refleksi kasus ca mammae.docx
TRANSCRIPT
REFLEKSI KASUS
MANAJEMEN KARSINOMA MAMMAE
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti
Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Bedah
di Badan Rumah Sakit Daerah Wonosobo
Diajukan Kepada:
dr. Sunarto, Sp.B
Disusun Oleh:
Arif Trisaktiadi Nugroho
20090310020
BAGIAN ILMU BEDAH
BADAN RUMAH SAKIT DAERAH WONOSOBO
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2013i
HALAMAN PENGESAHAN
REFLEKSI KASUS
MANAJEMEN KARSINOMA MAMMAE
Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Syarat
Kelulusan Program Profesi Dokter
Di Bagian Ilmu Bedah RSUD Setjonegoro Wonosobo
Disusun Oleh:
Arif Trisaktiadi Nugroho
20090310020
Telah dipersentasikan pada:
Tanggal: 9 November 2013
Disahkan oleh,
Dokter Pembimbing
(dr. Sunarto, Sp. B)
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas refleksi kasus untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti ujian
akhir program pendidikan profesi di bagian Ilmu Bedah dengan judul:
MANAJEMEN KARSINOMA MAMMAE
Penulisan refleksi kasus ini dapat terwujud atas bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Sunarto, Sp.B sebagai dokter pembimbing dan dokter Spesialis Bedah
RSUD Wonosobo.
2. dr. H. Dimyati Ahmad, Sp.B sebagai dokter Spesialis Bedah RSUD
Wonosobo.
3. Teman-teman koas angkatan 2009 serta tenaga kesehatan RSUD Wonosobo
yang telah membantu penulis dalam menyusun tugas ini.
Penulis menyadari dalam menyusun refleksi kasus ini, penulis masih memiliki
banyak kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan
penyusunan refleksi kasus di masa yang akan datang. Semoga dapat menambah
pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Wonosobo, 9 Novemer 2013
Arif Trisaktiadi Nugroho
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
A. Anatomi Payudara 1
B. Vaskularisasi 2
C. Definisi Kanker dan Kanker Payudara 3
D. Gejala 4
E. Pencegahan 5
F. Penegakan Diagnosis 6
G. Manajemen Karsinoma Payudara 6
DAFTAR PUSTAKA 11
iv
A. Anatomi Payudara
Jaringan payudara dibentuk oleh glandula yang memproduksi air susu
(lobulus) yang dialirkan ke puting (nipple) melalui duktus. Stuktur lainnya
adalah jaringan lemak yang merupakan komponen terbesar, connective tissue,
pembuluh darah dan saluran beserta kelenjar limfatik. Setiap payudara
mengandung 15-20 lobus yang tersusun sirkuler. Jaringan lemak (subcutaneus
adipose tissue) yang membungkus lobus memberikan bentuk dan ukuran
payudara. Tiap lobus terdiri dari beberapa lobulus yang merupakan tempat
produksi air susu sebagai respon dari signal hormonal. Terdapat 3 hormon yang
mempengaruhi payudara yakni estrogen, progesteron dan prolaktin, yang
menyebabkan jaringan glandular payudara dan uterus mengalami perubahan
selama siklus menstruasi. Areola adalah area hiperpigmentasi di sekitar puting.
Berikut ini adalah gambar anatomi payudara normal:
Gambar 1. Anatomi Payudara
Payudara dibagi menjadi empat kuadran. Dua garis khayalan ditarik
melalui puting susu, masing-masing saling tegak lurus. Jika payudara
dibayangkan sebgai piringan sebuah jam, satu garis menghubungkan “jam 12
dengan jam 6” dan garis lainnya menghubungkan “ jam 3 dengan jam 9”.
Empat kuadran yang dihasilkannya adalah kuadran atas luar (supero lateral),
1
kuadran atas dalam (supero medial), kuadran bawah luar (infero lateral), dan
kuadran bawah dalam (infero medial).
