reaksi reversal

17
REAKSI REVERSAL A. PENDAHULUAN Kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium Leprae,  berbentuk basil tahan asam dan alkohol, serta gra m positif.  Mycobacterium Leprae  berkembang biak dengan baik pada suhu 30 0 C dibawah suhu tubuh rata-rata dari manusia. Sampai sekarang belum dapat dibiakkan dalam media artifisial. Masa replikasi kuman memerlukan waktu yang sangat lama dibandingkan dengan kuman lain, yaitu 2-2 hari. !leh karena itu masa tunas men"adi lama, yaitu rata-rata 2#$ tahun .  Mycobacterium Leprae,  pertama menyerang saraf tepi, selan"utnya dapat men yerang kulit, mukosa mulut, sal uran napas bagian atas, si stem retikuloendotelial, mata, otot, tulang dan testis, ke%uali susunan saraf pusat. -& 'enderita kus ta dapat mengalami reaksi kus ta. (ea ksi kus ta ini ada lah interupsi dengan episode akut pada per"alanan penyakit yang sebenarnya sangat kro nik , yang mer upa kan sua tu rea ksi kekeba lan ata u rea ksi ant ige n-a nti bod i. (eaksi kusta dibagi men"adi dua yaitu reaksi tipe ) atau reaksi re*ersal yang diseba bkan karena meningkat nya kekebalan seluler se%ara %epat dan reaksi tipe )) atau r eaksi erythema nodosum leprosum +/ yang merupakan reaksi humoral yang ditandai dengan timbulnya nodul kemerahan, neuritis, gangguan saraf, dll. 2 (ea ksi kust a tip e ) +rea ksi re*er sal, reaksi up grading / yang umumnya ter"adi pada kusta tipe borderline. ang memegang peranan penting pada reaksi ini adalah sistem imunitas seluler. (eaksi ini termasuk reaksi hipersensiti*itas tipe )1. (eaksi tipe ) ini merupakan keadaan dimana terdapat perubahan hipersensiti*itas seluler dan penyakit mengalami pergeseran sepan"ang spe%trum kusta. (eaksi tipe ini ter"adi sekitar 30-&0 penderita kusta tipe borderline. B. EPIDEMIOLOGI 'r e*al ensi (( ber*ari asi antara 4-33 dari sel ur uh pender ita kusta, umumnya ter"adi pada penderita kusta tipe borderline. 'enderita tipe 55 dan 5 1

Upload: olhan-cdr

Post on 16-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 1/17

REAKSI REVERSAL

A. PENDAHULUAN

Kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium Leprae,

 berbentuk basil tahan asam dan alkohol, serta gram positif.  Mycobacterium Leprae

 berkembang biak dengan baik pada suhu 300C dibawah suhu tubuh rata-rata dari

manusia. Sampai sekarang belum dapat dibiakkan dalam media artifisial. Masa

replikasi kuman memerlukan waktu yang sangat lama dibandingkan dengan kuman

lain, yaitu 2-2 hari. !leh karena itu masa tunas men"adi lama, yaitu rata-rata 2#$

tahun.  Mycobacterium Leprae,  pertama menyerang saraf tepi, selan"utnya dapat

menyerang kulit, mukosa mulut, saluran napas bagian atas, sistem

retikuloendotelial, mata, otot, tulang dan testis, ke%uali susunan saraf pusat. -&

'enderita kusta dapat mengalami reaksi kusta. (eaksi kusta ini adalah

interupsi dengan episode akut pada per"alanan penyakit yang sebenarnya sangat

kronik, yang merupakan suatu reaksi kekebalan atau reaksi antigen-antibodi.

(eaksi kusta dibagi men"adi dua yaitu reaksi tipe ) atau reaksi re*ersal yang

disebabkan karena meningkatnya kekebalan seluler se%ara %epat dan reaksi tipe ))

atau reaksi erythema nodosum leprosum +/ yang merupakan reaksi humoral

yang ditandai dengan timbulnya nodul kemerahan, neuritis, gangguan saraf, dll.2

(eaksi kusta tipe ) +reaksi re*ersal, reaksi up grading / yang umumnya

ter"adi pada kusta tipe borderline. ang memegang peranan penting pada reaksi ini

adalah sistem imunitas seluler. (eaksi ini termasuk reaksi hipersensiti*itas tipe )1.

