referat diare

32
BAB I PENDAHULUAN Penyakit diare adalah penyebab utama morbiditas dan kematian anak di negara berkembang, dan penyebab penting kekurangan gizi. Pada tahun 2003 diperkirakan 1.87 juta anak-anak di bawah 5 tahun meninggal karena diare. Delapan dari 10 kematian ini terjadi dalam dua tahun pertama kehidupan. Rata-rata, anak-anak di bawah usia 3 tahun pada negara-negara berkembang mengalami tiga episode diare setiap tahun. Diare yang terjadi pada banyak negara, termasuk kolera, juga merupakan penyebab penting morbiditas di antara anak-anak dan orang dewasa. 1 Banyak kematian diare disebabkan oleh dehidrasi. Sebuah perkembangan penting telah menemukan bahwa dehidrasi akibat diare akut dari setiap etiologi dan pada usia berapa pun, kecuali bila parah, dapat dengan aman dan secara efektif diobati dengan metode sederhana oral rehidrasi menggunakan cairan tunggal pada lebih dari 90% kasus. Glukosa dan beberapa campuran garam yang dikenal sebagai Garam Rehidrasi Oral (Oral Rehidration Salts (ORS) atau oralit) yang dilarutkan dalam air untuk membentuk larutan ORS atau oralit. Larutan ORS diserap di usus kecil bahkan selama terjadi 1

Upload: ari-andry

Post on 08-Feb-2016

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: referat Diare

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit diare adalah penyebab utama morbiditas dan kematian anak di

negara berkembang, dan penyebab penting kekurangan gizi. Pada tahun 2003

diperkirakan 1.87 juta anak-anak di bawah 5 tahun meninggal karena diare.

Delapan dari 10 kematian ini terjadi dalam dua tahun pertama kehidupan. Rata-

rata, anak-anak di bawah usia 3 tahun pada negara-negara berkembang mengalami

tiga episode diare setiap tahun. Diare yang terjadi pada banyak negara, termasuk

kolera, juga merupakan penyebab penting morbiditas di antara anak-anak dan

orang dewasa. 1

Banyak kematian diare disebabkan oleh dehidrasi. Sebuah perkembangan

penting telah menemukan bahwa dehidrasi akibat diare akut dari setiap etiologi

dan pada usia berapa pun, kecuali bila parah, dapat dengan aman dan secara

efektif diobati dengan metode sederhana oral rehidrasi menggunakan cairan

tunggal pada lebih dari 90% kasus. Glukosa dan beberapa campuran garam yang

dikenal sebagai Garam Rehidrasi Oral (Oral Rehidration Salts (ORS) atau oralit)

yang dilarutkan dalam air untuk membentuk larutan ORS atau oralit. Larutan ORS

diserap di usus kecil bahkan selama terjadi diare yang berlebihan, sehingga

menggantikan air dan elektrolit hilang yang dalam tinja. Larutan ORS dan cairan

lain juga dapat digunakan sebagai perawatan di rumah untuk mencegah dehidrasi.

Setelah penelitian selama 20 tahun, telah dilakukan perkembangan dari larutan

ORS. Disebut larutan ORS osmolaritas rendah, larutan ORS baru ini sebanyak

33% mengurangi kebutuhan tambahan terapi cairan IV setelah rehidrasi awal bila

dibandingkan dengan standar larutan ORS WHO sebelumnya. Larutan oralit baru

juga mengurangi insiden muntah sebanyak 30% dan volume diare sebesar 20%.

Larutan ORS osmolaritas rendah baru ini, mengandung 75 mEq / l natrium dan 75

mmol / l glukosa, dan sekarang perumusan ORS ini secara resmi

direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF. Dalam dokumen yang direvisi ini,

1

Page 2: referat Diare

ketika ORS / ORT disebutkan, artinya mengacu pada larutan ORS osmolaritas

rendah baru ini. 1

Unsur penting dalam pengelolaan anak dengan diare adalah penyediaan

terapi rehidrasi oral dan terus menyusui, dan penggunaan antimikroba hanya

untuk anak dengan diare berdarah, kasus kolera yang parah, atau infeksi non-usus

serius. Para pengasuh anak-anak yang masih muda juga harus diajarkan tentang

praktek-praktek cara pemberian makanan dan kebersihan yang dapat mengurangi

morbiditas diare. 1

2

Page 3: referat Diare

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Diare adalah keluarnya tinja yang lunak atau cair tiga kali atau lebih dalam

satu hari. Diare cair akut adalah diare yang terjadi secara akut dan berlangsung

kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran

tinja yang lunak atau cair yang sering dan tanpa darah. Mungkin disertai muntah

dan panas.5 Disentri didefinisikan sebagai diare yang disertai darah dalam tinja.3

