referat neuritis

64
REFERAT NEURITIS Pembimbing: dr. Marjanty, Sp.S Penyusun: Ritno Ryadi 1102011237 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I RADEN SAID SUKANTO PERIODE 16 NOVEMBER 2015– 20 DESEMBER 2015 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

Upload: prathita-amanda

Post on 13-Apr-2016

358 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

neurologi

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Neuritis

REFERAT

NEURITISPembimbing:

dr. Marjanty, Sp.S

Penyusun: Ritno Ryadi 1102011237

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAFRUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I RADEN SAID SUKANTO

PERIODE 16 NOVEMBER 2015– 20 DESEMBER 2015FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

Page 2: Referat Neuritis

DEFINISI

Neuritis adalah istilah umum untuk peradangan saraf atau peradangan umum pada system saraf perifer. Gejala tergantung pada saraf yang terlibat, tetapi mungkin termasuk rasa sakit, paresthesia, paresis, hypoesthesia (mati rasa), anestesi, lumpuh, dan hilangnya refleks.

Page 3: Referat Neuritis

KLASIFIKASIPolineuritis atau Neuritis Multiple

Neuritis Brakial

Neuritis Optik

Neuritis Vestibular

Neuritis Kranial, sering mewakili sebagai Bell’s Palsy

Page 4: Referat Neuritis

POLINEURITIS

Page 5: Referat Neuritis

DEFINISI

Polineuritis adalah degenerasi banyak saraf perifer yang simetris yang dapat timbul diantaranya pada keadaan kekurangan vitamin B1, timbul dalam jangka waktu tertentu , tanpa atau melalui jalur peradangan

Page 6: Referat Neuritis

PATOFISIOLOGINEUROPATI AKSONAL• Mengenai akson dengan efek sekunder pada sarung mielin. Akson yang

terbesar terkena lebih dulu. Jenis lain dari neuropati aksonal disebabkan oleh iskemik akibat vaskulopati. Sisi dari kerusakan aksonal berhubungan dengan innervasi vaskular

NEUROPATI DEMIELIN• Yang terkena adalah sel schwann dari sarung mielin dengan akibat demielinisasi

dari saraf tepi dalam bentuk distribusi segmental

BENTUK GABUNGAN• Kebanyakan neuropati adalah bentuk gabungan dimana mielin lebih terkena dari

pada akson atau sebaliknya

Page 7: Referat Neuritis

KLASIFIKASI BERDASARKAN LOKASI• Simetris pada kedua sisi• Gangguan sensorik berupa gangguan sensorik dengan

pola kaus kaki.• Kadang parestesia dapat berupa rasa seperti terbakar• Kadang penderita mengeluh sukar berjinjit dan sulit

berdiri dari posisi jongkok• Kelemahan otot dijumpai pada bagian distal kemudian

menyebar ke arah proksimal.• Atrofi otot, hipotoni dan menurunnya refleks tendon

terutama tendon Achilles

Polineuropati sensorik-motorik

simetris

• Gangguan trofik pada kulit • Hilangnya keringat • Gangguan vaskular perifer yang dapat menyebabkan

hipotensi posturalSaraf otonom

Page 8: Referat Neuritis

KLASIFIKASI BERDASARKAN ETIOLOGI

Penyakit Defisiensi

Gangguan metabolisme Keracunan

Manifestasi alergi Infeksi Neuropati

Kompresi

Page 9: Referat Neuritis

DIAGNOSIS

• kelemahan otot tungkai bawah

• Kesemutan, rasa baal

• kram• tertusuk-tusuk• rasa terbakar

ANAMNESIS

• Parestesi atau distesi

• Gangguan sensorik tipe sarung tangan dan kaus kaki

• Refleks fisiologis menurun atau menghilang

• Atropi otot-otot distal• Langkah ayam

(steppage gait)

PEMERIKSAAN FISIK

• EMNG : gambaran khas berupa kecepatan hantar saraf yang menurun.

• Biopsi saraf

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 10: Referat Neuritis

DIAGNOSIS BANDING

MIOPATI• suatu kelainan yang ditandai oleh

abnormalnya fungsi otot• Perubahan patologik primer• Tanpa adanya denervasi pada pemeriksaan

klinik, histologik atau neurofisiologi.

