referat anxietas full

33
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan cemas merupakan gangguan yang paling sering ditemui dalam masalah psikiatri. Kondisi ini terjadi sebagai akibat interaksi faktor – faktor biopsikososial, termasuk kerentanan genetik yang berinteraksi dengan kondisi tertentu, stres atau trauma yang menimbulkan sindrom klinis yang bermakna. Studi menunjukan bahwa gangguan ini meningkatkan morbiditas, penggunaan pelayanan kesehatan, dan hendaya fungsional. Pemahaman neuroanatomi dan biologi molekuler ansietas menjanjikan pengertian baru mengenai etiologi dan terapi yang lebih spesifik (dengan demikian lebih efektif) di masa mendatang. Selama 15 tahun terakhir, dokter psikiatrik di Amerika melihat gangguan kecemasan bergerak menjauhi pengertian yang didasarkan pada rumusan psikodinamika dari neurosis. Hasilnya adalah bahwa kata “neurosis” dikeluarkan dari tatanama resmi, dan pembagian antara gangguan kecemasan telah dibuat atas dasar kriteria klinis yang sah dan dapat dipercaya. Jika memeriksa pasien dengan gangguan cemas, terapis harus mampu membedakan antara jenis kecemasan normal dan patologis. Pada tingkat praktis, kecemasan patologis dibedakan dari kecemasan normal oleh penilaian pasien, keluarganya, teman- temannya dan terapis bahwa pada kenyataannya terdapat kecemasan patologis. Penilaian tersebut didasarkan pada 1

Upload: pramitha-sari

Post on 07-Aug-2015

316 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: REFERAT Anxietas Full

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan cemas merupakan gangguan yang paling sering ditemui dalam masalah

psikiatri. Kondisi ini terjadi sebagai akibat interaksi faktor – faktor biopsikososial, termasuk

kerentanan genetik yang berinteraksi dengan kondisi tertentu, stres atau trauma yang

menimbulkan sindrom klinis yang bermakna.

Studi menunjukan bahwa gangguan ini meningkatkan morbiditas, penggunaan

pelayanan kesehatan, dan hendaya fungsional. Pemahaman neuroanatomi dan biologi

molekuler ansietas menjanjikan pengertian baru mengenai etiologi dan terapi yang lebih

spesifik (dengan demikian lebih efektif) di masa mendatang. Selama 15 tahun terakhir, dokter

psikiatrik di Amerika melihat gangguan kecemasan bergerak menjauhi pengertian yang

didasarkan pada rumusan psikodinamika dari neurosis. Hasilnya adalah bahwa kata

“neurosis” dikeluarkan dari tatanama resmi, dan pembagian antara gangguan kecemasan telah

dibuat atas dasar kriteria klinis yang sah dan dapat dipercaya.

Jika memeriksa pasien dengan gangguan cemas, terapis harus mampu membedakan

antara jenis kecemasan normal dan patologis. Pada tingkat praktis, kecemasan patologis

dibedakan dari kecemasan normal oleh penilaian pasien, keluarganya, teman-temannya dan

terapis bahwa pada kenyataannya terdapat kecemasan patologis. Penilaian tersebut

didasarkan pada laporan keadaan internal pasien, perilakunya dan kemampuan pasien untuk

berfungsi sebagaimana mestinya. Seorang pasien dengan kecemasan patologis memerlukan

pemeriksaan neuropsikiatrik yang menyeluruh dan suatu rencana pengobatan yang disusun

secara individual. Klinisi harus menyadari bahwa kecemasan mungkin merupakan komponen

dari banyak kondisi medis dan gangguan mental lainnya, khususnya gangguan depresif.

Kita dapat menggambarkan kecemasan normal sebagai lawan dari kecemasan abnormal

atau patologis karena jelas menguntungkan bagi seseorang untuk berespons dengan

kecemasan di dalam situasi tertentu yang mengancam,. Sebagai contoh, kecemasan adalah

normal bagi bayi yang terancam perpisahan dengan orang tuanya atau oleh hilangnya cinta

bagi anak-anak pada hari pertama sekolahnya, bagi remaja pada kencan pertamanya, bagi

orang dewasa saat mereka merenungkan usia tua dan kematian, dan bagi siapa saja yang

menghadapi suatu penyakit. Kecemasan adalah suatu penyerta yang normal dari

pertumbuhan, perubahan dan pengalaman tentang sesuatu yang baru dan belum dicoba, dari

1

Page 2: REFERAT Anxietas Full

suatu usaha untuk menemukan jati diri. Sebaliknya,kecemasan patologis adalah respons yang

tidak sesuai terhadap stimulus yang diberikan berdasarkan pada intensitas atau durasinya.

Hampir satu abad yang lalu, Sigmund Freud memperkenalkan istilah “neurosis

kecemasan” (anxiety neurosis) dan mengidentifikasi dua bentuk kecemasan. Satu jenis

kecemasan dihasilkan oleh libido yang terbendung. Dengan kata lain, suatu peningkatan

ketegangan seksual yang fisiologis menyebabkan peningkatan libido yang menyertainya,

suatu perwakilan mental dari peristiwa fisiologis tersebut. Penyaluran ketegangan tersebut,

menurut pandangan Freud, adalah hubungan seksual. Tetapi, praktek seksual lain, seperti

abstinensia dan coitus interruptus, menghalangi pelepasan ketegangan dan menyebabkan

neurosis yang sesungguhnya. Keadaan kecemasan meninggi yang berhubungan dengan

penghambatan libidinal adalah neurastenia, hipokondriasis, dan neurosis kecemasan,

semuanya dipandang Freud sebagai memiliki suatu dasar biologis.

Bentuk kecemasan lainnya paling baik ditandai sebagai rasa kekhawatiran atau

ketakutan yang berasal dari pikiran atau harapan yang terepresi. Bentuk kecemasan tersebut

adalah bertanggung jawab untuk psikoneurosis – histeria, fobia, dan neurosis obsesional.

