regional disparities and its contents...bolivia libya bolivia india vanuatu moroko perbandingan ipm...
TRANSCRIPT
REGIONAL DISPARITIES AND ITS CONTENTS
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Dipresentasikan pada Indonesia Development Forum 2018
Jakarta, 10 Juli 2018
REPUBLIK INDONESIA
Regional Disparities And Its Contents
KESENJANGAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA
PEMBANGUNAN EKONOMI SULAWESI
DEMOGRAFI DAN URBANISASI â INDONESIA 2045
Bagaimana perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia dan perubahannya antar provinsi dan kabupaten/kota.
Bisa dijadikan pelajaran dalam percepatan dan pemerataan pembangunan di Kawasan Timur Indonesia, tetapi seharusnya tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang inklusif
Bagaimana keadaan penduduk dan rasio ketergantungan berakibat kepada tingkat urbanisasi yang tinggi sehingga perlu diantisipasi pemerataan pembangunan antar wilayah dengan spesialisasi perekonomian wilayah dan konektivitas.
2
REPUBLIK INDONESIA
1. KESENJANGAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA
3
REPUBLIK INDONESIA
Pembangunan Manusia di Indonesia
67,5
68
68,5
69
69,5
70
70,5
71
2014 2015 2016 2017
68,90
69,55
70,18
70,81
IPM INDONESIA, 2014-2017
Pembangunan manusia di Indonesia mengalami peningkatan selama periode 2014-2017.
Empat provinsi mengalami kenaikan status IPM antara 2016-2017.o DKI : Tinggi Sangat Tinggio Jatim : Sedang Tinggio Jateng : Sedang Tinggio Sulsel : Sedang Tinggi
Kategori IPM:Sangat Tinggi > 80Tinggi 70 ⤠IPM < 80Sedang 60 ⤠IPM < 70Rendah <60
4
REPUBLIK INDONESIA
IPM tertinggi:KIB: Prov. DKI
KIT: Kalimantan Timur
Sangat Tinggi⼠80
Tinggi70 ⤠IPM < 80
Sedang60 ⤠IPM < 70
Rendah< 60
BARAT TIMUR
5,88%(1 Prov)
64,71%(11 Prov)
29,41%(5 Prov)
0%
0%
17,65%(3 Prov)
76,47%(13 Prov)
5,88%(1 Prov)
Sumber: BPS, diolah
IPM terendah:KIB: Lampung
KIT: Papua
Pembangunan Manusia di Kawasan Timur-BaratTahun 2017
5
REPUBLIK INDONESIA
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00
DKI JAKARTAD I YOGYAKARTA
KALIMANTAN TIMURKEPULAUAN RIAU
BALIRIAU
SULAWESI UTARABANTEN
SUMBARSUMUT
ACEHJAWA BARAT
JAWA TENGAHKALIMANTAN UTARA
SULAWESI SELATANKEP. BANGKA BELITUNG
JAMBIJAWA TIMUR
SULAWESI TENGGARABENGKULU
KALIMANTAN TENGAHKALIMANTAN SELATAN
SUMSELMALUKU
SULAWESI TENGAHLAMPUNG
MALUKU UTARAGORONTALO
KALIMANTAN BARATNUSA TENGGARA BARATNUSA TENGGARA TIMUR
SULAWESI BARATPAPUA BARAT
PAPUA
IPM 2014
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00
DKI JAKARTAD I YOGYAKARTA
KALIMANTAN TIMURKEPULAUAN RIAU
BALIRIAU
SULAWESI UTARABANTEN
SUMBARJAWA BARAT
ACEHSUMUT
JAWA TENGAHSULAWESI SELATAN
JAWA TIMURJAMBI
KEP. BANGKA BELITUNGBENGKULU
SULAWESI TENGGARAKALIMANTAN UTARA
KALIMANTAN TENGAHKALIMANTAN SELATAN
SUMSELLAMPUNG
