referat atelektasis pada bayi

43
BAB I PENDAHULUAN Atelektasis pertama kali ditemukan oleh Lannec pada tahun 1891. Atelekasis berasal dari kata ateles yang berarti “tidak sempurna” dan ektasis yang berarti “ekspansi”. Secara keseluruhan atelekasis mempunyai arti ekspansi yang tidak sempurna. Atelektasis diartikan sebagai kolapsnya alveoli dan berkurangnya udara di dalam ruang intrapulmonal atau kolapsnya semua atau sebagian paru. Keadaan ini sering menjadi komplikasi paru pasca operasi dengan bukti pemeriksaan radiografi mencapai 70% pada pasien yang sedang menjalani thorakotomy dan celiotomy. Atelektasis adalah keadaan ketika sebagian atau seluruh paru mengempis dan tidak mengandung udara. Tidak adanya udara di dalam paru terjadi karena saluran pernafasan tersumbat sehingga udara dari bronkus tidak dapat masuk ke dalam alveolus, sedangkan udara yang sebelumnya berada di alveolus diserap habis oleh dinding alveolus yang banyak mengandung kapiler darah. Penyebab tidak masuknya udara ke dalam paru disebabkan oleh sumbatan lumen saluran pernafasan maupun terhimpit dari luar yang mengakibatkan tertutupnya saluran pernafasan. 1,2

Upload: richardo-marchel

Post on 11-Jan-2016

237 views

Category:

Documents


130 download

DESCRIPTION

sdhfgjgj

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Atelektasis Pada Bayi

BAB I

PENDAHULUAN

Atelektasis pertama kali ditemukan oleh Lannec pada tahun 1891.

Atelekasis berasal dari kata ateles yang berarti “tidak sempurna” dan ektasis yang

berarti “ekspansi”. Secara keseluruhan atelekasis mempunyai arti ekspansi yang

tidak sempurna. Atelektasis diartikan sebagai kolapsnya alveoli dan berkurangnya

udara di dalam ruang intrapulmonal atau kolapsnya semua atau sebagian paru.

Keadaan ini sering menjadi komplikasi paru pasca operasi dengan bukti

pemeriksaan radiografi mencapai 70% pada pasien yang sedang menjalani

thorakotomy dan celiotomy.

Atelektasis adalah keadaan ketika sebagian atau seluruh paru mengempis

dan tidak mengandung udara. Tidak adanya udara di dalam paru terjadi karena

saluran pernafasan tersumbat sehingga udara dari bronkus tidak dapat masuk ke

dalam alveolus, sedangkan udara yang sebelumnya berada di alveolus diserap

habis oleh dinding alveolus yang banyak mengandung kapiler darah. Penyebab

tidak masuknya udara ke dalam paru disebabkan oleh sumbatan lumen

saluran pernafasan maupun terhimpit dari luar yang mengakibatkan tertutupnya

saluran pernafasan.1,2

Himpitan saluran pernapasan yang disebabkan oleh pembesaran

limfenodus, tumor, dan aneurisma mengakibatkan atelektasis obstruktif. Tetapi

terdapat juga atelektasis nonobstruktif. Tidak tercukupinya surfaktan dan adanya

kompresi paru dari luar, seperti pada pneumotoraks dan efusi pleura dapat

menyebabkan atelektasis. Dalam hal ini, disebut sebagai atelektasis pasif.

Atelektasis juga dapat menjadi akut dan kronik.2

Atelektasis berkenaan dengan kolaps dari bagian paru. Kolaps ini dapat

meliputi sub segmen paru atau seluruh paru. Stenosis dengan penyumbatan

efektif dari suatu bronkus lobar mengakibatkan atelektasis (kolaps) dari suatu

lobus, dan radiograf akan menunjukkan suatu bayangan yang homogen dengan

tanda pengempisan lobus.4

Page 2: Referat Atelektasis Pada Bayi

Penyebab atelektasis bervariasi, diantaranya adalah sumbatan mukus

pada bronkus, kompresi ekstrinsik dan hemopneumothorax dan hipovenilasi

alveolus. Keadaan ini timbul karena penurunan volume tidal pernapasan yang

sering dicetuskan oleh nyeri insisi selama beberapa hari pertama setelah operasi.

Page 3: Referat Atelektasis Pada Bayi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. ANATOMI & FISIOLOGI PARU

Saluran pernapasan udara hingga mencapai paru-paru adalah

hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus. Saluran dari

bronkus sampai bronkiolus dilapisi oleh membrane mukosa yang bersilia.

Udara mengalir dari faring menuju laring atau kotak suara, laring

merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot-otot

dan mengandung pita suara. Trakea disokong oleh cincin tulang rawan

yang berbentuk seperti sepatu kuda yang panjangnya kurang lebih 5 inci.

Sturuktur trakea dan bronkus dianalogkan sebagai suatu pohon dan oleh

karena itu dinamakan pohon trakeobronkial. Bronkus terdiri dari bronkus

kiri dan kanan yang tidak simetris, bronkus kanan lebih pendek dan lebar

dan merupakan kelanjutan dari trakea, cabang utama bronkus kanan dan

kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan bronkus segementalis,

percabangan ini berjalan menuju terus menjadi bronkus yang ukurannya

sangat kecil sampai akhirnya menjadi bronkus terminalis yaitu saluran

udara yang mengandung alveoli, setelah bronkus terminalis terdapat asinus

yaitu tempat pertukaran gas.