Page 11: Referat Neuritis

PENATALAKSANAAN

Kausal menurut penyebabnya

Simptomatis menurut gejalanya

Suportif vitamin neurotropik

Rehabilitatif fisioterapi.

Page 12: Referat Neuritis

PROGNOSIS• Pada umumnya polineuropati sembuh dengan gejala

sisa

• Pada beberapa kasus memperlihatkan gejala-gejala yang menetap.

• Apabila terjadi paralisis otot-otot pernapasan maka prognosis akan lebih buruk.

Page 13: Referat Neuritis

NEURITIS BRAKHIALIS

Page 14: Referat Neuritis

DEFINISILesi pleksus brakhialis adalah lesi saraf yang

menimbulkan kerusakan saraf yang membentuk pleksus brakhialis, mulai dari “radiks” saraf hingga saraf terminal. Keadaan ini dapat menimbulkan gangguan fungsi motorik, sensorik atau autonomic pada ekstremitas atas. Istilah lain yang sering digunakan yaitu neuropati pleksus brakhialis atau pleksopati brakhialis

Page 15: Referat Neuritis

ETIOLOGI

Trauma

Tumor

Radiation-induced

Entrapment

Idiopatik

Page 16: Referat Neuritis

PATOFISIOLOGI

Merusak pembuluh darah

Iskemi

Melukai pleksus.

Kompresi berathematome intraneural menjepit jaringan saraf sekitarnya

Pleksus traksi atau kompresi

Bagian cord akar saraf terjadi avulsi

Page 17: Referat Neuritis

DERAJAT KERUSAKAN KLASIFIKASI SHEDDON (1943)

Neuropraksia Pada atipe ini terjadi kerusakan mielin namun akson tetap intak

Hambatan konduksi saraf

Tidak terjadi kerusakan struktur terminal

Proses penyembuhan lebih cepat

Derajat kerusakan paling ringan

Aksonotmesis Terjadi kerusakan akson namun semua struktur selubung saraf termasuk endoneural masih tetap intak

Degenerasi aksonal segmen saraf distal dari lesi (degenerasi Wallerian)

Pemulihan sensorik cukup baik bila dibandingkan motorik

Neurotmesis Terjadi ruptur saraf

Proses pemulihan sangat sulit terjadi meskipun dengan penanganan bedah

Pemulihan biasanya tidak sempurna dan dibutuhkan waktu serta observasi yang lama.

Merupakan derajat kerusakan paling berat

Page 18: Referat Neuritis

KLASIFIKASI SUNDERLAND

Tipe I Hambatan dalam konduksi (neuropraksia)

Tipe II Cedera akson tetapi selubung endoneural tetap intak (aksonotmesis)

Tipe III Aksonotmesis yang melibatkan selubung endoneural tetapi perineural dan epineural masih intak.

Tipe IV Aksonotmesis melibatkan selubung endoneural, perineural, tetapi epineural masih baik.

Tipe V Aksonotmesis melibatkan selubung endoneural, perineural dan epineural (neurotmesis)

Page 19: Referat Neuritis

PLEKSOPATI SUPRAVENTRIKULER

Lesi tingkat radiks• Pada lesi pleksus brakhialis ini berkaitan dengan avulsi radiks• Gambaran klinis sesuai dengan dermatom dan miotomnya• Lesi di tingkat ini dapat terjadi partial paralisis dan hilangnya sensorik inkomplit

Sindroma Erb-Duchenne• Lesi di radiks servikal atas (C5 dan C6) atau trunkus superior • Pada bayi terjadi karena penarikan kepala saat proses kelahiran dengan penyulit distokia bahu• pada orang dewasa terjadi karena jatuh pada bahu dengan kepala terlampau menekuk kesamping• Waiter’s tip position • Kelemahan pada otot biseps brakhialis, brakhialis, pektoralis mayor, subscapularis, rhomboid,

levator scapula dan teres mayor• Refleks bisep biasanya menghilang, sedangkan hipestesi terjadi pada bagian luar (lateral) dari

lengan atas dan tangan

• Lesi terjadi ditingkat radiks saraf, trunkus saraf atau kombinasinya• Lesi ditingkat ini dua hingga tujuh kali lebih sering terjadi dibanding lesi infraklavikuler.

