referat otitis eksterna - melisa

31
OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina LEMBAR PENGESAHAN Nama : Forsalina Tamara (406118009) Melisa Ratnawati Tjandra (406118011) Fakultas : Kedokteran Universitas : Universitas Tarumanagara Jakarta Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter Bidang pendidikan : Ilmu Penyakit THT Periode Kepaniteraan Klinik : 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Judul : Otitis Eksterna Pembimbing : dr. Bambang, Sp.THT dan dr. Djoko, SpTHT Telah diperiksa dan disahkan tanggal....................................................... ...... Mengetahui Ketua SMF Ilmu Penyakit THT Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THT Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Umum Kota Semarang Periode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 1

Upload: linatam

Post on 14-Feb-2015

361 views

Category:

Documents


62 download

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Forsalina Tamara (406118009)

Melisa Ratnawati Tjandra (406118011)

Fakultas : Kedokteran

Universitas : Universitas Tarumanagara Jakarta

Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter

Bidang pendidikan : Ilmu Penyakit THT

Periode Kepaniteraan Klinik : 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013

Judul : Otitis Eksterna

Pembimbing : dr. Bambang, Sp.THT dan dr. Djoko, SpTHT

Telah diperiksa dan disahkan tanggal.............................................................

Mengetahui

Ketua SMF Ilmu Penyakit THT

RSUD Kota Semarang

Dr. H. Djoko P.A, Sp.THT

Pembimbing Pembimbing

dr. H. Djoko P.A, Sp.THT dr. Bambang, Sp.THT

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 1

Page 2: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami

memperoleh kesempatan dan kemampuan untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik Ilmu

Penyakit THT yang merupakan rangkaian Program Pendidikan Profesi Dokter. Referat

berjudul “Otitis Eksterna”, diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan persyaratan dalam

menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Dokter di bagian Ilmu Penyakit THT Rumah

Sakit Umum Daerah Semarang.

Selama penyusunan referat ini banyak bantuan yang telah kami dapatkan. Untuk itulah

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Direktur Kepala Rumah Sakit Umum Kota Semarang

2. dr. H. Djoko P.A, Sp.THT selaku ketua SMF Ilmu Penyakit THT RSUD Kota

Semarang dan Pembimbing Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THT

3. dr. Bambang, Sp.THT selaku Pembimbing Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THT

RSUD Kota Semarang

4. Semua pihak yang telah membantu penulis sampai terselesaikannya referat ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui bahwa referat ini masih jauh dari

sempurna, masih banyak kekurangannya sehingga penulis membuka hati untuk menerima

segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan referat

ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga referat ini dapat memberikan menfaat berupa

tambahan ilmu pengetahuan bagi seluruh pembaca, khususnya untuk mahasiswa kedokteraan

dan masyarakat pada umumnya.

Semarang, 1 Januari 2013

Penulis

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 2

Page 3: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I. PENDAHULUAN 4

BAB II. PEMBAHASAN 6

BAB III. PENUTUP 19

DAFTAR PUSTAKA 20

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 3

Page 4: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

BAB I

PENDAHULUAN

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan oleh

bakteri terlokalisir atau difus dengan gejala telinga terasa sakit. Faktor penyebab timbulnya

otitis eksterna ini dapat berupa kelembaban, penyumbatan liang telinga, trauma lokal dan

alergi. Faktor ini menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema

dari epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri

masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis eksterna

akut adalah pseudomonas (41%), streptokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan

bakteroides (11%).

Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat

menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga

terlibat, tetapi pada otitis eksterna furunkulosis melibatkan liang telinga sepertiga luar. Otitis

eksterna difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh

pseudomonas, stafilokokus dan proteus atau jamur. Penyakit ini merupakan penyakit telinga

bagian luar yang sering dijumpai, disamping penyakit telinga lainnya. Penyakit ini sering

dijumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim-iklim sejuk dan

kering.