Diare persisten adalah episode diare yang mula-mula bersifat akut namun

berlangsung selama 14 hari atau lebih. Diare persisten dibedakan dari diare

melanjut, yaitu episode diare akut yang melanjut hingga berlangsung selama 7-14

hari.3

2. 2 JENIS-JENIS DIARE

Diare terdiri dari beberapa jenis yang dibagi secara klinis, yaitu : 1

a. Diare cair akut (termasuk kolera), berlangsung selama beberapa jam atau hari.

mempunyai bahaya utama yaitu dehidrasi dan penurunan berat badan juga

dapat terjadi jika makan tidak dilanjutkan.

b. Diare akut berdarah, yang juga disebut disentri, mempunyai bahaya utama

yaitu kerusakan mukosa usus,sepsis dan gizi buruk, mempunyai komplikasi

seperti dehidrasi.

c. Diare persisten, yang berlangsung selama 14 hari atau lebih, bahaya utamanya

adalah malnutrisi dan infeksi non-usus serius dan dehidrasi.

3

Page 4: referat Diare

d. Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor) mempunyai

bahaya utama adalah infeksi sistemik yang parah, dehidrasi, gagal jantung

dan kekurangan vitamin dan mineral.

Mekanisme penularan utama oleh patogen diare adalah tinja-mulut,

dengan makanan dan air yang merupakan penghantar untuk kebanyakan kejadian.

Faktor-faktor yang menambah kerentanan terhadap infeksi dengan enteropatogen

adalah umur muda, defisiensi imun, campak, malnutrisi, perjalanan ke daereh

endemic, kurang mendapatkan ASI, keterpajanan terhadap keadaan sanitasi jelek,

makan makanan atau air yang terkontaminasi, dan tingkat pendidikan ibu.4

2.3 CARA PENULARAN DAN FAKTOR RESIKO

Mekanisme penularan utama oleh patogen diare adalah tinja-mulut,

dengan makanan dan air yang merupakan penghantar untuk kebanyakan kejadian.

Faktor-faktor yang menambah kerentanan terhadap infeksi dengan enteropatogen

adalah umur muda, defisiensi imun, campak, malnutrisi, perjalanan ke daereh

endemic, kurang mendapatkan ASI, keterpajanan terhadap keadaan sanitasi buruk,

makan makanan atau air yang terkontaminasi, dan tingkat pendidikan ibu.4

2.4 ETIOLOGI

2.4.1 Etiologi Diare Cair Akut

Diare cair akut pada anak-anak di negara berkembang antara lain disebabkan

oleh :

1. infeksi : Rotavirus, Eschericia coli enterotoksigenik, Shigella,

Champilobacter jejuni, Cryptosporidium, Entamoeba histolytica, Giardia

lamblia, Ascaris, Trichuris, Kandida.1,3

2. Malabsorpsi : karbohidrat (intoleransi laktosa) lemak atau protein.1,3

3. Intoksikasi makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.1,3

4. Alergi.3

4

Page 5: referat Diare

5. Psikologis rasa takut dan cemas.3

2.4.2 Etiologi Disentri

Yang terpenting dan tersering adalah Shigella, khususnya Shigella flexneri

dan Shigella dysentriae tipe I. Penyebab lain seperti Campylobacter jejuni

terutama pada bayi dan lebih jarang adalah Salmonella (disentri yang

disebabkannya tidak berat). Infeksi yang berat adalah oleh Escherecia coli

enteroinvasif, namun jarang terjadi. Entamoeba histolytica menyebabkan disentri

pada anak yang lebih besar, tetapi jarang pada balita.3,4

2.4.3. Etiologi Diare Persisten

Tidak ada penyebab mikroba tunggal walaupu Shigella, Cryptosporodium,

dan Entamoeba coli enteroagregatif mungkin punya peran lebih besar daripada

penyebab lain.3

2.5 PATOFISIOLOGI

Ada beberapa patofisiologi yang dapat mendukung terjadinya diare yaitu :

sekretorik, osmotic, invasive, dismotilitas. Sedangkan mekanisme terjadinya diare

cair ada 2 prinsip, yaitu: sekretorik dan osmotik. Infeksi usus dapat menyebabkan

