reaksi kimia : gejala umum dan laju reaksilaporan percobaan 2

Upload: meishinta-ariyanti

Post on 10-Jan-2016

110 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Praktikum Kimia Dasar

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA DASAR I

PERCOBAAN 2REAKSI KIMIA : GEJALA UMUM DAN LAJU REAKSIDisusun oleh :Defi Rhizkiana Yahro (J2C009010)Rizka Surya Permata (J2C009011)Sonita Afrita Purba (J2C009012)Agustiani YudiA. (J2C009013)Nova Gultom (J2C009014)Heru Raditya K. (J2C009015)Ibrahim (J2C009016)Irine Ayu Febiyanti (J2C009019)

Jurusan KimiaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas DiponegoroSemarang 2009HALAMAN PENGESAHAN

Semarang, 17 Desember 2009Praktikan

Devi RhiskianaYRizka Surya PNIM J2C009010NIM J2C009011

Sonita Afrita PAgustiani Y.J2C009012J2C009013

Nova GultomHeru RadityaJ2C009014J2C009015

IbrahimIrine Ayu FJ2C009016J2C009019Mengetahui,Asisten

VirkyanovJ2C005149

DAFTAR ISI

Cover ..i

Halaman pengesahan .ii

Daftar isi iii

I. Tujuan percobaan1

II.Dasar Teori

2.1 Kinetika Reaksi ..................................1

2.2 Laju Reaksi 1

2.3 Persamaan Reaksi ..3

2.4 Tetapan Laju Reaksi ..3

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi ...4

2.6 Orde reaksi .6

2.7 Gambar grafik orde reaksi 8

2.8 Metode pehitungan laju reaksi ...8

2.9 Teori tumbukan ..11

2.10 Macam-macam reaksi kimia dan contoh .11

2.11 Analisa bahan ...15

III.Metode percobaan ...18

3.1 Alat dan bahan ...18

3.2 Skema kerja 20

IV.Data Pengamatan 22

VI.Pembahasan 26

VII.Kesimpulan30

VIII.Daftar pustaka ..31

REAKSI KIMIA : GEJALA UMUM DAN LAJU REAKSII TUJUAN PERCOBAAN1.1 Mampu menjelaskan jenis dan tanda-tanda reaksi kimia1.2 Mampu menentukan nilai parameter laju reaksiII DASAR TEORI2.1 Kinetika ReaksiCabang ilmu kimia yang mempelajari tentang laju reaksi adalah kinetika kimia Kinetika mempunyai dua tujuan yaitu menstimatikan data dan memperkirakan mekanisme reaksinya. Reaksi berlangsung dalam dua fase yang disebut reaksi heterogen.(Keenan, 1984)2.2 Laju ReaksiLaju reaksi menjelaskan seberapa cepat suatu pereaksi dan seberapa cepat bertambahnya reaksi dengan menigkatkan waktu laju awal yang ditentukan dengan membagi penambahan kosentrasi. Laju reaksi sesaat ditunjukan oleh kemiringan garis. Pada grafik konsentrasi dengan waktu . Salah satu tujuan kinetika adalah untuk yang menyakatan laju reaksi melalui hukum laju reaksi

Yang terbentuk : V= k [ A ]m [ B ]nLaju Reaksi adalah perubahan konsentrasi per satuan waktu dengan satuan umum adalah mol detik -1 dm -3. Laju reaksi dinyatakan dalam

Dianggap bahwa volume tidak berubah selama reaksi berlangsung.(Keenan,1990) Laju reaksi adalah perubahan jumlah reaktan dalam satuan waktu .Apabila laju reksi misalnya A+BCDengan,[A] dan [ B ]: Konsentrasi pereaksi[ C ]: Konsentrasi produk pereaksim dan n: Orde reaksik : Konstanta laju reaksi (Soemardjo,1998)