Gambar 2.1 anatomi paru-paru

Page 4: Referat Atelektasis Pada Bayi

Paru-paru merupakan organ yang elastic, berbentuk kerucut, yang

terletak dalam rongga dada atau thoraks. Kedua paru-paru saling berpisah

oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh

darah besar. Setiap paru-paru mempunyai apeks dan basal. Pembuluh

darah paru-paru dan bronchial, saraf dan pembuluh darah limfe memasuki

tiap paru-paru pada bagian hilus dan membentuk akar paru-paru. Paru-paru

kanan lebih basar daripada paru-paru kiri. Paru-paru kanan dibagi tiga

lobus oleh fisura interlobaris, paru-paru kiri dibagi dua lobus. Lobus-lobus

tersebut dibagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen

bronkusnya. Suatu lapisan yang kontinu mengandung kolagen dan jaringan

elastic dikenal sebagai pleura yang melapisi rongga dada (pleura parietalis)

dan menyelubungi setiap paru-paru (pleura viseralis).

Peredaran darah paru-paru berasal dari arteri bronkialis dan arteri

pulmonalis. Sirkulasi bronchial menyediakan darah teroksogenasi dari

sirkulasi sistemik dan berfungsi memenuhi kebutuhan etabolism jaringan

paru-paru. Arteri bronchial berasal dari aortatorakalis dan berjalan

sepanjang dinding posterior bronkus. Vena bronkialis yang besar

mengalirkan darahnya ke dalam system azogis, yang kemudian bermuara

pada vena cava superior dan mengembalikan darah ke atrium kanan. Vena

bronkialis yang lebih kecil akan mengalirkan darah vena pulmonalis

karena sirkulasi bronchial tidak berperan pada pertukaran gas, darah yang

tidak teroksigenasi mengalami pirau sekitar 2 sampai 3% curah jantung.

Arteri pulmonalis yang berasal dari ventrikel kanan mengalirkan darah

vena campuran ke paru-paru dimana darah tersebut mengambil bagian

dalam pertukaran gas. Jalinan kapiler paru-paru yang halus mengitari dan

menutupi alveolus, merupakan kontak erat yang diperlukan untuk proses

pertukaran gas antara alveolus dan darah. Darah yang teroksigenasi

kemudian dikembalikan melalui vena pulmonalis ke ventrikel kiri, yang

selanjutnya membagikan kepada sel-sel melalui sirkulasi sistemik.

Page 5: Referat Atelektasis Pada Bayi

Gambar 2.2 Anatomi paru-paru

II. DEFINISI

Atelektasis adalah penyakit restriktif akut yang umum terjadi,

mencakup kolaps jaringan paru atau unit fungsional paru. Atelektasis

merupakan masalah umum klien pasca-operasi.

Atelektasis paru adalah ekspansi tak lengkap atau kolapsnya semua

atau sebagian paru. Keadaan ini sering disebabkan oleh obstruksi bronkus

dan kompresi pada jaringan paru.

III. INSIDENSI DAN EPIDEMIOLOGI

Atelektasis dapat terjadi pada wanita atau pria dan dapat terjadi

pada semua ras. Atelektasis lebih sering terjadi pada anak yang lebih muda

dari pada anak yang lebih tua dan remaja. Insiden dari atelectasis

pascaoperasi adalah 80%, tetapi hanya 20% yang secara klinis signifikan.

Dari hasil 200 pasien chest radiographs yang diperiksa secara berturut-

turut pada ICU, ditemukan 18 kasus dari kolaps lobaris (8,5%). Sebagian

besar kasus melibatkan lobus kiri bawah (66%), kolaps lobus kanan bawah

(22%) dan lobus kanan atas (11%) juga tercatat.3

Atelektasis pasca operasi dan atelektasis lobar adalah atelektasis

umum yang sering terjadi. Insiden dan prevalensi gangguan ini tidak

Page 6: Referat Atelektasis Pada Bayi

terdokumentasi dengan baik. Mortalitas Morbiditas pasien tergantung pada

penyebab yang mendasari atelektasis. Dalam atelektasis pasca operasi,

kondisi umumnya membaik. Prognosis atelektasis lobar sekunder untuk

obstruksi endobronkial tergantung pada pengobatan keganasan.4,6

Menurut penelitian pada tahun 1994, secara keseluruhan terdapat

74,4 juta penderita penyakit paru yang mengalami atelektasis. Di Inggris

sekitar 2,1 juta penderita penyakit paru yang mengalami atelektasis yang

perlu pengobatan dan pengawasan secara komprehensif. Di Amerika

serikat diperkirakan 5,5 juta penduduk menderita penyakit paru yang

mengalami atelektasis. Di Jerman 6 juta penduduk. Ini merupakan angka

yang cukup besar yang perlu mendapat perhatian.

IV. KLASIFIKASI ATELEKTASIS

A. Berdasarkan factor yang menimbulkan atelektasis

1. Atelektasis Neonatorum

Banyak terjadi pada bayi premature, di mana pusat

pernapasan dalam otak tidak matur dan gerakan pernapasan masih

terbatas. Factor pencetus termasuk komplikasi persalinan yang

menyebabkan hipoksia interuter.

Pada autopsy, paru tampak kolpas, berwarna merah

kebiruan, non crepitant, lembek dan elastis. Yang khas paru ini

tidak mampu mengembang di dalam air. Secara histologis, alveoli

mempunyai paru bayi, dengan ruang alveoli kecil yang seragam,

dilapisi dinding septa yang tebal yang tampak kisut. Epitel kubis

yang prominent melapisi rongga alveoli dan sering terdapat

endapan protein glanular bercampur dengan debris amnion dan

rongga udara. Atelektasis neonatorum pasa system, gawat napas,

telah dibahas sebelumnya.