diare melalui kedua mekanisme tersebut.5

2.5.1. Diare sekretorik

Diare sekretorik disebabkan karena sekresi air dan elektrolit ke dalam usus

halus. Hal ini terjadi bila absorpsi natrium oleh vili gagal sedangkan sekresi

klorida di sel epitel berlangsung terus atau meningkat. Hasil akhir adalah sekresi

cairan yang mengakibatkan kehilangan air dan elektrolit dari tubuh sebagai tinja

cair. Hal ini menyebabkan terjadinya dehidrasi. Pada diare karena infeksi

perubahan ini terjadi karena adanya rangsangan pada mukosa usus oleh toksin

bakteri seperti toksin Eschericia coli dan Vibrio cholera atau Rotavirus.5

5

Page 6: referat Diare

2.5.2. Diare osmotik

Mukosa usus halus adalah epitel berpori, yang dapat dilewati air dan

elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara isi usus

dengan cairan ekstraseluler. Dalam keadaan ini, diare dapat terjadi apabila suatu

bahan yang secara osmotik aktif dan sulit diserap. Jika bahan semacam itu berupa

larutan isotonik, air dan bahan yang larut didalamnya akan lewat tanpa diabsorpsi

sehingga terjadi diare.

Proses yang sama mungkin terjadi bila bahan terlarut adalah laktosa (pada

anak dengan defisiensi laktase) atau glukosa (pada anak dengan malabsorpsi

glukosa), kedua keadaan kadang-kadang merupakan komplikasi dari infeksi usus.

Bila substansi yang sulit diabsorpsi adalah berupa larutan hipertonik, air akan

pindah dari cairan ekstraseluler ke dalam lumen usus sampai osmolaritas dari isi

usus sama dengan cairan ekstraseluler dan darah. Hal ini menaikkan volume tinja

dan menyebabkan dehidrasi karena kehilangan cairan tubuh. Karena kehilangan

cairan tubuh lebih besar dari pada kehilangan natrium klorida, hipernatremia juga

terjadi.5

2.5.3. Invasif

Gangguan integritas lapisan mukosa usus akibat infeksi virus dan bakteri,

iskemia, dan peradangan. Virus , bakteri dan parasit yang dapat menginfeksi

antara lain adalah Salmonella, Shigella, Giardia.4

2.5.4. Dismotilitas

Adanya gangguan neurologi pada usus sehingga peristaltic usus dan

absorpsi berkurang yang kemudian menyebabkan diare.4

2.6 DIAGNOSIS

Cara mendiagnosis pasien diare adalah dengan 3 hal berikut:

1. Persistensinya

6

Page 7: referat Diare

2. Etiologi

3. Derjat dehidrasi

2.6.1 Menentukan Persistensinya

Perlu dicari informasi sudah berapa lama pasien menderita diare. Apakah

sudah lebih dari 14 hari atau belum, sehingga nantinya dapat menentukan apakah

diare pada pasien termasuk diare akut atau diare persisten. Hal ini berkaitan

dengan tatalaksana diare, penyulit atau komplikasi dari diare tersebut.

2.6.2 Menentukan Etiologi

Diagnosis klinis diare akut berdarah hanya berdasarkan adanya darah

yang dapat dilihat secara kasat mata pada tinja. Hal ini dapat langsung ditanyakan

pada orang tua maupun dilihat sendiri oleh dokter.

Pada beberapa episode shigellosis, diare pada awalnya cair dan menjadi

berdarah setelah 1-2 hari. Diare cair ini sangat berat dan menimbulkan dehidrasi.

Seringkali disertai demam, nyeri perut, nyeri rektum dan tenesmus.

2.6.3 Menentukan Derjat Dehidrasi

Anamnesis teliti terutama tentang asupan peroral, frekuensi muksi/urin,

frekuensi serta volume tinja dan muntah yang keluar. Perlu ditanyakan juga

apakah pasien sudah pernah berobat dan apakah pasien mengkonsumsi obat

tertentu sebelumnya. Saat melakukan anamnesis, amati keadaan umum dan

aktivitas anak. Adanya demam menunjukkan proses inflamasi dan dapat pula

timbul karena adanya dehidrasi. Berikut adalah cara mudah menentukan derjat

dehidrasi :