Persamaan ini dapat diintegrasikan secara ulang karena awalnya (saat t=0) konsentrasi A adalah [A] maka pada waktu t, konsentrasi A=[A]t(Keenan, 1990)2.3 Persamaan ReaksiHukum laju dapat ditentukan dari mekanisme yang mempunyai tahap penentu laju reaksi. Jika salah satu reaksi elementer dalam suatu mekanisme berlangsung sangat lambat dibandingkan dengan yang lainnya. Reaksi elementer yang lambat ini adalah tahap penentu laju reaksi.(Pettruci, 1992)2.4 Tetapan Laju ReaksiKonstanta laju reaksi merupakan bilangan konstanta atau tetap yang menyatakan hubungan sebanding dengan besarnya laju reaksi dan berbanding terbalik dengan hasil kali konsentrasi reaktannya. Konstanta laju reaksi ini merupakan bilangan pengali dengan konstanta reaktan yang mendapatkan besaran laju reaksi yang sesuai standar.

Konstanta ini dapat dirumuskan secara sistematis sebagai berikut :

K = Keterangan : v = laju reaksi m,n = orde reaksi [A] = konsentrasi pereaksi A [B] = konsentrasi pereaksi B K = konstanta pereaksi(Petrucci, 1984)2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju ReaksiBerikut ini adalah faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi :1. KonsentrasiLaju reaksi dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi pereaksi. Semakin besar konsentrasi zat pereaksi, maka semakin cepat reaksi itu berlangsung. Sebaliknya, semakin kecil konsentrasi zat pereaksi maka semakin lambat reaksi berlangsung.1. Temperatur atau suhuSemakin tinggi laju reaksi maka suhu akan semakin tinggi.Kenaikan suhu 10C akan menyebabkan 2-3 kali laju reaksi meningkat.1. KatalisKatalis merupakan zat yang dapat mempercepat terjadinya reaksi, dengan jalan pembentukan senyawa perantara atau dengan absorbsi. Molekul yang terabsorbsi akan lebih reaktif daripada molekul yang tidak terabsorbsi.( Petrucci, 1994 )Semua katalisator memiliki sifat yang sama yaitu :1. Katalisator tidak berubah selama reaksi1. Katalisator tidak mempengaruhi letak kesetimbangannya juga tidak mempengaruhi besar tetepan kesetimbangan1. Katalisator tidak dapat mengawali suatu reaksi. Reaksi juga dikatalis harus sudah berjalan walaupun sangat lambat.1. Katalisator yang diperlukan untuk mempercepat reaksi biasanya hanya sedikit. Namun , pada umumnya jumlah katalisator juga mempengaruhi laju reaksi.( Soekardjo, 1984 )1. Luas PermukaanSemakin luas permukaan , maka reaksi akan lebih cepat terjadi, pemecahan zat padat ataupun air menghasilkan luas permukaan yang lebih besar dan membuat lebih banyak permukaan yang tersedia, sehingga tumbukannya semakin besar dan laju reaksi juga besar( Keenan, 1990 )2.6 Orde ReaksiOrde reaksi yaitu semua eksponen dari konsentrasi dalam persamaan laju reaksi. Orde reaksi yang dikenal yaitu :3. Reaksi orde nol

Reaksi yang lajunya dapat ditulis , dimana K merupakan konstanta laju reaksi orde nol. Persamaan ini dinyatakan karena orde nol tidak tergantung pada konsentrasi reaktan. ( Keenan, 1990 )3. Reaksi orde satu

Reaksi yang ordenya berbanding langsung dengan konsentrasi reaktan C]Plot log [ C ] terhadap t merupakan suatu garis lurus dengan K dapat dihitung dari kemiringan garis tersebut.Grafiknya sebagai berikut :

Konsentrasi zat

waktu( Petrucci, 1987 )

3. Orde dua

Laju berbanding langsung dengan kuadrat konsentrasi dari suatu reaktan atau dengan hasil kali konsentrasi yang meningkat sampai penguat satu atau dua dari reaktan tersebut : Grafiknyakonsentrasiwaktu( Petrucci, 1992)3. Orde tiga

Laju berbanding langsung dengan pangkat tiga konsentrasi dari suatu reaktan, yaitu ditunjukan melalui persamaan : Atau sebanding dengan kuadrat konsentrasi dari reaktan dan pangkat satu dari konsentrasi reaktan kedua yaitu :