MALUKUSULAWESI TENGAH
MALUKU UTARAGORONTALO
NUSA TENGGARA BARATKALIMANTAN BARAT
SULAWESI BARATNUSA TENGGARA TIMUR
PAPUA BARATPAPUA
IPM 2017
Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2014 dan 2017
6
Kategori IPM:Sangat Tinggi > 80
Tinggi 70 ⤠IPM < 80Sedang 60 ⤠IPM < 70
Rendah <60
REPUBLIK INDONESIA
Samoa
Uzbekistan
Libya
Libya
Botswana
Filipina
Vietnam
Paraguay
Moldova
Libya
Federasi Rusia
UzbekistanBelize
Malaysia
Maldives
Jordan
Afrika Selatan
Guyana
Thailand Afrika Selatan
Paraguay
GabonMesir
Brazil
LibyaParaguay
Vietnam
Bolivia
Libya
Vietnam
Bolivia
India
Vanuatu
Moroko
Perbandingan IPM Provinsi di Indonesia dengan HDI Negara-Negara yang Setara Tahun 2015
7
INDEKS WILLIAMSON IPM 34 PROVINSI DI INDONESIA
TAHUN 2014-2017
REPUBLIK INDONESIA
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Williamson Index of GRDP per capita, 2010-2017
Province District
0,00
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
0,07
0,08
0,09
0,10
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Williamson Index of HDI, 2010-2017
Province District
Ukuran Kesenjangan: Index Williamson dari IPM dan PDRB/Kapita Antar Provinsi dan Antar Kabupaten/Kota
Kesenjangan pembangunan manusia menurun lebih cepat dari PDRB per kapita.Disparitas antar wilayah pada komponen kesehatan dan pendidikan (pelayanan dasar)
menurun lebih cepat dari komponen ekonomi
9
REPUBLIK INDONESIA
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1
2014
2015
2016
2017
Williamson Index of HDI, 2014-2017
District Province
Kesenjangan pembangunan manusia cenderung menurun, antara tahun
2014-2017.
Nilai indeks semakin kecil, baik di tingkat provinsi maupun
kota/kabupaten.
Kesenjangan di tingkat kota/kabupaten lebih tinggi daripada
tingkat provinsi.
Perubahan Kesenjangan Pembangunan Manusia di Indonesia
10
REPUBLIK INDONESIA
0,000 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250
Sulawesi Barat
Dki Jakarta
Kep. Bangka Belitung
Kalimantan Tengah
Jambi
Lampung
Kalimantan Timur
Jawa Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Utara
Aceh
Nusa Tenggara Barat
Riau
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Barat
Sumatera Selatan
Bengkulu
Jawa Barat
D I Yogyakarta
Jawa Timur
Nusa Tenggara Timur
Sumatera Utara
Sulawesi Tengah
Sumatera Barat
Banten
Sulawesi Selatan
Bali
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
Kepulauan Riau
Maluku
Papua Barat
Papua
0,000 0,500 1,000 1,500 2,000 2,500
Gorontalo
Kalimantan Utara
Kep. Bangka Belitung
Kalimantan Tengah
Lampung
Sumatera Barat
Maluku Utara
Maluku
Bali
Kalimantan Barat
Sulawesi Barat
Riau
Aceh
Bengkulu
Kalimantan Selatan
Jambi
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Timur
D I Yogyakarta
Kepulauan Riau
Sulawesi Utara
Dki Jakarta
