reaksi kimia: pengenalan gugus fungsi · web viewlaporan resmi praktikum kimia dasar percobaan vi...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
REAKSI KIMIA: PENGENALAN GUGUS FUNGSI
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KIMIA DASAR
C
H
O
H
PERCOBAAN VI
REAKSI KIMIA : PENGENALAN GUGUS FUNGSI
Oleh :
Kelompok VI
Lia Aryanti
26020110130091
Yulia Kartika Sari
26020110130092
Dias Natasasmita
26020110130093
Hermawan Basuki
26020110130094
Hubertus Dewa Angga
26020110130095
Siti Nurul Aini
26020110130096
M. Ilhanul Hakim
26020110130097
Izzuddin Azmi
26020110130098
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKAANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010
PERCOBAAN VI
REAKSI KIMIA : PENGENALAN GUGUS FUNGSI
I. TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Mampu menjelaskan pengelompokan senyawa berdasarkan gugus fungsi.
1.2 Mampu menjelaskan periodisitas kereaktifan satu kelompok senyawa dengan gugus fungsi tertentu.
II. DASAR TEORI
2.1 Gugus Fungsi
Gugus Fungsi adalah kedudukan kereaktifan kimia dalam molekul satu kelompok senyawa dengan gugus fungsi tertentu menunjukan gejala reaksi yang sama. Sesuai kesamaan gejala reaksi tersebut, maka dapat dikelompokan pada pengelompokan senyawa.
(Fessenden, 1986)
Tabel 2.1 Beberapa Contoh Gugus Fungsi
No.
Struktur Gugus
Rumus Umum
Nama IUPAC / trivial
Nama Gugus
1
-OH
R-OH
Alkanol / alcohol
Hidroksil
2
-O-
R-O-R
Alkoksi alkana /
Eter
3
C
O
H
R
C
O
H
Alkanal / aldehid
Aldehid
4
C
O
RC
O
R'
Alkanon/keton
Karbonil
5
C
O
OH
R
C
O
OH
Asam alkanoat/ karboksilat
Karboksil
6
C
O
O
R
C
O
OR'
Alkil alkanoat / ester
Ester
7
-NH2
RNH
2
Amina
Amin
(Purba, 1994)
2.2 Aldehid
Aldehid adalah persenyawaan dimana gugus fungsi karboksil diikat oleh gugus alkil. Aldehid merupakan senyawa yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen yang bisa didapatkan dari oksidasi alkohol primer, klorida, asam glikol/alkena, hidroformilass.
(Hart, 2003)
2.2.1 Sifat Aldehid
Sifat fisika aldehid.
Berbau merangsang, titik didih lebih rendah daripada alkohol padanannya, larut dalam air, sama seperti alkohol.
(Fessanden,1986)
Sifat kimia Aldehid
Bersifat polar, oleh karena itu aldehid melakukan tarik menarik dipol-dipol antar molekul.
(Fessenden,1986)
2.2.2 Identifikasi gugus aldehid alifatik
Untuk menunjukkan adanya aldehid alifatik digunakan pereaksi Schiff. Apabila pereaksi Schiff yang tidak berwarna bereaksi dengan senyawa kompleks aldehid akan dihasilkan warna antara merah dan ungu. Reaksi ini tidak berlaku untuk kelompok aldehida yang berada didalam bentuk hidrat dan juga tidak berlaku untul aldosa,walaupun aldosa mempunyai radikal formil (CHO ) seperti aldehid.
(Petrucci,1992)
2.2.3 Identifikasi gugus aldehid sebagai reduktor
Aldehid sangat mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat. Hampir setiap reagensia yang mengoksidasi suatu alkohol juga mengoksidasi suatu aldehid. Gugus aldehid dapat mereduksi pereaksi tollens, benedict, dan fehling.
(Fessenden,1986)
a. Uji Fehling
Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan :
Fehling A : terdiri dari larutan CuSO4
Fehling B : terdiri dari Kalium natrium nitrat dan Natrium hidroksida.