Patogenesis dari otitis eksterna sangat komplek dan banyak peneliti mengemukakan

faktor pencetus dari penyakit ini seperti berenang dan menimbulkan kekambuhan. Selain itu

keadaan panas, lembab dan trauma terhadap epitel dari liang telinga luar juga merupakan

faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna.

Umumnya penderita datang ke Rumah Sakit dengan keluhan rasa sakit pada telinga,

terutama bila daun telinga disentuh dan waktu mengunyah. Bila peradangan ini tidak diobati

secara adekuat, maka keluhan-keluhan seperti rasa sakit, gatal dan mungkin sekret yang

berbau akan menetap. Dalam upaya menanggulangi otitis eksterna, sejak dahulu telah

dipergunakan larutan Burrowi, yang dikemukakan pertama kali oleh dr.Karl August Von

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 4

Page 5: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

Burrow (1809-1874) seorang ahli bedah Jerman dari Koningsburg. Dia menggunakan larutan

Burrowi sebagai obat untuk telinga sejak akhir abad ke-19. Larutan Burrowi (Burrow’s

Solution), berisi larutan aluminium sulfat dan digunakan secara luas sebagai obat kompres

yang sekaligus bekerja sebagai antiseptik dan adstrigensia dan mempunyai pH 3,2.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 5

Page 6: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

BAB II

PEMBAHASAN

I. ANATOMI TELINGA

Gambar 1. Anatomi Telinga

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 6

Page 7: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

A. Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani.

Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf

S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga

bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 ± 3cm. Sepertiga

bagian luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar serumen dan rambut. Kelenjar

keringat terdapat pada seluruh liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya

sedikit dijumpai kelenjar serumen

B. Telinga Tengah

Telinga tengah berbentuk kubus yang terdiri dari membran timpani yang

merupakan membran fibrosa tipis yang berwarna kelabu mutiara. Berbentuk bundar

dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang

telinga.

Membran timpani dibagi atas 2 bagian yaitu bagian atas disebut pars flaksida

(membrane sharpnell) dimana lapisan luar merupakan lanjutan epitel kulit liang

telinga sedangkan lapisan dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, dan pars tensa

merupakan bagian yang tegang dan memiliki satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan

yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin.

Tulang pendengaran terdiri dari maleus, inkus, dan stapes. Tulang

pendengaran ini dalam telinga tengah sering berhubungan. Tuba eustachius

menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring.

C. Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah

lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau

puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan

skala vestibuli.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 7

Page 8: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan

membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang dari koklea tampak

skala vestibuli sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala media (duktus

koklearis) diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa sedangka

skala media berisi endolimfa. Dimana cairan perilimfa tinggi akan natrium dan rendah

kalium, sedangkan endolimfa tinggi akan kalium dan rendah natrium. Hal ini penting

untuk pendengaran.

Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli (Reissner’s Membrane)

sedangkan skala media adalah membran basalis. Pada membran ini terletak organ

corti yang mengandung organel-organel penting untuk mekanisme saraf perifer

pendengaran. Organ corti terdiri dari satu baris sel rambut dalam (3000) dan tiga baris

sel rambut luar (12000). Ujung saraf aferen dan eferen menempel pada ujung bawah

sel rambut. Pada permukaan sel-sel rambut terdapat stereosilia yang melekat pada

suatu selubung diatasnya yang cenderung datar, bersifat gelatinosa dan aselular

sehingga dikenal sebagai membran tektoria.

Membran tektoria disekresi dan disokong limbus yang terletak di medial. Pada

skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran tektoria, dan

pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut

luar dan kanalis Corti yang membentuk organ Corti.