2. Atelektasis Acquired atau Didapat

Page 7: Referat Atelektasis Pada Bayi

Atelektasis pada dewasa, termaksud ganggung intratoraks

yang menyebabkan kolaps dari ruang udara, yang sebelumnya telah

berkembang. Jadi terbagi atas atelektasis absorpsi, kompresi,

kontraksi dan bercak. Istilah ini banyak menyangkut mekanisme

dasar yang menyebabkan paru kolaps atau pada distribusi dari

perubahan tersebut.

Atelektasis absorpsi terjadi jika saluran pernapasan sama sekali

tersumbat sehingga udara tidak dapat memasuki bagian distal

parenkim. Udara yang telah tersedia secara lambat laun

memasuki aliran darah, disertai dengan kolapsnya alveoli.

Tegantung dari tingkat obstruksi saluran udara, seluruh paru,

merupakan lobus yang lengkap, atau bercak segmen dapat

terlibat. Penyebab tersering dari kolaps absorpsi adalah

obstruksi bronkus oleh suatu sumbatan mucus. Hal ini sering

terjadi pasca operasi. Asma bronchial, bronkiektasis dan

bronchitis akut serta kronis, dapat pula menyebabkan obstruksi

akut serta kronis. Dapat pula menyebabkan obstruksi karena

sumbatan bahan mukopurulen. Kadang-kadang obstruksi

disebabkan oleh aspirasi benda asing atau bekuan darah,

terutama pada anak atau selama operasi rongga mulut atau

anastesi. Saluran udara dapat juga tersumbat karena tumor,

terutama karsinoma bronkogenik dengan pembesaran kelenjar

getah bening (seperti pada tuberculosis) dan oleh aneurisma

pembuluh darah.

Atelektasis kompresi paling sering dihubungkan dengan

penimbunan cairan darah atau udara dalam kavum pleura, yang

secara mekanis menyebabkan kolaps paru di sebelahnya. Ini

adalah kejadian yang sering pada efusi pleura dari penyebab

apa pun, namun mungkin yang paling sering dihubungkan

hidrotoraks pada payah jantung kongesti. Pneumothoraks dapat

juga menyebabkan atelektasis kompresi pada penderita dengan

Page 8: Referat Atelektasis Pada Bayi

tirah baring dan penderita dengan asites, atelektasis basal

menyebabkan posisi diafragma yang lebih tinggi.

Atelektasis kontraksi terjadi bila penurunan fibrosis pada pau

dan pleura yang menghambat ekspansi dan meningkatkan daya

pegas dan ekspirasi.

Atelektasis bercak berarti adanya daerah kecil-kecil dari kolaps

paru, seperti terjadi pada obstruksi bronkioli yang multiple

karena sekresi atau eksudat pada kedua sindrom gawat napas

orang dewasa dan bayi. Pada sebagian keci kasus, atelektasis

terjadi karena pathogenesis tertentu yang menyertai jelas pada

dinding dada.

Atelektasis didapat (Acquired) dapat akut atau kronis.

Biasanya timbul karena sumbatan mukus yang relative akut, yang

menjadi manifestasi karena mendadak timbul sesak napas.

Memang peristiwa sesak napas akut dalam 48 jam setelah satu

proses pembedahan, hampir selalu didiagnosis sabagai atelektasis.

Yang penting adalah atalektasis dapat didiagnosis dini dan terjadi

reekspansi yang tepat dari paru yang terkena, karena parenkim

yang kolaps amat peka terhadap infeksi yang menunggu.

Atelektasis persisten segmen paru mungkin merupakan bagian

pentng untuk terjadinya karsinoma bronkogenik yang diam-diam.

B. Berdasarkan luasnya Atelektasis

1. Massive atelectase, mengenai satu paru

2. Satu lobus, percabangan main bronkus

Gambaran khas yaitu inverted S sign --> tumor ganas bronkus dengan

atelectase lobus superior paru.

1. Satu segmen segmental atelectase

2. Platelike atelectase, berbentuk garis

Missal : Fleischner line oleh tumor paru

Bias juga terjadi pada basal paru post operatif

Page 9: Referat Atelektasis Pada Bayi

C. Berdasarkan lokasi Atelektasis

1. Atelektasis lobaris bawah: bila terjadi dilobaris bawah paru kiri,

maka akan tersembunyi dibelakang bayangan jantung dan pada

foto thoraks PA hanya memperlihatkan diafragma letak tinggi.

2. Atelektasis lobaris tengah kana (right middle lobe). Sering

disebabkan peradangan atau penekanan bronkus oleh kelenjar

getah bening yang membesar

3. Atelektasis lobaris atas (upper lobe): memberikan bayangan

densitas tinggi dengan tanda penaikan fissure interlobaris ke atas

dan trakea ke arah atelektasis

4. Atelektasis segmental: kadang-kadang sulit dikenal ada foto

thoraks PA, maka perlu pemotretan dengan posisi lain seperti

lateral, miring (obligue), yang memperlihatkan bagian yang

terselubung dengan penarikan fissure interlobularis.

5. Atelektasis lobularis (plate like/atelektasis local). Bila

penyumbatan terjadi pada bronkus kecil untuk sebagian segmen

paru, maka akan terjadi horizontal tipis, biasanya paru bawah

yang sering sulit dibedakan dengan proses fibrosis. Karena hanya

sebagian kecil paru terkena, maka biasanya tidak ada keluhan.

Atelektasis pada lobus atas paru kanan. Kolaps pada bagian ini

meliputi bagian anterior, superior dan medial. Pada foto thoraks PA

tergambarkan dengan fisura minor bagian superior dan medial yang

mengalami pergeseran. Pada foto leteral, fisura mayor bergerak ke depan,

sedangkan fisura minor dapat juga mengalami pergeseran kea rah superior.