(eaksi tipe ) ini merupakan keadaan dimana terdapat perubahan hipersensiti*itas

seluler dan penyakit mengalami pergeseran sepan"ang spe%trum kusta. (eaksi tipe

ini ter"adi sekitar 30-&0 penderita kusta tipe borderline.

B. EPIDEMIOLOGI

're*alensi (( ber*ariasi antara 4-33 dari seluruh penderita kusta,

umumnya ter"adi pada penderita kusta tipe borderline. 'enderita tipe 55 dan 5

1

Page 2: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 2/17

mempunyai pre*alensi lebih tinggi daripada tipe 56. 're*alensi (( pada penderita

56 ber*ariasi antara 20-$0.3

5ernink dkk +778/ melaporkan hasil penelitian terhadap 4$ penderita

reaksi di )ndonesia, dari se"umlah penderita tersebut & penderita +$$/ mengalami

(( dan 2& penderita +$$/ mengalami (( dan 2& penderita +33/ mengalami

silent neuritis.3

C. ETIOPATOGENESIS

(eaksi re*ersal disebabkan oleh peningkatan CM) se%ara tiba-tiba sebagai

respon terhadap antigen dari M. Leprae yang dapat diperlihatkan se%ara in vitro

dengan tes transformasi limfosit. 'atogenesa meningkatnya CM) ini tidak diketahui

se%ara pasti.3

Menurut 9opling, (( merupakan delayed hypersensitivity reaction  seperti

halnya reaksi hipersensiti*itas tipe )1 menurut Coombs dan Cell. :ntigen yang

 berasal dari produk akibat basil yang telah mati akan bereaksi dengan limfosit 6

disertai perubahan S)S yang %epat. 'ada dasarnya reaksi ini ter"adi akibat

 perubahan keseimbangan antar CM) dan basil. Sehingga sebagai hasil akhir reaksi

ini dapat ter"adi up-grading ;re*ersal, apabila menu"u ke arah bentuk tuberkuloid

+ter"adi peningkatan S)S/ atau down-grading  bila menu"u ke bentuk lepromatosa

+ter"adi penurunan S)S/. Meskipun se%ara teoritis (( dapat ter"adi pada semua

 bentuk kusta subpolar, tetapi pada bentuk 55 "auh lebih sering ter"adi daripada

 bentuk yang lain. 5entuk 55, bila ter"adi (( akan berubah men"adi bentuk 56 dan

akhirnya ke bentuk 66. Sedangkan bila ter"adi down-grading  akan berubah men"adi

 bentuk 5 dan dapat ke bentuk .3

<isamping itu, terdapat beberapa faktor pen%etus terhadap ke"adian ((, yaitu =

• )nfeksi yaitu malaria, filariasis, typus abdominalis, 65C dan lain-lain.

• Stress mental merupakan penyebab yang paling sering.

• 6rauma seperti operasi.

• 1aksinasi, hasil, melahirkan atau post partum.

2

Page 3: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 3/17

(eaksi-reaksi dapat ter"adi spontan, khususnya pada kusta tipe 56, tetapi

 biasanya diikuti dengan berkurangnya "umlah kuman sebagai akibat pengobatan.

Keuntungan dari meningkatnya kekebalan seluler yaitu prognosis men"adi lebih

 baik dengan lebih %epat ter"adinya kema"uan dalam penyembuhan dan menurunnya

ke%enderungan untuk ter"adi relaps. )ndeks bakteriologi "uga menurun. 'enyebab

 peradangan akut yang mana merupakan gambaran penting reaksi tipe ini adalah

meningkatnya transformasi limfosit.3

D. GEJALA KLINIS

(eaksi re*ersal +reaksi tipe / lebih banyak ter"adi pada pasien yang berada

di spektrum borderline  + Borderline lepromatous, Mid Borderline, Borderline

tuberculoid / karena tipe borderline ini merupakan tipe tidak stabil.7

>ambaran klinis dari (( berupa penambahan atau perluasan lesi yang ada,

tetapi bukan nodus, tanpa atau dengan ge"ala neuritis dari yang ringan sampai

 berat.3

5entuk tipe klinis bergantung pada sistem imunitas seluler +S)S/. S)S baik 

akan tampak gambaran klinis kearah tuberkuloid, sebaliknya S)S rendah akan

memberikan gambaran lepromatosa. 6ipe ) atau indeterminate  tidak termasuk 

dalam spektrum. 66 adalah tipe tuberkuloid polar, yakni tuberkuloid 00,

merupakan tipe yang stabil sehingga tidak mungkin berubah tipe. 5egitu "uga

adalah tipe lepromatosa polar merupakan lepromatosa 00 yang stabil.