Sumatera Utara
Banten
Nusa Tenggara Timur
Jawa Tengah
Sulawesi Selatan
Sumatera Selatan
Jawa Barat
Sulawesi Tengah
Nusa Tenggara Barat
Jawa Timur
Papua Barat
Papua
Williamson index of GRDP per capita for 34 province, 2017 Williamson index of HDI for 34 province, 2017
Ukuran Kesenjangan: Williamson Index dari IPM dan PDRB/Kapita antar Kabupaten/Kota di Tingkat Provinsi
11
REPUBLIK INDONESIA
Kategori IPM:Sangat Tinggi > 80
Tinggi 70 ⤠IPM < 80Sedang 60 ⤠IPM < 70
Rendah <60
Kesenjangan Pembangunan Manusia
Provinsi DKI 2017Angka IPM : Tertinggi (80,06)Indeks WS : Sangat rendahTahun 2014-2017 kesenjangan pembangunan manusia menurun <10%
Prov Sulawesi Barat 2017Angka IPM : Rendah (64,30)Indeks WS : Sangat rendahTahun 2014-2017, mampu menurunkan kesenjangan > 50%
NTT dan Kep. Bangka Belitung, masing-masing menurunkan kesenjangan 44,0% dan 25,0%
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3
DKI JAKARTA
SULAWESI BARAT
JAMBI
KALIMANTAN TENGAH
LAMPUNG
KALIMANTAN TIMUR
JAWA TENGAH
KEP. BANGKA BELITUNG
NUSA TENGGARA BARAT
ACEH
RIAU
KALIMANTAN SELATAN
BENGKULU
KALIMANTAN UTARA
SULAWESI UTARA
GORONTALO
KALIMANTAN BARAT
D I YOGYAKARTA
SUMSEL
JAWA TIMUR
SUMUT
SUMBAR
JAWA BARAT
SULAWESI TENGAH
SULAWESI SELATAN
BALI
BANTEN
SULAWESI TENGGARA
MALUKU UTARA
KEPULAUAN RIAU
MALUKU
NUSA TENGGARA TIMUR
PAPUA BARAT
PAPUA
Indeks Williamson IPM 2014
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25
SULAWESI BARAT
DKI JAKARTA
KEP. BANGKA BELITUNG
KALIMANTAN TENGAH
JAMBI
LAMPUNG
KALIMANTAN TIMUR
JAWA TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN UTARA
ACEH
NUSA TENGGARA BARAT
RIAU
GORONTALO
SULAWESI UTARA
KALIMANTAN BARAT
SUMSEL
BENGKULU
JAWA BARAT
D I YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
NUSA TENGGARA TIMUR
SUMUT
SULAWESI TENGAH
SUMBAR
BANTEN
SULAWESI SELATAN
BALI
SULAWESI TENGGARA
MALUKU UTARA
KEPULAUAN RIAU
MALUKU
PAPUA BARAT
PAPUA
Indeks Williamson IPM 2017
12
REPUBLIK INDONESIA
-10
0
10
20
30
40
50
60
SU
LA
WE
SI
BA
RA
T
NU
SA
TE
NG
GA
RA
TIM
UR
KE
P. B
AN
GK
A B
EL
ITU
NG
KA
LIM
AN
TA
N U
TA
RA
KA
LIM
AN
TA
N S
EL
AT
AN
JAW
A B
AR
AT
DK
I JA
KA
RT
A
SU
MS
EL
LA
MP
UN
G
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
LIM
AN
TA
N T
IMU
R
GO
RO
NT
AL
O
JAM
BI
KA
LIM
AN
TA
N B
AR
AT
MA
LU
KU
UT
AR
A
AC
EH
RIA
U
PA
PU
A B
AR
AT
PA
PU
A
SU
LA
WE
SI
TE
NG
GA
RA
NU
SA
TE
NG
GA
RA
BA
RA
T
KE
PU
LA
UA
N R
IAU
SU
LA
WE
SI
TE
NG
AH
SU
LA
WE
SI
UT
AR
A
JAW
A T
EN
GA
H
MA
LU
KU
JAW
A T
IMU
R
BA
NT
EN
SU
MU
T
D I
YO
GY
AK
AR
TA
BA
LI
SU
LA
WE
SI
SE
LA
TA
N
SU
MB
AR
BE
NG
KU
LU
Perubahan Indeks Williamson 2014-2017
Besar PerubahanJumlah
Provinsi
> 25% 3 Provinsi
< 20% 3 Provinsi
< 10% 18 Provinsi
< 5% 9 Provinsi
Satu provinsi mengalami peningkatan kesenjangan, meski
angka IPM membaik.