(Petrucci, 1987) 2.7 Gambar Grafik Orde ReaksikonsentrasikonsentrasiWaktuWaktuOrde reaksi nolOrde reaksi duakonsentrasiWaktu Orde reaksi satu(Petrucci, 1992)2.8 Metode Perhitungan Laju Reaksi2.8.1 Metode IntegralDengan metode ini harga k dihitung dengan persamaan laju menuju integral dari data konsentrasi dan waktu. Untuk reaksi :

Orde 1 :

Orde 2 : Harga a adalah konstan tetapi (a-x) bergantung pada waktu. Jika k yang diperoleh dari berbagai waktu adalah konstan maka orde reaksi adalah satu.(Keenan, 1990)2.8.2 Metode GrafikDari aljabar diketahui bahwa fungsi garis lurus adalah y=ax+b. jika diterapkan pada persamaan untuk orde reaksi satu adalah :log [A] = -kt+log [A]2,303y = a x + bDengan demikian, jika log [A] dialurkan terhadap t dan diperoleh garis lurus maka orde reaksi adalah satu.[A]0

[A]arah lereng=-k arah lereng=k1/[A]0waktu (orde nol)waktu (orde ke dua)

log [A]

arah lereng= waktu (orde ke satu)(Petrucci, 1992)2.8.3 Metode Laju AwalDalam metode ini dilakukan sederetan eksperimen dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Kemudian dengan membandingkan laju awal, maka dapat ditarik kesimpulan tentang laju reaksi. 2.8.3.1 Cara Waktu FraksiMetode ini hanya digunakan untuk reaksi-reaksi yang berkaitan dengan zat-zat yang bereaksi yang mempunyai konsentrasi sama dan biasanya digunakan waktu paro.Hukum laju dapat ditentukan dari mekanisme yang mempunyai tahap penentu laju reaksi. Jika salah satu reaksi elementer dalam suatu mekanisme berlangsung sangat lambat dibandingkan dengan yang lainnya. Reaksi elementer yang lambat ini adalah tahap penentu laju reaksi.(Pettruci, 1992)2.9 Teori TumbukanTeori tumbukan menjelaskan reaksi berdasarka tumbukan molekul yaitu frekuensi tumbukan dan probabilitas yang memungkinkan tumbukan menjadi reaksi kimia. Menurut teori tumbukan sederhana laju reaksi didasarkan pada: 1.Jumlah per satuan volume per satuan waktu2.Molekul-molekul yang diambil bagian dalam tumbukan harus mempunyai energi yang cukup ( energi pengaktivasi ). Sebelum molekul-molekul tersebut dapat diubah menjadi produk. Energi aktivasi adalah energi yang dimiliki yang harus dimiliki molekul untuk dapat bereaksi. Semakin tinggi energi aktivasi semakin kecil fraksi yang kereaktifannya semakin lambat ketika reaksi berlangsung.( Petrucci,1992)2.10 Macam-Macam Reaksi Kimia dan ContohnyaReaksi kimia didefinisikan sebagai reaksi atau proses yang menghasilkan jenis baru. Reaksi kimia ditandai dengan adanya gejala- gejala yang dapat diamati. Gejala tersebut dapat berupa timbulnya gas, terbentuknya endapan, perubahan temperatur, perubahan warna, perubahan rasa dan perubahan bau. Jenis-jenis reaksi kimia adalah :

2.10.1 Reaksi Penetralan (netralisasi)Reaksi penetralan adalah reaksi yang terjadi antara asam dan basa. Menurut teori Arhenius adalah interaksi antara ion hydrogen dan ion hidroksida, yang dirumuskan :

H+ + OH- H2OGejala reaksi dari reaksi ini adalah tidak terjadi perubahan apapun karena reaksi bersifat netral. Contoh reaksi

2 NaOH + H2SO4Na2SO4 + 2H2O(Keenan, 1989)Biasanya terjadipada reaksi asam basa.hasil netralisasi antara lain dari asam basa adalah garam.Apabila sejumlah asam dan basa murni yang ekuivalen,dicampur larutannya.Jika persamaan reaksi dinyatakan sebagai interaksimolekul-molekul.