Freud memahami keadaan tersebut dan kecemasan yang berhubungan dengannya terutama

yang berhubungan dengan faktor psikologis, daripada faktor biologis. Konflik intrapsikis

bertanggung jawab atas kecemasan dan psikoneurosis, dan Freud mengamati bahwa

kecemasan yang dihasilkannya kurang kuat dan kurang dramatik daripada apa yang

diamatinya dalam neurosis sesungguhnya.

B. Tujuan

1. Tujuan umum.

Referat ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat kelulusan pada kepaniteraan klinik

Ilmu Kesehatan Jiwa RS Ketergantungan Obat, Cibubur-Jakarta.

2. Tujuan khusus

Dokter umum mampu mengenal dan mendiagnosis bentuk-bentuk gangguan cemas

sebagai masalah psikiatri sehingga dapat memberikan pengobatan yang tepat sesuai

kompetisinya.

2

Page 3: REFERAT Anxietas Full

BAB II

Gangguan Cemas

2.1 Definisi

Cemas (anxietas) merupakan pengalaman yang bersifat subjektif, tidak

menyenangkan,tidak menentu, menakutkan dan mengkhawatirkan akan adanya kemungkinan

bahaya atauancaman bahaya, dan seringkali disertai oleh gejala-gejala atau reaksi fisik

tertentu akibat peningkatan aktifitas otonomik. Anxietas adalah perasaan yang difus, yang

sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan

terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang

akan datang berulang bagi seseorang tertentu.Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut,

dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan,sakit kepala atau rasa mau kencing atau

buang air besar. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah.

PEMBAGIAN KECEMASAN MENURUT SUMBER SEBABNYA

Menurut Binder dan Kielholz dan Galderen kecemasan itu dapat dibagi menurut

sumber sebabnya sebagai berikut :

1. Kecemasan Hati Nurani (concience-induced anxiety)

Disini kecemasan timbul karena individu mempunyai kesadaran akan

moralitas.Kecemasan disinipun melindungi individu terhadap perbuatan-perbuatan yang

bersifat amoral.

2. Kecemasan neurotik

Disini kecemasan berasal dari dalam tubuh, dan tidak berhasil dihilangkan oleh

individu,sehingga kecemasan bersembunyi dalam gangguan lain seperti pada fobia, reaksi

obsesif kompulsif, reaksi konversi dan pada gangguan psikofisiologik.Dalam psikiatri

terdapatfree-floating anxiety danbound anxiety.Free-floating anxiety merupakan kecemasan

yang tidak terdapat pada salah satu gagasan melainkan mengembara kiankemari. Sedangkan

3

Page 4: REFERAT Anxietas Full

dalam bound anxiety kecemasan terikat pada gagasan seperti pada fobia danobsesi.Free

floating anxiety merupakan inti dan gejala penting menentukan pada kecemasan neurotik.

3. Kecemasan psikotik

Kecemasan disini bukanlah merupakan gejala inti atau yang menentukan. Melainkan

sebagai gejala biasa, yang kadang-kadang merupakan penjelmaan dari segala depresi dan

ganagitasi. Kecemasan dapat juga dirasakan begitu hebat sehingga penderita tidak dapat

berbuat apa-apa selain diam saja. Biasanya kecemasan ini disertai dengan waham-waham,

halusinasi dan perbuatan-perbuatan yang destruktif.

4. Kecemasan sosial

Kecemasan sosial ini akan dirasakan individu, kalau ia takut atau pendapat umum atau

pendapat lingkungannya mengenai perbuatannya dikenal :

a.Kecemasan memperlihatkan diri di depan umum.

b.Cemas kalau-kalau kehilangan kontrol atas dirinya.

c.Cemas kalau-kalau memperlihatkan ketidakmampuannya.

REAKSI TERHADAP KECEMASAN

Dalam menghadapi kecemasan orang dapat mengadakan reaksi seperti :

  a.Dengan menggunakan mekanisme pembelaan, yang dapat dilihat pada reaksi fobik,

reaksi obsesif.

  b.Dengan menggunakan mekanisme konversi :

1) Jika akut dapat menjurus ke arah konversi (histeria)

2) Jika menahun tanpa menimbulkan perubahan apa-apa pada organ, dapat menimbulkan

gejala-gejala hipokondriasis atau organ neurosa. Keadaan menahun ini dapat juga

menimbulkan perubahan-perubahan pada organ, sehingga kecemasan menghilang dari

permukaaan dan diganti dengan keluhan-keluhan pada organ yang mengalami

perubahan tadi. Hal ini dapat dilihat pada pasien dengan gangguan psikofisiologik.

4

Page 5: REFERAT Anxietas Full

2.2 Epidemiologi

Gangguan cemas merupakan kelompok gangguan psikiatri yang paling sering

ditemukan. National Comorbiloty Study melaporkan bahwa satu diantara empat orang

memenuhi kriteria untuk sedikitnya satu gangguan cemas dan terdapat angka prevalensi 12

bulan sebesar 17,7%. Perempuan (prevalensi seumur hidup 30,5%) lebih cenderung

mengalami gangguan cemas daripada laki-laki (prevalensi seumur hidup 19,2%). Prevalensi

gangguan ansitera menurun dengan meningkatnya status sosioekonomik.

2.3 Etiologi

Faktor Biologis

Faktor biologik yang berperan pada gangguan ini adalah neurotransmitter. Ada tiga

neurotransmitter utama yang berperan pada gangguan ini yaitu, norepinefrin, serotonin, dan

gamma amino butiric acid atau GABA. Namun neurotransmitter yang memegang peranan

utama pada gangguan cemas adalah serotonin, sedangkan norepinefrin terutama berperan

pada gangguan panik.

Dugaan akan peranan norepinefrin pada gangguan cemas didasarkan percobaan pada

hewan primata yang menunjukkan respon kecemasan pada perangsangan locus sereleus yang

ditunjukan pada pemberian obat-obatan yang meningkatkan kadar norepinefrin dapat

menimbulkan tanda-tanda kecemasan, sedangkan obat-obatan menurunkan kadar

norepinefrin akan menyebabkan depresi.

