. Rimpang kunyit dipilih berdasarkan keadaan rimpang yang

baik, segar, dan tidak busuk.

14

http://balittro.litbang.deptan.go.id/ind/images/file/Perkembangan%20TRO/edsusvol18no2/

4status.pdf (Diakses 2014 Maret 14)

Page 50: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

38

2. Pencucian dengan air bersih dilakukan pada rimpang kunyit segar yang telah

lulus penyortiran.

3. Setelah dilakukan pencucian, rimpang kemudian ditiriskan selama satu hari

untuk menghilangkan air bekas pencucian.

4. Rimpang kunyit dirajang dengan ketebalan 5 hingga 7 mm.

5. Rimpang kunyit dikeringkan dengan suhu 50 hingga 55oC selama 8 jam

menggunakan vacuum cabinet dryer untuk menghasilkan simplisia.

6. Penggilingan dilakukan pada simplisia dengan menggunakan diskmill untuk

menghasilkan kunyit bubuk.

7. Kunyit bubuk hasil penggilingan kemudian diayak untuk memisahkan bagian

yang halus dan kasar. Kunyit bubuk kasar yang tidak melewati saringan

kemudian dimasukkan kembali ke dalam mesin penggiling untuk

mendapatkan tekstur yang lebih halus.

8. Sebelum dilakukan pengemasan pada produk kunyit bubuk, dilakukan

penimbangan akhir pada produk. Penimbangan produk disesuaikan dengan

kapasitas plastik kemasan, yaitu 10 kg.

9. Produk kunyit bubuk dikemas vakum menggunakan alat vacuum packaging.

10. Setelah dikemas, kemasan diberi label yang mencantumkan nama produk,

berat bersih, tanggal pengemasan dan kadaluwarsa, serta nama produsen.

Pengemasan lanjutan dilakukan dengan menggunakan kemasan sekunder

yang berupa kardus kapasitas 50 kg.

11. Produk yang telah dikemas kemudian dilakukan pemeriksaan menggunakan

mesin metal detector.

12. Produk yang lulus pengujian kemudian disimpan dalam gudang sebelum

didistribusikan. Produk yang disimpan dan dikeluarkan dari gudang harus

sesuai dengan prinsip FIFO (First In First Out) atau produk yang keluar

adalah produk yang pertama masuk ke dalam gudang penyimpanan.

13. Karyawan bagian gudang penyimpanan melakukan pencatatan tanggal

penyimpanan produk.

14. Karyawan produksi harus tetap menjaga sanitasi peralatan produksi.

Rencana Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Aspek Legal dan Ruang Lingkup Pengembangan Usaha

Bentuk usaha yang dipilih dalam menjalankan bisnis ini adalah koperasi.

Berdasarkan jenisnya, koperasi yang akan didirikan adalah koperasi produksi

yang terdiri dari para petani kunyit sebagai anggota. Jenis koperasi ini dipilih

karena memiliki bidang usaha pengolahan rimpang kunyit sebagai aktivitas utama

(Limbong 2010).

Koperasi dipilih sebagai bentuk usaha karena proses pendirian koperasi

yang tidak memerlukan biaya yang besar dalam pembentukannya. Tujuan

pembentukan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil,

dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 (UU No 25 Tahun 1992).

Bentuk usaha ini tepat digunakan oleh wirakoperasi dalam mengembangkan

bisnisnya.

Page 51: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

39

Struktur Organisasi

Badan usaha ini terdiri dari Rapat Umum Anggota, pengurus (ketua,

sekretaris, bendahara), pengawas, manajer usaha, staf administrasi, staf keuangan,

dan supervisor produksi. Pengurus koperasi berasal dari anggota yang terdiri dari

para petani mitra, sedangkan manajer usaha serta para staf dan supervisor bisa

berasal dari dalam anggota maupun luar anggota. Susunan organisasi Koperasi

Putra Mandiri dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Struktur organisasi koperasi putra mandiri

Jumlah pengurus koperasi yang direncanakan terdiri dari 4 orang yang

terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan pengawas. Karyawan yang

direncanakan terdiri dari 4 orang terdiri dari manajer usaha, staf keuangan,

supervisor produksi, dan staf administrasi. Tenaga kerja langsung yang

melakukan seluruh proses produksi berupa buruh harian yang terdiri dari 11

orang.

Deskripsi dan Spesifikasi Kerja

1. Rapat Umum Anggota (RUA)

Deskripsi : pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.

2. Pengurus (ketua, sekretaris, bendahara)

a. Deskripsi kerja: memimpin organisasi dan perusahaan koperasi

Staf

Keuangan

Rapat Umum Anggota

Pengurus Pengawas

Supervisor

Produksi Staf

Administrasi

Manajer

Usaha

Buruh

Pengeringan

Buruh

Penggilingan

Buruh

Pengemasan

Buruh Pencucian,

Sortasi dan

Perajangan

Page 52: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

40

b. Spesifikasi kerja Ketua Koperasi:

1) Mengendalikan seluruh kegiatan koperasi.

2) Memimpin, mengkoordinir, dan mengontrol jalannya aktivitas

koperasi.

3) Memimpin Rapat Umum Anggota tahunan dan menyampaikan

pertanggungjawaban kepada anggota.

4) Mengambil keputusan atas hal-hal yang dianggap penting bagi

kelancaran kegiatan koperasi.

c. Spesifikasi Kerja Sekertaris Koperasi:

1) Melakukan kegiatan korespondensi (surat-menyurat) dan

ketatausahaan koperasi.

2) Melakukan pencatatan tentang kemajuan yang terjadi pada koperasi.

3) Membuat pendataan koperasi.

d. Spesifikasi kerja Bendahara Koperasi:

1) Merencanakan anggaran belanja dan pendapatan koperasi.

2) Memelihara semua harta kekayaan koperasi.

3) Melakukan pembukuan transaksi koperasi.

3. Pengawas Koperasi

a. Deskripsi kerja: melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan

dan pengelolaan koperasi.

b. Spesifikasi kerja:

1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan

pengurus menyangkut pengelolaan koperasi, baik yang menyangkut

aspek organisasi maupun aspek usaha.

2) Meneliti catatan yang ada pada koperasi.

3) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan.

4. Manajer Usaha

a. Deskripsi kerja: melakukan pengawasan terhadap kegiatan bidang usaha

b. Spesifikasi kerja:

1) Melakukan perencanaan produksi, keuangan, penetapan organisasi

usaha serta melaksanakan pengawasan terhadap seluruh aktivitas

usaha.

2) Melaksanakan kegiatan perekrutan tenaga kerja.

5. Staf Administrasi

a. Deskripsi kerja: bertanggung jawab atas kegiatan administrasi

perusahaan.

b. Spesifikasi kerja:

1) Merancang SOP (Standard Operating Procedure) rangkaian

kegiatan produksi.

2) Merancang 40ndust kemitraan dengan petani pemasok.

3) Menyusun kontrak kerjasama dengan 40ndustry.

4) Melakukan pemasaran produk.

5) Menyusun dan mengurus perijinan usaha.

6) Menyusun kebutuhan perlengkapan perusahaan.

7) Melakukan kegiatan pendistribusian produk.

6. Staf Keuangan

a. Deskripsi kerja: bertanggung jawab terhadap fungsi keuangan

perusahaan.

Page 53: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

41

b. Spesifikasi kerja:

1) Mengelola fungsi akuntasi dalam memproses data dan informasi

keuangan perusahaan.

2) Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan, dan

pembayaran kewajiban pajak perusahaan.

3) Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengontrol arus kas

perusahaan terutama pengelolaan piutang dan hutang.

4) Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusun anggaran

perusahaan.

5) Menyusun penetapan gaji dan upah bagi seluruh karyawan

perusahaan.

7. Supervisor Produksi

a. Deskripsi kerja: bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan produksi

b. Spesifikasi kerja:

1) Melakukan pengawasan terhadap kegiatan penerimaan bahan baku.

2) Melakukan pengawasan terhadap kegiatan pengolahan.

3) Melakukan pengawasan terhadap kegiatan penyimpanan produk.

4) Melakukan kegiatan pendistribusian produk

5) Melakukan kontrol berkaitan dengan suhu dan kondisi mesin selama

proses pengeringan berlangsung.

8. Tenaga Kerja Bagian Pencucian, Sortasi, dan Perajangan

a. Deskripsi kerja: melakukan proses pra pengolahan rimpang kunyit segar

b. Spesifikasi kerja:

1) Melakukan sortasi awal rimpang kunyit segar.

2) Melakukan pencucian rimpang kunyit segar.

3) Melakukan sortasi spesifikasi persyaratan umum rimpang kunyit

segar.

4) Melakukan perajangan bahan baku rimpang kunyit

5) Melakukan perawatan mesin secara berkala.

9. Tenaga Kerja Bagian Pengeringan

a. Deskripsi kerja: melakukan pengolahan bahan baku berupa pengeringan

b. Spesifikasi kerja:

1) Melakukan pengeringan bahan baku yang telah dirajang.