Penilaian A B C

1. Lihat : Baik, sadar * Gelisah * Lesu, lunglai atau

7

Page 8: referat Diare

Keadaan Umum

Mata

Rasa Haus

Normal

Minum biasa

tidak haus

Cekung

* Haus, ingin minum

banyak

tidak sadar

Sangat cekung dan

kering

* Malas minum atau

tidak bisa minum

2. Periksa turgor

kulit

Kembali cepat * Kembali lambat * Kembali sangat

lambat

3. Derajat dehidrasi Tanpa dehidrasi Dehidrasi

ringan/sedang

bila ada 1 tanda *

ditambah 1 atau lebih

tanda lain

Dehidrasi berat

Bila ada 1 tanda *

ditambah 1 atau lebih

tanda lain

4. Terapi Rencana terapi

A

Rencana terapi B Rencana terapi C

2.7 PENATALAKSANAAN

Apabila sudah ditentukan 3 hal diatas, baru kemudian menentukan

tatalaksana yang akan di terapkan secara konsisten. Yaitu :

1. Rehidrasi

2. Dukungan nutrisi

3. Suplementasi Zinc

4. Antibiotik selektif

5. Edukasi orang tua

2.7.1 Rehidrasi

Salah satu komplikasi diare yang paling seringadalah dehidrasi.

Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari memberikan cairan

8

Page 9: referat Diare

rumah tangga yang dianjurkan seperti kuah sayur atau sup. Bila terjadi dehidrasi

anak harus segera di bawa ke petugas kesehatan untuk mendapatkan pengobatan

yang tepat dan cepat yaitu oralit. Komposisi cairan rehidrasioral sangat penting

untuk memperoleh penyerapan yang optimal.

Cairan rehidrasi oral (CRO) yang dianjurkan WHO selama 3 dekade

terakhir ini menggunakan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa telah

berhasil menurunkan angka kematian akibat dehidrasi pada diare, karena

kombinasi gula dan garam ini dapat meningkatkan penyerapan cairan di usus.

CRO selain murah juga mudah digunakan dan aman, sehingga sangat efektif dan

efisien digunakan pada pusat pelayanan kesehatan dengan jumlah tenaga

kesehatan yang terbatas serta tidak mempunyai tenaga yang terlatih. Sesuai

dengan anjuran WHO saat ini dianjurkan penggunaan CRO dengan formula baru

yaitu komposisi natrium 75mmol/L, kalium 20 mmol/L, Klorida 65 mmol/L, sitrat

10 mmol/L Glukosa 75 mmol/L. Total osmolaritas 245 mmol/L. Berikut

tatalaksana rehidrasi sesuai dengan derjat dehidrasi :

1. Diare tanpa dehidarasi, rencana terapi A untuk mengobati diare di

rumah

Anak-anak tanpa tanda-tanda dehidrasi memerlukan tambahan cairan dan

garam untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare. Jika ini tidak

diberikan, tanda-tanda dehidrasi dapat terjadi. 1

Ibu harus diajarkan cara untuk mencegah dehidrasi di rumah dengan

memberikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya, bagaimana mencegah

kekurangan gizi dengan terus memberi makan anak, dan mengapa tindakan-

tindakan ini penting. Mereka harus juga tahu apa tanda-tanda menunjukkan bahwa

9

Page 10: referat Diare

anak harus dibawa ke petugas kesehatan. Langkah-langkah tersebut dirangkum

dalam empat aturan Rencana Terapi A. 1

Aturan 1 : Memberikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya, untuk

mencegah dehidrasi

Cairan yang diberikan adalah cairan yang mengandung garam (oralit), dapat juga

diberikan air bersih yang matang. 1

Komposisi larutan oralit baru :

Natrium klorida 2,6 gram/liter

Glukosa 13,5 gram/liter

Kalium klorida 1,5 gram/liter

Trisodium sitrat 2,9 gram/liter

Komposisi larutan oralit lama :

Natrium klorida 3,5 gram/liter

Glukosa 20 gram/liter

Kalium klorida 1,5 gram/liter

Trisodium sitrat 2,55 gram/liter

Dengan menurunkan osmolaritas dengan mengurangi konsentrasi glukosa

dan garam (NaCl) dimaksudkan untuk menghindari hipertonisitas cairan selama

absorpsi cairan oralit. 1 Cairan yang mengandung garam, seperti oralit, minuman

asin (seperti minuman youghert), atau sayuran dan sup ayam dengan garam. Ajari

ibu untuk memasukan garam (kurang lebih 3g/L) pada minuman yang tidak

bergaram (seperti air matang, air teh, jus buah-buahan yang tidak diberi gula) atau

sup selama diare. 1

Larutan oralit yang dapat dibuat dirumah mengandung 3g/L garam dapur

(1 sendok teh penuh garam) dan 18g/L dari gula dapur (sukrosa) sangat efektif

namun tidak dianjurkan karena seringkali lupa resepnya. Minuman yang tidak

boleh diberikan ialah minuman bersoda, teh manis, jus buah-buahan yang manis.