Peranan Gamma Amino Butiric Acid pada gangguan ini berbeda dengan norepinefrin.

Norepinefrin bersifat merangsang timbulnya kecemasan, sedangkan Gamma Amino Butiric

Acidatau GABA bersifat menghambat terjadinya kecemasan ini. Pengaruh dari

neutronstransmitter ini pada gangguan kecemasan didapatkan dari peranan benzodiazepin

pada gangguan tersebut. Benzodiazepin dan GABA membentuk GABA Benzodiazepin

complex´ yang akan menurunkan anxietas atau kecemasan.

Satu penelitian tomografi emisi positron (PET; positron emission tomography)

melaporkan suatu penurunan kecepatan metabolik di ganglia basalis dan substansia alba pada

pasien gangguan cemas menyeluruh dibandingkan kontrol normal. Satu penelitian

menemukan bahwa hubungan genetika mungkin terjadi antara gangguan cemas menyeluruh

dan gangguandepresif berat pada wanita. Penelitian lain menemukan adanya komponen yang

terpisah tetapi sulit untuk ditentukan pada gangguan cemas menyeluruh. Kira-kira 25 persen

5

Page 6: REFERAT Anxietas Full

sanak saudara derajat pertama dari pasien dengan gangguan cemas menyeluruh umum juga

terkena gangguan.Sanak saudara laki-laki lebih sering menderita suatu gangguan penggunaan

alkohol. Beberapa laporan penelitian pada anak kembar menyatakan suatu angka kesesuaian

50 persen pada kembar monozigotik dan 15 persen pada kembar dizigotik.

Faktor Psikososial

Dua bidang pikiran utama tentang faktor psikososial yang menyebabkan perkembangan

gangguan cemas menyeluruh adalah bidang kognitif perilaku dan bidang psikoanalitik.

Bidang kognitif perilaku menghipotesiskan bahwa pasien dengan gangguan cemas

menyeluruh berespon secara tidak tepat dan tidak akurat terhadap bahaya yang dihadapi,

ketidakteraturan tersebut disebabkan oleh perhatian selektif terhadap perincian negatif

didalam lingkungan oleh distorsi pemrosesan informasi, dan oleh pandangan yang terlalu

negatif tentang kemampuan seseorang untuk mengatasinya. Bidang psikoanalitik

menghipotesiskan bahwa kecemasan adalah suatu gejala konflik bawah sadar yang tidak

terpecahkan. Suatu hierarki kecemasan adalah berhubungan dengan berbagai tingkat

perkembangan. Pada tingkat yang paling primitif, kecemasan mungkin berhubungan dengan

ketakutan akan penghancuran atau fusi dengan orang lain. Pada tingkat perkembangan yang

lebih matur,kecemasan adalah berhubungan dengan perpisahan dari objek yang dicintai.

Kecemasan kastrasi adalah berhubungan dengan fase oedipal dari perkembangan dan

dianggap merupakan satu tingkat tertinggi dari kecemasan.

2.4 Patofisiologi

Pada kecemasan terjadi mekanisme sebagaimana terjadi pada stres. Terjadi pengaktifan

sistem saraf simpatis dan aktivasi hipotalamus-hipofisis-adrenal. Bila sebagian besar daerah

sistem saraf simpatis melepaskan impuls pada saat yang bersamaan, maka dengan berbagai

cara, keadaan ini akan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas otot yang

besar, di antaranya dengan cara :

1. Peningkatan tekanan arteri.

2. Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot bersamaan dengan penurunan

aliran darah ke organ-organ, seperti traktus gastrointestinalis dan ginjal, yang tidak

diperlukan untuk aktivitas motorik cepat.

3. Peningkatan kecepatan metabolisme sel di seluruh tubuh.

6

Page 7: REFERAT Anxietas Full

4. Peningkatan konsentrasi glukosa darah.

5. Peningkatan proses glikolisis di hati dan otot.

6. Peningkatan kekuatan otot.

7. Peningkatan aktivitas mental.

8. Peningkatan kecepatan koagulasi darah.

Seluruh efek diatas menyebabkan orang tersebut dapat melaksanakan aktivitas fisik

yang jauh lebih besar dari pada bila tidak ada efek tersebut. Keadaan ini sering disebut

sebagai respons stres simpatis. Sistem simpatis terutama teraktivasi dengan kuat pada

berbagai keadaan emosi,termasuk di dalamnya kecemasan dan stres.

Jika stres menyebabkan keseimbangan terganggu, maka tubuh kita akan melalui

serangkaian tindakan (respons stres) untuk membantu tubuh mendapatkan kembali

keseimbangan. Perjuangan untuk mempertahankan keseimbangan ini disebut sebagai sindrom

adaptasi umum. Ini adalah cara tubuh bereaksi terhadap stres dan untuk membawa kembali

sistemtubuh ke keadaan yang seimbang.

Tahapan salah satu responnya disebut fase alarm, yang dicirikan oleh aktivasi langsung

dari sistem saraf dan kelenjar adrenal. Berikutnya fase resistensi, yang ditandai dengan

aktivasi hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) axis. HPA axis adalah sistem terkoordinasi dari

tiga jaringan endokrin yang mengelola respon kita terhadap stres.

HPA adalah bagian utama dari sistem neuroendokrin yang mengendalikan reaksi

terhadap stres dan memiliki fungsi penting dalam mengatur berbagai proses tubuh seperti

pencernaan, sistem kekebalan tubuh dan penggunaan energi. Spesies dari manusia ke

organisme yang paling kuno berbagi komponen dari sumbu HPA. Ini adalah mekanisme

untuk satu setinteraksi di antara kelenjar, hormon dan bagian-bagian tengah otak yang

menengahi sindrom adaptasi umum.

Sedikit kenaikan kortisol memiliki beberapa efek positif termasuk semburan energi

untuk alasan bertahan hidup, peningkatan fungsi memori, semburan lebih rendah

meningkatkan kekebalan dan kepekaan terhadap rasa sakit.