2) Melakukan persiapan mesin pengeringan sebelum digunakan.

3) Melakukan perawatan mesin secara berkala.

10. Tenaga Kerja Bagian Penggilingan

a. Deskripsi kerja: melakukan pengolahan bahan baku berupa penggilingan

b. Spesifikasi kerja:

1) Melakukan pengontrolan kualitas simplisia kunyit.

2) Melakukan penggilingan hasil pengeringan.

3) Melakukan proses pengayakan dan penggilingan kembali terhadap

kunyit bubuk yang tidak sesuai standar.

4) Melakukan persiapan mesin penggilingan sebelum digunakan.

5) Melakukan perawatan mesin secara berkala.

11. Tenaga Kerja Bagian Pengemasan

a. Deskripsi kerja: melakukan pengemasan produk

b. Spesifikasi kerja:

1) Melakukan penimbangan kunyit bubuk sebesar 10 kg.

Page 54: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

42

2) Melakukan pengemasan pada produk kunyit bubuk dengan

pengemas vakum.

3) Melakukan penyimpanan produk di dalam gudang sebelum

didistribusikan.

12. Staf Ahli Operator Mesin Metal Detector

a. Deskripsi kerja: mengoperasikan mesin metal detector

b. Spesifikasi kerja:

1) Melakukan persiapan mesin sebelum digunakan

2) Melakukan pemeriksaan produk akhir yang telah dikemas dengan

menggunakan mesin metal detector.

3) Melakukan perawatan mesin secara berkala.

Ketetapan upah

Penentuan gaji dan upah bagi seluruh karyawan disesuaikan dengan jabatan

beserta tanggung jawab yang dibebankan. Penentuan gaji bagi karyawan tetap

sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang UMK 2014 No.

561/Kep.1636-Bangsos-2014. Rincian upah dan gaji bagi karjawan tetap maupun

tenaga kerja langsung dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Penentuan upah

Uraian Rincian (Rp) Gaji per Bulan (Rp)

Manajer Usaha

- Gaji Pokok

- Uang Makan (Rp25 000 x 20 hari)

- Uang Transport (R25 000 x 20 hari)

2 700 000

500 000 500 000

3 700 000

Staff Keuangan

- Gaji Pokok

- Uang Makan (Rp25 000 x 20 hari)

- Uang Transport (Rp25 000 x 20 hari)

1 700 000

500 000

400 000

2 700 000

Staff Administrasi

- Gaji Pokok

- Uang Makan (Rp25 000 x 20 hari)

- Uang Transport (Rp25 000 x 20 hari)

1 700 000 500 000

400 000

2 700 000

Supervisor Produksi

- Gaji Pokok

- Uang Makan (Rp25 000 x 20 hari)

- Uang Transport (Rp25 000 x 20 hari)

1 850 000

500 000 400 000

2 850 000

Staff Ahli Operator Mesin Metal

Detector

- Gaji Pokok

- Uang Makan (Rp25 000 x 20 hari)

- Uang Transport (Rp25 000 x 20 hari)

1 850 000

500 000

400 000

2 850 000

Tenaga Kerja Produksi

- Upah per Hari Rp50 000

1 000 000

1 000 000

Page 55: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

43

Rencana Kerjasama Kooperatif

Usaha yang akan didirikan akan menjalin kerjasama dengan petani kunyit

wilayah Bogor sebagai petani pemasok. Bentuk kerjasama yang akan dilakukan

berupa kerjasama vertikal ke belakang dalam hal pasokan bahan baku. Usaha

yang akan didirikan ini menjadikan petani kunyit di wilayah Bogor sebagai

pemasok bahan baku berupa rimpang kunyit segar. Petani akan memasok rimpang

kunyit segar untuk kemudian diolah dengan menggunakan teknologi pengeringan

dan penggilingan kering. Produk yang dihasilkan oleh usaha ini berupa

intermediate product dalam bentuk kunyit bubuk. Produk tersebut kemudian akan

dikemas menggunakan plastik kemas vakum sebelum disimpan dan

didistribusikan.

Kerjasama ini dilakukan dengan tujuan untuk menjamin kontinuitas bahan

baku usaha pengolahan rimpang kunyit. Disamping itu, tujuan lain dari penerapan

kerjasama ini adalah untuk meningkatkan pendapatan petani kunyit yang

tergabung dalam usaha yang akan didirikan. Konsep kerjasama yang akan

dilakukan berupa penentuan ketetapan bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh

perusahaan atas penjualan produk. Ketetapan tersebut diambil berdasarkan hasil

diskusi dengan para petani yang tergabung dalam usaha ini. Selain itu, koperasi

akan memberikan pelatihan budidaya yang baik agar para petani dapat

menghasilkan rimpang kunyit dengan jumlah produksi yang optimal dan kualitas

yang seragam serta sesuai dengan yang diinginkan. Usaha yang akan didirikan ini

tidak hanya berorientasi pada keuntungan perusahaan semata, namun juga pada

kesejahteraan para petani mitra.

Bentuk kerjasama yang dibangun dengan petani merupakan kerjasama yang

terikat dengan sistem keanggotaan koperasi. Koperasi sebagai badan usaha

memiliki hak dan kewajiban terhadap anggota, demikian pula dengan anggota

yang tergabung. Penentuan hak dan kewajiban tersebut menjadi pengikat antara

kedua pihak demi kemajuan bersama, baik bagi koperasi itu sendiri maupun bagi

para petani sebagai anggota. Koperasi memiliki kewajiban untuk meningkatkan

kesejahteraan anggotanya seperti pemberian penyuluhan maupun pelatihan kepada

para petani, serta memberikan bagian dari keuntungan yang diperoleh dari hasil

usaha. Program penyuluhan atau pelatihan dapat dijadikan untuk menarik anggota

baru maupun untuk membantu pengembangan skala usaha budidaya bagi petani

anggota lama. Selain peningkatan skala usaha budidaya, penentuan bagi hasil

antara seorang wirakoperasi dengan petani akan memberikan keuntungan bagi

kedua pihak.

Koperasi sebagai badan usaha dari unit bisnis pengolahan rimpang kunyit

ini memiliki hubungan antara pihak yang terkait. Pihak tersebut terdiri dari

koperasi, petani, cooperative entrepreneur (CE), desa, dan industri atau target

pasar tujuan dari produk yang dihasilkan. Hubungan antara pihak tersebut dapat

dilihat pada Tabel 9.

Page 56: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

44

Tabel 9 Matriks hubungan antara pihak yang terkait Petani CE Koperasi Desa Industri

Petani

Mitra kerja dan

membangun

kepercayaan

Pemasok bahan

baku

CE

Penyedia jasa,

pengedukasi,

dan

memberikan

pelatihan,

pendidikan,

pengawasan

serta pengontrolan)

Tenaga ahli

atas kegiatan

usaha yang

akan dilakukan

Penyedia dana

dan ide bisnis

untuk

pembangunan

desa

Sebagai

mediator

antara petani

dengan

industri

Koperasi

Pengolah

bahan baku

untuk

meningkatkan

harga jual

kunyit

Penyedia

sarana dan

menciptakan

lapangan

pekerjaan

Unit usaha yang

dimiliki desa

serta

Pemasok

bahan baku

setengah jadi

bagi industri

fitofarmaka

Desa

Pendukung

program yang

akan dilaksanakan

Membantu

sosialisasi

kepada para petani

Penyedia lokasi

berdirinya

badan usaha

koperasi dan

sebagai daerah sumber bahan

baku

Industri

Fitofarmaka

Kerjasama

bisnis

Mitra usaha

dari hasil

penjualan

produk

Melalui pendekatan wirakoperasi, terdapat beberapa kelebihan jika

dibandingkan dengan pendekatan konvensional yang telah umum dilakukan oleh

petani maupun pelaku usaha. Kelebihan yang diperoleh dari hasil pendekatan ini

dapat terlihat pada sistem jual; kualitas, kuantitas dan kontinuitas bahan baku;

pelatihan dan pengawasan terhadap kegiatan budidaya petani; harga jual rimpang

kunyit yang diterima petani; serta pengalokasian dana bagi pengembangan desa.

Rincian perbedaan hasil dengan pendekatan wirakoperasi dan pendekatan

konvensional dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Tabel perbedaan hasil pendekatan wirakoperasi dan tanpa wirakoperasi

Uraian Tanpa Wirakoperasi Dengan Wirakoperasi

Sistem Jual Petani menjual rimpang basah kepada tengkulak

Petani menjual rimpang basah melalui koperasi dengan tujuan

pasar luar negeri

Kualitas, kuantitas,

dan kontinuitas

bahan baku

Kualitas rimpang kunyit tidak

seragam dengan kuantitas yang

berfluktuasi, kontinuitas pasokan

yang tersendat

Seragam, kualitas sesuai dengan

standar yang telah ditentukan,

jumlah pasokan sesuai dengan

kesepakatan, serta berkelanjutan

Pelatihan dan

pengawasan

Tidak ada pelatihan dan pengawasan

terhadap sistem budidaya petani

Ada pelatihan dan pengawasan

terhadap sistem budidaya petani

Harga kunyit segar di

tingkat petani

Rp1 500 hingga Rp2 000 Rp9 000 di tahun pertama dan

Rp12 000 di tahun berikutnya

Dana pengembangan

desa

Tidak ada dana yang dialokasikan

untuk pengembangan desa

Ada dana yang dialokasikan untuk

pengembangan desa.