II. DEFINISI

Otitis eksterna juga dikenal sebagai telinga perenang atau swimmer’s ear,

adalah radang telinga luar baik akut maupun kronis. Kulit yang melapisi saluran

telinga luar menjadi merah dan bengkak karena infeksi oleh bakteri atau jamur dengan

tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang telinga, deskuamasi, sekret di liang

telinga, dan kecenderungan untuk kambuh kembali.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 8

Page 9: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

Pengobatan amat sederhana tetapi membutuhkan kepatuhan penderita terutama dalam

menjaga kebersihan liang telinga. Infeksi ini sangat umum dan mempengaruhi semua

kelompok umur. Saluran telinga luar adalah sebuah terowongan pendek yang berjalan

dari lubang telinga hingga gendang telinga yang berada di dalam telinga. Secara

normal bagian ini dilapisi kulit yang mengandung rambut dan kelenjar yang

memproduksi lilin.

III. ETIOLOGI

Swimmer’s ear (otitis eksterna) sering dijumpai. Terdiri dari inflamasi, iritasi

atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap air,

trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga. Berenang dalam

air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya otitis eksterna (swimmer’s

ear).

Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga. Alergen

yang paling sering adalah antibiotik, contohnya: neomycin, framycetyn, gentamicin,

polimixin, dan antihistamin. Sensitifitas poten lainnya adalah metal dan khususnya

nikel yang sering muncul pada kertas dan klip rambut yang mungkin digunakan untuk

mengorek telinga.

IV. FAKTOR RESIKO

Suka membersihkan atau mengorek-ngorek telinga dengan cotton buds, ujung jari

atau alat lainnya.

Kelembaban merupakan faktor yang penting untuk terjadinya otitis eksterna.

Sering berenang, air kolam renang menyebabkan maserasi kulit dan merupakan

sumber kontaminasi yang sering dari bakteri.

Penggunaan bahan kimia seperti hairsprays, shampoo dan pewarna rambut yang

bisa membuat iritasi dan mematahkan kulit rapuh, yang memungkinkan bakteri

dan jamur untuk masuk.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 9

Page 10: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

Kondisi kulit seperti eksema atau dermatitis dimana kulit terkelupas atau pecah,

dan tidak bertindak sebagai penghalang atau pelindung dari kuman atau jamur.

Kanal telinga sempit.

Infeksi telinga tengah.

Diabetes.

V. EPIDEMIOLOGI

Setiap tahun, otitis eksterna terjadi pada 4 dari setiap 1000 orang di Amerika

Serikat. Kejadian lebih tinggi selama musim panas, mungkin karena partisipasi dalam

kegiatan air lebih tinggi. Otitis eksterna akut, kronis, dan eczematous merupakan otitis

yang umum di Amerika Serikat, namun otitis necrotizing jarang terjadi. Secara umum

di dunia frekuensi otitis eksterna tidak diketahui, namun insidennya meningkat di

Negara tropis seperti Indonesia.

Tidak ada ras ataupun jenis kelamin yang berpengaruh terhadap angka

kejadian otitis eksterna. Umumnya, tidak ada hubungan antara perkembangan otitis

eksterna dan usia. Sebuah studi epidemiologi tunggal di Inggris menemukan

prevalensi selama 12 bulan yang sama untuk individu yang berusia 5-64 tahun dan

prevalensinya meningkat pada usia >65 tahun.

VI. PATOFISIOLOGI

Kanalis auditorius eksternal dilapisi dengan epitel skuamosa dan panjangnya

sekitar 2,5cm pada orang dewasa. Fungsi kanal auditori eksternal adalah untuk

mengirimkan suara ke telinga tengah sekaligus melindungi struktur yang lebih

proksimal dari benda asing dan setiap perubahan kondisi lingkungan. Sepertiga luar

kanal adalah tulang rawan dan terorientasi di superior dan posterior, bagian dari kanal

berisi serumen yang diproduksi oleh kelenjar apokrin. Dua pertiga dari bagian dalam

kanal adalah osseus, ditutupi dengan kulit tipis yang melekat erat, dan berorientasi

inferior dan anterior; bagian ini adalah kanal yang tidak memiliki kelenjar apokrin

atau folikel rambut.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 10

Page 11: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

Jumlah serumen yang dihasilkan bervariasi antara individu. Serumen

umumnya bersifat asam (pH 4,5), sehingga menghambat pertumbuhan bakteri atau

jamur. Sifat lilin dari serumen melindungi epitel yang mendasari dari maserasi atau

kerusakan kulit.