Page 20: Referat Neuritis

Sindroma Klumpke’s Paralysis• Lesi di radiks servikal bawah (C8, T1) atau trunkus inferior • Penyebab pada bayi baru dilahirkan adalah karena penarikan bahu • Pada orang dewasa biasanya saat mau jatuh dari ketinggian tangannya memegang sesuatu

kemudian bahu tertarik. • Presentasi klinis berupa deformitas clawhand (kelemahan otot lumbrikalis)• Kelumpuhan pada otot fleksor carpi ulnaris, fleksor digitorum, interosei, tenar dan hipotenar

sehingga tangan terlihat atrofi• Disabilitas motorik sama dengan kombinasi lesi n. Medianus dan ulnaris• Kelainan sensorik berupa hipestesi pada bagian dalam/ sisi ulnar dari lengan dan tangan

Lesi di trunkus superior• Gejala klinisnya sama dengan sindroma Erb • Pada lesi di trunkus superior tidak didapatkan kelumpuhan otot rhomboid, seratus anterior,

levator scapula dan saraf supra - & infraspinatus.• Terdapat gangguan sensorik di lateral deltoid, aspek lateral lengan atas dan lengan bawah

hingga ibu jari tangan

Page 21: Referat Neuritis

Lesi di trunkus media• Gejala klinis didapatkan kelemahan otot triceps dan otot-otot yang dipersyarafi n.

Radialis (ekstensor tangan)• Kelainan sensorik biasanya terjadi pada dorsal lengan dan tangan

Lesi di trunkus inferior• Gejala klinisnya yang hampir sama dengan sindroma Klumpke di tingkat radiks.• Terdapat kelemahan pada otot-otot tangan dan jari-jari terutama untuk gerakan

fleksi, selain itu juga kelemahan otot-otot spinal intrinsik tangan• Gangguan sensorik terjadi pada aspek medial dari lengan dan tangan

Lesi Pan-supraklavikular (radiks C5-T1 / semua trunkus)• Pada lesi ini terjadi kelemahan seluruh otot ekstremitas atas• Defisit sensorik yang jelas pada seluruh ekstremitas atas dan mungkin terdapat

nyeri.• Otot rhomboid, seratus anterior dan otot-otot spinal mungkin tidak lemah

tergantung dari letak lesi proksimal (radiks) atau lebih ke distal (trunkus)

Page 22: Referat Neuritis

PLEKSOPATI INFRAVENTRIKULER

Lesi di fasikulus lateral• Dapat terjadi akibat dislokasi tulang humerus• Lesi disini akan mengenai daerah yang dipersyarafi oleh n. Muskulocutaneus dan

sebagian dari n. Medianus• Gejala klinisnya yaitu kelemahan otot fleksor lengan bawah dan pronator lengan

bawah, sedangkan otot-otot intrinsik tangan tidak terkena• Kelainan sensorik terjadi di lateral lengan bawah dan jari 1 – III tangan.

• Penyebab utama adalah trauma dapat tertutup maupun terbuka• Disertai oleh kerusakan struktur didekatnya

Page 23: Referat Neuritis

Lesi di fasikulus medial• Disebabkan oleh dislokasi subkorakoid dari humerus• Kelemahan dan gejala sensorik terjadi dikawasan motorik dan sensorik n. Ulnaris• Lesi disini akan mengenai seluruh fungsi otot intrinsik tangan seperti fleksor,

ekstensor dan abduktor jari-jari tangan, juga fleksor ulnar pergelangan tangan• Secara keseluruhan kelaianan hampir menyerupai lesi di trunkus inferior• Kelainan sensorik terlihat pada lengan atas dan bawah medial, tangan dan 2 jari

tangan bagian medial

Lesi di fasikulus posterior• Gejala klinisnya yaitu terdapat kelemahan dan defisit sensorik dikawasan n.

Radialis. • Otot deltoid (abduksi dan fleksi bahu), otot-otot ekstensor lengan, tangan dan jari-

jari tangan mengalami kelemahan• Defisit sensorik terjadi pada daerah posterior dan lateral deltoid,juga aspek dorsal

lengan, tangan dan jari-jari tangan.