Page 57: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

45

Manajemen Risiko

Risiko Pemasaran

Risiko pemasaran yang mungkin dihadapi oleh usaha ini dapat berupa

pemutusan kontrak pembelian oleh pasar tujuan. Antisipasi yang dapat dilakukan

oleh perusahaan adalah dengan menambah pasar tujuan dan membuat kontrak

berjangka waktu. Selain pemutusan kontrak oleh pasar tujuan, risiko lain yang

mungkin muncul adalah menurunnya permintaan akibat terjadinya inflasi di

negara tujuan. Antisipasi yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan

mencari alternatif pasar tujuan lain yang memiliki daya beli lebih tinggi

dibandingkan dengan pasar tujuan awal, agar produk yang ditawarkan dapat

diterima.

Risiko Produksi atau Teknis

Risiko produksi yang mungkin dihadapi oleh usaha ini dapat berupa

tingginya biaya produksi. Solusi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi

risiko ini adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis bagi

karyawan operasional, serta menggunakan teknologi tepat guna dalam kegiatan

pengolahan. Selain itu, risiko lain yang mungkin muncul adalah terhambatnya

aliran pasokan bahan baku. Solusi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi hal

tersebut adalah dengan meningkatkan cakupan penyediaan bahan baku dengan

memperbanyak jumlah petani mitra serta meningkatkan manajemen transportasi

pengangkutan bahan baku.

Menurunnya kualitas, kuantitas, dan kontinuitas bahan baku juga tergolong

ke dalam risiko produksi. Penanggulangan yang dapat dilakukan adalah dengan

melakukan pembinaan kepada petani anggota sebagai pemasok agar dapat

meningkatkan keseragaman kualitas produk serta pengaturan wilayah pasokan

bahan baku. Jenis risiko produksi yang sulit dikendalikan adalah terjadinya

pencurian dan kebakaran. Solusi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi

risiko tersebut adalah dengan meningkatkan keamanan di area lokasi usaha serta

menggunakan asuransi dan melengkapi bangunan dengan alat pemadam

kebakaran.

Kemungkinan penarikan kembali produk yang ditawarkan ke pasar tujuan

merupakan risiko produksi yang mungkin akan dihadapi oleh usaha ini. Solusi

yang dapat dilakukan adalah dengan menjual produk kepada industri jamu skala

kecil di dalam negeri yang membutuhkan kunyit dalam bentuk bubuk maupun

melakukan pelelangan melalui penawaran produk di internet. Tindakan lanjutan

yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menyesuaikan standar mutu

produk serta melakukan proses produksi sesuai dengan panduan GMP (Good

Manufacturing Practices), salah satunya adalah dengan meningkatkan sistem

quality control. Sistem quality control yang dilakukan dapat berupa penambahan

mesin metal detector serta melakukan pengujian laboratorium pada produk secara

berkala. Hal tersebut dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk melakukan

peningkatan kualitas produk agar produk yang ditawarkan dapat diterima oleh

pasar negara tujuan.

Page 58: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

46

Risiko Keuangan

Risiko nilai tukar mata uang dan permodalan termasuk ke dalam kategori

risiko keuangan. Risiko nilai tukar mata uang yang mungkin dihadapi oleh usaha

ini adalah terjadinya fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah dengan nilai tukar

mata uang US Dollar, sehingga menyebabkan harga jual produk yang juga

berfluktuasi. Solusi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi risiko tersebut

adalah dengan melakukan tindakan antisipasi yang berupa hedging. Hedging

dapat diartikan sebagai pembelian suatu kontrak yang nilainya akan meningkat

dari jatuhnya nilai tukar mata uang dari kontrak lain15

.

Risiko permodalan yang mungkin dihadapi oleh usaha ini dapat berupa

tidak terpenuhinya pengajuan dana yang berasal dari investor. Tindakan

penanggulangan yang mungkin dilakuan adalah dengan mencari alternatif sumber

pendanaan lain melalui lembaga pendanaan. Sebagai contoh, sumber permodalan

dari lembaga pendanaan adalah PT. Bank Jawa Barat dan Banten (Bank BJB)

dengan suku bunga pinjaman sebesar 9.65% (Mei 2014)16

. Perhitungan laporan

cashflow dan laba rugi dengan sumber dana pinjaman bank dapat dilihat pada

Lampiran 18 dan 19.

Rencana Keuangan

Asumsi dasar yang digunakan dalam analisis rencana keuangan ini antara

lain mengenai sumber dana investasi yang digunakan dan penggunaan discount

rate pada perhitungan laporan arus kas. Dana investasi bersumber dari investor

sebesar Rp2 124 456 000 atau sekitar Rp2.1 Milyar. Dana investasi tersebut

diasumsikan sebagai pinjaman tanpa bunga yang dikembalikan selama dua tahun

dan dibayarkan setiap bulan sebesar Rp88 519 000. Pengembalian dana investasi

kepada investor disertai dengan pembagian hasil yang diterima perusahaan, yaitu

sebesar 10%. Pada perhitungan laporan arus kas (cashflow), tingkat discount rate

yang digunakan adalah sebesar 7.5% yang mengacu kepada tingkat suku bunga

pinjaman Bank Indonesia.

Rencana Investasi

Dana investasi awal yang dikeluarkan adalah sebesar Rp2 065 470 000.

Barang investasi awal berupa mesin dan alat produksi, alat dan furniture

perkantoran, serta perlengkapan lain yang dikeluarkan di awal tahun nol pendirian

usaha. Berikut tabel rincian biaya investasi awal:

Tabel 11 Rincian biaya investasi No Komponen Biaya Jumlah Biaya (Rp000)

1 Alat produksi 470 510

2 Alat dan furniture perkantoran 32 360

3 Pendirian bangunan usaha 1 400 000

4 Infrastruktur 16 000

5 Kendaraan (mobil pick up) 105 000

15 http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/hedging-definisi-dan-tehnik-hedging.html (Diakses

2014 Mei 14) 16 http://www.bankbjb.co.id/ (Diakses 2014 Juli 1)

Page 59: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

47

No Komponen Biaya Jumlah Biaya (Rp000)

6 Biaya promosi (pengadaan petani) 5 000

7 Biaya sertifikasi 30 000

8 Biaya pendirian badan usaha 6 600

Total Biaya Investasi 2 065 470

Biaya investasi yang dikeluarkan pada awal pendirian usaha akan

mengalami penyusutan setiap tahunnya. Penyusutan tersebut dipengaruhi oleh

umur ekonomis dari setiap barang investasi. Setelah umur ekonomis suatu barang

telah habis maka harus dilakukan reinvestasi dengan biaya yang dikeluarkan pada

tahun setelah pemakaian berakhir.

Total nilai penyusutan dari barang investasi usaha pengolahan rimpang

kunyit ini adalah sebesar Rp400 350 000 per tahhun. Rincian biaya penyusutan

dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Rincian biaya penyusutan

Komponen Biaya Jumlah

Umur

Ekonomis (tahun)

Total

Biaya (Rp000)

Nilai

Sisa

Biaya

Penyusutan (Rp000)

Alat Produksi

a. Mesin pengering 7 10 315 000 157 500 110 250

b. Mesin pengemas vakum 1 5 34 000 6 800

c. Mesin penggilingan 1 10 14 500 7 250 725

d. Mesin perajang 2 5 10 000 4 000

e. Pompa steam 1 5 1 800 360

f. Regulator dan selang 7 5 1 400 400

g. Timbangan digital 1 5 2 000 250

h. Timbangan mekanik gantung 1 10 5 000 2 500 1 960

i. Tampah 100 1 2 500 250 000

j. Sikat 11 1 110 1 210 k. Baskom 20 5 700 2 800

l. Tempat sampah 1 5 1 500 300

m. Sepatu boots 11 5 770 1 694

n. Sarung tangan kain 11 1 330 3 630

o. Mesin metal detector 1 10 74 800 37 400 3 740

p. Kipas blower 2 5 2 600

Alat dan furnitur perkantoran

a. Meja komputer 1 10 1 200 600 60

b. Kursi kantor 1 10 1 000 500 50

c. Sofa kantor 1 10 8 300 4 150 415

d. Papan tulis (90x120 cm) 1 5 300 60

e. Komputer PC 1 5 5 000 1 000 f. Printer (Print, Scan, Copy) 1 5 1 400 280

g. Lemari besi arsip 1 10 2 800 1 400 140

h. Laci besi arsip (4 laci) 2 10 4 000 2 000 400

i. Faximile 1 5 1 800 360

k. Pesawat telepon 1 10 310 155 16

l. Lampu 10 10 1 000 500 500

m. Air Conditioner 1 10 4 000 2 000 200

n. Kursi Tamu 5 5 1 250 1 250

Bangunan dan infrastruktur

a. Rak besi pengeringan 1 10 5 000 2 500 250

b. Kanopi 1 5 10 000 2 000 Kendaraan (mobil pick up) 1 10 105 000 52 500 5 250

Total Penyusutan 270 955 400 350

Page 60: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

48

Biaya Operasional

Biaya operasional yang harus dikeluarkan terdiri dari biaya tetap dan biaya

variabel. Biaya operasional dari usaha pengolahan rimpang kunyit ini di tahun

pertama sebesar Rp707 836 000. Rincian biaya operasional di tahun pertama

dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Rincian biaya operasional tahun pertama