Perubahan Kesenjangan Pembangunan Manusia
13
REPUBLIK INDONESIA
2. PEMBANGUNAN EKONOMI SULAWESI
14
REPUBLIK INDONESIA
Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi
Ekonomi Sulawesi tumbuh di ataspertumbuhan ekonomi nasional, Wilayah Sumatera dan Kalimantan Rata-rata pertumbuhan ekonomi 2011-2017:⢠Sulawesi 7,8%⢠Kalimantan 3,9%⢠Sumatera 4,8%⢠Jawa 5,9%⢠Nasional 5,4%
Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat menjadi pendorong utamakenaikan pertumbuhan Sulawesi.
6,2 5,7
5,0 4,6
3,5
4,3 4,3
6,4 6,4 6,0
5,6 5,5 5,6 5,6 6,5
5,7
3,9 3,4
1,4 2,0
4,3
8,5 9,0
7,7
6,9
8,2
7,4 7,0
6,2 6,0 5,6
5,0 4,9
5,0 5,1
-
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
10,0
2011 2012 2013 2014 2015 2016* 2017**
SUMATERA JAWA KALIMANTAN SULAWESI NASIONAL
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Nasional Tahun 2011-2017, (Persen)
WILAYAH 2011 2012 2013 2014 2015 2016* 2017** 2011-2017
SULAWESI UTARA 6,2 6,9 6,4 6,3 6,1 6,2 6,3 6,3
SULAWESI TENGAH 9,8 9,5 9,6 5,1 15,5 10,0 7,1 9,5
SULAWESI SELATAN 8,1 8,9 7,6 7,5 7,2 7,4 7,2 7,7
SULAWESI TENGGARA 10,6 11,7 7,5 6,3 6,9 6,5 6,8 8,0
GORONTALO 7,7 7,9 7,7 7,3 6,2 6,5 6,7 7,2
SULAWESI BARAT 10,7 9,2 6,9 8,9 7,3 6,0 6,7 8,0
SUMATERA 6,2 5,7 5,0 4,6 3,5 4,3 4,3 4,8
JAWA 6,4 6,4 6,0 5,6 5,5 5,6 5,6 5,9
KALIMANTAN 6,5 5,7 3,9 3,4 1,4 2,0 4,3 3,9
SULAWESI 8,5 9,0 7,7 6,9 8,2 7,4 7,0 7,8
NASIONAL 6,2 6,0 5,6 5,0 4,9 5,0 5,1 5,4
15
REPUBLIK INDONESIA
PENDORONG PERTUMBUHAN SULAWESI DARI SISI PRODUKSI: Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil di Sulawesi ditopang oleh meningkatnya
kinerja semua sektor.
Dari sisi produksi,
⢠Pertumbuhan ekonomi Sulawesi didorongkuat oleh sektor industri didukung olehsektor pertanian.
⢠Sektor industri tumbuh rata-rata 9,1% per tahun dan sektor pertanian 5,7% per tahun.
⢠Pertumbuhan sektor industri terutama didorong oleh industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, serta industri logam dasar (terkait dengan hilirisasi tambang) yang meningkat rata-rata 8,5%, 7,0%, dan 27,5% per tahun.
⢠Pertumbuhan sektor pertanian terutama didorong oleh subsektor tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan perkebunan yang meningkat rata-rata 4,7%, 6,8%, 8,2%, dan lebih dari 5,0% per tahun.
⢠Wilayah Sulawesi yang kaya mineral mendorong sektor pertambangan dan penggalian tumbuh rata-rata 9,8% per tahun.