Page 24: Referat Neuritis

PEMERIKSAAN PENUNJANGRADIOGRAFI

• Foto vertebra servikal untuk mengetahui apakah ada fraktur pada vertebra servikal

• Foto bahu untuk mengetahui apakah ada fraktur skapula, klavikula atau humerus

• Foto thorak untuk melihat disosiasi skapulothorak serta tinggi diafragma pada kasus paralisa saraf phrenicus.

• CT scan dapat digunakan untuk menilai adanya fraktur tersembunyi yang tidak dapat dinilai oleh x-foto

• Myelografi digunakan pada lesi supraklavikular berat, yang berguna untuk membedakan lesi preganglionik dan postganglionik

• Kombinasi CT dan myelografi lebih sensitif dan akurat terutama untuk menilai lesi proksimal (avulsi radiks)

• MRI dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai jaringan ikat sekitar lesi dan penilaian pleksus brakhialis ekstraforaminal normal atau tidak normal

Page 25: Referat Neuritis

PENATALAKSANAAN• Penatalaksanaan suportif

• Operasi diindikasikan pada lesi pleksus brakhialis berat

• Jika lesi sangat luas dan perbaikan keseluruhan tidak memungkinkan maka tujuan utama perbaikan bedah adalah mengembalikan fungsi fleksi siku

• kemudian dapat dilanjutkan dengan fungsi ekstensi pergelangan tangan dan fleksi jari-jari.

Page 26: Referat Neuritis

PEMBEDAHAN PRIMER

Neurolysis

• Melepaskan constrictive scar tissue disekitar saraf

Neuroma excision

• Bila neuroma besar, harus dieksisi dan saraf dilekatkan kembali dengan teknik end-to-end atau nerve grafts

Nerve grafting

• Bila “gap” antara saraf terlalu besar, sehingga tidak mungkin dilakukan tarikan. Saraf yang sering dipakai adalah n suralis, n lateral dan medial antebrachial cutaneous, dan cabang terminal sensoris pada n interosseus posterior

Neurotization

• Neurotization pleksus brachialis digunakan umumnya pada kasus avulsi pada akar saraf spinal cord. Saraf donor yang dapat digunakan : hypoglossal nerve, spinal accessory nerve, phrenic nerve, intercostal nerve, long thoracic nerve dan ipsilateral C7 nerve. Intraplexual neurotization menggunakan bagian dari root yang masih melekat pada spinal cord sebagai donor untuk saraf yang avulsi.

Page 27: Referat Neuritis

NEURITIS OPTIKNeuritis optik adalah peradangan atau demielinisasi

saraf optik akibat berbagai macam penyakit

Page 28: Referat Neuritis

Inflamasi lokal

• Uveitis dan retinitis

• Oftalmia simpatika

• Meningitis

• Penyakit sinus dan infeksi orbita

Inflamasi general yaitu:

• Infeksi syaraf pusat

• Multiplel sklerosis

• Acute disseminated encephalomyelitis

• Neuromyelitis optic (Devic disease)

• Syphilis

• Tuberkulosis

• Leber's disease

Toksin endogen

• Penyakit infeksi akut, seperti influenza, malaria, measles, mumps, pneumonia

• Fokus septik pada gigi, tonsil, infeksi fokal

• Penyakit metabolik: diabetes, anemia, kehamilan, avitaminosis

Intoksikasi racun eksogen seperti tobacco, etil alcohol, metil alkohol.

ETIOLOGI

Page 29: Referat Neuritis

FAKTOR RESIKOUSIA

• Neuritis optikus sering mengenai dewasa muda usia 20 sampai 40 tahun; usia rata-rata terkena sekitar 30 tahun. Usia lebih tua atau anak-anak dapat terkena juga tetapi frekuensinya lebih sedikit.

JENIS KELAMIN

• Wanita lebih mudah terkena neuritis optikus dua kali daripada laki-laki.

RAS

• Neuritis optikus lebih sering terjadi pada orang kulit putih dari pada ras yang lain

Page 30: Referat Neuritis

KLASIFIKASI

• Pembengkakan diskus yang disebabkan oleh peradangan lokal di nervus saraf optik dan dapat terlihat dengan pemeriksaan funduskopi

PAPILITIS

• Peradangan saraf optik yang terdapat dibelakang bola mata sehingga tidak menimbulkan kelainan fundus mata.