Masalah terjadi ketika kita meminta tubuh kita bereaksi terlalu sering atau dengan

perlawanan yang berlebihan - baik dari yang dapat mengakibatkan meningkatnya kadar

kortisol. Ketika stres diulangi, atau konstan, kadar kortisol meningkat dan tetap tinggi -

menyebabkan fase ketiga dari sindrom adaptasi umum yang tepat disebut sebagai overload.

Pada tahap overload, sistem tubuh mulai memecah dan risiko penyakit kronis meningkat

secara signifikan.

7

Page 8: REFERAT Anxietas Full

Diketahui bahwa orang-orang normal tingkat kortisol dalam aliran darah puncaknya

terjadi pada pagi hari dan berkurang seiring berjalannya hari itu. Sekresi kortisol bervariasi

antar individu. Satu orang dapat mengeluarkan kortisol lebih tinggi daripada yang lain dalam

situasi yang sama. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang-orang yang mengeluarkan

tingkat kortisol lebih tinggi sebagai respons terhadap stres juga cenderung makan lebih

banyak makanan, dan makanan yang lebih tinggi karbohidrat daripada orang yang kurang

mengeluarkan kortisol.

Neurotransmitter

Tiga neurotransmitter utama yang berhubungan dengan dasar dari penelitian binatang

dan respon kepada penanganan obat adalah norepinephrine (MODA), serotonin, dan γ-asam

amino butirat (GABA). Sebagian besar informasi dasar neuroscience tentang eksperimen

binatang membentuk paradigma tingkah laku dan agen psikoaktif. Satu diantaranya adalah

eksperimen untuk mempelajari test konflik, di mana binatang secara simultan menghadiahi

stimuli yang positif (e.g., makanan) dan negatif (e.g., goncangan elektrik). Obat-obatan

Anxiolytic (e.g., benzodiazepines) cenderung untuk memberikan fasilitas adaptasi pada

binatang terhadap situasiini, sedangkan obat-obatan lain (e.g., amfitamin) lebih lanjut

mengganggu respon tingkah laku binatang.

Norepinefrin

Gejala kronis pasien dengan gangguan cemas, seperti serangan panik, kesulitan untuk

tidur, mengejutkan, dan autonomic hyperarousal, adalah karakteristik noradrenergik yang

meningkat. Teori umum tentang peran dari norepinefrin dalam ketidakteraturan dimana

dipengaruhi pasien, mungkin mempunyai satu sistem noradrenergik yang buruk

pengaturannya sehingga terjadi ledakan sekali-kali dari aktivitas ini. Badan sel dari sistem

noradrenergik terutama dilokalisir pada tempat ceruleus di rostral pons, dan fungsinya

memproyeksikan akson-akson pada korteks cerebral, sistem limbik, brainstem, dan medula

spinalis. Eksperimen dalam kardinal/primata telah mendemonstrasikan stimulasi itu sehingga

dari tempat ceruleus menghasilkan suatu respon ketakutan dalam binatang dan ablasi pada

area yang sama, menghalangi atau seluruhnya menghalangi kemampuan dari binatang untuk

membentuk suatu respon ketakutan. Penelitian pada manusia telah ditemukan bahwa dalam

pasien dengan gangguan panik, receptor adrenergic agonists (e.g., isoproterenol [Isuprel])

dan sel peka terhadap rangsangan 2-adrenergic antagonis (e.g., yohimbine [Yocon]) bisa

membuat serangan panik bertambah parah.Sebaliknya, clonidine (Catapres), sel yang peka

8

Page 9: REFERAT Anxietas Full

terhadap rangsangan agonis, mengurangi gejala pada beberapa situasi eksperimental dan

dapat mengobati. Sebuah temuan lain adalah pasien dengan gangguan cemas, gangguan

terutama panik, telah menyebabkan cerebrospinal mengalir (CSF) atau terpresentasi dalam

uruin dalam bentuk noradrenergic metabolite 3-methoxy-4-hydroxyphenylglycol (MHPG).

Hypothalamic-Pituitary-Adrenal Axis

Bukti tetap yang menunjukan bahwa banyak peningkatan sintesa dan pelepasan dari

kortisol dapat membuat dampak psikologis. Kortisol berfungsi untuk mengerahkan dan untuk

mengisi penyimpanan energi serta meningkatkan kewaspadaan, memfokuskan perhatian, dan

formasi memori, pertumbuhan dan sistem reproduksi, dan respon kekebalan tubuh (imun).

Pengeluaran cortisol Berlebihan dapat mempunyai efek kurang baik yang serius,

mencakuphipertensi, osteoporosis, immunosuppresi, resistansi hormon insulin, dislipidemia,

diskoagulasi, dan pada akhirnya, aterosklerosis dan penyakit kardiovaskuler. Perubahan pada

hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) fungsi poros masih sedang dipelajari dalam kaitannya

dengan PTSD. Pada pasien dengan gangguan panik, adrenocorticoid hormon (ACTH)

mempengaruhi pada corticotropin-releasing factor (CRF) masih sedang dipelajari dalam

beberapa penelitian.

Corticotropin-Releasing Hormone (CRH)

Salah satu dari penengah terpenting respon tekanan, CRH mengkoordinir perubahan

tingkah laku dan fisiologis adaptif yang terjadi selama tekanan psikis. Hypothalamic tingkat

CRH meningkat dengan tekanan, menghasilkan aktivasi dari poros HPA dan pelepasan dari

kortisol ditingkatkan serta dehydroepiandrosterone (DHEA). CRH juga menghalangi

berbagai neurovegetatif berfungsi, seperti masukan makanan, aktivitas seksual, dan program

endokrin untuk pertumbuhan serta reproduksi.