B. Vaskularisasi Payudara
a. Arteri
Payudara mendapat aliran darah dari:
1) Cabang-cabang perforantesa mammaria interna. Cabang-cabang I, II, III,
IV, V dari a. mammaria interna menembus di dinding dada dekat tepi
sternum pada interkostal yang sesuai, menembus m. pektoralis mayor dan
memberi aliran darah pada tepi medial glandulla mamma.
2) Rami pektoralis a. thorako-akromialis. Arteri ini berjalan turun di antara m.
pektoralis minor dan m. pektoralis mayor. Pembuluh ini merupakan
pembuluh utama m. pektoralis mayor, arteri ini akan memberikan aliran
darah ke glandula mamma bagian dalam (deep surface)
3) A. thorakalis lateralis (a. mammae eksternal). Pembuluh darah ini berjalan
turun menyusuri tepi lateral muskulus (otot = m) pektoralis mayor untuk
mendarahi bagian lateral payudara.
4) A. thorako-dorsalis. Pembuluh darah ini merupakan cabang dari a.
subskapularis. Arteri i memberikan aliran darah ke m. latissmus dorsi dan
m. serratus magnus. Walaupun arteri ini tidak memberikan pendarahan
pada glandula mamma, tetapi sangat penting artinya, karena pada tindakan
radikal mastektomi, pendarahan yang terjadi akibat putusnya arteri ini sulit
dikontrol, sehingga daerah ini dinamakan “ the bloody angel”.
b. Vena
Pada daerah payudara terdapat tiga grup vena:
1) Cabang-cabang perforantes v. mammaria interna
Vena ini merupakan vena yang tersebar pada jaringan payudara yang
2
mengalirkan darah dari payudara dan bermuara pada v. Mammaria interna
yang kemudian bermuara pada v. minominata.
2) Cabang-cabang v. aksillaris, yang terdiri dari v. thorako-akromialis. v.
thoraklais lateralis dan v. thorako-dorsalis.
3) Vena-vena kecil bermuara pada v. Interkostalis. Vena interkostalis
bermuara pada v. Vertebralis, kemudian bermuara pada v. Azygos (melalui
vena-vena ini, keganasan pada payudara akan dapat bermetastase langsung
ke paru).
C. Definisi Kanker dan Kanker Payudara
Kanker atau disebut juga neoplasma adalah suatu penyakit
pertumbuhan sel karena di dalam organ tubuh timbul dan berkembang biak sel-
sel baru yang tumbuh abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan bentuk, sifat
dan gerakan yang berbeda dari sel asalnya, serta merusak bentuk dan fungsi
organ asalnya. Sel kanker akan menyusup (invasif) ke jaringan sekitarnya, lalu
membuat anak sebar (metastasis) ketempat yang lebih jauh melalui pembuluh
darah dan pembuluh getah bening. Kanker dapat tumbuh disemua sel atau
jaringan tubuh, seperti sel kulit, sel darah, sel otak, sel paru, sel hati, jaringan
ikat, dsb. Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit
yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi (terjadi perubahan
dalam bahan genetik sel yang disebabkan oleh karsinogen yang memancing sel
menjadi ganas) dan promosi (sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas). Awal timbulnya kanker pada suatu jaringan tubuh disebut
kanker primer. Adapun kanker yang timbul di tempat lain karena penyebaran
kanker primer disebut kanker sekunder.
Kanker payudara adalah karsinoma yang berasal dari duktus atau
lobulus payudara. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang umum terjadi
pada wanita. Walaupun jarang, laki-laki pun bisa terkena kanker payudara.
3
Karena kanker payudara jauh lebih umum pada wanita, banyak pria tidak
menyadari bahwa mereka bisa mendapat penyakit ini. Hal ini menyebabkan
penundaan diagnosis, dan akibatnya kanker tidak ditemukan sampai
berkembang ke tahap selanjutnya. Perjalanan penyakitnya pada pria lebih cepat
karena jaringan sekitar payudara tidaklah setebal pada wanita, sehingga pada
tahap dini sudah melekat ke jaringan sekitarnya. Mungkin didapatkan benjolan
atau pengeluaran darah dari puting susu atau terdapat tukak maligna. Pada
perabaan jelas terdapat perlekatan. Tindakan terapi dan prognosis sama seperti
pada wanita.
