referat paru (autosaved)

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mekanisme ventilasi paru adalah suatu mekanisme pertukaran O2 dan CO2 di dalam paru yang terjadi di alveolus dengan melalui proses inspirasi dan ekspirasi. Paru-paru termasuk organ yang terpenting dalam tubuh manusia, dan mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. fungsi paru-paru yaitu sebagai jalannya sistem pernapasan pada manusia untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi, dan juga sebagai pertukaran O2 atau oksigen dengan (CO2) atau karbondioksida di dalam paru, untuk melakukan fungsi tersebut nantinya akan muncul sirkulasi pulmo atau paru di dalam tubuh, Sirkulasi paru ini akan menimbulkan volume dan kapasitas paru saat melakukan inspirasi, dari fungsi paru diatas kita bisa melihat betapa pentingnya organ paru di dalam tubuh manusia oleh karena itu kita bukan hanya tahu fungsi dari paru saja tapi kita harus tahu juga ada bagian-bagian apa saja yang ada dalam paru, serta bagaimana proses paru-paru itu bekerja pada tubuh kita sehingga senantiasa kita dapat menjaga kesehatan paru- paru dalam tubuh kita sendiri. 7. Dalam tinjauan pustaka penulis membahas secara singkat mengenai anatomi, histologi, fisiologi, 1

Upload: syahid

Post on 17-Dec-2015

52 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

referat paru

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mekanisme ventilasi paru adalah suatu mekanisme pertukaran O2 dan CO2 di dalam paru yang terjadi di alveolus dengan melalui proses inspirasi dan ekspirasi. Paru-paru termasuk organ yang terpenting dalam tubuh manusia, dan mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. fungsi paru-paru yaitu sebagai jalannya sistem pernapasan pada manusia untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi, dan juga sebagai pertukaran O2 atau oksigen dengan (CO2) atau karbondioksida di dalam paru, untuk melakukan fungsi tersebut nantinya akan muncul sirkulasi pulmo atau paru di dalam tubuh, Sirkulasi paru ini akan menimbulkan volume dan kapasitas paru saat melakukan inspirasi, dari fungsi paru diatas kita bisa melihat betapa pentingnya organ paru di dalam tubuh manusia oleh karena itu kita bukan hanya tahu fungsi dari paru saja tapi kita harus tahu juga ada bagian-bagian apa saja yang ada dalam paru, serta bagaimana proses paru-paru itu bekerja pada tubuh kita sehingga senantiasa kita dapat menjaga kesehatan paru-paru dalam tubuh kita sendiri.7. Dalam tinjauan pustaka penulis membahas secara singkat mengenai anatomi, histologi, fisiologi, biokimia, dan patofisiologi yang berkaitan dengan mekanisme ventilasi paru.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI PULMO

Pulmo adalah organ pernafasan yang penting karena udara yang masuk dapat berhubungan secara erat dengan darah kapiler di dalam paru-paru. tiap paru-paru melekat pada jantung dan trachea melalui radix pulmonis dan ligamentum pulmonale. Paru-paru sehat selalu berisi udara dan akan mengapung bila dimasukkan ke dalam air.4.

2.2. ANATOMI

2.2.1. Pulmo

Pulmo atau paru-paru adalah organ pernafasan yang penting karena udara yang masuk dapat berhubungan secara erat dengan darah kapiler di dalam paru-paru.1,2.Tiap paru-paru mempunyai sebuah apex, sebuah basis, dan tiga buah facies yaitu facies costalis, facies mediastenalis dan facies diaphragmatica, dan tiga buah margo yaitu margo antaerior, margo inferior, dan margo posterior.1,2,3. Setiap paru memiliki bentuk konus, di dasar lebar dan konkaf, berada di atas otot diafragma. Apeks sempit dan tajam, lobus superior, berada superior dan posterior terhadap clvicula. Apeks lancip terletak diatas manubrium sterni dan costa I.

Kedua paru dibatasi :Anterior lateral-posterior : dinding thoraks.Dilindungi oleh tulang rusuk. Di dekat garis tengah tubuh, paru-paru dipisahkan satu sama lainnya dengan mediastinum.Tiap pulmo mempunyai 3 facies:1. Fascies costalis Permukaan pulmo menghadap ke costae. berjalan dari dorsolateroventral mengikuti susunan costa.2. Fascies mediastinalis Permukaan yang menghadap ke mediastinum (pada medial dari kedua pulmo) Ditemukan hilus pulmonis.3. Fascies diafragmatika Permukaan pulmo yang menghadap ke phren. Penampakannya konkaf mengikuti bentuk kubah phren.