V. ETIOLOGI

Etiologi terbanyak dari etelektasis adalah terbagi dua yaitu intrinsik

dan ekstrinsik.

A. Etiologi instrinsik atelektasis adalah sebagai berikut:

Obstruktif:

Page 10: Referat Atelektasis Pada Bayi

Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan sebuah

bronkus. Penyumbatan juga bias terjadi pada saluran pernapasan

yang lebih kecil. Penyumbatan bias disebabkan oleh adanya

gumpalan lender, tumor atau benda asing yang terhisap ke dalam

bronkus. Atau bronkus bias tersumbat oleh sesuatu yang menekan

dari luar, seperti tumor atau pembesaran kelenjar getah bening.

Jika saluran pernapasan tersumbat, udara di dalam alveoli terserap

ke dalam aliran darah sehingga akan menciut dan memadat.

Jaringan paru-paru yang mengkerut biasanya terisi dengan sel

darah, serum, lendir, dan kemudian akan mengalami infeksi.

Bronkus yang tersumbat, penyumbatan bisa berasal di dalam

bronkus seperti tumor bronkus, benda asing, cairan sekresi

yang massif. Dan penyumbatan bronkus akibat penekanan

dari luar bronkus seperti tumor sekitar bronkus, kelenjar yang

membesar.

Peradangan intraluminar airway menyebabkan penumpukan

sekret yang berupa mukus.

Tekanan ekstra pulmonary, biasanya diakibatkan oleh

pneumothoraks, cairan pleura, peninggian diafragma, herniasi

alat perut ke dalam rongga thoraks, tumor thoraks seperti

tumor mediastinum.

Paralisis atau paresis gerakan pernapasan, akan menyebabkan

perkembangan paruv tidak sempurna, misalnya pada kasus

poliomyelitis dan kelainan neurologis lainnya. Gerak napas

yang terganggu akan mempengaruhi kelancaran pengeluaran

sekret bronkus dan ini akan menyebabkan penyumbatan

bronkus yang berakhir dengan memperberat keadaan

atelektasis.

Hambatan gerak pernapasan oleh kelainan pleura atau trauma

thoraks yang menahan rasa sakit, keadaan ini juga akan

Page 11: Referat Atelektasis Pada Bayi

menghambat pengeluran sekret bronkus yang dapat

memperberat terjadinya atelektasis.

B. Etiologi ekstrinsik atelektasis:

Pneumothoraks

Tumor

Pembesaran kelenjar getah bening

Pembiusan (anastesia)/pembedahan

Tirah baring jangka panjang tanpa perubahan posisi

Pernapasan dangkal

Penyakit paru-paru

VI. PATOFISIOLOGI

Pada atelektasis arsoprsi, obstruksi saluran napas menghambat

masuknya udara ke dalam alveolus yang terletak distal terhadap sumbatan.

Udara yang sudah terdapat dalam alveolus tersebut diabsorpsi sedikit demi

sedikit ke dalam aliran darah dan alveolus kolaps. Untuk mengembangkan

alveolus yang kolaps total diperlukan tekanan udara yang lebih besar,

seperti halnya seseorang harus meniup balon lebih keras pada waktu mulai

mengembangkan balon.

Atelektasis absorpsi dapat disebabkan oleh obtruksi bronkus

instrinsik atau ekstrinsik. Obstruksi bronkus intrinsik paling sering

disebabkan oleh sekret atau eksudat yang bertahan. Tekanan ekstrinsik

pada bronkus biasanya disebabkan oleh neoplasme, pembesaran kelenjar

getah bening, aneurisma atau jaringan parut.

Mekanisme pertahanan fisiologik yang bekerja mempertahankan

sterilitas saluran nafas bagian bawah bertindak mencegah atelektasis

dengan menghalangi terjadinya obstruksi. Mekanisme-mekanisme yang

berperan adalah kerja gabungan dari “tangga berjalan silia” yang dibantu

oleh batuk untuk menindahkan partikel-partikel dan bakteri yang

berbahaya ke dalam faring posterior, tampat partikel dan bakteri tersebut

ditelan atau dikeluarkan.

Page 12: Referat Atelektasis Pada Bayi

Mekanisme lain yang bertujuan mencegah atelektasis adalah

ventilasi kolateral. Hanya inspirasi dalam saja yang efektif untuk

membuka pori-pori Kohn dan menimbulkan ventilasi kolateral ke dalam

alveolus disebelahnya yang mengalami penyembuhan. Dengan demikian

kolaps akibat absorpsi gas-gas dalam alveolus yang tersumbat dapat

dicegah (dalam keadaan normal absorpsi gas ke dalam darah lebih mudah

karena tekanan parsial total gas-gas darah sedikit lebih rendah daripada

tekanan atmosfer akibat lebih banyaknya O2 yang diabsorpsi ke dalam

jaringan daripada CO2 ya g disekresikan).

Selama ekspansi, pori-pori Kohn menutup, akibatnya tekanan di

dalam alveolus yang tersumbat meningkat, sehingga membantu

pengeluaran sumbat mucus. Bahkan dapat dihasilan gaya ekspirasi yang

lebih besar, yaitu sesudah bernapas dalam, glottis tertutup dan kemudian

terbuka tiba-tiba seperti pada proses batuk normal. Sebaliknya pori-pori

Kohn tetap tertutup sewaktu inspirasi dangkal; sehingga tidak ada ventilasi

kolateral menuju alveolus yang tersumbat; dan tekanan yang memadai

untuk mengeluarkan sumbat mucus tidak akan tercapai. Absorpsi gas-gas

alveolus ke dalam aliran darah berlangsung terus, dan mengakibatkan

kolaps alveolus. Dengan keluarnya gas dari alveolus, maka tempat yang

kosong itu sedikit demi sedikit akan terisi cairan edema.