HCL + NaOH NaCl + H2O (asam) (basa) (garam) (Vogel,1985)

2.10.2 Reaksi Pembentukan EndapanAdalah reaksi yang digunakan dalam analisis organik yang melibatkan pembentukan endapan. Endapan terbentuk jika larutan terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.Gejala reaksi yang terjadi adalah terbentuk endapanContoh reaksi pembentukan endapan adalah

H2SO4 + (CH3COO)2Pb PbSO4 + 2CH3COOH (endapan putih)(Brady, 1994)2.10.3Reaksi pembentukan kompleksAdalah suatu kumpulan dari reaksi reaksi dasar yang memberikan produk yang diperlukan atau menguraikan mekanisme suatu reaksi.Gejala reaksi yang terjadi adalah perubahan warna dalam larutan, merupakan penyebab dari melarutnya endapan dalam reagensia yang berlebih.Contoh reaksi pembentukan kompleks adalah

Cu2+ + 4NH3 Cu(NH3)42+ (biru) (biru tua)(Keenan, 1990)

2.10.4 Reaksi Pertukaran Muatan Reaksi dari matematis (perpindahan rangkap) menyangkut suatu larutan dan pertukaran dari ation dan anionnya. Reaksi pertukaran muatan adalah

Kedua reaksi dari persamaan ini larut dalam air. Karena semua senyawa dalam persamaan ini adalah garam yang bereaksi dengan elektrolit kuat.(Brady, 1999) 2.10.5 Reaksi Pembentukan GasBila logam bereaksi dengan asam pusat akan menimbulkan gas. Reaksi ini disebut juga dengan reaksi pendesakan logam-logam yang digunakan adalah logam yang mudah tereduksi. Reaksi pembentukan gas adalahLogam + asam kuat encer garam + H2O3Al + 6 HCl 2AlCl3 + 3H2 (Rosenberg, 1984)

2.11 Analisa Bahan0. NaOHSifat fisik: Berupa padatan putih, higroskopik, titik didih 139C, titik leleh 3,18C dan larut dalam airSifat kimia: Bersifat higroskopis , sangat korosif terhadap jaringan organik, menyerap gas CO2 membentuk Na2CO3(Mulyono, 2001)0. HClSifat fisik: Berbentuk larutan, tidak berwarna, berbau tajam, larut dalam air, titik didih 95C, titik leleh 51C.Sifat kimia: Bersifat asam, dibuat dengan mereaksikan NaCl dengan H2SO4 pekat, bersifat racun, dapat larut dalam air dan benzena(Basri, 1996)0. H2SO4Sifat fisik: Berupa cairan, berminyak, berwarna coklat gelap.Sifat kimia : Sangat korosif, bersifat racun, melarutkan semua logam, larut dan terpisah dalam air dan mengeluarkan panas, dapat menyebabkan ledakan dan menyebabkan iritasi.(Basri, 1996)0. Aquades (H2O)Sifat fisik:Titik beku 0C, titik didih 100C, tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau, pH netral (7), terdapat dalam bentuk padat, cair dan gas.Sifat kimia: Merupakan persenyawaan hydrogen dan oksigen, merupakan zat pelarut yang sangat baik, terdapat dalam keadaan tidak murni di alam.(Basri, 1996)0. PbOAcSifat fisik: Berupa kristal, dan berwarna putihSifat kimia: Larut dalam air(Basri, 1996)

0. Logam MgSifat fisik: Logam alkali tanah berwarna putih keperakan, bersifat ringan, mudah larut dalam air.Sifat kimia: Dapat ditempa, relatif stabil di udara, dalam keadaan serbuk akan menyala terang dan berwarna putih bila dipanaskan.(Mulyono, 2001)0. CuSO4Sifat fisik: Berupa cairan, berwarna putih atau kuning.Sifat kimia: Larut dalam air, sebagai cairan denhidrasi bereaksi dengan logam Zn dan bersifat higroskopis (Mulyono, 2001)