Otitis eksterna mungkin berkembang pada atlet akuatik atau perenang sebagai

akibat dari paparan air yang berlebihan yang mengakibatkan pengurangan secara

keseluruhan dari serumen. Penurunan serumen ini kemudian dapat menyebabkan

pengeringan dari kanalis auditorius eksternal dan pruritus. Pruritus kemudian dapat

menyebabkan probing dari kanalis auditorius eksternal, mengakibatkan kerusakan

kulit dan memudahkan kejadian untuk infeksi. Obstruksi saluran pendengaran

eksternal dari serumen yang berlebihan, debris, exostosis peselancar, atau kanal yang

sempit dan berliku-liku juga dapat menyebabkan infeksi dengan cara retensi

kelembaban.

Organisme yang paling umum dijumpai pada OE adalah P.aeruginosa (50%),

S.aureus (23%), anaerob dan organisme gram negatif (12,5%), dan jamur seperti

Aspergillus dan Candida spesies (12,5%). Otomikosis adalah infeksi di saluran

pendengaran eksternal yang disebabkan oleh spesies Aspergillus sebanyak 80-90%

dari kasus. Kondisi ini ditandai oleh adanya hifa yang panjang, putih, berbentuk

benang yang tumbuh dari permukaan kulit. Dalam sebuah penelitian, 91% dari kasus

otitis eksternal disebabkan oleh bakteri.

VII. KLASIFIKASI

Secara umum otitis eksterna akut ada 2, yaitu otitis eksterna sirkumskripta dan

otitis eksterna difus.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 11

Page 12: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

Otitis eksterna sirkumskripta

Oleh karena kulit di sepanjang sepertiga luar liang telinga mengandung

adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka di

tempat itu bisa terjadi infeksi pada pilosebaseus, sehingga membentuk furunkel.

Kuman penyebab biasanya Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus.

Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini

disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar dibawahnya,

sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat juga

timbul spontan waktu membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain itu terdapat

juga gangguan pendengaran, bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga.

Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses, diaspirasi

secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal bisa diberikan salep atau tetes

antibiotika. Jika dinding furunkel tebal, dilakukan insisi kemudian dipasang drainage

untuk mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan antibiotik sistemik,

hanya diberikan obat simptomatik seperti analgetik dan obat penenang.

Otitis eksterna difus

Sering mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam. Tampak kulit liang

telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Kuman penyebab biasanya

golongan Pseudomonas. Kuman lain yang dapat sebagai penyebab ialah

Staphylococcus albus, Escherichia coli dan sebagainya.

Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang

kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang

berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir (musin) seperti sekret yang keluar dari

kavum timpani pada otitis media. Pengobatannya dengan membersihkan liang telinga,

memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat

kontak yang baik antara kulit yang meradang dengan obatnya. Kadang-kadang

diperlukan obat antibiotika sistemik.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 12

Page 13: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

Otitis eksterna maligna

Otitis eksterna maligna adalah infeksi difus di liang telinga luar dan struktur

lain disekitarnya. Biasanya terjadi pada orang tua dengan Diabetes Melitus. Pada

penderita diabetes pH serumennya lebih tinggi dibandingkan dengan pH serumen non

diabetes. Kondisi ini menyebabkan penderita diabetes mudah mengalami otitis

eksterna maligna. Akibat adanya immunocompromize dan mikroangiopati, otitis

eksterna berlanjut menjadi otitis eksterna maligna.

Pada otitis eksterna maligna, peradangan meluas secara progresif ke lapisan

subkutis, tulang rawan dan ke tulang disekitarnya, sehingga timbul kondritis, osteitis,

dan osteomielitis yang menghancurkan tulang temporal.