Atelektasis pada dasar paru sering kali muncul pada mereka yang

pernapasannya dangkal karena nyeri, lemah atau peregangan abdominal.

Sekret yang tertahan dapat mengakibatkan pneumonia dan atelektasis yang

lebih luas. Atelektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan

penggantina jaringan paru yang terserang dengan jaringan fibrosis. Untuk

dapat melakukan tindakan  pencegahan yang memadai diperlukan

pengenalan terhadap faktor-faktor yang mengganggu mekanisme

pertahanan paru normal.

Atelektasis tekanan diakibatkan oleh tekanan ekstrinsik pada

semua bagian  paru atau bagian dari paru, sehingga mendorong udara

keluar dan mengakibatkan kolaps. Sebab-sebab yang paling sering adalah

Page 13: Referat Atelektasis Pada Bayi

efusi pleura, pneumothoraks, atau  peregangan abdominal yang mendorong

diafragma ke atas. Atelektasis tekanan lebih jarang terjadi dibandingkan

dengan atelektasis absorpsi.

Hilangnya surfaktan dari rongga udara terminal menyebabkan

kegagalan  paru untuk mengembang secara menyeluruh dan disebut

sebagai mikroatelektasis. Hilangnya surfaktan merupakan keadaan yang

penting baik pada sindrom distress  pernapasan akut (ARDS) dewasa

maupun bayi.

Atelektasis dapat terjadi pada satu tempat yang terlokalisir di paru,

pada seluruh lobus atau pada seluruh paru. Penyebab yang palig sering

adalah:

Atelektasis biasanya merupakan akibat dari sumbatan bronki kecil

oleh mucus atau sumbatan bronkus besar oleh gumpalan mucus yang besar

atau benda  padat seperti kanker. Udara yang terperangkap di belakang

sumbatan diserap dalam waktu beberapa menit sampai beberapa jam. Oleh

darah yang mengalir dalam kapiler paru. Jika jaringan paru cukup lentur

(pliable), alveoli akan menjadi kolaps.

Tetapi, jika paru bersikap kaku akibat jaringan fibrotik dan tidak

dapat kolaps, maka absorpsi udara dari alveoli menimbulkan tekanan

negatif yang hebat dalam alveoli dan mendorong cairan keluar dari kapiler

paru masuk ke dalam alveoli, dengan demikian menyebabkan alveoli terisi

penuh dengan cairan edema. Ini merupakan efek yang paling sering terjadi

bila seluruh paru mengalami atelektasis, suatu keadaan yang disebut

kolaps masif dari paru, karena kepadatan dinding dada dan mediastinum

memungkinkan ukuran paru berkurang hanya kira-kira separuh dari

normal, dan tidak mengalami kolaps sempurna.

Efek terhadap fungsi paru seluruhnya disebabkan oleh kolaps masif

(atelektasis) pada suatu paru dilukiskan pada gambar dibawah ini. Kolaps

jaringan  paru tidak hanya menyumbat alveoli tapi hampir selalu juga

meningkatkan tahanan aliran darah yang melalui pembuluh darah paru.

Meningkatan tahanan ini sebagian tejadi karena kolaps itu sendiri, yang

Page 14: Referat Atelektasis Pada Bayi

menekan dan melipat pembuluh darah sehingga volume paru berkurang.

Selain itu, hipoksia pada alveoli yang kolaps menyebabkan vasokonstriksi

bertambah.

Akibat vasokonstriksi pembuluh darah, maka aliran darah yang

melalui  paru atelektasis menjadi sedikit kebanyakan darah mengalir

melalui paru yang terventilasi sehingga tejadi aerasi dengan baik. Pada

keadaan diatas lima per enam darah mengalir melalui paru yang teraerasi

dan hanya satu per-enam melalui paru yang tidak teraerasi. Sebagai

akibatnya, rasio ventilasi/perkusi seluruhnya hanya sedang saja, sehingga

darah aorta hanya mempunyai sedikit oksigen yang tidak tersaturasi

walaupun terjadi kehilangan ventilasi total pada satu paru.

Sekresi dan fungsi surfaktan dihasilkan oleh sel-sel epitel alveolus

spesifik ke dalam cairan yang melapisi alveoli. Zat ini menurunkan

tegangan permukaan  pada alveoli 2 sampai 10 kali lipat, yang memegang

peranan penting dalam mencegah kolapsnya alveolus.

Tetapi, pada berbagai keadaan, seperti penyakit membrane hialine

(juga disebut sindrom gawat napas), yang sering terjadi pada bayi-bayi

premature yang  baru lahir, jumlah surfaktan yang disekresikan oleh

alveoli sangat kurang. akibatnya tegangan permukaan cairan alveolus

meningkat sangat tinggi sehingga menyebabkan paru bayi cenderung

mengempis, atau menjadi terisi cairan, kebanyakan bayi ini mati lemas

karena bagian paru yang atelektasis menjadi semakin luas.

Pada atelektasis tekanan diakibatkan oleh tekanan ekstrinsik pada

semua  bagian paru atau bagian dari paru, sehingga mendorong udara

keluar dan mengakibatkan kolpas. Sebab-sebab yang paling sering adalah

efusi pleura,  pneumotoraks, atau peregangan abdominal yang mendorong

diapragma keatas. Atelektasis tekanan lebih jarang terjadi di bandingkan

dengan atelektasis absorbsi.

Berbeda dengan atelektasis absorpsi, pada atelektasis kompresi

(tekanan) terjadi akibat adanya tekanan ekstrinsik pada bagian paru,

sehingga mendorong udara keluar dan menyebabkan bagian tersebut

Page 15: Referat Atelektasis Pada Bayi

kolaps. Tekanan ini biasa terjadi akibat efusi pleura, pneumotoraks atau

peregangan abdominal yang mendorong diafragma ke atas.