D. Gejala
Gejala dan pertumbuhan kanker payudara ini tidak mudah dideteksi
karena awal pertumbuhan sel kanker payudara juga tidak dapat diketahui
dengan mudah. Seringkali gejalanya baru diketahui setelah stadium kanker
berkembang agak lanjut. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak
terganggu aktifitasnya. Tanda yang mungkin dirasakan pada stadium dini
adalah terasa benjolan kecil di payudara. Keluhan baru timbul bila
penyakitnya sudah lanjut.
Gejala yang dapat diamati antara lain sebagai berikut:
i. Teraba benjolan pada payudara dengan atau tanpa rasa sakit.
ii. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya.
iii. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau diobati.
iv. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh
walau diobati.
v. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting atau keluar air susu
pada wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui.
vi. Puting susu tertarik ke dalam.
4
vii. Kulit payudara berubah di antaranya, mengerut seperti kulit jeruk
(peau d’orange), melekuk ke dalam (dimpling).
viii. Payudara terasa panas, memerah, dan bengkak.
ix. Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara.
E. Pencegahan
Deteksi awal dilakukan untuk mencegah perkembangan kanker
payudara.
Tumor payudara yang lebih kecilk lebih mudah diobati bila terdeteksi
dan prognosisnya lebih baik. Pemeriksaan untk mendetaksi kanker payudara
antara lain:
1. Pemeriksaan payudara sendiri
Pemeriksaan payudara sendiri dan pemeriksaan payudara klinis adalah
prosedur murah dan tidak invasif untuk pemeriksaan payudara. Apabila
ditemukan indikasi yang abnormal, yaitu benjolan atau penebalan pada jaringan
payudara, sakit pada salah satu payudara atau pada ketiak. Satu payudara
menjadi lebih besar atau lebih rendah, puting tertarik ke dalam atau berubah
posisi, perubahan kulit (mengkerut), bengkak di bawah ketiak ayau tulang
selangka, ruam pada atau sekitar kulit. Jika ada tanda-tanda tersebut harus
dilakukan tiga pengkajian, yaitu pemeriksaan klinis payudara, mammografi atau
ultrasonografi, dan biopsi.
2. Mammografi
Mammografi menggunakan sinar x dosis rendah untuk membuat
gambaran rinci dari payudara. Mammografi bisa mendeteksi kanker payudara
pada tahap awal, bisa menunjukkan lesi yang tidak bisa dideteksi dengan
pemeriksaan payudara klinis. Ada 2 dua jenis pemeriksaan mamografi, skrining
dan diagnostik. Skrining payudara dilakukan pada wanita tanpa gejala misalnya
ketika ada benjolan pada payudara atau putting discharge ditemukan ada
5
pemeriksaan payudara sendiri atau kelainan yang ditemukan selama skrining
mamografi. Wanita dengan implan payudara atau riwayat penyakit kanker
payudara menggunakan diagnostik mamografi.
3. Ultrasonografi
Ultrasonografi dari lesi mencurigakan terdeteksi pada mamografi atau
pemeriksaan fisik. Ultrasonografi digunakan terutama sebagai metode relatif
murah dan efektif untuk membedakan massa kistik payudara, yang tidak
memerlukan sampling, dari massa payudara padat yang biasanya diperiksa
dengan biopsi, dalam banyak kasus, hasil dari biopsi adalah tumor jinak.
Namun, sekarang mapan yang ultrasonografi juga memberikan informasi
berharga tentang sifat dan tingkat massa padat dan lesi payudara lainnya.