Serotonin

Identifikasi dari banyak jenis reseptor serotonin telah menstimulasi pencarian dari

peran serotonin pada patogenesis gangguan cemas. Tipe berbeda dari hasil tekanan akut

dalam peningkatan 5-hydroxytryptamine (5-HT) terjadi di korteks prefrontal, nukleus

accumbens, amigdala, dan hipothalamus lateral. Keterikatan pada hubungan ini pada awalnya

termotivasi oleh observasi dimana serotonergik antidepresan mempunyai efek terapeutik pada

beberapa gangguan cemas, sebagai contoh : clomipramine (Anafranil) pada OCD. Efektivitas

dari buspirone (BuSpar), suatu serotonin 5-HT1A reseptor agonis, dalam penanganan dari

9

Page 10: REFERAT Anxietas Full

gangguan cemas juga menyarankan kemungkinan dari satu asosiasi antara serotonin dan

kecemasan. Badan sel dari sebagian besar neuron serotonergik adalah terletak di raphe nuclei

di rostral brainstem dan memproyeksikan ke korteks cerebral, sistem limbik (terutama,

amygdala dan hippocampus), dan hipotalamus. Beberapa laporan menunjukkan bahwa meta-

chlorophenylpiperazine (mCPP), satu obat dengan berbagai efek serotonergik dan non-

serotonergik, dan fenfluramine (Pondimin), yang menyebabkan pelepasan dari serotonin, juga

menyebabkan peningkatan rasa cemas pada pasien dengan gangguan cemas, dan banyak

laporan anekdot menunjukkan bahwa serotonergik halusinogen serta stimulan, sebagai

contoh: asam lysergic diethylamide (LSD) dan 3,4-methylenedioxymethamphetamine

(MDMA) dihubungkan dengan perkembangan gangguan cemas akut dan kronis pada orang

yang menggunakan obat-obatan ini. Penelitian Klinis dari 5-HT berfungsi pada gangguan

cemas yang mempunyai hasil campuran. Satu penelitian menemukan bahwa pasien dengan

gangguan panik mempunyai tingkat yang lebih rendah dalamsirkulasi 5-HT bandingkan

dengan pengaturannya. Dengan begitu, tidak ada pola jelas dari kelainan dalam fungsi 5-HT

pada gangguan panik yang muncul dari analisa dari unsur-unsur darah perifer.

GABA

Sebuah peran dari GABA pada gangguan cemas adalah sebagian besar didukung oleh

keefektifan dari benzodiazepine, yang meningkatkan aktivitas dari GABA pada reseptor

GABA tipe A (GABA-A), dalam penanganan dari beberapa bentuk gangguan cemas.

Walaupun benzodiazepine potensi-rendah adalah paling efektif untuk gejala gangguan cemas

pada umumnya, potensi-tinggi benzodiazepine, seperti alprazolam (Xanax), dan clonazepam

adalah efektif dalam penanganan dari gangguan panik. Penelitian pada primata telah

ditemukan bahwa susunan saraf otonom memperlihatkan gejala gangguan cemas yang

diinduksi ketika satu benzodiazepine invers agonist, asam β-carboline-3-carboxylic (BCCE)

dikelola. BCCE juga dapat menyebabkan kecemasan. Antagonis benzodiazepin, flumazenil

(Romazicon), menyebabkan serangan panik yang sering pada pasien dengan gangguan panik.

Data ini telah memimpin peneliti untuk memberikan hipotesa bahwa beberapa pasien dengan

gangguan cemas mempunyai fungsi abnormal dari reseptor GABA-A mereka, walaupun

hubungan ini sudah tidak diperlihatkan secara langsung.

Aplysia

Sebuah tipe neurotransmitter untuk gangguan cemas menjadi dasar penelitian dari

Aplysia California, oleh Eric Kandel, M.D, pemenang Penghargaan Nobel.

10

Page 11: REFERAT Anxietas Full

Aplysia adalah suatu keong laut yang bereaksi pada bahaya dengan cara berpindah,

penarikan ke dalam kulit/kerangnya, dan penurunan perilaku makanannya. Perilaku ini

mungkin menjadi secara sederhana dikondisikan, sedemikian rupa sehingga keong

memberikan reaksi terhadap satu stimulus netral seolah-olah adalah satu stimulus berbahaya.

Keong dapat juga dibuat peka oleh shock random, sedemikian rupa sehingga hal itu

memperlihatkan suatu reaksi dan tidak adanya bahaya nyata. Secara paralel sebelumnya telah

digambarkan pengaruh antara keadaan klasik dan manusia dengan kecemasan dan fobia.

Yang secara sederhana Aplysia dikondisikan sebagai adanya perubahan yang terukur pada

presinaptik, menghasilkan pelepasan dan peningkatan sejumlah neurotransmitter. Walaupun

keong laut adalah satu binatang sederhana, pekerjaan ini memperlihatkan satu pendekatan

eksperimental kepada neurokimiawi kompleks memproses potensi yang terlibat dalam

gangguan cemas pada manusia.

2.5 Gambaran Klinis dan Kriteria

GEJALA UMUM ANXIETAS

Gejala psikologik:

Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati, takut ´gila´, takut

kehilangan kontrol dan sebagainya.

Gejala fisik:

Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing, ketegangan otot, mual,

sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung dan lain-lain. Keluhan

yang dikemukakan pasien dengan ansietas kronik seperti: rasa sesak nafas; rasa sakit dada;

kadang-kadang merasa harus menarik nafas dalam; ada sesuatu yang menekan dada; jantung

berdebar; mual; vertigo; tremor; kaki dan tangan merasa kesemutan; kaki dan tangan tidak

dapat diam ada perasaan harus bergerak terus menerus; kaki merasa lemah, sehingga berjalan

dirasakan beret; kadang- kadang ada gagap dan banyak lagi keluhan yang tidak spesifik untuk

penyakit tertentu. Keluhan yang dikemukakan disini tidak semua terdapat pada pasien

dengan gangguan ansietas kronik, melainkan seseorang dapat saja mengalami hanya beberapa

gejala 1 keluhan saja. Tetapi pengalaman penderitaan dan gejala ini oleh pasien yang

bersangkutan biasanya dirasakan cukup gawat.

11

Page 12: REFERAT Anxietas Full

BENTUK GANGGUAN ANSIETAS

Gangguan Panik

Gangguan Fobik

Gangguan Obsesif-kompulsif

Gangguan Stres Pasca Trauma

Gangguan stres Akut

Gangguan Ansietas Menyeluruh.