10

Page 11: referat Diare

Minuman tersebut dapat menyebabkan diare osmotik dan hipernatremia.

Sedangkan kopi tidak boleh diberikan karena bersifat diuretik. 1

Umur (tahun) Jumlah Cairan Yang Harus

Diberikan

< 2 50-100 ml cairan

2-10 100-200 ml

> 10 > 200 atau sebanyak yang mereka mau

Tabel 2.7.1 Jumlah Cairan yang Harus Diberi Sesuai Umur Menurut WHO 2005

Aturan 2 : Berikan tambahan zinc (10 - 20 mg) untuk anak, setiap hari

selama 10 -14 hari

Zinc dapat diberikan sebagai sirup atau tablet, dimana formulasinya

tersedia dan terjangkau. Dengan memberikan zinc segera setelah mulai diare,

durasi dan tingkat keparahan episode serta risiko dehidrasi akan berkurang.

Dengan pemberian zinc selama 10 sampai 14 hari, zinc yang hilang selama diare

diganti sepenuhnya dan risiko anak memiliki episode baru diare dalam 2 sampai 3

bulan ke depan dapat berkurang. 1

Aturan 3 yaitu berikan anak makanan untuk mencegah kurang gizi

Diet bayi yang biasanya harus dilanjutkan selama diare dan ditingkatkan

setelahnya. Makanan tidak boleh ditahan dan makanan anak yang biasa tidak

boleh diencerkan. pemberian ASI harus dilanjutkan. Tujuannya adalah untuk

memberikan makanan yang kaya nutrisipada anak. Sebagian besar anak-anak

dengan diare cair mendapatkan kembali nafsu makan mereka setelah dehidrasi

diperbaiki, sedangkan orang-orang dengan diare berdarah seringkali nafsu makan

tetap buruk sampai penyakitnya sembuh. Anak-anak ini harus didorong untuk

mau makan secara normal sesegera mungkin.1

11

Page 12: referat Diare

Ketika makanan diberikan, gizi yang cukup biasanya diserap untuk

mendukung pertumbuhan dan pertambahan berat badan. Makan juga

mempercepat pemulihan fungsi usus normal, termasuk kemampuan untuk

mencerna dan menyerap berbagai nutrisi. Sebaliknya, pada anak-anak yang

dibatasi makannya dan makanan yang diencerkan dapat menurunkan berat badan,

menyebabkan diare lebih lama dan lebih lambat memulihkan fungsi usus. 1

Secara umum, makanan yang sesuai untuk anak dengan diare adalah sama

dengan yang diperlukan oleh anak-anak yang sehat. 1

o Bayi segala usia yang menyusui harus tetap diberi kesempatan untuk menyusui

sesering dan selama mereka inginkan. Bayi sering menyusui lebih dari

biasanya dan ini harus didukung. 1

o Bayi yang tidak disusui harus diberikan susu biasa mereka makan (atau susu

formula) sekurang-kurangnya setiap tiga jam, jika mungkin dengan cangkir. (1)

o Bayi di bawah usia 6 bulan yang diberi makan ASI dan makanan lain harus

diberikan ASI lebih banyak. Setelah anak tersebut sembuh dan meningkatnya

pasokan ASI, makanan lain harus diturunkan. 1

Jika anak usia minimal 6 bulan atau sudah diberikan makanan lunak, ia

harus diberi sereal, sayuran dan makanan lain, selain susu. Jika anak di atas 6

bulan dan makanan tersebut belum diberikan, maka harus dimulai selama episode

diare atau segera setelah diare berhenti. Daging, ikan atau telur harus diberikan,

jika tersedia. Makanan kaya akan kalium, seperti pisang, air kelapa hijau dan jus

buah segar akan bermanfaat. 1

Berikan anak makanan setiap tiga atau empat jam (enam kali sehari).

Makan porsi kecil yang Sering, lebih baik daripada makan banyak tetapi lebih

jarang. Setelah diare berhenti, dapat terus memberi makanan dengan energi yang

12

Page 13: referat Diare

sama dan membrikan satu lagi makan tambahan daripada biasanya setiap hari

selama setidaknya dua minggu.