No

Komponen Biaya Satuan Jumlah

Biaya (Rp000)

Satuan Per

Bulan Per

Tahun

BIAYA VARIABEL

1 Biaya tenaga supir dan kuli angkut orang 2 50 2 000 24 000 2 Biaya pengemasan

1 598 19 176

3 Biaya solar mesin

6 380 76 560 4 Biaya gas tabung 35 130 4 550 54 600

5 Biaya transportasi (Rp200 000/hari) 200 4 000 48 000 6 Biaya rupa-rupa 1 000 12 000

7 Biaya tenaga kerja produksi orang 11 50 11 000 132 000

Total Biaya Variabel 30 528 366 336

BIAYA TETAP

1 Tenaga Kerja: orang 14 800 177 660

2 Sewa host website 1 8 100

3 Biaya utility 5 800 69 600

4 Biaya pemasaran 2 500 30 000

5 Biaya pemeliharaan dan perawatan 500 6 000

6 Insentif tempat pengumpulan 50 1 000 12 000

7 Administrasi perkantoran 260 3 120

8 Jasa professional 1 000 12 000

9 Transportasi (sewa angkutan) unit 1 900 900 10 800

10 Biaya pelatihan karyawan 500 500 6 000

11 Uang keamanan dan kebersihan 100 100 1 200

Total Biaya Tetap 28 458 341 500

Total Biaya Operasional 58 986 707 836

Biaya operasional dari usaha pengolahan rimpang kunyit ini di tahun

berikutnya sebesar Rp711 220 000. Besarnya biaya operasional ini berbeda

dengan biaya operasional pada tahun pertama, hal ini disebabkan oleh total biaya

variabel yang berbeda. Komponen biaya variabel yang berbeda adalah kemasan

primer dan sekunder. Besarnya biaya kemasan ini mengikuti jumlah produk

kunyit bubuk yang dihasilkan yaitu 1.7 ton di tahun pertama dan 2 ton di tahun

berikutnya. Rincian biaya operasional tahun berikutnya dapat dilihat pada Tabel

14.

Page 61: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

49

Tabel 14 Rincian biaya operasional tahun berikutnya

No Komponen Biaya Satuan Jumlah

Biaya (Rp000)

Satuan Per

Bulan

Per

Tahun

BIAYA VARIABEL

1 Biaya tenaga supir dan kuli angkut orang 2 50 2 000 24 000

2 Biaya pengemasan

1 880 22 560

3 Biaya solar mesin

6 380 76 560

4 Biaya gas tabung 35 130 4 550 54 600

5 Biaya transportasi (Rp 200000/hari) 200 4 000 48 000

6 Biaya rupa-rupa 1 000 12 000

7 Biaya tenaga kerja produksi orang 11 50 11 000 132 000

Total Biaya Variabel 30 810 369 720

BIAYA TETAP

1 Tenaga Kerja: orang 14 800 177 660

2 Sewa host website 1 8 100

3 Biaya utility 5 800 69 600

4 Biaya pemasaran 2 500 30 000

5 Biaya pemeliharaan dan perawatan 500 6 000

6 Insentif Tempat Pengumpulan 50 1 000 12 000

7 Administrasi perkantoran 260 3 120

8 Jasa professional 1 000 12 000

9 Transportasi (sewa angkutan) unit 1 900 900 10 800

10 Biaya pelatihan karyawan 500 500 6 000

11 Uang keamanan dan kebersihan 100 100 1 200

Total Biaya Tetap 28 458 341 500

Total Biaya Operasional 59 268 711 220

Modal Awal

Modal awal yang dibutuhkan dalam kegiatan usaha pengolahan rimpang

kunyit ini terdiri dari biaya investasi awal tahun nol, biaya variabel dan biaya

tetap pada tahun pertama Rp2 124 456 000. Rincian modal awal usaha ini dapat

dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Modal awal usaha Uraian Jumlah

Biaya Investasi Rp2 065 470 000

Biaya Tetap (per bulan) Rp28 458 000

Biaya Variabel (bulan pertama) Rp30 528 000

Total Rp2 124 456 000

Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi dari produk yang akan dijual diperoleh dengan cara

membagi biaya total dengan jumlah produksi.

Page 62: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

50

Tabel 16 Harga pokok produksi

Uraian Jumlah

Biaya modal kerja Rp256 110 000

Jumlah produksi (kg) 1 700

HPP (kg) Rp150 653

HPP (10kg) Rp1 506 532

Harga pokok produksi produk kunyit bubuk ini adalah sebesar Rp150 653

(13.22 USD) per kg atau Rp1 506 532 (132.15 USD) per kemasan 10 kg.

Penerimaan dan Hasil Produksi

Manfaat merupakan seluruh penerimaan yang diperoleh dari usaha

pengolahan rimpang kunyit ini setiap periodenya. Manfaat yang diperoleh dari

hasil penjualan pada tahun pertama sebesar Rp5 324 400 000 atau sekitar Rp5.3

milyar. Jumlah ini terdiri dari penerimaan 12 bulan produksi dengan jumlah

penjualan dibawah target. Hal ini diasumsikan karena usaha pengolahan rimpang

kunyit ini masih dalam proses pengenalan serta kualitas bahan baku yang belum

seragam. Penerimaan yang diperoleh usaha ini pada tahun berikutnya adalah

sebesar Rp6 264 000 000 atau sekitar Rp6.3 milyar yang terdiri dari penerimaan

12 bulan produksi dengan jumlah penjualan sesuai target yaitu 2 ton per bulan.

Break Event Point

Break Event Point atau titik impas menunjukkan bahwa berapa banyak unit

yang harus terjual atau berapa satuan uang pemasukan yang harus diterima untuk

memperoleh keadaan yang tidak untung dan tidak rugi. Pada usaha ini,

perhitungan titik impas di tahun pertama dan tahun berikutnya dapat dilihat pada

Tabel 17 dan 18. Tabel 17 BEP kunyit bubuk tahun pertama

Uraian Jumlah

Biaya tetap Rp499 199 000

Biaya variabel per kg Rp 126 000

Jumlah produksi (kg) 20 400

Harga jual Rp 261 000

Penerimaan Rp5 324 400 000

BEP Unit 3 703

BEP Rupiah Rp 966 426 000

Page 63: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

51

Tabel 18 BEP kunyit bubuk tahun berikutnya

Uraian Jumlah

Biaya tetap Rp546 010 000

Biaya variabel Rp143 000

Jumlah produksi (kg) 24 000

Harga jual Rp261 000

Penerimaan Rp6 264 000 000

BEP Unit 4 636

BEP Rupiah Rp1 209 996 000

Pada tahun pertama, BEP unit dari produk kunyit bubuk ini bernilai 3 703

dengan BEP Rupiah sebesar Rp 966 426 000. Angka tersebut memiliki arti bahwa

usaha pengolahan rimpang kunyit ini akan mencapai titik impas di tahun pertama

bila terjual sebanyak 3 703 kg kunyit bubuk atau memperoleh penerimaan sebesar

Rp 966 426 000. Pada tahun berikutnya, BEP unit dari produk ini adalah sebesar 4

636 dengan BEP Rupiah sebesar Rp1 209 996 000. Angka tersebut memiliki arti

bahwa usaha pengolahan rimpang kunyit ini akan mencapai titik impas di tahun

berikutnya bila terjual sebanyak 4 636 kg kunyit bubuk atau memperoleh

penerimaan sebesar Rp1 209 996 000.

Proyeksi Kriteria Investasi

Pada usaha pengolahan rimpang kunyit yang akan didirikan ini, modal yang

dikeluarkan untuk usaha akan kembali dalam jangka waktu 0.60 tahun atau sekitar

7 bulan. Pada proyeksi cash flow diperoleh nilai NPV sebesar Rp3 593 640 000,

nilai Gross B/C sebesar 1.07 yang memiliki arti bahwa setiap Rp1 tambahan biaya

yang dikeluarkan akan mendapatkan tambahan manfaat sebesar Rp1.07, nilai Net

B/C sebesar 2.74 yang memiliki arti bahwa setiap Rp1 kerugian yang diterima

maka akan memberikan manfaat bersih yang menguntungkan sebesar Rp2.74, dan

nilai IRR sebesar 121.58% yang memiliki arti bahwa tingkat pengembalian

terhadap investasi sebesar 121.58%. Perhitungan Laporan Arus Kas (cash flow)

dapat dilihat pada Lampiran 16.