NEURITIS RETROBULBA

R

Page 31: Referat Neuritis

PATOGENESIS PAPILITIS • Nervus optikus mengandung serabut-serabut syaraf yang

mengantarkan informasi visual dari sel-sel nervus retina ke dalam sel-sel nervus di otak

• Retina mengandung sel fotoreseptor, merupakan suatu sel yang diaktivasi oleh cahaya dan menghubungkan ke sel-sel retina lain disebut sel ganglion

• Kemudian mengirimkan sinyal proyeksi yang disebut akson ke dalam otak.

• Melalui rute ini, nervus optikus mengirimkan impuls visual ke otak. Inflamasi yang terjadi pada neuritis optik yang akan menyebabkan sinyal visual terganggu dan pandangan menjadi lemah

Page 32: Referat Neuritis

GEJALA DAN TANDA PAPILITIS• VISUS TURUN MENDADAK

• RASA SAKIT DI MATA TERUTAMA SAAT PENEKANAN

• KADANG DISERTAI DEMAM ATAU SETALAH DEMAM

Page 33: Referat Neuritis

PEMERIKSAAN FISIK PAPILITIS• Gangguan lapang pandang dapat terjadi pada penglihatan perifer dan menyempit secara

konsentris

• Skotoma sentral

• Sekosentral atau para sentral

• RAPD yaitu kelainan pupil yang sering dijumpai dengan adanya tanda pupil Marcus Gunn.

PEMERIKSAAN PENUNJANG PAPILITIS• Pada pemeriksaan fundus ditemukan hiperemi papil saraf optik dengan batas yang kabur

• pelebaran vena retina sentralis dan edema papil

• Kadang-kadang sekitar papil terlihat bergaris-garis disebabkan edema, sehingga serabut saraf menjadi renggang

Page 34: Referat Neuritis

GEJALA DAN TANDA NEURITIS RETROBULBAR

• Visus sangat terganggu disertai amaurosis fugax• Terasa berat dibagian belakang bola mata

• Rasa sakit akan bertambah bila bola mata ditekan

• Sakit kepala

• Pada neuritis gambaran fundus normal pada awal

• Degenerasi saraf optik akibat degenerasi serabut saraf

• Atrofi desenden akan terlihat papil pucat dengan batas tegas

• Gangguan lapang pandang

Page 35: Referat Neuritis

DIAGNOSIS NEURITIS RETROBULBAR

• Anamnesis

• Tanda dan gejala klinis

• Pada pemeriksaan oftalmoskopi tidak ditemukan apa-apa

• Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti MRI, analisis cairan serebrospinal, Visually Evoked Potensials Test (VEP) dan serologi

Page 36: Referat Neuritis

DIAGNOSIS BANDING NEURITIS OPTIK

• Nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy

• Syndrom viral dan post viral

• Ablasio retina

• Okulsi arteri vena sentralis

• Papil edema

Page 37: Referat Neuritis

PENATALAKSANAAN JANGKA PENDEK

• Metilprednisolon

• Prednison

JANGKA PANJANG

• interferon β 1a

Page 38: Referat Neuritis

PROGNOSIS• Sebagian besar pasien sembuh sempurna atau mendekati sempurna setelah 6-12 minggu

• Derajat keparahan kehilangan penglihatan awal menjadi penentu terhadap prognosis penglihatan

• Pasien dengan acute demyelinating optic neuritis berlanjut menjadi kelainan pada penglihatan yang mempengaruhi fungsi harian dan kualitas hidupnya.

• Kelainan tajam penglihatan (15-30%),

• Sensitivitas kontras (63-100%),

• Penglihatan warna (33-100%),

• Lapang pandang (62-100%),

• Stereopsis (89%),

• Terang gelap (89-100%),

• Reaksi pupil afferent (55-92%),

• Diskus optikus (60-80%),

• Visual-evoked potensial (63-100%).

Page 39: Referat Neuritis

NEURITIS VESTIBULAR

Page 40: Referat Neuritis

DEFINISI

Neuritis vestibularis adalah suatu bentuk penyakit organik yang terbatas pada apparatus vestibular dan terlokalisir pada perjalanan saraf ke atas mencakup nuklei vestibular pada batang otak. Pada pasien ini muncul vertigo dengan dengan spektrum luas disertai sakit kepala yang bermula dari pandangan gelap sesaat sampai ketidakseimbangan yang kronis, disertai kelainan tes kalori unilateral maupun bilateral.