III. METODE PERCOBAAN3.1 Alat3.1.1 Tabung Reaksi3.1.2 Pipet Tetes3.1.3 Stopwatch3.1.4 Gelas Ukur3.1.5 Gelas Beaker3.1.6 Corong kaca3.1.7 Labu Ukur3.1.8 Pipet Gondok3.2 Bahan3.2.1 NaOH3.2.2 HCl3.2.3 H2SO43.2.4 PbOAc3.2.5 CuSO43.2.6 Mg3.2.7 Aquades3.3 Gambar Alat3.3.1 Tabung reaksi 3.3.2 Pipet tetes 3.3.3 Gelas ukur

3.3.4 corong kaca 3.3.5 Gelas beker 3.3.6 Labu ukur

3.3.7 Stopwatch3.3.8 Pipet gondok

3.4 Skema Kerja3.4.1 Mengenal Jenis-Jenis Reaksi Kimia

PbOAcNaOH

Tabung Reaksi IITabung Reaksi I- Penambahan H2SO4 pekat - Penambahan HCl

HasilHasil- Pengamatan - Pengamatan

AquadesHCl

Tabung Reaksi IVTabung Reaksi III

- Penambahan Mg - Penambahan CuSO4

HasilHasil- Pengamatan - Pengamatan1.

aa

3.4.2 Menilai Laju Reaksi dan Menentukan Ordenya

HCl 0,6 MHCl 0,4 M

Tabung Reaksi IITabungReaksi I

- Pemasukan logam Mg - Pemasukan logamMg - Penghidupan stopwatch - Penghidupan stopwatch - Pencacatan waktu - Pencatatan waktu

Hasil sampaiMg habis Hasilsampai Mg habis

HCl 1 MHCl 0,8 MTabung Reaksi III

Tabung Reaksi IV

1. Pemasukan logam Mg - Pemasukan logam Mg1. Penghidupan stopwatch - Penghidupan stopwatch1. Pencacatan waktu - Pencatatan waktusampai Mg habis sampai Mg habis

HasilHasil

IV DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN4.1 Data PengamatanNoPerlakuanHasil Pengamatan

1Mengenal reaksi-reaksi kimiaa. Pencampuran 2mL NaOH + 2 mL H2SO4Warna dari NaOH yang semula bening setelah penambahan H2SO4 warnanya tidak berubah tetap bening sesudah dan sebelum reaksi

b. Pencampuran 2mL Pb(CH3COOH)2 + 2mL HClWarnanya Pb(CH3COOH)2 Yang semula berwarna bening setelah penambahan HCl warnanya menjadi putih keruh dengan endapan putih dibawahnya

c. Perncampuran 2mL HCl + logam MgWarnanya yang semula HCl bening setelah penambahan logam Mg warnanya menjadi berwarna putih keruh dan ada gelembung-gelembung gas

d. Pencampuran 2mL H2O + 2mL CuSO4Warna H2O yang semula bening setelah penambahan CuSO4 warnanya menjadi biru muda

2Menilai Laju Reaksi dan menentukan ordenyaa.5mL HCl 1 M + logam Mg Pengukuran waktu dengan stopwatch dari mulai pemasukan Mg hingga logam Mg tepat habisTerdapat gelembung,reaksi sangat cepat, timbul panas

b. 5mL HCl 0,8 M + Logam Mg Pengukuran waktu dengan stopwatch dari mulai pemasukan Mg hingga logam Mg tepat habisTerdapat gelembung, reaksi cepat, timbul panas

c. 5mL HCl 0,6 M + logam MgPengukuran waktu dengan stopwatch dari mulai pemasukan Mg hingga logam Mg tepat habisTerdapat gelembung, reaksi agak lambat, timbul panas

pemasukan Mg hingga logam Mg tepat habis

4.2 PerhitunganNoKonsentrasi HClWaktu (t)Log konsentrasi HCl (x)log (y)

10.49510.001051525-0.397940009-2.978180517

20.65690.001757469-0.22184875-2.755112266

30.82900.003448276-0.096910013-2.462397998

412020.0049504950-2.305351369

xYx.yx

-0.397940009-2.9781805171.1851371810.158356251

-0.22184875-2.7551122660.6112182110.049216868

-0.096910013-2.4623979980.2386310220.009391551

0-2.30535136900

x=-0.716698771y=-10.50104215x.y=2.034986414x2=0.21664669

n(xy)(xy)n((x))((x))