Paru-paru dibagi menjadi dua yaitu pulmo dexter dan sinister.1.Pulmo Dexter Lebih besar daripada pulmo sinister dan paru-paru kanan memiliki 3 lobus yaitu :Lobus superior pulmonis dexterLobus medius pulmonis dexterLobus inferius pulmonis dexterLobus superior & lobus medius dipisahkan oleh fisura horisontalis pulmonis. Lobus medius & lobus inferius dipisahkan oleh fisura obliqua pulmonis dexter.

Bangunan pada pulmo dexter :1. Apeks pulmonis dexterSulkus A. Subklavia dexter, ditempati oleh A. Subklavia dexter, Sulkuscosta I dexter, ditempati oleh costa I dexter.2. Facies mediastinalis Sulkus v. Cava superior, ditempati oleh v. Cava superior, Impresio cardiaca. Pulmonis dexter, ditempati oleh atrium cordis dexter. Sulkus esofagus, ditempati oleh esofagus. Sulkus v. Azygos, ditempati oleh v. Azygos3. Fascies costalisAlur yang dibentuk oleh pendesakan costae & cartilago costal.2,3.

2. Pulmo sinisterParu-paru kiri mempunyai 2 lobus yaitu lobus superior dan lobus inferior dipisahkan oleh fisura obliqua.2,3.Bangunan pada pulmo sinister :1. Apeks pulmo sinister Sulkus A.subklavia sinister, ditempati oleh A.subklavia sinister.Sulkus A.karotis komunis sinister, ditempati oleh A.karotis komunis sinister .Sulkus costae I sinister, ditempati oleh costae I sinister.2. Fascies mediastinalisImpresio kardiaka pulmonis sinister, ditempati oleh ventrikel dexter & infundibulum (pangkal A.pulmonalis)Sulkus aorta, ditempati arkus aorta.3. Fascies costalisTerdapat alur yang disebabkan oleh pendesakan sternum, costae, kartilago costae.1,2,3. Dibawah ini gambar perbedaan pulmo dexter dan sinister (Lihat gambar 2.1.1.)

Gambar 2.1.1 Anatomi paru

2.2.2 Vaskularisasi Pulmo

Bronkhi, jaringan ikat paru dan pleura viseralis menerima darah dari A. Bronkhialis yang merupakan aorta descenden. v. bronkhialis (yang berhubungan dengan v. Pulmonaris)mengalirkan darahnya ke v. Azygos dan v. Hemiazygos.Alveoli menerima darah terdeoksigenasi, dari cabang-cabang terminal A. Pulmonalis. Darah yang teroksigenasi meninggal kapiler-kapiler alveoli masuk ke cabang-cabang v. Pulmonalis, yang mengikuti jaringan ikat septa intersegmentalis ke radik pulmonalis. dua v. Pulmonalis meninggalkan ke radik pulmonis untuk bermuara kedalam atrium sinister.1,2.

2.2.3 Persarafan Pulmo

Plexus pulmonalis terdapat di setiap radik paru yang terdiri atas serabut eferen dan aferen saraf otonom. Plexus dibentuk dari cabang-cabang truncus simpatikus dan menerima serabut-serabut parasimpatis dari n.vagus. Serabut-serabut eferen simpatis mengakibatkan brokus dilatasi dan vasokonstriksi. Serabut-serabut eferen parasimpatis mengakibatkan bronkhus konstriksi, vasodilatasi, dan peningkatan sekresi kelenjar. Impuls aferen yang berasal dari mukosa bronkhus dan dari reseptor regang pada dinding alveoli berjalan ke susunan saraf pusat dalam saraf simpatis dan parasimpatis.1,2,3.

2.3.HISTOLOGI

2.3.1.Bronkus Bronkus adalah percabangan dari trakhea.Bronkus dibagi menjadi 2 yaitu bronkus primer dan bronkus sekunder :1.Bronkhus primer adalah percabangan dari bronkus.Ciri-ciri :Mirip trakhea Cincin tulang rawan ( C )Epitel silindris bertingkat bersilia, bergoblet. 2.Bronkhus sekunder adalah percabangan dari bronkus primer.Ciri-ciri :Lempeng-lempeng tulang rawan hialin, cincin penuh (O)Epitel silindris bersilia bergoblet Diikuti pembuluh darah Berkas otot polos, serat elastin.Mukosa : lamina basal jelas, lipatan longitudinal.Dibawah ini gambar ciri-ciri bronkhus (Lihat gambar 2.3.1.)