Sedangkan tipe antara i dan 6i disebut tipe borderline atau %ampuran, %ampuran

antara tuberkuloid dan lepromatosa. 55 adalah tipe %ampuran yang terdiri dari $0

tuberkuloid dan $0 lepromatosa. 56 dan 6i lebih banyak tuberkuloidnya,

sedangkan 5 dan i lebih banyak lepromatosanya. 6ipe-tipe ini merupakan tipe

yang labil, sehingga bisa bebas beralih tipe kearah 66 atau .

3

Page 4: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 4/17

'erubahan tiba-tiba dari yang sebelumnya plak tumpul men"adi lesi

 bengkak, dan lesi bengkak baru timbul di kulit normal dengan atau tanpa

gangguan neuritis. ?arna eritematous yang ungu kehitaman adalah karakteristik 

<6@. 1arian morfologi meliputi anular, konsentris, dan perubahan e%Aematous.

 >ambar = (eaksi 6ipe , ter"adi inflamasi akut pada daerah lesi yang sudah ada,

 bersisik, dan tampak ulserasi. 5anyak lesi ke%il yang baru mun%ul. >ambar 2 (eaksi

re*ersal. 6ampak lesi lama lebih eritem, udem, berbatas tegas, berukuran besar, disertai

lesi baru dengan ukuran lebih ke%il.2,

6abel . >e"ala tanda reaksi tipe .3

>e"ala (eaksi (ingan (eaksi 5erat

esi Kulit 6ambah aktif, menebal merah,terasa panas dan nyeri tekanB

makula yang menebal dapat

sampai membentuk plak 

esi membengkak sampai adayang pe%ah, merah, teraba panas

dan nyeri tekanB ada lesi kulit

 baruB tangan dan kaki

membengkak, sendi-sendi

 bengkak 

Saraf 6epi 6idak ada neuritis +tidak ada

 penebalan saraf dan gangguan

fungsi/

:da neuritis +nyeri tekan,

dan;atau gangguan fungsi,

misalnya kelemahan otot/

Keadaan 6idak ada demam Kadang-kadang ada demam

ringan

4

1 2

Page 5: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 5/17

6abel 2. 5erat ringannya (eaksi tipe pada organ terkena.7

!rgan yang

terkena

(eaksi 6ipe

(ingan 5erat

Kulit 5er%ak putih men"adi merah,

yang merah "adi lebih merah.5er%ak meninggi

5er%ak putih men"adi merah,

yang merah "adi lebih merah.6imbul ber%ak baru, kadang-

kadang disertai panas dan

malaise

lserasi +-/

dema tangan dan kaki +-/

lserasi +D/

dema tangan dan kaki +D/

Saraf tepi Membesar, tidak nyeri.

Eungsi saraf tidak terganggu

Membesar, nyeri.

Eungsi saraf terganggu.

>e"ala konstitusi <emam +-/ <emam +F/

>angguan pada

organ lain

6idak ada 6idak ada

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

/ 'emeriksaan 5akterioskopik 

'emeriksaan bakterioskopik digunakan untuk membantu menegakkan

diagnosis dan membuat pengamatan pengobatan. Sediaan dibuat dari kerokan

 "aringan kulit atau usapan dan kerokan mukosa hidung yang diwarnai dengan

 perwarnaan terhadap basil tahan asam, antar lain dengan G)@-S.

5akterioskopik negatif pada seseorang penderita, bukan berarti orang tersebut

tidak mengadung bakteri M. Leprae. 'ertama-tama harus ditentukan lesi di kulit

yang diharapkan paling padat oleh basil, setelah terlebih dulu menentukan

 "umlah tempat yang akan diambil. 9umlah lesi untuk pemeriksaan rutin

sebaiknya minimal &- tempat, yaitu kedua %uping telinga bagian bawah dan 2-&

lesi lain yang paling aktif, berarti yang paling eritematosa dan paling infiltratif.