2.0349864147.5260840070.2169646690.513657129

Orde(m) =n(xy)-(xy)

n((x))-(x)

=4x2.034986414-7.526084007

4x0.216964669-0.513657129

=1.733085741

Nilai k adalah v = k[A]m [B]nlog = log k + m log [A] + n log [B]log = log k + m log [A]-2,978180517 = log k + 1,7 log [0.4]-2,978180517 = log k + 1,7 (-0,397740008)-2,978180517 = log k 0,676498014742log k = 0,676498014742 2,978180517log k= -2,301682502k= 4,992493384 x 10-3

GAMBAR GRAFIK LAJU REAKSI

Grafik ini merupakan grafik hubungan log [HCl], dimana konsentrasi yang digunakan adalah 0,4 M; 0,6 M; 0,8 M dan 1M dengan waktu reaksi terhadap HCl adalah 951s; 569s; 290s; 202s. Dari data yang diperoleh dihasilkan garis linear dengan persamaan y: 1.733x-2.314. Berdasarkan persamaan garis tersebut dapat diketahui orde reaksinya adalah 1.

V. PEMBAHASAN5.1. Menentukan Reaksi-Reaksi KimiaDalam percobaan ini praktikan diharapkan dapat membedakan jenis-jenis dari reaksi kimia. Adapun reaksi-reaksinya adalah reaksi pembentukan gas, pembentukan endapan, pembentukan ion kompleks, dan reaksi netralisasi.5.1.1. Reaksi NetralisasiTujuan dari percobaan ini adalah untuk menetralkan suatu larutan sehingga diperoleh pH yang netral. Reaksi netralisasi biasanya terjadi antara asam kuat dan basa kuat , dimana dalam percobaan ini digunakan 2 mL H2SO4 dan 2mL NaOH. Dalam hal ini warna dari NaOH semula bening setelah penambahan H2SO4 warna tetap bening dan tidak terjadi perubahan apapun. Reaksi yang berlangsung adalah NaOH (aq)+ H2SO4 (aq) Na2SO4 (aq) + H2O (l)(Basri, 1996) 5.1.2 Reaksi Pembentukan EndapanTujuan dalam percobaan ini untuk mengetahui gejala-gejala dalam reaksi pembentukan endapan, dimana dalam percobaan ini dicampurkan antara 2 mL Pb(CH3COO)2 dan 2 mL HCl. Semula larutan dari Pb(CH3COOH)2 adalah bening tetapi setelah penambahan 2 mL HCl larutanmenjadi keruh dan lama kelamaan timbul endapan putih di dasar tabung reaksi.Reaksi yang berlangsung adalahPb(CH3COOH)2 (aq)+ HCl (aq) PbCl2 (s) + CH3COOH(l)Endapan yang terjadi adalah dari PbCl2 yang berwarna putih. (Keenan, 1991) 5.1.3 Reaksi Pembentukan GasTujuan dalam percobaan ini adalah untuk mengetahui gejala-gejala yang terjadi saat reaksi pembentukan gas. Dalam percobaan ini dicampurkan 2mL HCl dan sekeping logam Mg. Semula HCl berwarna bening , tetapi setelah penambahan logam Mg warna larutan menjadi keruh serta timbul gelembung-gelembung gas di sekitar logam Mg, lalu gelembung tersebut menempel di dinding tabung reaksi.Reaksi yang berlangsung adalahHCl(aq) + Mg(s) MgCl2(aq) + H2(g)Melalui persamaan reaksi diatas diketahui bahwa gelembung yang terjadi adalah berasal dari H2.

