refrat pterigium

Click here to load reader

Upload: ade-churie-tanjaya

Post on 25-Nov-2015

166 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

monggo

TRANSCRIPT

Disusun oleh: Amin Kamaril Wahyudi, S.Ked 082011101051 Ade Churie Tanjaya, S. Ked 092011101016 Dosen Pembimbing: dr. Bagas Kumoro, Sp. M Disusun untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Madya di Lab/ SMF Ilmu Kesehatan Mata RSD dr. Soebandi LAB/SMF ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER RSD DR SOEBANDI JEMBER 2014

Disusun oleh:Amin Kamaril Wahyudi, S.Ked082011101051Ade Churie Tanjaya, S. Ked092011101016Dosen Pembimbing:dr. Bagas Kumoro, Sp. MDisusun untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Madya di Lab/ SMF Ilmu Kesehatan Mata RSD dr. SoebandiLAB/SMF ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBERRSD DR SOEBANDI JEMBER2014

PTERIGIUMDEFINISIbahasa Yunani yaitu Pteron yang artinya sayap (wing).

pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada konjungtiva dan tumbuh menginfiltrasi permukaan kornea, umumnya bilateral di sisi nasal, biasanya berbentuk segitiga dengan kepala/apex menghadap kesentral kornea dan basis menghadap lipatan semilunar pada cantus.

EPIDEMIOLOGItersebar di seluruh dunia, Faktor yang sering mempengaruhi adalah daerah tropis (daerah berdebu dan kering.)Prevalensi tinggi sampai 22 % di daerah dekat ekuator dan 4 mm dan mengganggu aksis visual. Lesi yang luas khususnya pada kasus rekuren dapat berhubungan dengan fibrosis subkonjungtiva yang meluas ke forniks dan biasanya menyebabkan gangguan pergerakan bola mata.

KLASIFIKASIBerdasarkan stadium pterigium dibagi :

Stadium I : jika pterigium hanya terbatas pada limbus kornea

Stadium II : jika pterigium sudah melewati limbus dan belum mencapai pupil, tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.

Stadium III : jika pterigium sudah melebihi stadium II tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (diameter pupil sekitar 3-4 mm).

Stadium IV : jika pertumbuhan pterigium sudah melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan.

Pterigium stadium 1Pterigium stadium 2Pterigium stadium 3Pterigium stadium 4KLASIFIKASIBerdasarkan perjalanan penyakitnya:

Pterigium progresif : tebal dan vaskular dengan beberapa infiltrat di kornea di depan kepala pterigium (disebut cap dari pterigium)

Pterigium regresif : tipis, atrofi, sedikit vaskular. Akhirnya menjadi bentuk membran, tetapi tidak pernah hilang.

KLASIFIKASIBerdasarkan terlihatnya pembuluh darah episklera di pterigium dan harus diperiksa dengan slit lamp pterigium dibagi :T1 (atrofi) : pembuluh darah episkleral jelas terlihatT2 (intermediet) : pembuluh darah episkleral sebagian terlihat T3 (fleshy, opaque) : pembuluh darah tidak jelas. PATOFISIOLOGIpaparan sinar matahari, udara yang kering, inflamasi, paparan terhadap angin dan debu atau iritan yang lain.

UV-B merupakan faktor mutagenik bagi tumor supressor gene p53 yang terdapat pada stem sel basal di limbus

terjadi perubahan degenerasi kolagen dan terlihat jaringan subepitelial fibrovaskular

proliferasi jaringan granulasi fibrovaskular di bawah epitel yaitu substansi propia yang akhirnya menembus kornea

Kerusakan kornea terdapat pada lapisan membran Bowman disebabkan pertumbuhan jaringan fibrovaskular dan disertai dengan inflamasi ringan. Kerusakan membran Bowman ini akan mengeluarkan substrat yang diperlukan untuk pertumbuhan pterigium.PATOFISIOLOGILimbal stem cell adalah sumber regenerasi epitel kornea. Pada keadaan defisiensi limbal stem cell, terjadi konjungtivalisasi pada permukaan kornea. Gejala dari defisiensi limbal adalah pertumbuhan konjungtiva ke kornea

Pterigium biasanya bilateral karena memiliki resiko paparan iritan yang sama

Daerah konjungtiva nasal memiliki resiko lebih tinggi mendapatkan paparan secara langsung maupun tidak langsung dari pantulan sinar dari nasal GAMBARAN KLINISAsimtomatismata sering berair dan tampak merah, merasa seperti ada benda asing, dapat timbul astigmatisme akibat kornea tertarik, pada pterigium lanjut stadium 3 dan 4 dapat menutupi pupil dan aksis visual sehingga tajam penglihatan menurun. GAMBARAN KLINIS

Bagian apeks,(islet of funck ) biasanya datar, terdiri atas zona abu-abu pada kornea yang kebanyakan terdiri atas fibroblast. Garis zat besi (iron line/Stockers line) dapat dilihat pada bagian anterior kepala.