Gambar 2.3.1. Bronkhus

2.3.2. Bronkhiolus Terminalis

Bronkhiolus terminalis merupakan percabangan dari bronkus tersier.Ciri-ciri :Diameter kurang dari 1 mmTidak ada tulang rawan hialin Tidak mempunyai kelenjar

Proksimal : epitel silindris bersilia, sedikit sel goblet (tersebar dalam epitel). Distal : epitel kuboid bersilia, tak ada sel goblet. Sel Clara : permukaan menonjol kearah lumen sekretoris surfaktan. Tunika propria : serabut elastin, berkas otot polos n. vagus dan saraf simpatis.

Otot polos :N vagus perangsangan kontraksi penyempitan lumen. Saraf simpatis perangsangan menghilangkan spasme otot polos. Epinephrine merelaksasi otot waktu serangan asma. (Obat simpatomimetik) Bronkhiolus lapisan ototnya lebih tebal waktu serangan asma bronkhiolus lebih spasme dibandingkan bronkhus. resistensi jalan udara pada asma disebabkan kontraksi otot bronkhiolus.5.Dibawah ini gambar ciri-ciri bronkhiolus terminalis (Lihat gambar 2.3.2.)

Gambar 2.3.2. Brokhiolus Terminalis

2.3.3. Bronkhiolus Respiratorius

Bronkhiolus respiratorius adalah percabangan dari bronkhiolus terminalis.Ciri-ciri :Daerah peralihan antara bagian konduksi dan respirasi.Mukosa : sama dengan bronkhiolus.Dinding dikelilingi saccus alveolaris.Epitel :Proksimal : Kuboid simpleks dengan silia.Distal : Kuboid simpleks tak bersilia.Makin ke distal, jumlah alveoli bertambah dengan nyata dan jarak antar alveoli semakin dekat.Dibawah ini gambar ciri-ciri bronkhiolus respiratorius (Lihat gambar 2.3.3.)

Gambar 2.3.3. Bronkhiolus respiratorius

2.3.4. Alveoli

Alveoli adalah kantung udara, yang merupakan situs pertukaran oksigen dan karbondioksida melalui darah.Ciri-ciri :Evaginasi kecil menyerupai kantong. Pada bronkhiolus respiratorius, duktus alveolus, saccus alveolus. Epitel squamous simpleks. Penting untuk pertukaran antara O2 dan CO2 dan antara udara dan darah. Struktur dinding alveoli diffus. Di alveoli juga terdapat dinding septum interalveolaris,Septum interalveoli adalah dinding yang membatasi kapiler pembuluh darah dengan alveoli, Alveoli sangat tipis dan kontinyu.

Udara dalam alveoli dipisahkan dari darah kapiler oleh 4 lapisan sel dan membran yaitu :1. sitoplasma sel epitel.2. lamina basalis sel epitel.3. lamina basalis sel endotel.4. sitoplasma sel endotel.

Ciri-ciri sel endotel kapiler :Sangat tipis, inti yang lebih kecil dan lebih panjang. Kontinyu dan tidak berfenestrata. Unit dan organel2 berkelompok, sehingga bagian lain menjadi sangat tipis sekali menambah efisiensi pertukaran gas. Bagian sitoplasma yang tipis banyak mengandung vesikel pinositotik .5.Dibawah ini gambar ciri-ciri alveoli (Lihat gambar 2.3.4.)