LAPANGAN USAHA
Pertumbuhan (%)
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017Rata-rata
2011-2017
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5.10 5.40 5.60 7.90 4.70 5.90 5.50 5.70
Pertambangan dan Penggalian 12.90 18.10 10.90 -4.00 12.00 8.20 10.30 9.80
Industri Pengolahan 8.60 7.70 7.70 9.10 13.30 10.50 6.70 9.10
Pengadaan Listrik dan Gas 9.40 15.70 10.10 16.40 3.50 11.90 6.30 10.00
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
9.40 6.40 6.70 4.50 2.60 5.70 5.20 5.80
Konstruksi 9.00 9.60 10.10 9.80 11.30 5.40 6.60 8.80
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
10.10 9.70 7.70 8.10 7.20 8.60 8.50 8.60
Transportasi dan Pergudangan 9.90 10.00 6.70 5.80 7.40 8.10 7.00 7.80
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8.70 9.90 7.40 8.60 7.00 9.20 9.60 8.60
Informasi dan Komunikasi 10.10 16.40 12.50 7.10 8.30 8.60 9.40 10.30
Jasa Keuangan dan Asuransi 17.20 13.40 8.40 5.20 6.80 15.40 5.50 10.30
Real Estat 9.50 8.70 7.80 8.00 7.10 5.90 5.10 7.40
Jasa Perusahaan 9.60 8.20 7.90 6.90 6.10 7.30 7.70 7.70
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
6.60 5.70 4.30 6.50 7.70 3.00 4.80 5.50
Jasa Pendidikan 10.20 8.00 7.80 6.50 7.20 7.10 7.60 7.80
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9.20 9.40 7.50 9.10 8.40 7.90 7.70 8.50
Jasa lainnya 7.60 8.30 6.70 8.10 8.10 8.40 7.50 7.80
PDRB 8.50 9.00 7.70 6.90 8.20 7.40 7.00 7.80
16
REPUBLIK INDONESIA
Pengaruh Harga Komoditas
-
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
10,0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sulawesi Kalimantan
Berakhirnya era commodity boom berdampak terhadapSulawesi, tetapi tidak sebesar dampaknya terhadapKalimantan âŚ
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
2010
M01
2010
M05
2010
M09
2011
M01
2011
M05
2011
M09
2012
M01
2012
M05
2012
M09
2013
M01
2013
M05
2013
M09
2014
M01
2014
M05
2014
M09
2015
M01
2015
M05
2015
M09
2016
M01
2016
M05
2016
M09
2017
M01
2017
M05
2017
M09
2018
M01
Batubara Coklat CPO Nikel
Perbedaan perubahan harga komoditas di Sulawesi danKalimantan hanya bisa menjelaskan sedikit perbedaantersebut. Meski harga coklat dan CPO relatif turun lebih sedikitdibandingkan dengan batubara, tetapi nikel mengalamitekanan cukup besar pada tahun 2015.
Pertumbuhan EkonomiPersen YoY
Harga Komoditas2010=100
17
REPUBLIK INDONESIA
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
Sula
wes
i Ten
gah
Sula
wes
i Bar
at
Mal
uku
Uta
ra
Sula
wes
i Sel
atan
Kal
iman
tan
Ten
gah
Sula
wes
i Ten
ggar
a
Go
ron
talo
Lam
pu
ng
Ben
gku
lu
Ria
u
Kal
iman
tan
Uta
ra
Jaw
a Ti
mu
r
Kep
ri
Mal
uku
Sum
atra
Se
lata
n
NTT
Jaw
a Te
nga
h
Jaw
a B
arat
Jam
bi
Sula
wes
i Uta
ra
Bal
i
Nas
ion
al
Pap
ua
DK
I Jak
arta
Kal
iman
tan
Bar
at
Kal
iman
tan
Se
lata
n
Sum
atra
Bar
at
Ban
ten
Sum
atra
Uta
ra
Pap
ua
Bar
at
NTB
DI Y
ogy
akar
ta
Ban
gka
Be
litu
ng
Kal
iman
tan
Tim
ur
Ace
h
Pertumbuhan Industri Pengolahan di Sulawesi Lebih Tinggi dari Nasional
Pertumbuhan industri pengolahan terbesar terjadi di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat berbasis sumber daya alam