'emilihan kedua %uping telingan tersebut tanpa menghiraukan ada tidaknya lesi

di tempat tersebut, oleh karena atas dasar pengalaman tempat tersebut diharap

mengandung basil paling banyak.

5

Page 6: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 6/17

 M. Leprae  tergolong basil tahan asam +56:/, akan tampak merah pada

sediaan. <ibedakan bentuk batang utuh +solid/, batang terputus + fragmented /,

 butiran +granular/. 5entuk solid adalah basil hidup, sedang fragmented dan

granular merupakan bentuk mati. 'enting untuk membedakan antara bentuk 

solid dan non solid karena bentuk solid lebih berbahaya karena dapat

 berkembang biak dan dapat menularkan ke orang lain. amun, dalam praktek,

sukar untuk membedakan solid dan non sloid karena dipengaruhi oleh banyak 

ma%am faktor. Kepadatan 56: tanpa membedakan solid dan non solid pada

sebuah sediaan dinyatakan dalam bentuk indeks bakteri +)5/ dengan nilai dari 0

sampai D menurut ()<.

6abel 3. )ndeks bakteri menurut ()<,3

0 6idak ada 56: dalam 00 lapang pandang

D -0 56: dalam 00 lapang pandang

2D -0 56: dalam 0 lapang pandang

3D -0 56: rata-rata dalam lapang pandang

&D -00 56: rata-rata dalam lapang pandang$D 0.000 rata-rata dalam lapang pandang

D H000 56: rata-rata dalam lapang pandang

'emeriksaan dengan menggunakan mikroskopik %ahaya dengan minyak 

emersi pada pembesaran lensa ob"ektif 00I. )5 seseorang adalah )5 rata-rata

semua lesi yang dibuat pada sediaan.   )ndeks morfologi +)M/ adalah persentase

 bentuk solid dibanding dengan "umlah solid dan non solid.

2/ 'emeriksaan @istopatologi

>ambaran histopatologi terdapat infiltrat limfosit yang meningkat

sehingga ter"adi udem dan hiperemi. <iferensiasi makrofag ke arah

 peningkatan sel epiteloid dan sel Giant   memberi gambaran sel  Langhans.

'enurunan "umlah basil dari )M, bahkan basil kusta sudah tidak di"umpai lagi.

6

Page 7: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 7/17

Kadang-kadang terdapat nekrosis di dalam granulosum, penyembuhan ditandai

dengan fibrosis.3

:danya kuman  M. Leprae  masuk, akibatnya akan bergantung pada

sistem imunitas seluler +S)S/ orang itu. :pabila imunitas selulernya tinggi,

makrofag akan mampu memfagosit  M. Leprae. <atangnya histiosit ke tempat

kuman disebabkan karena proses imunoligik dengan adanya faktir kemotaktik.

Kalau datangnya berlebihan dan tidak ada lagi yang harus difagosit, makrofag

akan berubah bentuk men"adi sel epiteloid yang tidak dapat bergerak dan

kemudian akan berubah men"adi sel datia Langhans. :danya massa epiteloid

yang berlebihan dikelilingi oleh lomfosit yang disebut tuberkel akan men"adi

 penyebab utama kerusakan "aringan dan %a%at. 'ada penderita dengan

imunitas seluler rendah atau lumpuh, histiosit tidak dapat menghan%urkan  M.

 Leprae yang sudah ada didalamnya, bahkan di"adikan tempat berkembangbiak 

dan disebut sel 1ir%how;sel lepra;sel busa dan sebagai alat pengangkut

 penyebarluasan.

6abel &. Karakteristik tipe kusta menurut klasifikasi ()<-9!')>.

Tipe

TT BT BB BL LL

TT Ti BT BB BL Li LL

(eaksi

lepromin

3+ 2+ 1+ - - - -

Stabilitas

imunologik 

++ +   ± -   ± + ++

(eaksi

borderline

-   ± + ++ +   ± -

.. - - - - - + +

5asil dalam

hidung

- - - - + ++ ++

5asil dalam

granuloma

0 0 - 1+ 1+ - 3+ 3  

!+

!  