F. Penegakan Diagnostik
Dilakukan pemeriksaan USG payudara, mammografi, dan aspirasi
jarum halus (FNAB) untuk menunjang diagnosis. Untuk menentukan
metastasis dapat dilakukan foto thorax, bone survey, USG abdomen atau
hepar. Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologis
yang dilakukan dengan biopsy eksisi dengan cara mengangkat seluruh
jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat di sekitarnya bila tumor <5cm
dan biopsy insisi dengan cara mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit
jaringan sehat bila tumor inoperable atau >5cm.
G. Manajemen Karsinoma Payudara
Pengobatan kanker ada dua jenis, yaitu pengobatan lokal dan
pengobatan sistemik. Pengobatan lokal digunakan untuk mengobati tumor
tanpa mempengaruhi bagian tubuh lainnya. Contohnya, operasi (pembedahan)
dan radioterapi. Pengobatan sistemik merupakan pengobatan yang diberikan
dalam aliran darah atau melalui mulut dan bergerak ke seluruh tubuh untuk
6
mencapai sel-sel kanker yang mungkin telah menyebar ke luar payudara.
Contoh pengobatan sistemik diantaranya kemoterapi, terapi hormon, dan
target terapi.
Operasi (Pembedahan)
Operasi merupakan modalitas utama untuk penatalaksanaan kanker
payudara. Berbagai jenis operasi pada kanker payudara adalah Classic
Radical Mastectomy (CRM), Modified Radical Mastectomy (MRM), Skin
Sparing Mastectomy (SSM), Nipple Sparing Mastectomy (NSP), dan Breast
Conserving Treatment (BCT). Jenis-jenis ini memiliki indikasi dan
keuntungan serta kerugian yang berbeda-beda.
a. Classic Radical Mastectomy (CRM)
CRM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta
tumor, nipple areola komplek, kulit diatas tumor, otot pektoralis mayor dan
minor serta diseksi aksila level I-III. Operasi ini dilakukan bila ada infiltrasi
tumor ke fasia atau otot pektoral tanpa ada metastasis jauh. Jenis operasi ini
mulai ditinggalkan karena morbiditas tinggi sementara nilai kuratifitas
sebanding dengan MRM.
b. Modified Radical Mastectomy (MRM)
MRM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta
tumor, nipple areola kompleks, kulit di atas tumor dan faksia pektoral serta
diseksi I-II. Operasi ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini dan
lokal lanjut merupakan jenis operasi yang banyak dilakukan. Kuratifitas
sebanding dengan CRM.
7
c. Breast Conserving Treatment (BCT)
BCT adalah terapi yang komponennya terdiri dari lumpektomi atau
segmentektomi atau kuadrantektomi dan diseksi aksila serta radioterapi. Jika
terdapat fasilitas, lymphatic mapping dengan Sentinel Lymph Node Biopsi
(SLNB) dapat dilakukan untuk menggantikan diseksi aksila. Terapi ini
memberikan survival yang sama dengan MRM namun rekurensinya lebih
besar. Ada tiga syarat yang harus terpenuhi dalam pemilihan jenis terapi ini
yakni tepi sayatan bebas tumor (dibuktikan dengan potong beku), radioterapi
dapat dilakukan dan kosmetik bisa diterima.
Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat anti kanker (sitostatika) untuk
menghancurkan sel kanker. Obat ini umumnya bekerja dengan menghambat
atau mengganggu sintesa DNA dalam siklus sel. Obat sitostatika dibawa
melalui aliran darah atau diberikan langsung ke dalam tumor, jarang
menembus blood-brain barrier sehingga obat ini sulit mencapai sistem syaraf
pusat. Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada
penyebaran sistemik, dan sebagai terapi ajuvan (tambahan). Kemoterapi
ajuvan diberikan diberikan kepada pasien yang pada pemeriksaan
histopatologik pasca bedah mastektomi ditemukan metastasis disebuah atau
beberapa kelenjar. Kemoterapi ajuvan bertujuan untuk membantu mencegah
kekambuhan kanker. Biasanya akan diberikan lebih dari satu jenis obat selama
dilakukan kemoterapi ajuvan. Contoh kombinasi obat kemoterapi yang
diberikan adalah CMF (cyclophosphmide, methotrexate, dan 5-Fluorourasil),
FAC (5-Fluorourasil, doxorubicin, dan cyclophosphmide), TAC (docetaxel.