5.1.4 Reaksi Pembentukan Ion KompleksTujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui ion kompleks serta perubahan warna larutan. Dalam percobaan ini dicampurkan antara 2 mL CuSO4.xH2O dan 2 mL H2O. Semula 2 mL CuSO4.xH2O biru, setelah penambahan 2 mL H2O warnanya menjadi biru muda.Reaksinya adalah CuSO4(aq) + H2O(l) [Cu(H2O)]2+ + SO42-Perubahan warna pada larutan itu akibat pengaruh ion kompleks cuprum yang menghasilkan warna biru. (Rosenberg, 1984)5.2. Menentukan Nilai Laju dan Orde ReaksiDalam percobaan ini logam Mg dipotong kecil-kecil dengan ukuran yang sama, hal ini dilakukan agar dalam penentuan laju reaksi dari setiap tabung tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya logam Mg. Lalu praktikan mempersiapkan 4 tabung reaksi yang masing-masing berisi HCl 0,4 M ; 0,6 M ; 0,8 M ; 1,0 M dan memasukkan logam Mg kedalam masing-masing tabung. Tujuan dilakukan variasi adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju reaksi atau kecepatan reaksi semakin tinggi konsentrasi maka semakin cepat reaksi karena semakin tinggi konsentrasi maka partikel dari zat tersebut semakin banyak sehingga bereaksi lebih cepat. Saat logam Mg sudah menyentuh larutan, maka stopwatch dihidupkan dan dihentikan saat logam Mg sudah benar-benar habis bereaksi. Dari hasil percobaan diperoleh waktu yang berbeda-beda untuk setiap tabung reaksi, hal ini dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi HCl pada tiap tabung. Semakin tinggi konsentrasi maka akan semakin cepat reaksi berlangsung, seperti pada percobaan kali ini dapat diamati reaksi tercepat yaitu pada HCl dengan konsentrasi 1M selama 202 detik. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi pembentukan gas , sehingga saat Mg dimasukkan dalam larutan HCl menghasilkan gelembung-gelembung gas H2 , dengan persamaan reaksi berikut :HCl(aq) + Mg(s) MgCl2(aq) + H2(g)(Petrucci, 1992)Dalam percobaan ini 2 mL Pb(CH3COOH) dicampur dengan 2 mL HCl, setelah itu dilakukan penggojogan. Hal ini dilakukan agar tumbukan antar partikel semakin cepat sehingga reaksi yang terjadi juga semakin cepatDari data yang diperoleh, nilai orde dihitung melalui dua cara yaitu metode grafik dan metode perhitungan. Melalui metode grafik didapatkan nilai orde reaksi sebesar 1,733 sedangkan melalui metode perhitungan didapatkan nilai orde reaksi sebesar 1,733085741.

VI. KESIMPULAN6.1. Reaksi kimia adalah suatu proses pencampuran antara dua atau lebih larutan yang menghasilkan suatu produk atau zat baru. Jenis-jenis reaksi kimia meliputi netralisasi, reaksi pembentukan endapan, reaksi pembentukan ion kompleks dan reaksi pembentukan gas.6.2. Dari hasil percobaan nilai orde reaksi yang diperoleh adalah 1,7331 dan nilai k adalah 4,992493384 x 10-3.

VII. DAFTAR PUSTAKABasri, S., 1996, Kamus Kimia, Rineka Cipta, Jakarta.Brady, J., 1994, Kimia Universitas Asas dan Stuktur, jilid 1, edisi kelima, Erlangga, Jakarta.Keenan, Kleinfelter, and Wood, 1990, Kimia Universitas, Erlangga, Jakarta.Keenan, C., 1991, Ilmu Kimia untuk Universitas, edisi keenam, The University of Tennese Knoxville, Erlangga, Jakarta.Mulyono, 2001, Kamus Kimia, Rineka Cipta, Jakarta.Petrucci, R., 1999, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.Petrucci, R., 1985, General Chemistry, Erlangga, Jakarta.Rosenberg, J. L., 1996. Kimia Dasar, edisi keenam, Erlangga, Jakarta.Soekardjo, 1997, Kimia Fisika, PT Rineka Cipta, Jakarta.Soemardjo, D., 1998, Kimia Kedokteran UNDIP, edisi ketiga, UNDIP Press, Semarang.Vogel, 1985, Buku Teks Analisis Organik Kualitatif Makro dan Semi Mikro, edisi lima, PT Kalman Media Pustaka, Jakarta.