"+

" #+ " #+

Sel

epiteloid

+ + + + - - -

Sel datia

anghans

+++ ++ + + - - -

>lobi - - - - - + +

7

Page 8: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 8/17

Sel 1ir%how - - - - + ++ +++

imfosit +++ +++ ++ + ++$

  ±   ±

)nfiltasi

Aona sub

epidermal

+ + +$- - - - -

Kerusakan

saraf 

++ +++ ++ +   ± + -

3/ 'emeriksaan Serologi

'emeriksaan serologi lepra didasarkan atas terbentuknya antibodi pada

tubuh seseorang yang terinfeksi  M. Leprae. :ntibodi yang terbentuk dapat

 bersifat spesifik terhadap  M. Leprae, yaitu antibodi anti phenolic glycolipid-1

+'>-/ dan antibodi antiprotein k< serta 3$k<. Sedangkan antibodi yang

tidak spesifik antara lain antibodi anti lipoarabinomanan  +:M/, yang "uga

dihasilkan oleh kuman M. Tuberulosis.

Kegunaan pemeriksaan serologik ini ialah dapat membantu diagnosa

lepra yang meragukan, karena tanda klinis dan bakteriologik tidak "elas.

<isamping itu dapat membantu menentukan lepra subklinis, karena tidak 

didapatkan lesi kulit, misalnya pada nonkontak serumah. 'emeriksaan

serologik, didasarkan terbentuk antibodi pada tubuh seseorang yang

terinfeksi oleh  M. Leprae.  Ma%am-ma%am pemeriksaan serologik lepra

ialah=

a. "i M': + Mycobacterium Leprae !article "glutination/

 b. "i )S: + #n$yme Lined %mmuno&orbent "ssay/

%. M dipsti%k + Mycobacterium Leprae dipstic /.

8

Page 9: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 9/17

%. DIAGNOSIS BANDING

1. Re&'p( K)(*'

(elaps adalah kembalinya penyakit se%ara aktif kepada penderita yang

sesungguhnya telah menyelesaikan pengobatan yang telah ditentukan dan karena

itu pengobatannya telah dihentikan oleh petugas yang berwenang. >ambaran klinis

relaps berupa = / 5iasanya mun%ul sesudah pengobatan dihentikan, umumnya

sesudah inter*al satu tahun. 2/ 'enebalan atau kerusakan saraf atau adanya saraf 

 baru yang terkena. 3/ <itemukan bakteri pada tempat yang sebelumnya negatif dan

atau positif pada lesi yang baru. &/ Meluasnya lesi yang telah ada, menebal,

eritematosa, atau ter"adinya infiltrat pada lesi yang sebelumnya telah menghilang

atau terbentuknya lesi baru. >e"ala timbul perlahan-lahan dan tidak pernah disertai

dengan demam atau perasaan kurang enak.3

2. U*i,'i'

rtikaria merupakan reaksi *askuler di kulit akibat berma%am-ma%am

sebab biasanya ditandai dengan edema setempat yang %epat timbul dan hilang

 perlahan-lahan, berwarna pu%at dan kemerahan meninggi dipermukaan kulit,

sekitarnya dapat dikelilingi halo.

Keluhan sub"ektif biasanya gatal, rasa terbakar, atau tertusuk. Klinis tampak 

eritema dan edema setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak 

lebih pu%at. 5entuknya dapat papular seperti pada urtikaria akibat sengatan

serangga, besarnya dapat rentikular, numular, sampai plakat.

9

Page 10: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 10/17

>ambar 3 = rtikaria. 'ada dorsum manus dan pergelangan tangan tampak lesi urtika

 berukuran lentikular, di sekitarnya eritema.2

3. P(i'(i(

'soriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronis dan

residif, ditandai dengan adanya ber%ak-ber%ak eritema berbatas tegas dengan

skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan B disertai fenomena tetesan lilin,

:uspitA, dan Kobner. Kelainan kulit terdiri atas ber%ak-ber%ak eritema yang

meninggi +plak dengan skuama di atasnya/. ritema sirkumskrip dan merata,

tetapi pada stadium penyembuhan sering eritema di tengah menghilang dan hanya

terdapat di pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarnah putih seperti mika

serta transparan.