Page 41: Referat Neuritis

ETIOLOGIInfeksi Herpes simplex virus tipe 1, dengan kenyataan :

• Pola endemik

• Studi post mortem : degenerasi inflamatif

• Peningkatan protein pada liquor serebrospinalis

• Ditemukan HSV-1 DNA dan RNA di ganglion vestibularis

Iskemia pada pembuluh darah yang memperdarahi bagian telinga

Page 42: Referat Neuritis

PATOFISIOLOGI• Infeksi virus pada alat keseimbangan di telinga dalam.

• Terjadi serangan vertigo berulang beberapa jam atau beberapa hari

• Seringkali disertai perasaan cemas

• Seringkali dialami setelah infeksi virus sebelumnya, tidak disertai gangguan maupun penurunan pendengaran.

• Temuan klinis menunjukan adanya disrupsi mendadak dari masukan neuron dari salah satu labirin

• Sensasi vertigo dan nistagmus

• Adanya nistagmus spontan horizontal (komponen major: horizontal, komponen minor : vertikal dan torsial)

• Adanya gangguan respons terhadap stimulasi kalorik, menunjukan bahwa aktivitas afferen dari kanalis semisirkularis horizontal terganggu

Page 43: Referat Neuritis

GAMBARAN KLINISGambaran klinis pada stadium akut

• vertigo

• Nistagmus spontan dan gangguan respons kalorik.

• kelainan-kelainan pada stimulasi galvanik, test rotasional, test gerakan mata lain

Vertigo biasanya digambarkan sebagai tipe rotasional. pasien sering membuat pernyataan yang membingungkan dan kontradiktif tentang arah rotasi. Macam vertigonya antara lain, sebagai berikut :

1. Sensasi gerak diri sendiri yang subjektif murni searah dengan fase cepat nistagmus spontannya (ke sisi telinga yang sehat).

2. Tendensi untuk jatuh ke arah telinga yang sakit disebabkan oleh reaksi vestibulospinal kompensatorik.

3. Ilusi liingkungan sekeliliingnnya berputar (bukan dirinya yang berputar).

Page 44: Referat Neuritis

DIAGNOSISKriteria diagnosis Neuritis Vestibularis sebagai berikut :

• Vertigo berat dan nausea spontan, onset dalam beberapa jam, menetap lebih dari 24 jam.

• Sikap (stance) dan gaya jalan : ataksik

• Nistagmus spontan, arah menetap, horizontal, ke arah telinga yang sehat, menetap lebih dari 24 jam.

• Caloric canal paresis yang unilateral bermakna.

• Otoscopy normal, pendengaran normal.

• Defisit neurologik lain : tidak ada.

Page 45: Referat Neuritis

PEMERIKSAAN

• Dilakukan pemeriksaan fungsi pendengaran dan elektronistagmografi

• Memasukkan sejumlah kecil air es ke dalam setiap saluran telinga lalu pergerakan mata pasien direkam

• Nistagmus

• Tes Romberg yang dipertajam (sharpen Romberg Test)

• Stepping test

• Salah tunjuk (past pointing)

Page 46: Referat Neuritis

PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGIS

• Pasien harus dibiarkan berbaring diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama

• Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya neuronitis vestibularis

• Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah dehidrasi

• Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat untuk gangguan vestibular akut

Page 47: Referat Neuritis

PENATALAKSANAAN (2)• ANTIHISTAMIN

• ANTIKOLINERGIK

• ZAT SIMPATOMIMETIK

Page 48: Referat Neuritis

BELL’S PALSY

Page 49: Referat Neuritis

DEFINISI

Bell’s palsy adalah kelumpuhan nervus fasialis perifer (N.VII), terjadi secara akut dan penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) atau tidak menyertai penyakit lain yang dapat mengakibatkan lesi nervus fasialis atau kelumpuhan fasialis perifer akibat proses non-supuratif, non-neoplasmatik, non-degeneratif primer namun sangat mungkin akibat edema jinak pada bagian nervus fasialis di foramen stilomastoideus atau sedikit proksimal dari foramen tersebut, yang mulanya akut dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.