Proyeksi Laporan Keuangan dan Laba Rugi

Proyeksi laporan keuangan usaha pengolahan rimpang kunyit ini dibuat

dalam bentuk laporan arus kas dan laporan laba rugi. Pada proyeksi laba rugi,

usaha ini sudah mengalami keuntungan di tahun pertama yaitu sebesar Rp3 153

986 000 atau sekitar Rp3.1 milyar. Pada tahun kedua, keuntungan yang diperoleh

adalah sebesar Rp4 090 202 000 atau sekitar Rp4.1 milyar, dan di tahun

berikutnya keuntungan yang diperoleh sebesar Rp5 152 431 000 atau sekitar

Rp5.1 milyar. Keuntungan tersebut kemudian dilakukan pembagian untuk petani,

wirakoperasi, desa, dan investor. Persentase pembagian hasil di tahun pertama

adalah 70% untuk petani, masing-masing 5% untuk wirakoperasi dan desa, serta

10% untuk investor. Keuntungan di tahun pertama yang diperoleh petani adalah

Rp2 207 790 000 atau sekitar Rp2.2 milyar, masing-masing Rp157 699 000 untuk

wirakoperasi serta desa, dan Rp315 399 000 untuk investor. Keuntungan per

bulan yang diperoleh petani adalah Rp183 983 000, masing-masing Rp13 142 000

untuk desa dan wirakoperasi, serta Rp26 283 000 untuk investor. Setelah

Page 64: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

52

dilakukan pembagian hasil dan dikurangi pajak, maka keuntungan bersih yang

diterima koperasi adalah sebesar Rp236 549 000 per tahun atau Rp19 712 000 per

bulan.

Persentase pembagian hasil di tahun berikutnya adalah 75% untuk petani,

masing-masing 5% untuk wirakoperasi dan desa, serta 10% untuk investor.

Keuntungan per tahun di tahun kedua yang diperoleh adalah Rp3 067 625 000

atau sekitar Rp3.1 milyar, masing-masing Rp204 510 000 untuk wirakoperasi dan

desa, serta Rp613 530 000. Setelah dilakukan pembagian hasil dan dikurangi

pajak, maka keuntungan bersih yang diterima koperasi adalah sebesar Rp153 383

000 per tahun atau Rp12 782 000 per bulan. Keuntungan yang diperoleh di tahun

berikutnya secara berurutan masing-masing sebesar Rp3 864 323 000 untuk

petani, Rp257 622 000 untuk wirakoperasi dan desa, serta Rp772 85 000 untuk

investor setiap tahunnya Setelah dilakukan pembagian hasil dan dikurangi pajak,

keuntungan bersih yang diterima koperasi di tahun berikutnya sebesar Rp193 216

000 per tahun. Perhitungan Laporan Laba Rugi dapat dilihat pada Lampiran 17.

Usaha pengolahan rimpang kunyit yang akan didirikan ini merupakan bisnis

yang prospektif dan menguntungkan. Kunyit bubuk kemas vakum sebagai produk

yang ditawarkan memiliki harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual

rimpang basah utuh. Harga jual produk yang tinggi tersebut berdampak pada

penerimaan yang tinggi pula, sehingga pengembalian modal usaha ini tergolong

cepat serta tingkat pengembalian modal yang tinggi. Disamping itu, keuntungan

bersih yang diperoleh koperasi juga tergolong tinggi dengan persentase

pembagian keuntungan bagi petani pemasok bahan baku memiliki bagian yang

paling besar. Hasil dari pendekatan cooperative entrepreneur yang paling utama

adalah Koperasi Putra Mandiri dapat memberikan harga jual rimpang segar

kepada petani dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual

kepada tengkulak. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi

petani dalam hal peningkatan kesejahteraan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Kunyit sebagai komoditas biofarmaka memiliki peluang dan potensi untuk

dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari tingginya kebutuhan pasar luar

negeri akan komoditas ini. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah

dengan meningkatkan kesadaran bagi para petani pembudidaya bahwa

rimpang kunyit memiliki pasar yang cukup luas. Pasar luar negeri khususnya

Negara Argentina membutuhkan rimpang kunyit salah satunya dalam bentuk

bubuk. Harga jual rimpang segar di tingkat petani yang rendah membuka

peluang bagi bisnis pengolahan pasca panen rimpang kunyit untuk

meningkatkan nilai tambah dari komoditas ini. Bisnis pengolahan rimpang

kunyit yang didirikan melalui pendekatan cooperative entrepreneur atau

wirakoperasi, yaitu usaha kolektif bersama petani dengan tujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan petani. Badan usaha dari bisnis pengolahan ini

adalah koperasi dengan petani sebagai anggotanya.

Page 65: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

53

2. Produk yang ditawarkan oleh usaha pengolahan rimpang ini berupa

intermediate product, yaitu kunyit bubuk kemas vakum dengan target pasar

Negara Argentina. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi yang

dilakukan usaha ini adalah teknologi modern yaitu perjangan otomatis pada

bahan, pengeringan vakum, penggilingan kering, dan pengemasan vakum

pada produk. Harga jual (FOB value) yang ditawarkan produk ini sebesar

228.9 USD (Rp2 610 000) per kemasan 10 kg. Keuntungan yang diperoleh

usaha ini kemudian dilakukan pembagian dengan petani, wirakoperasi, desa,

dan investor. Persentase pembagian hasil tersebut masing-masing 70% di

tahun pertama dan 75% di tahun berikutnya untuk petani, 5% di tahun

pertama dan berikutnya untuk wirakoperasi serta desa, 10% di tahun pertama

dan 15% di tahun berikutnya untuk investor. Keuntungan bersih yang

diperoleh di tahun pertama adalah sebesar Rp236 549 000. Pengembalian

modal dari usaha ini tergolong cepat, yaitu 7 bulan. Jika harga rimpang kunyit

segar di tingkat petani hanya sebesar Rp2 000 per kg, maka melalui

pendekatan cooperative entrepreneur petani dapat memperoleh harga

rimpang kunyit segar yang lebih tinggi yaitu sebesar Rp 9 000 per kg di tahun

pertama dan Rp12 000 per kg di tahun berikutnya. Tingginya harga yang

diberikan kepada petani akan memotivasi lebih banyak petani untuk

bergabung dan dapat memproduksi rimpang kunyit segar dengan kualitas

yang seragam.

Saran

Saran yang disampaikan dari hasil penelitian ini diharapkan adanya

ketersediaan data sekunder yang mendukung, seperti data permintaan atau data

ekspor kunyit dalam bentuk bubuk. Penyebaran informasi mengenai kebutuhan

biofarmaka di pasar luar negeri juga dibutuhkan dengan tujuan untuk

meningkatkan pengetahuan petani biofarmaka terhadap kebutuhan pasar, sehingga

kesejahteraan petani meningkat dan agribisnis biofarmaka dapat berkembang.

Penerapan sistem GMP (Good Manufacturing Practices) dalam proses

pengolahan diperlukan untuk menjaga kualitas produk agar sesuai dengan standar

mutu pasar tujuan.

DAFTAR PUSTAKA

Baga, LM. 2011. Profil dan Peran Wirakoperasi dalam Pengembangan Agribisnis.

Prosiding Makalah Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis

IPB [Internet]. [Bogor, 7 dan 14 Desember 2011]. Bogor(ID): FEM. hlm

197-213; [diacu 2013 Oktober 21]. Tersedia pada:

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/65350/11.pdf?seque

nce=1.

Baga, LM. 2003. Peran Wirakoperasi dalam Pengembangan Sistem Agribisnis.

Makalah Seminar [Internet]. [Pusat Studi Asia Tenggara Universitas

Frankfurt am Main, 5 Juli 2003]. Bogor(ID): FEM. hlm 8-22; [diacu 2013

Page 66: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

54

Oktober 4]. Tersedia pada:

http://www.geocities.ws/mma5ugm/PeranWirakoperasiDlmAgribisnis.pdf.

Fajrian, H. 2013. Peran Wirakoperasi dalam Pengembangan Agribisnis Tanaman

Hias di CV. Bunga Indah Farm Kabupaten Sukabumi [Skripsi]. Bogor:

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertania Bogor.

[KEMENDAG] Kementerian Perdagangan. 2013. Panduan Menjadi Eksportir.

Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Limbong, B. 2010. Pengusaha Koperasi. Jakarta (ID): CV Rafi Maju Mandiri.

Munandar, D. 2012. Analisis Penentuan Segmen, Target, dan Posisi Pasar Home

Care di Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Majalah Ilmiah UNIKOM [Internet]. [diacu 2013 Oktober 28]. Tersedia pada:

http://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/v06-n02/vol-6-artikel-12.pdf/pdf/vol-6-

artikel-12.pdf.