Bagain Collum.Terletak langsung setelah apeks, merupakan sebuah lapisan vesikuler tipis yang menginvasi kornea seperti halnya apeks.

Bagian Corpus, merupakan bagian yang mobile (dapat bergerak), lembut, merupakan area vesikuler pada konjungtiva bulbi dan merupakan area paling ujung. DIAGNOSISANAMNESIS mata merah, gatal, mata sering berair, ganguan penglihatan. Selain itu perlu juga ditanyakan adanya riwayat mata merah berulang, riwayat banyak bekerja di luar ruangan pada daerah dengan pajanan sinar mathari yang tinggi, serta dapat pula ditanyakan riwayat trauma sebelumnya.

PEMERIKSAAN FISIK jaringan fibrovaskular pada permukaan konjuntiva. Pterigium dapat memberikan gambaran yang vaskular dan tebal tetapi ada juga pterigium yang avaskuler dan flat. Perigium paling sering ditemukan pada konjungtiva nasal dan berekstensi kr kornea nasal,

PEMERIKSAAN PENUNJANGSlit lamp melihat bentukan topografi kornea untuk menilai seberapa besar komplikasi berupa astigmtisme ireguler yang disebabkan oleh pterigium.TATALAKSANAKONSERVATIFmengurangi iritasi maupun paparan sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata anti UV dan pemberian air mata buatan/topical lubricating drops.

PEMBEDAHANEkstirpasi PterigiumINDIKASI EKSTIRPASIPterigium yang menjalar lebih dari 3mm kearah kornea dari limbusPterigium yang menjalar lebih dari separuh antara limbus dan tepi pupilSering memberi keluhan ( mata merah, berair, silau)Kosmetik Anonim PDT RS dr. Soetomo 2006TATALAKSANA

Simple closure : menyatukan langsung sisi konjungtiva yang terbuka, dilakukan bila luka pada konjuntiva relatif kecil.Bare sclera : menyatukan konjungtiva dengan permukaan sklera. tingkat rekurensi pasca pembedahan yang dapat mencapai 40-75%.Sliding flap : dibuat insisi berbentuk huruf L disekitar luka bekas eksisi untuk memungkinkan dilakukannya penempatan flap.Rotational flap : dibuat insisi berbentuk huruf U di sekitar luka bekas eksisi untuk membentuk seperti lidah pada konjungtiva yang kemudian diletakkan pada bekas eksisi.Conjungtival graft : menggunakan free graft yang biasanya diambil dari konjungtiva bulbi superior, dieksisi sesuai dengan ukuran luka kemudian dipindahkan dan dijahit .

DIAGNOSIS BANDINGPinguekulum - suatu penonjolan berwarna putih kekuningan yang tumbuh di dekat kornea. Ukurannya bisa semakin besar. Penyebabnya tidak diketahui tetapi pertumbuhannya didukung oleh pemaparan sinar matahari dan iritasi mata.

Pseudo pterigium- Jika bagian limbus dapat dilalui oleh sonde. Pseudopterigium merupakan jaringan Konjungtiva yang tumbuh Menutupi jaringan Kornea yang mengalami Luka atau peradangan.

KOMPLIKASIAstigmatismemenyebabkan perubahan bentuk kornea akibat adanya mekanisme penarikan oleh pterigium serta terdapat pendataran daripada meridian horizontal pada korneaMekanisme pendataran itu sendiri belum jelas. Hal ini diduga akibat tear meniscus antara puncak kornea dan peninggian pterigium. Astigmat yang ditimbulkan oleh pterigium adalah astigmat with the rule dan iireguler astigmat.

KOMPLIKASIKomplikasi pasca eksisi:

Infeksi, reaksi bahan jahitan, jaringan parut, parut kornea, graft konjungtiva longgar, perforasi mata, perdarahan vitreus.Pterigium rekuren

PROGNOSISPenglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi adalah baik. Kebanyakan pasien dapat beraktivitas lagi setelah 48 jam post operasi. Pasien dengan pterigium rekuren dapat dilakukan eksisi ulang dan graft dengan konjungtiva autograft atau transplantasi membran amnion

Terima Kasih