Gejala otitis eksterna maligna adalah rasa gatal di liang telinga diikuti oleh

nyeri, sekret yang banyak, serta pembengkakan liang telinga. Rasa nyeri tersebut akan

semakin hebat, liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi yang cepat tumbuh. Saraf

facial dapat terkena, sehingga menimbulkan paresis atau paralisis eksterna.

Kelainan patologik yang penting adalah osteomielitis yang progresif yang

disebabkan kuman Pseudomonas aeroginosa.

Pengobatan harus cepat diberikan sesuai dengan kultur dan resistensi.

Sementara menunggu hasil kultur dan resistensi, diberikan golongan florokuinolon

(ciprofloksasin) dosis tinggi per oral. Pada keadaan yang lebih berat diberikan

antibiotik parenteral kombinasi dengan antibiotik golongan aminoglikosida yang

diberikan selama 6 – 8 minggu. Antibiotik yang sering digunakan adalah

ciprofloksasin, ticarcilin-celavulanat, piperacilin (dikombinasi dengan

aminoglikosida), ceftriaxone, ceftazidine, cefetime (maxitime), tobramicin (kombinasi

dengan aminoglikosida), gentamicin (kombinasi dengan golongan penisilin). Di

samping obat – obatan, sering kali diperlukan tindakan membersihkan luka

(debrideman) secara radikal.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 13

Page 14: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

Otomikosis

Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di

daerah tersebut. Yang tersering ialah pityrosporum, aspergilus. Kadang – kadang

ditemukan juga candida albican atau jamur lain. Pityrosporum menyebabkan

terbentuknya sisik yang menyerupai ketombe dan merupakan predisposisi otitis

eksterna bakterialis.

Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering

pula tanpa keluhan. Pengobatan dengan membersihkan liang telinga. Larutan asam

asetat 2 % dalam alkohol, larutan iodium povidone 5 % atau tetes telinga yang

mengandung campuran antibiotik dan steroid yang diteteskan ke liang telinga

biasanya dapat menyembukan. Kadang diperlukan obat anti jamur (salep) yang

diberikan secara topikal yang mengandung nistatin, klotrimazol.

VIII. DIAGNOSIS

Untuk menegakkan diagnosis dari otitis eksterna dapat diperoleh dari anamnesis dan

pemeriksaan fisik yang meliputi :

A. ANAMNESIS

Pasien mungkin melaporkan gejala berikut :

Otalgia

Rasa sakit di dalam telinga (otalgia) bisa bervariasi dari yang hanya berupa

rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti

terbakar hingga rasa sakit yang hebat serta berdenyut. Meskipun rasa sakit

sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan

gejala mengelirukan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 14

Page 15: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

Rasa sakit bisa tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini

diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung

berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis

menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula,

kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan

tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga

akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan

mengakibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.

Rasa penuh di telinga

Merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna difusa

dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.

Gatal

Merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa

sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita

rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan

peradangan suatu otitis eksterna akuta.

Discharge (Awalnya, debit mungkin tidak jelas dan tidak berbau, tetapi

dengan cepat menjadi bernanah dan berbau busuk)

Penurunan pendengaran

Mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna. Edema kulit liang

telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada

otitis eksterna yang lama sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan

timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris,

dan obat-obatan yang digunakan ke dalam telinga bisa menutup lumen yang

mengakibatkan peredaman hantaran suara.

Tinnitus

Demam (jarang)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 15

Page 16: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

Gejala bilateral (jarang)

B. PEMERIKSAAN FISIK

Temuan pemeriksaan fisik dapat mencakup sebagai berikut :

Nyeri tekan tragus

Eritematosa dan edema saluran auditori eksternal

Discharge purulen

Eczema dari daun telinga

Adenopati periaurikular dan servikal

Demam (jarang)

Pada kasus yang berat, infeksi dapat menyebar ke jaringan lunak sekitarnya,

termasuk kelenjar parotis. Ekstensi tulang juga dapat terjadi ke dalam tulang

mastoid, sendi temporomandibular, dan dasar tengkorak, dalam hal saraf

kranial VII (wajah), IX (glosopharingeus), X (vagus), XI (aksesori), atau XII

(hipoglosus) dapat terpengaruh.