Gambar 2.3.5. Alveoli

2.4.FISIOLOGI

2.4.1. Mekanika Ventilasi Pulmo Paru-paru dapat dikembangkempiskan melalui 2 cara : (1) diafragma bergerak turun naik untuk memperbesar dan memperkecil rongga dada, dan (2) depresi dan elevasi tulang iga untuk memperbesar atau memperkecil diameter anteroposterior rongga dada.6,7,8.Pernapasan normal dan tenang dapat dicapai dengan hampir sempurna melalui metode pertama dari kedua metode tersebut, yaitu melalui gerakan diafragma. Selama inspirasi, kontraksi diafragma menarik permukaan bawah paru ke arah bawah. Kemudian selama ekspirasi, diafragma mengadakan relaksasi, dan sifat elastis daya lenting paru (elastic recoil), dinding dada, dan struktur abdominal akan menekan paru-paru. Namun, selama bernapas kuat, daya elastis tidak cukup kuat untuk menghasilkan ekspirasi cepat yang di perlukan, sehingga diperlukan tenaga ekstra yang terutama diperoleh dari kontrksi otot-otot abdominal, yang mendorong isi abdomen ke atas melawan diafragma.Metode kedua untuk mengembangkan paru adalah dengan mengangkat rangka iga. Pengembangan paru ini dapat terjadi karena pada posisi istirahat, iga miring ke bawah. Dengan demikian sternum turun ke belakang ke arah kolumna vertebralis. Tetapi, bila rangka iga di elevasikan, tulang iga langsung maju sehingga sternum sekarang bergerak ke depan menjauhi spinal, membentuk jarak anteroposterior dada kira-kira 20% lebih besar selama inspirasi maksimum di bandingkan selama ekspirasi. Oleh karena itu, otot-otot yang mengelevasikan rangka dada dapat diklasifikasikan sebagai otot-otot inspirasi, dan otot-otot yang menurunkan rangka dada klasifikasikan sebagai otot-otot ekspirasi. Otot paling penting yang mengangkat rangka iga adalah otot interkostalis eksterna, tetapi otot-otot lain yang membantunya adalah (1) sterno kleidomastoideus, mengangkat sternum ke atas, (2) serratus anterior, mengangkat sebagian besar iga, dan (3) skalenus, mengangkat dua iga pertama.7.Otot-otot yang menarik rangka iga ke bawah selama ekspirasi adalah (1) rektus abdominis, mempunyai efek tarikan ke arah ke bagian bawah pada saat yang bersamaan ketika otot-otot ini dan otot-otot abdominal lainnya menekan isi abdomen ke atas ke arah diafragma, dan (2) intercostalis internus. Mekanisme kerja otot interkostalis internus dan eksternus untuk menimbulkan inspirasi dan ekspirasi. Pada bagian kiri, selama ekspirasi tulang-tulang iga membantuk sudut ke bawah dan otot interkostalis eksternus memanjang ke depan dan ke bawah. Bila otot- otot ini berkontraksi mereka menarik tulang iga bagian atas ke depan dalam hubungan nya dengan tulang iga yang lebih bawah, keadaan ini akan menghasilkan daya ungkit pada tulang iga untuk mengangkatnya ke atas, dengan demikian menimbulkan inspirasi. Fungsi otot interkostalis internus betul-betul sebaliknya, berfungsi sebagai otot-otot ekspirasi, karena otot ini membentuk sudut diantara tulang iga dalam arah yang berlawanan dan menghasilkan daya ungkit yang berlawanan pula.

Pergerakan udara ke dalam dan ke luar paru-paru. Paru-paru merupakan struktur elastis yang akan mengempis sperti balon dan mengeluarkan semua udaranya melalui trakea bila tidak ada kekuatan untuk mempertahankan perkembangannya juga, tidak dapat perlekatan antara paru-paru dan dinding rangka dada kecuali pada bagian di mana paru-paru tergantung pada hilum dari mediastinumnya. Malahan, paru-paru sebetulnya mengapung dalam rongga thoraks. Dikelilingi oleh suatu lapisan tipis cairan pleura yang menjadi pelumas bagi gerakan paru-paru di dalam rongga. Selanjutnya cairan yang berlebihan akan di isap terus menerus ke dalam saluran limfatik agar isapan antara permukaan viseral dari pleura paru dan permukaan pariental pleura dari rongga thorak tetap sedikit saja. Oleh karena itu, kedua paru menetap pada dinding thorak seolah-olah terlekat padanya, kecuali ketika dada melakukan pengembangan dan berkontraksi, maka paru-paru dapat bergeser secara bebas karena terlumas dengan baik.6,7,8.

2.4.2. Mekanisme Sistem Pernapasan

Sistem pernapasan ada 2 yaitu inspirasi dan ekspirasi, yaitu: 1. Inspirasi adalah proses saat menghirup oksigen masuk ke dalam paru-paru.Otot-otot interkostal berkontraksi akibatnya tulang rusuk terangkat. Kontraksi otot interkostal diikuti oleh kontraksi otot diafragma. Akibat kontraksi kedua otot ini, rongga dada menjadi membesar. Akibatnya udara masuk ke dalam paru-paru Rongga dada yang bertambah besar menyebabkan tekanan udara di paru-paru menjadi kecil.7.