Aturan 4 Bawa anak ke petugas kesehatan jika ada tanda-tanda dehidrasi

atau masalah lainnya

Ibu harus membawa anaknya ke petugas kesehatan jika anak:

• Buang air besar cair sering terjadi

• Muntah berulang-ulang

• Sangat haus

• Makan atau minum sedikit

• Demam

• Tinja Berdarah

• Anak tidak membaik dalam tiga hari.

2. Diare dengan dehidrasi tak berat, rencana terapi B untuk mengobati

diare dirumah

Pada 3 jam pertama, beri anak larutan oralit dengan perkiraan jumlah sesuai

dengan berat badan anak (atau umur anak jika berat badan anak tidak

diketahui), seperti yang ditunjukkan dalam bagan 15 berikut ini. Namun

demikian, jika anak ingin minum lebih banyak, beri minum lebih banyak.

Tunjukkan pada ibu cara memberi larutan oralit pada anak, satu sendok teh

setiap 1 – 2 menit jika anak berumur di bawah 2 tahun; dan pada anak yang

lebih besar, berikan minuman oralit lebih sering dengan menggunakan

cangkir.

Lakukan pemeriksaan rutin jika timbul masalah

13

Page 14: referat Diare

• Jika anak muntah, tunggu selama 10 menit; lalu beri larutan oralit lebih

lambat (misalnya 1 sendok setiap 2 – 3 menit)

• Jika kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan beri

minum air matang atau ASI.

Nasihati ibu untuk terus menyusui anak kapan pun anaknya mau.

Jika ibu tidak dapat tinggal di klinik hingga 3 jam, tunjukkan pada ibu cara

menyiapkan larutan oralit dan beri beberapa bungkus oralit secukupnya

kepada ibu agar bisa menyelesaikan rehidrasi di rumah ditambah untuk

rehidrasi dua hari berikutnya.

Nilai kembali anak setelah 3 jam untuk memeriksa tanda dehidrasi yang

terlihat sebelumnya.

(Catatan: periksa kembali anak sebelum 3 jam bila anak tidak bisa minum

larutan oralit atau keadaannya terlihat memburuk.)

Jika tidak terjadi dehidrasi, ajari ibu mengenai empat aturan untuk

perawatan di rumah.

(i) beri cairan tambahan.

(ii) beri tablet Zinc selama 10 hari

(iii) lanjutkan pemberian minum/makan

(iv) kunjungan ulang jika terdapat tanda berikut ini:

- anak tidak bisa atau malas minum atau menyusu

- kondisi anak memburuk

- anak demam

- terdapat darah dalam tinja anak

Jika anak masih mengalami dehidrasi sedang/ringan, ulangi

pengobatan untuk 3 jam berikutnya dengan larutan oralit, seperti di atas

dan mulai beri anak makanan, susu atau jus dan berikan ASI sesering

mungkin.

Meskipun belum terjadi dehidrasi berat tetapi bila anak sama sekali tidak

bisa minum oralit misalnya karena anak muntah profus, dapat diberikan

infus dengan cara: beri cairan intravena secepatnya. Berikan 70 ml/kg BB

cairan Ringer Laktat atau Ringer asetat (atau jika tak tersedia, gunakan

larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut :

14

Page 15: referat Diare

Periksa kembali anak setiap 1-2 jam.

Juga beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum.

Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Nilai

klasifikasikan dehidrasi.

3. Diare dengan dehidrasi berat

15

Page 16: referat Diare

Pengobatan bagi anak-anak dengan dehidrasi berat adalah rehidrasi

intravena cepat, mengikuti Rencana Terapi C. Jika mungkin, anak harus dirawat

di rumah sakit. Panduan untuk rehidrasi intravena diberikan dalam tabel 2.7. (1)

Anak-anak yang masih dapat minum, walaupun buruk, harus diberikan

oralit secara peroral sampai infus berjalan. Selain itu, ketika anak dapat minum

tanpa kesulitan, semua anak harus mulai menerima larutan oralit (sekitar 5

ml/kg/jam), yang biasanya dalam waktu 3-4 jam (untuk bayi) atau 1-2 jam (untuk

pasien yang lebih tua). Ini memberikan tambahan dasar dan potasium, yang

mungkin tidak dapat secara memadai disediakan oleh cairan infus.