GANGGUAN PANIK

Ada dua kriteria Gangguan panik : gangguan panik tanpa agorafobia dan gangguan

panik dengan agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada serangan panik.

GAMBARAN KLINIS

Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan panik, walaupun

serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas

seksual atau trauma emosional. Klinisi harus berusaha untuk mengetahui tiap kebiasaan atau

situasi yang sering mendahului serangan panik. Serangan sering dimulai dengan periode

gejala yang meningkat dengan cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan

yang kuat , suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu

menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan mengalami

kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas

dan berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan. Serangan biasanya

berlangsung 20 sampai 30 menit .

Agorafobia : pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana ia akan sulit

mendapatkan bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus ditemani setiap kali

mereka keluar rumah.

GEJALA PENYERTA

Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik dan agorafobia, pada

beberapa pasien suatu gangguan depresi ditemukan bersama-sama dengan gangguan panik.

Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh diri selama hidup pada orang dengan

gangguan panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan mental.

12

Page 13: REFERAT Anxietas Full

DIAGNOSA BANDING

Penyakit kardiovaskuler : anemia, hipertensi, infark iniokardium. Penyakit

pulmonum : asma, hiperventilasi, emboli paru-paru. Penyakit neurologis : penyakit

serebrovaskular, epilepsi, migrain, tumor. Penyakit endokrin : diabetes, hipertroidisme,

hipoglikemi, sindroma pramestruasi, gangguan menopause. .lntoksikasi obat, putus obat.

Kondisi lain : anafilaksis, gangguan elektrolit, keracunan logam berat, uremia.

PEDOMAN DIAGNOSTIK AGORAFOBIA

Kecemasan berada di dalam suatu tempat atau situasi dimana kemungkinan sulit meloloskan

diri. Situasi dihindari, misal, jarang bepergian. Kecemasan atau penghindaran fobik bukan

karena gangguan mental lain, misal fobia sosial.

PEDOMAN DIAGNOSTIK GANGGUAN PANIK

Serangan panik rekuren dan tidak diharapkan sekurangnya satu serangan , diikuti satu atau

lebih : kekhawatiran menetap akan mengalami serangan tambahan, ketakutan tentang arti

serangan, perubahan perilaku bermakna berhubungan dengan serangan.

Serangan panik bukan karena efek fisiologis langsung atau suatu kondisi medis umum.

Serangan panik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain. misal gangguan

obsesif - kompulsif.

Gangguan panik bisa dengan agorafobia atau tanpa agorafobia.

GANGGUAN FOBIK

Penelitian epidemiologis di Amerika Serikat menemukan 5-10 persen populasi

menderita gangguan ini.

FOBIA

Adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan penghindaran yang

disadari terhadap obyek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti.

Fobia spesifik:

takut terhadap binatang, badai, ketinggian, penyakit, cedera.

Fobia sosial:

13

Page 14: REFERAT Anxietas Full

takut terhadap rasa memalukan di dalam berbagai lingkungan sosial seperti berbicara di

depan umum.

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Rasa takut yang jelas, menetap dan berlebihan atau tidak beralasan (obyek /situasi)

Pemaparan dengan stimulus fobik hampir selalu mencetuskan kecemasan

Menya-dari bahwa rasa takut adalah berlebihan

Situasi fobik dihindari

GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF

Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif-kompulsif pada populasi umum diperkirakan

adalah 2-3 persen.

OBSESIF :

Adalah pikiran, perasaan, ide yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki.

KOMPULSIF :

adalah tingkah-laku yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki.

PEDOMAN DIAGNOSIS

Pikiran, impuls, yang berulang,

Perilaku yang berulang,

Menyadari bahwa obsesif-kompulsif adalah berlebihan atau tidak beralasan

Obsesif-kompulsif menyebabkan penderitaan

Tidak disebabkan oleh suatu zat atau kondisi medis umum.

DIAGNOSIS BANDING :

Kondisi fisik

- Gangguan neurologis (epilepsi lobul temporalis, komplikasi trauma)

Kondisi psikiatrik

- Skizofrenia, gangguan kepribadian obsesif-kompulsif, fobia, gangguan depresif.

14

Page 15: REFERAT Anxietas Full

GANGGUAN STRES PASCA-TRAUMA

Pasien dapat diklasifikasikan mendenta gangguan stres pasca-trauma, bila mereka

mengalami suatu stres yang akan bersifat traumatik bagi hampir semua orang. Trauma bisa

berupa trauma peperangan, bencana alam, penyerangan, pemerkosaan, kecelakaan.

Gangguan stres-pasca trauma terdiri dari : pengalaman kembali trauma melalui mimpidan

pikiran, penghindaran yang persisten oleh penderita terhadap trauma dan penumpulan

responsivitas pada penderita tersebut, kesadaran berlebihan dan persisten. Gejala penyerta

yang sering dan gangguan stres pasca-trauma adalah depresi, kecemasan dan kesulitan

kognitif (contoh pemusatan perhatian yang buruk).

Prevalensi seumur hidup gangguan stres pasaca-trauma diperkirakan 1 -3 persen populasi

umum, 5-15 persen mengalami bentuk gangguan yang subklinis. Walaupun gangguan stres

pasca-trauma dapat terjadi pada setiap usia, namun gangguan paling menonjol pada usia

dewasa muda.

PEDOMAN DIAGNOSTIK STRES PASCATRAUMA

A. Telah terpapar dengan peristiwa traumatik, didapati:

mengalami, menyaksikan, dihadapkan dengan peristiwa yang berupa ancaman kematian,

atau kematian yang sesungguhanya atau cedera yang serius, atau ancaman integritas fisik

diri sendiri atau orang lain

respon berupa rasa takut yang kuat, rasa tidak berdaya.