Bila Fehling A dan Fehling B dicampur dengan volume yang sama maka dihasilkan larutan biru tua.
Bila dipanaskan dengan menambah aldehid maka terjadi endapan Cu2O yang berwarna kuning dan merah tua.
Uji fehling digunakan untuk mendeteksi gula pereduksi dan aldehid dalam larutan. Reaksinya adalah :
Reaksinya :
C
H
O
H
+ Cu2+ + NaOH
H-COONa + Cu2O + 2H+
(Sumardjo, 1995)
b. Uji Benedict
Merupakan uji kimia untuk mendeteksi gula pereduksi dalam larutan yang dirancang oleh kimiawan Amerika, yaitu S.R. Benedict. Reaksi ini terdiri atas larutan tembaga sulfat ( CuSO4 ), Natrium karbonat ( Na2SO3 ), dan Natrium sitrat. Jika benedict dipanaskan bersama larutan alddehid akan terjadi oksidasi menjadi asam karboksilat. Benedict akan mengalami reduksi menjadi Cu2O yang mengendap pada bagian bawah tabung.
C
H
O
H
Reaksinya :
C
H
O
H
+ Cu2+ + H2O + Na+
H-COONa + Cu2O + 2H+
(Sumardjo, 1997)
c. Uji Tollens
Pereaksi tollens dibuat dengan mereaksikan AgNO3 + NH3 berelebih, sehingga endapan menjadi larut.
C
H
O
H
AgNO3 + NH4OH Ag2O + H2O + NH4NO3
C
H
O
H
Ag2O + NH4OH Ag(NH3)2OH + H2O
(Sumardjo, 1995)
Bila senyawa aldehid ditambahkan pada pereaksi tollens dan dipanaskan maka aldehid akan teroksidasi menjadi asam karboksilat yang segera membentuk garam amonia.
Sedangkan pereaksi tollens akan tereduksi sehingga dibebaskan logam perak yang segera melekat pada dinding tabing reaksi.
(Ridwan, 1989)
2.3 Alkohol
2.3.1 Penggolongan alkohol menurut letak gugus hidroksilnya (-OH)
1. Alkohol Primer : gugus OH terletak pada atom C primer (atom C yang mengikat hanya 1 atom C lainnya).
Contoh :
CH3CH2CH2CH2OH
(1 butanol)
2. Alkohol Sekunder : gugus OH terletak pada atom C sekunder.
Contoh :
H
3
C
H
2
C
H
C
OH
CH
3
(2 Butanol)
3. Alkohol Tersier : gugus OH terletak pada atom C tersier.
Contoh :
C
OH
CH
3
H
3
C
CH
3
(2Metil-2 propanol)
(Petrucci,1985)
2.3.2 Sifat-sifat Alkohol
Sifat Fisika Alkohol
Berupa cairan jernih, berbau khas, mendidih ditemperatur tinggi, sangat larut dalam air karena ada ikatan hidrogen antara gugus OH dan molekul H2O.
(Keenan,1980)
Sifat Kimia Alkohol
Mengalami dehidrasi (reaksi yang melibatkan hilangnya H dan OH dalam membentuk H2O ) untuk membentuk alkena/eter, oksidasi terkendali untuk menghasilkan aldehida dan keton.
(Keenan, 1980)
2.3.3 Identifikasi Senyawa Alkohol
a. Identifikasi Senyawa Alkohol Primer
Alkohol primer menghasilkan aldehida yang dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi asam karboksilat.
(Hart,2003)
b. Identifikasi Senyawa Alkohol lain
Semua senyawa polialkohol misalnya gliserol dapat diidentifikasikan dengan pembentukan senyawa kompleks / dapat pula dengan pembentukan alkohol lain.
Contoh: reaksi pembentukan Cu kompleks.