0
2
4
6
8
10
12
14
Makanandan
Minuman
Furnitur Tekstil danPakaian Jadi
Kertas danBarang dari
Kertas
Karet,Barang dari
Karet,Plastik
BarangGalianbukanLogam
Lainnya AlatAngkutan
Kayu, Barang dari
Kayu, âŚ
Kimia, Farmasi, âŚ
Barang Logam,
Komputer, âŚ
0
2
4
6
8
10
LogamDasar
Tekstil danPakaian
Jadi
Kertas danBarang dari
Kertas
Kulit, Produk Kulit, âŚ
Makanandan
Minuman
Barang Logam,
Komputer, âŚ
BarangGalianbukanLogam
Kimia, Farmasi, âŚ
AlatAngkutan
Lainnya Karet,Barang dari
Karet,Plastik
Kayu, Barang dari
Kayu, âŚ
Furnitur ProsesTembakau
> 80 ribu persen
Sulawesi Tengah: didorong oleh industrismelter
Sulawesi Barat: didorong oleh industrimakanan dan minuman CPO dancoklat
Pertumbuhan Sub Sektor IndustriPengolahan 2011-2016
Persen, YoYPertumbuhan Sektor Industri Pengolahan
2011-2017 Persen, YoY
18
Ace
h
Provinsi Sulawesi Nasional Provinsi lainKet:
REPUBLIK INDONESIA
Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Pertambangan
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
Jam
bi
Go
ron
talo
Sula
wes
i Sel
atan
Sula
wes
i Bar
at
Kal
iman
tan
Uta
ra
Ban
gka
Be
litu
ng
Sula
wes
i Ten
gah
Kal
iman
tan
Tim
ur
Sum
atra
Uta
ra
Sula
wes
i Ten
ggar
a
NTB
Ban
ten
Pap
ua
Mal
uku
Ace
h
Kal
iman
tan
Ten
gah
Kal
iman
tan
Tim
ur
Nas
ion
al
Kep
ri
Sum
atra
Se
lata
n
Ria
u
Sum
atra
Mal
uku
Uta
ra
Sula
wes
i Uta
ra
Ben
gku
lu
Lam
pu
ng
Kal
iman
tan
Se
lata
n
Jaw
a Ti
mu
r
NTT
Bal
i
Pap
ua
Bar
at
Jaw
a Te
nga
h
Jaw
a B
arat
DI Y
ogy
akar
ta
DK
I Jak
arta
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
Sula
wes
i Ten
gah
Sula
wes
i Ten
ggar
a
Sum
atra
Uta
ra
Sula
wes
i Bar
at
Kal
iman
tan
Ten
gah
Sula
wes
i Uta
ra
Jaw
a Te
nga
h
Lam
pu
ng
Jaw
a Ti
mu
r
NTB
Mal
uku
Kal
iman
tan
Uta
ra
Kal
iman
tan
Bar
at
NTT
Sula
wes
i Sel
atan
Kal
iman
tan
Se
lata
n
Jam
bi
Sum
atra
Bar
at
Bal
i
Sum
atra
Se
lata
n
Kep
ri
Go
ron
talo
Ben
gku
lu
DI Y
ogy
akar
ta
Kal
iman
tan
Tim
ur
Mal
uku
Uta
ra
Ban
ten
Ban
gka
Be
litu
ng
Nas
ion
al
Pap
ua
DK
I Jak
arta
Pap
ua
Bar
at
Jaw
a B
arat
Ria
u
Ace
h
Tumbuhnya industri pengolahan berbasis SDA berdampak pada peningkatkan permintaan output sektor pertanian danpertambangan di Sulawesi. Kondisi ini juga mengurangi dampak negatif turunnya harga komoditas internasional, karena
komoditas diserap oleh sektor industri domestik.
Pertumbuhan Sektor Pertanian2011-2017 Persen, YoY
Pertumbuhan Sektor Pertambangan2011-2017 Persen, YoY
19
Ria
u
Ace
h
Provinsi Sulawesi Nasional Provinsi lainKet:
REPUBLIK INDONESIA
Pertumbuhan tinggi dan stabil dari Sulawesi memberi dampak besaran yang hampirsama terhadap pengangguran, kemiskinan, dan gini rasio apabila dibandingkan dengan
nasional yang mempunyai pertumbuhan yang lebih rendah
Dampak Pembangunan Ekonomi Sulawesi dan Indonesia Terhadap Pengangguran, Kemiskinan dan Kesenjangan
Pertumbuhan Ekonomi
20
REPUBLIK INDONESIA
Pembangunan Ekonomi Inklusif
⢠Pembangunan ekonomi Sulawesi selama 7 tahun terakhir tumbuh pada tingkatyang tinggi dan stabil melebihi nasional dan wilayah lainnya di Indonesia.