VII. MANIFESTASI KLINIS

Atelektasis dapat terjadi secara perlahan dan hanya menyebabkan

sesak nafas yang ringan. Penderita sindroma lobus medialis mungkin tidak

mengalami gejala sama sekali, walaupun banyak yang menderita batuk-

batuk pendek.

A. Gejalanya bisa berupa:

gangguan pernafasan

nyeri dada

batuk

Jika disertai infeksi, bisa terjadi demam dan peningkatan denyut

jantung, kadang-kadang sampai terjadi syok (tekanan darah sangat

rendah).

Gejala klinis sangat bervariasi, tergantung pada sebab dan luasnya

atelektasis. Pada umumnya atelektasis yang terjadi pada penyakit

tuberculosis, limfoma, neoplasma, asma dan penyakit yang disebabkan

infeksi misalnya  bronchitis, bronkopmeumonia, dan pain-lain jarang

menimbulkan gejala klinis yang jelas, kecuali jika ada obstruksi pada

bronkus utama. Jika daerah atelektsis itu luas dan terjadi sangat cepat akan

terjadi dipsneu dengan pola pernapasan yang cepat dan dangkal, takikardi

dan sering sianosis, temperatur yang tinggi, dan jika  berlanjut akan

menyebabkan penurunan kesadaran atau syok. Pada perkusi redup dan

mungkin pula normal bila terjadi emfisema kompensasi. Pada atelektasis

yang luas, atelektasis yang melibatkan lebih dari satu lobus, bising nafas

akan melemah atau sama sekali tidak terdengar, biasanya didapatkan

adanya perbedaan gerak dinding thorak, gerak sela iga dan diafragma.

Pada perkusi mungkin batas jantung dan mediastinum akan bergeser, letak

diafragma mungkin meninggi.

Page 16: Referat Atelektasis Pada Bayi

Manifestasi Klinis dari atelektasis, pasien biasa datang dengan

keadaan low-grade fever, leukositosis ringan dan tachypnea. Pada

atelektasis ringan.Perubahan dalam oxigenasi dan ventilasi mungkin tidak

terlihat. Dalam atelektasis yang akibat dari obstruksi bronchial dengan

kehilangan yang signifikan dari parenkim paru, pasien biasanya dating

dengan tachypnea dan hypoxia.12

Atelektasis dapat terjadi pasca operasi mengikuti prosedur perut toraks

atau atas. Meskipun atelektasis dianggap menjadi penyebab paling umum

dari demam pasca operasi awal, bukti yang ada bertentangan, dalam

sebuah studi oleh Mavros et al, mereka tidak menemukan bukti klinis yang

mendukung konsep bahwa atelektasis berhubungan dengan demam pasca

operasi awal Kebanyakan gejala dan tanda-tanda yang ditentukan oleh

kecepatan dengan yang terjadi oklusi bronkial, ukuran daerah yang terkena

paru-paru, dan ada tidaknya komplikasiinfeksi. Oklusi bronkial yang cepat

dengan area besar kolaps paru menyebabkannyeri pada sisi yang terkena,

tiba-tiba mengalami dyspnea, dan sianosis.Hipotensi, takikardia, demam,

dan syok juga dapat terjadi. Perlahan-lahan berkembang atelektasis

mungkin asimtomatik atau mungkin hanya menyebabkangejala ringan.

Sindrom lobus tengah sering asimtomatik.3,5

Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan sebuah

bronkus.Bronkus adalah 2 cabang utama dari trakea yang langsung menuju

ke paru-paru.Penyumbatan juga bisa terjadi pada saluran pernafasan yang

lebih kecil.Penyumbatan bisa disebabkan oleh adanya gumpalan lendir,

tumor atau bendaasing yang terhisap ke dalam bronkus. Atau bronkus bisa

tersumbat oleh sesuatuyang menekan dari luar, seperti tumor atau

pembesaran kelenjar getah bening.Jika saluran pernafasan tersumbat,

udara di dalam alveoli akan terserap ke dalamaliran darah sehingga alveoli

akan menciut dan memadat. Jaringan paru-paru yangmengkerut biasanya

terisi dengan sel darah, serum, lendir dan kemudian akanmengalami

infeksi.3,5 Faktor resiko terjadinya atelektasis:

Page 17: Referat Atelektasis Pada Bayi

Pembiusan (anestesia)/pembedahan

Tirah baring jangka panjang tanpa perubahan posisi

Pernafasan dangkal

Penyakit paru-paru.

Manifestasi klinis atelektasi :

Berkurangnya breathing sound

Demam

sulit bernapas (dyspneu)

Peningkatan denyut jantung (tachycardia)

peningkatan tekanan darah.

Peningkatan frequensi pernapasan (tachypneu).6

B. Pemeriksaan Radiologis

Secara dasar, Gambaran radiologik atelektasis menunjukan

gambaran pengurangan volume pada bagian paru baik lobaris, segmental,

atau seluruh paru,dengan akibat kurangnya aerasi sehingga bayangan

opasifikasi dengan penarikanmediastinum ke arah atelektasis, sedangkan

diafragma tertarik ke atas dan sela igamenyempit. Dengan adanya

atelektasis, maka bagian paru sekitarnya mengalamisuatu emfisema

kompensasi yang kadang-kadang begitu hebatnya sehingga

terjadiherniasi hemitoraks yang sehat ke arah hemitoraks yang

atelektasis.1,3

Pada foto thoraks dan CT-Scans menunjukkan tanda-tanda

atelektasisdapat bersifat langsung maupun tidak langsung, seperti tertera

di bawah ini:12

Direct Sign :

Vascular crowding 

Peningkatan densitas (opasifikasi)

Berpindahnya posisi Fisura Paru

Indirect Sign :

Page 18: Referat Atelektasis Pada Bayi

Pergeseran hilus

Pergeseram mediastinum ke arah paru yang kollaps.