>ambar & = 5er%ak eritematosa berupa plak kronik dengan batas tegas.8

G. PENATALAKSANAAN

10

3

4

Page 11: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 11/17

Sebelum memulai penanganan reaksi, terlebih dulu lakukan identifikasi tipe

reaksi yang dialami serta dera"at reaksinya. @al ini dapat dinilai dari hasil kesimpulan

 pemeriksaan pada formulir pen%atatan pen%egahan %a%at, seperti =

/ :danya lagoftalmus baru ter"adi dalam enam bulan terakhir 

2/ :danya nyeri raba saraf tepi

3/ :danya kekuatan otot berkurang dalam enam bulan terakhir 

&/ :danya rasa raba berkurang dalam enam bulan terakhir 

$/ :danya ber%ak pe%ah atau nodul pe%ah

/ :danya ber%ak aktif +meradang/ di atas lokasi saraf tepi

5ila terdapat salah satu dari ge"ala di atas berarti ada reaksi berat dan perlu

diberikan obat anti reaksi.3

'enatalaksanaan reaksi re*ersal didasarkan pada pengetahuan tentang

imunopatologi (( sebagai reaksi hipersensitifitas tipe lambat terhadap antigen  M.

 Leprae,  sehingga pendekatan terapi yang digunakan adalah dengan mengurangi

 paparan antigen dengan pemberian kemoterapi pada saat penekanan respon CM).

'enatalaksanaan dilakukan dengan melan"utkan penggunaan obat anti mikobakteri,

tetapi anti inflamasi yang efektif dan "angka pan"ang, analgetik yang adekuat dan

dukungan kesehatan fisik selama fase aktif neuritis. )mobilisasi dan tindakan bedah

dapat men%egah dan memulihkan gangguan fungsi saraf.3

'ada (( ter"adi nekrosis kaseosa M. Leprae yang berisi antigen yang terdapat

 pada "aringan. 'endekatan tetapi tidak hanya tergantung pada dera"at dan luasnya lesi

tetapi "uga pada letak lesi kulit, dan dera"at, bentuk dan letak dari lesi saraf yang biasa

mun%ul se%ara bersamaan. esi kulit wa"ah yang melibatkan. esi saraf menyebabkan

defisit neural yang %ukup besar dan gangguan saraf sensoris pada telapak tangan,

telapak kaki, dan kornea serta gangguan motorik lain membutuhkan dengan segera

kortikosteroid sistemik dosis tinggi.3

!bat anti reaksi terdiri atas =

. Kortikosteroid

11

Page 12: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 12/17

'redinison +untuk reaksi tipe dan 2/ merupakan drug of choice untuk 

 pengobatan reaksi tipe , menekan proses inflamasi, dan sangat penting untuk 

 pemulihan fungsi saraf setelah reaksi.,2

<osis awal prednison &0 mg sehari %ukup berhasil mengendalikan 4$

kasus reaksi re*ersal. 'ada wanita hamil diberikan prednison dengan dosis 30

mg sehari. 5ila ter"adi perbaikan lesi kulit dosis diturunkan $ mg sehari setiap

-2 minggu sampai di%apai dosis pemeliharaan 20-2$ mg sehari.3

?@! merekomendasikan pemberian prednisolon dosis &0 mg sehari

 pada minggu pertama dan ke-2, 30 mg sehari pada minggu ke-3 dan ke-&, 20

mg sehari pada minggu ke-$ dan ke-, $ mg sehari pada minggu ke-8 dan ke-

4, 0 mg sehari pada minggu ke-7 dan ke-0, dan $ mg sehari pada minggu ke-

dan ke-2. <osis maksimum mg;kgbb;hari.7,3 

Sebagian besar reaksi dan neuritis dapat diterapi dengan baik dengan

 pengobatan standar prednison selama 2 minggu tetapi Croft dkk +2000/

melaporkan 32 kasus penderita reaksi yang disertai penurunan fungsi saraf 

dalam bulan sebelum terapi kortikosteroid, tidak mengalami perbaikan

setelah kontrol pada bulan ke-2 sehingga membutuhkan terapi alternatif.