Mulai diberi cairan i.v segera. Bila pasien dapat minum berikan oralit

sampai cairan i.v dimulai. Berikan 100 ml/Kg cairan Ringer Laktat (atau cairan

normal salin bila ringer laktat tidak tersedia) yang dibagi sebagai berikut:

Tabel 2.7.2 Jumlah pemberian cairan secara intravena pada pasien dehidrasi

berat1

Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba.

Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam .Bila rehidrasi belum tercapai

pencepat tetesan intravena. Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi

penderita mengunakan Tabel Pernilaian Kemudian pilihlah rencana terapi yang

sesuai (A,B atau C ) untuk melanjutkan terapi. 1Pasien harus dinilai ulang setiap

15-30 menit sampai denyut a. radialis teraba kuat. Setelah itu, pasien harus dinilai

ulang setidaknya setiap 1 (satu) jam untuk memastikan bahwa hidrasi membaik.

Jika tidak, maka infus harus diberikan lebih cepat.

Lihat dan rasakan untuk semua tanda-tanda dehidrasi:

16

Page 17: referat Diare

1. Jika tanda-tanda dehidrasi berat masih ada, ulangi infus cairan IV seperti

yang diuraikan dalam Rencana terapi C.

2. Jika anak membaik (dapat minum), tetapi masih menunjukkan tanda-tanda

dari dehidrasi sedang, hentikan infus IV dan berikan larutan oralit selama

empat jam, sebagaimana ditetapkan dalam Rencana terapi B.

3. Jika tidak ada tanda-tanda dehidrasi, ikuti Rencana terapi A. Ingatlah

bahwa anak membutuhkan terapi dengan larutan oralit sampai diare

berhenti. 1

Jika fasilitas terapi IV tidak tersedia, tetapi dapat diberikan dalam jangka

waktu dekat (yaitu dalam waktu 30 menit), kirimlah anak untuk pengobatan IV

segera. Jika anak dapat minum, berikan ibu beberapa larutan oralit dan tunjukkan

kepadanya cara untuk memberikannya kepada anaknya selama perjalanan. (1)

Jika terapi IV tidak tersedia di dekatnya, petugas kesehatan yang telah

dilatih dapat memberikan larutan oralit menggunakan selang Naso Gastrik,

dengan kecepatan 20 ml/kg BB /jam selama 6 (enam) jam (total 120 ml/kg BB).

Jika perut menjadi bengkak, larutan oralit harus diberikan perlahan-lahan sampai

menjadi kurang buncit. 1

Jika tidak bisa menggunakan selang NGT namun anak dapat minum,

larutan oralit harus diberikan melalui mulut dengan kecepatan 20 ml/kg BB/jam

selama 6 (enam) jam (total 120 ml / kg berat badan). Jika terlalu cepat, anak dapat

muntah berulang. Jika terjadi hal ini, maka memberikan larutan oralit secara lebih

lambat sampai muntah mereda. 1Anak-anak menerima terapi NGT atau per oral

harus dinilai ulang paling sedikit setiap jam. Jika tanda-tanda dehidrasi tidak

membaik setelah tiga jam, anak harus segera dibawa ke fasilitas terdekat di mana

terapi IV tersedia. 1

Kalau tidak, jika rehidrasi maju memuaskan, anak harus dinilai ulang setelah

enam jam dan keputusan pada perawatan lebih lanjut dibuat seperti yang

dijelaskan di atas untuk terapi IV yang diberikan.1 Jika tidak ada fasilitas NGT

dan tidak dapat dilakukan secara peroral, anak harus segera dibawa ke fasilitas

terdekat di mana terapi IV atau NGT tersedia. 1

17

Page 18: referat Diare

2.7.2 Dukungan nutrisi

18

Page 19: referat Diare

Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada

waktu anak sehat untuk pengganti nutrisi yang hilang serta mencegah agar tidak

menjadi gizi buruk. Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase

kesembuhan. ASI tetap diteruskan selama terjadinya diare pada diare cair akut

maupun pada diare akut berdarah dan diberikan dengan frekuensi lebih sering dari

biasanya. Anak umur 6 bulan keatas sebaiknya mendapat makan seperti biasa.

2.7.3 Suplementasi zinc3

Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut trbukti mengurangi lama

dan beratnya diare, mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan. Zinc juga

dapat mengembalikan nafsu makan anak. Dosis zinc untuk anak-anak adalah:

Anak dibawah umur 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) per hari

Anak diatas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari diberikan selama 10-14 hari

berturut-turut.