IX. PENATALAKSANAAN

Terapi utama dari otitis eksterna melibatkan manajemen rasa sakit, pembuangan

debris dari kanalis auditorius eksternal, penggunaan obat topikal untuk mengontrol edema

dan infeksi, dan menghindari faktor pencetus.

Dengan lembut membersihkan debris dari kanalis auditorius eksternal dengan

irigasi atau dengan menggunakan kuret plastik lembut atau kapas dibawah

visualisai langsung. Pembersihan kanal meningkatkan efektivitas dari obat topikal.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 16

Page 17: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

Obat topikal aural biasanya termasuk asam ringan (untuk mengubah pH dan untuk

menghambat pertumbuhan mikroorganisme), kortikosteroid (untuk mengurangi

peradangan), agen antibiotik, dan/atau agen antijamur.

o Infeksi ringan : otitis eksterna ringan biasanya merespon dengan

penggunaan agen acidifying dan kortikosteroid. Sebagai alternatif,

campuran perbandingan (2:1) antara alkohol isopropil 70% dan asam

asetat dapat digunakan.

o Infeksi sedang : pertimbangkan penambahan antibiotik dan antijamur ke

agen acidifying dan kortikosteroid.

o Antibiotik oral digunakan pada pasien dengan demam, imunosupresi,

diabetes, adenopati, atau pada individu-individu dengan ekstensi infeksi di

luar saluran telinga.

o Dalam beberapa kasus, kasa (dengan panjang ¼ inci) dapat dimasukkan ke

dalam kanal, dan obat ototopic dapat diterapkan secara langsung ke kasa

(2-4 kali sehari tergantung pada frekuensi dosis yang dianjurkan dokter).

Setelah kasa digunakan, harus dicabut kembali 24-72 jam setelah insersi.

o Dalam kasus pasien dengan tympanostomy atau diketahui adanya

perforasi, persiapan non-ototoxic topikal (misalnya : fluorokuinolon,

dengan atau tanpa steroid).

Dalam kasus otitis kronis, tidak menular, resisten terhadap terapi, krim tacrolimus

0,1% (melalui kasa yang diganti setiap saat hingga hari ketiga) mengakibatkan

tingginya tingkat resolusi setelah 9-12 hari terapi.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 17

Page 18: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

X. PROGNOSIS

Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor

pencetusnya dapat dihindari. Akan tetapi, otitis eksterna sering kambuh jika

kebersihan telinga tidak tejaga, adanya riwayat penyakit tertentu seperti diabetes yang

menyulitkan penyembuhan otitis sendiri, dan tidak menghindari faktor pencetus

dengan baik.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 18

Page 19: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

BAB III

PENUTUP

Otitis eksterna juga dikenal sebagai telinga perenang atau swimmer’s ear, adalah

radang telinga luar. Terdiri dari inflamasi, iritasi atau infeksi pada telinga bagian luar.

Dijumpai riwayat pemaparan terhadap air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing

dalam liang telinga. Berenang dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya

otitis eksterna (swimmer’s ear).

Otitis eksterna terdiri dari otitis eksterna sirkumskripta, otitis eksterna difusa, otitis

eksterna maligna dan otomikosis. Terapi utama dari otitis eksterna melibatkan manajemen

rasa sakit, pembuangan debris dari kanalis auditorius eksternal, penggunaan obat topikal

untuk mengontrol edema dan infeksi, dan menghindari faktor pencetus.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 19

Page 20: Referat Otitis Eksterna - Melisa

OTITIS EKSTERNA Melisa & Forsalina

DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardy, Efiaty. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan

Leher. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.

2. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2001.

3. Effendi, dr. Harjanto. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta : EGC, 1994.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Kota SemarangPeriode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 Page 20