⢠Hampir semua sektor yang ada di Sulawesi tumbuh tinggi. ⢠Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan rata-rata tumbuh 5, 70% dan tumbuh cukup tinggi
di seluruh provinsi.
⢠Sektor industri pengolahan rata-rata tumbuh 9,10%; sektor perdagangan besar dan eceran 8,60%.
⢠Sektor pertambangan dan penggalian berkontribusi cukup besar dalam mendorongpertumbuhan ekonomi di Sulawesi rata-rata 9,80%, namun aktivitas pertambangan danpenggalian hanya terkonsentrasi di Sulawesi Tengah dengan tambang nikel, dan Sulawesi Tenggara dengan tambang Migas.
⢠Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil belum dibarengi oleh kualitas yang tinggi. Dampaknya terhadap penurunan pengangguran, kemiskinan, dankesenjangan masih kurang berkualitas dibandingkan dengan dampak nasional
21
REPUBLIK INDONESIA
3. DEMOGRAFI DAN URBANISASI â INDONESIA 2045
22
REPUBLIK INDONESIA
Demografi dan Urbanisasi
2010 2045
238,5 juta Jumlah Penduduk 318,7 juta
69,8 tahun Harapan Hidup72,8 tahun
11,9 juta Jumlah lansia (65+) 42,8 juta
49,9% Penduduk tinggal di perkotaan
69,1%
50.,1
48,4
47,346,947,2
47,7
48,6
50,5
20452040203520302025202020152010
Rasio ketergantunganterendah di 2028-
2031
Rasio ketergantungan mencapai tingkat terendah di sekitartahun 2030. Dalam jangka panjang, TFR dijaga tetapseimbang sekitar 2,1.
Pertumbuhan penduduk mendorong urbanisasi dantumbuhnya kota kecil dan sedang di seluruh Indonesia. Sementara kota-kota besar dan daerah peri urban akanmembentuk mega urban.
90%
Pada tahun 2035 hampir 90% penduduk Jawa tinggal di perkotaan, dengan konsentrasi penduduk perkotaan di wilayah Jakarta â Bandung mencapai 76 juta orang.
23
REPUBLIK INDONESIA
Pemerataan Pembangunan Wilayah
Pemerataan pembangunan daerah terus ditingkatkan dengan mendorong
pertumbuhan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) lebih tinggi dan tetap
mempertahankan momentum pertumbuhan wilayah Jawa.
24
REPUBLIK INDONESIA
Pembangunan Infrastruktur yang Merata dan Terintegrasi
Arah Pembangunan Infrastruktur:
Meningkatkan Konektivitas Fisik dan Virtual
Mendorong Pemerataan Pembangunan antar Wilayah
Memenuhi Prasarana Dasar
MendukungPembangunan Perkotaan dan Perdesaan
Antisipasi terhadap Perubahan Iklim
⢠Penyelesaian ruas utama jalan di seluruh pulau,
⢠Transportasi perkotaan berbasis rel dan kereta cepat untukantisipasi mega urban dan urbanisasi,
⢠Transportasi laut dan udara untuk mendukung mobilitaspenduduk dan distribusi barang antarwilayah,
⢠Transportasi laut sebagai unsur utama konektivitasmaritim,
⢠Pengembangan kawasan aerotropolis,
⢠Pemenuhan konektivitas digital dan virtual untuk seluruhkelompok masyarakat, dan
⢠Pemenuhan akses masyarakat terhadap prasarana dasar.
25
REPUBLIK INDONESIA
TERIMA KASIH
26