2.7.4 Antibiotik selektif3

Antibiotik tidak diberikan pada kasus diare cair akut kecuali dengan

indikasi yaitu diare berdarah dan kolera.

Secara umum tatalaksana pada disentri dikelola sama dnegan kasus diare

lain sesuai dengan acuan tatalaksana diare akut. Hal ini khusus mengenai

tatalaksana disentri adalah pemberian antibiotika oral selama 5 hari yang masih

sensitive terhadap shigella menurut pola kuman setempat. Pada pasien rawat jalan

dianjurkan pemberian sefalosporin generasi ketiga seperti sefiksim

5mg/kgBB/hari peroral.

19

Page 20: referat Diare

Pemeriksaan tinja dapat dilakukan untuk menyingkirkan adanya

amebiasis. Temuan trofozoid atau kista amoeba atau giardia mendukung

diagnosis amebiasis atau giardiasis. Berikan metronidazole 7,5 mg/kg BB 3 kali

sehari umtuk kasus amebiasis dan metronidazole 5 mg/kgBB 3 kali sehari untuk

kasus giardiasis selama 5 hari. Temuan leukosit dalam jumlah banyak (>10/LBP)

atau makrofag mendukung diagnosis shigella atau bakteri invasif lain.

Pemberian antibiotic yang tidak rasional justru akan memperpanjang

lamanya diare karena akan mengganggu keseimbangan flora usus selain itu,

pemberian antibiotiktidak rasional akan mempercepat resistensi kuman terhadap

antibiotic, serta menambah biaya pengobatan yang tidak perlu.

2.7.5 Edukasi Orang Tua

Nasihat pada ibu atau pengasuh untuk kembali segera jika ada demam,

tinja berdarah, muntah berulang, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare

makin sering atau belum membaik dalam 3 hari.3

Indikasi rawat inap pada penderita diare akut berdarah adalah malnutrisi,

usia kurang dari satu tahun, menderita campak pada 6 bulan terakhir, adanya

dehidrasi dan disentri yang datang sudah dengan komplikasi.3

20

Page 21: referat Diare

BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Pada masa anak-anak diare sangat rentan terjadi, hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor terutama dari sanitasi, melemahnya imunitas, dan intoksikasi dari

makanan. Diare merupakan salah satu penyebab kematian di Indonesia. Diare

mempunyai beberapa mekanisme yang menyebabkannya, yaitu: sekretorik,

osmotic, invasive, dismotilitas. Dari keempat mekanisme tersebut menyebabkan

kondisi lumen usus tidak seimbang lagi tekanannya sehingga dapat menyebabkan

diare.

Jenis-jenis diare ada beberapa macam, yaitu: diare cair akut, disentri, dan

diare persisten. Diare cair akut merupakan diare yang paling sering terjadi pada

anak-anak, ditandai dengan pengeluaran tinja yang terjadi secara akut dan

berlangsung kurang dari 14 hari dengan konsistensi lunak atau cair dan tanpa

darah, disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinja, sedangkan diare

persisten adalah episod diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung

selama 14 hari atau lebih.

Setelah kita mengetahui jenis-jenis diare dan penyebabnya kita diharapkan

dapat memilih dan memberikan terapi yang sesuai dengan masing-masing

jenisnya. Oleh karena itu dengan memahami dan mengetahui penyebab dan

patogenesisnya kita diharapkan dapat mengobati diare dengan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

21

Page 22: referat Diare

1. M.K. Bhan, D. Mahalanabis, N.F. Pierce, N. Rollins, D. Sack, M.

Santosham. 2005. The Treatment of Diarrhoea A manual for physicians

and other senior health workers. Web Site

http://whqlibdoc.who.int/publications/2005/9241593180.pdf (25

September 2009)

2. Hery Garna, Emelia Suroto, Hamzah, Heda Melinda D Nataprawira, Dwi

Prasetyo. 2005. Diare Akut Dalam: Pedoman Diagnosis Dan Terapi ilmu

Kesehatan Anak Edisi Ke-3. Bandung: Bagian /SMF Ilmu Kesehatan Anak

FK Universitas Padjajaran/ RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG. Hal.

271-278

3. Dwi Wastro Dadiyanto, Heru Muryawan, Anindita S.2011. Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Anak. Semarang : Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

4. Tim Pendidikan Medik Pemberagntasan Diare (PMPD). Buku Ajar Diare.

Pegangan bagi Mahasiswa. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan

Penyehatan Lingkunagn Pemukiman. 1999.

22