C3H8O3 + CuSO4 + NaOH ( (C3H5OCuNa)2 . 3H2O
(Petrucci,1992)
2.3.4 Kegunaan Alkohol dalam Kehidupan sehari-hari
a. Bidang Farmasi
sebagai pelarut senyawa organik. Contoh: etanol dan butanol.
b. Bidang Industri
sebagai desinfektan. Misal: etanol dan metanol.
c. Sebagai bahan bakar
contoh : spirtus (campuran methanol dan etanol)
(Petrucci,1992)
2.4 Asam Karboksilat
Turunan hidrokarbon dengan sebuah atom karbon ujung yang mempunyai ikatan rangkap ke oksigen dan sebuah gugus hidroksil disebut asam karboksilat yang diturunkan dari hidrokarbon alkana yang mempunyai rumus molekul umum RCO2H yang menyatakan bahwa terdapat gugus karboksil .
(Brady,1994)
2.4.1 Sifat Asam karboksilat
a. Sifat fisika asam karboksilat
Titik didih asam karboksilat relatif lebih tinggi daripada titik didih OH , -COH, titik leburnya juga relatif tinggi, berbau, asam-asam yang berbobot molekul rendah larut dalam air maupun pelarut organik.
(Keenan,1980)
b. Sifat kimia asam karboksilat
Merupakan asam lemah, lebih asam dari pada alkohol/fenol karena stabilisasi resonansi anion karboksilatnya.
(Fessenden,1986)
2.5 Gugus Amina dan Identifikasinya
Amina adalah senyawa organik yang mengandung atom-atom nitrogen trivalent yang terikat pada satu atom atau lebih. Misal: R-NH2, R2-NH, R3N.
(Fessenden,1986)
Amina adalah senyawa organik yang merupakan turunan dari ammonia dengan satu atau lebih gugus organik yang mensubtitusi atom H, amina seperti ammonia bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada amonia aromatik.
(Petrucci,1992)
2.5.1 Penggolongan amina.
Amina digolongkan menjadi 3 menurut banyaknya alkil yang terikat pada nitrogen.
1. Amina primer
RN
H
H
2. Amina sekunder
RN
H
R'
3. Amina tersier
RN
R'
R''
(Fessenden,1986)
2.5.2 Sifat-sifat Amina
Sifat fisika amina.
Titik didihnya berada diantara titik didih senyawa tanpa ikatan hidrogen (alkana/eter) dan senyawa berikatan hidrogen kuat (alkohol) dengan bobot yang sama.
(Fessenden,1986)
Sifat kimia amina
Merupakan basa lemah dan bersifat nukleofil, jika bereaksi dengan asam mineral membentuk garam ammonium kuarterner yang larut dalam air.
(Fessenden, 1986)
2.5.3 Identifikasi gugus amina aromatik primer.
Untuk senyawa tertentu seperti phthalysulfathiasol atau sacchysulfathiasol, senyawa harus dihidrolisa terlebih dahulu sehingga didalam senyawanya terdapat gugus amina aromatik bebas.
(Fessenden, 1986)
2.6 Keton
Keton mempunyai gugus yang sama dengan aldehid yaitu gugus karbonil, tetapi keton mempunyai 2 gugus alkil yang terikat pada gugus karbonilnya. Identifikasi keton,khususnya aseton dapat menggunakan uji Rothera.
(Fessenden, 1986)
Uji Rothera
Larutan aseton dicampur dengan natrium nitropusid atau Na2Fe(CN)6NO, ammonium klorida dan ammonia. Setelah beberapa terbentuk warna violet dan intensitas warna tergantung kadar aseton yang dianalisis. Aldehida dan keton adalah keluarga besar dari senyawa organik yang dicirikan oleh adanya gugus karbonil terhubung dengan dua atom karbon lain.
C
O
R
C
O
R
(Hart,2003)
Keton dan aldehida adalah keluarga besar atau dua kelas dari senyawa organik yang terdiri dari kelompok karbonil (