Manisha. 2012. Rumah Rempah Manisha Solo [Internet]. [diacu 2013 Maret 28].

Tersedia pada: http://www.rumahrempahsolo.web.id/_item?item_id=155001

Nurmalina R, Sariati T, Karyadi, A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID):

Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

Sundawati L, Purnaningsih N, Purwakusumah ED. 2011. Pengembangan Model

Kemitraan dan Pemasaran Terpadu Biofarmaka dalam Pemberdayaan

Masyarakat Sekitar Hutan di Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat

[Internet]. [diacu pada 2014 Februari 6]. Tersedia pada:

http://biofarmaka.ipb.ac.id/phocadownloadpap/2012/2012%20-

%20Full%20Paper%20National%20Seminar%20of%20Expose%20of%20R

esearch%20Incentive%20Result%20LS.pdf. Tazkiyah, Roffi. 2012. Peluang Besar Industri Kunyit [Internet]. [diacu 2013

September 19]. Tersedia pada:

http://pphp.deptan.go.id/mobile/?content=informasi_mobile&id=1&sub=1&

kat=0&fuse=1380.

Umar H. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012. Perkoperasian.

Jakarta (ID): Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992. Perkoperasian.

Jakarta (ID): Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992.

Wibowo, MIA. 2011. Rencana Bisnis Industri Manisan Stroberi [Skipsi]. Bogor:

Fakultas Teknologi Pertanian, Instritut Pertanian Bogor.

Page 67: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen
Page 68: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

54

Page 69: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

55

LAMPIRAN

Lampiran 1 Alur proses produksi bulan pertama

Hari Waktu Proses Produksi

1 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

2 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

siang –sore perajang bahan baku hari 1

3 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 1

siang – sore perajangan bahan baku hari 2

4 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 2

siang – sore perajangan bahan baku hari 3

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 1

5 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 3

siang – sore perajangan bahan baku hari 4

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 2

6 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 4

siang – sore perajangan bahan baku hari 5

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 3

7 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 5

siang – sore perajangan bahan baku hari 6

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 4

8 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 6

siang – sore perajangan bahan baku hari 7

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 5

9 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 7

siang – sore perajangan bahan baku hari 8

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 6

10 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 8

siang – sore perajangan bahan baku hari 9

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 7

11 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 9

siang – sore perajangan bahan baku hari 10

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 8

12 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 10

Page 70: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

56

Hari Waktu Proses Produksi

siang – sore perajangan bahan baku hari 11

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 9

13 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 11

siang – sore perajangan bahan baku hari 12

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 10

14 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 12

siang – sore perajangan bahan baku hari 13

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 11

15 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 13

siang – sore perajangan bahan baku hari 14

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 12

16 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 14

siang – sore perajangan bahan baku hari 15

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 13

17 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 15

siang – sore perajangan bahan baku hari 16

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 14

18 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 16

siang – sore perajangan bahan baku hari 17

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 15

19 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 17

siang – sore perajangan bahan baku hari 18

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 16

20 pagi – siang bahan baku datang, sortir, cuci, tiriskan

pengeringan bahan baku hari 18

siang – sore perajangan bahan baku hari 19

penggilingan dan pengemasan bahan baku hari 17

Page 71: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

57

Lampiran 2 Rincian biaya investasi komponen biaya mesin dan peralatan produksi

Komponen Biaya Satuan Jumlah

Biaya (Rp000)

Harga Per

satuan

Jumlah

Biaya

a. Mesin pengering unit 7 45 000 315 000

b. Mesin pengemas vakum unit 1 34 000 34 000

c. Mesin penggilingan unit 1 14 500 14 500

d. Mesin perajang unit 2 5 000 10 000

e. Pompa steam unit 1 1 800 1 800

f. Timbangan duduk digital unit 1 2 000 2 000

g. Timbangan mekanik gantung unit 1 5 000 5 000

h. Tabung gas unit 7 500 3 500

i. Selang dan regulator unit 7 200 1 400

j. Tampah unit 100 25 2 500

k. Sikat unit 11 10 110

l. Baskom unit 20 35 700

m. Tempat sampah unit 1 1 500 1 500

n. Sepatu boots unit 11 70 770

o. Sarung tangan kain unit 11 30 330

p. Mesin pendeteksi logam unit 1 74 800 74 800

q. Kipas blower (untuk ruang produksi) unit 2 1 300 2 600

Total 470 510

Lampiran 3 Rincian biaya investasi komponen biaya alat dan furnitur perkantoran

Komponen Biaya Satuan Jumlah

Biaya (Rp000)

Harga Per

Satuan

Jumlah

Biaya

a. Meja Komputer unit 1 1 200 1 200

b. Kursi Kantor unit 1 1 000 1 000

c. Sofa kantor set 1 8 300 8 300 d. Papan tulis (90x120 cm) unit 1 300 300

e. Komputer PC unit 1 5 000 5 000

f. Printer (Print, Scan, Copy) unit 1 1 400 1 400 g. Lemari besi arsip unit 1 2 800 2 800

h. Laci besi arsip (4 laci) unit 2 2 000 4 000

i. Faximile unit 1 1 800 1 800

j. Telepon unit 1 310 310

k. Lampu unit 10 100 1000

l. Air Conditioner unit 1 4 000 4 000

m. Kursi Tamu unit 5 250 1 250

Total 32 360

Page 72: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

58

Lampiran 4 Rincian biaya investasi komponen biaya bangunan dan infrastruktur

Komponen Biaya Satuan Jumlah

Biaya (Rp000)

Harga Per

Satuan

Jumlah

Biaya

a. Layout manufaktur 1 1 000 1 000

b. Rak Besi Pengeringan Set 1 5 000 5 000

c. Kanopi Set 1 10 000 10 000 Total 16 000

Lampiran 5 Asumsi komponen biaya investasi

Asumsi

Mesin pengeringan kapasitas 150 kg terdiri dari 40 rak/tray, tipe cabinet dengan

blower bertenaga utama listrik dan sumber panas LPG, lama pengeringan 8 jam

Kapasitas mesin penggilingan 300 kg per jam, dengan tenaga utama solar

Kapasitas mesin perajang 150 kg per jam, dengan tenaga utama solar

Kapasitas timbangan digital 50 kg

Kapasitas timbangan mekanik gantung 500 kg

Pembelian tabung gas LPG ukuran 12 kg

Kapasitas tampah 20 kg

Kapasitas baskom 100 kg

Pembelian bak sampah ukuran 1 100 liter bahan PVC

Kapasitas mobil pick up 2 ton

Pendirian bangunan usaha disertai dengan pembelian tanah. Luas bangunan

sebesar 2000 m2

Pembelian sofa kantor satu set dengan meja

Pembelian jenis besi arsip dengan pintu kaca geser

Pembelian lampu neon panjang 40 watt beserta rumah lampu

Pembelian AC ukuran satu PK

Pembelian kursi lipat merk Chitose

Biaya sertifikasi terdiri dari sertifikasi ISO 22000

Biaya pendirian badan usaha terdiri dari modal minimal koperasi sebesar Rp5

000 000, retribusi pengesahan akta sebesar Rp100 000, dan izin SIUP kecil

sebesar Rp1 500 000

Lampiran 6 Rincian biaya tetap komponen biaya upah tenaga kerja tetap

Komponen Biaya Satuan Jumlah Jumlah Biaya (Rp000)

Satuan Per Bulan Per Tahun

a. Manager usaha orang 1 3 700 3 700 44 400

b. Staf Keuangan orang 1 2 700 2 700 32 400

c. Staf Administrasi orang 1 2 700 2 700 32 400

d. Supervisor Produksi orang 1 2 850 2 850 34 200

e. Staf Ahli (operator mesin

metal detector) orang 1 2 850 2 850 34 200

Total 14 800 177 600

Page 73: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

59

Lampiran 7 Rincian biaya tetap komponen biaya utility

Komponen Biaya Jumlah Jumlah Biaya (Rp000)

Satuan Per Bulan Per Tahun

a. Biaya listrik

5 000 60 000

b. Biaya air bersih

800 9 600

c. Biaya telepon 1 500 500 6 000

d. Biaya internet 1 500 500 6 000

Total 5 800 69 600

Lampiran 8 Rincian biaya tetap komponen biaya administrasi perkantoran

Komponen Biaya Satuan Jumlah Jumlah Biaya (Rp000)

Satuan Per Bulan Per Tahun

a. Kertas rim 3 30 90 1 080

b. Tinta printer (infus) unit 2 37.5 75 900

c. Alat tulis set 1 100 1 200

Total 265 3 180

Lampiran 9 Asumsi komponen biaya tetap

Asumsi

Tarif listrik prabayar untuk pemakaian diatas 3 500 VA dikenakan biaya Rp 1

145/Kwh.