2. Ekspirasi adalah proses mengeluarkan karbondioksida dalm paru. Otot-otot interkostal berelaksasi akibatnya tulang rusuk turun. Relaksasi otot interkostal diikuti oleh berelaksasinya otot diafragma. Akibat relaksasi kedua otot ini, rongga dada menjadi menjadi mengecil. Akibatnya udara keluar dari dalam paru-paru ke lingkungan. Rongga dada yang mengecil menyebabkan tekanan udara di paru-paru menjadi besar.7.

Ekspirasi CO2 oleh paru mengimbangi pembentukan CO2 metabolik

C02 di bentuk melelui proses metabolisme intrasel. Setelah di bentuk CO2 berdifusi dari sel masuk kedalam cairan intertisia dan darah, dan aliran darah mengangkut CO2 ke paru, tempat CO2 berdifusi kedalam alveoli dan kemudian di transfer ke atmosfir melalui fentilasi paru. Normalnya, terdapat sekitar 1,25mol/L CO2 yang terlarut di dalam cairan ekstrasel, yang sama dengan PCO2 40mmHg.Bila kecepatan pembentukan CO2 metabolik meningkat, PCO2 cairan ekstra sel juga meningkat. Sebaliknya penurunan kecepatan metabolik menurunkan PCO2 bila kecepatan ventilasi paru meningkat CO2 dihembuskan keluar dari paru dan PCO2 dalam cairan ekstra sel menurun. Oleh karena itu, perubahan ventilasi paru atau perubahan kecepatan pembentukan CO2 oleh jaringan dapat mengubah PCO2 cairan ekstra sel. Peningkatan Ventilasi Alveolus Menurunkan Konsentrasi Ion Hidrogen Cairan Ekstra Sel dan Meningkat pH.Bila pembentukan CO2 metabolik tetap konstan, satu-satunya faktor lain yang mempengaruhi PCO2 dalam cairan ekstra sel adalah kecepatan ventilasi alveolus. Semakin tinggi ventilasi alveolus, semakin rendah PCO2 sebaliknya semakin rendah kecepatan ventilasi alveolus, semakin tinggi PCO2. Seperti telah dibahas sebelumnya, bila konsentrasi CO2 meningkat,konsentrasi H2CO3 dan konsetrasi H+ juga meningkat. Sehingga menurunkan pH ekstra sel.7.

2.4.3. Volume Dan Kapasitas Pulmo

Volume paru1. Volume alun napas (tidal) adalah volume udara yang di inspirasi atau di ekspirasi setiap kali bernapas normal : besarnya kira-kira 500 ml, pada rata-rata orang dewasa muda.2. Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat di inspirasi setelah dan di atas volume alun napas normal : dan biasanya mencapai 3000 ml.3. Volume cadangan ekspirasi adalah jumlah udara ekstra yang dapat diekspirasi oleh ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi alun napas normal : jumlahnya sekitar 1100 ml.4. Volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat, Volume ini besarnya 1200 ml.

Kapasitas Paru1. Kapasitas inspirasi sama dengan volume alun napas ditambah volume cadangan. Ini adalah jumlah udara (kira-kira 3500 mililiter) yang dapat dihirup oleh seseorang, di mulai pada tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maxsimum.2. Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 mililiter).

3. Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume alun napas dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maxsimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maxsimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 mililiter).4. Kapasitas paru total adalah volume maksimum dimana paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa kira-kira 5800 ml, jumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah volume residu.

Pada keadaan istirahat, frekuensi pernapasan manusia normal berkisar antara 12-15 kali per menit. Satu kali bernapas, sekitar 500 mL udara, atau 6-8 L udara per menit dimasukkan dan dikeluarkan dari paru). Udara akan bercampur dengan gas yang terdapat dalam alveoli, dan selanjutnya 02 masuk ke dalam darah di kapiler paru, sedangkan CO2 masuk ke dalam alveoli, melalui proses difusi sederhana. Dengan cara ini, 250 mL 02 per menit masuk ke dalam tubuh dan 200 mL CO2 akan dikeluarkan.

2.4.4. Pengaturan Pernafasan Terhadap Keseimbangan Asam Basa

Garis pertahanan kedua terhadap gangguan asam basa adalah pengaturan konsentrasi CO2 cairan ekstra sel oleh paru. Peningkatan ventilasi akan mengeluarkan CO2 dari cairan ekstra sel,yang melalui kerja secara besar-besaran, akan mengurangi konsentrasi H+. Sebaliknya penurunan ventilasi akan meningkatkan CO2,yang juga meningkatkan konsentrasi H+ dalam cairan ekstra sel.6,8.