:pabila dengan terapi kortikosteroid masih terdapat penurunan fungsi saraf,

dilakukan tindakan bedah untuk memulihkan tekanan intraneural. )ridosiklitis

akut diterapi dengan hidrokortison tetes mata setiap "am dan atropine

atau skopalamin 0,J$ 2 kali sehari.3

2. KlofaAimin

KlofaAimin digunakan pada penderita (( yang membutuhkan terapi

kortikosteroid dosis tinggi yang lebih lama, atau timbul efek samping steroid.

<osis yang digunakan biasanya 300 mg sehari, setelah 2-& minggu dosis

kortikosteroid diturunkan se%ara bertahap. <osis ditingkatkan ke dosis semula

dan dipertahankan selama 2 sampai & minggu apabila sampai penurunan dosis

12

Page 13: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 13/17

tidak menun"ukan perbaikan ge"ala klinis. 'enurunan dosis yang lebih lambat

 biasanya akan berhasil dan kortikosteroid biasanya dihentikan setelah -2

 bulan. Kadang-kadang dosis 300 mg sehari tidak dapat ditoleransi oleh

 penderita, sehingga dosis klofaAimin diturunkan men"adi 00 mg sehari selama

-2 tahun, tetapi penurunan tersebut mengakibatkan kegagalan pengobatan

reaksi. 'enggunaan klofaAimin pada reaksi re*ersal masih %ontro*ersial dan

tidak bermanfaat pada fase kaut reaksi.3

3. <apson

<apson dosis $0 mg atau dengan dosis yang lebih besar menimbulkan

efek supresif terhadap ((. 're*alensi (( selama masa pengobatan penyakit

kusta dibeberapa egara berkurang setelah ?@! mengan"urkan penggunaan

M<6 yang menggunakan <apson 00 mg sehari. 're*alensi (( meningkat

setelah masa pengobatan kusta selesai, yang menun"ukkan efek imunosupresif 

<apson. 'enderita reaksi berat dapat diterapi dengan kombinasi dapson dan

kortikosteroid, tetapi apabila setelah beberapa minggu masih membutuhkan

kortikosteroid dosis tinggi sebaiknya dilakukan perubahan terapi dengan

mengganti dapson dengan klofaAimin.3

&. :Aatioprin

:Aatioprin beker"a lambat dan hanya dapat digunakan pada pengobatan

tahap lan"ut karena tidak mempunyai efek pada udem intarneural. :Aatioprin

menghambat sintesis asam nukleat, dan mempunyai efek sangat lambat,

tersedia bentuk tablet $0 mg dan *ial 00 mg. 'enggunaan :Aatioprin dapat

menimbulkan kera%unan berupa leukopenia dan trombositopenia sehingga

13

Page 14: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 14/17

dibutuhkan monitoring dan efek tersebut mempengaruhi besarnya dosis

 pemberian :Aatioprin. Keluahan lain yang sering ditemukan adalah mual dan

muntah tetapi tidak membatasi pemberian obat.3

$. Siklosporin :

Se%ara teoritis merupakan obat ideal ((, sebab Cy%losporin : beker"a

dengan C<& sel 6h, tetapi sampai sekarang belum diketahui apakah

siklosporin : mempunyai efek yang sama %epatnya dengan kortikosteroid pada

udem intraneral. 'engobatan dimulai dengan dosis $-0 mg;Kg55 dan

diturunkan sesuai tingkat penurunan dosis pada penggunaan kortikosteroid. 3

H. KOMPLIKASI

'enderita dengan reaksi kusta terutama reaksi re*ersal yang terlambat

didiagnosis dan tidak mendapat terapi mempunyai resiko tinggi untuk ter"adinya

kerusakan saraf atau ke%a%atan. Kerusakan saraf terutama berbentuk nyeri saraf,

hilang sensibilitas dan berkurangnya kekuatan otot. Ke%a%atan yang ter"adi tergantung

 pada komponen saraf yang terkena, dapat sensoris, motoris, otonom atau kombinasi

antara ketiganya.,7 

I. PROGNOSIS

'rognosis ditentukan seberapa %epat reaksi ini terdeteksi dan diobati. Semakin

%epat diobati maka prognosis semakin baik, sedangkan "ika tidak %epat dideteksi dan

ditangani akan menimbulkan ke%a%atan reversible pada sistem saraf tepi yang terkena.