Page 50: Referat Neuritis

ETIOLOGI

TEORI ISKEMIK VASKULER

TEORI INFEKSI VIRUS

TEORI HEREDITER

TEORI IMUNOLOGI

Page 51: Referat Neuritis

PATOFISIOLOGI

Kelumpuhan fasialis LMN

Terjepit di dalam foramen stilomastoideum

Adanya edema dan ischemia menyebabkan kompresi dari N.VII dalam kanalis tulang ini,

N.VII berjalan melalui bagian dari tulang temporal (kanalis fasialis)

Page 52: Referat Neuritis

GAMBARAN KLINIS• Mendadak

• Bell’s palsy hampir selalu unilateral

• Hilangnya semua gerakan volunter pada kelumpuhan total

• Pada sisi wajah yang terkena lipatan nasolabialis akan menghilang, sudut mulut menurun, bila minum atau berkumur air menetes dari sudut ini, kelopak mata tidak dapat dipejamkan sehingga fisura papebra melebar serta kerut dahi menghilang

• Bila penderita disuruh untuk memejamkan matanya maka kelopak mata pada sisi yang lumpuh akan tetap terbuka

• Bila khorda timpani terkena, terjadi gangguan pengecapan dari 2/3 depan lidah yang merupakan kawasan sensorik khusus N.intermedius

• Bila terkena saraf yang menuju ke m.stapedius akan terjadi hiperakusis

Page 53: Referat Neuritis

DIAGNOSA

Anamnesa :

• Rasa nyeri

• Gangguan atau kehilangan pengecapan

• Riwayat pekerjaan dan adakah aktivitas yang dilakukan pada malam hari di ruangan terbuka atau di luar ruangan

• Riwayat penyakit yang pernah dialami oleh penderita seperti infeksi saluran pernafasan, otitis, herpes

Page 54: Referat Neuritis

Pemeriksaan motorik nervus fasialis: • Mengerutkan dahi : lipatan kulit dahi hanya

tampak pada sisi yang sehat saja

• Mengangkat alis : alis pada sisi yang sakit tidak dapat diangkat

• Memejamkan mata dengan kuat : pada sisi yang sakit kelompak mata tidak dapat menutupi bola mata dan berputarnya bola mata ke atas dapat dilihat

• Mengembungkan pipi : pada sisi yang tidak sehat pipi tidak dapat dikembungkan

• Memperlihatkan gigi geliginya: sudut mulut sisi yang lumpuh tidak dapat diangkat sehingga mulut tampaknya mencong ke arah sehat. Dan juga sulcus nasolabialis pada sisi wajah yang sakit mendatar

Page 55: Referat Neuritis

PEMERIKSAAN Pemeriksaan sensorik pada nervus fasialis.

• Sensasi pengecapan diperiksa sebagai berikut : rasa manis diperiksa pada bagian ujung lidah dengan bahan berupa garam, dan rasa asam diperiksa pada bagian tengah lidah dengan bahan asam sitrat

• Pengecapan 2/3 depan lidah : pengecapan pada sisi yang tidak sehat kurang tajam

Pemeriksaan Refleks

• Pemeriksaan reflek kornea baik langsung maupun tidak langsung

• Selain itu juga dapat diperiksa refleks nasopalpebra pada orang sehat

• Pengetukan ujung jari pada daerah diantara kedua alis langsung dijawab dengan pemejaman kelopak mata pada sisi, sedangkan pada paresis facialis jenis perifer terdapat kelemahan kontraksi m. orbikularis oculi (pemejaman mata pada sisi sakit).

Page 56: Referat Neuritis

PEMERIKSAAN (2)Stethoscope Loudness Test

• Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk menilai fungsi dari muskulus stapedius. Pasien diminta menggunakan stetoskop kemudian dibunyikan garpu tala pada membran stetoskop, maka suara yang keras akan terlateralisasi ke sisi muskulus stapedius yang lumpuh

Schirmer Blotting Test

• Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi lakrimasi. Digunakan benzene yang menstimulasi refleks nasolacrimalis sehingga dapat dibandingkan keluar air mata dapat dibandingkan antara sisi yang lumpuh dan yang normal