Perubahan Volume paru

Diagfragma terangkat secara ipsilateral pada hemitoraks

Penyempitan ICS

Berikut contoh-contoh gambaran foto toraks dan CT-Scan pada atelektasis:

1. Foto Thorax

Gambar 2.3 atelektasi komplit pada paru kiri : Nampak pergeseran mediastinum,

opasifikasi, dan kehilangan volume pada hemitoraks kiri.3

Page 19: Referat Atelektasis Pada Bayi

Gambar 2.4 Atelectasis. (A) Postoperative. Characteristic bibasilar platelike

atelectasis (arrows).3

Gambar 2.5 (B) Lobar collapse. Perhatikan peningkatan densitas pada lobus kiri

atas.3

Page 20: Referat Atelektasis Pada Bayi

2. CT Scan

Gambar 2.6 Atelektasis pada paru kanan atas (RUL): Nampak opasifikasi pada

paratrakea kanan.3

Page 21: Referat Atelektasis Pada Bayi

Hyaline Membrane Disease ( H M D ) a t a u Respiratory

distress syndrome (RDS) merupakan sindrom gawat napas  pada

bayi kurang bulan yang terjadi segeraatau beberapa saat setelah

lahir  yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada bayi yang lahir

dengan masa gestasi kurang. Manifestasi dari H M D disebabkan

adanya atelektasis alveoli, edema, dan kerusakan sel dan

selanjutnya menyebabkan bo"ornya serum protein ke dalam alveoli

sehingga menghambat fungsi surfaktan

Berdasarkan criteria foto thoraks, menurut criteria bomsel pada ada

4 stage pada HMD, yaitu:

1. Stage I gambaran retuculo granuler

Gambar 2.8 reticulogranuler pattern.13

2. Stage II disertai air broncogram di luar bayangan jantung/meluas ke

perifer.

Page 22: Referat Atelektasis Pada Bayi

Gambar 2.9 air broncogram sampai ke perifer13

3. Stage III disertai kesukaran menentukan batas jantung

Gambar 2.10 batas jantung sulit ditentukan13

4. Stage IV disertai kesukaran menetukan batas diafragma dan thymus.

Gambaran white lung.

Gambar 2.11 white lung

Page 23: Referat Atelektasis Pada Bayi

T o r a k s b e r b e n t u k s e p e r t i l o n c e n g k a r e n a a e r a s i t i d a k a d e k u a t k e seluruh bagian paru-paru volume paru berkurang, parenkim paru menunjukkan pola r e t i k u l o g r a n u l a r d i f u s , s e r t a a d a n y a g a m b a r a n a i r b r o n c h o g r a m s a m p a i k e  perifer.

Gambar 2.12 RDS sedang dengan paru-paru memiliki tampakan

granuler halus dengan air bronchogram. Kelainan ini tersebar secara

difus dan simetris.

VIII. DIAGNOSIS BANDING

A. Efusi Pleura

Pada foto thorax yang mengalami efusi pleura dan atelektasis

mempunyai beberapa perbedaan dan persamaan, yaitu pada gambaran

radiologis efusi pleuramasif dapat terjadi shift kearah yang berlawanan dari

yang sakit sedangkan padaatelektasis tertarik ke bagian yang sakit.1,3,5,7

Page 24: Referat Atelektasis Pada Bayi

Gambar 2.13 Foto Efusi pleura dari cairan pleural yang bermanifestasi pada hemitoraks sinistra dan membentuk meniscus sign berupa sinus kostoprenicus

yang tumpul pada foto thorax PA diatas.3

B. Tumor Paru

Perbedaan mendasar antara atelektasis dan tumor pada gambaran

radiologistumor paru menyebabkan penekanan dan shifting ke arah

pembesaran tumor dandapat dilihat pada gambar radiologi dibawah

ini:1,3,10

Tampak perselubungan homogen yang berbatas tegas pada daerah

paru dextra

Cor : Bentuk dan ukuran dalam batas normal

Kedua sinus intake dan diagfragma baik 

Tulang-tulang intak DD : Pneumonia / AtelektasiS

Usul : CT Thoraks

Page 25: Referat Atelektasis Pada Bayi

  Gambar 2.14 Tampak bayangan radiopaque berbatas tegas pada bagian lobus

tengah dextra paru. Tumor paru yang berasal dari jaringan paru.3

C. TB Lama aktif

Gambaran Radiologi TB Lama aktif:

Tampak Bercak berawan pada lapangan paru dextra atas yang

disertai cavitas, bintik-bintik kalsifikasi, garis fibrosis yang menyebabkan

retraksi hilus ke atas

Cor : bentuk dan ukuran dalam batas normal

Kedua sinus dan diagfragma baik 

Tulang-tulang intak Kesan : KP dupleks lama aktif 1,3

Page 26: Referat Atelektasis Pada Bayi

Gambar 4.3 pada gambar radiologi diatas tampak perselubungan homogen pada paru sinistra disertai dengan kavitas dan garis-garis fibrotik kesan kp dextra lama

aktif.3

IX. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan Tujuan pengobatan adalah mengeluarkan dahak

dari paru-paru dan kembali mengembangkan jaringan paru yang terkena.