J. KESIMPULAN

(eaksi re*ersal merupakan episode akut dari penyakit kusta yang disebabkan

oleh peningkatan system imun seluler terhadap M. Leprae. reaksi ini ditandai dengan

adanya neuritis akut dan atau inflamasi akut pada kulit. (eaksi re*ersal sering mun%ul

sebelum, selama atau sesudah pengobatan Multi 'rug Therapy +M<6/. >e"ala klinik 

14

Page 15: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 15/17

dari (( antara lain = peningkatan inflamasi kulit berupa pembengkakan dan eritem

 pada lesi kulit tertentu akan timbul lesi kulit yang baru .

15

Page 16: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 16/17

DA%TAR PUSTAKA

. 9uanda :., @amAah M., :isah S. 203.  (usta. %lmu !enyait (ulit dan (elamin

 )(*% . disi Keenam. Cetakan ke-3. 9akarta= Eakultas Kedokteran ni*ersitas

)ndonesia. @lm.83-44

2. <aili SS, Sri . M., ) Made ?. 200$.  !enyait (ulit yang *mum di %ndonesia.

9akarta. Medi%al Multimedia )ndonesia. @lm. $-$7

3. 5arakbah 9., Saut S. '., @ari S., Sunarko M,. )ndropo :., @ans ., et al. 2004.  "tlas

 !enyait (ulit 'an (elamin )( *nair . Cetakan Ke-$. Surabaya = Eakultas

Kedokteran ni*ersitas :irlangga. @lm. &-$&

&. 9ames <.M, 6imothy >.5, <irk M..  "ndrew+s 'iseases of The &in linical 

 'ermatology. 0th ed. 200. 'hiladelphia. Sounders lse*eers. 'age 3&4-3$0

$. <epkes (). 20$.  (usta.  :*ailable at ( =

http=;;www.depkes.go.id;arti%le;*iew;$02300020;hari-kusta-sedunia-20$-

hilangkan-stigma-kusta-bisa-sembuh-tuntas.html. :%%essed = 22 9uni 20$

. <epkes (). 20$. (usta. 'usat <ata dan )nformasi Kementrian Kesehatan.

8. <elphine 9. ee, 6homas @. (ea, (obert .M.  )it$patric+s 'ermatology in

General Medicine. 4th ed. 2004, ew ork= M%>raw @ill. 'age 22$3-220.

4. Safa >, aure < , :lain C, aurent 6. Type 1 Leprosy eversal eaction Treated ith

Topical Tacrolimus "long ith &ystemic orticosteroid . )ndian "ournal Med SC). *ol

3 o 4. :ugust 2007

7. <epkes (). 203. !rogram !engendalian !enyait (usta.

0. Stephen .?, <iana .9..  Leprosy Type 1/eversal0 eactions "nd Their 

 Management . <epartment of )nfe%tion and 6ropi%al <isease, ondon S%hool of 

@ygiene and 6ropi%al Medi%ine, Keppel St, ondon ?C 8@6, K. 2 <e%ember 

2004.

16

Page 17: Reaksi Reversal

7/23/2019 Reaksi Reversal

http://slidepdf.com/reader/full/reaksi-reversal 17/17

. o%kwood 9..<. 200.  Leprosy .in = oo+s Tetboo of 'ermatology. : 9hon ?iley

Sons, td. 'ubli%ation. 'age &7-&44

2. Eaber (.?,. : M. )yer,. 6.6. Ea"ardo,. 6. <ekker,. . >. 1illahermosa,. (. M. :balos,.

'. K. <as. 200&. &erial Measurement of serum ytoines, ytoine eceptors and 

 2eoprotein in Leprosy !atient with eversal eactions. <epartment of 'athology,

<epartement of <ermatology, :%ademi% Medi%al Centre, :msterdam, 6he

 etherlands, eonard ?ood Memorial Center for eprosy (esear%h, 'hilipines. 3

9uly 200&

13.:miruddin M.<,. 202.  !enyait (usta &ebuah !endeatan (linis. Cetakkan ke-.

Surabaya. 5rilian international. @lm &8-&

17