Doxorubicin, dan cyclophosphmide), GT (gemcitabine dan paclitaxel).
8
Radioterapi
Radioterapi untuk kanker payudara biasanya digunakan sebagai terapi
kuratif dengan mempertahankan mamma, dan sebagai terapi tambahan atau
terapi paliatif. Radioterapi kuratif sebagai terapi tunggal lokoregional tidak
begitu efektif, tetapi sebagai terapi tambahan untuk tujuan kuratif pada tumor
yang relatif besar berguna. Radioterapi biasanya diberikan setelah operasi
pembedahan lokal dan dapat diberikan setelah mastectomy untuk membunuh
sel-sel kanker yang mungkin tersisa di jaringan sebelah payudara, seperti
dinding dada atau kelenjar getah bening di dekatnya. Radioterapi paliatif
dapat dilakukan dengan hasil baik untuk waktu terbatas bila kanker sudah tak
mampu angkat secara lokal. Radioterapi paliatif bertujuan meringankan
gejala, misalnya: mengurangi rasa sakit, menghentikan perdarahan atau
mengurangi kerusakan struktur saraf di sekitar tumor. Untuk tujuan ini,
radioterapi diberikan dalam jangka pendek misalnya 1 hari atau 1-2 minggu.
Terapi Hormon
Terapi hormon adalah terapi kanker yang umum digunakan bagi pasien
yang memiliki reseptor hormon positif. Tidak efektif digunakan sebagai
pengobatan sel-sel kanker yang memiliki reseptor hormon negatif.
Penggunaan obat pada terapi hormon ditujukan untuk menggangu aktivitas
hormon atau menghentikan produksi hormon. Terapi hormon juga dapat
melibatkan pengangkatan kelenjar yang menghasilkan hormon. Terapi
hormon dapat diberikan sebelum atau setelah pengobatan primer. Terapi
hormon yang diberikan sebelum pengobatan primer bertujuan untuk
membunuh sel-sel kaker dan membantu efektivitas terapi primer. Sementara
terapi hormon yang diberikan setelah pengobatan primer bertujuan untuk
meningkatkan kemungkinan sembuh. Pada dasarnya ada tiga jenis golongan
obat-obatan terapi hormon yang umum digunakan untuk mengobati kanker
9
payudara, antaralain: Aromatase Inhibitor yaitu obat-obatan yang berfungsi
mencegah tubuh menghasilkan hormon estrogen; SERMs (Selective Estrogen
Receptor Modulators) yaitu obat-obatan yang menghambat aktivitas hormon
estrogen di dalam tubuh; dan ERDs (Estrogen Receptor Downregulators).
Targeted Therapy
Targeted Therapy adalah obat baru yang bekerja untuk mengerem atau
menghentikan aksi dari protein abnormal (HER2/neu) yang menyebabkan sel
kanker tumbuh dan membelah tak terkontrol. Monoclonal antibodies targeted
protein yang biasanya ada dalam jumlah yang besar didalam sel kanker.
Trastuzumab (Herceptin) dipakai sebagai obat untuk kanker payudara yang
mengandung terlalu banyak protein HER2/neu.
Bevacizumab (Avastin) adalah antiangiogenic. (masih dalam percobaan
klinis). Antiagiogenesis agent ini memblock angiogenesis (formasi dari
pembuluh darah baru) yang dibutuhkan tumor untuk berkembang dan
metastasis.
10
DAFTAR PUSTAKA
Price & Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6.
Jakarta: EGC
Sjamsuhidajat, R., & Jong W. D. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: EGC
Sabiston, David. 2000. Buku Ajar Bedah Bagian kedua. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: FKUI
11