2.4.5. Sirkulasi Pulmonal

Darah dari ventrikel kanan masuk ke paru melalui arteri pulmonalis, darah tersebut akan mengikat O2 di alveoulus oleh Hb lalu di alirkan darah yang kaya O2 tersebut ke vena pulmonalis ke atrium kiri diteruskan ke ventrikel kiri, kemudian diedarkan lewat aorta ke seluruh tubuh, di seluruh tubuh O2 akan di ambil dan di tukar dengan Co2 dan kembali ke atrium kanan lagi.7.Dibawah ini gambar sirkulasi pulmonal (Lihat gambar 2.4.5.)

Gambar 2.4.5. Sirkulasi pulmo

2.6.PATOFISIOLOGI

2.6.1. Gangguan Fungsi Pulmo Dapat Menyebabkan Asidosis Respiratorik

Sejauh ini kita telah membahas peranan dari mekanisme pernapasan normal sebagai alat untuk mendpat perubahan konsentrasi H+. akan tetapi, gangguan pernapasan dapat juga menyebabakan perubahan konsentrasi H+. Sebagai contoh, gangguan fungsi paru, seperti emfisema berat, menurunkan kemampuan paru untuk mengelurkan CO2, keadaan ini kemudian menyebabkan pembentukan CO2 dalam cairan ekstrasel dan kecenderungan ke arah asidosis respiratorik. kemampuan untuk memberi respons terhadap asidosis metabolik juga menjadi terganggu karena pengurangan kompensasi PCO2 yang secara normal akan terjadi melalui peningkatan ventilasi, menjadi tumpul.pada keadaan ini, ginjal menjadi mekanisme fisisologis tunggal yang masih ada untuk mengembalikan pH kearah normal setelah terjadi pendaparan kimia alam dalam cairan ekstra sel.7.

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Mekanisme ventilasi paru adalah suatu mekanisme pertukaran O2 dan CO2 di dalam paru yang terjadi di alveolus dengan melalui proses inspirasi dan ekspirasi. Tiap paru-paru mempunyai sebuah apex, sebuah basis, dan tiga buah facies yaitu facies costalis, facies mediastenalis dan facies diaphragmatica, dan tiga buah margo yaitu margo antaerior, margo inferior, margo posterior, dan Paru-paru juga dibagi menjadi dua yaitu pulmo dexter dan sinister.Paru-paru dilapisi epitel kolumner psedokomplex bersilia dengan sel goblet, mempunyai tulang rawan dan otot polos yang relatif tebal dan semua tulang rawan dalam paru adalah hialin.Fungsi mekanisme ventilasi paru adalah untuk pertukaran O2 dan CO2 di dalam paru yang terjadi di alveolus dengan melalui proses inspirasi dan ekspirasi. Paru-paru berperan penting dalam proses respirasi yaitu energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan mengunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untuk kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme) gerak pertumbuhan. Mekanisme pernapasan paru tersebut juga sebagai alat untuk mendapat perubahan konsentrasi H+. akan tetapi, gangguan pernapasan dapat juga menyebabakan perubahan konsentrasi H+. Sebagai contoh, gangguan fungsi paru, seperti emfisema berat, menurunkan kemampuan paru untuk mengelurkan CO2, keadaan ini kemudian menyebabkan pembentukan CO2 dalam cairan ekstrasel dan kecenderungan ke arah asidosis respiratorik.

3.2. SaranPenulis menyarankan jagalah kesehatan paru-paru anda jangan merokok, karena sehat itu mahal harganya dan perbanyaklah mencari buku-buku referensi tentang mekanisme ventilasi paru.

DAFTAR PUSTAKA

1. Keith L.Moore dan Anne M.R. Agur. Anatomi Klinis Dasar Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta. Hipokrates. 2002.2. Snell, R.S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta. EGC. 2006.3. Daniel S. dan Wibowo Widjaja Paryana. Anatomi Tubuh Manusia Edisi 1. Yogyakarta. Graha ilmu. 2009.4. Poppy Kumala. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 25. Jakarta. EGC. 1998.5. Victor P. Eroschenko. Atlas Histologi di Fiore Edisi 9. Jakarta. EGC. 2003.6. Pray, W.. Mechanism Pulmonary Ventilation. ( http://www.medscape.com/viewarticle/407667 ). 2000.7. Guyton dan Hall. Buku Ajar Fisologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta. EGC.1997.8. British Medical Journal. Mechanism Pulmonary Ventilation .(http://www.bmj.com/content/334/7599/358/F1.large.jpg).2001.

1