Pemeriksaan radiologis

• Pemeriksaan Radiologis yang dapat dilakukan untuk Bell‘s Palsy antara lain adalah MRI dimana pada pasien dengan Bell Palsy dapat timbul gambaran kelainan pada nervus fasialis. Selain itu pemeriksaan MRI juga berguna apabila penderita mengalami Kelumpuhan wajah yang berulang, agar dapat dipastikan apakah kelainan itu hanya merupakan gangguan pada nervus Fasialis ataupun terdapat tumor

Page 57: Referat Neuritis

DIAGNOSA BANDINGOTITIS MEDIA SUPURATIVA DAN MASTOIDITIS

HERPES ZOSTER OTICUS

TRAUMA KAPITIS

SINDROMA GUILLAIN – BARRE DAN MIASTENIA GRAVIS

TUMOR INTRAKRANIALIS

LEUKIMIA

Page 58: Referat Neuritis

PENATALAKSANAAN TERAPI MEDIKAMENTOSA :

• Kortikosteroid dapat digunakan salah satu contohnya adalah prednison atau methylprednisolon 80 mg (medrol) dosis awal dan diturunkan secara bertahap (tappering off) selama 7 hari.

• Penggunaan obat antiviral (acyclovir) dengan kortioksteroid. Penggunaan Aciclovir 400 mg sebanyak 5 kali per hari P.O selama 10 hari. Atau penggunaan Valacyclovir 500 mg sebanyak 2 kali per hari P.O selama lima hari, penggunaan Valacyclovir memiliki efek yang lebih baik.

Page 59: Referat Neuritis

TERAPI OPERATIF

Indikasi terapi operatif yaitu

• Produksi air mata berkurang menjadi < 25%

• Aliran saliva berkurang menjadi < 25%

• Respon terhadap tes listrik antara sisi sehat dan sakit berbeda 2,5 mA.

Page 60: Referat Neuritis

TUJUAN REHABILITASI MEDIK

• Meniadakan keadaan cacat bila mungkin

• Mengurangi keadaan cacat sebanyak mungkin

• Melatih orang dengan sisa keadaan cacat badan untuk dapat hidup dan bekerja dengan apa yang tertinggal.

Page 61: Referat Neuritis

KOMPLIKASI

Crocodile tear phenomenon

Synkinesis

Clonic fasial spasm (Hemifacial spasm)

Kontraktur

Page 62: Referat Neuritis

PROGNOSIS• Antara 80-85% penderita akan sembuh sempurna dalam waktu 3 bulan

• Paralisis ringan atau sedang pada saat gejala awal terjadi merupakan tanda prognosis baik

• Denervasi otot-otot wajah sesudah 2-3 minggu menunjukkan bahwa terjadi degenerasi aksonal dan hal demikian ini menunjukkan pemulihan yang lebih lama dan tidak sempurna

• Pemulihan daya pengecapan lidah dalam waktu 14 hari pasca awitan biasanya berkaitan dengan pemulihan paralisis secara sempurna. Apabila lebih 14 hari, maka hal tersebut menunjukkan prognosis yang buruk

Page 63: Referat Neuritis

KESIMPULAN • Neuritis adalah istilah umum untuk peradangan saraf atau peradangan umum pada

sistem saraf perifer

• Gejala tergantung pada saraf yang terlibat, tetapi mungkin termasuk rasa sakit, paresthesia, paresis, hypoesthesia (mati rasa), anestesi, lumpuh, dan hilangnya refleks

• Jenis-jenis neuritis meliputi: Polineuritis atau Neuritis Multiple, Neuritis Brakial, Neuritis Optik, Neuritis Vestibular, Neuritis Kranial, sering mewakili sebagai Bell’s Palsy.

• Neuritis dapat disebabkan oleh berbagai etiologi, termasuk infeksi , cidera kimia, trauma fisik, radiasi, atau disebabkan oleh karena penyakit lain

• Manifestasi klinis pada neuritis bergantung pada lesi yang terkena

• Diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.

• Terapi pada neuritis terdiri dari terapi farmakologi dan terapi non farmakologi yang meliputi terapi bedah dan terapi rehabilitasi medik

• Prognosis pada kasus neuritis juga dipengaruhi oleh berbagai faktor serta lokasi peradangan pada saraf.

Page 64: Referat Neuritis

TERIMA KASIH