B. Keadan traumatik secara menetap dialami kembali dalam satu atau lebih cara berikut:

rekoleksi yang menderitakan, rekuren dan mengganggu tentang kejadian

Mimpi menakutkan yang berulang tentang kejadian

berkelakuan atau merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi kembali

penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang

menyimbolkan atau menyerupai suatu aspek kejadian traumatik

reaktivitas psikologis saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang

menyimbolkan atau menyerupai aspek kejadian traumatik

C. Penghindaran stimulus yang persisten yang berhubungan dengan trauma

D. Gejala menetap, adanya peningkatan kesadaran , seperti dua atau lebih berikut:kesulitan

tidur, irritabilitas, sulit konsentrasi, kewaspadaan berlebihan, respon kejutyang

berlebihan.

E. Lama gangguan gejala B,C,D adalah lebih dari satu bulan.

15

Page 16: REFERAT Anxietas Full

F. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam

fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

REAKSI STRES AKUT

Suatu gangguan sementara yang cukup parah yang terjadi pada seseorang tanpa

adanya gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respons terhadap stres fisik maupun mental

yang luar biasa dan biasanya menghilang dalam beberapa jam atau hari. Stresornya dapat

berupa pengalaman traumatik yang luar biasa . Kerentanan individu dan kemampuan

menyesuaikan diri memegang peranan dalam terjadinya dan keparahannya suatu reaksi stres

akut.

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Harus ada kaitan waktu yang langsung dan jelas antara terjadinya pengalaman stresor

luar biasa dengan onset dan gejala. Onset biasanya setelah beberapa menit atau bahkan segera

setelah kejadian. Selain itu ditemukan (a) terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya

berubah-ubah; selain gejala permulaan berupa keadaan terpaku, semua gejala berikut

mungkin tampak:depresif, anxietas, kemarahan, kekecewaan, overaktif dan penarikan diri,

akan tetapi tidak satupun dan jenis gejala tersebut yang mendominasi gambaran klinisnya

untuk waktu lama. (b) pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dan stresomya, gejala-

gejalanya dapat menghilang dengancepat (dalam beberapa jam); dalam hal dimana stres tidak

dapat dialihkan, gejala-gejala biasanya baru mulai mereda setelah 24 - 48 jam dan biasanya

menghilang setelah 3 hari.

GANGGUAN ANSIETAS MENYELURUH

Gambaran esensial dan gangguan ini adalah adanya ansietas yang menyeluruh dan

menetap (bertahan lama), Gejala yang dominant sangat bervariasi, tetapi keluhan tegang yang

berkepanjangan, gemetaran, ketegangan otot, berkeringat, kepala terasa ringan, palpitasi,

pusing kepala dan keluhan epigastnik adalah keluhan - keluhan yang lazim dijumpai.

Ketakutan bahwa dirinya atau anggota keluarganya akan menderita sakit atau akan

mengalami kecelakaan dalamwaktu dekat, merupakan keluhan yang seringkali diungkapkan

16

Page 17: REFERAT Anxietas Full

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Pasien harus menunjukan gejala primer anxietas yang berlangsung hampir setiap hari

selama beberapa minggu, bahkan biasanya sampai beberapa bulan. Gejala-gejala ini biasanya

mencakup hal-hal berikut : kecemasan tentang masa depan, ketegangan motorik,

overaktivitas otonomik.

2.6 Penatalaksanaan

Terdapat tiga pendekatan terapeutik untuk mengatasi gejala berhubungan dengankecemasan

yaitu :

1.Manajemen krisis

2.Farmakoterapi

3.Psikoterapi

Manajemen krisis

Manajemen krisis adalah proses pendek yang di disain untuk menolong seseorang

menyembuhkan problem akut kepada tingkat fungsional normal mereka melalui cara

personal,sosial dan lingkungan. Langkah - langkah dalam manajemen krisis :

Pengukuran psikososial dari individu, bahwa keluarga ikut didalam krisis. Pengembangan

rencana dengan individu atau keluarga dalam krisis. Penerapan rencana dan penggambaran

secara personal, kelanjutan dari rencana (follow up)

Tujuan utama dari Manajemen Krisis adalah :

1.Peredaaan gejala

2.Pencegahan konsekuensi yang merugikan dari krisis tersebut untuk jangka pendek

3. Suportif (dukungan)

Farmakoterapi

Obat-obat antianxietas sebaiknya digunakan untuk waktu yang singkat karena ditakutkan

akan terjadi ketergantungan, meskipun banyak obat yang efektif untuk meredakan anxietas.

Obat antiansietas dibagi dalam dua golongan : Obat antiansietas disebut ansiolitika yaitu obat

yang dapat mengurang antiansietas dan patologik, ketegangan dan agitasi obat-obat ini tidak

berpengaruh pada proses kognitif dan persepsi, efek otonomik dan ekstra piramidal tetapi

menurunkan ambang kejang dan berpotensi untuk ketergantungan obat.

17

Page 18: REFERAT Anxietas Full

Ada dua golongan obat antiansietas :

1.Benzodiazepin : diazepam, oxazolam, lorazepam, clobazam

2.Non Benzodiazepin : buspiron dan sulpirit

Benzodiazepin merupakan obat pilihan untuk kecemasan dan ketegangan jika pasien

mengalami ansietas yang intensif. Benzodiazepin dengan paruh waktu yang lebih panjang

mungkin dapat diterima.

Mekanisme kerja : syndrome Acietas disebabkan oleh hiperaktifitas dari system

limbik SSP yang terdiri dari dopaminergik, noradrenergik, serotoniergik neurons yang

dikendalikan oleh GABA ergic neurons.

Ada beberapa efek samping obat dari golongan ini adalah :

Sedasi : mengantuk, kewaspadaan kurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuankognitif

melemah.

Relaksasi otot : rasa lemah, cepat lelah.

Potensi menimbulkan ketergantungan lebih rendah dari narkotik, potensi menimbulkan

ketergantungan obat disebabkan oleh efek obat yang masih dapat dipertahankan setelah dosis

akhir berlangsung sangat singkat.

Penghentian obat secara mendadak, akan menimbulkan gejala putus obat : pasien menjadi

irirtable, bingung, gelisah, imsonia, tremor, palpitasi, keringat dingin, konvulsi. Hal ini

berkaitan dengan penurunan kadar Benzodiazepin dalam plasma.