Kebutuhan listrik mesin blower pengering: 300 watt x 7 unit x 8 jam x 18 hari

kerja = 302.4 Kwh

Kebutuhan listrik mesin pengemas: 400 watt x 1 unit x 10 jam x 17 hari kerja =

68 Kwh

Kebutuhan listrik lampu: 50 watt x 10 buah x 10 jam x 20 hari kerja = 100 Kwh

Kebutuhan listrik kipas blower: 140 watt x 2 unit x 20 hari kerja = 96 Kwh

Biaya pemasaran ekspor ke negara tujuan terdiri dari biaya kontainer dengan

harga Rp12 600 000, biaya karantina, dan biaya pungli jalan maupun pungli

kontainer

Bangunan terdiri dari ruang produksi, gudang penyimpanan, dan ruang kantor

dengan luas bangunan 2 000 m2

Biaya jasa profesional terdiri dari jasa penyuluh pertanian, notaris, analis atau

laboran pengujian produk

Biaya transportasi terdiri dari biaya sewa mobil box untuk keperluan

pengangkutan produk dari tempat produksi menuju pelabuhan peti kemas

Tanjung Priok

Page 74: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

60

Lampiran 10 Rincian biaya variabel komponen biaya pengemasan tahun pertama

Komponen Biaya Satuan Jumlah

Jumlah Biaya (Rp000)

Satuan Per

Bulan

Per

Tahun

a. Kemasan primer (plastik 10 kg) lembar 170 4 680 8 160

b. Kemasan sekunder (kardus 50 kg) lembar 34 15 510 6 120

c. Label lembar 204 2 408 4 896

Total 1 598 19 176

Lampiran 11 Rincian biaya variabel komponen biaya pengemasan tahun

berikutnya

Komponen Biaya Satuan Jumlah

Jumlah Biaya (Rp000)

Satuan Per

Bulan

Per

Tahun

a. Kemasan primer (plastik 10 kg) lembar 200 4 800 9 600

b. Kemasan sekunder (kardus 50 kg) lembar 40 15 600 7 200

c. Label lembar 240 2 480 5 760

Total 1 880 22 560

Lampiran 12 Rincian biaya variabel komponen biaya solar mesin

Komponen Biaya Satuan Jumlah

Jumlah Biaya (Rp000)

Satuan Per

Bulan

Per

Tahun

a. Mesin perajang (2 unit) liter 280 11 3 080 36 960

b. Mesin penggiling (1 unit) liter 300 11 3 300 39 600

Total 6 380 76 560

Lampiran 13 Asumsi komponen biaya variabel

Asumsi

Biaya tenaga supir dan kuli angkut terdiri dari biaya tenaga kerja untuk

mengambil dan mengangkut bahan baku dari tempat pengumpulan sementara ke

tempat produksi

Biaya kemasan primer (plastik vakum) kapasitas 10 kg denngan harga Rp4 000

per lembar [sumber: kaskus]

Biaya kemasan sekunder (kardus) kapasitas 50 kg dengan harga Rp15 000 per

lembar [sumber: toko]

Mesin perajang 5.5 PK membutuhkan 0.7 liter solar per jam, diasumsikan

penggunaan 2 mesin per hari 10 jam selama 20 hari adalah 280 liter (harga solar

per liter Rp11 000)

Mesin penggiling 12 PK membutuhkan 1.5 liter per jam, diasumsikan

penggunaan 1 mesin per hari 10 jam selama 20 hari adalah 300 liter (harga solar

per liter Rp11 000)

Asumsi tiap mesin pengering membutuhkan 3 kg gas per hari, sehingga

kebutuhan tiap mesin per bulan adalah 5 tabung ukuran 12 kg

Biaya transportasi meliputi: bensin, tol, pak ogah, pungli, dan parkir

Page 75: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

61

Asumsi

Biaya rupa-rupa terdiri dari biaya cadangan yang digunakan jika terdapat

kekurangan biaya variabel tiap bulan

Tenaga kerja produksi terdiri dari tenaga kerja langsung untuk melakukan

proses produksi selama 2 hari yang terdiri dari pencucian, perajangan,

pengeringan, penggilingan, dan pengemasan per volume produksi

Lampiran 14 Penjualan perusahaan

Harga Jual per

kg (Rp000)

Jumlah per

bulan (kg)

Pendapatan (Rp 000) Keterangan

Per Bulan Pe Tahun

261

1 7 00 443 700 5 324 400 Asumsi penjualan tahun pertama sebesar

1.5 Ton per Bulan

2 000 522 000 6 264 000

Asumsi penjualan tahun berikutnya

sebesar 2 Ton per

Bulan

Lampiran 15 Harga rimpang kunyit segar yang diterima petani

Tahun Uraian Jumlah (Rp000) Jumlah Bahan

baku (kg)

Tahun

Pertama

Biaya bahan baku 2 207 790

252 636 Harga bahan baku per kg 9

Tahun

Berikutnya

Biaya bahan baku 3 067 652

Harga bahan baku per kg 12

Page 76: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

62

Lampiran 16 Laporan arus kas proyeksi 5 tahun (dalam Rp000)

No Uraian Komponen Tahun

0 1 2 3 4 5

I Inflow

1. Penjualan 0 5 324 400 6 264 000 6 264 000 6 264 000 6 264 000

2. Dana Investor

2 124 456

3. Nilai sisa

270 955

Total Inflow 0 7 448 856 6 264 000 6 264 000 6 264 000 6 534 955

II Outflow

1. Biaya Investasi 2 065 470 2 940 2 940 2 940 2 940 77 460

Total Biaya Investasi 2 065 470 2 940 2 940 330 2 940 77 460

2. Biaya Operasional

Biaya Tetap 341 500 341 500 341 500 341 500 341 500

Biaya Variabel

366 336 369 720 369 720 369 720 369 720

Total Biaya Operasional

707 836 711 220 711 220 711 220 711 220

3. Cicilan pinjaman

1 062 228 1 062 228

Total Biaya Non Operasional

1 062 228 1 062 228

Pajak Penghasilan (25%)

78 850 51 128 64 405 64 405 64 405

4. Bagi Hasil

Petani (70%, 75%)

2 207 790 3 067 652 3 864 323 3 864 323 3 864 323

Wirakoperasi (5%)

157 699 204 510 257 622 257 622 257 622

Desa (5%)

157 699 204 510 257 622 257 622 257 622

Investor (10%)

315 399 613 530 772 865 772 865 772 865

Total bagi hasil

2 838 588 4 090 202 5 152 431 5 152 431 5 152 431

Total outflow 2 065 470 4 690 442 5 917 718 5 930 996 5 930 996 5 930 996

III Saldo Usaha (net benefit) (2 065 470) 3 820 643 1 408 510 333 004 333 004 529 439

Arus Kas Non Operasional (2 065 470) (1 062 228) (1 062 228)

Akumulasi Saldo

692 945 1 039 227 1 372 231 1 705 235 2 234 674

Discount factor (i = 7.5%) 1 0.930 0.865 0.805 0.749 0.697

PV net benefit (2 065 470) 3 554 086 1 218 830 268 055 249 354 368 785

PV Benefit untuk Gross B/C 0 6 929 169 5 420 443 5 042 273 4 690 487 4 551 979

PV Biaya untuk Gross B/C 2 065 470 4 363 201 5 120 794 4 774 218 4 441 133 4 183 194

PV positif 5 659 110

PV negatif (2 065 470)

IV NPV 3 593 640

V Gross B/C 1.07

VI Net B/C 2.74

VII IRR 121.58%

VIII Pay back period (PP) 0.6

Page 77: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

63

Lampiran 17 Laporan laba rugi proyeksi 5 tahun (dalam Rp000)

No uraian komponen Tahun

1 2 3 4 5

I Inflow

1. Penjualan 5 324 400 6 264 000 6 264 000 6 264 000 6 264 000

Total inflow 5 324 400 6 264 000 6 264 000 6 264 000 6 264 000

II Outflow

2. Biaya Operasional

Biaya Tetap 341 500 341 500 341 500 341 500 341 500

Biaya Variabel 366 336 369 720 369 720 369 720 369 720

3. Biaya Penyusutan 400 350 400 350 400 350 400 350 400 350

Total Biaya Operasional 1 108 186 1 111 570 1 111 570 1 111 570 1 111 570

Biaya Non Operasional 1 062 228 1 062 228

III Laba sebelum bagi hasil 3 153 986 4 090 202 5 152 431 5 152 431 5 152 431

IV Bagi Hasil

Petani (70%, 75%) 2 207 790 3 067 652 3 067 652 3 067 652 3 067 652

Desa (5%) 157 699 204 510 257 622 257 622 257 622

Wirakoperasi (5%) 157 699 204 510 257 622 257 622 257 622

Koperasi (10%, 5%) 315 399 204 510 257 622 257 622 257 622

Investor (10%, 15%) 315 399 613 530 772 865 772 865 772 865

V Saldo Sebelum Pajak (EBT) 315 399 204 510 257 622 257 622 257 622

VI Pajak 25% 78 850 51 128 64 405 64 405 64 405

VII Pajak 0% (PPn) 0 0 0 0 0

VIII Laba bersih (EAT) 236 549 153 383 193 216 193 216 193 216

Page 78: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

64

Lampiran 18 Laporan arus kas proyeksi 5 tahun dengan sumber pinjaman

berbunga (dalam Rp000)