Tindakan yang biasa dilakukan :

Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-paru yang

terkena kembali bisa mengembang

Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi maupun

prosedur lainnya

Latihan menarik nafas dalam ( spirometri insentif )

Perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan dahak

Postural drainase

Antibiotik diberikan untuk semua infeksi

Pengobatan tumor atau keadaan lainnya

Page 27: Referat Atelektasis Pada Bayi

Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap atau berulang,

menyulitkan atau menyebabkan perdarahan, maka biasanya bagian

paru- paru yang terkena mungkin perlu diangkat. Setelah

penyumbatan dihilangkan, secara bertahap biasanya paru-paru yang

mengempis akan kembali mengembang, dengan atau tanpa

pembentukan  jaringan parut ataupun kerusakan lainnya.

Penatalaksaan Atelektasis meliputi langkah atau tindakan sebagai

berikut:

1. Medis

Pemeriksaan bronkoskopi

Pemberian oksigenasi

Pemberian terapi simtomatis (anti sesak, bronkodilator, antibiotik

dan kortikosteroid)

X. KOMPLIKASI

Pada pasien yang mengalami atelektasis maka akan terjadi :

1. Pneumothoraks

Pneumothoraks adalah adanya udara dalam rongga pleura di mana

masukan udara ke dalam rongga pleura, dapat dibedakan menjadi

pneumothorak spontan, udara lingkungan keluar masuk ke dalam rongga

pleura melalui luka tusuk, misalnya udara melalui mediastinum yang

disebabkan oleh trauma.

2. Efusi pleura

Atelektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantian

jaringan paru yang terserang dengan jaringan fibrosis dan juga atelektasis

dapat menyebabkan pirau (jalan pengalihan) intrapulmonal (perfusi

ventilasi) dan bila meluas, dapat menyebabkan hipoksemia.

3. Kelainan Organ

Kelainan organ pada atelektasis biasanya terjadi akibat shift dari

organmediastinum serta trakea ke arah yang sakit, kelainan yang biasa

Page 28: Referat Atelektasis Pada Bayi

mengikutinyakausa dari Post TB Lama, Efusi pleura massive, serta tumor

paru yang menjadifaktor pencetus dari atelektasis tersebut.13

XI. PROGNOSIS

Kelangsungan Hidup

Prognosis pasien atelektasis tergantung pada berat-ringannya serta

luasnya penyakit sewaktu pasien berobat pertama kali. Pemilihan

pengobatan secara tepat (konservatif atau pembedahan) dapat

memperbaiki prognosis penyakit. Pada kasus-kasus yang berat dan tidak

diobati, prognosisnya jelek, survivalnya tidak akan lebih dari 5-10 tahun.

Kematian pasien tersebut biasanya karena pneumonia, empiema, payah

jantung, hemoptisis, dan lain-lain.12,13

Kelainan Organ

Kelainan organ pada atelektasis biasanya terjadi akibat shift dari

organ mediastinum serta trakea ke arah yang sakit, kelainan yang biasa

mengikutinya kausa dari Post TB Lama, Efusi pleura massive, serta tumor

paru yang menjadi faktor pencetus dari atelektasis tersebut.13

Page 29: Referat Atelektasis Pada Bayi

DAFTAR PUSTAKA

1. Ali, J, et.al. “Disease of pleura”. In Pulmonary pathophysiologi. New

York:McGraw Gill Lange.2008. Page 189-207

2. Ahuja, Anil T. “Pleural Effusion”. In Case study in Medical Imaging.United

Kingdom:University of Cambrigde. 2006. Page 35.

3. Andi, Muhammad. https://www.scribd.com/archive/plans?doc=254563729

4. Djojodibroto, D.”Penyakit yang sering melibatkan paru-paru”. Dalam

Respiratory Medicine. Jakarta:Penerbit buku kedokteran EGC.2005. Hal 231-

233

5. Franken et all,Atelektasis :A Shrunke. Air Less State Affecting All or Part of

Lung.2004.Available from http://www.3Medicine. Accesed on Mei 2015

6. Gunawan, S. “Saluran Napas:Bronkodilator”. Dalam Farmakologi dan terapi

FKUI Edisi V. Jakarta:Balai Penerbit FKUI.2009.hal 92

7. Kella, A.A., Despande, S.B Pulmonary surfactants and their role in

pathophysiologi of Lung Disorders. Indian journal.2013.p5-22

8. Rasad, S. “Efusi Pleura, Atelektasis, dan Tumor Paru”. Dalam Radiologi

diagnostik Edisi Kedua. Jakarta:Balai Penerbit FKUI.2010. Hal 108-16.

9. Tsuei, J. Betty. “Athelectasis”. In Chest

radiography.2008.Lexington:University of Kentucky. Page 1-5

10. Price, Sylvia A. “Gangguan Sistem pernapasan : Penyakit paru

restriktif”dalam Patofisologi dan konsep klinis penyakit Edisi 6 vol.2.

Jakarta:EGC.2006. Hal 802-804

11. Patel, Pradip R. “Efusi Pada foto saluran pernapasan”. Dalam Lecture

NotesRadiologi Edisi kedua. Jakarta:Erlangga. 2007.Hal. 43,60-3.

12. Sudoyo, Aru W. “Pulmonologi : Tumor Paru”. Dalam Buku Ajar

IlmuPenyakit dalam FKUI Edisi V Jilid III. Jakarta:Interna Publishing. Hal.

2254

Page 30: Referat Atelektasis Pada Bayi

13. Maddapa, T.”Journal of Atelectasis Clinical

Presentation”.2012..http://emedicine.medscape.com/article/296468-

clinical#a0218  

14. Miller, Wallace T.”Acute Focal Opacities and Atelectasis”.Dalam

DiagnosticThoracic Imaging. United Stated of America: Penerbit The

McGraw-HillCompanies. Hal.217