Ketergantungan lebih sering pada individu dengan riwayat peminum alkohol,

penyalahgunaan obat, atau ´unstable personalities´, oleh kerena itu obat Benzodiazepin tidak

dianjurkan kepada pasien-pasien tersebut.

Golongan Benzodiazepin sebagai obat anti-ansietas yang mempunyai ratio terapeutik yang

lebih tinggi dan kurang menimbulkan efek adiksi, toksisitas rendah. Golongan ini merupakan

drug of choice dari semua obat yang mempunyai efek anti-ansietas.

Lama pemberian :

Pada sindrom ansietas yang disebabkan faktor situasi eksternal, pemberian obat tidak lebih

dari 1 - 3 bulan.

Pemberian sewaktu-waktu dapat dilakukan apabila sindrom ansietas dapat diramal akan

waktu datangnya dan hanya pada situasi tertentu, serta terjadinya tidak sering.

Penghentian selalu secara bertahap agar tidak menimbulkan gejala lepas obat.

18

Page 19: REFERAT Anxietas Full

Psikoterapi

Psikoterapi adalah jenis pengobatan yang dilakukan oleh seorang terapis yang terlatih

khusus pada seorang pasien dengan memakai cara profesional yang dilandasi hubungan

therapis- pasien yang khas, sehingga keluhan pasien tersebut dapat dialihkan, diringankan,

atau disembuhkan, mengembangkan pertumbuhan secara positif.

Beberapa bentuk dasar dari psikoterapi :

A.Psikoterapi bentuk sugesti (supportive)

B.Psikoterapi jenis analisa (insight oriented)

C.Psikoterapi jenis perilaku (behaviour therapy)

2.7 Prognosis

Sebenannya dalam bebenapa kasus gangguan cemas dapat diatasi dengan baik

bila didapati diagnosis dini serta tatalaksana yang baik, namun sening kali gangguan ini

dianggap sebagai sesuatu hal yang tidak terlalu mendasari dan penting sehingga

seringkali ditangguhkan oleh pasien untuk mencari pertolongan dalam menghadapi

gangguan yang diderita atau dialaminya.

19

Page 20: REFERAT Anxietas Full

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Keadaan stres, konflik-konflik yang kompleks menjadikan pencetus stres bagi

individu maupun masyarakat sendiri. Secara subjektif kecemasan itu bagi kebanyakan orang

adalah perasaan yang tidak enak, yang perlu secepat-cepatnya ditangani.

Secara objektif kecemasan itu merupakan suatu pola psikobiologik dengan fungsi

pemberitahu (alarm) adanya bahaya, dengan mengakibatkan suatu perencanaan tindakan

yang efektif, ialah suatu usaha penyesuaian diri terhadap trauma psikis, krisis dan konflik.

Apabila perencanaan dalam penyesuaian diri ini berjalan dengan baik maka kecemasan

akan berkurang, tetapi apabila perencanaan ini berlangsung tidak baik kecemasan bahkan

akan bertambah hebat.

Untuk itu dalam menghadapi kecemasan orang dapat mengadakan reaksi sebagai

berikut : secara sadar menghadapinya dan berusaha meniadakan atau memperkecil

kekuatannya dengan jalan rasionalisasi. Secara tidak sadar orang dapat menghadapinya dan

berusaha meniadakan atau memperkecil kekuatannya dengan jalan rasionalisasi.

Secara tidak sadar orang dapat menempuh 2 jalan :

a. Dengan menggunakan mekanisme pembelaan, yang kita lihat pada reaksi fobik dan

rekasi obsesi.

b. Dengan menggunakan mekanisme konversi.

Bentuk — bentuk gangguan anxietas sendiri berupa gangguan panik, gangguan

fobik gangguan obsesif-kompulsif, gangguan stres pasca trauma, gangguan stres akut,

gangguan ansietas menyeluruh. Terapi yang dianjurkan adalah manajemen krisis,

farmakoterapi dan psikoterapi.

20

Page 21: REFERAT Anxietas Full

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan HI, Sadock BJ. : Anxiety Disorder, Sypnosis of Psychiatry, 7 th ed,William &

Wilkins, Baltimore USA, 1994, p 573-616.

2. Kaplan,Sadock BJ: Buku Ajar Psikiatri Klinis / Benjamin J.Sadock, editor edisi Bahasa

Indonesia Husny Muttaqin, Retna.N.E.Sihombing, ed.2. Jakarta: EGC,2010, h 230-66.

3. American Pshyciatryc Association : Anxiety Disorder, Diagnostic and Statistical Manual

of Mental Disorder IV (DSM-IV), Washington , USA, 1994.

4. Sylvia D.Elvira, Hadisukanto G. Buku ajar Psikiatrik : Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, ed. 2, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010. h. 230-80.

5. Departemen Kesehata R.I. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman Penggolongan

dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III,cetakan pertama. Jakarta, h 168-95

6. Michael. H. Ebert, dkk. Current Diagnosis & Treatment. second edition, 2008. Singapore :

Medical Mc Graw Hill.p. 351 – 95.

7. Stahl MS; Stahl‘s Essential Psychopharmacology, ed 3, Cambridge university, 2008.

8. Ibrahim A. S. Dr. Sp.KJ : Cemas, Panik, Fobia, dan Stress Pasca Trauma Layaknya

Benang Kusut, PT. Dian Ariesta, Jakarta, 1999.

9. Rowney, Jess; Hermida, Teresa; Maloney, Donald. Anxiety Disorders. Cleveland Clinic.

Di unduh dari www.clinicmeded.com tanggal 18 Maret 2012.

10. Asnawi H.,Evalina Dr. Sp.KJ. Tatalaksana Diagnosis dan Terapi Gangguan Anxietas.

Diunduh dari www.idijakbar.com tanggal 18 Maret 2012.

11. Kaplan, H, Sadock. B. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya Medika. 1998. h 145- 50.

21

Page 22: REFERAT Anxietas Full

22