No Uraian Komponen Tahun

0 1 2 3 4 5

I Inflow

1. Penjualan 0 5 324 400 6 264 000 6 264 000 6 264 000 6 264 000

2. Pinjaman Bank

2 124 456

3. Nilai sisa

270 955

Total Inflow 0 7 448 856 6 264 000 6 264 000 6 264 000 6 534 955

II Outflow

1. Biaya Investasi 2 065 470 2 940 2 940 2 940 2 940 77 460

Total Biaya Investasi 2 065 470 2 940 2 940 330 2 940 77 460

2. Biaya Operasional

Biaya Tetap 341 500 341 500 341 500 341 500 341 500

Biaya Variabel

366 336 369 720 369 720 369 720 369 720

Total Biaya Operasional

707 836 711 220 711 220 711 220 711 220

3. Cicilan pinjaman

1 164 733 1 164 733

Total Biaya Non Operasional

1 164 733 1 164 733

Pajak Penghasilan (25%)

78 850 51 128 64 405 64 405 64 405

4. Bagi Hasil

Petani (70%, 75%)

2 136 037 2 990 773 3 864 323 3 864 323 3 864 323

Wirakoperasi (5%)

152 574 199 385 257 622 257 622 257 622

Desa (5%)

152 574 199 385 257 622 257 622 257 622

Total bagi hasil

2 441 185 3 389 543 4 379 566 4 379 566 4 379 566

Total outflow 2 065 470 4 395 544 5 319 563 5 158 131 5 158 131 5 158 131

III Saldo Usaha (net benefit) (2 065 470) 4 218 046 2 109 170 5 158 131 5 158 131 5 232 651

Arus Kas Non Operasional (2 065 470) (1 164 733) (1 164 733)

Akumulasi Saldo

987 842 1 932 279 3 038 148 4 144 016 5 446 320

Discount factor (i = 7.5%) 1 0.930 0.865 0.805 0.749 0.697

PV net benefit (2 065 470) 3 923 763 1 825 133 890 181 828 075 907 131

PV Benefit untuk Gross B/C 0 6 929 169 5 420 443 5 042 273 4 690 487 4 551 979

PV Biaya untuk Gross B/C 2 065 470 4 088 878 4 603 192 4 152 092 3 862 411 3 644 848

PV positif 7 629 519

PV negatif (2 065 470)

IV NPV 6 308 813

V Gross B/C 1.19

VI Net B/C 3.69

VII IRR 156.73%

VIII Pay back period (PP) 0.34

Page 79: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

65

Lampiran 19 Laporan laba rugi proyeksi 5 tahun dengan sumber pinjaman

berbunga (dalam Rp000)

No uraian komponen Tahun

1 2 3 4 5

I Inflow

1. Penjualan 5 324 400 6 264 000 6 264 000 6 264 000 6 264 000

Total inflow 5 324 400 6 264 000 6 264 000 6 264 000 6 264 000

II Outflow

2. Biaya Operasional

Biaya Tetap 341 500 341 500 341 500 341 500 341 500

Biaya Variabel 366 336 369 720 369 720 369 720 369 720

3. Biaya Penyusutan 400 350 400 350 400 350 400 350 400 350

Total Biaya Operasional 1 108 186 1 111 570 1 111 570 1 111 570 1 111 570

Biaya Non Operasional 1 164 733 1 164 733

III Laba sebelum bagi hasil 3 051 481 3 987 697 5 152 431 5 152 431 5 152 431

IV Bagi Hasil

Petani (70%, 75%) 2 136 037 2 990 773 3 864 323 3 864 323 3 864 323

Desa (5%) 152 574 199 385 257 622 257 622 257 622

Wirakoperasi (5%) 152 574 199 385 257 622 257 622 257 622

Koperasi (10%, 5%) 305 148 199 385 257 622 257 622 257 622

V Saldo Sebelum Pajak (EBT) 305 148 199 385 257 622 257 622 257 622

VI Pajak 25% 76 287 49 846 64 405 64 405 64 405

VII Pajak 0% (PPn) 0 0 0 0 0

VIII Laba bersih (EAT) 228 861 149 539 193 216 193 216 193 216

Page 80: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

Lampiran 20 Laporan arus kas di tahun pertama (dalam Rp000)

No Uraian Komponen Bulan ke-

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

I Inflow

1. Penjualan 0 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700

2. Dana Inestor

2 124 456

3. Nilai Sisa

Total inflow 0 2 568 470 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700

II Outflow

1. Biaya investasi 2 065 470 2 940

Total biaya investasi 2 065 470 2 940

2. Biaya operasional

Biaya tetap

28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458

Biaya variabel

30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528

Total biaya operasional

58 986 58 986 58 986 58 986 58 986 58 986 58 986 58 986 58 986 58 986 58 986 58 986

3. Cicilan pinjaman

88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519

Biaya non operasional

88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519

Pajak Penghasilan (25%)

6 571 6 571 6 571 6 571 6 571 6 571 6 571 6 571 6 571 6 571 6 571 6 571

4. Bagi hasil

Petani (60%)

183 983 183 983 183 983 183 983 183 983 183 983 183 983 183 983 183 983 183 983 183 983 183 983

Desa (5%)

13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142

Wirakoperasi (5%)

13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142

Inestor (10%)

26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283

Total Bagi hasil

236 549 236 549 236 549 236 549 236 549 236 549 236 549 236 549 236 549 236 549 236 549 236 549

Total outflow 2 065 470 390 625 390 625 390 625 390 625 390 625 390 625 390 625 390 625 390 625 390 625 390 625 393 565

III Saldo Usaha (net benefit) (2 065 470) 2 266 050 141 594 141 594 141 594 141 594 141 594 141 594 141 594 141 594 141 594 141 594 138 654

Arus Kas Non Operasional (2 065 470) (88 519) (88 519) (88 519) (88 519) (88 519) (88 519) (88 519) (88 519) (88 519) (88 519) (88 519) (88 519)

Akumulasi Saldo 112 061 165 136 218 211 271 286 324 361 377 436 430 510 483 585 536 660 589 735 642 810 692 945

66

Page 81: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

Lampiran 21 Laporan laba rugi tahun pertama (dalam Rp000)

No Uraian Komponen Bulan ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

I Inflow

1. Penjualan 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700

Total inflow 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700 443 700

II Outflow

2. Biaya Operasional

Biaya Tetap 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458

Biaya Variabel 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528

3. Biaya Penyusutan 33 362 33 362 33 362 33 362 33 362 33 362 33 362 33 362 33 362 33 362 33 362 33 362

Total Biaya Operasional 92 349 92 349 92 349 92 349 92 349 92 349 92 349 92 349 92 349 92 349 92 349 92 349

Biaya Non Operasional 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519

III Laba sebelum bagi hasil 262 832 262 832 262 832 262 832 262 832 262 832 262 832 262 832 262 832 262 832 262 832 262 832

IV Bagi hasil

Petani (60%) 183 983 183 983 183 983 183 983 183 983 183 983 183 983 183 983 183 983 183 983 183 983 183 983

Wirakoperasi (5%) 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 14 622

Desa (5%) 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 13 142 14 622

Koperasi (33%) 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283

Investor (10%) 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283

V Laba Koperasi (EBT) 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283 26 283

VI Pajak 25% 6 571 6 571 6 571 6 571 6 571 6 571 6 571 6 571 6 571 6 571 6 571 6 571

Pajak 0% (ppn) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

VII Laba bersih (EAT) 19 712 19 712 19 712 19 712 19 712 19 712 19 712 19 712 19 712 19 712 19 712 19 712

67

Page 82: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen
Page 83: RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN RIMPANG KUNYIT … · rencana bisnis pengembangan rimpang kunyit . dengan pendekatan cooperative entrepreneur. di bogor . prawitia widhyarini . departemen

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada 13 September 1989. Penulis adalah putri

dari Suwedi dan Supartini, dan merupakan anak kedua dari 2 bersaudara dengan

kakak bernama Pratiwi Widhyastuti.

Riwayat pendidikan penulis dimulai pada tahun 1995 di SD Barunawati IV

Jakarta Utara hingga tahun 2001. Pada tahun 2001 hingga tahun 2004 penulis

melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Pacet Cianjur. Tahun 2004 hingga tahun

2007 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Cilaku Cianjur. Pada tahun

2007 hingga 2010 penulis melanjutkan studi sebagai mahasiswi di Program

Keahlian Supervisor Jaminan Mutu Pangan Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur PMDK (Penerimaan Berdasarkan Minat dan Kemampuan). Tahun

2011 hingga sekarang penulis melanjutkan studi di Program Alih Jenis Agribisnis

IPB.

Selama mengikuti perkuliahan di IPB, penulis berpartisipasi dalam kegiatan

intra kampus sebagai panitia training The Seven Awereness pada saat melanjutkan

studi di Diploma IPB dan panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Program Alih Jenis

Agribisnis.